Anda di halaman 1dari 216

PENGANTAR

AKUNTANSI
Pengantar Akutansi

Charly Marlinda, SE.,M.Ak.,Ak.,CA, Ranti Utami, S.E., M.Si., Ak. CA,


Sri Kurnia, S.E., Ak., M.Si., CA, Muhammad Isa Alamsyahbana,
SE.,M.Ak, Andres Putranta Sitepu, S.E., M.Ak, Hendy Satria, S.E., M.Ak,
Rachmad Chartady, S.E., M.Ak,

Editor : Moh Suardi


ISBN : 978-623-8323-12-8
Design Cover : Taufik Akbar
Layout : Ananda Emellya Agustanty
Ukuran Buku : 14.8x21
Cetakan Pertama : JULI 2023
CV. AZKA PUSTAKA
Email : penerbitazkapustaka@gmail.com
Website: www.penerbitazkapustaka.co.id
Website: www.penerbitazkapustaka.com
HP/Wa : 081372363617/083182501876
Jl. Jendral Sudirman Nagari Lingkuang Aua
Kec. Pasaman, Kab. Pasaman Barat, Sumatera
Barat Pos : 26566
Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang. Dilarang Memperbanyak
Karya Tulis Ini Dalam Bentuk Apapun Tanpa Izin Penerbit
UU NO. 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA

1. Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak


ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i
untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana
penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta
atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi
Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c,
huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)
tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah).

ii
PENGANTAR
AKUNTANSI

Charly Marlinda, SE.,M.Ak.,Ak.,CA


Ranti Utami, S.E., M.Si., Ak. CA
Sri Kurnia, S.E., Ak., M.Si., CA
Muhammad Isa Alamsyahbana, SE.,M.Ak
Andres Putranta Sitepu, S.E., M.Ak.
Hendy Satria, S.E., M.Ak.
Rachmad Chartady, S.E., M.Ak.

PENERBIT CV. AZKA PUSTAKA

iii
KATA PENGANTAR
Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau
pemberian kepastian tentang informasi yang akan
membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat
keputusan lainnya membuat keputusan alokasi sumber
daya dalam perusahaan, organisasi dan instansi
pemerintah. Akuntansi adalah seni batin mengukur,
mengkomunikasikan, dan menginterpretasikan aktivitas
keuangan. Secara garis besar, akuntansi juga dikenal
sebagai “bahasa bisnis"

Akuntansi sering kita dengar dalam bahasa


perusahaan, yaitu menyediakan informasi data keuangan
perusahaan dapat digunakan dalam pengambilan
keputusan bagi mereka yang membutuhkan akuntansi.
Nilai perusahaan, untung/rugi perusahaan merupakan
alat ukur dalam mengelola perusahaan dan akuntansi
dapat menentukan jumlah modal dan perkembangan
perusahaan dari tahun ke tahun tahun. Dalam menentukan
pajak maka diperlukan proses akuntansi, di kebijakan
manajer kegiatan operasional perusahaan sangat berguna
dengan data keuangan perusahaan, dan dengan proses
akuntansi, bisa menjelaskan kepada pihak ketiga seperti
bank atau investor mengenai kondisi tersebut perusahaan
dengan baik ketika suatu saat membutuhkan kredit usaha.

penulis

iv
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................. iv
Daftar Isi ....................................................................... v
BAB I Gambaran Tentang
Informasi Akuntansi ...................................... 1
A. Sejarah Akuntansi............................................. 2
B. Kegunaan Informasi Akuntansi ..................... 3
C. Pengertian Akuntansi ...................................... 6
D. Pemakai Informasi Akuntansi ........................ 7
E. Bidang-Bidang Akuntansi ............................... 8
F. Pendidikan Akuntansi ..................................... 11
G. Pengertian Perusahaan Bentuk Badan
Usaha dan Jenis Perusahaan ........................... 13

BAB II Persamaan Akuntansi ................................... 19


A. Nilai Transaksi .................................................. 20
B. Persamaan Akuntansi ...................................... 22
C. Mencatat Transaksi Usaha dalam
Persamaan ......................................................... 27
D. Laporan Keuangan ........................................... 28

BAB III Siklus Akuntansi (Tahap Pencatatan)-


Akuntansi Untuk Perusahaan Jasa ......... 41
A. Siklus Akuntansi............................................... 42
B. Bukti Transaksi ................................................. 53
C. Jurnal Umum .................................................... 59

v
D. Posting Ke Buku Besar .................................... 62
E. Neraca Saldo ..................................................... 63

BAB IV Akuntansi Perusahaan Dagang ................. 67


A. Akuntansi Untuk Pembelian (Accounting
For Purchases) .................................................... 68
B. Akuntansi Untuk Penjualan (Accounting
For Sales) ............................................................ 69
C. Potongan Penjualan (Sales Discounts)................ 73
D. Retur Dan Pengurangan Penjualan (Sales
Return And Allowances)...................................... 74

BAB V Akun Dan Manfaatnya ................................. 77


A. Pengertian Transaksi Bisnis Perusahaan ...... 78
B. Dokumen Awal Pencatatan Akuntansi
Perusahaan ........................................................ 80
C. Bukti Dokumen Transaksi .............................. 84
D. Akun dan Transaksi Perusahan ..................... 89

BAB VI Buku Besar Pembantu ................................ 96


E. Buku Besar Pembantu ..................................... 97
F. Macam Macam Buku Besar Pembantu ......... 98
G. Bentuk Buku Besar Pembantu ........................ 100
H. Cara Pencatatan Buku Besar Pembantu........ 102

BAB VII Pengertian Kas ........................................... 105


A. Pengertian kas .................................................. 106
B. Pengendalian intern ......................................... 107
C. Kas Kecil ............................................................ 109
vi
BAB VIII Pengertian, Penilaian Dan Pelaporan
Piutang ..................................................... 112
A. Pengertian Piutang ............................................ 113
B. Jenis-Jenis Piutang ............................................ 115
C. Faktor Yang Mempengaruhi Piutang Tak
Tertagih .............................................................. 117
D. Penghapusan Piutang ...................................... 120
E. Metode pencatatan Penghapusan Pitang ...... 122

BAB IX Mengenai Beban Dibayar Dimuka,


Pendapatan Yang Masih Harus
Diterima .......................................................... 128
A. Beban Dibayar Dimuka ................................... 129
B. Pendapatan Diterima Di Muka ...................... 132
C. Piutang Pendapatan atau Pendapatan yang
Masih Harus Diterima ..................................... 135
D. Utang Beban Atau Beban Yang Masih
Di Bayar ............................................................. 137

BAB X Penilaian Dan Pelaporan Persediaan


Barang Dagang ............................................... 139
A. Penilaian Dan Pelaporan Persediaan
Dalam Laporan Keuangan ............................... 140
B. Penetapan Harga Pokok Persediaan .............. 146
C. Tujuan Strategi Penetapan Harga .................. 151
D. Metode Dalam Penetapan Harga Jual ........... 153

vii
BAB XI Prinsip Dan Prosedur Serta Teknik
Pencatatan Perolehan Aset Tetap ............ 164
A. Pengertian Aset Tetap ..................................... 165
B. Perolehan Aset Tetap ....................................... 168
C. Penyusutan........................................................ 173
D. Metode penyusutan ......................................... 175

BAB XII Konsep, Prinsip Dan Prosedur Serta


Teknik Pencatatan Disposal Aset
Tetap.............................................................. 184
A. Penjualan aset ................................................... 185
B. Penukaran aset ................................................. 187
C. Penghapusan aset ............................................. 190
D. Pengeluaran pendapatan ................................ 197
E. Penyajian dalam laporan keuangan ............... 200

Daftar Pustaka ............................................................. 203

viii
BAB I
GAMBARAN TENTANG
INFORMASI AKUTANSI

1
A. Sejarah Akutansi
Menurut sejarah ilmu akuntansi muncul pertama kali
pada tahun 1494. Yang mana kala itu ada seorang
matematikawan bernama Luca Paciolo yang berhasil
membukukan pencatatan keuangan dengan model
berpasangan. Buku yang dicetak oleh matematikawan
sekaligus pemuka agama ini diberi nama atau judul
Summa De Arithmetica Proportioni et Proportionita. Isi
dari buku adalah metode pembelajaran cara mengelola
keuangan yang dibuat secara khusus untuk para
usahawan di kala itu.
Sistem pembukuan berpasangan yang sudah tersebar
di Eropa Barat mengalami perkembangan yang sangat
signifikan. Terutama di zaman pertengahan
pertengahan, yang mana saat itu terjadi penutupan
perdagangan progresif dari Venesia Italia ke Eropa
barat. Bahkan Inggris sempat menjadi pusat
perdagangan di masa revolusi industri ini.
Karena eksodus para pedagang yang terbiasa
melakukan pencatatan pembukuan, maka pembukuan
mulai berkembang sistem akuntansi yang beredar di
Inggris. Versi-versi inilah yang sejatinya mulai dikenal
dengan istilah kontinental di Belanda dan Anglo Saxon
2 di Amerika. Ini terjadi kira-kira pada abad ke 19, Pada
abad tersebut, Amerika Serikat mempatenkan teori
Anglo Saxon 2 menjadi teori yang lebih komprehensif
yang disebut dengan istilah Teori akuntansi dan ini
yang dianggap cikal bakal lahirnya teori akuntasi
modern.

2
Sejarah akuntansi di Indonesia dinyatakan muncul
pertama kali pada abad 1642, dimana pada saat itu,
masyarakat tradisional sudah mengenal pencatatan
keuangan termasuk perhitungan laba rugi. Kemampuan
ini dibawa oleh pedagang-pedagang dari luar negeri
yang memang menjajakan barang dagangannya di
Indonesia. Negara yang dianggap pertama kali
mengenalkan konsep akuntansi di Indonesia adalah
Belanda, Portugis dan Spanyol. Menurut kabarnya
negara-negara ini mendapatkan pengetahuan tersebut
dari Romawi pada abad sebelumnya.

B. Kegunaan Informasi Akutansi


Akuntansi sering disebut sebagai bahasa bisnis
(business language), atau lebih tepatnya sebagai bahasa
pengambilan keputusan. Definisi akuntansi dapat
dirumuskan melalui 2 (dua) sudut pandang, yakni
definisi dari sudut pandang pengguna jasa akuntansi
dan definisi dari sudut pandang proses kegiatannya.
Ditinjau dari sudut pandang pengguna jasa
akuntansi, akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu
disiplin ilmu atau aktivitas jasa yang menyediakan
informasi yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan suatu
entitas atau transaksi yang bersifat keuangan. Kegunaan
informasi akuntansi ialah untuk:
1. Membuat perencanaan yang efektif, sekaligus
mengadakan pengawasan, serta pengambilan
keputusan ekonomi yang tepat oleh manajemen.
2. Pertanggungjawaban entitas kepada para investor,
kreditor, pemerintah, dan sebagainya.

3
Mungkin jika bisnis yang dijalankan hanyalah bisnis
kecil dan Direktur dalam bisnis tersebut adalah pendiri
dan juga pemilik bisnis, tentu informasi yang
dihimpunnya tidak perlu disampaikan kepada pihak-
pihak lain.
Sementara, untuk bisnis yang lebih besar.
Keberadaan informasi akuntansi akan sangat penting
untuk menjelaskan bagaimana kondisi perusahaan
keuangan yang sebenarnya. Hasilnya akan diserahkan
kepada pihak-pihak, yaitu:
1. Investor
Umumnya sebuah perusahaan memiliki pemilik
modal yang menanamkan modalnya. Pemilik modal
ini mungkin saja bukan si CEO perusahaan tersebut
saja, bisa juga ada orang lain di dalamnya. Ketika, si
pemilik modal menanam modalnya, tentu dia selalu
ingin secara up to date mengetahui kondisi keuangan
perusahaan yang mereka tanamkan modal. Namun,
jika pihak manajemen sedang mencari investor untuk
modal perusahaan. kepemilikan laporan keuangan
sangat penting untuk diserahkan kepada investor.
Investor akan melihat apakah bisnis atau perusahaan
tersebut layak untuk mereka tanamkan modal atau
tidak. Bagi investor internal, informasi akuntansi
akan menjadi salah satu bentuk evaluasi mengenai
kondisi perusahaan sesungguhnya. Bagaimana
investor nantinya memberikan saran-saran kepada
manajemen berdasarkan informasi akuntansi yang
terhimpun.

4
2. Pemilik Usaha
Kegunaan informasi akuntansi bagi usaha yang
mungkin saja Anda dirikan akan menjadi informasi
penting dalam bisnis Anda. Sebagai pemilik bisnis,
Anda akan melihat seberapa baik bisnis Anda
berdasarkan apa yang Anda lihat pada laporan
keuangan.
3. Kreditor
Jika ingin berencana untuk meminjam dana
kepada pihak bank, itu perlu menyajikan laporan
keuangan secara lengkap kepada pihak bank.
Sebelum mereka mengucurkan dana kepada
peminjam, mereka akan melihat bagaimana kondisi
laporan keuangan peminjam. Pihak bank tidak mau
mengucurkan dana mereka, ketika mereka tidak bisa
melihat laporan keuangan sebuah bisnis. Sangat
penting menyediakan laporan keuangan setiap
periode untuk memudahkan seseorang dalam
melakukan pencatatan akuntansi yang tepat untuk
bisnis.
4. Pihak Pajak
Kegunaan Informasi akuntansi berikutnya yang
perlu diketahui oleh para pebisnis, kegunaannya
sangat penting untuk pihak pajak. Saat seorang
pebisnis memiliki laporan keuangan yang sesuai
dengan kondisi keuangan bisnisnya, maka pebisnis
akan membayar pajak sesuai dengan laporan
keuangannya.

5
C. Pengertian Akuntansi
Menurut Mursyidi (2010:17) menyatakan bahwa
akuntansi adalah proses pengidentifikasian data
keuangan, memproses pengolahan dan penganalisisan
data yang relevan untuk diubah menjadi informasi yang
dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.
Hery (2012:6) menyatakan akuntansi (accounting)
adalah sebuah sistem informasi yang memberikan
laporan kepada para pengguna informasi akuntansi
atau kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan
terhadap hasil kinerja dan kondisi keuangan
perusahaan.
Definisi akuntansi menurut American Institute of
Certified Public Accounting (AICPA) yang
diterjemahkan oleh Harahap (2011:4), akuntansi
diartikan sebagai proses informasi dalam hal
mempertimbangkan berbagai alternatif dalam
pengambilan keputusan oleh para pemakai.
Dari pengertian akuntansi diatas dapat disimpulkan
bahwa akuntansi adalah proses mengidentifikasi,
mengukur, dan menyampaikan informasi keuangan
yang berguna bagi pihak internal maupun eksternal
mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi suatu
perusahaan yang menghasilkan dalam bentuk laporan
keuangan. Laporan keuangan suatu badan usaha harus
memiliki kualitas yang diperlukan oleh berbagai pihak
yang memerlukan informasi keuangan tersebut.

6
D. Pemakai Informasi Akuntansi
Beberapa pihak yang dapat memanfaatkan
informasi yang disediakan sistem informasi akuntansi,
atau dengan kata lain pemakai informasi akuntansi di
antaranya yaitu:
1. Pihak eksternal, yaitu meliputi pelanggan, pemasok,
pemegang saham, instansi pemerintah, dan auditor.
Yang dimaksud dengan pihak eksternal adalah
pihak-pihak yang berkepentingan dengan suatu
usaha atau perusahaan, tetapi merupakan pihak di
luar perusahaan. Contohnya, bank sebagai pemberi
kredit (pinjaman). Jadi bank perlu memastikan
apakah debiturnya (perusahaan) yang memberikan
fasilitas kredit ini dapat melunasi seluruh
pinjamannya pada waktu yang telah ditetapkan,
sehingga bank terhindar dari permasalahan kredit
macet. Bagaimana pihak bankmendapatkan data
atau informasi yang berhubungan dengan
perusahaan sebagai debiturnya? Bank memperoleh
data dan informasi berdasarkan catatan akuntansi
yang dibuat berupa laporan keuangan dari
perusahaan yang mendapatkan kredittadi. Dengan
berulang kali membaca materi pemakai akuntansi
ini akan memudahkan seseorang untuk memahami
dan membedakan pihak ekstern yang menggunakan
informasi akuntansi. Sekarang mari kita lanjutkan
dengan sejarah tingkat akuntansi.
2. Pihak internal, yaitu meliputi manajemen dan
karyawan. Sistem informasi akuntansi menyiapkan
informasi bagi manajemen dengan melaksanakan
operasi-operasi tertentu atas semua sumber data
7
yang diterimanya, dan juga mempengaruhi
hubungan organisasi perusahaan dengan
lingkungan sekitarnya. Yang dimaksud dengan
pemakai (pihak) intern adalah pihak yang
menyelenggarakan usaha, seperti rumah tangga
konsumen (RTK) dan rumah tangga produksi (RTP)
yang dalam hal ini adalah pimpinan perusahaan
(manajer) yang bertanggung jawab dalam
pengambilan suatu keputusan.
Setiap rumah tangga konsumen dan rumah
tangga produksi memerlukan informasi keuangan
untuk mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu
mencapai laba maksimal dengan pengorbanan
tertentu. Oleh karena itu diperlukan suatu cara
pencatatan yang sistematis agar dapat menaganlisis
transaksi keuangan menjadi informasi ekonomi
yang berguna. kebaikan Anda memberi contoh
rumah tanggakonsumen? Baiklah, contohnya toko
pemilik, setiap hari membuat catatan tentang
pengeluaran uang dan penyelesaian uang. Dengan
adanya kegiatan pencatatan (akuntansi) tadi maka
pemilik toko dapat mengetahui informasi keadaan
keuangan dari upaya pada saat tertentu.

E. Bidang-Bidang Akuntansi
1. Akuntansi Keuangan
Akuntansi Keuangan merupakan akuntansi
yang sasaran (objek) kegiatannya adalah transaksi
keuangan yang menyangkut perubahan harta,
hutang dan modal suatu perusahaan. Akuntansi
Keuangan bertujuan menyajikan laporan keuangan
8
untuk kepentingan pihak intern perusahaan
(manajemen) dan pihak-pihak ekstern, misalnya
bank, investor, pemerintah dan masyarakat umum.
2. Akuntansi Biaya
Akuntasi Biaya merupakan akuntasnsi yang
menjadi sasaran kegiatannya adalah transaksi
keuangan yang berhubungan dengan biaya-biaya,
misalnya biaya-biaya yang berhubungan dengan
proses pembuatan produk. Biaya Akuntansi
bertujuan menyediakan informasi biaya yang
diperlukan untuk kepentingan magang (pimpinan
perusahaan), yaitu untuk menilai pelaksanaan
operasi perusahaan dan menentukan rencana
kegiatan masa yang akan mendatang.
3. Akuntansi Perpajakan
Akuntansi perpajakan adalah akuntansi yang
kegiatannya berhubungan dengan pembelian objek
pajak yang menjadi beban perusahaan, serta
perhitungannya untuk kepentingan pelaporan pajak.
Kegiatan Akuntansi Perpajakan berfungsi
membantu manajemen dalam menentukan pilihan-
pilihan transaksi yang akan terjadi, sehubungan
dengan pertimbangan-pertimbangan perpajakan.
Oleh karena itu, akuntansi yang bekerja di bidang
ini harus mengetahui benar tentang undang-undang
perpajakan yang berlaku.
4. Akuntansi Anggaran
Akuntansi Anggaran adalah akuntansi yang
kegiatannya berhubungan dengan pengumpulan
dan pengolahan data operasi keuangan yang sudah
terjadi, serta taksiran kemungkinan yang akan
9
terjadi, untuk penetapan rencana operasi keuangan
operasi perusahaan keuangan (anggaran) dalam
suatu periode tertentu.
5. Akuntansi Pemeriksaan (Auditing)
Akuntansi Pemeriksaan merupakan
akuntansi yang kegiatannya berhubungan dengan
pemeriksaan terhadap catatan-catatan hasil kegiatan
Akuntansi Keuangan, yaitu untuk menguji
kelayakan laporan keuangan yang dihasilkannya.
Akuntansi pemeriksaan besifat independen (tidak
memihak) sehingga hasil pemeriksaan akuntan
dapat dijamin kebenarannya (obyektif).
6. Akuntansi Pemerintahan
AKuntansi Pemerintahan adalah bidang-
bidang akuntansi yang kegiatannya berhubungan
dengan masalah pemeriksaan keuangan negara, atau
sering juga disebut dengan istilah administrasi
keuangan Negara.
7. Akuntansi Manajemen
Manajemen Akuntansi adalah salah satu
bidang akuntansi yang bertujuan untuk
menyediakan informasi bagi pihak manajemen
perusahaan untuk mendukung operasi sehari-hari
dan untuk membuat perencanaan dan kebijakan
untuk masa mendatang.
8. Sistem Akuntansi
Sistem Akuntansi adalah akuntansi yang
memusatkan diri pada penetapan suatu prosedur
dan pengendalian data keuangan sehingga proses

10
pencatatan akuntansi dapat berjalan dengan baik,
cepat, efektif dan efisien.

F. Pendidikan Akuntansi
Akuntansi yang berada pada sektor pendidikan
sangat erat kaitannya dengan keuangan yang kemudian
dilakukan pencatatan dan perhitungan secara
sistematis. Di dalam dunia pendidikan, terutama
sekolah, ilmu akuntansi pun tetap sangat diperlukan.
Beragam laporan pertanggungjawaban dan juga laporan
keuangan adalah salah satu wujud transparansi sekolah
dalam hal mengelola keuangannya. Sehingga
masyarakat dan pemerintah bisa lebih memahami
bagaimana kebutuhan yang terdapat di sekolah,
terutama untuk setiap murid yang berada di sana.
Sehingga, pihak pemerintah nantinya akan lebih bijak
dalam menentukan kebijakan yang mampu
membangun dan mengarahkan pada sektor pendidikan.
Pengertian akuntansi pendidikan menurut Ahli,
diantaranya adalah:
1. Soemarsono
Soemarsono menjelaskan bahwa akuntan
pendidikan adalah akuntan yang bertugas di dalam
dunia pendidikan akuntansi, seperti mengajar,
membuat kurikulum terkait pendidikan akuntansi
dan juga melakukan penelitian di bidang ilmu
akuntansi.
2. Ikatan Akuntan Indonesia
Berdasarkan Ikatan Akuntan Indonesia atau IAI,
akuntan pendidik adalah mereka yang memiliki
tugas dalam akuntansi pendidikan, pengajar,
11
melakukan penelitian dalam mengembangkan
akuntansi, serta membuat kurikulum pendidikan
akuntansi di suatu perguruan tinggi.
3. Resteningdiah
Restuningdiah menjelaskan bahwa akuntan
pendidik adalah suatu profesi akuntan yang mampu
memberikan jasa berbentuk pelayanan pendidikan
akuntansi pada masyarakat dengan berbagai
lembaga pendidik akuntansi ke masyarakat dengan
berbagai lembaga pendidikan yang ada guna
mencetak berbagai akuntan yang terampil dan juga
profesional.
Terkait dengan makna pendidik akuntansi, terdapat
beberapa syarat di dalamnya yang harus dipenuhi,
yaitu:
1. Mendapatkan pendidikan sarjana pada jurusan
Akuntansi di Fakultas Ekonomi di suatu perguruan
tinggi yang sudah diakui mampu menghasilkan gelar
akuntan ataupun universitas swasta yang sudah
bekerja sama dengan satu perguruan tinggi yang
memang memiliki hak untuk memberikan gelar
akuntan.
2. Mengikuti Ujian Nasional Akuntansi yang umumnya
diselenggarakan oleh Konsorsium Pendidikan Tinggi
Ilmu Ekonomi yang sudah sah didirikan sesuai
dengan Surat Keputusan Menteri RP di tahun 1976.
Salah satu peran dan fungsi dari adanya akuntansi
pendidikan adalah menyajikan laporan suatu organisasi
dalam periode waktu tertentu. Lalu, siklus ini pun akan
terbagi lagi menjadi dua, yakni siklus yang berjalan

12
dalam kurung waktu yang berjalan, serta di akhir
periode.
Di dalam akuntansi pendidikan, minimal harus
terdapat tahapan siklus yang harus ditempuh saat
menyusun laporan keuangan sampai akhir. Tahapan
atau siklus akuntansi sebagai berikut:
1. Tahap Pencatatan
pada tahap ini kegiatannya meliputi:
pengidentifikasian dan pengukuran bukti transaksi,
pencatatan bukti transaksi ke dalam bukuharian atau
jurnal, serta memindahbukukan (posting) dari jurnal
ke dalam rekening buku besar.
2. Tahap Pengikhtisaran
pada tahap ini kegiatannya meliputi:
penyusunanneraca saldo (trial balance) berdasarkan
akun-akun buku besar, pembuatan ayatjurnal
penyesuaian (penyesuaian entri), penyusunan kertas
kerja (work sheet), serta pembuatan ayat penutup
Jurnal (penutupan entri).
3. Tahap Pelaporan
pada tahap ini kegiatannya meliputi:
menyusun Laporan Surplus/Defisit, Laporan
Neraca, Laporan Arus Kas, serta Catatan atas
Laporan Keuangan.

G. Pengertian Perusahaan Bentuk Badan Usaha dan


Jenis Perusahaan
1. Pengertian Perusahaan Bentuk adan Usaha
Perusahaan merupakan tempat di mana
terjadi kegiatan produksi barang atau jasa
untuk kemudian dijual ke masyarakat. Tujuan
13
perusahaan adalah untuk memanfaatkan
sumber daya manusia dan sumber daya alam,
guna memproduksi suatu barang atau jasa,
agar dapat menciptakan keuntungan sebanyak-
banyaknya. Perusahaan akan memproduksi
barang atau jasa yang mampu menjadi solusi
atas permasalahan yang dihadapi oleh
masyarakat atau mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Perusahaan juga didefinisikan sebagai
suatu organisasi yang berbadan hukum, yang
mengadakan usaha atau transaksi. Menurut
buku Hukum Perusahaan yang ditulis oleh
Handri Raharjo, pada awalnya istilah
perusahaan disebut sebagai pedagang. Namun,
seiring dengan penghapusan Pasal 2 hingga
Pasal 5 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang,
istilah pedagang ikut dihapus dan diubah
dengan perusahaan. Oleh karena itu
perusahaan merupakan istilah ekonomi yang
dipakai dalam KUHD dan perundangan-
undangan diluar KUHD. Namun dalam KUHD
sendirintidak dijelaskan pengertian resmi
istilah perusahaan tersebut. Rumusan
pengertian perusahaan terdapat dalam Pasal 1
Undang-undang No.3 Tahun 1982 tentang
Wajib Daftar Perusahaan (UWDP).
Dalam Pasal 1 huruf (d) UWDP)
dirumuskan bahwa yang dimaksud dengan
usaha adalah setiap tindakan, perbuatan atau

14
kegiatan apapun dalam bidang Ekonomi, yang
dilakukan oleh setiap pengusaha untuk
mencapai tujuan memperoleh keuntungan atau
laba. Sedangkan yang dimaksud dengan
Pengusaha adalah setiap orang perseorangan
atau persekutuan atau badan hukum yang
menjalankan suatu jenis perusahaan, Pasal 1
huruf (c) UWDP. Berdasarkan ketentuan pasal
tersebut diperoleh kenyataan bahwa dalam
pengertian perusahaan tersimpul dua hal,
yaitu:
a. Bentuk Usaha yang berupa organisasi atau
Badan Usaha, dalam bahasa Inggris disebut
company.
b. Jenis Usaha yang berupa kegiatan dalam
bidang perekonomian yang dilakukan secara
terus menerus oleh pengusaha untuk
membeli keuntungan atau laba.

Badan Usaha merupakan kesatuan yuridis


dan ekonomis atau kesatuan organisasi yang
terdiri dari faktor-faktor produksi yang
bertujuan mencari keuntungan. Badan Usaha
adalah rumah tangga ekonomi yang bertujuan
mencari laba dengan faktor-faktor produksi.
Sebuah usaha /bisnis sendiri dapat dikatakan
berbadan hukum apabila memiliki “Akte
Pendirian” yang lulus oleh notaris disertai
dengan tanda tangan di atas materai dan segel.

15
Dalam mendirikan badan usaha ada
beberapa hal yang harus diperhatikan,
diantaranya yaitu:
1. Barang dan jasa yang akan diperdagangkan
2. Pemasaran barang dan jsa yang
diperdagangkan
3. Pemilihan harga pokok dan harga jual
barang dan jasa yang diperdagangkan
4. Pembelian
5. Kebutuhan tenaga kerja
6. Organisasi internal
7. Pembelanjaan
8. Jenis badan usaha yang dipilih
Adapun bentuk-bentuk Badan Usaha
adalah sebagai berikut :
a. Badan Usaha berbentuk Badan Hukum
Karakteristik suatu Badan Hukum yaitu
kekayaan kekayaan pemilik dengan
kekayaan Badan Usaha, sehingga pemilik
hanya bertanggung jawab jawab sebatas
harta yang dimilikinya.
b. Badan Usaha bukan berbentuk Badan
Hukum
Beda halnya dengan Badan Usaha
yang bukan berbentuk Badan Hukum, pada
bentuk badan usaha ini, tidak terdapat
hiasan antara kekayaan Badan Usaha dengan
kekayaan pemiliknya.

16
2. Jenis Perusahaan
Di Indonesia, perusahaan ada yang
terdaftar di pemerintah dan ada juga yang tidak
terdaftar. Bagi perusahaan yang terdaftar, maka
perusahaan itu akan memiliki badan usaha
untuk perusahaannya. Melansir dari buku
Hukum Perusahaan oleh Handri Raharjo, jenis-
jenis perusahaan di Indonesia yang banyak
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari adalah
sebagai berikut:
a. Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perseorangan dimiliki
oleh individu, pemilik tunggal. Bentuknya
mudah pengelolaannya, biayanya juga tidak
terlalu mahal. Kelemahan utama bentuk
perusahaan ini adalah sumber daya
keuangan yang terbatas pada harta milik
pribadi.
b. Perusahaan Persekutuan
Perusahaan persekutuan dimiliki oleh
dua atau lebih individu, masing-masing
pemilik menyetorkan modalnya ke
perusahaan untuk bekerja secara bersama-
sama. Sumber daya keuangan tidak hanya
berasal dari satu orang saja, tetapi berasal
dari beberapa pemilik perusahaan.
c. Perusahaan Perseroan
Perusahaan perseroan Sering disebut juga
korporasi. Perusahaan ini dibentuk
berdasarkan peraturan pemerintah sebagai

17
suatu badan hukum. Biasanya modalnya
terdiri dari saham-saham, yang diterbitkan
oleh korporasi tersebut dan dijual kepada
masyarakat yang berminat. Keunggulan
utama dari bentuk perusahaan korporasi
adalah kemampuan untuk mendapatkan
sejumlah sumberdaya keuangan dengan cara
menerbitkan saham tersebut. Sehingga
pemegang saham perusahaan ini bisa
perorangan, atau individu yang membeli
saham perusahaan ini.
d. Perusahaan Negara
Perusahaan negara merupakan jenis
perusahaan yang modalnya dimiliki oleh
negara, baik itu sebagian kecil, seluruhnya,
atau sebagian besarnya. Perusahaan negara
merupakan perusahaan yang mempunyai
modal, baik sebagian atau seluruhnya
merupakan kekayaan atau harta negara yang
telah dipisahkan dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN). Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 9 tahun 1969,
perusahaan negara terdiri atas Perusahaan
Umum (Badan Usaha Umum), Perusahaan
Perseroan Negara (Perusahaan Umum), dan
Perusahaan Jawatan (Badan Departemen).

18
BAB II
PERSAMAAN AKUNTANSI

19
A. Nilai Transaksi
Transaksi, berasal dari bahasa Inggris
“transaction”. Dalam bahasa Arabnya sering
disebut sebagai al-Mu‘amalat. Karena itu transaksi
merupakan kata lain dari al-Mu‘amalat. Pengertian
sederhana dari transaksi adalah kesepakatan antara
pembeli dan penjual untuk menukar barang, jasa,
atau aset keuangan. Sedangkan dalam konsep
dasar akuntansi dapat diartikan sebagai aktivitas
bisnis apa pun yang berdampak langsung pada
status finansial dan laporan keuangan setiap bisnis.
Untuk lebih memahaminya, berikut adalah
contoh-contoh atau bentuk transaksi yang dapat
ditemukan pada bisnis atau perusahaan:
1. Penjualan secara tunai maupun kredit kepada
pelanggan.
2. Menerima pembayaran tunai dari faktur
(invoice) yang telah jatuh tempo dari pelanggan.
3. Membeli aset tetap dari pemasok.
4. Pencatatan penyusutan/depresiasi aset tetap
dari waktu ke waktu.
5. Membeli persediaan barang dari pemasok.
6. Melakukan investasi di bisnis lain.
7. Meminjam uang dari kreditor.
8. Membagikan dividen kepada para investor.
9. Menjual aset ke pihak ketiga.

Setiap transaksi dicatat dengan membuat entri


jurnal oleh pemegang buku. Hal ini akan memberi
dampak pada posisi keuangan bisnis sehingga

20
pemegang buku atau akuntan harus memastikan
bahwa transaksi tersebut telah disahkan oleh orang
yang bertanggung jawab dan juga didukung oleh
dokumen sebagai bukti sebelum mencatatnya di
jurnal. Contoh umum dari dokumen yang
digunakan sebagai bukti termasuk faktur
penjualan, faktur pembelian, penerimaan kas,
pembayaran voucher, laporan rekening, wesel,
surat promes dan dokumen lain yang berisi rincian
biaya dasar yang dapat disajikan sebagai bukti sah.
Lihat juga sekilas manfaat aplikasi nota ini.
Adapun dokumen yang dibutuhkan sebagai
bukti dari transaksi yang dilakukan oleh sebuah
perusahaan adalah:
1. Faktur, dokumen invoice yang dikeluarkan oleh
penjual kepada pembeli yang berkaitan dengan
penjualan berisi informasi produk, jumlah, dan
harga yang disepakati untuk produk atau
layanan yang telah diberikan penjual kepada
pembeli. Lihat rekomendasi aplikasi invoice
untuk solusi invoice.
2. Kuitansi atau kwitansi, dokumen yang
mengakui bahwa seseorang telah menerima
pembayaran.
3. Cek, dokumen yang memerintahkan bank untuk
membayar sejumlah uang tertentu dari rekening
seseorang kepada orang sesuai dengan nama
yang telah dikeluarkan.
4. Nota debit, dokumen yang digunakan oleh
vendor untuk sembilan pembeli tentang

21
kewajiban utang saat ini, atau dokumen yang
dibuat oleh pembeli saat mengembalikan barang
yang diterima secara kredit.
5. Bukti setoran bank, adalah slip setoran dari bank
yang berfungsi sebagai alat bukti nasabah bahwa
mereka sudah menyetorkan uangnya dalam
rekening tujuan.
6. Rekening koran, ringkasan transaksi keuangan
yang telah terjadi dalam periode tertentu pada
rekening bank.
7. Bilyet giro, surat perintah yang ditujukan kepada
bank untuk memindahkan dana dari rekening
pengaju ke rekening penerima.
8. Bukti kas masuk dan keluar, bukti penerimaan
Pengeluaran atau uang dari kas yang sudah
disertai dengan dokumen tertentu.
9. Nota bukti, adalah bukti transaksi yang
diterbitkan untuk berbagai peristiwa yang terjadi
di dalam perusahaan internal dan biasanya
berlangsung pada akhir periode, contohnya
seperti memo untuk menulis gaji karyawan yang
masih harus dibayar.

B. Persamaan Akuntansi
Persamaan akuntansi adalah suatu pembayaran
untuk menggambarkan seluruh nilai harta/aktiva
yang dimiliki oleh suatu unit usaha dan asal
usul/sumber harta tersebut. Seperti yang
kitaketahui, prinsip umum akuntansi adalah
adanya keseimbangan (balance) antara sisi

22
pengungkapan dengan pengeluaran,Atau adanya
keseimbangan anatara harta/liabilitas yang
ditanggung oleh perusahaan dengan kewajiban.
Prinsip persamaan akuntansi secara sistematis
menghubungkan antara harta perusahaan dengan
hutang serta modal.Bagian harta atau aset
perusahaan termasuk dalam bagian aktiva
sedangkan hutang dan modal masuk dalam bagian
passive.
Manfaat kesepakatan dasar akuntansi adalah
sebagai berikut:
1. Jadi sumber catatan yang nantinya bias
mempermudah proses pencatatan transaksi
keuangan.
2. Sebagai saran untuk memeriksaan besarnya
saldo yang masuk maupun keluar dari
perusahaan rekening.

Pada tahap ini persamaannya dinyatakan


sebagai berikut:
Harta Unit Usaha = Asal Usulnya/Sumbernya
Asal usul atau sumber harta/aktiva suatu unit
usaha adalah dari bukan pemilik(kreditur) dan dari
pemilik (Investor). sehingga kesepakatan yang
semula Harta Unit Usaha = Asal
Usulnya/Sumbernya, menjadi:
Harta Unit Usaha = Berasal dari Bukan Pemilik +
Berasal dari Pemilik.
Selanjutnya harta perusahaan yang berasal dari
“bukan pemilik/kreditur” disebut “Hutang”,

23
sedangkan harta perusahaan yang berasal dari
“pemilik/investor” disebut “Modal/Ekuitas”,
sehingga akhirnya terjadi kesepakatan menjadi :
Harta = Hutang + Modal
persamaan “Harta = Hutang + Modal” disebut
persamaan dasar akuntansi (Persamaan
Akuntansi). Prinsip penjualan ini digunakan dalam
penyusunan Laporan perusahaan keuangan
terutama untuk menyusun “Neraca”.
Posisi keuangan Perusahaan dinyatakan
dengan hubungan antara Harta, Hutang dan
modal.
1. Aktiva/Harta (Aset)
yaitu kekayaan yang dimiliki perusahaan
danmempunyai nilai uang; misalnya kas,
persediaan, gedung, peralatan, dsb.
2. Hutang (Kewajiban)
Hutang atau Kewajiban adalah kewajiban
unit usaha atau perusahaan untuk membayar
atau menyerahkan sejumlah harta dimasa yang
akan datangkepada pihak lain karena suatu
kesepakatan.
3. Modal (Ekuitas)
Modal adalah hak pemilik atas kekayaan
unitusaha/perusahaan yang disembunyikan
sama dengan selisih jumlah harta atau aktiva
dikurangi dengan jumlah hutang atau
kewajiban. Modal suatu perusahaan pada
awalnya berasal dari pemiliknya dan setelah
perusahaan beroperasi, modal juga berasal dari

24
bagian laba perusahaan yang tidak diambil
oleh/dibagikan kepada pemiliknya.

Bentuk persamaan dasar akuntansi lazimnya


dinyatakan dengan :
Harta = Hutang + Modal;
Bentuk ini dapat diubah ke bentuk lain,
misalnya menjadi:
Hutang = Harta – modal, atau
Modal = Harta - Hutang.
Untuk penyusunan Laporan Keuangan bentuk
persamaan dasar akuntansi dapat diubah dari
“Harta = Hutang + Modal, menjadi:
Harta + Beban + Prive = Hutang + Modal +
Pendapatan, Atau
Harta = Hutang + (Modal + ((Pendapatan -
Beban)) – Prive))
Ilustrasi berikut ini akan memberikan
pemahaman yang lebih jelas mengenai rumusan-
rumusan pengaruh transaksi keuangan tersebut di
atas terhadap posisi keuangan (harta, Hutang, dan
modal) pada suatu perusahaan:
Persamaan Dasar Akuntansi pada Perusahaan
Dagang Secara prinsip semua ketentuan pencatatan
transaksi keuangan ke dalam kesepakatan dasar
akuntansi pada perusahaan jasa berlaku juga pada
perusahaandagang. Perlakukan khusus yang
diperlukan untuk mencatat transaksi keuangan
yang berhubungan dengan mutasi sediaan barang

25
dagangan. Akuntansi memberikan 2 alternatif
untuk hal itu yakni :
1. Metode Periodik :
Dalam metode periodik kapal dagang dicatat
sebagai berikut : Mutasi masuk (membeli barang
dagang) mencatat harga pokok (harga
perolehan), sedangkan kapal keluar (menjual
barang dagang) belum dicatat; belum terjual
(sediaan akhir). Nilai sediaan akhir terjual untuk
menghitung “Harga Pokok Penjualan selama
suatu periode” dengan rumus : barang dagangan
awal (+) pembelian (-) sediaanakhir. Harga
Pokok Penjualan dicatat pada akhir periode
sebagai (-) barang dagang dan (-) modal/ekuitas.
Seluruh hasil penjualan dicatat sebagai
penambah (+) aktiva dan penambah(+) modal.
2. Metode Abadi :
Dalam metode perpetual perubahan sediaan
barang dagang dicatat sebagai berikut: Mutasi
masuk dan keluar (saat membeli dan saat
menjual) barang dagang dicatat sejumlah harga
perolehan/harga pokok; Hasil penjualan dicatat
sebagai penambah (+) aktivasi (kas atau
perolehan) sejumlah harga jual dan pengurang (-
) aktiva (barang dagangan) perolehan harga
perolehan/harga pokok dan selisih dicatat
sebagai (+) penambah modal (laba).

26
C. Mencatat Transaksi Usaha dalam Persamaa
Transaksi atau transaksi keuangan adalah suatu
peristiwa ekonomi atau kejadian yang dapat dinilai
dengan uang yang mengakibatkan perubahan
terhadap posisi harta, hutang dan modal suatu unit
usaha atau perusahaan. Dengan demikian setiap
unit usaha atau perusahaan yang akan
melaksanakan transaksi keuangan, maka posisi
atau susunan keuangannya (harta, Hutang dan
modalnya) akan berubah akibat pengaruh transaksi
tersebut. Pengaruh suatu transaksi terhadap harta,
Hutang dan modal dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Harta (+), Harta (-);
2. Harta (+), Hutang (+)
3. Harta (+), Modal (+)
4. Harta (-), Hutang (-)
5. Harta (-), Modal (-)
6. Harta (-), Hutang (-),Modal (+)
7. Harta (+), Harta (-), Modal (-)
8. Harta (-), Hutang (-), Modal (-)

Laporan keuangan adalah laporan pertanggung


jawaban pihak pengelola/manajemen unit usaha
kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Adapun
untuk unsur-unsur laporan keuangan terdiri dari:
1. Neraka
2. Laporan Laba Rugic
3. Laporan Perubahan Ekuitas atau Laporan
Perubahan Laba Ditahand

27
4. Laporan Arus Kase
5. Catatan atas Laporan Keuangan atau Penjelasan
Pos-pos Laporan Keuangan.

D. Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi
keuangan suatu perusahaan pada suatu periode
akuntansi yang dapat digunakan untuk
menggambarkan kinerja perusahaan. Laporan
keuangan adalah bagian dari proses pelaporan
keuangan. Kondisi keuangan suatu perusahaan
akan dapat diketahui dari laporan keuangan
perusahaan yang bersangkutan, yang terdiri dari
laporan laba rugi serta laporan keuangan lainnya.
Memuat Baridwan (2004:17) mendefinisikan
laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu
proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari
taransaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama
tahun buku yang bersangkutan.
Terdapat lima jenis laporan keuangan utama
pada bisnis. Semua laporan tersebut harus
disesuaikan dengan bentuk transaksi yang terjadi
di dalam perusahaan. Karena setiap laporan
tersebut memiliki fungsi dan prinsip yang berbeda,
maka mereka yang membuat laporan ini harus bisa
membedakan jenis laporan keuangan yang sesuai
dengan fungsinya. Berikut ini adalah beberapa jenis
laporan keuangan, lengkap dengan fungsinya yang
harus di ketahui.

28
1. Laporan Laba Rugi
Masih dari laman Wikipedia, laporan laba
rugi adalah salah satu jenis laporan keuangan
yang digunakan untuk memberikan informasi
tentang kinerja keuangan suatu perusahaan atau
entitas bisnis selama periode waktu tertentu.
Dalam laporan laba rugi, pendapatan
perusahaan mencatat terlebih dahulu, kemudian
dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh pendapatan tersebut. Hasil
penarikan ini disebut dengan laba kotor.
Selanjutnya, laba kotor dikurangi dengan biaya-
biaya operasional dan biaya-biaya lainnya,
seperti bunga dan pajak, untuk menghasilkan
laba bersih. Laporan laba rugi biasanya
mencakup informasi tentang penjualan, biaya-
biaya penjualan, biaya-biaya administrasi dan
umum, bunga, pajak penghasilan, dan laba
bersih. Dengan membaca laporan laba rugi,
maka Anda sebagai pemilik bisnis atau investor
dapat memperoleh informasi tentang kinerja
keuangan perusahaan dalam jangka waktu
tertentu dan dapat digunakan sebagai alat untuk
membuat keputusan bisnis yang lebih baik di
masa depan. Terdapat dua jenis laporan laba
rugi yang biasa digunakan oleh bisnis, yaitu
single step dan yang kedua adalah multiple step,
berikut ini penjelasannya:

29
a. Laba rugi satu langkah
Laporan laba rugi single step (langkah
tunggal) adalah salah satu format laporan laba
rugi yang paling sederhana. Dalam format ini,
semua pendapatan dan biaya digabungkan
menjadi satu kelompok tunggal, sehingga
hanya ada satu langkah yang diambil untuk
menghitung laba atau rugi bersih. Format
laporan laba rugi single step terdiri dari dua
bagian utama, yaitu:
Pendapatan: Bagian ini menjelaskan semua
pendapatan yang dihasilkan
oleh perusahaan selama
periode tertentu. Ini bisa
termasuk penjualan produk
atau jasa, bunga atas investasi,
dan lain sebagainya.
Biaya: Bagian ini mencantumkan semua
biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan selama jangka waktu
tertentu, seperti biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja, biaya
sewa, biaya pemasaran, dan lain
sebagainya.
Setelah semua biaya dikurangi dari total
pendapatan, maka pendapatan yang
diperoleh akan bersih atau rugi bersih. Format
laporan laba rugi single step tidak
memberikan informasi rinci tentang struktur

30
biaya atau sumber pendapatan perusahaan,
namun dapat memberikan gambaran
sederhana tentang kinerja keuangan
perusahaan. Format ini cocok untuk
perusahaan kecil dengan struktur biaya yang
sederhana. Berikut ini adalah rumus laporan
laba rugi single step:

PenghasilanBersih=(Pendapatan+Keuntungan)–
(Beban+Kerugian)
Gambar I
Contoh Pelapornya

31
b. Laporan laba rugi multiple step
Laporan laba rugi multiple step adalah
salah satu bentuk laporan keuangan yang
menyajikan informasi tentang pendapatan,
biaya, laba, dan rugi suatu perusahaan dalam
periode tertentu, seperti bulan atau tahun.
Laporan laba rugi multiple step dibedakan
dari laporan laba rugi single step karena
menggunakan beberapa tahapan atau langkah
dalam menghitung laba atau rugi perusahaan.
Dalam laporan laba rugi beberapa langkah,
pendapatan dan biaya dihitung dalam
beberapa tahap, seperti pendapatan operasi
dan biaya operasi, dan kemudian dikurangi
dengan beban non-operasional dan
penghasilan non-operasional. Dengan
menggunakan pendekatan ini, laporan laba
rugi multiple step dapat memberikan
informasi yang lebih detail tentang kinerja
keuangan suatu perusahaan. Selain itu,
laporan laba rugi multiple step juga dapat
membantu perusahaan dalam
mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja keuangannya. Laporan
laba rugi beberapa langkah menggunakan tiga
rumus akuntansi yang berbeda untuk
mengetahui nilai akhir pada laba bersih.
Berikut ini adalah rumus perhitungan laporan
laba rugi multiple step.

32
 Laba Kotor = Penjualan Bersih – Biaya
Barang Terjual
Harga pokok penjualan dikurangi dari
penjualan bersih. Sehingga akan
memberikan laba kotor.
 Pendapatan Operasi = Laba Kotor – Beban
Operasi
Biaya operasional dikurangi dari laba
kotor. Sehingga akan memberi Anda
penghasilan operasional.
 Penghasilan Bersih = Penghasilan Operasi
+ Item Non-Operasi
Pendapatan operasional ditambahkan ke
pendapatan non-operasional bersih,
keuntungan, beban dan kerugian. Angka
terakhir ini akan memberikan laba bersih
atau rugi bersih bisnis untuk periode
pelaporan.

33
Gambar II
Contoh pelapornya:

2. Laporan Arus Kas


Jenis laporan keuangan yang kedua adalah
laporan arus kas. Berdasarkan laman
Investopedia, laporan arus kas (cash flow
statement) adalah sebuah laporan keuangan
yang menunjukkan arus masuk dan keluar uang
(kas) dari sebuah perusahaan selama periode
waktu tertentu. Laporan ini membantu para
investor, analis keuangan, dan manajemen
perusahaan untuk memahami bagaimana
perusahaan menghasilkan dan menggunakan
uang tunai selama periode tersebut. Laporan
arus kas terdiri dari tiga bagian utama: arus kas
dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas

34
investasi, dan arus kas dari aktivitas
pembiayaan. Arus kas dari aktivitas operasi
mencakup semua arus kas yang berkaitan
dengan operasi inti perusahaan, seperti
penjualan dan pembelian barang atau jasa. Arus
kas dari aktivitas investasi mencakup arus kas
yang berkaitan dengan investasi dalam aset
tetap, investasi jangka pendek, dan investasi
lainnya. Arus kas dari aktivitas pembiayaan
mencakup arus kas yang berkaitan dengan
penggalangan dana dari sumber-sumber
eksternal seperti penerbitan saham atau
pinjaman. Laporan arus kas sangat penting
karena dapat membantu pemangku kepentingan
untuk mengevaluasi kesehatan perusahaan
keuangan dan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan arus kas di masa depan.

35
Gambar III
Contoh pencatatan

3. Laporan Perubahan Modal


Berdasarkan situs resmi Wikipedia, laporan
perubahan modal adalah laporan keuangan yang
menunjukkan perubahan modal suatu
perusahaan selama periode tertentu. Laporan ini
berisi informasi tentang sumber modal,
penggunaan modal, laba bersih, dan
pendistribusian dividen selama periode tersebut.
Laporan Perubahan Modal biasanya terdiri dari
beberapa bagian, termasuk modal awal, modal

36
tambahan, penggunaan modal, laba bersih, dan
dividen yang dibagikan kepada pemegang
saham. Dalam laporan ini, perubahan modal
dinyatakan dalam bentuk tabel atau grafik yang
memudahkan pemahaman tentang kondisi
keuangan perusahaan. Laporan Perubahan
Modal sangat penting bagi pemangku
kepentingan, seperti investor, kreditor, dan
pemilik perusahaan, karena memberikan
informasi tentang kondisi keuangan perusahaan
dan aktivitas investasi yang dilakukan selama
periode tertentu. Dengan menilai Laporan
Perubahan Modal, pemangku kepentingan dapat
memahami bagaimana perusahaan modal
berubah selama periode tertentu dan
perkembangan kinerja perusahaan keuangan di
masa depan.
Gambar IV
Contoh pelaporan

37
4. Laporan Neraca
Laporan keuangan yang selanjutnya adalah
laporan neraca. Laporan neraca adalah salah satu
jenis laporan keuangan yang menyajikan
informasi tentang posisi keuangan suatu entitas
pada suatu waktu tertentu. Laporan neraca
biasanya disusun oleh perusahaan, organisasi
nirlaba, dan entitas lainnya yang ingin
melaporkan informasi tentang aset, kewajiban,
dan ekuitas mereka. Laporan neraca
mencantumkan semua aset yang dimiliki oleh
perusahaan, seperti kas, piutang, inventaris, dan
properti. Selain itu, laporan neraca juga
mencantumkan semua kewajiban yang harus
dibayar oleh perusahaan, seperti utang dagang,
utang pajak, dan utang bank. Terakhir, laporan
neraca juga memperdagangkan ekuitas
perusahaan, yaitu dana yang dimiliki oleh
pemilik perusahaan atau para pemegang saham.
Laporan neraca penting untuk membantu
pemegang saham, kreditor, dan investor dalam
menilai kinerja keuangan perusahaan dan
membuat keputusan investasi yang tepat.

38
Gambar V
Contoh pencatatan

39
5. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan adalah
informasi tambahan yang disertakan dalam
laporan keuangan suatu perusahaan atau
organisasi. Catatan atas laporan keuangan
menjelaskan secara rinci informasi tentang aset,
kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan biaya yang
tercantum dalam laporan keuangan, serta
kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh
perusahaan atau organisasi. Catatan atas laporan
keuangan memiliki peran yang sangat penting
dalam membantu pembaca laporan keuangan
memahami informasi yang terkandung di
dalamnya. Catatan atas laporan keuangan juga
dapat digunakan sebagai alat untuk memberikan
informasi tambahan mengenai laporan keuangan
yang ingin mengetahui lebih dalam kepada
pembaca tentang kondisi keuangan suatu
perusahaan atau organisasi. Beberapa informasi
yang dapat disajikan dalam catatan atas laporan
keuangan meliputi penjelasan tentang metode
akuntansi yang digunakan, kebijakan akuntansi
yang diterapkan, risiko dan hubungan yang
terkait dengan kondisi perusahaan atau
organisasi keuangan, serta informasi tentang
perubahan signifikan yang terjadi dalam
struktur perusahaan atau organisasi.

40
BAB III
Siklus Akuntansi (Tahap
Pencatatan)- Akuntansi Untuk
Perusahaan

41
A. Siklus Akuntansi
Siklus akuntansi merupakan sebuah proses
akuntansi yang mencatat berbagai bukti transaksi
keuangan secara teratur untuk dijadikan sebuah
laporan atau informasi akuntansi dalam kurun
waktu tertentu.
Adapun tahapan Siklus Akuntansi yang perlu
diterapkan secara tepat untuk menghindari
kecanggungan pengeluaran dan penyelesaian,
terdapat setidaknya delapan tahapan dalam sebuah
siklus akuntansi, Berikut adalah penjelasannya:
1. Menganalisis Transaksi
Tahap pertama dari siklus akuntansi adalah
mengamati setiap transaksi yang terjadi dalam
satu periode pada suatu entitas (unit usaha).
Pengamatan ini bertujuan untuk menemukan
transaksi yang berpengaruh besar terhadap
entitas keuangan atau unit usaha.
2. Mencatat Transaksi
Tahap selanjutnya dari siklus akuntansi
adalah mencatat transaksi yang telah dianalisis
sebelumnya sesuai dengan tanggal terjadinya
transaksi ke dalam suatu jurnal.
3. Membuat Buku Besar
Dalam tahapan ini, transaksi yang
sebelumnya disusun di dalam jurnal
dipindahkan ke dalam buku besar.
Pemindahannya disesuaikan dengan daftar
susunan rekening buku besar.

42
4. Membuat Neraca Saldo
Tahapan keempat adalah membuat saldo
nerasa. Sama seperti sebelumnya, saldo-saldo
yang dimasukkan ke dalam buku besar
dipindahkan kembali ke neraca saldo untuk
melihat kesamaan saldo antara debit dan kredit.
5. Membuat Jurnal Penyesuaian
Jurnal dilakukan penyesuaian untuk melihat
adanya transaksi yang belum tercatat di akhir
periode akuntansi atau transaksi lainnya yang
perlu disesuaikan. Misal, ada kesalahan
perhitungan dalam pembelian perlengkapan.
6. Membuat Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Dalam tahap keenam ini, akuntan perlu
membuat neraca saldo yang saldo-saldonya telah
disesuaikan dalam penyesuaian jurnal.
7. Membuat Laporan Keuangan
Setelah melihat hasil dari neraca saldo setelah
penyesuaian, siklus akuntansi dilanjutkan
dengan laporan keuangan yang menunjukkan
laba rugi, perubahan modal, arus kas, dan
neraca.
8. Membuat Jurnal Penutup
Tahap terakhir dari siklus akuntansi adalah
pembuatan jurnal penutup. Fungsi dari jurnal
penutup adalah menutup akun nominal seperti
pendapatan, beban, dan deviden menjadi nol.

43
Pada dasarnya jenis siklus akuntansi dibedakan
menjadi dua jenis berdasarkan produk yang
dijualnya, yaitu:
1. Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang
Siklus akuntansi perusahaan dagang adalah
siklus akuntansi yang menjadikan barang fisik
sebagai produk utama dalam catatan keuangan.
2. Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
Pada siklus akuntansi perusahaan jasa,
produk utama dalam catatan keuangannya
adalah sebuah jasa.
Secara umum, siklus akuntansi perusahaan jasa
ataupun perusahaan dagang tidak memiliki
perbedaan yang signifikan. Keduanya memerlukan
pencatatan transaksi ke dalam jurnal, pencatatan ke
dalam buku besar, hingga akhirnya ditutup dengan
penutupan jurnal sebagai tahap akhir dalam siklus
akuntansi.
Berikut adalah contoh siklus akuntansi yang diambil
dari buku Akuntansi untuk LSM dan Partai Politik:

o Aset/Aktiva = Modal (Rp100.000 = Rp100.000)


o Aset/Aktiva = Utang + Modal (Rp100.000 = Rp50.000
+ Rp50.000)
o Modal = Aset - Utang (Rp50.000 = Rp100.000 -
Rp50.000)
o Utang = Aset - Modal (Rp50.000 = Rp100.000 -
Rp50.000)

44
Guntur, SE, Akt adalah staf bagian keuangan LSM
Ayo Bangkit. Guntur SE, Akt mencatat setiap transaksi
berikut selama bulan pertama tahun 2020/2021.
a. Transaksi pertama adalah Guntur, SE, Akt menyetor
Rp10.000 ke rekening bank atas nama LSM Ayo
Bangkit. Akibatnya, terjadi penambahan aktiva atau
kas sebesar Rp10.000 pada satu sisi persamaan dan
penambahan modal pada sisi lainnya dengan jumlah
yang sama:

Aktiva Ekuisitas

Kas = Ekuisitas

Rp 10.000 Rp 10.000

b. Transaksi Guntur, SE, Akt berikutnya adalah LSM


Ayo Bangkit membeli sebidang tanah di seberang
jalan gedung mereka dan dibayar tunai Rp7.500.
Transaksi ini mengubah komposisi aktiva, tetapi
tidak mengubah jumlah totalnya

Aktiva Ekuisitas
Kas + Kas + Tanah = Ekuisitas LSM
Tanah Ayo Bangkit
Saldo Rp Rp 10.000
10.000
(b) -7.500 7.500
Saldo Rp 7.500 = Rp 10.000
2.500

45
c. Selama bulan berjalan, Guntur, SE, Akt membeli
bensin, aki, dan lainnya untuk kendaraan inventaris
Ketua LSM sebesar Rp 850 dari sejumlah pemasok
dan setuju membayar dalam waktu dekat. Transaksi
ini disebut pembelian secara kredit dan kewajiban
membayar yang timbul disebut utang. Barang-
barang yang akan habis pakai dinamakan beban
bayar di muka atau aktiva.
Umumnya, setiap pembelian harus dicatat
pada saat pembelian dilakukan dan memerlukan
catatan terpisah untuk setiap kreditor. Namun,
pembelian kali ini dicatat dalam satu jumlah
sekaligus. Akibatnya, aktiva dan kewajiban
bertambah masing-masing sebesar Rp 850

46
Aktiva Kewajiban + Ekuisitas
Kas + Perleng + Tanah Utang + Ekuisitas
kapan LSM Ayo
Bangkit
Saldo 2.500 7.500 = 10.000
(c) +850 +850
Saldo 2.500 +850 7.500 +850 10.000

d. Dibayarkan kepada kreditor Rp 400 yang berarti menguraikan aktiva atau kewajiban

Aktiva Kewajiban + Ekuisitas


Kas + Perlengkapan + Tanah Utang + Ekuisitas
LSM
Ayo
Bangkit

47
Saldo 2.500 850 7.500 = 850 10.000
(d) -400 -400
Saldo 2.100 850 7.500 450 10.000

e. Dalam bulan pertama tahun 2020, LSM Ayo Bangkit mendapat pendapatan dari iuran
anggota sebesar Rp 4.500 secara tunai untuk pembangunan gedung. Akibatnya, kas
bertambah Rp 4.500 dan ekuitas LSM Ayo Bangkit bertambah dengan jumlah yang
sama. Dampaknya pada persamaan akuntansi adalah berikut

Aktiva Kewajiban + Ekuisitas


Kas + Perlengkapan + Tanah = Utang + Ekuisitas
LSM
Ayo
Bangkit
Saldo 2.100 850 7.500 450 10.000
(e) +4.500 +4.500
dari

48
anggota
Saldo 6.600 850 7.500 450 14.500

f. Jumlah aktiva yang dikonsumsi atau jasa yang dipakai dalam proses menghasilkan
pendapatan disebut beban. Beban dalam hal ini mencakup perlengkapan yang
digunakan, upah pegawai, serta aktiva dan jasa lain yang digunakan untuk lembaga.
Sejumlah beban yang terjadi dan dibayarkan selama bulan bersangkutan adalah upah
karyawan Rp 1.125, sewa komputer Rp 850, prasarana Rp 150, dan rupa-rupa Rp 75.
Pengaruhnya dalam transaksi adalah mengurangi kas dan ekuitas LSM Ayo Bangkit:

Aktiva Kewajiban + Ekuisitas


Saldo Kas + Perlengkapan + Tanah = Utang + Ekuisitas LSM
Ayo Bangkit
(f) 6.600 850 7.500 450 14.500
-2.200 -1.125 beban
upah
-850 beban

49
sewa
-150 beban
listrik/prasara
na
-75 beban
rupa-rupa
Saldo 4.400 850 7.500 450 12.300

g. Pada akhir bulan, nilai perlengkapan yang masih ada ditentukan Rp 250, yang berarti
selebihnya telah dipergunakan dalam operasi lembaga (Rp 850-Rp 250). Berkurangnya
perlengkapan dan ekuitas LSM Ayo Bangkit sebesar Rp 600 ditunjukkan sebagai
berikut:

Aktiva Kewajiban + Ekuisitas


Kas + Perlengkapan +Tanah = Utang + Ekuisitas
LSM Ayo
Bangkit

50
Saldo 4.400 850 7.500 450 12.300
(g) -600 -600 beban
perlengkapan
Saldo 4.400 250 7.500 450 11.700

h. Pada akhir bulan, Guntur, SE, Akt menarik Rp 1.000 dari kas untuk keperluan pribadi
dalam rangka peringatan Hari Kemerdekaan. Transaksi ini merupakan kebalikan dari
investasi pada LSM. Saldo persamaan sekaligus saldo akhir dari penarikan Rp 1.000
adalah

Aktiva Kewajiban + Ekuisitas


Kas + Perlengkapan + Tanah = Utang + Ekuisitas
LSM Ayo
Bangkit
Saldo 4.400 250 7.500 450 11.700
(h) -1.100 -1.000
prive

51
untuk
lembaga
Saldo 3.300 250 7.500 450 10.700

Itulah penjelasan mengenai siklus akuntansi, yaitu proses akuntansi yang mencatat
segala bukti transaksi keuangan secara sistematis untuk dijadikan sebuah laporan
keuangan perusahaan. Siklus akuntansi terdiri dari delapan tahapan yang perlu
dilakukan untuk melihat kondisi keuangan suatu perusahaan.

52
B. Bukti Transaksi
Bukti transaksi adalah dokumen yang
digunakan sebagai tanda bukti suatu transaksi
telah dilaksanakan maupun bukti suatu pihak perlu
mempertanggung jawabkan kewajiban pada pihak
lainnya.
1. Jenis Bukti Transaksi
Ada dua jenis bukti transaksi dalam keuangan
dan bisnis. Berikut penjelasannya.
a. Bukti Transaksi Internal
Merupakan bukti dari transaksi yang
terjadi di dalam perusahaan. Salah satu
contoh bukti transaksi adalah gaji karyawan
internal.
b. Bukti Transaksi Eksternal
Merupakan bukti dari transaksi yang
terjadi dengan melibatkan pihak-pihak di luar
perusahaan. Contoh bukti transaksi eksternal
adalah pembelian bahan baku untuk
keperluan produksi.
2. Manfaat Bukti Transaksi
Menerima bukti transaksi berarti menyepakati
dengan pihak yang berlawanan bahwa transaksi
telah disepakati secara bersama. Selain sebagai
bukti kesepakatan, adapun manfaat lainnya dari
bukti transaksi adalah sebagai berikut.
a. Memahami pihak yang bertanggung jawab
atas transaksi
Salah satu manfaat bukti transaksi adalah
guna mengetahui pihak penjual maupun yang

53
memiliki tanggung jawab atas transaksi. Hal
ini biasanya tercantum dalam dokumen bukti
transaksi sebagai yang menerbitkan surat
tersebut. Fungsi bukti transaksi satu ini
berguna untuk memberi pemberitahuan jika
barang rusak.
b. Sebagai konfirmasi bentuk atas nominal uang
yang telah ditukar
Umumnya, bukti transaksi adalah
dokumen berisi data tentang jumlah uang
yang terlibat dalam suatu transaksi. Manfaat
bukti transaksi adalah untuk memastikan
nominal yang telah diberikan dan diterima
sesuai dengan di lapangan. Tentunya, Anda
tidak menginginkan pembayaran berlebih
maupun pembelian dengan dana yang
kurang.
c. Mengurangi kemungkinan kesalahan dalam
pencatatan barang maupun keuangan
Fungsi bentuk transaksi lainnya adalah
sebagai usaha untuk mengurangi potensi
error dalam mencatat barang maupun
keuangan. Dengan adanya bukti transaksi,
baik pembeli maupun penjual dapat
mengonfirmasi barang maupun nominal uang
yang diterima dalam bentuk dan jumlah yang
cocok.

54
d. Membantu dalam pencatatan keuangan dan
pengelolaan keuangan kedepannya
Manfaat bukti transaksi selanjutnya adalah
sebagai alat yang membantu dalam
pencatatan alur kas masuk maupun keluar.
Selain sebagai bukti transaksi dalam suatu
periode tertentu, fungsi bukti transaksi
lainnya adalah membantu perencanaan target-
target finansial di tahap selanjutnya.
3. Macam-Macam Bukti Transaksi
Transaksi yang dilakukan sehari-hari oleh
individu maupun perusahaan memerlukan jenis
bukti transaksi yang berbeda-beda. Berikut
macam-macam bukti transaksi:
a. Faktur
Contoh bukti transaksi yang pertama
adalah faktur. Faktur sebagai bukti transaksi
adalah dokumen yang menyebutkan secara
tertulis terkait barang yang dijual. Dengan
begitu, jika terjadi kesalahan pengiriman
barang, Anda bisa mengembalikan atau
mengajukan pergantian barang, tentunya
dengan menunjukkan faktur tersebut. Maka
dari itu, faktur dikeluarkan oleh penjual dan
diberikan kepada pembeli. Dengan adanya
faktur, pembeli dan penjual dapat meninjau
barang yang telah ditransaksikan.
b. Kwitansi
Ketika sebuah transaksi melibatkan
penerimaan sejumlah uang, maka yang

55
dipergunakan sebagai bukti transaksi adalah
bukti kwitansi. Contoh bukti transaksi satu ini
akan diserahkan oleh pihak yang melakukan
pembayaran setelah ditandatangani oleh
pihak penerima uang. Bukti kwitansi terdiri
dari dua lembar. Lembar pertama adalah
sebagai bukti pembayaran yang akan
diserahkan kepada pembeli. Lembar kedua
akan disimpan oleh pihak penjual atau yang
menerima uang sebagai bukti transaksi.
c. Nota Debit
Macam-macam bukti transaksi selanjutnya
adalah nota debit. Nota debit sebagai bukti
transaksi adalah lembaran yang berguna
untuk melaporkan ketidakcocokan akan
barang yang telah diterima oleh pembeli
kepada pihak penjual. Nota debit ditulis oleh
pembeli dan berisi pemberitahuan mengenai
nominal harga yang perlu dikembalikan
karena barang tidak sesuai.
d. Nota Kredit
Ketika Anda mengembalikan barang yang
diterima dalam keadaan rusak maupun tidak
cocok, kegiatan pengembalian barang tersebut
akan diarsipkan oleh penjual dalam bukti
transaksi yang disebut dengan nota kredit.
Fungsi bukti transaksi ini menandakan bahwa
penjual menerima pengembalian barang dan
permintaan penurunan harga dari pembeli.
e. Nota Kontan

56
Contoh bukti transaksi selanjutnya adalah
nota kontan. Nota kontan sebagai bentuk
bukti transaksi adalah dokumen yang
dikeluarkan oleh penjual kepada pembeli
yang seringkali dijumpai dalam transaksi
sehari-hari. Lembar pertama akan disimpan
oleh penjual dan lembar kedua akan diterima
oleh pembeli. Di dalam nota kontan terdapat
informasi berupa; Nomor nota dan tanggal
transaksi
f. Memo
Macam-macam bukti transaksi selanjutnya
adalah memo. Memo adalah bukti transaksi
yang dikeluarkan oleh pimpinan suatu
perusahaan maupun orang yang memiliki
wewenang dalam perusahaan tersebut. Notasi
pembayaran gaji yang belum dilaksanakan
pada akhir periode adalah salah satu contoh
bukti memo transaksi.
g. Cek
Cek sebagai bukti transaksi adalah bentuk
perintah yang diterbitkan oleh suatu lembaga
bank untuk mengirimkan sejumlah uang
kepada nama yang tertera dalam bukti
transaksi tersebut. Jumlah dana yang bisa
dikeluarkan bergantung pada nominal yang
tertera pada cek tersebut. Contoh bukti
transaksi cek juga merupakan surat berharga
dan berguna untuk alat tukar.

57
h. Bilyet Giro
Bilyet giro sebagai bukti transaksi adalah
penerbitan perintah pemindahbukuan
sejumlah nominal uang dari satu rekening
bank ke rekening bank lainnya yang berasal
dari sesama bank maupun berbeda bank.
i. Bukti Kas Masuk
Bukti kas masuk adalah contoh bukti
transaksi oleh perusahaan. Manfaat bukti
transaksi satu ini dipergunakannya untuk
menyusun laporan keuangan perusahaan.
j. Bukti Kas Keluar
Berkebalikan dengan kas masuk, kas keluar
merupakan bukti pengeluaran uang oleh
perusahaan pada suatu transaksi. Sama
halnya dengan kas masuk, fungsi bukti
transaksi dari kas keluar akan menjadi
komponen penting dalam pelaporan
keuangan perusahaan.
k. Rekening Alquran
Contoh bukti transaksi selanjutnya adalah
rekening koran. Bukti satu ini dicatat oleh
pihak bank untuk mutasi kas atas segala
transaksi yang dilaksanakan oleh nasabahnya.
l. Bukti Setoran Bank
Sama seperti namanya, bukti setoran bank
adalah slip bukti transaksi yang diberikan
kepada nasabah yang menyetorkan sejumlah
dana ke rekening bank yang ia miliki.

58
C. Jurnal Umum
Jurnal umum adalah sebuah jurnal yang
dipergunakan untuk tempat melakukan
pencatatan bagi segala jenis bukti transaksi
keuangan yang muncul akibat terjadinya berbagai
transaksi keuangan perusahaan dalam suatu
periode tertentu. Pada umumnya, jurnal ini tersedia
dalam akuntansi perusahaan jasa karena pada
prinsipnya segala transaksi dalam perusahaan jasa
dapat dicatat secara kronologis, sedangkan pada
akuntansi perusahaan dagang lebih efektif
menggunakan jurnal khusus. Pembuatan jurnal
umum atau disebut juga penjurnalan mempunyai
tujuan diantaranya untuk melakukan permintaan,
melakukan penilaian, dan melakukan pencatatan
dampak ekonomi dari sebuah transaksi atau
beberapa transaksi dalam perusahaan. Selain itu,
pencatatan ini juga bertujuan untuk memudahkan
proses transfer biaya transaksi yang terjadi ke
dalam akun sesuai transaksi.
Dalam membuat jurnal umum, ada beberapa
prinsip dasar yang perlu Anda perhatikan yaitu:
1. Melakukan pengidentifikasian bukti transaksi
keuangan yang dilakukan perusahaan. Contoh
dari bukti transaksi antara lain faktur, kuitansi,
nota, memo, dan sebagainya.
2. Menentukan akun apa saja yang terpengaruh
dengan transaksi yang terjadi dan
menggolongkannya dalan jenis harta, utang,
ataukah modal.

59
3. penambahan atau pengurangan terhadap akun
yang terkait dengan transaksi yang dilakukan.
4. Membebaskan untuk mendebit atau mengkredit
akun yang terkait dengan transaksi yang terjadi.
Sebelumnya, Anda harus sudah menguasai cara
menentukan debit-kredit dalam suatu akun.
5. Mencatat transaksi ke dalam jurnal umum sesuai
dengan bukti transaksi yang dilakukannya.

Jurnal umum dalam siklus akuntansi memiliki 5


fungsi penting untuk sebuah perusahaan jasa.
Adapun kelima fungsi tersebut adalah:
1. Fungsi historis; Pencatatan setiap transaksi
dilakukan berdasarkan tanggal terjadinya
transaksi. Jurnal menggambarkan kegiatan
perusahaan sehari-hari secara berurutan dan
terus menerus. Inilah mengapa Jurnal umum
memiliki fungsi historis karena dilakukan secara
sistematis dan kronologis.
2. Fungsi Pencatatan; Jurnal umum digunakan
untuk mencatat setiap transaksi yang terjadi
dalam perusahaan. Setiap perubahan kekayaan,
modal, biaya, dan pendapatan 25 harus terlebih
dahulu dicatat ke dalam jurnal umum, agar
pembuatan laporan keuangan perusahaan dapat
dilakukan secara lengkap.
3. Fungsi analisis; Pencatatan dalam jurnal umum
merupakan hasil analisis transaksi berupa
pendebitan dan pengkreditan akun yang
terpengaruh. Analisis ini mengenai

60
penggolongan nama akun, pencatatan dalam
pendebitan ataupun pengkreditan beserta
jumlah.
4. Fungsi instruksi; Catatan dalam jurnal umum
merupakan perintah untuk mendebit dan
mengkredit akun sesuai dengan catatan dalam
jurnal. Pencatatan dalam jurnal umum bukan
terbatas dokumen transaksi dalam perusahaan
tetapi bersifat instruksi. Hal ini dimaksudkan
bahwa jurnal umum berfungsi memberikan
perintah atau petunjuk dalam proses
memasukkan data ke buku besar.
5. Fungsi informatif; Catatan dalam jurnal umum
memberikan penjelasan mengenai bukti
pencatatan transaksi yang terjadi.

Bentuk jurnal umum


Tangg Keterangan ref Debit Kredit
al
08-jan Kas 10 Rp Rp
Modal 13 10.000.000 10.000.000
Sandra 01
(Pemilik
menyetor
modal
awal)
Keterangan:
Kolom tanggal :diisi dengan tanggal
terjadinya transaksi

61
Kolom perkiraan :diisi nama perkiraan atau
akun yang didebet atau
dikredit, dengan cara, bila
debet ditulis diatas agak ke
tepi kiri, bila kredit ditulis
dibawah agak ke dalam
Kolom debet : sisi sebelah kiri
Kolom kredit : sisisebelah kanan
Ref : nomor referensi atau no
akun, diisi sesuai
keterangan

D. Posting ke Buku Besar


Buku besar merupakan buku yang memuat
kumpulan perkiraan-perkiraan yang saling
berhubungan serta mengurangi pengaruh transaksi
terhadap perubahan aktiva, kewajiban dan modal
perusahaan. Dalam proses pembukuan, setelah
pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum,
selanjutnya transaksi tersebut dicatat ke dalam
buku besar yaitu dengan cara memindahkan
jumlah-jumlah yang ada pada jurnal ke dalam buku
besar yaang sesuai, kegiatan pembukuan ini
dinamakan dngan memposting.
Adapun klarifikasi buku besar yang biasanya
dipergunakan dalam sebuah perusahaan yaitu;
1. Buku Besar Umum sering disebut buku besar
induk, yaitu semua perkiraan yang ada dalam
suatu priode tertentu seperti kas, piutang usaha,
persediaan utang usaha dan modal. Perkiraan-

62
perkiraan ini saling berdiri sendiri dan berfungsi
mengikhtisarkan pengaruh transaksi terhadap
aktiva, kewajiban dan modal usaha.
2. Buku Besar Pembantu sering disebut sebagai
buku tambahan, yaitu sekelompok rekening
yang khusus mencatat perincian piutang usaha
dan utang usaha yang berfungsi memberikan
informasi yang lebih deteil dan akurat.

E. Neraca Saldo
Neraca Saldo atau trial balance merupakan
laporan pembukuan atau akuntansi yang
mencantumkan saldo di setiap akun buku besar
organisasi umum. Jumlah saldo debet terdaftar di
kolom dengan judul “Saldo debet” dan jumlah
saldo kredit terdaftar di kolom laindengan judul
“Saldo kredit.” Jumlah masing-masing dari kedua
kolom ini harus sama. Neraca Saldo bukanlah
laporan keuangan. Ini merupakan laporan internal
yang berguna dalam sistem akuntansi dan
pembukuan manual. Jika saldo pada neraca tidak
seimbang, hal itu menandakan adanya kesalahan
antara jurnal dan neraca saldo.
1. Jenis Neraca Saldo
a. Neraca Saldo yang Belum Dibahas
(Unadjusted Trial Balance) Neraca yang
belum disesuaikan adalah daftar saldo yang
dibuat setelah semua transaksi diposting ke
buku besar. Saldo-saldo akun dibuku besar
tersebut selanjutnya dipindahkan ke daftar

63
saldo. Neraca balance yang belum disesuaikan
disiapkan untuk menentukan apakah terdapat
kesalahan dalam postingan debit atau kredit
ke buku besar. Melalui daftar saldo yang
belum disesuaikan akan mempermudah
dalam menemukan kesalahan pencatatan dan
membantu dalam mengaudit laporan
keuangan perusahaan.
b. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian (Adjusted
Trial Balance) Neraca setelah penyesuaian
adalah daftar saldo yang dibuat setelah proses
penyesuaian akun-akun tertentu. Dalam
penggunaan akuntansi berbasis akrual, maka
ada beberapa akun yang perlu penyesuaian
sebelum menyusun contoh laporan keuangan.
Apabila tidak dilakukan penyesuaian maka
laporan keuangan yang dihasilkan kurang
valid alias kurang mencerminkan kondisi
yang sebenarnya.
c. Neraca Saldo Penutup (Post Closing Trial
Balance) Pengertian neraca penutup adalah
daftar saldo yang digunakan untuk
memastikan bahwa buku besar telah memiliki
saldo untuk awal periode berikutnya.
Prosedur ini merupakan langkah akhir dalam
satu periode akuntansi setelah ayat penutup
jurnal dimasukkan. Semua akun beserta saldo
dalam daftar saldo penutupharus sama
dengan akun dan saldo neraca pada akhir
periode.

64
2. Fungsi Neraca Saldo
Fungsi dari neraca saldo adalah untuk
memastikan bahwa semua entri yang dibuat
dalam buku besar telah seimbang. Neraca saldo
mencantumkan saldo akhir di setiap akun buku
besar umum. Jumlah total dari debit dan kredit
dalam setiap entri akuntansi seharusnya cocok.
Oleh karena itu, jika total debit dan total kredit
pada saldo percobaan tidak cocok, ini
menunjukkan bahwa satu atau lebih transaksi
dicatat dalam buku besar umum yang tidak
seimbang. Namun lebih dari itu, fungsi neraca
saldo secara keselurahan adalah seperti:
a. Untuk menyajikan kepada pemilik usaha,
daftar konsolidasi semua saldo buku besar.
b. Ini adalah metode terpendek untuk
memverifikasi keakuratan penghitungan entri
yang dibuatdalam buku besar.
c. Jika total sisi atau kolom debit sama dengan
total sisi kredit, trial balance berarti
sudahcocok. Kalau tidak, berarti ada beberapa
kesalahan yang telah dilakukan dalam
beberapa akun atau pencatatan.
d. Ini akan membantu dalam persiapan
pembuatan laporan kaeuangan akhir seperti;
Laporan arus kas, laporan laba rugi, atau
neraca.

65
3. Cara Membuat Neraca Saldo
Dalam neraca harus memperhatikan
besarnya buku karena penyusunan neraca ini
dihadapi atas saldo akun yang terdapat dalam
buku besar. Adapun tahapan dalam menyusun
neraca saldo yaitu sebagai berikut:
a. Menyertakan nama akun dan saldonya.
b. Menyertakan kolom debit dan kredit.
c. Memberikan bukti kesamaan jumlah dari
kedua kolom (kolom debit dan kolomkredit),

66
BAB IV
AKUNTANSI PERUSAAN
DAGANG

67
A. Akuntansi Untuk Pembelian (Accounting For
Purchases)
Ambarwati dan Isharijadi (2012) yang
menyatakan bahwa sistem informasi akuntansi
adalah susunan dari bagian-bagian seperti manusia
dan berbagai peralatan yang digunakan untuk
memproses data menjadi informasi keuangan yang
bermanfaat untuk pengambilan keputusan.Sistem
informasi akuntansi pada dasarnya dibangun
untuk mencapai tujuan perusahaan. Tujuan utama
dari suatu perusahaan menurut Kusasi and
Rahman (2018) adalah mengolah data akuntansi
yang berasal dari berbagai sumber menjadi
informasi akuntansi yang Diperlukan oleh berbagai
macam pemakai, dan untuk mengurangi resiko
pada saat pengambilan keputusan.
Heripracoyo (2009) yang menyatakan bahwa
sistem informasi akuntansi pembelian merupakan
sistem yang dibangun untuk mempermudah
pelaksanaan pembelian dengan
mengotomatisasikan atau mengkomputerisasi
keseluruhan maupun beberapa bagian dari proses
pembelian tersebut disertai dengan pengendalian
atau kontrol atas sistem komputerisasi tersebut.
Masrunik (2017) menyatakan bahwa bagian
pembelian merupakan bagian yang sangat penting
bila dikaitkan dengan masalah efisiensi
pengendalian jumlah biaya yang harus dikeluarkan
untuk kegiatan operasional, sehingga perlu

68
dilakukan pengaturan tata laksana atau prosedur
pembelian barang. Hal tersebut diperkuat oleh
pernyataan Tandean, Mulia, dan Setyoadji (2012)
yang menyatakan bahwa prosedur sangat penting
bagi sebuah perusahaan untuk digunakan sebagai
panduan dalam melaksanakan suatu aktivitas agar
aktivitas tersebut berjalan dengan teratur dan
sesuai dengan ketentuan yang ada.

B. Akuntansi Untuk Penjualan (Accounting For Sales)


Menurut Tjiptono (2007:585) Pejualan adalah
sebagai program yang berdiri di atas berbagai
kegiatan pemasaran yang berusaha mempermudah
dan mempermudah pemohonan barang dan jasa
dari produsen kepada konsumen.
Sistem akuntansi yang baik dalam penjualan
menurut Mulyadi (2008:221) sebaiknya adalah :
1. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi
kredit.
2. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi
penjualan dan fungsi kredit.
3. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi kas.
4. Transaksi penjualan kredit harus dilaksanakan
oleh fungsi penjualan, fungsi kredit, fungsi
pengiriman, fungsi penagihan, dan fungsi
akuntansi. Tidak ada transaksi penjualan kredit
yang dilaksanakan secara lengkap hanya oleh
satu fungsi tersebut.
Dalam setiap transaksi penjualan harus
didukung dengan dokumen bisnis untuk

69
menunjukan bukti penjualan secara tertulis.
Dokumen khusus ini digunakan untuk mencatat
data tentang aktivitas bisnis untuk pengawasan
dan pengendalian serta akurasi yang lebih baik.
Berikut ini adalah dokumen yang diperlukan
dalam sistem akuntansi penjualan secara tunai:
1. Faktur Penjualan Tunai
Dokumen yang satu ini berfungsi untuk
merekam berbagai informasi yang diperlukan
oleh manajemen tentang penjualan tunai. Data
tertulis yang ada di dalam faktur ini berupa:
 Nama pembeli
 Alamat pembeli,
 Tanggal transaksi,
 Kode dan nama barang,
 kuantitas,
 harga satuan,
 Jumlah harga,
 Nama dan kode wiraniaga,
 Dan otorisasi terjadinya berbagai tahap
transaksi.
Faktur penjualan tunai ini nantinya akan
diisi oleh fungsi penjualan sebagai pengantaran
pembayaran oleh pembeli kepada fungsi kas.
Faktur ini dapat digunakan sebagai sumber
pencatatan transaksi penjualan ke jurnal
penjualan.
2. Pita Daftar Kas
Dokumen ini adalah bukti penerimaan kas
yang dikeluarkan oleh fungsi kas. Pita Register

70
ini adalah dokumen pendukung faktur
penjualan tunai yang nantinya akan dicatat ke
dalam jurnal penjualan.
3. Slip Penjualan Kartu Kredit
Dokumen ini nantinya akan dicetak
langsung oleh credit card center bank yang
menerbitkan kartu kredit. Nanti pihak bank akan
menyerahkannya ke perusahaan yang menjadi
anggota kartu kreditnya.
4. Surat muatan
Bill of lading adalah bukti penyerahan
barang dari perusahaan ke perusahaan
ekspedisi. Dokumen ini akan digunakan oleh
fungsi pengiriman dalam penjualan dengan
sistem COD yang penyerahannya dilakukan
oleh perusahaan ekspedisi.
5. Faktur Penjualan COD
Faktur ini berfungsi untuk merekam
penjualan yang dilakukan secara COD.
Tembusan faktur ini diserahkan kepada pembeli
melalui bagian angkutan ekspedisi, kantor pos,
atau perusahaan ekspedisi lainnya. Mereka akan
dimintai tanda tangan penerimaan barang
sebagai bukti bahwa barang telah diterima oleh
pembeli. Tembusan faktur penjualan COD ini
akan digunakan oleh perusahaan untuk menagih
kas yang harus dibayar oleh pembeli ketika
penyerangan barang yang mereka pesan.

71
6. Bukti Setor Bank
Dokumen ini akan dibuat oleh fungsi kas
sebagai bukti penyetoran kas ke pihak bank.
Dokumen bukti setor bank ini akan dibuat 3
lembar dan diserahkan oleh fungsi ke kas ke
bank. Selain itu juga dilakukan penyetoran kas
dari hasil penjualan tunai ke bank. Dua lembar
dokumen tembusannya akan diminta kembali
dari bank jika telah ditandatangani oleh bank
sebagai bukti penyetoran kas ke bank.
7. Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan
Dokumen ini berfungsi untuk merangkum
harga pokok produk yang dijual selama satu
periode, misalnya satu bulan. Dokumen ini akan
digunakan oleh fungsi akuntansi. Data yang
harus ada di dalam dokumen rekapitulasi harga
pokok penjualan ini adalah jumlah harga.
Nantinya dokumen ini akan digunakan oleh
fungsi penjualan sebagai pendukung dokumen
untuk pembuatan bukti memorial untuk
mencatat harga pokok yang dijual.

72
C. Potongan Penjualan (Sales Discounts)
Potongan (discounts), yaitu potongan harga yang
diberikan penjual kepada pembeli. Penjual akan
memberikan potongan harga kepada pembeli
karena beberapa alasan sebagai berikut :
1. Membeli barang secara tunai dalam partai besar.
2. Melunasi Hutang sebelum jatuh tempo atau
lebih cepat dari waktu yang ditentukan dalam
syarat pembayaran (term of credit).
Bagi pembeli, potongan harga tersebut potongan
pembelian, sehingga jumlah yang dikeluarkan
untuk membayar harga pembelian barang menjadi
berkurang. Potongan pembelian yang diterima
pembeli akan dicatat disebelah kredit pada
potongan potongan pembelian. Adapun bagi
penjual potongan harga tersebut disebut potongan
penjualan (sales discount), sehingga jumlah uang
yang diterima dari harga penjualan barang menjadi
berkurang. Potongan penjualan yang diberikan
penjual akan dicatat disebelah debet pada akun
potongan penjualan.
Menurut Sigit Potongan Merupakan
Pengurangan terhadap harga yang telah
ditetapkan. Hal ini dikarenakan pembeli memenuhi
syarat yang telah ditetapkan.
Pengertian potongan penjualan Menurut Fenty
Fauziah dalam buku Pengantar Dasar Akuntansi
(2020), potongan penjualan adalah pengurang

73
pendapatan penjualan. Akuntan dapat mendebit
akun penjualan jika ditemui adanya potongan
penjualan. Namun, untuk potongannya yang besar,
tergantung pada manajer atau pihak perusahaan
Soemarso juga menjelaskan bahwa potongan
penjualan adalah potongan harga yang diberikan
apabila penyebaran dilakukan lebih cepat dari
jangka waktu kredit.

D. Retur Dan Pengurangan Penjualan (Sales Return And


Allowances)
Retur dan potongan penjualan mengacu pada
penyesuaian penjualan sebagai akibat dari
pengembalian barang atau persediaan barang
dagangan atau pengurangan dari harga jual asli
karena kerusakan atau cacat barang atau produk.
Retur dan potongan penjualan adalah akun kontra
dari akun pendapatan penjualan.
Retur dan potongan penjualan ini merupakan
akun kontra dari Penjualan. Tujuannya saat laporan
income statement akan mempengaruhi nilai Net
Sales atau Penjualan bersih.
Di bawah ini adalah entri jurnal yang diperlukan
yang harus dimasukkan dalam pembukuan
akuntansi untuk akuntansi pengembalian
penjualan.

74
1. Saat barang dikembalikan, dan tidak ada piutang
yang beredar

2. Saat barang dikembalikan, dan piutang sudah


beredar.

Hal yang perlu diperhatikan terkait retur


penjualan diantaranya adalah:
1. Banyak perusahaan menjual barang secara tunai
atau kredit. Oleh karena itu, rasio yang mereka
pertahankan harus diperiksa, dan karenanya,
entri harus diteruskan jika rincian pelanggan
tidak diketahui.
2. Dengan mendebet akun penjualan, pendapatan
perusahaan berkurang, dan selanjutnya, hal itu
akan berdampak pada margin kotor perusahaan
juga.

75
3. Harga pokok penjualan juga disesuaikan karena
pengembalian penjualan akan meningkatkan
persediaan. Margin kotor harus diperhatikan
apakah itu dalam biaya atau penjualan. Jika
dalam penjualan, seseorang dapat langsung
mengurangi jumlah penjualan dengan margin
itu, tetapi jika terkait biaya, maka seseorang juga
perlu menyesuaikan beratnya.
4. Harga pokok penjualan dan persediaan
disesuaikan dengan margin karena
pengembalian penjualan belum menghasilkan
pendapatan bagi perusahaan, dan karena itu
laba juga harus diganti.

76
BAB V
AKUN DAN MANFAATNYA

77
A. Pengertian Transaksi Bisnis Perusahaan
Transaksi bisnis adalah transaksi keuangan
antara dua pihak atau lebih yang melibatkan
pertukaran barang, uang atau jasa. Untuk
melakukan transaksi bisnis, pertukaran bisnis harus
dapat diukur dalam nilai moneter sehingga dapat
dicatat untuk tujuan akuntansi. Transaksi bisnis
merupakan peristiwa yang melibatkan pertukaran
barang, uang, maupun jasa antara dua pihak atau
lebih.
Dalam transaksi terdapat sebuah administrasi
transaksi. Adapun yang dimaksud dengan
administrasi disini ialah suatu kegiatan untuk
mencatat perubahan keuangan seseorang atau
oraganisasi yang dilakukan secara teliti serta
mengunakan suatu metode-metode tertentu.
Administarsi transaksi ditujuakan agar hasil
pencatatan bisa di komunikasikan kepada pihak
lainnya. Adapun yang dimasut dengan transaksi
keuangan ialah suatu kegiatan ekonomi yang dapat
diukur dengan satuan uang tertentu, yang bisa
mengubah posisi keuangan perusahaan tersebut.
Dalam kehidupan sehari-hari transaksi bisnis
yang dilakukan suatu perusahaan dibagi menjadi 2
(dua) jenis, yaitu sebagai berikut:
1. Transaksi Internal
Transaksi interna adalah sebuah transaksi
yang terjadi di dalam perusahaan. yaitu
transakasi yang hanya melibatkan personalia
yang terdapat di dalam sebuah perusahaan saja.

78
Transaksi interna lebih menekankan pada
perubahan posisi keuangan yang terjadi
dibagian dalam perusahaan. Misalnya, memo
dari pimpinan kepada seseorang pegawai,
perubahan nilai keuangan karena kemunduran
perusahaan, pengunaan perlengkapan kantor.
Transaksi keuangan dibuat dan dikeluarkan juga
oleh perusahaan itu sendiri.Transaksi internal
juga dapat diartikan sebagai bukti pencatatan
atas kegiatan-kegiatan yang terjadi di dalam
perusahaan itu sendiri yang berhubungan
dengan posisi keuangan perusahaan tersebut.
2. Transaksi Eksternal
Transaksi eksternal adalah suatu transaksi
yang melibatakan pihak luar perusahaan. yaitu
transaksi yang melibatkan orang luar atau
organisasi luar. Transaksi eksternal juga dapat
diartikan sebagai bukti pencatatan atas kegiatan-
kegiatan yang terjadi pada perusahaan yang
berhubungan dengan pihak luar dari
perusahaan tersebut.
Adapun dokumen atau bukti transaksi bisnis
adalah sebagai berikut:
 factura faktur atau
 Kuitansi
 Cek
 Nota de débito
 Rekening Corán
 Bilyet giro

79
Untuk dianggap sebagai transaksi bisnis, ada
beberapa macam ciri-cirinya, yaitu seperti:
 Transaksi bisnis adalah ukuran istilah moneter
 Transaksi terjadi antara bisnis dan pihak ketiga
 Transaksi atas nama badan usaha dan bukan
untuk tujuan individu
 Transaksi dicatat oleh dokumen sah yang sah
seperti faktur, pesanan penjualan, tanda terima,
dan hal-hal yang mendukung transaksi.

B. Dokumen Awal Pencatatan Akuntansi


Perusahaan
Catatan akuntansi adalah semua dokumentasi
dan pembukuan yang terlibat dalam penyusunan
laporan keuangan atau catatan yang relevan
dengan audit dan tinjauan keuangan. Catatan
akuntansi mencakup catatan aset dan kewajiban,
transaksi moneter, buku besar, jurnal, dan
dokumen pendukung seperti cek dan faktur.
Aturan dan undang-undang umumnya berlaku
untuk memaksa entitas akuntansi dan kantor
akuntan untuk menyimpan catatan akuntansi
untuk jangka waktu tertentu. Di AS, Comisión de
Bolsa y Valores (SEC) mensyaratkan bahwa kantor
akuntan menyimpan catatan dari audit dan
tinjauan selama setidaknya tujuh tahun dan bahwa
mereka menyimpan catatan yang mendukung atau
meragukan kesimpulan audit. Tidak ada
kesepakatan universal mengenai kumpulan
dokumen bisnis mana yang terdiri dari satu set

80
catatan akuntansi yang komprehensif. Catatan
akuntansi dapat dianggap sebagai istilah umum.
Pihak yang berbeda, seperti kreditur, inversor
ekuitas, atau kelompok yang tertarik dengan tata
kelola perusahaan akan memiliki prioritas yang
berbeda, dan seringkali bersaing; tuntutan atau
preferensi mereka untuk dokumentasi akan terus
berubah. Pada titik yang berbeda dalam siklus
ekonomi atau bisnis, pihak yang menuntut catatan
akuntansi akan mengubah permintaan informasi
mereka berdasarkan possi dalam siklus. Misalnya,
pada awal kenaikan dalam siklus bisnis,
permintaan laporan keuangan mungkin kuat,
karena inversor ekuitas sedang alcista. Sebaliknya,
selama penurunan siklus bisnis, kreditur mungkin
memerlukan rincian lebih lanjut seputar item
neraca, karena mereka menjadi lebih ragu untuk
memberikan kredit.
Catatan akuntansi umumnya datang dalam dua
bentuk: entri tunggal dan entri ganda . Sesuai
namanya, entri tunggal adalah metode yang jauh
lebih sederhana, yang berfungsi lebih baik untuk
operasi yang lebih kecil. Metode entri ganda lebih
kompleks dan membutuhkan dua entri, satu kredit
dan satu debit, untuk setiap transaksi yang
dilakukan bisnis. Tujuannya adalah untuk
menyeimbangkan pembukuan dan
memperhitungkan pergerakan uang tunai melalui
suatu organisasi. Ini terutama dilakukan di
perusahaan besar, yang membantu menemukan

81
kesalahan dan potensi penipuan. Akuntan dapat
menggunakan beberapa jenis catatan yang melacak
berbagai informasi keuangan untuk bisnis. Catatan
akuntansi ini adalah:
1. Transaksi
Catatan transaksi memberikan informasi
keuangan terperinci yang membahas setiap
pembelian atau penjualan yang dilakukan
perusahaan. Misalnya, catatan transaksi dapat
mencakup nama, nilai, penghentian, perbaikan,
pengiriman, dan biaya pemeliharaan barang
yang dibeli. Catatan transaksi juga dapat
mencatat penjualan yang berhasil untuk suatu
produk atau layanan dan menyertakan informasi
tanggal transaksi dan detail tentang keberhasilan
penjualan.
2. Jurnal
Jurnal mencatat semua transaksi yang
dilakukan oleh perusahaan. Jurnal dapat
mencakup semua transaksi di seluruh
perusahaan atau mungkin ada jurnal yang
berbeda untuk area perusahaan yang berbeda.
Satu-satunya kebutuhan adalah jurnal yang
selalu diperbarui dan semua transaksi dicatat
dengan cara tertentu.
3. Buku Besar
Buku besar adalah penguncian transaksi
dalam jurnal ke tempat yang ditentukan dalam
buku besar yang digariskan berdasarkan jenis
transaksi. Hal ini memudahkan untuk menyisir

82
transaksi dan mengkategorikannya dengan
benar dalam penyusunan neraca saldo dan
akhirnya laporan keuangan.
4. Neraca Percobaan
Catatan perhitungan percobaan menghitung
semua kredit dan debit yang tersedia dalam
siklus bisnis, seperti bulan, kuartal, atau tahun.
Akuntan dapat menyusun catatan ini
berdasarkan jurnal dan buku besar dan
menggunakan catatan ini untuk
menyeimbangkan entri keuangan. Misalnya,
entri kredit dan debet pada lembar ini harus
seimbang. Perusahaan kemudian dapat
menggunakan lembar ini saat melacak potensi
kesalahan akuntansi, seperti entri transaksi yang
terlewat.
5. Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah bagian terakhir
dari dokumen yang terdiri dari komponen
semua dokumen akuntansi lainnya. Laporan
keuangan adalah apa yang akan diberikan
kepada publik dan badan pengatur untuk
dilihat. Analis investasi dapat meninjau laporan
keuangan sampai pada pemikiran mereka
tentang perusahaan. Badan pengatur dapat
meminta dokumen akuntansi yang
menghasilkan laporan keuangan untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih dalam
tentang perusahaan.

83
C. Bukti Dokumen Transaksi
Dokumen transaksi adalah dokumen yang
menggambarkan bahwa telah terjadi transaksi atas
kegiatan perusahaan yang dilakukan dalam kurun
waktu tertentu. Dokumen transaksi ini memuat
tanggal, kuantitas, serta harga penjualan atau
pembelian atas barang atau jasa yang telah
dilakukan. Dokumen transaksi ini memiliki dua
dokumen dalam hal transaksi. Dokumen tersebut
adalah dokumen sumber dan dokumen
pendukung. Sumber dokumen adalah dokumen
yang digunakan sebagai sumber pencatatan di
dalam buku pembantu atau jurnal. Dokumen
pembantu adalah sebuah dokumen yang direkam
dalam dokumen-dokumen milik tersebut.
Bukti transaksi adalah dokumen yang
digunakan sebagai tanda bukti suatu transaksi
telah dilaksanakan maupun bukti suatu pihak perlu
mempertanggung jawabkan kewajiban pada pihak
lainnya. Contoh bukti transaksi adalah termasuk
cek, dokumen pengiriman uang dan bilyet giro.
Terdapat dua jenis bukti transaksi dalam
keuangan dan bisnis. Berikut penjelasannya.
1. Bukti Transaksi Internal
Merupakan bukti dari transaksi yang terjadi
di dalam perusahaan. Salah satu contoh bukti
transaksi adalah gaji karyawan internal.
2. Bukti Transaksi Eksternal
Merupakan bukti dari transaksi yang terjadi
dengan melibatkan pihak-pihak di luar

84
perusahaan. Contoh bukti transaksi eksternal
adalah pembelian bahan baku untuk keperluan
produksi.
Menerima bukti transaksi berarti menyepakati
dengan pihak yang berlawanan bahwa transaksi
telah disepakati secara bersama. Selain sebagai
bukti kesepakatan, adapun manfaat lainnya dari
bukti transaksi adalah sebagai berikut.
1. Memahami pihak yang bertanggung jawab atas
transaksi
Salah satu manfaat bukti transaksi adalah
guna mengetahui pihak penjual maupun yang
memiliki tanggung jawab atas transaksi. Hal ini
biasanya tercantum dalam dokumen bukti
transaksi sebagai yang menerbitkan surat
tersebut. Fungsi bukti transaksi satu ini berguna
untuk memberi pemberitahuan jika barang
rusak.
2. Sebagai konfirmasi bentuk atas nominal uang
yang telah ditukar
Umumnya, bukti transaksi adalah dokumen
berisi data tentang jumlah uang yang terlibat
dalam suatu transaksi. Manfaat bukti transaksi
adalah untuk memastikan nominal yang telah
diberikan dan diterima sesuai dengan di
lapangan. Tentunya, Anda tidak menginginkan
pembayaran berlebih maupun pembelian
dengan dana yang kurang.
3. Mengurangi kemungkinan kesalahan dalam
pencatatan barang maupun keuangan

85
Fungsi bentuk transaksi lainnya adalah
sebagai usaha untuk mengurangi potensi error
dalam mencatat barang maupun keuangan.
Dengan adanya bukti transaksi, baik pembeli
maupun penjual dapat mengonfirmasi barang
maupun nominal uang yang diterima dalam
bentuk dan jumlah yang cocok.
4. Membantu dalam pencatatan keuangan dan
pengelolaan keuangan kedepannya
Manfaat bukti transaksi selanjutnya adalah
sebagai alat yang membantu dalam pencatatan
alur kas masuk maupun keluar. Selain sebagai
bukti transaksi dalam suatu periode tertentu,
fungsi bukti transaksi lainnya adalah membantu
perencanaan target-target finansial di tahap
selanjutnya.
Transaksi yang dilakukan sehari-hari oleh
individu maupun perusahaan memerlukan jenis
bukti transaksi yang berbeda-beda. Berikut macam-
macam bukti transaksi:
1. Faktur
Contoh bukti transaksi yang pertama adalah
faktur. Faktur sebagai bukti transaksi adalah
dokumen yang menyebutkan secara tertulis
terkait barang yang dijual. Dengan begitu, jika
terjadi kesalahan pengiriman barang, Anda bisa
mengembalikan atau mengajukan pergantian
barang, tentunya dengan menunjukkan faktur
tersebut. Maka dari itu, faktur dikeluarkan oleh
penjual dan diberikan kepada pembeli. Dengan

86
adanya faktur, pembeli dan penjual dapat
meninjau barang yang telah ditransaksikan.
Terdapat dua jenis faktur, yaitu faktur penjualan
yang akan disimpan oleh penjual dan faktur
pembeli yang akan diterima oleh pembeli.
Adapun informasi yang umumnya tercantum
dalam faktur meliputi nomor faktur, nama dan
alamat pembeli, nama dan alamat penjual, syarat
pembayaran, tanggal pemesanan dan keterangan
barang tersebut.
2. Kwitansi
Ketika sebuah transaksi melibatkan
penerimaan sejumlah uang, maka yang
dipergunakan sebagai bukti transaksi adalah
bukti kwitansi. Contoh bukti transaksi satu ini
akan diserahkan oleh pihak yang melakukan
pembayaran setelah ditandatangani oleh pihak
penerima uang. Bukti kwitansi terdiri dari dua
lembar. Lembar pertama adalah sebagai bukti
pembayaran yang akan diserahkan kepada
pembeli. Lembar kedua akan disimpan oleh
pihak penjual atau yang menerima uang sebagai
bukti transaksi. Di dalam kwitansi terdapat
beberapa informasi penting, termasuk nama
pemberi uang, jumlah uang, tanggal transaksi,
tujuan penyerahan uang tersebut dan terakhir
tanda tangan yang dibubuhkan materai (jika
diperlukan).

87
3. Nota Debit
Macam-macam bukti transaksi selanjutnya
adalah nota debit. Nota debit sebagai bukti
transaksi adalah lembaran yang berguna untuk
melaporkan ketidakcocokan akan barang yang
telah diterima oleh pembeli kepada pihak
penjual. Nota debit ditulis oleh pembeli dan
berisi pemberitahuan mengenai nominal harga
yang perlu dikembalikan karena barang tidak
sesuai.
4. Nota Kredit
Ketika Anda mengembalikan barang yang
diterima dalam keadaan rusak maupun tidak
cocok, kegiatan pengembalian barang tersebut
akan diarsipkan oleh penjual dalam bukti
transaksi yang disebut dengan nota kredit.
Fungsi bukti transaksi ini menandakan bahwa
penjual menerima pengembalian barang dan
permintaan penurunan harga dari pembeli.
5. Nota Kontan
Contoh bukti transaksi selanjutnya adalah
nota kontan. Nota kontan sebagai bentuk bukti
transaksi adalah dokumen yang dikeluarkan
oleh penjual kepada pembeli yang seringkali
dijumpai dalam transaksi sehari-hari. Lembar
pertama akan disimpan oleh penjual dan lembar
kedua akan diterima oleh pembeli. Di dalam
nota kontan terdapat informasi berupa:
 Nomor nota
 Tanggal transaksi

88
 Nama perseorangan maupun perusahaan
yang mengeluarkan nota
 Jenis barang
 Jumlah barang
 Harga satuan
 Jumlah harga
6. Memo
Macam-macam bukti transaksi selanjutnya
adalah memo. Memo adalah bukti transaksi
yang dikeluarkan oleh pimpinan suatu
perusahaan maupun orang yang memiliki
wewenang dalam perusahaan tersebut. Notasi
pembayaran gaji yang belum dilaksanakan pada
akhir periode adalah salah satu contoh bukti
memo transaksi.

D. Akun dan Transaksi Perusahan


Akun adalah daftar atau tempat yang digunakan
untuk mencatat dan menggolongkan setiap
transaksi yang menghasilkan perubahan-
perubahan pada harta, utang, modal, pendapatan,
dan biaya. Tiap-tiap jenis harta, utang, modal,
pendapatan dan beban disediakan sebuah akun
tersendiri. Dengan demikian banyaknya akun yang
diperlukan oleh setiap perusahaan yang berlainan
dengan perusahaan lain, yaitu disesuaikan dengan
kebutuhan.
Akun pada umumnya dapat digolongkan
menurut sifatnya (karakteristik), yaitu meliputi
harta, utang, modal, pendapatan, dan beban. Tiap-

89
tiap golongan dapat dikelompokan lagi ke dalam
sub golongan. Kemudian sub golongan dapat
dipecah lagi menjadi beberapa jenis. Sehingga
setiap jenis benar-benar hanya tersedia sebuah
akun.
1. Harta (Aset), adalah semua hak milik (kekayaan)
perusahaan, baik yang berwujud maupun yang
tidak berwujud, yang dapat dinilai dengan uang.
Pada umumnya harta dapat dibagi menjadi 5
golongan:
a. Harta Lancar (Aset Lancar), yaitu uang tunai
dan harta lain yang diharapkan dapat
dicairkan menjadi uang tunai dalam jangka
waktu 1 tahun atau kurang, melalui operasi
normal perusahaan. Yang termasuk golongan
ini antara lain :
 Kas (Tunai), yaitu semua uang tunai dan
surat berharga yang berfungsi sebagai
uang tunai.
 Efek (Surat Berharga), yaitu surat
berharga berupa saham atau obligasi yang
dapat diperjualbelikan melalui bursa.
 Piutang (Account Receivable), yaitu tagihan
kepada pihak lain tanpa perjanjian tertulis
yang pelunasannya terjadi dalam jangka
waktu pendek atau dibawah satu tahun.
 Wesel Tagih (Wesel Piutang), yaitu tagihan
kepada pihak lain dengan perjanjian
tertulis yang pelunasannya terjadi dalam
jangka pendek atau dibawah satu tahun.

90
Perlengkapan (perlengkapan), barang
habis pakai yang digunakan untuk
kegiatan perusahaan dalam jangka waktu
dibawah satu tahun.
 Beban Dibayar Di Muka, yaitu beban yang
telah dikeluarkan tetapi belum menerima
atau belum menjadi kewajiban. Contoh:
sewa dibayar di muka, bunga dibayar di
muka.
 Pendapatan yang Akan Diterima, yaitu
pendapatan atas pekerjaan yang telah
diselesaikan, tetapi belum menerima
pembayarannya.
 Persediaan, yaitu barang siap untuk
dijual.
b. Investasi Jangka Panjang (Long Term
Investment), yaitu investasi yang dimaksudkan
untuk menguasai perusahaan atau
memperoleh penghasilan tetap. Termasuk
didalamnya antara lain: menyembunyikan
modal dalam saham dan modal dalam
perlindungan.
c. Harta Tetap (Aset Tetap), adalah harta
berwujud yang dipergunakan dalam operasi
perusahaan yang mempunyai umur ekonomis
lebih dari satu tahun atau yang bukan
merupakan barang dagangan yang akan
dijual. Yang termasuk dalam golongan ini
antara lain: kendaraan, peralatan kantor,
mesin-mesin, gedung dan tanah. Harta tetap

91
dalam penggunaannya secara bertahap akan
menyusut atau berkurang nilainya
kegunaannya kecuali tanah.
d. Harta Tak Berwujud, yaitu harta yang berupa
hak-hak istimewa atau posisi yang
menguntungkan perusahaan. Harta ini antara
lain:
 Hak Paten, adalah hak tunggal yang
diberikan oleh pemerintah melalui
Direktorat Paten kepada seseorang atau
badan untuk penemuan baru. Contoh
formula penemuan produk.
 Hak Cipta, adalah hak tunggal yang
diberikan oleh pemerintah kepada
seseorang atau badan untuk
memperbanyak dan menjual hasil karya
seni atau karya intelektual. Contoh menulis
buku, mencipta lagu.
 Hak Merk, adalah hak tunggal yang
diberikan oleh pemerintah kepada
seseorang atau badan untuk menggunakan
cap, nama, logo, lambang, atau merk usaha.
 Waralaba, adalah hak tunggal atau
istimewa yang diperoleh suatu perusahaan
dari pemerintah, orang, atau perusahaan
lain. Contoh: Waralaba dari Kentucky Fried
Chicken.
 Niat baik, adalah suatu nilai lebih yang
dimiliki oleh suatu perusahaan karena
adanya keistimewaan tertentu, misalnya

92
karena letak strategi, merk terkenal,
personalia yang profesional, pelayanan
yang memuaskan, dll.
e. Harta Lain-lain, yaitu harta yang tidak dapat
dikelompokkan pada kriteria diatas. Misalnya
mesin yang tidak terpakai, tanah yang tidak
dijadikan tempat usaha.
2. Utang/Kewajiban (Liabilities), yaitu suatu
kewajiban yang harus dibayar kepada
pihak lain dalam jangka waktu tertentu. Utang
dibagi menjadi 2 golongan:
a. Utang Lancar (Lembaga Lancar/Jangka
Pendek), yaitu suatu kewajiban yang harus
dibayar dalam jangka waktu kurang dari satu
tahun. Yang termasuk golongan ini adalah:
 Utang Usaha (Account Payable), yaitu
utang jangka pendek yang tidak disertai
perjanjian tertulis. Contoh utang yang
timbul akibat pembelian secara kredit.
 Wesel Bayar, yaitu utang jangka pendek
dengan disertai perjanjian tertulis.
 Beban yang masih harus dibayar,
misalnya utang gaji.
 Pendapatan diterima di muka, misalnya
Sewa diterima di muka
b. Utang Jangka Panjang, yaitu kewajiban yang
harus dibayar dalam jangka waktu yang
relatif lama atau lebih dari satu tahun. Jika
sebagian atau seluruh utang tersebut telah
jatuh tempo, maka bagian yang telah jatuh

93
tempo tersebut menjadi utang jangka pendek.
Yang termasuk dalam golongan ini antara
lain:
 Kewajiban Pinjaman. Kewajiban adalah
surat bukti utang perusahaan kepada
pemegang obligasi disertai pembayaran
bunga sesuai tingkat bunga yang
disepakati.
 Utang Hipotik, yaitu utang jangka panjang
dengan jaminan harta tetap.
3. Modal, yaitu kekayaan pemilik perusahaan atau
hak milik atas harta perusahaan.
4. Pendapatan, yaitu penambahan dalam modal
perusahaan yang berasal dari kegiatan usaha.
Pendapatan dapat dibedakan:
a. Pendapatan Operasional, yaitu pendapatan
yang diperoleh dari usaha pokok atau
utamanya.
b. Pendapatan Non Operasional, yaitu
pendapatan yang diperoleh diluar dari usaha
pokok atau utamanya. Misalnya dari
pendapatan bunga, pendapatan komisi, laba
penjualan aktiva, dll.
5. Beban, yaitu pengorbanan yang dikeluarkan
untuk memperoleh hasil. Beban dapat dibedakan
menjadi:
a. Operasional/Beban Usaha, yaitu beban yang
dikeluarkan untuk dapat mendapat hasil dari
usaha pokoknya. Misalnya Beban gaji, beban
listrik, telepon, dll.

94
b. Beban diluar usaha/Non Operasional, yaitu
beban yang dikeluarkan yang tidak ada
hubungannya dengan usaha pokok atau
utamanya. Misalnya beban bunga, rugi
penjualan aktiva.

95
BAB VI
BUKU BESAR PEMBANTU

96
A. Buku Besar Pembantu
Buku besar pembantu (subsidiary ledger) adalah
buku besar yang digunakan untuk mencatat
perubahan utang atau piutang, dengan menjual
kreditur maupun debitur yang satu dengan
lainnya. Jenis buku besar ini disebut juga buku
tambahan. Karena buku ini berisi informasi
tambahan, guna menjelaskan secara detail jumlah
utang dan piutang yang telah dicatat dalam buku
besar utama. Pada buku pembantu besar, satu per
satu akun dibuat sesuai pihak yang melakukan
pembelian serta penjualan kredit. Pencatatan di
buku pembantu besar dilakukan bersamaan
dengan pencatatan ke dalam buku jurnal khusus.
Seusai mencatat di buku pembantu besar,
selanjutnya adalah pembuatan daftar piutang atau
piutang. Total daftar saldo utang atau piutang
harus sama dengan saldo yang ada dalam buku
besar pembantu utang atau piutang.
Adapun beberapa fungsi buku besar pembantu
diantaranya adalah:
1. Mencatat secara rinci agar memudahkan proses
penyusunan laporan keuangan, guna
meminimalkan pencatatan kesalahan dalam
buku besar umum.
2. Sebagai pembukuan dalam ketelitian pencatatan
buku besar umum. Sebab buku besar pembantu
berisi rincian saldo pada buku besar umum.
3. Mempermudah pencarian informasi mengenai
jumlah akun dari pihak terkait.

97
4. Bisa menjadi bahan pembagian tugas dalam
laporan pengerjaan akuntansi keuangan
perusahaan.
Sumber data yang digunakan untuk pencatatan
ke buku besar pembantu adalah data yang
diperoleh dari sumber langsung atau berdasarkan
jurnal khusus. Setelah mencatat dalam jurnal
khusus, transaksi tersebut langsung dicatat ke buku
besar pembantu. Pencatatan buku besar pembantu
mencakup segala jenis bukti transaksi yang
terdapat perubahan nominal piutang piutang dan
piutangnya. Misalnya faktur, nota, bukti
penerimaan kas, kuitansi, dan lain sebagainya. Ada
dua metode yang bisa dilakukan untuk
memasukkan sumber data pencatatan. Cara
pertama, dengan mencatat dalam buku jurnal
umum, lalu dibukukan ke buku besar. Sedangkan
cara kedua, dengan membuat daftar saldonya di
setiap akhir periode tertentu. Daftar saldo ini
dibuat berdasarkan akun pada buku besar
pembantu tersebut.

B. Macam Macam Buku Besar Pembantu


1. Buku Besar Pembantu Piutang Usaha
Buku besar pembantu piutang usaha
disediakan khusus untuk merinci langganan
kredit, kepada siapa sajakah perusahaan
melakukan transaksi penjualan kredit, di mana
alamatnya dan berapa jumlahnya. Dalam buku

98
piutang, tagihan kepada setiap langganan dicatat
dalam daftar-daftarnya sendiri.
Perubahan piutang secara keseluruhan
dicatat pada perkiraan piutang di buku besar
umum, sebagai perkiraan induk. Sedangkan
perubahan ke langganan masing-masing dicatat
pada perkiraan masing-masing dalam perkiraan
buku besar pembantu pembantu.
2. Buku Besar Pembantu Utang
Buku besar pembantu utang disediakan
untuk mencatat masing-masing pemasok secara
terperinci yang jumlahnya ditentukan oleh
banyaknya pemasok yang memberikan pinjaman
kredit, baik berupa barang dagangan maupun
aktiva lainnya. Dalam buku utang, keadaan
utang pada setiap pemasok juga dicatat dalam
daftar-daftar tersendiri. Perubahan utang secara
keseluruhan dicatat pada perkiraan utang dalam
buku besar umum. Sedangkan perubahan ke
pemasok masing-masing, dicatat pada perkiraan
masing-masing dalam buku besar pembantu
hutang.
Buku besar adalah salah satu proses
akuntansi yang wajib dilakukan oleh sebuah
perusahaan. Dalam memudahkan dalam
pembuatan buku besar, Anda dapat
memanfaatkan software akuntansi.

99
C. Bentuk Buku Besar Pembantu
1. Buku Besar Bentuk T
Bentuk buku besar ini adalah yang paling
sederhana serta paling sering digunakan. Buku
besar jenis ini digunakan untuk keperluan
analisis transaksi serta untuk menjelaskan
mekanisme penggunaan akun. Walaupun buku
besar bentuk Tini memiliki kemudahan dalam
pembuatan dan pemahamannya, namun tetap
adakekurangannya. Kekurangannya tersebut
seperti, tidak bisa memuat nomor referensi dan
saldo per transaksi yang berkaitan dengan
jurnal.Jika ingin melihat dan mengetahui jumlah
saldo ketika menggunakan bentuk Tini harus
menunggu sampai akhir bulan terlebih dahulu.
Karena bentuk T tidak memuat kolom saldo
pada masing-masing transaksi. Berikut adalah
gambar Buku besar berbentuk T;

2. Buku Besar Bentuk Skontro


Bentuk skontro ini biasa disebut dengan
bentuk dua kolom, yang berisikredit dan debit.
Skontro sendiri memiliki arti sebelah atau
menyebelah. Kelemahan dari bentuk ini tidak
jauh berbeda dengan buku besar bentuk T,yaitu
tidak adanya kolom saldo. Sehingga pastinya
jika ingin mengetahui posisi saldo milik

100
perusahaan perlu menunggu sampai akhir
bulan ketika masa perhitungan saldo.

3. Buku Besar Bentuk Staffle Berkolom Saldo


Tunggal
Bentuk staffle yang biasanya disebut
dengan buku besar 3 kolom. Buku besar ini
digunakan oleh kebanyakan perusahaan
terutama apabila perusahaan memerlukan
penjelasan dari suatu transaksi yang terjadi.
Bentuk ini digunakan jika diperlukan
penjelasan dari transaksi yang relatif banyak.
contohnya dibawah ini:

4. Buku Besar Bentuk Staffle Berkolom Saldo


Rangkap
Buku besar bentuk staffle berkolom saldo
rangkap, masih mirip dengan bentuk saldo
tunggal bedanya hanya pada saldo nya saja.
Biasa disebut dengan buku besar 4 kolom,
bentuk ini paling detail diantara yang lain nya,
mulai dari penyusunan akun hingga transaksi-
transaksi nya. Oleh karena itu, perusahaan-
perusahaan skala besar banyak menggunakan
buku besar bentuk ini dimana mereka

101
membutuhkan data akun dan transaksi
keuangan secara detail dan spesifik.

D. Cara Pencatatan Buku Besar Pembantu


Buku besar pembantu biasanya selalu dibuat jika
perusahaan juga memutuskan menggunakan jurnal
khusus selain jurnal umum. Jadi misalnya
perusahaan punya jurnal utang usaha, maka bisa
dipastikan mereka juga akan membuat buku besar
pembantu utang.
1. Contoh Transaksi
Pemahaman mengenai buku besar pembantu
utang akan semakin lengkap ketika kita tahu
bagaimana cara membuatnya. Dan untuk
membuatnya kita perlu ilustrasi berbagai contoh
transaksi terkait. Di bawah ini transaksi
perusahaan bernama CV Maju Terus yang terkait
dengan utang usaha alias account payable. Karena
hanya ilustrasi, jumlah transaksi hanya empat:
a. Membeli secara kredit peralatan dari CV
Adamas sebesar Rp 10 juta
b. Membeli secara kredit peralatan dari PT
Somalia sebesar Rp 30 juta
c. Membayar sebagian utang nomor 1 50 persen
d. Membayar sebagian utang nomor 2 sebanyak
10 juta
102
Sebelum masuk ke buku besar pembantu utang,
empat transaksi di atas akan dicatat dalam buku
besar umum sebagai berikut:
Nama akun: Utang Usaha

Cara Membuat
Dari buku besar hutang usaha di atas kita
hanya tahu informasi sangat umum. Apa yang
hendak diberikan oleh buku besar pembantu
pembantu adalah informasi lebih detail seperti
nama kreditur dan alamatnya.
Masih mengikuti transaksi di atas, buku
besar pembantu utang menjadi berbentuk seperti
ini:
Nama: CV Adamas
Alamat: Jl Raya Proyek

103
Nama: PT Somalia
Alamat: Jl Infrastruktur

Catatan: kolom “ref” dalam buku besar


pembantu utang di atas merujuk pada
referensi. Ia bisa mencantumkan
keterangan nomor faktur atau jurnal
tempat transaksi itu dicatat. Jika
dilihat, total saldo yang terdapat
dalam buku besar pembantu di atas
sama dengan saldo yang terdapat
dalam buku besar utama utang usaha.
Dengan demikian pemeriksaan silang
membuktikan tidak ada yang salah
dari akun yang satu ini.

104
BAB VII
PENGERTIAN KAS

105
A. Pengertian Kas
Kas merupakan rekening giro setara kas dan
juga saldo kas yang merupakan investasi yang
bersifat likuid, berkurun waktu pendek dan yang
paling cepat dijadikan kas dalan jumlah tertentu
tanpa menghadapi berbagai resiko perubahan nilai
yang cukup besar.
Setara kas ini dapat dimiliki untuk memenuhi
syarat kas yang berkurun waktu pendek, bukan
bertujuan untuk melakukan investasi atau tujuan
lainnya. Investasi harus diubah menjadi kas sesuai
dengan jumlah yang telah ditentukan, tanpa
memberikan resiko yang dapat berpengaruh, itu
merupakan syarat setara kas. Investasi baru dapat
mempengaruhi kondisi yang setara kas saat akan
jatuh tempo dalam kandang tiga bulan atau kurang
dari tanggal penangkapan.
Sementara itu menurut standar akuntansi
pemerintah kas merupakan saldo simpanan di bank
atau dengan uang tunai yang dapat dialokasikan
untuk membiayai berbagai kegiatan, termasuk
kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah setiap
saat. Dalam pemerintahan, terdapat Kas daerah,
yang merupakan tempat untuk menyimpan uang
daerah yang telah ditentukan oleh Bendaharawan
Umum Daerah, dipergunakan untuk menampung
berbagai wadah dan pengeluaran dari
pemerintahan daerah. Adapun Kas Negara, yang
merupakan tempat untuk menyimpan uang negara
yang telah ditentukan oleh Menteri Keuangan yang

106
berjabat sebagai Bendaharawan Umum Negara
untuk menampung berbagai wadah dan
pengeluaran di pusat pemerintahan.

B. Pengendalian intern
Pengendalian internal (internal control)
merupakan semua elemen dari sebuah organisasi
yang diambil bersama-sama dalam mencapai
tujuan organisasi, atau tindakan yang dapat
meningkatkan kemungkinan mencapai tujuan
perusahaan. Dalam teori akuntansi dan organisasi,
pengendalian interndidefinisikan sebagai suatu
proses, yang dipengaruhi oleh sumber daya
manusia dan sistem teknologi informasi, yang
dirancang untuk membantu organisasi mencapai
suatu tujuan atau tujuan tertentu. Internal Control
merupakan suatu cara untuk mengarahkan,
mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu
organisasi. Ia berperan penting untuk mencegah
dan mendeteksi penggelapan (penipuan) dan
melindungi sumber daya atau aset. Dijelaskan
bahwa manajemen harus melakukan proses
Pengendalian Audit internal, tujuannya untuk
memastikan apakah bawahannya telah
melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan sistem
dan prosedur sehingga terhindar dari
kemungkinan adanya kecurangan.
Pengendalian intern terdiri atas lima komponen
yang saling terkaitberikut ini:

107
1. Lingkungan Pengendalian menetapkan corak
suatu organisasi,memengaruhi kesadaran
pengendalian orang-orangnya.
Lingkunganpengendalian merupakan dasar
untuk semua komponenpengendalian intern,
menyediakan disiplin dan struktur.
2. Penaksiran Risiko adalah memanggil entitas dan
analisis terhadap risiko yang relevan untuk
mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar
untuk menentukan bagaimana risiko harus
dikelola.
3. Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan
prosedur yang membantu menjamin bahwa arah
manajemen dilaksanakan.
4. Informasi dan Komunikasi adalah
pengidentifikasian, penangkapan, dan
pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan
waktu yangmemungkinkan orang melaksanakan
tanggung jawab mereka.
5. Pemantauan adalah proses yang menentukan
kualitas kinerjapengendalian intern sepanjang
waktu.
Lingkungan pengendalian menetapkan corak
suatu organisasi dan memengaruhi kesadaran
pengendalian orang-orangnya. Lingkungan
pengendalian merupakan dasar untuk semua
komponen pengendalian intern yang lain,
menyediakan disipIin dan struktur. Lingkungan
pengendalianmencakup hal-hal berikut ini:
1. Integritas dan nilai etika

108
2. Komitmen terhadap kompetensi
3. Partisipasi dewan komisaris atau komite audit
4. Struktur organisasi
5. Memberi wewenang dan tanggung jawab
6. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia

C. Kas Kecil
Kas kecil atau petty cash adalah uang yang
dicadangkan oleh entitas bisnis/perusahaan untuk
pembayaran pengeluaran-pengeluaran yang
bersifat rutin namun jumlah nominalnya relatif
kecil, serta tidak material.
Kas Kecil mempunyai beberapa karakteristik yaitu :
1. Jumlah nominalnya dibatasi, tidak lebih
ataupun tidak kurang dari jumlah nominal
tertentu yang sudah ditetapkan oleh manajemen
perusahaan. Tentunya masing–masing
perusahaan menetapkan jumlah nominal yang
berbeda beda sesuai dengan kebijakan dan skala
operasional perusahaan.
2. Digunakan untuk menembakkan transaksi yang
bernominal kecil yang rutin terjadi setiap hari,
ribet juga kan kalau misalnya ada keperluan
seperti keperluan ATK yang jumlahnya tidak
seberapa dan tiap saat selalu keluar biayanya
jika harus mengambil uang harus berprosedur
prosedur dulu.

109
kas kecil dimasukkan ke dalam manajemen
keuangan perusahaan berdasarkan tujuan-tujuan
tertentu. Ini dia tujuan-tujuan yang dimaksud:
1. Pengukuran Masalah Perlengkapan di
Perusahaan, Tujuan pertama adalah menangani
masalah pembiayaan perlengkapan atau
perbekalan yang terjadi di dalam perusahaan.
Karena biasanya biaya yang terkait dengan
usaha relatif lebih kecil dibandingkan biaya yang
lain. Karena nominal pembiayaannya kecil, tentu
pembukuan yang digunakan untuk mencatat
transaksi juga khusus, pembukuan inilah yang
disebut kas kecil.
2. Mencegah Terjadinya Alokasi Pembayaran,
Dengan adanya pencatatan petty cashl, tentu
kesalahan alokasi pembayaran tidak akan terjadi.
Tidak mungkin perusahaan membayar mahal
untuk biaya transaksi yang kecil atau sebaliknya.
Karena semuanya terpetakan di dalam
pembukuan yang berbeda. Artinya jika ingin
membayar biaya yang kecil, tentu datanya ada di
kas kecil. Sedangkan jika ingin membayar biaya
kebutuhan perusahaan yang besar, tentu
datanya harus dilihat di pembukuan yang
berbeda.
3. Meringankan Pekerjaan Karyawan, Tujuan
selanjutnya adalah untuk meringankan
karyawan dalam melayani pelanggan. Selain itu,
kas kecil juga membantu meringankan tugas
karyawan dalam melaporkan kinerjanya kepada

110
relasi bisnis maupun atasan. Karena dengan
adanya kas kecil, tentu saja krisis dana yang
dikeluarkan menjadi jelas. Artinya, analisis
bahan laporan juga lebih mudah dan tidak
rumit.
4. Mempercepat Pemeliharaan Kebijakan
Insidental, Terkadang atasan mengeluarkan
kebijakan insidental atau kebijakan mendadak
untuk perusahaan, dengan adanya kas kecil dan
kas besar, tentu analisis pra kebijakan menjadi
lebih mudah. Keputusan dasar juga kuat,
sehingga tidak akan terjadi permasalahan di
belakang hari. Artinya, kebijakan mendadak
yang dikeluarkan memang didasarkan pada data
yang ada sekalipun analisisnya dilakukan
dengan cepat dan juga mendadak.

111
BAB VIII
PENGERTIAN, PENILAIAN
DAN PELAPORAN PIUTANG

112
A. Pengertian Piutang
Dalam akuntansi piutang, piutang atau yang
disebut dengan akun piutang adalah semua klaim
uang kepada pribadi, perusahaan atau bentuk
organisasi-organisasi lainya. Piutang diperoleh
perusahaan dari berbagai macam transaksi,
biasanya berasal dari penjualan barang atau jasa
secara kredit. Barang atau jasa-jasa yang
merupakan usaha pokok perusahaan, misalnya
piutang dari penjualan aktiva tetap perusahaan,
penjualan modal saham atau lainnya. Dalam kata
lain piutang timbul karena adanya penjualan
barang atau jasa yang dilakukan secara kredit.
Selain itu piutang juga timbul karena kegiatan
lainnya seperti memberikan pinjaman kepada
anggota bank. Piutang merupakan unsur
terpenting dalam neraca khususnya aktiva lancar,
baik itu pada perusahaan ataupun organisasi dalam
bentuk bank.
Adapun pengertian piutang menurut
Niswonger, Warren dan Fess (1999:324) yang
mengatakan bahwa piutang mencakup semua
tagihan dalam bentuk uang terhadap pribadi,
badan usaha, ataupun pihak lainnya, piutang
timbul dari beberapa jenis transaksi, dimana yang
umum adalah dari penjualan barang atau jasa
secara kredit.
Pengertian lain dari piutang menurut E. Kieso,
Jerry J, Terry D (2002:386) yang mengatakan

113
Piutang adalah tagihan uang, barang atau jasa
kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya.
Dari pengertian piutang di atas maka dapat
diambil kesimpulan bahwa piutang adalah
tuntutan-tuntutan, penagihan atau hak suatu pihak
kepada pihak lain pada masa yang akan datang
yang berupa uang, barang-barang ataupun jasa-jasa
yang telah diserahkan atau yang telah dipinjamkan
Piutang merupakan salah satu unsur dari aktiva
lancar dalam neraca perusahaan yang timbul akibat
adanya penjualan barang dan jasa atau pemberian
kredit terhadap debitur yang pembayaran pada
umumnya diberikan dalam tempo 30 hari (tiga
puluh hari) sampai dengan 90 hari (sembilan puluh
hari). Dalam arti luas, kekayaan merupakan harta
terhadap pihak lain yang berupa uang, barang-
barang atau jasa-jasa yang dijual secara kredit.
Piutang bagi kegunaan akuntansi lebih sempit
pengertiannya yaitu untuk menunjukkan tuntutan-
tuntutan pada pihak luar perusahaan yang
diharapkan akan diselesaikan dengan penerimaan
jumlah uang tunai.
Pada umumnya piutang timbul akibat dari
transaksi penjualan barang dan jasa perusahaan,
dimana pembayaran oleh pihak yang bersangkutan
baru akan dilakukan setelah tanggal transaksi jual
beli. Mengingat piutang merupakan harta
perusahaan yang sangat likuid maka harus
dilakukan prosedur yang wajar dan cara-cara yang
memuaskan dengan para debitur sehingga perlu

114
disusun suatu prosedur yang baik demi kemajuan
perusahaan.
Menurut Sugiri (2009: 43) menyatakan bahwa
piutang adalah tagihan baik kepada individu-
individu maupun kepada perusahaan lain yang
akan diterima dalam bentuk kas. Sedangkan
menurut Warren (2005: 356) istilah piutang
(receivable) meliputi semua klaim dalam bentuk
uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu,
perusahaan, atau organisasi lainnya. Piutang
merupakan hak untuk menagih sejumlah uang dari
pihak penjual kepada pihak pembeli yang timbul
karena adanya suatu transaksi penjualan secara
kredit (Jusup 2001: 52). Maka dari berbagai
pernyataan tersebut dapat kita simpulkan bahwa
piutang adalah hak menagih atau klaim dalam
bentuk uang kepada pihak lain, termasuk individu,
perusahaan, atau organisasi karena adanya
transaksi penjualan secara kredit.

B. Jenis-Jenis Piutang
Berdasarkan model transaksinya, piutang
memiliki beberapa klasifikasi. Menurut Kieso (2007:
346), piutang diklasifikasikan sebagai piutang
lancar (jangka pendek) atau piutang tidak lancar
(jangka panjang) untuk tujuan pelaporan keuangan.
Piutang lancar (current receivables) diperkirakan
dapat ditagih dalam waktu satu tahun atau siklus
operasi berjalan, mana yang lebih panjang. Piutang

115
selanjutnya diklasifikasikan dalam neraca baik
secara piutang dagang atau harta bukan dagang.
Adapun tentang jenis-jenis piutang adalah
sebagai berikut:
1. Piutang Usaha/Dagang
Piutang usaha adalah penerimaan karena
tertundanya pembayaran oleh konsumen yang
telah menerima produk/jasa. Piutang usaha juga
sering dikenal dengan istilah piutang dagang,
karena terjadinya transaksi jual beli antara
produsen dan konsumen.
Meski demikian, piutang dagang/usaha tidak
selalu terjadi karena konsumen membeli secara
kredit. Beberapa faktor lain penyebab terjadinya
piutang usaha adalah barang pre-order, sistem
distribusi stok ritel, dan cicilan menggunakan
pihak ketiga. Piutang usaha adalah piutang
tanpa mensyaratkan bunga, dan proses
pengembaliannya bervariasi antara beberapa
hari sampai beberapa bulan.
2. Piutang Wesel
Berbeda dengan piutang dagang, piutang
wesel adalah piutang yang terjadi dengan
kesepakatan antar kreditur dan debitur. Proses
terjadinya piutang wesel adalah suatu pihak
yang mengajukan pinjaman kepada pihak lain,
dan menjanjikan pembayaran pada waktu
tertentu. Saat mengumpulkan wesel, umumnya
perusahaan akan mengeluarkan surat kontrak di
atas materai, dengan tanggal jatuh tempo dan

116
bunga tertera. Apabila pihak penerima Hutang
hutang, maka perusahaan berhak melakukan
konsekuensi sesuai kesepakatan dalam surat
kontrak tersebut.
3. Piutang Lain-Lain
Sementara itu, piutang lain-lain adalah
piutang di luar piutang dagang dan wesel.
Beberapa hal yang termasuk dalam piutang lain-
lain misalnya gaji karyawan di bayar di depan,
piutang restu pajak, piutang bunga, dan
sebagainya.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Piutang Tak Tertagih


Menurut Jusup (2002:55) piutang tak tertagih
adalah piutang yang dapat menimbulkan kerugian
karena debitur tidak mau atau tidak mampu
melaksanakan kewajibannya.
Adapun Jenis-jenis piutang tak tertagih
diantaranya :
1. Kredit dengan perhatian khusus
2. Kredit kurang lancar
3. Kredit diragukan
4. Kredit macet
Hampir setiap perusahaan pernah mengalami
masalah piutang tak terhingga tertagih. Menurut
Mahmoedin (1995:134) gejala kredit macet antara
lain disebabkan oleh:

117
1. Menurunnya Pendapatan Bersih
Turunnya pendapatan bersih dapat
disebabkan oleh adanya kenaikkan biaya yang
tidak diimbangi dengan pendapatan yang tinggi.
2. Menurunnya Penjualan secara Tajam
Penjualan yang menurun adalah hal yang
wajar dalam siklus hidup perusahaan, tetapi jika
penjualan tersebut mengalami penurunan yang
sangat tajam, maka hal ini menandakan bahwa
perusahaan akan menemui titik kritis.
3. Menurunnya Perputaran Persediaan
Perputaran persediaan yang cepat akan
memberikan kelancaran bagi perusahaan. Tetapi
jika perputaran tersebut kecepatannya menurun
berarti banyak barang yang tidak laku, seperti
perusahaan diambang kesulitan dalam
melakukan pemasaran produknya.
4. Meningkanya Penjualan secara Tajam
Naiknya penjualan secara tajam disebabkan
perusahaan ingin mempunyai uang secara cepat
sehingga perusahaan melakukan penjualan
produknya dengan harga jual dibawah harga
pokok.
5. Menurnnya Perputaran Piutang
Lambannya proses pelunasan pelanggan dan
sulitnya penagihan akan menimbulkan dampak
negatif bagi perusahaan sehingga perusahaan
akan mengalami kesulitan dalam melanjutkan
kegiatan operasionalnya.

118
6. Menurunnya Modal Lancar
Turunnya modal lancar dapat disebabakan
oleh pembelian kredit, membengkaknya hutang
kepada pihak ketiga atau mungkin disebabkan
adanya pemborosan.
7. Nasabah mulai ingkar janji
8. Nasabah membuat laporan fiktif
9. Nasabah tidak terbuka
10. Nasabah menolak wawancara.
Menurut Rivai, dkk (2013:238-239), piutang
macet atau piutang tak tertagih dapat disebabkan
oleh beberapa faktor yaitu:
1. Faktor Internal, yaitu faktor-faktor yang berasal
dari pihak kreditur. Faktor-faktor tersebut
diantaranya:
a. Keteledoran dari pihak kreditur mematuhi
persetujuan pemberian piutang yang telah
ditegaskan.
b. Terlalu mudah memberikan perolehan yang
disebabkan karena tidak ada patokan yang
jelas tentang standar kekayaan.
c. Pencurian pada sekelompok pengguna jasa
atau sektor usaha yang berisiko tinggi.
d. Kurang mencukupinya jumlah eksekutif dan
staf bagian piutang.
e. Lemahnya bimbingan dan pengawasan
pimpinan para dan staf bagian piutang.
f. Lemahnya perusahaan mendeteksi
timbulnya piutang macet termasuk

119
mendeteksi arah perkembangan arus kas
pengguna jasa atau debitur lama.
2. Faktor Eksternal, yaitu faktor-faktor yang berasal
dari pihak debitur. Faktor-faktor tersebut
diantaranya:
a. Menurunnya kondisi ekonomi perusahaan
yang disebabkan buruknya kondisi ekonomi
umum dan atau bidang usaha dimana
mereka beroperasi.
b. Adanya salah arus dalam mengelola usaha
bisnis perusahaan atau karena kurangnya
pengalaman dalam bidang usaha yang
ditangani.
c. Masalah keluarga, misalnya perceraian,
kematian, sakit berkepanjangan, pemborosan
dana oleh salah satu atau beberapa anggota
keluarga debitur.
d. Kegagalan debitur pada bidang usaha atau
perusahaan mereka yang lain.
e. Munculnya kejadian di luar kekuatan
debitur, misalnya perang dan bencana alam.
f. Watak buruk debitur (yang semula memang
merencanakan tidak akan melunasi
piutangnya).

D. Penghapusan Piutang
Penghapusan piutang adalah tindakan yang
diambil perusahaan untuk menangani piutang
yang tak dapat ditagih.

120
Penghapusan piutang, besar dari piutang
piutang tak tertagih bervariasi antar perusahaan.
Untuk perusahaan yang melakukan penjualan
secara kredit, beban piutang tak tertagih
merupakan beban yang memang timbul karena
kegiatan bisnis perusahaan. Sebagai beban usaha,
tentunya beban piutang tak tertagih harus
diketahui jumlah.
penghapusan piutang adalah catatan laporan
keuangan yang berisi data bentuk kerugian
perusahaan atas kesempatan pelunasan yang
diterima dari pelanggan atau konsumen atau
penjualan barang atau jasa secara kredit.
Keputusan untuk mengategorikan piutang sebagai
piutang tak tertagih sepenuhnya menjadi kebijakan
perusahaan. Biasanya, mereka akan melihat
keterlambatan pembayaran setelah tanggal jatuh
tempo, dan penilaian kredit dari konsumen atau
pelanggan tersebut. Untuk menyesuaikan
perusahaan keuangan, maka nantinya piutang tak
tertagih akan dicatat dalam kerugian perusahaan
dengan cara menghapus piutang tersebut dengan
cara memindahkannya ke dalam piutang piutang
tak tertagih. Namun, jika pada akhirnya tagihan
tersebut ditanggung oleh konsumen dalam
beberapa waktu kemudian, maka pencatatan
tersebut dipindahkan kembali ke jurnal piutang
piutang apabila masih ada sebagian piutang, atau
dipindahkan ke jurnal penerimaan kas apabila
sudah lunas penuh.

121
Tidak semua piutang akan dihapus begitu saja
karena tentunya akan sangat merugikan
perusahaan. Oleh karena itu, ada beberapa fitur
penghapusan piutang tak tertagih seperti halnya:
1. Piutang yang sudah melewati batas jatuh tempo
sesuai dengan yang disepakati bersama antara
pihak perusahaan dan pihak konsumen.
2. Jenis piutang yang sudah dilakukan proses
penagihan berkali-kali baik secara tertulis
maupun tidak tertulis.
3. Piutang yang tidak dapat dimintakan
pembayarannya (tidak dapat ditagih) karena
suatu alasan seperti bencana alam, meninggal,
dan lainnya.
4. Jenis pencurian dari konsumen atau pelanggan
baik perorangan maupun perusahaan yang
sudah dinyatakan pailit atau bangkrut.

E. Metode pencatatan Penghapusan Pitang


Dalam pengukuran jumlah piutang tak tertagih
Dikenal dua metode yakni metode penyisihan dan
metode penjelasan langsung.
1. Metode Penghapusan Langsung.
Metode ini biasanya digunakan dalam
perusahaan-perusahaan kecil atau perusahaan
yang tidak dapat menaksir kerugian piutang
dengan tepat. Pada akhir periode tidak ada
taksiran kerugian piutang yang dibebankan,
tetapi kerugian piutang baru diakui pada waktu
diketahui ada piutang yang tidak dapat ditagih.

122
Metode pembersihan langsung mencatat piutang
tak tertagih pada tahun dimana memutuskan
bahwa suatu piutang tertentu tidak akan dapat
di tagih. Tidak ada ayat jurnal yang dibuat
sampai suatu akun khusus telah ditetapkan
secara pasti sebagai tidak tertagih. Metode
pendukung penghapusan langsung berpendapat
bahwa yang harus dicatat, bukan perkiraan.
Metode ini mengasumsikan bahwa dari setiap
penjualan akan dihasilkan piutang usaha yang
baik, dan kejadian selanjutnya membuktikan
bahwa piutang tertentu ternyata tidak tertagih
serta menjadi tidak bernilai.
2. Metode Penyajian untuk Piutang tak tertagih
(allowance for doubtfull account)
Metode untuk mencatat dan melaporkan
beban piutang tertagih: Metode penyisihan utuk
piutang tak tertagih, dalam metode ini,
perusahaan menggunakan akun penyisihan
piutang tak tertagih yang memiliki saldo normal
di kredit. Akun ini merupakan contra akun aset
yang terungkap kemungkinan klaim piutang tak
tertagih di masa depan.

Ada beberapa jenis jurnal penghapusan seperti


metode langsung dan metode penghapusan tidak
langsung, berikut rinciannya:
1. Metode Penghapusan Piutang Langsung
Metode ini disebut juga sebagai metode
penghapusan langsung, merupakan metode

123
penghapusan piutang yang dilakukan secara
langsung apabila perusahaan sudah menyatakan
bahwa piutang tidak dapat ditagih lagi karena
suatu alasan.
Nantinya, jika catatan piutang sudah tidak
dapat ditagih maka akan langsung dicatat ke
dalam jurnal clemenan piutang tak tertagih.
Pencatatan akan dibebankan dalam nilai estimasi
kerugian piutang. Dalam pencatatan jurnal
akuntansi, nilai piutang akan dicatat ke dalam
akun debet sementara nilai piutang akan dicatat
di akun kredit. Untuk memudahkan dalam
memahaminya, berikut kami berikan rinciannya:

Tanggal Keterangan Debet Kredit


1 Mei Beban Rp
2023 penghapusan 10.000.000
piutang
piutang Rp
10.000.000

Saat nanti pihak debitur melunasi hutang


tersebut, maka pencatatan jurnal akan diubah
posisinya dari yang sebelumnya dicatat di kolom
hutang sekarang menjadi kredit. Atau kalian
bisa membaliknya seperti berikut:

124
Tanggal Keterangan Debet Kredit
1 Juni piutang Rp
2023 10.000.000
Beban Rp
penghapusan 10.000.000
piutang

Jika debitur sudah melunasi Hutangnya


secara penuh, artinya perusahaan tidak jadi
mengalami kerugian. Dengan begitu, dana
pembayaran yang didapatkan akan dicatat ke
dalam kas perusahaan. Untuk mencatatnya,
kalian bisa memasukan akun kas dan piutang
seperti berikut:

Tanggal Keterangan Debet Kredit


1 Juni Kas Rp
2023 10.000.000
Piutang Rp
10.000.000

2. Metode Penghapusan Piutang Cadangan


Selanjutnya yaitu metode pembersihan
piutang cadangan atau dalam dunia akuntansi
sering disebut sebagai metode penyisihan.
Pencatatan tidak dibuat secara langsung seperti
pada metode langsung yang akan langsung
dicatat begitu terjadi piutang tak tertagih,
namun dicatat pada akhir periode pembukuan.

125
Biasanya, pencatatan dilakukan setiap akhir
tahun atau akhir triwulan saat mentransfer
laporan keuangan ke dalam buku besar
perusahaan. Nantinya, perkiraan piutang tak
tertagih akan dicatat ke dalam jurnal sebagai
beban kehilangan piutang. Pada beban kerugian
piutang, nantinya akan dicatat di kolom debet.
Lalu, kami akan menambahkan satu akun lagi
yang khusus digunakan di metode cadangan,
yaitu “cadangan kerugian piutang”. Oleh karena
itu, metode ini sering disebut juga sebagai
metode cadangan kerugian piutang. Ini dia
rincian tabel sederhana terkait jurnal penahanan
penyimpanan cadangan:

Tanggal Keterangan Debet Kredit


1 Mei Beban Rp
2023 kerugian 10.000.000
piutang
Cadangan Rp
kerugian 10.000.000
piutang

Jika pihak debitur pada akhirnya tidak bisa


melunasi hutangnya karena suatu alasan, maka
kita bisa melakukan pembuatan jurnal
penghapusan piutang dengan ayat jurnal
piutang sebagai berikut:

126
Tanggal Keterangan Debet Kredit
21 Mei Cadangan Rp
2023 kerugian 10.000.000
piutang
piutang Rp
10.000.000

Namun, jika suatu saat ternyata pihak


debitur berhasil melunasi seluruh hutang yang
ada kepada perusahaan, maka nilai cadangan
kehilangan piutang bisa kita hapus dengan cara
memindahkannya ke kolom kredit seperti
berikut:

Tanggal Keterangan Debet Kredit


21 Juni Piutang Rp
2023 10.000.000
Cadangan Rp
Kerugian 10.000.000
Piutang

Nah, setelah pihak debitur melakukan


pelunasan, maka kas perusahaan akan naik dan
bisa dicatat dalam pembukuan di setiap akhir
periode. Berikut format penulisannya;
Tanggal Keterangan Debet Kredit
30 Juni Kas Rp
2023 10.000.000
Piutang Rp
10.000.000

127
BAB IX
MENGENAI BEBAN
DIBAYAR DIMUKA,
PENDAPATAN YANG MASIH
HARUS DITERIMA

128
A. Beban Dibayar Dimuka
Menurut Wild dan Kwok (2011: 118), beban
dibayar di muka adalah pos-pos yang pada
awalnya dicatat sebagai harta tetapi diharapkan
menjadi beban di kemudian hari setelah
melampaui kegiatan normal perusahaan. Beban
dibayar di muka biasanya sembuh ke dalamaset
lancar. Beban dibayar di muka ini dapat berupa
beban dibayar di muka atas asuransi, sewa, dan
pajak. Untuk akuntansi komersial, pencatatan
beban dibayar di muka dapat dilakukan dengan
dua pendekatan yaitu pendekatan harta dan
pendekatan beban.
Beban dibayar dimuka adalah saat seseorang
membayar sesuatu sebelum mereka benar-benar
menggunakannya atau memilikinya, dalam
akuntansi ini juga dikenal sebagai pembayaran di
muka. Untuk akuntansi komersial, pencatatan
beban dibayar dimuka dapat dilakukan dengan
dua pendekatan yaitu pendekatan harta dan
pendekatan beban. Untuk contohnya sebagai
berikut:
Dibayar beban dibayar di muka sebesar Rp.
24.000.000 untuk 2 tahun pada tanggal 1 Desember
2011.

129
1. Jurnal akuntansi komersial apabila dicatat
sebagai harta.
Tanggal Keteranga Debit Kredit
n
1 Beban 24.000.000 24.000.000
Desember dibayar
2011 dimuka
Kas/Bank
Pada tanggal 31 Desember 2011 dilakukan
penyesuaian untuk tanggal 31 Desember adalah
sebagai berikut:
Tanggal Keteragan Debit Kredit
31 Beban 1.000.000 1.000.000
Desember Kredit
2011 dibayar
di muka
Ayat jurnal penutup untuk menutup perkiraan
beban ke ikhtisar laba rugi.
Tanggal Keterangan Debit Kredit
31 Ikhtisar 1.000.000 1.000.000
Desember laba rugi
2011 Beban
Ayat jurnal pembalik pada tanggal 1 Januari
2012.

130
Tanggal Keterangan Debit Kredit
1 Tidak ada
Desember jurnal
2011
2. Jurnal akuntansi komersial apabila dicatat
sebagai beban.
Tanggal Keterangan Debit Kredit
1 Beban 24.000.000 24.000.00
Desember Kas/Bank 0
2011
Pada tanggal 31 Desember 2011 dilakukan
penyesuaian atas beban yang telah berjalan 1
bulan. Jurnal penyesuaian untuk tanggal 31
Desember 2011 adalah sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Debit Kredit
31 Beban 23.000.000 23.000.000
Desember dibayar
2011 dimuka
Beban
Ayat jurnal penutup untuk menutup perkiraan
beban ke ikhtisar laba rugi.
Tanggal Keterangan Debit Kredit
31 Ikhtisar 1.000.000 1.000.000
Desember laba rugi
2011 Beban

131
Ayat jurnal pembalik pada tanggal 1 Januari
2012.
Tanggal Keterang Debit Kredit
an
1 Beban 23.000.000 23.000.000
Desember Beban
2011 dibayar
di muka

B. Pendapatan Diterima Di Muka


Pendapatan yang diterima di muka adalah jenis
pendapatan yang diperoleh sebuah perusahaan di
mana perusahaan tersebut telah menerima
pembayaran dari pelanggan sebelum pelanggan
mendapatkan barangnya.
Untuk perhitungan pendapatan tersebut dapat
menggunakan contoh ilustrasi sebagai berikut:
Pak Abidin adalah seorang penyedia sewa
kontrakan rumah dengan harga sewa per tahun
adalah Rp 24.000.000. Kemudian, seorang
pelanggan menyewa kontrakan selama setahun
dengan periode Agustus 2021 sampai dengan Juli
2022. Dari ilustrasi tersebut, dapat diketahui
bahwa dalam kurun waktu satu tahun pendapatan
yang diterima di muka yang Pak Abidin dapatkan
adalah sebesar Rp 24.000.000. Namun sampai akhir

132
periode yakni 31 Desember 2021, dari total uang Rp
24.000.000, yang benar-benar menjadi hak Pak
Abidin adalah sebesar R p10.000.000. Karena
pelanggan tersebut baru menempati kontrakan
tersebut selama lima bulan yaitu mulai September
2021 hingga Desember 2021. Sehingga karena
pelanggan tersebut belum merasakan manfaat dari
jasa kontrakan tersebut mulai Januari sampai Juli
2022. Maka sisa dari Rp24.000.000 tersebut tidak
dapat Anda akui sebagai pendapatan utuh. Jadi
pada ilustrasi tersebut, pendapatan yang belum
sepenuhnya menjadi milik Pak Abidin sebanyak Rp
14.000.000.
Adapun cara Mencatat Pendapatan Dibayar
Dimuka pada Laporan Keuangan diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi kerangka waktu di mana suatu
produk akan diterima
Langkah pertama dalam mencatat
penerimaan yang dilindungi adalah mengetahui
kapan produk, yang pelanggannya telah
membayar uangnya, akan diterima oleh
pelanggan. Jika produk pelanggan telah dibayar
terlebih dahulu akan diberikan kepada mereka
dalam 12 bulan ke depan, maka pendapatan
yang harus dilaporkan sebagai kewajiban lancar
pada keseimbangan perusahaan. Namun, jika
pelanggan membayar untuk produk yang tidak
akan mereka terima selama lebih dari 12 bulan

133
setelah pembelian mereka, maka perusahaan
harus mencatat pencapaian yang diperbaiki
sebagai kewajiban jangka panjang di neraca.
2. Masukkan jumlah yang disimpan untuk suatu
produk, di neraca
Setelah menentukan apakah pendapatan
yang dijanjikan merupakan kewajiban saat ini
atau jangka panjang, setelah itu baru dapat
mencatat jumlah pendapatan yang menunda-
nunda di area yang benar dalam keseimbangan
perusahaan. Pertama, catat jumlah pendapatan
yang memperbaiki sebagai kredit, kemudian,
catat jumlah yang sama untuk kas di bawah
debit. Ini membantu memastikan bahwa
keseimbangan perusahaan sebenarnya
seimbang karena menampilkan jumlah uang
yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan
produk (debit) dan juga menampilkan jumlah
uang yang harus dibayar perusahaan dalam
bentuk produk perusahaan (kredit ).
3. Delegasikan uang untuk tugas-tugas tertentu
Untuk membantu menentukan jumlah
pendapatan yang dimanjakan kembali kepada
pelanggan dari waktu ke waktu, perusahaan
harus memperkirakan berapa banyak perbaikan
yang akan dibutuhkan pada waktu tertentu
untuk menghasilkan produk bagi pelanggan. Ini
dapat berguna dalam menentukan apakah
pelanggan tertentu telah menerima manfaat
134
penuh dari produk atau layanan yang awalnya
mereka bayar.
4. Kurangi pendapatan yang diterima di muka
saat digunakan dalam pembuatan suatu produ
Sepanjang proses pembuatan, perusahaan
harus melacak jumlah pendapatan yang menipu
yang digunakan untuk membuat produk bagi
pelanggan. Karena setiap jumlah uang yang
digunakan dalam proses pembuatan, kurangi
jumlah tersebut dari jumlah awal pendapatan
yang dilindungi dalam kredit perusahaan.
5. Transfer pendapatan yang baru diperoleh ke
penghasilan
Saat perusahaan mengurangi jumlah
pendapatan yang merusak dari kredit
perusahaan, perusahaan harus menambahkan
jumlah yang sama ke bagian pendapatan total
pendapatan perusahaan dari neraca
perusahaan.

C. Piutang Pendapatan atau Pendapatan yang Masih


Harus Diterima
Pendapatan yang masih akan diterima adalah
kebalikan dari beban yang masih harus dibayar.
Perusahaan sudah memberikan jasa kepada pihak
lain namun pihak tersebut belum membayarkan.
Pendapatan bunga yang sudah menjadi hak bank
tetapi belum dibayar oleh nasabah pada akhir
135
periode akuntansi.
Piutang pendapatan atau pendapatan yang
masih harus diterima adalah pendapatan yang
sudah menjadi hak dilihat dari segi waktu tetapi
belum dicatat atau diterima pembayarannya.
Contoh penerimaan yang masih harus diterima
adalah bunga yang masih harus diterima (piutang
bunga), sewa yang masih harus diterima (piutang
sewa), dan sebagainya.
Ilustrasi pencatatan:
Tanggal 1 November 2019 didepositokan uang
ke bank sebesar Rp100.000.000,- untuk tiga bulan
dengan bunga 6% per tahun. Bunga deposito
diterima secara bulanan setiap tanggal 1 bulan
berikutnya. Misalnya periode akuntansi berakhir
pada tanggal 31 Desember 2019, Pendapatan bunga
untuk bulan Desember 2019 sebesar Rp500.000,-
(=Rp100.000.000,- x 0,5%) yang akan diterima
tanggal 1 Januari 2019 harus dicatat sebagai
pendapatan pada periode akuntansi tahun 2019,
ayat jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember
2019 adalah:

136
Tgl Ket/Akun Debet Kredit
Piutang bunga 12.000.000
/Bunga yang
masih harus
diterima
Pendapatan
Bunga 12.000.000

D. Utang Beban Atau Beban Yang Masih Di Bayar


Utang beban/Beban yang masih harus dibayar
adalah beban yang sudah menjadi kewajiban
dilihat dari segi waktu tetapi belum dicatat atau
dilakukan pembayarannya.
Contoh akun beban yang masih harus dibayar
adalah gaji yang masih harus dibayar, bunga yang
masih harus dibayar, dan sebagainya.
Beban yang masih harus dibayar adalah biaya
yang dicatat dalam pembukuan, sebelum benar-
benar dibayar. Beban dicatat pada satu periode
akuntansi, namun ditambahkan pada periode
berikutnya. Beban ini dibebankan setelah menerima
tagihan, bukan setelah menerima atau
mengkonsumsi barang atau jasa. Beban yang masih
harus dibayar akan terakumulasi sampai kamu
menyelesaikan pembayaran, biasanya di akhir

137
siklus penagihan setelah menerima faktur. Berikut
proses pencatatan beban yang masih harus dibayar:
1. Entri jurnal beban yang masih harus dibayar
dibuat dan didebit berdasarkan Hutang usaha.
2. Pengeluaran ditambahkan ke bagian kewajiban
dalam neraca.
Melacak beban yang masih harus dibayar akan
membantu untuk mengawasi pengeluaran
perusahaan. Jika pengeluaran ini diabaikan, Anda
bisa tidak sengaja melakukan pengeluaran
berlebihan-yang berbahaya bagi kesehatan finansial
bisnis.

Ilustrasi pencatatan:
Tanggal 1 Maret 2019 perusahaan meminjam
uang ke Bank sebesar Rp20.000.000,- dengan bunga
12% per tahun. Bunga dibayar di belakang setiap
tanggal 1 September dan 1 Maret. Misalnya periode
akuntansi berakhir pada tanggal 31 Desember 2019,
maka beban bunga yang dibebankan untuk periode
akuntansi yang bersangkutan adalah selama empat
bulan (1 September 2019-31 Desember 2019) sebesar
Rp800.000,00 (=Rp20.000.000,- x 4/12 x 12%), ayat
penyesuaian jurnal pada tanggal 31 Desember 2019
adalah:
Tgl Ket/Akun Debet Kredit
Beban Bunga 800.000
Utang
Bunga/Bunga yang
masih harus dibayar 800.000

138
BAB X
PENILAIAN DAN
PELAPORAN PERSEDIAAN
BARANG DAGANG

139
A. Penilaian Dan Pelaporan Persediaan Barang
Dagang.
Persediaan barang dagang adalah (merchandise
inventory) adalah barang-barang yang dimiliki
perusahaan untuk dijual kembali. Untuk
perusahaan pabrik/manufaktur, yang termasuk
dalam persediaan adalah barang-barang yang
digunakan untuk kegiatan proses produksi
selanjutnya. Persediaan di perusahaan
pabrik/manufaktur terdiri dari persediaan bahan
baku, persediaan bahan dalam proses, dan
persediaan barang jadi.
Pembelian barang dagangan pada umumnya
dinilai pada harga terendah antara harga perolehan
dan harga pasar atau nilai yang diharapkan atau
direalisasikan. Cara penilaiannya harus penilaian
dalam laporan keuangan.
Menurut Akmad Syaf’i Syukur (2009:125)
“Persediaan adalah barang-barang yang diadakan
(dibeli) untuk dijual kembali”, sedangkan menurut
Zaki Baridwan (2013:149) “Persediaan adalah
barang yang dimiliki entitas untuk dijual dalam
kegiatan normal entitas atau digunakan untuk
memproduksi barang yang akan dijual, tergantung
jenis entitas apakah entitas dagang atau entitas
manufaktur”.
Stok barang dagang adalah hal yang harus
dikelola karena termasuk sebagai salah satu

140
perusahaan aktivasi. Proses pengelolaan stok
barang dagangan dapat dilakukan dengan
melakukan pencatatan dan pengaturan
persediaannya, dengan melakukan pendataan
keluar masuknya barang yang mempengaruhi
jumlah dari stok barang dagangan tersebut. Berikut
adalah manfaat yang didapatkan oleh perusahaan
apabila melakukan pengelolaan persediaan barang
dagangan dengan efektif dan efisien, diantaranya
adalah:
1. Pemeriksaan Stok Lebih Mudah
Dengan melakukan pengelolaan persediaan
barang dagangan, pemeriksaan stok akan lebih
mudah dilakukan. Mengapa demikian?
Perusahaan akan memeriksa jumlah stok barang
yang disimpan berdasarkan pengkategorian
khusus barang dagangan. Sehingga nantinya
akan mudah pula untuk menentukan jumlah
barang yang akan dijual.
2. penjualan Strategi Penjualan Barang
Pencatatan dan pengaturan barang dapat
mengurangi adanya jika risiko terjadi karena
permintaan dari konsumen. Dengan begitu,
perusahaan akan dimudahkan dalam
mengelompokkan jenis-jenis barang dagangan
dan jumlah persediaannya. Sehingga perusahaan
dapat menjadi tahu apa dan bagaimana strategi
penjualan terhadap persediaan barang dagangan
tersebut.
141
3. Mengatur Alur Keluar Masuk Barang
Dengan mencatat dan mengatur barang
dagangan, perusahaan dapat membuat pola alur
keluar masuk barang. Perusahaan dapat
mengatur arus keluar masuk barang secara
efisien sehingga tidak ada kelebihan barang. Hal
ini juga bertujuan untuk menjual barang dengan
cara yang lebih efektif dan efisien.
Pada umumnya, terdapat dua metode
pencatatan stok barang dagangan. Kedua metode
tersebut melakukan pencatatan pada saat
dilakukan transaksi atau tidak. Berikut penjelasan
dari kedua metode tersebut.
1. Metode Abadi
Metode perpetual dilakukan dengan mencatat
stok barang dagangan saat terjadi transaksi
penjualan. Artinya, pencatatan persediaan akan
dicatat pada saat penjualan karena menyebabkan
perubahan stok barang dagangan. Metode
pencatatan perpetual biasanya dilakukan untuk
beberapa barang dagang dengan nilai jual tinggi,
seperti kendaraan, elektronik, dan barang
lainnya.
2. Metode Periodik
Metode periodik tidak mencatat persediaan
barang saat transaksi penjualan. Pencatatan
persediaan dengan metode ini dilakukan di
akhir periode penjualan dengan mengecek

142
secara langsung persediaan barang atau stock
opname. Namun, perlu diingat transaksi
penjualan tetap dicatat meskipun persediaan
barang dagangan tidak langsung dicatat pada
saat transaksi.
Strategi Manajemen Persediaan Barang
Dagang, Strategi penjualan suatu perusahaan
sangat berpengaruh terhadap stok barang
dagangan. Karena strategi penjualan dapat
digunakan untuk mengatur dan mengelola stok
barang dagangan. Jadi, keduanya akan berkaitan
erat satu sama lain.
Berikut adalah beberapa strategi pengelolaan
stok barang dagangan yang lazim dilakukan
oleh perusahaan.
1. Persediaan mandi
Persediaan bath stock atau lot size adalah
salah satu strategi dengan menyiapkan stok
barang dagangan yang melebihi kebutuhan
saat ini. Artinya, barang dagangan yang
disiapkan telah memenuhi kebutuhan saat ini.
Biasanya perusahaan akan memberikan
potongan harga terhadap konsumen yang
membeli barang dalam jumlah besar apabila
menerapkan bath stock.
2. Tok Fluktuasi
Stok fluktuasi atau fluktuasi stok adalah
strategi stok barang dagang dengan membeli

143
barang dagang untuk menghadapi
kemungkinan terjadi perubahan permintaan.
Perubahan yang dimaksud adalah perubahan
yang sulit diprediksi. Biasanya, perusahaan
menerapkan strategi ini untuk berjaga-jaga
dari kerugian karena tidak dapat memenuhi
permintaan tinggi dari konsumen.
3. Stok Antisipasi
Hampir sama dengan fluktuasi stok,
antisipasi stok atau antisipasi stok dilakukan
untuk mengatasi banyaknya permintaan.
Perubahan permintaan tentunya sudah
diperkirakan terlebih dulu. Jadi, jumlah stok
barang dalam antisipasi stok bisa disiapkan
berdasarkan pola pasar terhadap barang suatu
perusahaan.
Metode Penilaian Persediaan Barang Dagang
adalah metode penilaian persediaan yang
dilakukan untuk menyiasati kondisi barang.
Maksudnya adalah, sifat barang yang beragam,
misalnya barang yang mudah basi, mudah
mengalami kerusakan, dan sifat lainnya. Metode
penilaian dilakukan untuk melakukan
pertimbangan terhadap perbedaan tersebut.
Dengan begitu perusahaan akan bisa melakukan
analisis terhadap persediaan barang untuk
menghindari kerugian. Metode-metodenya
adalah sebagai berikut.

144
1. Masuk Pertama, Keluar Pertama (FIFO)
Sesuai artinya, FIFO adalah metode
dimana persediaan barang yang pertama kali
masuk adalah yang pertama kali keluar
terlebih dahulu. Artinya, barang yang
dikeluarkan dari persediaan barang dagangan
adalah barang yang masuk lebih dulu untuk
dijual. Metode ini biasanya cocok untuk
digunakan barang yang memiliki fluktuasi
permintaan tinggi seperti makanan dan bahan
pokok lainnya.
2. Masuk Terakhir, Keluar Pertama (LIFO)
Lain halnya dengan FIFO, metode LIFO
menganggap barang persediaan yang pertama
kali dikeluarkan adalah barang yang terakhir
masuk. Artinya, barang yang baru saja
disimpan dalam persediaan barang maka
akan menjadi barang pertama yang akan
dijual kepada konsumen. Cara ini dilakukan
pada saat barang mengalami permintaan yang
tinggi dari konsumen dari sifat barang
tersebut, seperti warna, bentuk, dan model.
3. Metode rata-rata
Metode rata-rata atau rata-rata adalah
metode yang membagi antara barang yang
tersedia untuk dijual dengan jumlah unit yang
tersedia. Artinya, barang yang dijual adalah
barang yang disesuaikan dengan jumlah yang

145
ada. Metode rata-rata adalah titik tengah dari
dua metode sebelumnya, FIFO dan LIFO.

B. Penetapan Harga Pokok Persediaan


Harga pokok persediaan adalah harga untuk
membeli persediaan tersebut. Selain harga beli,
termasuk dalam harga perlengkapan persediaan
adalah semua biaya yang dikeluarkan sampai
dengan persediaan siap dijual, misalnya biaya
pengangkutan, bea masuk dan asuransi. perkakas
dalam memasang harga persediaan pokok adalah
apabila selama satu periode, barang yang sama
diperoleh dengan beberapa harga yang berbeda.
Jika demikian,perlu menentukan harga yang
akandigunakan untuk menetapkan harga pokok
persediaan. Dalam hal ini, pencatatan persediaan
dibagi menjadi dua macam metode, yaitu: Metode
Perpetual dan Metode Periodik, Kedua metode ini
memiliki karakteristik yang berbeda satu dengan
lainnya. Penjelasan tentang kedua metode ini
adalah sebagai berikut:
1. Metode Perpetual
Dalam sistem perpetual, perubahan jumlah
persediaan (fisik maupun rupiah) dimonitor
setiap saat. Caranya dengan menyediakan kartu
persediaan untuk setiap jenis persediaan.
Apabila ada selisih dalam pencatatan persediaan
maka pada jurnal dicatat sebagai selisih

146
pencatatan persediaan. Perusahaan yang
menggunakan Sistem Perpetual, memiliki
beberapa ciri-ciri perusahaan perpetual adalah
sebagai berikut:
a. Pembelian barang dagangan dicatat dengan
mendebet rekening persediaan, bukan
rekening pembelian.
b. Harga pokok penjualan dihitung untuk setiap
transaksi penjualan, dan dicatat dengan
mendebet rekening Harga Pokok Penjualan,
dan mengkredit rekening persediaan.
c. Persediaan merupakan kendali rekening dan
dilengkapi dengan buku pembantu
perlengkapan yang berisi catatan untuk tiap
jenis persediaanSelain itu, perusahaan yang
menggunakan sistem jurnal perpetual,
memiliki keuntungan tersendiri.
d. Rekening persediaan akan dapat
menunjukkan saldo persediaan yang ada pada
akhir tiap bulan, dengan tidak perlu
menggunakan perhitungan fisik.
e. Harga pokok penjualan diketahui untuk
setiap transaksi penjualan barang dagangan,
sehingga laba kotor penjualan dapat
diketahui, tampa menunggu sampai akhir
periode.
f. Dengan telah diketahuinya saldo persediaan
dan harga pokok penjualan, maka

147
penyesuaian jurnal pada akhir periode tidak
diperlukan lagi.Jurnal untuk mencatat
transaksi pembelian dan penjualan pada
metoda perpetual berbeda dengan periode
sistem jurnal. Dalam sistem persediaan
pembelian barang dagangan abadi dicatat
dengan mendebet rekening persediaaan
sebesar harga perolehannya.
2. Metode Periodik
Pada sistem ini, Harga Pokok Penjualan
(harga pokok penjualan) baru dihitung dan
dicatat pada akhir periode akuntansi. Cara
yang dilakukan adalah dengan menghitung
kuantitas barang yang ada di gudang di setiap
akhir periode, kemudian mengalikannya
dengan harga pokok per unitnya. Dengan
begitu banyaknya, baik fisik maupun harga
pokoknya, tidak dapat diketahui setiap saat.
Konsekuensinya, jumlah barang yang hilang
tidak dapat dideteksi oleh sistem ini Untuk
dapat menghitung Harga Pokok Penjualan
dan harga Pokok Persediaan akhir dapat
digunakan berbagai cara yaitu:
a. Identifikasi Khusus
Metode ini berdasarkan anggapan bahwa
arus barang harus sama dengan arus biaya.
Tiap jenis barang dipisah berdasarkan
harga pokoknya dan tiap kelompok
dibuatkan kartu persediaan sendiri.
148
Contohnya ponsel merek A tipe 123
dibuatkan sendiri kartu persediaan. Harga
pokok penjualan terdiri dari harga pokok
barang-barang yang dijual, dan sisanya
merupakan persediaan akhir. Metode ini
dapat digunakan perusahaan yang
menggunakan prosedur pencatatan
persediaan dengan cara fisik maupun cara
buku. Tetapi karena cara ini menimbulkan
banyak pekerjaan tambahan maupun
gudang yang luas maka jarang digunakan.
Metode ini biasanya diterapkan pada
perusahaan yang menjual produk dengan
harga mahal, jumlah dan jenis produknya
terbatas.
b. FIFO (Pertama Masuk Pertama Keluar)
Metode ini berdasarkan harga beli
pertama untuk menentukan harga pokok
penjualan apabila terjadi penjualan.
contohnya: pada bulan juni perusahaan
membeli barang dagangan dengan harga
Rp 5000, bulan juli membeli barang
dagangan sejenis dengan harga Rp 6000.
Pada bulan agustus terjadi penjualan
barang dagangan. Maka harga yang
digunakan untuk menghitung harga pokok
penjualan adalah Rp 5000, baru kemudian
Rp 6000 apabila produk dengan harga beli
Rp 5000 sudah habis terjual.

149
c. LIFO (Last In First Out)
Metode ini merupakan kebalikan dari
metode FIFO. Pada metode LIFO, barang
yang terakhir dibeli akan dijual/dibuang
lebih dulu. Harga perolehan barang yang
dibeli terakhir akan dipilih lebih dahulu
sebagai harga pokok penjualan.
d. Rata-rata Tertimbang
Dalam metode ini barang yang dipakai
untuk produksi atau dijual akan dibebani
harga pokok rata-rata. Perhitungan harga
pokok rata-rata dilakukan dengan cara
membagi jumlah harga perolehan dengan
kuantitasnya. Artinya harga perolehan
barang di gudang ditambah harga
perolehan barang yang baru dibeli dibagi
kuantitas atau jumlah barang di gudang
dan jumlah barang yang dibeli. Hasil
pembagian inilah yang akan digunakan
sebagai pedoman menghitung harga pokok
penjualan. Metode ini disebut juga rata-rata
bergerak karena harganya berubah-ubah
setiap terjadi pembelian. Artinya setiap ada
pembelian akan merubah harga pokok
barang yang tersedia untuk dijual.

150
C. Tujuan Strategi Penetapan Harga
Penetapan Harga tentu saja memiliki sejumlah
tujuan tersendiri, berikut berbagai tujuannya, yaitu:
1. Menghindari Perang Harga
Salah satu tujuan penetapan harga adalah
mencapai harga stabil dan tidak mudah naik
dan turun. Dengan harga yang tetap dan stabil,
Anda dapat terhindar dari potensi perang
harga. Perang harga ini bisa terjadi ketika
terjadi penurunan permintaan. Harga produk
dipaksa turun agar dapat menarik pembeli.
Padahal, jika harga cenderung stabil, ketika
terjadi penurunan permintaan, tidak perlu
khawatir dan langsung menurunkan harga. Hal
ini disebabkan karena harga dianggap pas,
bukan hanya bagi perusahaan Anda, tetapi juga
untuk konsumen yang memerlukan produk
tersebut.
2. Untuk Menyikapi Persaingan dengan
Kompetitor
Harga yang ditentukan juga dapat
menjadi solusi yang tepat agar dapat
menghadapi persaingan. Kamu bisa menilai
perilaku konsumen serta hal apa saja yang bisa
memberi keunggulan pada produk yang
dimiliki, barulah bisa menentukan harga yang
akan dijual. Apakah nantinya harga dijual jauh
lebih tinggi karena nilai tambah yang lebih baik

151
dari pesaing, atau produk dijual dengan harga
yang lebih murah agar dapat menarik banyak
konsumen sekaligus mempertahankan kualitas
produk. Seling itu, perusahaan juga dapat
mengambil harga rata-rata di pasar dan
menonjolkan kelebihan produk yang mungkin
tidak dimiliki oleh pesaing usaha yang lain.
3. Semakin Memaksimalkan Laba
Ketika mendapatkan laba usaha, biasanya
yang dilakukan pengusaha adalah
menjadikannya modal untuk meneruskan
usaha operasional. Sebenarnya, ini menjadi cara
yang standar, bahkan seluruh pengusaha akan
melakukannya. Salah satu tujuan melakukan
strategi penetapan harga adalah agar
perusahaan dapat memaksimalkan keuntungan
usaha. Contohnya, laba Rp10 juta hanya cukup
digunakan untuk biaya operasional serta
belanja produksi. Tetapi, jika laba yang
diperoleh Rp20 juta, perusahaan dapat
meningkatkan produksi, mengembangkan
usaha, hingga melakukan promosi. Ini berarti
untuk mencapai laba tertentu, Anda harus
menentukan harga di angka tertentu.
4. Membentuk Citra Usaha
Jangan salah, penetapan harga juga dapat
membangun citra usaha yang dimiliki. Pasti
kamu pernah mendengar kata seperti “ada
harga ada kualitas”. Kata seperti ini adalah hal
152
yang pasti karena ketika konsumen akan
membeli produk, mereka akan langsung
melihat harga yang dimiliki. Konsumen yang
belum mengetahui kualitas produk dapat
menilai produk dari harga yang dimiliki. Bila
terlalu murah, mereka pasti enggan membeli
karena tidak yakin dengan kualitas yang
diberikan.
Berikut beberapa jenis strategi penetapan harga
yang harus diketahui:
1. Cost Plus Pricing (Harga Biaya Plus)
2. Competition (Persaingan)
3. Premium Pricing (Harga Premium)
4. Freemium Pricing (Harfa Freemium)
5. Bundle (Budel)

D. Metode Dalam Penetapan Harga Jual


Perusahaan harus menentukan harga jual saat
produk dipasarkan. Tujuan perbaikan
harga adalah:
1. Memperoleh laba dari penetapan harga suatu
produk.
2. Memperoleh manfaat non-laba, misalnya harga
menunjukkan kualitas produk, citra
perusahaan, untuk mempertahankan posisi
perusahaan dalam pasar, dan target
153
pengembalian investasi.
Adapun metode yang digunakan dalam
penetapan harga jual adalah:
1. Harga jual normal (Manufaktu dan penjual
jasa)
Harga jual secara normal dapat diartikan
bahwa harga jual harus dapat menutupi biaya
penuh untuk menghasilkan laba. Adapun
formula dari pernyataan tersebut:
Harga jual=Taksiran biaya penuh+Laba yang
diharapkan
Taksiran biaya penuh dapat dihitung dengan
menggunakan pendekatan full costing ataupun
biaya variabel, dan laba yang diharapkan harus
mempertimbangkan biaya modal, resiko bisnis,
dan modal yang digunakan.
Cost of capital adalah biaya yang dikeluarkan
untuk investasi. Risiko bisnis dalam hal ini Jika
risiko bisnis besar, semakin besar proporsi yang
ditambahkan pada biaya modal dalam
memperhitungkan laba yang diharapkan,
sedangkan modal yang digunakan atau jumlah
investasi yaitu bahwa semakin besar modal
yang digunakan dalam memproduksi produk
maka semakin besar pula laba yang
diperhitumgkan dalam harga jual. Rumus
untuk menghitung harga jual per unit
(manufaktur):

154
Harga jual per unit = Biaya (yang berhubungan langsung dengan volume) + %
Mark Up Persentase Mark Up = Expectsi laba + Biaya (yang tidak berhubungan
langsung dengan volume)
Contoh:
Manajer Pemasaran PT. JAYA sedang mempertimbangkan membeli harga jual
produk Cheetos untuk tahun anggaran yang akan datang. Perusahaan
merencanakan akan beroperasi pada kapasitas normal sebanyak 1.000.000 kg
dengan taksiran biaya penuh untuk tahun anggaran yang akan datang sbb :
Biaya Variabel :
Biaya variabel produksi Rp. 2.000.000.000
Biaya adm & variabel umum Rp. 50.000.000
Variabel biaya pemasaran Rp. 50.000.000
-------------------------- +
Total biaya variabel Rp. 2.100.000.000

155
Biaya Tetap :
Biaya produksi tetap Rp. 1.000.000.000
Biaya adm. & umum tetap Rp. 150.000.000
BIaya pemasaran tetap Rp. 250.000.000
-------------------------- +
Total biaya tetap Rp. 1.400.000.000
-------------------------- +
Total biaya penuh Rp. 3.500.000.000

Total aktiva yang diperkirakan pada awal tahun anggaran Rp. 4.000.000.000 dan
laba yang diharapkan dinyatakan dalam tarif kembalian investasi (ROI) 25%

Pendekatan Full Costing


Unsur biaya:
Biaya variabel produksi Rp. 2.000.000.000
Biaya produksi tetap Rp. 1.000.000.000
Rp. 3.000.000.000

156
Unsur mark-up:
Biaya variabel non produksi Rp. 100.000.000
Biaya non produksi tetap Rp. 400.000.000
Ekspektasi laba25% X rp. 4.000.000.000 Rp. 1.000.000.000
-------------------------- +
Total Markup Unsur Rp. 1.500.000.000

Rp. 1.500.000.000
Persentase Markup = ------------------------ x 100% = 50%
Rp. 3.000.000.000

157
Perhitungan Harga Jual :
Biaya produksi Rp. 3.000.000.000
Mar-up 50% x Rp. 3.000.000.000 Rp. 1.500.000.000
--------------------------- +
Total harga jual Rp. 4.500.000.000
Volume produksi 1.000.000 kg
--------------------------- :
Harga jual produk / kg Rp. 4.500,-

2. Harga jual penjual waktu dan bahan


Untuk harga jual penjual waktu dan bahan digunakan perusahan bengkel
158
mobil dan perusahaan-perusahaan penjual jasa reparasi, bahan dan suku
cadang sebagai pelengkap penjualan jasa, dalam perusahaan jasa, volumenya
dihitung berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk melayani konsumen
yang dimaksud disini bukan harga jual/unit tetapi harga jual per satuan

159
waktu yang dinikmati konsumen.
Harga jual = Biaya penuh + Ekspektasi laba
Dalam sebuah bengkel yang menjual jasa
perbaikan mobil maka biaya yang
berhubungan dengan produk yaitu biaya
tenaga mekanik dan ahli listrik, sedangkan
biaya yang tidak berhubungan langsung
dengan produk yaitu biaya tenaga kerja tak
langsung, listrik, depresiasi, dll.
3. Harga jual produk perusahaan yang diatur
peraturan pemerintah Perusahaan yang harga jual
produknya diatur dalam peraturan pemerintah
yaitu untuk perusahaan yang mengatur hajat hidup
orang banyak, sehingga dalam menetapkan harga
jual produk yang dibutuhkan dipandu unsur-unsur
biaya produksi dan non produksi dan cara
pengukurannya. Tiap kenaikan harga diatur
peraturan pemerintah yang harus dapat
dipertanggung jawabkan.
Harga Jual = Tafsiran biaya penuh pada masa
yang akan datang + Harapan laba
Misalnya untuk menghasilkan listrik diperlukan
investasi sebesar Rp. 3.200.000.000 untuk pembelian
mesin dan peralatan serta modal kerja. Taksiran
biaya produksi listrik pada volume produksi
100.000.000 kwh per tahun adalah sbb:

160
Biaya bahan baku Rp. 4.000.000.000
Biaya TK langsung Rp. 3.000.000.000
BOP (variabel + tetap) Rp. 8.000.000.000
-------------------------- +
Jumlah taksiran biaya produksi Rp. 15.000.000.000
Taksiran biaya non produksi setahun terdiri dari :
Biaya pemasaran Rp. 1.500.000.000
Biaya administrasi & umum Rp. 700.000.000
------------------------- +
Jumlah taksiraan biaya nonproduksi Rp. 2.200.000.000
Putuskan laba wajar untuk perusahaan listrik : 25% dari investasi
Menghitung harga jual listrik per kwh:

161
Taksiran biaya penuh :
Biaya produksi Rp. 15.000.000.000
Biaya non produksi Rp. 2.200.000.000
Taksiran aktivasi penuh yang digunakan Rp. 3.200.000.000
Menandai :
Biaya non produksi Rp. 2.200.000.000
Ekspektasi laba 25% x Rp. 3.200.000.000 Rp. 800.000.000
-------------------------- +
Jumlah biaya tidak langsung (non prod) Rp. 3.000.000.000
Jumlah biaya langsung (produksi) Rp. 15.000.000.000
--------------------------- :
Persentase mark-up dari biaya produksi 20%

162
Maka,
Tafsiran biaya produksi Rp. 15.000.000.000
Markup 20% x Rp. 15.000.000.0000 Rp. 3.000.000.000
-------------------------- +
Total harga jual Rp. 18.000.000.000
Volume produk (dalam kwh) Rp. 100.000.000
-------------------------- :
Harga jual listrik per kwh Rp. 180

163
BAB XI
PRINSIP DAN PROSEDUR
SERTA TEKNIK
PENCATATAN PEROLEHAN
ASET TETAP

164
A. Pengertian Aset Tetap
Menurut Warren, dkk (2008, 440) Aset tetap
(fixed assets) merupakan aset jangka panjang atau
aset yang relatif permanen, dimiliki dan digunakan
oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk
dijual sebagai bagian dari operasi normal.
Sedangkan Menurut Rudianto (2009, 276) Aset
tetap merupakan barang berwujud milik
perusahaan yang sifatnya relatif permanen dan
digunakan dalam kegiatan normal perusahaan
bukan untuk diperjualbelikan.
Berdasarkan definisi diatas, Aset tetap
merupakan suatu aset yang mempunyai bentuk
fisik, mempunyai nilai yang relatif besar, dimiliki
oleh perusahaan dan digunakan dalam operasi
normal perusahaan sehari - hari serta tidak untuk
diperjualbelikan dan bersifat permanen atau
mempunyai masa guna lebih dari satu periode
akuntansi.
Aset tetap adalah aset berujud yang digunakan
dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan
untuk dijual dalam rangka kegiatan normal
perusahaan. Karakteristik aset tetap sebagai
berikut:
1. Dimiliki perusahaan untuk digunakan (bukan
barangdagangan
2. Dimiliki untuk digunakan dalam operasi
perusahaan utama (bukan investasi jangka
panjang
3. Dimiliki untuk digunakan dalam jangka waktu

165
lebih dari satu siklus operasi perusahaan
(bukanperlengkapan
4. Memiliki nilai yang relatif tinggi Dikarenakan
memiliki nilai yang tinggi, penggunaan yang
relatif lama dan menjadi alat utama perusahaan
menghasilkan pendapatan, maka investasi
dalam aset tetap (Capital Budgeting) harus
diperhitungkan dengan matang.
Umumnya aset tetap dibagi dalam empat
kelompok, yaitu:
1. Tanah, seperti tanah yang digunakan sebagai
tempat berdirinya gedung perusahaan.
2. Perbaikan Tanah, seperti jalan diseputar
lokasiperusahaan yang dibangun perusahaan,
tempat parkir,pagar, dan saluran air bawah
tanah.
3. Gedung, seperti gedung yang digunakan untuk
kantor, toko, pabrik, dan gudang.
4. Peralatan, seperti peralatan kantor, peralatan
pabrik,mesin-mesin, kendaraan, dan meubel.
Aset tetap memiliki beberapa karakteristik,
berikut beberapa definisi Fitur aset tetap,
diantaranya;

Menurut Firdaus A Dunia (2005, 151)


menyatakan bahwa karakteristik aset tetap, yaitu :
1. Maksudnya perolehannya digunakan dalam
kegiatan perusahaan, dan bukan untuk
diperjualbelikan dalam kegiatan perusahaan
biasa.

166
2. Umur atau jangka waktu pemakaiannya lebih
dari satu tahun.
3. Bahwa Pengeluaran untuk aktivasi tersebut
harus merupakan Pengeluaran yang besar atau
material bagi perusahaan tersebut. Dalam
perolehannya, perusahaan harus membuat
keahlian keuangan atau akuntansi mengenai
nilai atau jumlah pengeluaran minimum yang
dapat dikapitalisasi atau yang dianggap sebagai
pengeluaran barang modal.
Sedangkan Menurut Achmad Tjahjono, dkk
(2009, 112) mengungkapkan beberapa karakteristik
aset tetap, yaitu :
1. Dipergunakan untuk operasional perusahaan
dan tidak untuk dijual.
2. Memiliki manfaat lebih dari satu periode
akuntansi atau satu siklus operasi normal.
3. Memilki bentuk fisik, karakter ini untuk
membedakan dengan aktiva tak berwujud.
4. Memiliki nilai yang material.

Berdasarkan definisi berbagai sumber diatas


tentang karakteristik aset tetap, maka dapat
disimpulkan bahwa aset tetap mempunyai
beberapa karakteristik.
Diantaranya adalah :
1. Aset tetap mempunyai wujud/bentuk fisik.
2. Digunakan dalam operasional perusahaan.
3. Memiliki masa manfaat lebih dari satu periode
akuntansi.

167
4. Tidak untuk diperjualbelikan.
5. Memiliki nilai yang sangat material.

B. Perolehan Aset Tetap


1. Perolehan Aset Tetap secara Gabungan
Apabila aset diperoleh secara gabungan,
maka perolehan masing-masing aset ditentukan
dengan mengalokasikan harga gabungan
berdasarkan perbandingan nilaiwajar masing-
masing aset yang bersangkutan.
2. Perolehan Aset Tetap secara Angsuran
Mengenai aset tetap yang diperoleh
secara cicilan, perlu diperhatikan mengenai
kontrak pembeliannya. Sebagai contoh, aset
tetap dibeli secara cicilan dalam 10(sepuluh) kali
cicilan. Pembayaran pembayaran cicilan dibuat
setiap bulan. Pada hitungan tersebut, bunga
semakin lama semakin menurun karena jumlah
pinjaman juga menurun. Penetapan bunga yang
digunakan berdasarkan pada tingkat bunga
efektif(effective interest rate). Cara lain yang
dapat dilakukan untuk pembelian dengan
cicilan ini, bergantung pada perjanjian. Terdapat
pula harga dengan cicilan yang dicicil terlebih
dahulu danangsuran yang harus dibayar setiap
bulan tetap, maka setiap cicilan terdiri atas 2
(dua)komponen, yaitu cicilan dan bunga,
menggunakan bunga yang besar dari setiap
cicilan yang ditetapkan tingkat bunga tetap (flat
interest rate).

168
3. Perolehan Aset Tetap secara Pertukaran
Menurut PSAK No. 16 (Revisi 2007), suatu
aset tetap dapat diperoleh dengan mata uang
atau tukar sebagian. Dalam harga sebagian
dapat dilakukan untuk suatu aset tetap yang
tidak serupa dengan aset lain. Biava ini diukur
pada nilai wajar aset yang dipertukarkan atau
diperoleh, yang paling andal, sebanding dengan
nilai wajar aset yang dipertukarkan setelah
disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau
setara kas yang ditransfer. Aset yang diperoleh
dari pertukaran melalui pertukaran dengan:
a. Aset nonmoneter, baik dengan aset tetap
yang sejenis atau aset tetap yang tidak
sejenis.
b. Sekuritas berupa obligasi atau saham yang
dikeluarkan oleh perusahaan sendiriatau
emisi oleh badan lain.
Dalam hal penilai sebagaimana telah
disampaikan di atas bahwa aset tetap
yangdiperoleh dalam transaksi atau pertukaran
sebagian untuk suatu aset tetap yang
tidakserupa aset lain, biaya tersebut diukur
dengan nilai wajar aset yang dilepas atau
diperoleh yang mana lebih andal, ekuivalen
dengan nilai wajar aset yang dilepas setelah
disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau
setara kas yang ditransfer.
Selisih nilai adalah selisih antara nilai buku
aser tetap yang lama dengan nilai perolehan

169
baru. Dalam hal demikian, apabila aset tetap
dipertukarkan dengan aset tetap yang tidak
sejenis harus diakui sebagai laba atau rugi.
Sebaliknya apabiladipertukarkan dengan aset
tetap yang sejenis, maka pengakuar laba rugi
pelindung sampai saat aset tetap yang baru
dilepas kembali. Perlu diperhatikan, PSAK No.
16(Revisi 2007) juga menyebutkan bahwa
keuntungan atau kerugian yang timbul dari
penghentian atau kepemilikan suatu aset tetap
diakui sebagai keuntungan atau kerugian
dalam laporan laba rugi. yang sejenis atau
bukan sejenis, maupun dengan sekuritasyang
tidak diterbitkan perusahaan sendiri. Hanya
masalah perpajakannya diaturdalam Pasal 10
ayat (2) Undang-Undang Pajak Penghasilan
yang menyatakan bahwa nilai perolehan atau
nilai penjualan dalam hal terjadi tukar tukar
harta adalah jumlah yangseharusnya
dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga
pasar (harga pasar).
4. Perolehan Aset Tetap dengan Cara
Membangun Sendiri
Sesuai akuntansi komersial, biaya perolehan
suatu aset tetap terdiri atas harga belinya dan
setiap biaya dapat diatribusikan secara
langsung dalam membawa aset tersebutke
kondisi yang membuat aset dapat bekerja
untuk penggunaan yang dimaksudkan.
Demikian pula dalam aset yang

170
diperolehnya. Oleh karena membangun sendiri,
tentu saja menggunakan prinsip yang sama
seperti aset yang diperoleh, yaitu mencakup
seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
pembangunan aset sampai siap pakai Biaya
tidak langsung (overhead cost), efisiensi atau
inefisiensi, dan konstruksi bangunan selama
masa juga termasuk dalam nilai aset tetap
karena membangun sendiri. Perlu diperhatikan
setiap laba internal dieliminasi dalam
menetapkan biaya dari aspek pajak perolehan
aset tetap dengan cara membangun sendiri
tersebut sebagai objek yang terutang Pajak
Pertambahan Nilai.
Bunga yang dikeluarkan atas pinjaman
untuk pembangunan selama masa konstruksi
akan dikapitalisasi. Hal ini sesuai dengan
ketentuan apabila bunga pinjaman dapat
diatribusikan secara langsung dengan aset
tertentu, maka biaya pinjaman tersebut harus
dikapitalis terhadap aset tertentu. Perlakuan
akuntansi komersial dapat diikuti
olehakuntansi pajak, sedangkan terhadap
bunga yang dikapitalisasi akan dibebankan ke
penghasilan melalu penyusutan selama masa
manfaat.
5. Perolehan secara Hibah, Bantuan, dan
Sumbangan
Dalam perolehan secara hibah, bantuan
dan sumbangan secara langsungdihubungkan

171
dengan perlakuan akuntansi pajak, karena
akuntansi komersial sedikitmengatur aset yang
diperoleh dari pinjaman (donasi). Pada
penghitungan komersial pada pengukuran
subbab biaya perolehan telah dijelaskan
pembayaran aset tetap yang diperoleh dari
hibah pemerintah yang pada dasarnya tidak
dapat diakui sampai entitas memperoleh
keyakinan akan memenuhi persyaratan atau
prasyarat hibah.
Terhadap aset tetap yang diperoleh dari
pinjaman harus mencatat sejumlah harga
taksiran atau harga pasar yang layak dengan
mengkreditkan akun modal yang berasal dari
sumbangan atau modal donasi.
Modal donasi dari sisi akuntansi pajak
mengacu pada Pasal 10 ayat (4)UndangUndang
Pajak Penghasilan yang mengatur:
a. Apabila tuntutan harta berupa bantuan,
sokongan, harta hibah, atau warisan, syarat
yang harus dipenuhi berdasarkan Pasal 4
ayat (3) huruf a dan huruf b adalah: Tidak
termasuk sebagai objek pajak adalah:
1) Bantuan atau sumbangan, termasuk
zakat yang diterima oleh badan amil
zakat atau lembaga amil zakat yang
dibentuk atau disahkan oleh pemerintah
dan para penerima zakat yang berhak
dan Harta hibahan yang diterima oleh
keluarga sedarah dalam garis keturunan

172
lurussatu derajat, dan oleh badan
keagamaan, badan pendidikan, badan
sosial, atau pengusaha kecil, termasuk
koperasi yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangansepanjang tidak ada hubungan
dengan usaha, pekerjaan, pemerintahan,
atau penguasaan antara pihak-pihak
yang berkepentingan
2) Warisan
b. Apabila tidak memenuhi persyaratan yang
diperlukan sesuai Pasal 4 ayat (3) huruf a
Undang-Undang Pajak Penghasilan dengan
contoh konkret yaitu harta hibahan yang
diberikan tersebut ternyata mempunyai
hubungan usaha, pekeriaan, kepemilikan,
atau penguasaan antara pihak-pihak yang
berkepentingan, maka dasar penilaian bagi
yang menerima penghibahan sama dengan
nilai pasar dari harta tersebut.
Demikian pula pada akuntansi pajak atas
penerimaan hibah juga akan dibukukan
sebelahkredit pada akun "modal donasi" sebagai
alokasi sistematis rasional harga perolehan aset
berwujud.

C. Penyusutan
Penyusutan dalam pengertian ekonomi
merupakan penurunan nilai suatu benda (aset)
yangdiakibatkan oleh ketuaan, kekunoan dan

173
sebagainya yang timbul karena adanya penemuan -
penemuan baru maupun adanya keausan akibat
pemakaian barang tersebut. Karena adanya
penyusutan maka benda (aset) tersebut kurang
mampu melaksanakan pekerjaannya atau
memberikan pelayanan sebagaimana seharusnya
semula. Penurunan nilai ini dikenal dalam
akuntansi praktis sebagai suatu pengeluaran
operasional.
Penyusutan bukanlah proses dimana
perusahaan mengakumulasikan dana/kas untuk
menggantikan aktiva tetapnya. Penyusutan adalah
alokasi secara periodik dan sistematis dari harga
aktivasi aktivasi selama periode-periode yang
berbeda yang mendapatkan manfaat dari pengguna
anaktiva terkait. Akumulasi penyusutan bukanlah
sebuah dana pengganti aktiva,melainkan jumlah
harga perolehan aktiva yang telah dibebankan
(melalui pemakaian) dalam periode-periode
sebelumnya.
Penyusutan umumnya terjadi ketika aktiva tetap
telah digunakan dan merupakan beban bagi
periode dimana aktiva dimanfaatkan. Penyusutan
dilakukan karena masa manfaat dan potensiaktif
yang dimiliki semakin berkurang. Karena adanya
pemakaian aktiva dalam aktivitas perusahaan,
aktiva tetap juga harus disusutkan seiring
berlalunya waktu dimana terjadi perubahan
teknologi. Perubahan teknologi yang cenderung

174
makin canggih akan mengakibatkan suatu aktivasi
mudah menjadi berbeda dibandingkan aktiva
sejenis yang mengalami inovasi teknologi yang
lebih canggih.
Dasar penyusutan antara akuntansi komersial
dan akuntansi pajak adalah sama. Dasar
penyusutan antara SAK adalah harga perolehan
aktiva tetap, ditambah dengan beban yang dapat
dikapitalisasi pada perolehan tersebut.
Menurut Pasal 10 dan 11 Undang-undang
Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah
akhir dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun
2008, dasar penyusutan adalah harga perolehan
yakni Pengeluaran untuk pembelian, pemeliharaan,
penambahan, perbaikan atau perubahan harta
berwujud kecuali tanah, yang dimiliki dan
digunakan untuk mendapatkan, menagih dan
memelihara penghasilan yang memiliki masa
manfaat lebih dari satu tahun. Sedangkan yang
termasuk dalam harga perolehan adalah harga beli
dan biaya yang dikeluarkan dalam rangka
memperoleh harta tersebut seperti: biaya masuk,
biaya pengangkutan, dan biaya pemasangan.

D. Metode Penyusutan
Ada dua metode yang dapat digunakan untuk
mengestimasi penyusutan, yaitu:
1. Metode langsung.
a. Metode umur hidup perbandingan rasio

175
antara umur efektif properti subjek dengan
total umur ekonomis properti pembanding
terhadap total biaya pembuatan atau
penggantian baru.
b. Metode umur ekonomis dengan modifikasi.
Dilakukan dengan menyelesaikan antara
penyusutan yang dapat diperbaiki (curable)
dan yang tidak dapat diperbaiki (incurable)
c. Metode terinci (Breakdown Method).
Metode penyelesaian yang menyeluruh &
detaildengan melakukan perhitungan
terhadap komponen-komponen bangunan
secara terinci.
2. Metode tidak langsung.
a. Metode Ekstrasi Pasar Berbasis selisih antara
nilai transaksi penjualan properti
sejenisdikurangi nilai tanahnya dengan
biaya pembuatan atau penggantian kembali
properti pada harga penilaian.
b. Metode Kapitalisasi Pendapatan
Menghitung nilai properti dengan
mewujudkan pendapatan bersih dari
properti subjek lalu dikurangi dengan nilai
tanah yang diperoleh nilai bangunan. Hasil
ini dibandingkan dengan biaya membangun
baru.
Ada beberapa perbedaan metode penyusutan
menurut Standar Akuntansi Keuangan dan

176
menurut Undang-undang pajak. Menurut SAK
metode penyusutan yang diperbolehkan pada
dasarnya dibagi kedalam 2 kelompok, yaitu:
1. Berdasarkan waktu.
2. Berdasarkan penggunan.
Pemilihan metode yang digunakan untuk
menyusutkan harta harus dilakukan secara
konsisten. Gambar dibawah ini adalah sebagai
metode penyusutan aktivasi tetap kecuali tanah
seperti yang dinyatakan dalam Persyaratan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 17:

1. Berdasarkan waktu:
a. Metode garis luus (straiggt-line)
b. Metode saldo menurun/saldo menurun
ganda (declining/double declining balance)
2. Berdasarkan Penggunaan:
a. Motode jam jasa (service-hours)
b. Metode unit produksi (productive-output)

Sedangkan metode penyusutan yang boleh


digunakan menurut undang-undang pajak yaitu
metode garis lurus dan metode menurun. Berikut
adalah penjelasannya:

177
1. Metode Garis Lurus
Metode ini adalah metode yang paling
umum digunakan untuk menghitung
penyusutan. Ini juga dikenal sebagai metode
cicilan tetap. Di bawah metode ini, jumlah yang
sama dibebankan untuk penyusutan setiap aset
tetap pada setiap periode akuntansi.
Jumlah yang seragam ini dibebankan sampai
aset berkurang menjadi nihil atau nilai sisa pada
akhir taksiran masa gunanya.

Jadi, metode ini mendapatkan namanya dari


grafik garis lurus. Grafik ini ditulis setelah
memplot jumlah penyusutan yang sama untuk
setiap periode akuntansi selama masa manfaat
aset.
Dengan demikian, jumlah penyusutan
dihitung dengan hanya membagi selisih antara
harga perolehan atau nilai buku dari aset tetap
dan nilai sisa dengan masa manfaat aset. Untuk
rumus penyusutan garis lurus adalah:

Biaya Penyusutan Tahunan = (Biaya


aset – Nilai Sisa)/Usia aset berguna

178
Dimana;
 Biaya perolehan aset adalah harga beli atau
biaya historis
 Nilai sisa adalah nilai aset yang tersisa
setelah masa manfaatnya
 Masa manfaat aset adalah jumlah tahun di
mana aset diharapkan akan digunakan oleh
bisnis
2. Metode Saldo Berkurang
Metode ini juga dikenal sebagai metode
penurunan saldo, metode nilai yang diturunkan
atau metode penurunan saldo. Persentase
penyusutan tetap dibebankan pada setiap
periode akuntansi ke saldo bersih aset tetap
menurut metode ini. Saldo bersih ini tidak lain
adalah nilai aset yang tersisa setelah dikurangi
akumulasi penyusutan.
Dengan demikian, ini berarti bahwa tarif
penyusutan yang dibebankan pada saldo
pengurang aset. Aset ini adalah yang digunakan
dalam pembukuan pada awal periode
akuntansi. Jadi, nilai buku aset tersebut
diturunkan untuk menguranginya ke nilai sisa.
Sekarang, karena nilai buku aset setiap tahun
berkurang, demikian juga jumlah penyusutan.
Dengan demikian, jumlah penyusutan yang
lebih tinggi dibebankan selama tahun-tahun aset
awal dibandingkan dengan tahap selanjutnya.

179
Dengan demikian, metode ini didasarkan
pada asumsi bahwa lebih banyak jumlah
penyusutan harus dibebankan pada tahun-
tahun awal aset. Ini karena biaya perbaikan
rendah yang dikeluarkan pada tahun-tahun
tersebut. Sebagai aset terjun ke tahap
selanjutnya dari masa manfaatnya, biaya
perbaikan dan pemeliharaan aset tersebut
meningkat. Oleh karena itu, lebih sedikit jumlah
penyusutan yang perlu disediakan selama
tahun-tahun tersebut. Berikut rumus metode
saldo Berkurang;

Beban Penyusutan = (Nilai buku aset awal


tahun x Tingkat Penyusutan)/100

Keterangan Tahun Tahu Tahu Tahu Tahu


1 n2 n3 n4 n5
Nilai asset 100.00 90.000 81.000 72.900 65.61
pada tahun 0 0
pertama
Nilai 10.000 9.000 8100 7290
penyusutan
(10% dari
masa
penggunaa
n selama 5
tahun)
180
3. Metode Jumlah Angka Tahun
Metode penyusutan lainnya adalah Metode
Jumlah Angka Tahun. Metode ini mengakui
penyusutan pada level yang dipercepat. Dengan
demikian, jumlah yang dapat disusutkan dari
suatu aset yang dibebankan ke sebagian kecil
selama periode akuntansi yang berbeda dengan
metode ini. Pecahan ini adalah rasio antara sisa
masa manfaat aset dalam periode tertentu dan
jumlah digit tahun. Dengan demikian, pecahan
ini menunjukkan bahwa modal yang diblokir
atau keuntungan yang diperoleh dari aset adalah
yang tertinggi pada tahun pertama.
Jadi, saat aset bergerak menuju akhir masa
manfaat, manfaat yang diperoleh dari aset
tersebut menurun. Artinya, jumlah depresiasi
tertinggi yang dialokasikan pada tahun pertama
karena tidak ada jumlah modal yang dihitung
sampai saat itu. Dengan demikian, jumlah
penyusutan yang paling sedikit harus
dibebankan pada tahun terakhir karena sebagian
besar modal yang diinvestasikan telah
ditetapkan. Adapun rumus metode penyusutan
jumlah angka tahun adalah;

Beban Penyusutan = Biaya yang Dapat


Disusutkan x (Sisa masa manfaat aset/Jumlah
Digit Tahun

181
Dimana biaya yang dapat didepresiasi = Biaya
asset – Nilai sisa
Jumlh digit tahun =(n(n+1))/2(dimana n =
masa manfaat asset)
4. Metode Saldo Menurun Ganda
Metode ini merupakan campuran dari metode
garis lurus dan metode saldo menurun. Karena
itu, penyusutan dibebankan pada nilai yang
dikurangi dari aset tetap pada awal tahun
dengan metode ini. metode ini seperti saldo
metode yang semakin berkurang. Namun,
tingkat penyusutan tetap diterapkan seperti
dalam kasus metode garis lurus. Tarif
penyusutan ini dua kali tarif yang dibebankan
dengan metode garis lurus. Dengan demikian,
metode ini menyebabkan aset yang disusutkan
lebih pada akhir masa manfaatnya dibandingkan
dengan nilai sisa yang diantisipasi. Oleh karena
itu, perusahaan mengadopsi berbagai
pendekatan untuk mengatasi tantangan tersebut.
Pertama, jumlah depresiasi yang dibebankan
untuk tahun terakhir disesuaikan.
Hal ini dilakukan untuk membuat nilai sisa
sama dengan nilai sisa yang diantisipasi. Kedua,
banyak perusahaan memilih untuk
menggunakan metode penyusutan garis lurus
pada tahun lalu untuk menyesuaikan nilai sisa

182
yang disusutkan. Adapun rumus saldo menurun
adalah;

Beban Penyusutan Tahunan = 2 x (Biaya aset –


Nilai Sisa)/Usia aset berguna
Atau
Beban Penyusutan = 2 x Biaya aset x tingkat
penyusutan

183
BAB XII
KONSEP, PRINSIP DAN
PROSEDUR SERTA
TEKNIK PENCATATAN
DISPOSAL ASET TETAP

184
A. Penjualan Aset
Aset merupakan elemen neraca yang akan
membentuk informasi semantik brupa posisi
keuangan bila dihubungkan dengan elemen yang
lain yaitu ke$ajiban dan ekuitas.
Asetmerepresentasi potensi jasa fisis dan nonfisis
yang memampukan badan usaha untuk
meyediakan barang dan jasa.
bagi para pemilik bisnis atau akuntan,
memahami penjualan aset dalam pembukuan itu
penting, terutama jika perusahaan masih
menggunakan proses pembukuan manual.
Perusahaan sering kali memiliki aset tetap
berwujud, seperti properti atau peralatan, yang
membantu mereka menghasilkan pendapatan.
Setelah aset-aset tersebut telah mencapai akhir
kegunaannya, perusahaan akan melepasnya atau
menjualnya. Memahami proses penahanan aset
dapat membantu perusahaan mendokumentasikan
transaksi ini secara akurat dalam laporan keuangan
mereka.
Terdapat beberapa alasan mengapa perusahaan
menjual aset yang dimiliki, seperti:
1. Nilai aset telah sepenuhnya terdepresiasi,
penggantian aset dapat meningkatkan
produktivitas dan efisiensi perusahaan.
2. Aset tidak lagi berguna, misalnya ketika terjadi
perubahan dalam proses produksi yang

185
membutuhkan upgrade mesin terbaru.
3. Terjadi kerusakan pada aset sehingga harus
dijual, tapi, jika aset yang rusak tidak dijual
maka akan dicatat sebagai minuman atau
pembuangan.
4. Penggantian aset, beberapa mengganti aset
perusahaan yang sudah di-hast dengan aset
yang memiliki teknologi yang lebih modern.
5. Biaya pemeliharaan melebihi nilai aset, ketika
usia aset semakin bertambah, maka biaya
pemeliharaan juga meningkat sehingga
menyebabkan pengeluaran melebihi nilai dan
keuntungan yang dihasilkan dari aset tersebut.
Penjualan aset harus dikaitkan dengan beberapa
pertimbangan karena perlu dicatat dalam laporan
laba rugi sebagai pendapatan lain:
1. Nilai buku aset atau nilai yang tercatat dalam
neraca keuangan,
2. Nilai pasar atau harga jual di pasaran,
3. Nilai keuntungan dan kerugian yang diterima
perusahaan.
Sedangkan metode yang dapat digunakan untuk
menentukan nilai penjualan aset:
1. Metode garis lurus, perusahaan harus
menemukan biaya awal aset dan nilai sisa yang
diharapkan oleh perusahaan saat menjual atau
melepaskan aset.
186
2. Metode saldo menurun ganda, perusahaan harus
membagi 1 dengan masa aset, kemudian
mengalikan hasilnya dengan dua sehingga
memberikan tingkat penyusutan aset.

B. Penukaran Aset
Pertukaran aktiva atau aset tetap adalah masalah
teoritis akuntansi yang cukup pelik dibandingkan
transaksi penjualan aktiva tetap secara tunai.
Masalah utama dalam pertukaran aset tetap
adalah:
1. Apa dasar penghakiman untuk menentukan
biaya yang diterima?
2. Apakah untung (gain) atau rugi (loss) harus
diakui?
Akuntansi nilai aktiva tetap biasanya dibahasa
dalam akuntansi nilai aktiva nonmoneter atau
produktif. Aset non-moneter adalah aktiva yang
mengandung manfaat ekonomi yang nilai tunai
(satuan rupiahnya) berubah-ubah sepanjang waktu
karena adanya perubahan daya beli uang atau daya
tukar barang sebagai pasangan aset moneter. Aset
moneter adalah aktiva yang merupakan klaim
untuk menerima kas di masa datang yang jumlah
rupiahnya dan waktunya pasti tanpa
memperhatikan perubahan daya beli uang.
Aset non-moneter antara lain:
1. Pengaturan barang
2. Investasi dalam saham
187
3. Fasilitas fisik (aktiva tetap)
4. Ekuitas
Adapun aset moneter antara lain:
1. Ka
2. Piutang usaha
3. Investasi dalam obligasi
Terdapat dua pendekatan yaitu pendekatan
jenis aset dan pendekatan substansi komersial.
Pendekatan jenis aset disebut juga pendekatan
aktivasi karakteristik dan pendekatan substansi
komersial disebut pendekatan karakteristik
transaksi.
Jenis Pendekatan aktivasi didasarkan pada
gagasan bahwa penukaran aset tak sejenis
merupakan transaksi penjualan tunai, dan hasil
penjualan tunai semuanya digunakan untuk
membeli aset baru. Transaksi penjualan dipandang
sebagai dua transaksi sekaligus, yaitu transaksi
penjualan yang dapat menimbulkan untung atau
rugi dan transaksi pembelian dengan hasil
penjualan tersebut. Transaksi pembelian tidak
dapat menimbulkan keuntungan atau kerugian.
Dengan demikian, selisih antara nilai wajar aset
yang diserahkan dan nilai bukunya menimbulkan
keuntungan atau kerugian yang harus diakui
segera pada saat transaksi. Aset yang diterima
mencatat nilai wajar (nilai wajar) aktiva yang

188
diserahkan ditambah pembayaran tombok atau
boot (bila ada). Bila nilai wajar tidak diperoleh,
penghargaan oleh penukar atau nilai wajar aktivasi
yang diterima dianggap sebagai nilai wajar aset
yang diserahkan. Sementara itu, pengisi aktiva
sejenis dianggap sebagai transaksi pemeliharaan
fungsi aktiva sebelumnya, sehingga aktiva yang
diserahkan dianggap belum selesai (tuntas)
memberi jasa atau menghasilkan pendapatan dan
dilanjutkan dengan aset baru. Secara teoritis,
transaksi pemeliharaan tidak dapat menimbulkan
keuntungan, sehingga tidak dapat diakui.
Terdapat beberapi prinsip akuntansi pertukaran
aset, diantaranya sebagai berikut:
1. Pertukaran Bersubstansi Komersial, Aset yang
diterima mencatat nilai wajar aktivasi yang
diserahkan. Pembayaran (penerimaan) tombok
ditambahkan (dikurangi) ke nilai wajar untuk
menentukan harga aktivasi baru. Untung atau
rugi adalah selisih antara nilai wajar dengan nilai
buku dan diakui segera pada saat transaksi.
2. Pertukaran Takbersubstansi Komersial Aktiva
yang diterima mencatat nilai buku aktivasi yang
diserahkan. Pembayaran (penerimaan) selisih
ditambahkan (dikurangi) ke nilai buku untuk
menentukan biaya aktivasi baru. Untung atau
rugi adalah selisih antara nilai wajar dengan nilai
buku. Untung atau rugi tidak diakui etapi nilai
buku tidak boleh melebihi nilai setelah dikurangi

189
penurunan kemampuan aktivasi.
3. Nilai wajar aset yang diterima hanya digunakan
sebagai dasar bila nilai tersebut lebih jelas dan
dapat diandalkan daripada nilai wajar kekayaan
perusahaan yang diserahkan.
4. Bila nilai wajar kedua aktiva tidak dapat
ditentukan, aktiva yang diterima mencatat nilai
buku aktiva yang diserahkan.
5. Secara umum, pertukaran tak tersubstansi
komersial biasanya melibatkan aktivator sejenis,
atau mendekati identik yang tidak
mempengaruhi posisi ekonomi kedua pihak
yang terlibat pertukaran. Kelemahan metode
substansi komersial adalah sulitnya menentukan
adanya substansi tersebut, sehingga pembelian
ini sama dengan subyeknya dengan metode jenis
aktivasi. Pendekatan jenis aktivasi mempunyai
penalaran yang valid, sehingga mempunyai nilai
instruksional untuk pembelajaran, paling tidak
untuk perbandingan dengan pendekatan yang
baru.

C. Penghapusan Aset
Penghapusan aset tetap dapat didefinisikan
sebagai proses yang digunakan perusahaan untuk
menghapus aset tetap dari laporan keuangannya.
Aset tetap biasanya memiliki masa manfaat yang
tetap. Setelah aset tersebut telah digunakan
sepenuhnya dan tidak lagi berguna bagi

190
perusahaan, aset tersebut perlu dihapus dari
Neraca. Neraca adalah gambaran posisi keuangan
perusahaan yang sebenarnya. Oleh karena itu,
ketika suatu aset tidak lagi dapat digunakan untuk
perusahaan (yaitu tidak menghasilkan nilai
ekonomis bagi perusahaan), aset tersebut harus
dikeluarkan dari laporan keuangan, sehingga
gambaran keuangan yang benar dari laporan
keuangan dapat disajikan kepada pemangku
kepentingan perusahaan. Proses pelafalan aset
tetap ini dari neraca disebut sebagai degradasi aset
tetap. Selain aset yang sudah tidak digunakan lagi,
penghapusan aset tetap juga dapat terjadi dalam
situasi di mana organisasi menjual asetnya dan
ingin mengganti aset tersebut dengan aset baru.
Dalam kasus di mana mereka menjual aset-aset ini,
aset-aset tersebut harus dihapus dari Neraca, dan
ini termasuk perhitungan laba rugi.
Penghapusan Aset Tetap mencatat setelah ada
wewenang tertulis dari manajemen tingkat atas
bahwa aset tersebut perlu dihapuskan. Setelah aset
yang dimaksud dihapus, maka aset tersebut segera
dicatat dalam laporan keuangan dengan laporan
yang diperlukan. Hal ini termasuk perlakuan
dalam hal akumulasi penyusutan, dan perhitungan
laba atau rugi atas penangkapan tersebut.
Penghapusan aset Tetap bukanlah hal yang biasa
terjadi pada bisnis. Dalam aspek ini, perusahaan
perlu mempertimbangkan beberapa pertimbangan,

191
sebelum mereka dapat melanjutkan penghapusan
aset tetap. Pertimbangan ini terutama terdiri dari
nilai buku bersih yang dicantumkan dari
perusahaan dan pertimbangan pembelian yang
ditawarkan sebagai gantinya. Pertama, perusahaan
perlu menentukan apakah aset tersebut telah
disusutkan sepenuhnya atau belum. Aset Tetap
memiliki umur yang tetap, yang mana aset tersebut
disusutkan setiap tahun. Aset yang telah
disusutkan sepenuhnya menyiratkan bahwa aset
tersebut telah mencapai akhir masa manfaatnya.
Oleh karena itu, Nilai buku bersih (jumlah setelah
dikurangi biaya historis aset dan akumulasi
penyusutan) adalah nol. Jika Nilai Buku bersih
perusahaan adalah nol, perusahaan perlu
menentukan apakah aset tersebut dapat dijual atau
tidak. Jika dapat dijual, maka pertimbangan
pembelian akan didefinisikan sebagai keuntungan
atas pembelian aset. Lalu, jika nilai buku bersih
Aset adalah nol, maka perusahaan dapat
menghapus aset tersebut tanpa menimbulkan
kerugian dalam Laporan Laba Rugi. Atau, jika nilai
buku bersih tidak nol, maka nilai sisa aset
cenderung menjadi kerugian bagi perusahaan. Jika
aset tersebut dijual dengan harga yang lebih besar
dari nilai yang tersisa, maka akan dianggap sebagai
keuntungan. Sebaliknya, jumlah bersih dari nilai
sisa, dan pertimbangan pembelian akan
diperlakukan sebagai kerugian, jika nilai sisa lebih
tinggi dari pertimbangan pembelian. Hal ini

192
diilustrasikan dalam contoh di bawah ini.
Adapun untuk mencatat entri jurnal untuk
penghapusan Aset Tetap, ada dua skenario yang
berbeda:
1. Aset yang Disusutkan Penuh
Aset yang telah disusutkan sepenuhnya
menyiratkan bahwa Nilai Buku Bersih dari aset
tersebut adalah nol. Dalam hal ini, dapat dilihat
bahwa biaya aset yang disusutkan penuh sama
dengan akumulasi penyusutan yang terjadi pada
biaya tersebut. Jika perusahaan memilih untuk
melepaskan aset tersebut, perusahaan akan
membuat entri jurnal sebagai berikut:
Keterangan Debit Kredit
Akumulasi xxx
depresiasi
Aset tetap xxx

Di sisi lain, jika perusahaan memilih untuk


menjual aset tetap yang diberikan untuk
beberapa akun jika nilai buku bersihnya sudah
nol, maka jurnal yang dibuat adalah sebagai
berikut:

193
Keterangan Debit Kredit
Akumulasi xxx
depresiasi
Aset tetap xxx
2. Aset yang tidak disusutkan sepenuhnya
Dalam kasus di mana aset tidak sepenuhnya
diganti, perusahaan perlu menentukan nilai
buku bersih pada tanggal di mana aset tersebut
dihapuskan dengan menggunakan biaya
perolehan aset tetap, disesuaikan dengan
akumulasi penyusutan hingga tanggal
penghapusan. Oleh karena itu, jika terjadi
penahanan aset yang tidak disusutkan penuh,
dan perusahaan tidak menjual aset tersebut,
jurnal berikut dibuat:
Keterangan Debit Kredit
Kerugian atas Xxx
pelepasan aset
Akumulasi xxx
depresiasi
Aset tetap xxx
Sebagai alternatif, jika perusahaan menjual
aset tersebut, maka nilai buku Bersih kemudian
digunakan sebagai pembanding terhadap hasil
penjualan. Jika hasil penjualan lebih tinggi dari
aset Nilai Buku Bersih, perusahaan mencatat

194
laba dalam laporan keuangan. Ayat jurnal untuk
mencerminkan hal ini adalah sebagai berikut:
Keterangan Debit Kredit
Bank xxx
Akumulasi xxx
depresiasi
Aset tetap xxx
Keuntungan xxx
atas peleasan
aset
Jika hasil penjualan lebih rendah dari Nilai
Buku Bersih aset, maka transaksi berikut akan
dicatat:
Keterangan Debit Kredit
Kas xxx
Akumulasi xxx
depresiasi
Kerugian atas xxx
pelepasan aset
Pelepasan aset xxx
tetap

Penghapusan aset tetap dalam akuntansi


memiliki beberapa manfaat, antara lain:
1. Menjaga konsistensi dalam pencatatan aset
195
Dengan mencatat penghapusan aset tetap
secara teratur dan konsisten, maka catatan
keuangan perusahaan akan lebih akurat dan
terorganisir.
2. Menjaga kepatuhan terhadap aturan akuntansi
Penghapusan aset tetap harus dilakukan
sesuai dengan aturan akuntansi yang berlaku,
dan jurnal penghapusan dapat membantu
memastikan bahwa proses tersebut dilakukan
dengan benar.
3. Mengurangi risiko kesalahan
Dalam proses penghapusan aset tetap,
terdapat potensi untuk membuat kesalahan,
seperti salah menghitung nilai residu atau
melupakan aset yang seharusnya dihapus.
Dengan proses pencatatan secara teratur, maka
risiko kesalahan dapat diperkecil.
4. Mengoptimalkan pengelolaan aset
Dengan menghapus aset tetap yang tidak
produktif atau tidak menguntungkan, maka
perusahaan dapat mengoptimalkan penggunaan
sumber daya dan meningkatkan efisiensi bisnis.
5. Memudahkan pelaporan keuangan
Jurnal penghapusan aset tetap dapat
membantu perusahaan dalam membuat laporan
keuangan yang lebih akurat dan mudah
dipahami oleh para pemangku kepentingan.

196
D. Pengeluaran Pendapatan
Pengeluaran Pendapatan atau Revenue
Expenditure adalah pengeluaran yang terjadi selama
aktivitas bisnis sehari-hari sebuah perusahaan
dalam melakukan produksi barang dan jasa serta
penjualannya yang membantu menghasilkan
pendapatan perusahaan dalam suatu periode
akuntansi. Dengan kata lain Pendapatan
Pengeluaran ini harus dicatat dalam periode waktu
yang sama ketika pendapatan dihasilkan dari
produksi barang atau jasa tersebut sesuai dengan
prinsip pencocokan (matching principle).
Perlu diketahui bahwa Pengeluaran Pendapatan
atau Revenue Expenditure ini tidak dapat
dikapitalisasi sebagai aset tetap dalam neraca
sehingga akan dibebankan langsung dalam laporan
laba rugi pada periode berjalan dimana
Pengeluaran atau biaya tersebut terjadi.
Adapun jenis-jenis pengeluaran yang biasanya
dikategorikan sebagai Pengeluaran Pendapatan ini
diantaranya adalah :
1. Gaji dan Upah
2. Pengangkutan Barang
3. Sewa dan tarif pabrik atau gedung perkantoran
4. Bunga atas modal pinjaman
5. Penyusutan aset tetap
6. Harga pokok penjualan
7. Bahan habis pakai
8. Tagihan listrik

197
9. Biaya transportasi
10. Perbaikan dan Perawatan Mesin (meminyaki,
membersihkan, mengecat ulang dan lain-
lainnya)
11. Bahan mentah, produk masih dalam proses dan
barang jadi
12. Biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan
aset
13. Pajak dan Beban Hukum
14. Asuransi Premi
Adapun faktor-faktor tertentu yang menjadi
dasar pengeluaran dianggap sebagai Pengeluaran
Pendapatan atau Pendapatan Pengeluaran adalah
sebagai berikut:
1. Sifat Bisnis; Apabila barang dagangan sebuah
perusahaan adalah sistem komputer dan bagian-
bagiannya, maka perangkat-perangkat komputer
dan bagian-bagiannya tersebut dianggap sebagai
persediaan, biaya-biaya yang menghubungkan
dengan pembelian persediaan tersebut
dikategorikan sebagai Pengeluaran Pendapatan.
Namun disisi lain, apabila perusahaan tersebut
merupakan perusahaan yang bergerak di sektor
transportasi, maka pembelian komputer tersebut
dianggap sebagai modal belanja (Capital
Expenditure), karena dapat membantu
perusahaan menghasilkan pendapatan selama
bertahun-tahun ke depan.
2. Pengeluaran yang berulang-ulang; Ketika
pengeluarannya terjadi beberapa kali dalam satu

198
tahun buku, maka biaya juga dianggap sebagai
pengeluaran pendapatan.
3. Tujuan Pengeluaran; Pengeluaran pendapatan
dilakukan untuk pembelian inventaris untuk
tujuan dijual kembali dan bukan untuk tujuan
penggunaan pribadi atau penggunaan kantor.
Pengeluaran juga dikeluarkan untuk membeli
bahan baku untuk mengubahnya menjadi
barang jadi dan menjualnya kepada pelanggan.
4. Pemeliharaan dan Perawatan Aset; Jika
perusahaan mengeluarkan biaya untuk
pemeliharaan atau perawatan aset normal dan
tidak untuk meningkatkan kapasitas
produksinya, itu dianggap sebagai Pengeluaran
pendapatan atau Pengeluaran Pendapatan.
Setiap biaya yang timbul dengan tujuan untuk
meningkatkan masa manfaat atau kapasitas
pendapatan dari aset tersebut termasuk dalam
pengeluaran modal.
5. Menghasilkan Pendapatan; Jika biaya yang
dihasilkan oleh perusahaan membantu
menghasilkan pendapatan untuk periode
akuntansi saat ini, itu dianggap sebagai biaya
operasional. Selanjutnya, sesuai dengan prinsip
pencocokan, pengeluaran harus disesuaikan
dengan pendapatan yang diperoleh selama
periode tersebut untuk dianggap sebagai
pengeluaran pendapatan.
6. Jumlah yang Dibelanjakan; Jumlah uang yang
dibelanjakan sebagai pengeluaran pendapatan

199
relatif kecil dan manfaat yang diperoleh hanya
untuk jangka waktu terbatas, yaitu dalam jangka
waktu satu tahun atau kurang.
Pengeluaran pendapatan atau Revenue
Expenditure pada dasarnya adalah biaya reguler
yang dikeluarkan yang membantu perusahaan
dalam kelancaran bisnis yaitu untuk
mempertahankan operasi bisnisnya. Namun, itu
tidak akan menambah nilai aset atau mengurangi
kewajiban tetapi membantu mendapatkan
pendapatan untuk periode saat ini.

E. Penyajian Dalam Laporan Keuangan


Penyajian Laporan Keuangan (Financial
Statement Presentation) merupakan salah satu
tahapan penting dalam suatu siklus akuntansi
setelah proses pengakuan (recognition) dan
pengukuran (measurement) transaksi, kejadian, dan
saldo (balances). Suatu entitas menyiapkan serta
menyajikan laporan keuangan sebagai alat
akuntabilitas untuk memenuhi tujuan dari
pelaporan keuangan itu sendiri yaitu menyediakan
informasi terutama yang terkait dengan informasi
keuangan kepada pengguna (pengguna atau
stakeholder).
Laporan Keuangan (Financial Statement) adalah
suatu bentuk penyajian terstruktur dari posisi
keuangan dan kinerja keuangan dari suatu entitas.
International Accounting Standard (IAS) 1
menyebutkan bahwa tujuan dari pelaporan
200
keuangan adalah untuk menyediakan informasi
terkait dengan posisi keuangan (financial position),
kinerja keuangan (financial performance), dan aliran
kas (cash flow) dari suatu entitas yang bermanfaat
bagi pengguna dalam pengambilan keputusan
ekonomi (economic decision’s making).
Laporan Keuangan juga menunjukkan hasil dari
kinerja manajemen atas pengelolaan sumber daya
(sumber daya) yang dipercayakan kepadanya.
Untuk memenuhi kebutuhan ini, setidaknya
sebuah Laporan Keuangan harus menyediakan
informasi atas kepemilikan entitas terhadap:
1. Aset (Aktiva)
2. Utang/Kewajiban
3. Ekuitas
4. Pendapatan dan Beban; termasuk keuntungan
dan kerugian
5. Kontribusi oleh dan kontribusi kepada pemilik
dalam kapasitasnya sebagai pemilik
6. Arus Kas
Keseluruhan informasi tersebut ditambah
dengan berbagai penjelasan dan catatan laporan
keuangan akan membantu pengguna untuk
memperkirakan arus kas di masa mendatang (futur
cash flow prediction) dengan pertimbangan waktu
(timing) dan tingkat kepastian (certainty). IAS 1
menetapkan bahwa kelengkapan atas laporan
keuangan meliputi:

201
1. Laporan posisi keuangan pada akhir periode
2. Laporan laba rugi komprehensif periode berjalan
3. Laporan Perubahan Ekuitas Periode Berjalan
4. Laporan arus kas periode berjalan
5. Catatan atas Laporan Keuangan yang
merupakan penjelasan tambahan terkait dengan
adanya kebijakan akuntansi tertentu yang
berpengaruh secara signifikan terhadap
penyajian laporan keuangan serta informasi
penjelas lainnya.
6. Laporan posisi keuangan pada awal periode
komparatif yang paling awal:
 Ketika suatu entitas menerapkan suatu
kebijakan akuntansi (accounting policy) secara
retrospektif;
 Ketika suatu entitas membuat penyajian atas
item dari laporan keuangan secara
retrospektif;
 Ketika terdapat pengklasifikasian kembali
atas item dari sebuah laporan keuangan.

202
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, F. W. dan Isharijadi, (2012), Analisis Sistem


Informasi Akuntansi Pembelian Bahan Baku
Secara Tunai Guna Meningkatkan Efektivitas
Pengendalian Intern Pada PT. Dwi Mulyo
Lestari Madiun. Jurnal Akuntansi dan
Pendidikan, Vol 1, page 79.
Arif Isnaini. 2005. Model dan Strategi Pemasaran.
Makasar: Ntp Press
Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting.
Yogyakarta: BPFE

Burton Richard Simatupang,Aspek Hukum Dalam


Bisnis, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003)
Entri. 2015. Akuntansi Pendidikan.
Harahap Sofyan Syarif. 2011, Teori Akuntansi, Jakarta,
Penerbit PT. Raja Grafindo Persada
Heripracoyo, Sulistyo. 2009. Analisis dan Penrancangan
Sistem Informasi Akuntansi Pembelian dan
Persediaan pada PT. Oliser Indonesia. Seminar
Nasional Aplikasi Teknologi Informasi.
Universitas BINUS.

203
Hery, S.E., M.Si. 2011.Akuntansi Aktiva, Utang, dan
Modal. Jakarta: Penerbit Gava Media.

Jurnal Soemarso “ Asset Tetap , Mekanisma , Alur , dan


Fungsiya Bagi Perusahaan di Indonesia

Jusup, Al. Haryono.2001. Auditing (pengauditan).


Yogyakarta : STIE YKPN.
Kansil dan Cristine,Hukum Perusahaan Indonesia,
(Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 1995), h.1-2
Kasmir,2002, pengantar akuntansi keuangan lainnya,
6th Ed, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta
Kasmir. 2002. Pengantar Akuntansi Keuangan. Jakarta:
Raja Grafindo Persada
Kieso, Donald, Jerry J, Weygandt and Teery D.
Warfield, 2007. AccountingPrinciples, by:
Salemba Empat
Mahmoedin, H.As. 1995. Etiket Pelayanan Bank. PT.
Gunung Agung, Jakarta
Mardi 2011, Sistem Informasi Akuntansi, Ghalia
Indonesia, Bogor.
Masrunik, I., (2017), Analisis Sistem dan Prosedur
Akuntansi Pembelian Guna Meningkatkan
Efektivitas Pembelian Rubber Seal. Jurnal
Benefit, Vol 4 No 16
Melisa 2014, Analisis Sistem Informasi Akuntansi
Penjualan Sparepart pada PT. Top Cars

204
Indonesia Cabang Palembang, Skripsi S1, STIE
MDP, Palembang.
Mohd. Ma’sum Billah, Modern Financial Transaction
Under Syariah. (Petaling Jaya: Ilmiah Publisher,
2003), hlm. 11; Mohammad Hashim Kamali,
Islamic Commercial Law. (Cambridge: Islamic
Texts Society, 2000)
Mulyadi 2010, Sistem Akuntansi, Salemba Empat,
Jakarta.
Mulyadi, Dedi K. 2007. Tahap Pencatatan Akuntansi,
Jakarta: Insan Press

Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi, Salemba Empat,


Yogyakarta.
Munawir, (2002). Akuntansi Keuangan Dan
Manajemen. Edisi Revisi. Penerbit BPFE.
Yogyakarta.
Mursyidi. 2010. Akuntansi Dasar. Bogor: Ghalia
Indonesia.
PSAK. No. 16 (Revisi 2009) Tentang Aktiva Tetap

Qothrunnada, K. (2022) Pengertian Transaksi: Fungsi,


Jenis, Contoh serta Bukti Keuangannya
Rama, Jones 2008, Sistem Informasi Akuntansi, Salemba
Empat, Jakarta.
Saputri, A. O. (2014). Manajemen Kas. Manajemen
Keuangan
Slamet Sugiri (2009:43)
205
Soemarso. 2002. Akuntansi Suatu Pengantar. (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Suyanto, Thomas. 1989, pengantar akuntansi, PT
Gramedia, Jakarta
Tjiptono, Fandy. 2007. Pemasaran Strategik, Penerbit
Andi, Yogyakarta.
Tris, Dodi. 2012. Referensi Akuntansi: Akuntansi dalam
dunia Penddikan.
Warren Carl S, Reeve James M, Fees, Philip E, (2005),
Pengantar Akuntansi ed. 21, Salemba Empat,
Jakarta
-------. 2012, Cara Mudah Memahami Akuntansi, Edisi
Pertama, Cetakan Ke- 1, Jakarta, Penerbit
Prenada.

206

Anda mungkin juga menyukai