Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TUTORIAL KE-3

MANAJEMEN OPERASI/EKMA4215
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
Nama : Muhammad Wahyu Adhi Pratama
NIM : 044210328
UPBJJ : Universitas Terbuka Pangkalpinang

Skor
No Tugas Tutorial
Maksimal
1 Jelaskan perbedaan penjadwalan sistem manufaktur dengan sistem pelayanan! 20
Serta berikan contoh sistem penjadwalan pada sistem pelayanan yang kompleks!

Kondisi dunia saat ini sedang dilanda pandemi Covid-19. Tidak hanya sektor
2 kesehatan, tetapi juga berdampak terhadap sektor ekonomi. Untuk kondisi seperti 30
ini strategi rantai pasokan apa tepat untuk diterapkan pada perusahaan
manufaktur dibidang alat kesehatan, serta jelaskan!

3 Setiap perusahaan berusaha untuk menghilankan pemborosan yang ada dengan


menerapkan sistem operasional yang ramping. Sebutkan dan jelaskan beberapa 30
sumber pemborosan pada perusahaan!

4 Pelaksanaan proyek jalan raya merupakan bagian dari proyek enggineering- 20


konstruksi. Dalam pelaksanaan proyek diperlukan perencanaan. Coba jelaskan
tujuan dari perencanaan proyek!

Total 100

Jawab
1. Penjadwalan sistem pelayanan berbeda dari penjadwalan sistem manufaktur dalam
beberapa hal. Dalam sistem manufaktur, penjadwalan menekankan pada mesin dan
material, sedangkan dalam sistem pelayanan penekanannya pada level staffing (heizer dan
render, 2008). Dalam perusahaan manufaktur, persediaan dapat membantu melancarkan
atau meratakan permintaan dalam seluruh periode produks, tetapi dalam perusahaan jasa
atau pelayanan hal tersebut tidak dapat dilakukan. Pelayanan bersifat padat karya sehingga
permintaan bagi karyawan sangat bervariasi. Keterbatasan karyawan dalam perusahaan
jasa juga ditambah dengan berbagai aturan yang sah menurut hukum mengenai upah, jam
kerja, dan kontrak dengan departemen ketenagakerjaan yang berupa kesepakatan
mengenai jam kerja maksimum per shift, minggu, atau bulan yang membatasi keputusan
penjadwalan tersebut. Pelayanan biasanya menjadwalkan orang dibandingkan material,
keperilakuan, sosial, senioritas, dan persoalan kepangkatan yang mempersulit
penjadwalan.
Menurut Russell dan Taylor (2009), tujuan penjadwalan adalah memenuhi waktu jatuh
tempo pelanggan, meminimalkan keterlambatan, meminimalkan waktu penyelesaian
pekerjaan, meminimalkan waktu menanggapi permintaan pelanggan, meminimalkan waktu
pelanggan dalam sistem, meminimalkan kerja lembur, memaksimumkan penggunaan
mesin dan peralatan, meminimalkan waktu menganggur karyawan, serta meminimalkan
persediaan barang dalam proses. Penjadwalan karyawan juga merupakan suatu cara
mengelola kapasitas dengan sistem penjadwalan khusus untuk periode yang menjadi
tanggung jawab karyawan. Pendekatan ini digunakan pada permintaan pelanggan yang
cepat tanggap dan permintaan secara keseluruhan dapat diramalkan. Penjadwalan
kekuatan karyawan menerjemahkan perencana staffingke dalam penjadwalan spesifik
setiap karyawan.
Perusahan jasa dikarakteristikkan dengan proses di kantor bagian depan (a front-officec
process) dengan kontak pelanggan yang tinggi, aliran kerja fleksibel mengikuti permintaan
pelanggan, kustomisasi, dan dalam lingkungan penjadwalan yang kompleks (krajewski,
et.al.,2007). Persediaan tidak dapat digunakan sebagai penyangga ketidak pastina
permintaan yang menggunakan premi pada penjadwalan karyawan untuk menangani
berbagai macam kebutuhan pelanggan. Penjadwalan permintaan (demand scheduling) dan
penjadwalan kekuatan karyawan (workforce scheduling) meruapkaan teknik yang
digunakan dalam perusahaan jasa. Di sisi lain, dalam perusahaan jasa, proses di bagian
belakang (a back-office process) keterlibatan pelanggan rendah lebih menggunakna aliran
kerja dan menyediakan pelayana standar. Objek yang berupa benda mati diproses, seperti
halnya pada perusahaan manufaktur. Di sinilah jadwal kekuatan karyawan penting sebagai
jadwal operasi.
Beberapa contoh penjadwalan sistem pelayana yang sangat kompleks dapat kita temui
misalnya di rumah sakit, bank, pengecer, atau perusahaan penerbangan. Rumah sakit
merupakan contoh penjadwalan dengan menggunakan sistem penjadawalan yang sama
sekali sebagai suatu yang kompleks dalam job shop. Rumah sakit jarang menggunakan
sistem prioritas mesin, seperti yang datang lebih dulu (first come first served/FCFS) untuk
melayani pasien yang dalam keadaan gawat darurat. Rumah sakit membuat jadawl operasi
hanya seperti pabrik dan kapasitas harus memenuhi berbagai variasi permintaan.

Sumber : BMP EKMA4215 – Manajemen Operasi hal 7.28-29

2. Menurut saya strategi rantai pasokan yang tepat adalah : strategi menggunakan sedikit
pemasok, dan mengembangkan perusahaan maya yang menggunakan pemasok sesuai
kebutuhan.
Dalam bidang industri manufaktur pada umumnya aspek yang banyak menyerap sumber
daya adalah tenaga kerja dan bahan baku. Strategi rantai pasokan tepat adalah manajemen
sedikit pemasok. Hal ini dikarenakan perusahaan membutuhkan supplier-supplier yang
mengerti spesifikasi dan kualitas bahan baku yang akan digunakan pada proses produksi
alat kesehatan. Selain itu jenis alat kesehatan yang diproduksi pun beragam, dengan
adanya spesialisasi pemasok pada jenis bahan-bahan tertentu akan memudahkan kontrol
kualitas bahan baku, ketepatan pengiriman, serta menimalisasi biaya bahan baku tersebut.
Karena dengan menggunakan sedikit pemasok dengan kontrak yang panjang dan dengan
komitmen yang tinggi pada pembeli, keinginan berpartisipasi dalam sistem just in time dan
penyediaan inovasi dalam desain dan keahlian teknologi meningkat, akan membuat
perusahaan lebih hemat biaya untuk memproduksi alat kesehatan (barang jadi). Selain itu
strategi perusahaan maya juga sangat cocok digunakan terutama dijaman sekarang yang
sudah serba online, karena perusahaan maya ini menghilangkan batas yang menyebabkan
terciptanya keunikan untuk memenuhi permintaan pelanggan.
Sumber BMP EKMA4215 – Manajemen Operasi hal 8.16-18
3. Perusahan yang menggunakan sistem operasional yang ramping selalu berusaha
menghilangkan pemborosan dan variabilitas serta meningkatkan waktu untuk
memindahkan pesanan melalui proses produksi dari pengirim ke penerima. Ada beberapa
sumber pemborosan sebagai berikut:
a. Produksi berlebihan (overproduction), yaitu memproduksi lebih banyak daripada
permintaan pelanggan. Persediaan pada umumnya merupakan pemborosan.
b. Antrean (queue), yaitu waktu menganggur, pergudangan, dan menunggu, adalah
pemborosan.
c. Transportasi, yaitu pemindahan bahan baku antar tempat kerja dan penanganan
bahan juga merupakan pemborosan, bahkan lebih dari satu macam pemborosan.
d. Persediaan, yaitu persediaan bahan baku, persediaan produk dalam proses, dan
persediaan produkakhir menunjukkan adnya kelebihan alam proses produksi melebihi
permintaan pelanggan.
e. Pergerakan (motion), yaitu perpindahan alat atau orang yang tidak ada nilai
tambahnya.
f. Kelebihan pemrosesan (overprocessing), yaitu pengerjaan terhadap produk yang tidak
memiliki nilai tambah.
g. Produk cacat (defective product), yaitu pengembalian dari pelanggan, klaim,
pengerjaan ulang, dan pembuangan produk cacat atau sisa, adalah pemborosan.

Sumber : BMP EKMA4215 – Manajemen Operasi hal 8.35-8.36

4. Proyek dapat didefinisikan sebagai kegiatan yang berhubungan secara langsung untuk
menghasilkan output. Untuk dapat menghasilkan output sesuai dengan yang diharapkan,
perlu disusun perencanaan proyek. Perencanaan proyek ini bertujuan sebagai berikut.
a. Menghilangkan atau mengurangi ketidakpastian. Dengan perencanaan yang baik, apa
yang harus dikerjakan, kapan mulai mengerjakan, sumber daya apa yang diperlukan,
dan apa yang menjadi target dari kegiatan tersebut menjadi jelas bagi setiap orang.
b. Efisiensi operasi. Dengan perencanaan yang baik, kegiatan-kegiatan yang tidak jelas
dan yang membutuhkan sumber daya yang tidak perlu dapat dihilangkan.
c. Mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang tujuan proyek. Perencanaan yang
baik akan memuat tujuan proyek. Dengan adanya tujuan tersebut, semua pihak yang
terlibat mengetahui dan memahami ke mana setiap kegiatan harus diarahkan.
d. Memberikan dasar bagi pekerjaan pemonitoran dan pengendalian. Kegiatan
pemonitoran dan pengendalian hanya bisa dilakuakn dengan efektif apabila ada acuan.
Hal-hal yang termuat dalam rencana, seperti kegiatan, waktu, dan sumber daya, dapat
menjadi acuan untuk memonitor dan mengevaluasi proyek.

Sumber : BMP EKMA4215 – Manajemen Operasi hal 9.6-7

Anda mungkin juga menyukai