DISUSUN OLEH :
Abstraksi ..................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
xii
a. Pengertian Laporan Keuangan ................. ............... 12
xiii
C. Hubungan Analisis Rasio Likuiditas, Aktivitas,
Keuangan ........................................................................... 49
xiv
b. Cara Mengumpulkan Data ..................... ................. 71
xv
4. Analisis Rasio Solvabilitas ........................................... 100
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.3 Hasil Analisis Current Ratio (CR) PT.H.M Sampoerna, Tbk.
Tabel 4.4 Hasil Analisis Quick Ratio (QR) PT.H.M Sampoerna, Tbk.
xvii
Tabel 4.11 Hasil Analisis Debt To Equity Ratio (DER)
xviii
DAFTAR GAMBAR
xix
BAB I
PENDAHULUAN
jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek pada
akan memberikan gambaran atas tingkat prestasi dan kinerja yang telah
usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tingkat kemampuan suatu
itu sendiri. Secara umum kinerja suatu perusahaan ditunjukkan dalam laporan
1
2
statement analysis) adalah aplikasi dari alat dan teknik analisis untuk laporan
keputusan bisnis seperti memilih investasi dalam efek (surat berharga atau
hutang jangka pendek atau hutang jangka panjang, menilai perusahaan dalam
bisnis yang lebih luas. Melakukan analisis terhadap laporan keuangan suatu
yang ada, analisis rasio merupakan alat analisis yang sering digunakan.
mengukur kinerja suatu perusahaan dan lebih mudah dipahami. Selain dapat
dijadikan sebagai evaluasi hal-hal yang perlu dilakukan ke depan agar kinerja
satu indikator dari rasio likuiditas adalah Current ratio. Suatu perusahaan
4
mampu memenuhi tagihan dari kreditur jangka pendek tepat pada waktunya.
jangka pendek (yang sudah jatuh tempo) akan sangat mengganggu hubungan
antara perusahaan dengan para kreditor. Dalam jangka panjang, kasus ini
akan memperoleh krisis kepercayaan dari berbagai pihak yang selama ini
ditetapkan.
melaksanakan aktivitas sehari-hari. Salah satu indikator dari rasio ini adalah
menghasilkan penjualan.
perusahaan. Indikator dari rasio ini adalah Return On asset (ROA) dan Return
On Equity (ROE), rasio ini memberikan ukuran yang lebih baik atas
laba yang tinggi, maka akan menghasilkan deviden yang tinggi pula, sehingga
tingkat profitabilitas yang tinggi dan konsisten menjadi perhatian untuk analis
dan pemegang saham. Oleh karena itu, tingkat profitabilitas dapat dijadikan
pinjaman).
6
pemilik modal tersebut. Rasio antara sumber dana dari pihak eksternal
terhadap sumber dana pihak internal lazim disebut sebagai Debt to equity
pengambilan keputusan ekonomis oleh investor. Dalam hal ini investor akan
melihat prospek usaha sekarang dan masa yang akan datang. Prospek yang
memperkirakan return dan resiko yang didapat ketika akan atau sudah
berinvestasi.
capai atas berbagai aktifitas yang telah dilakukan, dapat dijelaskan bahwa
7
kinerja keuangan adalah suatu analisa yang dilakukan untuk melihat sejauh
setiap kemasannnya, percantuman kadar nikotin dan tar, kebijakan harga jual
eceran dan tarif yang meningkat setiap tahunnya membuat industri rokok di
PT. H.M. Sampoerna, Tbk industri rokok ini mempunyai prospek yang
sangat cerah dan saat ini mengalami perkembangan dilihat dari semakin
bekerjasama juga dengan 38 unit Mitra Produksi Sigaret (MPS) yang terletak
Selama penjualan dan volume tahun 2016 PT. H.M Sampoerna, Tbk
tahun 2016 dan mengalami peningkatan sebesar 7,17% dari pencapaian tahun
Sampoerna, Tbk juga merupakan pembayar pajak terbesar di indonesia saat ini
dengan nilai total setoran ke pemerintah indonesia sebesar Rp. 63,5 triliyun di
tahun 2016, jumlah ini mewakili total nilai pajak yang dibayarkan oleh
Akibat dari kenaikan tarif cukai kinerja segmen sigaret kretek tangan terus
dari produk kretek tangan ke kretek mesin. Pada kuartal ke III 2016 pangsa
sebanyak 0,8% dari periode yang sama tahun 2015 menjadi 6,6%. Volume
penjualan rokok PT. H.M Sampoerna, Tbk sebesar 25,1 miliar batang selama
kuartal III 2016, Jumlah tersebut turun 12,3% dari kuartal sebelumnya, dan
turun 5,5% jika dihitung secara tahunan. dan industri secara keseluruhan
pasar industri rokok dengan pangsa pasar sebesar 33,4% pada tahun 2016,
segmen SKT, termasuk memulai pengenalan edisi spesial varian Dji Sam Soe
“10+2” yang berisi 10 rokok Dji Sam Soe reguler dan 2 rokok Dji Sam Soe
rasio keuangan dalam menilai kinerja keuangan pada PT. H.M. Sampoerna,
9
dimasa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang dan juga memprediksi
potensi apa yang mungkin di alami perusahaan di masa yang akan datang serta
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan penelitian
D. Manfaat Penelitian
dalam ilmu akuntansi dapat digunakan sebagai metode paling cepat untuk
LANDASAN TEORI
1. Laporan keuangan
hasil refleksi dari sekian banyak transaksi yang terjadi dalam suatu
yang telah dicapai oleh perusahaan serta beban yang terjadi selama
12
13
perusahaan.
perusahaan tersebut.
menghasilkan laba.
pemakai laporan.
14
pengambilan keputusan”.
equity) dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Biasanya pada saat
buku ditutup yakni akhir bulan, akhir triwulan, atau akhir tahun.
a) Aktiva Lancar
(1) Kas
(5) Piutang
(7) Sediaan
b) Penyertaan
c) Aktiva Tetap
- Tanah
- Mesin
- Bangunan
- Peralatan
- Kendaraan
- Akumulasi Penyusutan
- Goodwill
- Hak cipta
- Lisensi
- Merek dagang
d) Aktiva lainnya
c) Ekuitas
income statement.
yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi atau laba yang diperoleh
biaya-biaya yang dikeluarkan dan laba rugi dalam suatu periode tertentu.
a) Penjualan (pendapatan)
c) Laba kotor
18
d) Biaya operasi:
f) Penyusutan (depresiasi)
h) Pendapatan lainnya
i) Laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT (Earning Before Interest
and Tax)
l) Pajak
m) Laba sesudah bunga dan pajak atau EAIT (Earning After Interest and
Tax)
berikut.
kepentingan Nonpengendali.
komponen ekuitas yang dihasilkan dari laba atau rugi setiap pos dari
d) Dividen yang diakui dan jumlah dividen per saham. Pos ini dapat juga
menyajikan suatu informasi tentang arus kas masuk dan arus kas keluar
serta setara kas suatu entitas untuk suatu periode tertentu. Melalui
yaitu tujuan utama laporan arus kas adalah untuk menyajikan suatu
informasi tentang perubahan arus kas dan setara kas entitas selama satu
dan pendanaan.
membayar dividen.
c) Memahami pos yang menjadi selisih antara laba rugi periode berjalan
arus kas neto dari laporan arus kas tidak dipengaruhi oleh perbedaan
menilai dan membandingkan nilai kini arus kas masa depan antar –
pendanaan.
a) Aktivitas operasi
b) Aktivitas investasi
c) Aktivitas pendanaan
b) Metode tidak langsung, dimulai dengan laba rugi periode berjalan dan
secara sistematis. Setiap pos dalam neraca laporan laba rugi dan laporan
arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan
Pemerintahan yang belum disajikan pada lembar muka (on the face)
laporan keuangan.
yang tidak disajikan pada lembar muka (On the face) laporan
keuangan.
2. Analisis Rasio
merupakan salah satu alat analisis keuangan yang paling populer, banyak
24
dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk
membentuk rasio.
hasil usaha dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu dengan
kerugian.
steakholder organisasi.
secara garis besar ada 4 jenis rasio yang dapat digunakan untuk menilai
1) Rasio Likuiditas
pendeknya.
bersangkutan.
segera dapat di cairkan atau yang sudah jatuh tempo, secara spesifik
lancar. Indikator dari rasio ini adalah Current Ratio (Rasio Lancar)
aset yang bisa berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun, relatif
waktu dekat (tidak lebih dari 1 tahun), pada tanggal tertentu seperti
yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu satu tahun. Rasio
jatuh tempo.
(2014:135) yaitu:
= 117,65%
= 118% ( dibulatkan)
aktiva lancar.
30
QR = {( Rp.300.000.000 – Rp.200.000.000 ) /
Rp.225.000.000} x 100 % }
= 39,22%
31
2) Rasio Aktivitas
adalah total asset turn over (TATO) dan fixed asset turn over (FATO).
32
Penjualan
Total Assets Turn Over = x 1 Kali
Total Aktiva
Artinya setiap Rp. 1,00 aktiva tetap dapat menghasilkan Rp. 1,42
penjualan.
33
dalam satu periode. Atau dengan kata lain, untuk mengukur apakah
Penjualan
Fixed Assets Turn Over = x 1 Kali
Total Aktiva Tetap
Artinya, setiap Rp. 1,00 aktiva tetap dapat menghasilkan Rp. 2,5
penjualan.
3) Rasio Profitabilitas
keuntungan perusahaan.
between revenues and cost generated by using the firm’s asset- both
menghasilkan keuntungan.
35
= 7,63%
36
Rp.0,8.
yang dimilikinya.
perusahaan.
= 6,85 %
tersebut.
= 8,32 %
Rp. 5.047.575.
4) Rasio Solvabilitas
dibubarkan ).
42
dibagi menjadi dua, yaitu Debt to Total Assete Ratio (DAR) dan Debt
perusahaan.
antara utang lancar dan utang jangka panjang dan jumlah seluruh
Total hutang
DAR = X 100%
Total Aktiva
= 3,95%
hutang dan modal. Rasio ini merupakan salah satu rasio penting
berisiko perusahaan.
yang diberikan oleh para kreditur dan jumlah modal sendiri yang
Total Hutang
DER = x 100%
Modal sendiri
= 5,48%
1. Kinerja Keuangan
periode tertentu.
dan benar seperti dalam membuat suatu laporan keuangan yang telah
lainnya.
pengaruh yang signifikan, hal ini dapat dibuktikan dari hasil uji t diperoleh
Henny Anita Siallagan dan Catur Fatchu Ukhriyawati (2015) hasil dari
uji hipotesis variabel Rasio Likuiditas yang di proyeksikan oleh Current Ratio
(CR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Hal ini
dibuktikan dengan nilai t CR bernilai positif sebesar 2,253. Hasil statistik uji t
untuk variabel CR diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,046, lebih kecil dari
keuangan, Hal ini dapat dibuktikan bahwa variabel ROA (X1) mem punyai
hasil uji hipotesis variabel Rasio Aktivitas yang di proksikan oleh Total Asset
50
Hal ini dibuktikan dengan nilai t TAT bernilai positif sebesar 5,321. Hasil
statistik uji t untuk variabel TAT diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000,
lebih kecil dari toleransi kesalahan α= 0,05 (Ha diterima). Sehingga TAT dapat
uji hipotesis variabel Rasio Solvabilitas yang di proksikan oleh Debt to Equity
Ratio (DER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Hal
ini dibuktikan dengan nilai t DER sebesar 0,471. Hasil statistik uji t untuk
variabel DER diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,647 lebih besar dari
B. Kerangka konsep
pada rumusan masalah dan landasan teori yang telah diuraikan diatas mengenai
variabel analisis rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio
Rasio Solvabilitas ( X4 )
dengan Current Ratio (CR) dan Quick Ratio (QR). Rasio ini pada
besar jumlah ktiva lancar dari pada hutang lancar, maka semakin lancar
pula usaha dan pembayaran hutang perusahaan, namun jika jumlah aktiva
lancar lebih kecil dari hutang lancar maka akan mengganggu usaha dan
dapat dihitung menggunakan Total Asset Turn Over (TATO) dan Fixed
52
Asset Turn Over (FATO). Analisis rasio aktivitas perlu dilakukan untuk
modalnya, yang dapat dihitung melaui Net Profit Margin (NPM), Return
dihitung melalui Debt to Total Equity ( DER ) dan Debt to Total Asset
kinerja keuangan yaitu suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh
dari hutang dengan baik, jika hasil semua rasio baik maka dapat dipastikan
METODE PENELITIAN
oleh setiap orang baik disadari maupun tidak, karena setiap waktu kita
2. Jenis Penelitian
54
55
prosedur pemecah masalah yang diteliti, dalam hal ini adalah analisis
penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan
Teknik Sampling
Nonprobability sampling jenis Total Sampling
Sampel
Laporan Keuangan PT. H.M. Sampoerna, Tbk. Surabaya
Tahun 2014-2017
Alat Ukur
Dokumentasi
Penyajian Hasil
Penarikan Kesimpulan
terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya, populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek
atau subyek yang dipelajari tetapi meliputi seluruh karakteristik yang dimiliki
oleh obyek atau subyek itu. Populasi dalam penelitian ini adalah data laporan
keuangan PT. H.M Sampoerna, Tbk. Surabaya pada tahun 2014-2017 sebagai
Sampling.
sampel.
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Populasi dalam penelitian ini yaitu
1. Variabel
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
terdiri dari:
penelitian adalah:
X2 : Rasio Aktivitas yaitu Total Assets Turn Over (TATO) dan Fixed
X4 : Rasio solvabilitas yaitu debt to total assets ratio (DAR) dan debt
pendeknya.
Aktiva Lancar
Current Ratio (CR) = X 100%
Hutang Lancar
rumus :
Penjualan
TATO = X 1 Kali
Total Aktiva
62
rumus :
Penjualan
FATO = x 1 kali
Total Aktiva Tetap
- Laba setelah pajak adalah laba setelah pajak dikurangi dengan laba
Aktiva tetap
Aktiva lain-lain
- Total aktiva adalah posisi pada akhir tahun buku total aktiva
- Laba setelah pajak adalah laba setelah pajak dikurangi dengan laba
Aktiva tetap
Aktiva lain-lain
- Aktiva tetap dalam pelaksanaan adalah posisi pada akhir tahun buku
rumus :
Total Hutang
DER = X 100%
Total Aktiva
- Total Hutang adalah posisi seluruh total hutang pada akhir buku.
Total Hutang
DER = 100%
Modal Sendiri
dan benar seperti dalam membuat suatu laporan keuangan yang telah
lainnya.
profitabilitas.
1. Pengumpulan Data
penelitian ini.
71
secara tidak langsung dari objek penelitian bersumber dari data yang
jurnal dan data yang tersedia melalui website resmi yang terdapat di
internet.
a) Pengertian Instrumen
variabel penelitian.
data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti
dipublikasikan.
untuk dibaca.
dari keseluruhan data, juga merupakan salah satu bentuk analisis untuk
analisis data kuantitatif Analisis Time Series yaitu analisis yang dilakukan
kuantitatif dengan teknik analisis time series yaitu dengan cara menghitung
nilai Current Ratio (CR), Quick Ratio (QR), Debt Total Asset Ratio (DAR),
Debt Total Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Return On Asset
(ROA), Return On Equity (ROE), dan Total Assets Turn Over (TATO),
Fixed Asset Turn Over (FATO) yang diperoleh dari laporan keuangan
1. Menghitung nilai :
- Rasio likuiditas yang meliputi Curent Ratio (CR) dan Quick Ratio
(QR)
- Rasio Aktivitas yang meliputi rasio Total Asset Turn Over (TATO)
- Rasio Solvabilitas yang meliputi Debt Total Assets Ratio (DAR) dan
yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan
kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi
kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rasio lancar dapat
tetap.
perusahaan memberikan imbal balik tiap tahunnya per satu mata uang
perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain,
Semakin tinggi debt ratio maka akan semakin besar jumlah modal
perusahaan.
76
1. Sejarah Perusahaan
kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Aulia Taufani, S.H. No.107
Pada tahun1913, Liem Seeng Tee, seorang imigran asal Cina, mulai
77
78
karyawan 1.300 orang dan produksi tiga juta batang rokok per minggu,
serta berjaya dengan Dji Sam Soe. Perusahaan juga memiliki gedung
Sampoerna akhirnya pulih kembali. Dji Sam Soe kembali merebut hati
istrinya Tjiang Nio yang meninggal dua tahun sebelumnya. Tiga tahun
linting mesin. Tahun 1965 pimpinan PT. H.M Sampoerna beralih kepada
Aga Sampoerna, PT. H.M Sampoerna kembali bangkit lagi dan berfokus
tangan yang diproduksi pertama kali pada tahun 1968 di Denpasar, Bali,
berkembang pesat dan menjadi perseroan publik pada tahun 1990 dengan
Sampoerna, Tbk :
s. Marlboro
- Marlboro Light
- Marlboro Menthol
81
a. A International
b. A Medium
c. Sampoerna A Exclusive
d. Sampoerna A Slim
dinamis.
82
penanggulangan bencana.
terdiri dari beberapa bagian, dimana bagian yang satu dengan yang lain
saling berkaitan erat dan dibutuhkan adanya struktur organisasi yang jelas
masing bagian.
83
Tbk. Surabaya.
keuangan dari tahun buku yang lalu yang harus ditentukan dan
b. Dewan Komisaris
c. Direksi
lancar.
1) Personalia
pengelolaan perusahaan.
2) Rencana Pengembangan
SDM.
3) Kesejahteraan
4) Divisi Administrasi
hadir.
5) Divisi Pemasaran
ketangan konsumen.
6) Divisi Manufacturing
8) Divisi Keuangan
Solvabilitas
kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat
menggambarkan posisi asset, liabilitas, dan asset bersih pada periode tertentu.
sebagai berikut:
Berdasarkan pada tabel 4.1 diatas, jumlah aktiva lancar pada kolom
sebesar Rp.33.647.496 dan pada tahun 2017 menjadi Rp.34.180.353, hal ini
liabilitas jangka pendek dilihat pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa pada tahun
yang dimiliki perusahaan dari tahun ke tahun terus menurun. Jumlah asset
pada kolom total aktiva dilihat pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa pada tahun
jumlah ekuitas dilihat pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa modal yang
pada tahun 2015 menjadi Rp. 32.016,060, selanjutnya pada tahun 2016
89
tersebut tidak kekurangan modal. Total hutang pada kolom jumlah liabilitas
dilihat pada kolom 4.1 menunjukkan bahwa total hutang yang dimiliki
yang dimiliki dari tahun per tahun mengalami penurunan. Jumlah persediaan
pada kolom 4.1 menunjukkan bahwa jumlah persediaan pada tahun 2014
sebesar Rp.17.431.586 naik pada tahun 2015 menjadi Rp. 19.071.523. hingga
Rp.18.023.238. Total aktiva pada kolom 4.1 menunjukkan jumlah aktiva tetap
yang dimiliki perusahaan pada tahun 2014 sebesar Rp. 7.603.116, naik pada
tahun 2015 menjadi Rp. 8.203.390, hingga pada tahun 2016 mencapai
penghasilan, biaya, rugi atau laba yang diperoleh organisasi selama periode
tertentu. Berdasarkan data Laporan Laba Rugi (L/R) yang diperoleh dari
sebagai berikut:
90
2014 sebesar Rp. 80.690.306, mengalami kenaikan pada tahun 2015 menjadi
Rp. 89.069.306, hingga pada tahun 2016 sebesar Rp.95.466.657 dan pada
yang diterima perusahaan pada tahun 2014 sebesar Rp.10.014.995, naik tipis
pada tahun 2015 menjadi Rp.10.355.077, hingga pada tahun 2016 sebesar
naiknya jumlah laba bersih setiap tahunnya, tentu saja hal ini akan
segera dipenuhi atau kewajiban jangka pendek, yaitu dilihat dari hubungan
Tabel 4.3 Hasil analisis current ratio (CR) PT. H.M Sampoerna,
Tbk. Surabaya Tahun 2014 - 2017
Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Rasio CR
(Rp) (Rp) (%)
2014 20.777.514 13.600.230 152,77
dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp. 465.04 Current Ratio yang
tinggi indikasi jaminan yang baik bagi kreditur jangka pendek dalam
Tabel 4.4 Hasil analisis Quick Ratio (QR) PT. H.M Sampoerna
pada tahun 2014-2017
Tahun Aktiva lancar Persediaan Hutang lancar QR
(Rp) (Rp) (Rp) (%)
Rp. 3.345.93 dari hutang lancar sebesar Rp. 13.600.230. Artinya setiap
1% dari hutang lancar senilai 136.002 dapat dijamin Rp. 0.334. pada
Tabel 4.5 Hasil analisis Total Aset Turn Over (TATO) PT.H.M
Sampoerna, Tbk. Surabaya Tahun 2014 - 2017
Tahun Penjualan Total Aktiva Rasio TATO
(%) (%) (kali)
2014 80.690.139 28.380.630 2,84
dari total aktiva yang dimiliki yaitu sebesar 2,84 kali dengan penjualan
lebih menurun lagi sebesar 0,09% menjadi 2,24 kali dengan penjualan
2014-2017 rata-rata Total Asset Turn Over PT. H.M Sampoerna, Tbk
Tabel 4.6 Hasil analisis rasio Fixed Asset Turn Over (FATO)
PT.H.M Sampoerna, Tbk. Surabaya pada tahun 2014-
2017.
Tahun Penjualan Aktiva Tetap FATO
teteap yang dimiliki oleh perusahaan yaitu sebesar 10,61 kali dengan
Artinya setiap 1% dari aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan yaitu
tinggi.
Tabel 4.7 Hasil analisis rasio Net Profit Margin (NPM) PT. H.M
Sampoerna, Tbk Surabaya pada tahun 2014-2017.
Tahun Laba bersih setelah Penjualan NPM
pajak
(Rp) (%)
(Rp)
Pada tahun 2017 rasionya mencapai 12,59% dengan laba bersih sebesar
semakin baik.
total aktiva yang diperoleh adalah sebesar 32.13. Semakin tinggi ROA
dari modal sendiri yang dimilikinya yaitu sebesar 79,19% dengan laba
menurun sebesar 41,85% yaitu menjadi 32,34% dari total modal sendiri
125.302. pada tahun 2017 rasionya sebesar 36,59% dari modal sendiri
perusahaan.
2. Rasio Solvabilitas
setiap Rp. 1 total hutang dapat dijamin oleh total aktiva sebesar
Rp.27.10. Semakin tinggi rasio ini maka semakin tinggi resiko yang
dan sebaliknya semakin rendah rasio ini maka semakin rendah resiko
rata Debt total Equity Ratio PT. H.M Sampoerna, Tbk sebesar 44,64%
artinya setiap Rp. 1 total hutang dapat dijamin oleh modal total modal
modal menunjukkan bahwa pada tahun 2014 modal yang dimiliki perusahaan
selanjutnya pada tahun 2016 nominal modal sebesar Rp.34.175.014 dan pada
(Current Ratio) dilihat pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa pada tahun 2014
tahun 2016 rasionya menurun menjadi 523,41% dan pada tahun 2017 sebesar
527,23%. Kenaikan rasio yang signifikan dari tahun 2014 ke 2015 berarti
pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa pada tahun 2014 sebesar 35,29%, terjadi
naik pada tahun 2016 menjadi 29,47% dan untuk tahun 2017 sebesar 36,52%.
{Current Ratio (CR), Quick Ratio (QR), Total Asset Turn Over (TATO),
Fixed Asset Turn Over (FATO), Net Profit Margin (NPM), Return On Asset
(ROA), Return On Equity (ROE), Debt total Asset Ratio (DAR), Debt total
hasil akhir kondisi kesehatan perusahaan, maka dari hasil analisis rasio
Likuiditas pada Current Ratio (CR) dan Quick Ratio (QR), rasio Aktivitas
pada Total Asset Turn Over (TATO) dan Fixed Asset Turn Over (FATO),
rasio profitabilitas pada Net Prodit Margin (NPM) Return on Asset (ROA)
dan Return on Equity (ROE) dan rasio Solvabilitas pada Debt Total Asset
Ratio (DAR) dan Debt Total Equity Ratio (DER), kemudian mencari rata-rata
2. Aktivitas
3. Profitabilitas
4. Solvabilitas
Surabaya dikatakan sangat baik karena nilai rasio yang diperoleh di atas
Dari hasil perhitungan diata Quick Ratio (QR) pada tahun 2014
23,65%, hingga pada tahun 2016 sebesar 22,09% hingga pada tahun
Surabaya dikatakan kurang baik karena rasio yang dimiliki kurang dari
Dari hasil perhitungan diatas Total Asset Turn Over (TATO) pada
tahun 2014 sebesar 2,84 kali, pada tahun 2015 mengalami penurunan
menjadi 2,33 kali, dan pada tahun 2016 juga mengalami penurunan
menjadi 2,24 kali pada tahun 2017 2,29 kali. Secara keseluruhan rata-
rata Total Asset Turn Over PT. H.M Sampoerna, Tbk Surabaya pada
Dari hasil perhitungan diatas, Fixed Asset Turn Over (FATO) pada
tahun 2014 sebesar 10,61 kali, pada tahun 2015 sebesar 10,85 kali,
hingga tahun 2016 sebesar 10,77 kali dan pada tahun 2017 11,05 kali
Secara keseluruhan rata-rata Fixed Asset Turn Over (FATO) PT. H.M
Dari hasil perhitungan diatas Net Profit Margin (NPM) pada tahun
pada tahun 2017 senilai 12,59% Secara keseluruhan rata-rata Net Profit
nilai rasio yang diperoleh di atas rata-rata angka standart industri yang
Dari perhitungan diatas Debt Total Asset Ratio (DAR) pada tahun
Total Asset Ratio (DAR) PT. H.M Sampoerna, Tbk Surabaya pada
Ratio (DAR) dikatakan baik karena nilai rasio yang diperoleh kurang
<100%.
Dari perhitungan diatas Debt Total Equity Ratio (DER) pada tahun
(DER) dikatakan baik karena nilai yang diperoleh kurang dari rata-rata
A. KESIMPULAN
solvabilitas pada aspek Current Ratio (CR), Quick Ratio (QR), Total Asset
Turn Over (TATO), Fixed Asset Turn Over (FATO), Net Profit Margin
(NPM), Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE), Debt Total
Asset ratio (DAR), Debt Total Equity Ratio (DER) digunakan untuk menilai
kinerja keuangan pada PT. H.M Sampoerna, Tbk. Surabaya berdasarkan hasil
berikut:
1. Analisis rasio likuiditas dengan indikator Current Ratio (CR) dan Quick
atas rata-rata angka standart industri yang ditetapkan yaitu sebesar >200%.
113
114
2. Analisis rasio aktivitas dengan indikator Total Asset Turn Over (TATO)
dan Fixed Asset Turn Over (FATO) dihitung dengan cara membandingkan
komposisi penjualan lebih besar dari total aktiva. Secara keseluruhan rata-
rata Total Asset Turn Over (TATO) PT.H.M Sampoerna, Tbk. Surabaya
pada tahun 2014-2017 sebesar 2,92 kali. Jumlah tersebut diatas rata-rata
angka standart industri yang ditetapkan yaitu sebesar >0,5 kali. Sedangkan
untuk rata-rata Fixed Asset Turn Over (FATO) sebesar 10,82 kali, jumlah
tersebut lebih dari rata-rata standart industri yang sudah di tentukan yaitu
Return On Asset (ROA) dan Retun On Equity (ROE) dihitung dengan cara
membandingkan jumlah laba bersih setelah pajak dengan total aktiva dan
dan modal sendiri. Secara keseluruhan rata-rata Net Profit Margin (NPM)
yitu sebesar >5%. Retun On Asset (ROA) sebesar 32,13%. Jumlah tersebut
diatas rata-rata angka standart indusrti yang di tetapkan yaitu sebesar >5%.
4. Analisis rasio solvabilitas dengan indikator Debt Total Asset Ratio (DAR)
dan Debt Total Equity Ratio (DER) dihitung dengan membandingkan total
hutang dengan total aktiva dan total modal sendiri. Secara keseluruhan
rata angka standart industri yang ditetapkan yaitu sebesar <100%. Rata-
rata Debt Total Equity Ratio (DER) sebesar 44,92% jumlah tersebut
serta mampu untuk menjamin hutang yang diberikan oleh kreditur dari
B. SARAN
pendeknya.
modal yang lebih banyak dan penggunaan yang maksimal maka laba
lebih baik lagi serta dapat memberikan tingkat keuntungan yang lebih
Brigham, E.F., Dan F.H. Houstin, 2006, Dasar- dasar Manajemen Keuangan,
Edisi Sepuluh, Salemba Empat: Jakarta.
Efferin, S., Dan Darmaji, Stevanus Hadi, Dan Tan, Yuliawati, 2008, Metode
Penelitian Akuntansi, Mengungkap Fenomena dengan Pendekatan
Kualitatif dan Kuantitatif, Graha Ilmu: Yogyakarta.
Subramanyam, R. B., Dan Wild, John, 2013, Analisis Laporan Keuangan, Edisi
10, Salemba Empat: Jakarta.
Pulloh, J., Dan Zahroh, Z.A., 2016, Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai
Kinerja Keuangan Perusahaan, Skripsi, Fakultas Ilmu Administrasi,
Universitas Brawijaya, Malang.
Komara, A. S., 2017, Peranan Analisis Laporan Keuangan untuk menilai kinerja
keuangan perusahaan, Skripsi, Universitas Katolik Parahyangan,
Bandung.
Puspita, I., Dan Budiyanto, 2014, Rasio Aktivitas dan Profitabilitas untuk Menilai
Kinerja Keuangan, skripsi, jurusan Manajemen, STIESIA, Surabaya.