Anda di halaman 1dari 20

TEKS CERITA

INSPIRATIF
GREGORIUS AFDISEN, S.Pd
SMP NEGERI 4 SINGKAWANG
Kompetensi Dasar
3.11 Mengidentifikasi isi ungkapan simpati,
kepedulian, empati, atau perasaan pribadi dari
teks cerita inspiratif yang dibaca dan didengar.
4.11 Menyimpulkan isi ungkapan simpati, kepedulian,
empati atau perasaan pribadi dalam bentuk cerita
inspiratif yang dibaca dan didengar.
Cerita Inspiratif
• Cerita inspiratif adalah sebuah cerita yang mampu
menggugah perasaan para pembacanya melalui penyajian
peristiwa atau konflik dalam cerita.
Beberapa isi ungkapan yang ada
dalam cerita inspiratif
• Simpati menurut KBBI V adalah keikutsertaan merasakan
perasaan orang lain (senang, susah, dan sebagainya).
• Kepedulian menurut KBBI V adalah Sikap peduli yang
ditunjukkan dengan perbuatan.
• Empati adalah menurut KBBI V adalah keadaan mental yang
membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya
dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang
atau kelompok lain.
• Perasaan Pribadi adalah keadaan individu didalam diri
sendiri masing-masing.
Mengidentifikasi Isi Ungkapan
dalam Teks Cerita Inspiratif
Kisah Uang Sepuluh Ribu
Budiman yang menceritakan kisahnya itu, berawal pada suatu sore ia
menemani istri dan seorang putrinya berbelanja untuk kebutuhan rumah
tangga bulanan di toko swalayan. Usai membayar, mereka pun membawa
sejumlah tas plastik belanjaan. Baru saja keluar dari toko swalayan, istri
Budiman dihampiri seorang wanita pengemis yang saat itu bersama
seorang putri kecilnya. Wanita pengemis itu berkata kepada istri Budiman,
“Beri kami sedekah, Bu!” Istri Budiman kemudian membuka dompetnya
lalu menyodorkan selembar uang kertas berjumlah Rp 1000. Wanita
pengemis itu menerimanya. Namun, ketika tahu jumlahnya tidak
mencukupi kebutuhan, wanita pengemis itu lalu menguncupkan jari-jarinya
mengarah ke mulutnya. Kemudian wanita pengemis itu memegang kepala
anaknya dan sembari menguncupkan jari-jarinya mengarah ke mulut,
seolah wanita pengemis ingin berkata, “Aku dan anakku ini sudah berhari-
hari tidak makan, tolong beri kami tambahan sedekah untuk bisa membeli
makanan!”.
Mendapati isyarat pengemis wanita itu, istri Budiman pun
membalas isyarat dengan gerak tangannya seolah berkata, “Tidak…
tidak, aku tidak akan menambahkan sedekah untukmu!”. Selanjutnya,
istri dan putrinya Budiman malah menuju ke sebuah gerobak gorengan
untuk membeli cemilan. Pada kesempatan yang sama Budiman berjalan
ke arah ATM center guna mencek saldo rekeningnya. Saat itu memang
tanggal gajian, karenanya Budiman ingin mencek saldo rekeningnya. Di
depan ATM, Budiman memasukkan kartu ke dalam mesin. Ia tekan
langsung tombol 'informasi saldo', kemudian muncul beberapa digit
angka yang membuat Budiman tersenyum. Ternyata uang gajiannya
sudah masuk ke dalam rekening. Budiman menarik sejumlah uang
dalam bilangan jutaan rupiah dari ATM. Pecahan ratusan ribu berwarna
merah kini sudah menyesaki dompetnya. Lalu ada satu lembar uang
berwarna merah juga, namun kali ini bernilai 10 ribu rupiah yang ia
tarik dari dompet. Uang itu Kemudian dia lipat kecil untuk berbagi
dengan wanita pengemis yang tadinya meminta tambahan sedekah.
Saat sang wanita pengemis melihat nilai uang yang diterima, betapa
girangnya dia. Ia pun berucap syukur kepada Allah dan berterima kasih
kepada Budiman dengan kalimat-kalimat penuh kesungguhan.
“Alhamdulillah… Alhamdulillah… Alhamdulillah… Terima kasih tuan!
Semoga Allah memberikan rezeki berlipat untuk tuan dan keluarga.
Semoga Allah memberi kebahagiaan lahir dan batin untuk tuan dan
keluarga. Diberikan karunia keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah.
Rumah tangga harmonis dan anak-anak yang shaleh dan shalehah.
Semoga tuan dan keluarga juga diberi kedudukan yang terhormat kelak
nanti di surga…”.
Budiman tidak menyangka ia akan mendengar respon yang begitu
mengharukan. Budiman mengira bahwa pengemis tadi hanya akan
berucap terima kasih saja. Namun, apa yang diucapkan oleh wanita
pengemis tadi sungguh membuat Budiman terpukau dan membisu.
Apalagi tatkala sekali lagi ia dengar wanita itu berkata kepada putri
kecilnya, “Nak, Alhamdulillah akhirnya kita bisa makan juga….!”.
Mendengar ucapan sang wanita pengemis
tersebut, hati Budiman tergedor dengan begitu kencang. Rupanya
wanita tadi sungguh berharap tambahan sedekah agar ia dan
putrinya bisa makan. Sejurus kemudian mata Budiman
membuntuti kepergian mereka berdua yang berlari menyeberang
jalan, lalu masuk ke sebuah warung tegal untuk makan di sana.
Budiman masih terdiam dan terpana di tempat itu. Hingga istri
dan putrinya kembali lagi dan keduanya menyapa Budiman.
Mata Budiman kini mulai berkaca-kaca dan istrinya pun
mengetahui itu. “Ada apa Pak?” Istrinya bertanya. Dengan suara
yang agak berat dan terbata Budiman menjelaskan: “Aku baru
saja menambahkan sedekah kepada wanita tadi sebanyak 10 ribu
rupiah!” Awalnya istri Budiman hampir tidak setuju tatkala
Budiman mengatakan bahwa ia memberi tambahan sedekah
kepada wanita pengemis. Namun Budiman kemudian
melanjutkan kalimatnya: “Bu…, aku memberi sedekah kepadanya
sebanyak itu. Saat menerimanya, ia berucap hamdalah berkali-kali
seraya bersyukur kepada Allah. Tidak itu saja, ia mendoakan aku,
mendoakan dirimu, anak-anak dan keluarga kita. Panjaaaang sekali ia
berdoa!
“Dia hanya menerima karunia dari Allah Swt sebesar 10 ribu saja
sudah sedemikian hebatnya bersyukur. Padahal aku sebelumnya melihat
di ATM saat aku mencek saldo dan ternyata di sana ada jumlah yang
mungkin ratusan bahkan ribuan kali lipat dari 10 ribu rupiah. Saat
melihat saldo itu, aku hanya mengangguk-angguk dan tersenyum. Aku
terlupa bersyukur, dan aku lupa berucap hamdalah. “Bu…, aku malu
kepada Allah! Dia terima hanya 10 ribu begitu bersyukurnya dia kepada
Allah dan berterimakasih kepadaku. Kalau memang demikian, siapakah
yang pantas masuk ke dalam surga Allah, apakah dia yang menerima 10
ribu dengan syukur yang luar biasa, ataukah aku yang menerima jumlah
lebih banyak dari itu namun sedikitpun aku tak berucap hamdalah.”
Budiman mengakhiri kalimatnya dengan suara yang terbata-bata dan
beberapa bulir air mata yang menetes. Istrinya pun menjadi lemas
setelah menyadari betapa selama ini kurang bersyukur sebagai hamba.
(https://palembang.tribunnews.com/2017/05/13/kisah-uang-sepuluh-
ribu)
1. Contoh kalimat yang mengandung ungkapan simpati beserta
alasan dalam cerita “Kisah Uang Sepuluh Ribu”:
Lalu ada satu lembar uang berwarna merah juga, namun kali
ini bernilai 10 ribu rupiah yang ia tarik dari dompet. Uang itu
Kemudian dia lipat kecil untuk berbagi dengan wanita
pengemis yang tadinya meminta tambahan sedekah.
• Alasan
Tokoh Budiman merasa simpati dengan penderitaan sang
wanita pengemis dan anaknya dan berencana memberikan
uang 10 ribu kepada pengemis tersebut.
2. Contoh kalimat yang mengandung ungkapan kepedulian
beserta alasan dalam cerita “Kisah Uang Sepuluh Ribu”:
Saat sang wanita pengemis melihat nilai uang yang
diterima, betapa girangnya dia. Ia pun berucap syukur kepada
Allah dan berterima kasih kepada Budiman dengan kalimat-
kalimat penuh kesungguhan: ”Alhamdulillah... Alhamdulillah...
Alhamdulillah... Terima kasih tuan!
• Alasan
Tokoh Budiman merasa peduli dengan sang wanita pengemis
dan anaknya yang belum makan berhari-hari. Hal ini
ditunjukkan perbuatan dengan memberikan uang 10 ribu
kepada wanita pengemis.
3. Contoh kalimat yang mengandung ungkapan empati dalam
cerita “Kisah Uang Sepuluh Ribu”:
Dia terima hanya 10 ribu begitu bersyukurnya dia kepada Allah
dan berterimakasih kepadaku. Kalau memang demikian,
siapakah yang pantas masuk ke dalam surga Allah, apakah dia
yang menerima 10 ribu dengan syukur yang luar biasa, ataukah
aku yang menerima jumlah lebih banyak dari itu namun
sedikitpun aku tak berucap hamdalah.”
• Alasan:
Tokoh Budiman merasa tergugah perasaannya karena uang
sepuluh ribu yang diberikannya ternyata berdampak besar bagi
orang lain, walaupun uang itu sangat kecil baginya.
4. Contoh kalimat yang mengandung ungkapan perasaan
pribadi dalam cerita “Kisah Uang Sepuluh Ribu”:
“Dia hanya menerima karunia dari Allah Swt sebesar 10 ribu
saja sudah sedemikian hebatnya bersyukur. Padahal aku
sebelumnya melihat di ATM saat aku mencek saldo dan
ternyata di sana ada jumlah yang mungkin ratusan bahkan
ribuan kali lipat dari 10 ribu rupiah.

• Alasan
• Melalui tindakannya, tokoh Budiman merasa tindakannya
sudah tepat berbagi rezeki dengan orang lain.
Bacalah cerita berikut ini
dengan cermat!

Lima Menit Lagi


Ada seorang nenek yangg duduk di dekat seorang pria.
Mereka sedang mengamati anak dan cucunya bermain di taman
kota. “Lihatlah, gadis kecil yang berbaju kuning itu cucuku,” kata
sang nenek sambil menunjuk ke arah gadis kecil yg sedang
bermain ayunan. “Wah cantik sekali cucu anda,” jawab pria itu.
“Anda lihat anak laki-laki yang sedang bermain pasir
mengenakan jaket berwarna cokelat? Dia anakku,” ujar pria itu.
Sambil memandangi jam tangannya, pria itu memanggil
anaknya dan menyuruhnya untuk segera pulang. “Ayah, beri aku
waktu lima menit lagi ya. Aku belum puas bermain,” kata
anaknya dengan wajah memelas. “Baiklah, lima menit lagi,”
jawabnya. Sang anak kembali bermain pasir dengan riangnya.
Lima menit kemudian, pria itu berdiri dan memanggil anaknya
kembali, “Nak, ayo pulang, sudah lima menit
berlalu.” Lagi-lagi anaknya memohon, “Ayah, lima menit lagi ya.
Kan hanya lima menit saja. Boleh ya, ayah.” Pria itu hanya
menggangguk menyetujui permintaan anaknya. “Wah, anda
ternyata seorang ayah yang sabar ya,” kata nenek itu.
Pria itupun terseyum kecil lalu menjawab, “Anak sulungku
terbunuh oleh sopir yang ugal-ugalan saat sedang bermain di
taman. Aku tidak pernah mempunyai waktu yang cukup untuk
menemainya bermain. Untuk sekarang ini, aku akan memberikan
seluruh waktuku yang ada untuk anakku meskipun hanya lima
menit lagi. Aku tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama.
Mungkin bagi anakku, dia mendapat bonus waktu lima menit
untuk bermain pasir, bermain ayunan dan bermain yang lainnya.
Padahal sesungguhnya akulah yang mendapat waktu tambahan
untuk bisa terus melihatnya bermain, menikmati kebersamaan
dan melihat canda tawanya.”
Hidup ini bukanlah suatu perlombaan. Hidup adalah tentang
membuat skala prioritas. Prioritas apa yang kita miliki saat ini?
Berikanlah pada seseorang yang kita kasihi, lima menit saja dari
waktu yang kita miliki dan kita pastilah tidak akan menyesal
selamanya. (https://www.kozio.com/cerita-motivasi/)
Setelah membaca cerita tersebut pilihlah
kalimat yang mengandung isi ungkapan
simpati, kepedulian, empati , dan perasaan
pribadi dari teks cerita inspirasi tersebut
dan tulislah jawabanmu pada lembar
jawaban berikut!

Anda mungkin juga menyukai