Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN MINI PROJECT

PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU


DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DENGAN PEMERIKSAAN INSPEKSI
VISUAL ASAM ASETAT (IVA) PADA WANITA USIA SUBUR DI
PUSKESMAS BANJARNEGARA 2

Laporan Mini Project ini Dibuat Sebagai Laporan Hasil Kegiatan Program Internship
Dokter Indonesia di UPTD Puskesmas Banjarnegara 2.

Disusun oleh :
dr. Rasyiqah Saratiana

Pembimbing :
dr. Ana Susanti, M.M.

PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA


KABUPATEN BANJARNEGARA, JAWA TENGAH
PERIODE MEI 2023
DAFTAR HALAMAN

DAFTAR HALAMAN............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG.............................................................................1
1.2 PERMASALAHAN.................................................................................2
BAB II PELAKSANAAN......................................................................................4
2.1 PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI........................4
2.2 PELAKSANAAN KEGIATAN..............................................................4
2.2.1 Tujuan................................................................................................4
2.2.2 Peserta................................................................................................4
2.2.3 Waktu dan Tempat.............................................................................4
2.2.4 Metode...............................................................................................4
2.3 MONITORING DAN EVALUASI........................................................5
LAMPIRAN............................................................................................................6
Lampiran 1. Design poster / leaflet...................................................................6
Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan Penyuluhan...........................................7

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat, rahmat,
dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah mini project yang
berjudul “Pengaruh Pengetahuan dan Sikap terhadap Perilaku Deteksi Dini
Kanker Serviks dengan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada
Wanita Usia Subur di Puskesmas Banjarnegara 2”. Penulisan mini project ini
disusun sebagai salah satu syarat kelulusan Program Internsip Dokter Indonesia.
Di samping itu, mini project ini ditujukan untuk menambah pengetahuan bagi kita
semua.
Pada kesempatan kali ini, penulis menyampaikan terimakasih sebesar-
besarnya kepada:
1. dr. Ana Susanti, M.M. selaku Pembimbing Puskesmas Puskesmas
Banjarnegara 2, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
menimba ilmu dan pengalaman di Puskesmas Banjarnegara 2.
2. Staff dan Karyawan Puskesmas Banjarnegara 2 yang telah memberikan
bantuan tenaga dan pikiran serta saran sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas mini project ini tepat waktu.
3. Teman-teman Internship Puskesmas Banjarnegara 2 yang telah memberikan
bantuan, tenaga, pikiran, dan saran yang membangun dalam penulisan mini
project ini.
Penulis menyadari bahwa mini project ini jauh dari sempurna sehingga
penulis senantiasa terbuka kepada saran dan kritik yang membangun kepada mini
project ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasi dan berharap semoga
makalah mini project ini dapat memberikan manfaat bagi kalangan banyak.

Banjarnegara, Oktober 2023

Penulis

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Mini Project ini diajukan oleh:


Nama : Rasyiqah Saratiana
Wilayah Internship : Puskesmas Banjarnegara 2, Kabupaten Banjarnegara
Judul Minipro : Pengaruh Pengetahuan dan Sikap terhadap Perilaku
Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Pemeriksaan Inspeksi
Visual Asam Asetat (IVA) pada Wanita Usia Subur di
Puskesmas Banjarnegara 2
Telah dipresentasikan dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan
untuk penyelesaian Program Internship Dokter Indonesia.

Banjarnegara, Oktober 2023

Mengetahui,
Dokter Pendamping,

dr. Ana Susanti, M.M.

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Angka kejadian penyakit kanker di Indonesia (136,2 per 100.000
penduduk) berada pada urutan ke- 8 di Asia Tenggara, sedangkan di Asia
urutan ke 23. Kanker serviks merupakan kanker paling umum ke-empat
pada wanita secara global dengan perkiraan 604.000 kasus baru dan 342.000
kematian pada tahun 2020. Berdasarkan data World Health Organization
(WHO), menyebutkan pada tahun 2020 sebanyak 36.633 (17.2%) tercatat
kasus baru yang terdiagnosa di Indonesia dan dari data tersebut didapati
kanker serviks menempati posisi ke-2 setelah kanker payudara. Sedangkan
berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan tahun 2019, kasus kanker
serviks terjadi pada 23,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian
mencapai 13,9 per 100.000 penduduk.1-3
Untuk pencegahan dan pengendalian kanker serviks di Indonesia,
pemerintah telah melakukan berbagai upaya antara lain deteksi dini kanker
serviks pada perempuan usia 30-50 tahun dengan menggunakan
pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA). Deteksi dini
bertujuan untuk mengidentifikasi lesi pra-kanker sehingga terapi yang
diberikan kepada pasien lebih efektif sehingga berprognosis lebih baik.3
Deteksi dini kanker serviks merupakan salah satu program Pencegahan
dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular di Kabupaten Banjarnegara.
Deteksi dini kanker serviks menjadi salah satu indikator keberhasilan
pembangunan kesehatan. Di Kabupaten Banjarnegara tahun 2022 jumlah
perempuan usia 30-50 tahun sebesar 168.454 yang dilakukan pemeriksaan
leher rahim dan payudara baru sebesar 2.667 (1,6%). Sedangkan pada
Puskesmas Banjarnegara 2 pada tahun 2022 jumlah perempuan usia 30-50
tahun sebesar 9.430 dan yang dilakukan pemeriksaan leher rahim dan
payudara sebesar 255 (2,7%).4 Nilai cakupan deteksi dini kanker serviks di
Kabupaten Banjarnegara secara umum sudah mencapai target yaitu 1%.
Meskipun sudah tercapai targetnya tetapi masih perlu dioptimalkan lagi

1
kualitas ataupun kuantitasnya terutama pada wanita usia subur. Sehingga
dapat menekan prevalensi kanker serviks di Indonesia.
(pengetahuan sikap dan perilaku)
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk
melakukan mini project mengenai pencegahan kanker serviks dengan judul
“Pengaruh Pengetahuan dan Sikap terhadap Perilaku Deteksi Dini Kanker
Serviks dengan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada
Wanita Usia Subur di Puskesmas Banjarnegara 2”.

1.2 PERMASALAHAN
1.2.1 Kanker serviks menempati urutan ke-empat kanker paling umum pada
Wanita secara global.
1.2.2 Kanker serviks menempati urutan ke-dua setelah kanker payudara di
Indonesia dengan prevalensi 23,4 per 100.000 penduduk dengan rata-
rata kematian mencapai 13,9 per 100.000 penduduk.
1.2.3 Rendahnya pengetahuan masyarakat di wilayah Banjarnegara 2
mengenai kanker serviks sehingga diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan masyarakat mengenai kanker serviks.
1.2.4 Rendahnya kesadaran masyarakat di Wilayah Banjarnegara 2 akan
pentingnya deteksi dini dengan Tes IVA di wilayah Puskesmas
Banjarnegara 2 sehingga penulis mengharapkan dengan adanya
penyuluhan dan pembuatan media cetak dapat meningkatkan angka
deteksi dini kanker serviks dengan dilakukannya Tes IVA.
1.2.5 Kurangnya media dalam edukasi mengenai kanker serviks dan deteksi
dini kanker serviks sehingga diharapkan dengan adanya kegiatan ini
dapat memudahkan pegawai puskesmas dalam mengedukasi
mengenai kanker serviks dan deteksi dini kanker serviks.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diperoleh rumusan masalah yaitu apakah
rendahnya cakupan pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA Test) pada poli KIA
Puskesmas Kelurahan Cijantung dipengaruhi oleh rendahnya pengetahuan akan
penyakit kanker serviks dan metode deteksinya?
2
1.3 Tujuan Penelitian

I.3.1 Tujuan Umum

Meningkatkan cakupan dan jumlah kunjungan pasien untuk melakukan


pemeriksaan IVA pada Puskesmas Kelurahan Cijantung

I.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui karakteristik demografi wanita berisiko kanker leher rahim di


lingkup Kelurahan Cijantung
2. Mengetahui sikap wanita berisiko kanker leher rahim terhadap deteksi dini
metode IVA di lingkup Kelurahan Cijantung
3. Mengetahui pengetahuan terkait Deteksi Dini Kanker Serviks Dengan Tes
Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada wanita berisiko kanker leher rahim di
lingkup Kelurahan Cijantung
4. Mengetahui perilaku terkait Deteksi Dini Kanker Serviks Dengan Tes Inspeksi
Visual Asam Asetat (IVA) pada wanita berisiko kanker leher rahim di lingkup
Kelurahan Cijantung
5. Mengetahui efektivitas komunikasi kesehatan berbasis edukasi terhadap
Deteksi Dini Kanker Serviks Dengan Tes Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kanker Serviks


2.1.1 Definisi
Penyakit Kanker merupakan penyakit tidak menular yang ditandai dengan
adanya sel/jaringan abnormal yang bersifat ganas, tumbuh cepat tidak terkendali
dan dapat menyebar ke tempat lain dalam tubuh penderita. Sel kanker bersifat
ganas dan dapat menginvasi serta merusak fungsi jaringan tersebut. Penyebaran
(metastasis) sel kanker dapat melalui pembuluh darah maupun pembuluh getah
bening. Sel kanker dapat berasal dari semua unsur yang membentuk suatu organ,
dalam perjalanan selanjutnya tumbuh dan menggandakan diri sehingga
membentuk massa tumor. Sedangkan pengertian dari kanker serviks sendiri
adalah kanker yang berlokasi di pembukaan antara vagina dan uterus. Serviks
adalah bagian sistem reproduksi dan terkadang disebut juga sebagai leher rahim.
Serviks merupakan sepertiga bagian bawah uterus, berbentuk silindris, menonjol
dan berhubungan dengan vagina melalui ostium uteri eksterna.

2.1.2 Epidemiologi
Kanker leher Rahim adalah kanker nomor dua terbanyak pada perempuan
di seluruh dunia. Setiap tahun, di dunia terdapat 500.000 kasus baru kanker
serviks dan lebih dari 250.000 kematian. Di Indonesia yang berpenduduk sekitar
220 juta jiwa, terdapat sekitar 52 juta perempuan yang terancam kanker serviks.
Diperkirakan di Indonesia terdapat sekitar 40-45 kasus baru dengan angka
kematian mencapai 8000 orang/ tahun. Berdasarkan Global Burden of Cancer
Study (Globocan) kanker payudara memiliki jumlah kasus baru tertinggi di
Indonesia sebesar 65.858 kasus atau 16,6% dari total 396.914 kasus kanker.
Kanker serviks (leher rahim) menempati urutan kedua dengan jumlah 36.633
kasus atau 9,2% dari total kasus kanker. Berdasarkan data sistem informasi rumah
sakit tahun 2010 sebanyak 12,8% kasus kanker yang tercatat merupakan kanker
mulut rahim/serviks. Insidensi penderita kanker serviks meningkat 3,1% tiap
tahunnya.

4
5
2.1.3 Etiologi dan Faktor Resiko
Penyebab atau etiologi dari kanker serviks adalah infeksi yang disebabkan
oleh Human papillomavirus (HPV) onkogenik yang persisten terutama sub tipe 16
dan 18. HPV adalah virus yang sering dijumpai sehingga kebanyakan orang
pernah terinfeksi selama hidupnya. HPV cenderung tidak menyebabkan gejala
sehingga kita tidak menyadari kalau sedang terinfeksi. Pada kebanyakan wanita,
HPV akan hilang dengan sendirinya, namun bila tidak sembuh ada kemungkinan
seiring berjalannya waktu bisa berkembang menjadi kanker serviks. Infeksi HPV
bisa didapatkan melalui berbagai cara diantaranya kontak dari kulit ke kulit di
area genital dan perilaku seks vaginal, anal, ataupun oral.
Setiap orang yang memiliki serviks beresiko terkena kanker serviks yaitu
wanita dan transgender. Terdapat beberapa hal yang dapat menjadi faktor resiko
terjadinya kanker serviks diantaranya usia dibawah 45 tahun karena kanker
serviks lebih sering ditemukan pada wanita usia lebih muda, memiliki/berada
dalam keadaan sistem imun yang lemah baik karena penyakit seperti HIV atau
AIDS maupun karena transplantasi organ atau sedang pengobatan kemoterapi,
riwayat melahirkan anak tiga atau lebih, berhubungan seksual dan melahirkan
diusia muda (dibawah 17 tahun), riwayat ibu mengkonsumsi obat hormonal
dietilstilbestrol (DES) saat mengandung, riwayat pernah menderita kanker vagina,
vulva atau kandung kemih atau riwayat keluarga dengan kanker, berganti-ganti
pasangan seksual, melakukan hubungan seksual dengan pria yang sering berganti-
ganti pasangan, merokok atau sebagai perokok pasif (terpapar asap rokok), dan
infeksi berulang pada alat kelamin salah satunya karena kurang menjaga
kebersihan alat kelamin.

2.1.4 Manifestasi Klinis


Bila masih lesi prakanker 92% tidak terdapat gejala atau kalaupun ada
gejalanya ringan seperti rasa kering pada vagina, namun jika sudah menjadi
kanker serviks, gejala yang dapat timbul berupa perdarahan pervaginam (diluar
masa haid), dan terdapat cairan keluar dari liang vagina. Kalau stadium makin
lanjut, gejala dapat berupa keluar cairan yang berbau tidak sedap, nyeri panggul,
lumbosakral, gluteus, gangguan berkemih (frekuensi urin makin sering), nyeri di
kandung kemih dan rektum.
6
Bila kanker serviks sudah bermetastasis maka akan timbul gejala sesuai
dengan organ yang terkena. Penyakit residif menunjukkan gejala seperti edema
tungkai unilateral, nyeri siatika, dan gejala obstruksi ureter. Pemeriksaan fisik
dengan spekulum vagina pada lesi prakanker tidak menunjukkan kelainan nyata
atau hanya menunjukkan lesi berwarna putih dengan pemberian asam asetat. Lesi
invasif yang masih terlokalisasi terlihat di serviks atau telah meluas ke forniks
berwarna kemerahan, granular, atau eksofitik yang mudah berdarah baik dengan
atau tanpa gambaran nekrotik disertai darah atau cairan yang berbau.

2.1.5 Diagnosa
Diagnosa untuk kanker serviks ditegakkan berdasarkan anamnesis lengkap
dan sistematis terhadap gejala dan tanda pada pasien, pemeriksaan fisik dengan
pemeriksaan pada panggul, pap smear/IVA (Inspeksi Visual Asam asetat), dan
pemeriksaan penunjang seperti kolposkopi, sistoskopi (pemeriksaan pada kandung
kemih), proktoskopi (pemeriksaan pada rektum) untuk melihat penyebaran
kanker, biopsi, dan pemeriksaan radiologi seperti sinar X, CT Scan, atau MRI.
Temuan klinis yang ditemukan pada kanker serviks saat pemeriksaan dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa stadium sebagai berikut:

Tabel 2.1 Klasifikasi/Stadium berdasarkan temuan klinis pada kanker serviks

2.1.6 Tatalaksana

7
Penatalaksanaan pada kanker serviks berbeda-beda disesuaikan dengan
tingkat stadium, seperti dipaparkan berikut dengan bagan alur pemilihan
tatalaksana dibawah ini:
Stadium IA : pembedahan, radiasi intracavitary
Stadium IB, IIA : kemoradiasi, pembedahan dengan atau tanpa radiasi plus
kemoterapi, kemoterapi neoadjuvan, radiasi
Stadium IIB, III, IVA : kemoradiasi, radiasi internal, kemoterapi neoadjuvan
Stadium IVB : radiasi paliatif, kemoterapi paliatif

2.2 Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)


2.2.1 Definisi
Pengertian dari IVA atau Inspeksi Asam Asetat adalah pemeriksaan yang
dilakukan dengan tujuan untuk melihat serviks uterus dengan mata telanjang
dengan bantuan alat cocor bebek setelah pengaplikasian 5% larutan asam asetat
dan dapat diinterpretasikan hasilnya segera setelah satu menit. IVA merupakan tes
yang cepat, sederhana dan tidak mahal untuk mendeteksi lesi prekanker dari
serviks dan kanker invasif yang masih awal.

8
2.2.2 Prosedur
Sebelum melakukan pemeriksaan IVA, untuk mendapatkan hasil yang
akurat ada beberapa syarat yang harus terpenuhi diantaranya sudah pernah
melakukan hubungan intim, tidak berhubungan intim selama 24 jam sebelum
pemeriksaan, tidak sedang haid, tidak sedang hamil atau baru melahirkan (kurang
dari 6 minggu pasca melahirkan). Pemeriksaan IVA dapat dilakukan secara
berkala sesuai anjuran dokter atau setidaknya setiap 1 tahun sekali. Hal ini
dilakukan untuk mendeteksi kanker serviks secara dini, sebab kanker serviks
stadium awal sering kali tidak bergejala. Gejala pada kanker serviks umumnya
baru muncul pada tahap lanjut.
Tahapan atau prosedur yang dilakukan dalam pemeriksaan Inspeksi Visul
Asetat (IVA) yaitu pertama-tama pasien akan diminta berbaring dengan posisi
kedua kaki terbuka/mengangkang (litotomi), kemudian petugas akan memasukkan
alat bernama spekulum atau cocor bebek ke dalam vagina yang berfungsi untuk
menahan mulut vagina agar terbuka, sehingga leher dan mulut rahim dapat
terlihat. Kemudian tahap selanjutnya adalah mencelupkan gumpalan kapas
bertangkai mirip cotton bud ke larutan asam asetat atau asam cuka kadar 3–5%.
Kemudian gumpalan kapas yang telah dibasahi oleh asam asetat dioles perlahan
ke permukaan jaringan serviks. Setelah selesai mengoleskan, tunggu selama 1
menit untuk menilai reaksi yang muncul, biasanya berupa perubahan warna pada
area serviks yang telah dioleskan asam asetat. Jika sudah menunggu 1 menit, bisa
diinterpretasikan hasilnya menjadi positif atau negatif.
Hasil pemeriksaan IVA dapat diketahui setelah menunggu 1 menit. Hasil
diinterpretasikan negatif yaitu bila jaringan serviks tidak mengalami perubahan
warna setelah dioleskan asam asetat maka jaringan serviks dikatakan sehat.
Namun dikatakan terdapat sel abnormal pada serviks atau positif, bila muncul
bercak putih pada permukaan leher rahim. Hal ini dapat menandakan adanya sel
tumor atau sel kanker pada serviks. Meski demikian, hasil positif tidak selalu
menandakan adanya kanker serviks.
Berikut ini beberapa sel abnormal yang mungkin terdeteksi dari hasil IVA positif:
1. Sel skuamosa atipikal: Terdapat sel yang abnormal, tapi kerusakannya
tidak begitu parah untuk bisa disebut sebagai sel pra-kanker. Dibutuhkan
9
pemeriksaan lanjutan untuk memastikan keberadaan human
papillomavirus.
2. Lesi intraepitel skuamosa: Sel yang abnormal menunjukkan kerusakan
sedang hingga parah. Ada potensi perubahan sel itu menjadi sel kanker.
3. Sel glandular atipikal: Terdapat sel abnormal yang memproduksi lendir
atau mukus. Namun belum pasti sel ini adalah sel pra-kanker.
4. Sel skuamosa dan adenokarsinoma: Sel abnormal yang diduga kuat adalah
sel kanker.

10
BAB III
IDENTIFIKASI PENYEBAB MASALAH DAN PRIORITAS PENYEBAB
MASALAH

3.1 Identifikasi Masalah


Penentuan masalah Kesehatan menggunakan tabel urgency, seriousness, growth
(USG). Beberapa masalah Kesehatan di Puskesmas Kelurahan Cijantung
berdasarkan hasil Laporan Tahunan Puskesmas Cijantung tahun 2022 dirangkum
dalam table berikut.
No. Masalah U S G UxSxG
Kesehatan
1 Rendahnya 2 4 3 24
angka kepatuhan
berobat
Hipertensi
2 Belum tercapai 3 3 3 27
pelayanan
Kesehatan TB
standar
3 Angka cakupan 3 5 5 75
IVA pada WUS
rendah
4 Penggunaan KB 2 2 3 12
pascasalin
rendah
5 Cakupan ASI 2 4 4 32
Eksklusif rendah

11
3.2 Kerangka Teori

3.3 Kerangka Konsep

12
3.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Potong Lintang tanpa adanya followup
terhadap subjek

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Kelurahan Cijantung, Kota Jakarta
Timur selama 1 bulan yaitu tanggal 15 November 2022 – 11 Desember 2022

Kegiatan Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4


Identifikasi masalah dan
pematangan konsep
Pengumpulan data
Pengolahan data dan penyusunan
proposal
Evaluasi hasil pelaporan

3.4 Sampel Penelitian


Sampel pada penelitian ini adalah Wanita yang sudah pernah melakukan
hubungan intimm berusia subur, bersedua mengikuti survey dan berada di area
kecamatan Pasar Rebo/Kelurahan Cijantung

3.5 Metode & Instrumen Penelitian


13
Instrumen dan metode penelitian yang digunakan adalah kuisioner seputar
pengetahuan tentang kanker serviks dan pemeriksaan IVA dengan poin sebagai
berikut:
1. Mengetahui karakteristik demografi wanita berisiko kanker leher rahim di
lingkup Kelurahan Cijantung
2. Mengetahui sikap wanita berisiko kanker leher rahim terhadap deteksi dini
metode IVA di lingkup Kelurahan Cijantung
3. Mengetahui pengetahuan terkait Deteksi Dini Kanker Serviks Dengan Tes
Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada wanita berisiko kanker leher
rahim di lingkup Kelurahan Cijantung
4. Mengetahui perilaku terkait Deteksi Dini Kanker Serviks Dengan Tes
Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada wanita berisiko kanker leher
rahim di lingkup Kelurahan Cijantung
5. Mengetahui efektivitas komunikasi kesehatan berbasis edukasi terhadap
Deteksi Dini Kanker Serviks Dengan Tes Inspeksi Visual Asam Asetat
(IVA)
Kuisioner dibagikan menggunakan kertas fisik dan poster yang berisi kusioner
digital

14
BAB IV
HASIL PENETILITAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Demografi


Karakteristik n %(valid)

Jenis kelamin

Perempuan 77 100%

Laki laki 0 0

Persebaran Usia

21-30 15 19,4%

31 - 40 24 31,1%

41 -50 26 33,7%

51 - 60 11 14,2%

>61 1 1,2%

Status hubungan seksual

Pernah/aktif 52 100%

Belum pernah 0 0

Kelurahan

Cijantung 39 75%

Bukan Cijantung (Gedong) 13 25%

Jumlah anak

0 1 3,6%

1 4 7,1%%

2 26 50%

15
3 9 17,9%

>=4 12 21,4%

Pendidikan

SD sederajat 1 3,6%

SLTP sederajat 12 21,4%

SLTA sederajat 26 50%

Pergutuan tinggi 13 25%

Pekerjaan

IRT 38 71,4%

Karyawan swasta 4 7,2%

PNS 5 10,7%

dll 5 10,7%

Berdasarkan hasil pengisian kuisioner yang dilakukan pada penilitian ini


didapatkan hasil sebagai berikut seluruh responden merupakan perempuan dan
aktif berhubungan seksual. Sebagian besar responden berusia 41 -50 tahun,
memiliki dua anak, berpendidikan SLT sederajat dan Ibu rumah tangga
Selain itu sebagian besar responden berdomisili tinggal di Kelurahan Cijantung,
belum mengalami menopause dan tidak memiliki riwayat diagnose kanker leher
Rahim. Studi ini juga berusaha merekam data riwayat kesehatan keluarga
ditemukan sebanyak 21,4% memiliki riwayat kanker leher Rahim pada keluarga.
Namun, sebanyak 67,9% responden belum pernah melakukan deteksi dini kanker
leher Rahim.

16
4.2 Interpretasi Poin Kuisioner Domain: Sikap Ibu Terhadap Pemeriksaan
IVA untuk Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
No Sub variabel dan indicator No pertanyaan
1 Keyakinan terhadap perilaku
a. Keyakinan untuk tidak takut 1, 11
menjalani tes IVA 4, 5,8,9,13
b. Keyakinan bahwa tes IVA 10
perlu dijalani oleh wanita 12
c. Keyakinan hasil tes IVA dapat 13
dipercaya
d. Keyakinan terhadap jangka
waktu pemeriksaan tes IVA
e. Keyakinan akan manfaat tes
IVA
2. Evaluasi terhadap konsekuensi yang
akan di tanggung 2,3,7
a. Resiko tes IVA 6, 11
b. Kemungkinan diketahuinya
hasil yang tidak normal

4.3 Interpretasi Poin Kuisioner Domain: Keyakinan Terhadap Perilaku


Keyakinan untuk tidak takut menjalani tes IVA (yang terekam pada poin 1,11),
didapatkan hasil berupa mayoritas responden merasa takut untuk ikut serta pada
pemeriksaan dini kanker leher rahim dengan IVA dan mayoritas responden
merasa pemeriksaan kanker leher rahim sebaiknya dilakukan hanya satu kali
sepanjang usia.
Keyakinan bahwa tes IVA perlu dijalani oleh wanita (yang terekam pada poin 4,
5,8,9), didapatkan hasil berupa mayoritas responden merasa perlu melakukan IVA
meskipun tidak memiliki riwayat kanker leher Rahim. Mayoritas responden
merasa pemeriksaan IVA diperlukan bagi wanita usia 30 – 50 tahun atau lebih.
Selain itu, mayoritas responden merasa hasil pemeriksaan IVA sama baiknya
dengan Papsmear

17
Keyakinan hasil IVA dapat dipercaya (yang terekam pada poin 10), didapatkan
hasil berupa mayoritas responden merasa merasa takut untuk melakukan
pemeriksaan IVA karena takut terdiagnosis dan konsekuensi pengobatan kanker
leher Rahim
Keyakinan terhadap jangka waktu pemeriksaan IVA (yang terekam pada poin 12),
didapatkan hasil berupa mayoritas responden merasa IVA dibutuhkan bagi
perempuan yang sudah menikah
Sedangkan keyakinan akan manfaat IVA (yang terekam pada poin 13),
didiapatkan hasil berupa mayoritas responden merasa yakin pemeriksaan IVA
mampu mencegah kanker leher Rahim.

4.4. Interpretasi Poin Kuisioner Domain: Evaluasi Terhadap Konsekuensi


yang Akan Ditanggung
Poin ini berusaha merekam persepsi terhadap risiko pengerjaan pemeriksaan IVA
kepada responden. Mayoritas responden merasa pemeriksaan IVA membuat rasa
nyeri dan tidak akan merugikan untuk dirinya. Namun, mayoritas responden
merasa tidak butuh melakukan IVA jika tidak berganti-ganti pasangan seksual.
Mayoritas responden merasa Pemeriksaan IVA membuat malu, karena membuka
alat kelamin saya di hadapan orang lain.

18
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

4.4 Kesimpulan
Berdasarkan sub variable keyakinan terhadap perilaku terdapat beberapa poin
yang perlu ditingkatkan yaitu kurangnya pengetahuan responden terhadap
pemahamanan IVA adalah modalitas untuk deteksi dini bukan untuk pencegahan.
Kemudian responden juga memiliki rasa takut menjalani IVA dan IVA dirasa
hanya dibutuhkan 1 kali seumur hidup. Selain itu responden takut terhadap hasil
IVA akan mempengaruhi kehidupannya dan responden merasa IVA dibutuhkan
bagi semua wanita yang aktif melakukan hubungan seksual.

Hal-hal yang saat ini sudah baik yaitu responden merasa yakin bahwa IVA perlu
dilakukan dan hasil IVA sama baik dengan modalitas lain dalam hal deteksi dini
kanker serviks. Responden juga meyakini bahwa IVA dapat mencegah kanker
leher Rahim dan sangat penting bagi Wanita yang sudah menikah.

Pada sub variable evaluasi terhadap konsekuensi yang akan di tanggung dari
pemeriksaan IVA komponen yang sudah baik yaitu mayoritas responden merasa
pemeriksaan dini kanker leher Rahim dengan IVA tidak akan merugikan
dirinyam, namun ada beberapa komponen yang perlu ditingkatkan seperti
Responden khawatir akan rasa nyeri saat dan setelah pemeriksaan IVA,
Responden malu dan merasa tabu membuka alat kelaminnya dihadapan orang lain
dan responden merasa tidak butuh melakukan IVA jika tidak berganti-ganti
pasangan seksual.

5.2 Saran
Saran evaluasi program deteksi dini kanker serviks denga tes IVA di Puskesmas
Kelurahan Cijantung adalah sebagai berikut:

19
▪ Penyuluhan rutin tentang pemeriksaan inspeksi visual asam asetat dengan

membentuk kelompok edukasi berdasarkan wilayah tinggal

▪ Memanfaatkan kader-kader untuk membantu proses penyampaian IVA

Test

▪ Melakukan metode jemput bola dengan mendata masyarakat sesuai

kriteria dengan menggunakan metode pemeriksaan IVA keliling

20
DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization. Cancer Indonesia 2020 Country Profile.

Accessed 8th October 2023. [Online]. Available from:


https://www.who.int/publications/m/item/cervical-cancer-idn-country-
profile-2021
2. World Health Organization. Cervical Cancer Indonesia 2021 Country
Profile. Accessed 8th October 2023. [Online]. Available from:
https://www.who.int/publications/m/item/cervical-cancer-idn-country-
profile-2021
3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia
Tahun 2020. Jakarta:, Kementerian Kesehatan RI; 2021. Report No.: ISBN
978-623-301-218-8.
4. Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara. Profil Kesehatan Dinas
Kesehatan Kab. Banjarnegara. Diakses 8 Oktober 2023.
https://dinkesbna.banjarnegarakab.go.id/profil-kesehatan/

21

Anda mungkin juga menyukai