Anda di halaman 1dari 101

FORMULIR Kode Dok.

WK1/PRP/FO-001

Status Revisi 01
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Halaman 1 dari 2
BIMBINGAN DAN KONSELING
Tanggal Terbit 3 Januari 2017

Nama Sekolah : SMK YPE Sawunggalih


Tahun Ajaran : 2019/2020
Sasaran Layanan/Semester : XII /Gasal
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit

A Komponen Layanan Dasar


B Bidang Layanan Sosial
C Topik / Tema Layanan Membangun kerjasama antar umat beragama
D Fungsi Layanan Pemahaman
E Rumusan Kompetensi Peserta didik/konseli memahami pentingnya kerjasama antara
umat beragama serta mampu hidup rukun melakukan
hubungan kerjasama yang baik antar umat beragama
F Tujuan Layanan 1. Peserta didik/konseli dapat memahami pengertiaan
kerjasama antar umat beragama
2. Peserta didik/konseli dapat memahami manfaat kerjasama
antar umat beragama
3. Peserta didik/konseli dapat memahami kendala-kendala
dalam kerukunan antar umat beragama

G Sasaran Layanan Kelas 12


H Materi Layanan 1. Pengertian kerjasama antar umat beragama
2. Manfaat kerjasama antar umat beragama
3. Kendala-kendala dalam kerukunan antar umat beragama

I Waktu 2 Kali Pertemuan x 45 Menit


J Sumber Materi 1. Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal Bimbingan
dan Konseling untuk SMK-MAK kelas 12, Yogyakarta,
Paramitra Publishing
2. Triyono, Mastur, 2014, Materi Layanan Klasikal
Bimbingan dan Konseling bidang pribadi, Yogyakarta,
Paramitra
3. Hutagalung, Ronal. 2015. Ternyata Berprestasi
ItuMudah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
4. Eliasa Imania Eva, Suwarjo.2011.Permainan (games)
dalam Bimbingan dan Konseling.Yogyakarta: Paramitra

K Metode/Teknik Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab


L Media / Alat LCD, Power Point , Membangun kerjasama antar umat
beragama
M Pelaksanaan
Tahap Uraian Kegiatan
1. Membuka dengan salam dan berdoa
2. Membina hubungan baik dengan peserta didik
(menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking)
1. Tahap Awal / 3. Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan
Pedahuluan Konseling
4. Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
1. Guru BK menayangkan media slide power point yang
berhubungan dengan materi layanan
2. Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungan
dengan materi layanan
3. Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab
2. Tahap Inti 4. Guru BK membagi kelas menjadi 6 kelompok, 1
kelompok 5- 6 orang
5. Guru BK memberi tugas kepada masing-masing
kelompok
6. Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok masing-
masing
7. Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian
kelompok lain menanggapinya, dan seterusnya bergantian
sampai selesai.
3. Tahap Penutup 1. Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan
yang terkait dengan materi layanan
2. Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat
menghadirkan Tuhan dalam hidupnya
3. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan
datang
4. Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
M Evaluasi
1. Evaluasi Proses Guru BK atau konselor melakukan evaluasi dengan
memperhatikan proses yang terjadi :
1. Melakukan Refleksi hasil, setiap peserta didik
menuliskan di kertas yang sudah disiapkan.
2. Sikap atau atusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan
3. Cara peserta didik dalam menyampaikan pendapat atau
bertanya
4. Cara peserta didik memberikan penjelasan dari
pertanyaan guru BK
2. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain :
1. Merasakan suasana pertemuan : menyenangkan/kurang
menyenangkan/tidak menyenangkan.
2. Topik yang dibahas : sangat penting/kurang penting/tidak
penting
3. Cara Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor
menyampaikan : mudah dipahami/tidak mudah/sulit
dipahami
4. Kegiatan yang diikuti : menarik/kurang menarik/tidak
menarik untuk diikuti

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
3. Instrumen penilaian.

Kutoarjo, Juni 2019


Verifikator,
Waka Kurikulum Guru BK

Agustina Pancawati, S.E Naufal Alaudin, S.Pd


Mengetahui,
Kepala SMK YPE Sawunggalih Kutoarjo

Tri Yulianto, S.Kom


1. Uraian materi

a. Pengertian Kerjasama Antar Umat Beragama


Kerjasama umat bragama yaitu hubungan sesama umat beragama yang dilandasi
dengan toleransi, saling pengertian, saling menghormati, saling menghargai dalam
kesetaraan pengamalan ajaran agamanya dan kerja sama dalam kehidupan masyarakat dan
bernegara. Umat beragama dan pemerintah harus melakukan upaya bersama dalam
memelihara kerukunan umat beragama, di bidang pelayanan, pengaturan dan
pemberdayaan. Sebagai contoh yaitu dalam mendirikan rumah ibadah harus
memperhatikan pertimbangan Ormas keagamaan yang berbadan hokum dan telah terdaftar
di pemerintah daerah. Pemeliharaan kerukunan umat beragama baik di tingkat Daerah,
Provinsi, maupun Negara pusat merupakan kewajiban seluruh warga Negara beserta
instansi pemerinth lainnya. Lingkup ketentraman dan ketertiban termasuk memfalisitasi
terwujudnya kerukunan umat beragama, mengkoordinasi kegiatan instnsi vertical,
menumbuh kembangkan keharmonisan saling pengertian, saling menghormati, saling
percaya diantara umat beragama, bahkan menerbitkan rumah ibadah.
Sesuai dengan tingkatannya Forum Krukunan Umat Beragama dibentuk di Provinsi
dan Kabupaten. Dengan hubungan yang bersifat konsultatif gengan tugas melakukan
dialog dengan pemuka agama dan tokoh-tokoh masyarakat, menampung aspirasi Ormas
keagamaan dan aspirasi masyarakat, menyalurkan aspirasi dalam bentuk rekomendasi
sebagai bahan kebijakan. Kerukunan antar umat beragama dapat diwujdkan dengan :
1. Saling tenggang rasa, saling menghargai, toleransi antar umat beragama
2. Tidak memaksakan seseorang untuk memeluk agama tertentu
3. Melaksanakan ibadah sesuai agamanya, dan
4. Mematuhi peraturan keagamaan baik dalam Agamanya maupun peraturan Negara atau
Pemerintah.
Dengan demikian akan dapat tercipta keamanan dan ketertiban antar umat beragama,
ketentraman dan kenyamanan di lingkungan masyarakat berbangsa dan bernegara.

b. Manfaat Kerjasama Antar Umat Beragama


Umat Beragama Diharapkan Perkuat Kerukunan Jika agama dapat dikembangkan
sebagai faktor pemersatu maka ia akan memberikan stabilitas dan kemajuan negara.
Dialog antar umat beragama dapat memperkuat kerukunan beragama dan menjadikan
agama sebagai faktor pemersatu dalam kehidupan berbangsa. "Sebab jika agama dapat
dikembangkan sebagai faktor pemersatu maka ia akan memberikan sumbangan bagi
stabilitas dan kemajuan suatu negara,"
Tokoh dan umat beragama dapat memberikan kontribusi dengan berdialog secara
jujur, berkolaborasi dan bersinergi untuk menggalang kekuatan bersama guna mengatasi
berbagai masalah sosial termasuk kemiskinan dan kebodohan. Pemikiran Pendeta Viktor
Tanja yang menyatakan bahwa misi agama atau dakwah yang kini harus digalakkan
adalah misi dengan tujuan meningkatkan sumber daya insani bangsa, baik secara ilmu
maupun karakter. "Hal itu kemudian perlu dijadikan sebagai titik temu agenda bersama
lintas agama.
Kerjasama di antara umat beragama merupakan bagian yang sangat penting dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan kerjasama yang erat di antara
mereka, kehidupan dalam masyarakat akan menjadi aman, tenteram, tertib, dan damai.
Bentuk kerjasama antar umat beragama di antaranya sebagai berikut:
1. Adanya dialog antar pemimpin agama
2. Adanya kesepakatan di antara pemimpin agama untuk membina agamanya masing-
masing.
3. Saling memberikan bantuan bila terkena musibah bencana alam

Kerjasama Antar Umat Beragama


Kerja sama merupakan hubungan yang dinilai paling berhasil dalam suatu
kemajemukan. Oleh karenanya hal ini menjadi mutlak dilakukan di negara kita yang
majemuk. Kerja sama harus dilakukan untuk menghasilkan pembaruan yang diinginkan.
Selain itu, kerja sama juga dapat memperkuat atau memberdayakan orang atau kelompok
lain yang belum terlibat. Dengan kerja sama, masalah-masalah akibat perbedaan etnis,
agama, dan budaya dapat diatasi. Contoh, kerja sama dalam pembangunan jembatan yang
rusak dapat menyatukan warga di wilayah yang berbeda. Kerja sama dapat pula dilakukan
antarumat beragama. Kerja sama antarumat beragama meliputi berbagai bidang. Beberapa
bidang kerja sama antarumat beragama antara lain sebagai berikut :
1. Penegakan Keadilan
Kerjasama antarumat beragama dapat menghasilkan langkah-langkah strategis untuk
mengurangi atau memberantas praktik ketidakadilan yang sudah menyengsarakan
rakyat dan umat dalam waktu yang cukup lama. Misalnya, dengan melaporkan pihak
yang melakukan korupsi kepada penegak hukum.
2. Perbaikan taraf hidup (ekonomi)
Kerja sama antarumat beragama memungkinkan adanya perbaikan taraf hidup bagi
pemeluknya. Salah satu contoh kerja sama dalam bidang ini adalah penggalangan dana
untuk membantu korban bencana dan membuka lapangan kerja untuk warga yang
belum bekerja.
3. Perbaikan Akhlak
Para pemimpin dan tokoh-tokoh agama dituntut untuk bisa bekerja sama dalam
menyuarakan kehendak agama demi kebaikan, perdamaian, kebahagian, dan
keselamatan umat manusia. Misalnya dengan mendukung diberantasnya perilaku seks
bebas yang dapat merusak mental dan perilaku remaja.
c. Kendala-Kendala dalam Kerukunan Antar Umat Beragama
1) Rendahnya Sikap Toleransi
Menurut Dr. Ali Masrur, M.Ag, salah satu masalah dalam komunikasi antar agama
sekarang ini, khususnya di Indonesia, adalah munculnya sikap toleransi malas-malasan
(lazy tolerance) sebagaimana diungkapkan P. Knitter. Sikap ini muncul sebagai akibat dari
pola perjumpaan tak langsung (indirect encounter) antar agama, khususnya menyangkut
persoalan teologi yang sensitif. Sehingga kalangan umat beragama merasa enggan
mendiskusikan masalah-masalah keimanan. Tentu saja, dialog yang lebih mendalam tidak
terjadi, karena baik pihak yang berbeda keyakinan/agama sama-sama menjaga jarak satu
sama lain. Masing-masing agama mengakui kebenaran agama lain, tetapi kemudian
membiarkan satu sama lain bertindak dengan cara yang memuaskan masing-masing pihak.
Yang terjadi hanyalah perjumpaan tak langsung, bukan perjumpaan sesungguhnya.
Sehingga dapat menimbulkan sikap kecurigaan diantara beberapa pihak yang berbeda
agama, maka akan timbullah yang dinamakan konflik.
2) Kepentingan Politik
Faktor Politik, Faktor ini terkadang menjadi faktor penting sebagai kendala dalam
mncapai tujuan sebuah kerukunan anta umat beragama khususnya di Indonesia, jika bukan
yang paling penting di antara faktor-faktor lainnya. Bisa saja sebuah kerukunan antar
agama telah dibangun dengan bersusah payah selama bertahun-tahun atau mungkin
berpuluh-puluh tahun, dan dengan demikian kita pun hampir memetik buahnya. Namun
tiba-tiba saja muncul kekacauan politik yang ikut memengaruhi hubungan antaragama dan
bahkan memorak-porandakannya seolah petir menyambar yang dengan mudahnya
merontokkan “bangunan dialog” yang sedang kita selesaikan. Seperti yang sedang terjadi
di negeri kita saat ini, kita tidak hanya menangis melihat political upheavels di negeri ini,
tetapi lebih dari itu yang mengalir bukan lagi air mata, tetapi darah; darah saudara-saudara
kita, yang mudah-mudahan diterima di sisi-Nya. Tanpa politik kita tidak bisa hidup secara
tertib teratur dan bahkan tidak mampu membangun sebuah negara, tetapi dengan alasan
politik juga kita seringkali menunggangi agama dan memanfaatkannya.
3) Sikap Fanatisme
Di kalangan Islam, pemahaman agama secara eksklusif juga ada dan berkembang.
Bahkan akhir-akhir ini, di Indonesia telah tumbuh dan berkembang pemahaman
keagamaan yang dapat dikategorikan sebagai Islam radikal dan fundamentalis, yakni
pemahaman keagamaan yang menekankan praktik keagamaan tanpa melihat bagaimana
sebuah ajaran agama seharusnya diadaptasikan dengan situasi dan kondisi masyarakat.
Mereka masih berpandangan bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar dan
dapat menjamin keselamatan menusia.
Pandangan-pandangan semacam ini tidak mudah dikikis karena masing-masing sekte atau
aliran dalam agama tertentu, Islam misalnya, juga memiliki agen-agen dan para
pemimpinnya sendiri-sendiri. Islam tidak bergerak dari satu komando dan satu pemimpin.
Ada banyak aliran dan ada banyak pemimpin agama dalam Islam yang antara satu sama
lain memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang agamanya dan terkadang
bertentangan. Tentu saja, dalam agama Kristen juga ada kelompok eksklusif seperti ini.
Kelompok Evangelis, misalnya, berpendapat bahwa tujuan utama gereja adalah mengajak
mereka yang percaya untuk meningkatkan keimanan dan mereka yang berada “di luar”
untuk masuk dan bergabung. Bagi kelompok ini, hanya mereka yang bergabung dengan
gereja yang akan dianugerahi salvation atau keselamatan abadi. Dengan saling
mengandalkan pandangan-pandangan setiap sekte dalam agama teersebut, maka timbullah
sikap fanatisme yang berlebihan
Pamela Espland dalam bukunya yang berjudul Buku Pintar Ramaja Gaul menuliskan 9
(sembilan) alasan bagi para remaja untuk pergi ke rumah ibadah atau menghadiri
pertemuan-pertemuan keagamaan, yaitu sebagai berikut :
1. Komunitas religius mengurangi tindakan-tindakan penuh resiko. Remaja yang aktif
dalam kegiatan keagamaan memiliki risiko yang lebih kecil untuk terkena pengaruh
negatif pergaulan, seperti penggunaan obat-obat terlarang, pergaulan bebas, dsb,
dibandingkan dengan remaja yang tidak bergabung dengan komunitas keagamaan.
2. Komunitas religius mengajarkan nilai-nilai. Nilai-nilai kebaikan ini akan mengarahkan
para pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dan membuat pilihan-pilihan
positif.
3. Komunitas religius tidak memiliki batasan usia. Tiadanya batasan usia membuat kita
dapat bertemu dengan orang-orang dari berbagai tingkatan usia.
4. Komunitas religius menyediakan perlindungan dan sandaran. Kamu akan menjalin
hubungan dengan guru-guru pelajaran agama, pemimpin kaum muda, rekan sebaya,
keluarga, dan pembimbing yang peduli padamu dan selalu siap membantu pada saat
senang dan susah.
5. Komunitas religius menaruh harapan tinggi pada kaum muda. Pemahaman akan potensi
besar membuat komunitas religius selalu memotivasi dan memfasilitasi remaja untuk
tumbuh dan berkembang menjadi dewasa, sukses dan berprestasi.
6. Komunitas religius menyediakan kesempatan agar kamu menjadi anggota kelompok
yang bisa berkontribusi.
7. Komunitas religius mendorong kamu untuk melayani orang lain. Orang yang terbaik
adalah orang yang paling banyak memberikan manfaat bagi orang lain.
8. Komunitas religius memupuk kemampuan bersosialisasi dan sifat kepemimpinan.
Komunitas ini memberi kesempatan pada remaja untuk memimpin, merencanakan
program, menjadi pemimpin agama bagi rekan-rekan sebaya dan anak yang lebih muda
melalui kegiatan positif.
9. Komunitas religus menawarkan stabilitas. Sesuatu yang dibuat oleh manusia pasti akan
mengalami perubahan. Hanya nilai-nilai dan ajaran agama yang berasal dari Tuhan
yang tidak akan pernah berubah.
FORMULIR Kode Dok. WK1/PRP/FO-001

Status Revisi 01
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Halaman 1 dari 2
BIMBINGAN DAN KONSELING
Tanggal Terbit 3 Januari 2017

Nama Sekolah : SMK YPE Sawunggalih


Tahun Ajaran : 2019/2020
Sasaran Layanan/Semester : XII /Gasal
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit

A Komponen Layanan Dasar


B Bidang Layanan Belajar
C Topik / Tema Layanan Peran (IQ,EQ,AQ,CQ dan SQ) dalam belajar
D Fungsi Layanan Pemahaman
E Rummusan Kompetensi Peserta didik/konseli memahami tentang kecerdasan baik
IQ,EQ, AQ, CQ dan SQ) dalam belajar
F Tujuan Layanan 1. Peserta didik/konseli dapat memahami pengertian
kecerdasan
2. Peserta didik/konseli dapat memahami cara melatih
IQ,EQ,AQ,CQ dan SQ
G Sasaran Layanan Kelas 12
H Materi Layanan 1. Pengertian kecerdasan
2. Cara melatih IQ,EQ,AQ,CQ dan SQ

I Waktu 2 Kali Pertemuan x 45 Menit


J Sumber Materi 1. Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal Bimbingan
dan Konseling untuk SMK-MAK kelas 12, Yogyakarta,
Paramitra Publishing
2. Triyono, Mastur, 2014, Materi Layanan Klasikal
Bimbingan dan Konseling bidang pribadi, Yogyakarta,
Paramitra
3. Hutagalung, Ronal. 2015. Ternyata Berprestasi
ItuMudah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
4. Eliasa Imania Eva, Suwarjo.2011.Permainan (games)
dalam Bimbingan dan Konseling.Yogyakarta: Paramitra

K Metode/Teknik Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab


L Media / Alat LCD, Power Point , Peran (IQ,EQ,AQ,CQ dan SQ) dalam
belajar
M Pelaksanaan
Tahap Uraian Kegiatan
1. Membuka dengan salam dan berdoa
2. Membina hubungan baik dengan peserta didik
(menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking)
1. Tahap Awal / 3. Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan
Pedahuluan Konseling
4. Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
1. Guru BK menayangkan media slide power point yang
berhubungan dengan materi layanan
2. Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungan
dengan materi layanan
3. Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab
2. Tahap Inti 4. Guru BK membagi kelas menjadi 6 kelompok, 1
kelompok 5- 6 orang
5. Guru BK memberi tugas kepada masing-masing
kelompok
6. Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok masing-
masing
7. Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian
kelompok lain menanggapinya, dan seterusnya bergantian
sampai selesai.
3. Tahap Penutup 1. Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan
yang terkait dengan materi layanan
2. Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat
menghadirkan Tuhan dalam hidupnya
3. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan
datang
4. Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
M Evaluasi
1. Evaluasi Proses Guru BK atau konselor melakukan evaluasi dengan
memperhatikan proses yang terjadi :
1. Melakukan Refleksi hasil, setiap peserta didik
menuliskan di kertas yang sudah disiapkan.
2. Sikap atau atusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan
3. Cara peserta didik dalam menyampaikan pendapat atau
bertanya
4. Cara peserta didik memberikan penjelasan dari
pertanyaan guru BK
2. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain :
1. Merasakan suasana pertemuan : menyenangkan/kurang
menyenangkan/tidak menyenangkan.
2. Topik yang dibahas : sangat penting/kurang penting/tidak
penting
3. Cara Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor
menyampaikan : mudah dipahami/tidak mudah/sulit
dipahami
4. Kegiatan yang diikuti : menarik/kurang menarik/tidak
menarik untuk diikuti

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
3. Instrumen penilaian.

Kutoarjo, Juni 2019


Verifikator,
Waka Kurikulum Guru BK

Agustina Pancawati, S.E Naufal Alaudin, S.Pd


Mengetahui,
Kepala SMK YPE Sawunggalih Kutoarjo

Tri Yulianto, S.Kom


Lampiran 1. Uraian Materi

a. Pengertian Kecerdasan (Intellegence)


IQ (Intellegence Quotient)
Kecerdasan intelektual adalah syarat minimum kompetensi. Intelegensi diartikan
sebagai keseluruhan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah, serta mengolah
dan menguasai lingkungan secara efektif (Marhten Pali, 1993). Konsep intelegensi yang
pertama kali di rintis oleh Alfred Bined 1964, mempercayai bahwa kecerdasan itu bersifat
tunggal dan dapat diukur dalam satuan angka yaitu intelegence Quotient (IQ)
Ini berdasarklan penelitian terbaru telah terungkap adanya multiple intelligence
(kecerdasan majemuk). Gardner, 1994 menemukan dalam setiap anak tersimpan 8
kecerdasan yang siap berkembang, yaitu :
1. Kecerdasan Linguistik (word smart = cerdas berbahasa)
2. Kecerdasan Matematik-logis (number smart = cerdas angka)
3. Kecerdasan Spasial (Cerdas gambar)
4. Kecerdasan Kinestetik-Jasmani (body smart = cerdas tubuh)
5. Kecerdasan Musikal (Cerdas music = nada suara)
6. Kecerdasan Interpersonal (Self smart = cerdas diri)
7. kecerdasan Intrapersonal (people smart = cerdas bergaul)
8. Kecerdasan Naturalis (cerdas alam)
Yang menggembirakan dari paradigma baru tentang intelligence adalah pandangan
bahwa TIDAK ADA MURID YANG BODOH ! Setiap anak punya kecerdasan yang
menonjol satu atau dua jenis dan siap untuk berprestasi.
EQ (Emotion Qoutient)
Penelitan mutakhir menjelaskan bahwa kecerdasan intelektual belumlah cukup. IQ
menyumbangkan 20% dari keberhasilan. Yang lebih banyak perannya dalam keberhasilan
seseorang adalah kecerdasan emosional (80%). Apakah kecerdasan emosional itu ?
Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali perasaan sendiri dan perasaan
orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, kemampuan mengelola emosi dengan
baik dan dalam berhubungan dengan orang lain. Jelaslah EQ sangat besar peranannya
untuk memilih segala kesuksesan termasuk sukses di bangku sekolah. Daniel Goldman
mengembangkan EQ menjadi 5 kategori dengan point-point yakni :
1. Kesadaran diri : kesadaran emosi diri menilai peribadi dan percaya diri
2. Pengaturan diri : pengendalian diri, sikap dapat dipercaya, waspada, adaptif dan
inovatif.
3. Motivasi : Dorongan berprestasi, komitmen, inisiatif dan optimism
4. Empati : memahami orang lain, pelayanan, membantu pengembangan orang lain,
menyikapi perbedaan dan kesadaran politis
5. Keterampilan social : pengaruh persuasi keterampilan berkomunikasi, kepemimpinan,
katalisator dan perubahannya, manajemen konflik, keakraban, kerjasama dan kerja tim.
AQ (Adversity Quotient)
Mengapa banyak orang yang jelas-jelas cerdas/berbakat tetapi gagal membuktikan
potensi dirinya ? Berapa banyak siswa yang memiliki IQ tinggi tetapi gagal dalam meraih
prestasi belajar ? Sebaliknya tidak sedikit orang yang memiliki IQ tidak tinggi tetapi justru
lebih unggul dalam presatis belajar. Pada umumnya ketika dihadapkan pada kesulitasn
dan tantangan hidup kebanyakan manusia menjadi loyo dan tidak berdaya. Mereka
berhenti berusaha sebelum dan kemampuannya benar-benar teruji. Banyak orang yang
gampang menyerah sebelum berperang. Mereka inilah yang dimaksudkan dengan rendah
Adversity Qoutientnya.
Adversity Qoetient adalah kemampuan / kecerdasan seseorang untuk dapat bertahan
menghadapi kesulitan-kesulitan dan mampu mengatasi tantangan hidup. Paul G Stoltz
adalah, penemu teori AQ ini berdasarkan penelitiannya ada tingkatan AQ pada masyarakat
manusia ini, yakni :
1. Tingkat ‘Quitters” (orang-orang yang berhenti)
Quitters adalah orang yang paling lemah AQnya. Ketika menghadapi berbagai
kesulitan hidup, mereka berhenti dan langsung menyerah mereka memilih untuk tidak
mendaki, mereka kelua, mundur dan menghindar dari kewajiban/tugas-tugas hidup.
Mereka tidak memanfaatkan peluang, potensi dan kesemapatan dalam hidup.
Contoh : seorang individu yang tidak berkutik hanya mengeluh ketika ditimpa kondisi
buruk, mislanya penderitaan, kemiskinan dan kebodohan dan lain-lainnya.
2. Tingkat “Campers” (Orang yang berkemah)
“Campers adalah AQ tingkat sedang. Awalnya mereka giat medaki, berjuang
menyelesaikan tantangan kehidupan. Namun ditengah perjalan mereka berhenti juga.
Mereka telah jenuh dan bosan, merasa sudah cukup, mengakhiri pendakian dengan
mencari tempat yang data dan nyaman.
Contohnya : seorang yang mengira bahwa sukses itu dalah yang pentidk sudah naik
kelas/lulus, meskipun pas-pasan saja. Sudah punya harta/jabatan baru sudah cukup sukses
di dunia sudah cukup !
3. Tingkat “Climbars” (Orang yang Mendaki)
Climbers adalah pendaki sejati. Oang yang seumur hidup mencurahkan diri kepada
pendakian hidup. Mereka paham dan sadar bahwa sukses itu bukan hanya dimensi fisik
material, tetapi seluruh dimensi : fisik, moral, sosial, spiritual dan seterusnya. Mereka
adalah orang yang selalu mencari hakikat hidup, hakikat manusia yang diciptakan sebagai
makhluk yang paling sempurna dan akan kembali kepada Sang maha Pencipta. Mendaki
hidup abadi, yang jauh lebih panjang.
CQ (CREATIVITY QOUTIENT)
Creativity / Kreativitas adalah potensi seseorang untuk memunculkan sesuatu yang
merupakan penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu dan teknologi serta semua
bidang dalam usaha lainnya
GUIL FORD mendiskripsikan 5 ciri kreativitas :
1. Kelancaran/Kefasihan :
Kemampuan memproduksi banyak ide.
2. Keluwesan :
Kemampuan untuk mengajukan bermacam-macam
pendekatan jalan pemecahan masalah.
3. Keaslian :
Kemampuan untuk melahirkan gagasan yang orisinal
sebagai hasil pemikiran sendiri.
4. Penguraian :
Kemampuan menguraikan sesuatu secara terperinci.
5. Perumusan Kembali :
Kemampuan untuk mengkaji kembali suatu persoalan
melalui cara yang berbeda dengan yang sudah lazim.
Beberapa Cara Memunculkan Gagasan Kreatifitas
1. Kuantitas Gagasan
Gagasan pertama sebagai cara untuk mendapatkan gagasan yang lebi baik. Pemilihan
dari bernagai gagasan
2. Brainstorming
untuk menambah gagasan yang telah ada, untuk mendapat gagasan yang orisinil
3. Sinektik
Membuat yang asing menjadi akrab menggunakan analogi dan metafora
4. Memfokuskan Tujuan
Membuat seolah-olah apa yang diinginkan akan terjadi besok
SQ (Spritual Qoutient)
Hasil penelitian di ratusan perusahaan dan kalangan eksekutif bisnis menunjukkan
bahwa spirit itu sungguh penting. Spirit menjadi salah satu faktor penentu sukses salah
satu contoh spirit mereka adalah keyakinan bahwa bisnis itu bermakna besar bagi diri,
keluarga dan masa depan umat manusia. Sebaliknya keringnya spirit akan meruntuhkan
seseorang atau perusahaan.
Pengertian Kecerdasan Spiritual (SQ)
Spiritual adalah initi dari pusat diri sendiri. Kecerdasan spiritual adalah sumber yang
mengilhami, melambangkan semangat dan mengikat diri seseorang kepada nilai-nilai
kebenaran tanpa bata waktu (Agus Nggermanto, 2010). M. Zuhri menambahkan, bahwa
SQ merupakan kecerdasan yang digunakan untuk “berhubungan” dengan Tuhan Yang
Maha Esa.
Ciri-ciri SQ Tinggi
Menurut Dimitri Mahayana (Agus Nggermanto, 2001), cirri-ciri orang yang ber-SQ tinggi
adalah :
1. Memiliki prinsip dan visin yang kuat
2. Mampu melihat kesatuan dalam keanekaragaman
3. Mampu memaknai setiap sisi kehidupan
4. Mampu mengelola dan bertahan dalam kesulitan dan penderitaan

b. Cara Melatih IQ, EQ, AQ, SC dan SQ


Melatih IQ, EQ, AQ, CQ dan SQ sekaligus, sangat menajamkan indera kita dalam
menangkap materi pelajaran, menajamkan pikiran dalam memahami intisari dari setiap
pokok bahasan serta memberikan dorongan kepada akal untuk menghindarkan diri dari
gangguan nafsu. Akhirnya konsentrasi kita akan lebih khusuk dan daya tangkap kita akan
lebih cemerlang. Memori-memori yang disimpan dalam brankas otak menjadi aman, tidak
rusak dan tidak hilang, serta dapat digunakan pada waktunya sesuai kebutuhan.

Caranya sebagai berikut :


No Cara Melatih
Jenis Kecerdasan
.
1. Intelegence Quotient Belajar dengan cara yang benar
(IQ) Banyak membaca, sering latihan,
selalu mengerjakan PR dan tugas-
tugas, menghafal dengan rutin.

2. Kalau tidak bisa tanya teman atau


Emotional guru kemudian dicoba sendiri
Quotient(EQ) sampai bisa
Belajarnya yang tekun, mulai dari
yang mudah dulu, terus bertahap
kepada yang sulit. Jangan cepat
menyerah, yang sabar. Kalau sudah
bisa mengerjakan soal yang biasa,
lalu tingkatkan dengan soal-soal baru
yang lebih sulit dan menantang
untuk melatih kreatifitas. Tapi hati-
hati kalau sudah pintar jangan terlalu
bangga dengan kemampuan sendiri,
sebaiknya tetap rendah hati dan tidak
meremehkan tugas.
3.

Creativity Quatient Dalam belajar, harus kreatif


(CQ) menemukan cara-cara yang efektif
dan efisien agar semangat belajar
bangkit terus dari mulai cara
menyenangi suatu pelajaran, menata
4. ruang belajar, dan lain sebagainya.

Adversity Quatient Dalam proses belajar, pasti akan


(AQ) menemukan banyak kendala atau
kesulitan. Harus selalu memiliki
sikap dan pikiran positif untuk
5. meraih prestasi belajar dengan
menjadikan kesulitan sebagai
motivasi untuk lebih giat belajar.

Spiritual Quotient Selalu berdo’a sebelum dan sesudah


(SQ) belajar, selalu ingat kepada Tuhan,
kewajiban beribadah jangan
ditinggalkan.
FORMULIR Kode Dok. WK1/PRP/FO-001

Status Revisi 01
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Halaman 1 dari 2
BIMBINGAN DAN KONSELING
Tanggal Terbit 3 Januari 2017

Nama Sekolah : SMK YPE Sawunggalih


Tahun Ajaran : 2019/2020
Sasaran Layanan/Semester : XII /Gasal
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit

A Komponen Layanan Dasar


B Bidang Layanan Karir
C Topik / Tema Layanan Meraih sukses dengan konsep “ABCD”
D Fungsi Layanan Pemahaman
E Rumusa Kompetensi Peserta didik/konseli memahami pentingnya cara untuk
meraiah kesuksesan serta mampu memahami konsep ABCD
untuk menumbuhkan semangat meraih sukses masa depan
F Tujuan Layanan 1. Peserta didik/konseli dapat memahami pengertian konsep
“ABCD”
2. Peserta didik/konseli dapat memahami hubungan cita-cita
dan karir
3. Peserta didik/konseli dapat memahami hubungan cita-cita
dan bakat/minat
4. Peserta didik/konseli dapat memahami hubungan cita-cita
dan strategi atau cara
5. Peserta didik/konseli dapat memahami hubungan cita-cita
dan do’a – dzikir
G Sasaran Layanan Kelas 12
H Materi Layanan 1. Konsep “ABCD”
2. Hubungan cita-cita dan karir
3. Hubungan cita-cita dan bakat/minat
4. Hubungan cita-cita dan strategi/cara
5. Hubungan cita-cita dan do’a-dzikir
I Waktu 2 Kali Pertemuan x 45 Menit
J Sumber Materi 1. Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal Bimbingan
dan Konseling untuk SMK-MAK kelas 12, Yogyakarta,
Paramitra Publishing
2. Triyono, Mastur, 2014, Materi Layanan Klasikal
Bimbingan dan Konseling bidang pribadi, Yogyakarta,
Paramitra
3. Hutagalung, Ronal. 2015. Ternyata Berprestasi
ItuMudah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
4. Eliasa Imania Eva, Suwarjo.2011.Permainan (games)
dalam Bimbingan dan Konseling.Yogyakarta: Paramitra

K Metode/Teknik Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab


L Media / Alat LCD, Power Point , Meraih sukses dengan konsep “ABCD”
M Pelaksanaan
Tahap Uraian Kegiatan
1. Membuka dengan salam dan berdoa
2. Membina hubungan baik dengan peserta didik
(menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking)
1. Tahap Awal / 3. Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan
Pedahuluan Konseling
4. Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
1. Guru BK menayangkan media slide power point yang
berhubungan dengan materi layanan
2. Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungan
dengan materi layanan
3. Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab
2. Tahap Inti 4. Guru BK membagi kelas menjadi 6 kelompok, 1
kelompok 5- 6 orang
5. Guru BK memberi tugas kepada masing-masing
kelompok
6. Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok masing-
masing
7. Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian
kelompok lain menanggapinya, dan seterusnya bergantian
sampai selesai.
3. Tahap Penutup 1. Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan
yang terkait dengan materi layanan
2. Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat
menghadirkan Tuhan dalam hidupnya
3. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan
datang
4. Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
M Evaluasi
1. Evaluasi Proses Guru BK atau konselor melakukan evaluasi dengan
memperhatikan proses yang terjadi :
1. Melakukan Refleksi hasil, setiap peserta didik
menuliskan di kertas yang sudah disiapkan.
2. Sikap atau atusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan
3. Cara peserta didik dalam menyampaikan pendapat atau
bertanya
4. Cara peserta didik memberikan penjelasan dari
pertanyaan guru BK
2. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain :
1. Merasakan suasana pertemuan : menyenangkan/kurang
menyenangkan/tidak menyenangkan.
2. Topik yang dibahas : sangat penting/kurang penting/tidak
penting
3. Cara Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor
menyampaikan : mudah dipahami/tidak mudah/sulit
dipahami
4. Kegiatan yang diikuti : menarik/kurang menarik/tidak
menarik untuk diikuti

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
3. Instrumen penilaian.

Kutoarjo, Juni 2019


Verifikator,
Waka Kurikulum Guru BK

Agustina Pancawati, S.E Naufal Alaudin, S.Pd


Mengetahui,
Kepala SMK YPE Sawunggalih Kutoarjo

Tri Yulianto, S.Kom


Lampiran 1. Uraian Materi

Meraih sukses dengan konsep “ABCD”


a. Pengertian Konsep “ABCD”
Merencanakan sukses masa depan dengan konsep “ABCD”, adalah bagaimana anda
mewujudkan sebuah keinginan dengan memperhatikan keseimbangan dan keselarasan
antara AMBISI, BAKAT DAN MINAT, CARA, DO’A
A (Ambisi Positif) : Ambisi, keinginan, cita-cita, impian, sesuatu yang ingin dicapai
dengan emosional yang kuat untuk meraihnya
B (Bakat - Minat) : Bakat dan minat yang dimiliki sebagai potensi diri yang harus
dioptimalkan untuk mendukung Ambisi
C (Cara - Strategi) : Cara, Strategi atau Alat yang harus digunakan untuk meraih impian,
cita-cita yang akan dicapai
D (Doa - Dzikir) : Do’a, meminta , memohon kepada Tuhan agar diberi kelancaran
dan keberhasilan untuk meraihnya (Selalu menghadirkan Tuhan
dalam setiap aktivitas)

b. Hubungan Cita-cita dan Karir


Cita-cita secara umum adalah harapan atau keinginan dalam hati yang akan berusaha
untuk diwujudkan. Dengan semangat bercita-cita maka kita akan termotivasi untuk
menggapai cita-cita kita tersebut, dan dengan motivasi itulah yang akan menjadi cambuk
bagi kita untuk terus giat dan lebih giat menuju kesuksesan cita-citanya. Ada yang ingin
jadi Pengusaha? ada yang ingin jadi Perwira POLRI? ada yang ingin jadi Musisi ? ada
yang ingin jadi olahragawan? Atau ada pula yang ingin menjadi dokter? dan masih
banyak cita-cita lainnya yang bisa kita pilih, namun untuk menggapai itu kita memerlukan
kerja keras, kita memerlukan pengorbanan, kita memerlukan semangat yang tinggi, jika
sudah begitu, Insya Allah cita-cita kita akan tercapai. Amiin.
Banyak sekali jenis karir yang bisa kita ambil contoh, misalnya saja, karir seorang
Perwira di Kesatuannya, ataupun karir seorang perwira TNI di kesatuannya, ataupun karir
seorang karyawan bank pada bank tempat dia bekerja, ataupun karir seorang musisi pada
dunia musiknya, ataupun karir seorang olahragawan pada kejuaraan-kejuaraan yang
dimenanginya, ataupun karir seorang dokter pa pada lembaga kesehatan tempat dia
mengabdi, dan lain sebagainya.
Jika kita melihat pengertian karir dan cita-cita di atas tentunya kita akan bertanya-
tanya, apakah ada kaitannya antara cita-cita seseorang dengan karirnya kelak??
Jawabannya “ada”, karena dengan memiliki cita-cita yang jelas maka tentunya akan
memiliki gambaran tentang karirnya, misalnya ada yang bercita-cita ingin menjadi dokter
hewan, misalnya karena hobi anda merawat hewan dan sebagainya tentunya ketika anda
benar-benar telah menjadi dokter hewan pekerjaan yang anda jalani tersebut terasa sangat
nyaman dan menyenangkan bagi anda, karena anda bekerja / berkarir pada bidang yang
anda sukai dan anda cita-citakan
Tips membuat cita-cita atau impian yang baik :
1. Cita-cita, impian atau tujuan harus spesifik
2. Memiliki tolak ukur dan indikator yang jelas
3. Tujuan dapat diuraikan menjadi langkah - langkah yang jelas bentuk aktivitasnya.
4. Pastikan hal itu sesuatu hal yang realistis.
5. Target waktu yang jelas
c. Hubungan Cita-cita dan Bakat/Minat
Dan jika anda telah menemukan cita-cita anda, maka sebaiknya anda menggali
informsi lebih banyak tentang hal-hal terkait cita-cita anda tersebut, misalnya saja terkait
masalah keahlian-keahlian tertentu yang harus anda miliki ketika anda ingin mewujudkn
cita-cita anda tersebut, dan lain sebagainya. anda pahami semua potensi yang ada baik
dalam secara fisik maupun psikis, kelebihan dan kekurangan yang anda miliki.
Bakat dan minat yang Anda miliki akan sangat mendukung terhadap cita-cita yang
akan diraih. Bakat adalah sesuatu kemampuan khusus yang dimiliki oleh setiap individu.
Bakat ini dapat berkembang dan tampak menonjol bilamana dilakukan latihan secara terus
menerus Bakat yang berkembang selain mendukung cita-cita / karier, juga dapat
menjadikan sebuat profesi atau jabatan baginya, bila berkesempatan untuk dikembangkan.
Orang yang memiliki bakat tersebut seyogyanya menyadari dalam mengambil keputusan
merencanakan masa depan secara serius sehubungan dengan bakat yang dimilikinya.
Minat Adalah salah satu tanda kemantapan dan kesiapan seseorang untuk memilih
cita-cita / kariernya dengan adanya dorongan yang kuat dalam belajar, pekerjaan atau
tugas-tugas yang dibebankannya. Minat sangat erat sekali hubungannya dengan perasaan
suka atau tidak suka, tertarik atau tidak tertarik, senang atau tidak senang. Minat seseorang
dapat berpengaruh pada pengambilan keputusan dalam merencanakan masa depan.
Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mengambangkan bakat dan minat adalah :
1. Cernati berbagai kelebihan, ketrampilan dan kemampuan yang dimiliki kemudian
yakinilah.
2. Tingkatkan konsep diri positif
3. Usahakan berbagai cara untuk meningkatkan minat dan bakat dengan terus menekuni
dan melatih kelebihan yang dimilikinya.
4. Jalin hubungan baik dengan siapapun dan selalu bersikap dan berpikir positif

d. Hubungan Cita-cita dan Strategi atau Cara


Berani bermimpi dan bercita-cita setinggi langit tentu baik. Tapi keberanian untuk
bermimpi itu juga harus diiringi dengan strategi atau cara yang mantap. Untuk sekedar
punya mimpi dan cita-cita itu mudah, tapi berapa banyak orang yang bener-bener
berpikir bagaimana cara membangun cita-cita itu supaya punya arah yang jelas, punya
tujuan yang konkrit, paham akan setiap konsekuensinya, dan juga dipikirkan secara serius
tahap demi tahapnya
Strategi adalah sebuah rencana serangan atau tindakan yang dirancang sedimikian
ruma untuk mencapai tujuan. Strategi yang bagus dan menjamin sukses bergantung pada
seberapa realistis, seberapa detail, dan seberapa rapi langkah-langkah dalam strategi
tersebut. Buatlah strategi baik sendiri maupun bersama sebuah tim, buat langkah-langkah
yang perlu, tentukan batas waktu eksekusinya, lalu tinjau ulang rencananya jika sudah
dilakukan
Strategi adalah terdiri dari dua komponen besar, yaitu cara - rencana - metodologi -
pendekatan dan komponen ketidakpastian - masa depan - ketidaktahuan - risiko -
keterbatasan. Untuk itu membutuhkan kerja keras dan cerdas untuk menemukan cara yang
efektif dan efisien untuk meriah cita-cita terbut. Cara atau strategi tersebut bisa
diwujudkan dalam bentuk kesiapan fisik dan psikisnya (mental), sarana dan prasarananya,
serta kesiapan sumber daya yang lainnya yang mendukung terhadap tercapainya cita-cita

e. Hubungan Cita-cita dan Do’a – Dzikir


Dalam usaha meraih apa yang kita cita-citakan, selain berusaha hendaklah kita
mengiringi usaha tersebut dengan banyak berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sebab
dialah yang mengatur hidup dan kehidupan ini. Setiap orang pasti menginginkan doanya
terkabul, agar doa yang kita panjatkan didengar dan dikabulkan oleh Tuhan, hendaknya
kita melaksanakan segala apa yang diperintahkanNya. Kita harus beribadah sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing. Seseorang yang rajin dan tekun beribadah akan
dekat dengan Tuhannya, jika hubungan dengan tuhannya telah dekat, maka apa yang
diminta biasanya akan diperhatikan dan dikabulkan. Tetapi apabila permintaannya tidak
dikabulkan, yakinlah bahwa apa yang Tuhan berikan itulah yang terbaik, Tuhan tidak
memberikan apa yang kita minta, tetapi Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan, itu
merupakan gambaran betapa maha pengasih dan penyayangnya Tuhan pada kita.
Dengan berdoa hati kita menjadi tentram dan tenang. Bagaimana tata krama berdoa
itu sendiri? Segala sesuatu ada aturan dan tata caranya, demikian juga dalam berdoa. Agar
doa yang kita panjatkan diterima oleh Tuhan hendaknya kita memperhatikan tatakrama
berdoa yaitu;
1. Memulai doa dengan memuji syukur kepada Tuhan atas segala nikmat dan kebaikan
yang diberikannya kepada kita.
2. Memohon atau berdoa dengan merendahkan diri. Ketika berdoa kepada Tuhan
hendaknya kita bersikap merendahkan diri penuh harap dan yakin bahwa Tuhan akan
mengabulkan permintaan kita.
3. Memohon sesuatu yang baik dan masuk akal misalnya berdoa agar diberi ilmu yang
bermanfaat, kesehatan lahir dan bathin, kemudahan dalam belajar, bekerja dan
sebagainya.
4. Tidak memohon sesuatu yang tidak baik dan tidak masuk akal. Memohon sesuatu yang
tidak baik misalnya berdoa agar orang lain mendapatkan celaka, sedangkan berdoa
yang tidak masuk akal misalnya berdoa agar bisa terbang seperti burung.
Yang terakhir adalah mengakhiri doa dengan memuji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
sebagaimana kita memulai doa.
FORMULIR Kode Dok. WK1/PRP/FO-001

Status Revisi 01
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Halaman 1 dari 2
BIMBINGAN DAN KONSELING
Tanggal Terbit 3 Januari 2017

Nama Sekolah : SMK YPE Sawunggalih


Tahun Ajaran : 2019/2020
Sasaran Layanan/Semester : XII /Gasal
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit

A Komponen Layanan Dasar


B Bidang Layanan Pribadi
C Topik / Tema Layanan Stress dan cara mengatasinya
D Fungsi Layanan Pemahaman
E Rumusan Kompetensi Peserta didik/konseli memahami tentang stress, gejala-gejala
stress dan faktor-faktor penyebabnya serta mampu mengatasi
stress yang dihadapi
F Tujuan Layanan 1. Peserta didik/konseli dapat memahami pengertian stress
2. Peserta didik/konseli dapat memahami faktor-faktor
penyebab dan dampak stress
3. Peserta didik/konseli dapat memahami cara mengatasi
stress
4. Peserta didik/konseli dapat memahami cara mengatasi
cemas hadapi ujian
G Sasaran Layanan Kelas 12
H Materi Layanan 1. Pengertian stress
2. Faktor-faktor penyebab dan dampak stress
3. Cara mengatasi stress
4. Cara mengatasi cemas hadapi ujian
I Waktu 2 Kali Pertemuan x 45 Menit
J Sumber Materi 1. Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal Bimbingan
dan Konseling untuk SMK-MAK kelas 12, Yogyakarta,
Paramitra Publishing
2. Triyono, Mastur, 2014, Materi Layanan Klasikal
Bimbingan dan Konseling bidang pribadi, Yogyakarta,
Paramitra
3. Hutagalung, Ronal. 2015. Ternyata Berprestasi
ItuMudah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
4. Eliasa Imania Eva, Suwarjo.2011.Permainan (games)
dalam Bimbingan dan Konseling.Yogyakarta: Paramitra

K Metode/Teknik Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab


L Media / Alat LCD, Power Point , Stress dan cara mengatasinya
M Pelaksanaan
Tahap Uraian Kegiatan
1. Membuka dengan salam dan berdoa
2. Membina hubungan baik dengan peserta didik
(menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking)
1. Tahap Awal / 3. Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan
Pedahuluan Konseling
4. Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
1. Guru BK menayangkan media slide power point yang
berhubungan dengan materi layanan
2. Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungan
dengan materi layanan
3. Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab
2. Tahap Inti 4. Guru BK membagi kelas menjadi 6 kelompok, 1
kelompok 5- 6 orang
5. Guru BK memberi tugas kepada masing-masing
kelompok
6. Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok masing-
masing
7. Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian
kelompok lain menanggapinya, dan seterusnya bergantian
sampai selesai.
3. Tahap Penutup 1. Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan
yang terkait dengan materi layanan
2. Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat
menghadirkan Tuhan dalam hidupnya
3. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan
datang
4. Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
M Evaluasi
1. Evaluasi Proses Guru BK atau konselor melakukan evaluasi dengan
memperhatikan proses yang terjadi :
1. Melakukan Refleksi hasil, setiap peserta didik
menuliskan di kertas yang sudah disiapkan.
2. Sikap atau atusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan
3. Cara peserta didik dalam menyampaikan pendapat atau
bertanya
4. Cara peserta didik memberikan penjelasan dari
pertanyaan guru BK
2. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain :
1. Merasakan suasana pertemuan : menyenangkan/kurang
menyenangkan/tidak menyenangkan.
2. Topik yang dibahas : sangat penting/kurang penting/tidak
penting
3. Cara Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor
menyampaikan : mudah dipahami/tidak mudah/sulit
dipahami
4. Kegiatan yang diikuti : menarik/kurang menarik/tidak
menarik untuk diikuti

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
3. Instrumen penilaian.

Kutoarjo, Juni 2019


Verifikator,
Waka Kurikulum Guru BK

Agustina Pancawati, S.E Naufal Alaudin, S.Pd


Mengetahui,
Kepala SMK YPE Sawunggalih Kutoarjo

Tri Yulianto, S.Kom


Lampiran 1. Uraian Materi

Stress dan cara mengatasinya


a. Pengertian Stress
Menurut Andas besar bahasa indonesia, ada 2 pengertian stress:
1. Gangguan atau kekacauan mental dan emosional
2. Tekanan.
Secara teknis psikologik, stress didefinisikan sebagai suatu respons penyesuaian
Seseorang terhadap situasi yang dipersepsinya menantang atau mengancam kesejahteraan
orang bersangkutan.
Jadi stress merupakan suatu respon fisiologik ataupun perilaku terhadap stressor hal
yang dipandang sebagai menyebabkan cekaman, gangguan keseimbangan (homeostasis),
baik internal maupun eksternal.
Dalam pengertian ini, bisa kita perjelas bahwa stress bersifat subjektif sesuai persepsi
orang yang memandangnya. Dengan perkataan lain apa yang mencekam bagi seseorang
belum tentu dipersepsi mencekam bagi orang lain. Mungkin Anda bertanya-tanya,
mengapa stress lebih banyak dialami oleh remaja? Hal ini disebabkan remaja cenderung
memperhatikan citra tubuhnya, rentan mengalami peristiwa yang penuh stres, mengalami
tekanan dalam penyesuaian diri dalam berinteraksi dengan orang lain. Hinton (1989)
mengatakan bahwa masa remaja merupakan masa perubahan hormonal, perubahan tingkat
dan pola hubungan sosial sehingga remaja cenderung mempersepsikan orang tua secara
berbeda. Selain itu, masa pertumbuhan remaja, jarang yang berlangsung dengan lancar.
Remaja yang mengalami depresi akan menjadi apatis dan menyalahkan dirinya sendiri
sehingga merasa enggan untuk mencari pertolongan.

b. Faktor – faktor Penyebab dan Dampak Stress


stressor adalah sumber yang dipersepsi seseorang atau sekelompok orang memberi
tekanan/cekaman terhadap keseimbangan diri mereka. Ada 3 sumber utama bagi stress,
yaitu :
1. Lingkungan
Lingkungan kehidupan memberi berbagai tuntutan penyesuaian diri seperti antara lain
: cuaca, kebisingan, kepadatan, tekanan waktu, standard prestasi, berbagai ancaman
terhadap rasa aman dan harga diri, tuntutan hubungan antar pribadi, penyesuaian diri,
perubahan keluarga.
2. Fisiologis
Perubahan kondisi tubuh : masa remaja; haid, hamil, proses menua, kecelakaan,
kurang gizi, kurang tidur, tekanan terhadap tubuh.
reaksi tubuh : reaksi terhadap ancaman dan perubahan lingkungan mengakibatkan
perubahan pada tubuh kita, menimbulkan stress.
3. Pikiran kita
Pikiran menginterpretasi dan menerjemahkan pengalaman perubahan dan menentukan
kapan menekan tombol panik. Bagaimana kita memberi makna atau label pada
pengalaman dan antisipasi ke depan, bisa membuat kita relax atau stress.
Gejala Stress
Ada sejumlah gejala yang bisa diditeksi secara mudah yaitu :
1. Gejala Fisiologis
Denyut jantung bertambah cepat, banyak berkeringat (terutama keringat dingin),
pernafasan terganggu, otot terasa tegang, sering ingin buang air kecil, sulit tidur, gangguan
lambung.
2. Gejala Psikologis
Resah, sering merasa bingung, sulit berkonsentrasi, sulit mengambil keputusan, tidak
enak perasaan, atau perasaan kewalahan (exhausted) dsb
3. Tingkah Laku
Berbicara cepat sekali, menggigit kuku, menggoyang-goyangkan kaki, ticks,
gemetaran, berubah nafsu makan ( bertambah atau berkurang).

Gejala-gejala Stress Pada Remaja


Anda dapat mengetahui apakah diri kalian mengalami depresi atau tidak maka Anda
perlu mengetahui gejala-gejala depresi pada remaja. Bagaimana gejala-gejala stress yang
dialami remaja ? ada beberapa gejala-gejala depresi pada remaja, yaitu:
1. Kehilangan minat dan kegembiraan pada hampir semua aktivitas dan hal ini hampir
terjadi setiap hari.
2. Berat badan mengalami penurunan, padahal tidak sedang melakukan diet. Atau justru
mengalami peningkatan berat badan lebih dari 5% dalam satu bulan. Atau mengalami
penurunan atau justru peningkatan nasfu makan hampir setiap hari.
3. Mengalami insomnia (kesulitan tidur) atau hipersomnia (suka tidur atau lebih banyak
tidur) hampir setiap hari.
4. Mengalami penurunan minat dalam melakukan aktivitas yang terjadi hampir setiap hari
dan kehilangan energi hampir setiap hari.
5. Merasa dirinya tidak berharga atau merasa bersalah yang berlebihan.
6. Kehilangan kemampuan untuk berpikir dan berkonsentrasi.
7. Munculnya perasaan sedih hampir setiap hari.
8. Munculnya pikiran-pikiran tentang kematian, ide bunuh diri yang berulang tanpa
rencana, atau adanya usaha percobaan bunuh diri.
Dampak Akibat Stress
Dampak stress dibedakan dalam 3 kategori, dampak Fisiologik, dampak psikologik
dan dampak perilaku behavioral
1. Dampak Fisiologis
Secara umum orang yang mengalami stress mengalami sejumlah gangguan fisik
seperti : mudah masuk angin, mudah pening-pening, kejang otot (kram), mengalami
kegemukan atau menjadi kurus yang tidak dapat dijelaskan, juga bisa menderita penyakit
yang lebih serius seperti , hypertensi, dst. Secara rinci dapat diklasifikasi sebagai berikut :
a. Gangguan pada organ tubuh,
- Muscle myopathy ; otot tertentu mengencang/melemah
- Tekanan darah naik ; kerusakan jantung dan arteri
- Sistem pencernaan; mag, diarrhea
b. Gangguan pada sistem reproduksi
- Amenorrhea; tertahannya menstruasi
- Kegagalan ovulasi pada wanita, impoten pada pria, kurang produksi semen pada pria
- Kehilangan gairah sex
c. Gangguan pada sistem pernafasan : asthma, bronchitis
d. Gangguan lainnya, seperti pening (migrane), tegang otot, rasa bosan, dst
2. Dampak Psikologis
• Keletihan emosi, jenuh, penghayatan ini merupakan tanda pertama dan punya peran
sentral bagi terjadinya burn – out.
• Terjadi depersonalisasi ; Dalam keadaan stress berkepanjangan, seiring dengan
kelelahan/keletihan emosi, kita dapat melihat ada kecenderungan yang bersangkutan
memperlakuan orang lain sebagai sesuatu ketimbang sesorang.
• Pencapaian pribadi yang bersangkutan menurun, sehingga berakibat pula
menurunnya rasa kompeten & rasa sukses.

3. Dampak Perilaku
• Manakala stress menjadi distress, prestasi belajar menurun dan sering terjadi tingkah
laku yang tidak berterima oleh masyarakat.
• Level stress yang cukup tinggi berdampak negative pada kemampuan mengingat
informasi, mengambil keputusan dan langkah tepat.
• Mahasiswa yang ‘over-stressed’ ~ stress berat seringkali banyak membolos atau
tidak aktif mengikuti kegiatan pembelajaran.
c. Cara Menangani Stress
Strategi Pencegahan
Untuk mencegah mengalami stress, setidaknya ada 3 lapis.
1. Lapis pertama - primary prevention, dengan cara merubah cara kita melakukan sesuatu.
Untuk keperluan ini kita perlu memiliki skills yang relevan, misalnya: skill mengatur
waktu, skill menyalurkan, skill mendelegasikan, skill mengorganisasikan, menata, dst.
2. Lapis kedua - Secondary prevention, strateginya kita menyiapkan diri menghadapi
stressor, dengan cara exercise, diet, rekreasi, istirahat, dst.
3. Lapis ketiga - Tertiary prevention, strateginya kita menangani dampak stress yang
terlanjur ada, kalau diperlukan meminta bantuan jaringan supportive ( social-network)
ataupun bantuan profesional.
Menangani Stress
1. S , Study skills
Ada banyak hal yang perlu dipelajari, yang ingin diketahui, ada banyak kegiatan yang
ingin diikuti, waktu terbatas. Oleh karena itu, agar tidak menjadi stress, seyogyanya
mahasiswa perlu memiliki berbagai skill belajar yang sesuai sehingga saya bisa belajar
secara efektif tetapi juga effisien dalam menggunakan daya dan waktu serta sumber
lainnya.
2. T, Tempo – Time management
Selain skill belajar, skill penting yang juga perlu Anda kuasai untuk menangani stress
adalah manajemen waktu, untuk keperluan tersebut siswa perlu memiliki paradigma waktu
yang tepat.
3. Rehat - Rest (istirahat)
Tubuh kita by default memerlukan jedah, istirahat. Kita perlu belajar bagaimana
speeding up, tetapi juga arif dan terampil untuk slowing down. Bila kita tidak memiliki
keterampilan istirahat, leisure, santai ( bukan leha-leha) maka besar kemungkinan kita
mengalami stress.
4. Eating & Exercise – Makan dan Olahraga Kebugaran
Tubuh kita membutuhkan asupan yang seimbang, tetapi juga‘exercise’ yang
memadai,agar bisa bugar. Bandingkan apabila kita mempergunakan suatu peralatan baru
biasanya kita terlebih dalulu membaca buku manual yang disertakan oleh pabrik pencipta
peralatan tersebut, Oleh karena itu sebetulnya perlu kita cermati asupan apa yang baik
untuk tubuh ini, menurut manual dari Penciptanya.
5. Self-talk - Percakapan kalbu
Sejak kecil kita punya ‘perlengkapan’ berpkir yaitu percakapan kalbu, dimana kita
biasa mendengar apa yang kaya hati atau hati nurani katakana kepada kita. Isi percakapan
itu bias positif, membuat kita optimist, tetapi seringkali juga negative, membuat kita
tertekan-stress. Kita masih perlu lebih mengembangkan arah percakapan dari kita kepada
hati nurani ataupun kata hati kita, sehingga terjadi percakapan timbal-balik antarakita
dengan diri kita. Dalam hal menangani stress, kita perlu bisa secara sadar meng-ganti isi
percakapan yang tidak mendukung dengan kalimatyang bisa mendukung kita. Langkah ini
biasa disebut percakapan kalbu: stop-ganti yang bisa kita latihkan di diri kita.
6. Social support - jaringan pendukung
Manusia adalah makhluk sosial, jadi pada hakikatnya tidak tahan sendirian, butuh
perasaan tidak sendiri, tetapi punya sejumlah orang yang saling peduli, yang akan merasa
kehilangan manakala lama tidak saling bertemu atau berkomunikasi. Dalam keadaan stress
sebaiknya kita berusaha bertemu dengan teman, sehingga paling tidak kita tetap
punyapenghayatan tidak sendirian yang sungguh mencekam.

d. Menangani Cemas Hadapi Ujian


Cemas menghadapi ujian atau test adalah salah satu bentuk stress yang lumrah
dihadapi oleh hampir semua orang, bagaimana kita sebaiknya menangani stress tersebut.
Cemas hadapi ujian adalah respons kita atas situasi ujian, respons yang kita peroleh dan
ulangi sejak kecil, yang seperti juga semua hasil perolehan belajar lainnya, respon tersebut
bisa diubah.
Kecemasan dalam kadar sedikit, tidak apa-apa, malah bagus sebab bisa memotivasi kita
untuk belajar lebih giat mempersiapkan diri menghadapi ujian. Namun demikan, apabila
kecemasan tersebut sudah berlebihan, bisa menjadi distress, justru akan membuat prestasi
kita terganggu sebab kita tidak bisa berpikir dengan jernih.
Cara mengatasi kecemasan ujian:
1. Biasakan diri dengan situasi ujian, dengan cara antara lain :
a. Kenali ruang dimana kita akan ujian
b. Belajar memadai, dan banyak berlatih sesuai tipe ujian ( open-end, multiple choice
ataukan essay ) yang akan dihadapi
c. Berlatih berprestasi dalam waktu terbatas, seperti di ujian.
2. Kendalikan emosi, pikiran dan tindakan
a. Hindari kecenderungan meragukan diri
Apabila kita memang ragu kurang menguasai bahan, tidak adacara lain cobalah
belajar, kuasai secara memadai. Selanjutnya apabila ada percakapan pikiran
negative, lakukan teknik ‘sop-ganti’ berikut
- Metode ‘STOP Pikiran’
Kita merasakan kecemasan karena kita dihantui oleh pikiran negative tentang
kesulitan / hambatan / ketidakmampuan atau ketidak berdayaan kita dalam ujian
nanti. Bahkan bisa saja kita dibayangi pikiran negative lainnya seperti, “ Wah saya
pernah berbeda pendapat dengan guru itu, jangan-jangan dia masih sentimen….,dst”.
Selanjutnya rasa cemas ini akan meneguhkan bahkan menambah asosiasii pikiran
negative yang kembali dan dirasakan lebih resah dan cemas lagi. Jadi strateginya
adalah menghentikan pikiran negative tersebut.

- Mengatur arus berbagai pikiran dan refocus


Kadang-kadang ada banyak arus pikiran bergerak dalam mental/mind kita, simpang
siur, saling menyerobot. Oleh karenanya perlu diatur, perlu ditertibkan, dan
difokuskan pada satu pokok pikiran setiap saatnya. Perludicatat tidak selamanya kita
perlu mengikuti satu alur pikir ( linier ), kadang-kadang diperlukan kita menyebrang
alur (lateral) . Hal itu boleh boleh saja, bahkan seringkali diperlukan untuk kerja
kreatif. Akan tetapi tetap perlu diupayakan tertib, focus pada satu gagasan, dalam hal
ini hanya idea yang relevan berkaitan dengan ujian. Gagasan lainnya, ditunda dan
diberi jadwal lain, tetapi perlu ditanggapi supaya tidak menganggu. Bila kita dapat
mengatur pikiran dengan lebih tertib, maka muncul-mya gagasan yang relevan akan
menolong kita lebih percaya diri, dan dengan demikian, merangsang muncul pikiran
iringannya.
b. Ramah dan beri diri kita dukungan moril
c. Berpikirlah realistic, ujian hanya merupakan salah satu cara evaluasi, bukan segala-
galanya
d. Berdamai dengan diri siap hadapi yang terburuk ~ tidak lulus ujian, bukanlah akhir
segalanya, bukan kiamat.
3. Persiapkan Fisik
a. Asupan nutrisi yang sesuai untuk situasi ujian ( tidak terlalu kenyang, bergizi dan
seimbang )
b. Cukup istirahat, relaks
c. Sebaiknya tetap lakukan exercise seperlunya.
4. Pelajari skill relaksasi yang amat menolong segera
a. Tarik nafas dalam secara teratur
Metode ini merupakan teknik yang paling sederhana, yang bias menolong kita
menenangkan respons fisiologik/faal yang ditimbulkan oleh perasaan kita.
b. Teknik Relaksasi lainnya seperti ‘progressive relaxation’
c. Bermeditasi, berdoa dan upaya spiritual lainnya
FORMULIR Kode Dok. WK1/PRP/FO-001

Status Revisi 01
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Halaman 1 dari 2
BIMBINGAN DAN KONSELING
Tanggal Terbit 3 Januari 2017

Nama Sekolah : SMK YPE Sawunggalih


Tahun Ajaran : 2019/2020
Sasaran Layanan/Semester : XII /Gasal
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit

A Komponen Layanan Dasar


B Bidang Layanan Pribadi
C Topik / Tema Layanan Cara menjaga kesehatan tubuh
D Fungsi Layanan Pemahaman
E Rumusan Kompetensi Peserta didik/konseli memahami pentingnya menjaga
kesehatan tubuh serta mampu untuk membiasakan diri
dengan pola hidup bersih dan sehat
F Tujuan Layanan 1. Peserta didik/konseli dapat memahami pentingnya
kesehatan
2. Peserta didik/konseli dapat memahami cara menjaga
kesehatan
3. Peserta didik/konseli dapat memahami manfaat kesehatan
secara langsung
G Sasaran Layanan Kelas 12
H Materi Layanan 1. Pentingnya kesehatan
2. Cara menjaga kesehatan
3. Manfaat kesehatan secara langsung
I Waktu 2 Kali Pertemuan x 45 Menit
J Sumber Materi 1. Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal Bimbingan
dan Konseling untuk SMK-MAK kelas 12, Yogyakarta,
Paramitra Publishing
2. Triyono, Mastur, 2014, Materi Layanan Klasikal
Bimbingan dan Konseling bidang pribadi, Yogyakarta,
Paramitra
3. Hutagalung, Ronal. 2015. Ternyata Berprestasi
ItuMudah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
4. Eliasa Imania Eva, Suwarjo.2011.Permainan (games)
dalam Bimbingan dan Konseling.Yogyakarta: Paramitra
K Metode/Teknik Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab
L Media / Alat LCD, Power Point , Cara menjaga kesehatan tubuh
M Pelaksanaan
Tahap Uraian Kegiatan
1. Membuka dengan salam dan berdoa
2. Membina hubungan baik dengan peserta didik
(menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking)
1. Tahap Awal / 3. Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan
Pedahuluan Konseling
4. Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
1. Guru BK menayangkan media slide power point yang
berhubungan dengan materi layanan
2. Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungan
dengan materi layanan
3. Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab
2. Tahap Inti 4. Guru BK membagi kelas menjadi 6 kelompok, 1
kelompok 5- 6 orang
5. Guru BK memberi tugas kepada masing-masing
kelompok
6. Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok masing-
masing
7. Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian
kelompok lain menanggapinya, dan seterusnya bergantian
sampai selesai.
3. Tahap Penutup 1. Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan
yang terkait dengan materi layanan
2. Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat
menghadirkan Tuhan dalam hidupnya
3. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan
datang
4. Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
M Evaluasi
1. Evaluasi Proses Guru BK atau konselor melakukan evaluasi dengan
memperhatikan proses yang terjadi :
1. Melakukan Refleksi hasil, setiap peserta didik
menuliskan di kertas yang sudah disiapkan.
2. Sikap atau atusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan
3. Cara peserta didik dalam menyampaikan pendapat atau
bertanya
4. Cara peserta didik memberikan penjelasan dari
pertanyaan guru BK
2. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain :
1. Merasakan suasana pertemuan : menyenangkan/kurang
menyenangkan/tidak menyenangkan.
2. Topik yang dibahas : sangat penting/kurang penting/tidak
penting
3. Cara Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor
menyampaikan : mudah dipahami/tidak mudah/sulit
dipahami
4. Kegiatan yang diikuti : menarik/kurang menarik/tidak
menarik untuk diikuti

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
3. Instrumen penilaian.

Kutoarjo, Juni 2019


Verifikator,
Waka Kurikulum Guru BK

Agustina Pancawati, S.E Naufal Alaudin, S.Pd


Mengetahui,
Kepala SMK YPE Sawunggalih Kutoarjo

Tri Yulianto, S.Kom


Lampiran 1. Uraian Materi

Cara menjaga kesehatan tubuh


a. Pentingnya Kesehatan
Kesehatan adalah yang terpenting dari segalanya. Utamakan kesehatan anda dari
pada hal yang lainnya dengan cara menjaga kesehatan anda dengan benar dan tepat,
mengingat manfaat kesehatan melebihi segalanya dan lebih berharga dari pada harta
sekalipun.

Kesehatan pada dasarnya dimiliki oleh setiap orang, namun banyak orang dalam
hidupnya tidak ingin menghabiskan kegiatan yang bersangkutan dengan nilai kesehatan,
kesehatan adalah nilai yang fantastis harga tinggi, praktis tidak ada nilai yang terukur yang
tak tertandingi dengan harga apapun, Anda mungkin memiliki banyak harta, uang
melimpah, motor, mobil mewah, rumah seperti istana, tetapi jika penyakit yang diderita
setiap kali pasti itu tidak ada nilainya sama sekali. Mari kita lihat saudara-saudara yang
telah berbaring di rumah sakit, bagaimana mereka mengharapkan suatu kesembuhan. Kita
telah diberikan nikmatnya sehat sehingga bisa beraktivitas serta menikmati apa saja yang
kita inginkan. Kita harus bisa merawat dan menjaga kesehatan, agar dapat mensyukuri
setiap nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan. Untuk menjaga kesehatan tidak
membutuhkan biaya yang besar, tapi membutuhkan suatu kedisiplinan serta selalu berpikir
dan bersikap positif.

b. Cara Menjaga Kesehatan


Berikut ini ada beberapa cara untuk menjaga kesehatan tubuh agar tetap tetap fit dan
tidak mudah sakit :

1. Menjaga Pola Makan


Cara pertama yang bisa Anda lakukan dengan menjaga pola makan, jangan pernah
meninggalkan sarapan dan selalu atur jam makan anda. Orang yang tidak bisa mejaga
pola makannya dia akan mudah sekali terkena penyakit maag. Gejala penyakit maag
pertama yang akan dirasakan orang yang tidak memiliki pola makan yang teratur
adalah perut terasa melilit dan sering terkena sakit perut.

2. Mengkonsumsi Gizi Seimbang


Sudah tidak asing lagi tentang makanan dengan gizi seimbang, makanan dengan gizi
seimbang adalah yang 4 sehat dan 5 sempurna. Semua gizi makanan ada di makanan 4
sehat dan 5 sempurna. Memang karena faktor ekonomi banyak masyarakat yang ada di
Indonesia tidak bisa melakukan pola makan seperti itu.

3. Hindari Makan Berlebihan


Ada banyak bahaya yang bisa ditimbulkan dari memakan makanan yang berlebihan,
salah satu bahayanya adalah bisa memicu obesitas. Obesitas sendiri merupakan sumber
dari berbagai macam penyakit yang serius misalnya saja adalah serangan jantung dan
juga penyakit stroke.
4. Hindari Makanan Sampah
Makanan sampah disebut juga dengan junk food, junk food merupakan makanan
sampah sebab di dalam makanan itu tidak ada nutrisinya sama sekali. Justru makanan
itu merupakan sumber penyakit bagi tubuh. Junk food adalah makanan yang
mengandung lemak jenuh tinggi dan lemak jenuh merupakan sumber penyakit jantung
koroner. Agar tubuh tidak mudah sakit tentunya anda harus menghindari makanan junk
food tersebut.

5. Konsumsi Cukup Cairan


Untuk menjaga tubuh tetap sehat dan tidak mudah sakit ada baiknya anda mencukupi
kebutuhan cairan di dalam tubuh anda. Ada banyak bahaya dan untuk organ-organ yang
ada di dalam tubuh manusia. Kekurangan cairan di dalam tubuh bisa menyebabkan
aliran darah dan juga aliran oksigen di pembuluh darah menjadi terganggu akibatnya
adalah darah menjadi kental.

6. Olahraga Secara Teratur


Bagi orang yang belum memiliki penyakit jantung anda bisa berolahraga berat selama
30 menit dalam sehari, olahraga itu bisa digunakan untuk melancarkan peredaran darah
yang ada di dalam tubuh manusia. Olahraga ini juga berguna untuk membakar lemak
yang ada di dalam tubuh manusia.

7. Cuci Tangan
Untuk tidak mudah sakit anda bisa cuci tangan sebelum makan. Sudah diketahui
sebelumnya jika tangan yang terkena kuman akan mudah sekali masuk ke dalam tubuh.
Kuman itu nantinya akan menyebabkan berbagai macam gangguan kesehatan. Ada
banyak bahaya tidak mencuci tangan sebelum makan salah satunya adalah akan
menyebabkan sakit perut.

8. Istirahat yang Cukup


Istirarahat yang cukup dan memiliki jam tidur yang teratur merupakan kunci sehat yang
harus anda lakukan. Orang banyak yang terkena penyakit sebab jam tidur mereka
serampangan. Mereka banyak yang tidur sudah larut malam kemudian bangun terlalu
pagi. Alasan pekerjaan membuat mereka melakukan pola hidup yang tidak sehat.
Setelah seharian bekerja tubuh perlu istirahat agar organ yang ada di dalam tubuh juga
tidak bekerja terlalu keras.

9. Mencukupi Kebutuhan Serat


Agar tubuh tetap sehat anda memerlukan makanan yang berserat untuk menjaga tubuh
anda tetap sehat dan fit. Makanan yang berserat itu berfungsi untuk menghindarkan dari
sembelit dan juga menyehatkan organ pencernaan.

10. Kendalikan Stres


Untuk menjaga tubuh agar tetap sehat anda bisa mengendalikan stress yang anda miliki.
Jangan pernah menganggap remeh penyakit stress ini. Stress yang tidak segera diatasi
akan berubah menjaid depresi. Depresi merupakan tingkatan gangguan psikis yang
lebih membahayakan dibandingkan dengan stress.

11. Cukupi Kebutuhan Vitamin


Tubuh kita membutuhkan asupan vitamin untuk cara menjaga kesehatan tubuh agar
tetap fit dan sehat. Asupan vitamin yang bisa digunakan untuk menjaga kesehatan
tubuh adalah vitamin D dan juga vitamin C. Akibat kekurangan vitamin D adalah akan
membuat tubuh menjadi mudah terkena kuman dan virus.

12. Mengkonsumsi Supplemen


Bagi anda yang memiliki mobilitas sangat tinggi dan memiliki kesibukan yang tinggi
tidak ada salahnya anda mengkonsumsi suplemen penambah tenaga untuk menjaga
energi yang ada di dalam tubuh anda. Suplemen ini berguna untuk menjaga tubuh anda
dari kelelahan.

13. Menjaga Hiegienitas Makanan


Pastikan makanan yang anda makan bersih dari kuman dan virus. Memang lebih aman
jika anda memasak makanan anda sendiri di rumah dan tidak membiasakan diri jajan
sembarangan.

14. Berpikiran Positif


Pikiran positif sangat penting bagi kehidupan anda dan kesehatan anda. Ketika anda
suka berfikiran buruk, energi yang buruk pun akan menyelimuti tubuh anda. Begitupula
sebaliknya. Pikiran yang buruk pun pemicu stress sehingga anda patut menghindarinya.
c. Manfaat Kesehatan
Secara Langsung
Ada berbagai manfaat kesehatan yang kita peroleh secara langsung, diantaranya :
1. Mengurangi pengeluaran.
Manfaat yang pertama ini sudah jelas sekali. Bayangkan saja jika anda sedang sakit tentu
akan mengeluarkan biaya yang lumayan banyak untuk ke rumah sakit dan membeli segala
jenis obat.
2. Menambah pemasukkan.
Jika tubuh anda dalam keadaan sehat alami tentu kita dapat bekerja secara total dan segar
bugar untuk mencari uang, hal ini tentu akan menambah pemasukkan kita dibandingkan kita
sedang sakit.
3. Menghemat waktu.
Mengapa salah satu manfaat kesehatan adalah untuk menghemat waktu? hal ini dikarenakan
banyaknya kegiatan dan tugas yang akan tertunda jika kita sedang sakit. Bayangkan berapa
banyak tugas yang akan tertunda jika kita sakit dan berapa banyak tugas yang akan kita
kerjakan jika kita dalam keadaan sehat. Tentu waktu kita tidak akan terbuang sia-sia jika
dalam keadaan sakit. Tapi, jika kita dalam keadaan sehat, waktu itu akan termanfaatkan
dengan baik.

Secara Tidak Langsung


Manfaat Kesehatan secara tidak langsung tidak kalah pentingnya dengan manfaat sehat
secara langsung. Berikut beberapa manfaat yang akan kita peroleh secara tidak langsung jika kita
terus dalam kondisi sehat.
1. Peluang Untuk Sukses.
Sukses hanya dapat kita peroleh dengan kerja keras dan juga dukungan kesehatan pada diri
kita.Kegiatan harian kita tidak akan terganggu jika kita dalam keadaan sehat.
2. Tabungan Masa Depan.
Jika kita dalam keadaan sehat maka kita akan menabung untuk masa depan kita. Tabungan ini
dapat berupa kegiatan positif ataupun kegiatan amal yang kita lakukan sehari hari.
FORMULIR Kode Dok. WK1/PRP/FO-001

Status Revisi 01
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Halaman 1 dari 2
BIMBINGAN DAN KONSELING
Tanggal Terbit 3 Januari 2017

Nama Sekolah : SMK YPE Sawunggalih


Tahun Ajaran : 2019/2020
Sasaran Layanan/Semester : XII /Gasal
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit

A Komponen Layanan Dasar


B Bidang Layanan Sosial
C Topik / Tema Layanan Dampak pernikahan di usia muda
D Fungsi Layanan Pemahaman
E Rumusan Kompetensi Peserta didik/konseli dapat memahami pernikahan di usia
muda. Faktor penyebab dan dampaknya serta memahami cara
mengatasi masalah yang terkait dengan pernikahan usia muda
F Tujuan Layanan 1. Peserta didik/konseli dapat memahami pengertiaan
pernikahan, keluarga, pernikahan di usia muda
2. Peserta didik/konseli dapat memahami faktor penyebab
pernikahan diusia muda lintas
3. Peserta didik/konseli dapat memahami cara mengatasi
pernikahan di usia muda
G Sasaran Layanan Kelas 12
H Materi Layanan 1. Pengertiaan pernikahan, keluarga, pernikahan di usia
muda
2. Faktor penyebab pernikahan diusia muda lintas
3. Cara mengatasi pernikahan di usia muda
I Waktu 2 Kali Pertemuan x 45 Menit
J Sumber Materi 1. Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal Bimbingan
dan Konseling untuk SMK-MAK kelas 12, Yogyakarta,
Paramitra Publishing
2. Triyono, Mastur, 2014, Materi Layanan Klasikal
Bimbingan dan Konseling bidang pribadi, Yogyakarta,
Paramitra
3. Hutagalung, Ronal. 2015. Ternyata Berprestasi
ItuMudah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
4. Eliasa Imania Eva, Suwarjo.2011.Permainan (games)
dalam Bimbingan dan Konseling.Yogyakarta: Paramitra
K Metode/Teknik Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab
L Media / Alat LCD, Power Point , Dampak pernikahan di usia muda
M Pelaksanaan
Tahap Uraian Kegiatan
1. Membuka dengan salam dan berdoa
2. Membina hubungan baik dengan peserta didik
(menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking)
1. Tahap Awal / 3. Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan
Pedahuluan Konseling
4. Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
1. Guru BK menayangkan media slide power point yang
berhubungan dengan materi layanan
2. Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungan
dengan materi layanan
3. Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab
2. Tahap Inti 4. Guru BK membagi kelas menjadi 6 kelompok, 1
kelompok 5- 6 orang
5. Guru BK memberi tugas kepada masing-masing
kelompok
6. Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok masing-
masing
7. Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian
kelompok lain menanggapinya, dan seterusnya bergantian
sampai selesai.
3. Tahap Penutup 1. Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan
yang terkait dengan materi layanan
2. Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat
menghadirkan Tuhan dalam hidupnya
3. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan
datang
4. Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
M Evaluasi
1. Evaluasi Proses Guru BK atau konselor melakukan evaluasi dengan
memperhatikan proses yang terjadi :
1. Melakukan Refleksi hasil, setiap peserta didik
menuliskan di kertas yang sudah disiapkan.
2. Sikap atau atusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan
3. Cara peserta didik dalam menyampaikan pendapat atau
bertanya
4. Cara peserta didik memberikan penjelasan dari
pertanyaan guru BK
2. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain :
1. Merasakan suasana pertemuan : menyenangkan/kurang
menyenangkan/tidak menyenangkan.
2. Topik yang dibahas : sangat penting/kurang penting/tidak
penting
3. Cara Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor
menyampaikan : mudah dipahami/tidak mudah/sulit
dipahami
4. Kegiatan yang diikuti : menarik/kurang menarik/tidak
menarik untuk diikuti

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
3. Instrumen penilaian.

Kutoarjo, Juni 2019


Verifikator,
Waka Kurikulum Guru BK

Agustina Pancawati, S.E Naufal Alaudin, S.Pd


Mengetahui,
Kepala SMK YPE Sawunggalih Kutoarjo

Tri Yulianto, S.Kom


Lampiran 1. Uraian Materi

Dampak pernikahan di usia muda


a. Pengertian Pernikahan, Remaja, Keluarga, Pernikahan Usia Muda
Menurut Undang-undang Perkawinan No.1 tahun 1974 :
1. Pernikahan adalah ikatan batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai
seorang suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Untuk laki-laki minimal sudah berusia 19 tahun dan untuk perempuan harus sudah
berusia minimal 16 tahun
3. Jika menikah dibawah usia 21 tahun harus disertai dengan ijin kedua atau salah satu
orang tua yang ditunjuk sebagai wali.
Remaja (adolescent) berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau
tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang
mencakup kematangan mental, emosional spirit dan fisik (Hurlock, 1992). Erikson (dalam
Hurlock, 1990) menyatakan bahwa masa remaja adalah masa kritis identitas atau masalah
identitas – ego remaja.
remaja adalah individu yang sedang berada pada masa peralihan dari masa anak-anak
menuju masa dewasa yang lebih mandiri dan ditandai dengan perkembangan yang sangat
cepat dari aspek fisik, psikis, dan spirit.
Keluarga adalah suatu kumpulan dari masyarakat terkecil, yang terdiri dari pasangan
suami istri, anak-anak, mertua dan sebagainya. Rumah tangga yang bahagia adalah
keluarga yang tenang dan tentram, rukun dan damai. Dalam keluarga itu terjalin hubungan
yang mesra dan harmonis di antara semua anggota keluarga dengan penuh kelembutan dan
kasih sayang. Untuk mewujudkan keharmonisan diperlukan adanya faktor keserasian,
faktor keselarasan, dan faktor keseimbangan. Faktor–faktor ini hanya dimiliki oleh
pasangan–pasangan yang sudah memiliki kematangan dalam segala tindakan, jika
kematangan ini belum dimiliki akan banyak mengalami masalah dan kendala yang
dihadapi dalam mengarungi kehidupan rumah tangga. Keluarga merupakan lembaga yang
sangat penting dalam proses pendidikan anak, dan sangat menentukan dalam pembentukan
kepribadian serta kemampuan anak.
Ada banyak pengertian pernikahan usia muda, diantaranya: (1) pengertian secara
umum, merupakan instituisi agung untuk mengikat dua spirit lawan jenis yang masih
remaja dalam satu ikatan keluarga, (2) menurut Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono,
pernikahan usia muda adalah sebuah nama yang lahir dari komitmen moral dan keilmuan
yang sangat kuat, sebagai sebuah solusi spiritual. Jadi, cukup logis kalau pernikahan itu
dinilai bukan sekedar tali pengikat untuk menyalurkan kebutuhan biologis (tiket hubungan
seksual yang sah), tetapi juga harus menjadi media aktualisasi ketaqwaan. Oleh karena itu,
untuk memasuki jenjang pernikahan dibutuhkan persiapan-persiapan yang matang
(kematangan fisik, psikis, maupun spiritual).

b. Faktor Penyebab Pernikahan di Usia Muda


Faktor penyebab terjadinya pernikahan usia muda pada kalangan remaja, yaitu:
1. Faktor Pribadi
Tidak sedikit pasangan memiliki alasan yang salah ketika menikah, sehingga terjebak
pada pernikahan yang sebetulnya tak diinginkan. Agar pernikahan berjalan langgeng,
sebaiknya para pasangan memiliki alasan yang kuat dan benar untuk menikah.
Beberapa alasan pribadi yang salah antara lain: agar bisa menjauh dari orangtua dan
mendapat kebebasan, agar bisa menyalurkan hasrat seksual, untuk menghilangkan rasa
sepi, agar mendapatkan kebahagiaan, agar bisa menjadi pribadi yang dewasa, karena
telanjur hamil, karena pasangan mencintai anda, untuk mendapatkan uang atau
kesejahteraan finansial yang lebih baik.
2. Faktor Keluarga
Kian maraknya seks bebas dikalangan remaja dan dewasa muda, maupun meningkatnya
angka aborsi setidaknya menjadi indikator tingkat pergaulan bebas sudah berada pada
tahap mengkhawatirkan dan harus segera dipikirkan solusinya. Salah satu jalan yang
dipikirkan keluarga, walaupun bukan yang mutlak adalah menikahkan pasangan remaja
di usia muda.
3. Faktor Lainnya
• Faktor Budaya
Maraknya kawin di usia muda ini berkaitan dengan kultur yang berkembang di
masyarakat. Bagi sebagian masyarakat, seorang anak perempuan harus segera
berkeluarga karena takut tidak laku dan tak kunjung menikah di usia 20-an tahun.
• Faktor Pendidikan
Sebagian orang tua yang masih belum paham pentingnya pendidikan memaksa anak-
anak mereka untuk segera menikah. Hal itu biasanya terjadi setelah remaja lulus
SMP atau bahkan belum. Mereka menganggap, pendidikan tinggi itu tidak penting.
• Faktor Ekonomi
Penyebab lain praktek ini masih saja ditemui antara lain karena kemiskinan.
Tingginya angka kawin muda dipicu oleh rendahnya kemampuan ekonomi
masyarakat atau kesulitan ekonomi, maka agar tidak terus membebani secara
ekonomi karena orang tua juga tidak sanggup lagi membiayai pendidikan anak,
orang tua mendorong anaknya untuk menikah agar bisa segera mandiri.
• Faktor Hukum
Hukum negara yang lemah merupakan salah satu penyebab anak-anak tidak
terlindungi dari praktek ini. Negara mengabaikan terjadinya pelanggaran hak-hak
anak padahal negara wajib melindungi warganya khususnya anak-anak dari keadaan
bahaya.

Dampak Pernikahan di Usia Muda


1. Tingginya Angka Kematian Ibu dan Anak serta Gangguan Kesehatan Lainnya.
2. Penyakit HIV
3. Kanker Leher Rahim
4. Depresi Berat (Neoritis Deperesi)
5. Pernikahan yang Tidak Berkekuatan Hukum.
6. Munculnya Pekerja Anak
7. Kekerasan dalam Rumah Tangga
8. Konflik yang Berujung Perceraian
9. Banyaknya Anak Terlantar
10. Kurangnya Jaminan Masa Depan.

c. Mengatasi Pernikahan di Usia Muda


Angka pernikahan di usia muda terus meningkat sehingga diperlukan upaya untuk
menekan tingginya angka pernikahan usia muda. Beberapa langkah yang dapat dilakukan
antara lain:
1. Keluarga harus mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai yang baik sejak dini kepada
anak, serta memberikan bimbingan, perlindungan, dan pengawasan agar anak tidak
terjerumus dalam pergaulan bebas yang dapat mengarah pada berbagai hal negatif.
2. Sekolah bekerja sama dengan organisasi-organisasi sosial untuk memberikan
penyuluhan atau bimbingan mengenai berbagai permasalahan sosial terutama tentang
risiko pernikahan di usia muda melalui pendidikan seks dini, konseling kesehatan
reproduksi juga memberikan kesadaran kepada para siswa untuk menghindari seks
pranikah yang bisa mengakibatkan kehamilan.
3. Masyarakat diminta untuk melapor jika menemukan kasus pernikahan di bawah umur
karena pernikahan seperti ini merupakan kebiasaan sebagian masyarakat di daerah.
4. Pemerintah Daerah diharapkan dapat melakukan perlindungan anak secara optimal
yaitu memenuhi hak kesehatan dan pendidikan anak-anak yang dimaksudkan untuk
mencegah terjadinya perkawinan muda yang kerap terjadi di daerah dan memantau
perkembangan anak di bawah umur agar tidak terjadi lagi eksploitasi anak-anak
dalam pernikahan.
5. Pemerintah Pusat melalui Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama
diharapkan dapat memberikan penjelasan bagi masyarakat mengenai perlindungan
atas hak anak tersebut termasuk menjaga anak agar tidak menikah muda.
6. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan juga harus mengupayakan sosialisasi kepada
warga untuk menyekolahkan anak-anak mereka hingga tamat SMA /SMK.
7. Pemerintah Indonesia harus membuat hukum perkawinan yang menjamin
perlindungan hukum bagi semua pihak dan pada saat bersamaan tetap melahirkan
keadilan untuk melindungi keamanan, kesehatan, kesejahteraan, serta hak-hak anak.
8. Pemerintah maupun kalangan masyarakat harus terus mengembangkan pendidikan
dan membuka lapangan kerja agar perempuan dan laki-laki mempunyai alternatif
kegiatan lain sehingga menikah muda bukan satu-satunya pilihan hidup. Misalnya
mengembangkan program pemberdayaan orang muda agar meneruskan sekolah, dan
bagi yang terpaksa putus sekolah diberikan pendidikan keterampikan agar tidak
segera memasuki jenjang pernikahan.

Aspek-Aspek yang Memerlukan Kedewasaan dalam Membangun Rumah Tangga


Dalam pernikahan, usia dan kedewasaan memang menjadi hal yang harus
diperhatikan bagi para pria dan wanita yang ingin melangsungkan pernikahan. Setidaknya
ada beberapa macam hal yang diharapkan dari pendewasaan usia, seperti:
1. Pendidikan dan keterampilan
Dalam bidang pendidikan dan keterampilan merupakan aspek yang sangat penting
sebagai bekal kemampuan yang harus dimiliki bagi seseorang yang melangsungkan
pernikahan. Hal ini sebagai penopang dan sumber memperoleh nafkah untuk memenuhi
segala kebutuhan dalam rumah tangga.
2. Psikis dan Biologis
Mentalitas yang mantap merupakan satu kekuatan besar dalam memperoleh
keutuhan sebuah rumah tangga. Keseimbangan fisik dan psikis yang ada pada setiap
individual manusia dapat menghasilkan ketahanan dan kejernihan akal dalam
menyelesaikan berbagai jenis persoalan yang dihadapi. Akal yang potensial baru dapat
muncul setelah mengalami berbagai proses dan perkembangan.
3. Sosial kultural
Pada sisi ini, seorang individu diharapkan mampu membaca kondisi dilingkungan
sekitar dan dapat menyesuaikannya. Hal ini agar tercipta suasana dimana dalam suatu
rumah tangga yang dibina diakui keberadaannya oleh masyarakat sekitar sebagai
bagian dari anggota masyarakat sehingga keluarga yang dibentuk tidak merasa
terisolasi dari pergaulan yang bersifat umum. Secara sosiologis kedewasaan merupakan
sesuatu yang didasari atas perbedaan peran sosial yang ditempati.
FORMULIR Kode Dok. WK1/PRP/FO-001

Status Revisi 01
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Halaman 1 dari 2
BIMBINGAN DAN KONSELING
Tanggal Terbit 3 Januari 2017

Nama Sekolah : SMK YPE Sawunggalih


Tahun Ajaran : 2019/2020
Sasaran Layanan/Semester : XII /Gasal
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit

A Komponen Layanan Dasar


B Bidang Layanan Sosial
C Topik / Tema Layanan Etika dan budaya tertib berlalu lintas
D Fungsi Layanan Pemahaman
E Rumusan Kompetensi Peserta didik/konseli dapat mengetahui dan memahami
pentingnya memiliki budaya tertib berlalu lintas di jalan serta
mampu menumbuhkan budaya tertib berlalu lintas di jalan
F Tujuan Layanan 1. Peserta didik/konseli dapat memahami pengertian lalu
lintas
2. Peserta didik/konseli dapat memahami tentang tertib
berlalu lintas
3. Peserta didik/konseli dapat memahami cara aman untuk
berkendara
4. Peserta didik/konseli dapat memahami manfaat tertib
berlalu lintas
G Sasaran Layanan Kelas 12
H Materi Layanan 1. Pengertian lalu lintas
2. Tertib berlalu lintas
3. Cara aman untuk berkendara
4. Manfaat tertib berlalu lintas
I Waktu 2 Kali Pertemuan x 45 Menit
J Sumber Materi 1. Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal Bimbingan
dan Konseling untuk SMK-MAK kelas 12, Yogyakarta,
Paramitra Publishing
2. Triyono, Mastur, 2014, Materi Layanan Klasikal
Bimbingan dan Konseling bidang pribadi, Yogyakarta,
Paramitra
3. Hutagalung, Ronal. 2015. Ternyata Berprestasi
ItuMudah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
4. Eliasa Imania Eva, Suwarjo.2011.Permainan (games)
dalam Bimbingan dan Konseling.Yogyakarta: Paramitra

K Metode/Teknik Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab


L Media / Alat LCD, Power Point , Etika dan budaya tertib berlalu lintas
M Pelaksanaan
Tahap Uraian Kegiatan
1. Membuka dengan salam dan berdoa
2. Membina hubungan baik dengan peserta didik
(menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking)
1. Tahap Awal / 3. Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan
Pedahuluan Konseling
4. Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
1. Guru BK menayangkan media slide power point yang
berhubungan dengan materi layanan
2. Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungan
dengan materi layanan
3. Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab
2. Tahap Inti 4. Guru BK membagi kelas menjadi 6 kelompok, 1
kelompok 5- 6 orang
5. Guru BK memberi tugas kepada masing-masing
kelompok
6. Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok masing-
masing
7. Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian
kelompok lain menanggapinya, dan seterusnya bergantian
sampai selesai.
3. Tahap Penutup 1. Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan
yang terkait dengan materi layanan
2. Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat
menghadirkan Tuhan dalam hidupnya
3. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan
datang
4. Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
M Evaluasi
1. Evaluasi Proses Guru BK atau konselor melakukan evaluasi dengan
memperhatikan proses yang terjadi :
1. Melakukan Refleksi hasil, setiap peserta didik
menuliskan di kertas yang sudah disiapkan.
2. Sikap atau atusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan
3. Cara peserta didik dalam menyampaikan pendapat atau
bertanya
4. Cara peserta didik memberikan penjelasan dari
pertanyaan guru BK
2. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain :
1. Merasakan suasana pertemuan : menyenangkan/kurang
menyenangkan/tidak menyenangkan.
2. Topik yang dibahas : sangat penting/kurang penting/tidak
penting
3. Cara Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor
menyampaikan : mudah dipahami/tidak mudah/sulit
dipahami
4. Kegiatan yang diikuti : menarik/kurang menarik/tidak
menarik untuk diikuti

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
3. Instrumen penilaian.

Kutoarjo, Juni 2019


Verifikator,
Waka Kurikulum Guru BK

Agustina Pancawati, S.E Naufal Alaudin, S.Pd


Mengetahui,
Kepala SMK YPE Sawunggalih Kutoarjo

Tri Yulianto, S.Kom


Lampiran 1. Uraian Materi

Etika dan budaya tertib berlalu lintas


a. Pengertian Lalu Lintas
Pengertian lalu lintas, menurut Djajoesman (1976:50) bahwa secara harfia lalu lintas
diartikan sebagai gerak (bolak balik) manusia atau barang dari satu tempat ke tempat
lainnya dengan menggunakan sarana jalan umum. Sedangkan menurut Poerwadarminta
dalam kamus umum bahasa Indonesia (1993:55) menyatakan bahwa lalu lintas adalah
berjalan bolak balik, hilir mudik dan perihal perjalanan di jalan dan sebagainya serta
berhubungan antara sebuah tempat dengan tempat lainnya. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa lalu lintas adalah gerak/pindahnya manusia, hewan, atau barang dari satu tempat ke
tempat lain di jalan dengan menggunakan alat gerak.
Di samping itu semua, lalu lintas tidak lepas dari rambu-rambu lalu lintas. Rambu-
rambu lalu lintas adalah satu alat perlengkapan jalan dalam bentuk tertentu yang memuat
lambang, huruf, angka, kalimat ataupun perpaduan di antaranya, yang digunakan untuk
memberikan peringatan, larangan, perintah dan petunjuk bagi pemakai jalan. Sehingga
mengerti rambu-rambu lalu lintas sangatlah berguna. Karena dengan rambu-rambu lalu
lintas pemakai jalan dapat mengerti situasi jalan yang mereka lewati. Sehingga kecelakaan
pada lalu lintas tidak akan terjadi. Banyak orang terutama kalangan pelajar tidak mau
mempelajari tentang rambu-rambu lalu lintas yang ada.
Selain itu mengerti tentang marka yang ada juga sangatlah penting. Yaitu marka jalan
yang artinya suatu tanda yang berada di permukaan jalan atau di atas jalan yang meliputi
peralatan/tanda garis membujur, melintang, garis serong, serta lambang lainnya yang
berfungsi untuk mengarahkan arus lalu lintas yang membatasi daerah kepentingan lalu
lintas. Marka itu dapat berwarna putih atau kuning. Marka dapat memberi isyarat apakah
kita diperbolehkan medahului pemakai jalan yang ada di depan kita atau tidak. Kalau kita
tidak memahaminya, maka keselamatan kita terancam. Itulah yang sering disebut dengan
kecelakaan.
Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak disangka-sangka dan
tidak sengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan
lainnya,mengakibatkan korban manusia atau korban harta benda (pasal 93 peraturan
pemerintah nomor 43 tahun 1999). Oleh karena itu, kecelakaan tidak bisa kita hindari
tetapi kita bisa mencegahnya. Tetapi untuk mencegahnya membutuhkan kesadaran dari
setiap masing-masing pemakai jalan. Sehingga budaya tertib lalu lintas di jalan sangatlah
dibutuhkan. Karena dengan budaya tersebut dapat mengurangi tingkat kecelakaan yang
terjadi, dimana dari tahun ke tahun tingkat kecelakaan semakin meningkat.

b. Tertib Berlalu Lintas


Apa yang harus kita lakukan untuk tertib berlalu-lintas? Berikut yang harus dilakukan,
diantaranya :
1. Memakai helmet dengan benar. Helmet harus kita pakai dengan benar karena helmet
berfungsi untuk melindungi kepala kita dari goncangan,benturan, dan benda keras yang
akan jatuh ke kepala kita. Dengan helmet kita akan lebih nyaman dan aman.
2. Memakai jaket, dan pelindung pada siku dan lutut. Buat berjaga-jaga agar ketika tiba-
tiba terkena halangan akan mengurangi rasa sakit.
3. Memakai dua kaca sepion. Kaca sepion ini sangat berperan penting saat perjalanan, apa
lagi saat kita menyalip kita menggunakan kaca sepion untuk melihat keadaan dari
belakang.
4. Lengkapi dengan spedometer. Alat ini sangat penting kita gunakan untuk mengukur
seberapa cepat kendaraan kita melaju. Jika kita tidak menggunakannya, maka kita akan
lupa dengan kecepatan yang telah kita tempuh.
5. Nyalakan lampu utama setiap saat. Hal ini telah diteliti dapat mengurangi angka
kecelakaan di jalan-jalan.
6. Taatilah rambu-rambu lalulintas. Rambu-rambu lalu-lintas sangat penting diperhatikan
karena telah dirancang khusus untuk keselamatan pengemudi.
7. Jangan lupa bawa surat-surat STNK dan SIM yah. Ini sangat penting karena akan selalu
diperiksa bapak polisi di jalan raya, so biar tidak kena tilang,dibawa yah?

c. Cara Aman Berkendara


Berikut ini ada beberap tips untuk Aman Berkendara, diantaranya :
1. Lakukan pengecekan rutin terhadap kendaraan anda.
Apapun kendaraan anda baik mobil atau motor, pengecekan terhadap mesin kendaraan
merupakan hal yang perlu diperhatikan. Sebisa mungkin apabila kita akan melakukan
perjalanan jauh, atau mudik. Satu hari sebelum perjalanan lakukan pengecekan dan
service ringan terhadap mesin kendaraan anda, termasuk kondisi tekanan udara ban,
minyak, oli, kondisi rem, kaca spion dan lampu.
2. Jangan lupa membawa kelengkapan surat kendaraan
Kelengkapan surat kendaraan akan membuat anda merasa aman dijalanan, periksa SIM
dan juga STNK kendaraan. Dengan adanya kelengkepan surat kendaraan maka anda
terhindar dari rasa takut ditilang sama polisi.
3. Membawa kelengkapan keamanan
Bagi pengendara motor helm merupakan hal yang penting untuk menjaga kepala kalau
terjadi benturan, disamping itu melindungi mata dari debu jalanan. Juga jangan lupa
untuk membawa jaket, sarung tangan, dan memakai sepatu. Jika anda menggunakan
mobil gunakan selalu sabuk pengaman, ban serep, dan juga persiapan p3k dalam mobil
anda.
4. Mematuhi peraturan lalu lintas
Peraturan lalu lintas ditegakkan agar supaya dapat menjamin keselamatan para
pengendara. Oleh karena itu, mematuhi lalu lintas merupakan kewajiban bagi kita
semua sebagai pengguna jalan.
5. Tepat perhitungan dalam berkendara
Mengurangi kecepatan ketika melewati keramaian atau perkampungan. Dan
menambah kecepatan dijalan lurus dan kosong. Usahakan agar berkendara pada siang
hari agar pandangan tidak tergangu. Dengan berhati-hati dalam berkendara, semoga
kita dapat selamat sampai tujuan
Tertib lalu lintas bukan hanya untuk kebutuhan diri sendiri. Tetapi demi ketertiban
bersama dan kebaikan bersama pula.Jika kita tertib, pasti kita akan mendapatkan
kenyamanan dalam diri sendiri maupun di lingkungan sekitar kita. Tentunya kita bisa
menunjukan sikap taat kita pada hukum dan peraturan berlalu-luntas.

d. Manfaat Budaya Tertib Lalu Lintas di Jalan


Budaya tertib lalu lintas sangatlah bermanfaat bagi kita. Rambu-rambu lalu lintas dibuat
karena untuk memberitahukan sesuatu hal baik itu bersifat peringatan, larangan, perintah
dan petunjuk bagi pemakai jalan. Sehingga rambu-rambu tersebut untuk ditaati sekaligus
dapat memberikan informasi tentang kondisi jalan yang ada saat itu. Beberapa manfaat
akan kita dapatkan ketika kita memiliki budaya tertib lalu lintas, antara lain :
• Sampai tujuan dengan selamat
Jika semua orang terutama kalangan pelajar memiliki budaya tertib lalu lintas maka
keselamatanpun terjamin. Karena pelajar satu dengan yang lain saling memahami dan
mengerti posisi mereka sama-sama pemakai jalan. Budaya tertib lalu lintas antara lain
menjadi pengguna jalan yang baik, menaati rambu-rambu lalu lintas, serta peraturan yang
mengenai lalu lintas. Sehingga mereka sampai tujuan dengan selamat.
• Mengurangi tingkat kecelakaan pada kalangan pelajar
Menurut data catatan PT Jasa Raharja Cabang Jatim terungkap 70 persen dari total 4.286
korban kecelakaan sepanjang Januari hingga Maret 2014 adalah usia produktif.
Kebanyakan dari kalangan pelajar, mahasiswa, dan pegawai swasta. Sehingga dengan
adanya kesadaran dalam memiliki budaya tertib lalu lintas maka dapat mengurangi tingkat
kecelakaan pada kalangan pelajar.
• Mengurangi tingkat pelanggaran lalu lintas
Dengan adanya budaya lalu lintas di jalan pada kalangan pelajar, maka tingkat
pelanggaran lalu lintaspun akan berkurang. Sehingga kedamaian pemakai jalan akan lebih
meningkat. Contohnya memakai mesin knalpot yang berstandart nasional makan pemakai
jalan yang lain tidak akan terganggu dengan suara knalpot yang tidak berstandart nasional.
FORMULIR Kode Dok. WK1/PRP/FO-001

Status Revisi 01
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Halaman 1 dari 2
BIMBINGAN DAN KONSELING
Tanggal Terbit 3 Januari 2017

Nama Sekolah : SMK YPE Sawunggalih


Tahun Ajaran : 2019/2020
Sasaran Layanan/Semester : XII /Genap
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit

A Komponen Layanan Dasar


B Bidang Layanan Karir
C Topik / Tema Layanan Pilihan karir setelah lulus SMK-MAK
D Fungsi Layanan Pemahaman
E Rumusan Kompetensi Peserta didik/konseli memahami beberapa pilihan karir
setelah lulus SMK/MK, serta mampu memahami
konsekuensi dari setiap keputusan pilihan karir tersebut
F Tujuan Layanan 1. Peserta didik/konseli dapat memahami pilihan karir
setelah lulus dari SMK-MAK
2. Peserta didik/konseli dapat memahami hal yang harus
diperhatikan untuk studi lanjut
3. Peserta didik/konseli dapat memahami hal yang harus
diperhatikan untuk mengikuti kursus/pelatihan
4. Peserta didik/konseli dapat memahami hal yang harus
diperhatikan untuk memasuki dunia kerja
5. Peserta didik/konseli dapat memahami hal yang harus
diperhatikan untuk memasuki kehidupan berkeluarga
G Sasaran Layanan Kelas 12
H Materi Layanan 1. Pilihan karir setelah lulus dari SMK-MAK
2. Hal yang harus diperhatikan untuk studi lanjut
3. Mengikuti kursus/pelatihan
4. Memasuki dunia kerja
5. Memasuki kehidupan berkeluarga

I Waktu 2 Kali Pertemuan x 45 Menit


J Sumber Materi 1. Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal Bimbingan
dan Konseling untuk SMK-MAK kelas 12, Yogyakarta,
Paramitra Publishing
2. Triyono, Mastur, 2014, Materi Layanan Klasikal
Bimbingan dan Konseling bidang pribadi, Yogyakarta,
Paramitra
3. Hutagalung, Ronal. 2015. Ternyata Berprestasi
ItuMudah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
4. Eliasa Imania Eva, Suwarjo.2011.Permainan (games)
dalam Bimbingan dan Konseling.Yogyakarta: Paramitra

K Metode/Teknik Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab


L Media / Alat LCD, Power Point , Pilihan karir setelah lulus SMK/MAK
M Pelaksanaan
Tahap Uraian Kegiatan
1. Membuka dengan salam dan berdoa
2. Membina hubungan baik dengan peserta didik
(menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking)
1. Tahap Awal / 3. Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan
Pedahuluan Konseling
4. Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
1. Guru BK menayangkan media slide power point yang
berhubungan dengan materi layanan
2. Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungan
dengan materi layanan
3. Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab
2. Tahap Inti 4. Guru BK membagi kelas menjadi 6 kelompok, 1
kelompok 5- 6 orang
5. Guru BK memberi tugas kepada masing-masing
kelompok
6. Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok masing-
masing
7. Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian
kelompok lain menanggapinya, dan seterusnya bergantian
sampai selesai.
3. Tahap Penutup 1. Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan
yang terkait dengan materi layanan
2. Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat
menghadirkan Tuhan dalam hidupnya
3. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan
datang
4. Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
M Evaluasi
1. Evaluasi Proses Guru BK atau konselor melakukan evaluasi dengan
memperhatikan proses yang terjadi :
1. Melakukan Refleksi hasil, setiap peserta didik
menuliskan di kertas yang sudah disiapkan.
2. Sikap atau atusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan
3. Cara peserta didik dalam menyampaikan pendapat atau
bertanya
4. Cara peserta didik memberikan penjelasan dari
pertanyaan guru BK
2. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain :
1. Merasakan suasana pertemuan : menyenangkan/kurang
menyenangkan/tidak menyenangkan.
2. Topik yang dibahas : sangat penting/kurang penting/tidak
penting
3. Cara Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor
menyampaikan : mudah dipahami/tidak mudah/sulit
dipahami
4. Kegiatan yang diikuti : menarik/kurang menarik/tidak
menarik untuk diikuti

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
3. Instrumen penilaian.

Kutoarjo, Juni 2019


Verifikator,
Waka Kurikulum Guru BK

Agustina Pancawati, S.E Naufal Alaudin, S.Pd


Mengetahui,
Kepala SMK YPE Sawunggalih Kutoarjo

Tri Yulianto, S.Kom


1. Uraian materi

a. Lulus SMK/MAK, Mau Ke Mana Ya..?

Setelah lulus dari SMK/MAK, secara garis besarnya ada 4 (empat) alternatif pilihan
karir, diantaranya :

1. Memasuki dunia kerja dan dunia industri


2. Melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tinggi
3. Mengikuti kursus atau pelatihan
4. Memasuki kehidupan berkeluarga
Lulusan SMK dengan keahlian atau keterampilannya dipersiapkan untuk menjadi
tenaga terampil tingkat menengah di dunia kerja atau dunia industri. Meskipun demikian,
lulusan SMK bisa langsung melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi baik
D3/D4 atau S1 dengan program studi ideal sesuai dengan program keahlian pilihan waktu
di SMK.

a. Pilihan Memasuki Dunia Kerja dan Dunia Industri


Bekerja merupakan suatu kebutuhan manusia, dengan bekerja manusia berharap akan
dibawa kepada keadaan yang lebih baik dan memuaskan bagi dirinya. Pekerjaan adalah
sumber penghasilan, kesempatan mengembangkan diri, serta aktualisasi diri, disamping
untuk berbakti. Sebagai suatu kesempatan hendaknya pekerjaan tidak disia-siakan dan
harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Bekerja merupakan perwujudan citra manusia
dari Tuhan yang diberi kemampuan untuk menguasai alam semesta secara bijaksana dan
bertanggung jawab. Karena itu orang yang tidak mau atau malas bekerja adalah orang
yang tidak menjunjung martabat diri sendiri sebagai manusia. Manusia hanya dapat hidup
sebagai pribadi terhormat dan mandiri apabila dapat menghayati dirinya sendiri sebagai
pribadi yang bertanggung jawab membangun serta memelihara kehidupan yang
manusiawi. Setiap manusia diberi bekal dan kemampuan yang berbeda. Begitu juga
dengan pekerjaan terdapat berbagai macam pekerjaan yang menyerap waktu, pikiran dan
tenaga. Sebagai imbalannya, orang yang bekerja mempunyai hak balas karya atau
penghasilan. Akan tetapi bekerja bukan hanya untuk mencari uang, harta /kekayaan,
melainkan sebagai salah satu perwujudan iman kepada Tuhan.

Untuk mendapatkan pekerjaan ada beberapa tahap yang harus dilaksanakan:

a. Mencari lowongan kerja


Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mencari dan memilih pekerjaan,
yaitu :

• Mendaftarkan diri ke Departemen Tenaga Kerja sebagai calon pencari kerja


• Membaca koran atau majalah yang memuat lowongan kerja
• Melihat informasi lowongan kerja melalui medis elektronik, seperti televisi,
internet dan sebagainya
• Rajin mengunjungi pusat-pusat perkantoran dan pameran bursa kerja
• Bergaul dan bertanya kepada orang-orang yang sudah bekerja
• Memantapkan rasa percaya diri
b. Mengikuti Tes (Seleksi)
Setiap calon tenaga kerja pada umumnya harus mengikuti tes (seleksi) seleksi tersebut
biasanya:

• Seleksi administrasi. Merupakan seleksi terhadap berkas yang dikirim.


Kelengkapan berkas persyaratan yang diminta merupakan penentu kelulusan tes
ini. Pada umumnya persyaratan yang diminta oleh penerima tenaga kerja adalah :
surat lamaran, fotocopy ijazah/STTB, fotocopy KTP, Surat Keterangan Catatan
Kepolisian (SKCK) dari kepolisian, pasfoto ukuran 3X4 atau 4X6, dan Daftar
Riwayat Hidup
• Seleksi Akademis. Merupakan seleksi yang berhubungan dengan penalaran/
kemampuan belajar. Biasanya seleksi ini bersifat tertulis. Materi tes umumnya
dalam Bidang Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Pengetahuan Umum
• Psikotest (test kemampuan secara keseluruhan) psikotes dilaksanakan untuk
mengetahui seberapa besar kesesuaian antara pekerjaan dengan kepribadian
pelamar kerja. Tes ini meliputi tes bakat, minat, kecepatan dan ketelitian kerja,
sikap kerja.
• Tes wawancara. Setelah mengalami beberapa kali seleksi, pihak pencari tenaga
kerja biasanya memanggil para pelamar yang memenuhi kriteria penilaian untuk
mengikuti wawancara.
Seleksi Kesehatan (tes fisik) tes fisik dilaksanakan untuk mengukur sejauh mana
kesesuaian secara fisik antara pelamar kerja dengan tuntutan pekerjaan. Biasanya tes ini
meliputi tes penglihatan, pendengaran, ketahanan fisik dan sebagainya.

c. Pilihan Melanjutkan Studi Ke Pendidikan Tinggi


Dengan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi tentunya kesempatan
memperoleh pekerjaan yang lebih baik akan semakin besar pula. Apalagi saat ini tidak
bisa dipungkiri, persaingan begitu ketat untuk mencapai pekerjaan. Disamping itu,
didalam agama dikatakan bahwa setiap insan wajib menuntut ilmu sepanjang hayat, usaha
berpikir dan mengoptimalkan fungsi pikir akan mendatangkan pahala yang besar,
kemiskinan sangat beresiko besar kepada kekufuran (melemahnya / hilangnya keimanan).

Perguruan tinggi yang tepat bukan berarti yang mahal dan terkenal, namun yang
sesuai dengan minat, kemampuan akademis, serta kondisi sosial ekonomi, disamping
kredibilitas dari perguruan tinggi yang bersangkutan.
Hal yang harus Diperhatikan untuk Studi Lanjut

Dibawah ini akan dikemukakan berbagai informasi yang harus dipertimbangkan


dalam studi lanjut, diantaranya :

1. Status dan Akreditasi Perguruan Tinggi

Dilihat dari statusnya, perguruan tinggi dibagi dua, yaitu: Perguruan Tinggi Negeri
(PTN), dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Perguruan tinggi negeri adalah perguruan
tinggi yang dikelola oleh pemerintah baik dibawah Departemen Pendidikan Nasional
maupun dibawah Departemen lain milik pemerintah. Perguruan tinggi swasta adalah
perguruan tinggi yang dimiliki dan dikelola oleh perseorangan atau kelompok atau
yayasan tertentu. Umumnya, perguruan tinggi negeri mendapat subsidi dari pemerintah
dalam pengelolaan pelaksanaan pendidikan. Lain halnya dengan perguruan tinggi swasta,
pembiayaan pengelolaan pelaksanaan pendidikan menjadi tanggung jawab perguruan
tinggi yang bersangkutan sepenuhnya.

2. Jalur, Jenjang Pendidikan, dan Bentuk Perguruan Tinggi

Ada dua jalur pendidikan tinggi di Indonesia, yaitu jalur akademik dan jalur
profesional, jalur akademik (biasa disebut jenjang Sarjana/S1), lebih menekankan pada
penguasaan ilmu pengetahuan serta pengembangannya. Setelah lulus dari jalur ini,
mahasiswa berhak memperoleh gelar dan terbuka kesempatan untuk terus melanjutkan ke
jenjang yang lebih tinggi (pasca sarjana). Jalur pendidikan akademik diselenggarakan oleh
Universitas, Institut serta sekolah tinggi. Jalur profesional (sering disebut jenjang diploma)
menekankan pada penerapan keahlian tertentu. mahasiswa diarahkan pada peningkatan
kemampuan/keterampilan kerja serta aplikasi ilmu dan teknologi. Secara umum
perguruan tinggi di Indonesia di bedakan menjadi 5 (lima) jenis, Yaitu: Universitas,
Institut, Sekolah Tinggi, Akademi dan Poleteknik. Masing-masing jenis memiliki
Karateristik yang berbeda. Universitas, Menyelenggarakan program pendidikan akademik
(sarjana) dan/atau profesional (diploma) dalam sejumlah ilmu pengetahuan tertentu.
Universitas memiliki program studi paling beragam, mulai dari ilmu eksakta sampai
sosial. Institut, menyelenggarakan program pendidikan akademik (sarjana) dan/atau
profesional (diploma) dalam kelompok ilmu pengetahuan sejenis, misalnya, institut
Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, dan sebagainya. Sekolah Tinggi,
Menyelenggarakan program pendidikan akademik (sarjana) dan/ atau profesional
(diploma) dalam lingkup satu disiplin ilmu tertentu, misalnya, sekolah tinggi manajemen
informatika komputer (STMIK), Sekolah tinggi Akutansi (STAN), dan sebagainya.
Akademi, menyelenggarakan program pendidikan profesional (diploma) dalam satu atau
sebagian cabang ilmu pengetahuan tertentu, misalnya Akademi Bahasa, Akademi
Sekretaris, Akademi Perawat, dan sebagainya. Politeknik, menyelenggarakan program
pendidikan profesional (diploma) dalam sejumlah bidang pengetehuan khusus, misalnya
politeknik elektro, politeknik manufaktur, dan sebagainya.

3. Sistem Penerimaan Mahasiswa

Setiap perguruan tinggi mempunyai cara tersendiri dalam menjaring mahasiswanya.


Secara garis besar sistem penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri
dilaksanakan secara: non test (penelusuran bakat, minat, kemampuan) dan tes, (ujian
saringan masuk) yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan. Sistem
penerimaan mahasiswa baru secara non tes dilaksanakan melalui penulusuran bakat,
minat dan kemampuan dari calon mahasiswa. Biasanya perguruan tinggi akan
mengirimkan undangan (edaran) tentang penerimaan mahasiswa secara non tes kepada
sekolah menengah atas dengan persyaratan tertentu, antara lain : siswa menduduki
peringkat 1 (satu) sampai dengan 10 (tergantung dari perguruan tingginya). Istilah yang
dipergunakan oleh setiap perguruan tinggi dalam penerimaan mahasiswa baru secara non
tes berbeda-beda, seperti : PMDK (penelusuran Minat Dan Kemampua) untuk UNJ
(Universitas Negeri Jakarta), PPKB (Program Pemerataan Kesempatan Belajar) untuk UI
(Universitas Indonesia), PSSB (Program Seleksi Siswa Berpotensi) untuk Universitas
Diponegoro, PBUD (Penelusuran Bibit Unggul Daerah) untuk Universitas Gajahmada,
dan sebagainya. Ujuan Tulis secara mandiri dilaksanakan oleh sebagian besar perguruan
tinggi negeri di Indonesia.

4. Perguruan Tinggi Kedinasan

Perguruan Tinggi Kedinasan adalah perguruan tinggi di bawah departemen lain selain
Departemen Pendidikan Nasional. Umumnya lulusan perguruan tinggi kedinasan langsung
terikat dengan departemen bersangkutan, sehingga banyak yang bisa langsung mendapat
pekerjaan tanpa harus tes lagi. Keunggulan dari Perguruan Tinggi Kedinasan Adalah:
biaya murah bahkan ada yang gratis, mendapat uang saku, adanya kepastian kerja
(prospek cerah) serta fasilitas lengkap. Untuk dapat diterima di perguruan tinggi kedinasan
dituntut syarat-syarat tertentu, yang terkadang dirasa berat oleh sebagian kalangan siswa.
Namun sebenarnya, setiap manusia memiliki energi yang tidak terbatas untuk membangun
dirinya. Manusia dapat melakukan apa saja yang diinginkannya. Apabila memiliki obsesi
untuk sukses jalan akan terbentang menuju tujuan, asal memiliki program dan
melaksanakannya, tetap membangun kepercayaan diri, serta lupa mendekatkan diri kepada
Yang Mahakuasa.
5. Hal Penting Untuk Anda Ketahui

Pertimbangan mendasar yang harus diperhatikan untuk studi lanjut

1. Fokus keinginan primer ; yaitu pertimbangan cita-cita primer pasca lulus seperti :
apakah kebutuhan ekonomis, hasrat belajar dalam bidang sains murni, atau menjadi
budayawan, politikus, pengacara, pengusaha, dan lain-lain.
2. Fokus bakat ; apakah teknik, social-humaniora, kedokteran, bisnis, argrobisnis, dan
lain-lain
3. Fokus Penjurusan Bidang Studi ; Penentuan jurusan/bidang studi harus diprioritaskan
terlebih dahulu sebelum menentukan Perguruan Tinggi yang dipilih. Jurusan /program
studi terkait dengan kesuksesan studi dan cita-cita serta bakat yang dimiliki sedangkan
perguruan tinggi cenderung berkaitan dengan pilihan tempat dan kemampuan
finansial/keuangan.
4. Fokus kemampuan ; Baik kemampuan akademik maupun non akademik, termasuk
didalamnya daya dukung ekonomi keluarga sekalipun. Misalnya, fakultas kedokteran
memang jurusan yang menjanjikan, tapi ingat masa studi rata-ratanya mencapai 6-7
tahun dan biaya praktikum relatif lebih mahal. Jika daya dukung ekonomi orang tua
pas-pasan, tentu akan mendapat banyak masalah, lain cerita jika orang tua Anda
mampu untuk membiayainya.
d. Pilihan Mengikuti Kursus / Pelatihan
Kursus : Satuan pendidikan luar sekolah yang terdiri atas sekumpulan warga
masyarakat yang memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap mental tertentu bagi
warga belajar, misalnya : kursus komputer, kursus menjahit (PP No.73 thn 1991)

Pelatihan Kerja : Keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan serta


mengembangkan keterampilan atau keahlian, produktivitas, disiplin, sikap dan etos kerja
pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan klasifikasi
jabatan atau pekerjaan baik di sektor formal maupun sektor non formal (Kep.30/Men/99)

Pendidikan/Kursus dan Pelatihan

Pada dasar antara pendidikan dan pelatihan memiliki substansi yang sama yaitu proses
transformasi untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian, kompetensi dengan suatu
cara/metode tertentu dan ditempat tertentu. Kalau pendidikan formal adanya di Sekolah
atau Perguruan Tinggi sedangkan Pelatihan adanya di tempat Kursus atau Diklat - diklat di
Lembaga yang telah memiliki legalitas. Pendidikan dengan pelatihan merupakan suatu
rangkaian yang tak dapat dipisahkan dalam sistem pengembangan sumberdaya manusia,
yang di dalamnya terjadi proses perencanaan, penempatan, dan pengembangan tenaga
manusia.Tujuan yang baik dalam sebuah training adalah memiliki kemampuan untuk
melakukan sesuatu (doing something), bukan memiliki kemampuan untuk mengetahui
sesuatu (knowing something).

Perbedaan utama dari Training dan Pendidikan terletak pada beberpa hal, yaitu: waktu
(training dalam jangka waktu singkat, sedangkan pendidikan lebih lama), bidang kajian
(training spesifik, pendidikan lebih luas), dan tujuan (training untuk meningkatkan
kinerja/skill tertentu yang langsung diterapkan dalam pekerjaan, sedangkan pendidikan
lebih umum dan menyeluruh). Training lebih menekankan learning by doing dan
penguasaan secara parsial, sedangkan pendidikan lebih berupa penambahan pengetahuan
secara keseluruhan, penanman konsep serta pembentukan pola pikir dan pola sikap.

e. Pilihan Memasuki Kehidupan Keluarga

Tuhan menciptakan manusia berpasang-pasangan. Menikah atau berkeluara


merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk melanjutkan keturunan. Menikah
hukumnya wajib bagi yang sudah mampu. Namun demikian untuk berumah tangga
tidaklah mudah. Untuk memasuki kehidupan berkeluarga atau menikah diperlukan
berbagai macam pertimbangan. Kesiapan secara fisik maupun ekonomi sangat diperlukan
disamping kesiapan mental.

Ketika Anda memutuskan untuk menikah berarti Anda sudah harus siap bertanggung
jawab, bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi terhadap anak, keluarga suami/istri Anda,
dan lingkingan. orang yang sudah berumah tangga secara otomatis sudah dianggap
dewasa, walaupun secara usia masih belia. Berbagai macam tanggung jawab ekonomi,
sosial, moral akan dibebankan kepada Anda. Anda dituntut untuk dapat memberi nafkah
apabila Anda laki-laki, dapat memelihara keluarga (anak dan suami) apabila Anda
perempuan. Disamping itu, lingkungan dan keluarga akan menuntut Anda untuk
Bertanggung Jawab layaknya orang dewasa baik secara ekonomi, sosial, etika dan moral.

Sekiranya Anda setelah lulus SMK memutuskan untuk menikah harus diperhatikan
secara matang. Karena pernikahan di usia dini umumnya mengalami banyak hambatan dan
tantangan.
FORMULIR Kode Dok. WK1/PRP/FO-001

Status Revisi 01
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Halaman 1 dari 2
BIMBINGAN DAN KONSELING
Tanggal Terbit 3 Januari 2017

Nama Sekolah : SMK YPE Sawunggalih


Tahun Ajaran : 2019/2020
Sasaran Layanan/Semester : XII /Genap
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit

A Komponen Layanan Dasar


B Bidang Layanan Karir
C Topik / Tema Layanan Pilihan karir sesuai tipe kepribadian
D Fungsi Layanan Pemahaman
E Rumusan Kompetensi Peserta didik/konseli memahami tentang kepribadian dan
memahami tipe-tipe kepribadian serta pilihan karir yang
sesuai dengan kepribadian tersebut
F Tujuan Layanan 1. Peserta didik/konseli dapat memahami tentang
kepribadian (personality)
2. Peserta didik/konseli dapat memahami pilihan karir dan
tipe kepribadian (teori holand)
G Sasaran Layanan Kelas 12
H Materi Layanan 1. Tentang kepribadian (personality)
2. Pilihan karir dan tipe kepribadian

I Waktu 2 Kali Pertemuan x 45 Menit


J Sumber Materi 1. Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal Bimbingan
dan Konseling untuk SMK-MAK kelas 12, Yogyakarta,
Paramitra Publishing
2. Triyono, Mastur, 2014, Materi Layanan Klasikal
Bimbingan dan Konseling bidang pribadi, Yogyakarta,
Paramitra
3. Hutagalung, Ronal. 2015. Ternyata Berprestasi
ItuMudah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
4. Eliasa Imania Eva, Suwarjo.2011.Permainan (games)
dalam Bimbingan dan Konseling.Yogyakarta: Paramitra

K Metode/Teknik Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab


L Media / Alat LCD, Power Point , Pilihan karir sesuai dengan tipe
kepribadian
M Pelaksanaan
Tahap Uraian Kegiatan
1. Membuka dengan salam dan berdoa
2. Membina hubungan baik dengan peserta didik
(menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking)
1. Tahap Awal / 3. Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan
Pedahuluan Konseling
4. Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
1. Guru BK menayangkan media slide power point yang
berhubungan dengan materi layanan
2. Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungan
dengan materi layanan
3. Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab
2. Tahap Inti 4. Guru BK membagi kelas menjadi 6 kelompok, 1
kelompok 5- 6 orang
5. Guru BK memberi tugas kepada masing-masing
kelompok
6. Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok masing-
masing
7. Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian
kelompok lain menanggapinya, dan seterusnya bergantian
sampai selesai.
3. Tahap Penutup 1. Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan
yang terkait dengan materi layanan
2. Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat
menghadirkan Tuhan dalam hidupnya
3. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan
datang
4. Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
M Evaluasi
1. Evaluasi Proses Guru BK atau konselor melakukan evaluasi dengan
memperhatikan proses yang terjadi :
1. Melakukan Refleksi hasil, setiap peserta didik
menuliskan di kertas yang sudah disiapkan.
2. Sikap atau atusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan
3. Cara peserta didik dalam menyampaikan pendapat atau
bertanya
4. Cara peserta didik memberikan penjelasan dari
pertanyaan guru BK
2. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain :
1. Merasakan suasana pertemuan : menyenangkan/kurang
menyenangkan/tidak menyenangkan.
2. Topik yang dibahas : sangat penting/kurang penting/tidak
penting
3. Cara Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor
menyampaikan : mudah dipahami/tidak mudah/sulit
dipahami
4. Kegiatan yang diikuti : menarik/kurang menarik/tidak
menarik untuk diikuti

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
3. Instrumen penilaian.

Kutoarjo, Juni 2019


Verifikator,
Waka Kurikulum Guru BK

Agustina Pancawati, S.E Naufal Alaudin, S.Pd


Mengetahui,
Kepala SMK YPE Sawunggalih Kutoarjo

Tri Yulianto, S.Kom


Lampiran 1. Uraian Materi

MATERI LAYANAN
Gordon Allport mendefinisikan kepribadian sebagai suatu organisasi yang dinamis
dari sistem psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan pikiran individu secara
khas. Allport menggunakan istilah sistem psikofisik dengan maksud menunjukkan bahwa
jiwa dan raga manusia adalah suatu sistem yang terpadu dan tidak dapat dipisahkan satu
sama lain, serta di antara keduanya selalu terjadi interaksi dalam mengarahkan tingkah
laku. Sedangkan istilah khas dalam batasan kepribadian Allport itu memiliki arti bahwa
setiap individu memiliki kepribadiannya sendiri. Tidak ada dua orang yang berkepribadian
sama, karena itu tidak ada dua orang yang berperilaku sama.
Sigmund Freud memandang kepribadian sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga
sistem yaitu Id, Ego dan Superego. Tingkah laku tidak lain merupakan hasil dari konflik
dan rekonsiliasi ketiga sistem kepribadian tersebut.
b. Pilihan Karir dan Tipe Kepribadian (Teori Holland)
Menurut Holland, ada 6 tipe kepribadian yang sangat berpengaruh dalam pola karir
yang dipilih oleh seseorang. Adapun tipe-tipe kepribadian itu sebagai berikut :
1. Realistis
Tipe model ini memiliki kecenderungan untuk memilih lapangan kerja yang
berorientasi kepada penerapan. Ciri-cirinya yaitu; mengutamakan kejantanan, kekuatan
otot, ketrampilan fisik, mempunyai kecakapan, dan koordinasi motorik yang kuat, kurang
memiliki kecakapan verbal, konkrit, bekerja praktis, kurang memiliki ketrampilan social,
serta kurang peka dalam hubungan dengan orang lain.
Orang model orientasi realistis dalam lingkungan nyatanya selalu ditandai dengan
tugas-tugas yang konkrit, fisik, eksplisit yang memberikan tantangan bagi penghuni
lingkungan ini. Untuk dapat memecahkan masalah yang lebih efektif seringkali
memerlukan bentuk-bentuk kecakapan, gerakan, dan ketahanan tertentu. Diantaranya
kecakapan mekanik, ketahanan dan gerakan fisikuntuk berpindah-pindah dan seringkali
berada diluar gedung. Sifat-sifatyang nampak dengan jelas dari tuntutan-tuntutan
lingkungan menciptakan kegagalan dan keberhasilan.
Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah, operator mesin/radio,
sopir truk, petani, penerbang, pengawas bangunan, ahli listrik, dan pekerjaan lain yang
sejenis.
2. Intelektual
Tipe model ini memiliki kecenderungan untuk memilih pekerjaan yang bersifat
akademik. Ciri-cirinya adalah memiliki kecenderungan untuk merenungkan daripada
mengatasinya dalam memecahkan suatu masalah, berorientasi pada tugas, tidak sosial.
Membutuhkan pemahaman, menyenangi tugas-tugas yang bersifat kabur, memiliki nilai-
nilai dan sikap yang tidak konvensional dan kegiatan-kegiatanya bersifat intraseptif.
Orang model orientasi intelektual dalam lingkungan nyatanya selalu ditandai dengan
tugas yang memerlukan berbagai kemampuan abstark, dan kreatif. Bukan tergantung
kepada pengamatan pribadinya. Untuk dapat memecahkan masalah yang efektif dan
efisien diperlukan intelejensi, imajinasi, serta kepekaan terhadap berbagai masalah yang
bersifat intelektual dan fisik. Kriteria keberhasilan dalam melaksanakan tugas bersifat
objektif dan bisa diukur, tetapi memerlukan waktu yang cukup lama dan secara bertahap.
Bahan dan alat serta perlengkapan memerlukan kecakapan intelektual daripada kecakapan
manual. Kecakapan menulis mutlak dipelihara dalam oreientasi ini.
Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah, ahli fiika, ahli biologi,
kimia, antropologi, matematika, pekerjaan penelitian, dan pekerjaan lain yang sejenis.
3. Sosial
Tipe model ini memiliki kecenderungan untuk memilih lapangan pekerjaan yang
bersifat membantu orang lain. Ciri-ciri dari tipe model ini adalah pandai bergaul dan
berbicara, bersifat responsive, bertanggung jawab, kemanusiaan, bersifat religiusm
membutuhkan perhatian, memiliki kecakapan verbal, hubungan antarpribadi, kegiatan-
kegiatan rapid an teratur, menjauhkan bentuk pemecahan masalah secara intelektual, lebih
berorientasi pada perasaan.
Orang model orientasi sosial memiliki ciri-ciri kebutuhan akan kemampuan untuk
menginterpretasi dan mengubah perilaku manusia, serta minat untuk berkomunikasi
dengan orang lain. Secara umum orientasi kerja dapat menimbulkan rasa harga diri dan
status.
Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah, guru, pekerja sosial,
konselor, misionari, psikolog klinik, terapis, dan pekerjaan lain yang sejenis.
4. Konvensional
Tipe model ini pada umumnya memiliki kecenderungan untuk terhadap kegiatan
verbal, ia menyenangi bahasa yang tersusun baik, numerical (angka) yang teratur,
menghindari situasi yang kabur, senang mengabdi, mengidentifikasikan diri dengan
kekuasaaan, memberi nilai yang tinggi terhadap status dan kenyataan materi, mencapai
tujuan dengan mengadaptasikan dirinya ketergantungan pada atasan.
Orang model orientasi konvensional pada lingkungan nyatanya ditandai dengan
berbagai macam tugas dan pemecahan masalah memerlukan suatu proses informasi verbal
dan dan matematis secara kontinu, rutin, konkrit, dan sistematis. Berhasilnya dalam
pemecahan masalah akan nampak dengan jelas dan memerlukan waktu yang relative
singkat.
Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah, kasir, statistika, pemegang
buku, pegawai arsip, pegawai bank, dan pekerjaan lain yang sejenis.
5. Usaha
Tipe model ini memiliki cirri khas diantaranya menggunakan ketrampilan-
ketrampilan berbcara dalam situasi dimana ada kesempatan untuk menguasai orang lain
atau mempengaruhi orang lain, menganggap dirinya paling kuat, jantan, mudah untuk
mengadakan adaptasi dengan orang lain, menyenangi tugas-tugas sosial yang kabur,
perhatian yang besar pada kekuasaan, status dan kepemimpinan, agresif dalam kegiatan
lisan.
Orang model orientasi usaha ditandai dengan berbagai macam tugas yang
menitikberatkan kepada kemampuan verbal yang digunakan untuk mengarahkan dan
mempengaruhi orang lain.
Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah, pedagang, politikus,
manajer pimpinan eksekutif perusahaan, perwakilan dagang, dan pekerjaan lain yang
sejenis.
6. Artistik
Tipe model orientasi ini memiliki kecenderungan berhubungan dengan orang lain
secara tidak langsung, bersifat sosial dan sukar menyesuaikan diri.
Orang model orientasi artistic ini ditandai dengan berbagai macam tugas dan masalah
yang memerlukan interpretasi atau kreasi bentuk-bentuk artistic melalui cita rasa, perasaan
dan imajinai. Dengan kata lain, orientasi artistic lebih menitikberatkan menghadapi
keadaan sekitar dilakukan dengan melalui ekspresi diri dan menghindari keadaan yang
bersifat intrapersonal, keteraturan, atau keadaan yang menuntut ketrampilan fisik.
Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah, ahli musik, ahli kartum
ahli drama, pencipta lagu, penyair, dan pekerjaan lain yang sejenis.
FORMULIR Kode Dok. WK1/PRP/FO-001

Status Revisi 01
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Halaman 1 dari 2
BIMBINGAN DAN KONSELING
Tanggal Terbit 3 Januari 2017

Nama Sekolah : SMK YPE Sawunggalih


Tahun Ajaran : 2019/2020
Sasaran Layanan/Semester : XII /Genap
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit

A Komponen Layanan Dasar


B Bidang Layanan Karir
C Topik / Tema Layanan Profesi/Pekerjaan dalam meningkatkan taraf hidup
D Fungsi Layanan Pemahaman
E Rumusan Kompetensi Peserta didik/konseli memahami profesi atau pekerjaan setiap
orang dalam meningkatkan taraf hidupnya serta dapat
memilih dan menentukan jenis profesi atau pekerjaan yang
akan ditekuni di masa mendatang
F Tujuan Layanan 1. Peserta didik/konseli dapat memahami profesi atau
pekerjaan untuk memperoleh penghasilan
2. Peserta didik/konseli dapat memahami the cash flow
quadrant R.T Kiyosaki
G Sasaran Layanan Kelas 12
H Materi Layanan 1. Profesi atau pekerjaan untukmemperoleh penghasilan
2. The cash flow quadrant

I Waktu 2 Kali Pertemuan x 45 Menit


J Sumber Materi 1. Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal Bimbingan
dan Konseling untuk SMK-MAK kelas 12, Yogyakarta,
Paramitra Publishing
2. Triyono, Mastur, 2014, Materi Layanan Klasikal
Bimbingan dan Konseling bidang pribadi, Yogyakarta,
Paramitra
3. Hutagalung, Ronal. 2015. Ternyata Berprestasi
ItuMudah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
4. Eliasa Imania Eva, Suwarjo.2011.Permainan (games)
dalam Bimbingan dan Konseling.Yogyakarta: Paramitra

K Metode/Teknik Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab


L Media / Alat LCD, Power Point , Profesi/Pekerjaan untuk meningkatkan
taraf hidup
M Pelaksanaan
Tahap Uraian Kegiatan
1. Membuka dengan salam dan berdoa
2. Membina hubungan baik dengan peserta didik
(menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking)
1. Tahap Awal / 3. Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan
Pedahuluan Konseling
4. Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
1. Guru BK menayangkan media slide power point yang
berhubungan dengan materi layanan
2. Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungan
dengan materi layanan
3. Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab
2. Tahap Inti 4. Guru BK membagi kelas menjadi 6 kelompok, 1
kelompok 5- 6 orang
5. Guru BK memberi tugas kepada masing-masing
kelompok
6. Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok masing-
masing
7. Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian
kelompok lain menanggapinya, dan seterusnya bergantian
sampai selesai.
3. Tahap Penutup 1. Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan
yang terkait dengan materi layanan
2. Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat
menghadirkan Tuhan dalam hidupnya
3. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan
datang
4. Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
M Evaluasi
1. Evaluasi Proses Guru BK atau konselor melakukan evaluasi dengan
memperhatikan proses yang terjadi :
1. Melakukan Refleksi hasil, setiap peserta didik
menuliskan di kertas yang sudah disiapkan.
2. Sikap atau atusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan
3. Cara peserta didik dalam menyampaikan pendapat atau
bertanya
4. Cara peserta didik memberikan penjelasan dari
pertanyaan guru BK
2. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain :
1. Merasakan suasana pertemuan : menyenangkan/kurang
menyenangkan/tidak menyenangkan.
2. Topik yang dibahas : sangat penting/kurang penting/tidak
penting
3. Cara Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor
menyampaikan : mudah dipahami/tidak mudah/sulit
dipahami
4. Kegiatan yang diikuti : menarik/kurang menarik/tidak
menarik untuk diikuti

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
3. Instrumen penilaian.

Kutoarjo, Juni 2019


Verifikator,
Waka Kurikulum Guru BK

Agustina Pancawati, S.E Naufal Alaudin, S.Pd


Mengetahui,
Kepala SMK YPE Sawunggalih Kutoarjo

Tri Yulianto, S.Kom


Lampiran 1. Uraian Materi

a. Profesi/Pekerjaan untuk Memperoleh Penghasilan

Pernahkahn Anda mengamati aktivitas sehari – hari orang dewasa? Mungkin Anda
bisa mengamati bapak, ibu, paman, ataupun orang – orang dewasa yang ada di seitar
Anda. Apabila Anda amati dalam kehidupan sehari – hari seorang dewasa (dalam suatu
keluarga paling tidak kepala keluarganya), Anda akan menemukan bahwa ia menekuni
suatu kegiatan yang bisa mendatangkan rejeki untuk menghidupi dirinya dan keluarganya.
Anda akan mengamati ada orang yang bekerja pada orang lain, dengan pekerjaan yang
ditekuninya ia mendapatkan gaji atau upah. Mereka disebut sebagai pekerja atau pegawai.
Rejeki yang mereka peroleh berupa gaji, tunjangan, serta jaminan – jaminan tertentu
seperti jaminan pensiun, jaminan kesehatan dll.

Ada orang yang memperoleh rejeki dengan cara bekerja secara mandiri. Mereka
menjual jasa pada orang lain, dan atas dasar jasa yang dilakukannya ia mendapatkan
rejeki. Pekerja mandiri bervariasi dari tukang tambal ban di pinggir jalan, pemilik toko
kelontong, hingga dokter, atau pengacara yang buka praktek sendiri

Ada orang yang mencari rejeki dengan membuka suatu usaha dan ia menggaji orang
– orang profesional untuk menjalankan usaha itu. Ia bisa disebut sebagai pemilik usaha
atau pengusaha. Orang – orang seperti ini bisa saja tidak menjalankan sendiri usahanya.
Orang – orang yang menjadi pegawainyalah yang menjalankan usahanya, dan ia
mendapatkan rejeki dari keuntungan yang diperoleh perusahaannya.

Selain itu, Ada orang yang orang yang menjadi penanam modal. Ia
menginvestasikan dana yang dimilikinya untuk menghasilkan uang yang lebih banyak
lagi. Orang ini desebut dengan investor.

a. The Cash Flow Quadrant R.T. Kiyosaki


Robert T. Kiyosaki menggambarkan empat kelompok manusia dalam suatu
gambar kuadran yang disebut sebagai CASHFLOW Quadrant sebagai berikut :

CASHFLOW Quadrant dari Robert T. Kiyosaki

- E singkatan dari Employee (pekerja/ karyawan)


- S singkatan dari Self Employee (Pekerja Mandiri)
- B singkatan dari Bussiness Owner (Pengusaha)
- I singkatan dari Investor (Penanam Modal)
Coba perhatikan gambar di atas. Pada sisi kiri dari kuadran itu ada dua kelompok
orang yaitu kelompok “E” (pegawai atau karyawan) dan kelompok “S” (kaum pekerja
mandiri), sementara pada kuadran sebelah kanan juga ada dua kelompok orang yaitu
kelompok”B” (pemilik usaha) dan kelompok “I” (investor)

Mungkin ada pertanyaan apakah seseorang mesti harus ada pada salah satu
kelompok di antara 4 kelompok tersebut. Dalam kehidupan nyata ternyata bisa saja
seseorang berada sekaligus pada lebih dari satu kelompok. Kita bisa mengambil contoh
seorang, dokter. Bisa saja ia adalah dokter pemerintah (Pegawai/ “E”). Namun pada waktu
bebasnya ia melakukan praktek dokter di rumah (Pekerja mandiri/”S” ). Bahkan ada juga
dokter yang memiliki rumah sakit sendiri. Untuk mengoperasionalkan rumah sakit tentu
saja ia tidak bisa bekerja sendiri. Ia akan menggaji dokter lain, perawat, dan beberapa
tenaga kerja lain agar rumah sakit tersebut bisa berjalan dengan baik. Dengan memiliki
rumah sakit sendiri yang mempekerjakan beberapa karyawan, maka ia bisa digolongkan
sebagai usahawan ( “B”). Kita dapat mengambil kesimpulan bahwa dokter seperti itu
berarti masuk dalam tiga kuadran sekaligus. Sebagai pegawai (“E”), pekerja mandiri (“S”)
dan sebagai usahawan (“B”). Coba renungkan akan berada di kuadran manakah Anda
besok saat menjadi orang dewasa. Apakah anda akan menjadi Karyawan atau Pegawai
(“E”), Pekerja mandiri (Self Employer (“S”), pengusaha (“B”), ataukah sebagai Investor
(“I”)

Pada kesempatan kali ini anda akan diajak mencermati kuadran kiri yang terdiri
dari karyawan (“E”) dan Pekerja mandiri(“S”). Apa saja yang dapat dimasukkan dalam
kelompok “E” dan yang lebih penting bagaimana caranya anda dapat memasukinya?
Demikian juga pada kelompok “S”, pekerja apa saja yang dapat digolongkan sebagai
pekerja mandiri, serta bagaimana anda dapat memasukinya?

Pekerjaan yang masuk dalam dua kelompok tersebut, yaitu “E” dan “S” ternyata
sangat bervariasi. Ada pekerjaan yang tidak menuntut keahlian khusus, sehingga siapapun
asal mau melakukan pekerjaan itu dan menekuninya ia bisa mendapatkan rejeki untuk
hidupnya. Untuk menjadi karyawan cleaning service seseorang tidak membutuhkan syarat
keahlian khusus tertentu. Artinya ia tidak harus lulus sekolah tertentu agar bisa masuk
dalam bekerja menjadi pekerja cleaning service. Seorang tamatan SMP, SMA, SMK, atau
bahkan hanya tamat SD sekalipun bisa saja diterima dalam pekerjaan ini, asal ia sedikit
mau mempelajari tugas – tugasnya. Daftar pekerjaan di bawah ini bisa menggambarkan
beberapa pekerjaan yang tidak membutuhkan keahlian khusus. Artinya siapapun dengan
latar belakang apapun bisa masuk dalam pekerjaan itu. Ketrampilan dalam mengerjakan
tugas akan diperoleh melalui pengalaman. Daftar pekerjaan yang tidak menuntut keahlian
khusus :
Tukang tambal ban, Bakul bakso keliling, Loper koran, Pembuat bata, Tukang
becak, Kuli bangunan, Mendirikan warung di rumah
Kedua, ada pekerjaan yang memerlukan keahlian tertentu, dimana keahlian ini bisa
diperoleh melalui pelatihan – pelatihan. Pelatihan atau pendidikan yang diperlukan agar ia
mendapatkan keahlian itu bisa dilaksanakan melalui pendidikan formal, bisa juga
dilakukan melalui pendidikan non formal. Pekerjaan jenis ini bisa dimasuki oleh siapa saja
dari latar belakang pendidikan apapun, asalkan ia mau belajar untuk memperoleh keahlian
itu. Sebagai contoh apabila anda ingin menjadi montir elektronika, maka anda harus
memiliki keahlian di bidang elektronika. Untuk mendapatkan keahlian di bidang
elektronika anda bisa mengikuti pendidikan pelatihan elektronika. Pada beberapa kasus
bahkan ada orang yang memiliki keahlian di bidang elektronika karena ia bertahun – tahun
bekerja menjadi pembantu montir elektronika yang mengijinkan ia membantu sambil
belajar tentang elektronika.

Di bawah ini beberapa contoh pekerjaan seperti itu. Daftar pekerjaan yang
menuntut keahlian khusus, dan keahlian itu bisa diperoleh melalui pelatihan:
Montir mobil, Perias pengantin, Pekerja salon, Fotografer, Artis,

Pelukis, Sopir
Ketiga, ada pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus dan keahlian itu hanya
diperoleh melalui pendidikan formal di sekolah dan karenanya seseorang yang ingin
memasuki pekerjaan tersebut harus memiliki bekal ijazah pendidikan tertentu. Seseorang
yang ingin menjadi hakim, haruslah lulusan dari perguruan tinggi fakultas hukum. Orang
yang tidak memiliki ijasah sarjana hukum tidak dimungkinkan untuk menjadi hakim.
Anda yang ingin jadi perancang bangunan, baik bekerja dalam suatu perusahaan atau
bekerja mandiri haruslah memiliki pendidikan yang sesuai dari jurusan arsitektur. Daftar
pekerjaan yang menuntut keahlian khusus dan keahlian itu didapatkan melalui pendidikan
formal di sekolah :
Hakim, Perawat, Guru, Dokter, Pilot
Apakah suatu pekerjaan termasuk dalam kelompok “E” (karyawan) atau “S”
(pekerja mandiri)? Ternyata penggolongan dalam kelompok “E” atau “S” bukanlah dilihat
dari sudut pekerjaannya tapi dari sudut bagaimana ia mendapatkan rejeki dengan
pekerjaannya itu. Kembali kita ambil contoh seorang dokter. Seorang dokter bisa disebut
karyawan dan masuk golongan “E” apabila ia menjadi karyawan dalam sebuah instansi
atau rumah sakit. Dari kerja yang dilakukannya itu ia mendapat gaji, tunjangan dan
jaminan – jaminan tertentu dari instansi tempatnya bekerja. Namun ia adalah pekerja
mandiri dan masuk golongan “S” apabila ia buka praktek sendiri. Dan ia mendapatkan
rejeki berdasarkan layanan yang ia lakukan pada pasiennya. Makin banyak pasiennya
maka makin banyak pula ia memperoleh rejeki. Contoh ini dapat diperlebar pada beberapa
pekerjaan lainnya. Montir yang bekerja pada suatu bengkel bisa disebut pekerja. Tapi
montir yang memiliki bengkel sendiri digolongkan sebagai pekerja mandiri.
FORMULIR Kode Dok. WK1/PRP/FO-001

Status Revisi 01
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Halaman 1 dari 2
BIMBINGAN DAN KONSELING
Tanggal Terbit 3 Januari 2017

Nama Sekolah : SMK YPE Sawunggalih


Tahun Ajaran : 2019/2020
Sasaran Layanan/Semester : XII /Genap
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit

A Komponen Layanan Dasar


B Bidang Layanan Belajar
C Topik / Tema Layanan Kiat sukses ujian nasional
D Fungsi Layanan Pemahaman
E Rumusan Kompetensi Peserta didik/konseli memahami pentingnya persiapan yang
baik dalam menghadapi ujian, serta mampu menerapkan
motivasi dalam menghadapi ujian hingga sukses dalam
pelaksanaan dan hasilnya
F Tujuan Layanan 1. Peserta didik/konseli dapat memahami pentingnya US dan
UN
2. Peserta didik/konseli dapat memahami beberapa hal yang
harus diperhatikan waktu menghadapi ujian
3. Peserta didik/konseli dapat memahami kiat sukses ujian
(US atau UN)
G Sasaran Layanan Kelas 12
H Materi Layanan 1. Pentingnya US dan UN
2. Beberapa hal yang harus diperhatikan waktu menghadapi
ujian
3. Memahami kiat sukses ujian (US atau UN)
I Waktu 2 Kali Pertemuan x 45 Menit
J Sumber Materi 1. Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal Bimbingan
dan Konseling untuk SMK-MAK kelas 12, Yogyakarta,
Paramitra Publishing
2. Triyono, Mastur, 2014, Materi Layanan Klasikal
Bimbingan dan Konseling bidang pribadi, Yogyakarta,
Paramitra
3. Hutagalung, Ronal. 2015. Ternyata Berprestasi
ItuMudah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
4. Eliasa Imania Eva, Suwarjo.2011.Permainan (games)
dalam Bimbingan dan Konseling.Yogyakarta: Paramitra

K Metode/Teknik Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab


L Media / Alat LCD, Power Point , Kiat sukses ujian (US atau U)
M Pelaksanaan
Tahap Uraian Kegiatan
1. Membuka dengan salam dan berdoa
2. Membina hubungan baik dengan peserta didik
(menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking)
1. Tahap Awal / 3. Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan
Pedahuluan Konseling
4. Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
1. Guru BK menayangkan media slide power point yang
berhubungan dengan materi layanan
2. Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungan
dengan materi layanan
3. Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab
2. Tahap Inti 4. Guru BK membagi kelas menjadi 6 kelompok, 1
kelompok 5- 6 orang
5. Guru BK memberi tugas kepada masing-masing
kelompok
6. Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok masing-
masing
7. Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian
kelompok lain menanggapinya, dan seterusnya bergantian
sampai selesai.
3. Tahap Penutup 1. Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan
yang terkait dengan materi layanan
2. Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat
menghadirkan Tuhan dalam hidupnya
3. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan
datang
4. Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
M Evaluasi
1. Evaluasi Proses Guru BK atau konselor melakukan evaluasi dengan
memperhatikan proses yang terjadi :
1. Melakukan Refleksi hasil, setiap peserta didik
menuliskan di kertas yang sudah disiapkan.
2. Sikap atau atusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan
3. Cara peserta didik dalam menyampaikan pendapat atau
bertanya
4. Cara peserta didik memberikan penjelasan dari
pertanyaan guru BK
2. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain :
1. Merasakan suasana pertemuan : menyenangkan/kurang
menyenangkan/tidak menyenangkan.
2. Topik yang dibahas : sangat penting/kurang penting/tidak
penting
3. Cara Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor
menyampaikan : mudah dipahami/tidak mudah/sulit
dipahami
4. Kegiatan yang diikuti : menarik/kurang menarik/tidak
menarik untuk diikuti

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
3. Instrumen penilaian.

Kutoarjo, Juni 2019


Verifikator,
Waka Kurikulum Guru BK

Agustina Pancawati, S.E Naufal Alaudin, S.Pd


Mengetahui,
Kepala SMK YPE Sawunggalih Kutoarjo

Tri Yulianto, S.Kom


Lampiran 1. Uraian Materi

Kiat sukses ujian nasional


a. Pengertian US dan UN
Ujian sekolah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik
yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar
dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan.
Ujian Nasional (UN) adalah sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan
menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah yang
dilakukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan, Depdiknas. Proses pemantauan evaluasi
tersebut dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan pada akhirnya akan dapat
membenahi mutu pendidikan. Pembenahan mutu pendidikan dimulai dengan penentuan
standar. Penentuan standar yang terus meningkat diharapkan akan mendorong peningkatan
mutu pendidikan, yang dimaksud dengan penentuan standar pendidikan adalah penentuan
nilai batas (cut off score). Seseorang dikatakan sudah lulus/kompeten bila telah melewati
nilai batas tersebut berupa nilai batas antara peserta didik yang sudah menguasai
kompetensi tertentu dengan peserta didik yang belum menguasai kompetensi tertentu. Bila
itu terjadi pada ujian nasional atau sekolah maka nilai batas berfungsi untuk memisahkan
antara peserta didik yang lulus dan tidak lulus disebut batas kelulusan, kegiatan penentuan
batas kelulusan disebut standard setting. Motivasi sukses Ujian Nasional adalah dorongan
belajar untuk menyiapkan diri agar lulus dengan nilai memuaskan ketika menghadapi
Ujian Nasional. Hasil motivasi ini sekaligus menjadi bekal dalam menghadapi Ujian Studi
Lanjut bagi siswa SMK yang akan berkarier melanjutkan ke Perguruan Tinggi yang dicita-
citakan.
Ujian Nasional merupakan suatu ujian terakhir yang harus dilalui oleh siswa
SMA/MA yang akan meraiah karier berikutnya. Apa yang menjadi impian masa depan
siswa diawali dengan kelulusan dari Ujian Nasional. Kalau berhasil lulus, maka ada tiga
kemungkinan yang akan dilakukan yaitu bekerja, wiraswasata atau memilih melanjutkan
ke Perguruan Tinggi. Bagi yang belum lulus ada dua kemungkinan yang dapat dilakukan,
yaitu alih jalur dengan mengikuti ujian Paket C atau mengulang di kelas XII pada tahun
berikutnya.

b. Beberapa Hal yang Harus Diperhatikan


Sehubungan dengan upaya agar sukses dalam menempuh Ujian Nasional ada beberapa hal
yang perlu dperhatikan, antara lain : persyaratan peserta Ujian Nasional, persiapan
mengikuti Ujian Nasional, dan Kiat Sukses Ujian Nasional.
1. Persyaratan Peserta Ujian Nasional
Untuk persyaratan menjadi peserta UN, bisa Anda peroleh dari pihak sekolah masing-
masing, tentunya sesuai dengan informasi dari panitia penyelenggara ujian nasioanal

2. Persiapan Mengikuti Ujian Nasional


Sukses Ujian nasional adalah suatu kebanggaan tersendiri bagi para peserta didik,
bahkan pada saat pengumuman dan dinyatakan lulus banyak sekali yang besikap seolah-
olah telah selesailah semua permasalahan, mereka lupa bahwa masih banyak persoalan
yang harus dihadapi. Agar dapat memperoleh kesuksesan dalam menempuh Ujian
Nasional, peserta didik perlu mempersiapkannya dengan sebaik-baiknya. Adapun
persiapan-persiapan yang harus dilakukan antara lain :
- Persiapan diri
Persiapan diri adalah persiapan yang dimulai dari dalam diri kita sendiri, yang
meliputi persiapan fisik dan persiapan mental.
Persiapan fisik berkaitan dengan persiapan jasmani/fisik dan persiapan kesehatan. Anda
harus menjaga kesehatan sebelum ujian. Tidak bisa dibayangkan bagaimana sulitnya
seseorang mengikuti ujian bila dalam keadaan sakit. Agar diri Anda tetap sehat secara
fisik menjelang pelaksanaan ujian, Anda harus rajin berolah raga. Usahakan istirahat
secara teratur dan tidur jangan terlalu malam.
Persiapan mental ialah persiapan yang berkaitan dengan sikap mental, psikis, dan
emosi. Upayakan agar situasi pribadi terutama sikap emosional tetap stabil. Pertentangan
yang dialami dalam diri, situasi kekecewaan (frustrasi, suasana kesedihan dan
sebagainya) akan berdampak buruk terhadap hasill belajar Anda.
- Persiapan Teknis
Persiapan teknis yaitu persiapan yang berkaitan dengan penyediaan perlengkapan
yang akan digunakan dalam ujian nanti, misalnya pena, mistar penghapus, pensil, dan
peraut pensil. Perlengkapan itu sebaiknya disiapkan H-1 sebelum ujian. Anda tidak
akan lulus jika ternyata pensil 2B yang akan Anda pakai ternyata palsu, karena
proses pemeriksaan hasil ujian menggunakan komputer. Sebelum ujian, yakinkan
bahwa pensil 2B yang digunakan adalah benar-benar asli. Selain itu, sebelum ujian
berlangsung Anda harus mengecek lokasi ujian dan tempat duduk.

- Persiapan Materi Uji


Persiapan materi uji merupakan persiapan yang sangat penting karena persiapan
materi uji ini akan menentukan kelulusan Anda. Persiapan materi ujii hendaknya
dilakukan sejak dini (jauh-jauh hari sebelum ujian) dengan banyak belajar dan latihan
serta mengikuti try out secukupnya. Menurut penelitian beberapa ahli, belajar borongan
itu tidak baik dan hasilnya hanya membawa kesia-siaan. Jadi, disarankan H-1 sebelum
ujian Anda tidak diperkenankan lagi memforsir diri untuk belajar. Istirahat yang cukup.
Perbanyak latihan menjawab soal dengan teman.
Caranya: Ajaklah teman Anda untuk membentuk kelompok kecil sebagai kelompok
belajar. Pesertanya tidak lebih dari 3 orang. Jika pesertanya terlalu banyak (lebih dari 3
orang), dikhawatirkan proses belajar menjadi tidak fokus pada materi yang akan
dipelajari.

c. Kiat Sukses Ujian Nasional


Ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar Anda lulus dalam UNAS antara lain
sebagai berikut :
1. Tidurlah lebih cepat dari biasanya agar fisik Anda prima dan tidak
mengantuk saat ujian berlangsung.
2. Siapkan alat tulis yang Anda butuhkan pada saat ujian, kartu tes, papan
pengalas, dan jam tangan (jika ada) sebelum tidur.
3. Bangun pagi-pagi. Jangan lupa sarapan dan meminta restu kedua orang tua
sebelum berangkat ke sekolah.
4. Usahakan tiba di lokasi ujian paling lambat 30 menit sebelum ujian dimulai.
5. Jangan lupa membaca doa sebelum memulai menjawab soal.
6. Pergunakan alat tulis yang baik untuk menulis jawaban pada LJK dan
tulislahlah terlebih dahulu identitas dengan lengkap dan benar.
7. Santai saja, jangan terbebani/tegang pada saat menjawab soal-soal ujian.
Tanamkan optimisme dan kepercayaan diri bahwa Anda bisa menjawab
dengan benar. Ingat ketegangan dapat membuyarkan konsentrasi Anda!
8. Dahulukan menyelesaikan soal yang dianggap mudah, kemudian baru Anda
berusaha untuk menyelesaikan soal yang sulit atau yang tadi merasa ragu-
ragu untuk menjawabnya.
9. Jaga Lembar Jawaban Komputer Anda agar tetap bersih, tidak terlipat,
jangan sama sekali dicoret-coret.
10. Kontrol waktu Anda, jangan sampai waktu berakhir tetapi pekerjaan Anda
belum selesai. Jika tidak memiliki jam tangan dan pengawas tidak
menyampaikan, jangan ragu untuk bertanya kepada pengawas mengenai
waktu yang masih tersisa.
11. Periksa kembali jawaban dan data diri Anda sebelum menyerahkan LJK ke
pengawas. Pastikan bahwa data diri Anda (nama, nomor ujian, kode
sekolah, dan lain-lainnyanya) terisi dengan benar. Begitu pula pastikan
bahwa semua soal telah terjawab.
12. Pastikan LJK Anda telah diterima pengawas sebelum meninggalkan
ruangan ujian.
13. Pastikan Anda keluar dari ruang ujian dengan tenang, tidak usah
memikirkan bagaimana hasilnya, serahkan kepada Yang Mahakuasa.
FORMULIR Kode Dok. WK1/PRP/FO-001

Status Revisi 01
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Halaman 1 dari 2
BIMBINGAN DAN KONSELING
Tanggal Terbit 3 Januari 2017

Nama Sekolah : SMK YPE Sawunggalih


Tahun Ajaran : 2019/2020
Sasaran Layanan/Semester : XII /Genap
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit

A Komponen Layanan Dasar


B Bidang Layanan Karir
C Topik / Tema Layanan Informasi ketenagakerjaan dan bekerja ke luar negeri
D Fungsi Layanan Pemahaman
E Rumusan Kompetensi Peserta didik/konseli dapat memahami norma-norma atau
ketentuan-ketentuan ketenagakerjaan di Indonesia, baik
sebelum, selama, dan sesudah bekerja serta mampu
memahami cara atau langkah bekerja ke luar negeri yang
benar
F Tujuan Layanan 1. Peserta didik/konseli dapat memahami tentang hubungan
kerja
2. Peserta didik/konseli dapat memahami materi perjanjian
kerja
3. Peserta didik/konseli dapat memahami pemutusan
hubungan kerja (PHK)
4. Peserta didik/konseli dapat memahami cara kerja ke luar
negeri dan keuntungannya
G Sasaran Layanan Kelas 12
H Materi Layanan 1. Hubungan kerja
2. Materi perjanjian kerja
3. Pemutusan hubungan kerja (PHK)
4. Cara kerja ke luar negeri dan keuntungannya
I Waktu 2 Kali Pertemuan x 45 Menit
J Sumber Materi 1. Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal Bimbingan
dan Konseling untuk SMK-MAK kelas 12, Yogyakarta,
Paramitra Publishing
2. Triyono, Mastur, 2014, Materi Layanan Klasikal
Bimbingan dan Konseling bidang pribadi, Yogyakarta,
Paramitra
3. Hutagalung, Ronal. 2015. Ternyata Berprestasi
ItuMudah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
4. Eliasa Imania Eva, Suwarjo.2011.Permainan (games)
dalam Bimbingan dan Konseling.Yogyakarta: Paramitra

K Metode/Teknik Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab


L Media / Alat LCD, Power Point , Informasi Ketenagakerjaan dan bekerja
ke luar negeri
M Pelaksanaan
Tahap Uraian Kegiatan
1. Membuka dengan salam dan berdoa
2. Membina hubungan baik dengan peserta didik
(menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking)
1. Tahap Awal / 3. Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan
Pedahuluan Konseling
4. Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
1. Guru BK menayangkan media slide power point yang
berhubungan dengan materi layanan
2. Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungan
dengan materi layanan
3. Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab
2. Tahap Inti 4. Guru BK membagi kelas menjadi 6 kelompok, 1
kelompok 5- 6 orang
5. Guru BK memberi tugas kepada masing-masing
kelompok
6. Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok masing-
masing
7. Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian
kelompok lain menanggapinya, dan seterusnya bergantian
sampai selesai.
3. Tahap Penutup 1. Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan
yang terkait dengan materi layanan
2. Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat
menghadirkan Tuhan dalam hidupnya
3. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan
datang
4. Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
M Evaluasi
1. Evaluasi Proses Guru BK atau konselor melakukan evaluasi dengan
memperhatikan proses yang terjadi :
1. Melakukan Refleksi hasil, setiap peserta didik
menuliskan di kertas yang sudah disiapkan.
2. Sikap atau atusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan
3. Cara peserta didik dalam menyampaikan pendapat atau
bertanya
4. Cara peserta didik memberikan penjelasan dari
pertanyaan guru BK
2. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain :
1. Merasakan suasana pertemuan : menyenangkan/kurang
menyenangkan/tidak menyenangkan.
2. Topik yang dibahas : sangat penting/kurang penting/tidak
penting
3. Cara Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor
menyampaikan : mudah dipahami/tidak mudah/sulit
dipahami
4. Kegiatan yang diikuti : menarik/kurang menarik/tidak
menarik untuk diikuti

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
3. Instrumen penilaian.

Kutoarjo, Juni 2019


Verifikator,
Waka Kurikulum Guru BK

Agustina Pancawati, S.E Naufal Alaudin, S.Pd


Mengetahui,
Kepala SMK YPE Sawunggalih Kutoarjo

Tri Yulianto, S.Kom


Lampiran 1. Uraian Materi

Informasi ketenagakerjaan dan bekerja ke luar negeri


a. Hubungan Kerja
Hubungan kerja adalah hubungan antara pekerja atau buruh dengan pengusaha atau
pemberi kerja berdasarkan perjanjian kerja yang mempunyai unsur pekerjaan, upah dan
perintah. Berdasarkan pengertian seperti tersebut diatas hubungan kerja memiliki 3 unsur
yang harus dipenuhi yaitu: pekerjaan, upah, dan perintah.

Perjanjian Kerja
Perjanjian Kerja adalah perjanjian antar pekerja/buruh dan pengusaha atau pemberi kerja
yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak. Perjanjian Kerja antara
pengusaha dengan pekerja/buruh dalam perusahaan dapat dibuat secara tertulis/lisan.
Setiap perjanjian kerja yang dipersyaratkan dibuat secara tertulis harus dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Fungsi, Tujuan, dan Manfaat Perjanjian Kerja


1) Fungsi Perjanjian Kerja
Sebagai upaya peningkatan kualitas pelaksanaan hubungan kerja guna
mewujudkan ketenagakerjaan bekerja dan ketenangan berusaha di perusahaan.
2) Tujuan Perjanjian Kerja
a. Memberikan kepastian adanya hubungan kerja;
b. Untuk mengetahui status hubungan kerja, hak dan kewajiban pekerja dan
pengusaha.
3) Manfaat Perjanjian Kerja
a. Terdapat ketenangan kerja dan ketenangan berusaha;
b. Meningkatkan produktivitas perusahaan dan kesejahteraan pekerja/buruh dan
keluarganya.

Syarat Pembuatan dan Materi Perjanjian Kerja


a. Persyaratan Pembuatan Perjanjian Kerja
1) Kesepakatan kedua belah pihak, artinya dalam pembuatan Perjanjian Kerja tidak
boleh ada unsur paksaan.
2) Kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum, yang artinya para
pihak yang membuat perjanjian kerja dilakukan orang-orang yang sudah dewasa.
3) Adanya pekerjaan yang diperjanjikan.
4) Pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan ketertiban umum,
kesusilaan, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Perjanjian kerja yang dibuat oleh para pihak yang tidak didasarkan atas persetujuan
kedua belah pihak dan belum mempunyai kemampuan atau kecakapan melaksanakan
perbuatan hukum, maka perjanjian tersebut dapat dibatalkan. Demikian juga halnya
apabila perjanjian kerja yang dibuat oleh para pihak tidak didasarkan atas adanya
pekerjaan yang diperjanjikan atau perjanjian kerja yang dibuat bertentangan dengan
ketertiban umum, kesusilaan, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku maka
perjanjian tersebut batal demi hukum.
b. Materi Perjanjian Kerja
1) Nama, alamat perusahaan, dan jenis usaha.
2) Nama, Jenis Kelamin, Umur, dan Alamat pekerja/buruh.
3) Jabatan atau Jenis Pekerjaan.
4) Tempat Pekerjaan.
5) Besarnya upah dan cara pembayarannya.
6) Syarat - syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban pengusaha dan
pekerja/buruh.
7) Mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja dibuat.
8) Tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat.
9) Tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja.

Hak dan Kewajiban Buruh atau Pegawai


Undang-undang pokok pemburuhan/undang-undang pokok kepegawaian tidak semata-
mata mengatur masalah yurudis saja tetapi juga mengatur masalah etik tergambar dalam
hak dan kewajiban buruh atau pegawai :
a. Hak buruh atau Pegawai
Hak buruh atau pegawai pada umumnya meliputi 4 kelompok :
1) Hak kepastian status meliputi :
a) Status jelas
b) Jenis pekerjaan
c) Jam kerja
d) Cara kerja
2) Hak memperoleh imbalan kerja meliputi :
a) Gaji/upah
b) Tunjangan
c) Fasilitas yang layak
3) Hak memperoleh jaminan meliputi :
a) Hidup layak manusiawi
b) Kesehatan
c) Keselamatan kerja
d) Perlindungan kecelakaan
4) Hak memperoleh perlakuan wajar, meliputi :
a) Perlakuan yang adil
b) Penghormatan
c) Penghargaan
d) Manusiawi
b. Kewajiban buruh / pegawai pada umumnya :
1) Melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya.
2) Menaati peraturan kerja, tata tertib dan melaksanakan kebiasaan yang baik.
3) Bersikap jujur, sopan santun, dapat menjaga kehormatan kerja, menjaga
keamanan kerja dan menjaga tata tertib kerja.

Upah dan Bantuan Sosial


Menurut PP No.8 tahun 1981, upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari
pengusaha kepada pekerja untuk suatu pekerjaan atas jasa yang telah atau akan
dilakukan, dinyatakan, dan dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan dalam bentuk
persetujuan atas peraturan perundang-undangan dan didasarkan atas perjanjian kerja
antara pengusaha dan pekerja termasuk tunjangan untuk pekerja sendiri maupun
keluarganya.

a. Upah pokok

Adalah imbalan dasar yang dibayarkan kepada pekerja menurut tingkat atau jenis
pekerjaan yang besarnya berdasarkan kesepakatan.

a. Tunjangan tetap :
Adalah suatu pembayaran yang teratur berkaitan dengan pekerjaan yang diberikan
secara tetap untuk pekerja dan keluarganya, dibayarkan dalam satuan waktu yang
sama dengan pembayaran upak pokok, seperti : tunjangan istri, tunjangan anak,
tunjangan kehamilan dan lain-lain.

b. Tunjangan tidak tetap :


Adalah suatu pembayaran secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan
pekerja, yang diberikan secara tidak tetap untuk pekerja dan keluarganya. Tunjangan
ini dibayarkan menurut satuan waktu yang tidak sama dengan waktu pembayaran
upah pokok.

Pendapatan non upah sebagai berikut :

1) Fasilitas :
Adalah kenikmatan dalam bentuk nyata yang diberikan perusahaan karena hal-hal
yang bersifat khusus atau untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja, seperti :
Fasilitas kendaran atau antar jemput, pemberian makan secara cuma-cuma, sarana
ibadah, penitipan bayi, koperasi, kantin, dan lain-lainnya.
2) Bonus :
Adalah bukan bagian dari upah, melainkan pembayaran yang diterima pekerja
dari hasil keuntungan perusahaan atau karena pekerja menghasilkan hasil kerja
lebih besar dari target produksi yang normal atau karena peningkatan
produktivitas. Besarnya bonus diatur berdasarkan kesepakatan.

3) Tunjangan Hari Raya (THR)


Adalah bukan bagian dari upah, tetapi suatu pembayaran yang diterima oleh
pekerja atas kebijaksanaan perusahaan serta didasari oleh aturan yang telah
ditetapkan sebelumnya.

b. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

Pemutusan Hubungan Kerja adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal
tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja/buruh dan
pengusaha.
Prinsp Dasar tentang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
1) Pengusaha, pekerja/buruh, serikat pekerja/buruh dan pemerintah dengan segala upaya
harus mengupayakan agar jangan sampai terjadi Pemutusan Hubungan Kerja.
2) Jika segala upaya telah dilakukan, tetapi pemutusan hubungan kerja tidak dapat
dihindari, maka maksud PHK wajib dirundingkan oleh pengusaha dan serikat pekerja
buruh atau dengan pekerja/buruh apabila pekerja/buruh yang bersangkutan tidak
menjadi anggota serikat pekerja/buruh.
3) Dalam hal perundingan tidak menghasilkan persetujuan, maka pengusaha hanya dapat
memutuskan hubungan kerja dengan pekerja/buruh setelah memperoleh penetapan dari
lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial.
4) Permohonan penetapan PHK yang diajukan oleh pengusaha secara tertulis kepada
lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial disertai dengan alasan-alasan
yang jelas yang menjadi dasar tentang pemutusan hubungan kerja tersebut.
5) Permohonan penetapan pemutusan kerja dapat diterima oleh lembaga penyelesaian
perselisihan industrial apabila pengusaha telah berupaya sedemikian rupa untuk
menghindari PHK tersebut telah diadakan perundingan secara maksimal antara
pengusaha dan serikat pekerja/buruh atau pekerja/buruh.
Prosedur Penyelesaian PHK
a) Penyelesaian melalui Bipartit yaitu Penyelesaian antara pengusaha dengan serikat
pekerja/buruh atau dengan pekerja/buruh jika pekerja tidak menjadi anggota serikat
pekerja.
b) Penyelesaian melalui perantaraan Pegawai Perantara.
c) Penyelesaian P4 Daerah.
d) Penyelesaian P4 Pusat.

Beberapa Ketentuan Teknis dalam Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)


a. Larangan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Pengusaha dilarang melakukan PHK dengan melakukan:
1) Pekerja/buruh berhalangan masuk kerja karena sakit menurut keterangan dokter selama
waktu tidak melampaui 12 bulan secara terus-menerus.
2) Pekerja/buruh berhalangan menjalankan pekerjaannya karena melakukan kewajiban
terhadap Negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3) Pekerja menjalankan ibadah yang diperintahkan oleh agamanya.
4) Pekerja/buruh menikah.
5) Pekerja/buruh perempuan hamil, melahirkan, gugur kandungan, menyusui bayinya.
6) Pekerja/buruh mempunyai pertalian darah dan ikatan perkawinan dengan pekerja/buruh
lainnya didalam satu perusahaan, kecuali telah diatur dalam perjanjian kerja peraturan
perusahaan atau perjanjian kerja bersama.
7) Pekerja/buruh memberikan, menjadi anggota dan pengurus serikat pekerja/buruh,
pekerja/buruh melakukan kegiatan serikat pekerja/buruh di luar jam kerja atau di dalam
jam kerja atas kesepakatan pengusaha atau berdasarkan ketentuan yang diatur dalam
perjanjian kerja peraturan atau perjanjian kerja bersama.
8) Pekerja/buruh yang mengadukan pengusaha kepada yang berwajib mengenai pernuatan
pengusaha yang melakukan tindak pidana kejahatan.
9) Karena perbedaan paham, agama, aliran politik, suku warna kulit, golongan, jenis
kelamin, kondisi fisik, dan status perkawinan.
10) Pekerja dalam keadaan cacat tetap, sakit akibat kecelakaan kerja atau sakit karena
hubungan kerja yang menurut surat keterangan dokter jangka waktu penyembuhannya
belum dapat dipastikan.
b. PHK Tidak Perlu Ada/Izin.
1) Pekerja buruh masih dalam masa percobaan kerja.
2) Pekerja/buruh mengundurkan diri.
3) Pekerja/buruh mencapai usia pensiun sesuai dengan ikatan perjanjian kerja,
peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama
4) Perjanjian kerja waktu tertentu yang diperpanjang 1 kali.
5) Pekerja meninggal dunia.
c. Uang Pesangon
Dalam hal ini terjadi PHK pengusaha diwajibkan membayar uang pesangon dan atau
penghargaan masa kerja serta uang penggantian hak yang seharusnya diterima
pekerja.
d. Dasar Perhitungan Upah
1) Komponen upah yang digunakan untuk penghitungan uang pesangon, uang
penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak yang seharusnya diterima.
2) Dalam hal penghasilan pekerja/buruh dibayarkan atas dasar perhitungan harian
maka penghasilan sebulan adalah sama dengan 30 kali penghasilan sehari
3) Dalam upah pekerja/buruh dibayarkan atas perhitungan satuan hasil,
potongan/borongan atau komisi maka penghasilan sehari adalah sama dengan
pendapatan rata-rata perhari selama 12 bulan terakhir dengan ketentuan tidak
boleh kurang dari ketentuan upah minimum Provinsi, Kabupaten/Kota.
4) Dalam hal pekerjaan tergantung pada keadaan cuaca dan upahnya berdasarkan
pada upah borongan maka perhitungan upah sebulan dihitung dari upah rata-rata
12 bulan terakhir.

c. Cara Bekerja Ke Luar Negeri


Berikut langkah-langkah bekerja ke luar negeri, diantaranya :

1. Mencari Informasi lowongan kerja.


Inforamsi bekerja diluar negeri dapat bisa Anda dapatkan di :
a. Kantor Dinas Tenaga Kerja di Tingkat Kabupaten/Kota
b. Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia dan PPTKIS yang telah di tunjuk
pemerintah untuk menyelenggarakan perekrutan, sampai dengan pengiriman
tenaga kerja Indonesia ke luar negeri. Kantor PPTKIS dapat di jumpai di setiap
provinsi yang ada di Indonesia.
c. Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI)
di Ibukota Provinsi.
2. MelakukanPendaftaran.
Pendaftaran untuk menjadi TKI di :

a. Kantor Dinas Tenaga Kerja di Tingkat Kabupaten/Kota.


b. PPTKIS
3. Proses Seleksi
Setelah kegiatan pendaftaran selesai, maka calon TKI harus menjalani seleksi. Materi
seleksi adalah :
a. Seleksi administrasi : Menyangkut ke absahan dan kelengkapan semua dokumen
yang berkaitan dengan persyaratan untuk bekerja diluar negeri.
b. Tes keterampilan sesuai dengan keterampilan khusus yang dimiliki oleh masing-
masing Calon TKI.
c. Tes kesehatan dari dokter yang ditunjuk.
4. Ikuti Pelatihan
Agar kemampuan dan keterampilan Calon TKI sesuai dengan persyaratan yang
diminta oleh pengguna diluar negeri. Maka sebelum di berangkatkan para calon TKI
harus mengikuti kegiatan pelatihan. Adapun materi yang diberikan dalam kegiatan
meliputi.
a. Keterampilan khusus, sesuai dengan permintaan diluar negeri.
b. Bahasa Negara tujuan.
c. Hukum dan adat istiadat di Negara Tujuan.
d. Jangka waktu pelatihan 23-90 hari tergantung jenis pekerjaan dan Negara
Tujuan.
e. Inforamsi tentang kebijakan pemerintah RI tentang pengiriman TKI keluar
negeri
5. perjanjian kerja
Hal lain yang harus di sesuaikan sebelum keberangkatan adalah mengikat perjanjian
kerja antara calon TKI dan PPTKIS mewakili pengguna di depan pejabat yang
berwenang. Secara garis besar, perjanjian tersebut harus mencantumkan hal-hal
sebagai berikut :
a. Jenis Pekerjaan, lokasi dan jabatan yang akan di tempatinya.
b. Hak dan Kewajiban, termasuk gaji, tunjangan dan hak-hak lainya.
c. Waktu pemberangkatan
d. Jangaka waktu perjanjian kerja
e. Klausul perpanjangan perjanjian kerja
f. Klausul mengenai perselisihan.
6. persiapan ke berangkatan
Adapun dokumen yang dimaksud adalah :
a. Passport, Visa, Tiket Rekomendasi bebas fiscal.
b. Asuransi, untuk perlindungan terhadap kecelakaan sakit dan kematian.
c. Tabungan, untuk keperluan menabung dan mengirim uang ke Indonesia.
7. Berangkat ke negara tujuan
Setelah tahapan kelima terpenuhi, maka tibalah saatnya PPTKIS memberangkatkan
calon TKI ke Negara tujuan sesuai perjanjian Kerja yang telah di tandatangani
bersama.
8. Bekerja di negara tujuan
Sesampainya di negara tujuan TKI tersebut akan bekerja di tempat pengguna /
pemakai sesuai dengan pekerjaan perjanjian, baik antara TKI dengan PPTKIS,
maupun perkerjaan antara TKI dengan Pengguna di Negara tujuan tersebut.
9. persiapan pulang ke tanah air
Selama masa kontrak habis TKI mengurus segala sesuatu sebuhungan dengan
kepulangannya ke Indonesia. PPTKIS harus dapat memastikan seluruh hak TKI yang
akan pulang tersebut telah di dapatkannya.Demikian pula dengan kewajiban, terutama
pengguan yang memperkerjaan.Dalam persiapan kembali keindonesia TKI berkondisi
dengan :
a. KBRI
b. PPTKIS/Perwalu
c. Mitra Usaha
d. Pengguna
10. Tiba di tanah air
Tiba di tanah air, para alumni TKI memasuki dunia baru. Dengan tabungan yang
dimilikinya, mereka bisa berwiraswasta, membuka lapangan kerja baru di Indonesia.

d. Keuntungan Bekerja di Luar Negeri

Berikut keuntungan bekarja ke luar negeri, diantaranya :

1. Menguasai bahasa asing


Bekerja di luar negeri membuat kita terbiasa menggunakan bahasa asing. Karena
terbiasa berkomunikasi dengan orang-orang setempat, membuat kita sedikit demi
sedikit belajar bahasa asing. Sehingga kita mahir berbahasa negara tersebut, setidaknya
ini adalah keuntungan buat kita. Memperbanyak penguasaan bahasa-bahasa di dunia.
Menguasai banyak bahasa asing, mempermudah kita berinteraksi dengan orang-orang
yang berbeda latar belakang dan budaya.
2. Saving uang gaji
Keuntungan --> adalah kita bisa menabung uang hasil keringat kita. Setidaknya ada
beberapa negara yang memperlakukan warga negara asing sama seperti warga
negaranya. Mulai dengan menyamaratakan biaya sewa rumah, makan dan tempat
berlibur. Apalagi jika kita bersekolah disana sambil kerja partime. Kita punya
kesempatan untuk menabung.
3. Bekerja sambil holiday gratis
Sangat memungkinkan bagi kita untuk holiday yang murah karena kita bekerja di
negara tesebut bahkan bisa gratis. Setiap weekend bisa kita gunakan untuk berlibur
tanpa biaya yang mahal.
4. Menjalankan perintah Allah Swt
Kita diperintahkan Allah Swt untuk berkeliling dunia Sob, untuk mempelajari banyak
hal tentang sejarah orang-orang terdahulu yang mendustakan Allah Swt agar kita bisa
mengambil hikmahnya dan tidak termasuk golongan orang-orang tersebut. Selain itu
agar kita saling mengenal karakter dan budaya dengan masyarakat di berbeda
negara,Sob. Dan masih banyak hikmah lainnya dari perintah Allah Swt ini.
5. Memiliki network yang luas
Dengan bekerja di luar negeri setidaknya kita berinteraksi dengan orang yang berbeda
culture, karakter, cara pandangnya, dll. Dari situlah kita mulai mengenal banyak orang
dan tidak menutup kemungkinan semakin banyak orang yang kita kenal maka jaringan
semakin meluas.
6. Memahami budaya negara lain
Bekerja di luar negeri dengan lingkungan yang baru, cara pandang, adat, gaya hidupnya
serta budaya yang berbeda dengan negara kita. Membuat kita semakin berpikiran
terbuka dan menerima perbedaan yang ada serta mengenal dan memahami budaya
negara lain.
FORMULIR Kode Dok. WK1/PRP/FO-001

Status Revisi 01
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Halaman 1 dari 2
BIMBINGAN DAN KONSELING
Tanggal Terbit 3 Januari 2017

Nama Sekolah : SMK YPE Sawunggalih


Tahun Ajaran : 2019/2020
Sasaran Layanan/Semester : XII /Genap
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit

A Komponen Layanan Dasar


B Bidang Layanan Karir
C Topik / Tema Layanan Kiat sukses menjadi pengusaha muda
D Fungsi Layanan Pemahaman
E Rumusan Kompetensi Peserta didik/konseli mampu memiliki wawasan menjadi
wirausaha sukses, mengusai pengetahuan dan keterampilan
akademik serta etos kerja dengan berkarya melalui jiwa
wirausaha
F Tujuan Layanan 1. Peserta didik/konseli dapat mengenal tingkatan dan jenis
dalam usaha
2. Peserta didik/konseli dapat memahami tentang
kepribadian dan watak (karakter) pengusaha
3. Peserta didik/konseli dapat memahami keuntungan dan
risiko menjadi pengusaha
4. Peserta didik/konseli dapat memahami kiat menjadi
pengusaha muda
G Sasaran Layanan Kelas 12
H Materi Layanan 1. Mengenal tingkatan dan jenis dalam usaha
2. Kepribadian dan watak (karakter) pengusaha
3. Keuntungan dan risiko menjadi pengusaha muda
4. Kiat menjadi pengusaha muda
I Waktu 2 Kali Pertemuan x 45 Menit
J Sumber Materi 1. Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal Bimbingan
dan 1. Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal
Bimbingan dan Konseling untuk SMK-MAK kelas 12,
Yogyakarta, Paramitra Publishing
2. Triyono, Mastur, 2014, Materi Layanan Klasikal
Bimbingan dan Konseling bidang karir, Yogyakarta,
Paramitra
3. Hutagalung, Ronal. 2015. Ternyata Berprestasi
ItuMudah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
4. Eliasa Imania Eva, Suwarjo.2011.Permainan (games)
dalam Bimbingan dan Konseling.Yogyakarta: Paramitra

K Metode/Teknik Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab


L Media / Alat LCD, Power Point , Kiat menjadi pengusaha muda
M Pelaksanaan
Tahap Uraian Kegiatan
1. Membuka dengan salam dan berdoa
2. Membina hubungan baik dengan peserta didik
(menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking)
1. Tahap Awal / 3. Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan
Pedahuluan Konseling
4. Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
1. Guru BK menayangkan media slide power point yang
berhubungan dengan materi layanan
2. Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungan
dengan materi layanan
3. Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab
2. Tahap Inti 4. Guru BK membagi kelas menjadi 6 kelompok, 1
kelompok 5- 6 orang
5. Guru BK memberi tugas kepada masing-masing
kelompok
6. Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok masing-
masing
7. Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian
kelompok lain menanggapinya, dan seterusnya bergantian
sampai selesai.
3. Tahap Penutup 1. Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan
yang terkait dengan materi layanan
2. Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat
menghadirkan Tuhan dalam hidupnya
3. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan
datang
4. Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
M Evaluasi
1. Evaluasi Proses Guru BK atau konselor melakukan evaluasi dengan
memperhatikan proses yang terjadi :
1. Melakukan Refleksi hasil, setiap peserta didik
menuliskan di kertas yang sudah disiapkan.
2. Sikap atau atusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan
3. Cara peserta didik dalam menyampaikan pendapat atau
bertanya
4. Cara peserta didik memberikan penjelasan dari
pertanyaan guru BK
2. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain :
1. Merasakan suasana pertemuan : menyenangkan/kurang
menyenangkan/tidak menyenangkan.
2. Topik yang dibahas : sangat penting/kurang penting/tidak
penting
3. Cara Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor
menyampaikan : mudah dipahami/tidak mudah/sulit
dipahami
4. Kegiatan yang diikuti : menarik/kurang menarik/tidak
menarik untuk diikuti

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
3. Instrumen penilaian.

Kutoarjo, Juni 2019


Verifikator,
Waka Kurikulum Guru BK

Agustina Pancawati, S.E Naufal Alaudin, S.Pd


Mengetahui,
Kepala SMK YPE Sawunggalih Kutoarjo

Tri Yulianto, S.Kom


Lampiran 1. Uraian Materi

Kiat sukses menjadi pengusaha muda


a. Mengenal Tingkatan dan Jenis dalam Usaha
Menurut tingkatannya, usaha dibagi atas usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah,
dan usaha besar. Kriteria dari tingkatan usaha tersebut adalah sebagai berikut :
1. Usaha Mikro, adalah usaha dengan kebutuhan mdal dibawah 50 juta diluar pemakaian
aset pribadi. Banyak jenis usaha yang kita temui dengan modal di bawah 50 juta rupiah.
Tapi mengapa kriteria modal di bawah 50 juta rupiah disebutkan di luar aset usaha ? Ini
karena perhitungan modal didasarkan pada kebutuhan investasi sedangkan operasional
biasanya adalah tempat usaha dan kendaran.
2. Usaha Kecil, adalah usaha yang kebutuhan modalnya antara 50 juta rupiah dan 200 juta
rupiah di luar aset usaha. Usaha kecil setingkat lebih tinggi dari usaha mikro karena
kebutuhan modal usahanya lebih besar.
3. Usaha Menengah, adalah usaha yang kebutuhan modalnya antara 200 juta rupiah dan
500 juta rupiah di luar aset. Skala usaha ini memang sudah lumayan besar mengingat
modal yang dibutuhkan sudah di atas 200 juta.
4. Usaha besar, adalah usaha yang kebutuhan modalnya di atas 500 juta rupiah. Level
usaha ini memang yang paling tinggi. Bentuknya pun bermacam-macam seperti
perusahaan-perusahaan besar dengan skala internasional.

Mengenal Jenis-jenis Usaha


1. Usaha Perdagangan Produk Primer
Usaha ini bergerak di bidang produksi dan penjualan produk yang menjadi kebutuhan
pokok masyarakat. Anda pasti mengenal istilah sembako. Sudah tentu ya ? Sembako
adalah singkatan dari sembilan bahan pokok yang merupakan kebutuhan pangan dasar
bagi masyarakat. Produk yang termasuk sembako adalah beras, minyak goreng, terigu,
gula pasir, telur dan sebagainya. Seiring perkembangan zaman, kebutuhan bahan pokok
pun berubah dan bertambah jenisnya.
2. Usaha Perdangan Produk Sekunder
Usaha ini bergerak pada produksi dan penjualan produk bukan kebutuhan pokok.
Produk sekunder memang bukan merupakan kebutuhan wajib harian, tapi juga penting
bagi mereka yang membutuhkannya. Produk-produk seperti pakaian muslim, sepatu,
sandal, aneka tas, kosmetik dan suku cadang kendaran merupakan contoh dari produk
sekunder.
3. Usaha Perdagangan Produk Tersier
Usaha perdagangan produk tersier bergerak di bidang produksi dan penjualan produk
yang dibutuhkan untuk kepuasan pembelinya, seperti barang-barang untuk menghibur atau
menyenangkan diri. Contoh dari usaha ini antara lain jual beli mobil, lukisan, perhiasan,
mainan, alat elektronik yang mewah. Jika melihat sifat produknya, tentu akan lebih sulit
dalam memasarkan produk tersier dalam arti penjualannya tidak sebanyak produk
kebutuhan pokok atau sekunder.
4. Usaha Jasa,
Usaha Jasa adalah usaha yang bergerak di bidang penyediaan jasa yang dibutuhkan
untuk pemenuhan berbagai kebutuhan. Dalam usaha jasa diperlukan pembuktian untuk
memberikan kepercayaan pada konsumen akan kualitas jasa yang diberikan. Skala usaha
jasa sama dengan jenis-jenis usaha sebelumnya, yaitu berdasarkan modal yang
dikeluarkan. Sangat memungkinkan untuk memulai usaha jasa tanpa modal uang. Usaha
jasa sudah bisa dimulai hanya dengan modal keahlian yang dimiliki. Berikut ini ada
beberapa contoh usaha jasa diantaranya : Jasa tansportasi, jasa kecantikan, jasa perbaikan,
jasa pembangunan, jasa penyewaan, jasa desain, jasa kesehatan, jasa pendidikan dan
perawatan, dan sebagainya.

b. Kepribadian (Sikap) dan Watak (Karakter) Pengusaha


Kepribadian berasal dari bahasa Inggris personality. Kepribadian adalah merupakan
keseluruhan kualitas psikis yang diwarisi atau diperoleh yang khas pada seseorang yang
membuatnya unik. Personality is the total of human mind. Mind di sini diartikan sebagai
keseluruhan karakteristik dari diri seseorang, bisa berbentuk pikiran, perasaan, kata hati,
berupa tamperamen, watak (karakter). Seorang wirausaha adalah seseorang yang memiliki
kepribadian yang produktif. Apakah yang dikatakan produktif ? Produktif adalah kegiatan
yang menimbulkan atau meningkatkan kegunaan (utility). Kita mengeal beberapa macam
utility, yaitu ;
1. Utility of Place (kegunaan tempat)
2. Utility of Time (kegunaan waktu)
3. Utility of Form (kegunaan bentuk)
4. Utility of Ownership (kegunaan kepemilikan) dan sebagainya
Jadi segala bentuk kegiatan yang meningkatkan kegunaan suatu benda disebut
produktif.
Ciri orang yang tidak produktif ialah :
1. Pribadi yang hanya senang mendengar saja, dia pendengar yang baik, tidak pernah
mengemukakan ide.
2. Dia lebih senang mengeksploitasi orang lain untuk keuntungan pribadinya.
3. Dia lebih senang menyimpan segala macam informasi, tidak pernah ia keluarkan
kembali informasi yang pernah ia terima.
4. Sifatnya sentimental, suka merenung masa lalu.
5. Dia banyak mengetahui segala sesuatu, tetapi tidak bisa mengungkapkan buah
pikirannya.
6. Dia suka memasarkan pribadinya dengen memperoleh imbalan/balas jasa/honor.
7. Self esteemnya goyang, dia lebih senang mengikuti anggapan orang lain terhadapnya.

Ciri & Watak (Karakter) Wirausaha


Enam Ciri & Watak (Karakter) wirausaha Geoffry G Meredith

No Ciri-Ciri Watak

1 Percaya Diri Keyakinan, ketidak ketergantungan


dan optimis

2 Berorientasi pada Kebutuhan untuk berprestasi.


tugas dan hasil Berorientasi laba, ketekunan dan
ketabahan, tekad kerja keras, energi
dan inisiatif
3 Pengambilan Resiko Kemapuan untuk mengambil resiko
yang wajar dan suka tantangan
4 Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul
dengan orang lain, menanggapi saran
dan kritik
5 Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel

6 Berorientasi ke masa Pandangan ke depan, perspektif


depan

c. Keuntungan dan Risiko Menjadi Pengusaha


Untuk menjadi pelaku bisnis yang sukses, tidak hanya sekedar mengharapkan adanya
suatu keberuntungan, namun sangat tergantung dari kualitas usaha. Bisnis adalah suatu
kegiatan yang dilaksanakan oleh perseorangan atau kelompok untuk mendapatkan
penghasilan dengan tujuan untuk mendapatkan laba atau keuntungan. Dewasa ini bisnis
atau usaha merupakan tujuan yang sangat penting karena kesempatan atau peluang untuk
berusaha semakin hari semakin terbuka. Dengan menjadi seorang pelaku usaha maka kita
telah memberikan andil yang sangat besar untuk mengurangi jumlah pengangguran di
negeri ini. Dengan berwirausaha tentu kita akan memiliki banyak keuntungan serta risiko
diantaranya :

Keuntungan
1. Profit (Keuntungan)
a. Kesempatan untuk meraih keuntungan tak terhingga dan masa depan yang lebih baik
dengan waktu yang relatif lebih singkat.
b. Penghasilan tidak ditentukan orang lain.
c. Kontrol Finansial ( Bebas dalam mengelola keuangan dan merasa sebagai kekayaan
sendiri)
2. Independence (Bebas, Merdeka, Mandiri)
a. Tidak bekerja dibawah perintah orang lain.
b. Kesempatan untuk mengontrol jalan hidup sendiri dengan imbalan kepemilikan yang
diperoleh dari kemerdekaan untuk mengambil keputusan dan resiko.
c. Kesempatan menggunakan kemampuan dan potensi diri secara penuh dan aktualita
diri untuk mencapai cita-cita.
d. Otonomi (Pengelolaan yang bebas & tidak Terikat - “Boss”)
3. Satisfying Way of Life (Kepuasan Hidup)
a. Kesempatan untuk memberikan sumbangan kepada masyarakat dengan lapangan
kerja dan pengabdian serta memperoleh pengakuan
b. Kepuasan dalam merealisasikan ide kreatif dan dapat menyumbangkan sesuatu
kepada orang lain. (hidup bermanfaat untuk orang lain)
Risiko
a. Tidak ada kepastian pendapatan.
b. Resiko kehilangan modal/asset/investasi.
c. Meningngalkan zona kemapanan Pengorbanan Personal (Pada awal bekerja keras,
sedikit waktu untuk kepentingan keluarga dan rekreasi).
d. Beban Tanggung Jawab (Mengelola semua fungsi bisnis, baik pemasaran, keuangan,
personil, dan lain-lainl).
e. Margin keuntungan kecil pada waktu masa pertumbuhan.
f. Kemungkinan menghadapi proses kegagalan.

c. Kiat Menjadi Pengusaha Muda


Kewirausahaan (enterprenership) adalah kecakapan/kemampuan seseorang dalam
menciptakan dan mengelola suatu usaha /kerja untuk mendapatkan nilai ekonomis (nilai
tambah) yang lebih besar. Jiwa kewirausahaan itu mencakup semangat (spirit), sikap,
perilaku, dan kecakapan/keterampilan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan.
Langkah mendasar dalam memupuk jiwa berkarya dan berwirausaha adalah memahami
dan menilai diri sendiri. Karena kunci keberhasilan dalam berusaha adalah memahami diri
sendiri dalam bingkai lingkungan sebuah usaha.

1. Kecakapan Kewirausahaan
Setiap orang layak membekali diri dengan sejumla ketrampilan dan kecakapan
berwirausaha, antara lain :
1) Kreativitas
Kreativitas adalah ciri utama seorang wirausahawan. Kreativitas adalah cermat
mencari peluang.
2) Keberanian Mengambil Resiko
Jiwa wirausaha (enterprehership) dibentuk dengan latihan mengambil keputusan
berikut kesiapan menerima resiko-resiko apapun yang mungkin terjadi.
3) Ketekunan dan Keuletan
Dalam kegiatan apapun, kecerdasan otak saja bukan jaminan, tetapi ketekunan dan
keuletan adalah prasyaratnya.
4) Percaya Diri
Mental “gengsi-gengsian” adalah musuh nomor satu dalam meraih keberhasilan.
Selanjutnya adalah sifat minder, ragu-ragu, dan takut melangkah.
5) Motivasi Kemandirian
Wirausahawan mengikis habis jiwa manja dan ketergantungan. Siapapun yang
mau maju terus, harus punya dorongan untuk mandiri, konsisten dan berkeyakinan
kuat pada misinya
2. Keterampilan Teknik Kewirausahaan
Diperoleh melalui latihan-latihan intensif dalam hal :
1) Keterampilan Teknik Berusaha
Kegiatan teknik-teknik usaha meliputi teknik produksi, mengontrol mutu/kualitas,
produksi barang/jasa, pengemasan dan mengelola mekanisme usahanya.
2) Keterampilan Mencari Informasi.
Informasi merupakan sesuatu yang penting diketahui dan sekaligus diantisipasi
oleh seorang usahawan.
3) Keterampilan Berkomunikasi.
Terampil berkomunikasi bagi wirausahawan sangat diperlukan. Ini sangat berguna
ketika melakukan pemasyarakatan produknya, sekaligus negosiasi.
4) Keterampilan dalam Pemecahan Masalah.
Setiap usahawan tentu akan berhadapan kepada berbagai masalah. Masalah ini
dapat terjadi di intern perusahaannya, atau permasalahan yang berhubungan
dengan komunitas sekitarnya.
5) Keterampilan ilmu perencanaan.
Perkiraan masa depan perusahaan dapat dituangkan dalam perencanaan.
6) Keterampilan dalam pengelolaan usaha.
Usahawan adalah pengelola usaha. Di dalamnya terdapat proses kerja yang
berkaitan dengan orang banyak (karyawan).
7) Keterampilan menganalisis pasar.
Pasar menjadi faktor utama dalam melakukan bisnis.
8) Keterampilan mengantisipasi peluang.
Wirausaha muda dituntut terampil dalam menangkap peluang yang ada di
depannya. Tajamannya menganalisis peluang.
FORMULIR Kode Dok. WK1/PRP/FO-001

Status Revisi 01
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Halaman 1 dari 2
BIMBINGAN DAN KONSELING
Tanggal Terbit 3 Januari 2017

Nama Sekolah : SMK YPE Sawunggalih


Tahun Ajaran : 2019/2020
Sasaran Layanan/Semester : XII /Genap
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit

A Komponen Layanan Dasar


B Bidang Layanan Sosial
C Topik / Tema Layanan Kiat sukses hidup bermasyarakat
D Fungsi Layanan Pemahaman
E Rumusan Kompetensi Peserta didik/konseli dapat memahami dan menerima peran
sosial pria dan wanita dengan norma yang ada di masyarakat
serta mampu berprilaku sebagai pria dan wanita sesuai
dengan norma yang ada dimasyarakat
F Tujuan Layanan 1. Peserta didik/konseli dapat memahami pengertian
manusia, masyarakat, dan ketertiban
2. Peserta didik/konseli dapat memahami pengertian
norma,kebiasaan, adat istiadat dan peraturan
3. Peserta didik/konseli dapat memahami cara sukses
menjalin hubungan sosial-masyarakat
G Sasaran Layanan Kelas 12
H Materi Layanan 1. Pengertian manusia, masyarakat, dan ketertiban
2. Pengertian norma,kebiasaan, adat istiadat dan peraturan
3. Cara sukses menjalin hubungan sosial-masyarakat
I Waktu 2 Kali Pertemuan x 45 Menit
J Sumber Materi 1. Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal Bimbingan
dan Konseling untuk SMK-MAK kelas 12, Yogyakarta,
Paramitra Publishing
2. Triyono, Mastur, 2014, Materi Layanan Klasikal
Bimbingan dan Konseling bidang pribadi, Yogyakarta,
Paramitra
3. Hutagalung, Ronal. 2015. Ternyata Berprestasi
ItuMudah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
4. Eliasa Imania Eva, Suwarjo.2011.Permainan (games)
dalam Bimbingan dan Konseling.Yogyakarta: Paramitra
K Metode/Teknik Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab
L Media / Alat LCD, Power Point , Kiat sukses hidup bermasyarakat
M Pelaksanaan
Tahap Uraian Kegiatan
1. Membuka dengan salam dan berdoa
2. Membina hubungan baik dengan peserta didik
(menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking)
1. Tahap Awal / 3. Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan
Pedahuluan Konseling
4. Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
1. Guru BK menayangkan media slide power point yang
berhubungan dengan materi layanan
2. Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungan
dengan materi layanan
3. Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab
2. Tahap Inti 4. Guru BK membagi kelas menjadi 6 kelompok, 1
kelompok 5- 6 orang
5. Guru BK memberi tugas kepada masing-masing
kelompok
6. Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok masing-
masing
7. Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian
kelompok lain menanggapinya, dan seterusnya bergantian
sampai selesai.
3. Tahap Penutup 1. Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan
yang terkait dengan materi layanan
2. Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat
menghadirkan Tuhan dalam hidupnya
3. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan
datang
4. Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
M Evaluasi
1. Evaluasi Proses Guru BK atau konselor melakukan evaluasi dengan
memperhatikan proses yang terjadi :
1. Melakukan Refleksi hasil, setiap peserta didik
menuliskan di kertas yang sudah disiapkan.
2. Sikap atau atusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan
3. Cara peserta didik dalam menyampaikan pendapat atau
bertanya
4. Cara peserta didik memberikan penjelasan dari
pertanyaan guru BK
2. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain :
1. Merasakan suasana pertemuan : menyenangkan/kurang
menyenangkan/tidak menyenangkan.
2. Topik yang dibahas : sangat penting/kurang penting/tidak
penting
3. Cara Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor
menyampaikan : mudah dipahami/tidak mudah/sulit
dipahami
4. Kegiatan yang diikuti : menarik/kurang menarik/tidak
menarik untuk diikuti

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
3. Instrumen penilaian.

Kutoarjo, Juni 2019


Verifikator,
Waka Kurikulum Guru BK

Agustina Pancawati, S.E Naufal Alaudin, S.Pd


Mengetahui,
Kepala SMK YPE Sawunggalih Kutoarjo

Tri Yulianto, S.Kom


Lampiran 1. Uraian Materi

Kiat sukses hidup bermasyarakat


a. Manusia, Masyarakat, dan Ketertiban
Dalam kehidupan sehari-hari, setiap individu senantiasa melakukan interaksi dengan
individu atau kelompok lainnya. Dalam interaksi sosial tersebut, setiap individu bertindak
sesuai dengan kedudukan, status sosial, dan peran yang mereka masing-masing. Tindakan
manusia dalam interaksi sosial itu senantiasa didasari oleh nilai dan norma yang berlaku di
masyarakat. Manusia dilahirkan dan hidup tidak terpisahkan satu sama lain, melainkan
berkelompok. Hidup berkelompok ini merupakan kodrat manusia dalam memenuhi
kebutuhannya. Dalam hidup berkelompok itu terjadilah interaksi antar manusia. Interaksi
yang dilakukan pasti ada kepentingannya, sehingga bertemulah dua atau lebih
kepentingan. Pertemuan kepentingan tersebut disebut “kontak“. Menurut Surojo
Wignjodipuro, ada dua macam kontak, yaitu :
1. Kontak yang menyenangkan, yaitu jika kepentingankepentingan yang bertemu saling
memenuhi. Misalnya, penjual bertemu dengan pembeli.
2. Kontak yang tidak menyenangkan, yaitu jika kepentingan-kepentingan yang bertemu
bersaingan atau berlawanan. Misalnya, pelamar yang bertemu dengan pelamar yang
lain, pemilik barang bertemu dengan pencuri.
Mengingat banyaknya kepentingan, terlebih kepentingan antar pribadi, tidak mustahil
terjadi konflik antar sesama manusia, karena kepentingannya saling bertentangan. Agar
kepentingan pribadi tidak terganggu dan setiap orang merasa merasa aman, maka setiap
bentuk gangguan terhadap kepentingan harus dicegah. Manusia selalu berusaha agar
tatanan masyarakat dalam keadaan tertib, aman, dan damai, yang menjamin kelangsungan
hidupnya.
Dalam hubungan sosial itu selalu terjadi interaksi sosial yang mewujudkan jaringan
relasi-relasi sosial (a web of social relationship) yang disebut sebagai masyarakat.
Dinamika kehidupan masyarakat menuntut cara berperilaku antara satu dengan yang
lainnya untuk mencapai suatu ketertiban. Ketertiban didukung oleh tatanan yang
mempunyai sifat berlain-lainan karena norma-norma yang mendukung masing-masing
tatanan mempunyai sifat yang tidak sama. Oleh karena itu, dalam masyarakat yang teratur
setiap manusia sebagai anggota masyarakat harus memperhatikan norma atau kaidah, atau
peraturan hidup yang ada dan hidup dalam masyarakat.

b. Pengertian Norma, Kebiasaan, Adat-istiadat dan Peraturan


Setiap individu dalam kehidupan sehari-hari melakukan interaksi dengan individu
atau kelompok lainnya. Interaksi sosial mereka juga senantiasa didasari oleh adat dan
norma yang berlaku dalam masyarakat. Setiap anggota masyarakat mengetahui hak dan
kewajiban masing-masing. Tata itu lazim disebut kaidah (berasal dari bahasa Arab) atau
norma (berasal dari bahasa Latin) atau ukuran-ukuran.
Norma-norma itu mempunyai dua macam isi, dan menurut isinya berwujud perintah
dan larangan. Perintah merupakan kewajiban bagi seseorang untuk berbuat sesuatu oleh
karena akibat-akibatnya dipandang baik. Sedangkan larangan merupakan kewajiban bagi
seseorang untuk tidak berbuat sesuatu oleh karena akibat-akibatnya dipandang tidak baik.
Ada bermacam-macam norma yang telah dikenal luas ada empat, yaitu:
a. Norma Agama ialah peraturan hidup yang harus diterima manusia sebagai perintah-
perintah, larangan-larangan dan ajaran-ajaran yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa.
Contoh norma agama ini diantaranya ialah:
1) “Anda dilarang membunuh”.
2) “Anda dilarang mencuri”.
3) “Anda harus patuh kepada orang tua”.
4) “Anda harus beribadah”.
5) “Anda jangan menipu”.
b. Norma Kesusilaan ialah peraturan hidup yang berasal dari suara hati sanubari manusia.
Pelanggaran norma kesusilaan ialah pelanggaran perasaan yang berakibat penyesalan.
Norma kesusilaan bersifat umum dan universal, dapat diterima oleh seluruh umat manusia.
Contoh norma ini diantaranya ialah :
1) “Anda tidak boleh mencuri milik orang lain”.
2) “Anda harus berlaku jujur”.
3) “Anda harus berbuat baik terhadap sesamamanusia”.
4) “Anda dilarang membunuh sesama manusia”.
c. Norma Kesopanan ialah peraturan hidup yang timbul dalam pergaulan antar manusia
dalam masyarakat. Akibat dari pelanggaran terhadap norma ini ialah dicela sesamanya,
karena sumber norma ini adalah keyakinan masyarakat yang bersangkutan itu sendiri.
Hakikat norma kesopanan adalah kepantasan, kepatutan / kebiasaan yang berlaku dalam
masyarakat.
Contoh norma ini diantaranya ialah :
1) “Berilah tempat terlebih dahulu kepada wanita di dalam kereta api, bus dan lain-lain,
terutama wanita yang tua, hamil atau membawa bayi”.
2) “Jangan makan sambil berbicara”.
3) “Janganlah meludah di lantai atau di sembarang tempat” dan.
4) “Orang muda harus menghormati orang yang lebih tua”. Kebiasaan merupakan norma
yang keberadaannya dalam masyarakat diterima sebagai aturan yang mengikat
walaupun tidak ditetapkan oleh pemerintah.
Kebiasaan adalah tingkah laku dalam masyarakat yang dilakukan berulang-ulang
mengenai sesuatu hal yang sama, yang dianggap sebagai aturan hidup. Adat istiadat adalah
kebiasaan-kebiasaan sosial yang sejak lama ada dalam masyarakat dengan maksud
mengatur tata tertib. Ada pula yang menganggap adat istiadat sebagai peraturan sopan
santun yang turun temurun Pada umumnya adat istiadat merupakan tradisi. Adat
bersumber pada sesuatu yang suci (sakral) dan berhubungan dengan tradisi rakyat yang
telah turun temurun, sedangkan kebiasaan tidak merupakan tradisi rakyat.
d. Norma Hukum ialah peraturan-peraturan yang timbul dan dibuat oleh lembaga
kekuasaan negara. Isinya mengikat setiap orang dan pelaksanaanya dapat dipertahankan
dengan segala paksaan oleh alat-alat negara, sumbernya bisa berupa peraturan
perundangundangan, yurisprudensi, kebiasaan, doktrin, dan agama.
Contoh norma ini diantaranya ialah :
1) “Barang siapa dengan sengaja menghilangkan jiwa/ nyawa orang lain, dihukum karena
membunuh dengan hukuman setingi-tingginya 15 th”.
2) “Orang yang ingkar janji suatu perikatan yang telah diadakan, diwajibkan mengganti
kerugian”, misalnya jual beli.
3) “Dilarang mengganggu ketertiban umum”.
Hukum biasanya dituangkan dalam bentuk peraturan yang tertulis, atau disebut juga
perundang-undangan. Perundang-undangan baik yang sifatnya nasional maupun
peraturan daerah dibuat oleh lembaga formal yang diberi kewenangan untuk
membuatnya. Oleh karena itu, norma hukum sangat mengikat bagi warga negara.

c. Cara Sukses Menjalin Hubungan Sosial-Masyarkat


Kehidupan manusia dalam bermasyarakat, selain diatur oleh hukum juga diatur oleh
norma-norma agama, kesusilaan, dan kesopanan, serta kaidah-kaidah lainnya. Kaidah-
kaidah sosial itu mengikat dalam arti dipatuhi oleh anggota masyarakat di mana kaidah itu
berlaku. Hubungan antara hukum dan kaidah-kaidah social lainnya itu saling mengisi
artinya kaidah sosial mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat dalam hal-hal
hukum tidak mengaturnya. Selain saling mengisi, juga saling memperkuat. Dengan
demikian, tanpa adanya kaidah hukum pun dalam masyarakat sudah ada larangan untuk
membunuh sesamanya. Hal yang sama juga berlaku untuk “pencurian”, “penipuan”, dan
lain-lain pelanggaran hukum. Hubungan antara norma agama, kesusilaan, kesopanan dan
hukum yang tidak dapat dipisahkan itu dibedakan karena masing-masing memiliki sumber
yang berlainan. Norma Agama sumbernya kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Norma kesusilaan sumbernya suara hati. Norma kesopanan sumbernya keyakinan
masyarakat yang bersangkutan dan norma hukum sumbernya peraturan perundang-
undangan.

Berikut cara sukses untuk menjalin hubungan sosial dengan masyarakat :

Apresiasi
Memang terdengar sangat klise, namun faktanya menghargai dan menghormati dalam
kehidupan bermasyarakat sangat diharuskan. Apalagi dengan banyaknya perbedaan, Anda
perlu menerima setiap perbedaan tersebut dengan tangan terbuka.

Tidak menghakimi
Menjustifikasi seseorang atau sebuah kelompok masyarakat karena dianggap berbeda
dengan cara pandang Anda, merupakan hal yang sangat tidak dianjurkan.

Bahasa
Bahasa verbal maupun non-verbal juga perlu dikuasai saat bersosialisasi dengan
masyarakat. Baik menggunakan bahasa ibu, bahasa nasional, dan bahasa internasional,
Anda perlu mempelajarinya. Penggunaan bahasa yang baik dan santun salah kunci sukses
di kehidupan sosial.

Anda mungkin juga menyukai