Anda di halaman 1dari 3

Adab Istimewa Terhadap Guru

Belajar ilmu agama tidaklah sama dengan belajar disiplin ilmu yang lain. Setiap hamba yang
kewajibannya mengabdi kepada Sang Penciptanya, dituntut untuk belajar apa-apa yang menjadi
fardhu ‘ain bagi dirinya, tidak boleh tidak. Dia harus mempelajari ilmu syar’i yang hukumnya
wajib, memahaminya, dan mengamalkannya.

Dan orang yang secara khusus menghabiskan waktu mempelajari dan menelaah ilmu agama,
disebut alim. Kelak dia akan menjadi guru bagi generasi penerus selanjutnya.

Dahulu Al-Hasan bin Ali berkata kepada puteranya, “Apabila engkau bermajelis dengan orang-
orang yang berilmu maka bersemangatlah untuk mendengar ketimbang berbicara. Belajarlah
mendengar yang baik sebagaimana engkau belajar berbicara. Janganlah engkau memutus
pembicaraan orang.”

(lihat Jami’ Bayanil ‘Ilmi wa Fadhlih, 2/148 dalam riwayat lain disebutkan dari Al-Hasan Al-
Bashri).

Ajaran Islam Yang Mulia Mengajarkan Etika dan Adab


Bagaimana seharusnya seorang murid bersikap terhadap gurunya. Budi pekerti yang luhur ini
senantiasa diajarkan oleh para ulama setiap zaman kepada para penuntut ilmu, bahkan telah tetap
arahan dan nasihat dari Nabi yang penuh kasih sayang, di mana beliau Shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda;

‫ َو َيْع ِر ْف ِلَع اِلِم َنا َح َّقُه‬،‫ َو َيْر َح ْم َصِغ يَر َنا‬،‫َلْيَس ِم ْن ُأَّمِتي َم ْن َلْم ُيِج َّل َك ِبيَر َنا‬

“Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang lebih tua dan menyayangi
yang lebih muda serta yang tidak mengerti hak ulama”

(HR. Ahmad, no. 22755, dari sahabat ‘Ubadah Bin Shamit dan dishahihkan ahli hadits Al Albani
dalam Shahih Al Jami).

Adab Kepada Orang tua, Semasa Hidupnya dan Sepeninggalnya


Ikhwatal Iman Ahabbakumullah, saudara saudariku sekalian yang mencintai Sunnah dan dicintai
oleh Allah ‘Azza wa Jalla.. Orang tua adalah mutiara dalam kehidupan kita, banyak sekali ayat
Al-Quran yang membahas tentang kewajiban bakti pada orang tua.

Dan dengan banyaknya dalil tersebut ada satu hal yang harus digarisbawahi, yakni adab kepada
orang tua bukanlah hukum sebab akibat, tetapi perintah langsung dari Allah.

Tidak peduli bagaimana keadaan dan masa lalu orang tua kita, baik atau buruk, tanggung jawab
atau tidak, peduli atau cuek, bakti kepada mereka tidak akan gugur.

Jangan dianggap kita wajib berbakti ketika orang tua, sayang saja, ketika orang tua sabar saja,
atau ketika sering membelikan hadiah saja, karena memang berbakti pada orang tua bukanlah
hukum sebab akibat.

Bahkan Allah telah mengaitkan kewajiban bakti kepada mereka setahap setelah kewajiban utama
seorang hamba, yakni mentauhidkan Allah ‘Azza wa Jalla

‫َو ٱۡع ُبُدوْا ٱَهَّلل َو اَل ُتۡش ِر ُك وْا ِبِهۦ َش ٗٔ‍ۡي ۖا َو ِبٱۡل َٰو ِلَد ۡي ِن ِإۡح َٰس ٗن ا‬

“Sembahlah Alloh dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat
baiklah pada kedua orangtua” (QS. An-Nisaa 36)

‫ُقۡل َتَع اَلۡو ْا َأۡت ُل َم ا َح َّر َم َر ُّبُك ۡم َع َلۡي ُك ۖۡم َأاَّل ُتۡش ُك وْا ِبِهۦ َش ٗٔ‍ۡي ۖا َو ِبٱۡل َٰو ِلَد ۡي ِن ِإۡح َٰس ٗن ۖا‬
‫ِر‬

“Katakanlah: “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu:
janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, dan berbuat baiklah pada kedua orang
tua.” (QS. Al-An’am 151)

‫َو َقَض ٰى َر ُّبَك َأاَّل َتۡع ُبُد ٓو ْا ِإٓاَّل ِإَّياُه َو ِبٱۡل َٰو ِلَد ۡي ِن ِإۡح َٰس ًنۚا‬

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia, dan berbuat
baiklah pada kedua orangtua” (QS. Al-Israa 23)
Dipenghujung surat Al-Israa ayat 23 di atas Allah juga langsung memberikan contoh kasus
perihal adab berbicara pada orang tua

‫ِإَّم ا َيۡب ُلَغَّن ِع نَدَك ٱۡل ِكَبَر َأَح ُدُهَم ٓا َأۡو ِكاَل ُهَم ا َفاَل َتُقل َّلُهَم ٓا ُأّٖف َو اَل َتۡن َهۡر ُهَم ا َو ُقل َّلُهَم ا َقۡو اٗل َك ِريٗم ا‬

“Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’
dan janganlah kamu membentak mereka serta ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”
(QS. Al-Isra 23)

Ibnu Katsir ketika menjelaskan ayat di atas mengatakan

‫أي ال تسمعهما قوال سيئا حتى وال التأفيف الذي هو أدنى مراتب القول السيئ‬

“Maksudnya jangan memperdengarkan kepada orang tua perkataan yang buruk. Bahkan sekadar
‘Ah’ yang ini merupakan tingkatan terendah dari perkataan yang buruk” (Tafsir Ibnu Katsir)

Referensi:
https://bimbinganislam.com/berikut-adab-kepada-orang-tua-dan-guru-beserta-dalilnya/

Anda mungkin juga menyukai