PERDA - 15 - 2012 Perubahan Perda Kepelabuhanan
PERDA - 15 - 2012 Perubahan Perda Kepelabuhanan
TENTANG
BUPATI GRESIK,
Dengan Persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN GRESIK
MEMUTUSKAN :
Pasal 39
4. Ketentuan Pasal 43 ayat (1), ayat (5), dan ayat (6) dihapus,
ayat (4) diubah, dan diatara ayat (4 dan ayat (5) disisipkan 1
(satu ) ayat yaitu ayat (4a), sehingga Pasal 43 berbunyi
sebagai berikut:
Pasal 43
(1) Dihapus
(2) Semua pelabuhan yang telah ada dan beroperasi tetap
dapat beroperasi, dengan ketentuan selambat-lambatnya
dalam jangka waktu 4 (empat) bulan sejak Peraturan
Daerah ini berlaku, wajib menyesuaikan dan mengajukan
penetapan Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan
berdasarkan Peraturan Daerah ini;
(3) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Dermaga
Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS) dinyatakan sebagai
Pelabuhan Khusus.
(4) Pada tanah sepanjang pantai di wilayah Kabupaten
Gresik yang merupakan hasil reklamasi pantai, dan
belum ditetapkan status pengelolaan atas tanahnya,
pemerintah daerah akan mendata dan selanjutnya
mengajukan status atas tanah menjadi Hak Pengelolaan
Pemerintah Daerah.
(4a) Subyek Hukum yang telah melakukan reklamasi atas
tanah dan memanfaatkan tanah tersebut, wajib
melaporkan data tentang pemakaian tanah hasil
reklamasi kepada Pemerintah Daerah paling lambat 1
(satu) tahun setelah berlakunya Peraturan Daerah ini.
(5) dihapus
(6) dihapus
Pasal II
Ditetapkan di Gresik
pada tanggal
BUPATI GRESIK,
Ttd.
Diundangkan di Gresik
pada tanggal
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN GRESIK,
Ttd.
TENTANG
I. UMUM
Dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah dan peningkatan
pelayanan kepada masyarakat serta melaksanakan pembangunan daerah,
maka daerah membutuhkan sumber penerimaan yang cukup memadai.
Sumber penerimaan daerah ini dapat berasal dari bantuan dan sumbangan
pemerintah pusat maupun penerimaan yang berasal dari daerah sendiri.
Namun, perlu digarisbawahi bahwa tidak semua daerah memiliki kekayaan
alam. Hal ini tentu akan membuat daerah yang kaya akan potensi daerah
yang dimiliki akan semakin maju yang mana tentunya bertolak belakang
bagi daerah yang memiliki potensi yang kurang.
Bahwa berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia Atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Kabupaten Gresik Tahun 2011 Nomor 45.A/LHP/XVII.JATIM/05/2012,
untuk memberikan suatu landasan atas tarif pelayanan kepelabuhanan jasa
tambat, dermaga dan penumpukan oleh penyelenggara pelabuhan di
Kabupaten Gresik perlu diatur keberadaannya.
Bahwa berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 19
Tahun 2001 Tentang Kepelabuhanan Di Kabupaten Gresik, besarnya tarif
jasa kepelabuhanan pada pelabuhan yang diselenggarakan oleh
Penyelenggara pelabuhan ditetapkan dengan Keputusan Bupati dengan
mempertimbangkan usulan dan penyelenggara pelabuhan. Pemungutan tarif
jasa pelabuhan tersebut dilakukan oleh penyelenggara pelabuhan dan atas
tarif dimaksud dikenakan retribusi untuk daerah. Dan besarnya retribusi
dan tata cara pemungutannya diatur dalam Keputusan Bupati setelah
mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Dari ketentuan tersebut kiranya memang sudah tidak sesuai dengan
norma hukum yang baru dan lebih tinggi yaitu terhadap Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, maka tepat kiranya untuk
melakukan perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 19
Tahun 2001 Tentang Kepelabuhanan Di Kabupaten Gresik
Angka 2
Cukup jelas.
Angka 3
Pasal 39
Cukup jelas.
Angka 4
Pasal 43
Cukup jelas.
Pasal II
Cukup Jelas
KETERANGAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 19
TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN DI KABUPATEN GRESIK
POKOK PIKIRAN
Pasal 156
(1) Retribusi ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
(2) Peraturan Daerah tentang Retribusi tidak dapat berlaku surut.
(3) Peraturan Daerah tentang Retribusi paling sedikit mengatur
ketentuan mengenai:
a. nama, objek, dan Subjek Retribusi;
b. golongan Retribusi;
c. cara mengukur tingkat penggunaan jasa yang bersangkutan;
d. prinsip yang dianut dalam penetapan struktur dan besarnya tarif
Retribusi;
e. struktur dan besarnya tarif Retribusi;
f. wilayah pemungutan;
g. penentuan pembayaran, tempat pembayaran, angsuran, dan
penundaan pembayaran;
h. sanksi administratif;
i. penagihan;
j. penghapusan piutang Retribusi yang kedaluwarsa; dan
k. tanggal mulai berlakunya.
(4) Peraturan Daerah tentang Retribusi dapat juga mengatur ketentuan
mengenai:
a. Masa Retribusi;
b. pemberian keringanan, pengurangan, dan pembebasan dalam
hal-hal tertentu atas pokok Retribusi dan/atau sanksinya;
dan/atau
c. tata cara penghapusan piutang Retribusi yang kedaluwarsa.
(5) Pengurangan dan keringanan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
huruf b diberikan dengan melihat kemampuan Wajib Retribusi.
(6) Pembebasan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b
diberikan dengan melihat fungsi objek Retribusi.
(7) Peraturan Daerah untuk jenis Retribusi yang tergolong dalam
Retribusi Perizinan Tertentu harus terlebih dahulu disosialisasikan
dengan masyarakat sebelum ditetapkan.
(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan mekanisme
pelaksanaan penyebarluasan Peraturan Daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (7) diatur dengan Peraturan Kepala Daerah.
Pasal 39
Bagi pemilik barang curah, hasil tambang, hasil hutan, hasil pertanian dan
industri, barang berbahaya dan beracun yang pengangkutannya
menggunakan fasilitas pelabuhan, dikenakan sumbangan pihak ketiga yang
dalam pelaksanaannya diatur dengan Peraturan Daerah tersendiri.
3. Ketentuan Pasal 43 ayat (1), ayat (5), dan ayat (6) dihapus, ayat (4)
diubah, dan diatara ayat (4 dan ayat (5) disisipkan 1 (satu ) ayat yaitu
ayat (4a), sehingga Pasal 43 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 43
(1) Dihapus
(2) Semua pelabuhan yang telah ada dan beroperasi tetap dapat
beroperasi, dengan ketentuan selambat-lambatnya dalam jangka
waktu 4 (empat) bulan sejak Peraturan Daerah ini berlaku, wajib
menyesuaikan dan mengajukan penetapan Daerah Lingkungan
Kerja Pelabuhan berdasarkan Peraturan Daerah ini;
(3) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Dermaga Untuk
Kepentingan Sendiri (DUKS) dinyatakan sebagai Pelabuhan
Khusus.
(4) Pada tanah sepanjang pantai di wilayah Kabupaten Gresik yang
merupakan hasil reklamasi pantai, dan belum ditetapkan status
pengelolaan atas tanahnya, pemerintah daerah akan mendata dan
selanjutnya mengajukan status atas tanah menjadi Hak
Pengelolaan Pemerintah Daerah.
(4a)Subyek Hukum yang telah melakukan reklamasi atas tanah dan
memanfaatkan tanah tersebut, wajib melaporkan data tentang
pemakaian tanah hasil reklamasi kepada Pemerintah Daerah
paling lambat 1 (satu) tahun setelah berlakunya Peraturan Daerah
ini.
(5) dihapus
(6) dihapus