Anda di halaman 1dari 26

KARYA TULIS ILMIYAH

SILSILAH DAN KISAH SUNAN PANANDARAN DALAM


MENYEBARKAN AGAMA ISLAM DI PULAU JAWA
DI AJUKAN UNTUK MEMENUHI DALAM MENEMPUH UJIAN AKHIR
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Disusun:
O
L
E
H

ELMA RAHMADANY
NISN:0064401620
KELAS:(XII) DUA BELAS
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
MADRASAH ALIYAH MA MUNADA

KEC. DENTE TELADAS


KAB. TULANG BAWANG
PROVINSI LAMPUNG

1
MADRASAH ALIYAH (MA) MUNADA SUNGAI NIBUNG
KABUPATEN TULANG BAWANG KECAMATAN DENTE TELADAS
PROVINSI LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2023/2024
YAYASAN PONDOK PESANTREN MUNADA
SUNGAI NIBUNG DENTE TELADAS TULANG BAWANG
AKNOT.06 Tgl 05 Agustus 2004

Mengelola
-Taman Kanak-Kanak (TK) - Madrasah Aliyah (MA)
-Madrasah Ibtidaiyah (MI) -Diniyah Salafiyah
-Madrasah Tsanawiyah (MTs) -Wajar DIKDAS & Paket C

Sekretariat: Jl.Mahabang Tugu Putih Sungai Nibung Dente Teladas Tulang Bawang
Telp.081273142797

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Elma rahma dany


NISN : 0064401620
Kelas : XII (Dua belas)
Jurusan : ilmu pengetahuan sosial
Judul : sejarah sunan panandaran

Telah di Terima dan di sahkan dalam ujian karya tulis yang di laksanakan

Hari :....................................................................
Tanggal :.....................................................................
Waktu : ...................................................................
Tempat : Ruang madarasah MA munada

Sungai nibung, ..................................2024

1. ANDI IRAWAN s.pd (pembimbing) (...........................)

2. AHMAD NASRUL ULUM S. H (penguji) (.............................)

Mengetahui
kepala madrasah

2
Minftahul Falah

HALAMAN MOTTO

1. Tiada kata henti dalam belajar kecuali saat nafas telah terhenti.
2. Berfisik sehat, berfikir jernih dan bertindak positif merupakan kunci awal menuju
kemenangan.
3. Apa yang bias kita kerjakan hari ini jangan ditunda sampai besok.
4. Orang yang gagal adalah orang yang menyerah sebelum berusaha.
5. Manusia yang lemah ialah yang tidak mampu mencari teman,namun yang lebih lemah,
dan itu ialah orang-orang yang mendapatkan teman tapi disia-siakandisia-siakan

(ELMA RAHMA DANY)

3
HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur dan ikhlas Karya Ilmiah ini saya persembahkan :

Ibu dan Bapak yang saya cintai dan saya sayangi yang tak pernah lelah

mendo’akan saya,mengorbankan segalanya demi saya, selalu memotivasi

saya agar saya mencapai sebuah kesuksesan dan menggapai cita-cita yang

saya inginkan.

Kepada Bapak MIFTAHUL FALAH Sebagai Kepala Madrasah Aliyah Munada

yang saya hormati

Kepada Guru pembimbing Bapak ANDI IRAWAN s.pd dan bapak


AHMAD NASRULLAH S. H sebagai guru penguji

Kepada Semua Dewan Guru yang saya hormati

Untuk adik-adik kelas Teman-teman senasib seperjuangan yang saya

banggakan

Untuk Almamaterku tercinta, MA Munada

Untuk para pembaca dan sejarawan mohon maaf apabila dalam Karya Tulis

ini banyak kekurangan dan kesalahan.mohon kritik dan saran

4
KATA PENGANTAR

Assalamu ‘Alaikum Wr Wb

Berdasarkan ketentuan dan keputusan Kepala Sekolah dan dewan Guru MA Munada Sungai
Nibung, sebagai syarat ujian dan suatu program tahunan adalah :

Menyusun karya tulis, dengan menyusun karya tulis ini, yang dapat menambah salah satu
bahan bacaan yang memuat informasi mengenai karya tulis sebagai koleksi dari berbagai aspek-
aspek yang kita miliki lebih jauh. Diharapakan karya tulis ini dapat menjadi salah satu tentang :

“ Silsilah Dan Kisah Sunan pandanara Dalam Menyebarkan Agama Islam Dipulau Jawa“

Pada kesempatan ini penyusun mengucapka terima kasih kepada :

1. Bapak MIFTAHUL FALAH selaku Kepala Madrasah Aliyah Munada


2. Kepada guru penguji Bapak AHMAD NASRUL ULUM S.H dan guru
Pembimbing bapak ANDI IRAWAN s.pd
3. Semua dewan guru yang saya hormati
4. Kepada orang tua saya dan staf dewan guru yang mendukung dalam
pembuatan karya tulis ini
5. Teman-teman yang mendukung saya dalam pembuatan karya tulis ini.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan karya tulis ini. Oleh karena
itu, kritik dan sarannya dibutuhkan.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Sungai Nibung, 27 juni 2023


Penyusun

ELMA RAHMADANY
NISN : 0064401620

5
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................... ii
MOTTO...................................................................................................................iii
PERSEMBAHAN....................................................................................................IV
KATA PENGANTAR.............................................................................................. V
DAFTAR ISI.......................................................................................................... VI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH.................................................................1


B. RUMUSAN PEMBAHASAN.......................................................................2
C. TUJUAN KEGIATAN..................................................................................3
D. MANFAAT KEGIATAN...............................................................................4

BAB II LANDASAN TEORITIS


A. ISLAMASI ................................................................................................. 5
B. AGAMA ISLAM ...................................................................................... 6
C. PENGERTIAN ZIARAH..............................................................................7
D. SEJARAH WALI SONGO...........................................................................8

BAB III PEMBAHASAN

A. BIOGRAFI SUNAN PANDANARAN .............................................................9


B. SILSILAH SUNAN PANDANARAN...............................................................10
C. CARA BERDAKWAH PANDANARAN...........................................................11
D. PENINGGALAN SUNAN PANDANARAN.....................................................12
E. KAROMAH SUNAN PANANDARAN............................................................ 13
BAB IV PENUTP

A. SIMPULAN..............................................................................................14
B. SARAN.....................................................................................................15
C. PENUTUP................................................................................................16

DAFTARPUSTAKA.............................................................................................17

SURAT TUGAS...................................................................................................18

DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................................19

6
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sunan Bayat (nama lain: Pangeran Mangkubumi, Susuhunan Tembayat, Sunan Pandanaran (II),
atau Wahyu Widayat) adalah tokoh penyebar agama Islam di Jawa yang disebut-sebut dalam
sejumlah babad serta cerita-cerita lisan. Ia terkait dengan sejarah Kota Semarang dan penyebaran
awal agama Islam di Jawa, meskipun secara tradisional tidak termasuk sebagai Wali Sanga.
Makamnya terletak di perbukitan ("Gunung Jabalkat") di wilayah Kecamatan Bayat, Klaten,
Jawa Tengah, dan masih ramai diziarahi orang hingga sekarang. Dari sana pula konon ia
menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat wilayah Mataram. Tokoh ini dianggap hidup pada
masa Kesultanan Demak (abad ke-16).

Gapura makam Sunan Pandanaran di Bayat, Klaten


Terdapat paling tidak empat versi mengenai asal-usulnya, tetapi semua sepakat bahwa ia adalah
putra dari Ki Ageng Pandan Arang, bupati pertama Semarang. Sepeninggal Ki Ageng Pandan
Arang, putranya, Pangeran Mangkubumi, menggantikannya sebagai bupati Semarang kedua.
Alkisah, ia menjalankan pemerintahan dengan baik dan selalu patuh dengan ajaran – ajaran Islam
seperti halnya mendiang ayahnya. Namun lama-kelamaan terjadilah perubahan. Ia yang dulunya
sangat baik itu menjadi semakin pudar. Tugas-tugas pemerintahan sering pula dilalaikan, begitu
pula mengenai perawatan pondok-pondok pesantren dan tempat-tempat ibadah.

Sultan Demak Bintara, yang mengetahui hal ini, lalu mengutus Sunan Kalijaga dari Kadilangu,
Demak, untuk menyadarkannya. Terdapat variasi cerita menurut beberapa babad tentang
bagaimana Sunan Kalijaga menyadarkan sang bupati. Namun, pada akhirnya, sang bupati
menyadari kelalaiannya, dan memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatan duniawi dan
menyerahkan kekuasaan Semarang kepada adiknya.

Pangeran Mangkubumi kemudian berpindah ke selatan (entah karena diperintah sultan Demak
Bintara ataupun atas kemauan sendiri, sumber-sumber saling berbeda versi), didampingi
isterinya, melalui daerah yang sekarang dinamakan Salatiga, Boyolali, Mojosongo, Sela
Gringging dan Wedi, menurut suatu babad. Konon sang pangeran inilah yang memberi nama
tempat-tempat itu). Ia lalu menetap di Tembayat hingga akhir hayatnya, yang sekarang bernama
Bayat, Klaten, dan menyiarkan Islam dari sana kepada para pertapa dan pendeta di sekitarnya.
Karena kesaktiannya ia mampu meyakinkan mereka untuk memeluk agama Islam. Oleh karena
itu ia disebut sebagai Sunan Tembayat atau Sunan Bayat.

7
B. Rumusan Pembahasan

1. Bagaimana biografi Sunan pandanara?


2. Bagaimana silsilah Sunan panndanaran dan Dakwah Sunan
pandanaran?
3. Bagaimana karomah Sunan pandanaran?
4. Bagaimana peninggalan Sunan pandanaran ?

C. Tujuan Kegiatan

1. Memahami biografi Sunan pandanaran


2. Memahami silsiilah Sunan pandanaran
3. Memahami dakwah Sunan pandanaran
4. Memahami peninggalan Sunan pandanaran

D. Manfaat Kegiatan

Sebagai bahan bacaan dan referensi bagi penulis dan pembaca baik murid, pendidik dan
masyarakat dan rasa ingin tahu tentang sejarah perkembangan Islam di Pulau Jawa memalui para
wali songo khususnya Sunan pandanaran

8
BAB ll
LANDASAN TEORITIS

A. ISLAMASI

Islamisasi Ilmu Pengetahuan merupakan pembebasan manusia dari tradisi magis, mitologis,
animistis, kultur-nasional (yang bertentangan dengan Islam) dan dari belenggu paham sekuler
terhadap pemikiran dan bahasa, juga pembebasan dari kontrol dorongan fisiknya yang cenderung
sekuler dan tidak adil terhadap hakikat diri atau jiwanya, sebab manusia dalam wujud fisiknya
cenderung lupa terhadap hakikat dirinya yang sebenarnya, dan berbuat tidak adil terhadapnya.
Islamisasi adalah suatu proses menuju bentuk asalnya yang tidak sekuat proses evolusi dan
devolusi. Artinya, dengan Islamisasi ilmu, umat Islam akanterbebaskan dari belenggu hal-hal
yang bertentangan dengan Islam, sehingga timbul keharmonian dan kedamaian dalam dirinya,
sesuai dengan fitrahnya. Islamisasi ilmu pengetahuan diharapkan bisa membebaskan kaum
muslimyang bertentangan dengan Islam bahkan menjadikannya sekuler.

B. Agama islam

9
Pengertian Islam – Islam adalah salah satu agama yang dianut dan diakui di Indonesia. Tak
hanya itu, Islam mempunyai makna mendalam yang perlu grameds tau, khususnya bagi yang
beragama Islam. Agama Islam juga telah dianut dan diakui di berbagai negara.

Agama Islam juga tercatat menjadi agama dengan jumlah pengikut terbanyak di dunia. Meskipun
begitu, masih banyak kaum muslimin yang belum memahami apa arti Islam yang sebenarnya.
Pengertian secara bahasa maupun diambil dari Al-Qur’an, dan juga hasil ijtihad dan pemahaman
para ulama. Untuk memahami kamu bisa membaca artikel ini sampai selesai ya.

Selain untuk menambah wawasan, menambah ilmu pengetahuan tentang Islam dan juga dengan
mengetahui arti Islam yang sebenarnya akan membuatmu lebih cinta Islam dan meningkatkan
keimanan. Karena, ada makna mulia yang terkandung dalam kata “Islam”.
Kata Islam sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Islam menjadi salah satu agama yang paling
banyak pengikutnya, termasuk di Indonesia. Terkadang, kata Islam sering dihubungkan dengan
kata muslim. Padahal, keduanya memiliki arti yang berbeda satu sama lain. Islam sendiri
merujuk sebuah Agama, sedangkan muslim merupakan sebutan bagi orang yang menganut
agama Islam.

Pengertian Islam secara harfiah yaitu damai, tunduk, bersih, dan selamat. Sementara itu, arti
Islam secara bahasa, Islam berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata aslama-yuslimu-islaaman
yang memiliki arti berserah diri kepada Allah, patuh, tunduk, dan taat. Sedangkan jika dilihat
asal katanya, Islam dapat diterjemahkan dari asal kata assalamu, saliim, istaslama, salaam, dan
aslama. Apa arti masing-masing kata tersebut? Berikut penjelasannya:

Assalamu: Memiliki arti damai atau perdamaian. Islam merupakan agama yang damai, dan setiap
umat muslim seharusnya menjaga perdamaian.
Saliim: Memiliki arti bersih dan suci. Hal ini adalah gambaran hati seorang muslim yang
harusnya bersih dan suci, serta tidak melakukan perbuatan syirik atau menyekutukan Allah.
Istaslama: Memiliki arti berserah diri.
Salaam: Memiliki arti selamat atau keselamatan. Islam merupakan agama yang penuh
keselamatan. Apabila seorang muslim menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi
larangannya, maka Allah akan menyelamatkan hidupnya di dunia dan diakhirat.
Aslama: Memiliki arti taat atau berserah diri. Maka seorang muslim hendaknya taat dan berserah
diri kepada Allah Ta’ala.
Syaikhul Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menjelaskan makna Islam, yaitu;

‫ إذالال وخضوعا‬،‫ واالنقياد له بالطاعة‬،‫االستسالم هلل بالتوحيد‬

“Berserah diri kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya, dan taat serta patuh kepada-Nya, dengan
penuh ketundukan dan perendahan diri.”

10
Itulah makna Islam. Apabila seseorang berkata aslama fulanun li fulanin, maka itu artinya fulan
patuh dan tunduk pada si fulan serta akan menuruti apa yang diinginkannya. Dalam konteks
Islam, maka maknanya taat dan patuh, serta berserah diri kepada Allah Ta’ala dengan
mentauhidkan-Nya dan memurnikan amalan hanya untuk Allah Ta’ala. Menjalankan semua
perintahnya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Allah Azza wa Jalla berfirman :

ِّ ْ ‫َّللا‬
‫اْلس َْالم‬ ِّ َّ َ‫إن الدِّينَ ِّع ْند‬
َّ

“Sesungguhnya agama yang benar di sisi Allah adalah Islam.” [QS. Al Imran: 19].

Dan setiap orang yang memeluk Islam disebut Muslim, sebab ia patuh dan tunduk kepada Allah
Ta’ala, dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Dalam agama ‘Islam’ , mencakup segala apa yang diperintahkan Allah Subhanahu Wa ta’ala dan
Rasul-Nya, seperti mendirikan sholat, menunaikan puasa, membayar zakat, pergi haji, dan
ibadah lainnya. Semua ini dapat dinamakan Islam. Allah Ta’ala berfirman:

ِّ ْ ‫ضيت لَكم‬
‫اْلس َْال َم دِّينًا‬ َ ‫ْاليَ ْو َم أ َ ْك َم ْلت لَك ْم دِّينَك ْم َوأَتْ َم ْمت‬
ِّ ‫علَيْك ْم نِّعْ َمتِّي َو َر‬

“pada hari ini telah kusempurnakan bagimu agamamu, dan telah kusempurnakan bagimu nikmat
dari-Ku, dan Aku telah ridha Islam sebagai agamamu.”

11
B. Pengertian Ziarah

Ziarah adalah salah satu praktik sebagian besar umat beragama yang memiliki makna moral
yang penting.Kadang-kadang ziarah dilakukan ke suatu tempat yang suci dan penting bagi
keyakinan dan iman yang bersangkutan.Tujuannya adalah untuk mengingat kembali,
meneguhkan iman atau menyucikan diri.Orang yang melakukan perjalanan ini disebut peziarah.
Ziarah kubur adalah mengunjungi makam keluarga, kerabat, ataupun makam para ulama
yang telah berjasa bagi perkembangan agama Islam.Ada yang melaksanakannya setiap hari
jumat, adapula menjelang hari Raya Idul Fitri, dan ada juga pada bulan-bulan tertentu saat
perayaan hari besar. Hukum ziarah kubur adalah sunnah, artinya, barang siapa yang
melakukannya akan mendapat pahala bagi yang meninggalkannya pun tidak berdosa.
Sabda Rasulullah SAW :
“Dulu aku pernah melarang kalian berziarah kubur, sekarang berziarahlah kalian ke
kuburan, karena itu akan mengingatkan kalian pada akhirat.” (HR.Muslim)
Menurut Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul wahab ziarah kubur ada 3 macam. Yaitu,
1. Ziarah yang syar’i.
Dan ini yang di syariatkan dalam Isam. Ada tiga syarat yang harus dipenuhi
a.Tidak melakukan safar dalam rangka ziarah. Seperti sabda Rasulullah SAW. "Janganlah
kalian bepergian jauh melakukan safar kecuali ke tiga masjid. Masjidku ini, Masjidil Haram dan
Masjidil Aqsha.” (HR. Bukhari dan Muslim)
b. Tidak mengucapkan ucapan batil.
c. Tidak mengkhususkan waktu tertentu, karena tidak ada dalilnya.
2. Ziarah Bid’ah.
Ialah ziarah yang tidak memenuhi salah satu syarat diatas atau lebih.
3. Ziarah Syirik.
Pelaku ziarah ini mengsekutukan Allah, dengan berdo’a meminta rizki pada makam si mayit
yang di kunjungi, meminta keberkahan dan kesehatan pada si mayit dan berlebihan dalam
memperlakukan makam si mayit.[2

12
B. Sejarah Walisongo

Setiap wali memiliki sebutan yang disesuaikan dengan tempat tinggal dan wilayah
penyebarannya. Meski namanya sangat terkenal, tetapi belum banyak yang tahu sejarah Wali
Songo dalam menyebarkan agama Islam.

13
Sejarah Wali Songo
Wali artinya adalah wakil, sedangkan songo berarti sembilan dalam bahasa Jawa. Wali Songo
dapat diartikan sebagai sembilan wakil atau wali Allah Swt.

Maka, Wali Songo memiliki arti sembilan orang yang telah mencapai tingkat wali, seperti dikutip
dari buku Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Aliyah Kelas XII (2016).

Kesembilan orang tersebut memiliki derajat tingkat tinggi yang mampu mengawal babahan hawa
sanga atau mengawal sembilan lubang dalam diri manusia sehingga memiliki peringkat wali.

Dikutip dari buku Sejarah Wali Songo oleh Zulham Farobi (2019), penyebaran Islam di Jawa
berjalan dengan damai.

Para Wali Songo menyebarkan agama Islam dengan pendekatan budaya, yaitu dengan
memadukan seni budaya lokal dengan ajaran Islam. Contohnya adalah wayang, tembang Jawa,
gamelan, serta upacara adat yang digabungkan dengan ajaran dan makna Islam.

Metode dakwah yang lembut, damai, dan tanpa unsur paksaan tersebut membuat masyarakat
Jawa bisa menerima kehadiran Wali Songo dan ajaran Islam secara sukarela.

Pembangunan langgar atau masjid oleh para Wali Songo, selain sebagai tempat ibadah juga
sebagai tempat untuk mengajarkan ajaran-ajaran dalam Islam. Tempat-tempat inilah yang
menjadi pusat penyebaran agama Islam.

Peran Wali Songo yang cukup dominan adalah dakwah, baik dakwah lisan atau tulisan. Para Wali
Songo berkeliling dari satu daerah ke daerah lain untuk menyebarkan ajaran Islam. Ada beberapa
pendapat mengenai arti Walisongo.Pertama adalah wali yang sembilan, yang menandakan jumlah
wali yang ada sembilan, atau sanga dalam bahasa Jawa. Pendapat lain menyebutkan bahwa kata
songo/sanga berasal dari kata tsana yang dalam bahasa Arab berarti mulia. Pendapat lainnya lagi
menyebut kata sana berasal dari bahasa Jawa, yang berarti tempat.Walisongo atau WaliSongao
dikenal sebagai penyebar agama Islam di tanah Jawa pada abad ke-17. Mereka tinggal di tiga
wilayah penting pantai utara Pulau Jawa, yaitu Surabaya-Gresik-Lamongan di Jawa Timur,
Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, dan Cirebon di Jawa Barat Era Walisongo adalah era
berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan
kebudayaan Islam.Mereka adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di Jawa.
Tentu banyak tokoh lain yang juga berperan. Namun peranan mereka yang sangat besar dalam
mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara
luas serta dakwah secara langsung, membuat para Walisongo ini lebih banyak disebut dibanding
yang lain.Dalam sejarah masuknya Islamn ke Nusantara, Wali Songo adalah perintis dakwah
Islam di Indonesia, khususnya di Jawa, yang dipelopori Syeikh Maulana Malik Ibrahim (Syis,
1984; Sunyoto, 1991; Drewes, 2002). Wali Songo adalah pelopor dan pemimpin dakwah Islam
yang berhasil merekrut murid-murid untuk menjalankan dakwah Islam ke seluruh Nusantara
sejak abad ke-15.Wali Songo terdiri dari sembilan wali; Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel,
Sunan Bonang, Sunan Giri, Sunan Kudus, Sunan Drajat, Sunan Muria, Sunan Gunung Jati, dan
Sunan Kali Jaga.Perkataan wali sendiri berasal dari bahasa Arab.Wala atau waliya yang berarti

14
qaraba yaitu dekat, yang berperan melanjutkan misi kenabian (Nasution, 1992; Saksono,
1995.Dalam Al-Qur’an istilah ini dipakai dengan pengertian kerabat, teman atau pelindung. Al-
Qur’an menjelaskan:“Allah pelindung (waliyu) orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan
mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang kafir, pelidung-
pelindung (auliya) mereka ialah syetan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada
kegelapan (kekafiran).Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal didalamnya.”(QS. Al-
Baqarah: 257). [3]

BAB III

PEMBAHASAN

A. Biografi Sunan pandanaran

Makam Sunan pandanara

Raden Pandanaran adalah putra dari pangeran Suryo Panembahan Sabrang Lor (sultan
kedua Kesultanan Demak) yang menolak tahta karena lebih suka memilih mendalami
spiritualitas. Posisi sultan ketiga Demak kemudian diberikan kepada Ia juga merupakan murid

15
Sunan Kalijaga, salah satu Wali Songo. Sunan Pandanaran punya nama lain yakni Susuhunan
Tembayat, Pangeran Mangkubumi, Wahyu Widayat atau Sunan Bayat.

Sunan Pandanaran atau Sunan Bayat diyakini hidup pada sekitar abad ke-16. Ia berjasa
besar dalam penyebaran agama Islam di Jawa, walaupun tidak termasuk dalam Wali
Songo.

Mengenai perjalanan Sunan Pandanaran sampai menjadi penyebar agama Islam ke


wilayah Bayat di Klaten, ada beberapa versi. Tapi semua sepakat bahwa Sunan
Pandanaran adalah putra dari Ki Ageng Pandan Arang yang merupakan bupati (ada pula
menyebut adipati) pertama Semarang.

Sepeninggal Ki Ageng Pandan Arang, Pangeran Mangkubumi menggantikan ayahnya


sebagai bupati Semarang yang kedua. Dikisahkan pada awalnya Pangeran Mangkubumi
menjalankan amanah memerintah dengan baik dan selalu patuh pada ajaran-ajaran Islam
seperti ayahnya.

Namun seiring waktu, Pangeran Mangkubumi berubah. Amanah pemerintahan sering


dilalaikan, begitu juga amanah merawat pondok-pondok pesantren dan tempat-tempat
ibadah.
B. Silsilah Sunan pandanaran

Ayah Ki Ageng Pandanaran bernama Maulana Ibnu Abdul Salam atau Pangeran Madiyo
Pandan, juga di makamkan di Jalan Mugas Dalam .
Mengetahui tokoh pejuang merupakan ke harusan bagi anak bangsa, guna pengorbanan
yang telah ditorehkan tak hilang dimakan zaman.

Satu di antara tokoh penting bagi Semarang yakni Ki Ageng Pandanaran, sebagai pendiri
Kota Semarang.

Guna memudahkan mengetahui silsilah Keluarga Ki Ageng Pandanaran, berikut


TribunJatengWiki.com berikan silsilah dan tempat makam keluarga Ki Ageng
Pandanaran, yang dikutip dari Yayasan Sosial Sunan Pandanaran selaku pengelola
makam.

Ki Ageng Pandanaran berjuluk Pangeran Made Pandan, beristri Endang Sejanila atau Nyi
Ageng Pandanaran, di makamkan bersebelahan di Jalan Mugas Dalam II, Nomor 04, RT
07/RW 03, Mugassari, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang.

Pendopo makam Ki Ageng Pandanaran yang berlokasi di Jalan Mugas Dalam II, Nomor
04, RT 07/RW 03, Mugassari, Kecamatan Semarang Selatan

Ayah Ki Ageng Pandanaran bernama Maulana Ibnu Abdul Salam atau Pangeran Madiyo
Pandan, juga di makamkan di Jalan Mugas Dalam II.

16
Makamnya bersebelahan dengan Ki Ageng Pandanaran, yakni di sebelah kanannya.

Ki Ageng Pandanaran dan Nyi Ageng Pandanaran dikaruniai 6 orang anak.

 Ki Ageng Pandanaran II atau Sunan Tembayat, makamnya berada di Desa


Paseban, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten.

 Ki Ageng Pandanaran III atau Pangeran Mangkubumi, makamnya berada di


Kecamatan Imogiri, Bantul.

 Nyi Ngilir atau Nyai Arang, di makamkan di Mugas Atas Semarang.


Pangeran Wotgalih, makamnya berada di Kecamatan Imogiri, Bantul.

 Pengeran Bojong, makamnya berada di Semarang.

 Pangeran Sumedi, di makamkan di Desa Paseban, Kecamatan Bayat, Kabupaten


Klaten.
C. Cara Berdakwah Sunan pandanaran

Bagaimanakah Sunan Pandanaran Menyebarkan Islam?


Peringatan Haul Agung Sunan Pandanaran digelar di Bayat, Klaten, Jawa Tengah, Sabtu
(14/5) lalu. Sunan Pandanaran merupakan salah satu tokoh penyebar agama Islam di
Klaten, khususnya bagian selatan dan Gunung Kidul bagian utara.
Berdasarkan catatan sejarah, Sunan Pandanaran atau yang juga dikenal sebagai Sunan
Bayat, dulunya merupakan mantan Adipati Semarang yang kemudian menjadi murid dari
Sunan Kalijaga. Beliau berjasa menyebarkan ajaran Islam dengan budaya dan
pemberdayaan umat.

Pendekatan budaya yang dilakukan Sunan Pandanaran, dapat dilihat dari kompleks
sekitar pemakamannya, yang bangunannya seperti candi. sehingga menunjukkan bahwa
beliau berdakwah dengan memadukan budaya lokal. Lalu ada falsafah “Patembayatan”
yang merupakan cikal bakal nama “Bayat” yang berarti musyawarah atau gotong-royong.

Selain itu dalam berdakwah ia juga memikirkan dari segi pemberdayaan umat beliau
mengembangkan batik, keramik dan gerabah di Bayat dan sekitarnya. Sehingga tak heran
jika Bayat dan sekitarnya, sampai sekarang menjadi sentra industri batik, keramik dan
gerabah.

D Peninggalan Sunan pandanaran

17
Kompleks makan
Dan desa jabalakat

Gunung Jabalkat adalah sebuah bukit di Desa Paseban, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten,
Jawa Tengah. Di bukit yang memiliki ketinggian sekitar 860 meter di atas permukaan laut (mdpl)
itu terdapat kompleks Makam Tembayat yang kerap diziarahi oleh masyarakat dari berbagai
wilayah.
E. Karomah sunan panandaran

Saat berkelana bersama istrinya tersebut terdapat beberapa kisah menarik diantaranya saat dicegat kawanan rampok.
"Serahkan hartamu atau kau akan kuhajar hingga babak belur!' demikian ancam Ki Sambangdalan sang perampok.

"Aku tidak membawa harta!," jawab sang pangeran. Perampok itu tidak percaya lalu merampas tongkat sang
pangeran. Kemudian sang pangeran berkata, "Ini bengal, keras kepala seperti domba saja!".

Aneh, seketika kepala Ki Sambangdalan berubah menjadi kepala seekor domba. Lalu sang perampok meminta maaf
kepada sang pangeran. Namun sang pangeran berujar bahwa jika Ki Sambangdalan ingin menjadi manusia normal
maka harus bertirakat dan bertobat. Untuk menebus dosanya.

Lalu setelah bertobat Ki Sambangdalan dikenal sebagai Syekh Domba. Sementara sang Pangeran Mangkubumi lalu
menetap di Tembayat, yang sekarang bernama Bayat, Klaten, dan menyiarkan Islam dari sana kepada para pertapa
dan pendeta di sekitarnya.

Karena kesaktiannya dia mampu meyakinkan mereka untuk memeluk agama Islam. Oleh karena itu dia disebut
sebagai Sunan Tembayat atau Sunan Bayat.

18
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada kesimpulannya Ia juga merupakan murid Sunan Kalijaga, salah satu Wali Songo. Sunan
Pandanaran punya nama lain yakni Susuhunan Tembayat, Pangeran Mangkubumi, Wahyu
Widayat atau Sunan Bayat.

Sunan Pandanaran atau Sunan Bayat diyakini hidup pada sekitar abad ke-16. Ia berjasa besar
dalam penyebaran agama Islam di Jawa, walaupun tidak termasuk dalam Wali Songo.

B. Saran

Dari uraian materi diatas yang kami buat, penulis menyadari didalamnya terdapat banyak
kesalahan ataupun kekeliruan didalam kami menyusunnya, untuk itu kritik dan saran sangat
kami harapkan demi untuk kebaikan kita bersama.

C. Penutup

Puji syukur kegadirat Allah S.W.T, karena berkat Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
Karya Tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Sehingga dapat menambah wawasan

19
tentang ilmu Sejarah dan pengetahuan dan mudah-mudahan menambah semangat belajar dan
keinginan tentang sejarah-sejarah seperti “Silsilah Dan Kisah Sunan panandaran dalam
Menyebarkan Agama Islam Dipulau Jawa “.

20
DAFTAR PUSTAKA

Buku Panduan : Kisah / Sejarah Silsilah Dan Kisah Sunan panandaran Dalam Menyebarkan
Agama Islam Dipulau Jawa

Kamus Bahasa Indonesia

21
YAYASAN PONDOK PESANTREN MUNADA
SUNGAI NIBUNG DENTE TELADAS TULANG BAWANG
AKNOT.06 Tgl 05 Agustus 2004

Mengelola.
-Taman Kanak-Kanak (TK). -Madrasah Aliyah (MA
- -Madrasah Ibtidaiyah (MI) -Diniyah Salafiyah
-Madrasah Tsanawiyah (MTs) -Wajar DIKDAS & Paket C

Sekretariat: Jl.Mahabang Tugu Putih Sungai Nibung Dente Teladas Tulang Bawang
Telp.081273142797

SURAT TUGAS
Nomor : Vl/MA.M/ST/DT-TB/XII/2022

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala MA Munada Sungai Nibung Dente Teladas Tulang
Bawang Memberikan Tugas Kepada :

Nama : ELMA RAHMA DANY

Kelas. : XII (Dua Belas)

Asal Sekolah : MA Munada

Alamat : Jl.Dusun 10 Tugu putih Sungai Nibung Dente Teladas

Untuk mengadakan SURVE nyata pada Tempat-tempat Bersejarah dan sekaligus membuat Karya
Ilmiyah guna melengkapi persyaratan Peserta Ujian Nasional (UN) Pada Madrasah Aliyah
Munada Tahun Ajaran 2023/2024

Demikian Surat Tugas ini di buat agar dapat di pergunakan sebagai mana mestinya

Sungai Nibung 27 juni 2023

Kepala MA Munada

22
( Miftahul Falah)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP DAN PENDIDIKAN

Penulis adalah anak Ke 1 ( Satu ) Dari dua bersaudara dengan ayah


bernama “ TRIONO ” dan ibu bernama “ TUTI INDRA WATI” aku di lahirkan pada tanggal, 26
September 2006 Di Sumur kucing

Selama study di MA Munada penulis aktif dalam Organisasi OSIS, Pramuka PKL dan
saya selalu mengikuti kegiatan umum

Pendidikan Dasar di tempuh oleh Penulis di SDN mahabang Tamat Tahun 2018 dan
melanjutkan Sekolah Menengah Pertama Di SMPN 03 Dente Teladas Tulang Bawang Lulus
Pada tahun 2021 Kini penulis sedang menempuh Pendidikan Sekolah Menengah Atas di
Madrasah Aliyah (MA) Munada Sungai Nibung Kecamatan Dente Teladas Tulang Bawang
hingga saat ini

23
LAMPIRAN FOTO

24
25
26

Anda mungkin juga menyukai