Kelompok II - LP TUMOR MEDULA SPINALIS
Kelompok II - LP TUMOR MEDULA SPINALIS
NEUROLOGIS
“TUMOR MEDULA SPINALIS”
OLEH :
Ardina Sulistyarini
Tri Sukmasari
Kholik Qurahman
Humayrah
Dedi Rahman
Rianur Rahman
Kelainan kongenital
lumbosakral
resiko tinggicidera
Resiko
gangguan
Gangguaninkontinensia paralisis anggota kehilangan sesoris
inkontinensia
urine gerak bawah anggota gerak bawah
urin
Gangguan
mobilitas
fisik
2. Landasan Teoritis Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
a. Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat rumah, agama, suku
bangsa, status pendidikan, dan pekerjaan klien/ asuransi kesehatan.
b. Riwayat Kesehatan
Riwayat penyakit saat ini
Pasien mengeluhkan lemah dan nyeri pada punggung.
Riwayat penyakit dahulu
Adakah riwayat penyakit dahulu yang diderita pasien dengan timbulnya tumor.
Riwayat penyakit keluarga
Adakah anggota keluarga yang mengalami penyakit seperti yang dialami pasien,
adakah anggota keluarga yang mengalami penyakit kronis lainnya.
c. Pengkajian Fungsional Gordon
Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Dikaji apakah klien mengerti tentang penyakitnya dan bagaimana pengambilan
keputusan saat sakit.
Pola nutrisi metabolic
Kebiasaan makan pasien di rumah dalam sehari, seberapa banyak dan komposisi
setiap kali makan adakah pantangan terhadap suatu makanan, apakah ada/tidak
keluhan anoreksia, mual, perasaan penuh (begah), muntah, nyeri ulu hati sehingga
menyebabkan berat badan menurun.
Pola eliminasi : Kaji pola BAB atau BAK apakah ada perubahan atau tidak pada
pasien tumor medulla spinalis
Pola aktifitas dan latihan
Biasanya pada pola aktivitas pasien dengan tumor medulla spinalis akan terganggu
karena nyeri.
Pola tidur dan istirahat
Pada pasien tumor medulla spinalis biasanya mengalami gangguan pola tidur
akibat nyeri
Pola persepsi kognitif dan sensori
Pada pasien tumor medulla spinalis biasanya tidak mengalami kelainan (normal).
Pola persepsi dan konsep diri
Kaji adanya perasaan tidak berdaya dan putus asa, emosi labil dan kesulitan untuk
mengekspresikan.
Pola peran dan hubungan
Kaji apakah pasien mengalami gangguan dalam menjalankan perannya sehari-hari.
Pola Reproduksi dan seksualitas
Kaji adanya gangguan seksualitas dan penyimpangan seksualitas atau
pengaruh/hubungan penyakit terhadap seksualitas.
Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress
Adanya perasaan cemas, takut, tidak sabar ataupun marah, perasaan tidak berdaya,
putus asa, respon emosional klien terhadap status saat ini, mudah tersinggung,
mekanisme koping yang biasa digunakan dan orang yang membantu dalam
pemecahan masalah.
Pola Sistem kepercayaan
Agama yang dianut, apakah kegiatan ibadah terganggu atau tidak.
d. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital : tekanan darah, suhu, pernapasan, dan denyut nadi
Kepala : Bagaimana kesimetrisan, warna rambut, kebersihan kepala, rambut
kering, mudah putus, menipis, ada uban atau tidak, sakit kepala, pusing.
Mata : Sclera ikterik/tidak, konjungtiva anemis/tidak, pupil isokor
Hidung : Kesimetrisan, fungsi penciuman, kebersihan, apakah ada perdarahan
pada hidung atau tidak.
Telinga : kesimetrisan telinga, fungsi pendengaran, kebersihan telinga.
Mulut : Keadaan mukosa mulut, kebersihan mulut, keadaan gigi, kebersihan gigi,
stomatitis (sariawan lidah dan mulut)
Leher : Kesimetrisan, adanya pembesaran kelenjar tyroid / tidak, adanya
pembesaran kelenjar getah bening/tidak
Thoraks
- Paru-paru
Inspeksi : apakah ada/tidak peningkatan usaha frekuensi pernapasan,
serta penggunaan otot bantu pernapasan.
Palpasi : apakah fokal fremitus sama kiri dan kanan
Perkusi : sonor
Auskultasi : bagaimana suara nafas, vesikuler/brokovesikuler, apakah
ada bunyi suara tambahan (ronki/wheezing)
- Jantung
Inspeksi : jantung berdebar-debar, takikardia dan bising jantung
menggambarkan beban jantung dan curah jantung meningkat
Palpasi : tidak teraba adanya massa
Perkusi : pekak
Auskultasi : irama regular, apakah murmur
Abdomen
Inspeksi : simetris, lesi ada atau tidak
Palpasi : Terabanya pembesaran hepar / tidak, adanya nyeri tekan / tidak.
Perkusi : Terdapat bunyi timpani
Auskultasi : suara bising usus
Ekstremitas : apakah gerakan ekstremitas atas dan bawah seimbang dekstra dan
sinistra, ada/tidak ada nyeri tekan, ada/tidak ada benjolan, ada/tidak ada massa.
Genetalia : normal atau abnormal
B. Perumusan Diagnosa
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas struktur tulang
dan nyeri
C. Penentuan Kriteria Hasil dan Perumusan Intervensi Keperawatan
No. SDKI SLKI SIKI
1 Nyeri Akut Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri
DS : Setelah dilakukan intervensi a. Observasi
Mengeluh nyeri keperawatan, diharapkan - lokasi,
DO : tingkat nyeri menurun dengan karakteristik,
Tampak meringis, bersikap kriteria hasil : durasi, frekuensi,
protektif, gelisah, frekuensi Kemampuan kualitas, intensitas
nadi meningkat, sulit tidur, menuntaskan aktifitas nyeri
tekanan darah meningkat, meningkat - Identifikasi skala
pola napas berubah, nafsu Keluhan nyeri nyeri
makan berubah, proses menurun - Identifikasi respon
pefikir terganggu, menarik Meringis menurun nyeri non verbal
diri, berfokus pada diri Sikap protektif - Identifikasi faktor
sendiri, diaphoresis. menurun yang memperberat
Gelisah menurun dan memperingan
Kesulitan tidur nyeri
menurun - Identifikasi
Menarik diri menurun pengetahuan dan
menurun 3. Edukasi
PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi dan Indikator
Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI
PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi dan Tindakan
Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI
PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan Kreteria
Hasil Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPN
Price, A. S., Wilson M. L., 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Alih
Bahasa: dr. Brahm U. Jakarta: EGC
Satyanegara. 2010. Ilmu Bedah Saraf. Edisi IV. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama