Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanyan. Beradasarkan prinsip penyelenggaraan Puskesmas sebagaimana tercantum dalam Permenkes no. 75 tentang Puskesmas disebutkan salah satunya bahwa prinsip ketersediaan pelayanan kesehatan dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayaj kerjanya secara adil tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya dan kepercayaan, termasuk penyandang disabilitas. Penyandang disbilitas merupakan bagian dari warga negara Indonesia dan mempunyai hak, tugas, kedudukan dan fungsi yang sama dengan kehidupan masyarakat lainnya. Dalam Undang-undang dasar Pasal 34 ayat (3) dijelaskan bahwa semua orang, termasuk penyandang disablitas berhak menikmati upaya kesehatan perorangan maupun upaya kesehatan masyarakat berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan. Jabaterat adalah inovasi kegiatan Pelayanan UPTD Puskesmas Rawat Inap Cimalaka bagi penyandang disabilitas untuk memperoleh hak kesehatannya. Sesuai dengan Undang-undang nomor 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, disebutkan dalam Pasal 12 Undang-undang tersebut, hak kesehatan yang harus dipenuhi bagi penyandang disabilitas meliputi hak : a. Memperoleh informasi dan komunikasi yang mudah diakses dalam pelayanan kesehatan; b. Memperoleh kesamaan dan kesempatan akses atas sumber daya di bidang kesehatan; c. Memperoleh kesamaan dan kesempatan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau; d. Memperoleh kesamaan dan kesempatan secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan sendiri pelayanan yang diperlukan bagi dirinya sendiri; e. Memperoleh alat bantu kesehatan berdasarkan kebutuhannya; f. Memperoleh obat yang bermutu dengan efek samping yang rendah; g. Memperoleh perlindungan dari upaya percobaan medis; h. Memperoleh perlindungan dalam penelitian dan pengembangan kesehatan yang mengikutsertakan manusia sebagai subjek. Dengan demikian, tidak hanya terkait kuratif dan rehabilitatif, spektrum akses pelayanan kesehatan bagi penyandang disabilitas juga termasuk upaya promotif dan preventif, hal ini perlu untuk mendukung layanan kesehatan yang aksesibel.