Anda di halaman 1dari 765

ht

tp
s:
//w
w
w
.b
ps
.g
o.
id
ht
tp
s ://
w
w
w
.b
ps
.g
o.
id
RINGKASAN METADATA
STATISTIK DASAR 2019
ISSN: 2598-568X
No. Publikasi: 03210.2004
Katalog/Catalog: 1103018
Ukuran Buku: 18,5 x 25 cm
Jumlah Halaman: xxxviii + 725 halaman

Tim Penyusun

Pengarah :
Dr. Suhariyanto

Penanggung Jawab :

id
M. Ari Nugraha, M.Sc

o.
Dr. Pudji Ismartini M.App.Stat
Ir. Ahlam, M.Si
.g
ps
.b

Penyunting :
Syaefudin S.ST, M.E.
w
w

Sebo Hari Sumbogo SST.,MT


w

Triana Rachmaningsih, SST.,S.Si SE.,M.Si


://
s

Kompilator:
tp

Esya Herdiyanto S.Kom., M.T.


ht

Ade Widiantara, S.Tr.Stat.

Layout dan Ilustrasi:


Esya Herdiyanto S.Kom., M.T.
Ade Widiantara, S.Tr.Stat.

Diterbitkan oleh:
Badan Pusat Statistik

Dicetak oleh:
Badan Pusat Statistik

Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan


sebagian atau seluruh isi buku untuk tujuan komersial tanpa iin tertulis dari Badan Pusat
Statistik

ii
Kata Pengantar
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan Peraturan
Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik
mengamanatkan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk melaksanakan tugas dan
tanggung jawab sebagai koordinator kegiatan statistik di Indonesia. Dalam
melaksanakan tugas tersebut BPS melakukan fungsi Koordinasi, Integrasi,
Standardisasi, dan Sinkronisasi. Dengan demikian, BPS harus dapat menjadi
rujukan pelaksanaan kegiatan statistik. Oleh sebab itu, BPS menyediakan layanan
konsultasi kegiatan statistik kepada penyelenggara kegiatan statistik. Bahkan,

id
o.
khusus untuk instansi pemerintah BPS memberikan rekomendasi kegiatan statistik.
.g
Sementara itu, berdasarkan pemanfaatannya, statistik di Indonesia dibagi
ps
menjadi 3 (tiga) jenis yaitu statistik dasar, sektoral, dan khusus. Hal tersebut sesuai
.b
w

dengan pasal 5 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997. Statistik dasar dan sektoral
w

pemanfaatannya terbuka untuk umum, kecuali ditentukan lain oleh peraturan


w
://

perundang-undangan yang berlaku. Sementara itu statistik khusus pemanfaatannya


s
tp

tidak terbuka, tetapi setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk
ht

mengetahui dan memanfaatkannya.


Sebagai koordinator kegiatan statistik, BPS menyediakan informasi metadata
yang tersimpan dalam Sistem Informasi Rujukan Statistik (SIRuSa). Informasi
tersebut dapat diakses oleh siapapun, kapanpun, dan dimanapun karena dibangun
dengan berbasiskan web. Akan tetapi, untuk meningkatkan akses informasi
metadata, juga disediakan ringkasan metadata dalam bentuk publikasi tercetak
maupun elektronik yang dapat digunakan secara stand-alone atau tidak harus
terhubung dengan internet.
Buku ini menyajikan berbagai ringkasan metadata kegiatan statistik yang
dikumpulkan pada tahun 2019. Meskipun demikian, dibatasi pada pengumpulan di
tingkat pusat untuk ketiga jenis statistik, dan di tingkat BPS provinsi untuk statistik
sektoral dan khusus. Adapun metadata kegiatan statistik sektoral dan khusus pada

iii
tingkat kabupaten/kota dipublikasikan oleh BPS provinsi atau BPS kabupaten/kota
dalam bentuk laporan.
Sementara itu, upaya pemutakhiran informasi statistik dasar, sektoral dan
khusus terus dilakukan secara berkesinambungan dari tahun ke tahun. Dengan
demikian, diharapkan buku ini dapat bermanfaat bagi para penyelenggara kegiatan
statistik maupun pengguna data (data user), antara lain:
a. dapat menjadi acuan penyusunan rencana penyelenggaraan kegiatan statistik
sehingga dapat dihindari terjadinya duplikasi kegiatan yang hendak
dilaksanakan. Selain itu, dapat dimanfaatkan sebagai bahan rujukan untuk
integrasi dan dokumentasi informasi kegiatan statistik bagi para penyelenggara
kegiatan;

id
b. memudahkan identifikasi berbagai jenis kegiatan statistik yang diperlukan,

o.
sehingga dapat dengan mudah melakukan penelusuran dan perolehan data.
.g
ps
Selain itu, dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi hal teknis dari
.b

sensus/survei sehingga memudahkan dalam melakukan analisa maupun


w

evaluasi.
w
w

Mengingat banyaknya metadata yang dikumpulkan maka publikasi ini dibagi


://

menjadi dua yaitu Ringkasan Metadata Statistik Dasar serta Ringkasan Metadata
s
tp

Statistik Sektoral dan Khusus. Buku ini terwujud berkat kerjasama yang baik antara
ht

tim penyusun dan unit penyelenggara kegiatan statistik terkait. Untuk itu diucapkan
terima kasih atas dedikasinya. Namun demikian, ibarat pepatah “tiada gading yang
tidak retak”, maka kritik dan saran masih kami harapkan. Masukan tersebut dapat
dikirim secara langsung ke Subdirektorat Rujukan Statistik, Direktorat Diseminasi
Statistik BPS atau melalui email sirusa@bps.go.id.
Selamat membaca.

Jakarta, Maret 2020


Kepala Badan Pusat Statistik

Dr. Suhariyanto

iv
Daftar Isi
Contents
Kata Pengantar .................................................................................................................iii
Daftar Isi ............................................................................................................................. v
Penjelasan ...................................................................................................................xxviii
STATISTIK DASAR BIDANG SOSIAL.......................................................................... 1
Gladi Bersih Post Enumeration Survey Sensus Penduduk 2020 ..................................... 3
Pemetaan dan Pemutakhiran Muatan Wilkerstat SP2020 ............................................. 5
Pengembangan Indikator Statistik Lingkungan Hidup .................................................... 6

id
o.
Penyusunan Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi ..................... 7

.g
Statistik Pemuda Indonesia ............................................................................................. 9
ps
Statistik Penduduk Lanjut Usia ..................................................................................... 10
.b

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) ................................................................ 11


w
w

Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Semesteran .............................................. 13


w

Survei Indeks Demokrasi Indonesia .............................................................................. 15


://

Survei Karakteristik Usaha/BCS (Business Characteristics Survey) ............................... 18


s
tp

Survei Komuter di Jabodetabek dan Mebidang ............................................................ 20


ht

Survei Perilaku Anti Korupsi .......................................................................................... 22


Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor............................................................ 23
Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan Perumahan ........ 25
Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya dan Pendidikan
(Tahunan) ...................................................................................................................... 32
Updating Potensi Desa .................................................................................................. 35
STATISTIK DASAR BIDANG EKONOMI ................................................................... 37
Direktori Perusahaan Kehutanan .................................................................................. 39
Direktori Perusahaan Pertanian Berbasis Website (DPP Online) ................................. 40
Direktori Perusahaan Pertanian Peternakan ................................................................ 41
Direktori Perusahaan Pertanian Rumah Potong Hewan (RPH) dan Tempat
Pemotongan Hewan (TPH) ............................................................................................ 43

v
Direktori Perusahaan Pertanian Rumah Potong Hewan (RPH) dan Tempat
Pemotongan Hewan (TPH) ........................................................................................... 44
Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri-A2 dan Sampling Error Estimasi
Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri A-3 ........................................ 45
Implementasi SEEA dalam Sisnerling Indonesia ........................................................... 47
Kompilasi Data Inbound-Outbound Tourist .................................................................. 48
Laporan Tahunan Perusahaan Peternakan Ternak Besar dan Ternak Kecil (LTT) ........ 50
Laporan Tahunan Perusahaan Peternakan Ternak Sapi Perah .................................... 52
Laporan Tahunan Perusahaan Peternakan Ternak Unggas (LTU) ................................ 55
Laporan Triwulanan Pelabuhan Perikanan (PPS/PPN/PPP/PPI) dan Tempat Pelelangan
Ikan (TPI) ....................................................................................................................... 57

id
Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak (RPH dan TPH) ........................................... 59

o.
Laporan Triwulanan Tempat Pendaratan Ikan Tradisional (PIT) .................................. 61
.g
Pengumpulan Data Kehutanan Triwulanan ................................................................. 62
ps
Penyusunan Laporan Tahunan Perusahaan Budidaya Ikan (LTB) ................................ 63
.b
w

Penyusunan Laporan Tahunan Perusahaan Penangkapan Ikan (LTP) ......................... 65


w

Survei Captive Power .................................................................................................... 67


w
://

Survei Gas ..................................................................................................................... 69


s

Survei Geothermal........................................................................................................ 71
tp
ht

Survei Harga Kemahalan Konstruksi ............................................................................. 73


Survei Harga Konsumen Perdesaan ............................................................................. 75
Survei Harga Mesin dan Peralatan ............................................................................... 77
Survei Harga Perdagangan Besar ................................................................................. 79
Survei Harga Produsen ................................................................................................. 81
Survei Harga Produsen Beras Penggilingan .................................................................. 82
Survei Harga Produsen Gabah ...................................................................................... 85
Survei Harga Produsen Jasa .......................................................................................... 88
Survei Harga Produsen Perdesaan ............................................................................... 89
Survei Harga Produsen Perusahaan Pertanian............................................................. 91
Survei Harga Properti Perumahan ................................................................................ 93
Survei Hortikultura Potensi .......................................................................................... 95
Survei Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Inovasi (IPTEK dan Inovasi) 2017 ............... 97

vi
Survei Industri Besar dan Sedang Bulanan ................................................................... 98
Survei Industri Besar dan Sedang Tahunan ................................................................ 102
Survei Industri Mikro dan Kecil Triwulanan ................................................................ 106
Survei Komoditas Strategis Perkebunan (Komstrat Kakao) untuk Implementasi
Pengumpulan Data Komoditas Pertanian Strategis melalui Rumah Tangga .............. 108
Survei Komoditas Strategis Perkebunan (Komstrat Tebu) untuk Implementasi
Pengumpulan Data Komoditas Pertanian Strategis melalui Rumah Tangga .............. 112
Survei Pengilangan Migas ........................................................................................... 114
Survei Pertambangan Bahan Galian Usaha Rumah Tangga........................................ 116
Survei Pertanian Antar Sensus .................................................................................... 118
Survei Pertanian Hortikultura ..................................................................................... 120

id
Survei Perusahaan Air Bersih ...................................................................................... 122

o.
Survei Perusahaan Hortikultura .................................................................................. 124
.g
ps
Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan ...................................................................... 126
.b

Survei Perusahaan Konstruksi Triwulanan .................................................................. 130


w

Survei Perusahaan Listrik ............................................................................................ 134


w
w

Survei Perusahaan Migas ............................................................................................ 136


://

Survei Perusahaan Non Migas .................................................................................... 138


s
tp

Survei Perusahaan Pemegang Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan
ht

Alam ............................................................................................................................ 140


Survei Perusahaan Pemegang Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan
Tanaman...................................................................................................................... 141
Survei Perusahaan Penangkaran Tumbuhan dan Satwa Liar ..................................... 143
Survei Perusahaan Penggalian Berbadan Hukum ....................................................... 144
Survei Perusahaan Perkebunan Tahunan ................................................................... 146
Survei Perusahaan Perkebunan Triwulanan ............................................................... 148
Survei Statistik Keuangan BUMD ................................................................................ 150
Survei Statistik Keuangan Pemerintah Desa ............................................................... 151
Survei Statistik Keuangan Pemerintah Kabupaten/Kota ............................................ 152
Survei Statistik Keuangan Pemerintah Provinsi .......................................................... 153
Survei Statistik Lembaga Keuangan ............................................................................ 154
Updating Direktori Perusahaan Konstruksi ................................................................ 156

vii
KOMPILASI PRODUK ADMINISTRASI BIDANG SOSIAL ................................... 158
Kompilasi Data Indikator Pembangunan Berkelanjutan ............................................ 160
Kompilasi Data Statistik Indeks Pembangunan Manusia ........................................... 162
Kompilasi Data Statistik Indikator Kesejahteraan Rakyat .......................................... 163
Kompilasi Data Statistik Lingkungan Hidup Indonesia ............................................... 165
Kompilasi Data Statistik Sumber Daya Laut dan Pesisir ............................................. 167
Penyusunan Analisis Mobilitas Tenaga Kerja Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional . 168
Penyusunan Publikasi Statistik Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja ..................... 170
Penyusunan Statistik Politik dan Keamanan .............................................................. 172
Statistik Telekomunikasi Indonesia ............................................................................ 174
KOMPILASI PRODUK ADMINISTRASI BIDANG EKONOMI .............................. 176

id
o.
Indikator Pertanian ..................................................................................................... 178

.g
Kompilasi Data Indikator Ekonomi ............................................................................. 180
ps
Kompilasi Data Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
.b

Development Goals) di Indonesia .............................................................................. 182


w

Kompilasi Data Laporan Perekonomian Indonesia .................................................... 184


w
w

Kompilasi Statistik Indonesia ...................................................................................... 185


://

Penyesuaian Musiman (Seasonal Adjustment) pada Data PDB Triwulanan menurut


s
tp

Pengeluaran ................................................................................................................ 186


ht

Penyusunan Data Statistik Neraca Energi .................................................................. 187


Penyusunan Disagregasi PMTB Menurut Institusi dan Lapangan Usaha ................... 189
Penyusunan Komponen Ekspor Impor Luar Negeri pada PDB menurut Pengeluaran
.................................................................................................................................... 193
Penyusunan Komponen PMTB dan Perubahan Inventori pada PDB menurut
Pengeluaran ................................................................................................................ 195
Penyusunan Konsumsi Pemerintah Triwulanan/Tahunan Tahun Dasar 2010 ........... 197
Penyusunan Neraca Arus Dana .................................................................................. 198
Penyusunan Neraca Pemerintahan Pusat Triwulanan ............................................... 202
Penyusunan Neraca Pemerintahan Umum ................................................................ 203
Penyusunan PDB Indonesia Tahunan menurut Lapangan Usaha (2010=100) ........... 204
Penyusunan PDB Indonesia Triwulanan Menurut Lapangan Usaha (2010=100) ...... 205
Penyusunan PDRB Kabupaten/Kota menurut Lapangan Usaha (2010=100) ............. 206

viii
Penyusunan PDRB Provinsi menurut Lapangan Usaha (2010=100) ........................... 208
Produk Domestik Bruto Indonesia menurut Pengeluaran.......................................... 210
Produk Domestik Regional Bruto Indonesia menurut Pengeluaran ........................... 214
Updating Direktori Perusahaan Pertambangan dan Energi ....................................... 218
INDIKATOR KEGIATAN STATISTIK DASAR BIDANG SOSIAL ......................... 220
Akses pada upacara adat ............................................................................................ 222
Akses terhadap media informasi ................................................................................ 223
Anak telantar ............................................................................................................... 224
Angka Melek Huruf (AMH) .......................................................................................... 225
Angka Partisipasi Murni Sekolah Dasar (APM SD) ...................................................... 226
Angka Partisipasi Murni Sekolah Menengah Pertama (APM SMP) dan APM SMA .... 227

id
o.
Balita telantar.............................................................................................................. 228

.g
Beasiswa/bantuan pendidikan .................................................................................... 229
ps
Belajar di luar jam sekolah .......................................................................................... 230
.b

Content Error .............................................................................................................. 231


w
w

Coverage Error ............................................................................................................ 232


w

Distribusi Pendapatan - 20% penduduk dengan pendapatan tertinggi ..................... 233


s ://

Distribusi Pendapatan - 40% penduduk dengan pendapatan menengah .................. 234


tp

Distribusi Pendapatan - 40% penduduk dengan pendapatan terendah .................... 235


ht

Indeks Demokrasi Indonesia ....................................................................................... 236


Indeks Kesulitan Geografis (IKG) ................................................................................. 237
Indeks Pembangunan Desa (IPD) ................................................................................ 238
Indeks Pembangunan TIK (IP-TIK) ............................................................................... 239
Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) ............................................................................ 242
Kunjungan ke peninggalan sejarah/warisan budaya .................................................. 243
Lanjut usia telantar ..................................................................................................... 244
Partisipasi dalam kegiatan olahraga ........................................................................... 245
Partisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan ..................................................... 246
Partisipasi dalam Kesenian.......................................................................................... 248
Partisipasi dalam olahraga tradisional ........................................................................ 250
Partisipasi Kursus/Bimbingan Belajar/ Pelatihan/Keterampilan ................................ 251

ix
Penggunaan Produk Tradisional ................................................................................. 252
Penyedia Layanan Pendidikan: Pemerintah/Swasta .................................................. 253
Persentase anak umur 6-23 bulan yang masih diberi ASI yang menerima empat atau
lebih jenis makanan selama seharian kemarin .......................................................... 254
Persentase anak umur 6-23 bulan yang menerima vitamin A dalam 6 bulan terakhir
.................................................................................................................................... 255
Persentase anak umur 6-23 bulan yang sudah tidak diberi ASI yang menerima 4 atau
lebih jenis makanan selama seharian kemarin .......................................................... 256
Persentase anak umur 6-23 bulan yang sudah tidak diberi ASI yang menerima
makanan padat, setengah padat atau lumat selama seharian kemarin .................... 257
Persentase anak umur 9-23 bulan yang masih diberi ASI yang menerima makanan
padat, setengah padat atau lumat selama seharian kemarin .................................... 258

id
Persentase baduta yang pernah diberi imunisasi menurut fasilitas kesehatan ........ 259

o.
Persentase baduta yang pernah diberi imunisasi menurut tenaga kesehatan yang
.g
ps
memberikan imunisasi ............................................................................................... 260
.b

Persentase baduta yang tidak pernah diberi imunisasi menurut alasan tidak pernah
w

diberi imunisasi........................................................................................................... 261


w

Persentase Balita Usia Satu Tahun yang Diimunisasi Campak ................................... 262
w
://

Persentase bayi umur 6-8 bulan yang masih diberi ASI yang menerima makanan
s

padat, setengah padat, atau lumat selama seharian kemarin................................... 263


tp

Persentase bayi umur 6-8 bulan yang menerima makanan padat, setengah padat,
ht

atau lumat selama seharian kemarin ......................................................................... 264


Persentase Komuter ................................................................................................... 265
Persentase Pemuda .................................................................................................... 266
Persentase Penduduk Lanjut Usia .............................................................................. 267
Persentase penduduk usia 0-4 tahun yang pernah ke posyandu dalam enam bulan
terakhir ....................................................................................................................... 268
Persentase penduduk usia 0-4 tahun yang pernah ke posyandu dalam enam bulan
terakhir menurut jenis pelayanan yang didapat di posyandu ................................... 269
Persentase penduduk usia 60 tahun ke atas yang pernah ke posyandu dalam enam
bulan terakhir ............................................................................................................. 270
Persentase penduduk usia 60 tahun ke atas yang pernah ke posyandu dalam enam
bulan terakhir menurut jenis pelayanan yang didapat di posyandu ......................... 271
Persentase Pengeluaran Rumah Tangga untuk Bukan Makanan .............................. 272

x
Persentase Perempuan Pernah Kawin yang Menggunakan Cara Modern ................. 273
Persentase Perkembangan Distribusi Pengeluaran .................................................... 274
Persentase Rata-rata Pengeluaran per Kapita Menurut Kelompok Komoditi ............ 275
Persentase Rata-rata Pengeluaran per Kapita Menurut Tempat Tinggal................... 276
Persentase Rata-rata Pengeluaran per Kapita untuk Makanan ................................. 277
Persentase Rumah Tangga dengan Air Minum Layak................................................. 278
Persentase rumah tangga dengan perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) .. 279
Persentase Rumah Tangga dengan Status Kepemilikan Rumah/Bangunan Tempat
Tinggal Milik Sendiri Menurut Cara Memperoleh ...................................................... 280
Persentase Rumah Tangga dengan Status Kepemilikan Rumah/Bangunan Tempat
Tinggal Milik Sendiri Menurut Jenis Bukti Kepemilikan Tanah Tempat Tinggal ......... 281

id
Persentase Rumah Tangga dengan Status Kepemilikan Rumah/Bangunan Tempat

o.
Tinggal Milik Sendiri Yang Dibeli Dari Pengembang Atau Bukan Pengembang Menurut
.g
Jenis Cara Membeli ..................................................................................................... 282
ps
Persentase Rumah Tangga Komuter ........................................................................... 283
.b

Persentase Rumah Tangga Menurut Kepemilikan Rumah Selain yang ditempati Saat
w

ini ................................................................................................................................. 284


w
w

Persentase Rumah Tangga Menurut Lantai Terluas ................................................... 285


://

Persentase Rumah Tangga Menurut Lebar Jalan ....................................................... 286


s
tp

Persentase Rumah Tangga Menurut Letak/Lokasi Rumah ......................................... 287


ht

Persentase Rumah Tangga Menurut Pengetahuan Mengenai Pemisahan Sampah


Organik dan Anorganik ............................................................................................... 288
Persentase Rumah Tangga Menurut Perlakuan Pemisahan Sampah Organik dan
Sampah Anorganik ...................................................................................................... 289
Persentase Rumah Tangga Persentase yang Menggunakan Kayu Bakar atau Arang
Sebagai Bahan Bakar Utama Dalam Setahun Terakhir ............................................... 290
Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Akses Air Minum Layak Dasar .................. 291
Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Akses Air Minum Layak Terbatas ............. 292
Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Akses Air Minum Tidak Layak .................. 293
Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Akses Terhadap Layanan Sanitasi Layak
Bersama ...................................................................................................................... 294
Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Akses Terhadap Layanan Sanitasi Layak
Dasar ........................................................................................................................... 295

xi
Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Akses Terhadap Layanan Sumber Air Minum
Aman Dan Berkelanjutan............................................................................................ 296
Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Fasilitas Cuci Tangan dengan Air Dan Sabun
.................................................................................................................................... 297
Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Ruang Terbuka Hijau ............................... 298
Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Rumah Lain Selain yang ditempati Saat Ini
Menurut Penggunaannya ........................................................................................... 299
Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Telepon Rumah/HP/PC/Internet ............ 300
Persentase Rumah Tangga yang Mengalami Kejadian Bencana dalam Setahun
Terakhir....................................................................................................................... 301
Persentase Rumah Tangga yang Mengalami Kejadian Bencana Dalam Setahun
Terakhir....................................................................................................................... 302

id
Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

o.
Menurut Cara Pembuangan ....................................................................................... 303
.g
ps
Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Menurut Jenis yang digunakan dalam Sebulan Terakhir ........................................... 304
.b
w

Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Kayu Bakar atau Arang Sebagai Bahan
w

Bakar Utama dalam Setahun Terakhir Menurut Lama Pemakaian ............................ 305
w

Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Kayu Bakar atau Arang Sebagai Bahan
://

Bakar Utama dalam Setahun Terakhir Menurut Lama Pemakaian ............................ 306
s
tp

Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Sumber Air Minum Layak Dan Lokasi
ht

Sumber Berada di dalam/di Halaman Rumah (On-Premises) .................................... 307


Persentase Rumah Tangga yang Sumber Air Minum Utamanya Adalah Permukaan Air
.................................................................................................................................... 308
Persentase Rumah Tanggga Menurut Kepemilikan Tempat Sampah Tertutup......... 309
Persentase WPK Usia 10-54 Tahun, Penduduk Usia 0-4 Tahun, Dan 60 Tahun Ke Atas
yang Tidak Pernah ke Posyandu dalam Enam Bulan Terakhir Menurut Alasan Tidak
Pernah Ke Posyandu ................................................................................................... 310
Persentase WPK Usia 10-54 Tahun Yang Baduta Lahir Hidup Terakhirnya
Mendapatkan Pelayanan Neonatal ............................................................................ 311
Persentase WPK Usia 10-54 Tahun yang Baduta Lahir Hidup Terakhirnya
Mendapatkan Pelayanan Neonatal Di Fasilitas Kesehatan ........................................ 312
Persentase WPK usia 10-54 tahun yang baduta lahir hidup terakhirnya mendapatkan
pelayanan neonatal oleh tenaga kesehatan .............................................................. 313

xii
Persentase WPK Usia 10-54 Tahun yang Memeriksakan Kandungan pada Kehamilan
Baduta yang Dilahirkan Terakhir ................................................................................. 314
Persentase WPK Usia 10-54 Tahun yang Memeriksakan Kandungan pada Kehamilan
Baduta yang Dilahirkan Terakhir Berdasarkan Tindakan yang Dilakukan (10 T) ........ 315
Persentase WPK usia 10-54 tahun yang memeriksakan kandungan pada kehamilan
baduta yang dilahirkan terakhir menurut fasilitas kesehatan .................................... 316
Persentase WPK Usia 10-54 Tahun yang Memeriksakan Kandungan pada Kehamilan
Baduta yang Dilahirkan Terakhir Menurut Tenaga Kesehatan ................................... 317
Persentase WPK usia 10-54 tahun yang mendapat informasi efek samping atau
masalah kesehatan yang mungkin timbul jika menggunakan alat/cara KB ............... 318
Persentase WPK Usia 10-54 Tahun yang Mendapatkan Informasi Mengenai Alternatif
Alat/Cara KB ................................................................................................................ 319

id
Persentase WPK usia 10-54 tahun yang mendapatkan pelayanan ANC (Antenatal

o.
Care) pada kehamilan baduta yang dilahirkan terakhir ............................................. 320
.g
Persentase WPK usia 10-54 tahun yang mendapatkan pelayanan kontak nifas di
ps
fasilitas kesehatan ketika melahirkan baduta yang terakhir ...................................... 321
.b

Persentase WPK usia 10-54 tahun yang mendapatkan pelayanan kontak nifas ketika
w

melahirkan baduta yang terakhir................................................................................ 322


w
w

Persentase WPK usia 10-54 tahun yang mendapatkan pelayanan kontak nifas oleh
://

tenaga kesehatan ketika melahirkan baduta yang terakhir ....................................... 323


s
tp

Persentase WPK usia 10-54 tahun yang mengkonsumsi pil zat besi atau pil penambah
ht

darah minimal 90 butir selama kehamilan baduta yang dilahirkan terakhir ............. 324
Persentase WPK usia 10-54 tahun yang penolong persalinan pertamanya adalah
tenaga kesehatan ketika melahirkan baduta yang terakhir ....................................... 325
Persentase WPK usia 10-54 tahun yang penolong persalinan terakhirnya adalah
tenaga kesehatan ketika melahirkan baduta yang terakhir ....................................... 326
Persentase WPK usia 10-54 tahun yang pernah ke posyandu dalam enam bulan
terakhir ........................................................................................................................ 327
Persentase WPK usia 10-54 tahun yang pernah ke posyandu dalam enam bulan
terakhir menurut jenis pelayanan yang didapat di posyandu .................................... 328
Persentase WPK usia 10-54 tahun yang pernah melakukan konsultasi tentang
alat/cara KB di fasilitas kesehatan .............................................................................. 329
Persentase WPK usia 10-54 tahun yang persalinannya di fasilitas kesehatan ketika
melahirkan baduta yang terakhir................................................................................ 330
Persentase WPK usia 10-54 tahun yang sedang hamil dan pernah ke posyandu dalam
enam bulan terakhir.................................................................................................... 331

xiii
Rasio APM SD, Rasio APM SMP dan Rasio APM SMA ................................................ 332
Rasio Ketergantungan Penduduk Lansia .................................................................... 334
Rata-rata biaya obat per kapita sebulan untuk rawat jalan di fasilitas kesehatan
modern yang dibayar sendiri oleh penduduk dengan keluhan kesehatan (Rupiah) . 335
Rata-rata biaya obat per kapita setahun untuk rawat inap di fasilitas kesehatan
modern yang dibayar sendiri oleh penduduk (Rupiah) .............................................. 336
Rata-rata biaya pendidikan ........................................................................................ 337
Rata-rata biaya per kapita sebulan untuk mengobati sendiri dengan obat modern
yang dibayar sendiri oleh penduduk dengan keluhan kesehatan (Rupiah) ............... 338
Rata-rata biaya per kapita sebulan untuk rawat jalan di fasilitas kesehatan modern
yang dibayar sendiri oleh penduduk dengan keluhan kesehatan (Rupiah) ............... 339
Rata-rata biaya per kapita setahun untuk pembelian alat kesehatan yang dibayar

id
sendiri oleh penduduk (Rupiah) ................................................................................. 340

o.
Rata-rata biaya per kapita setahun untuk pemeliharaan kesehatan yang dibayar
.g
ps
sendiri oleh penduduk (Rupiah) ................................................................................. 341
.b

Rata-rata biaya per kapita setahun untuk penggunaan ambulance yang dibayar
w

sendiri (Rupiah) .......................................................................................................... 342


w

Rata-rata biaya perkapita setahun untuk rawat inap di fasilitas kesehatan modern
w

yang dibayar sendiri oleh penduduk (Rupiah) ........................................................... 343


s ://

Rata-rata biaya per kapita setahun untuk tes kesehatan yang dibayar sendiri oleh
tp

penduduk (Rupiah) ..................................................................................................... 344


ht

Rata-rata konsumsi Kalori per kapita sehari - dengan makanan jadi......................... 345
Rata-rata konsumsi Kalori per kapita sehari - Tanpa Makanan jadi .......................... 346
Rata-rata konsumsi Protein per kapita sehari - Dengan Makanan jadi ..................... 347
Rata-rata konsumsi Protein per kapita sehari - Tanpa Makanan jadi ........................ 348
Sarana transportasi ke sekolah .................................................................................. 349
Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) ................................................................................ 350
Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) ................................................................................ 351
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) ................................................................. 352
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) ................................................................. 353
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) ........................................................................ 354
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) ........................................................................ 355
Tingkat prevalensi kontrasepsi (CPR) ......................................................................... 356

xiv
INDIKATOR KEGIATAN STATISTIK DASAR BIDANG EKONOMI ..................... 357
Angka Indeks Produksi Industri Manufaktur .............................................................. 359
Banyaknya dan Nilai Pengadaan dan Penggunaan Produksi Perusahaan HTI, Perum
Perhutani dan Perusahaan Lainnya ............................................................................ 361
Banyaknya Pekerja Tetap Perusahaan HTI, Perum Perhutani dan Perusahaan Lainnya
..................................................................................................................................... 362
Banyaknya Perusahaan ............................................................................................... 363
Banyaknya Perusahaan ............................................................................................... 364
Banyaknya perusahaan menurut badan hukum/badan usaha .................................. 365
Banyaknya perusahaan menurut kualifikasi usaha .................................................... 366
Banyaknya Perusahaan/Usaha Penggalian ................................................................. 367

id
Banyaknya Perusahaan/Usaha Penggalian ................................................................. 368

o.
Banyaknya tenaga kerja .............................................................................................. 369
.g
ps
Banyaknya tenaga kerja .............................................................................................. 370
.b

Banyaknya Tenaga Kerja Perusahaan/Usaha Penggalian ........................................... 371


w

Banyaknya Tenaga Kerja Perusahaan/Usaha Penggalian ........................................... 372


w

Besarnya Mandays/hari Orang Pekerja Harian ........................................................... 373


w
://

Besarnya Mandays/hari Orang Pekerja Harian ........................................................... 374


s
tp

Besarnya Nilai Konstruksi yang Diselesaikan .............................................................. 375


ht

Besarnya Nilai Konstruksi yang Diselesaikan .............................................................. 376


Besarnya Nilai Pengeluaran Bahan/Material yang Digunakan ................................... 377
Besarnya Nilai Pengeluaran Bahan/Material yang Digunakan ................................... 378
Biaya Antara Perusahaan/Usaha Penggalian .............................................................. 379
Biaya Antara Perusahaan/Usaha Penggalian .............................................................. 380
Biaya Input atau Biaya Antara ..................................................................................... 381
Biaya Input atau Biaya Antara ..................................................................................... 382
Biaya Intermediate Input (Biaya Antara) Perusahaan Air Bersih ................................ 383
Biaya Intermediate Input (Biaya Antara) Perusahaan Air Bersih ................................ 384
Biaya Intermediate Input (Biaya Antara) Perusahaan Distribusi Gas Bumi ................ 385
Biaya Intermediate Input (Biaya Antara) Perusahaan Distribusi Gas Bumi ................ 386
Biaya Intermediate Input (Biaya Antara) Perusahaan Listrik ...................................... 387
Biaya Intermediate Input (Biaya Antara) Perusahaan Listrik ...................................... 388

xv
Biaya Intermediate Input (Biaya Antara) Perusahaan Migas ..................................... 389
Biaya Intermediate Input (Biaya Antara) Perusahaan Migas ..................................... 390
Biaya Intermediate Input (Biaya Antara) Perusahaan Non Migas ............................. 391
Biaya Intermediate Input (Biaya Antara) Perusahaan Non Migas ............................. 392
Biaya Intermediate Input (Biaya Antara) Perusahaan Pengilangan Migas ................ 393
Biaya Intermediate Input (Biaya Antara) Perusahaan Pengilangan Migas ................ 394
Biaya Produksi perusahaan peternakan sapi perah ................................................... 395
Biaya Produksi perusahaan peternakan sapi perah ................................................... 396
Biaya Produksi Perusahaan peternakan ternak besar/kecil ....................................... 397
Biaya Produksi Perusahaan peternakan ternak besar/kecil....................................... 398

id
Biaya Produksi perusahaan peternakan ternak unggas ............................................. 399

o.
Biaya Produksi perusahaan peternakan ternak unggas ............................................. 400
.g
Biaya Tenaga Kerja ..................................................................................................... 401
ps
Biaya Tenaga Kerja ..................................................................................................... 402
.b

Current Ratio BUMD ................................................................................................... 403


w
w

Distribusi Nilai Satwa dan Tumbuhan Liar (STL) yang Ditangkar menurut Jenisnya .. 404
w

Full Time Equivalent (FTE) .......................................................................................... 405


s ://

Gross Domestic Expenditure on R&D (GERD) ............................................................ 406


tp

Ib (Indeks Harga yang Dibayar Petani) Subsektor Hortikultura ................................. 407


ht

Ib (Indeks Harga yang Dibayar Petani) Subsektor Hortikultura ................................. 408


Ib (Indeks Harga yang Dibayar Petani) Subsektor Perikanan ..................................... 409
Ib (Indeks Harga yang Dibayar Petani) Subsektor Peternakan ................................... 410
Ib (Indeks Harga yang Dibayar Petani) Subsektor Tanaman Pangan ......................... 411
Ib (Indeks Harga yang Dibayar Petani) Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat ...... 412
Indeks Diffusion Sektor Konstruksi ............................................................................. 413
Indeks Diffusion Sektor Konstruksi ............................................................................. 414
Indeks Harga Mesin dan Peralatan (IHMP) ................................................................ 415
Indeks Harga Mesin dan Peralatan (IHMP) ................................................................ 416
Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) .................................................................... 417
Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) .................................................................... 418
Indeks Harga Produsen Industri Pengolahan ............................................................. 419

xvi
Indeks Harga Produsen Jasa Akomodasi Hotel ........................................................... 420
Indeks Harga Produsen Jasa Angkutan Penumpang ................................................... 421
Indeks Harga Produsen Jasa Kesehatan ...................................................................... 422
Indeks Harga Produsen Jasa Listrik dan Gas ............................................................... 423
Indeks Harga Produsen Jasa Pelayanan Makanan Minuman ..................................... 424
Indeks Harga Produsen Jasa Pendidikan ..................................................................... 425
Indeks Harga Produsen Jasa Pengelolaan Air ............................................................. 426
Indeks Harga Produsen Pertambangan Penggalian .................................................... 427
Indeks Harga Produsen Pertanian............................................................................... 428
Indeks Harga Produsen Pertanian............................................................................... 429

id
Indeks Harga Properti Perumahan (IHPP) ................................................................... 430

o.
Indeks Harga Properti Perumahan (IHPP) ................................................................... 431
.g
Indeks Harga yang Dibayar Petani (lb) ........................................................................ 432
ps
Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) ....................................................................... 433
.b

Indeks Kedalaman Harga Gabah di Bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) ....... 434
w
w

Indeks Kedalaman Harga Gabah di Bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) ....... 435
w

Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) ............................................................................. 436


s ://

Indeks Keparahan Harga Gabah di Bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) ....... 438
tp

Indeks Konstruksi ........................................................................................................ 439


ht

Indeks Konstruksi ........................................................................................................ 440


Indeks Masalah Bisnis ................................................................................................. 441
Indeks Masalah Bisnis ................................................................................................. 442
Indeks Produksi Industri Mikro Kecil........................................................................... 443
Indeks Yang Dibayar (IB) ............................................................................................. 444
Indeks Yang Diterima (IT) ............................................................................................ 445
Inflasi Harga Perdagangan Besar ................................................................................ 446
Inflasi Harga Perdagangan Besar ................................................................................ 447
Intensitas Energi.......................................................................................................... 448
It (Indeks Harga yang Diterima Petani) Subsektor Hortikultura ................................. 449
It (Indeks Harga yang Diterima Petani) Subsektor Perikanan/Budidaya .................... 450
It (Indeks Harga yang Diterima Petani) Subsektor Peternakan .................................. 451

xvii
It (Indeks Harga yang Diterima Petani) Subsektor Tanaman Pangan ........................ 452
It (Indeks Harga yang Diterima Petani) Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat ..... 453
Jumlah pelabuhan menurut kategori pelabuhan di Indonesia .................................. 454
Jumlah pemotongan ternak. ...................................................................................... 455
Jumlah pemotongan ternak. ...................................................................................... 456
Jumlah perusahaan budidaya ikan menurut badan hukum ....................................... 457
Jumlah Perusahaan Hak Pengusahaan Hutan menurut Provinsi dan Luas Areal ...... 458
Jumlah Perusahaan Hortikultura Berbadan Hukum ................................................... 459
Jumlah Perusahaan menurut Badan Hukum .............................................................. 460
Jumlah Perusahaan Pembudidaya Tanaman Kehutanan ........................................... 461

id
Jumlah Perusahaan Penangkapan Ikan menurut Badan Hukum ............................... 462

o.
Jumlah Perusahaan Penangkaran Tumbuhan dan Satwa Liar (TSL) ........................... 463
.g
Jumlah Perusahaan Pengelola Hasil Hutan Alam (HPH)............................................. 464
ps
Jumlah Perusahaan Pengelola Hasil Hutan Tanaman (HPHT) .................................... 465
.b

Jumlah perusahaan peternakan sapi perah ............................................................... 466


w
w

Jumlah perusahaan peternakan sapi perah ............................................................... 467


w

Jumlah Perusahaan peternakan ternak besar/kecil ................................................... 468


s ://

Jumlah Perusahaan peternakan ternak besar/kecil ................................................... 469


tp

Jumlah perusahaan peternakan ternak unggas ......................................................... 470


ht

Jumlah perusahaan peternakan ternak unggas ......................................................... 471


Jumlah Petani Menurut Provinsi dan Ijazah/STTB Terakhir ....................................... 472
Jumlah Petani Menurut Provinsi dan Jenis Kelamin .................................................. 473
Jumlah Petani Menurut Provinsi dan Jenis Kelamin .................................................. 474
Jumlah Petani Menurut Provinsi/Kabupaten/Kota dan Penggunaan Internet selama
setahun yang lalu........................................................................................................ 475
Jumlah Petani Menurut Provinsi/Kabupaten/Kota dan Penggunaan Internet selama
setahun yang lalu........................................................................................................ 476
Jumlah Pendaratan Ikan Trasional (PIT) ..................................................................... 477
Jumlah Rumah Tangga Usaha Jasa Pertanian Menurut Provinsi dan Subsektor ....... 478
Jumlah Rumah Tangga Usaha Jasa Pertanian Menurut Provinsi dan Subsektor ....... 479
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian dan Anggota Rumah Tangga Menurut
Provinsi dan Jenis Kelamin Anggota Rumah Tangga .................................................. 480

xviii
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian dan Anggota Rumah Tangga Menurut
Provinsi dan Jenis Kelamin Anggota Rumah Tangga................................................... 481
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Dengan Sumber Penghasilan Utama Bukan
Dari Sektor Pertanian Menurut Provinsi dan Jenis Usaha Utama di Sektor Pertanian
..................................................................................................................................... 482
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Dengan Sumber Penghasilan Utama Bukan
Dari Sektor Pertanian Menurut Provinsi dan Jenis Usaha Utama di Sektor Pertanian
..................................................................................................................................... 483
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Dengan Sumber Penghasilan Utama Dari
Sektor Pertanian Menurut Provinsi dan Jenis Usaha Pertanian Utama yang
Diusahakan .................................................................................................................. 484
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Dengan Sumber Penghasilan Utama Dari
Sektor Pertanian Menurut Provinsi dan Jenis Usaha Pertanian Utama yang

id
Diusahakan .................................................................................................................. 485

o.
.g
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi dan Golongan Luas Lahan
ps
Bukan Pertanian yang Dikuasai ................................................................................... 486
.b

Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi dan Golongan Luas Lahan
w

Bukan Pertanian yang Dikuasai ................................................................................... 488


w

Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi dan Golongan Luas Lahan
w

Bukan Sawah yang Dikuasai ........................................................................................ 490


s ://

Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi dan Golongan Luas Lahan
tp

Bukan Sawah yang Dikuasai ........................................................................................ 492


ht

Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi dan Golongan Luas Lahan
Pertanian yang Dikuasai .............................................................................................. 494
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi dan Golongan Luas Lahan
Pertanian yang Dikuasai .............................................................................................. 496
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi dan Golongan Luas Lahan
Sawah yang Dikuasai ................................................................................................... 498
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi dan Golongan Luas Lahan
yang Dikuasai .............................................................................................................. 500
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi dan Golongan Luas Lahan
yang Dikuasai .............................................................................................................. 502
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi dan Jenis Usaha Utama
yang Diusahakan ......................................................................................................... 504
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi dan Jumlah Subsektor yang
Diusahakan .................................................................................................................. 505

xix
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi dan Jumlah Subsektor yang
Diusahakan ................................................................................................................. 506
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi dan Kelompok Jumlah
Anggota Rumah Tangga.............................................................................................. 507
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi dan Kelompok Jumlah
Anggota Rumah Tangga.............................................................................................. 508
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi dan Kelompok Umur Kepala
Rumah Tangga ............................................................................................................ 509
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi dan Kelompok Umur Kepala
Rumah Tangga ............................................................................................................ 510
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi dan Kelompok Umur Petani
Utama ......................................................................................................................... 511

id
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi dan Kelompok Umur Petani

o.
Utama ......................................................................................................................... 513
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi dan Pembukuan Usaha .g
ps
Pertanian .................................................................................................................... 515
.b

Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi dan Subsektor yang
w

Diusahakan ................................................................................................................. 516


w
w

Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi dan Subsektor yang
://

Diusahakan ................................................................................................................. 517


s
tp

Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan dan Rumah Tangga Petani
ht

Gurem Menurut Provinsi ............................................................................................ 518


Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan dan Rumah Tangga Petani
Gurem Menurut Provinsi ............................................................................................ 519
Jumlah Usaha Non Rumah Tangga Hortikultura ........................................................ 520
Luas Lahan yang Dikuasai Perusahaan HTI, Perum Perhutani, dan Perusahaan lainnya
.................................................................................................................................... 521
Nilai Output ................................................................................................................ 522
Nilai Output ................................................................................................................ 523
Nilai Output Perusahaan Air Bersih ............................................................................ 524
Nilai Output Perusahaan Air Bersih ............................................................................ 525
Nilai Output Perusahaan Distribusi Gas Bumi ............................................................ 526
Nilai Output Perusahaan Distribusi Gas Bumi ............................................................ 527
Nilai Output Perusahaan Listrik .................................................................................. 528

xx
Nilai Output Perusahaan Listrik .................................................................................. 529
Nilai Output Perusahaan Migas .................................................................................. 530
Nilai Output Perusahaan Migas .................................................................................. 531
Nilai Output Perusahaan Non Migas........................................................................... 532
Nilai Output Perusahaan Non Migas........................................................................... 533
Nilai Output Perusahaan Pengilangan Migas.............................................................. 534
Nilai Output Perusahaan Pengilangan Migas.............................................................. 535
Nilai Penggunaan Produksi Kayu Bulat ....................................................................... 536
Nilai Penjualan Gas Bumi ............................................................................................ 537
Nilai Penjualan Gas Bumi ............................................................................................ 538

id
Nilai Produksi Air Bersih .............................................................................................. 539

o.
Nilai Produksi Air Bersih .............................................................................................. 540
.g
Nilai produksi ikan di Pendaratan Ikan Tradisional (PIT) ............................................ 541
ps
Nilai Produksi Kayu Bulat Menurut Provinsi dan Jenis Kayu....................................... 542
.b

Nilai Produksi Pertambangan Bahan Galian Usaha Rumah Tangga (URT) ................. 543
w
w

Nilai Produksi Pertambangan Bahan Galian Usaha Rumah Tangga (URT) ................. 544
w

Nilai Produksi Perusahaan Budidaya Ikan yang Berbadan Hukum ............................. 545
s ://

Nilai Produksi Perusahaan Non Migas ........................................................................ 546


tp

Nilai Produksi Perusahaan Penangkapan Ikan yang Berbadan Hukum ...................... 547
ht

Nilai Produksi perusahaan peternakan sapi perah ..................................................... 548


Nilai Produksi perusahaan peternakan sapi perah ..................................................... 549
Nilai Produksi Perusahaan peternakan ternak besar/kecil ......................................... 550
Nilai Produksi Perusahaan peternakan ternak besar/kecil ......................................... 551
Nilai Produksi perusahaan peternakan ternak unggas ............................................... 552
Nilai Produksi perusahaan peternakan ternak unggas ............................................... 553
Nilai Produksi Perusahaan/Usaha Penggalian ............................................................ 554
Nilai Produksi Perusahaan/Usaha Penggalian ............................................................ 555
Nilai Produksi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) .............................................................. 556
Nilai Tambah (Value Added) ....................................................................................... 557
Nilai Tambah (Value Added) ....................................................................................... 558
Nilai Tambah (Value Added) Perusahaan Air Bersih ................................................... 559

xxi
Nilai Tambah (Value Added) Perusahaan Air Bersih .................................................. 560
Nilai Tambah (Value Added) Perusahaan Distribusi Gas Bumi................................... 561
Nilai Tambah (Value Added) Perusahaan Distribusi Gas Bumi................................... 562
Nilai Tambah (Value Added) Perusahaan Listrik ........................................................ 563
Nilai Tambah (Value Added) Perusahaan Listrik ........................................................ 564
Nilai Tambah (Value Added) Perusahaan Migas ........................................................ 565
Nilai Tambah (Value Added) Perusahaan Migas ........................................................ 566
Nilai Tambah (Value Added) Perusahaan Non Migas ................................................. 567
Nilai Tambah (Value Added) Perusahaan Non Migas ................................................. 568
Nilai Tambah (Value Added) Perusahaan Pengilangan Migas.................................... 569

id
Nilai Tambah (Value Added) Perusahaan Pengilangan Migas.................................... 570

o.
Nilai Tukar Petani (NTP).............................................................................................. 571
.g
Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura (NTPH) ..................................................... 572
ps
Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan (NTN) ........................................................... 573
.b

Nilai Tukar Petani Subsektor Peternakan (NTPT) ....................................................... 574


w
w

Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) ............................................. 575


w

Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) .......................... 576
s ://

Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) ........................................................................... 577


tp

Penerimaan Perusahaan Budidaya Ikan yang Berbadan Hukum ............................... 579


ht

Penerimaan Perusahaan Penangkapan Ikan yang Berbadan Hukum ........................ 580


Pengeluaran Perusahaan Budidaya Ikan yang Berbadan Hukum .............................. 581
Pengeluaran Perusahaan Penangkapan Ikan yang Berbadan Hukum ....................... 582
Penggunaan Lahan yang Dikuasai Perusahaan HTI, Perum Perhutani, dan Perusahaan
Lainnya........................................................................................................................ 583
Persentase Jumlah Observasi Harga Gabah di Bawah Harga Pembelian Pemerintah
(HPP) ........................................................................................................................... 584
Persentase Rumah Tangga Usaha Budidaya Pertanian Menurut Provinsi dan
Penggunaan Teknologi Pertanian ............................................................................... 585
Persentase Rumah Tangga Usaha Pertanian Yang Mengolah Hasil Usaha Sendiri
Menurut Provinsi ........................................................................................................ 587
Pertumbuhan Produksi IMK Quarter to Quarter ....................................................... 588
Pertumbuhan Produksi IMK Year on Year .................................................................. 589

xxii
Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur.............................................................. 590
Pertumbuhan Produksi Jenis Tanaman Buah-buahan dan Sayuran Tahunan (BST) .. 591
Produk Domestik Neto 1 (PDN 1)................................................................................ 592
Produksi Daging .......................................................................................................... 593
Produksi Daging .......................................................................................................... 594
Produksi dan Nilai Satwa dan Tumbuhan Liar ............................................................ 595
Produksi Hasil Hutan Non Kayu .................................................................................. 596
Produksi Kayu Bulat .................................................................................................... 597
Produksi Kayu Bulat Perusahaan Pembudidaya Tanaman Kehutanan ....................... 598
Produksi Kayu Bulat Perusahaan Pengelola Hutan Alam ........................................... 599

id
Produksi Kayu Olahan ................................................................................................. 600

o.
Produksi pemotongan ternak ..................................................................................... 601
.g
Produksi pemotongan ternak ..................................................................................... 602
ps
Produksi Perusahaan HTI, Perum Perhutani, dan Perusahaan Lainnya Menurut Jenis
.b

Tanaman dan Jenis Produksi ....................................................................................... 603


w
w

Produktivitas ............................................................................................................... 604


w

Produktivitas ............................................................................................................... 605


://

Produktivitas Sapi perah ............................................................................................. 606


s
tp

Produktivitas Sapi perah ............................................................................................. 607


ht

Produktivitas Tanaman Biofarmaka ............................................................................ 608


Produktivitas Tanaman Hias ....................................................................................... 609
Produktivitas Tanaman Perkebunan ........................................................................... 610
Produktivitas Tanaman Perkebunan ........................................................................... 612
Produktivitas Tanaman Sayuran dan Buah-buahan Semusim .................................... 613
Produktivitas Tanaman Sayuran dan Buah-buahan Semusim .................................... 614
Produktivitas Tanaman Tebu ...................................................................................... 615
Proporsi Tutupan Hutan.............................................................................................. 616
Rasio Konstruksi .......................................................................................................... 617
Rata-rata Broken per Jenis Beras ................................................................................ 618
Rata-rata Broken per Jenis Beras ................................................................................ 619
Rata-Rata Harga Beras Penggilingan ........................................................................... 620

xxiii
Rata-Rata Harga Beras Penggilingan .......................................................................... 621
Rata-rata Harga Gabah ............................................................................................... 622
Rata-rata Lama Produksi ............................................................................................ 623
Rata-Rata Listrik yang Dibangkitkan ........................................................................... 624
Rata-Rata Luas Lahan yang Dikuasai Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi
dan Jenis Lahan........................................................................................................... 625
Rata-Rata Luas Lahan yang Dikuasai Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi
dan Jenis Lahan........................................................................................................... 626
Rata-Rata Pengeluaran Pemakaian Bahan Bakar Untuk Pembangkit Listrik ............. 627
Rata-rata Sisa Hasil Usaha (SHU) ................................................................................ 628
Relatif Standard Error (RSE)........................................................................................ 629

id
Return On Asset (ROA) BUMD .................................................................................... 630

o.
Return On Equity (ROE) BUMD................................................................................... 631
.g
ps
ROA (Return on Asset) Pembiayaan ........................................................................... 632
.b

ROE (Return on Equity) Pembiayaan .......................................................................... 633


w

Selang Kepercayaan/ Confidence Interval (CI) ........................................................... 634


w
w

Share/andil ................................................................................................................. 635


://

Solvabilitas/Total Debt to Total Assets BUMD ........................................................... 636


s
tp

Struktur Permodalan Perusahaan Satwa dan Tumbuhan Liar (STL) di Indonesia ...... 637
ht

Tenaga Listrik yang Dibangkitkan ............................................................................... 638


Tenaga Listrik yang Dibangkitkan ............................................................................... 639
Tingkat Kemandirian Kabupaten/Kota ....................................................................... 640
Tingkat Kemandirian Pemerintah Desa ...................................................................... 641
Tingkat Kemandirian Pemerintah Provinsi ................................................................. 642
Total Debt to Equity Ratio (DER) BUMD ..................................................................... 643
Upah/Gaji Pekerja Tetap ............................................................................................ 644
Volume Air Bersih yang Disalurkan ............................................................................ 645
Volume Penggunaan Produksi Kayu Bulat ................................................................. 646
Volume Penjualan Gas Bumi ...................................................................................... 647
Volume Produksi ikan di Pendaratan Ikan Tradisional (PIT) ...................................... 648
Volume Produksi Pertambangan Bahan Galian Usaha Rumah Tangga (URT) ........... 649
Volume Produksi Perusahaan Budidaya Ikan yang Berbadan Hukum ....................... 650

xxiv
Volume Produksi Perusahaan Penangkapan Ikan yang Berbadan Hukum ................. 651
Volume Produksi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) ......................................................... 652
KOMPILASI PRODUK ADMINISTRASI BIDANG SOSIAL ................................... 653
Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH) ...................................................................... 655
Angkatan Kerja ............................................................................................................ 656
Harapan Lama Sekolah (HLS) ...................................................................................... 657
Migrasi Neto Risen ...................................................................................................... 658
Migrasi Neto Seumur Hidup........................................................................................ 659
Penduduk Perdesaan yang Mengakses Internet (Usia 5 Tahun ke Atas) ................... 660
Penduduk Perkotaan yang Mengakses Internet (Usia 5 Tahun ke Atas) .................... 661
Pengeluaran per Kapita ............................................................................................... 662

id
o.
Persentase Laki-laki yang Mengakses Internet (Usia 5 Tahun ke Atas) ...................... 663

.g
Persentase Pekerja Anak terhadap Penduduk............................................................ 664
ps
Persentase Pekerja Komuter....................................................................................... 665
.b

Persentase Pekerja Migran Risen ............................................................................... 666


w
w

Persentase Pekerja Sirkuler ........................................................................................ 667


w

Persentase Pekerja Sirkuler ........................................................................................ 668


s ://

Persentase Pekerja yang Pindah Pekerjaan ................................................................ 669


tp

Persentase Perempuan yang Mengakses Internet (Usia 5 Tahun ke Atas) ................ 670
ht

Rata-rata Lama Sekolah (RLS) ..................................................................................... 671


KOMPILASI PRODUK ADMINISTRASI BIDANG EKONOMI ............................... 672
Average Propensity to Consume & Average Propensity to Save ................................ 674
Derajat Keterbukaan ................................................................................................... 675
Distribusi PDRB terhadap Jumlah PDRB 34 Provinsi menurut Lapangan Usaha ........ 676
Distribusi Persentase PDB Tahunan ............................................................................ 677
Distribusi Persentase PDB Triwulanan ........................................................................ 678
Ekspor Energi............................................................................................................... 679
Energi per Kapita ......................................................................................................... 680
Energi yang dikonsumsi .............................................................................................. 681
Impor Energi ................................................................................................................ 682
Incremental Capital Output Ratio (ICOR) .................................................................... 683

xxv
Indeks Berantai Produksi Subsektor Pertanian .......................................................... 684
Indeks Harga Implisit menurut Lapangan Usaha........................................................ 686
Indeks Implisit PDRB ................................................................................................... 687
Indeks Produksi Subsektor Pertanian ......................................................................... 688
Kebutuhan Energi ....................................................................................................... 690
Keseimbangan Total Penyediaan dan Total Permintaan ........................................... 691
Kontribusi terhadap Jumlah PDRB Seluruh Kabupaten/ Kota menurut Lapangan Usaha
.................................................................................................................................... 692
Laju Pertumbuhan PDB Tahunan ............................................................................... 693
Laju Pertumbuhan PDB Triwulanan ........................................................................... 694
Laju Pertumbuhan PDRB menurut Lapangan Usaha .................................................. 695

id
Laju Pertumbuhan PDRB menurut Lapangan Usaha .................................................. 696

o.
.g
Neraca Arus Dana (NAD) Penggunaan dan Sumber ................................................... 697
ps
Neraca Perdagangan .................................................................................................. 699
.b

Neraca Perdagangan (Trade Balance) ........................................................................ 700


w

Nilai Tukar Perdagangan Luar Negeri ......................................................................... 701


w
w

Produk Domestik Bruto (Nominal) ............................................................................. 702


://

Produk Domestik Regional Bruto (Nominal) .............................................................. 703


s
tp

Produk Domestik Regional Bruto per Kapita .............................................................. 704


ht

Produk Domestik Regional Bruto per Kapita .............................................................. 705


Pendapatan Nasional dan Pendapatan Disposabel Nasional..................................... 706
Peran Perubahan Inventori ........................................................................................ 707
Peran Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) ...................................................... 708
Perbandingan Ekspor Barang dan Jasa terhadap PMTB ............................................ 709
Perbandingan Konsumsi Rumah Tangga terhadap Pembentukan Modal Tetap Bruto
(PMTB) ........................................................................................................................ 710
Perbandingan PDB terhadap Impor Barang dan Jasa................................................. 711
Perbandingan Pengeluaran PDB untuk Konsumsi Akhir Rumah Tangga terhadap
Ekspor ......................................................................................................................... 712
Pertumbuhan Ekspor/Impor ...................................................................................... 713
Pertumbuhan Pengeluaran Konsumsi Akhir Pemerintah .......................................... 714
Pertumbuhan PMTB ................................................................................................... 715

xxvi
Produksi Energi ........................................................................................................... 716
Produktivitas Tanaman ............................................................................................... 717
Proporsi Konsumsi Akhir terhadap PDB ...................................................................... 719
Rasio Pendapatan Nasional (PN) terhadap PDB dan Pendapatan Disposable terhadap
PDB .............................................................................................................................. 720
Rasio Perdagangan International (RPI) ....................................................................... 721
Sumbangan Subsektor Pertanian ................................................................................ 722
Sumber Pertumbuhan Ekonomi.................................................................................. 723
Tingkat Prevalensi Kontrasepsi (CPR) ......................................................................... 724
Volume Perdagangan .................................................................................................. 725

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

xxvii
Penjelasan
Pendahuluan

Sistem Statistik Nasional (SSN) merupakan suatu tatanan yang terdiri atas
unsur-unsur yang secara teratur saling berkaitan, sehingga membentuk totalitas
dalam penyelenggaraan statistik. Hal ini sejalan dengan Undang-undang Nomor 16
Tahun 1997 tentang Statistik maupun Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999
tentang Penyelenggaraan Statistik. Pembangunan SSN merupakan tanggung jawab
BPS sebagai pembina dan koordinator statistik nasional.

Salah satu bagian dalam tatanan ini adalah adanya pusat rujukan statistik

id
yang memberikan informasi terkait dengan kegiatan dan produk statistik.

o.
Informasi tersebut dikembangkan dalam Sistem Informasi Rujukan Statistik
.g
ps
(SIRuSa) dengan bentuk info-metadatabase. Info-metadatabase tersebut
.b

dikumpulkan melalui pengumpulan metadata statistik dasar, sektoral, dan khusus


w

baik di tingkat pusat maupun di provinsi dan kabupaten/kota.


w
w
://

Pada sisi lain, metadata kegiatan statistik ini disajikan sebagai bentuk
s

pertanggungjawaban Badan Pusat Statistik (BPS) selaku pembina maupun


tp
ht

koordinator statistik nasional. Melalui penghimpunan metadata kegiatan statistik


dasar, sektoral, dan khusus ini, BPS dapat menyampaikan kepada masyarakat
kegiatan statistik yang ada di Indonesia baik di tingkat nasional, provinsi, maupun
kabupaten/kota.

Metadata yang dikumpulkan tersebut disimpan dalam situs web


sirusa.bps.go.id. Pada situs web ini tersedia informasi metadata kegiatan statistik
secara lengkap dan komprehensif, baik kegiatan statistik dasar, sektoral, maupun
khusus. Selain itu, juga tersedia metadata indikator yang dihasilkan dalam kegiatan
statistik dasar dan metadata variabel. Metadata tersebut dapat membantu para
pengguna data untuk lebih memahami perolehan data maupun indikator.
Masyarakat atau pengguna dapat memanfaatkan SIRuSa ini, untuk keperluan
pemahaman data maupun memantau kualitas kegiatan statistik di Indonesia.

xxviii
Walaupun demikian, sangat disadari bahwa kebutuhan informasi tersebut juga
memerlukan adanya ringkasan atau summary dari keseluruhan informasi yang
tersedia. Oleh karena itu, daftar ringkasan metadata kegiatan statistik perlu
dibangun, sehingga dapat memudahkan pengguna dalam menjadikan metadata
sebagai acuan untuk mencari kegiatan pengumpulan data yang pernah
dilaksanakan BPS, instansi pemerintah, dan instansi non pemerintah (swasta)
seperti perguruan tinggi/universitas dan lembaga lainnya.

Mengingat banyaknya metadata yang tersedia maka, daftar kegiatan statistik


tersebut dibagi menjadi dua yaitu Ringkasan Metadata Statistik Dasar dan
Ringkasan Metadata Statistik Sektoral dan Khusus. Ringkasan Metadata Statistik

id
o.
Dasar memuat kegiatan statistik yang dilakukan oleh BPS, sedangkan Ringkasan
.g
Metadata Statistik Sektoral dan Khusus memuat kegiatan statistik yang dilakukan
ps
oleh institusi pemerintah (kementerian/lembaga maupun Organisasi Perangkat
.b
w

Daerah/OPD) dan yang dilakukan oleh lembaga non-pemerintahan seperti lembaga


w

pendidikan maupun lembaga riset nasional maupun regional.


w
s ://

Dalam rangka melengkapi informasi kegiatan statistik, BPS melakukan


tp

pengumpulan metadata dengan menggunakan daftar isian Q-Metadata. Hal ini


ht

dilakukan dari tingkat pusat hingga kabupaten/kota. Untuk pelaksanaan di tingkat


pusat dilakukan secara berkesinambungan dari tahun 2000, sedangkan di tingkat
BPS provinsi dilakukan mulai tahun 2005. Sementara itu, pengumpulan metadata
kegiatan statistik di tingkat kabupaten/kota dimulai tahun 2015/2016.

Pelaksanaan di tingkat kabupaten/kota pada tahun 2016 semakin


ditekankan mengingat bahwa terdapat tuntutan pembuktian terhadap pemenuhan
ketetapan Peraturan Pemerintah No 18 tahun 2016 tentang Perangkat Daerah. Pada
peraturan pemerintah tersebut, dituntut adanya rekomendasi kegiatan statsitik
sebagai salah satu kriteria teknis penyelenggaraan kegiatan statistik sektoral pada
pemerintahan daerah. Hal ini terdapat pada Lampiran T dari peraturan pemerintah
tersebut. Pada dasarnya pemberian rekomendasi merupakan bentuk bantuan teknis

xxix
BPS kepada penyelenggara kegiatan statistik seperti ketepatan metodologi,
kecukupan sampel,penentuan metode analisis dan estimasi, dan sebagainya.
Bahkan berdasarkan surat Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik
tertanggal 18 April 2013, instansi/lembaga pemerintah yang mengajukan
rekomendasi kegiatan statistik dapat memperoleh peta desa/kelurahan dan peta
blok sensus (termasuk daftar nama dan kode wilayah). Peta-peta tersebut dapat
digunakan sebagai panduan petugas lapangan dan sekaligus sebagai kerangka
sampel. Bahkan, peta tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk diseminasi hasil
kegiatan dengan level penyajian hingga tingkat desa.

Mengingat pentingnya, informasi kegiatan statistik maka perlu adanya


penyajian metadata secara ringkas. Pada buku ini, penyajian metadata kegiatan

id
o.
statistik dasar dibedakan menjadi dua kelompok yaitu kelompok Sensus dan Survei

.g
serta kelompok Kompilasi Data Administrasi dan Kompilasi Data Sekunder. Pada
ps
buku ringkasan ini, kegiatan statistik dasar yang disajikan merupakan kegiatan
.b
w

yang dikumpulkan pada tahun 2019. Jumlah kegiatan tersebut sebanyak 230
w

kegiatan statistik yang terdiri dari 160 kegiatan Sensus/Survei dan 70 kegiatan
w
://

berupa kompilasi produk administrasi dan kompilasi data sekunder. Lebih lanjut
s

dapat dilihat sebagaimana pada Tabel 1.


tp
ht

Tabel 1. Metadata Kegiatan Statistik Dasar Pengumpulan 2019

Kategori Bidang Jumlah


Sosial Ekonomi
Sensus/Survei 24 136 160
Kompilasi 19 51 70
Jumlah 43 187 230

Kegiatan statistik dasar merupakan kegiatan yang melekat pada tugas dan fungsi
BPS. Oleh sebab itu, penyajian metadata kegiatan dibedakan menurut unit kerja di
BPS sampai dengan eselon III. Adapun dasar unit kerja tersebut adalah
berdasarkan struktur yang telah ditetapkan tahun 2009 serta perubahannya. Hal

xxx
yang perlu dipahami bahwa kualitas informasi metadata kegiatan ini sangat
ditentukan oleh pemahaman petugas penghubung (liaison officer) yang terdapat
pada unit kerja. Guna meminimalkan perbedaan persepsi, maka telah dilakukan
pertemuan koordinasi bersama sebanyak dua kali. Pertemuan tersebut dilakukan
untuk menyamakan pemahaman dan juga pengertian terkait dengan pengisian
metadata kegiatan statistik dasar dan indikatornya.

Tujuan
Penyusunan Buku Ringkasan Metadata pada dasarnya memiliki beberapa
tujuan baik untuk pengguna data, penyedia data, maupun lembaga. Tujuan tersebut
antara lain:

id
o.
a. Bagi Penyedia Data
▪ .g
Menginformasikan kegiatan statistik yang dilaksanakan oleh BPS pada
ps
kelompok statistik dasar maupun oleh kementerian/lembaga pada
.b
w

kelompok statistik sektoral, serta intitusi non-kementerian/lembaga pada


w

kelompok statistik khusus. Hal ini juga didukung dengan adanya


w
://

keterbukaan informasi publik sebagai salah satu bentuk akuntabilitas


s

kegiatan.
tp
ht

▪ Menjadi media untuk menghindari terjadinya duplikasi kegiatan statistik.


Melalui informasi yang tersedia, maka penyedia data dapat
mengoptimalkan untuk memanfaatkan hasil-hasil kegiatan statistik yang
telah ada dibandingkan dengan melakukan kegiatan statistik yang sama.
b. Bagi Pengguna Data:
▪ Memberikan kemudahan bagi pengguna data dalam menentukan pilihan
sumber data yang akan digunakan sekaligus dapat dimanfaatkan untuk
mendapatkan informasi terkait kualitas pengumpulan dan pengolahan data.
▪ Menjadi sarana yang dapat membantu dalam menyusun dan
menyelenggarakan kegiatan statistik yang diperlukan, khususnya dalam
melakukan dan mengembangkan penelitian. Informasi yang tersedia akan

xxxi
membantu pengguna dalam melakukan perancangan kegiatan survei
maupun studi.
c. Bagi Lembaga Penyelenggara:
▪ Menjadi media dokumentasi tercetak untuk menyediakan informasi bagi
pengembangan penyelenggaraan kegiatan statistik di Indonesia.
▪ Menjadi bahan evaluasi pelaksanaan kegiatan statistik termasuk hasil yang
diperoleh dan yang dapat dikembangkan dikemudian hari
Ruang Lingkup dan Batasan
Ruang lingkup publikasi terpilah menjadi dua yaitu ruang lingkup statistic
dasar dan ruang lingkup statistik sektoral/khusus. Ruang lingkup publikasi
ringkasan statistik dasar ini dibatasi pada konten dan tahun. Pembatasan tersebut

id
dilakukan mengingat banyaknya kegiatan statistik dari tahun ke tahun maupun

o.
isian dari metadata kegiatan statistik. Pembatasan tahun dilakukan pada
.g
ps
pengumpulan tahun 2019, sedangkan pembatasan pada konten metadata kegiatan
.b

statistik ditujukan pada empat kelompok informasi yaitu tujuan dan manfaat,
w

variabel/data, metodologi, dan keluaran. Walaupun demikian, dari empat


w
w

kelompok informasi tersebut terdapat 14 informasi yang disajikan yaitu:


s ://

• Tujuan dan Manfaat Kegiatan


tp
ht

Informasi ini menggambarkan tujuan utama dan manfaat yang dapat diperoleh
dari kegiatan statistik baik berupa sensus atau survei atau kompilasi.
• Variabel Pengumpulan Data
Penekanan masih terbatas pada variabel utama yang dikumpulkan. Beberapa
variabel penting tertera dalam daftar isian atau kuesioner dari kegiatan
statistik.
• Frekuensi Kegiatan
Informasi ini akan membantu pengguna data untuk mengetahui periode atau
selang waktu penyelenggaraan kegiatan statistik. Kegiatan statistik tersebut
dapat dilaksanakan tahunan (setiap tahun), triwulanan (setiap 3 (tiga) bulan)
maupun dalam periode lainnya. Dengan mengetahui frekuensi kegiatan ini,

xxxii
maka pengguna data dapat memperkirakan frekuensi data yang dapat
diperoleh.
• Frekuensi Pengumpulan Data
Berbeda dengan Frekuensi kegiatan, frekuensi pengumpulan data merupakan
periode atau selang waktu pengumpulan data pada satu penyelenggaraan
kegiatan statistik. Ada kemungkinan satu kegiatan dilakukan setiap tahun
(tahunan) tetapi dalam pengumpulan datanya menggunakan bermacam
kuesioner dengan waktu pengumpulan yang berbeda, yaitu mingguan, bulanan
dan triwulanan.
• Tahun Data.

id
Informasi ini akan membantu pengguna data dalam perolehan data. Informasi

o.
ini merupakan deretan tahun-tahun dimana data tersebut tersedia. Sangat
.g
ps
dimungkinkan adanya kegiatan dengan frekuensi triwulanan tetapi
.b

ketersediaan data adalah tahunan. Selain itu, tahun data ini merupakan tahun
w

ketersediaan data yang terakhir.


w
w

• Cakupan Wilayah
://

Cakupan wilayah merupakan cakupan dari kegiatan statsitik. Cakupan wilayah


s
tp

ini akan sama dengan wilayah yang dapat diestimasi oleh data hasil kegiatan
ht

statistik tersebut. Jika mencakup hanya beberapa wilayah saja (misal beberapa
provinsi saja), maka isiannya adalah nama wilayah-wilayah yang dicakup
tersebut.
• Cakupan Responden
Cakupan responden merupakan obyek sumber informasi yang dicacah dalam
kegiatan statistik. Jika responden merupakan sampel dari sebuah kelompok
obyek/populasi, maka cakupan responden adalah penjelasan kelompok
obyek/populasi tersebut, yang merupakan kerangka sampelnya. Contoh:
seluruh perusahaan industri pengolahan, dengan jumlah tenaga kerja 20 orang
atau lebih.

xxxiii
• Unit Observasi
Unit observasi merupakan unit penelitian atau obyek penelitian terkecil yang
informasinya dikumpulkan dalam kegiatan statistik. Unit observasi ini harus
disesuaikan dengan konteks yang tertuang dalam tujuan kegiatan statistik.
• Unit Analisis
Unit Analisis merupakan unit penelitian atau obyek penelitian terkecil yang
digunakan untuk analisa. Misalnya susenas, unit analisisnya adalah rumah
tangga, meskipun unit observasinya sampai dengan anggota rumah tangga.
• Metode Pengumpulan Data
Metode Pengumpulan Data merupakan metode atau cara perolehan/
pengumpulan data dari responden. Umumnya pengumpulan data menggunakan

id
metode wawancara langsung dengan responden. Namun dalam beberapa

o.
survei, pengumpulan data dilakukan dengan cara lain, misal pengisian sendiri
.g
ps
(swacacah) dan pengamatan/pengukuran langsung terhadap obyek yang
.b

diteliti.
w

• Jenis Kuesioner
w
w

Informasi ini dapat membantu pengguna data dalam mengetahui instrumen


://

yang digunakan dalam kegiatan statistik termasuk jenis kuesioner yang


s
tp

digunakan dalam pengumpulan data.


ht

• Nama Indikator yang Dihasilkan


Informasi ini dapat membantu pengguna data dalam mengetahui indikator yang
dihasilkan dari kegiatan statistik.
• Level Terendah Penyajian Data Dalam Publikasi
Level terendah data dalam publikasi merupakan tingkat atau level wilayah
administrasi yang terendah dalam penyajian data pada publikasi. Level
terendah ini identik dengan the power estimate dari kegiatan sensus atau survei
atau kompilasi. Power estimate merupakan kemampuan data untuk
mendapatkan tingkat estimasi terbaik dengan akurasi dan reliabilitas terhadap
fenomena.

xxxiv
• Publikasi yang Dihasilkan
Informasi ini berisi judul publikasi BPS yang memuat hasil kegiatan statistik
tersebut baik berupa indikator ataupun laporan. Hal ini akan memudahkan
pengguna data untuk melakukan penelusuran hasil.

Sementara itu, pada konten metadata indikator penyajian meliputi bagian


umum, teknis, dan penyajian. Dari tiga bagian tersebut terdapat 7 (tujuh) informasi
metadata yang disajikan. Ketujuh informasi tersebut adalah:

• Definisi
Informasi ini berisi konsep atau definisi dari indikator tersebut. Hal ini akan

id
memudahkan pengguna dalam memahami pengertian dari indikator tersebut.

o.
Akan tetapi perlu diketahui bahwa konsep tersebut dapat berubah sesuai
.g
ps
dengan ketentuan dasar dalam penghitungan. Selain itu, definisi ini merupakan
.b

definisi indikator statistik dasar yang dapat berbeda dengan indikator statistik
w

sektoral maupun khusus.


w
w

• Manfaat
s ://

Informasi tentang manfaat indikator akan membantu pengguna dalam


tp

memahami lebih lanjut indikator yang dihasilkan dari kegiatan statistik


ht

tersebut. Pengguna juga dapat lebih mudah mendapatkan ketepatan


pemanfaatan indikator dengan mengetahui manfaat indikator tersebut.
• Rumus Penghitungan
Rumusan penghitungan ini akan membantu pengguna data dalam memperoleh
indikator yang dihasilkan berdasarkan data yang diperolehnya.
Interpretasi
Interpretasi merupakan informasi yang memuat cara penafsiran dari indikator
yang diperoleh. Hal ini akan membantu para analis dalam melakukan
penafsiran terhadap indikator tersebut.
• Level Estimasi

xxxv
Perlu diketahui bahwa setiap indikator yang diperoleh dari kegiatan statistik
tidak selalu memiliki tingkat perkiraan yang sama terhadap populasi. Melalui
level estimasi ini, pengguna dapat memperoleh informasi batasan estimasi yang
tepat dari indikator yang dibangun melalui data statistik dasar.
• Publikasi Keberadaan Indikator
Publikasi keberadaan indikator dalam hal ini adalah publikasi BPS. Terkadang,
publikasi yang memuat indikator ini tidak selalu berasal dari penyelenggara
kegiatan statistik tetapi juga dapat diperoleh melalui publikasi yang diterbitkan
oleh unit kerja lain, bahkan juga intitusi lain. Akan tetapi, dalam ringkasan
metadata ini, publikasi keberadaan indikator diperoleh berdasarkan identifikasi
dari petugas penghubung pada masing-masing penyelenggara kegiatan

id
statistik.

o.
• Variabel Pembentuk Indikator
.g
ps
Informasi variabel pembentuk indikator ini akan membantu dalam melakukan
.b

penghitungan. Melalui informasi ini dapat diperoleh sumber data dan nama
w

variabel yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data yang akan


w
w

digunakan dalam penghitungan indikator.


s ://

Kodifikasi
tp
ht

Kodifikasi dimaksudkan untuk memudahkan dalam pengelolaan dan


pengelompokan kegiatan maupun indikator statistik. Terdapat dua komponen
yaitu komponen kegiatan dan komponen hasil. Pada komponen kegiatan statistik
dasar, kegiatan statistik disusun dengan berdasarkan pada urutan kode yang
meliputi kode bidang kegiatan, direktorat/biro, dan subdirektorat/bagian, nomor
urut kegiatan. Adapun komponen hasil merupakan nomor urut dari hasil kegiatan
tersebut, yang dalam hal ini merupakan indikator. Dalam kodifikasi ini pengkodean
yang dilakukan untuk kegiatan hanya sampai digit keenam, sedangkan untuk
indikator sampai delapan digit.

Dengan demikian, susunan kodifikasi secara keseluruhan adalah sebagai berikut:

z.yy.x.ww.vv

xxxvi
dimana:

z = kode bidang kegiatan dan cara pengumpulan data, terdiri atas 1 (satu)
digit.
1 = Sensus/Survei Bidang Statistik Sosial
2 = Sensus/Survei Bidang Statistik Ekonomi
3 = Kompilasi Data Sekunder Bidang Statistik Sosial
4 = Kompilasi Data Sekunder Bidang Statistik Ekonomi
yy = kode direktorat/biro penyelenggara kegiatan statistik, terdiri atas 2 (dua)
digit.
x = kode subdirektorat/bagian penyelenggara kegiatan statistik, terdiri atas 1

id
o.
(satu) digit.
.g
ww = nomor urut kegiatan statistik pada satu subdirektorat/ bagian, terdiri atas
ps
2 (dua) digit.
.b
w

vv = nomor urut indikator pada satu kegiatan, terdiri atas 2 (dua) digit.
w
w
://
s
tp
ht

xxxvii
ht
tp
s ://
w
w
w
.b
ps
.g
o.
id
id
STATISTIK DASAR
o.
BIDANG SOSIAL .g
ps
.b
w
w
w
s://
tp
ht

1
2
ht
tp
s ://
w
w
w
.b
ps
.g
o.
id
Gladi Bersih Post Enumeration Survey Sensus Penduduk
2020

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Peng. Metodologi Sensus dan Survei

Subdit. Pengembangan Desain Sensus dan Survei

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Secara umum, tujuan GB PES SP2020 adalah memperoleh
kegiatan masukan dalam penyempurnaan rangkaian kegiatan dan
instrumen yang akan digunakan pada PES SP2020, meliputi:

id
• Memperoleh metode pencacahan dan kuesioner yang

o.
efisien dan efektif untuk pelaksanaan PES SP2020.

.g
• Memperoleh metode matching yang efektif, efisien, dan
operasional untuk menggantikan metode matching
ps
manual.
.b

• Memperoleh prosedur pengolahan yang efektif, efisien,


w

dan operasional untuk analisis cakupan dan analisis isian.


• Mengukur kesalahan cakupan dan kesalahan isian GB
w

SP2020
w
://

DATA
s
tp

Variabel pengumpulan data Nomor Induk Kependudukan (NIK); Nama Lengkap; Jenis Kelamin
ht

; Umur; Aktivitas yang biasa dilakukan; Lapangan usaha/bidang


pekerjaan utama

Frekuensi Kegiatan Sepuluh Tahunan

Frekuensi pengumpulan Sepuluh tahunan


data

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota

Cakupan Responden Kepala Keluarga atau yang mewakili

Unit Observasi Keluarga dan Anggota Keluarga

Unit Analisis Anggota keluarga/penduduk

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung

Jenis Kuesioner GB PES SP2020-DPF; GB PES SP2020-RL; GB PES SP2020-DK; GB


PES SP2020-C1

3
KELUARAN
Nama indikator yang Coverage Error; Content Error.
dihasilkan

Publikasi yang dihasilkan

level terendah penyajian Tahun data yang


Judul Publikasi
data disajikan
Laporan hasil Gladi Bersih PES
Hanya Wilayah Tertentu 2019
SP2020

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

4
Pemetaan dan Pemutakhiran Muatan Wilkerstat SP2020

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Peng. Metodologi Sensus dan Survei

Subdit. Pengembangan Pemetaan Statistik

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat 1. Menyusun peta wilayah kerja Statistik untuk SP2020.
kegiatan 2. Mendapatkan kerangka induk yang mutakhir untuk SP2020.
3. Mendukung kebijakan satu peta Indonesia.

id
DATA

o.
Variabel pengumpulan data Nomor SLS (Satuan Lingkungan Setempat); Wilayah Non SLS; Desa;

.g
Kelurahan; Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT); Pemukiman
ps
Masyarakat Suku Terasing (PMST)
.b

Frekuensi Kegiatan Sepuluh Tahunan


w

Frekuensi pengumpulan Semesteran


w

data
w
://

METODOLOGI
s
tp

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota


ht

Cakupan Responden Kepala desa atau lurah atau ketua satuan lingkungan setempat

Unit Observasi Desa/kelurahan, SLS, infrastruktur desa

Unit Analisis SLS dan desa, infrastruktur desa

Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Wawancara langsung; Mengisi kuesioner sendiri
(swacacah); Pengamatan (Observasi); geotagging infrasruktur desa

Jenis Kuesioner SP2020-RD; LK-M; SP2020-RS; -

KELUARAN
Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
WebGIS Interaktif Desa/Kelurahan 2019

5
Pengembangan Indikator Statistik Lingkungan Hidup

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Ketahanan Sosial

Subdit. Stat. Lingkungan Hidup

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Penyempurnaan IPKLH 2017 untuk mendapatkan penghitungan yang
kegiatan lebih sempurna pada data modul hansos mendatang yang
dijadwalkan tahun 2020

DATA

id
Variabel pengumpulan data Sarana Transportasi; Mematikan lampu; Pertimbangan membeli

o.
kendaraan; Mengurangi penggunaan kendaraan; Proporsi lampu

.g
hemat energi; Menutup panci ketika merebus; Memanfaatkan sinar
ps
matahari; Membiarkan tv menyala; Membeli alat elektronik;
Pemilahan sampah; Penanganan Sampah; Penanganan barang bekas;
.b

Membawa tas belanja; Mencuci pakaian; Mencuci alat makan;


w

Memanfaatkan air bekas; Membiarkan air mengalir; Memiliki


taman/tanah berumput
w
w

Frekuensi Kegiatan Baru pertama kali


s ://

Frekuensi pengumpulan Baru pertama kali


tp

data
ht

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Cakupan Responden ART dewasa seperti KRT, Pasangan KRT

Unit Observasi Rumah tangga

Unit Analisis Exercise antara unit analisis provinsi (34) dan rumah tangga (sampel
susenas) yang dilakukan dengan berbagai skenario

Metode pengumpulan data Kompilasi Statistik dengan cara Wawancara langsung

6
Penyusunan Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan
Komunikasi

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata

Subdit. Stat. Komunikasi dan Teknologi Informasi

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat IP-TIK sangat penting sebagai ukuran standar tingkat pembangunan
kegiatan TIK di suatu wilayah yang dapat dibandingkan antarwaktu dan
antarwilayah. Selain itu, IP-TIK juga mampu mengukur pertumbuhan

id
pembangunan TIK, mengukur gap digital atau kesenjangan digital

o.
antarwilayah, dan mengukur potensi pembangunan TIK atau

.g
pengembangannya untuk mendorong pertumbuhan pembangunan
berdasarkan kemampuan dan keahlian yang tersedia
ps
.b

DATA
w

Variabel pengumpulan data Pelanggan telepon tetap; Pelanggan telepon seluler; Bandwidth
w

internet internasional; Kepemilikan Komputer; Akses Internet


w

Rumah Tangga; Akses Internet individu; Pelanggan internet


://

broadband tetap kabel; Pelanggan internet broadband tanpa kabel;


s

Rata-rata Lama Sekolah; Angka partisipasi kasar sekunder; Angka


tp

partisipasi kasar tersier


ht

Frekuensi Kegiatan Tahunan

Frekuensi pengumpulan Tahunan


data

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Cakupan Responden Kementrian Informasi dan Telekomunikasi

Unit Observasi Individu dan rumah tangga

Unit Analisis Nasional dan provinsi

Metode pengumpulan data Kompilasi Statistik dengan cara kompilasi data sekunder dan
pengolahan hasil survei

7
KELUARAN
Nama indikator yang Indeks Pembangunan TIK (IP-TIK).
dihasilkan

Publikasi yang dihasilkan

level terendah Tahun data yang


Judul Publikasi
penyajian data disajikan
Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan
Provinsi 2017-2018
Komunikasi 2018

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

8
Statistik Pemuda Indonesia

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat
Subdit. Stat. Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Kehadiran publikasi tahunan ini diharapkan dapat menjadi salah satu
kegiatan rujukan dalam memberikan rekomendasi terkait kebijakan dan
strategi pembangunan di bidang kepemudaan. Semoga publikasi ini
bermanfaat bagi semua pihak, terutama yang berkepentingan dalam
pengembangan dan pembangunan di bidang kepemudaan.

DATA

id
o.
Variabel pengumpulan data Pemuda; Rasio Jenis Kelamin; Umur Perkawinan Pertama; Angkatan
Kerja Pemuda; Bukan Angkatan Kerja Pemuda; Tingkat Partisipasi
.g
Angkatan Kerja; Rata-rata Lama Sekolah Pemuda
ps
Frekuensi Kegiatan Tahunan
.b
w

Frekuensi pengumpulan Tahunan


w

data
w
://

METODOLOGI
s

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota


tp
ht

Cakupan Responden Subdirektorat Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial, Subdit Statistik


Ketenagakerjaan, Kementerian Pemuda dan Olahraga

Unit Observasi Subdirektorat Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial, Subdit Statistik


Ketenagakerjaan, Kementerian Pemuda dan Olahraga

Unit Analisis Individu, rumah tangga

Metode pengumpulan data Kompilasi Statistik dengan cara pengolahan data susenas dan
mengumpulkan data dari dinas/kementerian/lembaga terkait

Jenis Kuesioner -

KELUARAN
Nama indikator yang Persentase pemuda.
dihasilkan

Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Statistik Pemuda Indonesia 2019 Provinsi 2019

9
Statistik Penduduk Lanjut Usia

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Publikasi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik
kegiatan dari kalangan masyarakat, lansia, para penggiat lansia, serta
pemangku kepentingan sebagai salah satu dasar dalam penyusunan
kebijakan. Selain itu, sebagai acuan untuk dapat mengoptimalkan
potensi penduduk lansia sebagai bagian dari kekuatan pembangunan.

DATA

id
o.
Variabel pengumpulan data Penduduk Lanjut Usia; Angka Harapan Hidup (e0); Rumah Tangga
Lansia; Sakit; Angkatan Kerja Penduduk Lansia; Bukan Angkatan
Kerja Penduduk Lansia .g
ps
Frekuensi Kegiatan Tahunan
.b
w

Frekuensi pengumpulan Tahunan


w

data
w
://

METODOLOGI
s
tp

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota


ht

Cakupan Responden Subdirektorat Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial, Subdit Statistik


Ketenagakerjaan, Kementerian Sosial

Unit Observasi Subdirektorat Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial, Subdit Statistik


Ketenagakerjaan, Kementerian Sosial

Unit Analisis Individu, rumah tangga

Metode pengumpulan data Kompilasi Statistik dengan cara pengolahan data susenas dan
mengumpulkan data dari dinas/kementerian/lembaga terkait

KELUARAN
Nama indikator yang Persentase Penduduk Lanjut Usia; Rasio Ketergantungan Penduduk
dihasilkan Lansia.

Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2019 Provinsi 2019

10
Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS)

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Subdit. Stat. Ketenagakerjaan

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Secara umum, tujuan pengumpulan data melalui Sakernas Agustus
kegiatan 2019 adalah menyediakan data pokok ketenagakerjaan yang
berkesinambungan. Secara khusus, untuk memperoleh estimasi data
jumlah penduduk bekerja, jumlah pengangguran, dan indikator
ketenagakerjaan lainnya serta perkembangannya di tingkat nasional,

id
provinsi, dan kabupaten/kota. Besarnya sampel Sakernas Agustus

o.
2019 sebanyak 30.000 BS yang terdiri dari 7.500 BS sampel Sakernas

.g
Semester 2 dan 22.500 BS sampel Sakernas Tahunan.
ps
DATA
.b
w

Variabel pengumpulan data Kegiatan yang Terbanyak Dilakukan; Sementara Tidak Bekerja;
w

Mencari pekerjaan; Mempersiapkan usaha; Alasan Tidak Mencari


Pekerjaan/Mempersiapkan Usaha; Jumlah jam kerja dari seluruh
w

pekerjaan; Lapangan pekerjaan; Status pekerjaan; Jenis pekerjaan;


://

Upah/Gaji Bersih; Jenis kelamin; Umur; Pendidikan


s
tp

Frekuensi Kegiatan Tahunan


ht

Frekuensi pengumpulan Tahunan


data

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Cakupan Responden Anggota Rumah Tangga (ART) 5 tahun ke atas

Unit Observasi Rumah tangga biasa

Unit Analisis Penduduk

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung

Jenis Kuesioner SAK19.K; SAK19.AK; SAK19.DSRT

11
KELUARAN
Nama indikator yang Tingkat Kesempatan Kerja (TKK); Tingkat Pengangguran Terbuka
dihasilkan (TPT); Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK).

Publikasi yang dihasilkan

level terendah penyajian Tahun data yang


Judul Publikasi
data disajikan
Booklet Survei Angkatan Kerja Nasional
Provinsi 2018-2019
Agustus 2019
Indikator Pasar Tenaga Kerja Indonesia
Provinsi 2015-2019
Agustus 2019
Indikator Pekerjaan Layak di Indonesia 2018 Provinsi 2016-2018
Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia
Provinsi 2017-2019
Agustus 2019

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

12
Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Semesteran

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Subdit. Stat. Ketenagakerjaan

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Secara umum, tujuan pengumpulan data melalui Sakernas Februari
kegiatan 2019 adalah menyediakan data pokok ketenagakerjaan yang
berkesinambungan. Secara khusus, untuk memperoleh estimasi data
jumlah penduduk bekerja, jumlah pengangguran, dan indikator
ketenagakerjaan lainnya serta perkembangannya di tingkat nasional,

id
provinsi, dan kabupaten/kota. Besarnya sampel Sakernas Februari

o.
2019 (Semester I) sebanyak 7.500 blok sensus (BS) atau 75.000

.g
rumah tangga untuk memperoleh estimasi data hingga tingkat
ps
provinsi. Sementara pada Agustus 2019, besarnya sampel sebanyak
30.000 BS yang terdiri dari 7.500 BS sampel Sakernas Semester 2 dan
.b

22.500 BS sampel Sakernas Tahunan.


w
w

DATA
w

Variabel pengumpulan data Jenis kelamin; Umur; Pendidikan; Sementara Tidak Bekerja; Mencari
://

pekerjaan; Mempersiapkan usaha; Alasan Tidak Mencari


s

Pekerjaan/Mempersiapkan Usaha; Jumlah jam kerja dari seluruh


tp

pekerjaan; Lapangan pekerjaan; Status pekerjaan; Jenis pekerjaan;


ht

Upah/Gaji Bersih; Kegiatan yang Terbanyak Dilakukan

Frekuensi Kegiatan Semesteran

Frekuensi pengumpulan Semesteran


data

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Cakupan Responden Anggota Rumah Tangga (ART) 5 tahun ke atas

Unit Observasi Rumah tangga biasa

Unit Analisis Penduduk

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung

Jenis Kuesioner SAK19.AK; SAK19.DSRT

13
KELUARAN
Nama indikator yang Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT); Tingkat Kesempatan Kerja
dihasilkan (TKK); Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK).

Publikasi yang dihasilkan

level terendah penyajian Tahun data yang


Judul Publikasi
data disajikan
Booklet Survei Angkatan Kerja Nasional
Provinsi 2018-2019
Februari 2019
Indikator Pasar Tenaga Kerja Indonesia
Provinsi 2017-2019
Februari 2019
Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia
Provinsi 2015-2019
Februari 2019

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

14
Survei Indeks Demokrasi Indonesia

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Ketahanan Sosial

Subdit. Stat. Politik dan Keamanan

Tahun kegiatan 2018

Tujuan dan manfaat 1. Membangun basis data empirik yang akan digunakan dalam
kegiatan perencanaan pembangunan di bidang politik
2. Untuk memberikan gambaran sejauh mana demokrasi telah
diterapkan di provinsi
3. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam penerapan

id
demokrasi

o.
DATA
.g
ps
Variabel pengumpulan data Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh aparat
.b

pemerintah yang menghambat kebebasan berkumpul dan berserikat;


w

Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh masyarakat


yang menghambat kebebesan berkumpul dan berserikat; Ancaman
w

kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang


w

menghambat kebebasan berpendapat; Ancaman kekerasan atau


://

penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang menghambat


s

kebebasan berpendat; Aturan tertulis yang membatasi kebebasan


tp

atau mengharuskan masyarakat dalam menjalankan agamanya;


ht

Tindakan atau pernyataan pejabat pemerintah yang membatasi


kebebasan atau mengharuskan masyarakat menjalankan agamanya;
Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan dari suatu
kelompok masyarakat terhadap kelompok masyarakat lain terkait
dengan ajaran agama; Aturan tertulis yang diskriminatif dalam hal
gender, etnis, atau terhadap kelompok rentan lainnya; Tindakan atau
pernyataan perjabat pemerintah daerah yang diskriminatif dalam hal
gender, etnis, atau terhadap kelompok rentan lainnya; Tindakan atau
pernyataan perjabat pemerintah daerah yang diskriminatif dalam hal
gender, etnis, atau terhadap kelompok rentan lainnyaAncaman
kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh masyarakat karena
alasan gender, etnis, atau terhadap kelompok rentan lainnya;
Kejadian di mana hak memilih atau dipilih masyarakat terhambat;
Kejadian yang menunjukkan ketiadaan/kekurangan fasilitas sehingga
kelompok penyandang cacat tidak dapat menggunakan hak pilih;
Kualitas daftar pemilih tetap (DPT); Persentase penduduk yang
menggunakan hak pilih dibandingkan dengan yang memiliki hak
untuk memilih dalam pemilu (voters turnout); Persentase anggota
perempuan di DPRD provinsi; Demonstrasi/mogok yang bersifat
kekerasan; Pengaduan masyarakat mengenai penyelenggaraan
pemerintahan; Kejadian yang menunjukkan keberpihakan KPUD
dalam penyelenggaran pemilu; Kejadian atau pelaporan tentang

15
kecurangan dalam penghitungan suara; Persentase alokasi anggaran
pendidikan dan kesehatan terhadap total APBD; Persentase jumlah
perda yang berasal dari hak inisiatif DPRD terhadap jumlah total
perda yang dihasilkan; Rekomendasi DPRD kepada eksekutif;
Kegiatan kaderisasi yang dilakukan parpol peserta pemilu;
Persentase perempuan dalam kepengurusan parpol tingkat provinsi;
Jumlah kebijakan pejabat pemerintah daerah yang dinyatakan
bersalah oleh keputusan PTUN Upaya penyediaan informasi APBD
oleh pemerintah daerah; Jumlah kebijakan pejabat pemerintah
daerah yang dinyatakan bersalah oleh keputusan PTUN Upaya
penyediaan informasi APBD oleh pemerintah daerah; Keputusan
hakin yang kontroversial; Penghentian penyidikan yang
kontroversial oleh jaksa atasu polisi

Frekuensi Kegiatan Tahunan

Frekuensi pengumpulan Harian; Tahunan


data

id
METODOLOGI

o.
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota

.g
ps
Cakupan Responden Berbagai pemangku kepentingan yang terkait proses demokratisasi.
Untuk FGD, pesertanya merupakan representasi dari unsur
.b

pemerintah, kelompok profesi, kalangan pers, LSM, unsur pemuda


w

dan mahasiswa, akademisi, tokoh politik, tokoh adat, tokoh agama,


w

unsur kelompok marginal, serta unsur wanita. Untuk Wawancara


Mendalam, narasumbernya adalah orang yang terpilih yang dianggap
w

memiliki pengetahuan, pengalaman yang luas, dan mempunyai


://

sumber data terkait indikator IDI. Narasumber dapat diambil dari


s

ekspert yang belum tergali secara maksimal dalam FGD, undangan


tp

FGD yang tidak hadir, atau figure lain yang dirasa penting untuk
ht

diakomodir.

Unit Observasi Provinsi

Unit Analisis Provinsi

Metode pengumpulan data Kompilasi Produk Administrasi dengan cara Review Koran, Review
Dokumen, Focus Group Discussion, Wawancara Mendalam

Jenis Kuesioner IDI-17-SK; IDI-17-DOK

16
KELUARAN
Nama indikator yang Indeks Demokrasi Indonesia.
dihasilkan

Publikasi yang dihasilkan

level terendah Tahun data


Judul Publikasi
penyajian data yang disajikan
Indeks Demokrasi Indonesia 2010: Kebebasan yang
Provinsi 2010
Bertanggung Jawab dan Substansial Sebuah Tantangan
Indeks Demokrasi Indonesia 2012: Diskrepansi Antara
Provinsi 2012
Tuntutan dan Perilaku Demokrasi
Indeks Demokrasi Indonesia 2013 Tantangan Konsolidasi
Demokrasi: Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Adab Provinsi 2013
Berdemokrasi
Demokrasi Indonesia: Ledakan Tuntutan Publik vs Inersia
Provinsi 2011

id
Politik
Indeks Demokrasi Indonesia 2014: Ketimpangan antara

o.
Provinsi 2014
Institusi & Kultur demokrasi
.g
Indeks Demokrasi Indonesia 2016: Tantangan Peningkatan
Provinsi 2016
ps
Kualitas Partisipasi dan Representasi
Indeks Demokrasi Indonesia 2015: Urgensi Penguatan
.b

Provinsi 2015
Kultur Demokrasi
w
w
w
s://
tp
ht

17
Survei Karakteristik Usaha/BCS (Business Characteristics
Survey)

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata
Subdit. Stat. Komunikasi dan Teknologi Informasi

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Secara garis besar, tujuan dari Survei Karakteristik Usaha/BCS 2019
kegiatan adalah:

1. Untuk memenuhi kebutuhan pengguna data terhadap


ketersediaan ragam data Statistik TIK.
2. Untuk mendapatkan gambaran tentang penggunaan dan

id
pemanfaatan TIK di sektor bisnis.

o.
3. Untuk menyusun indikator ketenagakerjaan, indikator

.g
kepemilikan usaha, indikator daya saing, indikator
inovasi, indikator pokok TIK (core ICT indicators), dan indikator
ps
produktivitas.
.b

4. Untuk menyediakan evidence based policy making bagi


pemerintah.
w
w

DATA
w
://

Variabel pengumpulan data Wilayah Pemasaran/Penjualan; Kendala Usaha; Tenaga Kerja yang
s

Mengakses Internet; Kepemilikan website; Pemesanan Barang/Jasa


tp

Melalui Internet; Jumlah Layar Usaha Bioskop; Kapasitas Tempat


ht

Duduk Bioskop; Jumlah Tiket Bioskop Terjual; Jumlah Judul Film


Bioskop; Pendapatan; Jumlah Pekerja; Status Inovasi; Jenis Koneksi
Internet yang Digunakan; Penerimaan Pesanan Barang/Jasa Melalui
Internet ; Penggunaan Perangkat Digital; Teknologi Transformasi
Digital yang Digunakan; Kepemilikan Kekayaan Intelektual;
Kepemilikan Akses Internet; Tenaga Kerja yang Rutin Menggunakan
Komputer

Frekuensi Kegiatan Tahunan

Frekuensi pengumpulan Tahunan


data

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota

Cakupan Responden Perusahaan Industri Pengolahan, Perusahaan Penyediaan


Akomodasi, Perusahaan Penyediaan Makan Minum, Perusahaan
Perdagangan, Perusahaan informasi dan komunikasi, Bioskop,
Perusahaan UMB dan UMK kategori B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, R,
dan S yang melakukan inovasi.

18
Unit Observasi Perusahaan

Unit Analisis Nasional dan provinsi

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung; kompilasi data sekunder
dan pengolahan hasil survei

Jenis Kuesioner V-BCS

KELUARAN
Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Statistik Karakteristik Usaha 2019 Provinsi 2018

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

19
Survei Komuter di Jabodetabek dan Mebidang

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Subdit. Stat. Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat • Mengetahui jumlah dan pola komuter di Jabodetabek dan
kegiatan Mebidang
• Mengumpulkan informasi mengenai karakteristik komuter di
Jabodetabek dan Mebidang
• Mengumpulkan informasi mengenai karakteristik rumah tangga
komuter di Jabodetabek dan Mebidang

id
• Mengetahui berbagai permasalahan terkait aktivitas komuter

o.
seperti transportasi, keluhan kesehatan, dan lain-lain.

.g
ps
DATA
.b

Variabel pengumpulan data Status Komuter; Kegiatan Utama Komuter; Lokasi Kegiatan Komuter
w
w

Frekuensi Kegiatan Dua tahun sekali pada wilayah yang berbeda


w

Frekuensi pengumpulan Dua tahun sekali pada wilayah yang berbeda


://

data
s
tp

METODOLOGI
ht

Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota

Cakupan Responden Anggota Rumah Tangga

Unit Observasi Rumah tangga

Unit Analisis Rumah tangga dan ART komuter

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung

Jenis Kuesioner KOMUTER19-C mebidang; KOMUTER19-P; KOMUTER19-DSRT;


KOMUTER19-P mebidang; KOMUTER19-DSRT mebidang;
KOMUTER19-C

20
KELUARAN
Nama indikator yang Persentase Komuter; Persentase Rumah Tangga Komuter.
dihasilkan

Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Statistik Komuter Mebidang 2019 Kabupaten/Kota 2019
Statistik Komuter Jabodetabek 2019 Kabupaten/Kota 2019

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

21
Survei Perilaku Anti Korupsi

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Ketahanan Sosial

Subdit. Stat. Politik dan Keamanan

Tahun kegiatan 2018

Tujuan dan manfaat 1. Mengukur penilaian, pengetahuan, perilaku, dan pengalaman


kegiatan individu terkait perilaku antikorupsi individu di Indonesia.
2. Mengukur sejauh mana budaya zero tolerance terhadap perilaku
korupsi terinternalisasi dalam setiap individu khususnya terkait
dengan strategi kelima Stranas PPK yakni pendidikan dan
budaya antikorupsi

id
DATA

o.
Variabel pengumpulan data Persepsi terhadap kebiasaaan di masyarakat; Pengalaman
.g
berhubungan dengan layanan publik
ps
Frekuensi Kegiatan Tahunan
.b
w

Frekuensi pengumpulan Tahunan


w

data
w
://

METODOLOGI
s
tp

Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota


ht

Cakupan Responden Kepala Ruamah Tangga/Pasangannya (dipilih dengan menggunakan


table kish)

Unit Observasi Rumah tangga

Unit Analisis Nasional

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung

Jenis Kuesioner SPAK12.K; SPAK13.K; SPAK14.K; SPAK15.K; SPAK17.K; SPAK18.K

KELUARAN
Nama indikator yang Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK).
dihasilkan

Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Indeks Perilaku Anti Korupsi 2018 Nasional 2018

22
Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Rumah Tangga

Tahun kegiatan 2018

Tujuan dan manfaat Secara umum tujuan pengumpulan data melalui Susenas Semesteran
kegiatan adalah tersedianya data tentang kesejahteraan rumah tangga
mencakup antara lain pendidikan, kesehatan dan kemampuan daya
beli.

id
Sedangkan secara khusus tujuannya adalah:

o.
1. Tersedianya data pokok tentang kesejahteraan masyarakat yang

.g
sangat dibutuhkan untuk perencanaan, monitoring dan evaluasi
ps
keberhasilan pembangunan
2. Tersedianya data rinci tentang kesejahteraan anggota rumah
.b

tangga seperti pendidikan, kesehatan, fertilitas/KB, dan data


w

kependudukan menurut golongan umur, jenis kelamin, dan


w

status perkawinan.
w

DATA
s://

Variabel pengumpulan data Penggunaan alat kontrasepsi; Berobat jalan; Mengobati sendiri;
tp

Pelayanan kesehatan gratis; Kredit usaha; Frekuensi berobat; Akses


ht

internet; Kegiatan utama; Jam kerja; Lapangan usaha; Status


pekerjaan; Beras murah atau beras miskin (raskin); Korban tindak
kejahatan; Kegiatan bepergian; Rawat Inap; Imunisasi; Partisipasi
sekolah; Jenjang pendidikan; Pemilikan ijazah; Kemampuan baca
tulis; Kepemilikan aset; Keluhan kesehatan ; Asuransi Kesehatan;
Status perkawinan; Tanggal lahir ART; Umur ART; Umur pada saat
melangsungkan perkawinan pertama; Tempat lahir; Tempat Tinggal
5 Tahun yang Lalu

Frekuensi Kegiatan Tahunan

Frekuensi pengumpulan Semesteran


data

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Cakupan Responden Anggota Rumah tangga

Unit Observasi Rumah tangga biasa, tidak termasuk rumah tangga khusus.

23
Unit Analisis Rumah tangga

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung

Jenis Kuesioner VSEN18.K; VSEN18.KP; VSEN18.MHU

KELUARAN
Nama indikator yang Rata-rata konsumsi Kalori per kapita sehari - Dengan Makanan jadi;
dihasilkan Rata-rata konsumsi Kalori per kapita sehari - Tanpa Makanan jadi;
Persentase Rumah Tangga dengan Air Minum Layak; Tingkat
prevalensi kontrasepsi (CPR); Persentase Perempuan Pernah Kawin
yang Menggunakan Cara Modern; Persentase Rumah Tangga yang
Memiliki Telepon Rumah/HP/PC/Internet; Distribusi Pendapatan -
20% penduduk dengan pendapatan tertinggi; Angka Partisipasi
Murni Sekolah Dasar (APM SD); Angka Melek Huruf (AMH); Rata-rata
konsumsi Protein per kapita sehari - Dengan Makanan jadi;
Persentase Balita Usia Satu Tahun yang Diimunisasi Campak;

id
Persentase Rumah Tangga Menurut Lantai Terluas; Persentase

o.
Pengeluaran Rumah Tangga untuk Bukan Makanan; Persentase

.g
Perkembangan Distribusi Pengeluaran; Persentase Rata-rata
ps
Pengeluaran per Kapita untuk Makanan; Persentase Rata-rata
Pengeluaran per Kapita Menurut Kelompok Komoditi; Persentase
.b

Rata-rata Pengeluaran per Kapita Menurut Tempat Tinggal; Rata-rata


w

konsumsi Protein per kapita sehari - Tanpa Makanan jadi; Angka


w

Partisipasi Murni Sekolah Menengah Pertama (APM SMP) dan APM


SMA; Rasio APM SD, Rasio APM SMP dan Rasio APM SMA; Distribusi
w

Pendapatan - 40% penduduk dengan pendapatan menengah;


://

Distribusi Pendapatan - 40% penduduk dengan pendapatan


s

terendah.
tp
ht

Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Statistik Sosial Budaya Provinsi 2018
Statistik Penunjang Pendidikan Provinsi 2018

24
Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) - Modul
Kesehatan dan Perumahan

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Memperoleh Statistik Kesehatan dan Perumahan yang lebih detail
kegiatan dan belum dicakup di Susenas Maret 2019

id
DATA

o.
Variabel pengumpulan data
.g
Rata-rata biaya per kapita sebulan untuk mengobati sendiri dengan
ps
obat modern yang dibayar sendiri oleh penduduk dengan keluhan
kesehatan (Rupiah); Rata-rata biaya per kapita sebulan untuk rawat
.b

jalan di fasilitas kesehatan modern yang dibayar sendiri oleh


w

penduduk dengan keluhan kesehatan (Rupiah); Rata-rata biaya obat


per kapita sebulan untuk rawat jalan di fasilitas kesehatan modern
w

yang dibayar sendiri oleh penduduk dengan keluhan kesehatan


w

(Rupiah); Rata-rata biaya perkapita setahun untuk rawat inap di


://

fasilitas kesehatan modern yang dibayar sendiri oleh penduduk


s

(Rupiah); Persentase penduduk usia 60 tahun ke atas yang pernah ke


tp

posyandu dalam enam bulan terakhir; Persentase WPK usia 10-54


ht

tahun yang pernah ke posyandu dalam enam bulan terakhir menurut


jenis pelayanan yang didapat di posyandu; Persentase penduduk usia
0-4 tahun yang pernah ke posyandu dalam enam bulan terakhir
menurut jenis pelayanan yang didapat di posyandu; Persentase
penduduk usia 60 tahun ke atas yang pernah ke posyandu dalam
enam bulan terakhir menurut jenis pelayanan yang didapat di
posyandu; Persentase WPK usia 10-54 tahun, penduduk usia 0-4
tahun, dan 60 tahun ke atas yang tidak pernah ke posyandu dalam
enam bulan terakhir menurut alasan tidak pernah ke posyandu;
Persentase WPK usia 10-54 tahun yang sedang hamil dan pernah ke
posyandu dalam enam bulan terakhir; Persentase penduduk usia 0-4
tahun yang pernah ke posyandu dalam enam bulan terakhir;
Persentase WPK usia 10-54 tahun yang mengkonsumsi pil zat besi
atau pil penambah darah minimal 90 butir selama kehamilan baduta
yang dilahirkan terakhir; Persentase WPK usia 10-54 tahun yang
mendapatkan pelayanan ANC (Antenatal Care) pada kehamilan
baduta yang dilahirkan terakhir; Persentase WPK usia 10-54 tahun
yang memeriksakan kandungan pada kehamilan baduta yang
dilahirkan terakhir berdasarkan tindakan yang dilakukan (10 T);
Persentase WPK usia 10-54 tahun yang memeriksakan kandungan
pada kehamilan baduta yang dilahirkan terakhir; Persentase WPK
usia 10-54 tahun yang memeriksakan kandungan pada kehamilan

25
baduta yang dilahirkan terakhir menurut fasilitas kesehatan;
Persentase WPK usia 10-54 tahun yang memeriksakan kandungan
pada kehamilan baduta yang dilahirkan terakhir menurut
tenagakesehatan; Persentase WPK usia 10-54 tahun yang penolong
persalinan pertamanya adalah tenaga kesehatan ketika melahirkan
baduta yang terakhir; Persentase WPK usia 10-54 tahun yang
penolong persalinan terakhirnya adalah tenaga kesehatan ketika
melahirkan baduta yang terakhir; Persentase WPK usia 10-54 tahun
yang persalinannya di fasilitas kesehatan ketika melahirkan baduta
yang terakhir; Persentase WPK usia 10-54 tahun yang mendapatkan
pelayanan kontak nifas ketika melahirkan baduta yang terakhir;
Persentase WPK usia 10-54 tahun yang mendapatkan pelayanan
kontak nifas oleh tenaga kesehatan ketika melahirkan baduta yang
terakhir; Persentase WPK usia 10-54 tahun yang mendapatkan
pelayanan kontak nifas di fasilitas kesehatan ketika melahirkan
baduta yang terakhir; Persentase WPK usia 10-54 tahun yang baduta
lahir hidup terakhirnya mendapatkan pelayanan neonatal;
Persentase WPK usia 10-54 tahun yang baduta lahir hidup
terakhirnya mendapatkan pelayanan neonatal oleh tenaga kesehatan;

id
Persentase WPK usia 10-54 tahun yang baduta lahir hidup
terakhirnya mendapatkan pelayanan neonatal di fasilitas kesehatan;

o.
Persentase anak umur 9-23 bulan yang masih diberi ASI yang
.g
menerima makanan padat, setengah padat atau lumat selama
ps
seharian kemarin; Persentase anak umur 6-23 bulan yang masih
diberi ASI yang menerima empat atau lebih jenis makanan selama
.b

seharian kemarin; Persentase anak umur 6-23 bulan yang sudah


w

tidak diberi ASI yang menerima 4 atau lebih jenis makanan selama
w

seharian kemarin; Persentase rumah tangga dengan status


w

kepemilikan rumah/bangunan tempat tinggal milik sendiri menurut


://

cara memperoleh; Persentase WPK usia 10-54 tahun yang pernah


melakukan konsultasi tentang alat/cara KB di fasilitas kesehatan;
s

Persentase WPK usia 10-54 tahun yang mendapat informasi efek


tp

samping atau masalah kesehatan yang mungkin timbul jika


ht

menggunakan alat/cara KB; Persentase WPK usia 10-54 tahun yang


mendapatkan informasi mengenai alternatif alat/cara KB; Persentase
baduta yang pernah diberi imunisasi menurut fasilitas kesehatan;
Persentase baduta yang pernah diberi imunisasi menurut tenaga
kesehatan yang memberikan imunisasi; Persentase anak umur 6-23
bulan yang menerima vitamin A dalam 6 bulan terakhir; Persentase
bayi umur 6-8 bulan yang menerima makanan padat, setengah padat,
atau lumat selama seharian kemarin; Persentase bayi umur 6-8 bulan
yang masih diberi ASI yang menerima makanan padat, setengah
padat, atau lumat selama seharian kemarin; Persentase anak umur 6-
23 bulan yang sudah tidak diberi ASI yang menerima makanan padat,
setengah padat atau lumat selama seharian kemarin; Persentase
baduta yang tidak pernah diberi imunisasi menurut alasan tidak
pernah diberi imunisasi; Persentase rumah tangga dengan status
kepemilikan rumah/bangunan tempat tinggal milik sendiri yang
dibeli dari pengembang atau bukan pengembang menurut jenis cara
membeli; Persentase rumah tanggadengan status kepemilikan
rumah/bangunan tempat tinggal milik sendiri menurut jenis bukti
kepemilikan tanah tempat tinggal; Persentase rumah tangga menurut
kepemilikan rumah selain yang ditempati saat ini; Persentase rumah
tangga yang memiliki akses terhadap layanan sumber air minum
aman dan berkelanjutan ; Persentase rumah tangga menurut

26
letak/lokasi rumah; Persentase rumah tangga menurut pengetahuan
mengenai pemisahan sampah organik dan anorganik; Persentase
rumah tangga menurut perlakuan pemisahan sampah organik dan
sampah anorganik ; Persentase rumah tanggga menurut kepemilikan
tempat sampah tertutup; Persentase rumah tangga menurut
perlakuan penanganan sampah; Persentase rumah tangga yang
menggunakan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) menurut jenis
yang digunakan dalam sebulan terakhir; Persentase rumah tangga
yang menggunakan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) menurut
cara pembuangan; Persentase rumah tangga yang sumber air minum
utamanya adalah permukaan air; Persentase rumah tangga yang
memiliki akses terhadap layanan sanitasi layak bersama; Persentase
rumah tangga yang memiliki akses terhadap layanan sanitasi layak
dasar; Persentase rumah tangga dengan perilaku Buang Air Besar
Sembarangan (BABS); Persentase rumah tangga yang memiliki
fasilitas cuci tangan dengan air dan sabun; Persentase rumah tangga
yang menggunakan kayu bakar atau arang sebagai bahan bakar
utama dalam setahun terakhir; Persentase rumah tangga yang

id
menggunakan kayu bakar atau arang sebagai bahan bakar utama

o.
dalam setahun terakhir menurut lama pemakaian; Persentase rumah
tangga menurut lebar jalan; Persentase rumah tangga yang
.g
mengalami kejadian bencana dalam setahun terakhir; Persentase
ps
rumah tangga yang memiliki ruang terbuka hijau; Persentase
individu menurut status pengajuan kredit usaha rumah tangga.;
.b

Persentase individu yang menerima kredit usaha menurut jenis


w

kredit usaha.; Persentase rumah tangga berdasarkan pemanfaatan


w

kredit usaha rumah tangga menurut jenis kredit usaha.; Persentase


w

rumah tangga penerima manfaat program beras sejahtera menurut


://

kepemilikan kartu keluarga sejahtera periode Mei-Agustus 2019.;


Persentase rumah tangga yang menggunakan sumber air minum
s
tp

layak dan lokasi sumber berada di dalam/ di halaman rumah (on-


premises); Persentase rumah tangga yang memiliki akses air minum
ht

tidak layak; Persentase rumah tangga yang memiliki akses air minum
layak terbatas; Persentase rumah tangga yang memiliki akses air
minum layak dasar; Persentase rumah tangga penerima manfaat
beras sejahtera menurut persepsi kualitas beras yang diterima
periode Mei-Agustus 2019; Persentase rumah tangga penerima
manfaat Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) menurut kepemilikan
kartu keluarga sejahtera periode Mei-Agustus 2019.; Persentase
rumah tangga penerima manfaat BPNT menurut pengetahuan
terhadap nilai bantuan yang diterima periode Mei-Agustus 2019.;
Persentase rumah tangga penerima manfaat BPNT menurut
komoditas yang dibeli periode Mei-Agustus 2019.; Persentase rumah
tangga penerima manfaat BPNT yang membeli beras menurut
persepsi kualitas beras yang dibeli periode Mei-Agustus 2019;
Persentase rumah tangga penerima manfaat BPNT menurut menurut
jenis tempat membeli bahan pangan menggunakan BPNT periode
Mei-Agustus 2019.; Persentase rumah tangga penerima manfaat
BPNT menurut menurut jarak tempat membeli bahan pangan
menggunakan BPNT periode Mei-Agustus 2019.; Persentase rumah
tangga penerima manfaat BPNT menurut menurut jenis
kesulitan/hambatan yang dialami untuk memanfaatkan BPNT
periode Mei-Agustus 2019.; Rata-rata kuantitas beras yang diterima
per bulan oleh rumah tangga penerima manfaat program beras

27
sejahtera periode Mei-Agustus 2019.; Rata–rata biaya yang
dikeluarkan rumah tangga penerima program beras sejahtera untuk
mendapatkan beras sejahtera periode Mei-Agustus 2019.; Persentase
rumah tangga penerima program beras sejahtera menurut alasan
mengeluarkan biaya untuk memperoleh beras sejahtera periode Mei-
Agustus 2019; Rata-rata biaya per kapita setahun untuk pembelian
alat kesehatan yang dibayar sendiri oleh penduduk (Rupiah); Rata-
rata biaya per kapita setahun untuk tes kesehatan yang dibayar
sendiri oleh penduduk (Rupiah); Rata-rata biaya per kapita setahun
untuk pemeliharaan kesehatan yang dibayar sendiri oleh penduduk
(Rupiah); Rata-rata biaya per kapita setahun untuk penggunaan
ambulance yang dibayar sendiri (Rupiah); Persentase WPK usia 10-
54 tahun yang pernah ke posyandu dalam enam bulan terakhir;
Persentase rumah tangga yang memiliki rumah lain selain yang
ditempati saat ini menurut penggunaannya; Persentase rumah
tangga penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) menurut
kepemilikan kartu keluarga sejahtera dalam setahun terakhir.;
Persentase rumah tangga penerima manfaat PKH menurut akses
layanan manfaat PKH dalam setahun terakhir.; Persentase rumah

id
tangga penerima manfaat PKH menurut pengetahuan terhadap
kewajiban yang harus dipenuhi oleh rumah tangga penerima

o.
manfaat.; Persentase rumah tangga penerima manfaat PKH menurut
.g
waktu terakhir kali menerima PKH dalam setahun terakhir.;
ps
Persentase rumah tangga penerima manfaat Program Indonesia
Pintar(PIP) menurut kepemilikan kartu keluarga sejahtera dalam
.b

setahun terakhir.; Persentase rumah tangga penerima manfaat


w

Program Indonesia Pintar (PIP) menurut waktu terakhir kali


w

menerima PIP dalam setahun terakhir.; Persentase rumah tangga


w

penerima manfaat Program Indonesia Pintar (PIP) menurut pihak


://

yang mencairkan PIP dalam setahun terakhir.; Persentase rumah


tangga penerima manfaat Program Indonesia Pintar (PIP) menurut
s

bentuk penerimaan PIP dalam setahun terakhir.; Persentase rumah


tp

tangga penerima program perlindungan sosial lainnya dalam setahun


ht

terakhir.; Persentase rumah tangga peserta jaminan sosial


ketenagakerjaan.; Persentase rumah tangga peserta BPJS
ketenagakerjaan.; Rata-rata biaya obat per kapita setahun untuk
rawat inap di fasilitas kesehatan modern yang dibayar sendiri oleh
penduduk (Rupiah); Indeks rumah sehat, yang dilihat dari:
kecukupan luas hunian, jenis atap terluas, jenis dinding terluas, jenis
lantai terluas, keberadaan jendela, ventilasi, pencahayaan, jenis
bahan bakar memasak, keberadaan asap rokok dalam rumah, air
minum layak, sanitasi layak, dan fasilitas cuci tangan dengan air dan
sabun; Persentase rumah tangga penerima manfaat jaminan sosial
ketenagakerjaan.; Persentase rumah tangga penerima manfaat
jaminan sosial ketenagakerjaan menurut persepsi kecukupan
jaminan sosial ketenagakerjaan yang diterima.; Persentase rumah
tangga bukan peserta jaminan sosial ketenagakerjaan menurut
kesediaan mengikuti program jaminan sosial ketenagakerjaan
dengan biaya sendiri.inan sosial ketenagakerjaan yang diterima.

Frekuensi Kegiatan Tiga Tahunan

Frekuensi pengumpulan Semesteran


data

28
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Cakupan Responden Rumah tangga

Unit Observasi Rumah tangga biasa

Unit Analisis Individu dan rumah tangga

Metode pengumpulan data Survei dengan cara wawancara langsung

Jenis Kuesioner VSEN19.MKP

KELUARAN
Nama indikator yang Rata-rata biaya per kapita sebulan untuk mengobati sendiri dengan
dihasilkan obat modern yang dibayar sendiri oleh penduduk dengan keluhan

id
kesehatan (Rupiah); Rata-rata biaya per kapita sebulan untuk rawat
jalan di fasilitas kesehatan modern yang dibayar sendiri oleh

o.
penduduk dengan keluhan kesehatan (Rupiah); Rata-rata biaya obat
.g
per kapita sebulan untuk rawat jalan di fasilitas kesehatan modern
ps
yang dibayar sendiri oleh penduduk dengan keluhan kesehatan
(Rupiah); Rata-rata biaya perkapita setahun untuk rawat inap di
.b

fasilitas kesehatan modern yang dibayar sendiri oleh penduduk


w

(Rupiah); Rata-rata biaya obat per kapita setahun untuk rawat inap
w

di fasilitas kesehatan modern yang dibayar sendiri oleh penduduk


w

(Rupiah); Rata-rata biaya per kapita setahun untuk pembelian alat


kesehatan yang dibayar sendiri oleh penduduk (Rupiah); Rata-rata
://

biaya per kapita setahun untuk tes kesehatan yang dibayar sendiri
s

oleh penduduk (Rupiah); Rata-rata biaya per kapita setahun untuk


tp

pemeliharaan kesehatan yang dibayar sendiri oleh penduduk


ht

(Rupiah); Rata-rata biaya per kapita setahun untuk penggunaan


ambulance yang dibayar sendiri (Rupiah); Persentase WPK usia 10-
54 tahun yang pernah ke posyandu dalam enam bulan terakhir;
Persentase WPK usia 10-54 tahun yang sedang hamil dan pernah ke
posyandu dalam enam bulan terakhir; Persentase penduduk usia 0-4
tahun yang pernah ke posyandu dalam enam bulan terakhir;
Persentase penduduk usia 60 tahun ke atas yang pernah ke posyandu
dalam enam bulan terakhir; Persentase WPK usia 10-54 tahun yang
pernah ke posyandu dalam enam bulan terakhir menurut jenis
pelayanan yang didapat di posyandu; Persentase penduduk usia 0-4
tahun yang pernah ke posyandu dalam enam bulan terakhir menurut
jenis pelayanan yang didapat di posyandu; Persentase penduduk usia
60 tahun ke atas yang pernah ke posyandu dalam enam bulan
terakhir menurut jenis pelayanan yang didapat di posyandu;
Persentase WPK usia 10-54 tahun, penduduk usia 0-4 tahun, dan 60
tahun ke atas yang tidak pernah ke posyandu dalam enam bulan
terakhir menurut alasan tidak pernah ke posyandu; Persentase WPK
usia 10-54 tahun yang memeriksakan kandungan pada kehamilan
baduta yang dilahirkan terakhir; Persentase WPK usia 10-54 tahun
yang memeriksakan kandungan pada kehamilan baduta yang
dilahirkan terakhir menurut fasilitas kesehatan; Persentase WPK usia
10-54 tahun yang memeriksakan kandungan pada kehamilan baduta

29
yang dilahirkan terakhir menurut tenaga kesehatan; Persentase WPK
usia 10-54 tahun yang mendapatkan pelayanan ANC (Antenatal Care)
pada kehamilan baduta yang dilahirkan terakhir; Persentase WPK
usia 10-54 tahun yang memeriksakan kandungan pada kehamilan
baduta yang dilahirkan terakhir berdasarkan tindakan yang
dilakukan (10 T); Persentase WPK usia 10-54 tahun yang
mengkonsumsi pil zat besi atau pil penambah darah minimal 90 butir
selama kehamilan baduta yang dilahirkan terakhir; Persentase WPK
usia 10-54 tahun yang persalinannya di fasilitas kesehatan ketika
melahirkan baduta yang terakhir; Persentase WPK usia 10-54 tahun
yang penolong persalinan pertamanya adalah tenaga kesehatan
ketika melahirkan baduta yang terakhir; Persentase WPK usia 10-54
tahun yang penolong persalinan terakhirnya adalah tenaga kesehatan
ketika melahirkan baduta yang terakhir; Persentase WPK usia 10-54
tahun yang mendapatkan pelayanan kontak nifas ketika melahirkan
baduta yang terakhir; Persentase WPK usia 10-54 tahun yang
mendapatkan pelayanan kontak nifas oleh tenaga kesehatan ketika
melahirkan baduta yang terakhir; Persentase WPK usia 10-54 tahun
yang mendapatkan pelayanan kontak nifas di fasilitas kesehatan

id
ketika melahirkan baduta yang terakhir; Persentase WPK usia 10-54
tahun yang baduta lahir hidup terakhirnya mendapatkan pelayanan

o.
neonatal; Persentase WPK usia 10-54 tahun yang baduta lahir hidup
.g
terakhirnya mendapatkan pelayanan neonatal oleh tenaga kesehatan;
ps
Persentase WPK usia 10-54 tahun yang baduta lahir hidup
terakhirnya mendapatkan pelayanan neonatal di fasilitas kesehatan;
.b

Persentase WPK usia 10-54 tahun yang pernah melakukan konsultasi


w

tentang alat/cara KB di fasilitas kesehatan; Persentase WPK usia 10-


w

54 tahun yang mendapat informasi efek samping atau masalah


w

kesehatan yang mungkin timbul jika menggunakan alat/cara KB;


://

Persentase WPK usia 10-54 tahun yang mendapatkan informasi


mengenai alternatif alat/cara KB; Persentase baduta yang pernah
s

diberi imunisasi menurut fasilitas kesehatan; Persentase baduta yang


tp

pernah diberi imunisasi menurut tenaga kesehatan yang


ht

memberikan imunisasi; Persentase baduta yang tidak pernah diberi


imunisasi menurut alasan tidak pernah diberi imunisasi; Persentase
anak umur 6-23 bulan yang menerima vitamin A dalam 6 bulan
terakhir; Persentase bayi umur 6-8 bulan yang menerima makanan
padat, setengah padat, atau lumat selama seharian kemarin;
Persentase rumah tangga menurut kepemilikan rumah selain yang
ditempati saat ini; Persentase rumah tangga Persentase yang
menggunakan kayu bakar atau arang sebagai bahan bakar utama
dalam setahun terakhir; Persentase bayi umur 6-8 bulan yang masih
diberi ASI yang menerima makanan padat, setengah padat, atau
lumat selama seharian kemarin; Persentase rumah tangga dengan
status kepemilikan rumah/bangunan tempat tinggal milik sendiri
menurut cara memperoleh; Persentase anak umur 9-23 bulan yang
masih diberi ASI yang menerima makanan padat, setengah padat atau
lumat selama seharian kemarin; Persentase anak umur 6-23 bulan
yang sudah tidak diberi ASI yang menerima makanan padat, setengah
padat atau lumat selama seharian kemarin; Persentase anak umur 6-
23 bulan yang masih diberi ASI yang menerima empat atau lebih
jenis makanan selama seharian kemarin; Persentase anak umur 6-23
bulan yang sudah tidak diberi ASI yang menerima 4 atau lebih jenis
makanan selama seharian kemarin; Persentase rumah tangga dengan
status kepemilikan rumah/bangunan tempat tinggal milik sendiri

30
yang dibeli dari pengembang atau bukan pengembang menurut jenis
cara membeli; Persentase rumah tangga dengan status kepemilikan
rumah/bangunan tempat tinggal milik sendiri menurut jenis bukti
kepemilikan tanah tempat tinggal; Persentase rumah tangga yang
memiliki akses terhadap layanan sumber air minum aman dan
berkelanjutan ; Persentase rumah tangga yang memiliki rumah lain
selain yang ditempati saat ini menurut penggunaannya; Persentase
rumah tangga yang menggunakan sumber air minum layak dan lokasi
sumber berada di dalam/ di halaman rumah (on-premises);
Persentase rumah tangga yang menggunakan kayu bakar atau arang
sebagai bahan bakar utama dalam setahun terakhir menurut lama
pemakaian; Persentase rumah tangga yang sumber air minum
utamanya adalah permukaan air; Persentase rumah tanggga menurut
kepemilikan tempat sampah tertutup; Persentase rumah tangga yang
menggunakan kayu bakar atau arang sebagai bahan bakar utama
dalam setahun terakhir menurut lama pemakaian; Persentase rumah
tangga menurut letak/lokasi rumah; Persentase rumah tangga yang
memiliki akses air minum tidak layak; Persentase rumah tangga

id
menurut perlakuan pemisahan sampah organik dan sampah

o.
anorganik ; Persentase rumah tangga menurut lebar jalan;
Persentase rumah tangga menurut pengetahuan mengenai
.g
pemisahan sampah organik dan anorganik; Persentase rumah tangga
ps
yang mengalami kejadian bencana dalam setahun terakhir;
Persentase rumah tangga yang memiliki akses air minum layak
.b

dasar; Persentase rumah tangga yang menggunakan Bahan


w

Berbahaya dan Beracun (B3) menurut cara pembuangan; Persentase


w

rumah tangga yang memiliki ruang terbuka hijau; Persentase rumah


w

tangga yang memiliki akses terhadap layanan sanitasi layak bersama;


://

Persentase rumah tangga yang memiliki akses air minum layak


terbatas; Persentase rumah tangga yang mengalami kejadian
s
tp

bencana dalam setahun terakhir; Persentase rumah tangga yang


menggunakan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) menurut jenis
ht

yang digunakan dalam sebulan terakhir; Persentase rumah tangga


yang memiliki akses terhadap layanan sanitasi layak dasar;
Persentase rumah tangga dengan perilaku Buang Air Besar
Sembarangan (BABS); Persentase rumah tangga yang memiliki
fasilitas cuci tangan dengan air dan sabun.

31
Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) - Modul Sosial
Budaya dan Pendidikan (Tahunan)

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial

Tahun kegiatan 2018

Tujuan dan manfaat Informasi Statistik sebagai salah satu produk sistem informasi
kegiatan merupakan informasi yang sangat dibutuhkan dalam
penyelenggaraan pembangunan. Sejalan dengan tugas pokok BPS
dalam melaksanakan kegiatan Statistik yang bertujuan untuk
menyediakan data Statistik yang lengkap, akurat dan mutakhir dalam

id
rangka mewujudkan Sistem Statistik Nasional yang handal, efektif

o.
dan efisien, guna mendukung pembangunan nasional. Secara umum,
tujuan Susenas adalah menghasilkan indikator-indikator sebagai
.g
bahan: 1) perencanaan program pembangunan nasional, 2)
ps
monitoring dan evaluasi program pembangunan nasional, 3)
penyediaan indikator strategis, RPJMN, SDGs. Secara khusus, tujuan
.b

dari Kegiatan Susenas MSBP 2018 adalah untuk menyediakan data


w

Statistik yang berhubungan dengan indikator pendidikan, indikator


w

sosial budaya dan Statistik Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial


w

(PMKS)/Ketelantaran. Susenas Modul Sosial Budaya dan Pendidikan


://

(MSBP) 2018 juga mengukur beberapa indikator pokok dari Susenas


Kor yang datanya terkait dengan tema modul dan atau memang
s
tp

diperlukan untuk dipantau perkembangannya tiap semester.


Indikator tesebut antara lain: kesehatan, ketenagakerjaan,
ht

pendidikan, perumahan, dan perlindungan sosial.

DATA
Variabel pengumpulan data Hari melakukan olahraga; Jenis olahraga; Tujuan utama berolahraga;
Jalur/wadah berolahraga; Olahraga tradisional; Menonton televisi;
Mendengarkan radio; Mengunjungi Perpustakaan; Memanfaatkan
taman bacaan masyarakat; Tujuan menggunakan internet; Membaca
koran/surat kabar di media cetak maupun elektronik; Membaca
majalah/tabloid di media cetak maupun elektronik; Membaca buku
cerita di media cetak maupun elektronik; Membaca buku pelajaran
sekolah di media cetak maupun elektronik; Membaca buku
pengetahuan di media cetak maupun elektronik; Mengunjungi sanak
saudara yang sifatnya tidak rutin; Pernah ditinggalkan ibu/wali
untuk melakukan aktivitas di luar rumah; Aktivitas yang dilakukan
bersama orang tua/wali; Lama melakukan olahraga; Terlibat dalam
pertunjukan/pameran seni; Keterlibatan dalam
pertunjukan/pameran seni sebagai sumber penghasilan; Sarana
transportasi ke sekolah; Belajar di luar jam sekolah; Belajar
berkelompok; Belajar di luar jam sekolah dibantu oleh pembimbing;
Uang saku ke sekolah; Biaya pendaftaran sekolah; Biaya pendidikan
sekolah; Membaca buku lainnya di media cetak maupun elektronik;

32
Melakukan permainan rakyat yang ada di Indonesia;
Menonton/menikmati pertunjukan/ pameran seni di Indonesia;
Lama waktu belajar di luar jam sekolah; Mengunjungi peninggalan
sejarah/ warisan budaya di Indonesia; Kegiatan ekstrakurikuler /
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM); Mempunyai hak memilih;
Menggunakan hak memilih; Tanggapan tentang pelayanan publik
yang pernah dirasakan di wilayah tempat tinggal; Tanggapan yang
berkenaan dengan perilaku membuang sampah pada tempatnya,
penggunaan trotoar, penggunaan jalan raya, dan budaya antre di
lingkungan sekitar; Mengikuti pertemuan (rapat) di lingkungan
sekitar (RT/RW/Dusun/Desa); Memberikan saran/pendapat;
Mengikuti kegiatan sosial kemasyarakatan; Menggunakan produk
tradisional; Mengibarkan/memasang bendera merah putih;
Tanggapan terhadap kondisi kebersihan fasilitas umum/fasilitas
sosial di wilayah tempat tinggal; Menyelenggarakan/menghadiri
upacara adat; Frekuensi makan; Mengunjungi objek wisata atau
tempat/taman hiburan untuk tujuan rekreasi; Membaca kitab suci di
media cetak maupun elektronik; Menerima beasiswa / bantuan

id
pendidikan; Pakaian layak pakai yang dimiliki; Lokasi khusus/tempat

o.
tetap untuk tidur di rumah; Keberadaan orang tua kandung;
Kemampuan membaca dan menulis huruf latin; Kemampuan
.g
membaca dan menulis huruf arab; Kemampuan membaca dan
ps
menulis huruf lainnya; Kepemilikan tabungan/simpanan berupa
uang; Mengetahui dongeng/cerita rakyat yang ada di Indonesia;
.b

Penggunaan bahasa di rumah atau dalam pergaulan; Partisipasi


w

sekolah; Jenjang dan Jenis pendidikan tertinggi yang pernah/sedang


w

diduduki; Tingkat/Kelas Tertinggi yang Sedang/Pernah Diduduki;


w

Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki; Alasan utama belum pernah


://

atau tidak bersekolah lagi; Ikut Serta Dalam Kegiatan Organisasi


Selain di Tempat Kerja/Sekolah; Kegiatan di lingkungan sekitar
s
tp

rumah yang dilakukan oleh suku bangsa lain; Kegiatan di lingkungan


sekitar rumah yang dilakukan oleh agama lain; Berteman dengan
ht

suku bangsa lain; Berteman dengan agama lain; Tunjangan pensiun;


Kiriman / pemberian dari anak; Bantuan dari sanak / saudara;
Mengikuti kursus/pelatihan/bimbingan belajar/ pendidikan
keterampilan; Bersekolah di sekolah negeri atau swasta;
Jurusan/program studi; Uang transpor ke sekolah

Frekuensi Kegiatan Tiga Tahunan

Frekuensi pengumpulan Tahunan


data

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Cakupan Responden Rumah Tangga

Unit Observasi Rumah tangga biasa dan tidak termasuk rumah tangga khusus

Unit Analisis Rumah tangga dan individu

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung

33
Jenis Kuesioner VSEN18.MSBP

KELUARAN
Nama indikator yang Balita telantar; Anak telantar; Lanjut usia telantar; Partisipasi dalam
dihasilkan olahraga tradisional; Penyedia layanan pendidikan:
pemerintah/swasta; Akses pada upacara adat; Sarana transportasi ke
sekolah; Beasiswa/bantuan pendidikan; Rata-rata biaya pendidikan;
Belajar di luar jam sekolah; akses terhadapa media informasi;
Partisipasi dalam kesenian; Kunjungan ke peninggalan
sejarah/warisan budaya; Partisipasi dalam kegiatan olahraga;
Partisipasi kursus/bimbingan belajar/ pelatihan/keterampilan;
Partisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan; penggunaan
produk tradisional.

Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Penunjang Pendidikan 2018 Provinsi 2012-2018

id
Statistik Sosial Budaya 2018 Provinsi 2012-2018

o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

34
Updating Potensi Desa

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Ketahanan Sosial

Subdit. Stat. Ketahanan Wilayah

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Tujuan kegiatan:


kegiatan
• Menyediakan data dasar untuk menghitung Indeks Kesulitan
Geografis (IKG) yang nantinya akan dipergunakan sebagai salah
satu variabel dalam pengalokasian Dana Desa (DD)
• Menyediakan data dasar untuk menghitung

id
Indeks Pembangunan Desa (IPD) yang nantinya akan
dipergunakan untuk mengukur pembangunan desa di Indonesia

o.
• Menyediakan data untuk berbagai keperluan yang berkaitan
.g
dengan perencanaan wilayah di tingkat nasional dan tingkat
ps
daerah
• Menyediakan data tentang keberadaan dan perkembangan
.b

potensi yang dimiliki desa/kelurahan yang meliputi: pelayanan


w

dasar, kondisi infrastruktur, dan aksesibilitas/ transportasi


w

• Menyediakan data dukung untuk penyusunan Daerah Dalam


w

Angka (DDA)
://

• Menyediakan data untuk kepentingan penghitungan


Urban/Rural.
s
tp

DATA
ht

Variabel pengumpulan data Jumlah penduduk; Luas wilayah; Bank Sampah; Sungai; Prasarana
dan Sarana Transportasi antar Desa/Kelurahan; Sarana Transportasi
dari Kantor Desa/Kelurahan ke Kantor Camat/Bupati; Pengguna
Listrik; Bahan Bakar; Tempat Buang Air Besar; Sumber Air Minum;
Sumber Air untuk Mandi; Bencana Alam; Mitigasi Bencana Alam;
Lembaga pendidikan; Sarana Kesehatan; Kejadian Luar Biasa dan
Wabah Penyakit; Gizi Buruk; Sarana hiburan dan olahraga; Sarana
informasi dan komunikasi; Sarana perekonomian; Infrastruktur
Perbankan; Pendapatan Asli Desa ; Koperasi; Aset Desa; Pemerintah
Desa; Tanah Waqaf

Frekuensi Kegiatan Tahunan

Frekuensi pengumpulan Tahunan


data

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Cakupan Responden Semua Kepala Desa/Lurah; Kepala Unit Pemukiman Transmigrasi

35
(UPT); Kepala Satuan Permukiman Transmigrasi (SPT atau
narasumber lain yang relevan; narasumber di beberapa kantor-
kantor dinas yang relevan di seluruh kabupaten/kota (yaitu Dinas
Pertambangan, Dinas Perindustrian, Dinas Perhubungan, dan Dinas
Pertanian)

Unit Observasi Desa/kelurahan dan wilayah dengan sebutan lain yang setingkat
desa/kelurahan

Unit Analisis Desa

Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Wawancara langsung

Jenis Kuesioner PODES2019.UPDATING

KELUARAN
Nama indikator yang Indeks Pembangunan Desa (IPD); Indeks Kesulitan Geografis (IKG).
dihasilkan

id
Publikasi yang dihasilkan

o.
.g
Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
ps
Statistik Infrastruktur Indonesia
Provinsi 2019
2019
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

36
STATISTIK DASAR

id
BIDANG EKONOMI
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s://
tp
ht

37
38
ht
tp
s ://
w
w
w
.b
ps
.g
o.
id
Direktori Perusahaan Kehutanan

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Mendapatkan daftar perusahaan kehutanan yang SK nya masih
kegiatan berlaku/ masih aktif / masih berproduksi pada tahun berjalan yang
akan digunakan sebagai responden pada Survei Perusahaan
Kehutanan tahun berikutnya (HPH, HPHT/Perum dan TSL).

DATA

id
o.
Variabel pengumpulan data Alamat Perusahaan Kehutanan; Luas Areal; Jumlah Perusahaan

.g
Kehutanan; Kondisi/Status Perusahaan
ps
Frekuensi Kegiatan Tahunan
.b

Frekuensi pengumpulan Tahunan


w

data
w
w

METODOLOGI
s://

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota


tp

Cakupan Responden Kemeterian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dinas Kehutanan


ht

Kab/kota/prov, Asosiasi Pengusahaan Hutan Indonesia

Unit Observasi Kementerian, dinas dan organisasi terkait

Unit Analisis Perusahaan

Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Pencocokan Direktori Perusahaan Kehutanan
BPS tahun sebelumnya dengan Direktori Perusahaan Kementerian
Kehutanan/ Dinas Kehutanan Prop/Kab/kota dan dilanjutkan
dengan Pengecekan di lapangan

KELUARAN
Nama indikator yang Jumlah Perusahaan Penangkaran Tumbuhan dan Satwa Liar (TSL);
dihasilkan Jumlah Perusahaan Pengelola Hasil Hutan Alam (HPH); Jumlah
Perusahaan Pengelola Hasil Hutan Tanaman (HPHT).

Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Direktori Perusahaan Kehutanan Provinsi 2019

39
Direktori Perusahaan Pertanian Berbasis Website (DPP
Online)

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan

Subdit. Stat. Tanaman Perkebunan

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat 1. Memperbarui direktori perusahaan pertanian agar lengkap,


kegiatan akurat, dan terpercaya sesuai dengan keadaan terkini.
2. Menghasilkan direktori untuk pencacahan perusahaan pada
tahun berikutnya.

id
DATA

o.
Variabel pengumpulan data
.g
Nama perusahaan pertanian; Alamat perusahaan pertanian; Nomor
ps
Telepon; Nomor Faksimili; Bentuk badan hukum perusahaan
pertanian; Jumlah perusahaan pertanian menurut jenis subsektor
.b
w

Frekuensi Kegiatan Tahunan


w

Frekuensi pengumpulan Tahunan


w

data
s://

METODOLOGI
tp
ht

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Cakupan Responden Perusahaan Pertanian

Unit Observasi Perusahaan pertanian yang berbadan hukum

Unit Analisis Nasional

Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Wawancara langsung

Jenis Kuesioner DPP-ONLINE

KELUARAN
Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Direktori Perusahaan Pertanian Provinsi 2019

40
Direktori Perusahaan Pertanian Peternakan

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Peternakan

Tahun kegiatan 2018

Tujuan dan manfaat 1. Memperbarui direktori yang lengkap, akurat, dan terpercaya
kegiatan sesuai dengan keadaan terakhir
2. Menghasilkan direktori untuk pencacahan perusahaan pada
tahun berjalan
3. Menghasilkan direktori untuk dasar perencanaan biaya tahun

id
n+2

o.
DATA
.g
ps
Variabel pengumpulan data Kegiatan utama; Bentuk badan hukum; Nama Perusahaan; Alamat
Perusahaan
.b
w

Frekuensi Kegiatan Tahunan


w
w

Frekuensi pengumpulan Tahunan


data
s ://

METODOLOGI
tp
ht

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Cakupan Responden Dari hasil data pengolahan Laporan Perusahaan Peternakan 2018
(Daftar LTS, LTT, dan LTU Tahun 2017)

Unit Observasi Perusahaan Peternakan yang berbadan hukum

Unit Analisis Direktori Perusahaan Peternakan yang berbadan hukum menurut


wilayah

Metode pengumpulan data Kompilasi Produk Administrasi dengan cara Kompilasi terhadap
database dan masukkan dari stakeholder terkait

KELUARAN
Publikasi yang dihasilkan

level terendah penyajian Tahun data yang


Judul Publikasi
data disajikan
Direktori Perusahaan Pertanian
Provinsi 2018
Peternakan 2018

41
Direktori Perusahaan Pertanian Peternakan

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Peternakan

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat 1. Memperbarui direktori yang lengkap, akurat, dan terpercaya
kegiatan sesuai dengan keadaan terakhir
2. Menghasilkan direktori untuk pencacahan perusahaan pada
tahun berjalan
3. Menghasilkan direktori untuk dasar perencanaan biaya tahun
n+2

id
DATA

o.
Variabel pengumpulan data Alamat perusahaan; Kegiatan utama; Bentuk badan hukum; Nama
Perusahaan .g
ps
Frekuensi Kegiatan Tahunan
.b
w

Frekuensi pengumpulan Tahunan


w

data
w
://

METODOLOGI
s
tp

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota


ht

Cakupan Responden Dari hasil data pengolahan Laporan Perusahaan Peternakan 2018
(Daftar LTS, LTT, dan LTU Tahun 2017)

Unit Observasi Perusahaan Peternakan yang berbadan hukum

Unit Analisis Direktori Perusahaan Peternakan yang berbadan hukum menurut


wilayah

Metode pengumpulan data Kompilasi Produk Administrasi dengan cara Kompilasi terhadap
database dan masukkan dari stakeholder terkait

KELUARAN
Publikasi yang dihasilkan

level terendah penyajian Tahun data yang


Judul Publikasi
data disajikan
Direktori Perusahaan Pertanian
Provinsi 2019
Peternakan 2017

42
Direktori Perusahaan Pertanian Rumah Potong Hewan
(RPH) dan Tempat Pemotongan Hewan (TPH)

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Peternakan

Tahun kegiatan 2018

Tujuan dan manfaat 1. Memperbarui direktori yang lengkap, akurat, dan terpercaya
kegiatan sesuai dengan keadaan terakhir
2. Menghasilkan direktori untuk pencacahan RPH/TPH pada tahun

id
berjalan
3. Menghasilkan direktori untuk dasar perencanaan biaya tahun

o.
n+2

.g
ps
DATA
.b

Variabel pengumpulan data Bentuk badan hukum; Nama RPH/TPH; Alamat RPH/TPH; Kegiatan
w

utama
w
w

Frekuensi Kegiatan Tahunan


://

Frekuensi pengumpulan Tahunan


s

data
tp
ht

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Cakupan Responden Hasil data pengolahan database Laporan Triwulanan Pemotongan


Ternak Tahun 2018 Triwulan II

Unit Observasi Semua unit RPH/TPH

Unit Analisis Direktori RPH/TPH menurut wilayah

Metode pengumpulan data Kompilasi Produk Administrasi dengan cara Kompilasi terhadap
database dan masukkan dari stakeholder terkait

KELUARAN
Publikasi yang dihasilkan

level terendah Tahun data yang


Judul Publikasi
penyajian data disajikan
Direktori Perusahaan Pertanian Rumah Potong Hewan
Provinsi 2018
(RPH) dan Tempat Pemotongan Hewan (TPH) 2018

43
Direktori Perusahaan Pertanian Rumah Potong Hewan
(RPH) dan Tempat Pemotongan Hewan (TPH)

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Peternakan

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat 1. Memperbarui direktori yang lengkap, akurat, dan terpercaya
kegiatan sesuai dengan keadaan terakhir
2. Menghasilkan direktori untuk pencacahan RPH/TPH pada tahun
berjalan
3. Menghasilkan direktori untuk dasar perencanaan biaya tahun

id
n+2

o.
DATA
.g
ps
Variabel pengumpulan data Kegiatan utama; Bentuk badan hukum; Nama RPH/TPH; Alamat
RPH/TPH
.b
w

Frekuensi Kegiatan Tahunan


w
w

Frekuensi pengumpulan Tahunan


data
s ://

METODOLOGI
tp
ht

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Cakupan Responden Hasil data pengolahan database Laporan Triwulanan Pemotongan


Ternak Tahun 2018 Triwulan II

Unit Observasi Semua unit RPH/TPH

Unit Analisis Direktori RPH/TPH menurut wilayah

Metode pengumpulan data Kompilasi Produk Administrasi dengan cara Kompilasi terhadap
database dan masukkan dari stakeholder terkait

KELUARAN
Publikasi yang dihasilkan

level terendah Tahun data yang


Judul Publikasi
penyajian data disajikan
Direktori Perusahaan Pertanian Rumah Potong Hewan
Provinsi 2019
(RPH) dan Tempat Pemotongan Hewan (TPH) 2017

44
Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri-A2
dan Sampling Error Estimasi Hasil Survei Pertanian Antar
Sensus (SUTAS) 2018 Seri A-3

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat 1. Memperkirakan populasi rumah tangga usaha pertanian

id
kegiatan menurut subsektor per kabupaten/kota

o.
2. Memperkirakan populasi komoditas

.g
3. Memperkirakan produktivitas komoditas dan parameter
populasi ternak
ps
.b

DATA
w

Variabel pengumpulan data Sumber penghasilan utama rumah tangga ; Jumlah anggota rumah
w

tangga ; Jumlah Petani; Ijazah/STTB terakhir yang dimiliki anggota


w

rumah tangga; Luas lahan pertanian yang dimiliki petani; Jumlah


://

rumah tangga usaha pertanian; Penguasaan dan Penggunaan Lahan ;


s

Jenis komoditas yang mempunyai nilai produksi terbesar;


tp

Penggunaan mekanisasi ataupun teknologi selain mekanisasi dalam


ht

usaha masing-masing subsektor; Pengolahan hasil produksi pada


tiap-tiap subsektor; Jumlah rumah tangga usaha budidaya/tangkap;
Jumlah rumah tangga usaha pembenihan/pembibitan; Jumlah Rumah
Tangga Usaha Jasa Penunjang Pertanian; Subsektor yang diusahakan
oleh rumah tangga; Subsektor utama yang diusahakan; Kepemilikan
catatan (pembukuan) untuk kegiatan usaha pertanian; Umur

Frekuensi Kegiatan Sepuluh Tahunan

Frekuensi pengumpulan Sepuluh tahunan


data

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Cakupan Responden Rumah tangga usaha pertanian

Unit Observasi Rumah tangga usaha pertanian

Unit Analisis Rumah tangga usaha pertanian

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung

45
Jenis Kuesioner Daftar SUTAS2018-L1; Daftar SUTAS2018-L2

KELUARAN
Nama indikator yang Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian dan Anggota Rumah Tangga
dihasilkan Menurut Provinsi dan Jenis Kelamin Anggota Rumah Tangga; Jumlah
Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi dan Kelompok
Umur Petani Utama; Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut
Provinsi dan Kelompok Umur Kepala Rumah Tangga; Jumlah Petani
Menurut Provinsi dan Jenis Kelamin; Jumlah Rumah Tangga Usaha
Pertanian Menurut Provinsi dan Kelompok Jumlah Anggota Rumah
Tangga; Jumlah Petani Menurut Provinsi/Kabupaten/Kota dan
Penggunaan Internet selama setahun yang lalu; Jumlah Rumah
Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi dan Subsektor yang
Diusahakan; Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut
Provinsi dan Jumlah Subsektor yang Diusahakan; Jumlah Rumah
Tangga Usaha Jasa Pertanian Menurut Provinsi dan Subsektor;
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Dengan Sumber Penghasilan
Utama Dari Sektor Pertanian Menurut Provinsi dan Jenis Usaha

id
Pertanian Utama yang Diusahakan; Jumlah Rumah Tangga Usaha

o.
Pertanian Dengan Sumber Penghasilan Utama Bukan Dari Sektor
Pertanian Menurut Provinsi dan Jenis Usaha Utama di Sektor
.g
Pertanian; Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan
ps
dan Rumah Tangga Petani Gurem Menurut Provinsi; Jumlah Rumah
Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi dan Golongan Luas Lahan
.b

yang Dikuasai; Rata-Rata Luas Lahan yang Dikuasai Rumah Tangga


w

Usaha Pertanian Menurut Provinsi dan Jenis Lahan; Jumlah Rumah


w

Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi dan Golongan Luas Lahan


w

Pertanian yang Dikuasai; Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian


://

Menurut Provinsi dan Golongan Luas Lahan Sawah yang Dikuasai;


Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi dan
s

Golongan Luas Lahan Bukan Sawah yang Dikuasai; Jumlah Rumah


tp

Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi dan Golongan Luas Lahan


ht

Bukan Pertanian yang Dikuasai; Jumlah Rumah Tangga Usaha


Pertanian Menurut Provinsi dan Pembukuan Usaha Pertanian;
Persentase Rumah Tangga Usaha Budidaya Pertanian Menurut
Provinsi dan Penggunaan Teknologi Pertanian; Persentase Rumah
Tangga Usaha Pertanian Yang Mengolah Hasil Usaha Sendiri Menurut
Provinsi; Jumlah Petani Menurut Provinsi dan Ijazah/STTB Terakhir;
Relatif Standard Error (RSE); Selang Kepercayaan/ Confidence
Interval (CI).

Publikasi yang dihasilkan

level terendah Tahun data yang


Judul Publikasi
penyajian data disajikan
Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018
Provinsi 2018
Seri-A2
Sampling Error Estimasi Hasil Survei Pertanian
Provinsi 2018
Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri-A3

46
Implementasi SEEA dalam Sisnerling Indonesia

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Neraca Produksi
Subdit. Konsolidasi Neraca Produksi Regional

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Mengadopsi SEEA-CF 2012 agar Sisnerling Indonesia memiliki nilai
kegiatan keterbandingan dengan negara lain dari segi cakupan, konsep, dan
definisi variabel.

DATA
Variabel pengumpulan data Konsumsi modal tetap bruto; Deplesi sumber daya alam; Produk

id
Domestik Bruto (PDB); Luas tutupan hutan dan luas daratan;

o.
Penggunaan energi; Nilai Tambah Bruto; Pengeluaran Perlindungan
Lingkungan
.g
ps
Frekuensi Kegiatan Tahunan
.b

Frekuensi pengumpulan Tahunan


w

data
w
w

METODOLOGI
://

Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota


s
tp

Cakupan Responden Orang yang memiliki pengetahuan mengenai laporan keuangan


ht

perusahaan/unit usaha

Unit Observasi Perusahaan/unit usaha pariwisata

Unit Analisis 1. Aset lingkungan


2. Lapangan usaha pariwisata

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung; Data Sekunder

Jenis Kuesioner V.SPPL-PAR.2019

KELUARAN
Nama indikator yang Proporsi Tutupan Hutan; Intensitas Energi; Produk Domestik Neto 1
dihasilkan (PDN 1).

Publikasi yang dihasilkan

level terendah Tahun data yang


Judul Publikasi
penyajian data disajikan
Sistem Terintegrasi Neraca Lingkungan dan
Nasional 2014-2018
Ekonomi Indonesia

47
Kompilasi Data Inbound-Outbound Tourist

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata

Subdit. Stat. Pariwisata

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Mengumpulkan data jumlah orang yang melintasi wilayah
kegiatan perbatasan Indonesia, baik WNA maupun WNI. Orang asing (WNA)
yang mengunjungi Indonesia disebut wisatawan mancanegara
(inbound) yang dirinci menurut negara asal (Nationality) dan
dokumen yang digunakan. Orang Indonesia (WNI) yang berkunjung
ke negara lain disebut wisatawan nasional (outbound) dirinci
menurut dokumen keimigrasian yang digunakan.

id
o.
DATA
Variabel pengumpulan data .g
Paspor biasa; Smart Card; Paspor Diplomatik; Paspor Dinas; Visa
ps
Diplomatik; Visa Dinas; Visa biasa; Visa Transit; Visa Kunjungan; Visa
Kunjungan Wisata (VKW); Visa Kunjungan Usaha (VKU); Visa
.b

Kunjungan Sosial Budaya (VKSB); Visa Kunjungan Pemerintahan;


w

Visa Singgah; Visa Tinggal Terbatas (VITAS); Courtesy; Bebas visa


w

kunjungan (BVK)
w
://

Frekuensi Kegiatan Bulanan


s
tp

Frekuensi pengumpulan Bulanan


data
ht

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota

Cakupan Responden Seluruh kantor imigrasi (UPT) Dirjen Imigrasi di Indonesia dan
Telkomsel

Unit Observasi Kantor Imigrasi (UPT) Dirjen Imigrasi, baik yang membawahi
Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) maupun tidak, dan MPD
Telkomsel di wilayah Indonesia

Unit Analisis Nasional dan pintu masuk (Tempat Pemeriksaan Imigrasi)

Metode pengumpulan data Kompilasi Produk Administrasi dengan cara data sekunder: Laporan
Imigrasi dan MPD

48
KELUARAN
Publikasi yang dihasilkan

level terendah Tahun data yang


Judul Publikasi
penyajian data disajikan
BRS Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara (rilis Hanya Wilayah
2019
pada hari kerja pertama setiap bulan) Tertentu
Hanya Wilayah
Statistik Kunjungan Wisatawan Mancanegara 1998-2018
Tertentu

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s://
tp
ht

49
Laporan Tahunan Perusahaan Peternakan Ternak Besar
dan Ternak Kecil (LTT)
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Peternakan

Tahun kegiatan 2018

Tujuan dan manfaat Mendapatkan data struktur ongkos, produksi, populasi dan nilai
kegiatan tambah usaha perusahaan peternakan ternak besar-kecil di
Indonesia.

DATA
Variabel pengumpulan data Pemakaian bahan bakar, pakan, dan lainnya; Jumlah pekerja; Status

id
perusahaan; Pendapatan dan penerimaan lain usaha peternakan;
Populasi ternak; Upah pekerja; Mutasi ternak

o.
Frekuensi Kegiatan Tahunan
.g
ps
Frekuensi pengumpulan Tahunan
.b

data
w
w

METODOLOGI
w

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota


s ://

Cakupan Responden Pemilik perusahaan ternak besar-kecil berbadan hukum


tp
ht

Unit Observasi Perusahaan ternak besar-kecil berbadan hukum

Unit Analisis Perusahaan peternakan ternak besar-kecil berbadan hukum menurut


wilayah

Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Wawancara langsung; Mengisi kuesioner sendiri
(swacacah)

Jenis Kuesioner DAFTAR- LTT

KELUARAN
Nama indikator yang Nilai Produksi Perusahaan peternakan ternak besar/kecil; Biaya
dihasilkan Produksi Perusahaan peternakan ternak besar/kecil; Jumlah
Perusahaan peternakan ternak besar/kecil.

Publikasi yang dihasilkan

level terendah Tahun data yang


Judul Publikasi
penyajian data disajikan
Statistik Perusahaan Peternakan Ternak Besar dan
Provinsi 2014-2017
Ternak Kecil 2017

50
Laporan Tahunan Perusahaan Peternakan Ternak Besar
dan Ternak Kecil (LTT)

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Peternakan

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Mendapatkan data struktur ongkos, produksi, populasi dan nilai
kegiatan tambah usaha perusahaan peternakan ternak besar-kecil di
Indonesia.

DATA

id
Variabel pengumpulan data Upah pekerja; Mutasi ternak; Pemakaian bahan bakar, pakan, dan

o.
lainnya; Jumlah pekerja; Status perusahaan; Pendapatan dan

.g
penerimaan lain usaha peternakan; Populasi ternak
ps
Frekuensi Kegiatan Tahunan
.b

Frekuensi pengumpulan Tahunan


w

data
w
w

METODOLOGI
s ://

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota


tp

Cakupan Responden Pemilik perusahaan ternak besar-kecil berbadan hukum


ht

Unit Observasi Perusahaan ternak besar-kecil berbadan hukum

Unit Analisis Perusahaan ternak besar-kecil berbadan hukum menurut wilayah

Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Wawancara langsung; Mengisi kuesioner sendiri
(swacacah)

Jenis Kuesioner DAFTAR-LTT

KELUARAN
Nama indikator yang Biaya Produksi Perusahaan peternakan ternak besar/kecil; Jumlah
dihasilkan Perusahaan peternakan ternak besar/kecil; Nilai Produksi
Perusahaan peternakan ternak besar/kecil.

Publikasi yang dihasilkan

level terendah Tahun data yang


Judul Publikasi
penyajian data disajikan
Statistik Perusahaan Peternakan Ternak Besar
Provinsi 2015-2018
dan Ternak Kecil 2018

51
Laporan Tahunan Perusahaan Peternakan Ternak Sapi
Perah
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Peternakan

Tahun kegiatan 2018

Tujuan dan manfaat Mendapatkan data struktur ongkos, produksi, populasi dan nilai
kegiatan tambah usaha perusahaan sapi perah.

DATA
Variabel pengumpulan data Produksi dan pendapatan lain perusahaan; Jumlah pekerja; Upah
pekerja; Status perusahaan; Produktivitas sapi perah betina;

id
Pemakaian bahan bakar, pakan, dan lainnya; Populasi sapi perah;

o.
Mutasi ternak

Frekuensi Kegiatan Tahunan .g


ps
Frekuensi pengumpulan Tahunan
.b

data
w
w

METODOLOGI
w
://

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota


s
tp

Cakupan Responden Pemilik perusahaan sapi perah berbadan hukum


ht

Unit Observasi Perusahaan peternakan sapi perah berbadan hukum

Unit Analisis Perusahaan peternakan sapi perah yang berbadan hukum menurut
wilayah

Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Wawancara langsung; Mengisi kuesioner sendiri
(swacacah)

Jenis Kuesioner DAFTAR-LTS

KELUARAN
Nama indikator yang Biaya Produksi perusahaan peternakan sapi perah; Nilai Produksi
dihasilkan perusahaan peternakan sapi perah; Produktivitas Sapi perah; Jumlah
perusahaan peternakan sapi perah; Rata-rata Lama Produksi.

Publikasi yang dihasilkan

level terendah penyajian Tahun data yang


Judul Publikasi
data disajikan
Statistik Perusahaan Peternakan Sapi
Provinsi 2014-2017
Perah 2017

52
Laporan Tahunan Perusahaan Peternakan Ternak Sapi
Perah
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Peternakan

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Mendapatkan data struktur ongkos, produksi, populasi dan nilai
kegiatan tambah usaha perusahaan sapi perah.

DATA
Variabel pengumpulan data Upah pekerja; Status perusahaan; Produktivitas sapi perah betina;
Pemakaian bahan bakar, pakan, dan lainnya; Populasi sapi perah;

id
Mutasi ternak; Produksi dan pendapatan lain perusahaan; Jumlah

o.
pekerja

Frekuensi Kegiatan Tahunan .g


ps
.b

Frekuensi pengumpulan Tahunan


data
w
w

METODOLOGI
w
://

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota


s
tp

Cakupan Responden Pemilik perusahaan sapi perah berbadan hukum


ht

Unit Observasi Perusahaan peternakan sapi perah berbadan hukum

Unit Analisis Perusahaan peternakan sapi perah yang berbadan hukum menurut
wilayah

Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Wawancara langsung; Mengisi kuesioner sendiri
(swacacah)

Jenis Kuesioner Daftar-LTS

KELUARAN
Nama indikator yang Jumlah perusahaan peternakan sapi perah; Nilai Produksi
dihasilkan perusahaan peternakan sapi perah; Produktivitas Sapi perah; Biaya
Produksi perusahaan peternakan sapi perah; Rata-rata Lama
Produksi.

53
Publikasi yang dihasilkan

level terendah Tahun data yang


Judul Publikasi
penyajian data disajikan
Statistik Perusahaan Peternakan Sapi Perah 2018 Provinsi 2014-2018

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

54
Laporan Tahunan Perusahaan Peternakan Ternak Unggas
(LTU)
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Peternakan

Tahun kegiatan 2018

Tujuan dan manfaat Mendapatkan data struktur ongkos, produksi, populasi dan nilai
kegiatan tambah usaha perusahaan perunggasan.

DATA
Variabel pengumpulan data Pemakaian bahan bakar, pakan, dan lainnya; Upah pekerja; Penjualan

id
unggas; Populasi ternak; Jumlah pekerja; Produksi utama

o.
perusahaan; Pendapatan dan penerimaan lain; Status perusahaan

Frekuensi Kegiatan Tahunan


.g
ps
Frekuensi pengumpulan Tahunan
.b

data
w
w

METODOLOGI
w
://

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota


s

Cakupan Responden Pemilik perusahaan peternakan unggas berbadan hukum


tp
ht

Unit Observasi Perusahaan peternakan unggas berbadan hukum

Unit Analisis Perusahaan peternakan unggas yang berbadan hukum menurut


wilayah

Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Wawancara langsung; Mengisi kuesioner sendiri
(swacacah)

Jenis Kuesioner Daftar-LTU

KELUARAN
Nama indikator yang Nilai Produksi perusahaan peternakan ternak unggas; Jumlah
dihasilkan perusahaan peternakan ternak unggas; Biaya Produksi perusahaan
peternakan ternak unggas.

Publikasi yang dihasilkan

level terendah penyajian Tahun data yang


Judul Publikasi
data disajikan
Statistik Perusahaan Peternakan Ternak
Provinsi 2014-2017
Unggas 2017

55
Laporan Tahunan Perusahaan Peternakan Ternak Unggas
(LTU)
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Peternakan

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Mendapatkan data struktur ongkos, produksi, populasi dan nilai
kegiatan tambah usaha perusahaan perunggasan.

DATA
Variabel pengumpulan data Populasi ternak; Jumlah pekerja; Pemakaian bahan bakar, pakan, dan
lainnya; Upah pekerja; Penjualan unggas; Produksi utama

id
perusahaan; Pendapatan dan penerimaan lain; Status perusahaan

o.
Frekuensi Kegiatan Tahunan
.g
ps
Frekuensi pengumpulan Tahunan
data
.b
w

METODOLOGI
w
w

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota


://

Cakupan Responden Pemilik perusahaan peternakan unggas berbadan hukum


s
tp

Unit Observasi Perusahaan peternakan unggas berbadan hukum


ht

Unit Analisis Perusahaan peternakan unggas yang berbadan hukum menurut


wilayah

Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Wawancara langsung; Mengisi kuesioner sendiri
(swacacah)

Jenis Kuesioner

KELUARAN
Nama indikator yang Jumlah perusahaan peternakan ternak unggas; Nilai Produksi
dihasilkan perusahaan peternakan ternak unggas; Biaya Produksi perusahaan
peternakan ternak unggas.

Publikasi yang dihasilkan

level terendah penyajian Tahun data yang


Judul Publikasi
data disajikan
Statistik Perusahaan Peternakan Ternak
Provinsi 2015-2018
Unggas 2018

56
Laporan Triwulanan Pelabuhan Perikanan
(PPS/PPN/PPP/PPI) dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI)

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Perikanan

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Mendapatkan keterangan mengenai kondisi Pelabuhan Perikanan


kegiatan (PPS/PPN/PPI) dan Tempat PeleIangan Ikan (TPI),
jumlah perahu/kapal yang mendarat di pelabuhan perikanan, jenis
alat tangkap yang digunakan di pelabuhan perikanan, rata-rata

id
volume hasil tangkapan yang didaratkan di pelabuhan perikanan dan

o.
besarnya produksi dan nilai produksi ikan yang didaratkan dan dijual
melalui TPI.
.g
ps
DATA
.b

Variabel pengumpulan data Perahu; Produksi; Nilai Produksi; Tempat Pelelangan Ikan; Perahu
w

motor tempel; Kapal motor; Pelabuhan Perikanan


w
w

Frekuensi Kegiatan Triwulanan


://

Frekuensi pengumpulan Triwulanan


s
tp

data
ht

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota

Cakupan Responden Pemilik pelabuhan perikanan baik yang mempunyai tempat


pelelangan ikan ataupun tidak mempunyai TPI, yang memenuhi
syarat mempunyai bangunan tempat transaksi lelang/penjualan ikan,
ada koordinator dalam prosedur lelang/penjualan ikan, dan memiliki
izin dari instansi yang berwenang (dinas perikanan/pemerintah
daerah)

Unit Observasi Tempat Pelelangan Ikan yang terletak di pelabuhan perikanan


maupun yang tidak terletak di pelabuhan perikanan dengan kondisi
hasil pencacahan adalah aktif atau sementara tidak aktif

Unit Analisis Pelabuhan Perikanan (PPS/PPN/PPI)

Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Mengisi kuesioner sendiri (swacacah)

Jenis Kuesioner Daftar PP-TPI

57
KELUARAN
Nama indikator yang Nilai Produksi TPI; Volume Produksi TPI; Jumlah pelabuhan menurut
dihasilkan kategori pelabuhan di Indonesia.

Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Statistik Pelabuhan Perikanan
Provinsi 2018
2018

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

58
Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak (RPH dan TPH)

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Peternakan

Tahun kegiatan 2018

Tujuan dan manfaat Mendapatkan data produksi dan jumlah ternak yang dipotong di
kegiatan RPH/TPH.

DATA
Variabel pengumpulan data Jumlah ternak yang dipotong per triwulan; Produksi jeroan; Rata-
rata harga ternak hidup dan harga produksi hasil pemotongan;

id
Kepemilikan ternak; Ternak yang dipotong di luar RPH/TPH; Jumlah

o.
pemotongan sapi betina dan kerbau betina menurut alasan

.g
pemotongan; Produksi karkas; Produksi kulit basah
ps
Frekuensi Kegiatan Tahunan
.b

Frekuensi pengumpulan Triwulanan


w

data
w
w

METODOLOGI
s ://

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota


tp

Cakupan Responden Pemilik rumah potong hewan dan tempat pemotongan hewan dan
ht

pegawai dinas

Unit Observasi RPH/TPH dan dinas yang menangani fungsi peternakan pada
kab/kota yang tidak ada RPH/TPH

Unit Analisis Rumah potong hewan dan tempat pemotongan hewan menurut
wilayah

Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Wawancara langsung; Mengisi kuesioner sendiri
(swacacah)

Jenis Kuesioner Daftar RPH/TPH

KELUARAN
Nama indikator yang Jumlah pemotongan ternak.; Produksi pemotongan ternak; Produksi
dihasilkan Daging.

Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Statistik Pemotongan Ternak 2017 Provinsi 2017

59
Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak (RPH dan TPH)

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Peternakan

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Mendapatkan data produksi dan jumlah ternak yang dipotong di
kegiatan RPH/TPH.

DATA
Variabel pengumpulan data Ternak yang dipotong di luar RPH/TPH; Kepemilikan ternak;
Produksi karkas; Produksi kulit basah; Jumlah pemotongan sapi

id
betina dan kerbau betina menurut alasan pemotongan; Produksi

o.
jeroan; Rata-rata harga ternak hidup dan harga produksi hasil
pemotongan; Jumlah ternak yang dipotong per triwulan
.g
ps
Frekuensi Kegiatan Tahunan
.b

Frekuensi pengumpulan Triwulanan


w

data
w
w

METODOLOGI
://

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota


s
tp

Cakupan Responden Pemilik rumah potong hewan dan tempat pemotongan hewan dan
ht

pegawai dinas

Unit Observasi RPH/TPH dan dinas yang menangani fungsi peternakan pada
kab/kota yang tidak ada RPH/TPH

Unit Analisis Rumah potong hewan dan tempat pemotongan hewan menurut
wilayah

Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Wawancara langsung; Mengisi kuesioner sendiri
(swacacah)

Jenis Kuesioner Daftar RPH-TPH

KELUARAN
Nama indikator yang Produksi Daging; Produksi pemotongan ternak; Jumlah pemotongan
dihasilkan ternak.

Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Statistik Pemotongan Ternak 2017 Provinsi 2018

60
Laporan Triwulanan Tempat Pendaratan Ikan Tradisional
(PIT)
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Perikanan

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Mendapatkan keterangan mengenai besarnya produksi dan nilai
kegiatan produksi ikan yang didaratkan melalui Tempat Pendaratan Ikan
Tradisional (PIT) yang tidak memiliki Tempat Pelelangan Ikan (TPI)

DATA

id
Variabel pengumpulan data Produksi Pendaratan Ikan Tradisional (PIT); Nilai Produksi

o.
Pendaratan Ikan Tradisional (PIT); Pendaratan Ikan Tradisional

.g
(PIT); Perahu motor tempel; Kapal motor; Perahu
ps
Frekuensi Kegiatan Triwulanan
.b

Frekuensi pengumpulan Triwulanan


w

data
w
w

METODOLOGI
s ://

Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota


tp

Cakupan Responden Pengelola Pendaratan Ikan Tradisional (yang dikelola oleh


ht

pemerintah/pemerintah daerah ataupun tidak)

Unit Observasi Pendaratan Ikan Tradisional dengan kondisi hasil pencacahan adalah
aktif atau sementara tidak aktif

Unit Analisis Pendaratan Ikan Tradisional

Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Mengisi kuesioner sendiri (swacacah)

Jenis Kuesioner Daftar-PIT

KELUARAN
Nama indikator yang Volume Produksi ikan di Pendaratan Ikan Tradisional (PIT); Nilai
dihasilkan produksi ikan di Pendaratan Ikan Tradisional (PIT); Jumlah PIT.

Publikasi yang dihasilkan

level terendah penyajian Tahun data yang


Judul Publikasi
data disajikan
Statistik Pendaratan Ikan Tradisional
Provinsi 2018
2018

61
Pengumpulan Data Kehutanan Triwulanan

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Mendapatkan data Statistik yang lengkap dan akurat di subsektor
kegiatan kehutanan.

DATA
Variabel pengumpulan data Ekspor kayu olahan; Ekspor kayu olahan; Keterangan perusahaan
HPH (IUPHHK-HA); Perusahaan HPHT/PERUM PERHUTANI/HTI

id
(IUPHHK_HT); Perusahaan penangkaran satwa dan tumbuhan liar

o.
(STL); Luas lahan kritis; Produksi kayu olahan; Luas kawasan hutan
berdasarkan fungsi
.g
ps
Frekuensi Kegiatan Tahunan
.b

Frekuensi pengumpulan Triwulanan


w

data
w
w

METODOLOGI
://

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota


s
tp

Cakupan Responden Dinas Provinsi di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia


ht

Unit Observasi Dinas Kehutanan Provinsi (DKT-PROV)

Unit Analisis Nasional dan pulau

Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Wawancara langsung; Mengisi kuesioner sendiri
(swacacah)

Jenis Kuesioner DKT.PROV1; DKT.PROV2; DKT.PROV3; DKT.PROV4

KELUARAN
Nama indikator yang Produksi Hasil Hutan Non Kayu; Produksi Kayu Olahan; Produksi
dihasilkan Kayu Bulat.

Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Statistik Produksi Kehutanan 2018 Nasional 2018

62
Penyusunan Laporan Tahunan Perusahaan Budidaya Ikan
(LTB)

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Perikanan

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Mendapatkan data lengkap mengenai perusahaan budidaya budidaya
kegiatan ikan meliputi data produksi, nilai produksi, data pendapatan lain,
data pengeluaran untuk pekerja, sarana produksi, bahan bakar,

id
listrik, air dan gas serta pengeluaran lainnya selama setahun.

o.
DATA
.g
ps
Variabel pengumpulan data Pengeluaran untuk Pekerja; Luas Penguasaan Lahan Budidaya;
.b

Jumlah pekerja; Sarana Budidaya; Produksi perusahaan perikanan


budidaya; Nilai Produksi; Sarana produksi; Pemakaian bahan bakar,
w

pelumas, listrik, dan air


w
w

Frekuensi Kegiatan Tahunan


s://

Frekuensi pengumpulan Tahunan


tp

data
ht

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota

Cakupan Responden Pemilik perusahaan budidaya ikan yang berbadan hukum

Unit Observasi Perusahaan budidaya ikan yang berbadan hukum dengan kondisi
hasil pencacahan adalah aktif atau sementara tidak aktif

Unit Analisis Perusahaan budidaya ikan

Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Mengisi kuesioner sendiri (swacacah)

Jenis Kuesioner Daftar-LTB

63
KELUARAN
Nama indikator yang Jumlah perusahaan budidaya ikan menurut badan hukum;
dihasilkan Penerimaan perusahaan budidaya ikan yang berbadan hukum;
Pengeluaran Perusahaan Budidaya Ikan yang Berbadan Hukum;
Volume Produksi Perusahaan Budidaya Ikan yang Berbadan Hukum;
Nilai Produksi Perusahaan Budidaya Ikan yang Berbadan Hukum.

Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Statistik Perusahaan Perikanan
Provinsi 2018
2018

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
://
s
tp
ht

64
Penyusunan Laporan Tahunan Perusahaan Penangkapan
Ikan (LTP)

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Perikanan

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Mendapatkan data lengkap mengenai perusahaan penangkapan ikan
kegiatan meliputi data produksi, nilai produksi, data pendapatan lain, data

id
pengeluaran untuk pekerja, sarana produksi, bahan bakar, listrik, air

o.
dan gas serta pengeluaran lainnya selama setahun.

.g
ps
DATA
.b

Variabel pengumpulan data Pekerja di Laut; Nilai Produksi; Pengeluaran Bahan bakar, listrik, Air
w

dan gas; Jumlah Perahu, motor tempel, dan Kapal motor; Jumlah
pekerja; Produksi Perikanan Tangkap; Pekerja di Darat
w
w

Frekuensi Kegiatan Tahunan


s://

Frekuensi pengumpulan Tahunan


tp

data
ht

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota

Cakupan Responden Pemilik perusahaan penangkapan ikan yang berbadan hukum

Unit Observasi Perusahaan penangkapan ikan yang berbadan hukum dengan kondisi
hasil pencacahan adalah aktif atau sementara tidak aktif

Unit Analisis Perusahaan penangkapan ikan

Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Mengisi kuesioner sendiri (swacacah)

Jenis Kuesioner Daftar-LTP

65
KELUARAN
Nama indikator yang Jumlah Perusahaan Penangkapan Ikan menurut Badan Hukum; Nilai
dihasilkan Produksi Perusahaan Penangkapan Ikan yang Berbadan Hukum;
Pengeluaran Perusahaan Penangkapan Ikan yang Berbadan Hukum;
Volume Produksi Perusahaan Penangkapan Ikan yang Berbadan
Hukum; Penerimaan perusahaan penangkapan ikan yang berbadan
hukum.

Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Statistik Perusahaan Perikanan
Provinsi 2018
2018

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
://
s
tp
ht

66
Survei Captive Power

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Tahun kegiatan 2018

Tujuan dan manfaat 1. Mendapatkan konsumsi kebutuan energi listrik oleh pelaku
kegiatan kegiatan ekonomi dan pemerintahan instansi/perusahaan
2. Mendapatkan besarnya energi listrik yang dibangkitkan sendiri
oleh pelaku kegiatan ekonomi

id
DATA

o.
Variabel pengumpulan data
.g
Sumber Tenaga Listrik; Penggunaan Listrik; Pembangkit Listrik;
ps
Pemakaian Air Bersih
.b

Frekuensi Kegiatan Tahunan


w

Frekuensi pengumpulan Tahunan


w

data
w
://

METODOLOGI
s
tp

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota


ht

Cakupan Responden Perguruan Tinggi, Penyewaan Gedung Perkantoran dan Perbankan

Unit Observasi Perguruan Tinggi, Penyewaan Gedung Perkantoran dan Perbankan


seluruh Indonesia

Unit Analisis Perguruan Tinggi, Penyewaan Gedung Perkantoran dan Perbankan

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Mengisi kuesioner sendiri (swacacah)

Jenis Kuesioner Captive Power

KELUARAN
Nama indikator yang Rata-Rata Listrik yang Dibangkitkan; Rata-Rata Pengeluaran
dihasilkan Pemakaian Bahan Bakar Untuk Pembangkit Listrik.

Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Statistik Captive Power Provinsi 2018

67
Survei Captive Power

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat 1. Mendapatkan konsumsi kebutuan energi listrik oleh pelaku
kegiatan kegiatan ekonomi dan pemerintahan instansi/perusahaan
2. Mendapatkan besarnya energi listrik yang dibangkitkan sendiri
oleh pelaku kegiatan ekonomi

DATA

id
Variabel pengumpulan data Penggunaan Listrik; Pembangkit Listrik; Pemakaian Air Bersih;

o.
Sumber Tenaga Listrik

Frekuensi Kegiatan Tahunan .g


ps
Frekuensi pengumpulan Tahunan
.b

data
w
w

METODOLOGI
w
://

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota


s

Cakupan Responden Angkutan Perairan, Penyiaran Radio Televisi dan Telekomunikasi,


tp

dan Rumah Sakit/Puskesmas Rawat Inap


ht

Unit Observasi Angkutan Perairan, Penyiaran Radio Televisi dan Telekomunikasi,


dan Rumah Sakit/Puskesmas Rawat Inap

Unit Analisis Perguruan Tinggi, Penyewaan Gedung Perkantoran dan Perbankan

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Mengisi kuesioner sendiri (swacacah)

KELUARAN
Nama indikator yang Rata-Rata Listrik yang Dibangkitkan; Rata-Rata Pengeluaran
dihasilkan Pemakaian Bahan Bakar Untuk Pembangkit Listrik.

Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Statistik Captive Power Provinsi 2019

68
Survei Gas

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Tahun kegiatan 2018

Tujuan dan manfaat Mendapatkan data pokok kegiatan perusahaan distribusi gas yang
kegiatan dapat dipercaya dan tepat waktu untuk keperluan perencanaan
pembangunan

id
DATA

o.
Variabel pengumpulan data Volume dan Nilai Distribusi Gas; Struktur Biaya; Banyaknya Tenaga

.g
Kerja; Balas Jasa Pekerja
ps
Frekuensi Kegiatan Tahunan
.b
w

Frekuensi pengumpulan Tahunan


data
w
w

METODOLOGI
s ://

Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota


tp
ht

Cakupan Responden Perusahaan Gas

Unit Observasi Perusahaan Gas

Unit Analisis Perusahaan Gas

Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Mengisi kuesioner sendiri (swacacah)

Jenis Kuesioner GAS

KELUARAN
Nama indikator yang Volume Penjualan Gas Bumi; Nilai Penjualan Gas Bumi; Nilai Output
dihasilkan Perusahaan Distribusi Gas Bumi; Nilai Tambah (Value Added)
Perusahaan Distribusi Gas Bumi; Biaya Intermediate Input (Biaya
Antara) Perusahaan Distribusi Gas Bumi.

Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Statistik Gas Nasional 2012-2018

69
Survei Gas

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Mendapatkan data pokok kegiatan perusahaan distribusi gas yang
kegiatan dapat dipercaya dan tepat waktu untuk keperluan perencanaan
pembangunan

DATA

id
Variabel pengumpulan data Volume dan Nilai Distribusi Gas; Struktur Biaya; Banyaknya Tenaga

o.
Kerja; Balas Jasa Pekerja

Frekuensi Kegiatan Tahunan .g


ps
.b

Frekuensi pengumpulan Tahunan


data
w
w

METODOLOGI
w
://

Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota


s
tp

Cakupan Responden Perusahaan Gas


ht

Unit Observasi Perusahaan Gas

Unit Analisis Perusahaan Gas

Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Mengisi kuesioner sendiri (swacacah)

KELUARAN
Nama indikator yang Volume Penjualan Gas Bumi; Nilai Penjualan Gas Bumi; Nilai Output
dihasilkan Perusahaan Distribusi Gas Bumi; Nilai Tambah (Value Added)
Perusahaan Distribusi Gas Bumi; Biaya Intermediate Input (Biaya
Antara) Perusahaan Distribusi Gas Bumi.

Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Statistik Gas Nasional 2013-2018

70
Survei Geothermal

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Tahun kegiatan 2018

Tujuan dan manfaat Mendapatkan data tentang geothermal yang dapat dipercaya dan
kegiatan tepat waktu untuk keperluan perencanaan pembangunan

DATA

id
Variabel pengumpulan data Jumlah dan nilai produksi geothermal; Struktur Biaya; Balas Jasa

o.
Pekerja; Banyaknya Tenaga Kerja

.g
ps
Frekuensi Kegiatan Tahunan
.b

Frekuensi pengumpulan Tahunan


w

data
w

METODOLOGI
w
://

Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota


s
tp

Cakupan Responden Perusahaan Pengilangan Minyak dan Gas Bumi


ht

Unit Observasi Perusahaan Pengilangan Minyak dan Gas Bumi

Unit Analisis Perusahaan Geothermal

Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Mengisi kuesioner sendiri (swacacah)

Jenis Kuesioner KILANG

KELUARAN
Publikasi yang dihasilkan

level terendah penyajian Tahun data yang


Judul Publikasi
data disajikan
Statistik Pertambangan Minyak dan
Nasional 2012-2017
Gas

71
Survei Geothermal

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Mendapatkan data tentang geothermal yang dapat dipercaya dan
kegiatan tepat waktu untuk keperluan perencanaan pembangunan

DATA
Variabel pengumpulan data Jumlah dan nilai produksi geothermal; Struktur Biaya; Balas Jasa
Pekerja; Banyaknya Tenaga Kerja

id
o.
Frekuensi Kegiatan Tahunan

Frekuensi pengumpulan Tahunan


.g
ps
data
.b

METODOLOGI
w
w

Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota


w
://

Cakupan Responden Perusahaan Geothermal


s

Unit Observasi Perusahaan Geothermal


tp
ht

Unit Analisis Perusahaan Geothermal

Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Mengisi kuesioner sendiri (swacacah)

KELUARAN
Publikasi yang dihasilkan

level terendah penyajian Tahun data yang


Judul Publikasi
data disajikan
Statistik Pertambangan Minyak dan
Nasional 2013-2018
Gas

72
Survei Harga Kemahalan Konstruksi

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Perdagangan Besar

Tahun kegiatan 2018

Tujuan dan manfaat • Menghitung IKK pada tingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi.
kegiatan • Memperoleh gambaran tingkat kesulitan geografis.
• Menyediakan variabel dalam rangka kebijakan dana
perimbangan 2018.

DATA

id
Variabel pengumpulan data Upah Tenaga Kerja Konstruksi; Sewa Alat Berat; Harga Bahan

o.
Bangunan

Frekuensi Kegiatan Tahunan .g


ps
.b

Frekuensi pengumpulan Triwulanan


data
w
w

METODOLOGI
w
://

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota


s
tp

Cakupan Responden Pedagang besar/distributor, pedagang campuran, produsen, dan


ht

kategori lainnya seperti kontraktor, dinas Pekerjaan Umum atau


instansi terkait lainnya

Unit Observasi Perusahaan/pedagang/instansi

Unit Analisis Kabupaten/Kota dan Provinsi

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung

Jenis Kuesioner VIKK2018

KELUARAN
Nama indikator yang Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK).
dihasilkan

Publikasi yang dihasilkan

level terendah penyajian Tahun data yang


Judul Publikasi
data disajikan
Indeks Kemahalan Konstruksi Provinsi dan
Kabupaten/Kota 2018
Kabupaten/Kota 2018

73
Survei Harga Kemahalan Konstruksi

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Perdagangan Besar

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat • Menghitung IKK pada tingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi.
kegiatan • Memperoleh gambaran tingkat kesulitan geografis.
• Menyediakan variabel dalam rangka kebijakan dana
perimbangan 2020

DATA
Variabel pengumpulan data Upah Tenaga Kerja Konstruksi; Sewa Alat Berat; Harga Bahan

id
Bangunan

o.
.g
Frekuensi Kegiatan Tahunan
ps
Frekuensi pengumpulan Triwulanan
.b

data
w

METODOLOGI
w
w

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota


://
s

Cakupan Responden Pedagang besar/distributor, pedagang campuran, produsen, dan


tp

kategori lainnya seperti kontraktor, dinas Pekerjaan Umum atau


instansi terkait lainnya
ht

Unit Observasi Perusahaan/pedagang/instansi

Unit Analisis Kabupaten/Kota dan Provinsi

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung

Jenis Kuesioner VHKK2019

KELUARAN
Nama indikator yang Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK).
dihasilkan

Publikasi yang dihasilkan

level terendah penyajian Tahun data yang


Judul Publikasi
data disajikan
Indeks Kemahalan Konstruksi Provinsi dan
Kabupaten/Kota 2018
Kabupaten/Kota 2019

74
Survei Harga Konsumen Perdesaan

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Pedesaan

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Tujuan kegiatan ini adalah mendapatkan data harga konsumen
kegiatan perdesaan (sektor pertanian) yang lengkap, akurat, dan tepat waktu
sebagai bahan penyusunan indeks konsumsi rumah tangga (inflasi
perdesaan) dan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (IB) serta
indikator harga lainnya. Hal tersebut guna memenuhi kebutuhan

id
data dan informasi dalam rangka menunjang perencanaan dan

o.
pengamatan dini pada pelaksanaan pembangunan perdesaan

.g
khususnya pertanian. Survei harga-harga ini telah menghasilkan data
ps
berupa indikator harga yang secara bulanan dimuat dalam Berita
Resmi Statistik (BRS), Indikator Ekonomi, dan Laporan Bulanan Data
.b

Sosial Ekonomi (LBDSE). Disamping itu, juga diterbitkan publikasi


w

seri tahunan baik untuk indeks harga maupun data harganya


w

DATA
w
://

Variabel pengumpulan data Harga-harga komoditas konsumen perdesaan pada bulan pencacahan
s
tp

Frekuensi Kegiatan Bulanan


ht

Frekuensi pengumpulan Bulanan


data

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota

Cakupan Responden Pedagang di pasar, penyedia jasa transportasi,


komunikasi, kesehatan dan pendidikan

Unit Observasi Pasar

Unit Analisis Provinsi

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung

Jenis Kuesioner HKD-2.2; HKD-2.1; HKD-1

75
KELUARAN
Nama indikator yang Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura (NTPH); Indeks Yang
dihasilkan Diterima (IT); Indeks Yang Dibayar (IB); Nilai Tukar Petani
Subsektor Perikanan (NTN); Nilai Tukar Petani (NTP); Nilai Tukar
Usaha Pertanian (NTUP); Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman
Perkebunan Rakyat (NTPR); Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman
Pangan (NTPP); Nilai Tukar Petani Subsektor Peternakan (NTPT).

Publikasi yang dihasilkan

level terendah Tahun data yang


Judul Publikasi
penyajian data disajikan
Berita Resmi Statistik (BRS) NTP Provinsi 2019
Publikasi Statistik Harga Konsumen Perdesaan
Provinsi 2019
Kelompok Makanan
Publikasi Statistik Harga Konsumen Perdesaan
Provinsi 2019
Kelompok Non Makanan

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

76
Survei Harga Mesin dan Peralatan

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Perdagangan Besar

Tahun kegiatan 2018

Tujuan dan manfaat 1. Untuk mengamati perkembangan harga mesin dan peralatan
kegiatan 2. Sebagai bahan penyusunan Indeks Harga Mesin dan Peralatan.

DATA

id
Variabel pengumpulan data Jumlah komoditas/barang yang terjual; Harga per satuan

o.
komoditas/barang

.g
ps
Frekuensi Kegiatan Tahunan
.b

Frekuensi pengumpulan Triwulanan


w

data
w

METODOLOGI
w
://

Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota


s
tp

Cakupan Responden Pedagang grosir, distributor, eksportir, importir, pedagang


ht

campuran, pedagang eceran, dan produsen

Unit Observasi Perusahaan/pedagang/instansi

Unit Analisis Komoditi

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung

Jenis Kuesioner VHMP.18

KELUARAN
Nama indikator yang Indeks Harga Mesin dan Peralatan (IHMP).
dihasilkan

Publikasi yang dihasilkan

level terendah penyajian Tahun data yang


Judul Publikasi
data disajikan
Laporan Survei Harga Mesin dan Peralatan
Provinsi 2018
Tahun 2018

77
Survei Harga Mesin dan Peralatan

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Perdagangan Besar

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat 1. Untuk mengamati perkembangan harga mesin dan peralatan
kegiatan 2. Sebagai bahan penyusunan Indeks Harga Mesin dan Peralatan.

DATA
Variabel pengumpulan data Jumlah komoditas/barang yang terjual; Harga per satuan

id
komoditas/barang

o.
.g
Frekuensi Kegiatan Tahunan
ps
Frekuensi pengumpulan Triwulanan
.b

data
w

METODOLOGI
w
w

Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota


s ://

Cakupan Responden Pedagang grosir, distributor, eksportir, importir, pedagang


tp

campuran, pedagang eceran, dan produsen


ht

Unit Observasi Perusahaan/pedagang/instansi

Unit Analisis Komoditi

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung

Jenis Kuesioner VHMP.19

KELUARAN
Nama indikator yang Indeks Harga Mesin dan Peralatan (IHMP).
dihasilkan

Publikasi yang dihasilkan

level terendah penyajian Tahun data yang


Judul Publikasi
data disajikan
Laporan Survei Harga Mesin dan Peralatan
Provinsi 2019
Tahun 2019

78
Survei Harga Perdagangan Besar

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Perdagangan Besar

Tahun kegiatan 2018

Tujuan dan manfaat 1. Menghitung inflasi pada level grosir


kegiatan 2. Menghitung deflator PDB penggunaan
3. Sebagai dasar eskalasi proyek kegiatan konstruksi.

id
DATA

o.
Variabel pengumpulan data
.g
Harga Ekspor; Harga Perdagangan Grosir; Harga Impor
ps
Frekuensi Kegiatan Bulanan
.b
w

Frekuensi pengumpulan Bulanan


w

data
w

METODOLOGI
s ://

Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota


tp
ht

Cakupan Responden Pedagang grosir/distributor, eksportir, importir

Unit Observasi Perusahaan/pedagang

Unit Analisis Komoditi

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung

Jenis Kuesioner HPB

KELUARAN
Nama indikator yang Share/andil; Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB); Inflasi Harga
dihasilkan Perdagangan Besar.

Publikasi yang dihasilkan

level terendah Tahun data yang


Judul Publikasi
penyajian data disajikan
Berita Resmi Statistik Perkembangan Indeks Harga
Nasional 2018
Perdagangan Besar
Indeks Harga Perdagangan Besar Indonesia 2016 Nasional 2018

79
Survei Harga Perdagangan Besar

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Perdagangan Besar

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat 1. Menghitung inflasi pada level grosir


kegiatan 2. Menghitung deflator PDB penggunaan
3. Sebagai dasar eskalasi proyek kegiatan konstruksi.

id
DATA

o.
Variabel pengumpulan data Harga Ekspor; Harga Perdagangan Grosir; Harga Impor

.g
ps
Frekuensi Kegiatan Bulanan
.b

Frekuensi pengumpulan Bulanan


w

data
w

METODOLOGI
w
://

Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota


s
tp

Cakupan Responden Pedagang grosir/distributor, eksportir, importir


ht

Unit Observasi Perusahaan/pedagang

Unit Analisis Komoditi

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung

Jenis Kuesioner V-HPB

KELUARAN
Nama indikator yang Share/andil; Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB); Inflasi Harga
dihasilkan Perdagangan Besar.

Publikasi yang dihasilkan

level terendah Tahun data yang


Judul Publikasi
penyajian data disajikan
Berita Resmi Statistik Perkembangan Indeks Harga
Nasional 2019
Perdagangan Besar
Indeks Harga Perdagangan Besar Indonesia 2019 Nasional 2019

80
Survei Harga Produsen

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Produsen

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Survei Harga Produsen digunakan untuk menyusun indeks harga
kegiatan komoditas sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri
pengolahan di tingkat produsen.

id
DATA

o.
Variabel pengumpulan data Kualitas komoditi; Jumlah Produksi Bulan Sebelumnya; Tingkatan

.g
Proses Produksi; Harga Produsen
ps
Frekuensi Kegiatan Tahunan
.b
w

Frekuensi pengumpulan Bulanan


data
w
w

METODOLOGI
s://

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota


tp
ht

Cakupan Responden Perusahaan yang menghasilkan komoditi sesuai dengan kerangka


sampel survei harga produsen di 34 provinsi di Indonesia

Unit Observasi Perusahaan produsen terpilih

Unit Analisis Paket komoditas dan perusahaan terpiliih.

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung; data dari Kementerian
ESDM

Jenis Kuesioner HP

KELUARAN
Nama indikator yang Indeks Harga Produsen Pertambangan Penggalian; Indeks Harga
dihasilkan Produsen Industri Pengolahan.

Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Indeks Harga Produsen Indonesia Nasional 2018

81
Survei Harga Produsen Beras Penggilingan
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Produsen

Tahun kegiatan 2018

Tujuan dan manfaat Memperoleh informasi/data harga menurut kualitas beras di


kegiatan penggilingan di seluruh wilayah sampel terpilih. Referensi harga
yang diperoleh, digunakan sebagai acuan harga pembelian oleh
pemerintah (Perum Bulog) terhadap beras hasil produksi petani agar
lebih banyak terserap sekaligus menjaga stabilitas harga di pasaran.

DATA
Variabel pengumpulan data Jenis Beras; Volume Yang Dijual Per Jenis Beras; Volume yang

id
Digiling per Jenis Beras; Kadar Air; Asal gabah; Varietas Gabah; Harga

o.
penjualan beras; Stok Akhir Bulan Yang Lalu; Penggilingan;
Persentase Broken
.g
ps
Frekuensi Kegiatan Tahunan
.b

Frekuensi pengumpulan Bulanan


w

data
w
w

METODOLOGI
://

Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota


s
tp

Cakupan Responden Unit penggilingan dengan lokasi tetap yang memiliki kapasitas giling
ht

cukup besar menurut ukuran setempat


(representatif) di seluruh wilayah terpilih (34 provinsi)

Unit Observasi Unit penggilingan terpilih yang melakukan aktivitas giling dan
penjualan beras kepada pihak lain (tidak termasuk penggilingan
keliling)

Unit Analisis Unit Penggilingan

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung

KELUARAN
Nama indikator yang Rata-rata Broken per Jenis Beras; Rata-Rata Harga Beras
dihasilkan Penggilingan.

Publikasi yang dihasilkan

level terendah penyajian Tahun data yang


Judul Publikasi
data disajikan
Statistik Harga Produsen Beras di
Nasional 2017
Penggilingan

82
Survei Harga Produsen Beras Penggilingan

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Produsen

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Memperoleh informasi/data harga menurut kualitas beras di


kegiatan penggilingan di seluruh wilayah sampel terpilih. Referensi harga
yang diperoleh, digunakan sebagai acuan harga pembelian oleh
pemerintah (Perum Bulog) terhadap beras hasil produksi petani agar
lebih banyak terserap sekaligus menjaga stabilitas harga di pasaran.

id
DATA

o.
Variabel pengumpulan data Jenis Beras; Volume Yang Dijual Per Jenis Beras; Volume yang
.g
Digiling per Jenis Beras; Kadar Air; Asal gabah; Varietas Gabah; Harga
ps
penjualan beras; Stok Akhir Bulan Yang Lalu; Penggilingan;
Persentase Broken
.b
w

Frekuensi Kegiatan Tahunan


w
w

Frekuensi pengumpulan Bulanan


data
s://

METODOLOGI
tp
ht

Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota

Cakupan Responden Unit penggilingan menetap yang menghasilkan kapsitas beras yang
digiling paling banyak menurut ukuran setempat dan yang terus
kontinu menggiling serta melakukan penjualan di seluruh wilayah
terpilih (33 Provinsi)

Unit Observasi Unit penggilingan terpilih yang melakukan kegiatan pembelian


gabah, menggiling dan melakukan transaksi penjualan beras

Unit Analisis Unit Penggilingan

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung

Jenis Kuesioner HP-BG

83
KELUARAN
Nama indikator yang Rata-Rata Harga Beras Penggilingan; Rata-rata Broken per Jenis
dihasilkan Beras.

Publikasi yang dihasilkan

level terendah penyajian Tahun data yang


Judul Publikasi
data disajikan
Statistik Harga Produsen Beras di
Nasional 2018
Penggilingan

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

84
Survei Harga Produsen Gabah
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Produsen

Tahun kegiatan 2018

Tujuan dan manfaat Mengamankan harga di tingkat petani berdasarkan HPP sekaligus
kegiatan sebagai sistem peringatan dini (early warning system) bagi institusi
pemerintah terkait guna mengantisipasi anjloknya harga gabah yang
merugikan petani produsen.

DATA

id
Variabel pengumpulan data Komponen Mutu Butir Hampa Gabah; Komponen Mutu Kotoran;

o.
Biaya ke Penggilingan; Harga di Tingkat Penggilingan; Kelompok
Kualitas Gabah Kering Giling (GKG); Kelompok Kualitas Gabah Kering
.g
Panen (GKP); Komponen Mutu Kadar Air (KA); Gabah; Harga di
ps
Tingkat Petani
.b

Frekuensi Kegiatan Tahunan


w
w

Frekuensi pengumpulan Mingguan; Bulanan


w

data
://

METODOLOGI
s
tp

Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota


ht

Cakupan Responden Petani produsen padi terpilih yang sedang melakukan transaksi
penjualan gabah, dilakukan panen sendiri (bukan sistem tebasan)

Unit Observasi Petani padi yang sedang melakukan transaksi penjualan gabah

Unit Analisis Petani Padi

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung

KELUARAN
Nama indikator yang Indeks Kedalaman Harga Gabah di Bawah Harga Pembelian
dihasilkan Pemerintah (HPP).

Publikasi yang dihasilkan

level terendah penyajian Tahun data yang


Judul Publikasi
data disajikan
Evaluasi Statistik Harga Produsen Gabah Nasional 2017
Statistik Harga Produsen Gabah di
Provinsi 2017
Indonesia

85
Survei Harga Produsen Gabah

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Produsen

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Mengevaluasi harga di tingkat petani berdasarkan HPP sekaligus
kegiatan sebagai sistem peringatan dini (early warning system) bagi institusi
pemerintah terkait guna mengantisipasi anjloknya harga gabah yang
merugikan petani produsen.

DATA

id
Variabel pengumpulan data Harga di Tingkat Penggilingan; Kelompok Kualitas Gabah Kering

o.
Giling (GKG); Kelompok Kualitas Gabah Kering Panen (GKP);
Komponen Mutu Kadar Air (KA): Gabah; Harga di Tingkat Petani;
.g
Komponen Mutu Butir Hampa Gabah; Komponen Mutu Kotoran;
ps
Biaya ke Penggilingan
.b

Frekuensi Kegiatan Tahunan


w
w

Frekuensi pengumpulan Mingguan; Bulanan


w

data
://

METODOLOGI
s
tp

Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota


ht

Cakupan Responden Petani produsen padi terpilih yang sedang melakukan transaksi
penjualan gabah, dilakukan panen sendiri (bukan sistem tebasan)

Unit Observasi Petani padi yang sedang melakukan transaksi penjualan gabah

Unit Analisis Petani Padi

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung

Jenis Kuesioner HP-G

86
KELUARAN
Nama indikator yang Rata-rata Harga Gabah; Persentase Jumlah Observasi Harga Gabah di
dihasilkan Bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP); Indeks Kedalaman
Harga Gabah di Bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP); Indeks
Keparahan Harga Gabah di Bawah Harga Pembelian Pemerintah
(HPP).

Publikasi yang dihasilkan

level terendah penyajian Tahun data yang


Judul Publikasi
data disajikan
Evaluasi Statistik Harga Produsen Gabah Nasional 2019
Statistik Harga Produsen Gabah di
Provinsi 2019
Indonesia

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

87
Survei Harga Produsen Jasa

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Produsen

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Mengetahui data harga aktual yang diterima perusahaan produsen
kegiatan dari suatu jasa guna menyusun angka Indeks Harga Produsen (IHP).

DATA
Variabel pengumpulan data Produk; Spesifikasi produk; Harga Produsen

id
o.
Frekuensi Kegiatan Tahunan

Frekuensi pengumpulan Bulanan .g


ps
data
.b

METODOLOGI
w
w

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota


w
://

Cakupan Responden Perusahaan yang menghasilkan komoditi sesuai dengan kerangka


s

sampel jasa di 34 provinsi.


tp

Unit Observasi Perusahaan produsen terpilih


ht

Unit Analisis Paket komoditas dan perusahaan terpilih

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung

Jenis Kuesioner HP-JTKA 2019; HP-JTDL 2019; HP-JR 2019; HP-JK 2019; HP-JTB
2019; HP-JTL 2019; HP-JS 2019; HP-JP 2019; HP-JTU 2019; HP-JA
2019; HP-JH 2019; HP-JLP 2019; HP-JG 2019

KELUARAN
Nama indikator yang Indeks Harga Produsen Jasa Pendidikan; Indeks Harga Produsen Jasa
dihasilkan Kesehatan; Indeks Harga Produsen Jasa Pelayanan Makanan
Minuman; Indeks Harga Produsen Jasa Angkutan Penumpang; Indeks
Harga Produsen Jasa Listrik dan Gas; Indeks Harga Produsen Jasa
Pengelolaan Air; Indeks Harga Produsen Jasa Akomodasi Hotel.

Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Indeks Harga Produsen Indonesia Nasional 2018

88
Survei Harga Produsen Perdesaan

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Pedesaan

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Tujuan kegiatan ini adalah mendapatkan data harga produsen
kegiatan perdesaan (sektor pertanian) yang lengkap, akurat, dan tepat waktu
sebagai bahan penyusunan Indeks Harga Yang Diterima Petani (IT)
dan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) serta indikator harga
lainnya. Hal tersebut guna memenuhi kebutuhan data dan informasi

id
dalam rangka menunjang perencanaan dan pengamatan dini pada

o.
pelaksanaan pembangunan perdesaan khususnya pertanian. Survei

.g
harga-harga ini telah menghasilkan data berupa indikator harga yang
ps
secara bulanan dimuat dalam Berita Resmi Statistik (BRS), Indikator
Ekonomi, dan Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi (LBDSE).
.b

Disamping itu, juga diterbitkan publikasi seri tahunan baik untuk


w

indeks harga maupun data harganya.


w

DATA
w
://

Variabel pengumpulan data Harga Komoditas-Komoditas Produksi; Harga Komoditas-Komoditas


s

Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal


tp
ht

Frekuensi Kegiatan Bulanan

Frekuensi pengumpulan Bulanan


data

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota

Cakupan Responden Rumah tangga tangga tani (tanaman pangan, hortikultura, tanaman
perkebunan rakyat, peternakan, dan perikanan tangkap & budidaya),
pedagang di pasar, penyedia jasa transportasi, dan penyedia jasa
buruh

Unit Observasi Rumah tangga

Unit Analisis Provinsi

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung

Jenis Kuesioner HD-1 ; HD-4; HD-5.1; HD-2; HD-3; HD-5.2

89
KELUARAN
Nama indikator yang It (Indeks Harga yang Diterima Petani) Subsektor Hortikultura; It
dihasilkan (Indeks Harga yang Diterima Petani) Subsektor Tanaman
Perkebunan Rakyat; It (Indeks Harga yang Diterima Petani)
Subsektor Peternakan; It (Indeks Harga yang Diterima Petani)
Subsektor Perikanan/Budidaya; Ib (Indeks Harga yang Dibayar
Petani) Subsektor Hortikultura; Ib (Indeks Harga yang Dibayar
Petani) Subsektor Peternakan; Ib (Indeks Harga yang Dibayar Petani)
Subsektor Tanaman Pangan; Ib (Indeks Harga yang Dibayar Petani)
Subsektor Hortikultura; Ib (Indeks Harga yang Dibayar Petani)
Subsektor Perikanan; Ib (Indeks Harga yang Dibayar Petani)
Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat; It (Indeks Harga yang
Diterima Petani) Subsektor Tanaman Pangan; Nilai Tukar Petani
Subsektor Tanaman Pangan (NTPP); Nilai Tukar Petani (NTP);
Indeks Harga yang Dibayar Petani (lb); Indeks Harga Yang Diterima
Petani (It); Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura (NTPH); Nilai
Tukar Petani Subsektor Perikanan (NTN); Nilai Tukar Petani
Subsektor Peternakan (NTPT); Nilai Tukar Petani Subsektor

id
Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR); Nilai Tukar Usaha Pertanian

o.
(NTUP).

Publikasi yang dihasilkan


.g
ps
level terendah Tahun data yang
.b

Judul Publikasi
penyajian data disajikan
w

Publikasi Statistik Harga Produsen Pertanian


Provinsi 2019
w

(Subsektor Peternakan dan Perikanan)


w

BRS Upah Buruh Nasional 2019


://

Publikasi Statistik Harga Produsen Pertanian


Provinsi 2019
s

(subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura, TPR)


tp

Publikasi Upah Buruh Tani Provinsi 2019


ht

Berita Resmi Statistik (BRS) Provinsi 2019

90
Survei Harga Produsen Perusahaan Pertanian

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Produsen

Tahun kegiatan 2018

Tujuan dan manfaat Mengetahui data harga aktual yang diterima perusahaan produsen
kegiatan pertanian dari suatu komoditi guna menyusun angka Indeks Harga
Produsen (IHP) Pertanian.

id
DATA

o.
Variabel pengumpulan data Kode KBKI; Kualitas komoditi; Jumlah Produksi Bulan Sebelumnya;
Harga Produsen
.g
ps
Frekuensi Kegiatan Tahunan
.b
w

Frekuensi pengumpulan Bulanan


data
w
w

METODOLOGI
s ://

Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota


tp
ht

Cakupan Responden Perusahaan yang menghasilkan komoditi sesuai dengan kerangka


sampel di 33 provinsi

Unit Observasi Perusahaan produsen terpilih

Unit Analisis Paket komoditas dan perusahaan terpilih

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung

Jenis Kuesioner

KELUARAN
Nama indikator yang Indeks Harga Produsen Pertanian.
dihasilkan

level terendah Tahun data yang


Judul Publikasi
penyajian data disajikan
Indeks Harga Produsen Indonesia (datanya masih
Nasional 2017
menggunakan data dari Subdit Statistik Harga Pedesaan)

91
Survei Harga Produsen Perusahaan Pertanian

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Produsen

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Mengetahui data harga aktual yang diterima perusahaan produsen
kegiatan pertanian dari suatu komoditi guna menyusun angka Indeks Harga
Produsen (IHP) Pertanian.

DATA

id
Variabel pengumpulan data Kode KBKI; Kualitas komoditi; Jumlah Produksi Bulan Sebelumnya;

o.
Harga Produsen

Frekuensi Kegiatan Tahunan .g


ps
.b

Frekuensi pengumpulan Bulanan


data
w
w

METODOLOGI
w
://

Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota


s
tp

Cakupan Responden Perusahaan yang menghasilkan komoditi sesuai dengan kerangka


sampel di 33 provinsi
ht

Unit Observasi Perusahaan produsen terpilih

Unit Analisis Paket komoditas dan perusahaan terpilih

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung; data dari Subdit Statistik
Pedesaan

Jenis Kuesioner HPT 2019

KELUARAN
Nama indikator yang Indeks Harga Produsen Pertanian.
dihasilkan

level terendah Tahun data yang


Judul Publikasi
penyajian data disajikan
Indeks Harga Produsen Indonesia (datanya masih
Nasional 2018
menggunakan data dari Subdit Statistik Harga Pedesaan)

92
Survei Harga Properti Perumahan

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Perdagangan Besar

Tahun kegiatan 2018

Tujuan dan manfaat 1. Untuk mengetahui karakteristik perusahaan pengembang di


kegiatan beberapa kota di Indonesia
2. Untuk mengetahui karakteristik perumahan dan apartemen
3. Memantau perkembangan harga properti perumahan dan
apartemen di kota terpilih.

id
o.
DATA
.g
ps
Variabel pengumpulan data Luas Lahan; Luas bangunan; Harga
.b

Frekuensi Kegiatan Tahunan


w

Frekuensi pengumpulan Triwulanan


w

data
w
://

METODOLOGI
s
tp

Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota


ht

Cakupan Responden Developer

Unit Observasi Perumahan/apartemen

Unit Analisis Perumahan/Apartemen

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung

Jenis Kuesioner VHPP.18

KELUARAN
Nama indikator yang Indeks Harga Properti Perumahan (IHPP).
dihasilkan

level terendah penyajian Tahun data yang


Judul Publikasi
data disajikan
Laporan Survei Harga Properti Perumahan
Provinsi 2018
Tahun 2018

93
Survei Harga Properti Perumahan

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Perdagangan Besar

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat 1. Untuk mengetahui karakteristik perusahaan pengembang di


kegiatan beberapa kota di Indonesia
2. Untuk mengetahui karakteristik perumahan dan apartemen
3. Memantau perkembangan harga properti perumahan dan
apartemen di kota terpilih.

id
DATA

o.
Variabel pengumpulan data
.g
Luas Lahan; Luas bangunan; Harga
ps
Frekuensi Kegiatan Tahunan
.b

Frekuensi pengumpulan Triwulanan


w

data
w
w

METODOLOGI
s ://

Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota


tp

Cakupan Responden Developer


ht

Unit Observasi Perumahan/apartemen

Unit Analisis Perumahan/Apartemen

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung

Jenis Kuesioner VHPP.19

KELUARAN
Nama indikator yang Indeks Harga Properti Perumahan (IHPP).
dihasilkan

level terendah penyajian Tahun data yang


Judul Publikasi
data disajikan
Laporan Survei Harga Properti Perumahan
Provinsi 2019
Tahun 2019

94
Survei Hortikultura Potensi

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan

Subdit. Stat. Hortikultura

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat 1. Memperoleh data estimasi produksi bawang merah, bawang
kegiatan putih, cabai hijau, cabai merah besar, cabai merah keriting, dan
cabai rawit.
2. Memperoleh karakteristik budidaya komoditas bawang merah,
bawang putih, cabai hijau, cabai merah besar, cabai merah

id
keriting, dan cabai rawit.

o.
3. Memperoleh data produktivitas komoditas bawang merah.
4. Menyempurnakan
.g sistem yang telah dilaksanakan
ps
(mengintegrasikan sistem CAPI dengan perhitungan standard
error, integrasi dengan peta digital, dan dashboard tabulasi
.b

untuk pemeriksaan).
w
w

DATA
w

Variabel pengumpulan data Luas Tanaman Awal Bulan; Luas Panen Habis/ Dibongkar; Luas
://

Panen Belum Habis; Luas Rusak/Tidak Berhasil (puso); Luas


s

Penanaman Baru (Tambah Tanam); Produksi per pemetikan;


tp

Produksi; Luas Petak yang Siap Panen; Produksi hasil penimbangan;


ht

Produksi dalam bentuk umbi basah dengan daun berdasarkan


wawancara; Produksi dalam bentuk umbi kering dengan daun
berdasarkan wawancara; Produksi dalam bentuk umbi kering tanpa
daun berdasarkan wawancara

Frekuensi Kegiatan Tahunan

Frekuensi pengumpulan Triwulanan


data

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota

Cakupan Responden • Rumah tangga yang membudidayakan tanaman cabai besar,


cabai rawit, bawang merah dan bawang putih.
• Rumah tangga yang melakukan panen bawang merah pada
triwulan III tahun 2019.

Unit Observasi Rumah tangga

Unit Analisis Rumah tangga yang membudidayakan tanaman hortikultura terpilih

95
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung; pengukuran ubinan

Jenis Kuesioner SHOPI2019.L; SHOPI2019.S; SHOPI2019.SUB

KELUARAN
Nama indikator yang Produktivitas Tanaman Sayuran dan Buah-buahan Semusim.
dihasilkan

Publikasi yang dihasilkan

level terendah Tahun data


Judul Publikasi
penyajian data yang disajikan
Laporan Hasil Survei Hortikultura Potensi dengan
Menggunakan Teknologi Pengumpulan Data Berbasis Kabupaten/Kota 2019
Computer Assisted Personal Interviewing Tahun 2019

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

96
Survei Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Inovasi (IPTEK
dan Inovasi) 2017

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata

Subdit. Stat. Komunikasi dan Teknologi Informasi

Tahun kegiatan 2018

Tujuan dan manfaat Secara garis besar, tujuan dari Survei Iptek dan Inovasi 2018 adalah
kegiatan mendapatkan informasi mengenai jumlah usaha di sektor bisnis yang
melakukan kegiatan litbang, tenaga kerja di bidang litbang, jumlah
pengeluaran litbang, indikator FTE (full time equivalent), dan
indikator GERD (Gross Expenditure on Research and Development).

id
o.
DATA
.g
ps
Variabel pengumpulan data Pegawai yang melakukan kegiatan litbang; Rata-rata lama waktu
yang digunakan oleh pegawai litbang; Biaya yang dikeluarkan untuk
.b

kegiatan litbang; Kegiatan utama perusahaan; Kegiatan Penelitian


w

dan Pengembangan
w

Frekuensi Kegiatan Tahunan


w
://

Frekuensi pengumpulan Tahunan


s

data
tp
ht

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota

Cakupan Responden Usaha Perusahaan

Unit Observasi Usaha/Perusahaan yang melakukan Litbang

Unit Analisis Nasional dan Provinsi

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung

KELUARAN
Nama indikator yang Full Time Equivalent (FTE); Gross Domestic Expenditure on R&D
dihasilkan (GERD).

Publikasi yang dihasilkan

level terendah Tahun data yang


Judul Publikasi
penyajian data disajikan
Laporan Survei Iptek dan Inovasi 2018 Provinsi 2017

97
Survei Industri Besar dan Sedang Bulanan

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Industri Besar dan Sedang

Tahun kegiatan 2018

Tujuan dan manfaat 1. Memperoleh indeks produksi industri skala besar dan sedang
kegiatan bulanan dan triwulanan
2. Memperoleh indikator dini untuk melihat pertumbuhan sektor
industi manufaktur
3. Sebagai dasar acuan penghitungan Produk Domestik Bruto
(PDB), khususnya di industri manufaktur

id
o.
DATA
.g
ps
Variabel pengumpulan data Banyaknya (Volume) Produksi; Nilai Produksi Industri; Pekerja;
Persentase realisasi produksi dalam triwulan laporan terhadap
.b

kapasitas penuh (full capacity)


w

Frekuensi Kegiatan Bulanan


w
w

Frekuensi pengumpulan Bulanan


://

data
s
tp

METODOLOGI
ht

Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota

Cakupan Responden Perusahaan industri manufaktur di Indonesia yang mempunyai


tenaga kerja 20 orang atau lebih

Unit Observasi Establishment atau perusahaan industri skala besar dan sedang

Unit Analisis KBLI 2015 atau ISIC revisi 4 sampai level 2 digit

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung; Mengisi kuesioner sendiri
(swacacah)

98
KELUARAN
Nama indikator yang Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur; Angka Indeks Produksi
dihasilkan Industri Manufaktur.

Publikasi yang dihasilkan

level terendah Tahun data yang


Judul Publikasi
penyajian data disajikan
BRS Pertumbuhan Produksi Industri Besar dan
Provinsi 2018
Sedang Triwulan I 2018
BRS Pertumbuhan Produksi Industri Besar dan
Provinsi 2018
Sedang Triwulan II 2018
BRS Pertumbuhan Produksi Industri Besar dan
Provinsi 2018
Sedang Triwulan III 2018
BRS Pertumbuhan Produksi Industri Besar dan
Provinsi 2018
Sedang Triwulan IV 2018

id
Perkembangan Indeks Produksi Industri
Provinsi 2016-2018
Manufaktur

o.
.g
ps
.b
w
w
w
s://
tp
ht

99
Survei Industri Besar dan Sedang Bulanan

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Industri Besar dan Sedang

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat 1. Memperoleh indeks produksi industri skala besar dan sedang
kegiatan bulanan dan triwulanan
2. Memperoleh indikator dini untuk melihat pertumbuhan sektor
industi manufaktur
3. Sebagai dasar acuan penghitungan Produk Domestik Bruto
(PDB), khususnya di industri manufaktur

id
o.
DATA
.g
ps
Variabel pengumpulan data Banyaknya (Volume) Produksi; Nilai Produksi Industri; Pekerja;
Persentase realisasi produksi dalam triwulan laporan terhadap
.b

kapasitas penuh (full capacity)


w

Frekuensi Kegiatan Bulanan


w
w

Frekuensi pengumpulan Bulanan


://

data
s
tp

METODOLOGI
ht

Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota

Cakupan Responden Perusahaan industri manufaktur di Indonesia yang mempunyai


tenaga kerja 20 orang atau lebih

Unit Observasi Establishment atau perusahaan industri skala besar dan sedang

Unit Analisis KBLI 2015 atau ISIC revisi 4 sampai level 2 digit

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung; Mengisi kuesioner sendiri
(swacacah)

100
KELUARAN
Nama indikator yang Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur; Angka Indeks Produksi
dihasilkan Industri Manufaktur.

Publikasi yang dihasilkan

level terendah Tahun data yang


Judul Publikasi
penyajian data disajikan
BRS Pertumbuhan Produksi Industri Besar dan
Provinsi 2019
Sedang Triwulan I 2019
BRS Pertumbuhan Produksi Industri Besar dan
Provinsi 2019
Sedang Triwulan II 2019
BRS Pertumbuhan Produksi Industri Besar dan
Provinsi 2019
Sedang Triwulan III 2019
BRS Pertumbuhan Produksi Industri Besar dan
Provinsi 2019
Sedang Triwulan IV 2019

id
Perkembangan Indeks Produksi Industri
Provinsi 2017-2019
Manufaktur

o.
.g
ps
.b
w
w
w
s://
tp
ht

101
Survei Industri Besar dan Sedang Tahunan

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Industri Besar dan Sedang

Tahun kegiatan 2018

Tujuan dan manfaat Menyediakan data dan informasi Statistik industri besar dan sedang
kegiatan yang lengkap, akurat, relevan dan tepat waktu untuk bahan evaluasi
dan perencanaan pembangunan khususnya di sektor industri
manufaktur.

DATA

id
Variabel pengumpulan data Pengeluaran untuk tenaga kerja; Banyaknya pekerja/karyawan;

o.
Pengeluaran bahan bakar; Pengeluaran nilai tenaga listrik;
Pengeluaran perusahaan untuk pembelian bahan baku dan bahan
.g
penolong; Tenaga listrik yang dijual; Produksi (barang yang
ps
dihasilkan); Pendapatan dari jasa industri (makloon); selisih nilai
stok barang; Pengeluaran sewa tanah; Pengeluaran pajak;
.b

Pengeluaran bunga atas pinjaman; Pengeluaran hadiah, sumbangan,


w

derma dan sejenisnya; Pengeluaran deviden/laba yang dibagikan)


w
w

Frekuensi Kegiatan Tahunan


://

Frekuensi pengumpulan Tahunan


s
tp

data
ht

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Cakupan Responden Semua perusahaan industri manufaktur di Indonesia yang


mempunyai tenaga kerja 20 orang atau lebih.

Unit Observasi Establishment (Perusahaan industri) skala besar dan sedang.

Unit Analisis Perusahaan dan komoditi menurut KBLI 2 digit atau 3 digit dan atau
5 digit

Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Mengisi kuesioner sendiri (swacacah)

Jenis Kuesioner II-A; I-B; II-B; I-U

102
KELUARAN
Nama indikator yang Biaya Tenaga Kerja; Banyaknya tenaga kerja; Biaya Input atau Biaya
dihasilkan Antara; Nilai Tambah (Value Added); Nilai Output; banyaknya
perusahaan.

Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Direktori Industri Manufaktur Nasional 2018

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

103
Survei Industri Besar dan Sedang Tahunan

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Industri Besar dan Sedang

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Menyediakan data dan informasi Statistik industri besar dan sedang
kegiatan yang lengkap, akurat, relevan dan tepat waktu untuk bahan evaluasi
dan perencanaan pembangunan khususnya di sektor industri
manufaktur.

DATA

id
o.
Variabel pengumpulan data Banyaknya pekerja/karyawan; Pengeluaran bahan bakar;

.g
Pengeluaran nilai tenaga listrik; Pengeluaran perusahaan untuk
ps
pembelian bahan baku dan bahan penolong; Tenaga listrik yang
dijual; Produksi (barang yang dihasilkan); Pendapatan dari jasa
.b

industri (makloon); selisih nilai stok barang; Pengeluaran sewa


w

tanah; Pengeluaran pajak; Pengeluaran bunga atas pinjaman;


Pengeluaran hadiah, sumbangan, derma dan sejenisnya; Pengeluaran
w

deviden/laba yang dibagikan); Pengeluaran untuk tenaga kerja


w
://

Frekuensi Kegiatan Tahunan


s
tp

Frekuensi pengumpulan Tahunan


ht

data

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Cakupan Responden Semua perusahaan industri manufaktur di Indonesia yang


mempunyai tenaga kerja 20 orang atau lebih.

Unit Observasi Establishment

Unit Analisis Perusahaan dan komoditi menurut KBLI 2 digit atau 3 digit dan atau
5 digit

Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Mengisi kuesioner sendiri (swacacah)

Jenis Kuesioner I-B; II-B; I-U; II-A

104
KELUARAN
Nama indikator yang Biaya Tenaga Kerja; Banyaknya tenaga kerja; Nilai Tambah ( Value
dihasilkan Added); Nilai Output; banyaknya perusahaan; Biaya Input atau Biaya
Antara.

Publikasi yang dihasilkan

level terendah penyajian Tahun data yang


Judul Publikasi
data disajikan
Statistik Industri Manufaktur - Produksi Nasional 2017
Direktori Industri Manufaktur Nasional 2019
Indikator Industri Manufaktur Nasional 2017
Statistik Industri Manufaktur Nasional 2017
Statistik Industri Manufaktur - Bahan
Nasional 2017
Baku

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

105
Survei Industri Mikro dan Kecil Triwulanan

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Industri Kecil dan Rumah Tangga

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Mengetahui pertumbuhan (perkembangan) produksi sektor industri


kegiatan mikro dan kecil tiap triwulan sebagai bahan perencanaan kegiatan
ekonomi secara makro. Data akan disajikan menurut Klasifikasi Baku
Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2-digit pada level nasional dan
provinsi.

id
DATA

o.
Variabel pengumpulan data
.g
Nilai produksi/Jasa industri; Banyaknya hari kerja per bulan;
ps
Banyaknya pekerja; Kegiatan utama usaha/perusahaan; Rata-rata
jam kerja per hari; Banyaknya Produksi (Output); Balas Jasa Pekerja;
.b

biaya/pengeluaran
w

Frekuensi Kegiatan Triwulanan


w
w

Frekuensi pengumpulan Triwulanan


://

data
s
tp

METODOLOGI
ht

Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota

Cakupan Responden Pengusaha IMK

Unit Observasi Usaha/perusahaan IMK

Unit Analisis Usaha/perusahaan IMK

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung

Jenis Kuesioner VIMK19-DS1; VIMK19-L1; VIMK19-DSBS Trw; VIMK19-LPCS1;


VIMK19-S1; VIMK19-DS1C

106
KELUARAN
Nama indikator yang Pertumbuhan Produksi IMK Quarter to Quarter; Indeks Produksi
dihasilkan Industri Mikro Kecil; Pertumbuhan Produksi IMK Year on Year.

Publikasi yang dihasilkan

level terendah Tahun data yang


Judul Publikasi
penyajian data disajikan
Berita Resmi Statistik IMK Triwulan III Tahun 2019 Provinsi 2019
Berita Resmi Statistik IMK Triwulan I Tahun 2019 Provinsi 2019
Berita Resmi Statistik IMK Triwulan IV Tahun 2019 Provinsi 2019
Berita Resmi Statistik IMK Triwulan II Tahun 2019 Provinsi 2019
Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan Industri
Provinsi 2017-2019
Mikro dan Kecil 2017-2019

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

107
Survei Komoditas Strategis Perkebunan (Komstrat Kakao)
untuk Implementasi Pengumpulan Data Komoditas
Pertanian Strategis melalui Rumah Tangga

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan

Subdit. Stat. Tanaman Perkebunan

Tahun kegiatan 2018

Tujuan dan manfaat 1. Memperoleh data keterangan umum rumah tangga budidaya
kegiatan kakao di level Kabupaten

id
2. Memperoleh estimasi data jumlah pohon, produksi dan

o.
distribusi produksi rumah tangga budidaya kakao di level
Kabupaten
3. .g
Memperoleh estimasi biaya produksi rumah tangga budidaya
ps
kakao di level Kabupaten.
.b

DATA
w
w

Variabel pengumpulan data Estimasi Jumlah Pohon; Estimasi Produksi; Distribusi Produksi
w

Rumah Tangga Budidaya Kakao; Estimasi Biaya Produksi


s ://

Frekuensi Kegiatan Tahunan


tp

Frekuensi pengumpulan Triwulanan


ht

data

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota

Cakupan Responden Rumah tangga yang membudidayakan tanaman kakao

Unit Observasi Rumah tangga yang membudidayakan tanaman kakao

Unit Analisis Rumah tangga yang membudidayakan tanaman kakao

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung

Jenis Kuesioner VKAKAO2018.DSBS; VKAKAO2018.S3; VKAKAO2018.S1;


VKAKAO2018.S2; VKAKAO2018.P; VKAKAO2018.DSRT

108
KELUARAN
Nama indikator yang Produktivitas.
dihasilkan

Publikasi yang dihasilkan

Tahun data
level terendah
Judul Publikasi yang
penyajian data
disajikan
Laporan Kegiatan Survei Komoditas Strategis Perkebunan
(Komstrat Kakao) untuk Implementasi Pengumpulan Data Kabupaten/Kota 2018
Komoditas Pertanian Strategis melalui rumah tangga

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s://
tp
ht

109
Survei Komoditas Strategis Perkebunan (Komstrat Kakao)
untuk Implementasi Pengumpulan Data Komoditas
Pertanian Strategis melalui Rumah Tangga

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan

Subdit. Stat. Tanaman Perkebunan

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat 1. Memperoleh keterangan umum rumah tangga budidaya tanaman
kegiatan kakao.
2. Memperoleh estimasi data budidaya tanaman kakao di rumah

id
tangga.

o.
DATA
.g
ps
Variabel pengumpulan data Estimasi Jumlah Pohon; Estimasi Produksi; Distribusi Produksi
Rumah Tangga Budidaya Kakao; Estimasi Biaya Produksi
.b
w

Frekuensi Kegiatan Tahunan


w

Frekuensi pengumpulan Triwulanan


w

data
s ://

METODOLOGI
tp
ht

Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota

Cakupan Responden Rumah tangga yang membudidayakan tanaman kakao

Unit Observasi Rumah tangga yang membudidayakan tanaman kakao

Unit Analisis Rumah tangga yang membudidayakan tanaman kakao

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung

Jenis Kuesioner VKAKAO019.DSBS; VKAKAO2019.P; VKAKAO2019.S3;


VKAKAO2019.S1; VKAKAO2019.S2; VKAKAO2019.DSRT

110
KELUARAN
Nama indikator yang Produktivitas.
dihasilkan

Publikasi yang dihasilkan

Tahun data
level terendah
Judul Publikasi yang
penyajian data
disajikan
Laporan Kegiatan Survei Komoditas Strategis Perkebunan
(Komstrat Kakao) untuk Implementasi Pengumpulan Data Kabupaten/Kota 2019
Komoditas Pertanian Strategis melalui rumah tangga

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s://
tp
ht

111
Survei Komoditas Strategis Perkebunan (Komstrat Tebu)
untuk Implementasi Pengumpulan Data Komoditas
Pertanian Strategis melalui Rumah Tangga

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan

Subdit. Stat. Tanaman Perkebunan

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat 1. Memperoleh estimasi data luas dan produksi rumah tangga
kegiatan usaha tebu, serta pola distribusi hasil produksi tebu.
2. Mengaplikasikan sistem pendataan secara online dengan

id
manajemen survey yang terintegrasi mulai dari pengumpulan
data, validasi, monitoring (tabulasi), dan penarikan sampel

o.
rumah tangga, weighting, hingga tabulasi online.
.g
ps
DATA
.b

Variabel pengumpulan data Estimasi Luas Panen; Estimasi Produksi Tebu; Pola distribusi hasil
w

produksi tebu
w
w

Frekuensi Kegiatan Tahunan


://

Frekuensi pengumpulan Tahunan


s

data
tp
ht

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota

Cakupan Responden Rumah tangga yang mengusahakan tanaman tebu

Unit Observasi Rumah tangga yang mengusahakan tanaman tebu

Unit Analisis Rumah tangga yang mengusahakan tanaman tebu

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung

Jenis Kuesioner E-form VTEBU2019.P; E-form VTEBU2019.DSRT; VTEBU2019.DSBS;


E-form VTEBU2019.S

112
KELUARAN
Nama indikator yang Produktivitas Tanaman Tebu.
dihasilkan

Publikasi yang dihasilkan

Tahun data
level terendah
Judul Publikasi yang
penyajian data
disajikan
Laporan Kegiatan Survei Komoditas Strategis Perkebunan
untuk Implementasi Pengumpulan Data Komoditas Pertanian - 2019
Strategis melalui Rumah Tangga Tahun 2019 (VTEBU2019)

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s://
tp
ht

113
Survei Pengilangan Migas

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Tahun kegiatan 2018

Tujuan dan manfaat Mendapatkan data tentang pengilangan minyak dan gas bumi yang
kegiatan dapat dipercaya dan tepat waktu untuk keperluan perencanaan
pembangunan

DATA

id
Variabel pengumpulan data Jumlah dan Nilai produksi; Struktur Biaya; Balas Jasa Pekerja;

o.
Banyaknya Tenaga Kerja

Frekuensi Kegiatan Tahunan .g


ps
.b

Frekuensi pengumpulan Tahunan


data
w
w

METODOLOGI
w
://

Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota


s
tp

Cakupan Responden Perusahaan Pengilangan Minyak dan Gas Bumi


ht

Unit Observasi Perusahaan Pengilangan Minyak dan Gas Bumi

Unit Analisis Perusahaan Pengilangan Minyak dan Gas Bumi

Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Mengisi kuesioner sendiri (swacacah)

Jenis Kuesioner Kilang

KELUARAN
Nama indikator yang Nilai Tambah (Value Added) Perusahaan Pengilangan Migas; Nilai
dihasilkan Output Perusahaan Pengilangan Migas; Biaya Intermediate Input
(Biaya Antara) Perusahaan Pengilangan Migas.

Publikasi yang dihasilkan

level terendah penyajian Tahun data yang


Judul Publikasi
data disajikan
Statistik Pertambangan Minyak dan Gas
Nasional 2012-2017
Bumi

114
Survei Pengilangan Migas

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Mendapatkan data tentang pengilangan minyak dan gas bumi yang
kegiatan dapat dipercaya dan tepat waktu untuk keperluan perencanaan
pembangunan

id
DATA

o.
Variabel pengumpulan data Jumlah dan Nilai produksi; Struktur Biaya; Balas Jasa Pekerja;
Banyaknya Tenaga Kerja
.g
ps
Frekuensi Kegiatan Tahunan
.b
w

Frekuensi pengumpulan Tahunan


data
w
w

METODOLOGI
s ://

Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota


tp
ht

Cakupan Responden Perusahaan Pengilangan Minyak dan Gas Bumi

Unit Observasi Perusahaan Pengilangan Minyak dan Gas Bumi

Unit Analisis Perusahaan Pengilangan Minyak dan Gas Bumi

Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Mengisi kuesioner sendiri (swacacah)

Jenis Kuesioner KILANG2018

KELUARAN
Nama indikator yang Nilai Tambah (Value Added) Perusahaan Pengilangan Migas; Nilai
dihasilkan Output Perusahaan Pengilangan Migas; Biaya Intermediate Input
(Biaya Antara) Perusahaan Pengilangan Migas.

Publikasi yang dihasilkan

level terendah penyajian Tahun data yang


Judul Publikasi
data disajikan
Statistik Pertambangan Minyak dan Gas
Nasional 2013-2018
Bumi

115
Survei Pertambangan Bahan Galian Usaha Rumah Tangga

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Tahun kegiatan 2018

Tujuan dan manfaat Mendapatkan data tentang kegiatan usaha penggalian di Indonesia
kegiatan sebagai sumber data untuk perencanaan pembangunan

DATA
Variabel pengumpulan data Jumlah dan nilai produksi bahan galian; Struktur Biaya; Banyaknya

id
Tenaga Kerja; Balas Jasa Pekerja

o.
.g
Frekuensi Kegiatan Tahunan
ps
Frekuensi pengumpulan Tahunan
.b

data
w

METODOLOGI
w
w

Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota


s ://

Cakupan Responden Usaha Penggalian Rumah Tangga


tp

Unit Observasi Usaha Penggalian Rumah Tangga


ht

Unit Analisis Usaha Penggalian Rumah Tangga

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung

Jenis Kuesioner GALIAN URT

KELUARAN
Nama indikator yang Nilai Produksi Pertambangan Bahan Galian Usaha Rumah Tangga
dihasilkan (URT); Volume Produksi Pertambangan Bahan Galian Usaha Rumah
Tangga (URT).

Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Statistik Bahan Galian Provinsi 2012-2018

116
Survei Pertambangan Bahan Galian Usaha Rumah Tangga

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Mendapatkan data tentang kegiatan usaha penggalian di Indonesia
kegiatan sebagai sumber data untuk perencanaan pembangunan

DATA

id
Variabel pengumpulan data Jumlah dan nilai produksi bahan galian; Struktur Biaya; Banyaknya

o.
Tenaga Kerja; Balas Jasa Pekerja

.g
ps
Frekuensi Kegiatan Tahunan
.b

Frekuensi pengumpulan Tahunan


w

data
w

METODOLOGI
w
://

Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota


s
tp

Cakupan Responden Usaha Penggalian Rumah Tangga


ht

Unit Observasi Usaha Penggalian Rumah Tangga

Unit Analisis Usaha Penggalian Rumah Tangga

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung

Jenis Kuesioner

KELUARAN
Nama indikator yang Nilai Produksi Pertambangan Bahan Galian Usaha Rumah Tangga
dihasilkan (URT); Volume Produksi Pertambangan Bahan Galian Usaha Rumah
Tangga (URT).

Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Statistik Bahan Galian Provinsi 2017-2018

117
Survei Pertanian Antar Sensus

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Tahun kegiatan 2018

Tujuan dan manfaat 1. Memperkirakan populasi rumah tangga usaha pertanian


kegiatan menurut subsektor per kabupaten/kota.
2. Memperkirakan populasi komoditas
3. Memperkirakan produktivitas komoditas dan parameter
populasi ternak.

id
DATA

o.
Variabel pengumpulan data Jumlah rumah tangga usaha pertanian; Subsektor yang diusahakan

.g
dan subsektor utama yang diusahakan oleh rumah tangga; Jumlah
ps
anggota rumah tangga; Umur; Jumlah Petani; Penguasaan dan
Penggunaan Lahan; Jumlah Rumah Tangga Usaha Jasa Penunjang
.b

Pertanian; Sumber penghasilan utama rumah tangga


w
w

Frekuensi Kegiatan Sepuluh Tahunan


w

Frekuensi pengumpulan Sepuluh tahunan


://

data
s
tp

METODOLOGI
ht

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Cakupan Responden Rumah tangga usaha pertanian

Unit Observasi Rumah tangga usaha pertanian

Unit Analisis Rumah tangga usaha pertanian

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung

Jenis Kuesioner Daftar SUTAS2018-L1; Daftar SUTAS2018-L2

KELUARAN
Nama indikator yang Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi dan
dihasilkan Kelompok Umur Kepala Rumah Tangga; Jumlah Rumah Tangga Usaha
Pertanian Menurut Provinsi dan Subsektor yang Diusahakan; Jumlah
Rumah Tangga Usaha Pertanian dan Anggota Rumah Tangga
Menurut Provinsi dan Jenis Kelamin Anggota Rumah Tangga; Jumlah
Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi dan Kelompok
Jumlah Anggota Rumah Tangga; Jumlah Petani Menurut Provinsi dan

118
Jenis Kelamin; Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut
Provinsi dan Kelompok Umur Petani Utama; Jumlah Petani Menurut
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Penggunaan Internet selama setahun
yang lalu; Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi
dan Jumlah Subsektor yang Diusahakan; Jumlah Rumah Tangga
Usaha Pertanian Menurut Provinsi dan Jenis Usaha Utama yang
Diusahakan; Jumlah Rumah Tangga Usaha Jasa Pertanian Menurut
Provinsi dan Subsektor; Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian
Dengan Sumber Penghasilan Utama Dari Sektor Pertanian Menurut
Provinsi dan Jenis Usaha Pertanian Utama yang Diusahakan; Jumlah
Rumah Tangga Usaha Pertanian Dengan Sumber Penghasilan Utama
Bukan Dari Sektor Pertanian Menurut Provinsi dan Jenis Usaha
Utama di Sektor Pertanian; Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian
Pengguna Lahan dan Rumah Tangga Petani Gurem Menurut Provinsi;
Rata-Rata Luas Lahan yang Dikuasai Rumah Tangga Usaha Pertanian
Menurut Provinsi dan Jenis Lahan; Jumlah Rumah Tangga Usaha
Pertanian Menurut Provinsi dan Golongan Luas Lahan Bukan
Pertanian yang Dikuasai; Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian

id
Menurut Provinsi dan Golongan Luas Lahan Bukan Sawah yang

o.
Dikuasai; Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi
dan Golongan Luas Lahan Bukan Sawah yang Dikuasai; Jumlah
.g
Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi dan Golongan Luas
ps
Lahan Pertanian yang Dikuasai; Jumlah Rumah Tangga Usaha
Pertanian Menurut Provinsi dan Golongan Luas Lahan yang Dikuasai.
.b
w

Publikasi yang dihasilkan


w
w

level terendah penyajian Tahun data yang


Judul Publikasi
://

data disajikan
Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS)
s

Provinsi 2018
tp

2018 seri-A1
ht

119
Survei Pertanian Hortikultura

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan

Subdit. Stat. Hortikultura

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat 1. Mendapatkan data luas panen, produksi, tanaman rusak,
kegiatan tanaman baru, harga dan produktivitas dari tanaman sayuran,
buah-buahan, tanaman hias dan tanaman obat-obatan
2. Mendapatkan data jumlah produsen benih, luas penangkaran,
produksi benih, jumlah pedagang benih, jumlah benih yang
diperdagangkan, serta jumlah penggunaan benih.

id
DATA

o.
Variabel pengumpulan data Produksi Dipanen Habis/ Dibongkar; Luas Tanaman Akhir Triwulan
.g
yang Lalu; Luas Panen Habis/ Dibongkar; Luas Panen Belum Habis;
ps
Luas Rusak/Tidak Berhasil (puso); Luas Tanaman Akhir Bulan
Laporan; Produksi Dipanen Habis/Dibongkar; Produksi Belum Habis;
.b

Luas Panen Belum Habis; Luas Rusak/Tidak Berhasil (puso); Luas


w

Penanaman Baru (Tambah Tanam); Produksi Dipanen Habis/


w

Dibongkar; Produksi Belum Habis; Luas Tanaman Akhir Triwulan


w

Laporan; Luas Panen Habis/ Dibongkar; Luas Panen Belum Habis;


://

Luas Penanaman Baru; Luas Tanaman Akhir Bulan yang lalu; Luas
s

Rusak/Tidak Berhasil/Puso; Jumlah Tanaman Akhir Triwulan yang


tp

Lalu; Tanaman Produktif yang Menghasilkan; Tanaman Produktif


yang Sedang Tidak Menghasilkan; Tanaman Tua/Rusak; Produksi;
ht

Jumlah Tanaman Akhir Triwulan Laporan; Luas Tanaman Akhir


Triwulan yang Lalu; Tanaman Baru/ Penanaman Baru; Tanaman
Belum Menghasilkan; Luas Panen Habis/ Dibongkar; Luas
Penanaman Baru (Tambah Tanam); Produksi Belum Habis; Luas
Tanaman Akhir Triwulan Laporan

Frekuensi Kegiatan Tahunan

Frekuensi pengumpulan Bulanan; Triwulanan; Tahunan


data

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Cakupan Responden Dalam kegiatan ini, tidak ada responden karena prosedur penentuan
luasan dan produksi dilakukan melalui eye estimate dan dilengkapi
dengan hasil wawancara terhadap sumber informasi, misal petani,
kelompok tani, perangkat desa, dan pedagang pengumpul

Unit Observasi Kecamatan

120
Unit Analisis Nasional dan Provinsi

Metode pengumpulan data Sensus dengan cara eye estimate

Jenis Kuesioner SPH-SBS; SPH-BST; SPH-TBF; SPH-TH

KELUARAN
Nama indikator yang Produktivitas Tanaman Biofarmaka; Produktivitas Tanaman Sayuran
dihasilkan dan Buah-buahan Semusim; Pertumbuhan Produksi Jenis Tanaman
Buah-buahan dan Sayuran Tahunan (BST); Produktivitas Tanaman
Hias.

Publikasi yang dihasilkan

level terendah Tahun data yang


Judul Publikasi
penyajian data disajikan
Statistik Tanaman Sayuran dan Buah-buahan
Provinsi 2018-2019

id
Semusim Indonesia 2019

o.
Statistik Tanaman Buah-buahan dan Sayuran
Provinsi 2018-2019
Tahunan Indonesia 2019
Statistik Tanaman Hias Indonesia 2019 .g
Provinsi 2018-2019
ps
Statistik Tanaman Biofarmaka Indonesia 2019 Provinsi 2018-2019
.b
w
w
w
s://
tp
ht

121
Survei Perusahaan Air Bersih

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Tahun kegiatan 2018

Tujuan dan manfaat Mendapatkan data tentang air bersih yang dapat dipercaya dan tepat
kegiatan waktu untuk keperluan perencanaan pembangunan

DATA
Variabel pengumpulan data Volume air bersih yang didistribusikan; Banyaknya Tenaga Kerja;

id
Balas Jasa Pekerja

o.
.g
Frekuensi Kegiatan Tahunan
ps
Frekuensi pengumpulan Tahunan
.b

data
w

METODOLOGI
w
w

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota


s ://

Cakupan Responden Perusahaan Air Bersih di seluruh Indonesia


tp

Unit Observasi Perusahaan Air Bersih di seluruh Indonesia


ht

Unit Analisis Perusahaan Air Bersih di seluruh Indonesia

Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Mengisi kuesioner sendiri (swacacah)

Jenis Kuesioner AIR BERSIH

KELUARAN
Nama indikator yang Biaya Intermediate Input (Biaya Antara) Perusahaan Air Bersih; Nilai
dihasilkan Output Perusahaan Air Bersih; Volume Air Bersih yang Disalurkan;
Nilai Produksi Air Bersih; Nilai Tambah (Value Added) Perusahaan
Air Bersih.

Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Statistik Air Bersih Provinsi 2012-2017

122
Survei Perusahaan Air Bersih

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Mendapatkan data tentang air bersih yang dapat dipercaya dan tepat
kegiatan waktu untuk keperluan perencanaan pembangunan

DATA

id
Variabel pengumpulan data Volume air bersih yang didistribusikan; Banyaknya Tenaga Kerja;

o.
Balas Jasa Pekerja

.g
ps
Frekuensi Kegiatan Tahunan
.b

Frekuensi pengumpulan Tahunan


w

data
w

METODOLOGI
w
://

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota


s
tp

Cakupan Responden Perusahaan Air Bersih di seluruh Indonesia


ht

Unit Observasi Perusahaan Air Bersih di seluruh Indonesia

Unit Analisis Perusahaan Air Bersih

Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Mengisi kuesioner sendiri (swacacah)

Jenis Kuesioner

KELUARAN
Nama indikator yang Biaya Intermediate Input (Biaya Antara) Perusahaan Air Bersih; Nilai
dihasilkan Output Perusahaan Air Bersih; Volume Air Bersih yang Disalurkan;
Nilai Produksi Air Bersih; Nilai Tambah (Value Added) Perusahaan
Air Bersih.

Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Statistik Air Bersih Provinsi 2013-2018

123
Survei Perusahaan Hortikultura

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan
Subdit. Stat. Hortikultura

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Menyediakan direktori perusahaan hortikultura berbadan hukum


kegiatan dan usaha hortikultura lainnya serta data produksi, nilai produksi,
upah/gaji dan tenaga kerja.

DATA
Variabel pengumpulan data Status Perusahaan Hortikultura; Bentuk badan hukum; Jenis Usaha;
Tahun tanam tanaman buah-buahan dan sayuran tahunan; Jumlah

id
Tanaman Belum Menghasilkan pada akhir triwulan; Jumlah Tanaman

o.
Produktif pada akhir triwulan; Kondisi Perusahaan Hortikultura;

.g
Luas Lahan Usaha Budidaya Tanaman Hortikultura; Nilai Produksi
Benih; Luas Tanaman Buah-buahan dan Sayuran Tahunan pada 31
ps
Desember menurut tahun tanam; Jumlah Tanaman Buah-buahan dan
.b

Sayuran Tahunan pada 31 Desember menurut tahun tanam;


Perusahaan Hortikultura; Jumlah Tanaman Tua/Rusak pada akhir
w

triwulan; Produksi Primer per triwulan; Nilai Produksi Primer;


w

Target/Perkiraan produksi tahun yang akan datang; Luas Tanam


w

Tanaman Sayuran dan Buah-buahan semusim, Tanaman Hias dan


://

Tanaman Biofarmaka; Luas Panen Habis Tanaman Sayuran dan


s

Buah-buahan semusim, Tanaman Hias dan Tanaman Biofarmaka;


tp

Satuan Produksi Primer; Banyaknya Produksi Primer per Triwulan;


Nilai Produksi Primer per Triwulan; Luas Panen Belum Habis
ht

Tanaman Sayuran dan Buah-buahan semusim, Tanaman Hias dan


Tanaman Biofarmaka; Pekerja Tetap; Pekerja tidak tetap; Pekerja
Kantor/Administrasi; Pekerja Lapangan; Pekerja Asing; Upah/gaji;
Upah/gaji Pekerja Harian Lepas/ Borongan; Upah Lembur; Uang
transport dan makan; Bonus, hadiah, dan lain-lain; Usaha
Hortikultura Lainnya (NRT); Kondisi NRT; Luas Lahan Usaha
Budidaya Tanaman Hortikultura; Jenis Usaha; Nilai Produksi Benih;
Jumlah Tanaman Belum Menghasilkan; Jumlah Tanaman Produktif
Sedang Menghasilkan; Jumlah Tanaman Produktif Sedang Tidak
Menghasilkan; Jumlah Tanaman Tua/Rusak; Produksi Primer ; Nilai
Produksi Primer; Luas Tanam Tanaman Sayuran dan Buah-buahan
semusim, Tanaman Hias dan Tanaman Biofarmaka; Luas Panen Habis
Tanaman Sayuran dan Buah-buahan semusim, Tanaman Hias dan
Tanaman Biofarmaka; Luas Panen Belum Habis Tanaman Sayuran
dan Buah-buahan semusim, Tanaman Hias dan Tanaman Biofarmaka;
Persentase Produksi; Target/Perkiraan Produksi; Pekerja dibayar;
Pekerja Tidak Dibayar; Upah/gaji

Frekuensi Kegiatan Tahunan

Frekuensi pengumpulan Tahunan


data

124
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Cakupan Responden 1. Perusahaan hortikultura


2. Usaha hortikultura lainnya (NRT)

Unit Observasi 1. Perusahaan hortikultura


2. Usaha hortikultura lainnya (NRT)

Unit Analisis Perusahaan dan usaha hortikultura lainnya

Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Wawancara langsung

Jenis Kuesioner VN-Horti; VP-Horti

KELUARAN

id
Nama indikator yang Jumlah Perusahaan Hortikultura Berbadan Hukum; Jumlah Usaha

o.
dihasilkan Non Rumah Tangga Hortikultura.

.g
ps
Publikasi yang dihasilkan
.b

level terendah Tahun data yang


Judul Publikasi
w

penyajian data disajikan


w

Statistik Perusahaan Hortikultura dan Usaha


Provinsi 2018
w

Hortikultura Lainnya 2019


s ://
tp
ht

125
Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Konstruksi

Tahun kegiatan 2018

Tujuan dan manfaat Memperoleh data perusahaan konstruksi keadaan tahun 2017,
kegiatan tentang struktur dan ciri-ciri sektor konstruksi di Indonesia melalui
data-data jumlah perusahaan konstruksi, banyaknya tenaga kerja dan
balas jasa, pemakaian tenaga listrik, pemakaian bahan bakar,
pendapatan dan pengeluaran pekerjaan konstruksi, bahan/material
yang digunakan, pembentukan barang modal, dan lain-lain dalam

id
periode tahun 2017.

o.
DATA
.g
ps
Variabel pengumpulan data Bidang Pekerjaan Utama; Kualifikasi dari Bidang Pekerjaan Utama;
.b

Balas Jasa Pekerja; Nilai konstruksi yang diselesaikan; Nilai


w

Pemakaian Bahan/Material; Pekerja


w

Frekuensi Kegiatan Tahunan


w
://

Frekuensi pengumpulan Tahunan


s

data
tp
ht

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota

Cakupan Responden Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan ini dilaksanakan di seluruh


provinsi di Indonesia dengan jumlah sampel sebanyak 10.000
perusahaan, yang merupakan perusahaan konstruksi nasional
berbadan usaha yang beroperasi di Indonesia serta mempunyai
kualifikasi K1, K2, K3, M1, M2, B1, dan B2

Unit Observasi Perusahaan Konstruksi yang mempunyai kualifikasi: Besar (B1, B2),
Menengah (M1, M2), Kecil (K1, K2, K3)

Unit Analisis Perusahaan Konstruksi yang mempunyai kualifikasi: Besar (B1 dan
B2), Menengah (M1, M2), Kecil (K1, K2, dan K3)

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung

Jenis Kuesioner SKTH

126
KELUARAN
Nama indikator yang Besarnya Nilai Pengeluaran Bahan/Material yang Digunakan;
dihasilkan Besarnya Mandays/hari Orang Pekerja Harian; Besarnya Nilai
Konstruksi yang Diselesaikan.

Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Statistik Konstruksi Provinsi 2017

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

127
Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Konstruksi

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Memperoleh data perusahaan konstruksi keadaan tahun 2017,
kegiatan tentang struktur dan ciri-ciri sektor konstruksi di Indonesia melalui
data-data jumlah perusahaan konstruksi, banyaknya tenaga kerja dan
balas jasa, pemakaian tenaga listrik, pemakaian bahan bakar,
pendapatan dan pengeluaran pekerjaan konstruksi, bahan/material
yang digunakan, pembentukan barang modal, dan lain-lain dalam

id
periode tahun 2017.

o.
DATA
.g
ps
Variabel pengumpulan data Bidang Pekerjaan Utama; Kualifikasi dari Bidang Pekerjaan Utama;
.b

Balas Jasa Pekerja; Nilai konstruksi yang diselesaikan; Nilai


w

Pemakaian Bahan/Material; Pekerja


w

Frekuensi Kegiatan Tahunan


w
://

Frekuensi pengumpulan Tahunan


s

data
tp
ht

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota

Cakupan Responden Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan ini dilaksanakan di seluruh


provinsi di Indonesia dengan jumlah sampel sebanyak 10.000
perusahaan, yang merupakan perusahaan konstruksi nasional
berbadan usaha yang beroperasi di Indonesia serta mempunyai
kualifikasi K1, K2, K3, M1, M2, B1, dan B2

Unit Observasi Perusahaan Konstruksi yang mempunyai kualifikasi: Besar (B1, B2),
Menengah (M1, M2), Kecil (K1, K2, K3)

Unit Analisis Perusahaan Konstruksi yang mempunyai kualifikasi: Besar (B1 dan
B2), Menengah (M1, M2), Kecil (K1, K2, dan K3)

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung

Jenis Kuesioner SKTH

128
KELUARAN
Nama indikator yang Besarnya Nilai Pengeluaran Bahan/Material yang Digunakan;
dihasilkan Besarnya Mandays/hari Orang Pekerja Harian; Besarnya Nilai
Konstruksi yang Diselesaikan.

Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Statistik Konstruksi Provinsi 2018

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

129
Survei Perusahaan Konstruksi Triwulanan

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Konstruksi

Tahun kegiatan 2018

Tujuan dan manfaat Memperoleh indikator dan pertumbuhan kegiatan sektor konstruksi
kegiatan di Indonesia secara triwulanan.

DATA
Variabel pengumpulan data Bidang Pekerjaan Utama; Balas Jasa Pekerja; Penghambat Kinerja;

id
Kualifikasi dari Bidang Pekerjaan Utama; Nilai konstruksi yang

o.
diselesaikan; Pekerja; Nilai Pemakaian Bahan/Material; Kondisi dan
Prospek Bisnis Konstruksi
.g
ps
Frekuensi Kegiatan Triwulanan
.b

Frekuensi pengumpulan Triwulanan


w

data
w
w

METODOLOGI
s ://

Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota


tp

Cakupan Responden Survei Perusahaan Konstruksi Triwulanan ini merupakan subsampel


ht

dari sampel Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan. Untuk tahun


2018 jumlah sampel sebanyak 3.000 responden yang dicacah secara
panel sebanyak 4 (empat) kali/triwulanan. Cakupan responden
meliputi perusahaan konstruksi berbadan usaha kualifikasi besar
dan menengah yang terpilih sebagai sampel di 34 provinsi di seluruh
wilayah Indonesia.

Unit Observasi Perusahaan Konstruksi yang mempunyai kualifikasi: Besar (B1 dan
B2), dan Menengah (M1 dan M2).

Unit Analisis Perusahaan Konstruksi yang mempunyai kualifikasi: Besar (B1 dan
B2), dan Menengah (M1, M2)

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung

Jenis Kuesioner SKTR

130
KELUARAN
Nama indikator yang Indeks Masalah Bisnis; Rasio Konstruksi; Indeks Diffusion Sektor
dihasilkan Konstruksi; Indeks Konstruksi.

Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Indikator Konstruksi Triwulan I Provinsi 2018
Indikator Konstruksi Triwulan II Provinsi 2018
Indikator Konstruksi Triwulan III Provinsi 2018
Indikator Konstruksi Triwulan IV Provinsi 2018

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

131
Survei Perusahaan Konstruksi Triwulanan

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Konstruksi

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Memperoleh indikator dan pertumbuhan kegiatan sektor konstruksi
kegiatan di Indonesia secara triwulanan.

DATA
Variabel pengumpulan data Balas Jasa Pekerja; Penghambat Kinerja; Kualifikasi dari Bidang

id
Pekerjaan Utama; Pekerja; Nilai Pemakaian Bahan/Material; Kondisi

o.
dan Prospek Bisnis Konstruksi; Bidang Pekerjaan Utama; Nilai
konstruksi yang diselesaikan
.g
ps
Frekuensi Kegiatan Triwulanan
.b

Frekuensi pengumpulan Triwulanan


w

data
w
w

METODOLOGI
s ://

Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota


tp

Cakupan Responden Survei Perusahaan Konstruksi Triwulanan ini merupakan subsampel


ht

dari sampel Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan. Untuk tahun


2018 jumlah sampel sebanyak 3.000 responden yang dicacah secara
panel sebanyak 4 (empat) kali/triwulanan. Cakupan responden
meliputi perusahaan konstruksi berbadan usaha kualifikasi besar
dan menengah yang terpilih sebagai sampel di 34 provinsi di seluruh
wilayah Indonesia.

Unit Observasi Perusahaan Konstruksi yang mempunyai kualifikasi: Besar (B1 dan
B2), dan Menengah (M1 dan M2).

Unit Analisis Perusahaan Konstruksi yang mempunyai kualifikasi: Besar (B1 dan
B2), dan Menengah (M1, M2)

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung

Jenis Kuesioner SKTR

132
KELUARAN
Nama indikator yang Indeks Masalah Bisnis; Rasio Konstruksi; Indeks Diffusion Sektor
dihasilkan Konstruksi; Indeks Konstruksi.

Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Indikator Konstruksi Triwulan I Provinsi 2019
Indikator Konstruksi Triwulan Ii Provinsi 2019
Indikator Konstruksi Triwulan III Provinsi 2019
Indikator Konstruksi Triwulan IV Provinsi 2019

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

133
Survei Perusahaan Listrik

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Tahun kegiatan 2018

Tujuan dan manfaat Memperoleh gambaran mengenai penyerapan tenaga kerja di sektor
kegiatan listrik, struktur biaya, maupun jumlah dan nilai produksi dari output
yang dihasilkan

DATA

id
Variabel pengumpulan data Struktur Biaya; Balas Jasa Pekerja; Banyaknya Tenaga Kerja; Jumlah

o.
dan Nilai Produksi Listrik

Frekuensi Kegiatan Tahunan .g


ps
.b

Frekuensi pengumpulan Tahunan


data
w
w

METODOLOGI
w
://

Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota


s
tp

Cakupan Responden Perusahaan Listrik


ht

Unit Observasi Perusahaan Listrik

Unit Analisis Perusahaan Listrik

Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Mengisi kuesioner sendiri (swacacah)

Jenis Kuesioner LISTRIK

KELUARAN
Nama indikator yang Nilai Output Perusahaan Listrik; Biaya Intermediate Input (Biaya
dihasilkan Antara) Perusahaan Listrik; Nilai Tambah (Value Added) Perusahaan
Listrik; Tenaga Listrik yang Dibangkitkan.

Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Statistik Listrik Provinsi 2012-2017

134
Survei Perusahaan Listrik

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Memperoleh gambaran mengenai penyerapan tenaga kerja di sektor
kegiatan listrik, struktur biaya, maupun jumlah dan nilai produksi dari output
yang dihasilkan

id
DATA

o.
Variabel pengumpulan data Struktur Biaya; Balas Jasa Pekerja; Banyaknya Tenaga Kerja; Jumlah

.g
dan Nilai Produksi Listrik
ps
Frekuensi Kegiatan Tahunan
.b
w

Frekuensi pengumpulan Tahunan


data
w
w

METODOLOGI
s ://

Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota


tp
ht

Cakupan Responden Perusahaan Listrik

Unit Observasi Perusahaan Listrik

Unit Analisis Perusahaan Listrik

Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Mengisi kuesioner sendiri (swacacah)

KELUARAN
Nama indikator yang Nilai Output Perusahaan Listrik; Biaya Intermediate Input (Biaya
dihasilkan Antara) Perusahaan Listrik; Nilai Tambah (Value Added) Perusahaan
Listrik; Tenaga Listrik yang Dibangkitkan.

Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Statistik Listrik Provinsi 2013-2018

135
Survei Perusahaan Migas

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Tahun kegiatan 2018

Tujuan dan manfaat Memperoleh gambaran mengenai nilai produksi, penyerapan tenaga
kegiatan kerja di sektor Pertambangan Migas, struktur biaya maupun jumlah
dari output yang dihasilkan

DATA

id
Variabel pengumpulan data Jumlah dan Nilai produksi; Struktur Biaya; Balas Jasa Pekerja; Tenaga

o.
Kerja

Frekuensi Kegiatan Tahunan .g


ps
.b

Frekuensi pengumpulan Tahunan


data
w
w

METODOLOGI
w
://

Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota


s
tp

Cakupan Responden Perusahaan Pertambangan Migas


ht

Unit Observasi Perusahaan Pertambangan Migas

Unit Analisis Perusahaan Pertambangan Migas

Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Mengisi kuesioner sendiri (swacacah)

Jenis Kuesioner MIGAS

KELUARAN
Nama indikator yang Nilai Tambah (Value Added) Perusahaan Migas; Biaya Intermediate
dihasilkan Input (Biaya Antara) Perusahaan Migas; Nilai Output Perusahaan
Migas.

Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Statistik Pertambangan Migas Nasional 2012-2017

136
Survei Perusahaan Migas

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Memperoleh gambaran mengenai nilai produksi, penyerapan tenaga
kegiatan kerja di sektor Pertambangan Migas, struktur biaya maupun jumlah
dari output yang dihasilkan

id
DATA

o.
Variabel pengumpulan data Jumlah dan Nilai produksi; Struktur Biaya; Balas Jasa Pekerja; Tenaga
Kerja
.g
ps
Frekuensi Kegiatan Tahunan
.b
w

Frekuensi pengumpulan Tahunan


data
w
w

METODOLOGI
s ://

Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota


tp
ht

Cakupan Responden Perusahaan Pertambangan Migas

Unit Observasi Perusahaan Pertambangan Migas

Unit Analisis Perusahaan Pertambangan Migas

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Mengisi kuesioner sendiri (swacacah)

KELUARAN
Nama indikator yang Nilai Tambah (Value Added) Perusahaan Migas; Biaya Intermediate
dihasilkan Input (Biaya Antara) Perusahaan Migas; Nilai Output Perusahaan
Migas.

Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Statistik Pertambangan Migas Nasional 2013-2018

137
Survei Perusahaan Non Migas

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Tahun kegiatan 2018

Tujuan dan manfaat Memperoleh gambaran mengenai kegiatan perusahaan


kegiatan pertambangan non migas, meliputi produksi, penyerapan tenaga
kerja, struktur biaya dan nilai pendapatan lain yang dihasilkannya.

DATA

id
Variabel pengumpulan data Jumlah dan Nilai produksi; Struktur Biaya; Banyaknya Tenaga Kerja;

o.
Balas Jasa Pekerja

Frekuensi Kegiatan Tahunan .g


ps
.b

Frekuensi pengumpulan Tahunan


data
w
w

METODOLOGI
w
://

Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota


s
tp

Cakupan Responden Perusahaan Pertambangan Non Migas


ht

Unit Observasi Perusahaan Pertambangan Non Migas

Unit Analisis Perusahaan Pertambangan Non Migas

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Mengisi kuesioner sendiri (swacacah)

Jenis Kuesioner NON MIGAS

KELUARAN
Nama indikator yang Nilai Tambah (Value Added) Perusahaan Non Migas; Biaya
dihasilkan Intermediate Input (Biaya Antara) Perusahaan Non Migas; Nilai
Output Perusahaan Non Migas; Nilai Produksi Perusahaan Non Migas.

Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Statistik Pertambangan Non Migas Nasional 2012-2017

138
Survei Perusahaan Non Migas

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Memperoleh gambaran mengenai kegiatan perusahaan


kegiatan pertambangan non migas, meliputi produksi, penyerapan tenaga
kerja, struktur biaya dan nilai pendapatan lain yang dihasilkannya.

id
DATA

o.
Variabel pengumpulan data Jumlah dan Nilai produksi; Struktur Biaya; Banyaknya Tenaga Kerja;
Balas Jasa Pekerja
.g
ps
Frekuensi Kegiatan Tahunan
.b
w

Frekuensi pengumpulan Tahunan


data
w
w

METODOLOGI
s ://

Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota


tp
ht

Cakupan Responden Perusahaan Pertambangan Non Migas

Unit Observasi Perusahaan Pertambangan Non Migas

Unit Analisis Perusahaan Pertambangan Non Migas

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Mengisi kuesioner sendiri (swacacah)

Jenis Kuesioner

KELUARAN
Nama indikator yang Nilai Tambah (Value Added) Perusahaan Non Migas; Biaya
dihasilkan Intermediate Input (Biaya Antara) Perusahaan Non Migas; Nilai
Output Perusahaan Non Migas.

Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Statistik Pertambangan Non Migas Nasional 2013-2018

139
Survei Perusahaan Pemegang Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu pada Hutan Alam

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Kehutanan

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Mendapatkan data Statistik yang lengkap dan akurat di subsektor
kegiatan kehutanan.

DATA
Variabel pengumpulan data Luas Areal; Produksi kayu bulat; Jumlah Perusahaan

id
Frekuensi Kegiatan Tahunan

o.
.g
Frekuensi pengumpulan Tahunan
data
ps
.b

METODOLOGI
w

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota


w
w

Cakupan Responden Perusahaan pemegang ijin pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan
://

alam (IUPHHK-HA) di seluruh Indonesia


s
tp

Unit Observasi Perusahaan


ht

Unit Analisis Nasional dan Pulau

Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Wawancara langsung; Mengisi kuesioner sendiri
(swacacah)

Jenis Kuesioner VT18.HPH

KELUARAN
Nama indikator yang Nilai Penggunaan Produksi Kayu Bulat; Upah/Gaji Pekerja Tetap;
dihasilkan Produksi Kayu Bulat Perusahaan Pengelola Hutan Alam; Jumlah
Perusahaan Hak Pengusahaan Hutan menurut Provinsi dan Luas
Areal; Nilai Produksi Kayu Bulat Menurut Provinsi dan Jenis Kayu;
Volume Penggunaan Produksi Kayu Bulat.

Publikasi yang dihasilkan

level terendah Tahun data yang


Judul Publikasi
penyajian data disajikan
Statistik Perusahaan Hak Pengusahaan Hutan Tahun 2018 Provinsi 2018

140
Survei Perusahaan Pemegang Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu pada Hutan Tanaman

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Mendapatkan data Statistik yang lengkap di subsektor kehutanan.
kegiatan

id
DATA

o.
Variabel pengumpulan data
.g
Penguasaan dan penggunaan lahan; Produksi kayu bulat; Jumlah
ps
Perusahaan
.b

Frekuensi Kegiatan Tahunan


w

Frekuensi pengumpulan Tahunan


w

data
w
://

METODOLOGI
s
tp

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota


ht

Cakupan Responden Perusahaan pemegang ijin pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan
tanaman (IUPHHK-HT) dan Kesatuan Pemangku Hutan Perum
Perhutani di seluruh Indonesia dan Perusahaan kehutanan lainnya

Unit Observasi Perusahaan

Unit Analisis Nasional dan Provinsi

Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Wawancara langsung; Mengisi kuesioner sendiri
(swacacah)

Jenis Kuesioner VT18.HPHT; VT18.PERUM

141
KELUARAN
Nama indikator yang Banyaknya dan Nilai Pengadaan dan Penggunaan Produksi
dihasilkan Perusahaan HTI, Perum Perhutani dan Perusahaan Lainnya; Produksi
Perusahaan HTI, Perum Perhutani, dan Perusahaan Lainnya Menurut
Jenis Tanaman dan Jenis Produksi; Penggunaan Lahan yang Dikuasai
Perusahaan HTI, Perum Perhutani, dan Perusahaan Lainnya; Luas
Lahan yang Dikuasai Perusahaan HTI, Perum Perhutani, dan
Perusahaan lainnya; Produksi Kayu Bulat Perusahaan Pembudidaya
Tanaman Kehutanan; Banyaknya Pekerja Tetap Perusahaan HTI,
Perum Perhutani dan Perusahaan Lainnya; Jumlah Perusahaan
Pembudidaya Tanaman Kehutanan.

Publikasi yang dihasilkan

level terendah Tahun data yang


Judul Publikasi
penyajian data disajikan
Statistik Perusahaan Pembudidaya Tanaman
Provinsi 2018
Kehutanan Tahun 2018

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

142
Survei Perusahaan Penangkaran Tumbuhan dan Satwa Liar

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Mendapatkan data Statistik yang lengkap dan akurat di subsektor
kegiatan kehutanan.

DATA
Variabel pengumpulan data Jumlah Perusahaan; Penguasaan dan Penggunaan Lahan; Produksi

id
dan Nilai Tumbuhan dan Satwa Liar

o.
.g
Frekuensi Kegiatan Tahunan
ps
Frekuensi pengumpulan Tahunan
data
.b
w

METODOLOGI
w
w

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota


://

Cakupan Responden Perusahaan pemegang ijin penangkaran tumbuhan dan satwa liar di
s
tp

seluruh Indonesia
ht

Unit Observasi Perusahaan

Unit Analisis Nasional

Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Wawancara langsung; Mengisi kuesioner sendiri
(swacacah)

Jenis Kuesioner VT18-TSL

KELUARAN
Nama indikator yang Produksi dan Nilai Satwa dan Tumbuhan Liar; Jumlah Perusahaan
dihasilkan menurut Badan Hukum; Struktur Permodalan Perusahaan Satwa dan
Tumbuhan Liar (STL) di Indonesia; Distribusi Nilai Satwa dan
Tumbuhan Liar (STL) yang Ditangkar menurut Jenisnya.

Publikasi yang dihasilkan

level terendah Tahun data yang


Judul Publikasi
penyajian data disajikan
Laporan Statistik Perusahaan Penangkaran
Nasional 2018
Tumbuhan dan Satwa Liar

143
Survei Perusahaan Penggalian Berbadan Hukum

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Tahun kegiatan 2018

Tujuan dan manfaat Mendapatkan data tentang kegiatan usaha penggalian di Indonesia
kegiatan sebagai sumber data untuk perencanaan pembangunan

DATA
Variabel pengumpulan data Jumlah dan Nilai Produksi; Struktur Biaya; Tenaga Kerja; Balas Jasa

id
Pekerja

o.
.g
Frekuensi Kegiatan Tahunan
ps
Frekuensi pengumpulan Tahunan
.b

data
w

METODOLOGI
w
w

Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota


s ://

Cakupan Responden Perusahaan Penggalian Berbadan Hukum


tp

Unit Observasi Perusahaan Penggalian Berbadan Hukum


ht

Unit Analisis Perusahaan Penggalian Berbadan Hukum

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung; Mengisi kuesioner sendiri
(swacacah)

Jenis Kuesioner GALIAN BH

KELUARAN
Nama indikator yang Banyaknya Perusahaan/Usaha Penggalian; Banyaknya Tenaga Kerja
dihasilkan Perusahaan/Usaha Penggalian; Nilai Produksi Perusahaan/Usaha
Penggalian; Biaya Antara Perusahaan/Usaha Penggalian.

Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Statistik Bahan Galian Provinsi 2012-2017

144
Survei Perusahaan Penggalian Berbadan Hukum

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Mendapatkan data tentang kegiatan usaha penggalian di Indonesia
kegiatan sebagai sumber data untuk perencanaan pembangunan

DATA

id
Variabel pengumpulan data Jumlah dan Nilai Produksi; Struktur Biaya; Tenaga Kerja; Balas Jasa

o.
Pekerja

.g
ps
Frekuensi Kegiatan Tahunan
.b

Frekuensi pengumpulan Tahunan


w

data
w

METODOLOGI
w
://

Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota


s
tp

Cakupan Responden Perusahaan Penggalian Berbadan Hukum


ht

Unit Observasi Perusahaan Penggalian Berbadan Hukum

Unit Analisis Perusahaan Penggalian Berbadan Hukum

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung; Mengisi kuesioner sendiri
(swacacah)

Jenis Kuesioner

KELUARAN
Nama indikator yang Banyaknya Perusahaan/Usaha Penggalian; Banyaknya Tenaga Kerja
dihasilkan Perusahaan/Usaha Penggalian; Nilai Produksi Perusahaan/Usaha
Penggalian; Biaya Antara Perusahaan/Usaha Penggalian.

Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Statistik Bahan Galian Provinsi 2017-2018

145
Survei Perusahaan Perkebunan Tahunan

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan
Subdit. Stat. Tanaman Perkebunan

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Untuk mengumpulkan data subsektor perkebunan per komoditi.
kegiatan

DATA
Variabel pengumpulan data Pendapatan bersih perusahaan perkebunan dari usaha tanaman
perkebunan; Pendapatan tanaman perkebunan tahunan; Pendapatan
bersih perusahaan perkebunan dari usaha pertanian lainnya ;

id
Produksi primer tanaman perkebunan tahunan; Produksi primer

o.
tanaman semusim; Jenis kantor perusahaan perkebunan, kantor

.g
administratur, kantor pusat, dan group perusahaan; Jenis tanaman
perkebunan tahunan atau semusim yang diusahakan; Nilai produksi
ps
primer tanaman perkebunan tahunan; Luas tanam tanaman
.b

perkebunan semusim; Luas panen tanaman perkebunan semusim;


Pengeluaran lainnya untuk budidaya tanaman perkebunan;
w

Penggunaan sarana produksi tanaman perkebunan tahunan; Pekerja


w

Kantor/Administrasi; Pekerja kebun/lapangan; Pekerja tetap usaha;


w

Pekerja Tidak Tetap; Kemitraan usaha perkebunan; Unit pengolahan


://

produksi; Jenis perkebunan; Jenis kondisi tanaman; Tahun tanam


s

tanaman perkebunan tahunan di kebun plasma yang belum


tp

dikonversi/kemitraan; Luas tanaman perkebunan tahunan di kebun


plasma yang belum dikonversi/kemitraan; Tahun tanam tanaman
ht

perkebunan tahunan di kebun sendiri/inti; Luas tanaman


perkebunan tahunan di kebun sendiri/inti; Pendapatan/penerimaan
perusahaan perkebunan

Frekuensi Kegiatan Tahunan

Frekuensi pengumpulan Tahunan


data

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Cakupan Responden Perusahaan Perkebunan

Unit Observasi Administratur Kebun

Unit Analisis Nasional

Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Wawancara langsung

Jenis Kuesioner SKB18-TAHUNAN

146
KELUARAN
Nama indikator yang Produktivitas Tanaman Perkebunan.
dihasilkan

Publikasi yang dihasilkan

level terendah penyajian Tahun data yang


Judul Publikasi
data disajikan
Direktori Perusahaan Perkebunan Karet Provinsi 2018-
Statistik Teh Indonesia Provinsi 2017-2018
Statistik Tebu Indonesia Provinsi 2017-2018
Direktori Perusahaan Perkebunan Kelapa
Provinsi 2018-
Sawit
Statistik Karet Indonesia Provinsi 2017-2018
Statistik Kelapa Sawit Indonesia Provinsi 2017-2018

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s://
tp
ht

147
Survei Perusahaan Perkebunan Triwulanan

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan

Subdit. Stat. Tanaman Perkebunan

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Untuk mengumpulkan data perusahaan perkebunan dalam jangka
kegiatan waktu triwulanan/bulanan untuk komoditas kakao, karet, kelapa
sawit, kopi, tebu, teh, tembakau pada Perusahaan Perkebunan Swasta
dan Perusahaan Perkebunan Negara (PT. Perkebunan Nusantara
(PTPN), Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), dan Perusahaan
Daerah)

id
o.
DATA
.g
ps
Variabel pengumpulan data Luas areal komoditas kelapa sawit; Produksi komoditas kelapa sawit;
Luas areal komoditas karet; Produksi komoditas karet; Luas areal
.b

komoditas kakao; Produksi komoditas kakao; Luas areal komoditas


w

kopi; Produksi komoditas kopi; Luas areal komoditas teh; Produksi


komoditas teh; Luas areal komoditas tebu; Produksi komoditas tebu;
w

Luas areal komoditas tembakau; Produksi komoditas tembakau


w
://

Frekuensi Kegiatan Tahunan


s
tp

Frekuensi pengumpulan Bulanan; Triwulanan


ht

data

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Cakupan Responden Perusahaan Perkebunan

Unit Observasi Administratur kebun

Unit Analisis Nasional

Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Wawancara langsung; CAWI oleh perusahaan
perkebunan

Jenis Kuesioner SKB19-KARET; SKB19-KAKAO; SKB19-KOPI; SKB19-TEBU; SKB19-


TEMBAKAU; SKB19-TEH; SKB19-KELAPA SAWIT

148
KELUARAN
Nama indikator yang Produktivitas Tanaman Perkebunan.
dihasilkan

Publikasi yang dihasilkan

level terendah Tahun data yang


Judul Publikasi
penyajian data disajikan
Statistik Teh Indonesia Nasional 2017-2018
Statistik Tebu Indonesia Nasional 2017-2018
Direktori Perusahaan Perkebunan Karet Nasional 2018
Statistik Kelapa Sawit Indonesia Nasional 2017-2018
Indikator Ekonomi, Sub Bab Produksi (Rilis tiap
Nasional 2018-2019
bulan tanggal 25)
Statistik Karet Indonesia Nasional 2017-2018
Direktori Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Nasional 2018

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

149
Survei Statistik Keuangan BUMD

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata

Subdit. Stat. Keuangan

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Menyediakan dan menyajikan data aktiva, pasiva, pendapatan, biaya,
kegiatan laba, dan rasio keuangan perusahaan secara sektoral maupun
kelompok usaha serta tingkat efektivitas dan efisiensi perusahaan
daerah dalam sumber daya yang ada.

DATA

id
Variabel pengumpulan data Kepemilikan Perusahaan Daerah; Kegiatan Perusahaan; Tenaga

o.
kerja; Neraca; Laba-Rugi
.g
ps
Frekuensi Kegiatan Tahunan
.b

Frekuensi pengumpulan Tahunan


w

data
w

METODOLOGI
w
://

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota


s
tp

Cakupan Responden Perusahaan BUMD


ht

Unit Observasi Perusahaan BUMD

Unit Analisis Laporan Keuangan Perusahaan BUMD

Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Wawancara langsung; Mengisi kuesioner sendiri
(swacacah)

Jenis Kuesioner V-BUMD18

KELUARAN
Nama indikator yang Solvabilitas/Total Debt to Total Assets BUMD; Total Debt to Equity
dihasilkan Ratio (DER) BUMD; Return On Asset (ROA) BUMD; Return On Equity
(ROE) BUMD; Current Ratio BUMD.

Publikasi yang dihasilkan

level terendah Tahun data yang


Judul Publikasi
penyajian data disajikan
Statistik Keuangan Badan Usaha Milik Negara dan
Provinsi 2017-2018
Badan Usaha Milik Daerah 2017

150
Survei Statistik Keuangan Pemerintah Desa

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata

Subdit. Stat. Keuangan

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Menyediakan data Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
kegiatan (APBDesa) dan realisasi APBDesa secara berkala setiap tahunnya.

DATA

id
Variabel pengumpulan data Belanja desa/nagari; Pendapatan asli desa/nagari; Belanja barang

o.
jasa; Alokasi dana desa; Belanja pegawai; Belanja Modal; Dana Desa;

.g
Pendapatan desa/nagari
ps
Frekuensi Kegiatan Tahunan
.b
w

Frekuensi pengumpulan Tahunan


data
w
w

METODOLOGI
s ://

Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota


tp
ht

Cakupan Responden Desa Perdesaan dan Desa Perkotaan

Unit Observasi Pemerintah Desa/Nagari

Unit Analisis APBDesa dan Realisasi APBDesa

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Mengisi kuesioner sendiri (swacacah)

Jenis Kuesioner K-3

KELUARAN
Nama indikator yang Tingkat Kemandirian Pemerintah Desa.
dihasilkan

Publikasi yang dihasilkan

level terendah penyajian Tahun data yang


Judul Publikasi
data disajikan
Statistik Keuangan Pemerintah Desa
Kabupaten/Kota 2018-2019
2018

151
Survei Statistik Keuangan Pemerintah Kabupaten/Kota

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata

Subdit. Stat. Keuangan

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat 1. Menyediakan data tahunan Anggaran Pendapatan dan Belanja
kegiatan Daerah (APBD) dan Realisasi APBD Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota
2. Mendapatkan indikator tentang efektivitas kinerja keuangan
daerah dan penggunaannya untuk belanja daerah.

id
DATA

o.
Variabel pengumpulan data Dana Perimbangan; Pendapatan Daerah; Pendapatan Asli Daerah;
.g
Belanja Daerah; Belanja Pegawai; Belanja Barang Jasa; Belanja Modal
ps
Frekuensi Kegiatan Tahunan
.b
w

Frekuensi pengumpulan Tahunan


data
w
w

METODOLOGI
://
s

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota


tp
ht

Cakupan Responden Seluruh Pemerintahan Kabupaten/Kota di Indonesia

Unit Observasi Pemerintah Kabupaten/Kota

Unit Analisis APBD dan Realisasi APBD Kabupaten/Kota

Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Mengisi kuesioner sendiri (swacacah)

Jenis Kuesioner APBD-2; K-2

KELUARAN
Nama indikator yang Tingkat Kemandirian Kabupaten/Kota.
dihasilkan

Publikasi yang dihasilkan

level terendah penyajian Tahun data yang


Judul Publikasi
data disajikan
Statistik Keuangan Pemerintah
Kabupaten/Kota 2018-2019
Kabupaten/Kota 2018-2019

152
Survei Statistik Keuangan Pemerintah Provinsi

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata

Subdit. Stat. Keuangan

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat 1. Menyediakan data tahunan Anggaran Pendapatan dan Belanja
kegiatan Daerah (APBD) dan realisasi APBD Pemerintah Daerah Provinsi
2. Mendapatkan indikator tentang efektifitas kinerja keuangan
daerah dan penggunaannya untuk belanja daerah.

id
DATA

o.
Variabel pengumpulan data Belanja Modal; Pendapatan Daerah; Pendapatan Asli Daerah; Dana
.g
Perimbangan; Belanja Daerah; Belanja Pegawai; Belanja Barang Jasa
ps
Frekuensi Kegiatan Tahunan
.b
w

Frekuensi pengumpulan Tahunan


w

data
w

METODOLOGI
s ://

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota


tp
ht

Cakupan Responden Seluruh Pemerintahan Provinsi di Indonesia

Unit Observasi Pemerintah Provinsi

Unit Analisis APBD Provinsi dan Realisasi APBD Provinsi

Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Mengisi kuesioner sendiri (swacacah)

Jenis Kuesioner APBD-1; K-1

KELUARAN
Nama indikator yang Tingkat Kemandirian Pemerintah Provinsi.
dihasilkan

Publikasi yang dihasilkan

level terendah penyajian Tahun data yang


Judul Publikasi
data disajikan
Statistik Keuangan Pemerintah Provinsi
Provinsi 2016-2019
2016-2019

153
Survei Statistik Lembaga Keuangan

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata

Subdit. Stat. Keuangan

Tahun kegiatan 2018

Tujuan dan manfaat 1. Mendapatkan struktur dan kegiatan usaha lembaga keuangan
kegiatan masing-masing jenis perusahaan
2. Mendapatkan data mengenai transaksi finansial yang dilakukan
oleh subsektor lembaga keuangan
3. Memperoleh data tentang produktivitas dan biaya-biaya yang
diperlukan oleh masing-masing kegiatan lembaga keuangan.

id
o.
DATA
.g
ps
Variabel pengumpulan data Kredit yang diberikan Koperasi Simpan Pinjam; Organisasi Koperasi
Simpan Pinjam; Jumlah pekerja; Balas Jasa Pekerja; Laba Rugi;
.b

Neraca; Profil investasi perusahaan; Pegadaian; Dana Pensiun;


w

Pedagang Valuta Asing; Perusahaan Pembiayaan dan Modal Ventura;


Rasio keuangan Koperasi Simpan Pinjam; Keterangan Umum
w

Lembaga
w
://

Frekuensi Kegiatan Tahunan


s
tp

Frekuensi pengumpulan Tahunan


ht

data

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Cakupan Responden Seluruh perusahaan yang bergerak di sektor finansial/keuangan yang


terdiri dari perusahaan pembiayaan dan modal ventura; dana
pensiun; pegadaian; pedagang valuta asing; dan koperasi simpan
pinjam.

Unit Observasi Perusahaan Lembaga Keuangan

Unit Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Lembaga Keuangan khususnya


Koperasi Simpan Pinjam

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung

Jenis Kuesioner VSLK18-DAPEN; VSLK18-KSP; VSLK18-PMV; VSLK18-GADAI;


VSLK18-VALAS

154
KELUARAN
Nama indikator yang Rata-rata Sisa Hasil Usaha (SHU); ROA (Return on Asset)
dihasilkan Pembiayaan; ROE (Return on Equity) Pembiayaan.

Publikasi yang dihasilkan

level terendah penyajian Tahun data yang


Judul Publikasi
data disajikan
Statistik Koperasi Simpan Pinjam
Nasional 2016-2017
2018
Statistik Lembaga Keuangan 2018 Nasional 2016-2017

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

155
Updating Direktori Perusahaan Konstruksi

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Konstruksi

Tahun kegiatan 2018

Tujuan dan manfaat Memperbaharui dan membentuk kerangka induk perusahaan sektor
kegiatan konstruksi

DATA
Variabel pengumpulan data Alamat Perusahaan; Proyek Utama yang dikerjakan; Kualifikasi

id
Perusahaan/Usaha; Bidang Pekerjaan Utama; Tempat Usaha;
Keberadaan Perusahaan; Bentuk Badan Hukum/Badan Usaha;

o.
Jaringan perusahaan; Tahun Operasi
.g
ps
Frekuensi Kegiatan Tahunan
.b

Frekuensi pengumpulan Tahunan


w

data
w

METODOLOGI
w
://

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota


s
tp

Cakupan Responden Cakupan kegiatan Updating Perusahaan Konstruksi adalah


ht

perusahaan konstruksi berbadan hukum di seluruh Indonesia, target


26.000 perusahaan dengan mengutamakan perusahaan kualifikasi
kecil tidak terpilih sebagai sampel UDP 2017, dan bukan sampel
SKTR 2018 dan SKTH 2017.

Unit Observasi Perusahaan konstruksi yang mempunyai kualifikasi kecil (grade 2-4)

Unit Analisis Perusahaan Konstruksi

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung

Jenis Kuesioner UDP Konstruksi 2018

KELUARAN
Nama indikator yang Banyaknya perusahaan menurut kualifikasi usaha; Banyaknya
dihasilkan perusahaan menurut badan hukum/badan usaha.

Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Direktori Perusahaan Konstruksi Provinsi 2018

156
Updating Direktori Perusahaan Konstruksi

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Konstruksi

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Memperbaharui dan membentuk kerangka induk perusahaan sektor
kegiatan konstruksi

DATA
Variabel pengumpulan data Alamat Perusahaan; Kualifikasi Perusahaan/Usaha; Bidang Pekerjaan

id
Utama; Tempat Usaha; Keberadaan Perusahaan; Bentuk Badan

o.
Hukum/Badan Usaha; Jaringan perusahaan

Frekuensi Kegiatan Tahunan .g


ps
Frekuensi pengumpulan Tahunan
.b

data
w
w

METODOLOGI
w
://

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota


s
tp

Cakupan Responden Cakupan kegiatan Updating Perusahaan Konstruksi adalah


perusahaan konstruksi berbadan hukum di seluruh Indonesia, target
ht

26.000 perusahaan dengan mengutamakan perusahaan baru ( insert)


yang belum ada dalam sampling frame, belum terpilih sebagai sampel
UDP 2019, dan bukan sampel SKTR 2019 dan SKTH 2018.

Unit Observasi Perusahaan Konstruksi yang mempunyai kualifikasi: Besar (grade 6-


7), Menengah (grade 5), dan Kecil (grade 2-4).

Unit Analisis Perusahaan Konstruksi

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung

Jenis Kuesioner UDP Konstruksi 2019

KELUARAN
Nama indikator yang Banyaknya perusahaan menurut kualifikasi usaha; Banyaknya
dihasilkan perusahaan menurut badan hukum/badan usaha.

Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Direktori Perusahaan Konstruksi Provinsi 2019

157
KOMPILASI
PRODUK

id
ADMINISTRASI
o.
BIDANG SOSIAL .g
ps
.b
w
w
w
s://
tp
ht

158
ht
tp
s ://
w
w
w
.b
ps
.g
o.
id

159
Kompilasi Data Indikator Pembangunan Berkelanjutan

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Ketahanan Sosial

Subdit. Stat. Lingkungan Hidup

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat 1. Menyediakan informasi yang menggambarkan keadaan dan


kegiatan usaha-usaha penanggulangan kerusakan terhadap alam secara
berkesinambungan
2. Menyediakan informasi yang komprehensif, mengenai tekanan,
dampak, dan respon terhadap kegiatan sosial ekonomi pada

id
lingkungan hidup

o.
3. Menyajikan data dan informasi tentang perkembangan keadaan
dan kondisi lingkungan hidup di Indonesia.
.g
ps
DATA
.b

Variabel pengumpulan data Proporsi populasi yang memiliki fasilitas cuci tangan dengan sabun
w

dan air; Sanitasi Layak; Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM);


w

Rasio Elektrifikasi; Konsumsi Listrik Perkapita; BauranTerbarukan;


w

Populasi Penduduk Perkotaan yang Tinggal di Daerah Kumuh;


://

Hunian Layak dan Terjangkau; Korban Bencana; Tangkapan Jenis


s

Ikan yang Berada dalam Batasan Biologis yang Aman; Kawasan


tp

Konservasi Perairan; Akses Air Minum Layak


ht

Frekuensi Kegiatan Tahunan

Frekuensi pengumpulan Tahunan


data

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Cakupan Responden 1. BMKG (Seluruh Provinsi)


2. Dinas Kelautan dan Perikanan (Seluruh Provinsi)
3. Badan Lingkungan Hidup (Seluruh Provinsi)
4. Dinas Kebersihan Kota (Seluruh Provinsi)

Unit Observasi 1. BMKG (Seluruh Provinsi)


2. Dinas Kelautan dan Perikanan (Seluruh Provinsi)
3. Badan Lingkungan Hidup (Seluruh Provinsi)
4. Dinas Kebersihan Kota (Seluruh Provinsi)

160
Unit Analisis Provinsi

Metode pengumpulan data Kompilasi Produk Administrasi dengan cara xxx

KELUARAN
Publikasi yang dihasilkan

level terendah penyajian Tahun data yang


Judul Publikasi
data disajikan
Indikator Pembangunan Berkelanjutan
Provinsi 2013-2018
(IPB)

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s://
tp
ht

161
Kompilasi Data Statistik Indeks Pembangunan Manusia

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik

Subdit. Analisis Statistik

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat 1. Mendapatkan indikator penting untuk mengukur keberhasilan


kegiatan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia
(masyarakat/penduduk)
2. Mendapatkan indikator untuk menentukan peringkat atau level
pembangunan suatu wilayah
3. Mendapatkan data strategis sebagai ukuran kinerja pemerintah

id
4. Mendapatkan data strategis sebagai salah satu alokator

o.
penentuan Dana Alokasi Umum (DAU).

.g
ps
DATA
.b

Variabel pengumpulan data Angka harapan hidup saat lahir; Pengeluaran per Kapita; Rata-rata
w

Lama Sekolah; Angka Harapan Lama Sekolah


w

Frekuensi Kegiatan Tahunan


w
://

Frekuensi pengumpulan Tahunan


s

data
tp
ht

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Unit Observasi Nasional, provinsi, dan kabupaten/kota

Unit Analisis Provinsi dan kabupaten/kota

Metode pengumpulan data Kompilasi Statistik dengan cara permintaan langsung ke subject
matter

KELUARAN
Nama indikator yang Harapan Lama Sekolah (HLS); Pengeluaran per kapita; Rata-rata
dihasilkan Lama Sekolah (MYS); Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH).

Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Indeks Pembangunan Manusia 2019 Kabupaten/Kota 2010-2019

162
Kompilasi Data Statistik Indikator Kesejahteraan Rakyat

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik

Subdit. Indikator Statistik

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat 1. Memberikan gambaran umum tentang tingkat perkembangan


kegiatan kesejahteraan rakyat Indonesia antar waktu yang mencakup
pengkajian bidang-bidang yang menjadi acuan dalam upaya
peningkatan kualitas hidup
2. Memberikan gambaran umum tentang perbandingan tingkat

id
perkembangan kesejahteraan rakyat Indonesia antar provinsi

o.
maupun daerah tempat tinggal (perkotaan dan perdesaan) yang

.g
mencakup pengkajian bidang Kependudukan, Kesehatan dan
ps
Gizi, Pendidikan, Ketenagakerjaan, Taraf dan Pola Konsumsi,
Perumahan dan Lingkungan, Kemiskinan, serta Sosial Lainnya
.b

3. Memberikan gambaran tentang kondisi sosial ekonomi wilayah


w

perbatasan yang merupakan bagian penting dari agenda


w

pemerintah yang tercantum dalam Nawacita.


w
://

DATA
s
tp

Variabel pengumpulan data Pola Konsumsi; Perumahan; Lingkungan; Kemiskinan; Sosial Lainnya;
ht

Kependudukan; Kesehatan; Gizi; Ketenagakerjaan; Infrastruktur


Konektivitas; Infrastruktur Pendukung Ketahanan Pangan;
Infrastruktur Fasilitas Perumahan; Infrastruktur Teknologi dan
Informasi; Infrastruktur Pelayanan Publik

Frekuensi Kegiatan Tahunan

Frekuensi pengumpulan Tahunan


data

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Cakupan Responden Penanggungjawab teknis di BPS, Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Pekerjaan
Umum dan Pekerjaan Rakyat.

Unit Observasi BPS, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian


Kesehatan, dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Pekerjaan Rakyat.

Unit Analisis Penduduk dan Rumah Tangga dan Desa

163
Metode pengumpulan data Kompilasi Statistik dengan cara pengolahan raw data

KELUARAN
Nama indikator yang Persentase Pekerja Anak terhadap Penduduk.
dihasilkan

Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Indikator Kesejahteraan Rakyat 2019 Provinsi 1994-2019

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

164
Kompilasi Data Statistik Lingkungan Hidup Indonesia

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Ketahanan Sosial
Subdit. Stat. Lingkungan Hidup

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat 1. Menyediakan informasi yang menggambarkan keadaan dan


kegiatan usaha-usaha penanggulangan alam secara berkesinambungan
2. Mengevaluasi ketersediaan dan potensi sumber daya alam
3. Menyediakan informasi yang komprehensif, baik informasi
mengenai tekanan, dampak, dan respon terhadap kegiatan sosial

id
ekonomi pada lingkungan hidup

o.
4. Menyajikan data dan informasi tentang perkembangan keadaan
dan kondisi lingkungan hidup di Indonesia
5. .g
Menyajikan data kerusakan lingkungan alam, buatan, dan sosial
ps
6. Menyajikan data sumber daya alam yang tersedia di Indonesia
7. Membantu para pengambil kebijakan dalam merencanakan,
.b

memonitor, dan menentukan program terkait lingkungan.


w
w

DATA
w
://

Variabel pengumpulan data Lingkungan Alam; Lingkungan Buatan; Lingkungan Sosial


s
tp

Frekuensi Kegiatan Tahunan


ht

Frekuensi pengumpulan Tahunan


data

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Cakupan Responden 1. BMKG (Seluruh Provinsi)


2. Badan Lingkungan Hidup (Seluruh Provinsi)
3. Dinas Kebersihan Kota (Seluruh Provinsi)
4. KLHK
5. Kementerian PUPR
6. dan sebagainya

Unit Observasi Objek terkait lingkungan hidup terpilih dengan cakupan Indonesia
dan Provinsi

Unit Analisis Provinsi dan Indonesia

Metode pengumpulan data Kompilasi Produk Administrasi dengan cara Mengumpulkan dari KL
dan Dinas terkait

165
KELUARAN
Publikasi yang dihasilkan

level terendah penyajian Tahun data yang


Judul Publikasi
data disajikan
Statistik Lingkungan Hidup Indonesia
Provinsi 2013-2018
(SLHI)

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

166
Kompilasi Data Statistik Sumber Daya Laut dan Pesisir

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Ketahanan Sosial

Subdit. Stat. Lingkungan Hidup

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Menyajikan isu terkait laut dan pesisir, kondisi fisik, sumber daya
kegiatan yang dapat diperbaharui maupun yang tidak diperbaharui, jasa
kelautan, dan keadaan sosial ekonomi masyarakat pesisir.

id
DATA

o.
Variabel pengumpulan data Budidaya Laut; Sumber daya pesisir; Perikanan

.g
ps
Frekuensi Kegiatan Tahunan
.b

Frekuensi pengumpulan Tahunan


w

data
w

METODOLOGI
w
://

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota


s
tp

Cakupan Responden 1. Dinas Kelautan dan Perikanan (Seluruh Provinsi)


ht

2. Badan Lingkungan Hidup (Seluruh Provinsi)


3. Pemerintah daerah (Pemda) seluruh propinsi

Unit Observasi 1. Dinas Kelautan dan Perikanan (Seluruh Provinsi)


2. Badan Lingkungan Hidup (Seluruh Provinsi)
3. Pemerintah daerah (Pemda) seluruh propinsi

Unit Analisis Provinsi

Metode pengumpulan data Kompilasi Produk Administrasi dengan cara xxx

KELUARAN
Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Sumber Daya Laut dan Pesisir (SDLP) Provinsi 2012-2018

167
Penyusunan Analisis Mobilitas Tenaga Kerja Hasil Survei
Angkatan Kerja Nasional

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Subdit. Stat. Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Mengeksplorasi potensi mobilitas tenaga kerja di Indonesia, baik
kegiatan pekerja yang melakukan kegiatan mobilitas maupun
mobilitas/perpindahan pekerjaan (job mobility), yaitu:

id
1. Menyoroti pola mobilitas pekerja di Indonesia
2. Mengidentifikasi karakteristik pekerja yang melakukan mobilitas

o.
3. Mengamati pola mobilitas pekerja menurut sektor ekonomi
.g
dalam upaya untuk melihat sektor ekonomi yang paling
ps
berpotensi untuk menyerap tenaga kerja migran
4. Dalam rangka memperkaya analisis mobilitas, dilakukan juga
.b

analisis mobilitas pekerjaan dari para pekerja.


w
w

DATA
w
://

Variabel pengumpulan data Pekerja Komuter; Pekerja Sirkuler; Lapangan usaha; Penduduk Usia
Kerja; Pekerja; Pengangguran; Status pekerjaan; Pekerja yang pindah
s

pekerjaan; Pekerja Migran Risen


tp
ht

Frekuensi Kegiatan 2 tahun sekali

Frekuensi pengumpulan Semesteran


data

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Cakupan Responden Anggota Rumah Tangga (ART) 5 tahun ke atas

Unit Observasi Rumah tangga biasa dan tidak termasuk rumah tangga khusus

Unit Analisis Penduduk 15 tahun ke atas yang bekerja

Metode pengumpulan data Kompilasi Statistik dengan cara Meminta raw data dari subject
matter terkait

168
KELUARAN
Nama indikator yang Persentase Pekerja yang Pindah Pekerjaan; Persentase Pekerja
dihasilkan Sirkuler; Angkatan Kerja; Persentase Pekerja Komuter; Persentase
Pekerja Migran Risen.

Publikasi yang dihasilkan

level terendah Tahun data yang


Judul Publikasi
penyajian data disajikan
Analisis Mobilitas Tenaga Kerja Hasil Survei
Provinsi 2017-2018
Angkatan Kerja Nasional 2018

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

169
Penyusunan Publikasi Statistik Mobilitas Penduduk dan
Tenaga Kerja

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Subdit. Stat. Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Menghimpun data-data yang terkait dengan mobilitas penduduk dan
kegiatan tenaga kerja yang berasal dari data primer (data yang dihasilkan dari
sensus atau survei yang dilakukan BPS) ataupun data sekunder (data
yang dikumpulkan dari instansi-instansi terkait di luar BPS) untuk
menyediakan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan

id
kebijakan, program dan kegiatan yang terkait dengan upaya

o.
pengendalian penduduk dan tenaga kerja.

DATA .g
ps
.b

Variabel pengumpulan data Migran Seumur Hidup; Migran Risen; Pekerja Komuter; Pekerja
Sirkuler; Pergeseran Pekerjaan
w
w

Frekuensi Kegiatan Dua tahunan


w
://

Frekuensi pengumpulan Semesteran


s

data
tp

METODOLOGI
ht

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Cakupan Responden Instansi (sumber data sekunder)

Unit Observasi Migran seumur hidup, migran risen, pekerja ulang-alik, pekerja
sirkuler, TKI, TKA, transmigran, imigran, penumpang kereta
commuter line

Unit Analisis Penduduk migran, pekerja ulang-alik, pekerja sirkuler, TKI, TKA,
transmigran, imigran, penumpang kereta commuter line

Metode pengumpulan data Kompilasi Statistik dengan cara meminta data langsung ke unit
kerja/instansi terkait

170
KELUARAN
Nama indikator yang Migrasi Neto Risen; Persentase Pekerja Sirkuler; Persentase Pekerja
dihasilkan Komuter; Migrasi Neto Seumur Hidup.

Publikasi yang dihasilkan

level terendah penyajian Tahun data yang


Judul Publikasi
data disajikan
Statistik Mobilitas Penduduk dan Tenaga
Provinsi 2017-2018
Kerja 2017

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

171
Penyusunan Statistik Politik dan Keamanan

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Ketahanan Sosial

Subdit. Stat. Politik dan Keamanan

Tahun kegiatan 2018

Tujuan dan manfaat 1. Menghimpun data Statistik politik dan keamanan


kegiatan 2. Memberikan gambaran perkembangan situasi bidang politik dan
keamanan antar waktu
3. Memberikan gambaran perbandingan perkembangan situasi
bidang politik dan keamanan antar wilayah.

id
DATA

o.
Variabel pengumpulan data
.g
Jumlah Kejahatan (Crime Total) Nasional; Jumlah Kejahatan menurut
ps
klasifikasi Jenis Kejahatan; Jumlah Kejahatan menurut waktu (bulan)
kejadian; Jumlah Kejahatan yang Diselesaikan (Crime Cleared) ;
.b

Persentase Penyelesaian Kejahatan (Clearance Rate) ; Selang Waktu


w

Terjadinya Kejahatan (Crime Clock); Risiko Penduduk Terkena


Kejahatan (Crime Rate) ; Persentase Korban Kejahatan Menurut Jenis
w

Kejahatan; Persentase Korban Kejahatan yang Melaporkan ke Polisi


w

Menurut Jenis Kejahatan; Persentase Korban Kejahatan yang


://

Mendapat Penanganan Polisi; Jumlah dan persentase


s

Desa/Kelurahan yang mengalami kejadian kriminalitas; Jumlah dan


tp

persentase Desa/Kelurahan menurut jenis kriminalitas yang dialami;


ht

Jumlah dan persentase Desa/Kelurahan yang mengalami kejadian


perkelahian massal; Jumlah dan persentase Desa/Kelurahan menurut
jenis perkelahian massal yang terjadi; Jumlah dan Persentase
Desa/Kelurahan menurut Jenis Upaya yang dilakukan warganya
untuk menjaga Keamanan; Jumlah Desa/Kelurahan Menurut
Keberadaan Pos Polisi dan Kemudahan Akses ke Pos Polisi Terdekat;
Indeks Demokrasi Indonesia; kepala desa berdasarkan pendidikan,
kelompok umur, dan jenis kelamin; Sekretaris desa berdasarkan
pendidikan, kelompok umur, dan jenis kelamin; Ketersediaan
Program TV yang Dapat Diterima; Realisasi Penerimaan Pemerintah;
Realisasi Pendapatan Pemerintah; Distribusi Provinsi di Indonesia
Menurut Kategori Tingkat Ketergantungan; Kontribusi Pendapatan
Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia Menurut Jenis Pendapatan;
Realisasi Belanja Pemerintah; Kontribusi Belanja Pemerintah

Frekuensi Kegiatan Tahunan

Frekuensi pengumpulan Tahunan


data

172
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Cakupan Responden KPU, Bappeda, Kesbanglinmas, Sekretariat Dewan, Kanwil


Kemenkumham, Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan, DPRD,
Kesbangpol

Unit Observasi Instansi Pemerintah

Metode pengumpulan data Kompilasi Produk Administrasi dengan cara Data sekunder

KELUARAN
Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Statistik Politik 2017 Provinsi 2016

id
Statistik Politik 2018 Provinsi 2017

o.
Statistik Kriminal 2016 Provinsi 2015
Statistik Politik 2016 Provinsi
.g 2015
ps
Statistik Kriminal 2017 Provinsi 2016
Statistik Kriminal 2018 Provinsi 2017
.b
w
w
w
s://
tp
ht

173
Statistik Telekomunikasi Indonesia
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata
Subdit. Stat. Komunikasi dan Teknologi Informasi

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Menyajikan data dan informasi yang lengkap dan mutakhir mengenai
kegiatan telekomunikasi Indonesia, yang mencakup jaringan telekomunikasi
dan jasa telekomunikasi.

DATA
Variabel pengumpulan data Penggunaan Telepon Selular oleh Rumah Tangga; Penggunaan
Telepon Tetap Kabel oleh Rumah Tangga; Kepemilikan Komputer;
Kepemilikan Akses Internet; Telepon Tetap Kabel; Warung Internet;

id
Penetrasi Internet

o.
Frekuensi Kegiatan Tahunan
.g
ps
Frekuensi pengumpulan Tahunan
data
.b
w

METODOLOGI
w
w

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota


://

Cakupan Responden Subdit Statistik Rumahtangga, Subdit. Statistik ketahanan Wilayah,


s

Subdit Statistik Ekspor, Subdit Statistik Impor dan Kementerian


tp

Informasi dan Telekomunikasi.


ht

Unit Observasi Susenas BPS, Podes BPS, Data Telekomunikasi Kementerian


Informasi dan Telekomunikasi

Unit Analisis Perusahaan Jaringan dan Jasa Telekomunikasi, Desa/Kelurahan, dan


Rumah Tangga

Metode pengumpulan data Kompilasi Statistik dengan cara mengumpulkan data dari pihak
terkait

KELUARAN
Nama indikator yang Penduduk perkotaan yang akses internet (5 tahun ke atas);
dihasilkan Persentase laki-laki yang mengakses internet (5 tahun ke atas);
Penduduk perdesaan yang akses internet (5 tahun ke atas);
Persentase perempuan yang mengakses internet (5 tahun ke atas).

174
Publikasi yang dihasilkan

level terendah penyajian Tahun data yang


Judul Publikasi
data disajikan
Statistik Telekomunikasi Indonesia
Provinsi 2013-2018
2018

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

175
KOMPILASI
PRODUK
ADMINISTRASI

id
o.
BIDANG EKONOMI
.g
ps
.b
w
w
w
s://
tp
ht

176
ht
tp
s ://
w
w
w
.b
ps
.g
o.
id

177
Indikator Pertanian

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan

Subdit. Stat. Hortikultura

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Menyediakan informasi data penunjang yang dapat digunakan
kegiatan sebagai bahan perencanaan, monitor, dan evaluasi perkembangan di
sektor pertanian seperti perkembangan produksi, lahan pertanian,
upah tenaga kerja, harga, ekspor, impor, kontribusi sektor pertanian
terhadap PDB, dan kontribusi subsektor pertanian terhadap PDB
sektor pertanian.

id
DATA

o.
Variabel pengumpulan data Produksi Tanaman Padi; Produksi Tanaman Palawija; Produksi
.g
Tanaman Sayuran; Produksi Tanaman Perkebunan Besar Negara;
ps
Produksi Tanaman Perkebunan Besar Swasta; Produksi Tanaman
Buah-buahan; Produksi Tanaman Kehutanan; Upah Buruh Tani; Upah
.b

Nominal Buruh Tani; Produksi Perikanan Tangkap; Produktivitas


w

Tanaman Pangan; Produktivitas tanaman perkebunan ; Luas Panen


w

Tanaman Pangan; Luas Lahan Pertanian; Luas Tanaman Perkebunan


w

Besar Negara; Luas Lahan Usaha Budidaya Perikanan; Rumah Tangga


://

Perikanan Budidaya; Harga tanaman perkebunan; Produksi


s

peternakan; Produk Domestik Bruto (PDB) Sektor Pertanian; Upah


tp

Riil Buruh Tani; Harga Produsen; Jumlah Kapal/Perahu Penangkap


Ikan di Laut; Luas Tanaman Perkebunan; Luas Tanaman Perkebunan
ht

Rakyat; Luas Tanaman Perkebunan Besar; Luas Tanaman


Perkebunan Besar Swasta; Produksi; Produksi Perikanan Budidaya;
Impor; Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat; Ekspor; Nilai Tukar
Petani (NTP); Produk Domestik Bruto (PDB); Produktivitas tanaman
hortikultura; Jumlah Kapal/Perahu Penangkap Ikan di Perairan
Umum

Frekuensi Kegiatan Tahunan

Frekuensi pengumpulan Tahunan


data

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Cakupan Responden Unit kerja yang bekerja di bidang pertanian, harga perdesaaan, dan
neraca produksi

Unit Analisis Nasional

Metode pengumpulan data Kompilasi Statistik dengan cara Data sekunder

178
KELUARAN
Nama indikator yang Indeks Berantai Produksi Subsektor Pertanian; Sumbangan
dihasilkan Subsektor Pertanian; Produktivitas Tanaman; Indeks Produksi
Subsektor Pertanian.

Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Indikator Pertanian 2018 Nasional 2017-2018

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

179
Kompilasi Data Indikator Ekonomi

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik

Subdit. Indikator Statistik

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Menyajikan Statistik ekonomi yang dibutuhkan para pemakai data
kegiatan untuk berbagai keperluan pengamatan dan analisa ekonomi.

DATA
Variabel pengumpulan data Indeks Harga Konsumen; Indeks Harga Produsen; Nilai Tukar Petani;

id
Indeks Harga Perdagangan Besar; Nilai Tukar Valuta; Keuangan;

o.
Perbankan; Penanaman modal; Produksi sektor Pertanian; Produksi

.g
Sektor Industri; Produksi Sektor Pertambangan; Konstruksi; Neraca
ps
Pembayaran; Perdagangan luar negeri; Perhubungan; Perhotelan;
Pariwisata; Pendapatan Nasional; Penduduk dan ketenagakerjaan
.b

Frekuensi Kegiatan Bulanan


w
w

Frekuensi pengumpulan Bulanan


w

data
s ://

METODOLOGI
tp
ht

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Cakupan Responden Penanggung jawab teknis di BPS, Bank Indonesia, Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM), dan instansi lain

Unit Observasi BPS, Bank Indonesia, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM),
dan instansi lain

Metode pengumpulan data Kompilasi Produk Administrasi dengan cara data sekunder

180
KELUARAN
Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Indikator Ekonomi Desember 2018 Provinsi 2006-2019
Indikator Ekonomi Januari 2019 Provinsi 2006-2019
Indikator Ekonomi Februari 2019 Provinsi 2006-2019
Indikator Ekonomi April 2019 Provinsi 2006-2019
Indikator Ekonomi Oktober 2019 Provinsi 2006-2019
Indikator Ekonomi Juli 2019 Provinsi 2006-2019
Indikator Ekonomi Mei 2019 Provinsi 2006-2019
Indikator Ekonomi September 2019 Provinsi 2006-2019
Indikator Ekonomi Agustus 2019 Provinsi 2006-2019
Indikator Ekonomi November 2018 Provinsi 2006-2019
Indikator Ekonomi Maret 2019 Provinsi 2006-2019

id
Indikator Ekonomi Juni 2019 Provinsi 2006-2019

o.
.g
ps
.b
w
w
w
s://
tp
ht

181
Kompilasi Data Indikator Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) di
Indonesia

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik

Subdit. Indikator Statistik

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Menyajikan indikator-indikator SDGs yang tersedia di Indonesia


kegiatan khususnya Badan Pusat Statistik dan beberapa instansi lain. Untuk

id
mengetahui posisi capaian awal pembangunan berkelanjutan pada

o.
setiap tujuan SDGs dengan melakukan analisis terhadap indikator
yang tersedia. Mendorong kepada para pemangku kepentingan dalam
.g
menyediakan data dan informasi bagi ketersediaan indikator SDGs di
ps
Indonesia.
.b

DATA
w
w

Variabel pengumpulan data Kemiskinan; Kelaparan; Kesehatan; Pendidikan; Kesetaraan Gender;


w

Akses Air Bersih dan Sanitasi; Energi Bersih; Pekerjaan Layak;


://

Infrastruktur; Ketimpangan; Kota yang berkelanjutan; Konsumsi dan


s

Produksi; Perubahan iklim; Ekosistem Laut; Ekosistem Darat;


tp

Perdamaian, Keadlian, dan Kelembagaan; Kemitraan


ht

Frekuensi Kegiatan Tahunan

Frekuensi pengumpulan Tahunan


data

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Cakupan Responden Subject matter terkait di BPS dan Kementerian/Lembaga terkait.

Metode pengumpulan data Kompilasi Statistik dengan cara Lewat email

KELUARAN
Nama indikator yang Prevalensi balita dengan keadaan stunting (tinggi badan kurang);
dihasilkan Persentase produksi yang dicapai terhadap target produksi pertanian
tanaman pangan; Jumlah penyuluh pertanian per 1000 petani;
Perubahan tahunan luas lahan kritis; Persentase wanita umur 20-24
tahun yang berstatus kawin/hidup bersama atau berstatus
kawin/hidup bersama sebelum berusia 18 tahun; Persentase pernah
disunat pada anak perempuan umur 0-11 tahun; Angka Kelahiran

182
Total; Rata-rata jam kerja pekerja dibayar dan tidak dibayar; Tingkat
kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi; Proporsi rumah tangga
yang memiliki akses air minum layak; Proporsi rumah tangga yang
memiliki akses sanitasi layak; Prevalensi HIV/AIDS, jumlah kasus
baru dan kasus kumulatif; Angka kejadian tuberkolosis (semua
kasus/100.000 penduduk/tahun); Insiden malaria; Jumlah korban
meninggal akibat kecelakaan lalu lintas per 100.000 penduduk; Rata-
rata polusi udara perkotaan (PM10); Persentase balita yang
menerima imunisasi lengkap; Tingkat prevalensi kontrasepsi (CPR);
Fasilitas program kesehatan jiwa di RS dan Puskesmas; Skor pola
pangan harapan (PPH); Prevalensi gemuk dan sangat gemuk;
Prevalensi perokok saat ini penduduk usia 15 tahun ke atas;
Prevalensi peminum alkohol 12 bulan dan 1 bulan terakhir;
Persentase anak yang mengikuti pendidikan prasekolah; Angka
Kelulusan SD; Persentase kursi yang diduduki perempuan dan
minoritas di parlemen nasional dan/atau kantor daerah; Persentase
total sumber air yang digunakan; Persentase rumah tangga yang
menggunakan bahan bakar (listrik, gas/elpiji, gas kota, dan minyak

id
tanah) untuk memasak; Ratifikasi dan implementasi standar kerja

o.
fundamental ILO dan kepatuhan dalam hukum dan praktek; Akses
terhadap jalan untuk segala musim/all season road; Persentase
.g
rumah tangga dengan sumber penerangan utama listrik PLN dan
ps
listrik non PLN; Tingkat intensitas energi primer; PNB per kapita
(PPP, current US$ Atlas method); Laporan dan Implementasi Sistem
.b

Neraca Ekonomi dan Lingkungan; Persentase angkatan kerja usia 15-


w

24 tahun yang bekerja, menurut sektor formal dan informal;


w

Langganan broadband telepon genggam per 1000 penduduk,


w

menurut perkotaan/perdesaan; Nilai tambah sektor manufaktur


://

(MVA) sebagai persentase terhadap PDB; Persentase penduduk


dengan daya beli di bawah $1,25 per kapita per hari (PPP);
s
tp

Persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan


nasional, dibedakan; Angka kematian neonatal, bayi dan balita; Angka
ht

Kematian Ibu; Persentase penduduk yang tercakup dalam program


perlindungan sosial; Jumlah bidang tanah yang bersertifikat di
perdesaan; Jumlah korban bencana alam yang meninggal dunia;
Angka Kelulusan SMP dan SMA; APK Pendidikan Tinggi; Prevalensi
wanita 15-49 tahun yang mengalami kekerasan fisik dan seksual oleh
pasangan intimnya dalam 12 bulan terakhir (ad-hoc); Persentase
penduduk dengan konsumsi energi di bawah standar minimum.

Publikasi yang dihasilkan

level terendah Tahun data yang


Judul Publikasi
penyajian data disajikan
Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di
Provinsi 2015-2019
Indonesia 2019

183
Kompilasi Data Laporan Perekonomian Indonesia

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
Subdit. Indikator Statistik

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat 1. Menyajikan indikator-indikator Statistik ekonomi secara berkala


kegiatan dan berkelanjutan sebagai informasi kepada masyarakat tentang
perkembangan dan kondisi perekonomian di wilayah Indonesia
2. Menyajikan perkembangan ekonomi Indonesia yang bisa
digunakan pemerintah dan swasta sebagai bahan pertimbangan
dalam penetapan berbagai kebijakan.

id
o.
DATA
.g
ps
Variabel pengumpulan data Pertumbuhan ekonomi regional; Perkembangan poros ekonomi
maritim Indonesia; Inflasi; Impor; Neraca perdagangan Indonesia;
.b

Kinerja sektor moneter; Ekspor; Daya beli masyarakat; Tinjauan


w

perekonomian dunia; Tinjauan perekonomian Indonesia;


w

Pertumbuhan ekonomi nasional; Perkembangan investasi;


w

Perdagangan saham; Pariwisata; Ketenagakerjaan


://

Frekuensi Kegiatan Tahunan


s
tp

Frekuensi pengumpulan Tahunan


ht

data

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Cakupan Responden Penanggungjawab teknis di BPS dan Kementerian/Lembaga

Unit Observasi BPS dan Kementerian/Lembaga (seperti Bank Indonesia, Badan


Koordinasi Penanaman Modal, dan instansi lainnya)

Metode pengumpulan data Kompilasi Statistik dengan cara pengumpulan data dari subject
matter

KELUARAN
Publikasi yang dihasilkan

level terendah penyajian Tahun data yang


Judul Publikasi
data disajikan
Laporan Perekonomian Indonesia 2018 Provinsi 2010-2019

184
Kompilasi Statistik Indonesia

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Diseminasi Statistik

Subdit. Publikasi dan Kompilasi Statistik

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Menyediakan data bagi Pemerintah sebagai bahan perencanaan,
kegiatan pengawasan, dan evaluasi pelaksanaan pembangunan di berbagai
bidang, - Menyediakan data bagi dunia usaha sebagai dasar
pengembangan usaha, penentuan sumber pembiayaan, perkiraan
produksi, perencanaan dan pengembangan pemasaran, -

id
Menyediakan data bagi akademisi dan masyarakat lainnya sebagai

o.
bahan rujukan suatu penelitian atau perencanaan suatu kegiatan.

.g
ps
DATA
.b

Frekuensi Kegiatan Tahunan


w

Frekuensi pengumpulan Tahunan


w

data
w
://

METODOLOGI
s
tp

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota


ht

Cakupan Responden Liaison Officer (LO) di BPS dan Kementerian/Lembaga

Unit Observasi BPS dan Kementerian/Lembaga

Metode pengumpulan data Kompilasi Produk Administrasi dengan cara lainnya

KELUARAN
Publikasi yang dihasilkan

level terendah penyajian Tahun data yang


Judul Publikasi
data disajikan
Statistik Indonesia 2019 Provinsi 2014-2018
Statistik Indonesia Dalam Infografis
Provinsi 2014-2018
2019

185
Penyesuaian Musiman (Seasonal Adjustment) pada Data
PDB Triwulanan menurut Pengeluaran

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik

Subdit. Pengembangan Model Statistik

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Melakukan proses penyesuian musiman pada data PDB triwulanan
kegiatan menurut pengeluaran, khususnya pada konsumsi rumah tangga
sektor makanan dan minuman, dengan mempertimbangkan efek
Ramadhan (Idul Fitri) yang banyak mempengaruhi pola konsumsi

id
masyarakat terutama konsumsi makanan dan minuman.

o.
.g
DATA
ps
Variabel pengumpulan data Produk Domestik Bruto (PDB); Pengeluaran Konsumsi Akhir Rumah
.b

Tangga
w

Frekuensi Kegiatan Tahunan


w
w

Frekuensi pengumpulan Triwulanan


://

data
s
tp

METODOLOGI
ht

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Unit Analisis Pengeluaran konsumsi rumah tangga (makanan dan minuman)

Metode pengumpulan data Kompilasi Statistik dengan cara lainnya

KELUARAN
Publikasi yang dihasilkan

level terendah Tahun data yang


Judul Publikasi
penyajian data disajikan
Efek Ramadhan pada PDB triwulanan menurut
Nasional 2010-2018
pengeluaran

186
Penyusunan Data Statistik Neraca Energi

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Tahun kegiatan 2018

Tujuan dan manfaat Mendapatkan gambaran akan ketersediaan energi di Indonesia dan
kegiatan penggunaan energi, sehingga dapat menjadi dasar dalam kebijakan di
bidang energi

id
DATA

o.
Variabel pengumpulan data Jumlah dan Nilai produksi; Struktur Biaya; Banyaknya Tenaga Kerja;

.g
Balas Jasa Pekerja; Produksi Energi Primer; Impor Energi; Ekspor
ps
Energi; Konsumsi Energi
.b

Frekuensi Kegiatan Tahunan


w

Frekuensi pengumpulan Tahunan


w

data
w
://

METODOLOGI
s
tp

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota


ht

Cakupan Responden Kementerian ESDM, PT PLN, PT PGN, BPH MIGAS, PT KAI

Unit Observasi Kementerian ESDM, PT PLN, PT PGN, BPH MIGAS, PT KAI

Unit Analisis Energi

Metode pengumpulan data Kompilasi Statistik dengan cara lainnya

KELUARAN
Nama indikator yang Energi perkapita; Kebutuhan Energi; Energi yang dikonsumsi;
dihasilkan Produksi Energi; Impor Energi; Ekspor Energi.

Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Neraca Energi Nasional 2012-2017

187
Penyusunan Data Statistik Neraca Energi

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Mendapatkan gambaran akan ketersediaan energi di Indonesia dan
kegiatan penggunaan energi, sehingga dapat menjadi dasar dalam kebijakan di
bidang energi

DATA

id
Variabel pengumpulan data Produksi Energi Primer; Impor Energi; Ekspor Energi; Konsumsi

o.
Energi

Frekuensi Kegiatan Tahunan .g


ps
.b

Frekuensi pengumpulan Tahunan


data
w
w

METODOLOGI
w
://

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota


s
tp

Cakupan Responden Kementerian ESDM, PT PLN, PT PGN, BPH MIGAS, PT KAI


ht

Unit Observasi Kementerian ESDM, PT PLN, PT PGN, BPH MIGAS, PT KAI

Unit Analisis Energi

Metode pengumpulan data Kompilasi Statistik dengan cara lainnya

KELUARAN
Nama indikator yang Energi perkapita.
dihasilkan

Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Neraca Energi Nasional 2013-2018

188
Penyusunan Disagregasi PMTB Menurut Institusi dan
Lapangan Usaha

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Neraca Pengeluaran

Subdit. Neraca Modal dan Luar Negeri

Tahun kegiatan 2018

Tujuan dan manfaat Tujuan Kegiatan:


kegiatan
1. Memperoleh data dan indikator untuk meningkatkan kualitas

id
neraca nasional yang terkait dengan investasi.

o.
2. Memperoleh data PMTB menurut jenis barang modal, lapangan
usaha, dan sektor institusi.
3.
.g
Memperoleh indikator untuk penghitungan usia pakai menurut
ps
jenis barang modal.
4. Memperoleh data untuk menyusun stok kapital.
.b
w

Manfaat Kegiatan:
w

1. Sebagai masukan terhadap kebijakan investasi dan kebijakan


w

makro lainnya.
://

2. Keperluan perencanaan pembangunan ekonomi nasional.


s

3. Membantu dunia usaha dalam menentukan arah kebijakan


tp

usaha.
ht

DATA
Variabel pengumpulan data Aset Tetap; Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB); Usia Pakai
Barang Modal; Bangunan; Mesin dan Perlengkapan; Kendaraan;
Peralatan Lainnya; Hewan Menghasilkan Berulang; Tanaman
Menghasilkan Berulang; PMTB Produk Kekayaan Intelektual; Biaya
Pemindahan Kepemilikan Aset yang Tidak Diproduksi

Frekuensi Kegiatan Tahunan

Frekuensi pengumpulan Tahunan


data

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Cakupan Responden 1. Rumah Tangga


2. Perusahaan Finansial
3. Perusahaan Nonfinansial
4. LNPRT

189
5. Dinas
6. Desa

Unit Observasi 1. Rumah Tangga


2. Perusahaan Finansial
3. Perusahaan Nonfinansial
4. LNPRT
5. Dinas
6. Desa

Unit Analisis 1. Pemerintah


2. Swasta
3. BUMN

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung; Pengumpulan Data
Sekunder

Jenis Kuesioner PMTB18-Kapal (DISHUB); MI-06A; PMTB18-Eksplorasi; MI-04;


PMTB18-Kendaraan (SAMSAT); MI-05A; PMTB18-APBN; MI-07A;
PMTB18-Kapal (KELAUTAN); MI-06B; PMTB18-LNPRT; MILNPRT;

id
PMTB18-APBDesa; MI-07C; PMTB18-Nonfinansial; MIP-02; PMTB18-

o.
APBD; MI-07B; PMTB18-Perkebunan; MI-01; PMTB18-Hewan; MI-

.g
03; PMTB18-Finansial; MIP-01; PMTB18-PBB; MI-10; PMTB18-IMB;
MI-09; PMTB18-HKI; MI-08; PMTB18-Hortikultura; MI-02; PMTB18-
ps
RT; MIRT
.b
w

KELUARAN
w

Nama indikator yang -


w

dihasilkan
://
s
tp
ht

190
Penyusunan Disagregasi PMTB Menurut Institusi dan
Lapangan Usaha

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Neraca Pengeluaran

Subdit. Neraca Modal dan Luar Negeri

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Tujuan Kegiatan:


kegiatan
1. Memperoleh data dan indikator untuk meningkatkan kualitas

id
neraca nasional yang terkait dengan investasi.

o.
2. Memperoleh data PMTB menurut jenis barang modal, lapangan
usaha, dan sektor institusi.
3.
.g
Memperoleh indikator untuk penghitungan usia pakai menurut
ps
jenis barang modal.
4. Memperoleh data untuk menyusun stok kapital.
.b
w

Manfaat Kegiatan:
w

1. Sebagai masukan terhadap kebijakan investasi dan kebijakan


w

makro lainnya.
://

2. Keperluan perencanaan pembangunan ekonomi nasional.


s

3. Membantu dunia usaha dalam menentukan arah kebijakan


tp

usaha.
ht

DATA
Variabel pengumpulan data Aset Tetap; Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB); Usia Pakai
Barang Modal; Bangunan; Mesin dan Perlengkapan; Kendaraan;
Peralatan Lainnya; Hewan Menghasilkan Berulang; Tanaman
Menghasilkan Berulang; PMTB Produk Kekayaan Intelektual; Biaya
Pemindahan Kepemilikan Aset yang Tidak Diproduksi

Frekuensi Kegiatan Tahunan

Frekuensi pengumpulan Tahunan


data

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Cakupan Responden 1. Rumah Tangga


2. Perusahaan Finansial
3. Perusahaan Nonfinansial
4. LNPRT

191
5. Dinas
6. Desa

Unit Observasi 1. Rumah Tangga


2. Perusahaan Finansial
3. Perusahaan Nonfinansial
4. LNPRT
5. Dinas
6. Desa

Unit Analisis 1. Pemerintah


2. Swasta
3. BUMN

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung; Mengisi kuesioner sendiri
(swacacah); Pengumpulan data sekunder

Jenis Kuesioner PMTB19-Finansial; MIP-01; PMTB19-RT; MIRT; PMTB19-LNPRT;


MILNPRT; PMTB19-Hewan; MI-03; PMTB19-Nonfinansial; MIP-02;
PMTB19-Hortikultura; MI-02; PMTB19-Perkebunan; MI-01

id
o.
KELUARAN
.g
ps
Nama indikator yang -
dihasilkan
.b
w
w
w
://
s
tp
ht

192
Penyusunan Komponen Ekspor Impor Luar Negeri pada
PDB menurut Pengeluaran

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Neraca Pengeluaran
Subdit. Neraca Modal dan Luar Negeri

Tahun kegiatan 2018

Tujuan dan manfaat 1. Diperoleh nilai dan struktur neraca barang dan jasa yang akurat
kegiatan untuk penyusunan PDB-E, SUT/IO sisi uses dan neraca sektor
institusi
2. Menyusun analisis singkat tentang barang dan jasa Indonesia
3. Menyelaraskan penghitungan ekspor/impor barang dan jasa di
tingkat nasional (PDB) dan tingkat provinsi (PDRB).

id
o.
DATA
.g
ps
Variabel pengumpulan data Ekspor luar negeri; Impor luar negeri
.b

Frekuensi Kegiatan Triwulanan


w

Frekuensi pengumpulan Triwulanan; Tahunan


w

data
w
://

METODOLOGI
s
tp

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota


ht

Cakupan Responden Subject matter terkait, kementerian/lembaga, international


organization

Unit Observasi Subject matter terkait, kementerian/lembaga, international


organization

Unit Analisis Nasional

Metode pengumpulan data Kompilasi Produk Administrasi dengan cara data sekunder

KELUARAN
Nama indikator yang Sumber Pertumbuhan Ekonomi; Neraca Perdagangan; Volume
dihasilkan Perdagangan; Pertumbuhan Ekspor/Impor; Derajat Keterbukaan.

Publikasi yang dihasilkan

level terendah Tahun data


Judul Publikasi
penyajian data yang disajikan
Produk Domestik Bruto Indonesia menurut Pengeluaran Nasional -

193
Penyusunan Komponen Ekspor Impor Luar Negeri pada
PDB menurut Pengeluaran

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Neraca Pengeluaran

Subdit. Neraca Modal dan Luar Negeri

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat 1. Diperoleh nilai dan struktur neraca barang dan jasa yang akurat
kegiatan untuk penyusunan PDB-E, SUT/IO sisi uses dan neraca sektor
institusi
2. Menyusun analisis singkat tentang barang dan jasa Indonesia

id
3. Menyelaraskan penghitungan ekspor/impor barang dan jasa di

o.
tingkat nasional (PDB) dan tingkat provinsi (PDRB).

DATA .g
ps
.b

Variabel pengumpulan data Ekspor luar negeri; Impor luar negeri


w

Frekuensi Kegiatan Triwulanan


w
w

Frekuensi pengumpulan Triwulanan; Tahunan


://

data
s
tp

METODOLOGI
ht

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Cakupan Responden Subject matter terkait, kementerian/lembaga, international


organization

Unit Observasi Subject matter terkait, kementerian/lembaga, international


organization

Unit Analisis Nasional

Metode pengumpulan data Kompilasi Produk Administrasi dengan cara data sekunder

KELUARAN
Nama indikator yang Sumber Pertumbuhan Ekonomi; Neraca Perdagangan; Volume
dihasilkan Perdagangan; Pertumbuhan Ekspor/Impor; Derajat Keterbukaan.

194
Penyusunan Komponen PMTB dan Perubahan Inventori
pada PDB menurut Pengeluaran

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Neraca Pengeluaran
Subdit. Neraca Modal dan Luar Negeri

Tahun kegiatan 2018

Tujuan dan manfaat 1. Diperoleh nilai PMTB dan perubahan inventori.


kegiatan 2. Menyusun analisis singkat tentang PMTB dan perubahan
inventori.
3. Menyelaraskan penghitungan PMTB dan perubahan inventori di

id
tingkat nasional (PDB) dan tingkat provinsi (PDRB)

o.
DATA
.g
ps
Variabel pengumpulan data PMTB Peralatan Lainnya; PMTB CBR; PMTB Produk Kekayaan
Intelektual; Perubahan Inventori; PMTB; PMTB Bangunan; PMTB
.b

Mesin dan Perlengkapan; PMTB Kendaraan


w
w

Frekuensi Kegiatan Triwulanan


w

Frekuensi pengumpulan Triwulanan; Tahunan


://

data
s
tp

METODOLOGI
ht

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Cakupan Responden Kementerian/lembaga/institusi dan subject matter terkait

Unit Observasi Kementerian/lembaga/institusi dan subject matter terkait

Unit Analisis Nasional

Metode pengumpulan data Kompilasi Produk Administrasi dengan cara Data sekunder

KELUARAN
Nama indikator yang Pertumbuhan PMTB; Peran Perubahan Inventori; Peran PMTB.
dihasilkan

Publikasi yang dihasilkan

level terendah penyajian Tahun data yang


Judul Publikasi
data disajikan
Produk Domestik Bruto Indonesia menurut
Nasional -
Pengeluaran

195
Penyusunan Komponen PMTB dan Perubahan Inventori
pada PDB menurut Pengeluaran

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Neraca Pengeluaran

Subdit. Neraca Modal dan Luar Negeri

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat 1. Diperoleh nilai PMTB dan perubahan inventori.


kegiatan 2. Menyusun analisis singkat tentang PMTB dan perubahan
inventori.
3. Menyelaraskan penghitungan PMTB dan perubahan inventori di

id
tingkat nasional (PDB) dan tingkat provinsi (PDRB)

o.
.g
DATA
ps
Variabel pengumpulan data Perubahan Inventori; PMTB; PMTB Peralatan Lainnya; PMTB CBR;
.b

PMTB Produk Kekayaan Intelektual; PMTB Bangunan; PMTB Mesin


dan Perlengkapan; PMTB Kendaraan
w
w

Frekuensi Kegiatan Triwulanan


w
://

Frekuensi pengumpulan Triwulanan; Tahunan


s

data
tp

METODOLOGI
ht

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Cakupan Responden Kementerian/lembaga/institusi dan subject matter terkait

Unit Observasi Kementerian/lembaga/institusi dan subject matter terkait

Unit Analisis Nasional

Metode pengumpulan data Kompilasi Produk Administrasi dengan cara Pengumpulan data
sekunder

KELUARAN
Nama indikator yang Pertumbuhan PMTB; Peran Perubahan Inventori; Peran PMTB.
dihasilkan

196
Penyusunan Konsumsi Pemerintah Triwulanan/Tahunan
Tahun Dasar 2010

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Neraca Pengeluaran

Subdit. Neraca Pemerintah dan Badan Usaha

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat 1. Untuk mengetahui besaran pengeluaran konsumsi akhir


kegiatan pemerintah
2. Untuk mengetahui pertumbuhan konsumsi pemerintah baik Q to

id
Q, Y on Y, maupun C to C

o.
3. Untuk mengetahui kontribusi pengeluaran konsumsi akhir

.g
pemerintah terhadap PDB Pengeluaran.
ps
DATA
.b
w

Variabel pengumpulan data Pendapatan Pemerintah (APBN dan APBD); Belanja Pemerintah
(APBN dan APBD); Transfer ke Daerah; Output BI; Realisasi Raskin
w
w

Frekuensi Kegiatan Triwulanan


s://

Frekuensi pengumpulan Triwulanan


tp

data
ht

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Unit Observasi Agregat pemerintah pusat dan pemerintah daerah

Unit Analisis Pemerintahan umum

Metode pengumpulan data Kompilasi Produk Administrasi dengan cara Permintaan data melalui
surat resmi

KELUARAN
Nama indikator yang Pertumbuhan Pengeluaran Konsumsi Akhir Pemerintah.
dihasilkan

197
Penyusunan Neraca Arus Dana

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Neraca Pengeluaran

Subdit. Neraca Modal dan Luar Negeri

Tahun kegiatan 2018

Tujuan dan manfaat 1. Memperkenalkan wawasan penggunaan sistem data makro yang
kegiatan berkaitan dengan arus penyediaan dan penggunaan dana
antarsektor
2. Melengkapi sistem data neraca nasional yang selama ini terus
dikembangkan dan disempurnakan oleh Badan Pusat Statistik
3. Menyebarluaskan data dan informasi yang terdapat di dalam

id
neraca arus dana sebagai bahan referensi bagi para pengguna

o.
data khususnya di bidang ekonomi moneter

.g
4. Menyajikan analisis deskriptif yang berkaitan dengan neraca
pembiayaan sektoral, keterkaitan finansial antarsektor, velocity
ps
of income, dan penyebab berdasarkan data NAD 2013-2017 dan
.b

NAD 2015-2018:2
5. Dasar untuk bahan perbaikan dan penyempurnaan penyusunan
w

NAD Indonesia pada tahun-tahun yang akan datang.


w
w

DATA
s ://

Variabel pengumpulan data Ekuitas; Unit Penyertaan Investasi Kolektif; Perubahan Neto
tp

Investasi Finansial; Perolehan Neto Aset Finansial; Surat Berharga;


ht

Asuransi, Dana Pensiun, dan Jaminan Terstandar; Cadangan teknis


asuransi non-jiwa; Hak anuitas dan asuransi jiwa; Tabungan Bruto;
Investasi Non finansial; Pinjaman Neto; Selisih Statistik; Perolehan
Neto Kewajiban Finansial; Transferable deposits; Simpanan Lainnya;
Surat Berharga Jangka Pendek; Surat Berharga Jangka Panjang;
Pinjaman; Pinjaman Jangka Pendek; Hak Pensiunan; Emas Moneter
dan Hak Tarik Khusus; Emas moneter; Hak Tarik Khusus; Uang dan
Simpanan; Uang; Pinjaman Jangka Panjang; Transaksi Derivatives;
Kredit dagang dan pembayaran di muka; Hutang/Piutang lainnya

Frekuensi Kegiatan Tahunan

Frekuensi pengumpulan Triwulanan; Tahunan


data

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Cakupan Responden Kementerian/lembaga terkait

Unit Observasi Kementerian/lembaga terkait

198
Unit Analisis Institusi

Metode pengumpulan data Kompilasi Produk Administrasi dengan cara Data sekunder

KELUARAN
Nama indikator yang Neraca Arus Dana (NAD) Penggunaan dan Sumber.
dihasilkan

Publikasi yang dihasilkan

level terendah penyajian Tahun data yang


Judul Publikasi
data disajikan
Neraca Arus Dana Indonesia Tahunan 2013-
Nasional 2013-2017
2017
Neraca Arus Dana Indonesia Triwulanan
Nasional 2015-2018
2015-2018:2

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s://
tp
ht

199
Penyusunan Neraca Arus Dana

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Neraca Pengeluaran

Subdit. Neraca Modal dan Luar Negeri

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat 1. Memperkenalkan wawasan penggunaan sistem data makro yang
kegiatan berkaitan dengan arus penyediaan dan penggunaan dana
antarsektor
2. Melengkapi sistem data neraca nasional yang selama ini terus
dikembangkan dan disempurnakan oleh Badan Pusat Statistik
3. Menyebarluaskan data dan informasi yang terdapat di dalam

id
neraca arus dana sebagai bahan referensi bagi para pengguna

o.
data khususnya di bidang ekonomi moneter

.g
4. Menyajikan analisis deskriptif yang berkaitan dengan neraca
pembiayaan sektoral, keterkaitan finansial antarsektor, velocity
ps
of money, dan penyebab “financial deepening” berdasarkan data
.b

NAD 2014-2018 dan NAD 2016-2019:2


5. Dasar untuk bahan perbaikan dan penyempurnaan penyusunan
w

NAD Indonesia pada tahun-tahun yang akan datang.


w
w

DATA
s ://

Variabel pengumpulan data Ekuitas; Perubahan Neto Investasi Finansial; Perolehan Neto Aset
tp

Finansial; Surat Berharga; Asuransi, Dana Pensiun, dan Jaminan


ht

Terstandar; Cadangan teknis asuransi non-jiwa; Hak anuitas dan


asuransi jiwa; Tabungan Bruto; Investasi Non finansial; Pinjaman
Neto; Selisih Statistik; Perolehan Neto Kewajiban Finansial;
Transferable deposits; Simpanan Lainnya; Surat Berharga Jangka
Pendek; Surat Berharga Jangka Panjang; Pinjaman; Pinjaman Jangka
Pendek; Hak Pensiunan; Emas Moneter dan Hak Tarik Khusus; Emas
moneter; Hak Tarik Khusus; Uang dan Simpanan; Uang; Pinjaman
Jangka Panjang; Transaksi Derivatives; Kredit dagang dan
pembayaran di muka; Hutang/Piutang lainnya; Unit Penyertaan
Investasi Kolektif

Frekuensi Kegiatan Tahunan

Frekuensi pengumpulan Triwulanan; Tahunan


data

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Cakupan Responden Kementerian/lembaga terkait

200
Unit Observasi Kementerian/lembaga terkait

Unit Analisis Institusi

Metode pengumpulan data Kompilasi Produk Administrasi dengan cara Pengumpulan Data
sekunder

KELUARAN
Nama indikator yang Neraca Arus Dana (NAD) Penggunaan dan Sumber.
dihasilkan

Publikasi yang dihasilkan

level terendah penyajian Tahun data yang


Judul Publikasi
data disajikan
Neraca Arus Dana Indonesia Tahunan 2014-
Nasional 2014-2018
2018

id
Neraca Arus Dana Indonesia Triwulanan
Nasional 2016-2019

o.
2015-2018:2

.g
ps
.b
w
w
w
s://
tp
ht

201
Penyusunan Neraca Pemerintahan Pusat Triwulanan

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Neraca Pengeluaran

Subdit. Neraca Pemerintah dan Badan Usaha

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Melihat dan mengevaluasi kinerja transaksi keuangan pemerintah
kegiatan pusat dalam jangka pendek yang disajikan dalam data neraca
pemerintahan pusat triwulanan yang terdiri dari:
1. Neraca Produksi
2. Neraca Pendapatan yang Dihasilkan
3. Neraca Alokasi Pendapatan Primer
4. Neraca Distribusi Pendapatan Sekunder

id
5. Neraca Penggunaan Pendapatan Disposabel

o.
6. Neraca Modal
7. Neraca Finansial.
.g
ps
DATA
.b

Variabel pengumpulan data Output Pemerintahan Pusat; Nilai Tambah Pemerintahan Pusat;
w

Konsumsi Akhir Pemerintahan Pusat


w
w

Frekuensi Kegiatan Tahunan


://

Frekuensi pengumpulan Triwulanan


s
tp

data
ht

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Cakupan Responden Kementerian/lembaga dan subject matter terkait

Unit Observasi Kementerian/lembaga dan subject matter terkait

Unit Analisis Pemerintah Pusat

Metode pengumpulan data Kompilasi Produk Administrasi dengan cara Permintaan data melalui
surat resmi

KELUARAN
Publikasi yang dihasilkan

level terendah penyajian Tahun data yang


Judul Publikasi
data disajikan
Neraca Pemerintahan Pusat Triwulanan
Nasional 2013-2019
2013-2019:2

202
Penyusunan Neraca Pemerintahan Umum

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Neraca Pengeluaran

Subdit. Neraca Pemerintah dan Badan Usaha

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Melihat dan mengevaluasi kinerja transaksi keuangan pemerintahan
kegiatan umum dalam jangka pendek yang disajikan dalam data neraca
pemerintahan umum yang terdiri dari:
1. Neraca Produksi
2. Neraca Pendapatan yang Dihasilkan

id
3. Neraca Alokasi Pendapatan Primer

o.
4. Neraca Distribusi Pendapatan Sekunder

.g
5. Neraca Penggunaan Pendapatan Disposabel
ps
6. Neraca Modal
7. Neraca Finansial.
.b
w

DATA
w

Variabel pengumpulan data Output Pemerintahan Umum; Nilai Tambah Pemerintahan Umum;
w

Konsumsi Akhir Pemerintahan Umum


s://

Frekuensi Kegiatan Tahunan


tp
ht

Frekuensi pengumpulan Triwulanan


data

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Unit Analisis Pemerintah Umum (pusat dan daerah)

Metode pengumpulan data Kompilasi Produk Administrasi dengan cara Permintaan data melalui
surat resmi

KELUARAN
Publikasi yang dihasilkan

level terendah Tahun data yang


Judul Publikasi
penyajian data disajikan
Neraca Pemerintahan Umum Indonesia 2013-2018
Nasional 2013-2018
(General Government Accounts of Indonesia 2013-2018)

203
Penyusunan PDB Indonesia Tahunan menurut Lapangan
Usaha (2010=100)

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Neraca Produksi

Subdit. Konsolidasi Neraca Produksi Nasional

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Tersedia publikasi Pendapatan Nasional Indonesia


kegiatan

DATA

id
o.
Variabel pengumpulan data Produk Domestik Bruto (PDB); Produk Nasional Bruto (PNB);

.g
Pendapatan Nasional
ps
Frekuensi Kegiatan Tahunan
.b

Frekuensi pengumpulan Triwulanan


w

data
w
w

METODOLOGI
://
s

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota


tp

Unit Analisis Lapangan usaha


ht

Metode pengumpulan data Kompilasi Statistik dengan cara Pengamatan (Observasi)

KELUARAN
Nama indikator yang Laju Pertumbuhan PDB Tahunan; Distribusi Persentase PDB
dihasilkan Tahunan.

Publikasi yang dihasilkan

level terendah penyajian Tahun data yang


Judul Publikasi
data disajikan
Pendapatan Nasional Indonesia
Nasional 2014-2018
Tahunan

204
Penyusunan PDB Indonesia Triwulanan Menurut Lapangan
Usaha (2010=100)

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Neraca Produksi

Subdit. Konsolidasi Neraca Produksi Nasional

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Tersedia publikasi PDB Triwulanan


kegiatan

id
DATA

o.
Variabel pengumpulan data
.g
Produk Domestik Bruto (PDB)
ps
Frekuensi Kegiatan Triwulanan
.b

Frekuensi pengumpulan Triwulanan


w

data
w
w

METODOLOGI
s ://

Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota


tp
ht

Unit Analisis Lapangan usaha

Metode pengumpulan data Kompilasi Statistik dengan cara Lainnya

KELUARAN
Nama indikator yang Laju Pertumbuhan PDB Triwulanan; Distribusi Persentase PDB
dihasilkan Triwulanan.

Publikasi yang dihasilkan

Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Produk Domestik Bruto Triwulanan Nasional 2015-2019

205
Penyusunan PDRB Kabupaten/Kota menurut Lapangan
Usaha (2010=100)

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Neraca Produksi

Subdit. Konsolidasi Neraca Produksi Regional

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Menyediakan data PDRB kabupaten/kota secara tahunan menurut 17
kegiatan lapangan usaha yang dirinci atas:
1. PDRB atas dasar harga berlaku dan konstan
2. Laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan

id
3. Kontribusi PDRB atas dasar harga berlaku

o.
4. PDRB per kapita kabupaten/kota atas dasar harga berlaku.

DATA .g
ps
.b

Variabel pengumpulan data PDRB Atas Dasar Harga Konstan menurut 17 Lapangan Usaha;
Jumlah penduduk; PDRB Atas Dasar Harga Berlaku menurut 17
w

Lapangan Usaha
w
w

Frekuensi Kegiatan Tahunan


s ://

Frekuensi pengumpulan Tahunan


tp

data
ht

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Cakupan Responden Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Ananlisis Statistik BPS Provinsi

Unit Observasi Kabupaten/Kota

Unit Analisis Kabupaten/kota

Metode pengumpulan data Kompilasi Statistik dengan cara Lainnya

KELUARAN
Nama indikator yang Kontribusi terhadap Jumlah PDRB Seluruh Kabupaten/ Kota menurut
dihasilkan Lapangan Usaha; Laju Pertumbuhan PDRB menurut Lapangan Usaha;
PDRB Perkapita.

206
Publikasi yang dihasilkan

level terendah Tahun data yang


Judul Publikasi
penyajian data disajikan
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota di
Kabupaten/Kota 2014-2018
Indonesia 2014-2018
Tinjauan Regional Berdasarkan PDRB
Kabupaten/Kota 2014-2018
Kabupaten/Kota 2014-2018, Buku 1 Pulau Sumatera
Tinjauan Regional Berdasarkan PDRB
Kabupaten/Kota 2014-2018
Kabupaten/Kota 2014-2018, Buku 2 Pulau Jawa-Bali
Tinjauan Regional Berdasarkan PDRB
Kabupaten/Kota 2014-2018, Buku 3 Pulau Kabupaten/Kota 2014-2018
Kalimantan
Tinjauan Regional Berdasarkan PDRB
Kabupaten/Kota 2014-2018
Kabupaten/Kota 2014-2018, Buku 4 Pulau SUlawesi

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s://
tp
ht

207
Penyusunan PDRB Provinsi menurut Lapangan Usaha
(2010=100)

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Neraca Produksi

Subdit. Konsolidasi Neraca Produksi Regional

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Menyediakan data PDRB Provinsi secara triwulanan (menurut 17
kegiatan lapangan usaha) dan tahunan (menurut 52 lapangan usaha) yang
dirinci atas:
1. PDRB atas dasar harga berlaku dan konstan

id
2. Distribusi PDRB atas dasar harga berlaku

o.
3. Laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan

.g
4. Laju pertumbuhan PDRB per kapita atas dasar harga berlaku dan
konstan
ps
5. Indeks harga implisit PDRB.
.b

DATA
w
w

Variabel pengumpulan data PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahunan menurut 52 Lapangan
w

Usaha; PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahunan menurut 52


://

Lapangan Usaha; PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Triwulanan


s

menurut 17 Lapangan Usaha; PDRB Atas Dasar Harga Konstan


tp

Triwulanan menurut 17 Lapangan Usaha; Jumlah penduduk


ht

Frekuensi Kegiatan Tahunan

Frekuensi pengumpulan Triwulanan; Tahunan


data

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Cakupan Responden Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Provinsi

Unit Observasi Provinsi

Unit Analisis Provinsi

Metode pengumpulan data Kompilasi Statistik dengan cara Lainnya

208
KELUARAN
Nama indikator yang Laju Pertumbuhan PDRB menurut Lapangan Usaha; Indeks Harga
dihasilkan Implisit menurut Lapangan Usaha; Distribusi PDRB terhadap Jumlah
PDRB 34 Prrovinsi menurut lapangan Usaha; PDRB Per Kapita.

Publikasi yang dihasilkan

level terendah Tahun data yang


Judul Publikasi
penyajian data disajikan
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi-Provinsi di
Provinsi 2014-2018
Indonesia Menurut Lapangan Usaha 2014-2018

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

209
Produk Domestik Bruto Indonesia menurut Pengeluaran

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Neraca Pengeluaran

Subdit. Konsolidasi Neraca Pengeluaran

Tahun kegiatan 2018

Tujuan dan manfaat PDB penggunaan (expenditure) menjelaskan tentang besaran nilai
kegiatan produk atau barang dan jasa (output) yang dihasilkan di dalam
wilayah domestik untuk digunakan sebagai konsumsi “
akhir” masyarakat. Secara spesifik yang dimaksud dengan konsumsi
akhir adalah penggunaan produk dalam bentuk barang atau jasa yang
tujuannya tidak untuk diproses lebih lanjut (atau dikonsumsi habis),

id
yang direalisasikan dalam bentuk pengeluaran konsumsi akhir

o.
rumah tangga, atau produk konsumsi akhir LNPRT, pengeluaran

.g
konsumsi akhir pemerintah, pembentukan modal tetap bruto
(PMTB), perubahan inventori, serta ekspor barang dan jasa.
ps
.b

Penghitungan PDB dari sisi penggunaan, dimaksudkan juga untuk


w

menjelaskan bagaimana “pendapatan” (Y) yang tercipta melalui


w

berbagai ragam proses produksi (atau lapangan usaha) menjadi


sumber pendapatan masyarakat, yang pada gilirannya akan
w

digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi akhir. Atau pada


://

sisi yang berbeda, PDB menurut pengeluaran juga menjelaskan


s

tentang penggunaan sebagian besar produk domestik untuk


tp

keperluan konsumsi akhir, atau dengan istilah yang berbeda disebut


ht

sebagai “output akhir (final output).

DATA
Variabel pengumpulan data Ekspor dan Impor Barang dan Jasa; Pengeluaran Konsumsi
Pemerintah; Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang
melayani Rumah Tangga (LNPRT); Pembentukan Modal Tetap Bruto
(PMTB); Perubahan Inventori; Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

Frekuensi Kegiatan Tahunan

Frekuensi pengumpulan Triwulanan; Tahunan


data

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Unit Analisis PK-RT, PK-LNPRT, PK-P, PMTB, Perubahan Inventori, Ekspor, dan
Impor

Metode pengumpulan data Kompilasi Statistik dengan cara Lainnya

210
KELUARAN
Nama indikator yang Keseimbangan Total Penyediaan dan Total Permintaan; Rasio
dihasilkan Perdagangan International (RPI); Rasio Pendapatan Nasional (PN)
terhadap PDB Dan pendapatan disposable terhadap PDB; Pendapatan
Nasional dan Pendapatan Disposabel Nasional ; Perbandingan
Pengeluaran PDB untuk Konsumsi Akhir Rumah Tangga terhadap
Ekspor; Perbandingan Ekspor Barang dan Jasa terhadap PMTB;
Proporsi Konsumsi Akhir terhadap PDB; PDB (Nominal) ; Average
Propensity to Consume & Average Propensity to Save ; Neraca
Perdagangan (Trade Balance) ; Incremental Capital Output Ratio
(ICOR) ; Perbandingan Konsumsi Rumah Tangga terhadap
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) ; Indeks Implisit PDRB;
Perbandingan PDB terhadap Impor Barang dan Jasa; Nilai Tukar
Perdagangan Luar Negeri .

Publikasi yang dihasilkan

id
level terendah Tahun data yang
Judul Publikasi

o.
penyajian data disajikan

.g
Laporan Perekonomian Triwulan II 2018 Nasional 2017-2018
Laporan Perekonomian Triwulan I 2018 Nasional 2016-2017
ps
Laporan Perekonomian Triwulan IV 2017 Nasional 2015-2017
.b

Laporan Perekonomian Triwulan III 2018 Nasional 2017-2018


w

Produk Domestik Bruto Indonesia Menurut Pengeluaran


Nasional 2013-2017
w

Tahun 2013-2017
w

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi-Provinsi di


Nasional 2013-2017
://

Indonesia menurut Pengeluaran, 2013-2017


s
tp
ht

211
Produk Domestik Bruto Indonesia menurut Pengeluaran

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Neraca Pengeluaran

Subdit. Konsolidasi Neraca Pengeluaran

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat PDB penggunaan (expenditure) menjelaskan tentang besaran nilai
kegiatan produk atau barang dan jasa (output) yang dihasilkan di dalam
wilayah domestik untuk digunakan sebagai konsumsi “
akhir” masyarakat. Secara spesifik yang dimaksud dengan konsumsi
akhir adalah penggunaan produk dalam bentuk barang atau jasa yang
tujuannya tidak untuk diproses lebih lanjut (atau dikonsumsi habis),

id
yang direalisasikan dalam bentuk pengeluaran konsumsi akhir

o.
rumah tangga, atau produk konsumsi akhir LNPRT, pengeluaran

.g
konsumsi akhir pemerintah, pembentukan modal tetap bruto
(PMTB), perubahan inventori, serta ekspor barang dan jasa.
ps
.b

Penghitungan PDB dari sisi penggunaan, dimaksudkan juga untuk


w

menjelaskan bagaimana “pendapatan” (Y) yang tercipta melalui


w

berbagai ragam proses produksi (atau lapangan usaha) menjadi


sumber pendapatan masyarakat, yang pada gilirannya akan
w

digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi akhir. Atau pada


://

sisi yang berbeda, PDB menurut pengeluaran juga menjelaskan


s

tentang penggunaan sebagian besar produk domestik untuk


tp

keperluan konsumsi akhir, atau dengan istilah yang berbeda disebut


ht

sebagai “output akhir (final output)”.

DATA
Variabel pengumpulan data Pengeluaran Konsumsi Pemerintah; Pengeluaran Konsumsi Lembaga
Nonprofit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT); Pembentukan
Modal Tetap Bruto (PMTB); Perubahan Inventori; Pengeluaran
Konsumsi Rumah Tangga; Ekspor dan Impor Barang dan Jasa

Frekuensi Kegiatan Tahunan

Frekuensi pengumpulan Triwulanan; Tahunan


data

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

Unit Analisis PK-RT, PK-LNPRT, PK-P, PMTB, Perubahan Inventori, Ekspor, dan
Impor

Metode pengumpulan data Kompilasi Statistik dengan cara Rekonsiliasi

212
KELUARAN
Nama indikator yang Keseimbangan Total Penyediaan dan Total Permintaan; Rasio
dihasilkan Perdagangan International (RPI); Rasio Pendapatan Nasional (PN)
terhadap PDB Dan pendapatan disposable terhadap PDB; Pendapatan
Nasional dan Pendapatan Disposabel Nasional ; Perbandingan
Pengeluaran PDB untuk Konsumsi Akhir Rumah Tangga terhadap
Ekspor; Perbandingan Ekspor Barang dan Jasa terhadap PMTB;
Proporsi Konsumsi Akhir terhadap PDB; PDB (Nominal) ; Average
Propensity to Consume & Average Propensity to Save ; Neraca
Perdagangan (Trade Balance) ; Incremental Capital Output Ratio
(ICOR) ; Perbandingan Konsumsi Rumah Tangga terhadap
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) ; Indeks Implisit PDRB;
Perbandingan PDB terhadap Impor Barang dan Jasa; Nilai Tukar
Perdagangan Luar Negeri .

Publikasi yang dihasilkan

id
level terendah Tahun data yang
Judul Publikasi

o.
penyajian data disajikan

.g
Laporan Perekonomian Triwulan IV 2018 Nasional 2016-2018
Laporan Perekonomian Triwulan I 2019 Nasional 2018-2019
ps
Laporan Perekonomian Triwulan III 2019 Nasional 2018-2019
.b

Produk Domestik Bruto Indonesia Menurut


Nasional 2014-2018
w

Pengeluaran Tahun 2014-2018


w

Laporan Perekonomian Triwulan II 2019 Nasional 2018-2019


w
s://
tp
ht

213
Produk Domestik Regional Bruto Indonesia menurut
Pengeluaran

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Neraca Pengeluaran
Subdit. Konsolidasi Neraca Pengeluaran

Tahun kegiatan 2018

Tujuan dan manfaat 1. PDRB pengeluaran (expenditure) menjelaskan tentang besaran


kegiatan nilai produk atau barang dan jasa (output) yang dihasilkan di
dalam wilayah tertentu untuk digunakan sebagai konsumsi
“akhir” masyarakat. Secara spesifik yang dimaksud dengan
konsumsi akhir adalah penggunaan produk dalam bentuk barang

id
atau jasa yang tujuannya tidak untuk diproses lebih lanjut (atau
dikonsumsi habis), yang direalisasikan dalam bentuk

o.
pengeluaran konsumsi akhir rumah tangga, atau produk
konsumsi akhir
.g
LNPRT, pengeluaran konsumsi akhir
ps
pemerintah, pembentukan modal tetap bruto (PMTB),
perubahan inventori, serta ekspor barang dan jasa.
.b

2. Penghitungan PDRB dari sisi pengeluaran, dimaksudkan juga


w

untuk menjelaskan bagaimana “pendapatan” (Y) yang tercipta


w

melalui berbagai ragam proses produksi (atau lapangan usaha)


w

menjadi sumber pendapatan masyarakat[1], yang pada


://

gilirannya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan


konsumsi akhir. Atau pada sisi yang berbeda, PDRB menurut
s
tp

pengeluaran juga menjelaskan tentang penggunaan sebagian


besar produk domestik untuk keperluan konsumsi akhir, atau
ht

dengan istilah yang berbeda disebut sebagai “output akhir (final


output)”.
3. PDRB provinsi-provinsi merupakan nilai output dari masing-
masing provinsi.

DATA
Variabel pengumpulan data Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT); Pengeluaran
Konsumsi Rumah Tangga (PK-LNPRT); Pengeluaran Pemerintah;
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB); Perubahan Inventori;
Ekspor dan Impor Barang dan Jasa

Frekuensi Kegiatan Tahunan

Frekuensi pengumpulan Triwulanan; Tahunan


data

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

214
Metode pengumpulan data Kompilasi Statistik dengan cara Lainnya

KELUARAN
Nama indikator yang PDRB (Nominal).
dihasilkan

Publikasi yang dihasilkan

level terendah Tahun data yang


Judul Publikasi
penyajian data disajikan
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi-Provinsi di
Provinsi 2014-2018
Indonesia menurut Pengeluaran, 2014-2018

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

215
Produk Domestik Regional Bruto Indonesia menurut
Pengeluaran

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Neraca Pengeluaran

Subdit. Konsolidasi Neraca Pengeluaran

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat 1. PDRB pengeluaran (expenditure) menjelaskan tentang besaran


kegiatan nilai produk atau barang dan jasa (output) yang dihasilkan di
dalam wilayah tertentu untuk digunakan sebagai konsumsi
“akhir” masyarakat. Secara spesifik yang dimaksud dengan
konsumsi akhir adalah penggunaan produk dalam bentuk barang

id
atau jasa yang tujuannya tidak untuk diproses lebih lanjut (atau

o.
dikonsumsi habis), yang direalisasikan dalam bentuk

.g
pengeluaran konsumsi akhir rumah tangga, atau produk
ps
konsumsi akhir LNPRT, pengeluaran konsumsi akhir
pemerintah, pembentukan modal tetap bruto (PMTB),
.b

perubahan inventori, serta ekspor barang dan jasa.


w

2. Penghitungan PDRB dari sisi pengeluaran, dimaksudkan juga


untuk menjelaskan bagaimana “pendapatan” (Y) yang tercipta
w

melalui berbagai ragam proses produksi (atau lapangan usaha)


w

menjadi sumber pendapatan masyarakat[1], yang pada


://

gilirannya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan


s

konsumsi akhir. Atau pada sisi yang berbeda, PDRB menurut


tp

pengeluaran juga menjelaskan tentang penggunaan sebagian


ht

besar produk domestik untuk keperluan konsumsi akhir, atau


dengan istilah yang berbeda disebut sebagai “output akhir ( final
output)”.
3. PDRB provinsi-provinsi merupakan nilai output dari masing-
masing provinsi.

DATA
Variabel pengumpulan data Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT); Pengeluaran
Konsumsi Rumah Tangga (PK-LNPRT); Pengeluaran Pemerintah;
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB); Perubahan Inventori;
Ekspor dan Impor Barang dan Jasa

Frekuensi Kegiatan Tahunan

Frekuensi pengumpulan Triwulanan; Tahunan


data

METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota

216
Metode pengumpulan data Kompilasi Statistik dengan cara Lainnya

KELUARAN
Nama indikator yang PDRB (Nominal).
dihasilkan

Publikasi yang dihasilkan

level terendah Tahun data yang


Judul Publikasi
penyajian data disajikan
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi-Provinsi di
Provinsi 2014-2018
Indonesia menurut Pengeluaran, 2014-2018

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

217
Updating Direktori Perusahaan Pertambangan dan Energi

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Tahun kegiatan 2018

Tujuan dan manfaat Memperbaiki data pokok/dasar perusahaan lengkap dan up to date
kegiatan di seluruh provinsi di Indonesia

DATA
Variabel pengumpulan data Tenaga Kerja; Nama Perusahaan; Alamat Perusahaan

id
o.
Frekuensi Kegiatan Tahunan

Frekuensi pengumpulan Tahunan .g


ps
data
.b

METODOLOGI
w
w

Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota


w
://

Cakupan Responden Perusahaan Pertambangan dan Energi


s
tp

Unit Observasi Perusahaan Pertambangan dan Energi


ht

Unit Analisis perusahaan pertambangan

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Mengisi kuesioner sendiri (swacacah)

Jenis Kuesioner

KELUARAN
Publikasi yang dihasilkan

level terendah penyajian Tahun data yang


Judul Publikasi
data disajikan
Direktori Perusahaan Air Bersih, Gas dan
Provinsi 2018
Listrik
Direktori Perusahaan Pertambangan Besar Provinsi 2018

218
Updating Direktori Perusahaan Pertambangan dan Energi

IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Tahun kegiatan 2019

Tujuan dan manfaat Memperbaiki data pokok/dasar perusahaan lengkap dan up to date
kegiatan di seluruh provinsi di Indonesia

DATA

id
Variabel pengumpulan data Tenaga Kerja; Nama Perusahaan; Alamat Perusahaan

o.
Frekuensi Kegiatan Tahunan
.g
ps
Frekuensi pengumpulan Tahunan
.b

data
w

METODOLOGI
w
w

Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota


s ://

Cakupan Responden Perusahaan Pertambangan dan Energi


tp
ht

Unit Observasi Perusahaan Pertambangan dan Energi

Unit Analisis perusahaan pertambangan

Metode pengumpulan data Survei dengan cara Mengisi kuesioner sendiri (swacacah)

Jenis Kuesioner

KELUARAN
Publikasi yang dihasilkan

level terendah penyajian Tahun data yang


Judul Publikasi
data disajikan
Direktori Perusahaan Air Bersih, Gas dan
Provinsi 2019
Listrik
Direktori Perusahaan Pertambangan Besar Provinsi 2019

219
INDIKATOR KEGIATAN
STATISTIK DASAR

id
BIDANG SOSIAL
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s://
tp
ht

220
ht
tp
s ://
w
w
w
.b
ps
.g
o.
id

221
Akses pada upacara adat

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial

Definisi Persentase rumah tangga yang pernah menyelenggarakan/


menghadiri upacara adat dalam setahun terakhir

Manfaat Salah satu tolok ukur yang menggambarkan pelestarian budaya dan
sejarah dimana upacara adat tersebut merupakan salah satu alat
transisi budaya

Rumus Perhitungan Partisipasi dalam kesenian

id
𝑎

o.
𝑥100%
𝑏
.g
ps
𝑐
𝑥100%
𝑑
.b
w

Dimana:
w

a : Jumlah rumah tangga yang rumah tangganya pernah


w

menyelenggarakan salah satu upacara adat.


://

b : Jumlah rumah tangga


c : Jumlah rumah tangga yang rumah tangganya pernah mengikuti
s
tp

salah satu upacara adat.


ht

Level Estimasi Nasional; Provinsi

Publikasi Keberadaan Statistik Sosial Budaya


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Survei Sosial Ekonomi Nasional
Menyelenggarakan/menghadiri upacara adat (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya
dan Pendidikan (Tahunan)

222
Akses terhadap media informasi

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat


Subdit. Stat. Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial

Definisi Persentase dari masyarakat yang memanfaatkan media seperti


mendengarkan radio, menonton televisi, membaca surat
kabar/koran atau majalah atau buku cetak, atau artikel/berita yang
bersumber dari media elektronik, mengunjungi perpustakaan, dan
memanfaatkan taman bacaan masyarakat

Manfaat Untuk mengukur akses masyarakat terhadap media

Rumus Perhitungan 𝑎
𝑐= 𝑥100%
𝑏

id
Dimana:

o.
a : Jumlah penduduk 5 tahun keatas yang mengakses media
menurut jenis media yang digunakan.
.g
b : Jumlah penduduk 5 tahun keatas
ps
c : Akses terhadap media informasi.
.b

Level Estimasi Nasional, Provinsi


w
w

Publikasi Keberadaan Statistik Sosial Budaya


w

Indikator
s ://

Input/Variabel pembentuk indikator


tp
ht

Nama Variabel Sumber data


Survei Sosial Ekonomi Nasional
Menonton televisi (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya dan
Pendidikan (Tahunan)
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Mendengarkan radio (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya dan
Pendidikan (Tahunan)
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Membaca buku lainnya di media cetak maupun
(SUSENAS) - Modul Sosial Budaya dan
elektronik
Pendidikan (Tahunan)
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Mengunjungi Perpustakaan (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya dan
Pendidikan (Tahunan)
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Memanfaatkan taman bacaan masyarakat (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya dan
Pendidikan (Tahunan)
Tidak/belum pernah sekolah atau tidak sekolah Survei Sosial Ekonomi Nasional
lagi dan tidak tamat pendidikan dasar (wajar 9 (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya dan
tahun), disesuaikan dengan umur Pendidikan (Tahunan)

223
Anak telantar

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial

Definisi Anak telantar adalah penduduk berumur 5 -17 tahun (belum


berusia 18 tahun) yang belum kawin yang tidak terpenuhi
kebutuhannya secara wajar, baik fisik, mental, spiritual, maupun
sosial.

Manfaat Untuk menentukan derajat ketelantaran anak.

Interpretasi Seorang anak perlu mendapat kesempatan yang seluas-luasnya

id
untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik, mental
maupun sosial. Dalam proses pertumbuhannya, perkembangan

o.
anak dipengaruhi oleh keberadaan orangtua, kondisi ekonomi dan
.g
lingkungan sekitar. Seorang anak bila tidak terpenuhi kebutuhan
ps
dasarnya dan tidak mendapatkan pengasuhan secara layak, akan
berdampak pada permasalahan ketelantaran anak.
.b
w

Level Estimasi Nasional, Provinsi


w
w

Publikasi Keberadaan Profil PMKS


://

Indikator
s
tp
ht

224
Angka Melek Huruf (AMH)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Rumah Tangga

Definisi Proporsi penduduk berusia 15 tahun ke atas yang memiliki


kemampuan membaca dan menulis kalimat sederhana dalam huruf
latin, huruf arab, dan huruf lainnya (seperti huruf jawa, kanji, dll)
terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas.

Manfaat Melihat pencapaian indikator dasar yang telah dicapai oleh suatu
daerah, karena membaca merupakan dasar utama dalam

id
memperluas ilmu pengetahuan. AMH merupakan indikator penting
untuk melihat sejauh mana penduduk suatu daerah terbuka

o.
terhadap pengetahuan.

.g
ps
Rumus Perhitungan 𝑡
𝑡
𝑀𝐻15+
𝐴𝑀𝐻15+ = 𝑡 𝑥100%
.b

𝑃15+
w

Dimana:
w

𝑡
𝐴𝑀𝐻15+ : Angka Melek Huruf Usia 5 tahun keatas pada tahun ke-
w

t
𝑡
://

𝑀𝐻15+ : Jumlah penduduk 15 tahun keatas yang melek huruf


s

pada tahun ke-t


tp

𝑡
𝑃15+ : Jumlah penduduk 15 tahun keatas pada tahun ke-t
ht

Interpretasi Angka melek huruf berkisar antara 0-100. Tingkat melek huruf
yang tinggi menunjukkan adanya sebuah sistem pendidikan dasar
yang efektif dan atau program keaksaraan yang memungkinkan
sebagian besar penduduk untuk memperoleh kemampuan
menggunakan kata-kata tertulis dalam kehidupan sehari-hari dan
melanjutkan pembelajaran. Contoh: AMH Kabupaten Jepara Tahun
2013 sebesar 92,93 persen, artinya sekitar 93 persen penduduk di
Kabupaten Jepara yang berumur 15 tahun ke atas dapat membaca
dan menulis huruf latin atau huruf lainnya.

Level Estimasi Nasional, Provinsi

Publikasi Keberadaan Statistik Kesejahteraan Rakyat


Indikator

225
Angka Partisipasi Murni Sekolah Dasar (APM SD)

Unit kerja Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat


penghasil
Subdit. Stat. Rumah Tangga

Definisi Angka partisipasi murni sekolah dasar adalah perbandingan antara murid
sekolah dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Salafiah Ula dan paket A setara
SD, usia 7-12 tahun, dengan penduduk usia 7-12 tahun, dinyatakan dalam
persentase.

Manfaat Untuk memonitor pencapaian tujuan pendidikan dasar yang diidentifikasi oleh
MDGs, meliputi pendidikan sekolah dasar, MI, Salafiah Ula dan paket A setara
SD.

id
Rumus

o.
Perhitungan
.g
ps
.b
w

Interpretasi Nilai APM SD berkisar antara 0-100. APM menunjukkan seberapa banyak
w

penduduk usia sekolah setara SD yang sudah dapat memanfaatkan fasilitas


pendidikan sesuai pada jenjang pendidikannya. Bila seluruh anak usia sekolah
w

setara SD dapat bersekolah tepat waktu, maka APM akan mencapai 100 persen.
s ://
tp

Level Estimasi Nasional


ht

Publikasi Statistik Kesejahteraan Rakyat


Keberadaan
Indikator

226
Angka Partisipasi Murni Sekolah Menengah Pertama (APM
SMP) dan APM SMA

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Rumah Tangga

Definisi APM di SMP adalah perbandingan antara murid SMP, Madrasah


Tsanawiyah (MTs), Salafiah Wustho, Paket B setara SMP, usia 13-15
tahun, dengan penduduk usia 13-15 tahun, dinyatakan dalam
persentase. APM di SMA adalah perbandingan antara murid SMA,
Madrasah Aliyah, SMK, Paket C setara SMA, usia 16-18 tahun, dengan
penduduk usia 16-18 tahun, dinyatakan dalam persentase.

id
o.
Manfaat Memonitor pencapaian tujuan pendidikan dasar yang diidentifikasi

.g
dalam MDGs khususnya pendidikan tingkat SMP dalam program
ps
nasional (Indonesia) serta memonitor pencapaian di tingkat SMA.
.b

Rumus Perhitungan
w
w
w
s ://
tp

Interpretasi Pendidikan adalah salah satu aspek penting dari pembangunan


ht

manusia. Menghilangkan ketimpangan gender di semua jenjang


pendidikan akan meningkatkan status dan kemampuan perempuan dan
laki-laki untuk berperan dalam pembangunan ekonomi. Rasio APM
perempuan terhadap laki-laki pada jenjang pendidikan tertentu,
misalnya SD menunjukkan angka di bawah 100 persen. Ini berarti
bahwa pada jenjang pendidikan SD lebih banyak murid lakilaki yang
bersekolah dibandingkan dengan murid perempuan. Sebaliknya, rasio
APM perempuan terhadap laki-laki menunjukkan angka di atas 100
persen menggambarkan murid perempuan lebih banyak dibandingkan
murid laki-laki pada jenjang pendidikan tersebut.

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Statistik Kesejahteraan Rakyat


Indikator

227
Balita telantar

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial

Definisi Anak balita yang dikategorikan sebagai anak balita telantar adalah
anak berumur 0-4 tahun yang karena suatu sebab, orangtuanya
melalaikan kewajiban sehingga tidak dapat terpenuhi
kebutuhannya dengan wajar, baik secara jasmani, rohani maupun
sosial

Manfaat Menentukan derajat ketelantaran anak balita

id
Interpretasi Tumbuh kembang seorang anak terutama ketika anak memasuki
usia 0-4 tahun sangat dipengaruhi oleh lingkungan disekitarnya.

o.
Lingkungan yang kurang mendukung dapat mengakibatkan
.g
dampak yang negatif bagi pertumbuhan kepribadian anak pada
ps
usia selanjutnya. Sejalan dengan itu, perhatian dan kasih sayang
sangat diperlukan oleh anak balita, karena segala kebutuhannya
.b

masih sangat bergantung pada orangtuanya. Kurangnya perhatian


w

dan kasih sayang dari orang tua dan lingkungannya dapat


w

mengakibatkan anak balita berpeluang untuk menjadi telantar


w
://

Level Estimasi Nasional, Provinsi


s
tp

Publikasi Keberadaan Profil PMKS


ht

Indikator

228
Beasiswa/bantuan pendidikan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial

Definisi Persentase siswa berumur 5 tahun ke atas yang menerima


beasiswa atau bantuan pendidikan

Manfaat Mengetahui persentase dari siswa yang berumur 5 tahun ke atas


yang memperoleh beasiswa atau bantuan pendidikan

Rumus Perhitungan 𝑎
𝑐= 𝑥100%

id
𝑏

o.
Dimana
.g
a : Jumlah siswa yang menerima beasiswa dan bantuan
ps
Pendidikan.
b : Jumlah siswa yang bersekolah
.b

c : Beasiswa bantuan pendidikan


w
w

Interpretasi Salah satu program pendidikan yang dilaksanakan pemerintah


w

beserta lembaga swasta dan perorangan lainnya yang bertujuan


://

untuk meringankan beban biaya pendidikan yang dikeluarkan


s

peserta didik adalah program pemberian beasiswa.


tp
ht

Level Estimasi Nasional, Provinsi

Publikasi Keberadaan Statistik Penunjang Pendidikan


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah siswa yang bersekolah (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya
dan Pendidikan (Tahunan)
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Penduduk 5 tahun ke atas (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya
dan Pendidikan (Tahunan)
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Menerima beasiswa / bantuan pendidikan (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya
dan Pendidikan (Tahunan)

229
Belajar di luar jam sekolah

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial

Definisi Persentase siswa berumur 5 tahun ke atas yang melakukan


kegiatan belajar siswa di luar jam pelajaran sekolah

Manfaat Mengetahui persentase dari siswa yang berumur 5 tahun ke atas


yang melakukan kebiasaan belajar di luar jam pelajaran sekolah

Rumus Perhitungan 𝑎
𝑐=
𝑏

id
o.
Dimana
a : Jumlah siswa yang belajar diluar jam sekolah
.g
b : Jumlah siswa yang bersekolah
ps
c : belajar diluar jam sekolah
.b

Level Estimasi Susenas Modul Sosial Budaya dan Pendidikan


w
w

Publikasi Keberadaan Statistik Pendidikan


w

Indikator
s ://

Input/Variabel pembentuk indikator


tp
ht

Nama Variabel Sumber data


Survei Sosial Ekonomi Nasional
Belajar di luar jam sekolah (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya
dan Pendidikan (Tahunan)
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Penduduk 5 tahun ke atas (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya
dan Pendidikan (Tahunan)
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah siswa yang bersekolah (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya
dan Pendidikan (Tahunan)

230
Content Error

Unit kerja penghasil Direktorat Peng. Metodologi Sensus dan Survei

Subdit. Pengembangan Desain Sensus dan Survei

Definisi Kesalahan yang disebabkan oleh jawaban responden maupun


kesalahan pencatatan oleh petugas. Pengukuran dilakukan dengan
mengukur perbedaan isian yang tercantum pada dokumen hasil
pencacahan GB SP dengan GB PES.

Manfaat Melihat tingkat kesalahan isian.

id
Rumus Perhitungan

o.
.g
ps
Interpretasi Ukuran ketepatan dari jawaban responden yang dibandingkan
antara hasil sensus dan PES.
.b
w

Level Estimasi SLS


w
w

Publikasi Keberadaan Laporan hasil Gladi Bersih PES SP2020


://

Indikator
s
tp

Input/Variabel pembentuk indikator


ht

Nama Variabel Sumber data


Gladi Bersih Post Enumeration
Nomor Induk Kependudukan (NIK)
Survey Sensus Penduduk 2020
Gladi Bersih Post Enumeration
Nama Lengkap
Survey Sensus Penduduk 2020
Gladi Bersih Post Enumeration
Jenis Kelamin
Survey Sensus Penduduk 2020
Gladi Bersih Post Enumeration
Umur
Survey Sensus Penduduk 2020
Gladi Bersih Post Enumeration
Aktivitas yang biasa dilakukan
Survey Sensus Penduduk 2020
Gladi Bersih Post Enumeration
Lapangan usaha/bidang pekerjaan utama
Survey Sensus Penduduk 2020

231
Coverage Error

Unit kerja penghasil Direktorat Peng.embangan Metodologi Sensus dan Survei

Subdit. Pengembangan Desain Sensus dan Survei

Definisi Kesalahan yang disebabkan kesalahan cakupan unit observasi oleh


petugas di lapangan.

Manfaat Melihat tingkat kesalahan cakupan.

Rumus Perhitungan Dual system estimation coverage rate

Interpretasi Proporsi jumlah unit observasi yang salah cakup berdasarkan

id
perbandingan hasil sensus dan PES.

o.
.g
Level Estimasi SLS
ps
Publikasi Keberadaan Laporan hasil Gladi Bersih PES SP2020
.b

Indikator
w
w

Input/Variabel pembentuk indikator


w
://

Nama Variabel Sumber data


s

Gladi Bersih Post Enumeration


tp

Nomor Induk Kependudukan (NIK)


Survey Sensus Penduduk 2020
ht

Gladi Bersih Post Enumeration


Nama Lengkap
Survey Sensus Penduduk 2020
Gladi Bersih Post Enumeration
Jenis Kelamin
Survey Sensus Penduduk 2020
Gladi Bersih Post Enumeration
Umur
Survey Sensus Penduduk 2020
Gladi Bersih Post Enumeration
Aktivitas yang biasa dilakukan
Survey Sensus Penduduk 2020
Gladi Bersih Post Enumeration
Lapangan usaha/bidang pekerjaan utama
Survey Sensus Penduduk 2020

232
Distribusi Pendapatan - 20% penduduk dengan pendapatan
tertinggi

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Rumah Tangga

Definisi Share pengeluaran dari kelompok pengeluaran 20 % tertinggi


terhadap total pengeluaran

Manfaat Untuk menilai tingkat ketidakmerataan (ketimpangan) pendapatan


penduduk

id
Rumus Perhitungan 𝑇𝑃20%

o.
𝐷𝑃20% = 𝑥100%
.g
𝑇𝑃
ps
Dimana
DP20% : Distribusi pengeluaran 20% tertinggi.
.b

TP : Total pengeluaran
w

TP20% : Total pengeluaran 20% tertinggi


w
w

Interpretasi Proporsi pengeluaran yang diterima 20 persen penduduk


://

berpengeluaran tinggi dari seluruh pengeluaran


s
tp

Level Estimasi Provinsi (untuk Susenas triwulanan dan Susenas September);


ht

Kabupaten/Kota (untuk Susenas Tahunan)

Publikasi Keberadaan Ringkasan Eksekutif Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk


Indikator Indonesia

233
Distribusi Pendapatan - 40% penduduk dengan pendapatan
menengah

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Rumah Tangga

Definisi Share pengeluaran dari kelompok pengeluaran 40 % menengah


terhadap total pengeluaran

Manfaat Untuk menilai tingkat ketidakmerataan (ketimpangan) pendapatan


penduduk

𝑇𝑃40%

id
Rumus Perhitungan
𝐷𝑃40% = 𝑥100%

o.
𝑇𝑃
Dimana
.g
ps
DP40% : Distribusi pengeluaran 40% menengah.
TP : Total pengeluaran
.b

TP40% : Total pengeluaran 40% menengah


w
w

Interpretasi Proporsi pengeluaran yang diterima 40 persen penduduk


w

berpengeluaran menengah dari seluruh pengeluaran


s ://

Level Estimasi Provinsi (untuk Susenas triwulanan dan Susenas September);


tp

Kabupaten/Kota (untuk Susenas Tahunan dan Susenas Maret)


ht

Publikasi Keberadaan Ringkasan Eksekutif Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk


Indikator Indonesia

234
Distribusi Pendapatan - 40% penduduk dengan pendapatan
terendah

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Rumah Tangga

Definisi Share pengeluaran dari kelompok pengeluaran 40 % terendah


terhadap total pengeluaran

Manfaat Untuk menilai tingkat ketidakmerataan (ketimpangan) pendapatan


penduduk

id
Rumus Perhitungan 𝑇𝑃40%

o.
𝐷𝑃40% = 𝑥100%
.g
𝑇𝑃
ps
Dimana
DP40% : Distribusi pengeluaran 40% terendah.
.b

TP : Total pengeluaran
w

TP40% : Total pengeluaran 40% terendah


w
w

Interpretasi Proporsi pengeluaran yang diterima 40 persen penduduk


://

berpengeluaran terendah dari seluruh pengeluaran. Jika proporsi


s

jumlah pendapatan dari penduduk yang masuk kategori 40 persen


tp

terendah terhadap total pendapatan seluruh penduduk kurang dari


ht

12 persen dikategorikan ketimpangan pendapatan tinggi. Jika


proporsi jumlah pendapatan penduduk yang masuk kategori 40
persen terendah terhadap total pendapatan seluruh penduduk
antara 12-17 persen dikategorikan ketimpangan pendapatan
sedang/menengah. Jika proporsi jumlah pendapatan penduduk
yang masuk kategori 40 persen terendah terhadap total
pendapatan seluruh penduduk lebih dari 17 persen dikategorikan
ketimpangan pendapatan rendah

Level Estimasi Provinsi (untuk Susenas triwulanan dan Susenas September);


Kabupaten/Kota (untuk Susenas Tahunan dan Susenas Maret)

Publikasi Keberadaan Ringkasan Eksekutif Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk


Indikator Indonesia

235
Indeks Demokrasi Indonesia

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Ketahanan Sosial


Subdit. Stat. Politik dan Keamanan

Definisi IDI adalah alat ukur kuantitatif yang digunakan untuk


mengevaluasi sejauh mana perkembangan dan penerapan
demokrasi di provinsi.

Manfaat Secara akademis, dapat ditunjukkan tingkat perkembangan


demokrasi di setiap provinsi di Indonesia. Bagi pembangunan
politik pada tingkat provinsi, data IDI mampu menunjukkan aspek
atau variabel atau indikator yang tidak atau berkembang di suatu
provinsi sehingga dapat diketahui hal-hal yang perlu dilakukan
untuk meningkatkan perkembangan demokrasi di provinsi

id
bersangkutan.

o.
.g
Rumus Perhitungan 3
ps
𝐼𝐷𝐼𝐼𝑛𝑑𝑜𝑛𝑒𝑠𝑖𝑎 = ∑ 𝑃𝑖 𝐼(𝐴𝑖 )
.b

𝑖=1
Dimana:
w

𝐼𝐷𝐼𝐼𝑛𝑑𝑜𝑛𝑒𝑠𝑖𝑎 : Indeks Demokrasi Indonesia.


w

𝑃𝑖 : Nilai penimbang berdasarkan AHP dari aspek ke-i


w

(i=1,2,3)
://

𝐼(𝐴𝑖 ): Indeks aspek ke-i


s

(i=1) : Aspek kebebasan sipil


tp

(i=2) : Hak-hak politik


ht

(i=3) : Lembaga demokrasi

Interpretasi Hasil indeks adalah angka dengan skala 1-100. Skala ini merupakan
skala normatif dimana 1 adalah kinerja terendah dan 100 adalah
kinerja tertinggi.

Level Estimasi Provinsi dan Nasional

Publikasi Keberadaan Indeks Demokrasi Indonesia 2016: Tantangan Peningkatan Kualitas


Indikator Partisipasi dan Representasi (Publikasi dibuat oleh dewan ahli IDI)

236
Indeks Kesulitan Geografis (IKG)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Ketahanan Sosial


Subdit. Stat. Ketahanan Wilayah

Definisi Merupakan indeks komposit yang disusun menggunakan beberapa


dimensi, variabel, dan indikator kuantitatif untuk menggambarkan
tingkat kesulitan geografis desa untuk menuju ke sarana/prasarana
infrastruktu dasar

Manfaat Salah satu komponen untuk alokasi dana desa oleh Kemenkeu

Rumus Perhitungan

id
o.
.g
ps
.b
w
w

Interpretasi Nilai IKG semakin mendekati 100 maka tingkat kesulitan geografis
w

semakin tinggi, dan sebaliknya


s ://

Input/Variabel pembentuk indikator


tp
ht

Nama Variabel Sumber data


Jumlah penduduk PODES2019.UPDATING
Fasilitas Pendidikan (jumlah fasilitas, jumlah
PODES2019.UPDATING
penduduk, jarak)
Fasilitas Pendidikan (jumlah fasilitas, jumlah
PODES2019.UPDATING
penduduk, jarak)
Fasilitas Pendidikan (jumlah fasilitas, jumlah
PODES2019.UPDATING
penduduk, jarak)

237
Indeks Pembangunan Desa (IPD)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Ketahanan Sosial

Subdit. Stat. Ketahanan Wilayah

Definisi Merupakan indeks komposit yang disusun menggunakan beberapa


dimensi, variabel, dan indikator kuantitatif untuk menggambarkan
tingkat pembangunan desa

Manfaat Salah satu indikator untuk menilai perkembangan desa

Rumus Perhitungan

id
o.
Interpretasi Nilai IPD semakin mendekati 100 maka tingkat perkembangan

.g
desanya semakin baik, begitupun sebaliknya
ps
Input/Variabel pembentuk indikator
.b
w
w

Nama Variabel Sumber data


w

Jumlah sarana lembaga keuangan perbankan PODES2019.UPDATING


://

Jumlah keluarga pengguna listrik PODES2019.UPDATING


s

Penerangan di Jalan Utama Desa PODES2019.UPDATING


tp
ht

238
Indeks Pembangunan TIK (IP-TIK)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata


Subdit. Stat. Komunikasi dan Teknologi Informasi

Definisi Suatu tolak ukur (benchmark) untuk menggambarkan


level/potensi pembangunan TIK di suatu wilayah. Indeks komposit
yang mengkombinasikan 11 indikator menjadi suatu ukuran
standar, digunakan untuk membandingkan hasil pembangunan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) antar negara/wilayah

Manfaat 1. Mengukur pertumbuhan pembangunan TIK baik di negara


maju maupun negara berkembang (nilai indeks harus berlaku
secara umum)

id
2. Mengukur gap digital, yaitu perbedaan antar negara dengan

o.
berbagai tingkat pembangunan TIK
3.
.g
Mengukur tingkat pembangunan TIK di suatu negara
ps
menggunakan suatu ukuran yang dapat dibandingkan
antarwaktu dan antarwilayah
.b

4. Mengukur potensi pembangunan TIK atau pengembangannya,


w

untuk mendorong pertumbuhan pembangunan berdasarkan


kemampuan dan keahlian yang tersedia
w
w
s ://
tp
ht

239
Rumus Perhitungan

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w

Interpretasi Skala IP-TIK: 0-10.


s ://

Semakin tinggi nilai indeks menunjukkan potensi dan progress


tp

pembangunan TIK suatu wilayah lebih optimum, sebaliknya,


ht

semakin rendah nilai indeks menunjukkan pembangunan TIK di


suatu wilayah masih belum optimum.

Level Estimasi Nasional dan provinsi

Publikasi Keberadaan Statistik Telekomunikasi Indonesia


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Kementerian Komunikasi dan
Pelanggan telepon tetap
Informatika
Kementerian Komunikasi dan
Pelanggan telepon seluler
Informatika
Kementerian Komunikasi dan
Bandwidth internet internasional
Informatika
Penyusunan Indeks Pembangunan
Jumlah rumah tangga yang menguasai komputer
Teknologi Informasi dan Komunikasi

240
Penyusunan Indeks Pembangunan
Jumlah rumah tangga yang memiliki akses internet
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Penyusunan Indeks Pembangunan
Jumlah penduduk yang mengakses internet
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Kementerian Komunikasi dan
Jumlah pelanggan internet broadband tetap kabel
Informatika
Kementerian Komunikasi dan
Jumlah pelanggan internet broadband tanpa kabel
Informatika
Penyusunan Indeks Pembangunan
Rata-rata Lama Sekolah
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Penyusunan Indeks Pembangunan
Angka partisipasi kasar sekunder
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Penyusunan Indeks Pembangunan
Angka partisipasi kasar tersier
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Penyusunan Indeks Pembangunan
Jumlah penduduk
Teknologi Informasi dan Komunikasi

id
Penyusunan Indeks Pembangunan
Jumlah pengguna internet

o.
Teknologi Informasi dan Komunikasi

.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

241
Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Ketahanan Sosial


Subdit. Stat. Politik dan Keamanan

Definisi IPAK merupakan indeks komposit yang mengukur budaya zero


tolerance masyarakat terhadap korupsi.

Manfaat Mengetahui sejauh mana angka zero tolerance masyarakat


Indonesia terhadap korupsi.

Rumus Perhitungan ∑ 𝑤𝑖 𝑥𝑖
𝐼𝑃𝐴𝐾 =
𝑤𝑖
(5 x 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠(1 − 4) − 5)

id
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠(0 − 5) =
3

o.
Interpretasi
.g
Semakin besar nilai indeks menunjukkan bahwa masyarakat
ps
semakin tidak permisif terhadap korupsi dan sebaliknya.
.b

Level Estimasi Nasional


w
w

Publikasi Keberadaan Press Release BPS


w

Indikator
s ://

Input/Variabel pembentuk indikator


tp
ht

Nama Variabel Sumber data


Persepsi terhadap kebiasaaan di masyarakat Survei Perilaku Anti Korupsi
Pengalaman berhubungan dengan layanan publik Survei Perilaku Anti Korupsi

242
Kunjungan ke peninggalan sejarah/warisan budaya

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat


Subdit. Stat. Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial

Definisi Persentase penduduk yang pernah mengunjungi museum/situs


peninggalan sejarah selama setahun terakhir

Manfaat Untuk mengetahui minat masyarakat yang pernah mengunjungi


museum/situs peninggalan sejarah

Rumus Perhitungan Partisipasi dalam kesenian:

id
𝑥100%

o.
𝑏
Dimana:
.g
ps
a : Jumlahpenduduk 5 tahun keatas yang pernah mengunjungi
peninggalan sejarah atau warisan budaya di Indonesia
.b

b : Jumlah penduduk 5 tahun keatas


w
w

Level Estimasi Nasional; Provinsi


w
://

Publikasi Keberadaan Statistik Sosial Budaya


s

Indikator
tp
ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Survei Sosial Ekonomi Nasional
Mengunjungi peninggalan sejarah / warisan budaya di
(SUSENAS) - Modul Sosial Budaya
Indonesia
dan Pendidikan (Tahunan)
Tidak/belum pernah sekolah atau tidak sekolah lagi Survei Sosial Ekonomi Nasional
dan tidak tamat pendidikan dasar (wajar 9 tahun), (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya
disesuaikan dengan umur dan Pendidikan (Tahunan)

243
Lanjut usia telantar

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial

Definisi Lanjut usia telantar adalah seseorang berusia 60 tahun ke atas yang
tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya baik secara jasmani,
rohani maupun sosial.

Manfaat Untuk menentukan derajat ketelantaran penduduk lanjut usia.

Interpretasi Lansia yang berpotensi telantar antara lain disebabkan mereka


tidak mempunyai keluarga, sanak saudara atau orang lain yang

id
mau dan mampu mengurusnya atau tidak mempunyai penghasilan
yang dapat memenuhi kebutuhan minimumnya, baik jasmani,

o.
rohani maupun sosial.
.g
ps
Level Estimasi Nasional; Provinsi
.b

Publikasi Keberadaan Profil PMKS


w

Indikator
w
w
s ://
tp
ht

244
Partisipasi dalam kegiatan olahraga

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial

Definisi Persentase penduduk yang berpartisipasi dalam kegiatan olahraga


dalam seminggu terakhir

Manfaat Untuk mengukur tingkat partisipasi masyarakat dalam berolahraga

Rumus Perhitungan Partisipasi dalam olahraga:

id
𝑎
𝑥100%

o.
𝑏
Dimana: .g
ps
a : Jumlahpenduduk 5 tahun keatas yang melakukan kegiatan
olahraga
.b

b : Jumlah penduduk 5 tahun keatas


w
w

Level Estimasi Nasional; Provinsi


w
://

Publikasi Keberadaan Statistik Sosial Budaya


s

Indikator
tp
ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Survei Sosial Ekonomi Nasional
Waktu melakukan olahraga (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya
dan Pendidikan (Tahunan)
Tidak/belum pernah sekolah atau tidak sekolah lagi Survei Sosial Ekonomi Nasional
dan tidak tamat pendidikan dasar (wajar 9 tahun), (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya
disesuaikan dengan umur dan Pendidikan (Tahunan)

245
Partisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial

Definisi Persentase penduduk yang pernah mengikuti kegiatan sosial


kemasyarakatan seperti kegiatan keagamaan, keterampilan,
olahraga, gotong royong, kematian dan sosial lainnya dalam 3 bulan
terakhir

Manfaat Salah satu tolok ukur yang menggambarkan kepedulian masyarakat


terhadap lingkungan sosialnya

id
Rumus Perhitungan Partisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan:

o.
𝑎
.g
𝑥100%
𝑏
ps
Dimana:
.b

a : Jumlahpenduduk 10 tahun keatas yang pernah mengikuti salah


w

satu kegiatan social kemasyarakatan.


w

b : Jumlah penduduk 10 tahun keatas


w
://

Level Estimasi Nasional; Provinsi


s
tp

Publikasi Keberadaan Statistik Sosial Budaya


ht

Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Survei Sosial Ekonomi Nasional
Mengikuti kegiatan keagamaan (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya
dan Pendidikan (Tahunan)
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Mengikuti kegiatan keterampilan (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya
dan Pendidikan (Tahunan)
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Mengikuti kegiatan olahraga/permainan (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya
dan Pendidikan (Tahunan)
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Mengikuti kegiatan gotong royong (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya
dan Pendidikan (Tahunan)
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Mengikuti kegiatan arisan
(SUSENAS) - Modul Sosial Budaya

246
dan Pendidikan (Tahunan)
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Mengikuti kegiatan kematian (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya
dan Pendidikan (Tahunan)
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Mengikuti kegiatan sosial lainnya (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya
dan Pendidikan (Tahunan)
Tidak/belum pernah sekolah atau tidak sekolah lagi Survei Sosial Ekonomi Nasional
dan tidak tamat pendidikan dasar (wajar 9 tahun), (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya
disesuaikan dengan umur dan Pendidikan (Tahunan)

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

247
Partisipasi dalam Kesenian

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial

Definisi Persentase penduduk yang pernah menonton/terlibat dalam


pertunjukan/pameran seni secara langsung di Indonesia selama 3
bulan terakhir

Manfaat Untuk menggambarkan partisipasi masyarakat terhadap


pertunjukan kesenian/pameran kesenian

Rumus Perhitungan Partisipasi dalam kesenian

id
𝑎

o.
𝑥100%
𝑏
.g
ps
𝑐
𝑥100%
𝑑
.b
w

Dimana:
w

a : Jumlah penduduk 5 tahun keatas yang menonton pertunjukan


w

atau pameran seni.


://

b : Jumlah penduduk 5 tahun keatas


c : Jumlah rumah tangga yang terlibat pertunjukan atau pameran
s
tp

seni
d : Jumlah rumah tangga
ht

Level Estimasi Nasional; Provinsi

Publikasi Keberadaan Statistik Sosial Budaya


Indikator

248
Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Survei Sosial Ekonomi Nasional
Menonton Pertunjukan/ Pameran Seni di Indonesia (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya
dan Pendidikan (Tahunan)
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Terlibat dalam pertunjukan/pameran seni (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya
dan Pendidikan (Tahunan)
Tidak/belum pernah sekolah atau tidak sekolah lagi Survei Sosial Ekonomi Nasional
dan tidak tamat pendidikan dasar (wajar 9 tahun), (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya
disesuaikan dengan umur dan Pendidikan (Tahunan)

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

249
Partisipasi dalam olahraga tradisional

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial

Definisi Persentase penduduk yang berpartisipasi dalam kegiatan olahraga


tradisional dalam setahun terakhir

Manfaat Mengetahui minat masyarakat terhadap olahraga tradisional

Rumus Perhitungan Partisipasi dalam kegiatan olahraga tradisional:

𝑎
𝑥100%

id
𝑏

o.
Dimana:
.g
a : Jumlahpenduduk 5 tahun keatas yang pernah melakukan salah
ps
satu jenis kegiatan olahraga tradisional.
b : Jumlah penduduk 5 tahun keatas
.b
w

Level Estimasi Nasional; Provinsi


w
w

Publikasi Keberadaan Statistik Sosial Budaya


://

Indikator
s
tp

Input/Variabel pembentuk indikator


ht

Nama Variabel Sumber data


Survei Sosial Ekonomi Nasional
Olahraga tradisional (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya
dan Pendidikan (Tahunan)
Tidak/belum pernah sekolah atau tidak sekolah lagi Survei Sosial Ekonomi Nasional
dan tidak tamat pendidikan dasar (wajar 9 tahun), (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya
disesuaikan dengan umur dan Pendidikan (Tahunan)

250
Partisipasi Kursus/Bimbingan Belajar/
Pelatihan/Keterampilan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial

Definisi Persentase penduduk yang pernah/sedang mengikuti


kursus/bimbingan belajar/pelatihan/keterampilan dalam 2 tahun
terakhir

Manfaat Untuk mengetahui persentse penduduk mengikuti kursus/


bimbingan belajar/ pelatihan/keterampilan

id
o.
Rumus Perhitungan Partisipasi dalam kegiatan kursus/bimbingan belajar:
.g
ps
𝑎
𝑥100%
𝑏
.b
w

Dimana:
w

A : Jumlah rumah tangga yang anggota rumah tangganya


w

pernah atau sedang mengikuti kursus/bimbingan


://

belajar/pelatihan/keterampilan.
B : Jumlah rumah tangga
s
tp

Level Estimasi Nasional; Provinsi


ht

Publikasi Keberadaan Statistik Penunjang Pendidikan


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Survei Sosial Ekonomi Nasional
Mengikuti kursus/bimbingan
(SUSENAS) - Modul Sosial Budaya
belajar/pelatihan/keterampilan
dan Pendidikan (Tahunan)
Tidak/belum pernah sekolah atau tidak sekolah lagi Survei Sosial Ekonomi Nasional
dan tidak tamat pendidikan dasar (wajar 9 tahun), (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya
disesuaikan dengan umur dan Pendidikan (Tahunan)

251
Penggunaan Produk Tradisional

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial

Definisi Persentase rumah tangga yang anggota rumah tangga pernah


menggunakan produk tradisional dalam tiga bulan terakhir

Manfaat Mengetahui persentase penduduk yang menggunakan produkl


tradisional

Rumus Perhitungan 𝑎
𝑥100%
𝑏

id
o.
Dimana:
A : Jumlah rumah tangga yang anggota rumah tangganya pernah
.g
menggunakan produk tradisional.
ps
B : Jumlah rumah tangga
.b

Level Estimasi Nasional, Provinsi


w
w

Publikasi Keberadaan Statistik Sosial Budaya


w

Indikator
s ://

Input/Variabel pembentuk indikator


tp
ht

Nama Variabel Sumber data


Survei Sosial Ekonomi Nasional
Menggunakan produk tradisional (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya
dan Pendidikan (Tahunan)

252
Penyedia Layanan Pendidikan: Pemerintah/Swasta

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat


Subdit. Stat. Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial

Definisi Persentase siswa yang berumur 5 tahun ke atas menurut penyedia


layanan pendidikan (pemerintah atau swasta)

Manfaat Untuk mengetahui persentase siswa yang berumur 5 tahun ke atas


berdasarkan penyelenggara pendidikan

Rumus Perhitungan Penyedia layanan Pendidikan negeri

𝑎
𝑐= 𝑥100%
𝑏

id
o.
Dimana:

.g
A : Jumlah siswa yang bersekolah disekolah negeri.
ps
B : Jumlah siswa yang bersekolah
C : Penyedia layanan Pendidikan negeri
.b
w

Penyedia layanan Pendidikan Swasta


w

𝑑
w

𝑓= 𝑥100%
://

𝑒
s
tp

Dimana:
A : Jumlah siswa yang bersekolah disekolah swasta.
ht

B : Jumlah siswa yang bersekolah


C : Penyedia layanan Pendidikan swasta

Level Estimasi Nasional, provinsi

Publikasi Keberadaan Statistik Pendidikan


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Jumlah siswa di sekolah negeri atau Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) -
swasta Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (Tahunan)
Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) -
Jumlah siswa yang bersekolah
Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (Tahunan)
Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) -
Penduduk 5 tahun ke atas
Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (Tahunan)

253
Persentase anak umur 6-23 bulan yang masih diberi ASI
yang menerima empat atau lebih jenis makanan selama
seharian kemarin

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah anak umur 6-23 bulan yang masih diberi ASI yang
menerima empat atau lebih jenis makanan selama seharian
kemarin dikali dengan 100 (seratus), dibagi dengan jumlah anak
umur 6-23 bulan

id
Rumus Perhitungan

o.
.g
ps
Level Estimasi Provinsi
.b
w

Input/Variabel pembentuk indikator


w
w
://

Nama Variabel Sumber data


s

Jumlah anak umur 6-23 bulan yang masih diberi ASI Survei Sosial Ekonomi Nasional
tp

yang menerima empat atau lebih jenis makanan (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
ht

selama seharian kemarin Perumahan


Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah anak umur 6-23 bulan (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
Perumahan

254
Persentase anak umur 6-23 bulan yang menerima vitamin
A dalam 6 bulan terakhir

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah anak umur 6-23 bulan yang menerima vitamin A dalam 6
bulan terakhir dikali dengan 100 (seratus), dibagi dengan jumlah
anak umur 6-23 bulan

Rumus Perhitungan

id
o.
Level Estimasi Provinsi .g
ps
.b

Input/Variabel pembentuk indikator


w
w

Nama Variabel Sumber data


w

Survei Sosial Ekonomi Nasional


://

Jumlah anak umur 6-23 bulan yang menerima vitamin


(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
s

A dalam 6 bulan terakhir


Perumahan
tp

Survei Sosial Ekonomi Nasional


ht

Jumlah anak umur 6-23 bulan (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan


Perumahan

255
Persentase anak umur 6-23 bulan yang sudah tidak diberi
ASI yang menerima 4 atau lebih jenis makanan selama
seharian kemarin

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah anak umur 6-23 bulan yang sudah tidak diberi ASI yang
menerima 4 atau lebih jenis makanan selama seharian kemarin
dikali dengan 100 (seratus), dibagi dengan jumlah anak umur 6-23
bulan

id
Rumus Perhitungan

o.
.g
ps
.b

Level Estimasi Provinsi


w
w

Input/Variabel pembentuk indikator


w
://

Nama Variabel Sumber data


s
tp

Jumlah anak umur 6-23 bulan yang sudah tidak diberi Survei Sosial Ekonomi Nasional
ASI yang menerima empat atau lebih jenis makanan (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
ht

selama seharian kemarin Perumahan


Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah anak umur 6-23 bulan (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
Perumahan

256
Persentase anak umur 6-23 bulan yang sudah tidak diberi
ASI yang menerima makanan padat, setengah padat atau
lumat selama seharian kemarin

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah anak umur 6-23 bulan yang sudah tidak diberi ASI yang
menerima makanan padat, setengah padat atau lumat selama
seharian kemarin dikali dengan 100 (seratus), dibagi dengan
jumlah anak umur 6-23 bulan

id
o.
Rumus Perhitungan

.g
ps
.b
w

Level Estimasi Provinsi


w
w

Input/Variabel pembentuk indikator


s ://
tp

Nama Variabel Sumber data


ht

Jumlah anak 6-23 bulan yang sudah tidak diberi ASI Survei Sosial Ekonomi Nasional
yang menerima makanan padat, setengah padat, atau (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
lumat selama seharian kemarin Perumahan
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah anak umur 6-23 bulan (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
Perumahan

257
Persentase anak umur 9-23 bulan yang masih diberi ASI
yang menerima makanan padat, setengah padat atau
lumat selama seharian kemarin

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah anak umur 9-23 bulan yang masih diberi ASI yang
menerima makanan padat, setengah padat atau lumat selama
seharian kemarin dikali dengan 100 (seratus), dibagi dengan
jumlah anak umur 9-23 bulan

id
Rumus Perhitungan

o.
.g
ps
.b

Level Estimasi Provinsi


w
w

Input/Variabel pembentuk indikator


w
://

Nama Variabel Sumber data


s
tp

Jumlah anak umur 9-23 bulan yang masih diberi ASI Survei Sosial Ekonomi Nasional
yang menerima makanan padat, setengah padat, atau (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
ht

lumat selama seharian kemarin Perumahan


Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah anak umur 9-23 bulan (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
Perumahan

258
Persentase baduta yang pernah diberi imunisasi menurut
fasilitas kesehatan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah baduta yang pernah diberi imunisasi menurut fasilitas


kesehatan dikali dengan 100 (seratus), dibagi dengan jumlah
baduta yang pernah diberi imunisasi

Rumus Perhitungan

id
o.
Level Estimasi Provinsi .g
ps
.b

Input/Variabel pembentuk indikator


w
w

Nama Variabel Sumber data


w

Survei Sosial Ekonomi Nasional


://

Jumlah baduta yang pernah diberi imunisasi menurut


(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
s

fasilitas kesehatan
Perumahan
tp

Survei Sosial Ekonomi Nasional


ht

Jumlah baduta yang pernah diberi imunisasi (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
Perumahan

259
Persentase baduta yang pernah diberi imunisasi menurut
tenaga kesehatan yang memberikan imunisasi

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah baduta yang pernah diberi imunisasi menurut tenaga


kesehatan yang memberikan imunisasi dikali dengan 100 (seratus),
dibagi dengan jumlah baduta yang pernah diberi imunisasi

Rumus Perhitungan

id
o.
.g
Level Estimasi Provinsi
ps
Input/Variabel pembentuk indikator
.b
w

Nama Variabel Sumber data


w

Survei Sosial Ekonomi Nasional


w

Jumlah baduta yang pernah diberi imunisasi menurut


(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
://

tenaga kesehatan yang memberikan imunisasi


Perumahan
s

Survei Sosial Ekonomi Nasional


tp

Jumlah baduta yang pernah diberi imunisasi (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
ht

Perumahan

260
Persentase baduta yang tidak pernah diberi imunisasi
menurut alasan tidak pernah diberi imunisasi

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah baduta yang tidak pernah diberi imunisasi menurut alasan
tidak pernah diberi imunisasi dikali dengan 100 (seratus), dibagi
dengan jumlah baduta yang tidak pernah diberi imunisasi

Rumus Perhitungan

id
o.
Level Estimasi Provinsi .g
ps
.b

Input/Variabel pembentuk indikator


w
w

Nama Variabel Sumber data


w

Survei Sosial Ekonomi Nasional


://

Jumlah baduta yang tidak pernah diberi imunisasi


(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
s

menurut alasan tidak pernah diberi imunisasi


Perumahan
tp

Survei Sosial Ekonomi Nasional


ht

Jumlah baduta yang tidak pernah diberi imunisasi (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
Perumahan

261
Persentase Balita Usia Satu Tahun yang Diimunisasi
Campak

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Rumah Tangga

Definisi Persentase Imunisasi Campak adalah perbandingan antara


banyaknya anak berumur 1 tahun yang telah menerima minimal
satu kali imunisasi campak terhadap jumlah anak berumur 1 tahun,
dan dinyatakan dalam persentase. Anak berumur usia 1 tahun
adalah anak usia 12-23 bulan.

Manfaat Indikator ini merupakan ukuran pemantauan untuk cakupan

id
imunisasi dasar. Karena imunisasi campak diberikan pada usia 911

o.
bulan, sehingga dapat menunjukkan kelengkapan imunisasi anak.

.g
Disamping itu imunisasi campak yang diberikan kepada anak, dapat
memberikan perlindungan terhadap penyakit campak, yang dapat
ps
memberikan dampak terhadap penurunan angka kematian balita.
.b

Cakupan imunisasi campak dipengaruhi oleh beberapa faktor


antara lain ketersediaan tenaga kesehatan berkompeten, kualitas
w

sistem pelayanan kesehatan anak, partisipasi masyarakat di suatu


w

wilayah.
w
://

Interpretasi Semakin besar persentase balita usia satu tahun yang diimunisasi
s

campak di suatu wilayah pada periode tertentu, maka semakin


tp

banyak balita yang telah mendapatkan imunisasi tersebut.


ht

Level Estimasi Nasional, Provinsi

Publikasi Keberadaan Statistik Kesejahteraan Rakyat


Indikator

262
Persentase bayi umur 6-8 bulan yang masih diberi ASI yang
menerima makanan padat, setengah padat, atau lumat
selama seharian kemarin

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah bayi umur 6-8 bulan yang masih diberi ASI yang menerima
makanan padat, setengah padat, atau lumat selama seharian
kemarin dikali dengan 100 (seratus), dibagi dengan jumlah bayi
umur 6-8 bulan

id
o.
Rumus Perhitungan

.g
ps
.b
w

Level Estimasi Provinsi


w
w

Input/Variabel pembentuk indikator


s ://
tp

Nama Variabel Sumber data


ht

Jumlah bayi umur 6-8 bulan yang masih diberi ASI Survei Sosial Ekonomi Nasional
yang menerima makanan padat, setengah padat, atau (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
lumat selama seharian kemarin Perumahan
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah bayi umur 6-8 bulan (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
Perumahan

263
Persentase bayi umur 6-8 bulan yang menerima makanan
padat, setengah padat, atau lumat selama seharian
kemarin

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah bayi umur 6-8 bulan yang menerima makanan padat,
setengah padat, atau lumat selama seharian kemarin dikali dengan
100 (seratus), dibagi dengan jumlah bayi umur 6-8 bulan

Rumus Perhitungan

id
o.
.g
ps
Level Estimasi Provinsi
.b

Input/Variabel pembentuk indikator


w
w
w

Nama Variabel Sumber data


://

Jumlah bayi umur 6-8 bulan yang menerima makanan Survei Sosial Ekonomi Nasional
s

padat, setengah padat, atau lumat selama seharian (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
tp

kemarin Perumahan
ht

Survei Sosial Ekonomi Nasional


Jumlah bayi umur 6-8 bulan (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
Perumahan

264
Persentase Komuter

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Subdit. Stat. Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja

Definisi Persentase dari jumlah penduduk berumur 5 tahun ke atas yang


berstatus komuter terhadap jumlah penduduk berumur 5 tahun ke
atas.

Manfaat Mengetahui tingkat mobilitas nonpermanen suatu daerah.

Rumus Perhitungan 𝑎
𝑥100

id
𝑏

o.
.g
Dimana:
a = Penduduk 5 tahun keatas berstatus komuter
ps
b = Penduduk 5 Tahun keatas
.b
w

Interpretasi Persentase yang tinggi menunjukkan tingginya tingkat mobilitas


nonpermanen suatu daerah.
w
w
://

Level Estimasi Kabupaten/Kota


s
tp

Publikasi Keberadaan Statistik Komuter Jabodetabek dan Mebidang 2019


Indikator
ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Survei Komuter di Jabodetabek dan
Penduduk 5 tahun ke atas berstatus komuter
Mebidang
Survei Komuter di Jabodetabek dan
Penduduk 5 tahun ke atas
Mebidang

265
Persentase Pemuda

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial

Definisi Perbandingan jumlah penduduk berumur 16-30 tahun terhadap


seluruh penduduk.

Manfaat Untuk melihat persentase pemuda terhadap seluruh penduduk

Rumus Perhitungan

id
Interpretasi Menunjukkan besarnya persentase pemuda terhadap seluruh

o.
penduduk
.g
ps
Level Estimasi Nasional dan Provinsi
.b

Publikasi Keberadaan Statistik Pemuda Indonesia 2019


w

Indikator
w
w

Input/Variabel pembentuk indikator


s ://
tp

Nama Variabel Sumber data


ht

Jumlah penduduk 16-30 tahun ke atas Susenas Maret


jumlah seluruh penduduk Susenas Maret

266
Persentase Penduduk Lanjut Usia

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial

Definisi Perbandingan jumlah penduduk usia 60 tahun ke atas dengan


jumlah seluruh penduduk

Manfaat Untuk menentukan persentase lansia terhadap seluruh penduduk

Rumus Perhitungan

id
o.
Interpretasi Menunjukkan besarnya persentase lansia terhadap seluruh
penduduk
.g
ps
Level Estimasi Nasional dan Provinsi
.b
w

Publikasi Keberadaan Statistik Penduduk Lanjut Usia 2019


w

Indikator
w
://

Input/Variabel pembentuk indikator


s
tp
ht

Nama Variabel Sumber data


Jumlah penduduk 60 tahun ke atas Susenas Maret
jumlah seluruh penduduk Susenas Maret

267
Persentase penduduk usia 0-4 tahun yang pernah ke
posyandu dalam enam bulan terakhir

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah penduduk usia 0-4 tahun yang pernah ke posyandu dalam
enam bulan terakhir dikali dengan 100 (seratus), dibagi dengan
jumlah penduduk usia 0-4 tahun

Manfaat Mengetahui proporsi penduduk usia 0-4 tahun yang pernah ke


posyandu dalam enam bulan terakhir

id
Rumus Perhitungan

o.
.g
ps
.b

Level Estimasi Provinsi


w
w

Input/Variabel pembentuk indikator


w
://

Nama Variabel Sumber data


s

Survei Sosial Ekonomi Nasional


tp

Jumlah penduduk usia 0-4 tahun yang penah ke


(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
ht

posyandu dalam enam bulan terakhir


Perumahan
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah penduduk usia 0-4 tahun (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
Perumahan

268
Persentase penduduk usia 0-4 tahun yang pernah ke
posyandu dalam enam bulan terakhir menurut jenis
pelayanan yang didapat di posyandu

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah penduduk usia 0-4 tahun yang pernah ke posyandu dalam
enam bulan terakhir menurut jenis pelayanan yang didapat di
posyandu dikali dengan 100 (seratus), dibagi dengan jumlah
penduduk usia 0-4 tahun yang pernah ke posyandu

id
o.
Manfaat Mengetahui proporsi penduduk usia 0-4 tahun yang pernah ke

.g
posyandu dalam enam bulan terakhir menurut jenis pelayanan
yang didapat di posyandu
ps
.b

Rumus Perhitungan
w
w
w
s ://

Level Estimasi Provinsi


tp
ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Jumlah penduduk usia 0-4 tahun yang pernah ke Survei Sosial Ekonomi Nasional
posyandu dalam enam bulan terakhir menurut jenis (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
pelayanan yang didapat di posyandu Perumahan
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah penduduk usia 0-4 tahun yang pernah ke
(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
posyandu
Perumahan

269
Persentase penduduk usia 60 tahun ke atas yang pernah ke
posyandu dalam enam bulan terakhir

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah penduduk usia 60 tahun ke atas yang pernah ke posyandu


dalam enam bulan terakhir dikali dengan 100 (seratus), dibagi
dengan jumlah penduduk usia 60 tahun ke atas

Manfaat Mengetahui proporsi penduduk usia 60 tahun ke atas yang pernah


ke posyandu dalam enam bulan terakhir

id
Rumus Perhitungan

o.
.g
ps
.b

Level Estimasi Provinsi


w
w

Input/Variabel pembentuk indikator


w
://

Nama Variabel Sumber data


s

Survei Sosial Ekonomi Nasional


tp

Jumlah penduduk usia 60 tahun ke atas yang pernah


(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
ht

ke posyandu dalam enam bulan terakhir


Perumahan
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah penduduk usia 60 tahun ke atas (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
Perumahan

270
Persentase penduduk usia 60 tahun ke atas yang pernah ke
posyandu dalam enam bulan terakhir menurut jenis
pelayanan yang didapat di posyandu

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah penduduk usia 60 tahun ke atas yang pernah ke posyandu


dalam enam bulan terakhir menurut jenis pelayanan yang didapat
di posyandu dikali dengan 100 (seratus), dibagi dengan jumlah
penduduk usia 60 tahun ke atas yang pernah ke posyandu

id
o.
Manfaat Mengetahui proporsi penduduk usia 60 tahun ke atas yang pernah

.g
ke posyandu dalam enam bulan terakhir menurut jenis pelayanan
yang didapat di posyandu
ps
.b

Rumus Perhitungan
w
w
w
s ://

Level Estimasi Provinsi


tp
ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Jumlah penduduk usia 60 tahun ke atas yang pernah Survei Sosial Ekonomi Nasional
ke posyandu dalam enam bulan terakhir menurut jenis (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
pelayanan yang didapat di posyandu Perumahan
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah penduduk usia 60 tahun ke atas yang pernah
(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
ke posyandu
Perumahan

271
Persentase Pengeluaran Rumah Tangga untuk Bukan
Makanan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Rumah Tangga

Definisi Persentase rata-rata pengeluaran perkapita untuk bukan makanan


yaitu rata-rata pengeluaran perkapita bukan makanan dibagi rata-
rata total pengeluaran perkapita dikali seratus persen

Manfaat Data dan informasi mengenai pengeluaran dapat digunakan dalam


penelitian di bidang ekonomi, salah satunya diungkapkan oleh
Ernest Engel (1857) bahwa persentase pengeluaran untuk

id
makanan menurun sejalan dengan meningkatnya pendapatan;

o.
Untuk melihat pola pengeluaran penduduk yang dapat digunakan

.g
untuk menilai tingkat kesejahteraan sebagai dasar pengambilan
kebijakan oleh pemerintah
ps
.b

Rumus Perhitungan
w
w
w
s ://

Interpretasi Persentase rata-rata pengeluaran perkapita untuk bukan makanan


tp

menunjukkan proporsi pengeluaran bukan makanan terhadap total


ht

pengeluaran

Level Estimasi Provinsi (untuk Susenas triwulanan dan Susenas September);


Kabupaten/Kota (untuk Susenas Tahunan dan Susenas Maret)

Publikasi Keberadaan (1) Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia, (2)


Indikator Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia per Provinsi,
(3)Ringkasan Eksekutif Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk
Indonesia

272
Persentase Perempuan Pernah Kawin yang Menggunakan
Cara Modern

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Rumah Tangga

Definisi Peserta KB Aktif Cara Modern adalah Peserta KB yang


menggunakan alat KB lain selain Cara Tradisional, yaitu mereka
yang menggunakan MOW/tubektomi, MOP/vasektomi,
AKDR/IUD/Spiral, Suntikan KB, Susuk KB, Pil KB, Kondom/karet
KB, Intravag, dan Kondom wanita.

id
Manfaat Mengukur perbaikan kesehatan ibu melalui pengaturan kelahiran.

o.
Indikator ini juga digunakan sebagai proksi untuk mengukur akses

.g
terhadap pelayanan reproduksi kesehatan yang sangat esensial.
ps
Rumus Perhitungan ∑ 𝑃𝑈𝑆𝐾𝐵𝑚𝑜𝑑𝑒𝑟𝑛
.b

% 𝐾𝐵𝑚𝑜𝑑𝑒𝑟𝑛
∑ 𝑃𝑈𝑆
w

Dimana
w

PUS : Pasangan Usia Subur


w

𝑃𝑈𝑆𝐾𝐵𝑚𝑜𝑑𝑒𝑟𝑛 : Jumlah pasangan usia subur yang menggunakan


://

alat KB modern (selain cara tradisional)


s
tp

Interpretasi Semakin besar persentase perempuan pernah kawin yang


ht

menggunakan KB cara modern di suatu wilayah pada periode


tertentu, maka dapat dilihat bahwa pencapaian penggunaan KB di
wilayah tersebut semakin tinggi.

Level Estimasi Nasional, Provinsi

Publikasi Keberadaan Statistik Kesejahteraan Rakyat


Indikator

273
Persentase Perkembangan Distribusi Pengeluaran

Unit kerja Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat


penghasil
Subdit. Stat. Rumah Tangga

Definisi share pengeluaran dari masing-masing kelompok distribusi pengeluaran terhadap total
pengeluaran

Manfaat Untuk menilai tingkat ketidakmerataan (ketimpangan) pendapatan penduduk. Bank Dunia
mengelompokkan penduduk ke dalam tiga kelompok sesuai dengan besarnya pendapatan
(didekati dengan pengeluaran): 40% penduduk dengan pendapatan rendah; 40%
penduduk dengan pendapatan sedang; dan 20% penduduk dengan pendapatan tinggi.
Ketimpangan diukur dengan menghitung persentase jumlah pendapatan dari kelompok
yang berpendapatan 40% terendah dibandingkan dengan total pendapatan seluruh

id
penduduk.

o.
Rumus
.g
ps
Perhitungan
.b
w
w
w
://

Interpretasi Jika proporsi jumlah pendapatan dari penduduk yang masuk kategori 40 persen terendah
s

terhadap total pendapatan seluruh penduduk kurang dari 12 persen dikategorikan


tp

ketimpangan pendapatan tinggi. Jika proporsi jumlah pendapatan penduduk yang masuk
ht

kategori 40 persen terendah terhadap total pendapatan seluruh penduduk antara 12-17
persen dikategorikan ketimpangan pendapatan sedang/menengah. Jika proporsi jumlah
pendapatan penduduk yang masuk kategori 40 persen terendah terhadap total
pendapatan seluruh penduduk lebih dari 17 persen dikategorikan ketimpangan
pendapatan rendah

Level Provinsi (untuk Susenas triwulanan dan Susenas September); Kabupaten/Kota (untuk
Estimasi Susenas Tahunan dan Susenas Maret)

Publikasi Ringkasan Eksekutif Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia


Keberadaan
Indikator

274
Persentase Rata-rata Pengeluaran per Kapita Menurut
Kelompok Komoditi

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Rumah Tangga

Definisi Persentase rata-rata pengeluaran perkapita menurut kelompok


komoditi yaitu rata-rata pengeluaran perkapita menurut kelompok
makanan dibagi rata-rata total pengeluaran perkapita dikali seratus
persen

Manfaat Untuk melihat pola pengeluaran penduduk yang dapat digunakan

id
untuk menilai tingkat kesejahteraan sebagai dasar pengambilan

o.
kebijakan oleh pemerintah

.g
ps
Rumus Perhitungan
.b
w
w
w
://

Interpretasi Persentase rata-rata pengeluaran perkapita menurut kelompok


s

komoditi menunjukkan proporsi pengeluaran menurut kelompok


tp

komoditi terhadap total pengeluaran


ht

Level Estimasi Provinsi (untuk Susenas triwulanan dan Susenas September);


Kabupaten/Kota (untuk Susenas Tahunan dan Susenas Maret)

Publikasi Keberadaan (1) Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia, (2)


Indikator Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia per Provinsi, (3)
Ringkasan Eksekutif Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk
Indonesia

275
Persentase Rata-rata Pengeluaran per Kapita Menurut
Tempat Tinggal

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Rumah Tangga

Definisi Persentase rata-rata pengeluaran perkapita menurut daerah


tempat tinggal yaitu rata-rata pengeluaran perkapita menurut
perkotaan/perdesaan dibagi rata-rata total pengeluaran perkapita
dikali seratus persen

Manfaat Untuk melihat pola pengeluaran penduduk yang dapat digunakan


untuk menilai tingkat kesejahteraan sebagai dasar pengambilan

id
kebijakan oleh pemerintah

o.
Rumus Perhitungan
.g
ps
.b
w
w
w

Interpretasi Persentase rata-rata pengeluaran perkapita menurut daerah


://

tempat tinggal menunjukkan proporsi pengeluaran di perkotaan/


s

perdesaan terhadap total pengeluaran


tp
ht

Level Estimasi Provinsi (untuk Susenas triwulanan dan Susenas September);


Kabupaten/Kota (untuk Susenas Tahunan dan Susenas Maret)

Publikasi Keberadaan (1) Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia, (2)


Indikator Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia per Provinsi, (3)
Ringkasan Eksekutif Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk
Indonesia

276
Persentase Rata-rata Pengeluaran per Kapita untuk
Makanan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Rumah Tangga

Definisi Persentase rata-rata pengeluaran perkapita untuk makanan dan


bukan makanan yaitu rata-rata pengeluaran perkapita
makanan/bukan makanan dibagi rata-rata total pengeluaran
perkapita dikali seratus persen

Manfaat Data dan informasi mengenai pengeluaran dapat digunakan dalam

id
penelitian di bidang ekonomi, salah satunya diungkapkan oleh

o.
Ernest Engel (1857) bahwa persentase pengeluaran untuk

.g
makanan menurun sejalan dengan meningkatnya pendapatan
ps
Rumus Perhitungan
.b
w
w
w
s ://

Interpretasi Persentase rata-rata pengeluaran perkapita untuk makanan dan


tp

bukan makanan menunjukkan proporsi pengeluaran makanan/


ht

bukan makanan terhadap total pengeluaran

Level Estimasi Provinsi (untuk Susenas triwulanan dan Susenas September);


Kabupaten/Kota (untuk Susenas Tahunan dan Susenas Maret)

Publikasi Keberadaan (1) Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia, (2)


Indikator Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia per Provinsi, (3)
Ringkasan Eksekutif Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk
Indonesia

277
Persentase Rumah Tangga dengan Air Minum Layak

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Rumah Tangga

Definisi Air minum yang berkualitas (layak) adalah air minum yang
terlindung meliputi air ledeng (keran), keran umum, hydrant
umum, terminal air, penampungan air hujan (PAH) atau mata air
dan sumur terlindung, sumur bor atau sumur pompa, yang
jaraknya minimal 10 m dari pembuangan kotoran, penampungan
limbah dan pembuangan sampah. Tidak termasuk air kemasan, air
dari penjual keliling, air yang dijual melalui tanki, air sumur dan
mata air tidak terlindung. Proporsi rumah tangga dengan akses
berkelanjutan terhadap air minum layak adalah perbandingan

id
antara rumah tangga dengan akses terhadap sumber air minum

o.
berkualitas (layak) dengan rumah tangga seluruhnya, dinyatakan

.g
dalam persentase.
ps
Manfaat Indikator ini digunakan untuk memantau akses penduduk terhadap
.b

sumber air berkualitas berdasarkan asumsi bahwa sumber air


w

berkualitas menyediakan air yang aman untuk diminum bagi


masyarakat. Air yang tidak berkualitas adalah penyebab langsung
w

berbagai sumber penyakit


w
://

Interpretasi Semakin besar persentase rumah tangga yang menggunakan


s

sumber air minum layak menunjukan semakin baiknya kondisi


tp

rumah tangga di suatu daerah.


ht

Level Estimasi Nasional, Provinsi

Publikasi Keberadaan Statistik Kesejahteraan Rakyat


Indikator

278
Persentase rumah tangga dengan perilaku Buang Air Besar
Sembarangan (BABS)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah rumah tangga dengan perilaku Buang Air Besar


Sembarangan (BABS) dikali dengan 100 (seratus), dibagi dengan
jumlah rumah tangga

Rumus Perhitungan

id
o.
Level Estimasi Provinsi .g
ps
.b

Input/Variabel pembentuk indikator


w
w

Nama Variabel Sumber data


w

Survei Sosial Ekonomi Nasional


://

Jumlah rumah tangga depan perilaku Buang Air Besar


(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
s

Sembarangan (BABS)
Perumahan
tp

Survei Sosial Ekonomi Nasional


ht

Jumlah rumah tangga (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan


Perumahan

279
Persentase Rumah Tangga dengan Status Kepemilikan
Rumah/Bangunan Tempat Tinggal Milik Sendiri Menurut
Cara Memperoleh

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah rumah tangga dengan status kepemilikan rumah/bangunan


tempat tinggal milik sendiri menurut cara memperoleh dikali
dengan 100 (seratus), dibagi dengan jumlah rumah tangga dengan
status kepemilikan rumah/bangunan tempat tinggal sendiri

id
Rumus Perhitungan

o.
.g
ps
.b

Level Estimasi Provinsi


w
w

Input/Variabel pembentuk indikator


w
://

Nama Variabel Sumber data


s
tp

Jumlah rumah tangga dengan status kepemilikan Survei Sosial Ekonomi Nasional
rumah/bangunan tempat tinggal milik sendiri (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
ht

menurut cara memperoleh Perumahan


Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah rumah tangga dengan status kepemilika
(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
rumah/bangunan tempat tinggal sendiri
Perumahan

280
Persentase Rumah Tangga dengan Status Kepemilikan
Rumah/Bangunan Tempat Tinggal Milik Sendiri Menurut
Jenis Bukti Kepemilikan Tanah Tempat Tinggal

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah rumah tangga dengan status kepemilikan rumah/bangunan


tempat tinggal milik sendiri menurut jenis bukti kepemilikan tanah
tempat tinggal dikali dengan 100 (seratus), dibagi dengan jumlah
rumah tangga dengan status kepemilikan rumah/bangunan tempat

id
tinggal milik sendiri

o.
Rumus Perhitungan
.g
ps
.b
w
w
w

Level Estimasi Provinsi


s ://

Input/Variabel pembentuk indikator


tp
ht

Nama Variabel Sumber data


Jumlah rumah tangga dengan status kepemilikan Survei Sosial Ekonomi Nasional
rumah/bangunan tempat tinggal milik sendiri (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
menurut jenis bukti kepemilikan tanah tempat tinggal Perumahan
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah rumah tangga dengan status kepemilikan
(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
rumah/bangunan tempat tinggal milik sendiri
Perumahan

281
Persentase Rumah Tangga dengan Status Kepemilikan
Rumah/Bangunan Tempat Tinggal Milik Sendiri Yang Dibeli
Dari Pengembang Atau Bukan Pengembang Menurut Jenis
Cara Membeli

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah rumah tangga dengan status kepemilikan rumah/bangunan


tempat tinggal milik sendiri yang dibeli dari pengembang atau
bukan pengembang menurut jenis cara membeli dikali dengan 100

id
(seratus), dibagi dengan jumlah rumah tangga dengan status
kepemilikan rumah/bangunan tempat tinggal milik sendiri yang

o.
dibeli pengembang atau bukan pengembang
.g
ps
Rumus Perhitungan
.b
w
w
w
s ://

Level Estimasi Provinsi


tp
ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Jumlah rumah tangga dengan status kepemilikan
Survei Sosial Ekonomi Nasional
rumah/bangunan tempat tinggal milik sendiri yang
(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
dibeli dari pengembang atau bukan pengembang
Perumahan
menurut jenis cara membeli
Jumlah rumah tangga dengan status kepemilikan Survei Sosial Ekonomi Nasional
rumah/bangunan tempat tinggal milik sendiri yang (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
dibeli dari pengembang atau bukan pengembang Perumahan

282
Persentase Rumah Tangga Komuter

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Subdit. Stat. Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja

Definisi Persentase dari jumlah rumah tangga yang memiliki setidaknya


satu ART komuter terhadap jumlah rumah tangga.

Manfaat Mengetahui tingkat mobilitas nonpermanen suatu daerah.

Rumus Perhitungan 𝑎
𝑥100
𝑏

id
o.
Dimana:

.g
a = Rumah tangga yang memiliki komuter
b = Rumah tangga
ps
.b

Interpretasi Persentase yang tinggi menunjukkan tingginya tingkat mobilitas


w

nonpermanen suatu daerah.


w
w

Level Estimasi Kabupaten/Kota


://

Publikasi Keberadaan Statistik Komuter Jabodetabek dan Mebidang 2019


s
tp

Indikator
ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Survei Komuter di Jabodetabek dan
Rumah Tangga
Mebidang
Survei Komuter di Jabodetabek dan
Rumah Tangga yang Memiliki ART Komuter
Mebidang

283
Persentase Rumah Tangga Menurut Kepemilikan Rumah
Selain yang ditempati Saat ini

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah rumah tangga menurut kepemilikan rumah selain yang


ditempati saat ini dikali dengan 100 (seratus), dibagi dengan
jumlah rumah tangga

Rumus Perhitungan

id
o.
.g
Level Estimasi Provinsi
ps
Input/Variabel pembentuk indikator
.b
w

Nama Variabel Sumber data


w

Survei Sosial Ekonomi Nasional


w

Jumlah rumah tangga menurut kepemilikan rumah


(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
://

selain yang ditempati saat ini


Perumahan
s

Survei Sosial Ekonomi Nasional


tp

Jumlah rumah tangga (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan


ht

Perumahan

284
Persentase Rumah Tangga Menurut Lantai Terluas

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Rumah Tangga

Definisi Yaitu perbandingan antara banyaknya rumah tangga yang memiliki


lantai terluas bukan tanahdengan jumlah rumah tangga

Manfaat Rumah tangga yang dikategorikan ke dalam rumah yang layak huni
sebagai tempat tinggal harus memenuhi beberapa kriteria kualitas
rumah tempat tinggal, diantaranya rumah yang berlantai bukan
tanah atau lainnya

id
o.
Rumus Perhitungan

.g
ps
.b
w

Interpretasi Gambaran mengenai persentase banyaknya rumah tangga berlantai


w

bukan tanah
w
://

Level Estimasi Provinsi dan Kabupaten/Kota


s
tp

Publikasi Keberadaan Statistik Kesejahteraan Rakyat


Indikator
ht

285
Persentase Rumah Tangga Menurut Lebar Jalan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah rumah tangga menurut lebar jalan dikali dengan 100
(seratus), dibagi dengan jumlah rumah tangga

Rumus Perhitungan

Level Estimasi Provinsi

id
Input/Variabel pembentuk indikator

o.
Nama Variabel .g
Sumber data
ps
Survei Sosial Ekonomi Nasional
.b

Jumlah rumah tangga menurut lebar jalan (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
w

Perumahan
w

Survei Sosial Ekonomi Nasional


w

Jumlah rumah tangga (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan


://

Perumahan
s
tp
ht

286
Persentase Rumah Tangga Menurut Letak/Lokasi Rumah

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah rumah tangga menurut letak/lokasi rumah dikali dengan


100 (seratus), dibagi dengan jumlah rumah tangga

Rumus Perhitungan

Level Estimasi Provinsi

id
o.
Input/Variabel pembentuk indikator
.g
ps
Nama Variabel Sumber data
.b

Survei Sosial Ekonomi Nasional


w

Jumlah rumah tangga menurut letak/lokasi rumah (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
w

Perumahan
w

Survei Sosial Ekonomi Nasional


://

Jumlah rumah tangga (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan


Perumahan
s
tp
ht

287
Persentase Rumah Tangga Menurut Pengetahuan
Mengenai Pemisahan Sampah Organik dan Anorganik

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah rumah tangga menurut pengetahuan mengenai pemisahan


sampah organik dan anorganik dikali dengan 100 (seratus), dibagi
dengan jumlah rumah tangga

Rumus Perhitungan

id
o.
.g
Level Estimasi Provinsi
ps
Input/Variabel pembentuk indikator
.b
w

Nama Variabel Sumber data


w

Survei Sosial Ekonomi Nasional


w

Jumlah rumah tangga menurut pengetahuan mengenai


(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
://

pemisahan sampah organik dan anorganik


Perumahan
s

Survei Sosial Ekonomi Nasional


tp

Jumlah rumah tangga (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan


ht

Perumahan

288
Persentase Rumah Tangga Menurut Perlakuan Pemisahan
Sampah Organik dan Sampah Anorganik

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah rumah tangga menurut perlakuan pemisahan sampah


organik dan sampah anorganik dikali dengan 100 (seratus), dibagi
dengan jumlah rumah tangga

Rumus Perhitungan

id
o.
Level Estimasi Provinsi .g
ps
.b

Input/Variabel pembentuk indikator


w
w

Nama Variabel Sumber data


w

Survei Sosial Ekonomi Nasional


://

Jumlah rumah tangga menurut perlakuan pemisahan


(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
s

sampah organik dan sampah anorganik


Perumahan
tp

Survei Sosial Ekonomi Nasional


ht

Jumlah rumah tangga (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan


Perumahan

289
Persentase Rumah Tangga Persentase yang Menggunakan
Kayu Bakar atau Arang Sebagai Bahan Bakar Utama Dalam
Setahun Terakhir

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah rumah tangga yang menggunakan kayu bakar atau arang
sebagai bahan bakar utama dalam setahun terakhir dikali dengan
100 (seratus), dibagi dengan jumlah rumah tangga

Rumus Perhitungan

id
o.
.g
ps
Level Estimasi Provinsi
.b

Input/Variabel pembentuk indikator


w
w
w

Nama Variabel Sumber data


://

Jumlah rumah tangga yang menggunakan kayu bakar Survei Sosial Ekonomi Nasional
s

atau arang sebagai bahan bakar utama dalam setahun (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
tp

terakhir Perumahan
ht

Survei Sosial Ekonomi Nasional


Jumlah rumah tangga (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
Perumahan

290
Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Akses Air Minum
Layak Dasar

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah rumah tangga yang memiliki akses air minum layak dasar
dikali dengan 100 (seratus), dibagi dengan jumlah rumah tangga

Rumus Perhitungan

id
o.
Level Estimasi Provinsi

.g
ps
Input/Variabel pembentuk indikator
.b

Nama Variabel Sumber data


w
w

Survei Sosial Ekonomi Nasional


Jumlah rumah tangga yang memiliki akses air minum
(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
w

layak dasar
Perumahan
://

Survei Sosial Ekonomi Nasional


s
tp

Jumlah rumah tangga (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan


Perumahan
ht

291
Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Akses Air Minum
Layak Terbatas

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah rumah tangga yang memiliki akses air minum layak terbatas
dikali dengan 100 (seratus), dibagi dengan jumlah rumah tangga

Rumus Perhitungan

id
Level Estimasi Provinsi

o.
Input/Variabel pembentuk indikator
.g
ps
.b

Nama Variabel Sumber data


w

Survei Sosial Ekonomi Nasional


Jumlah rumah tangga yang memiliki akses air minum
(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
w

layak terbatas
Perumahan
w

Survei Sosial Ekonomi Nasional


://

Jumlah rumah tangga (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan


s

Perumahan
tp
ht

292
Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Akses Air Minum
Tidak Layak

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah rumah tangga yang memiliki akses air minum tidak layak
dikali dengan 100 (seratus), dibagi dengan jumlah rumah tangga

Rumus Perhitungan

id
o.
Level Estimasi Provinsi

.g
ps
Input/Variabel pembentuk indikator
.b

Nama Variabel Sumber data


w
w

Survei Sosial Ekonomi Nasional


Jumlah rumah tangga yang memiliki akses air minum
(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
w

tidak layak
Perumahan
://

Survei Sosial Ekonomi Nasional


s
tp

Jumlah rumah tangga (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan


Perumahan
ht

293
Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Akses Terhadap
Layanan Sanitasi Layak Bersama

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah rumah tangga yang memiliki akses terhadap layanan


sanitasi layak bersama dikali dengan 100 (seratus), dibagi dengan
jumlah rumah tangga

Rumus Perhitungan

id
o.
.g
Level Estimasi Provinsi
ps
Input/Variabel pembentuk indikator
.b
w

Nama Variabel Sumber data


w

Survei Sosial Ekonomi Nasional


w

Jumlah rumah tangga yang memiliki akses terhadap


(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
://

layanan sanitasi layak bersama


Perumahan
s

Survei Sosial Ekonomi Nasional


tp

Jumlah rumah tangga (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan


ht

Perumahan

294
Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Akses Terhadap
Layanan Sanitasi Layak Dasar

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah rumah tangga yang memiliki akses terhadap layanan


sanitasi layak dasar dikali dengan 100 (seratus), dibagi dengan
jumlah rumah tangga

Rumus Perhitungan

id
o.
Level Estimasi Provinsi .g
ps
.b

Input/Variabel pembentuk indikator


w
w

Nama Variabel Sumber data


w

Survei Sosial Ekonomi Nasional


://

Jumlah rumah tangga yang memiliki akses terhadap


(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
s

layanan sanitasi layak dasar


Perumahan
tp

Survei Sosial Ekonomi Nasional


ht

Jumlah rumah tangga (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan


Perumahan

295
Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Akses Terhadap
Layanan Sumber Air Minum Aman Dan Berkelanjutan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah rumah tangga yang memiliki akses terhadap layanan


sumber air minum aman dan berkelanjutan dikali dengan 100
(seratus), dibagi dengan jumlah rumah tangga

Rumus Perhitungan

id
o.
.g
Level Estimasi Provinsi
ps
Input/Variabel pembentuk indikator
.b
w

Nama Variabel Sumber data


w

Survei Sosial Ekonomi Nasional


w

Jumlah rumah tangga yang memiliki akses terhadap


(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
://

layanan sumber air minum aman dan berkelanjutan


Perumahan
s

Survei Sosial Ekonomi Nasional


tp

Jumlah rumah tangga (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan


ht

Perumahan

296
Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Fasilitas Cuci
Tangan dengan Air Dan Sabun

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah rumah tangga yang memiliki fasilitas cuci tangan dengan air
dan sabun dikali dengan 100 (seratus), dibagi dengan jumlah
rumah tangga

Rumus Perhitungan

id
o.
Level Estimasi Provinsi .g
ps
.b

Input/Variabel pembentuk indikator


w
w

Nama Variabel Sumber data


w

Survei Sosial Ekonomi Nasional


://

Jumlah rumah tangga yang memiliki fasilitas cuci


(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
s

tangan dengan air dan sabun


Perumahan
tp

Survei Sosial Ekonomi Nasional


ht

Jumlah rumah tangga (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan


Perumahan

297
Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Ruang Terbuka
Hijau

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah rumah rumah tangga yang memiliki ruang terbuka hijau
dikali dengan 100 (seratus), dibagi dengan jumlah rumah tangga

Rumus Perhitungan

id
Level Estimasi Provinsi

o.
Input/Variabel pembentuk indikator
.g
ps
.b

Nama Variabel Sumber data


w

Survei Sosial Ekonomi Nasional


Jumlah rumah tangga yang memiliki ruang terbuka
(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
w

hijau
Perumahan
w

Survei Sosial Ekonomi Nasional


://

Jumlah rumah tangga (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan


s

Perumahan
tp
ht

298
Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Rumah Lain
Selain yang ditempati Saat Ini Menurut Penggunaannya

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah rumah tangga yang memiliki rumah lain selain yang
ditempati saat ini menurut penggunaannya dikali dengan 100
(seratus), dibagi dengan jumlah rumah tangga yang memiliki
rumah lain selain yang ditempati saat ini

Rumus Perhitungan

id
o.
.g
ps
.b

Level Estimasi Provinsi


w
w

Input/Variabel pembentuk indikator


w
://

Nama Variabel Sumber data


s

Survei Sosial Ekonomi Nasional


tp

Jumlah rumah tangga yang memiliki rumah lain selain


(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
yang ditempati saat ini menurut penggunaannya
ht

Perumahan
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah rumah tangga yang memiliki rumah lain selain
(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
yang ditempati saat ini
Perumahan

299
Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Telepon
Rumah/HP/PC/Internet

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Rumah Tangga

Definisi Proporsi rumah tangga yang memiliki telpon rumah/ HP/ PC/
Internet/ komputer pribadi adalah perbandingan antara jumlah
rumah tangga yang memiliki perangkat komputer pribadi terhadap
jumlah rumah tangga secara keseluruhan, dinyatakan dalam
persentase.

Manfaat Indikator ini digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan

id
masyarakat terhadap teknologi terutama untuk mengakses

o.
komunikasi dan informasi yang dapat bermanfaat dalam

.g
mendukung upaya pembangunan.
ps
Interpretasi Angka Penetrasi Internet berkisar antara 0-100. Tingkat penetrasi
.b

internet yang tinggi menunjukkan tingginya akses penduduk


w

terhadap informasi melalui media internet yang memungkinkan


w

penduduk tersebut untuk menambah pengetahuan dan


keterampilan, dan berkomunikasi.
w
://

Level Estimasi Nasional, Provinsi, Kab/Kota


s
tp

Publikasi Keberadaan Statistik Kesejahteraan Rakyat


ht

Indikator

300
Persentase Rumah Tangga yang Mengalami Kejadian
Bencana dalam Setahun Terakhir

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah rumah tangga yang mengalami kejadian bencana dalam


setahun terakhir dikali dengan 100 (seratus), dibagi dengan jumlah
rumah tangga

Rumus Perhitungan

id
o.
Level Estimasi Provinsi .g
ps
.b

Input/Variabel pembentuk indikator


w
w

Nama Variabel Sumber data


w

Survei Sosial Ekonomi Nasional


://

Jumlah rumah tangga yang mengalami kejadian


(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
s

bencana dalam setahun terakhir


Perumahan
tp

Survei Sosial Ekonomi Nasional


ht

Jumlah rumah tangga (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan


Perumahan

301
Persentase Rumah Tangga yang Mengalami Kejadian
Bencana Dalam Setahun Terakhir

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah rumah tangga yang mengalami kejadian bencana dalam


setahun terakhir dikali dengan 100 (seratus), dibagi dengan jumlah
rumah tangga

Rumus Perhitungan

id
o.
.g
Level Estimasi Provinsi
ps
Input/Variabel pembentuk indikator
.b
w

Nama Variabel Sumber data


w

Survei Sosial Ekonomi Nasional


w

Jumlah rumah tangga yang mengalami kejadian


(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
://

bencana dalam setahun terakhir


Perumahan
s

Survei Sosial Ekonomi Nasional


tp

Jumlah rumah tangga (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan


ht

Perumahan

302
Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) Menurut Cara Pembuangan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah rumah tangga yang menggunakan Bahan Berbahaya dan


Beracun (B3) menurut cara pembuangan dikali dengan 100
(seratus), dibagi dengan jumlah rumah tangga

Rumus Perhitungan

id
o.
Level Estimasi Provinsi .g
ps
.b

Input/Variabel pembentuk indikator


w
w

Nama Variabel Sumber data


w

Jumlah rumah tangga yang menggunakan Bahan Survei Sosial Ekonomi Nasional
://

Berbahaya dan Beracun (B3) menurut cara (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
s

pembuangan Perumahan
tp

Survei Sosial Ekonomi Nasional


ht

Jumlah rumah tangga (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan


Perumahan

303
Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) Menurut Jenis yang digunakan
dalam Sebulan Terakhir

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah rumah tangga yang menggunakan Bahan Berbahaya dan


Beracun (B3) menurut jenis yang digunakan dalam sebulan
terakhir dikali dengan 100 (seratus), dibagi dengan jumlah rumah
tangga

id
Rumus Perhitungan

o.
.g
ps
Level Estimasi Provinsi
.b
w

Input/Variabel pembentuk indikator


w
w
://

Nama Variabel Sumber data


s

Jumlah rumah tangga yang menggunakan Bahan Survei Sosial Ekonomi Nasional
tp

Berbahaya dan Beracub (B3) menurut jenis yang (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
ht

digunakan dalam sebulan terakhir Perumahan


Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah rumah tangga (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
Perumahan

304
Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Kayu Bakar
atau Arang Sebagai Bahan Bakar Utama dalam Setahun
Terakhir Menurut Lama Pemakaian

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah rumah tangga yang menggunakan kayu bakar atau arang
sebagai bahan bakar utama dalam setahun terakhir menurut lama
pemakaian dikali dengan 100 (seratus), dibagi dengan jumlah
rumah tangga

id
o.
Rumus Perhitungan

.g
ps
.b
w

Level Estimasi Provinsi


w
w

Input/Variabel pembentuk indikator


s ://
tp

Nama Variabel Sumber data


ht

Jumlah rumah tangga yang menggunakan kayu bakar Survei Sosial Ekonomi Nasional
atau arang sebagai bahan bakar utama dalam setahun (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
terakhir menurut lama pemakaian Perumahan
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah rumah tangga (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
Perumahan

305
Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Kayu Bakar
atau Arang Sebagai Bahan Bakar Utama dalam Setahun
Terakhir Menurut Lama Pemakaian

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah rumah tangga yang menggunakan kayu bakar atau arang
sebagai bahan bakar utama dalam setahun terakhir menurut lama
pemakaian dikali dengan 100 (seratus), dibagi dengan jumlah
rumah tangga

id
Rumus Perhitungan

o.
.g
ps
.b

Level Estimasi Provinsi


w
w

Input/Variabel pembentuk indikator


w
://

Nama Variabel Sumber data


s
tp

Jumlah rumah tangga yang menggunakan kayu bakar Survei Sosial Ekonomi Nasional
atau arang sebagai bahan bakar utama dalam setahun (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
ht

terakhir menurut lama pemakaian Perumahan


Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah rumah tangga (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
Perumahan

306
Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Sumber Air
Minum Layak Dan Lokasi Sumber Berada di dalam/di
Halaman Rumah (On-Premises)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah rumah tangga yang menggunakan sumber air minum layak
dan lokasi sumber berada di dalam/ di halaman rumah (on-
premises) dikali dengan 100 (seratus), dibagi dengan jumlah
rumah tangga

id
o.
Rumus Perhitungan

.g
ps
.b
w

Level Estimasi Provinsi


w
w

Input/Variabel pembentuk indikator


s ://
tp

Nama Variabel Sumber data


ht

Jumlah rumah tangga yang menggunakan sumber air Survei Sosial Ekonomi Nasional
minum layak dan lokasi sumber berada di dalam/ di (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
halaman rumah (on-premises) Perumahan
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah rumah tangga (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
Perumahan

307
Persentase Rumah Tangga yang Sumber Air Minum
Utamanya Adalah Permukaan Air

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah rumah tangga yang sumber air minum utamanya adalah
permukaan air dikali dengan 100 (seratus), dibagi dengan jumlah
rumah tangga

Rumus Perhitungan

id
o.
.g
Level Estimasi Provinsi
ps
Input/Variabel pembentuk indikator
.b
w

Nama Variabel Sumber data


w

Survei Sosial Ekonomi Nasional


w

Jumlah rumah tangga yang sumber air minum


(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
://

utamanya adalah permukaan air


Perumahan
s

Survei Sosial Ekonomi Nasional


tp

Jumlah rumah tangga (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan


ht

Perumahan

308
Persentase Rumah Tanggga Menurut Kepemilikan Tempat
Sampah Tertutup

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah rumah tangga menurut kepemilikan tempat sampah


tertutup dikali dengan 100 (seratus), dibagi dengan jumlah rumah
tangga

Rumus Perhitungan

id
o.
.g
Level Estimasi Provinsi
ps
Input/Variabel pembentuk indikator
.b
w

Nama Variabel Sumber data


w

Survei Sosial Ekonomi Nasional


w

Jumlah rumah tangga menurut kepemilikan tempat


(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
://

sampah tertutup
Perumahan
s
tp

Survei Sosial Ekonomi Nasional


Jumlah rumah tangga (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
ht

Perumahan

309
Persentase WPK Usia 10-54 Tahun, Penduduk Usia 0-4
Tahun, Dan 60 Tahun Ke Atas yang Tidak Pernah ke
Posyandu dalam Enam Bulan Terakhir Menurut Alasan
Tidak Pernah Ke Posyandu

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah WPK usia 10-54 tahun, penduduk usia 0-4 tahun, dan 60
tahun keatas yang tidak pernah ke posyandu dalam enam bulan
terakhir menurut alasan tidak pernah ke posyandu dikali dengan

id
100 (seratus), dibagi dengan jumlah WPK usia 10-54 tahun,
penduduk usia 0-4 tahun, dan 60 tahun ke atas yang tidak pernah

o.
ke posyandu
.g
ps
Manfaat Mengetahui proporsi WPK usia 10-54 tahun, penduduk usia 0-4
tahun, dan 60 tahun ke atas yang tidak pernah ke posyandu dalam
.b

enam bulan terakhir menurut alasan tidak pernah ke posyandu


w
w

Rumus Perhitungan
w
s ://
tp
ht

Level Estimasi Provinsi

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Jumlah WPK usia 10–54 tahun, penduduk usia 0-4
Survei Sosial Ekonomi Nasional
tahun, dan 60 tahun ke atas yang tidak pernah ke
(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
posyandu dalam enam bulan terakhir menurut alasan
Perumahan
tidak pernah ke posyandu
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah WPK 10-54 tahun, penduduk usia 0-4 tahun,
(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
dan 60 tahun ke atas yang tidak pernah ke posyandu
Perumahan

310
Persentase WPK Usia 10-54 Tahun Yang Baduta Lahir Hidup
Terakhirnya Mendapatkan Pelayanan Neonatal

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang baduta lahir hidup terakhirnya
mendapatkan pelayanan neonatal dikali dengan 100 (seratus),
dibagi dengan jumlah WPK usia 10-54 tahun yang pernah
melahirkan anak lahir hidup dalam dua tahun terakhir

Rumus Perhitungan

id
o.
.g
ps
.b

Level Estimasi Provinsi


w
w

Input/Variabel pembentuk indikator


w
://

Nama Variabel Sumber data


s

Survei Sosial Ekonomi Nasional


tp

Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang baduta lahir hidup


(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
terakhirnya mendapatkan pelayanan neonatal
ht

Perumahan
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang pernah melahirkan
(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
anak lahir hidup dalam dua tahun terakhir
Perumahan

311
Persentase WPK Usia 10-54 Tahun yang Baduta Lahir Hidup
Terakhirnya Mendapatkan Pelayanan Neonatal Di Fasilitas
Kesehatan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang baduta lahir hidup terakhirnya
mendapatkan pelayanan neonatal di fasilitas kesehatan dikali
dengan 100 (seratus), dibagi dengan jumlah WPK usia 10-54 tahun
yang pernah melahirkan anak lahir hidup dalam dua tahun terakhir

id
Rumus Perhitungan

o.
.g
ps
.b

Level Estimasi Provinsi


w
w

Input/Variabel pembentuk indikator


w
://

Nama Variabel Sumber data


s
tp

Survei Sosial Ekonomi Nasional


Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang pernah melahirkan
(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
ht

dalam dua tahun terakhir


Perumahan
Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang baduta lahir hidup Survei Sosial Ekonomi Nasional
terakhirnya mendapatkan pelayanan neonatal di (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
fasilitas kesehatan Perumahan

312
Persentase WPK usia 10-54 tahun yang baduta lahir hidup
terakhirnya mendapatkan pelayanan neonatal oleh tenaga
kesehatan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang baduta lahir hidup terakhirnya
mendapatkan pelayanan neonatal oleh tenaga kesehatan dikali
dengan 100 (seratus), dibagi dengan jumlah WPK usia 10-54 tahun
yang pernah melahirkan anak lahir hidup dalam dua tahun terakhir

id
o.
Rumus Perhitungan

.g
ps
.b
w

Level Estimasi Provinsi


w
w

Input/Variabel pembentuk indikator


s ://
tp

Nama Variabel Sumber data


ht

Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang baduta lahir hidup Survei Sosial Ekonomi Nasional
terakhirnya mendapatkan pelayanan neonatal oleh (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
tenaga kesehatan Perumahan
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang pernah melahirkan
(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
anak lahir hidup dalam dua tahun terakhir
Perumahan

313
Persentase WPK Usia 10-54 Tahun yang Memeriksakan
Kandungan pada Kehamilan Baduta yang Dilahirkan
Terakhir

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang memeriksakan kandungan pada
kehamilan baduta yang dilahirkan terakhir dikali dengan 100
(seratus), dibagi dengan jumlah WPK usia 10-54 tahun yang pernah
melahirkan dalam 2 (dua) tahun terakhir

id
Manfaat Mengetahui proporsi WPK usia 10-54 tahun yang memeriksakan

o.
kandungan pada kehamilan baduta yang dilahirkan terakhir

.g
ps
Rumus Perhitungan
.b
w
w
w

Level Estimasi Provinsi


s ://

Input/Variabel pembentuk indikator


tp
ht

Nama Variabel Sumber data


Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang memeriksakan Survei Sosial Ekonomi Nasional
kandungan pada kehamilan baduta yang dilahirkan (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
terakhir Perumahan
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang pernah melahirkan
(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
dalam 2 (dua) tahun terakhir
Perumahan

314
Persentase WPK Usia 10-54 Tahun yang Memeriksakan
Kandungan pada Kehamilan Baduta yang Dilahirkan
Terakhir Berdasarkan Tindakan yang Dilakukan (10 T)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang memeriksakan kandungan pada
kehamilan baduta yang dilahirkan terakhir berdasarkan tindakan
yang dilakukan (10 T) dikali dengan 100 (seratus), dibagi dengan
jumlah WPK usia 10-54 tahun yang memeriksakan kandungan pada

id
kehamilan baduta yang dilahirkan terakhir

o.
Manfaat
.g
Mengetahui proporsi WPK usia 10-54 tahun yang memeriksakan
kandungan pada kehamilan baduta yang dilahirkan terakhir
ps
berdasarkan tindakan yang dilakukan (10 T)
.b
w

Rumus Perhitungan
w
w
s ://
tp
ht

Level Estimasi Provinsi

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang memeriksakan Survei Sosial Ekonomi Nasional
kandungan pada kehamilan baduta yang dilahirkan (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
terakhir berdasarkan tindakan yang dilakukan (10 T) Perumahan
Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang memeriksakan Survei Sosial Ekonomi Nasional
kandungan pada kehamilan baduta yang dilahirkan (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
terakhir Perumahan

315
Persentase WPK usia 10-54 tahun yang memeriksakan
kandungan pada kehamilan baduta yang dilahirkan
terakhir menurut fasilitas kesehatan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang memeriksakan kandungan pada
kehamilan baduta yang dilahirkan terakhir menurut fasilitas
kesehatan dikali dengan 100 (seratus), dibagi dengan jumlah WPK
usia 10-54 tahun yang memeriksakan kandungan pada kehamilan
baduta yang dilahirkan terakhir

id
o.
Manfaat Mengetahui proporsi WPK usia 10-54 tahun yang memeriksakan

.g
kandungan pada kehamilan baduta yang dilahirkan terakhir
menurut fasilitas kesehatan
ps
.b

Rumus Perhitungan
w
w
w
s ://
tp

Level Estimasi Provinsi


ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang memeriksakan Survei Sosial Ekonomi Nasional
kandungan pada kehamilan baduta yang dilahirkan (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
terakhir menurut fasilitas kesehatan Perumahan
Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang memeriksakan Survei Sosial Ekonomi Nasional
kandungan pada kehamilan baduta yang dilahirkan (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
terakhir Perumahan

316
Persentase WPK Usia 10-54 Tahun yang Memeriksakan
Kandungan pada Kehamilan Baduta yang Dilahirkan
Terakhir Menurut Tenaga Kesehatan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang memeriksakan kandungan pada
kehamilan baduta yang dilahirkan terakhir menurut tenaga
kesehatan dikali dengan 100 (seratus), dibagi dengan jumlah WPK
usia 10-54 tahun yang memeriksakan kandungan pada kehamilan

id
baduta yang dilahirkan terakhir

o.
Manfaat
.g
Mengetahui proporsi WPK usia 10-54 tahun yang memeriksakan
kandungan pada kehamilan baduta yang dilahirkan terakhir
ps
menurut tenaga kesehatan
.b
w

Rumus Perhitungan
w
w
s ://
tp
ht

Level Estimasi Provinsi

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang memeriksakan Survei Sosial Ekonomi Nasional
kandungan pada kehamilan baduta yang dilahirkan (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
terakhir menurut tenaga kesehatan Perumahan
Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang memeriksakan Survei Sosial Ekonomi Nasional
kandungan pada kehamilan baduta yang dilahirkan (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
terakhir Perumahan

317
Persentase WPK usia 10-54 tahun yang mendapat
informasi efek samping atau masalah kesehatan yang
mungkin timbul jika menggunakan alat/cara KB

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang mendapat informasi efek
samping atau masalah kesehatan yang mungkin timbul įika
menggunakan alat/cara KB dikali dengan 100 (seratus), dibagi
dengan jumlah WNPK usia 10-54 tahun yang pernah melakukan
konsultasi tentang alat/cara KB di fasilitas kesehatan

id
o.
Rumus Perhitungan

.g
ps
.b
w
w

Level Estimasi Provinsi


w
://

Input/Variabel pembentuk indikator


s
tp

Nama Variabel Sumber data


ht

Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang mendapat Survei Sosial Ekonomi Nasional
informasi efek samping atau masalah kesehatan yang (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
mungkin timbul jika menggunakan alat/cara KB Perumahan
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang pernah melakukan
(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
konsultasi tentang alat/cara KB di fasilitas kesehatan
Perumahan

318
Persentase WPK Usia 10-54 Tahun yang Mendapatkan
Informasi Mengenai Alternatif Alat/Cara KB

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang mendapatkan informasi


mengenai alternatif alat/cara KB dikali dengan 100 (seratus),
dibagi dengan jumlah WPK usia 10-54 tahun yang pernah
melakukan konsultasi tentang alat/cara KB di fasilitas kesehatan

Rumus Perhitungan

id
o.
.g
ps
.b

Level Estimasi Provinsi


w
w

Input/Variabel pembentuk indikator


w
://

Nama Variabel Sumber data


s

Survei Sosial Ekonomi Nasional


tp

Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang mendapatkan


(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
informasi mengenai alternatif alat/cara KB
ht

Perumahan
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang pernah melakukan
(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
konsultasi tentang alat/cara KB di fasilitas kesehatan
Perumahan

319
Persentase WPK usia 10-54 tahun yang mendapatkan
pelayanan ANC (Antenatal Care) pada kehamilan baduta
yang dilahirkan terakhir

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang mendapatkan pelayanan ANC
(Antenatal Care) pada kehamilan baduta yang dilahirkan terakhir
dikali dengan 100 (seratus), dibagi dengan jumlah WPK usia 10-54
tahun yang memeriksakan kandungan pada kehamilan baduta yang
dilahirkan terakhir

id
o.
Manfaat Mengetahui proporsi WPK usia 10-54 tahun yang mendapatkan

.g
pelayanan ANC (Antenatal Care) pada kehamilan baduta yang
dilahirkan terakhir
ps
.b

Rumus Perhitungan
w
w
w
s ://
tp

Level Estimasi Provinsi


ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang mendapatkan Survei Sosial Ekonomi Nasional
pelayanan ANC (Antenatal Care) pada kehamilan (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
baduta yang dilahirkan terakhir Perumahan
Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang memeriksakan Survei Sosial Ekonomi Nasional
kandungan pada kehamilan baduta yang dilahirkan (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
terakhir Perumahan

320
Persentase WPK usia 10-54 tahun yang mendapatkan
pelayanan kontak nifas di fasilitas kesehatan ketika
melahirkan baduta yang terakhir

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang mendapatkan pelayanan


kontak nifas di fasilitas kesehatan ketika melahirkan baduta yang
terakhir dikali dengan 100 (seratus), dibagi dengan jumlah WPK
usia 10-54 tahun yang pernah melahirkan dalam dua tahun

id
terakhir

o.
Rumus Perhitungan
.g
ps
.b
w
w

Level Estimasi Provinsi


w
://

Input/Variabel pembentuk indikator


s
tp

Nama Variabel Sumber data


ht

Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang mendapatkan Survei Sosial Ekonomi Nasional
pelayanan kontak nifas di fasilitas kesehatan ketika
(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
melahirkan baduta yang terakhir Perumahan
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang pernah melahirkan
(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
dalam dua tahun terakhir
Perumahan

321
Persentase WPK usia 10-54 tahun yang mendapatkan
pelayanan kontak nifas ketika melahirkan baduta yang
terakhir

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang mendapatkan pelayanan


kontak nifas ketika melahirkan baduta yang terakhir dikali dengan
100 (seratus), dibagi dengan jumlah WPK usia 10-54 tahun yang
pernah melahirkan dalam dua tahun terakhir

id
Manfaat Mengetahui proporsi WPK usia 10-54 tahun yang mendapatkan

o.
pelayanan kontak nifas ketika melahirkan baduta yang terakhir

.g
ps
Rumus Perhitungan
.b
w
w
w

Level Estimasi Provinsi


s ://

Input/Variabel pembentuk indikator


tp
ht

Nama Variabel Sumber data


Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang mendapatkan Survei Sosial Ekonomi Nasional
pelayanan kontak nifas ketika melahirkan baduta yang (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
terakhir Perumahan
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang pernah melahirkan
(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
dalam dua tahun terakhir
Perumahan

322
Persentase WPK usia 10-54 tahun yang mendapatkan
pelayanan kontak nifas oleh tenaga kesehatan ketika
melahirkan baduta yang terakhir

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang menda patkan pelayanan
kontak nifas oleh tenaga kesehatan ketika melahirkan baduta yang
terakhir dikali dengan 100 (seratus), dibagi dengan jumlah WPK
usia 10-54 tahun yang pernah melahirkan dalam dua tahun

id
terakhir

o.
Manfaat
.g
Mengetahui proporsi WPK usia 10-54 tahun yang mendapatkan
pelayanan kontak nifas oleh tenaga kesehatan ketika melahirkan
ps
baduta yang terakhir
.b
w

Rumus Perhitungan
w
w
s ://
tp

Level Estimasi Provinsi


ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang mendapatkan Survei Sosial Ekonomi Nasional
pelayanan kontak nifas oleh tenaga kesehatan ketika(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
melahirkan baduta yang terakhir Perumahan
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang pernah melahirkan
(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
dalam dua tahun terakhir
Perumahan

323
Persentase WPK usia 10-54 tahun yang mengkonsumsi pil
zat besi atau pil penambah darah minimal 90 butir selama
kehamilan baduta yang dilahirkan terakhir

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang mengkonsumsi pil zat besi atau
pil penambah darah minimal 90 butir selama kehamilan baduta
yang dilahirkan terakhir dikali dengan 100 (seratus), dibagi dengan
jumlah WPK usia 10-54 tahun yang pernah melahirkan dalam dua
tahun terakhir

id
o.
Manfaat Mengetahui proporsi WPK usia 10-54 tahun yang mengkonsumsi

.g
pil zat besi atau pil penambah darah minimal 90 butir selama
kehamilan baduta yang dilahirkan terakhir
ps
.b

Rumus Perhitungan
w
w
w
s ://
tp

Level Estimasi Provinsi


ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang mengkonsumsi pil Survei Sosial Ekonomi Nasional
zat besi atau pil penambah darah minimal 90 butir (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
selama kehamilan baduta yang dilahirkan terakhir Perumahan
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang pernah melahirkan
(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
dalam dua tahun terakhir
Perumahan

324
Persentase WPK usia 10-54 tahun yang penolong
persalinan pertamanya adalah tenaga kesehatan ketika
melahirkan baduta yang terakhir

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang penolong persalinan


pertamanya adalah tenaga kesehatan ketika melahirkan baduta
yang terakhir dikali dengan 100 (seratus), dibagi dengan jumlah
WPK usia 10-54 tahun yang pernah melahirkan dalam dua tahun

id
terakhir

o.
Manfaat
.g
Mengetahui proporsi WPK usia 10-54 tahun yang penolong
persalinan pertamanya adalah tenaga kesehatan ketika melahirkan
ps
baduta yang terakhir
.b
w

Rumus Perhitungan
w
w
s ://
tp

Level Estimasi Provinsi


ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang penolong Survei Sosial Ekonomi Nasional
persalinan pertamanya adalah tenaga kesehatan ketika (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
melahirkan baduta yang terakhir Perumahan
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang pernah melahirkan
(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
dalam dua tahun terakhir
Perumahan

325
Persentase WPK usia 10-54 tahun yang penolong
persalinan terakhirnya adalah tenaga kesehatan ketika
melahirkan baduta yang terakhir

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang penolong persalinan


terakhirnya adalah tenaga kesehatan ketika melahirkan baduta
yang terakhir dikali dengan 100 (seratus), dibagi dengan jumlah
WPK usia 10-54 tahun yang pernah melahirkan dalam dua tahun
terakhir

id
o.
Manfaat Mengetahui proporsi WPK usia 10-54 tahun yang penolong

.g
persalinan terakhirnya adalah tenaga kesehatan ketika melahirkan
baduta yang terakhir
ps
.b

Rumus Perhitungan
w
w
w
s ://

Interpretasi -
tp
ht

Level Estimasi Provinsi

Publikasi Keberadaan -
Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang penolong Survei Sosial Ekonomi Nasional
persalinan terakhirnya adalah tenaga kesehatan ketika (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
melahirkan baduta yang terakhir Perumahan
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang pernah melahirkan
(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
dalam dua tahun terakhir
Perumahan

326
Persentase WPK usia 10-54 tahun yang pernah ke
posyandu dalam enam bulan terakhir

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang pernah ke posyandu dalam
enam bulan terakhir dikali dengan 100 (seratus), dibagi dengan
Jumlah WPK usia 10-54 tahun

Manfaat Mengetahui proporsi WPK usia 10-54 tahun yang pernah ke


posyandu dalam enam bulan terakhir

id
o.
Rumus Perhitungan
.g
ps
.b
w

Interpretasi -
w
w

Level Estimasi Provinsi


s ://

Publikasi Keberadaan -
tp

Indikator
ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang pernah ke
(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
posyandu dalam enam bulan terakhir
Perumahan
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah WPK usia 10-54 tahun (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
Perumahan

327
Persentase WPK usia 10-54 tahun yang pernah ke
posyandu dalam enam bulan terakhir menurut jenis
pelayanan yang didapat di posyandu

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang pernah ke posyandu dalam
enam bulan terakhir menurut jenis pelayanan yang didapat di
posyandu dikali dengan 100 (seratus), dibagi dengan jumlah
penduduk usia 10-54 tahun yang pernah ke posyandu

id
Manfaat Mengetahui proporsi WPK usia 10-54 tahun yang pernah ke

o.
posyandu dalam enam bulan terakhir menurut jenis pelayanan

.g
yang didapat di posyandu
ps
Rumus Perhitungan
.b
w
w
w
://

Interpretasi -
s
tp

Level Estimasi Provinsi


ht

Publikasi Keberadaan -
Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang pernah ke Survei Sosial Ekonomi Nasional
posyandu dalam enam bulan terakhir menurut jenis (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
pelayanan yang didapat di posyandu Perumahan
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang pernah ke
(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
posyandu
Perumahan

328
Persentase WPK usia 10-54 tahun yang pernah melakukan
konsultasi tentang alat/cara KB di fasilitas kesehatan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang pernah melakukan konsultasi
tentang alat/cara KB di fasilitas kesehatan dikali dengan 100
(seratus), dibagi dengan jumlah WPK usia 10-54 tahun

Manfaat -

id
Rumus Perhitungan

o.
.g
ps
.b

Interpretasi -
w
w

Level Estimasi Provinsi


w
://

Publikasi Keberadaan -
s

Indikator
tp
ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang pernah melakukan
(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
konsultasi tentang alat/cara KB di fasilitas kesehatan
Perumahan
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah WPK usia 10-54 tahun (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
Perumahan

329
Persentase WPK usia 10-54 tahun yang persalinannya di
fasilitas kesehatan ketika melahirkan baduta yang terakhir

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang persalinannya di fasilitas


kesehatan ketika melahirkan baduta yang terakhir dikali dengan
100 (seratus), dibagi dengan jumlah NPK usia 10-54 tahun yang
pernah melahirkan dalam dua tahun terakhir

Manfaat Mengetahui proporsi WPK usia 10-54 tahun yang persalinannya di


fasilitas kesehatan ketika melahirkan baduta yang terakhir

id
o.
Rumus Perhitungan

.g
ps
.b
w

Interpretasi -
w
w

Level Estimasi Provinsi


s ://
tp

Publikasi Keberadaan -
Indikator
ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang persalinannya di Survei Sosial Ekonomi Nasional
fasilitas kesehatan ketika melahirkan baduta yang (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
terakhir Perumahan
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang pernah melahirkan
(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
dalam dua tahun terakhir
Perumahan

330
Persentase WPK usia 10-54 tahun yang sedang hamil dan
pernah ke posyandu dalam enam bulan terakhir

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang sedang hamil dan pernah ke
posyandu dalam enam bulan terakhir dikali dengan 100 (seratus),
dibagi dengan jumlah WPK usia 10-54 tahun yang sedang hamil

Manfaat Mengetahui proporsi WPK usia 10-54 tahun yang sedang hamil dan
pernah ke posyandu dalam enam bulan terakhir

id
o.
Rumus Perhitungan
.g
ps
.b
w

Interpretasi -
w
w

Level Estimasi Provinsi


s ://

Publikasi Keberadaan -
tp

Indikator
ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang sedang hamil dan
(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
pernah ke posyandu dalam enam bulan terakhir
Perumahan
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah WPK usia 10-54 tahun yang sedang hamil (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
Perumahan

331
Rasio APM SD, Rasio APM SMP dan Rasio APM SMA

Unit kerja Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat


penghasil
Subdit. Stat. Rumah Tangga

Definisi Rasio Angka Partisipasi Murni (RAPM) anak perempuan terhadap anak laki-
laki di tingkat pendidikan dasar, menengah dan tinggi adalah perbandingan
APM murid/mahasiswa perempuan terhadap APM murid/mahasiswa laki-
laki pada setiap jenjang dan jalur pendidikan, dinyatakan dalam persentase.

Manfaat Indikator kesempatan memperoleh pendidikan antara perempuan dan laki-


laki diukur dari rasio APM yang menunjukkan kesetaraan dan keadilan
gender di bidang pendidikan. Pendidikan adalah salah satu aspek penting
dari pembangunan manusia. Menghilangkan ketimpangan gender di semua

id
jenjang pendidikan akan meningkatkan status dan kemampuan perempuan

o.
dan laki-laki. Jumlah penduduk perempuan adalah separuh dari seluruh

.g
jumlah penduduk, kesetaraan pendidikan perempuan akan memberikan
ps
peran aktif perempuan dalam pembangunan dan merupakan determinan
yang penting dalam pembangunan ekonomi.
.b
w

Rumus
w

Perhitungan
w
s ://
tp
ht

Interpretasi Pendidikan adalah salah satu aspek penting dari pembangunan manusia.
Menghilangkan ketimpangan gender di semua jenjang pendidikan akan
meningkatkan status dan kemampuan perempuan dan laki-laki untuk
berperan dalam pembangunan ekonomi. Rasio APM perempuan terhadap
laki-laki pada jenjang pendidikan tertentu, misalnya SD menunjukkan angka
di bawah 100 persen. Ini berarti bahwa pada jenjang pendidikan SD lebih
banyak murid laki-laki yang bersekolah dibandingkan dengan murid
perempuan. Sebaliknya, rasio APM perempuan terhadap laki-laki
menunjukkan angka di atas 100 persen menggambarkan murid perempuan
lebih banyak dibandingkan murid laki-laki pada jenjang pendidikan tersebut.

332
Level Estimasi Nasional

Publikasi Statistik Kesejahteraan Rakyat


Keberadaan
Indikator

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

333
Rasio Ketergantungan Penduduk Lansia

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial

Definisi perbandingan antara jumlah penduduk lansia (60 tahun ke atas) dengan
jumlah penduduk usia 15-59 tahun. Menggambarkan seberapa besar
beban yang harus ditanggung penduduk usia produktif untuk membiayai
hidup penduduk lansia.

Manfaat Rasio ketergantungan (dependency ratio) penduduk lansia dapat


digunakan sebagai indikator yang dapat menunjukkan keadaan beban
yang harus ditanggung penduduk 15-59 tahun untuk membiayai hidup
penduduk lansia (60+).

id
o.
Rumus Perhitungan
.g
ps
.b

Interpretasi Misalnya rasio ketergantungan adalah sebesar 54,7 persen, artinya setiap
w

100 orang usia 15-59 tahun mempunyai tanggungan sekitar 55 orang


w

yang lansia.
w
://

Level Estimasi Nasional dan Provinsi


s
tp

Publikasi Statistik Penduduk Lanjut Usia 2019


ht

Keberadaan
Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Jumlah penduduk 60 tahun ke atas Susenas Maret
jumlah penduduk usia 15-59 tahun Susenas Maret

334
Rata-rata biaya obat per kapita sebulan untuk rawat jalan
di fasilitas kesehatan modern yang dibayar sendiri oleh
penduduk dengan keluhan kesehatan (Rupiah)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Total biaya obat sebulan untuk rawat jalan di fasilitas kesehatan
modern yang dibayar sendiri ole penduduk dengan keluhan
kesehatan (Rupiah dibagi dengan jumlah penduduk yang
mengalami keluhan kesehatan dan rawat jalan di fasilitas kesehatan

id
modern

o.
Manfaat
.g
Mengetahui Rata-rata biaya obat per kapita sebulan untuk rawat
jalan di fasilitas kesehatan modern yang dibayar sendiri oleh
ps
penduduk (Out Of Pocket)
.b
w

Rumus Perhitungan
w
w
s ://
tp

Interpretasi -
ht

Level Estimasi Provinsi

Publikasi Keberadaan -
Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Total biaya obat sebulan untuk rawat jalan di fasilitas
Survei Sosial Ekonomi Nasional
kesehatan modern yang dibayar sendiri oleh (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
penduduk dengan keluhan kesehatan (Rupiah) Perumahan
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah penduduk yang mengalami keluhan kesehatan
(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
dan rawat jalan di fasilitas kesehatan modern
Perumahan

335
Rata-rata biaya obat per kapita setahun untuk rawat inap
di fasilitas kesehatan modern yang dibayar sendiri oleh
penduduk (Rupiah)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Total biaya obat setahun untuk rawat inap di fasilitas kesehatan
modern yang dibayar sendiri oleh penduduk (Rupiah) dibagi
dengan jumlah penduduk yang rawat inap di fasilitas kesehatan
modern

id
Manfaat Mengetahui Rata-rata biaya obat per kapita setahun untuk rawat

o.
inap di fasilitas kesehatan modern yang dibayar sendiri oleh

.g
penduduk (Rupiah)
ps
Rumus Perhitungan
.b
w
w
w

Interpretasi -
s ://

Level Estimasi Provinsi


tp
ht

Publikasi Keberadaan -
Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Total biaya obat setahun untuk rawat inap di fasilitas Survei Sosial Ekonomi Nasional
kesehatan modern yang dibayar sendiri oleh (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
penduduk (Rupiah) Perumahan
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah penduduk yang rawat inap di fasilitas
(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
kesehatan modern
Perumahan

336
Rata-rata biaya pendidikan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial

Definisi Rata-rata total biaya pendidikan per siswa (SD, SMP, SMA,
Perguruan Tinggi)

Manfaat Mengetahui rata-rata total biaya pendidikan per siswa (SD, SMP,
SMA, Perguruan Tinggi)

Rumus Perhitungan 𝑎
𝑐=

id
𝑏

o.
Dimana:
.g
a : Jumlah biaya Pendidikan seluruh siswa yang bersekolah
ps
menurut jenjang Pendidikan
b : Jumlah siswa yang bersekolah menurut jenjang Pendidikan
.b

c : Rata-rata biaya pendidikan


w
w

Interpretasi Amanat konstitusi mengharuskan negara untuk memprioritaskan


w

anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari


://

APBN/APBD. Keputusan ini diharapkan dapat mengurangi beban


s

dan biaya pendidikan bagi masyarakat yang dirasa semakin besar


tp
ht

Level Estimasi Susenas Modul Sosial Budaya dan Pendidikan

Publikasi Keberadaan Statistik Pendidikan


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Survei Sosial Ekonomi Nasional
Biaya pendidikan sekolah (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya
dan Pendidikan (Tahunan)
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah siswa yang bersekolah (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya
dan Pendidikan (Tahunan)
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Penduduk 5 tahun ke atas (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya
dan Pendidikan (Tahunan)

337
Rata-rata biaya per kapita sebulan untuk mengobati sendiri
dengan obat modern yang dibayar sendiri oleh penduduk
dengan keluhan kesehatan (Rupiah)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Total biaya sebulan untuk mengobati sendiri dengan obat modern
yang dibayar sendiri oleh penduduk dengan keluhan kesehatan
(Rupiah) dibagi dengan jumlah penduduk yang mengalami keluhan
kesehatan dan mengobati sendiri dengan obat modern

id
Manfaat Mengetahui Rata-rata biaya per kapita sebulan untuk mengobati

o.
sendiri dengan obat modern yang dibayar sendiri oleh penduduk

.g
(Out Of Pocket)
ps
Rumus Perhitungan
.b
w
w
w
://

Interpretasi Semakin tinggi nilai indikator ini maka semakin berkurang peran
s

jaminan kesehatan dalam mengobati sendiri dengan obat modern


tp
ht

Level Estimasi Provinsi

Publikasi Keberadaan -
Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Total biaya sebulan untuk mengobati sendiri dengan
Survei Sosial Ekonomi Nasional
obat modern yang dibayar sendiri oleh penduduk (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
dengan keluhan kesehatan (Rupiah) Perumahan
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah penduduk yang mengalami keluhan kesehatan
(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
dan mengobati sendiri dengan obat modern
Perumahan

338
Rata-rata biaya per kapita sebulan untuk rawat jalan di
fasilitas kesehatan modern yang dibayar sendiri oleh
penduduk dengan keluhan kesehatan (Rupiah)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Total biaya sebulan untuk rawat jalan di fasilitas kesehatan modern
yang dibayar sendiri oleh penduduk dengan keluhan kesehatan
(Rupiah) dibagi dengan jumlah penduduk yang mengalami keluhan
kesehatan dan rawat jalan di fasilitas kesehatan modern

id
o.
Manfaat Mengetahui Rata-rata biaya per kapita sebulan untuk rawat jalan di

.g
fasilitas kesehatan modern yang dibayar sendiri oleh penduduk
(Out Of Pocket)
ps
.b

Rumus Perhitungan
w
w
w
s ://

Interpretasi -
tp
ht

Level Estimasi Provinsi

Publikasi Keberadaan -
Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Total biaya sebulan untuk rawat jalan di fasilitas
Survei Sosial Ekonomi Nasional
kesehatan modern yang dibayar sendiri oleh (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
penduduk dengan keluhan kesehatan (Rupiah) Perumahan
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah penduduk yang mengalami keluhan kesehatan
(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
dan rawat jalan di fasilitas kesehatan modern
Perumahan

339
Rata-rata biaya per kapita setahun untuk pembelian alat
kesehatan yang dibayar sendiri oleh penduduk (Rupiah)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Total biaya setahun untuk pembelian alat kesehatan yang dibayar
sendiri oleh penduduk (Rupiah) dibagi dengan jumlah penduduk
yang membeli alat kesehatan

Manfaat Mengetahui Rata-rata biaya per kapita setahun untuk pembelian


alat kesehatan yang dibayar sendiri oleh penduduk (Rupiah)

id
Rumus Perhitungan

o.
.g
ps
.b

Interpretasi -
w
w

Level Estimasi Provinsi


w
://

Publikasi Keberadaan -
Indikator
s
tp
ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Survei Sosial Ekonomi Nasional
Total biaya setahun untuk pembelian alat kesehatan
(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
yang dibayar sendiri oleh penduduk (Rupiah)
Perumahan
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah penduduk yang membeli alat kesehatan (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
Perumahan

340
Rata-rata biaya per kapita setahun untuk pemeliharaan
kesehatan yang dibayar sendiri oleh penduduk (Rupiah)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Total biaya setahun untuk pemeliharaan kesehatan yang dibayar


sendiri oleh penduduk (Rupiah) dibagi dengan jumlah penduduk
yang melakukan pemeliharaan kesehatan

Manfaat Mengetahui Rata-rata biaya per kapita setahun untuk pemeliharaan


kesehatan yang dibayar sendiri oleh penduduk (Rupiah)

id
o.
Rumus Perhitungan
.g
ps
.b
w

Interpretasi -
w
w

Level Estimasi Provinsi


s ://

Publikasi Keberadaan -
tp

Indikator
ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Survei Sosial Ekonomi Nasional
Total biaya setahun untuk pemeliharaan kesehatan
(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
yang dibayar sendiri oleh penduduk (Rupiah)
Perumahan
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah penduduk yang melakukan pemeliharaan
(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
kesehatan
Perumahan

341
Rata-rata biaya per kapita setahun untuk penggunaan
ambulance yang dibayar sendiri (Rupiah)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Total biaya setahun untuk penggunaan ambulance yang dibayar


sendiri oleh penduduk (Rupiah) dibagi dengan jumlah penduduk
yang menggunakan ambulance

Manfaat Mengetahui Rata-rata biaya per kapita setahun untuk penggunaan


ambulance yang dibayar sendiri (Rupiah)

id
Rumus Perhitungan

o.
.g
ps
.b

Interpretasi -
w
w

Level Estimasi Provinsi


w
://

Publikasi Keberadaan -
Indikator
s
tp
ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Survei Sosial Ekonomi Nasional
Total biaya setahun untuk penggunaan ambulance
(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
yang dibayar sendiri oleh penduduk (Rupiah)
Perumahan
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah penduduk yang menggunakan ambulance (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
Perumahan

342
Rata-rata biaya perkapita setahun untuk rawat inap di
fasilitas kesehatan modern yang dibayar sendiri oleh
penduduk (Rupiah)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Total biaya setahun untuk rawat inap di fasilitas kesehatan modern
yang dibayar sendiri oleh penduduk (rupiah) dibagi dengan jumlah
penduduk yang rawat inap di fasilitas kesehatan modern

id
Manfaat Mengetahui Rata-rata biaya perkapita setahun untuk rawat inap di

o.
fasilitas kesehatan modern yang dibayar sendiri oleh penduduk
(Rupiah)
.g
ps
Rumus Perhitungan
.b
w
w
w

Interpretasi -
s ://

Level Estimasi Provinsi


tp
ht

Publikasi Keberadaan -
Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Total biaya setahun untuk rawat inap di fasilitas Survei Sosial Ekonomi Nasional
kesehatan modern yang dibayar sendiri oleh (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
penduduk (Rupiah) Perumahan
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah penduduk yang rawat inap di fasilitas
(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
kesehatan modern
Perumahan

343
Rata-rata biaya per kapita setahun untuk tes kesehatan
yang dibayar sendiri oleh penduduk (Rupiah)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan

Definisi Total biaya setahun untuk tes kesehatan yang dibayar sendiri oleh
penduduk (Rupiah) dibagi dengan jumlah penduduk yang
melakukan tes kesehatan

Manfaat Mengetahui Rata-rata biaya per kapita setahun untuk tes kesehatan
yang dibayar sendiri oleh penduduk (Rupiah)

id
Rumus Perhitungan

o.
.g
ps
.b

Interpretasi -
w
w

Level Estimasi Provinsi


w
://

Publikasi Keberadaan -
Indikator
s
tp
ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Survei Sosial Ekonomi Nasional
Total biaya setahun untuk tes kesehatan yang dibayar
(SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
sendiri oleh penduduk (Rupiah)
Perumahan
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah penduduk yang melakukan tes kesehatan (SUSENAS) - Modul Kesehatan dan
Perumahan

344
Rata-rata konsumsi Kalori per kapita sehari - dengan
makanan jadi

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Rumah Tangga

Definisi Yaitu jumlah konsumsi kalori dari seluruh komoditi pangan yang
dikonsumsi penduduk di satu wilayah dibagi dengan jumlah
penduduk. Secara teknis, rata-rata konsumsi kalori perkapita sehari
adalah konsumsi semua anggota rumah tangga selama seminggu
dibagi 7 hari dikalikan dengan konversi kalori dibagi dengan
banyaknya anggota rumah tangga

id
o.
Manfaat Rata-rata konsumsi kalori perkapita sehari dapat menggambarkan

.g
tingkat kecukupan gizi sebagai salah satu indikator untuk
ps
menunjukkan tingkat kesejahteraan penduduk di suatu wilayah
.b

Rumus Perhitungan
w
w
w
s ://
tp

Interpretasi Rata-rata konsumsi kalori perkapita sehari menunjukkan banyaknya


ht

kandungan gizi kalori dari komoditi yang dikonsumsi penduduk.

Level Estimasi Provinsi (untuk Susenas triwulanan dan Susenas September);


Kabupaten/Kota (untuk Susenas Tahunan dan Susenas Maret)

Publikasi Keberadaan (1) Konsumsi Kalori dan Protein Penduduk Indonesia dan Provinsi,
Indikator (2) Ringkasan Eksekutif Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk
Indonesia

345
Rata-rata konsumsi Kalori per kapita sehari - Tanpa
Makanan jadi

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Rumah Tangga

Definisi Yaitu jumlah konsumsi kalori dari komoditi bahan makanan yang
dikonsumsi penduduk di satu wilayah dibagi dengan jumlah penduduk.
Secara teknis, rata-rata konsumsi kalori perkapita sehari adalah
konsumsi semua anggota rumah tangga selama seminggu dibagi 7 hari
dikalikan dengan konversi kalori dibagi dengan banyaknya anggota
rumah tangga

id
Manfaat Rata-rata konsumsi kalori perkapita sehari (tanpa makanan jadi) dapat

o.
menggambarkan tingkat konaumai kalori untuk makanan yang dimasak

.g
dirumah
ps
Rumus Perhitungan
.b
w
w
w
s ://

Interpretasi Rata-rata konsumsi kalori perkapita sehari (tanpa makanan jadi)


tp

menunjukkan banyaknya kandungan gizi kalori dari komoditi yang


dimasak dirumah
ht

Level Estimasi Provinsi (untuk Susenas triwulanan dan Susenas September);


Kabupaten/Kota (untuk Susenas Tahunan dan Susenas Maret)

Publikasi Keberadaan (1) Konsumsi Kalori dan Protein Penduduk Indonesia dan Provinsi, (2)
Indikator Ringkasan Eksekutif Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia

346
Rata-rata konsumsi Protein per kapita sehari - Dengan
Makanan jadi

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Rumah Tangga

Definisi Jumlah konsumsi protein dari seluruh komoditi pangan yang dikonsumsi
penduduk di satu wilayah dibagi dengan jumlah penduduk. Secara teknis,
rata-rata konsumsi protein perkapita sehari adalah konsumsi semua
anggota rumah tangga selama seminggu dibagi 7 hari dikalikan dengan
konversi prot

id
Manfaat Rata-rata konsumsi protein perkapita sehari dapat menggambarkan

o.
tingkat kecukupan gizi sebagai salah satu indikator untuk menunjukkan

.g
tingkat kesejahteraan penduduk di suatu wilayah
ps
Rumus Perhitungan
.b
w
w
w
s ://

Interpretasi Rata-rata konsumsi protein perkapita sehari menunjukkan banyaknya


tp

kandungan gizi protein dari komoditi yang dikonsumsi penduduk.


ht

Level Estimasi Provinsi (untuk Susenas triwulanan dan Susenas September);


Kabupaten/Kota (untuk Susenas Tahunan dan Susenas Maret)

Publikasi (1) Konsumsi Kalori dan Protein Penduduk Indonesia dan Provinsi, (2)
Keberadaan Ringkasan Eksekutif Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia
Indikator

347
Rata-rata konsumsi Protein per kapita sehari - Tanpa
Makanan jadi

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat

Subdit. Stat. Rumah Tangga

Definisi Jumlah konsumsi protein dari komoditi bahan makanan yang


dikonsumsi penduduk di satu wilayah dibagi dengan jumlah
penduduk. Secara teknis, rata-rata konsumsi protein perkapita
sehari adalah konsumsi semua anggota rumah tangga selama
seminggu dibagi 7 hari dikalikan dengan konversi protein dibagi
dengan banyaknya anggota rumah tangga

id
Manfaat Rata-rata konsumsi protein perkapita sehari (tanpa makanan jadi)

o.
dapat menggambarkan tingkat konaumai kalori untuk makanan

.g
yang dimasak dirumah
ps
Rumus Perhitungan
.b
w
w
w
://

Interpretasi Rata-rata konsumsi protein perkapita sehari (tanpa makanan jadi)


s

menunjukkan banyaknya kandungan gizi protein dari komoditi


tp

yang dimasak dirumah


ht

Level Estimasi Provinsi (untuk Susenas triwulanan dan Susenas September);


Kabupaten/Kota (untuk Susenas Tahunan dan Susenas Maret)

Publikasi Keberadaan (1) Konsumsi Kalori dan Protein Penduduk Indonesia dan Provinsi,
Indikator (2) Ringkasan Eksekutif Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk
Indonesia

348
Sarana transportasi ke sekolah

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat


Subdit. Stat. Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial

Definisi Persentase siswa berumur 5 tahun ke atas menurut sarana


transportasi yang biasa digunakan ke sekolah

Manfaat Mengetahui persentase sarana transportasi yang biasa digunakan


siswa ke sekolah

Rumus Perhitungan 𝑎
𝑐=
𝑏

id
Dimana:

o.
a : Jumlah seluruh siswa yang bersekolah menurut sarana
.g
transportasi yang biasa digunakan
ps
b : Jumlah siswa yang bersekolah
c : sarana transportasi ke sekolah
.b
w

Interpretasi Penunjang kegiatan pendidikan yang tidak kalah penting adalah


w

sarana transportasi ke sekolah. Lokasi sekolah yang jauh dan sulit


w

dijangkau dapat menjadi penghambat upaya peningkatan kualitas


://

pengajaran peserta didik. Pembangunan sekolah diupayakan


s

supaya terletak pada lokasi yang mudah dijangkau, atau tersedia


tp

sarana transportasi yang memadai. Kemudahan akses dari dan


menuju ke sekolah dapat menjadi indikator pemerataan fasilitas
ht

sarana pendidikan

Level Estimasi Nasional, Provinsi

Publikasi Keberadaan Statistik Penunjang Pendidikan


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Survei Sosial Ekonomi Nasional
Sarana transportasi ke sekolah (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya
dan Pendidikan (Tahunan)
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Jumlah siswa yang bersekolah (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya
dan Pendidikan (Tahunan)
Survei Sosial Ekonomi Nasional
Penduduk 5 tahun ke atas (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya
dan Pendidikan (Tahunan)

349
Tingkat Kesempatan Kerja (TKK)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Subdit. Stat. Ketenagakerjaan

Definisi Persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja


terhadap angkatan kerja.

Manfaat Mengindikasikan besarnya persentase angkatan kerja yang bekerja.

Rumus Perhitungan 𝑎
𝑇𝐾𝐾 = 𝑥100
𝑏

id
Dimana:

o.
a = Jumlah penduduk bekerja
b = Jumlah Angkatan Kerja
.g
ps
Interpretasi Semakin tinggi TKK, kesempatan kerja semakin tinggi.
.b
w

Level Estimasi Kabupaten/Kota, Provinsi, Nasional


w
w

Publikasi Keberadaan Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia; Indikator Pasar Tenaga Kerja
://

Indikator Indonesia; Booklet Survei Angkatan Kerja Nasional; Indikator


Pekerjaan Layak di Indonesia
s
tp
ht

350
Tingkat Kesempatan Kerja (TKK)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Subdit. Stat. Ketenagakerjaan

Definisi Persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja


terhadap angkatan kerja.

Manfaat Mengindikasikan besarnya persentase angkatan kerja yang bekerja.

Rumus Perhitungan 𝑎
𝑇𝐾𝐾 = 𝑥100
𝑏

id
o.
Dimana:

.g
a = Jumlah penduduk bekerja
b = Jumlah Angkatan Kerja
ps
.b

Interpretasi Semakin tinggi TKK, kesempatan kerja semakin tinggi.


w
w

Level Estimasi Kabupaten/Kota, Provinsi, Nasional


w
://

Publikasi Keberadaan Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia; Indikator Pasar Tenaga Kerja
Indikator Indonesia; Booklet Survei Angkatan Kerja Nasional
s
tp
ht

351
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Subdit. Stat. Ketenagakerjaan

Definisi Persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang merupakan


angkatan kerja.

Manfaat Mengindikasikan besarnya persentase penduduk usia kerja yang


aktif secara ekonomi disuatu negara/wilayah.

Rumus Perhitungan 𝑎
𝑇𝑃𝐴𝐾 = 𝑥100
𝑏

id
o.
Dimana:
a = Jumlah Angkatan Kerja
.g
b = Jumlah penduduk 15 tahun keatas
ps
.b

Interpretasi Semakin tinggi TPAK menunjukkan bahwa semakin tinggi pula


pasokan tenaga kerja (labour supply) yang tersedia untuk
w

memproduksi barang dan jasa dalam suatu perekonomian.


w
w

Level Estimasi Kabupaten/Kota, Provinsi, Nasional


s ://
tp

Publikasi Keberadaan Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia; Indikator Pasar Tenaga Kerja
Indikator Indonesia; Booklet Survei Angkatan Kerja Nasional
ht

352
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Subdit. Stat. Ketenagakerjaan

Definisi Persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang merupakan


angkatan kerja.

Manfaat Mengindikasikan besarnya persentase penduduk usia kerja yang


aktif secara ekonomi disuatu negara/wilayah.

Rumus Perhitungan 𝑎
𝑇𝑃𝐴𝐾 = 𝑥100

id
𝑏

o.
.g
Dimana:
a = Jumlah Angkatan Kerja
ps
b = Jumlah penduduk 15 tahun keatas
.b
w

Interpretasi Semakin tinggi TPAK menunjukkan bahwa semakin tinggi pula


pasokan tenaga kerja (labour supply) yang tersedia untuk
w

memproduksi barang dan jasa dalam suatu perekonomian.


w
://

Level Estimasi Kabupaten/Kota, Provinsi, Nasional


s
tp

Publikasi Keberadaan Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia; Indikator Pasar Tenaga Kerja
ht

Indikator Indonesia; Booklet Survei Angkatan Kerja Nasional; Indikator


Pekerjaan Layak di Indonesia

353
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Subdit. Stat. Ketenagakerjaan

Definisi Persentase jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja.

Manfaat Mengindikasikan besarnya persentase angkatan kerja yang


termasuk dalam pengangguran.

Rumus Perhitungan 𝑎
𝑇𝑃𝑇 = 𝑥100
𝑏

id
Dimana:

o.
a = Jumlah Pengangguran
b = Jumlah Angkatan Kerja
.g
ps
Interpretasi TPT yang tinggi menunjukkan bahwa terdapat banyak angkatan
.b

kerja yang tidak terserap pada pasar kerja.


w
w

Level Estimasi Kabupaten/Kota, Provinsi, Nasional


w
://

Publikasi Keberadaan Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia; Indikator Pasar Tenaga Kerja
Indikator Indonesia; Booklet Survei Angkatan Kerja Nasional; Indikator
s
tp

Pekerjaan Layak di Indonesia


ht

354
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Subdit. Stat. Ketenagakerjaan

Definisi Persentase jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja.

Manfaat Mengindikasikan besarnya persentase angkatan kerja yang


termasuk dalam pengangguran.

Rumus Perhitungan 𝑎
𝑇𝑃𝑇 = 𝑥100
𝑏

id
o.
Dimana:

.g
a = Jumlah Pengangguran
b = Jumlah Angkatan Kerja
ps
.b

Interpretasi TPT yang tinggi menunjukkan bahwa terdapat banyak angkatan


w

kerja yang tidak terserap pada pasar kerja.


w
w

Level Estimasi Kabupaten/Kota, Provinsi, Nasional


://

Publikasi Keberadaan Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia; Indikator Pasar Tenaga Kerja
s
tp

Indikator Indonesia; Booklet Survei Angkatan Kerja Nasional


ht

355
Tingkat prevalensi kontrasepsi (CPR)

Unit kerja Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat


penghasil
Subdit. Stat. Rumah Tangga

Definisi Angka pemakaian kontrasepsi (CPR) adalah perbandingan antara PUS yang
menjadi peserta KB aktif (peserta KB yang saat ini menggunakan salah satu
alat kontrasepsi) dengan jumlah PUS, dinyatakan dalam persentase.

Manfaat Indikator ini berguna untuk mengukur perbaikan kesehatan ibu melalui
pengaturan kelahiran. Indikator ini juga digunakan sebagai proksi untuk
mengukur akses terhadap pelayanan reproduksi kesehatan yang sangat
esensial.

id
Rumus ∑ 𝑃𝑈𝑆𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓

o.
Perhitungan 𝐶𝑃𝑅 = 𝑥100
.g
∑ 𝑃𝑈𝑆
ps
Dimana:
.b

CPR : Contraceptive Prevalence Rate (Angka Prevalensi Pemakaian


Kontrasepsi)
w

PUS : Pasangan Usia Subur


w

𝑃𝑈𝑆𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓 : Jumlah Pasangan Usia Subur sebagai peserta KB akti


w
://

Level Estimasi Nasional


s
tp

Publikasi Statistik Kesejahteraan Rakyat


ht

Keberadaan
Indikator

356
INDIKATOR KEGIATAN
STATISTIK DASAR

id
o.
BIDANG EKONOMI
.g
ps
.b
w
w
w
s://
tp
ht

357
358
ht
tp
s ://
w
w
w
.b
ps
.g
o.
id
Angka Indeks Produksi Industri Manufaktur

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri


Subdit. Stat. Industri Besar dan Sedang

Definisi Angka indeks yang dihasilkan menggambarkan perkembangan


produksi sektor industri manufaktur secara lebih dini serta data
seris yang lebih panjang dan lengkap karena sifatnya yang
dirancang secara periodik bulanan. Data bulanan tersebut dapat
juga disajikan sebagai data triwulanan maupun tahunan. Data
triwulanan merupakan rataan dari indeks bulanan pada triwulan
yang bersangkutan dan indeks tahunan merupakan rataan 4
(empat) triwulan pada tahun yang bersangkutan. Angka ini juga
menyajikan indeks produksi dalam KBLI 2 (dua) digit.

id
Manfaat Mengetahui perkembangan produksi sektor industri manufaktur

o.
dalam level KBLI 2 (dua) digit baik secara nasional maupun
provinsi.
.g
ps
Rumus Perhitungan 𝑉𝑖𝑗𝑘 𝑄𝑖𝑗𝑘2
.b

𝑅𝑖𝑗 = exp [∑ 𝑋𝑙𝑛 ( )]


𝑘 ∑𝑘 𝑉𝑖𝑗𝑘 𝑄𝑖𝑗𝑘1
w

Dimana:
w

𝑅𝑖𝑗 : Rasio perusahaan ke-j dalam KBLI pada bulan ke-2


w

terhadap bulan ke-1


://

𝑉𝑖𝑗𝑘 : Nilai produksi dari komoditas ke-k untuk


s
tp

perusahaan ke-j dalam KBLI ke-I selama periode dua


bulan
ht

𝑄𝑖𝑗𝑘1 : Produksi komoditas ke-k untuk perusahaan ke-j


dalam KBLI ke-i bulan ke-1
𝑄𝑖𝑗𝑘2 : Produksi komoditas ke-k untuk perusahaan ke-j
dalam KBLI ke-i bulan ke-2

Indeks KBLI
𝑤𝑖𝑗𝑎𝑑𝑗
𝐼2𝑡 = 𝐼2(𝑡−1) 𝑋 exp [∑ 𝑋𝑙𝑛𝑅𝑖𝑗 ]
𝑖 ∑𝑖 𝑤𝑖𝑗𝑎𝑑𝑗
Dimana:
𝑉𝑖𝑗 = ∑ 𝑉𝑖𝑗𝑘
𝑘
𝐼2𝑡 : Indeks produksi 2-digit KBLI pada bulan ke-t
𝐼2(𝑡−1) : Indeks produksi 2-digit KBLI pada bulan ke-(t-1)
𝑉𝑖𝑗 : Nilai produksi perusahaan j dalam KBLI ke-i selama
periode 2 bulan
𝑤𝑖𝑗𝑎𝑑𝑗 : Penimbang sampling disesuaikan untuk perusahaan
j dalam 2-digit KBLI

359
Indeks total
𝑊𝑖2 𝑋𝑉𝑖2
𝐼𝑡 = 𝐼(𝑡−1) X exp [∑ 𝑋𝑙𝑛(𝐼2𝑡 )]
𝑖 ∑𝑖 𝑊𝑖2 𝑉𝑖2
Dimana:
𝑉𝑖2 = ∑ 𝑉𝑖𝑗
𝑘

𝑊𝑖2 = ∑ 𝑊𝑖𝑗𝑎𝑑𝑗 𝑉𝑖𝑗


𝑘
𝐼𝑡 : Indeks produksi total pada bulan ke-t
𝐼(𝑡−1) : Indeks produksi total pada bulan ke-(t-1)
𝑉𝑖2 : Total nilai produksi perusahaan untuk 2-digit KBLI
ke-i selama periode 2 bulan
𝑤𝑖2 : Penimbang sampling dari seluruh perusahaan dalam
2-digit KBLI ke-i selama periode 2 bulan

𝐼𝑡 = 𝐼(𝑡−1) 𝑋𝑅

id
o.
Interpretasi Indeks produksi industri manufaktur menunjukkan perkembangan

.g
produksi industri manufaktur bila dibandingkan dengan periode
ps
dasar (tahun dasar=100). Jika nilai indeks produksi industri
periode berjalan (It)>100, maka secara umum industri manufaktur
.b

pada periode yang bersangkutan mengalami peningkatan jika


w

dibandingkan dengan periode dasar. Jika nilai indeks produksi


w

industri periode berjalan (It).


w
://

Level Estimasi Provinsi dan nasional


s
tp

Publikasi Keberadaan Angka Indeks Produksi Industri Manufaktur


ht

Indikator

360
Banyaknya dan Nilai Pengadaan dan Penggunaan Produksi
Perusahaan HTI, Perum Perhutani dan Perusahaan Lainnya

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Banyaknya dan nilai kayu bulat yang dihasilkan dan digunakan oleh
perusahaan budidaya tanaman kehutanan.

Manfaat Untuk mengetahui perkembangan jumlah dan nilai produksi kayu


bulat antar tahun.

id
Rumus Perhitungan 𝑚 𝑛

o.
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝐾𝑎𝑦𝑢 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑡 = ∑ ∑ 𝑌𝑖𝑗
.g
ps
𝑖=1 𝑗=1
Dimana:
.b

i : Provinsi ke-i (m=33)


j : Kabupaten/Kota ke-j pada provinsi ke-i
w

𝑌𝑖𝑗 : Produksi kayu bulat pada Provinsi ke-I Kabupaten/Kota ke-j


w
w
://

Interpretasi Menunjukkan banyaknya dan nilai kayu bulat yang dihasilkan dan
digunakan oleh perusahaan budidaya tanaman kehutanan.
s
tp

Level Estimasi Nasional


ht

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Pembudidaya Tanaman Kehutanan 2018


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Banyaknya dan Nilai Pengadaan dan Penggunaan Survei Perusahaan Pemegang Ijin
Produksi Perusahaan HTI, Perum Perhutani, dan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Perusahaan lainnya Kayu pada Hutan Tanaman

361
Banyaknya Pekerja Tetap Perusahaan HTI, Perum
Perhutani dan Perusahaan Lainnya

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Banyaknya orang yang bekerja pada perusahaan budidaya tanaman


kehutanan menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan, jenis
pekerjaan, dan jenis kelamin.

Manfaat Untuk mengetahui perkembangan jumlah tenaga kerja perusahaan


HPHT antar tahun.

id
Interpretasi Menunjukkan banyaknya orang yang bekerja pada perusahaan

o.
budidaya tanaman kehutanan menurut pendidikan tertinggi yang

.g
ditamatkan, jenis pekerjaan dan jenis kelamin.
ps
Level Estimasi Nasional
.b
w

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Pembudidaya Tanaman Kehutanan 2018


w

Indikator
w
://

Input/Variabel pembentuk indikator


s
tp

Nama Variabel Sumber data


ht

Survei Perusahaan Pemegang Ijin


Banyaknya pekerja tetap perusahaan HTI, Perum
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Perhutani dan Perusahaan lainnya
Kayu pada Hutan Tanaman

362
Banyaknya Perusahaan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Industri Besar dan Sedang

Definisi Perusahaan atau usaha industri adalah suatu unit (kesatuan) usaha
yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang
atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi tertentu, dan
mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi dan
struktur biaya serta ada seorang atau lebih yang bertanggung
jawab atas usaha tersebut.

id
Manfaat Untuk mengetahui jumlah perusahaan industri sedang dan besar.

o.
Rumus Perhitungan
.g
ps
Interpretasi -
.b
w

Level Estimasi Nasional, Provinsi, danKBLI


w
w

Publikasi Keberadaan Indikator Industri Manufaktur Indonesia


://

Indikator
s
tp
ht

363
Banyaknya Perusahaan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Industri Besar dan Sedang

Definisi Perusahaan atau usaha industri adalah suatu unit (kesatuan) usaha
yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang
atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi tertentu, dan
mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi dan
struktur biaya serta ada seorang atau lebih yang bertanggung
jawab atas usaha tersebut.

Manfaat Untuk mengetahui jumlah perusahaan industri sedang dan besar.

id
Rumus Perhitungan

o.
.g
ps
Interpretasi -
.b

Level Estimasi Nasional, Provinsi, danKBLI


w
w

Publikasi Keberadaan Indikator Industri Manufaktur Indonesia


w

Indikator
s ://
tp
ht

364
Banyaknya perusahaan menurut badan hukum/badan
usaha

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Konstruksi

Definisi Merupakan jumlah perusahaan konstruksi menurut bidang badan


hukum/badan usaha

Manfaat Untuk melihat perkembangan banyaknya perusahaan konstruksi


menurut badan hukum/badan usahanya pada tahun survey.

id
Rumus Perhitungan 𝑅𝑣

o.
𝑀𝑣𝑘 = ∑ 𝑀𝑏𝑣𝑘
.g
ps
𝑘=1
𝑀𝑣𝑘 : Jumlah perusahaan konstruksi pada provinsi v
.b

kabupaten-k badan hokum/badan usaha-u.


w

𝑅𝑣 : Banyaknya kabupaten/kota pada provinsi-v


w
w

Interpretasi -
s ://

Level Estimasi Provinsi


tp
ht

Publikasi Keberadaan Direktori Perusahaan Konstruksi


Indikator

365
Banyaknya perusahaan menurut kualifikasi usaha

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Konstruksi

Definisi Merupakan jumlah perusahaan konstruksi menurut kualifikasi


usaha, dalam hal ini kecil (gred 2-4), menengah (gred 5-6), dan
besar (gred 7-8)

Manfaat Untuk melihat perkembangan banyaknya perusahaan konstruksi


menurut kualifikasi usahanya pada tahun survey.

Rumus Perhitungan 𝑅𝑣

id
𝑀𝑣𝑘 = ∑ 𝑀𝑏𝑣𝑘

o.
𝑘=1

.g
ps
𝑀𝑣𝑘 : Jumlah perusahaan konstruksi pada provinsi v
kabupaten-k kualifikasi usaha-b.
.b

𝑅𝑣 : Banyaknya kabupaten/kota pada provinsi-v


w
w

Interpretasi -
w
://

Level Estimasi Provinsi


s
tp

Publikasi Keberadaan Direktori Perusahaan Konstruksi


ht

Indikator

366
Banyaknya Perusahaan/Usaha Penggalian

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Jumlah perusahaan/usaha penggalian di Indonesia.

Manfaat Mengetahui jumlah perusahaan/usaha penggalian di Indonesia.

Interpretasi Semakin banyak jumlah perusahaan/usaha penggalian maka akan


semakin nyata kontribusinya terhadap perkembangan sektor
ekonomi.

id
o.
Level Estimasi Provinsi

.g
ps
Publikasi Keberadaan Statistik Pertambangan Bahan Galian
Indikator
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

367
Banyaknya Perusahaan/Usaha Penggalian

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Jumlah perusahaan/usaha penggalian di Indonesia.

Manfaat Mengetahui jumlah perusahaan/usaha penggalian di Indonesia.

Interpretasi Semakin banyak jumlah perusahaan/usaha penggalian maka akan


semakin nyata kontribusinya terhadap perkembangan sektor
ekonomi.

id
Level Estimasi Provinsi

o.
.g
Publikasi Keberadaan Statistik Pertambangan Bahan Galian
Indikator
ps
.b

Input/Variabel pembentuk indikator


w
w

Nama Variabel Sumber data


w

Survei Perusahaan Penggalian


://

Nama perusahaan/usaha penggalian


Berbadan Hukum
s
tp
ht

368
Banyaknya tenaga kerja

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Industri Besar dan Sedang

Definisi Banyaknya pekerja/karyawan baik pekerja yang dibayar maupun


pekerja yang tidak dibayar.

Manfaat Untuk mengetahui jumlah tenaga kerja perusahaan industri besar


dan sedang.

Level Estimasi Nasional, Provinsi, danKBLI

id
o.
Publikasi Keberadaan Indikator Industri Manufaktur Indonesia

.g
Indikator
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

369
Banyaknya tenaga kerja

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Industri Besar dan Sedang

Definisi Banyaknya pekerja/karyawan baik pekerja yang dibayar maupun


pekerja yang tidak dibayar.

Manfaat Untuk mengetahui jumlah tenaga kerja perusahaan industri besar


dan sedang.

Level Estimasi Nasional, Provinsi, danKBLI

id
Publikasi Keberadaan Indikator Industri Manufaktur Indonesia

o.
Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator .g


ps
.b

Nama Variabel Sumber data


w

Survei Industri Besar dan Sedang


w

Banyaknya pekerja/karyawan
Tahunan
w
://
s
tp
ht

370
Banyaknya Tenaga Kerja Perusahaan/Usaha Penggalian

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Jumlah pekerja perusahaan/usaha penggalian di Indonesia.

Manfaat Mengetahui jumlah pekerja perusahaan/usaha penggalian di


Indonesia.

Interpretasi Semakin banyak jumlah pekerja perusahaan/usaha penggalian


maka akan semakin tinggi penyerapan tenaga kerja pada subsektor

id
penggalian.

o.
.g
Level Estimasi Provinsi
ps
Publikasi Keberadaan Statistik Pertambangan Bahan Galian
.b

Indikator
w
w

Input/Variabel pembentuk indikator


w
://

Nama Variabel Sumber data


s

Survei Perusahaan Penggalian


tp

Banyaknya Pekerja
Berbadan Hukum
ht

371
Banyaknya Tenaga Kerja Perusahaan/Usaha Penggalian

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Jumlah pekerja perusahaan/usaha penggalian di Indonesia.

Manfaat Mengetahui jumlah pekerja perusahaan/usaha penggalian di


Indonesia.

Interpretasi Semakin banyak jumlah pekerja perusahaan/usaha penggalian


maka akan semakin tinggi penyerapan tenaga kerja pada subsektor
penggalian.

id
o.
Level Estimasi Provinsi

Publikasi Keberadaan .g
Statistik Pertambangan Bahan Galian
ps
Indikator
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

372
Besarnya Mandays/hari Orang Pekerja Harian

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Konstruksi

Definisi Banyaknyaknya pekerja harian yang bekerja dalam satu hari di


proyek.

Manfaat Melihat besarnya pekerja harian yang terserap dalam satu hari di
proyek.

Interpretasi Semakin tinggi nilai mandays semakin banyak tenaga kerja yang

id
terserap sektor konstruksi.

o.
.g
Level Estimasi Provinsi
ps
Publikasi Keberadaan Statistik Konstruksi
.b

Indikator
w
w
w
s ://
tp
ht

373
Besarnya Mandays/hari Orang Pekerja Harian

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Konstruksi

Definisi Banyaknyaknya pekerja harian yang bekerja dalam satu hari di


proyek.

Manfaat Melihat besarnya pekerja harian yang terserap dalam satu hari di
proyek.

Interpretasi Semakin tinggi nilai mandays semakin banyak tenaga kerja yang
terserap sektor konstruksi.

id
o.
Level Estimasi Provinsi

Publikasi Keberadaan Statistik Konstruksi .g


ps
Indikator
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

374
Besarnya Nilai Konstruksi yang Diselesaikan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Konstruksi

Definisi Nilai konstruksi yang diselesaikan merupakan besarnya nilai


realisasi fisik proyek yang dikerjakan setelah dikurangi pekerjaan
yang disubkontrakkan.

Manfaat Melihat produktivitas sektor konstruksi atau besarnya realisasi


nilai pembangunan.

id
Interpretasi Semakin tinggi nilai konstruksi yang diselesaikan berarti semakin

o.
maju pembangunan infrastruktur di daerah tersebut.

Level Estimasi Provinsi .g


ps
.b

Publikasi Keberadaan Statistik Konstruksi


w

Indikator
w
w
s ://
tp
ht

375
Besarnya Nilai Konstruksi yang Diselesaikan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Konstruksi

Definisi Nilai konstruksi yang diselesaikan merupakan besarnya nilai


realisasi fisik proyek yang dikerjakan setelah dikurangi pekerjaan
yang disubkontrakkan.

Manfaat Melihat produktivitas sektor konstruksi atau besarnya realisasi


nilai pembangunan.

Interpretasi Semakin tinggi nilai konstruksi yang diselesaikan berarti semakin

id
maju pembangunan infrastruktur di daerah tersebut.

o.
Level Estimasi Provinsi
.g
ps
Publikasi Keberadaan Statistik Konstruksi
.b

Indikator
w
w
w
s ://
tp
ht

376
Besarnya Nilai Pengeluaran Bahan/Material yang
Digunakan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Konstruksi

Definisi Merupakan seluruh nilai bahan/material yang dipakai untuk setiap


pekerjaan selama tahun (t-1) baik yang disediakan perusahaan
maupun yang disediakan pemilik pekerjaan. Bahan/material yang
disediakan perusahaan dicatat di pengeluaran sedangkan
bahan/material yang disediakan pemilik dicatat pada pendapatan
perusahaan.

id
o.
Manfaat Melihat besarnya kebutuhan bahan bangunan/material yang

.g
digunakan untuk pembangunan selama satu tahun.
ps
Interpretasi Semakin tinggi nilai pemakaian bahan bangunan/material semakin
.b

maju pembangunan di provinsi tersebut.


w
w

Level Estimasi Provinsi


w
://

Publikasi Keberadaan Statistik Konstruksi


s

Indikator
tp
ht

377
Besarnya Nilai Pengeluaran Bahan/Material yang
Digunakan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Konstruksi

Definisi Merupakan seluruh nilai bahan/material yang dipakai untuk setiap


pekerjaan selama tahun (t-1) baik yang disediakan perusahaan
maupun yang disediakan pemilik pekerjaan. Bahan/material yang
disediakan perusahaan dicatat di pengeluaran sedangkan
bahan/material yang disediakan pemilik dicatat pada pendapatan
perusahaan.

id
Manfaat Melihat besarnya kebutuhan bahan bangunan/material yang

o.
digunakan untuk pembangunan selama satu tahun.

.g
ps
Interpretasi Semakin tinggi nilai pemakaian bahan bangunan/material semakin
maju pembangunan di provinsi tersebut.
.b
w

Level Estimasi Provinsi


w
w

Publikasi Keberadaan Statistik Konstruksi


://

Indikator
s
tp
ht

378
Biaya Antara Perusahaan/Usaha Penggalian

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Biaya yang dikeluarkan dalam proses usaha penggalian selain balas
jasa pekerja, sewa tanah, pajak tak langsung, bunga atas pinjaman
dan hadiah, sumbangan dsb.

Manfaat Mengetahui biaya yang dikeluarkan selain biaya faktor produksi.

Interpretasi Biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.

id
o.
Level Estimasi Provinsi

.g
ps
Publikasi Keberadaan Nilai Produksi Perusahaan/Usaha Penggalian
Indikator
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

379
Biaya Antara Perusahaan/Usaha Penggalian

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Biaya yang dikeluarkan dalam proses usaha penggalian selain balas
jasa pekerja, sewa tanah, pajak tak langsung, bunga atas pinjaman
dan hadiah, sumbangan dsb.

Manfaat Mengetahui biaya yang dikeluarkan selain biaya faktor produksi.

Interpretasi Biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.

id
Level Estimasi Provinsi

o.
.g
Publikasi Keberadaan Nilai Produksi Perusahaan/Usaha Penggalian
Indikator
ps
.b

Input/Variabel pembentuk indikator


w
w

Nama Variabel Sumber data


w

Survei Perusahaan Penggalian


://

Biaya Bahan Bakar, Listrik, Gas dan Air Bersih


Berbadan Hukum
s
tp
ht

380
Biaya Input atau Biaya Antara

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Industri Besar dan Sedang

Definisi Biaya yang dikeluarkan dalam proses industri selain biaya balas
jasa pekerja, sewa tanah, pajak tak langsung, bunga atas pinjaman
dan hadiah, sumbangan, derma, dsj.

Manfaat Untuk mengetahui biaya yg dikeluarkan selain biaya faktor


produksi.

id
Level Estimasi Nasional dan Provinsi

o.
.g
Publikasi Keberadaan Statistik Industri Besar dan Sedang
Indikator
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

381
Biaya Input atau Biaya Antara

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Industri Besar dan Sedang

Definisi Biaya yang dikeluarkan dalam proses industri selain biaya balas
jasa pekerja, sewa tanah, pajak tak langsung, bunga atas pinjaman
dan hadiah, sumbangan, derma, dsj.

Manfaat Untuk mengetahui biaya yg dikeluarkan selain biaya faktor


produksi.

Level Estimasi Nasional dan Provinsi

id
o.
Publikasi Keberadaan Statistik Industri Besar dan Sedang
Indikator
.g
ps
Input/Variabel pembentuk indikator
.b
w

Nama Variabel Sumber data


w

Survei Industri Besar dan Sedang


w

Bahan baku dan bahan penolong


Tahunan
://

Survei Industri Besar dan Sedang


Bahan bakar dan Pelumas
s

Tahunan
tp

Survei Industri Besar dan Sedang


ht

Tenaga listrik yang dibeli


Tahunan
Survei Industri Besar dan Sedang
Sewa gedung, mesin, dan alat-alat
Tahunan
Survei Industri Besar dan Sedang
Pendapatan dari jasa industri (makloon)
Tahunan
Survei Industri Besar dan Sedang
Biaya representasi dan royalty
Tahunan
Survei Industri Besar dan Sedang
Pengeluaran lainnya
Tahunan

382
Biaya Intermediate Input (Biaya Antara) Perusahaan Air
Bersih

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi selain balas jasa
pekerja, sewa tanah, pajak tak langsung, bunga atas pinjaman dan
hadiah, sumbangan dsb.

Manfaat Mengetahui biaya yang dikeluarkan selain biaya faktor produksi.

id
Interpretasi Biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.

o.
Level Estimasi nasional .g
ps
.b

Publikasi Keberadaan Statistik Air Bersih


Indikator
w
w
w

Input/Variabel pembentuk indikator


s ://

Nama Variabel Sumber data


tp

Bahan bakar dan pelumas Survei Perusahaan Air Bersih


ht

Tenaga listrik yang dibeli Survei Perusahaan Air Bersih


Biaya lainnya Survei Perusahaan Air Bersih

383
Biaya Intermediate Input (Biaya Antara) Perusahaan Air
Bersih

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi selain balas jasa
pekerja, sewa tanah, pajak tak langsung, bunga atas pinjaman dan
hadiah, sumbangan dsb.

Manfaat Mengetahui biaya yang dikeluarkan selain biaya faktor produksi.

id
Interpretasi Biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.

o.
Level Estimasi nasional
.g
ps
Publikasi Keberadaan Statistik Air Bersih
.b

Indikator
w
w
w
s ://
tp
ht

384
Biaya Intermediate Input (Biaya Antara) Perusahaan
Distribusi Gas Bumi

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Nilai tambah adalah besanya nilai output dikurangi besarnya biaya
intermediate input(biaya antara).

Manfaat Mengetahui proses penciptaan nilai tambah yang terjadi dari


kegiatan proses pertambangan migas yang diukur dengan satuan
rupiah.

id
o.
Interpretasi Biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.
.g
ps
Level Estimasi nasional
.b

Publikasi Keberadaan Statistik Gas


w

Indikator
w
w

Input/Variabel pembentuk indikator


s ://
tp

Nama Variabel Sumber data


ht

Bahan bakar dan pelumas Survei Gas


Tenaga listrik yang dibeli Survei Gas
Biaya lainnya Survei Gas
Pengeluaran sewa tanah dan gedung Survei Gas

385
Biaya Intermediate Input (Biaya Antara) Perusahaan
Distribusi Gas Bumi

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Nilai tambah adalah besanya nilai output dikurangi besarnya biaya
intermediate input (biaya antara).

Manfaat Mengetahui proses penciptaan nilai tambah yang terjadi dari


kegiatan proses pertambangan migas yang diukur dengan satuan
rupiah.

id
Interpretasi Biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.

o.
Level Estimasi nasional
.g
ps
.b

Publikasi Keberadaan Statistik Gas


Indikator
w
w
w
s ://
tp
ht

386
Biaya Intermediate Input (Biaya Antara) Perusahaan Listrik

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi listrik selain balas
jasa pekeja, sewa tanah, pajak tak langsung, bunga atas pinjaman
dan hadiah, sumbangan dsb.

Manfaat Mengetahui biaya yang dikeluarkan selain biaya faktor produksi.

Interpretasi Biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.

id
o.
Level Estimasi nasional

.g
ps
Publikasi Keberadaan Statistik LIstrik
Indikator
.b
w

Input/Variabel pembentuk indikator


w
w

Nama Variabel Sumber data


://

Bahan bakar dan pelumas Survei Perusahaan Listrik


s
tp

Tenaga listrik yang dibeli Survei Perusahaan Listrik


ht

Biaya lainnya Survei Perusahaan Listrik

387
Biaya Intermediate Input (Biaya Antara) Perusahaan Listrik

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi listrik selain balas
jasa pekeja, sewa tanah, pajak tak langsung, bunga atas pinjaman
dan hadiah, sumbangan dsb.

Manfaat Mengetahui biaya yang dikeluarkan selain biaya faktor produksi.

Interpretasi Biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.

id
Level Estimasi nasional

o.
.g
Publikasi Keberadaan Statistik LIstrik
Indikator
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

388
Biaya Intermediate Input (Biaya Antara) Perusahaan Migas

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Biaya yang dikeluarkan dalam proses penambangan selain balas


jasa pekerja, sewa tanah, pajak tak langsung, bunga atas pinjaman
dan hadiah, sumbangan dsb.

Manfaat Mengetahui biaya yang dikeluarkan selain biaya faktor produksi.

Interpretasi Biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.

id
o.
Level Estimasi nasional

.g
ps
Publikasi Keberadaan Statistik Pertambangan Migas
Indikator
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

389
Biaya Intermediate Input (Biaya Antara) Perusahaan Migas

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Biaya yang dikeluarkan dalam proses penambangan selain balas


jasa pekerja, sewa tanah, pajak tak langsung, bunga atas pinjaman
dan hadiah, sumbangan dsb.

Manfaat Mengetahui biaya yang dikeluarkan selain biaya faktor produksi.

Interpretasi Biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.

id
Level Estimasi nasional

o.
.g
Publikasi Keberadaan Statistik Pertambangan Migas
Indikator
ps
.b

Input/Variabel pembentuk indikator


w
w

Nama Variabel Sumber data


w

Bahan bakar dan pelumas Survei Pengilangan Migas


://

Tenaga listrik yang dibeli Survei Perusahaan Migas


s
tp

Biaya lainnya Survei Perusahaan Migas


ht

390
Biaya Intermediate Input (Biaya Antara) Perusahaan Non
Migas

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Biaya yang dikeluarkan dalam proses penambangan selain balas


jasa pekerja, sewa tanah, pajak tak langsung, bunga atas pinjaman
dan hadiah, sumbangan dsb.

Manfaat Mengetahui biaya yang dikeluarkan selain biaya faktor produksi.

id
Interpretasi Biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.

o.
Level Estimasi nasional .g
ps
.b

Publikasi Keberadaan Statistik Pertambangan Non Migas


Indikator
w
w
w

Input/Variabel pembentuk indikator


s ://

Nama Variabel Sumber data


tp

Bahan bakar dan pelumas Survei Perusahaan Non Migas


ht

Tenaga listrik yang dibeli Survei Perusahaan Non Migas


Biaya lainnya Survei Perusahaan Non Migas

391
Biaya Intermediate Input (Biaya Antara) Perusahaan Non
Migas

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Biaya yang dikeluarkan dalam proses penambangan selain balas


jasa pekerja, sewa tanah, pajak tak langsung, bunga atas pinjaman
dan hadiah, sumbangan dsb.

Manfaat Mengetahui biaya yang dikeluarkan selain biaya faktor produksi.

id
Interpretasi Biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.

o.
Level Estimasi nasional
.g
ps
Publikasi Keberadaan Statistik Pertambangan Non Migas
.b

Indikator
w
w
w
s ://
tp
ht

392
Biaya Intermediate Input (Biaya Antara) Perusahaan
Pengilangan Migas

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Biaya yang dikeluarkan dalam proses penambangan selain balas


jasa pekerja, sewa tanah, pajak tak langsung, bunga atas pinjaman
dan hadiah, sumbangan dsb.

Manfaat Mengetahui biaya yang dikeluarkan selain biaya faktor produksi.

id
Interpretasi Biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.

o.
Level Estimasi nasional .g
ps
.b

Publikasi Keberadaan Statistik Pertambangan Migas


Indikator
w
w
w

Input/Variabel pembentuk indikator


s ://

Nama Variabel Sumber data


tp

Bahan bakar dan pelumas Survei Pengilangan Migas


ht

Tenaga listrik yang dibeli Survei Pengilangan Migas


Biaya lainnya Survei Pengilangan Migas

393
Biaya Intermediate Input (Biaya Antara) Perusahaan
Pengilangan Migas

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Biaya yang dikeluarkan dalam proses penambangan selain balas


jasa pekerja, sewa tanah, pajak tak langsung, bunga atas pinjaman
dan hadiah, sumbangan dsb.

Manfaat Mengetahui biaya yang dikeluarkan selain biaya faktor produksi.

id
Interpretasi Biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.

o.
Level Estimasi nasional
.g
ps
Publikasi Keberadaan Statistik Pertambangan Migas
.b

Indikator
w
w
w
s ://
tp
ht

394
Biaya Produksi perusahaan peternakan sapi perah

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan


Subdit. Stat. Peternakan

Definisi Nilai/biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam proses produksi.


Dalam hal ini, nilai input perusahaan sapi perah meliputi upah
pekerja, bahan bakar, pakan, listrik dan air, obat-obatan dan biaya
lainnya.

Manfaat Mengetahui besarnya biaya yang diperlukan oleh perusahaan untuk


melakukan proses produksi.

Rumus Perhitungan 𝐼 =𝑎+𝑏+𝑐+𝑑+𝑒


Dimana:

id
I : Biaya produksi perusahaan peternakan sapi perah

o.
a : Upah pekerja

.g
b : Biaya bahan bakar
c : Biaya pakan ternak
ps
d : Biaya obat-obatan
.b

e : Pengeluaran lainnya
w
w

Interpretasi Semakin tinggi biaya produksi, berarti biaya yang diperlukan dalam
proses produksi sapi perah semakin besar. Demikian juga
w

sebaliknya.
s ://
tp

Level Estimasi Nasional


ht

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Peternakan Sapi Perah 2017


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Laporan Tahunan Perusahaan Peternakan
Pemakaian bahan bakar, pakan, dan lainnya
Ternak Besar dan Ternak Kecil (LTT)
Laporan Tahunan Perusahaan Peternakan
Upah pekerja
Ternak Besar dan Ternak Kecil (LTT)

395
Biaya Produksi perusahaan peternakan sapi perah

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan


Subdit. Stat. Peternakan

Definisi Nilai/biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam proses produksi.


Dalam hal ini, nilai input perusahaan sapi perah meliputi upah
pekerja, bahan bakar, pakan, listrik dan air, obat-obatan dan biaya
lainnya.

Manfaat Mengetahui besarnya biaya yang diperlukan oleh perusahaan untuk


melakukan proses produksi.

Rumus Perhitungan 𝐼 =𝑎+𝑏+𝑐+𝑑+𝑒


Dimana:
I : Biaya produksi perusahaan peternakan sapi perah

id
a : Upah pekerja

o.
b : Biaya bahan bakar

.g
c : Biaya pakan ternak
d : Biaya obat-obatan
ps
e : Pengeluaran lainnya
.b
w

Interpretasi Semakin tinggi biaya produksi, berarti biaya yang diperlukan dalam
proses produksi sapi perah semakin besar. Demikian juga
w

sebaliknya.
w
://

Level Estimasi Nasional


s
tp

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Peternakan Sapi Perah 2018


ht

Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Laporan Tahunan Perusahaan
Pemakaian bahan bakar, pakan, dan lainnya
Peternakan Ternak Sapi Perah
Laporan Tahunan Perusahaan
Upah pekerja
Peternakan Ternak Sapi Perah

396
Biaya Produksi Perusahaan peternakan ternak besar/kecil

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan


Subdit. Stat. Peternakan

Definisi Nilai/biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam proses produksi.


Dalam hal ini, biaya produksi perusahaan ternak besar kecil
meliputi upah pekerja, bahan bakar, pakan, listrik dan air, obat-
obatan dan biaya lainnya.

Manfaat Mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan


untuk melakukan proses produksi.

Rumus Perhitungan 𝑌 =𝑎+𝑏+𝑐+𝑑+𝑒


Dimana:

id
I : Biaya produksi

o.
a : Upah pekerja

.g
b : Biaya bahan bakar
c : Biaya pakan ternak
ps
d : Biaya obat-obatan
.b

e : Pengeluaran lainnya
w
w

Interpretasi Semakin tinggi biaya produksi, berarti biaya yang diperlukan dalam
proses produksi semakin besar. Demikian juga sebaliknya.
w
://

Level Estimasi Nasional


s
tp

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Peternakan ternak besar/kecil 2017


ht

Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Laporan Tahunan Perusahaan Peternakan
Upah pekerja
Ternak Besar dan Ternak Kecil (LTT)
Laporan Tahunan Perusahaan Peternakan
Pemakaian bahan bakar, pakan, dan lainnya
Ternak Besar dan Ternak Kecil (LTT)

397
Biaya Produksi Perusahaan peternakan ternak besar/kecil

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan


Subdit. Stat. Peternakan

Definisi Nilai/biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam proses produksi.


Dalam hal ini, biaya produksi perusahaan ternak besar kecil
meliputi upah pekerja, bahan bakar, pakan, listrik dan air, obat-
obatan dan biaya lainnya.

Manfaat Mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan


untuk melakukan proses produksi.

Rumus Perhitungan 𝑌 =𝑎+𝑏+𝑐+𝑑+𝑒


Dimana:
I : Biaya produksi

id
a : Upah pekerja

o.
b : Biaya bahan bakar

.g
c : Biaya pakan ternak
d : Biaya obat-obatan
ps
e : Pengeluaran lainnya
.b
w

Interpretasi Semakin tinggi biaya produksi, berarti biaya yang diperlukan dalam
proses produksi semakin besar. Demikian juga sebaliknya.
w
w

Level Estimasi Nasional


s ://
tp

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Peternakan ternak besar/kecil 2018


Indikator
ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Laporan Tahunan Perusahaan
Upah pekerja Peternakan Ternak Besar dan
Ternak Kecil (LTT)
Laporan Tahunan Perusahaan
Pemakaian bahan bakar, pakan, dan lainnya Peternakan Ternak Besar dan
Ternak Kecil (LTT)

398
Biaya Produksi perusahaan peternakan ternak unggas

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan


Subdit. Stat. Peternakan

Definisi Nilai/biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam proses produksi.


Dalam hal ini, nilai input perusahaan peternakan ternak unggas
meliputi upah pekerja, bahan bakar, pakan, listrik dan air, obat-
obatan dan biaya lainnya.

Manfaat Mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan


untuk melakukan proses produksi.

Rumus Perhitungan 𝑌 =𝑎+𝑏+𝑐+𝑑+𝑒


Dimana:

id
I : Biaya produksi perusahaan peternakan ternak unggas

o.
a : Upah pekerja

.g
b : Biaya bahan bakar
c : Biaya pakan ternak
ps
d : Biaya obat-obatan
.b

e : Pengeluaran lainnya
w
w

Interpretasi Semakin tinggi biaya produksi, berarti biaya yang diperlukan dalam
proses produksi unggas semakin besar. Demikian juga sebaliknya.
w
://

Level Estimasi Nasional


s
tp

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Peternakan Unggas 2017


ht

Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Laporan Tahunan Perusahaan
Pemakaian bahan bakar, pakan, dan lainnya
Peternakan Ternak Unggas (LTU)

399
Biaya Produksi perusahaan peternakan ternak unggas

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Peternakan

Definisi Nilai/biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam proses produksi.


Dalam hal ini, nilai input perusahaan peternakan ternak unggas
meliputi upah pekerja, bahan bakar, pakan, listrik dan air, obat-
obatan dan biaya lainnya.

Manfaat Mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan


untuk melakukan proses produksi.

id
Rumus Perhitungan 𝑌 =𝑎+𝑏+𝑐+𝑑+𝑒
Dimana:

o.
I : Biaya produksi perusahaan peternakan ternak unggas
a : Upah pekerja
.g
ps
b : Biaya bahan bakar
c : Biaya pakan ternak
.b

d : Biaya obat-obatan
w

e : Pengeluaran lainnya
w
w

Interpretasi Semakin tinggi biaya produksi, berarti biaya yang diperlukan dalam
://

proses produksi unggas semakin besar. Demikian juga sebaliknya.


s
tp

Level Estimasi Nasional


ht

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Peternakan Unggas 2018


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Laporan Tahunan Perusahaan
Pemakaian bahan bakar, pakan, dan lainnya
Peternakan Ternak Unggas (LTU)

400
Biaya Tenaga Kerja

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Industri Besar dan Sedang

Definisi Imbalan atas jasa-jasa yang telahdilakukan oleh pekerja untuk


pihak lain(perusahaan) yang meliputi upah/gaji, upahlembur,
tunjangan, premi asuransi, dan lainnya.

Manfaat Untuk mengetahui nilai balas jasa tenaga kerja di sektor industri
besar dan sedang.

id
Rumus Perhitungan

o.
Interpretasi -
.g
ps
.b

Level Estimasi Nasional, Provinsi, danKBLI


w

Publikasi Keberadaan Indikator Industri Manufaktur Indonesia


w

Indikator
w
s ://
tp
ht

401
Biaya Tenaga Kerja

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Industri Besar dan Sedang

Definisi Imbalan atas jasa-jasa yang telahdilakukan oleh pekerja untuk


pihak lain(perusahaan) yang meliputi upah/gaji, upahlembur,
tunjangan, premi asuransi, dan lainnya.

Manfaat Untuk mengetahui nilai balas jasa tenaga kerja di sektor industri
besar dan sedang.

Rumus Perhitungan

id
o.
Interpretasi -

.g
ps
Level Estimasi Nasional, Provinsi, danKBLI
.b

Publikasi Keberadaan Indikator Industri Manufaktur Indonesia


w

Indikator
w
w
s ://
tp
ht

402
Current Ratio BUMD

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata

Subdit. Stat. Keuangan

Definisi Perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang jangka pendek,


dalam persen.

Manfaat Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban


jangka pendeknya yang harus segera dipenuhi dengan mengunakan
aktiva lancar yang dimilikinya

id
Rumus Perhitungan

o.
Interpretasi
.g
Semakin besar current ratio maka semakin baik karena current
ps
ratio menunjukkan kemampuan untuk membayar hutang yang
segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Setiap Rp. 100 hutang
.b

lancar dijamin oleh Aktiva lancar Rp. current ratio.


w
w

Level Estimasi Nasional


w
://

Publikasi Keberadaan Statistik Keuangan Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha
s

Indikator Milik Daerah 2018


tp
ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Aset atau Aktiva Survei Statistik Keuangan BUMD
Kewajiban Jangka Pendek atau Hutang Jangka Pendek Survei Statistik Keuangan BUMD

403
Distribusi Nilai Satwa dan Tumbuhan Liar (STL) yang
Ditangkar menurut Jenisnya

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Persentase nilai satwa dan tumbuhan liar yang dijual yang
dikelompokkan sesuai spesiesnya.

Manfaat Mengetahui jenis satwa/tumbuhan liar yang paling tinggi nilainya


atau paling banyak menyumbang dalam perekonomian Indonesia.

𝑌𝑖

id
Rumus Perhitungan
𝐷𝑖 = 𝑥100%
∑𝑚

o.
𝑖=1 𝑌𝑖

Dimana: .g
ps
𝐷𝑖 : Distribusi nilai STL kelompok/jenis ke-I yang ditankar
.b

𝑌𝑖 : Nilai STL kelompok/jenis ke-I yang ditangkar


w

M : banyaknya kelompok/jenis ST
w
w

Interpretasi Semakin tinggi persentasenya, maka semakin tinggi pula


://

sumbangannya terhadap perekonomian Indonesia.


s
tp

Level Estimasi Nasional


ht

Publikasi Keberadaan Laporan Statistik Perusahaan Penangkaran Tumbuhan dan Satwa


Indikator Liar

404
Full Time Equivalent (FTE)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata

Subdit. Stat. Komunikasi dan Teknologi Informasi

Definisi Ukuran untuk melihat tenaga kerja yang bekerja penuh untuk
kegiatan penelitian dan pengembangan.

Manfaat Melihat tenaga kerja yang bekerja penuh untuk kegiatan penelitian
dan pengembangan.

Rumus Perhitungan

id
o.
Interpretasi Banyaknya tenaga kerja yang bekerja penuh untuk kegiatan
.g
penelitian dan pengembangan.
ps
.b

Level Estimasi -
w

Publikasi Keberadaan -
w

Indikator
w
s ://
tp
ht

405
Gross Domestic Expenditure on R&D (GERD)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata

Subdit. Stat. Komunikasi dan Teknologi Informasi

Definisi Proporsi pengeluaran litbang suatu negara terhadap PDB negara


tersebut.

Manfaat Untuk mengetahui proporsi pengeluaran litbang suatu negara terhadap


PDB negara tersebut.

Rumus Perhitungan

id
o.
Interpretasi Persentase GERD
.g
ps
Level Estimasi --
.b
w

Publikasi --
w

Keberadaan
w

Indikator
s ://
tp
ht

406
Ib (Indeks Harga yang Dibayar Petani) Subsektor
Hortikultura

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Pedesaan

Definisi Indeks yang disusun berdasarkan pengeluaran petani di subsektor


hortikultura untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk
didalamnya konsumsi rumah tangga.

Manfaat Melihat fluktuasi harga-harga barang yang dikonsumsi petani di


subsektor hortikultura serta fluktuasi harga barang yang

id
diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

o.
Rumus Perhitungan
∑.g 𝑃𝑛
𝑃(𝑛−1)𝐻𝑇 𝑃(𝑛−1)𝐻𝑇 𝑄𝑜 𝐻𝑇
ps
𝐼𝑏𝐻𝑇 𝑥100
.b

∑ 𝑃𝑜𝐻𝑇 𝑄𝑜 𝐻𝑇
w
w

Interpretasi Ibht Nasional Juli 2015 (2012=100) = 116,25 artinya tingkat harga
w

kebutuhan petani subsektor hortikultura mengalami kenaikan


sebesar 16,25 persen dibanding dengan produk yang sama pada
://

tahun 2012.
s
tp

Level Estimasi Nasional dan Provinsi


ht

Publikasi Keberadaan Statistik Nilai tukar Petani (NTP)


Indikator

407
Ib (Indeks Harga yang Dibayar Petani) Subsektor
Hortikultura

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Pedesaan

Definisi Indeks yang disusun berdasarkan pengeluaran petani di subsektor


hortikultura untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk
didalamnya konsumsi rumah tangga.

Manfaat Melihat fluktuasi harga-harga barang yang dikonsumsi petani di


subsektor hortikultura serta fluktuasi harga barang yang
diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

id
o.
Rumus Perhitungan 𝑃𝑛

𝑃(𝑛−1)𝐻𝑇 𝑃(𝑛−1)𝐻𝑇 𝑄𝑜 𝐻𝑇
𝐼𝑏𝐻𝑇 .g 𝑥100
ps
∑ 𝑃𝑜𝐻𝑇 𝑄𝑜 𝐻𝑇
.b
w

Interpretasi Ibht Nasional Juli 2015 (2012=100) = 116,25 artinya tingkat harga
w

kebutuhan petani subsektor hortikultura mengalami kenaikan


sebesar 16,25 persen dibanding dengan produk yang sama pada
w

tahun 2012.
s ://

Level Estimasi Nasional dan Provinsi


tp
ht

Publikasi Keberadaan Statistik Nilai tukar Petani (NTP)


Indikator

408
Ib (Indeks Harga yang Dibayar Petani) Subsektor Perikanan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Pedesaan

Definisi Indeks yang disusun berdasarkan pengeluaran petani di subsektor


perikanan/budidaya untuk menghasilkan produksi pertanian
termasuk didalamnya konsumsi rumah tangga

Manfaat Melihat fluktuasi harga-harga barang yang dikonsumsi petani di


subsektor perikanan/budidaya serta fluktuasi harga barang yang
diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

id
𝑃𝑛

o.
Rumus Perhitungan

𝑃(𝑛−1)𝐼𝐾 𝑃(𝑛−1)𝐼𝐾𝑄𝑜 𝐼𝐾
𝐼𝑏𝐼𝐾
.g ∑ 𝑃𝑜𝐼𝐾𝑄𝑜 𝐼𝐾
𝑥100
ps
.b

Interpretasi Ibik Nasional Juni 2016 (2012=100) = 123,41 artinya tingkat harga
w

kebutuhan petani subsektor perikanan mengalami kenaikan


w

sebesar 23,41 persen dibanding dengan produk yang sama pada


w

tahun 2012.
s ://

Level Estimasi Nasional dan Provinsi


tp
ht

Publikasi Keberadaan Statistik Nilai Tukar Petani (NTP)


Indikator

409
Ib (Indeks Harga yang Dibayar Petani) Subsektor
Peternakan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Pedesaan

Definisi Indeks yang disusun berdasarkan pengeluaran petani di subsektor


peternakan untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk
didalamnya konsumsi rumah tangga.

Manfaat Melihat fluktuasi harga-harga barang yang dikonsumsi petani di


subsektor peternakan serta fluktuasi harga barang yang diperlukan
untuk memproduksi hasil pertanian.

id
o.
Rumus Perhitungan 𝑃𝑛

𝑃(𝑛−1)𝑇𝑅𝐾 𝑃(𝑛−1)𝑇𝑅𝐾𝑄𝑜 𝑇𝑅𝐾
𝐼𝑏𝑇𝑅𝐾 .g 𝑥100
ps
∑ 𝑃𝑜 𝑇𝑅𝐾𝑄𝑜 𝑇𝑅𝐾
.b
w

Interpretasi Ibtrk Nasional Juli 2015 (2012=100) = 113,41 artinya tingkat harga
w

kebutuhan petani subsektor peternakan mengalami kenaikan


sebesar 13,41 persen dibanding dengan produk yang sama pada
w

tahun 2012.
s ://

Level Estimasi Nasional dan Provinsi


tp
ht

Publikasi Keberadaan Statistik Nilai Tukar Petani (NTP)


Indikator

410
Ib (Indeks Harga yang Dibayar Petani) Subsektor Tanaman
Pangan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Pedesaan

Definisi Indeks yang disusun berdasarkan pengeluaran petani di subsektor


tanaman pangan untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk
didalamnya konsumsi rumah tangga.

Manfaat Melihat fluktuasi harga-harga barang yang dikonsumsi petani di


subsektor tanaman pangan serta fluktuasi harga barang yang

id
diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

o.
Rumus Perhitungan
.g

𝑃𝑛
𝑃(𝑛−1)𝑇𝑃 𝑃(𝑛−1)𝑇𝑃𝑄𝑜 𝑇𝑃
ps
𝐼𝑏𝑇𝑃 𝑥100
.b

∑ 𝑃𝑜 𝑇𝑃𝑄𝑜 𝑇𝑃
w
w

Interpretasi Ibtp Nasional Juli 2015 (2012=100) = 116,25 artinya tingkat harga
w

kebutuhan petani subsektor tanaman pangan mengalami kenaikan


sebesar 16,25 persen dibanding dengan produk yang sama pada
://

tahun 2012.
s
tp

Level Estimasi Nasional dan Provinsi


ht

Publikasi Keberadaan Statistik Nilai Tukar Petani (NTP)


Indikator

411
Ib (Indeks Harga yang Dibayar Petani) Subsektor Tanaman
Perkebunan Rakyat

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Pedesaan

Definisi Indeks yang disusun berdasarkan pengeluaran petani di subsektor


tanaman perkebunan rakyat untuk menghasilkan produksi
pertanian termasuk didalamnya konsumsi rumah tangga.

Manfaat Melihat fluktuasi harga-harga barang yang dikonsumsi petani di


subsektor tanaman perkebunan rakyat serta fluktuasi harga barang
yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

id
o.
Rumus Perhitungan 𝑃𝑛

𝑃(𝑛−1)𝑇𝑃𝑅 𝑃(𝑛−1)𝑇𝑃𝑅𝑄𝑜 𝑇𝑃𝑅
𝐼𝑏𝑇𝑃𝑅 .g 𝑥100
ps
∑ 𝑃𝑜𝑇𝑃𝑅𝑄𝑜 𝑇𝑃𝑅
.b
w

Interpretasi Ibtpr Nasional Juli 2015 (2012=100) = 108,75 artinya tingkat


w

harga kebutuhan petani subsektor tanaman perkebunan rakyat


mengalami kenaikan sebesar 8,75 persen dibanding dengan
w

produk yang sama pada tahun 2012.


s ://

Level Estimasi Nasional dan Provinsi


tp
ht

Publikasi Keberadaan Statistik Nilai Tukar Petani (NTP)


Indikator

412
Indeks Diffusion Sektor Konstruksi

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Konstruksi

Definisi Indeks diffusion sektor konstruksi digunakan untuk menghitung


indeks kondisi dan prospek bisnis pengusaha. Indeks diffusion
menyatakan seberapa banyak pengusaha yang menyatakan
usahanya mengalami peningkatan pada suatu triwulan dibanding
triwulan sebe-lumnya. Indeks diffusion terdiri atas dua jenis,
yaituindeks diffusion pada kondisi/variabel tertentu dan indeks
diffusion komposit yang merupakan gabungan indeks diffusion
pada semua kondisi/variabel.

id
o.
Manfaat Menghitung indeks persepsi pengusaha konstruksi terhadap bisnis
konstruksi.
.g
ps
Rumus Perhitungan ∑𝑦𝑖=1 𝐼𝐷𝑖
.b

𝐼𝐷𝑡 =
w

𝑣
w
w

Interpretasi Semakin tinggi nilai indeks berarti kondisi maupun prospek bisnis
usaha konstruksi semakin optimis.
s ://
tp

Level Estimasi -
ht

Publikasi Keberadaan -
Indikator

413
Indeks Diffusion Sektor Konstruksi

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Konstruksi

Definisi Indeks diffusion sektor konstruksi digunakan untuk menghitung


indeks kondisi dan prospek bisnis pengusaha. Indeks diffusion
menyatakan seberapa banyak pengusaha yang menyatakan
usahanya mengalami peningkatan pada suatu triwulan dibanding
triwulan sebe-lumnya. Indeks diffusion terdiri atas dua jenis,
yaituindeks diffusion pada kondisi/variabel tertentu dan indeks
diffusion komposit yang merupakan gabungan indeks diffusion
pada semua kondisi/variabel.

id
Manfaat Menghitung indeks persepsi pengusaha konstruksi terhadap bisnis

o.
konstruksi.

.g
ps
Rumus Perhitungan ∑𝑦𝑖=1 𝐼𝐷𝑖
𝐼𝐷𝑡 =
.b

𝑣
w

Interpretasi Semakin tinggi nilai indeks berarti kondisi maupun prospek bisnis
w

usaha konstruksi semakin optimis.


w
://

Level Estimasi -
s
tp

Publikasi Keberadaan -
ht

Indikator

414
Indeks Harga Mesin dan Peralatan (IHMP)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Perdagangan Besar

Definisi Perkembangan harga mesin dan peralatan antar periode, dari


sekelompok barang yang diperdagangkan pada tingkat harga
perdagangan besar.

Manfaat Mengetahui perkembangan harga mesin dan peralatan.

Rumus Perhitungan

id
o.
.g
ps
Interpretasi Indeks harga mesin dan peralatan pada tingkat grosir.
.b

Level Estimasi Provinsi


w
w

Publikasi Keberadaan Laporan SHMP


w

Indikator
s ://
tp
ht

415
Indeks Harga Mesin dan Peralatan (IHMP)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Perdagangan Besar

Definisi Perkembangan harga mesin dan peralatan antar periode, dari


sekelompok barang yang diperdagangkan pada tingkat harga
perdagangan besar.

Manfaat Mengetahui perkembangan harga mesin dan peralatan.

Rumus Perhitungan

id
o.
.g
Interpretasi Indeks harga mesin dan peralatan pada tingkat grosir.
ps
Level Estimasi Provinsi
.b
w

Publikasi Keberadaan Laporan SHMP


w

Indikator
w
s ://
tp
ht

416
Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Perdagangan Besar

Definisi Perubahan harga pada tingkat harga perdagangan besar/harga


grosir.

Manfaat Sebagai deflator PDB.

Rumus Perhitungan 𝑁𝑀𝑆𝑛𝑖


𝐼𝑛𝑖 = 𝑥100
𝑁𝑀𝑆𝑜𝑖

id
Dimana:

o.
NMSni : Nilai marketed surplus komoditi i pada bulan ke-n

.g
NMSoi : Nilai marketed surplus komoditi i pada tahun dasar
ps
Interpretasi Indeks harga pada tingkat grosir.
.b
w

Level Estimasi Nasional


w
w

Publikasi Keberadaan Indeks Harga Perdagangan Besar


://

Indikator
s
tp
ht

417
Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Perdagangan Besar

Definisi Perubahan harga pada tingkat harga perdagangan besar/harga


grosir.

Manfaat Sebagai deflator PDB.

Rumus Perhitungan 𝑁𝑀𝑆𝑛𝑖


𝐼𝑛𝑖 = 𝑥100
𝑁𝑀𝑆𝑜𝑖
Dimana:

id
NMSni : Nilai marketed surplus komoditi i pada bulan ke-n

o.
NMSoi : Nilai marketed surplus komoditi i pada tahun dasar

.g
ps
Interpretasi Indeks harga pada tingkat grosir.
.b

Level Estimasi Nasional


w
w

Publikasi Keberadaan Indeks Harga Perdagangan Besar


w

Indikator
s ://
tp
ht

418
Indeks Harga Produsen Industri Pengolahan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Produsen

Definisi Ukuran perubahan harga yang diterima oleh produsen industri


pengolahan

Manfaat Sebagai deflator PDB, dan untuk mengetahui tingkat perubahan


harga di tingkat produsen sektor industri pengolahan

Rumus Perhitungan 𝑝𝑖𝑚 ∑ 𝑝𝑖𝑚 𝑞𝑖−𝑡


0

id
𝐼𝐿𝑐.𝑚 = ∑ [ 0 ]
𝑝𝑖 ∑ 𝑝𝑖0 𝑞𝑖0

o.
𝐼𝑐.𝑚
.g
𝐿 : relative harga Laspeyres sub kategori "c" bulan "m"
ps
𝑝𝑚𝑖
: rata-rata harga produk "i" pada bulan "m"
.b

𝑞0𝑖 : kuantitas produk "i" yang terjual pada periode dasar "0"
w

𝑝0𝑖 : rata-rata harga produk "i" pada periode dasar "0"


w
w

Interpretasi • Perubahan harga pada tahun pencacahan terhadap tahun dasar


://

2010=100;
s

• IHP > 100 terjadi inflasi;


tp

• IHP < 100 terjadi deflasi


ht

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Indeks Harga Produsen Indonesia


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Harga Produsen Survei Harga Produsen

419
Indeks Harga Produsen Jasa Akomodasi Hotel

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Produsen

Definisi Ukuran perubahan harga yang diterima oleh produsen sektor


akomodasi hotel.

Manfaat Sebagai deflator PDB, dan untuk mengetahui tingkat perubahan


harga di tingkat produsen sektor akomodasi hotel.

Rumus Perhitungan 𝑝𝑖𝑚 ∑ 𝑝𝑖𝑚 𝑞𝑖−𝑡


0
𝐼𝐿𝑐.𝑚 = ∑[ 0]
𝑝𝑖 ∑ 𝑝𝑖0 𝑞𝑖0

id
o.
𝐼𝑐.𝑚
𝐿 : relative harga Laspeyres sub kategori "c" bulan "m"
𝑝𝑚
.g
: rata-rata harga produk "i" pada bulan "m"
ps
𝑖
𝑞0𝑖 : kuantitas produk "i" yang terjual pada periode dasar "0"
.b

𝑝0𝑖 : rata-rata harga produk "i" pada periode dasar "0"


w
w

Interpretasi 1. Perubahan harga pada tahun pencacahan terhadap tahun


w

dasar 2010=100;
://

2. IHP > 100 terjadi inflasi;


3. IHP < 100 terjadi deflasi.
s
tp
ht

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Indeks Harga Produsen Indonesia


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Harga Produsen Survei Harga Produsen Jasa

420
Indeks Harga Produsen Jasa Angkutan Penumpang

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Produsen

Definisi Ukuran perubahan harga yang diterima oleh produsen sektor


angkutan penumpang.

Manfaat Sebagai deflator PDB, dan untuk mengetahui tingkat perubahan


harga di tingkat produsen sektor jasa pelayanan makanan
minuman.

id
Rumus Perhitungan 𝑝𝑖𝑚 ∑ 𝑝𝑖𝑚 𝑞𝑖−𝑡
0
𝐼𝐿𝑐.𝑚 = ∑ [ 0 ]

o.
𝑝𝑖 ∑ 𝑝𝑖0 𝑞𝑖0
.g
ps
𝐼𝑐.𝑚
𝐿 : relative harga Laspeyres sub kategori "c" bulan "m"
𝑝𝑚 : rata-rata harga produk "i" pada bulan "m"
.b

𝑖
𝑞0𝑖
w

: kuantitas produk "i" yang terjual pada periode dasar "0"


w

𝑝0𝑖 : rata-rata harga produk "i" pada periode dasar "0"


w
://

Interpretasi 1. Perubahan harga pada tahun pencacahan terhadap tahun dasar


s

2010=100;
tp

2. IHP > 100 terjadi inflasi;


3. IHP < 100 terjadi deflasi.
ht

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Indeks Harga Produsen Indonesia


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Harga Produsen Survei Harga Produsen Jasa

421
Indeks Harga Produsen Jasa Kesehatan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Produsen

Definisi Ukuran perubahan harga yang diterima oleh produsen sektor


kesehatan

Manfaat Sebagai deflator PDB, dan untuk mengetahui tingkat perubahan


harga di tingkat produsen sektor jasa kesehatan

Rumus Perhitungan 𝑝𝑖𝑚 ∑ 𝑝𝑖𝑚 𝑞𝑖−𝑡


0
𝐼𝐿𝑐.𝑚 = ∑[ 0]
𝑝𝑖 ∑ 𝑝𝑖0 𝑞𝑖0

id
o.
𝐼𝑐.𝑚
𝐿 : relative harga Laspeyres sub kategori "c" bulan "m"
𝑝𝑚
.g
: rata-rata harga produk "i" pada bulan "m"
ps
𝑖
𝑞0𝑖 : kuantitas produk "i" yang terjual pada periode dasar "0"
.b

𝑝0𝑖 : rata-rata harga produk "i" pada periode dasar "0"


w
w

Interpretasi • Perubahan harga pada tahun pencacahan terhadap tahun


w

dasar 2010=100;
://

• IHP > 100 terjadi inflasi;


s


tp

IHP < 100 terjadi deflasi.


ht

Level Estimasi Nasional

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Harga Produsen Survei Harga Produsen Jasa

422
Indeks Harga Produsen Jasa Listrik dan Gas

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Produsen

Definisi Ukuran perubahan harga yang diterima oleh produsen sektor listrik
dan gas.

Manfaat Sebagai deflator PDB, dan untuk mengetahui tingkat perubahan


harga di tingkat produsen sektor jasa listrik dan gas.

Rumus Perhitungan 𝑝𝑖𝑚 ∑ 𝑝𝑖𝑚 𝑞𝑖−𝑡


0

id
𝐼𝐿𝑐.𝑚 = ∑ [ 0 ]
𝑝𝑖 ∑ 𝑝𝑖0 𝑞𝑖0

o.
𝐼𝑐.𝑚
.g
𝐿 : relative harga Laspeyres sub kategori "c" bulan "m"
ps
𝑝𝑚𝑖
: rata-rata harga produk "i" pada bulan "m"
.b

𝑞0𝑖 : kuantitas produk "i" yang terjual pada periode dasar "0"
w

𝑝0𝑖 : rata-rata harga produk "i" pada periode dasar "0"


w
w

Interpretasi 1. Perubahan harga pada tahun pencacahan terhadap tahun


://

dasar 2010=100;
s

2. HP > 100 terjadi inflasi;


tp

3. IHP < 100 terjadi deflasi.


ht

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Indeks Harga Produsen Indonesia


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Harga Produsen Survei Harga Produsen Jasa

423
Indeks Harga Produsen Jasa Pelayanan Makanan Minuman

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Produsen

Definisi Ukuran perubahan harga yang diterima oleh produsen sektor


pelayanan makanan minuman.

Manfaat Sebagai deflator PDB, dan untuk mengetahui tingkat perubahan


harga di tingkat produsen sektor jasa pelayanan makanan
minuman.

Rumus Perhitungan 𝑝𝑖𝑚 ∑ 𝑝𝑖𝑚 𝑞𝑖−𝑡


0
𝐼𝐿𝑐.𝑚

id
= ∑[ 0]
𝑝𝑖 ∑ 𝑝𝑖0 𝑞𝑖0

o.
𝐼𝑐.𝑚
.g
𝐿 : relative harga Laspeyres sub kategori "c" bulan "m"
ps
𝑝𝑚𝑖
: rata-rata harga produk "i" pada bulan "m"
𝑞0𝑖
.b

: kuantitas produk "i" yang terjual pada periode dasar "0"


𝑝0𝑖
w

: rata-rata harga produk "i" pada periode dasar "0"


w
w

Interpretasi 1. Perubahan harga pada tahun pencacahan terhadap tahun


://

dasar 2010=100;
2. IHP > 100 terjadi inflasi;
s
tp

3. IHP < 100 terjadi deflasi.


ht

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Indeks Harga Produsen Indonesia


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Harga Produsen Survei Harga Produsen Jasa

424
Indeks Harga Produsen Jasa Pendidikan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Produsen

Definisi Ukuran perubahan harga yang diterima oleh produsen sektor


pendidikan

Manfaat Sebagai deflator PDB, dan untuk mengetahui tingkat perubahan


harga di tingkat produsen sektor jasa pendidikan

Rumus Perhitungan 𝑝𝑖𝑚 ∑ 𝑝𝑖𝑚 𝑞𝑖−𝑡


0

id
𝐼𝐿𝑐.𝑚 = ∑ [ 0 ]
𝑝𝑖 ∑ 𝑝𝑖0 𝑞𝑖0

o.
𝐼𝑐.𝑚
.g
𝐿 : relative harga Laspeyres sub kategori "c" bulan "m"
ps
𝑝𝑚𝑖
: rata-rata harga produk "i" pada bulan "m"
.b

𝑞0𝑖 : kuantitas produk "i" yang terjual pada periode dasar "0"
w

𝑝0𝑖 : rata-rata harga produk "i" pada periode dasar "0"


w
w

Interpretasi • Perubahan harga pada tahun pencacahan terhadap tahun


://

dasar 2010=100;
s

• IHP > 100 terjadi inflasi;


tp

• IHP < 100 terjadi deflasi.


ht

Level Estimasi Nasional

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Harga Produsen Survei Harga Produsen Jasa

425
Indeks Harga Produsen Jasa Pengelolaan Air

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Produsen

Definisi Ukuran perubahan harga yang diterima oleh produsen sektor


pengelolaan air.

Manfaat Sebagai deflator PDB, dan untuk mengetahui tingkat perubahan


harga di tingkat produsen sektor jasa pengelolaan air.

Rumus Perhitungan 𝑝𝑖𝑚 ∑ 𝑝𝑖𝑚 𝑞𝑖−𝑡


0
𝐼𝐿𝑐.𝑚 = ∑[ 0]
𝑝𝑖 ∑ 𝑝𝑖0 𝑞𝑖0

id
o.
𝐼𝑐.𝑚
𝐿 : relative harga Laspeyres sub kategori "c" bulan "m"
𝑝𝑚
.g
: rata-rata harga produk "i" pada bulan "m"
ps
𝑖
𝑞0𝑖 : kuantitas produk "i" yang terjual pada periode dasar "0"
.b

𝑝0𝑖 : rata-rata harga produk "i" pada periode dasar "0"


w
w

Interpretasi 1. Perubahan harga pada tahun pencacahan terhadap tahun dasar


w

2010=100;
://

2. IHP > 100 terjadi inflasi;


3. IHP < 100 terjadi deflasi.
s
tp
ht

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Indeks Harga Produsen Indonesia


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Harga Produsen Survei Harga Produsen Jasa

426
Indeks Harga Produsen Pertambangan Penggalian

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Produsen

Definisi Ukuran perubahan harga yang diterima oleh produsen di sektor


pertambangan dan penggalian

Manfaat Sebagai deflator PDB, dan untuk mengetahui tingkat perubahan


harga di tingkat produsen sektor pertambangan penggalian.

Rumus Perhitungan 𝑝𝑖𝑚 ∑ 𝑝𝑖𝑚 𝑞𝑖−𝑡


0

id
𝐼𝐿𝑐.𝑚 = ∑ [ 0 ]
𝑝𝑖 ∑ 𝑝𝑖0 𝑞𝑖0

o.
𝐼𝑐.𝑚
.g
𝐿 : relative harga Laspeyres sub kategori "c" bulan "m"
ps
𝑝𝑚𝑖
: rata-rata harga produk "i" pada bulan "m"
.b

𝑞0𝑖 : kuantitas produk "i" yang terjual pada periode dasar "0"
w

𝑝0𝑖 : rata-rata harga produk "i" pada periode dasar "0"


w
w

Interpretasi - Perubahan harga pada tahun pencacahan terhadap tahun dasar


://

2010=100;
s

- IHP > 100 terjadi inflasi;


tp

- IHP < 100 terjadi deflasi


ht

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Indeks Harga Produsen Indonesia


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Harga Produsen Survei Harga Produsen

427
Indeks Harga Produsen Pertanian

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Produsen

Definisi Ukuran perubahan harga yang diterima oleh produsen.

Manfaat Sebagai deflator PDB, dan untuk mengetahui tingkat perubahan


harga di tingkat produsen.

Rumus Perhitungan 𝑝𝑖𝑚 ∑ 𝑝𝑖𝑚 𝑞𝑖−𝑡


0
𝐼𝐿𝑐.𝑚 = ∑[ 0]
𝑝𝑖 ∑ 𝑝𝑖0 𝑞𝑖0

id
𝐼𝑐.𝑚
𝐿 : relative harga Laspeyres sub kategori "c" bulan "m"

o.
𝑝𝑚 : rata-rata harga produk "i" pada bulan "m"
.g
𝑖
𝑞0𝑖 : kuantitas produk "i" yang terjual pada periode dasar "0"
ps
𝑝0𝑖 : rata-rata harga produk "i" pada periode dasar "0"
.b
w

Interpretasi 1. Perubahan harga pada tahun pencacahan terhadap tahun dasar


w

2010=100;
w

2. IHP > 100 terjadi inflasi;


://

3. IHP < 100 terjadi deflasi.


s
tp

Level Estimasi Nasional


ht

Publikasi Keberadaan Indeks Harga Produsen Indonesia


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Survei Harga Produsen Perusahaan
Harga Produsen
Pertanian

428
Indeks Harga Produsen Pertanian

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Produsen

Definisi Ukuran perubahan harga yang diterima oleh produsen.

Manfaat Sebagai deflator PDB, dan untuk mengetahui tingkat perubahan


harga di tingkat produsen.

Rumus Perhitungan 𝑝𝑖𝑚 ∑ 𝑝𝑖𝑛 𝑞𝑖−𝑡


0
𝐼𝐿𝑎𝑛 = ∑ [ ]
𝑝𝑖0 ∑ 𝑝𝑖0 𝑞𝑖0

id
o.
𝐼𝑎𝑛
𝐿 : relative harga Laspeyres sub kategori "c" bulan "m"
𝑝𝑚 .g
: rata-rata harga produk "i" pada bulan "m"
ps
𝑖
𝑞0𝑖 : kuantitas produk "i" yang terjual pada periode dasar "0"
.b

𝑝0𝑖 : rata-rata harga produk "i" pada periode dasar "0"


w
w

Interpretasi 1. Perubahan harga pada tahun pencacahan terhadap tahun dasar


w

2010=100;
://

2. IHP > 100 terjadi inflasi;


s

3. IHP < 100 terjadi deflasi.


tp
ht

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Indeks Harga Produsen Indonesia


Indikator

429
Indeks Harga Properti Perumahan (IHPP)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Perdagangan Besar

Definisi Perkembangan harga rumah/apartemen antar periode pada tingkat


harga perdagangan besar.

Manfaat Mengetahui perkembangan harga rumah/apartemen.

Rumus Perhitungan

id
o.
Interpretasi Indeks harga properti perumahan pada tingkat grosir.

.g
ps
Level Estimasi Kota
.b

Publikasi Keberadaan Laporan SHPP


w

Indikator
w
w

Input/Variabel pembentuk indikator


s ://

Nama Variabel Sumber data


tp

Harga rumah/apartemen Survei Harga Properti Perumahan


ht

430
Indeks Harga Properti Perumahan (IHPP)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Perdagangan Besar

Definisi Perkembangan harga rumah/apartemen antar periode pada tingkat


harga perdagangan besar.

Manfaat Mengetahui perkembangan harga rumah/apartemen.

Rumus Perhitungan

id
o.
Interpretasi
.g
Indeks harga properti perumahan pada tingkat grosir.
ps
Level Estimasi Kota
.b
w

Publikasi Keberadaan Laporan SHPP


w

Indikator
w
://

Input/Variabel pembentuk indikator


s
tp

Nama Variabel Sumber data


ht

Harga rumah/apartemen Survei Harga Properti Perumahan

431
Indeks Harga yang Dibayar Petani (lb)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Pedesaan

Definisi Indeks yang disusun berdasarkan pengeluaran petani untuk


menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya konsumsi
rumah tangga.

Manfaat Melihat fluktuasi harga-harga barang yang dikonsumsi petani serta


fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil
pertanian. Perkembangan Ib ini juga dapat menggambarkan inflasi
perdesaan

id
Rumus Perhitungan ∑ 𝑃𝑛 𝑄𝑜

o.
𝑙𝑏 = 𝑥100
∑ 𝑃𝑜 𝑄𝑜
.g
ps
.b

Interpretasi Ib Nasional Juni 2016 (2012=100) =123,41 artinya tingkat harga


w

kebutuhan petani mengalami kenaikan sebesar 23,41


w

persen dibanding dengan produk yang sama pada tahun 2012


w
://

Level Estimasi -
s
tp

Publikasi Keberadaan -
Indikator
ht

432
Indeks Harga Yang Diterima Petani (It)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Pedesaan

Definisi Indeks yang disusun berdasarkan hasil produksi pertanian.

Manfaat 1. Melihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petani;


2. Indeks ini juga digunakan sebagai data penunjang dalam
penghitungan pendapatan sektor pertanian.

Rumus Perhitungan ∑ 𝑃𝑛 𝑄𝑜

id
𝑙𝑡 = 𝑥100
∑ 𝑃𝑜 𝑄𝑜

o.
Interpretasi
.g
It Nasional Juni 2016 (2012=100) =125,13 artinya tingkat harga
ps
produksi pertanian mengalami kenaikan sebesar 25,13 persen
dibanding dengan produk yang sama pada tahun 2012
.b
w

Level Estimasi -
w
w

Publikasi Keberadaan -
://

Indikator
s
tp
ht

433
Indeks Kedalaman Harga Gabah di Bawah Harga Pembelian
Pemerintah (HPP)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Produsen

Definisi Ukuran rata-rata kesenjangan antara harga hasil observasi dengan


HPP.

Manfaat Menggambarkan seberapa jauh perbedaan antara harga hasil


observasi dibandingkan HPP.

id
Rumus Perhitungan

o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

Interpretasi Semakin tinggi indeks, semakin jauh perbedaan antara harga hasil
observasi dibandingkan HPP.

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Evaluasi Statistik Harga Produsen Gabah 2016


Indikator

434
Indeks Kedalaman Harga Gabah di Bawah Harga Pembelian
Pemerintah (HPP)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga


Subdit. Stat. Harga Produsen

Definisi Ukuran rata-rata kesenjangan antara harga hasil observasi dengan


HPP.

Manfaat Menggambarkan seberapa jauh perbedaan antara harga hasil


observasi dibandingkan HPP.

Rumus Perhitungan

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp

Interpretasi Semakin tinggi indeks, semakin jauh perbedaan antara harga hasil
ht

observasi dibandingkan HPP.

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Evaluasi Statistik Harga Produsen Gabah


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


HPP (z) Survei Harga Produsen Gabah
Harga Gabah di Bawah (yi) Survei Harga Produsen Gabah
Jumlah observasi harga gabah dibawah HPP(q) Survei Harga Produsen Gabah
Jumlah Observasi Survei Harga Produsen Gabah

435
Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga


Subdit. Stat. Harga Perdagangan Besar

Definisi Perbandingan harga kostruksi setiap kabupaten/kota terhadap


kota acuan.

Manfaat Sebagai alokator DAU.

Rumus Perhitungan Tahap pertama:


𝑛

𝑁𝐾 = ∑ 𝑝𝑘 𝑞𝑘
𝑘=1

id
Dimana:

o.
NK : Nilai Komponen
𝑝𝑘 : Harga material/upah/sewa alat ke-k
.g
𝑞𝑘 : Kuantitas/volume material/upah/sewa ke-k
ps
.b

Tahap kedua
𝑙𝑛𝑁𝐾 = 𝛼𝑖 𝐶𝑖 + 𝛽𝑖 𝑃𝑗 + 𝜀
w
w

Dimana:
w

NK : Nilai Komponen
://

𝐶𝑖 : Dummy Kab/Kota
s

𝑃𝑗 : Dummy komponen dalam suatu system


tp

𝛼𝑖 dan 𝛽𝑖 : Koefisien regresi


ht

PPP Sistem : exp (𝛼𝑖 )

Tahap Ketiga
1
𝑛
𝑛

𝑃𝑃𝑃𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛𝑎𝑛 = (∏ 𝑃𝑃𝑃𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚𝑖 )
𝑖=1

Tahap Keempat
𝑛
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡𝑖
𝐼𝐾𝐾 = (∏(𝑃𝑃𝑃𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛𝑎𝑛𝑖 ) ) 𝑥100
𝑖=1

Interpretasi Persentase tingkat kemahalan kostruksi terhadap kota acuan.

Level Estimasi Kabupaten/Kota

Publikasi Keberadaan Indeks Kemahalan Konstruksi Provinsi dan Kabupaten Kota


Indikator

436
Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Harga Bahan Bangunan Survei Harga Kemahalan Konstruksi
Sewa Alat Berat Survei Harga Kemahalan Konstruksi
Upah Tenaga Kerja Konstruksi Survei Harga Kemahalan Konstruksi

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

437
Indeks Keparahan Harga Gabah di Bawah Harga Pembelian
Pemerintah (HPP)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga


Subdit. Stat. Harga Produsen

Definisi Gambaran distribusi harga hasil observasi yang berada di bawah


HPP

Manfaat Menggambarkan seberapa lebar kesenjangan antara harga hasil


observasi dibandingkan HPP

Rumus Perhitungan

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
://

Interpretasi Semakin tinggi indeks, semakin lebar kesenjangan antara harga


s

hasil observasi dibandingkan HPP


tp
ht

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Evaluasi Statistik Harga Produsen Gabah


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


HPP (z) Survei Harga Produsen Gabah
Harga Gabah di Bawah (yi) Survei Harga Produsen Gabah
Jumlah observasi harga gabah dibawah HPP(q) Survei Harga Produsen Gabah
Jumlah Observasi Survei Harga Produsen Gabah

438
Indeks Konstruksi

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Konstruksi

Definisi Indeks tahun dasar 2010 merupakan indeks triwulan t dibagi


dengan rata-rata indeks pada tahun dasar 2010 dikalikan dengan
100 persen.

Manfaat Melihat perkembangan pekerja tetap, hari orang, balas jasa upah
dan nilai konstruksi yang diselesaikan triwulan survei dengan rata-
rata triwulan tahun dasar sektor konstruksi.

id
o.
Rumus Perhitungan

.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp

Interpretasi Semakin tinggi nilai indeks berarti semakin maju/berkembang


ht

bisnis konstruksi.

Level Estimasi -

Publikasi Keberadaan -
Indikator

439
Indeks Konstruksi

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Konstruksi

Definisi Indeks tahun dasar 2010 merupakan indeks triwulan t dibagi


dengan rata-rata indeks pada tahun dasar 2010 dikalikan dengan
100 persen.

Manfaat Melihat perkembangan pekerja tetap, hari orang, balas jasa upah
dan nilai konstruksi yang diselesaikan triwulan survei dengan rata-
rata triwulan tahun dasar sektor konstruksi.

id
Rumus Perhitungan

o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://

Interpretasi Semakin tinggi nilai indeks berarti semakin maju/berkembang


tp

bisnis konstruksi.
ht

Level Estimasi -

Publikasi Keberadaan -
Indikator

440
Indeks Masalah Bisnis

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri


Subdit. Stat. Konstruksi

Definisi Indeks masalah bisnis adalah suatu indeks yang menyatakan


kondisi masalah bisnis yang dihadapi pengusaha pada sektor
konstruksi.

Manfaat 1. Melihat permasalahan bisnis pada sektor konstruksi dalam


rentang waktu tiga bulanan;
2. Mengetahui kondisi derajat kegawatan kinerja pengusaha
kontruksi.

Rumus Perhitungan

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

Interpretasi Semakin besar nilai indeks berarti hambatan usaha di sektor


konstruksi semakin besar pula.

Level Estimasi -

Publikasi Keberadaan -
Indikator

441
Indeks Masalah Bisnis

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Konstruksi

Definisi Indeks masalah bisnis adalah suatu indeks yang menyatakan


kondisi masalah bisnis yang dihadapi pengusaha pada sektor
konstruksi.

Manfaat 1. Melihat permasalahan bisnis pada sektor konstruksi dalam


rentang waktu tiga bulanan;
2. Mengetahui kondisi derajat kegawatan kinerja pengusaha
kontruksi.

id
o.
Rumus Perhitungan
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

Interpretasi Semakin besar nilai indeks berarti hambatan usaha di sektor


konstruksi semakin besar pula.

Level Estimasi -

Publikasi Keberadaan -
Indikator

442
Indeks Produksi Industri Mikro Kecil

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Industri Kecil dan Rumah Tangga

Definisi Angka indeks produksi menggambarkan perubahan produksi usaha


IMK dibandingkan produksi pada periode dasar. Tahun dasar yang
digunakan adalah tahun 2010.

Manfaat Melihat pertumbuhan/penurunan produksi usaha IMK


dibandingkan produksi pada periode dasar.

id
Rumus Perhitungan

o.
.g
ps
Interpretasi 1. Angka indeks lebih dari 100: terjadi peningkatan produksi
.b

usaha IMK dibandingkan dengan produksi pada periode


w

dasar;
2. Angka indeks kurang dari 100: terjadi penurunan produksi
w

usaha IMK dibandingkan dengan produksi pada periode


w

dasar.
s ://
tp

Level Estimasi Nasional, Provinsi


ht

Publikasi Keberadaan BRS; Publikasi Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan IMK


Indikator

443
Indeks Yang Dibayar (IB)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Pedesaan

Definisi Indeks yang disusun berdasarkan pengeluaran petani untuk


menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya konsumsi
rumah tangga

Manfaat 1. Melihat fluktuasi harga-harga barang yang dikonsumsi


petani serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk
memproduksi hasil pertanian.
2. Perkembangan Ib ini juga dapat menggambarkan inflasi
perdesaan (khususnya komponen konsumsi rumah

id
tangga)

o.
.g
ps
Rumus Perhitungan ∑ 𝑃𝑛 𝑄𝑜
𝐼𝑏 = 𝑥100
.b

∑ 𝑃𝑜 𝑄𝑜
w
w

Interpretasi Ib Nasional Juni 2016 (2012=100) =123,41 artinya tingkat harga


w

kebutuhan petani mengalami kenaikan secara rata-rata 1,23 kali


://

lipat dibanding dengan produk yang sama pada tahun 2012.


s
tp

Level Estimasi -
ht

Publikasi Keberadaan -
Indikator

444
Indeks Yang Diterima (IT)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Pedesaan

Definisi Indeks yang disusun berdasarkan hasil produksi pertanian

Manfaat 1. Melihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan


petani.
2. Indeks ini juga digunakan sebagai data penunjang dalam
penghitungan pendapatan sektor pertanian.

id
o.
Rumus Perhitungan ∑ 𝑃𝑛 𝑄𝑜
𝐼𝑡 = 𝑥100
∑ 𝑃𝑜 𝑄𝑜
.g
ps
Interpretasi It Nasional Juni 2016 (2012=100) =125,13 artinya tingkat harga
.b

produksi pertanian mengalami kenaikan secara rata-rata 1,25 kali


w

lipat dibanding dengan produk yang sama pada tahun 2012


w
w

Level Estimasi -
s ://

Publikasi Keberadaan -
tp

Indikator
ht

445
Inflasi Harga Perdagangan Besar

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Perdagangan Besar

Definisi Tingkat perubahan indeks harga perdagangan besar.

Manfaat Mengetahui Inflasi pada tingkat grosir.

Rumus Perhitungan Inflasi Bulanan:


𝐼𝑛𝑖
( − 1) 𝑥100
𝐼(𝑛−1)
Dimana:

id
𝐼𝑛𝑖 : Indeks komoditi i pada bulan ke-n

o.
𝐼(𝑛−1) : Indeks komoditi i pada bulan ke-(n-1)
.g
ps
Interpretasi Tingkat perubahan indeks harga perdagangan besar pada tingkat
.b

grosir.
w
w

Level Estimasi Nasional


w
://

Publikasi Keberadaan Indeks Harga Perdagangan Besar


Indikator
s
tp
ht

446
Inflasi Harga Perdagangan Besar

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Perdagangan Besar

Definisi Tingkat perubahan indeks harga perdagangan besar.

Manfaat Mengetahui Inflasi pada tingkat grosir

Rumus Perhitungan Inflasi Bulanan:


𝐼𝑛𝑖
( − 1) 𝑥100
𝐼(𝑛−1)

id
Dimana:

o.
𝐼𝑛𝑖 : Indeks komoditi i pada bulan ke-n
.g
𝐼(𝑛−1) : Indeks komoditi i pada bulan ke-(n-1)
ps
.b

Interpretasi Tingkat perubahan indeks harga perdagangan besar pada tingkat


w

grosir.
w
w

Level Estimasi Nasional


s ://

Publikasi Keberadaan Indeks Harga Perdagangan Besar


tp

Indikator
ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Harga komoditas Bulan Berjalan Survei Harga Perdagangan Besar
Harga Komoditas Bulan Sebelumnya Survei Harga Perdagangan Besar

447
Intensitas Energi

Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Produksi

Subdit. Konsolidasi Neraca Produksi Regional

Definisi Banyaknya energi yang diperlukan untuk menghasilkan nilai


tambah bruto sebesar 1 satuan moneter

Manfaat Untuk melihat pencapaian tujuan ke-7 SDGs

Rumus Perhitungan

id
o.
Interpretasi Menurunnya nilai intensitas energi menunjukkan penggunaan
.g
energi dalam proses produksi semakin efisien
ps
.b

Level Estimasi Nasional


w
w

Publikasi Keberadaan Laporan Uji Coba Neraca Arus Energi


w

Indikator
://

Input/Variabel pembentuk indikator


s
tp
ht

Nama Variabel Sumber data


Subdit Statistik Pertambangan dan
Penggunaan energi
Energi, BPS
Nilai Tambah Bruto Direktorat Neraca Produksi, BPS

448
It (Indeks Harga yang Diterima Petani) Subsektor
Hortikultura

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Pedesaan

Definisi Indeks yang disusun berdasarkan hasil produksi pertanian


subsektor hortikultura.

Manfaat 1. Melihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petani


subsektor hortikultura;

id
2. Indeks ini juga digunakan sebagai data penunjang dalam

o.
penghitungan pendapatan sektor pertanian.
.g
ps
Rumus Perhitungan 𝑃𝑛

𝑃(𝑛−1)𝐻𝑇 𝑃(𝑛−1)𝐻𝑇 𝑄𝑜 𝐻𝑇
.b

𝐼𝑡𝐻𝑇 = 𝑥100
w

∑ 𝑃𝑜𝐻𝑇 𝑄𝑜 𝐻𝑇
w
w

Interpretasi 𝐼𝑡𝐻𝑇 Nasional Juni 2016 (2012= 100) = 125,13 artinya tingkat
://

harga produksi pertanian subsektor hortikultura mengalami


s

kenaikan sebesar 25,13 persen dibanding dengan produk yang


tp

sama pada tahun 2012.


ht

Level Estimasi Nasional dan Provinsi

Publikasi Keberadaan Statistik Nilai Tukar Petani (NTP)


Indikator

449
It (Indeks Harga yang Diterima Petani) Subsektor
Perikanan/Budidaya

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Pedesaan

Definisi Indeks yang disusun berdasarkan hasil produksi pertanian


subsektor perikanan/budidaya.

Manfaat 1. Melihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petani


subsektor perikanan/budidaya;

2. Indeks ini juga digunakan sebagai data penunjang dalam

id
penghitungan pendapatan sektor pertanian.

o.
Rumus Perhitungan
∑ .g
𝑃𝑛
𝑃(𝑛−1)𝐼𝐾 𝑃(𝑛−1)𝐼𝐾𝑄𝑜 𝐼𝐾
ps
𝐼𝑡𝐼𝐾 = 𝑥100
.b

∑ 𝑃𝑜𝐼𝐾𝑄𝑜 𝐼𝐾
w
w

Interpretasi 𝐼𝑡𝐼𝐾 Nasional Juni 2016 (2012=100) = 125,13 artinya tingkat


w

harga produksi pertanian subsektor perikanan/budidaya


://

mengalami kenaikan sebesar 25,13 persen dibanding dengan


produk yang sama pada tahun 2012.
s
tp
ht

Level Estimasi Nasional dan Provinsi

Publikasi Keberadaan Statistik Nilai Tukar Petani (NTP)


Indikator

450
It (Indeks Harga yang Diterima Petani) Subsektor
Peternakan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Pedesaan

Definisi Indeks yang disusun berdasarkan hasil produksi pertanian


subsektor peternakan.

Manfaat 1. Melihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petani


subsektor peternakan;

id
2. Indeks ini juga digunakan sebagai data penunjang dalam

o.
penghitungan pendapatan sektor pertanian.
.g
ps
Rumus Perhitungan 𝑃𝑛

𝑃(𝑛−1)𝑇𝑃𝐾 𝑃(𝑛−1)𝑇𝑃𝐾𝑄𝑜 𝑇𝑃𝐾
.b

𝐼𝑡𝑇𝑃𝐾 = 𝑥100
w

∑ 𝑃𝑜 𝑇𝑃𝐾𝑄𝑜 𝑇𝑃𝐾
w
w

Interpretasi 𝐼𝑡𝑇𝑃𝐾 Nasional Juni 2016 (2012=100) = 125,13 artinya tingkat


://

harga produksi pertanian subsektor peternakan mengalami


s

kenaikan sebesar 25,13 persen dibanding dengan produk yang


tp

sama pada tahun 2012.


ht

Level Estimasi Nasional dan Provinsi

Publikasi Keberadaan Statistik Nilai Tukar Petani (NTP)


Indikator

451
It (Indeks Harga yang Diterima Petani) Subsektor Tanaman
Pangan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Pedesaan

Definisi Indeks yang disusun berdasarkan hasil produksi pertanian


subsektor tanaman pangan.

Manfaat 1. Melihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petani


subsektor tanaman pangan;

2. Indeks ini juga digunakan sebagai data penunjang dalam

id
penghitungan pendapatan sektor pertanian.

o.
Rumus Perhitungan
∑ .g
𝑃𝑛
𝑃(𝑛−1)𝑇𝑃 𝑃(𝑛−1)𝑇𝑃𝑄𝑜 𝑇𝑃
ps
𝐼𝑡𝑇𝑃 = 𝑥100
.b

∑ 𝑃𝑜𝑇𝑃𝑄𝑜 𝑇𝑃
w
w

Interpretasi 𝐼𝑡𝑇𝑃 Nasional Juni 2016 (2012=100) = 125,13 artinya tingkat


w

harga produksi pertanian subsektor tanaman pangan mengalami


://

kenaikan sebesar 25,13 persen dibanding dengan produk yang


sama pada tahun 2012.
s
tp
ht

Level Estimasi Nasional dan Provinsi

Publikasi Keberadaan Statistik Nilai Tukar Petani (NTP)


Indikator

452
It (Indeks Harga yang Diterima Petani) Subsektor Tanaman
Perkebunan Rakyat

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Pedesaan

Definisi Indeks yang disusun berdasarkan hasil produksi pertanian


subsektor tanaman perkebunan rakyat.

Manfaat 1. Melihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petani


subsektor tanaman perkebunan rakyat;
2. Indeks ini juga digunakan sebagai data penunjang dalam

id
penghitungan pendapatan sektor pertanian.

o.
Rumus Perhitungan
∑.g 𝑃𝑛
𝑃(𝑛−1)𝑇𝑃𝑅 𝑃(𝑛−1)𝑇𝑃𝑅𝑄𝑜 𝑇𝑃𝑅
ps
𝐼𝑡𝑇𝑃𝑅 = 𝑥100
.b

∑ 𝑃𝑜 𝑇𝑃𝑅𝑄𝑜 𝑇𝑃𝑅
w
w

Interpretasi 𝐼𝑡𝑇𝑃𝑅 Nasional Juni 2016 (2012=100) = 125,13 artinya tingkat


w

harga produksi pertanian subsektor tanaman perkebunan rakyat


://

mengalami kenaikan sebesar 25,13 persen dibanding dengan


produk yang sama pada tahun 2012.
s
tp

Level Estimasi Nasional dan Provinsi


ht

Publikasi Keberadaan Statistik Nilai Tukar Petani (NTP)


Indikator

453
Jumlah pelabuhan menurut kategori pelabuhan di
Indonesia

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Perikanan

Definisi Jumlah seluruh pelabuhan berdasarkan kategori pelabuhan di


Indonesia

Manfaat Mengetahui jumlah pelabuhan di Indonesia

Rumus Perhitungan
𝑃 = ∑ 𝑃𝑖

id
o.
Dimana:
P : Jumlah pelabuhan .g
ps
Pi : Jumlah pelabuhan di Provinsi i
.b
w

Interpretasi Semakin banyak jumlah pelabuhan di Indonesia maka semakin


tinggi pula kontribusinya pada sektor ekonomi
w
w

Level Estimasi Nasional


s ://
tp

Publikasi Keberadaan Statistik Pelabuhan Perikanan 2018


Indikator
ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Laporan Triwulanan Pelabuhan
Nama Pelabuhan Perikanan Perikanan (PPS/PPN/PPP/PPI) &
Tempat Pelelangan Ikan (TPI)

454
Jumlah pemotongan ternak.

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Peternakan

Definisi Banyaknya ternak yang di potong di RPH/TPH.

Manfaat Mengetahui jumlah ternak yang di potong di RPH/TPH (terutama


sapi) dan untuk mengetahui pasokan daging dari RPH/TPH.

Rumus Perhitungan
𝑆𝑖 = ∑ 𝑆𝑗

id
o.
Dimana:

.g
S : Jumlah pemotongan
ps
𝑆𝑗 : Ternak sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, babi
J : Bulan 1 s.d 12
.b
w

Interpretasi Semakin tinggi jumlah pemotongan ternak di RPH/TPH maka


w

semakin tinggi pasokan daging untuk konsumsi.


w
://

Level Estimasi Nasional


s
tp

Publikasi Keberadaan Statistik Pemotongan Ternak 2018


ht

Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Laporan Triwulanan Pemotongan
Jumlah ternak yang dipotong per triwulan
Ternak (RPH dan TPH)

455
Jumlah pemotongan ternak.

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Peternakan

Definisi Banyaknya ternak yang di potong di RPH/TPH.

Manfaat Mengetahui jumlah ternak yang di potong di RPH/TPH (terutama


sapi) dan untuk mengetahui pasokan daging dari RPH/TPH.

Rumus Perhitungan
𝑆𝑖 = ∑ 𝑆𝑗

id
Dimana:

o.
S : Jumlah pemotongan

.g
𝑆𝑗 : Ternak sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, babi
ps
J : Bulan 1 s.d 12
.b

Interpretasi Semakin tinggi jumlah pemotongan ternak di RPH/TPH maka


w

semakin tinggi pasokan daging untuk konsumsi.


w
w

Level Estimasi Nasional


s ://

Publikasi Keberadaan Statistik Pemotongan Ternak 2017


tp

Indikator
ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Laporan Triwulanan Pemotongan
Jumlah ternak yang dipotong per triwulan
Ternak (RPH dan TPH)

456
Jumlah perusahaan budidaya ikan menurut badan hukum

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Perikanan

Definisi Jumlah perusahaan budidaya ikan di Indonesia yang mempunyai


badan hukum.

Manfaat Mengetahui jumlah perusahaan budidaya ikan menurut badan


hukum.

Rumus Perhitungan
𝑃 = ∑ 𝑃𝑖

id
o.
.g
Dimana:
P : Jumlah perusahaan budidaya ikan yang berbadan hukum
ps
Pi : Jumlah perusahaan budidaya ikan yang berbadan hukum di
.b

Provinsi i
w
w

Interpretasi Semakin tinggi jumlah perusahaan budidaya ikan di indonesia


w

maka semakin tinggi pula kontribusinya pada sektor ekonomi.


s ://

Level Estimasi Nasional


tp
ht

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Perikanan


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Penyusunan Laporan Tahunan
Nama Perusahaan Budidaya Ikan
Perusahaan Budidaya Ikan (LTB)

457
Jumlah Perusahaan Hak Pengusahaan Hutan menurut
Provinsi dan Luas Areal

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Banyaknya perusahaan berbentuk badan usaha/hukum yang


bergerak di bidang pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan alam.

Manfaat Menyajikan data jumlah perusahaan hak pengusahaan hutan


menurut provinsi dan luas areal.

id
Rumus Perhitungan
𝑋 = ∑ 𝑋𝑖

o.
.g
𝑖=1
ps
Dimana:
.b

X : Jumlah perusahaan hak pengusahaan hutan


Xi : Jumlah perusahaan di Provinsi i atau perusahaan dengan
w

luas areal ke i.
w
w
://

Interpretasi Banyaknya perusahaan berbentuk badan usaha/hukum yang


bergerak di bidang pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan alam.
s
tp

Level Estimasi Nasional


ht

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Hak Pengusahaan Hutan 2018


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Survei Perusahaan Pemegang Ijin
Luas Areal Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu pada Hutan Alam

458
Jumlah Perusahaan Hortikultura Berbadan Hukum

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan

Subdit. Stat. Hortikultura

Definisi Merupakan jumlah perusahaan hortikultura berbadan hukum yang


dirinci menurut provinsi,badan hukum kelompok tanaman.

Manfaat Mengetahui banyaknya perusahaan hortikultura berbadan hukum


di suatu wilayah.

Rumus Perhitungan
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ = ∑ 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑓

id
o.
.g
Dimana:
P : Jumlah perusahaan hortikultura berbadan hukum
ps
Pi : Jumlah perusahaan hortikultura yang masih aktif
.b
w

Interpretasi Jumlah perusahaan hortikultura berbadan hukum yang aktif.


w
w

Level Estimasi Provinsi


s ://

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Hortikultura dan Usaha Hortikultura Lainnya


tp

Indikator 2019
ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Kondisi Perusahaan Hortikultura Survei Perusahaan Hortikultura

459
Jumlah Perusahaan menurut Badan Hukum

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Jumlah perusahaan satwa dan tumbuhan liar di Indonesia yang


mempunyai izin/SK dari KLHK menurut bentuk badan hukumnya.

Manfaat Mengetahui jumlah perusahaan menurut badan hukum.

Rumus Perhitungan 𝑛

𝑃 = ∑ 𝑃𝑖
𝑖=1

id
o.
Dimana:
P : Jumlah perusahaan STL di Indonesia
.g
𝑃𝑖 : Jumlah perusahaan STL dengan jenis badan hokum ke-i
ps
.b

Interpretasi Semakin tinggi jumlah perusahaan menurut badan hukumnya,


w

maka semakin tinggi pula kontribusinya terhadap perkembangan


w

sektor ekonomi.
w
://

Level Estimasi Nasional


s
tp

Publikasi Keberadaan Laporan Statistik Perusahaan Penangkaran Tumbuhan dan Satwa


Indikator Liar
ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Survei Perusahaan Penangkaran
Nama perusahaan STL
Tumbuhan dan Satwa Liar

460
Jumlah Perusahaan Pembudidaya Tanaman Kehutanan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Banyaknya perusahaan berbentuk badan usaha/hukum yang


bergerak di bidang pembudidayaan tanaman kehutanan.

Manfaat Untuk mengetahui perkembangan jumlah perusahaan HPHT setiap


tahun.

Interpretasi Menunjukkan banyaknya perusahaan berbentuk badan

id
usaha/hukum yang bergerak di bidang pembudidayaan tanaman

o.
kehutanan.

Level Estimasi Nasional .g


ps
.b

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Pembudidaya Tanaman Kehutanan 2018


w

Indikator
w
w

Input/Variabel pembentuk indikator


s ://

Nama Variabel Sumber data


tp

Survei Perusahaan Pemegang Ijin


ht

Jumlah perusahaan pembudidaya tanaman kehutanan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan


Kayu pada Hutan Tanaman

461
Jumlah Perusahaan Penangkapan Ikan menurut Badan
Hukum

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Perikanan

Definisi Jumlah perusahaan penangkapan ikan di Indonesia yang


mempunyai badan hukum.

Manfaat Mengetahui jumlah perusahaan penangkapan ikan menurut badan


hukum.

id
Rumus Perhitungan
𝑃 = ∑ 𝑃𝑖

o.
Dimana: .g
ps
P : Jumlah perusahaan penangkapan ikan
.b

Pi : Jumlah perusahaan penangkapan ikan di Provinsi i


w

Interpretasi Semakin tinggi jumlah perusahaan penangkapan ikan di indonesia


w

maka semakin tinggi pula kontribusinya pada sektor ekonomi.


w
://

Level Estimasi Nasional


s
tp

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Perikanan


ht

Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Penyusunan Laporan Tahunan
Nama Perusahaan Penangkapan Ikan Perusahaan Penangkapan Ikan
(LTP)

462
Jumlah Perusahaan Penangkaran Tumbuhan dan Satwa
Liar (TSL)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Jumlah Perusahaan Pemegang Ijin Penangkaran Tumbuhan dan


Satwa Liar (TSL).

Manfaat Mengetahui perkembangan jumlah perusahaan TSL antar tahun.

id
Interpretasi Banyaknya Perusahaan Pemegang Ijin Penangkaran Tumbuhan dan
Satwa Liar (TSL).

o.
Level Estimasi Nasional .g
ps
.b

Publikasi Keberadaan Direktori Perusahaan Kehutanan Tahun 2017


Indikator
w
w
w
s ://
tp
ht

463
Jumlah Perusahaan Pengelola Hasil Hutan Alam (HPH)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Jumlah Perusahaan Pemegang Ijin Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu


pada Hutan Alam (IUPHHK-HA).

Manfaat Mengetahui perkembangan jumlah perusahaan HPH antar tahun.

Interpretasi Banyaknya Perusahaan Pemegang Ijin Pemanfaatan Hasil Hutan


Kayu pada Hutan Alam (IUPHHK-HA).

id
Level Estimasi Nasional

o.
.g
Publikasi Keberadaan Direktori Perusahaan Kehutanan Tahun 2017
Indikator
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

464
Jumlah Perusahaan Pengelola Hasil Hutan Tanaman (HPHT)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Jumlah Perusahaan Pemegang Ijin Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu


pada Hutan Tanaman (IUPHHK-HT).

Manfaat Mengetahui perkembangan jumlah perusahaan HPHT antar tahun.

Interpretasi Banyaknya Perusahaan Pemegang Ijin Pemanfaatan Hasil Hutan


Kayu pada Hutan Tanaman (IUPHHK-HT).

id
o.
Level Estimasi Nasional

.g
ps
Publikasi Keberadaan Direktori Perusahaan Kehutanan Tahun 2017
Indikator
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

465
Jumlah perusahaan peternakan sapi perah

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Peternakan

Definisi Jumlah perusahaan yang mengusahakan ternak sapi perah baik


untuk pembibitan maupun budidaya dengan status badan hukum
PT, CV, Firma, Koperasi, atau Yayasan.

Manfaat Menjadi pertimbangan bagi pemerintah dalam pengembangan


sektor peternakan sapi perah khususnya berkaitan dengan
ketersediaan susu.

id
Rumus Perhitungan
𝑁 = ∑ 𝑃𝑖

o.
Dimana:
.g
ps
N : Jumlah perusahaan peternakan sapi perah
P : Perusahaan yang mengusahakan ternak sapi perah baik
.b

pembibitan maupun budidaya dengan status badan hokum


w

PT,CV, Firma, Koperasi atau Yayasan.


w
w

Interpretasi Semakin tinggi jumlah perusahaan sapi perah berbadan hukum,


://

maka dapat diindikasikan bahwa iklim peternakan sapi perah di


s

Indonesia baik dan dapat meningkatkan ketersediaan susu.


tp
ht

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Peternakan Sapi Perah 2017


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Laporan Tahunan Perusahaan
Kondisi perusahaan
Peternakan Ternak Sapi Perah

466
Jumlah perusahaan peternakan sapi perah

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Peternakan

Definisi Jumlah perusahaan yang mengusahakan ternak sapi perah baik


untuk pembibitan maupun budidaya dengan status badan hukum
PT, CV, Firma, Koperasi, atau Yayasan.

Manfaat Menjadi pertimbangan bagi pemerintah dalam pengembangan


sektor peternakan sapi perah khususnya berkaitan dengan
ketersediaan susu.

id
o.
Rumus Perhitungan
𝑁 = ∑ 𝑃𝑖
Dimana: .g
ps
N : Jumlah perusahaan peternakan sapi perah
P : Perusahaan yang mengusahakan ternak sapi perah baik
.b

untuk pembibitan maupun budidaya dengan status badan


w

hukum PT, CV, Firma, Koperasi, atau Yayasan.


w
w

Interpretasi Semakin tinggi jumlah perusahaan sapi perah berbadan hukum,


://

maka dapat diindikasikan bahwa iklim peternakan sapi perah di


s

Indonesia baik dan dapat meningkatkan ketersediaan susu.


tp
ht

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Peternakan Sapi Perah 2018


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Laporan Tahunan Perusahaan
Kondisi perusahaan
Peternakan Ternak Sapi Perah

467
Jumlah Perusahaan peternakan ternak besar/kecil

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Peternakan

Definisi jumlah perusahaan yang dimaksud adalah jumlah perusahaan


ternak besar/kecil berbadan hukum aktif yang ada di Indonesia.

Manfaat Mengetahui jumlah perusahaan ternak besar/kecil berbadan


hukum yang masih aktif.

Rumus Perhitungan
𝑁 = ∑ 𝑃𝑖

id
Dimana:
N : Jumlah perusahaan peternakan ternak besar/kecil

o.
P : Perusahaan ternak besar/kecil berbadan hokum aktif.
.g
ps
Interpretasi Semakin tinggi jumlah perusahaan ternak besar/kecil berbadan
.b

hukum yang aktif, maka dapat diindikasikan bahwa iklim


peternakan ternak besar/kecil di Indonesia baik dan dapat
w

meningkatkan ketersediaan daging.


w
w

Level Estimasi Nasional


s ://

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Peternakan ternak besar/kecil 2018


tp

Indikator
ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Laporan Tahunan Perusahaan
Kondisi perusahaan Peternakan Ternak Besar dan
Ternak Kecil (LTT)

468
Jumlah Perusahaan peternakan ternak besar/kecil

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Peternakan

Definisi jumlah perusahaan yang dimaksud adalah jumlah perusahaan


ternak besar/kecil berbadan hukum aktif yang ada di Indonesia.

Manfaat Mengetahui jumlah perusahaan ternak besar/kecil berbadan


hukum yang masih aktif.

Rumus Perhitungan
𝑁 = ∑ 𝑃𝑖

id
o.
Dimana:
N : Jumlah perusahaan peternakan ternak besar/kecil
P .g
: Perusahaan ternak besar/kecil berbadan hukum aktif.
ps
.b

Interpretasi Semakin tinggi jumlah perusahaan ternak besar/kecil berbadan


hukum yang aktif, maka dapat diindikasikan bahwa iklim
w

peternakan ternak besar/kecil di Indonesia baik dan dapat


w

meningkatkan ketersediaan daging.


w
://

Level Estimasi Nasional


s
tp

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Peternakan ternak besar/kecil 2017


ht

Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Laporan Tahunan Perusahaan
Kondisi perusahaan Peternakan Ternak Besar dan
Ternak Kecil (LTT)

469
Jumlah perusahaan peternakan ternak unggas

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Peternakan

Definisi Jumlah perusahaan unggas berbadan hukum yang ada di Indonesia.

Manfaat Mengetahui jumlah perusahaan unggas berbadan hukum.

Rumus Perhitungan
𝑁 = ∑ 𝑃𝑖
Dimana:
N : Jumlah perusahaan peternakan ternak unggas

id
P : Perusahaan ternak unggas berbadan hukum aktif.

o.
Interpretasi Semakin tinggi jumlah perusahaan unggas berbadan hukum, maka
.g
dapat diindikasikan bahwa iklim peternakan unggas di Indonesia
ps
baik
.b
w

Level Estimasi Nasional


w
w

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Peternakan Unggas 2017


Indikator
s ://
tp

Input/Variabel pembentuk indikator


ht

Nama Variabel Sumber data


Laporan Tahunan Perusahaan
Kondisi perusahaan
Peternakan Ternak Unggas (LTU)

470
Jumlah perusahaan peternakan ternak unggas

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Peternakan

Definisi Jumlah perusahaan unggas berbadan hukum yang ada di Indonesia.

Manfaat Mengetahui jumlah perusahaan unggas berbadan hukum.

Rumus Perhitungan
𝑁 = ∑ 𝑃𝑖
Dimana:

id
N : Jumlah perusahaan peternakan ternak unggas

o.
P : Perusahaan ternak unggas berbadan hukum aktif.

Interpretasi .g
Semakin tinggi jumlah perusahaan unggas berbadan hukum, maka
ps
dapat diindikasikan bahwa iklim peternakan unggas di Indonesia
.b

baik
w
w

Level Estimasi Nasional


w
://

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Peternakan Unggas 2018


Indikator
s
tp

Input/Variabel pembentuk indikator


ht

Nama Variabel Sumber data


Laporan Tahunan Perusahaan
Kondisi perusahaan
Peternakan Ternak Unggas (LTU)

471
Jumlah Petani Menurut Provinsi dan Ijazah/STTB Terakhir

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Jumlah anggota rumah tangga dari rumah tangga usaha pertanian
yang mengelola usaha pertanian pada masing-masing provinsi yang
dikelompokkan menurut ijazah/STTB terkahir yang dimiliki petani
tersebut.

Manfaat Mengetahui jumlah anggota rumah tangga dari rumah tangga usaha
pertanian yang mengelola usaha pertanian pada masing-masing
provinsi yang dikelompokkan menurut ijazah/STTB terkahir yang
dimiliki petani tersebut.

id
o.
Interpretasi Jumlah anggota rumah tangga dari rumah tangga usaha pertanian
.g
yang mengelola usaha pertanian pada masing-masing provinsi yang
ps
dikelompokkan menurut ijazah/STTB terkahir yang dimiliki petani
tersebut.
.b
w

Level Estimasi Nasional


w
w

Publikasi Keberadaan Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri-A2,
://

Indikator Sampling Error Estimasi Hasil Survei Pertanian Antar Sensus


s

(SUTAS) 2018 Seri-A3


tp
ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


status petani dari anggota rumah tangga (megelola
Daftar SUTAS2018-L2
usaha pertanian)
ijazah/STTB terakhir yang dimiliki oleh anggota
Daftar SUTAS2018-L2
rumah tangga

472
Jumlah Petani Menurut Provinsi dan Jenis Kelamin

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Jumlah petani (anggota rumah tangga yang mengelola usaha


pertanian) menurut provinsi dan jenis kelamin dari petani tersebut

Manfaat Mengetahui jumlah petani (anggota rumah tangga yang mengelola


usaha pertanian) menurut provinsi dan jenis kelamin dari petani
tersebut

id
Interpretasi Banyaknya petani (anggota rumah tangga yang mengelola usaha

o.
pertanian) menurut provinsi dan jenis kelamin dari petani tersebut

Level Estimasi Nasional .g


ps
.b

Publikasi Keberadaan Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri-A2,
w

Indikator Sampling Error Estimasi Hasil Survei Pertanian Antar Sensus


(SUTAS) 2018 Seri-A3
w
w
://

Input/Variabel pembentuk indikator


s
tp

Nama Variabel Sumber data


ht

status petani dari anggota rumah tangga (megelola


Daftar SUTAS2018-L2
usaha pertanian)
identitas petani utama Daftar SUTAS2018-L2

473
Jumlah Petani Menurut Provinsi dan Jenis Kelamin

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Jumlah petani (anggota rumah tangga yang mengelola usaha


pertanian) menurut provinsi dan jenis kelamin dari petani tersebut

Manfaat Mengetahui jumlah petani (anggota rumah tangga yang mengelola


usaha pertanian) menurut provinsi dan jenis kelamin dari petani
tersebut

Interpretasi Banyaknya petani (anggota rumah tangga yang mengelola usaha

id
pertanian) menurut provinsi dan jenis kelamin dari petani tersebut

o.
Level Estimasi Nasional
.g
ps
Publikasi Keberadaan Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri-A1
.b

Indikator
w
w
w
s ://
tp
ht

474
Jumlah Petani Menurut Provinsi/Kabupaten/Kota dan
Penggunaan Internet selama setahun yang lalu

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Jumlah petani (anggota rumah tangga yang mengelola usaha


pertanian) menurut provinsi dan penggunaan internet (apakah
menggunakan internet atau tidak) selama setahun yang lalu

Manfaat Mengetahui umlah petani (anggota rumah tangga yang mengelola


usaha pertanian) menurut provinsi dan penggunaan internet

id
(apakah menggunakan internet atau tidak) selama setahun yang

o.
lalu

.g
ps
Interpretasi Banyaknya petani (anggota rumah tangga yang mengelola usaha
pertanian) menurut provinsi dan penggunaan internet (apakah
.b

menggunakan internet atau tidak) selama setahun yang lalu


w
w

Level Estimasi Nasional


w
://

Publikasi Keberadaan Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri-A1
s

Indikator
tp
ht

475
Jumlah Petani Menurut Provinsi/Kabupaten/Kota dan
Penggunaan Internet selama setahun yang lalu

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Jumlah petani (anggota rumah tangga yang mengelola usaha


pertanian) menurut provinsi dan penggunaan internet (apakah
menggunakan internet atau tidak) selama setahun yang lalu

Manfaat Mengetahui umlah petani (anggota rumah tangga yang mengelola


usaha pertanian) menurut provinsi dan penggunaan internet
(apakah menggunakan internet atau tidak) selama setahun yang

id
lalu

o.
Rumus Perhitungan
.g
ps
Interpretasi Banyaknya petani (anggota rumah tangga yang mengelola usaha
.b

pertanian) menurut provinsi dan penggunaan internet (apakah


w

menggunakan internet atau tidak) selama setahun yang lalu


w
w

Level Estimasi nasional


s ://

Publikasi Keberadaan Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri-A2,
tp

Indikator Sampling Error Estimasi Hasil Survei Pertanian Antar Sensus


ht

(SUTAS) 2018 Seri-A3

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


status petani dari anggota rumah tangga (megelola
Daftar SUTAS2018-L2
usaha pertanian)
pengunaan internet oleh anggota rumah tangga Daftar SUTAS2018-L2

476
Jumlah Pendaratan Ikan Trasional (PIT)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Perikanan

Definisi Jumlah Pendaratan Ikan Trasional di Indonesia

Manfaat Mengetahui jumlah PIT di Indonesia

Rumus Perhitungan
𝑃 = ∑ 𝑃𝑖
Dimana:

id
N : Jumlah PIT

o.
P : Jumlah PTI di Provinsi ke-i.

Interpretasi .g
Semakin tinggi jumlah PTI di Indonesia maka semakin tinggi pula
ps
kontribusinya pada sektor ekonomi
.b
w

Level Estimasi Nasional


w
w

Publikasi Keberadaan Statistik Pendaratan Ikan Tradisional


://

Indikator
s
tp

Input/Variabel pembentuk indikator


ht

Nama Variabel Sumber data


Laporan Triwulanan Tempat
Nama Pendaratan Ikan Tradisional (PIT)
Pendaratan Ikan Tradisional(PIT)

477
Jumlah Rumah Tangga Usaha Jasa Pertanian Menurut
Provinsi dan Subsektor

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Jumlah rumah tangga usaha jasa pertanian yang dikelompokkan


menurut provinsi dan subsektor. Subsektor tersebut terdiri dari
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan,
dan kehutanan.

Manfaat Mengetahui jumlah rumah tangga usaha jasa pertanian yang


dikelompokkan menurut provinsi dan subsektor. Subsektor

id
tersebut terdiri dari tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,

o.
peternakan, perikanan, dan kehutanan.

.g
ps
Interpretasi Jumlah Rumah Tangga Usaha Jasa Pertanian Menurut Provinsi dan
Subsektor
.b
w

Level Estimasi nasional


w
w

Publikasi Keberadaan Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri-A2,
://

Indikator Sampling Error Estimasi Hasil Survei Pertanian Antar Sensus


s

(SUTAS) 2018 Seri-A3


tp
ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


rumah tangga mengelola jasa usaha penunjang
Daftar SUTAS2018-L2
pertanian

478
Jumlah Rumah Tangga Usaha Jasa Pertanian Menurut
Provinsi dan Subsektor

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Jumlah rumah tangga usaha jasa pertanian yang dikelompokkan


menurut provinsi dan subsektor. Subsektor tersebut terdiri dari
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan,
dan kehutanan.

Manfaat Mengetahui jumlah rumah tangga usaha jasa pertanian yang

id
dikelompokkan menurut provinsi dan subsektor. Subsektor

o.
tersebut terdiri dari tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,

.g
peternakan, perikanan, dan kehutanan.
ps
Interpretasi Banyaknya rumah tangga usaha jasa pertanian yang
.b

dikelompokkan menurut provinsi dan subsektor. Subsektor


w

tersebut terdiri dari tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,


w

peternakan, perikanan, dan kehutanan.


w
://

Level Estimasi Nasional


s
tp

Publikasi Keberadaan Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri-A1
ht

Indikator

479
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian dan Anggota
Rumah Tangga Menurut Provinsi dan Jenis Kelamin
Anggota Rumah Tangga

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Jumlah rumah tangga usaha pertanian menurut provinsi dan


jumlah anggota rumah tangga yang dikelompokkan berdasarkan
jenis kelamin untuk tiap provinsi

Manfaat Mengetahui jumlah rumah tangga pada setiap provinsi dan jumlah

id
anggota rumah tangga sesuai jenis kelamin dan provinsi

o.
Interpretasi
.g
Jumlah rumah tangga usaha pertanian menurut provinsi dan
ps
jumlah anggota rumah tangga yang dikelompokkan berdasarkan
jenis kelamin untuk tiap provinsi
.b
w

Level Estimasi Nasional


w
w

Publikasi Keberadaan Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri-A1
://

Indikator
s
tp

Input/Variabel pembentuk indikator


ht

Nama Variabel Sumber data


Jenis kelamin kepala rumah tangga Survei Pertanian Antar Sensus

480
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian dan Anggota
Rumah Tangga Menurut Provinsi dan Jenis Kelamin
Anggota Rumah Tangga

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Jumlah rumah tangga usaha pertanian menurut provinsi dan


jumlah anggota rumah tangga yang dikelompokkan berdasarkan
jenis kelamin untuk tiap provinsi

id
Manfaat Mengetahui jumlah rumah tangga pada setiap provinsi dan jumlah

o.
anggota rumah tangga sesuai jenis kelamin dan provinsi

.g
ps
Interpretasi Jumlah rumah tangga usaha pertanian menurut provinsi dan
jumlah anggota rumah tangga yang dikelompokkan berdasarkan
.b

jenis kelamin untuk tiap provinsi


w
w

Level Estimasi Nasional


w
://

Publikasi Keberadaan Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri-A2,
s

Indikator Sampling Error Estimasi Hasil Survei Pertanian Antar Sensus


tp

(SUTAS) 2018 Seri-A3


ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


jenis kelamin anggota rumah tangga Daftar SUTAS2018-L2
Jumlah anggota rumah tangga Daftar SUTAS2018-L2

481
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Dengan Sumber
Penghasilan Utama Bukan Dari Sektor Pertanian Menurut
Provinsi dan Jenis Usaha Utama di Sektor Pertanian

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang penghasilan utamanya


bukan bersumber dari sektor pertanian dan dikelompokkan
berdasarkanprovinsi dan jenis usaha pertanian utama yang
diusahakan.

id
Manfaat Mengetahui jumlah rumah tangga usaha pertanian yang

o.
penghasilan utamanya bukan bersumber dari sektor pertanian dan

.g
dikelompokkan berdasarkanprovinsi dan jenis usaha pertanian
utama yang diusahakan.
ps
.b

Rumus Perhitungan
w
w

Interpretasi Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Dengan Sumber


w

Penghasilan Utama Bukan Dari Sektor Pertanian Menurut Provinsi


dan Jenis Usaha Utama di Sektor Pertanian
s ://
tp

Level Estimasi Nasional


ht

Publikasi Keberadaan Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri-A2,
Indikator Sampling Error Estimasi Hasil Survei Pertanian Antar Sensus
(SUTAS) 2018 Seri-A3

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Sumber penghasilan utama rumah tangga Daftar SUTAS2018-L2
subsektor utama yang diusahakan oleh rumah tangga
Daftar SUTAS2018-L2
usaha pertanian

482
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Dengan Sumber
Penghasilan Utama Bukan Dari Sektor Pertanian Menurut
Provinsi dan Jenis Usaha Utama di Sektor Pertanian

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang penghasilan utamanya


bukan bersumber dari sektor pertanian dan dikelompokkan
berdasarkanprovinsi dan jenis usaha pertanian utama yang
diusahakan.

id
o.
Manfaat Mengetahui jumlah rumah tangga usaha pertanian yang

.g
penghasilan utamanya bukan bersumber dari sektor pertanian dan
dikelompokkan berdasarkanprovinsi dan jenis usaha pertanian
ps
utama yang diusahakan
.b
w

Interpretasi Banyaknya rumah tangga usaha pertanian yang penghasilan


w

utamanya bukan bersumber dari sektor pertanian dan


w

dikelompokkan berdasarkanprovinsi dan jenis usaha pertanian


utama yang diusahakan.
s ://
tp

Level Estimasi Nasional


ht

Publikasi Keberadaan Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri-A1
Indikator

483
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Dengan Sumber
Penghasilan Utama Dari Sektor Pertanian Menurut Provinsi
dan Jenis Usaha Pertanian Utama yang Diusahakan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang penghasilan utamanya


bersumber dari sektor pertanian dan dikelompokkan
berdasarkanprovinsi dan jenis usaha pertanian utama yang
diusahakan.

id
Manfaat Mengetahui jumlah rumah tangga usaha pertanian yang

o.
penghasilan utamanya bersumber dari sektor pertanian dan

.g
dikelompokkan berdasarkanprovinsi dan jenis usaha pertanian
utama yang diusahakan.
ps
.b

Interpretasi Banyaknya rumah tangga usaha pertanian yang penghasilan


w

utamanya bersumber dari sektor pertanian dan dikelompokkan


berdasarkanprovinsi dan jenis usaha pertanian utama yang
w

diusahakan.
w
://

Level Estimasi Nasional


s
tp

Publikasi Keberadaan Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri-A1
ht

Indikator

484
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Dengan Sumber
Penghasilan Utama Dari Sektor Pertanian Menurut Provinsi
dan Jenis Usaha Pertanian Utama yang Diusahakan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang penghasilan utamanya


bersumber dari sektor pertanian dan dikelompokkan
berdasarkanprovinsi dan jenis usaha pertanian utama yang
diusahakan

id
o.
Manfaat Mengetahui jumlah rumah tangga usaha pertanian yang

.g
penghasilan utamanya bersumber dari sektor pertanian dan
dikelompokkan berdasarkanprovinsi dan jenis usaha pertanian
ps
utama yang diusahakan
.b
w

Interpretasi Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Dengan Sumber


w

Penghasilan Utama Dari Sektor Pertanian Menurut Provinsi dan


w

Jenis Usaha Pertanian Utama yang Diusahakan


://

Level Estimasi Nasional


s
tp

Publikasi Keberadaan Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri-A2,
ht

Indikator Sampling Error Estimasi Hasil Survei Pertanian Antar Sensus


(SUTAS) 2018 Seri-A3

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


subsektor utama yang diusahakan oleh rumah tangga
Daftar SUTAS2018-L2
usaha pertanian
Sumber penghasilan utama rumah tangga Daftar SUTAS2018-L2

485
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi
dan Golongan Luas Lahan Bukan Pertanian yang Dikuasai

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan


Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang dikelompokkan


berdasarkan provinsi dan kelompok luas lahan bukan pertanian
yang dikuasainya. Adapun pengelompokan menurut luas lahan
bukan pertanian tersebut terbagi menjadi 8 kelompok.

Manfaat Mengetahui jumlah rumah tangga usaha pertanian yang


dikelompokkan berdasarkan provinsi dan kelompok luas lahan
bukan pertanian yang dikuasainya. Adapun pengelompokan
menurut luas lahan bukan pertanian tersebut terbagi menjadi 8

id
kelompok.

o.
Rumus Perhitungan
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

486
Keterangan:

RTUPi : Jumlah rumah tangga usaha pertanian provinsi ke-i


RTUPij : Rumah Tangga Usaha Pertanian provinsi ke-i dan umur
petani utama j
J : golongan luas lahan yang dikuasai mencakup <0,50;
0,50-0,99; 1,00-1,99; 2,00-2,99; 3,00-3,99; 4,00-4,99;
5,00-9,99; ≥10,00.

Interpretasi Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi dan


Golongan Luas Lahan Bukan Pertanian yang Dikuasai

Level Estimasi nasional

Publikasi Keberadaan Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri-A2,
Indikator Sampling Error Estimasi Hasil Survei Pertanian Antar Sensus
(SUTAS) 2018 Seri-A3

id
o.
Input/Variabel pembentuk indikator
.g
ps
Nama Variabel Sumber data
.b

subsektor yang diusahakan rumah tangga usaha


Daftar SUTAS2018-L2
pertanian
w
w

penguasaan lahan Daftar SUTAS2018-L2


w
s://
tp
ht

487
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi
dan Golongan Luas Lahan Bukan Pertanian yang Dikuasai

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan


Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang dikelompokkan


berdasarkan provinsi dan kelompok luas lahan bukan pertanian
yang dikuasainya. Adapun pengelompokan menurut luas lahan
bukan pertanian tersebut terbagi menjadi 8 kelompok.

Manfaat Mengetahui jumlah rumah tangga usaha pertanian yang


dikelompokkan berdasarkan provinsi dan kelompok luas lahan
bukan pertanian yang dikuasainya. Adapun pengelompokan
menurut luas lahan bukan pertanian tersebut terbagi menjadi 8

id
kelompok.

o.
Rumus Perhitungan
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

488
Keterangan:

RTUPi : Jumlah rumah tangga usaha pertanian provinsi ke-i


RTUPij : Rumah Tangga Usaha Pertanian provinsi ke-i dan umur
petani utama j
J : golongan luas lahan yang dikuasai mencakup <0,50;
0,50-0,99; 1,00-1,99; 2,00-2,99; 3,00-3,99; 4,00-4,99;
5,00-9,99; ≥10,00.

Interpretasi Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang dikelompokkan


berdasarkan provinsi dan kelompok luas lahan bukan pertanian
yang dikuasainya. Adapun pengelompokan menurut luas lahan
bukan pertanian tersebut terbagi menjadi 8 kelompok.

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri-A1

id
Indikator

o.
.g
ps
.b
w
w
w
://
s
tp
ht

489
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi
dan Golongan Luas Lahan Bukan Sawah yang Dikuasai

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan


Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang dikelompokkan


berdasarkan provinsi dan kelompok luas lahan bukan sawah yang
dikuasainya. Adapun pengelompokan menurut luas lahan bukan
sawah tersebut terbagi menjadi 8 kelompok.

Manfaat Mengetahui jumlah rumah tangga usaha pertanian yang


dikelompokkan berdasarkan provinsi dan kelompok luas lahan
bukan sawah yang dikuasainya. Adapun pengelompokan menurut
luas lahan bukan sawah tersebut terbagi menjadi 8 kelompok

id
o.
Rumus Perhitungan

.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

490
Keterangan:

RTUPi : Jumlah rumah tangga usaha pertanian provinsi ke-i


RTUPij : Rumah Tangga Usaha Pertanian provinsi ke-i dan umur
petani utama j
J : golongan luas lahan yang dikuasai mencakup <0,50;
0,50-0,99; 1,00-1,99; 2,00-2,99; 3,00-3,99; 4,00-4,99;
5,00-9,99; ≥10,00.

Interpretasi Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi dan


Golongan Luas Lahan Bukan Sawah yang Dikuasai

Level Estimasi nasional

Publikasi Keberadaan Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri-A2
Indikator Sampling Error Estimasi Hasil Survei Pertanian Antar Sensus
(SUTAS) 2018 Seri-A3

id
o.
Input/Variabel pembentuk indikator
.g
ps
Nama Variabel Sumber data
.b

subsektor yang diusahakan rumah tangga usaha


Daftar SUTAS2018-L2
pertanian
w
w

penguasaan lahan Daftar SUTAS2018-L2


w
s://
tp
ht

491
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi
dan Golongan Luas Lahan Bukan Sawah yang Dikuasai

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan


Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang dikelompokkan


berdasarkan provinsi dan kelompok luas lahan bukan sawah yang
dikuasainya. Adapun pengelompokan menurut luas lahan bukan
sawah tersebut terbagi menjadi 8 kelompok.

Manfaat Mengetahui jumlah rumah tangga usaha pertanian yang


dikelompokkan berdasarkan provinsi dan kelompok luas lahan
bukan sawah yang dikuasainya. Adapun pengelompokan menurut
luas lahan bukan sawah tersebut terbagi menjadi 8 kelompok

id
o.
Rumus Perhitungan

.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

492
Keterangan:

RTUPi : Jumlah rumah tangga usaha pertanian provinsi ke-i


RTUPij : Rumah Tangga Usaha Pertanian provinsi ke-i dan umur
petani utama j
J : golongan luas lahan yang dikuasai mencakup <0,50;
0,50-0,99; 1,00-1,99; 2,00-2,99; 3,00-3,99; 4,00-4,99;
5,00-9,99; ≥10,00.

Interpretasi Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang dikelompokkan


berdasarkan provinsi dan kelompok luas lahan bukan sawah yang
dikuasainya. Adapun pengelompokan menurut luas lahan bukan
sawah tersebut terbagi menjadi 8 kelompok

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri-A1

id
Indikator

o.
.g
ps
.b
w
w
w
://
s
tp
ht

493
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi
dan Golongan Luas Lahan Pertanian yang Dikuasai

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan


Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang dikelompokkan


berdasarkan provinsi dan kelompok luas lahan pertanian yang
dikuasainya. Adapun pengelompokan menurut luas lahan pertanian
tersebut terbagi menjadi 8 kelompok.

Manfaat Mengetahui jumlah rumah tangga usaha pertanian yang


dikelompokkan berdasarkan provinsi dan kelompok luas lahan
pertanian yang dikuasainya. Adapun pengelompokan menurut luas
lahan pertanian tersebut terbagi menjadi 8 kelompok.

id
o.
Rumus Perhitungan

.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

494
Keterangan:

RTUPi : Jumlah rumah tangga usaha pertanian provinsi ke-i


RTUPij : Rumah Tangga Usaha Pertanian provinsi ke-i dan umur
petani utama ke-j
J : golongan luas lahan yang dikuasai mencakup <0,50;
0,50-0,99; 1,00-1,99; 2,00-2,99; 3,00-3,99; 4,00-4,99;
5,00-9,99; ≥10,00.

Interpretasi Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang dikelompokkan


berdasarkan provinsi dan kelompok luas lahan pertanian yang
dikuasainya. Adapun pengelompokan menurut luas lahan pertanian
tersebut terbagi menjadi 8 kelompok.

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri-A1

id
Indikator

o.
.g
ps
.b
w
w
w
://
s
tp
ht

495
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi
dan Golongan Luas Lahan Pertanian yang Dikuasai

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan


Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang dikelompokkan


berdasarkan provinsi dan kelompok luas lahan pertanian yang
dikuasainya. Adapun pengelompokan menurut luas lahan pertanian
tersebut terbagi menjadi 8 kelompok.

Manfaat Mengetahui jumlah rumah tangga usaha pertanian yang


dikelompokkan berdasarkan provinsi dan kelompok luas lahan
pertanian yang dikuasainya. Adapun pengelompokan menurut luas
lahan pertanian tersebut terbagi menjadi 8 kelompok.

id
o.
Rumus Perhitungan

.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

496
Keterangan:

RTUPi : Jumlah rumah tangga usaha pertanian provinsi ke-i


RTUPij : Rumah Tangga Usaha Pertanian provinsi ke-i dengan
luas lahan yang dikuasai sebesar -j
J : golongan luas lahan yang dikuasai mencakup <0,50;
0,50-0,99; 1,00-1,99; 2,00-2,99; 3,00-3,99; 4,00-4,99;
5,00-9,99; ≥10,00.

Interpretasi Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi dan


Golongan Luas Lahan Pertanian yang Dikuasai

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri-A2,
Indikator Sampling Error Estimasi Hasil Survei Pertanian Antar Sensus
(SUTAS) 2018 Seri-A3

id
o.
Input/Variabel pembentuk indikator
.g
ps
Nama Variabel Sumber data
.b

Hasil Survei Pertanian Antar Sensus


(SUTAS) 2018 Seri-A2 dan Sampling
w

subsektor yang diusahakan rumah tangga usaha


Error Estimasi Hasil Survei
w

pertanian
Pertanian Antar Sensus (SUTAS)
w

2018 Seri A-3


://

Hasil Survei Pertanian Antar Sensus


s

(SUTAS) 2018 Seri-A2 dan Sampling


tp

penguasaan lahan Error Estimasi Hasil Survei


ht

Pertanian Antar Sensus (SUTAS)


2018 Seri A-3

497
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi
dan Golongan Luas Lahan Sawah yang Dikuasai

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan


Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang dikelompokkan


berdasarkan provinsi dan kelompok luas lahan sawah yang
dikuasainya. Adapun pengelompokan menurut luas lahan sawah
tersebut terbagi menjadi 8 kelompok.

Manfaat Mengetahui jumlah rumah tangga usaha pertanian yang


dikelompokkan berdasarkan provinsi dan kelompok luas lahan
sawah yang dikuasainya. Adapun pengelompokan menurut luas
lahan sawah tersebut terbagi menjadi 8 kelompok.

id
o.
Rumus Perhitungan

.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

498
Keterangan:

RTUPi : Jumlah rumah tangga usaha pertanian provinsi ke-i


RTUPij : Rumah Tangga Usaha Pertanian provinsi ke-i dengan
luas lahan yang dikuasai sebesar -j
J : golongan luas lahan yang dikuasai mencakup <0,50;
0,50-0,99; 1,00-1,99; 2,00-2,99; 3,00-3,99; 4,00-4,99;
5,00-9,99; ≥10,00.

Interpretasi Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi dan


Golongan Luas Lahan Sawah yang Dikuasai

Level Estimasi nasional

Publikasi Keberadaan Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri-A2,
Indikator Sampling Error Estimasi Hasil Survei Pertanian Antar Sensus
(SUTAS) 2018 Seri-A3

id
o.
Input/Variabel pembentuk indikator
.g
ps
Nama Variabel Sumber data
.b

penguasaan lahan Daftar SUTAS2018-L2


w

subsektor yang diusahakan rumah tangga usaha


Daftar SUTAS2018-L2
w

pertanian
w
s://
tp
ht

499
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi
dan Golongan Luas Lahan yang Dikuasai

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang dikelompokkan


berdasarkan provinsi dan kelompok luas lahan yang dikuasainya.
Adapun pengelompokan menurut luas lahan tersebut terbagi
menjadi 8 kelompok.

Manfaat Mengetahui jumlah rumah tangga usaha pertanian yang


dikelompokkan berdasarkan provinsi dan kelompok luas lahan

id
yang dikuasainya.

o.
Rumus Perhitungan
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

500
Keterangan:

RTUPi : Jumlah rumah tangga usaha pertanian provinsi ke-i


RTUPij : Rumah Tangga Usaha Pertanian provinsi ke-i dan umur
petani utama j
J : Kelompok umur petani utama mencakup 0-24, 25-34,
35-44, 45-54, 55-64, dan ≥65.

Interpretasi Banyaknya rumah tangga usaha pertanian yang dikelompokkan


berdasarkan provinsi dan kelompok luas lahan yang dikuasainya.

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri-A1
Indikator

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
://
s
tp
ht

501
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi
dan Golongan Luas Lahan yang Dikuasai

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan


Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang dikelompokkan


berdasarkan provinsi dan kelompok luas lahan yang dikuasainya.
Adapun pengelompokan menurut luas lahan tersebut terbagi
menjadi 8 kelompok.

Manfaat Mengetahui jumlah rumah tangga usaha pertanian yang


dikelompokkan berdasarkan provinsi dan kelompok luas lahan
yang dikuasainya.

id
Rumus Perhitungan

o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

502
Keterangan:

RTUPi : Jumlah rumah tangga usaha pertanian provinsi ke-i


RTUPij : Rumah Tangga Usaha Pertanian provinsi ke-i dengan
lahan yang dikuasai seluas j
J : golongan luas lahan yang dikuasai mencakup <0,50;
0,50-0,99; 1,00-1,99; 2,00-2,99; 3,00-3,99; 4,00-4,99;
5,00-9,99; ≥10,00

Interpretasi Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi dan


Golongan Luas Lahan yang Dikuasai

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri-A2,
Indikator Sampling Error Estimasi Hasil Survei Pertanian Antar Sensus
(SUTAS) 2018 Seri-A3

id
o.
Input/Variabel pembentuk indikator
.g
ps
Nama Variabel Sumber data
.b

subsektor yang diusahakan rumah tangga usaha


Daftar SUTAS2018-L2
pertanian
w
w

penguasaan lahan Daftar SUTAS2018-L2


w
s://
tp
ht

503
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi
dan Jenis Usaha Utama yang Diusahakan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang dikelompokkan


berdasarkan provinsi dan jenis usaha utama yang diusahakan yang
terdiri dari tanaman padi, tanaman palawija, tanaman hortikultura,
tanaman perkebunan, peternakan, budidaya ikan, penangkapan
ikan, budidaya tanaman kehutanan, kehutanan lainnya, dan jasa
penunjang pertanian.

id
Manfaat Mengetahui jumlah rumah tangga usaha pertanian yang

o.
dikelompokkan berdasarkan provinsi dan jenis usaha utama yang

.g
diusahakan yang terdiri dari tanaman padi, tanaman palawija,
tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, budidaya
ps
ikan, penangkapan ikan, budidaya tanaman kehutanan, kehutanan
.b

lainnya, dan jasa penunjang pertanian.


w
w

Interpretasi Banyaknya rumah tangga usaha pertanian yang dikelompokkan


berdasarkan provinsi dan jenis usaha utama yang diusahakan yang
w

terdiri dari tanaman padi, tanaman palawija, tanaman hortikultura,


://

tanaman perkebunan, peternakan, budidaya ikan, penangkapan


s

ikan, budidaya tanaman kehutanan, kehutanan lainnya, dan jasa


tp

penunjang pertanian.
ht

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri-A1
Indikator

504
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi
dan Jumlah Subsektor yang Diusahakan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang dikelompokkan


berdasarkan provinsi dan jumlah subsektor yang diusahakan.
Subsektor tersebut terdiri dari tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan, sehingga suatu
rumah tangga dapat mengusahakan 1 (satu) hingga 6 (enam)
subsektor.

id
o.
Manfaat Mengetahui jumlah rumah tangga usaha pertanian yang

.g
dikelompokkan berdasarkan provinsi dan jumlah subsektor yang
ps
diusahakan. Subsektor tersebut terdiri dari tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan,
.b

sehingga suatu rumah tangga dapat mengusahakan 1 (satu) hingga


w

6 (enam) subsektor.
w
w

Interpretasi Banyaknya rumah tangga usaha pertanian yang dikelompokkan


://

berdasarkan provinsi dan jumlah subsektor yang diusahakan.


Subsektor tersebut terdiri dari tanaman pangan, hortikultura,
s

perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan, sehingga suatu


tp

rumah tangga dapat mengusahakan 1 (satu) hingga 6 (enam)


ht

subsektor.

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri-A2,
Indikator Sampling Error Estimasi Hasil Survei Pertanian Antar Sensus
(SUTAS) 2018 Seri-A3

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


status petani dari anggota rumah tangga (megelola
Daftar SUTAS2018-L2
usaha pertanian)
subsektor yang diusahakan rumah tangga usaha
Daftar SUTAS2018-L2
pertanian

505
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi
dan Jumlah Subsektor yang Diusahakan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang dikelompokkan


berdasarkan provinsi dan jumlah subsektor yang diusahakan.
Subsektor tersebut terdiri dari tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan, sehingga suatu
rumah tangga dapat mengusahakan 1 (satu) hingga 6 (enam)
subsektor.

id
Manfaat Mengetahui jumlah rumah tangga usaha pertanian yang

o.
dikelompokkan berdasarkan provinsi dan jumlah subsektor yang

.g
diusahakan. Subsektor tersebut terdiri dari tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan,
ps
sehingga suatu rumah tangga dapat mengusahakan 1 (satu) hingga
.b

6 (enam) subsektor.
w
w

Interpretasi Banyaknya rumah tangga usaha pertanian yang dikelompokkan


berdasarkan provinsi dan jumlah subsektor yang diusahakan.
w

Subsektor tersebut terdiri dari tanaman pangan, hortikultura,


://

perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan, sehingga suatu


s

rumah tangga dapat mengusahakan 1 (satu) hingga 6 (enam)


tp

subsektor.
ht

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri-A1
Indikator

506
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi
dan Kelompok Jumlah Anggota Rumah Tangga

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan


Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang dikelompokkan


berdasarkan jumlah anggota rumah tangga dan provinsi

Manfaat Mengetahui jumlah rumah tangga usaha pertanian yang


dikelompokkan berdasarkan jumlah anggota rumah tangga dan
provinsi

id
Rumus Perhitungan

o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

RTUPi : Jumlah rumah tangga usaha pertanian provinsi ke-i


RTUPij : Rumah Tangga Usaha Pertanian provinsi ke-i dan umur
kepala rumah tangga j
J : kelompok umur kepala rumah tangga mencakup 0-24,
25-34, 35-44, 45-54, 55-64, dan ≥65.

Interpretasi Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang dikelompokkan


berdasarkan jumlah anggota rumah tangga dan provinsi

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri-A1
Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Jumlah anggota rumah tangga Survei Pertanian Antar Sensus

507
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi
dan Kelompok Jumlah Anggota Rumah Tangga

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan


Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang dikelompokkan


berdasarkan jumlah anggota rumah tangga dan provinsi

Manfaat Mengetahui jumlah rumah tangga usaha pertanian yang


dikelompokkan berdasarkan jumlah anggota rumah tangga dan
provinsi

Rumus Perhitungan

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

RTUPi : Jumlah rumah tangga usaha pertanian provinsi ke-i


RTUPij : Rumah Tangga Usaha Pertanian provinsi ke-i dan umur
kepala rumah tangga j
J : Kelompok jumlah anggota rumah tangga 1, 2-5, dan ≥6

Interpretasi Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang dikelompokkan


berdasarkan jumlah anggota rumah tangga dan provinsi

Level Estimasi nasional

Publikasi Keberadaan Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri-A2,
Indikator Sampling Error Estimasi Hasil Survei Pertanian Antar Sensus
(SUTAS) 2018 Seri-A3

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Jumlah anggota rumah tangga Daftar SUTAS2018-L2

508
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi
dan Kelompok Umur Kepala Rumah Tangga

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan


Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang dikelompokkan


berdasarkan umur kepala rumah tangga dan provinsi

Manfaat Mengetahui jumlah rumah tangga usaha pertanian sesuai umur


kepala rumah tangga pada tiap provinsi

Rumus Perhitungan

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

RTUPi : Jumlah rumah tangga usaha pertanian provinsi ke-i


RTUPij : Rumah Tangga Usaha Pertanian provinsi ke-i dan umur
kepala rumah tangga j
J : kelompok umur kepala rumah tangga mencakup 0-24,
25-34, 35-44, 45-54, 55-64, dan ≥65.

Interpretasi Banyaknya rumah tangga usaha pertanian menurut kelompok


umur kepala rumah tangga dan provinsi

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri-A2,
Indikator Sampling Error Estimasi Hasil Survei Pertanian Antar Sensus
(SUTAS) 2018 Seri-A3

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Umur kepala rumah tangga Daftar SUTAS2018-L2

509
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi
dan Kelompok Umur Kepala Rumah Tangga

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan


Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang dikelompokkan


berdasarkan umur kepala rumah tangga dan provinsi

Manfaat Mengetahui jumlah rumah tangga usaha pertanian sesuai umur


kepala rumah tangga pada tiap provinsi

Rumus Perhitungan

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

RTUPi : Jumlah rumah tangga usaha pertanian provinsi ke-i


RTUPij : Rumah Tangga Usaha Pertanian provinsi ke-i dan umur
kepala rumah tangga j
j : kelompok umur kepala rumah tangga mencakup 0-24,
25-34, 35-44, 45-54, 55-64, dan ≥65.

Interpretasi Banyaknya rumah tangga usaha pertanian menurut kelompok


umur kepala rumah tangga dan provinsi

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri A1
Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Umur kepala rumah tangga Survei Pertanian Antar Sensus

510
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi
dan Kelompok Umur Petani Utama

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan


Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang dikelompokkan


berdasarkan umur petani utama (anggota rumah tangga yang
mengelola usaha pertanian dengan nilai produksi terbesar) dari
rumah tangga tersebut dan provinsi.

Manfaat Mengetahui jumlah rumah tangga usaha pertanian yang


dikelompokkan berdasarkan umur petani utama (anggota rumah

id
tangga yang mengelola usaha pertanian dengan nilai produksi

o.
terbesar) dari rumah tangga tersebut dan provinsi.

.g
ps
Rumus Perhitungan
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

RTUPi : Jumlah rumah tangga usaha pertanian provinsi ke-i


RTUPij : Rumah Tangga Usaha Pertanian provinsi ke-i dan umur
petani utama ke-j
j : kelompok umur petani utama mencakup 0-24, 25-34, 35-
44, 45-54, 55-64, dan ≥65.

511
Interpretasi Banyaknya rumah tangga usaha pertanian yang dikelompokkan
berdasarkan umur petani utama (anggota rumah tangga yang
mengelola usaha pertanian dengan nilai produksi terbesar) dari
rumah tangga tersebut dan provinsi.

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri-A2,
Indikator Sampling Error Estimasi Hasil Survei Pertanian Antar Sensus
(SUTAS) 2018 Seri-A3

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


identitas petani utama Daftar SUTAS2018-L2
status petani dari anggota rumah tangga (megelola
Daftar SUTAS2018-L2
usaha pertanian)

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

512
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi
dan Kelompok Umur Petani Utama

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang dikelompokkan


berdasarkan umur petani utama (anggota rumah tangga yang
mengelola usaha pertanian dengan nilai produksi terbesar) dari
rumah tangga tersebut dan provinsi.

Manfaat Mengetahui jumlah rumah tangga usaha pertanian yang

id
dikelompokkan berdasarkan umur petani utama (anggota rumah

o.
tangga yang mengelola usaha pertanian dengan nilai produksi

.g
terbesar) dari rumah tangga tersebut dan provinsi.
ps
Rumus Perhitungan
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

RTUPi : Jumlah rumah tangga usaha pertanian provinsi ke-i


RTUPij : Rumah Tangga Usaha Pertanian provinsi ke-i dan umur
petani utama ke-j
j : kelompok umur petani utama mencakup 0-24, 25-34, 35-
44, 45-54, 55-64, dan ≥65.

513
Interpretasi Banyaknya rumah tangga usaha pertanian yang dikelompokkan
berdasarkan umur petani utama (anggota rumah tangga yang
mengelola usaha pertanian dengan nilai produksi terbesar) dari
rumah tangga tersebut dan provinsi.

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri-A1
Indikator

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

514
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi
dan Pembukuan Usaha Pertanian

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang dikelompokkan


menurut provinsi dan ada tidaknya catatan atau pembukuan dalam
mengelola usaha pertanian.

Manfaat Mengetahui jumlah rumah tangga usaha pertanian yang


dikelompokkan menurut provinsi dan ada tidaknya catatan atau

id
pembukuan dalam mengelola usaha pertanian.

o.
Interpretasi
.g
Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang dikelompokkan
ps
menurut provinsi dan ada tidaknya catatan atau pembukuan dalam
mengelola usaha pertanian.
.b
w

Level Estimasi nasional


w
w

Publikasi Keberadaan Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri-A2,
://

Indikator Sampling Error Estimasi Hasil Survei Pertanian Antar Sensus


s

(SUTAS) 2018 Seri-A3


tp
ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


subsektor yang diusahakan rumah tangga usaha
Daftar SUTAS2018-L2
pertanian
kepemilikan catatan/pembukuan usaha pertanian Daftar SUTAS2018-L2

515
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi
dan Subsektor yang Diusahakan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang dikelompokkan


berdasarkan provinsi dan subsektor yang diusahakan yang terdiri
dari tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan,
perikanan, kehutanan, dan jasa penunjang pertanian.

Manfaat Mengetahui jumlah rumah tangga usaha pertanian yang


dikelompokkan berdasarkan provinsi dan subsektor yang

id
diusahakan yang terdiri dari tanaman pangan, hortikultura,

o.
perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan, dan jasa penunjang

.g
pertanian.
ps
Interpretasi Banyaknya rumah tangga usaha pertanian yang dikelompokkan
.b

berdasarkan provinsi dan subsektor yang diusahakan yang terdiri


w

dari tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan,


w

perikanan, kehutanan, dan jasa penunjang pertanian.


w
://

Level Estimasi nasional


s
tp

Publikasi Keberadaan Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri-A2,
Indikator Sampling Error Estimasi Hasil Survei Pertanian Antar Sensus
ht

(SUTAS) 2018 Seri-A3

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


subsektor yang diusahakan rumah tangga usaha
Daftar SUTAS2018-L2
pertanian
subsektor utama yang diusahakan oleh rumah tangga
Daftar SUTAS2018-L2
usaha pertanian

516
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Provinsi
dan Subsektor yang Diusahakan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang dikelompokkan


berdasarkan provinsi dan subsektor yang diusahakan yang terdiri
dari tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan,
perikanan, kehutanan, dan jasa penunjang pertanian.

Manfaat Mengetahui jumlah rumah tangga usaha pertanian yang

id
dikelompokkan berdasarkan provinsi dan subsektor yang

o.
diusahakan yang terdiri dari tanaman pangan, hortikultura,

.g
perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan, dan jasa penunjang
ps
pertanian.
.b

Interpretasi Banyaknya rumah tangga usaha pertanian yang dikelompokkan


w

berdasarkan provinsi dan subsektor yang diusahakan yang terdiri


w

dari tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan,


w

perikanan, kehutanan, dan jasa penunjang pertanian.


s ://

Level Estimasi Nasional


tp
ht

Publikasi Keberadaan Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri-A1
Indikator

517
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan
dan Rumah Tangga Petani Gurem Menurut Provinsi

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang menggunakan lahan


dan jumlah rumah tangga petani gurem (rumah tangga yang
menggunakan lahan dengan luas kurang dari 0,5 hektar)

Manfaat Mengetahui jumlah rumah tangga usaha pertanian yang


menggunakan lahan dan jumlah rumah tangga petani gurem
(rumah tangga yang menggunakan lahan dengan luas kurang dari

id
0,5 hektar)

o.
Interpretasi
.g
Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang menggunakan lahan
ps
dan jumlah rumah tangga petani gurem (rumah tangga yang
menggunakan lahan dengan luas kurang dari 0,5 hektar)
.b
w

Level Estimasi Nasional


w
w

Publikasi Keberadaan Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri-A1
://

Indikator
s
tp
ht

518
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan
dan Rumah Tangga Petani Gurem Menurut Provinsi

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang menggunakan lahan


dan jumlah rumah tangga petani gurem (rumah tangga yang
menggunakan lahan dengan luas kurang dari 0,5 hektar)

Manfaat Mengetahui jumlah rumah tangga usaha pertanian yang


menggunakan lahan dan jumlah rumah tangga petani gurem

id
(rumah tangga yang menggunakan lahan dengan luas kurang dari

o.
0,5 hektar)

.g
ps
Interpretasi Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan dan
Rumah Tangga Petani Gurem Menurut Provinsi
.b
w

Level Estimasi Nasional


w
w

Publikasi Keberadaan Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri-A2,
://

Indikator Sampling Error Estimasi Hasil Survei Pertanian Antar Sensus


s

(SUTAS) 2018 Seri-A3


tp
ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


subsektor yang diusahakan rumah tangga usaha
Daftar SUTAS2018-L2
pertanian
penggunaan lahan oleh rumah tangga Daftar SUTAS2018-L2

519
Jumlah Usaha Non Rumah Tangga Hortikultura

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan

Subdit. Stat. Hortikultura

Definisi Merupakan jumlah Usaha Non Rumah Tangga Hortikultura yang


dirinci menurut provinsi dan kelompok tanaman.

Manfaat Mengetahui banyaknya Usaha Non Rumah Tangga Hortikultura di


suatu wilayah.

Rumus Perhitungan 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ = ∑ 𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎𝑁𝑅𝑇𝐻𝑜𝑟𝑡𝑖𝑘𝑢𝑙𝑡𝑢𝑟𝑎


Dimana:

id
Jumlah : Jumlah Usaha Non Rumah Tangga Hortikultura

o.
Usaha Non Hortikultura : Usaha NRT Hortikultura yang masih aktif

.g
(VN-horti rincian 201 berkode 1)
ps
Interpretasi Jumlah Usaha Non Rumah Tangga Hortikultura yang aktif.
.b
w

Level Estimasi Provinsi


w
w

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Hortikultura dan Usaha Hortikultura Lainnya


://

Indikator 2019
s
tp

Input/Variabel pembentuk indikator


ht

Nama Variabel Sumber data


Kondisi NRT Survei Perusahaan Hortikultura

520
Luas Lahan yang Dikuasai Perusahaan HTI, Perum
Perhutani, dan Perusahaan lainnya

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Luas lahan yang dikuasai perusahaan budidaya tanaman kehutanan


menurut provinsi dan status lahan

Manfaat Untuk mengetahui jumlah luas lahan kehutanan.

id
Interpretasi Menunjukkan luas lahan yang dikuasai perusahaan budidaya
tanaman kehutanan menurut provinsi dan status lahan.

o.
Level Estimasi Nasional .g
ps
.b

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Pembudidaya Tanaman Kehutanan 2018


Indikator
w
w
w

Input/Variabel pembentuk indikator


s ://

Nama Variabel Sumber data


tp

Survei Perusahaan Pemegang Ijin


Luas lahan yang dikuasai Perum perhutani dan
ht

Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan


Perusahaan lainnya
Kayu pada Hutan Tanaman

521
Nilai Output

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Industri Besar dan Sedang

Definisi nilai keluaran yang dihasilkan dari proses kegiatan industri yang
berupa barang yang dihasilkan, tenaga listrik yang dijual,
pendapatan dari jasa industri (makloon), pendapatan lainnya dari
(keuntungan dari jual beli dari barang yang tidak diproses,
penjualan limbah), nilai stok barang produksi setengah jadi.

Manfaat Untuk mengetahui nilai keluaran yg dihasilkan dari proses kegiatan


industri.

id
Interpretasi Semakin tinggi output mencerminkan omset semakin tinggi.

o.
Semakin besar skala perusahaan cenderung semakin besar nilai
output.
.g
ps
Level Estimasi Nasional dan Provinsi
.b
w

Publikasi Keberadaan Statistik Industri Besar dan Sedang


w

Indikator
w
s ://
tp
ht

522
Nilai Output

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Industri Besar dan Sedang

Definisi nilai keluaran yang dihasilkan dari proses kegiatan industri yang
berupa barang yang dihasilkan, tenaga listrik yang dijual,
pendapatan dari jasa industri (makloon), pendapatan lainnya dari
(keuntungan dari jual beli dari barang yang tidak diproses,
penjualan limbah), nilai stok barang produksi setengah jadi.

Manfaat Untuk mengetahui nilai keluaran yg dihasilkan dari proses kegiatan

id
industri.

o.
Interpretasi Semakin tinggi output mencerminkan omset semakin tinggi.
.g
Semakin besar skala perusahaan cenderung semakin besar nilai
ps
output.
.b

Level Estimasi Nasional dan Provinsi


w
w

Publikasi Keberadaan Statistik Industri Besar dan Sedang


w

Indikator
://
s

Input/Variabel pembentuk indikator


tp
ht

Nama Variabel Sumber data


Survei Industri Besar dan Sedang
Nilai Produksi Industri
Bulanan
Survei Industri Besar dan Sedang
Tenaga listrik yang dijual
Tahunan
Survei Industri Besar dan Sedang
Pendapatan dari jasa industri (makloon)
Tahunan
Survei Industri Besar dan Sedang
selisih nilai stok barang
Tahunan
Pendapatan lainnya (keuntungan dari jual beli barang Survei Industri Besar dan Sedang
yang tidak diproses, penjualan limbah) Tahunan

523
Nilai Output Perusahaan Air Bersih

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Nilai yang dihasilkan dari proses produksi air bersih.

Manfaat Mengetahui nilai yang dihasilkan dari kegiatan proses produksi air
bersih.

Interpretasi Nilai output menggambarkan skala perusahaan.

Level Estimasi nasional

id
o.
Publikasi Keberadaan Statistik Air Bersih

.g
Indikator
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

524
Nilai Output Perusahaan Air Bersih

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Nilai yang dihasilkan dari proses produksi air bersih.

Manfaat Mengetahui nilai yang dihasilkan dari kegiatan proses produksi air
bersih.

Interpretasi Nilai output menggambarkan skala perusahaan.

id
Level Estimasi nasional

o.
Publikasi Keberadaan Statistik Air Bersih
.g
ps
Indikator
.b

Input/Variabel pembentuk indikator


w
w

Nama Variabel Sumber data


w

Produksi air bersih Survei Perusahaan Air Bersih


://

Tenaga listrik yang dijual Survei Perusahaan Air Bersih


s
tp

Pendapatan lainnya Survei Perusahaan Air Bersih


ht

525
Nilai Output Perusahaan Distribusi Gas Bumi

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Nilai yang dihasilkan dari proses pendistribusian gas bumi.

Manfaat Mengetahui nilai yang dihasilkan dari kegiatan proses


pendistribusian gas bumi.

Interpretasi Nilai output menggambarkan omzet, semakin besar omzet maka


semakin besar kontribusinya terhadap PDB.

id
Level Estimasi nasional

o.
.g
Publikasi Keberadaan Statistik Gas
Indikator
ps
.b

Input/Variabel pembentuk indikator


w
w

Nama Variabel Sumber data


w

Nilai distribusi gas bumi Survei Gas


://

Tenaga listrik yang dijual Survei Gas


s
tp

Pendapatan lainnya Survei Gas


ht

526
Nilai Output Perusahaan Distribusi Gas Bumi

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Nilai yang dihasilkan dari proses pendistribusian gas bumi.

Manfaat Mengetahui nilai yang dihasilkan dari kegiatan proses


pendistribusian gas bumi.

Interpretasi Nilai output menggambarkan omzet, semakin besar omzet maka


semakin besar kontribusinya terhadap PDB.

id
o.
Level Estimasi nasional

.g
ps
Publikasi Keberadaan Statistik Gas
Indikator
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

527
Nilai Output Perusahaan Listrik

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Nilai yang dihasilkan dari proses kegiatan produksi perusahaan


listrik.

Manfaat Mengetahui nilai yang dihasilkan dari kegiatan proses produksi


listrik.

Interpretasi Nilai output mencerminkan omzet, semakin besar omzet maka


skala perusahaan cenderung semakin besar.

id
o.
Level Estimasi nasional

Publikasi Keberadaan Statistik LIstrik .g


ps
Indikator
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

528
Nilai Output Perusahaan Listrik

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Nilai yang dihasilkan dari proses kegiatan produksi perusahaan


listrik.

Manfaat Mengetahui nilai yang dihasilkan dari kegiatan proses produksi


listrik.

Interpretasi Nilai output mencerminkan omzet, semakin besar omzet maka

id
skala perusahaan cenderung semakin besar.

o.
.g
Level Estimasi nasional
ps
Publikasi Keberadaan Statistik LIstrik
.b

Indikator
w
w

Input/Variabel pembentuk indikator


w
://

Nama Variabel Sumber data


s

Produksi Listrik Survei Perusahaan Listrik


tp

Tenaga listrik yang dijual Survei Perusahaan Listrik


ht

Pendapatan lainnya Survei Perusahaan Listrik

529
Nilai Output Perusahaan Migas

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Nilai yang dihasilkan dari proses kegiatan penambangan migas.

Manfaat Mengetahui nilai yang dihasilkan dari kegiatan proses


penambangan migas.

Interpretasi Nilai Output mencerminkan omzet, semakin besar omzet, skala


perusahaan cenderung semakin besar.

id
Level Estimasi nasional

o.
.g
Publikasi Keberadaan Statistik Pertambangan Migas
Indikator
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

530
Nilai Output Perusahaan Migas

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Nilai yang dihasilkan dari proses kegiatan penambangan migas.

Manfaat Mengetahui nilai yang dihasilkan dari kegiatan proses


penambangan migas.

Interpretasi Nilai Output mencerminkan omzet, semakin besar omzet, skala


perusahaan cenderung semakin besar.

id
o.
Level Estimasi nasional

.g
ps
Publikasi Keberadaan Statistik Pertambangan Migas
Indikator
.b
w

Input/Variabel pembentuk indikator


w
w

Nama Variabel Sumber data


://

Produksi minyak mentah dan gas Survei Perusahaan Migas


s
tp

Tenaga listrik yang dijual Survei Perusahaan Migas


ht

Pendapatan lainnya Survei Perusahaan Migas

531
Nilai Output Perusahaan Non Migas

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Nilai yang dihasilkan dari proses kegiatan penambangan migas.

Manfaat Mengetahui nilai yang dihasilkan dari kegiatan proses


penambangan migas.

Interpretasi Nilai Output mencerminkan omzet, semakin besar omzet, skala


perusahaan cenderung semakin besar.

id
Level Estimasi nasional

o.
.g
Publikasi Keberadaan Statistik Pertambangan Non Migas
Indikator
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

532
Nilai Output Perusahaan Non Migas

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Nilai yang dihasilkan dari proses kegiatan penambangan migas.

Manfaat Mengetahui nilai yang dihasilkan dari kegiatan proses


penambangan migas.

Interpretasi Nilai Output mencerminkan omzet, semakin besar omzet, skala


perusahaan cenderung semakin besar.

id
o.
Level Estimasi nasional

.g
ps
Publikasi Keberadaan Statistik Pertambangan Non Migas
Indikator
.b
w

Input/Variabel pembentuk indikator


w
w

Nama Variabel Sumber data


://

Tenaga listrik yang dijual Survei Perusahaan Non Migas


s
tp

Pendapatan lainnya Survei Perusahaan Non Migas


ht

533
Nilai Output Perusahaan Pengilangan Migas

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Nilai yang dihasilkan dari proses kegiatan penambangan migas.

Manfaat Mengetahui nilai yang dihasilkan dari kegiatan proses


penambangan migas.

Interpretasi Nilai Output mencerminkan omzet, semakin besar omzet, skala


perusahaan cenderung semakin besar.

id
Level Estimasi nasional

o.
.g
Publikasi Keberadaan Statistik Pertambangan Migas
Indikator
ps
.b

Input/Variabel pembentuk indikator


w
w

Nama Variabel Sumber data


w

Produksi minyak mentah dan gas Survei Pengilangan Migas


://

Tenaga listrik yang dijual Survei Pengilangan Migas


s
tp

Pendapatan lainnya Survei Pengilangan Migas


ht

534
Nilai Output Perusahaan Pengilangan Migas

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Nilai yang dihasilkan dari proses kegiatan penambangan migas.

Manfaat Mengetahui nilai yang dihasilkan dari kegiatan proses


penambangan migas.

Interpretasi Nilai Output mencerminkan omzet, semakin besar omzet, skala


perusahaan cenderung semakin besar.

id
o.
Level Estimasi nasional

.g
ps
Publikasi Keberadaan Statistik Pertambangan Migas
Indikator
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

535
Nilai Penggunaan Produksi Kayu Bulat

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Nilai perkiraan kayu bulat, baik yang digunakan untuk bahan baku
sendiri maupun yang dijual ke instansi terkait yang nilainya
diperkirakan sesuai harga jual setempat.

Manfaat Menyajikan data nilai perkiraan produksi kayu bulat.

Rumus Perhitungan 𝑛

𝑋 = ∑ 𝑋𝑖

id
𝑖=1

o.
.g
ps
.b
w
w
w
://

Interpretasi Nilai perkiraan kayu bulat, baik yang digunakan untuk bahan baku
s

sendiri maupun yang dijual ke instansi terkait yang nilainya


tp

diperkirakan sesuai harga jual setempat.


ht

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Hak Pengusahaan Hutan 2018


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Survei Perusahaan Pemegang Ijin
Nilai Penggunaan Produksi Kayu Bulat Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu pada Hutan Alam

536
Nilai Penjualan Gas Bumi

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Nilai penjualan gas bumi merupakan besanya nilai dari volume
yang dihasilkan dari pendistribusian gas bumi.

Manfaat Mengetahui produktifitas subsektor distribusi gas bumi.

Interpretasi Variabel ini digunakan untuk penghitungan PDB subsektor migas.

id
Level Estimasi nasional

o.
Publikasi Keberadaan Statistik Gas
.g
ps
Indikator
.b

Input/Variabel pembentuk indikator


w
w

Nama Variabel Sumber data


w

Nilai penjualan Survei Gas


s ://
tp
ht

537
Nilai Penjualan Gas Bumi

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Nilai penjualan gas bumi merupakan besanya nilai dari volume
yang dihasilkan dari pendistribusian gas bumi.

Manfaat Mengetahui produktifitas subsektor distribusi gas bumi.

Interpretasi Variabel ini digunakan untuk penghitungan PDB subsektor migas.

Level Estimasi Nasional

id
o.
Publikasi Keberadaan Statistik Gas

.g
Indikator
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

538
Nilai Produksi Air Bersih

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Nilai produksi air bersih merupakan besarnya nilai dari volume air
bersih yang dihasilkan dalam rentang waktu satu tahun.

Manfaat Mengetahui produktivitas subsektor air bersih.

Interpretasi Variabel ini digunakan sebagai salah satu komponen untuk


penghitungan PDB.

id
o.
Level Estimasi nasional

.g
ps
Publikasi Keberadaan Statistik Air Bersih
Indikator
.b
w

Input/Variabel pembentuk indikator


w
w

Nama Variabel Sumber data


://

Nilai produksi air bersih Survei Perusahaan Air Bersih


s
tp
ht

539
Nilai Produksi Air Bersih

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Nilai produksi air bersih merupakan besarnya nilai dari volume air
bersih yang dihasilkan dalam rentang waktu satu tahun.

Manfaat Mengetahui produktivitas subsektor air bersih.

Interpretasi Variabel ini digunakan sebagai salah satu komponen untuk


penghitungan PDB.

id
Level Estimasi nasional

o.
.g
Publikasi Keberadaan Statistik Air Bersih
Indikator
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

540
Nilai produksi ikan di Pendaratan Ikan Tradisional (PIT)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Perikanan

Definisi Nilai ikan yang dijual di PIT baik secara lelang maupun tidak lelang
setiap bulan pada tahun laporan

Manfaat Mengetahui perkembangan nilai produksi ikan di Pendaratan Ikan


Tradisional

Rumus Perhitungan
𝑁 = ∑ 𝑁𝑖

id
o.
.g
ps
.b
w
w

Interpretasi Semakin tinggi nilai produksi ikan di pangkalan pendaratan ikan


w

maka semakin tinggi kontribusinya ke sektor ekonomi


s ://

Level Estimasi Nasional


tp
ht

Publikasi Keberadaan Statistik Pendaratan Ikan Tradisional


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Laporan Triwulanan Tempat
Nilai Produksi
Pendaratan Ikan Tradisional(PIT)

541
Nilai Produksi Kayu Bulat Menurut Provinsi dan Jenis Kayu

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Perkalian jumlah produksi kayu bulat yang ditebang sesuai jatah
tebang pada rencana karya tahunan yang terdapat di areal yang
tertera di SK dengan harga berlaku.

Manfaat Menyajikan data nilai produksi kayu bulat menurut provinsi dan
jenis kayu.

Rumus Perhitungan 𝑛

id
𝑁 = ∑ 𝑋𝑖 𝑌𝑖

o.
𝑖=1

.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

Interpretasi Perkalian jumlah produksi kayu bulat yang ditebang sesuai jatah
tebang pada rencana karya tahunan yang terdapat di areal yang
tertera di SK dengan harga berlaku.

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Hak Pengusahaan Hutan 2018


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Survei Perusahaan Pemegang Ijin
Nilai Produksi Kayu Bulat Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu pada Hutan Alam

542
Nilai Produksi Pertambangan Bahan Galian Usaha Rumah
Tangga (URT)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Nilai produksi usaha penggalian rumah tangga merupakan


besarnya nilai dari volume yang dihasilkan dari penggalian bahan
industri dan kontruksi dalam rentang waktu satu tahun.

Manfaat Mengetahui produktivitas subsektor penggalian.

id
Interpretasi Variabel ini digunakan untuk penghitungan PDB subsektor

o.
penggalian.
.g
ps
Level Estimasi nasional
.b

Publikasi Keberadaan Statistik Pertambangan Bahan Galian


w

Indikator
w
w

Input/Variabel pembentuk indikator


s ://
tp

Nama Variabel Sumber data


ht

Survei Pertambangan Bahan Galian


Nilai Produksi
URT

543
Nilai Produksi Pertambangan Bahan Galian Usaha Rumah
Tangga (URT)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Nilai produksi usaha penggalian rumah tangga merupakan


besarnya nilai dari volume yang dihasilkan dari penggalian bahan
industri dan kontruksi dalam rentang waktu satu tahun.

Manfaat Mengetahui produktivitas subsektor penggalian.

id
Interpretasi Variabel ini digunakan untuk penghitungan PDB subsektor
penggalian.

o.
Level Estimasi nasional
.g
ps
.b

Publikasi Keberadaan Statistik Pertambangan Bahan Galian


Indikator
w
w
w
s ://
tp
ht

544
Nilai Produksi Perusahaan Budidaya Ikan yang Berbadan
Hukum

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Perikanan

Definisi Nilai semua hasil budidaya ikan/binatang air lainnya/tanaman air


yang dipanen dari dari tempat pemeliharaan yang diusahakan
perusahaan budidaya ikan yang berbadan hukum.

Manfaat Mengetahui perkembangan nilai produksi ikan di perusahaan


budidaya ikan yang berbadan hukum.

id
o.
Rumus Perhitungan
𝑁 = ∑ 𝑁𝑖
.g
ps
.b
w
w
w
s ://

Interpretasi Semakin tinggi nilai produksi ikan di perusahaan budidaya ikan


tp

yang berbadan hukum maka semakin tinggi kontribusinya ke sektor


ht

ekonomi.

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Perikanan


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Nilai produksi perusahaan budidaya Ikan yang Penyusunan Laporan Tahunan
berbadan hukum Perusahaan Budidaya Ikan (LTB)

545
Nilai Produksi Perusahaan Non Migas

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Nilai produksi perusahaan non migas merupakan penjumlahan


nilai produksi dari penambangan batubara, tembaga, bauksit, bijih
nikel, emas, mangan, pasir besi dan timah.

Manfaat Mengetahui nilai produksi pertambangan serta kontribusinya


terhadap PDB dan perkembangannya dari tahun ke tahun.

Interpretasi Variabel ini digunakan untuk penghitungan PDB subsektor non

id
migas.

o.
Level Estimasi Nasional
.g
ps
Publikasi Keberadaan Statistik Pertambangan Non Migas
.b

Indikator
w
w
w
s ://
tp
ht

546
Nilai Produksi Perusahaan Penangkapan Ikan yang
Berbadan Hukum

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Perikanan

Definisi Nilai produksi perikanan tangkap mencakup nilai semua hasil


penangkapan ikan/binatang air lainnya/tanaman air yang
ditangkap oleh perusahaan penangkapan ikan yang berbadan
hukum dari sumber perikanan alami dilaut atau perairan umum
secara bebas dan bukan milik perorangan.

id
Manfaat Mengetahui perkembangan nilai produksi ikan di perusahaan

o.
penangkapan ikan yang berbadan hukum.

.g
ps
Rumus Perhitungan
𝑁 = ∑ 𝑁𝑖
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

Interpretasi Semakin tinggi nilai produksi ikan di perusahaan penangkapan ikan


yang berbadan hukum maka semakin tinggi kontribusinya ke sektor
ekonomi.

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Perikanan


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Penyusunan Laporan Tahunan
Nilai produksi perusahaan penangkapan ikan yang
Perusahaan Penangkapan Ikan
berbadan hukum
(LTP)

547
Nilai Produksi perusahaan peternakan sapi perah

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Peternakan

Definisi Nilai keluaran yang dihasilkan dari proses kegiatan perusahaan


sapi perah. Nilai Produksi ini meliputi nilai produksi dan
penerimaan lain perusahaan.

Manfaat Mengetahui besarnya pemasukan yang diterima oleh perusahaan


sapi perah.

Rumus Perhitungan 𝑂 =𝑎+𝑏

id
o.
O : Nilai produksi perusahaan peternakan sapi perah
a : Nilai produksi
.g
b : Pendapatan dan penerimaan lain
ps
.b

Interpretasi Semakin tinggi nilai produksi, maka penerimaan perusahaan


w

semakin besar. Jika nilai Produksi lebih tinggi daripada biaya


produksinya maka perusahaan tersebut untung. Dan semakin besar
w

untung/nilai tambah perusahaan, maka semakin besar kontribusi


w

sektor peternakan terhadap pertumbuhan ekonomi.


s ://

Level Estimasi Nasional


tp
ht

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Peternakan Sapi Perah 2017


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Laporan Tahunan Perusahaan
Produksi utama perusahaan
Peternakan Ternak Sapi Perah
Laporan Tahunan Perusahaan
Pendapatan dan penerimaan lainnya
Peternakan Ternak Sapi Perah

548
Nilai Produksi perusahaan peternakan sapi perah

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Peternakan

Definisi Nilai keluaran yang dihasilkan dari proses kegiatan perusahaan


sapi perah. Nilai Produksi ini meliputi nilai produksi dan
penerimaan lain perusahaan.

Manfaat Mengetahui besarnya pemasukan yang diterima oleh perusahaan


sapi perah.

id
Rumus Perhitungan 𝑂 =𝑎+𝑏

o.
.g
O : Nilai produksi perusahaan peternakan sapi perah
a : Nilai produksi
ps
b : Pendapatan dan penerimaan lain
.b
w

Interpretasi Semakin tinggi nilai produksi, maka penerimaan perusahaan


w

semakin besar. Jika nilai Produksi lebih tinggi daripada biaya


produksinya maka perusahaan tersebut untung. Dan semakin besar
w

untung/nilai tambah perusahaan, maka semakin besar kontribusi


://

sektor peternakan terhadap pertumbuhan ekonomi.


s
tp

Level Estimasi Nasional


ht

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Peternakan Sapi Perah 2018


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Laporan Tahunan Perusahaan
Produksi utama perusahaan
Peternakan Ternak Sapi Perah
Laporan Tahunan Perusahaan
Pendapatan dan penerimaan lainnya
Peternakan Ternak Sapi Perah

549
Nilai Produksi Perusahaan peternakan ternak besar/kecil

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Peternakan

Definisi Nilai keluaran yang dihasilkan dari proses kegiatan perusahaan


ternak besar kecil. Nilai Produksi ini meliputi nilai pertambahan
bobot dan penerimaan lain perusahaan.

Manfaat Mengetahui besarnya pemasukan yang diterima oleh perusahaan


peternakan ternak besar kecil.

Rumus Perhitungan 𝑃 =𝑎+𝑏

id
o.
P : Nilai produksi perusahaan peternakan ternak besar/kecil
a : Nilai pertambahan bobot
.g
b : Pendapatan dan penerimaan lain
ps
.b

Interpretasi Semakin tinggi nilai produksi, maka penerimaan perusahaan


w

semakin besar. Jika nilai produksi lebih tinggi daripada biaya


produksinya maka perusahaan tersebut untung.
w
w

Level Estimasi Nasional


s ://
tp

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Peternakan ternak besar/kecil 2017


Indikator
ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Laporan Tahunan Perusahaan
Mutasi ternak Peternakan Ternak Besar dan
Ternak Kecil (LTT)

550
Nilai Produksi Perusahaan peternakan ternak besar/kecil

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Peternakan

Definisi Nilai keluaran yang dihasilkan dari proses kegiatan perusahaan


ternak besar kecil. Nilai Produksi ini meliputi nilai pertambahan
bobot dan penerimaan lain perusahaan.

Manfaat Mengetahui besarnya pemasukan yang diterima oleh perusahaan


peternakan ternak besar kecil.

id
Rumus Perhitungan 𝑃 =𝑎+𝑏

o.
.g
P : Nilai produksi perusahaan peternakan ternak besar/kecil
a : Nilai pertambahan bobot
ps
b : Pendapatan dan penerimaan lain
.b
w

Interpretasi Semakin tinggi nilai produksi, maka penerimaan perusahaan


w

semakin besar. Jika nilai produksi lebih tinggi daripada biaya


produksinya maka perusahaan tersebut untung.
w
://

Level Estimasi Nasional


s
tp

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Peternakan ternak besar/kecil 2018


ht

Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Laporan Tahunan Perusahaan
Mutasi ternak Peternakan Ternak Besar dan
Ternak Kecil (LTT)

551
Nilai Produksi perusahaan peternakan ternak unggas

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Peternakan

Definisi Nilai Produk yang dihasilkan oleh perusahaan peternakan unggas.

Manfaat Mengetahui besarnya produksi yang dihasilkan oleh perusahaan


unggas.

Rumus Perhitungan 𝑌 =𝑎+𝑏

Y : Nilai produksi perusahaan peternakan ternak unggas

id
a : Nilai utama

o.
b : Pendapatan dan penerimaan lain

Interpretasi .g
Semakin tinggi produksi yang dihasilkan oleh perusahaan
ps
peternakan unggas, semakin tinggi pula kontribusi sektor
.b

peternakan terhadap pertumbuhan ekonomi.


w
w

Level Estimasi Nasional


w
://

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Peternakan unggas 2017


Indikator
s
tp
ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Laporan Tahunan Perusahaan
Produksi utama perusahaan
Peternakan Ternak Unggas (LTU)
Laporan Tahunan Perusahaan
Penerimaan dan pendapatan lain
Peternakan Ternak Unggas (LTU)

552
Nilai Produksi perusahaan peternakan ternak unggas

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Peternakan

Definisi Nilai Produk yang dihasilkan oleh perusahaan peternakan unggas.

Manfaat Mengetahui besarnya produksi yang dihasilkan oleh perusahaan


unggas.

Rumus Perhitungan 𝑌 =𝑎+𝑏

id
Y : Nilai produksi perusahaan peternakan ternak unggas

o.
a : Nilai utama

.g
b : Pendapatan dan penerimaan lain
ps
Interpretasi Semakin tinggi produksi yang dihasilkan oleh perusahaan
.b

peternakan unggas, semakin tinggi pula kontribusi sektor


w

peternakan terhadap pertumbuhan ekonomi.


w
w

Level Estimasi Nasional


s ://

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Peternakan unggas 2016


tp

Indikator
ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Laporan Tahunan Perusahaan
Produksi utama perusahaan
Peternakan Ternak Unggas (LTU)
Laporan Tahunan Perusahaan
Penerimaan dan pendapatan lain
Peternakan Ternak Unggas (LTU)

553
Nilai Produksi Perusahaan/Usaha Penggalian

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Nilai produksi perusahaan/usaha penggalian merupakan besarnya


nilai dari volume yang dihasilkan dari penggalian bahan industri
dan kontruksi dalam rentang waktu satu tahun.

Manfaat Mengetahui produktivitas subsektor penggalian.

Interpretasi Variabel ini digunakan untuk penghitungan PDB subsektor


penggalian.

id
o.
Level Estimasi Provinsi

Publikasi Keberadaan .g
Nilai Produksi Perusahaan/Usaha Penggalian
ps
Indikator
.b
w

Input/Variabel pembentuk indikator


w
w

Nama Variabel Sumber data


://

Survei Perusahaan Penggalian


s

Nilai Produksi Perusahaan/Usaha


Berbadan Hukum
tp
ht

554
Nilai Produksi Perusahaan/Usaha Penggalian

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Nilai produksi perusahaan/usaha penggalian merupakan besarnya


nilai dari volume yang dihasilkan dari penggalian bahan industri
dan kontruksi dalam rentang waktu satu tahun.

Manfaat Mengetahui produktivitas subsektor penggalian.

Interpretasi Variabel ini digunakan untuk penghitungan PDB subsektor

id
penggalian.

o.
.g
Level Estimasi Provinsi
ps
Publikasi Keberadaan Nilai Produksi Perusahaan/Usaha Penggalian
.b

Indikator
w
w
w
s ://
tp
ht

555
Nilai Produksi Tempat Pelelangan Ikan (TPI)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Perikanan

Definisi Nilai produksi TPI mencakup seluruh nilai ikan yang dijual/dilelang
di TPI pada bulan yang bersangkutan selama triwulan laporan

Manfaat Mengetahui perkembangan nilai produksi ikan di Tempat


Pelelangan Ikan (TPI)

Rumus Perhitungan
𝑁 = ∑ 𝑁𝑖

id
o.
.g
ps
.b

Interpretasi Semakin tinggi nilai produksi ikan di TPI maka semakin tinggi
kontribusinya ke sektor ekonomi
w
w

Level Estimasi Nasional


w
://

Publikasi Keberadaan Statistik Pelabuhan Perikanan 2018


s
tp

Indikator
ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Laporan Triwulanan Pelabuhan
Nilai Produksi Perikanan (PPS/PPN/PPP/PPI) &
Tempat Pelelangan Ikan (TPI)

556
Nilai Tambah (Value Added)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Industri Besar dan Sedang

Definisi Nilai tambah adalah besarnya nilai output dikurangi besarnya biaya
input (biaya antara).

Manfaat Untuk mengetahui proses penciptaan nilai tambah yang terjadi dari
kegiatan proses industri yang diukur dengan satuan rupiah.

Interpretasi Biasanya variabel ini digunakan untuk penghitungan PDB. Sebagai

id
salah satu indikator dalam mengetahui struktur perekonomian di

o.
suatu daerah/ wilayah.

Level Estimasi Nasional dan Provinsi.g


ps
.b

Publikasi Keberadaan Statistik Industri Besar dan Sedang


w

Indikator
w
w
s ://
tp
ht

557
Nilai Tambah (Value Added)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Industri Besar dan Sedang

Definisi Nilai tambah adalah besarnya nilai output dikurangi besarnya biaya
input (biaya antara).

Manfaat Untuk mengetahui proses penciptaan nilai tambah yang terjadi dari
kegiatan proses industri yang diukur dengan satuan rupiah.

Interpretasi Biasanya variabel ini digunakan untuk penghitungan PDB. Sebagai


salah satu indikator dalam mengetahui struktur perekonomian di

id
suatu daerah/ wilayah.

o.
Level Estimasi Nasional dan Provinsi
.g
ps
Publikasi Keberadaan Statistik Industri Besar dan Sedang
.b

Indikator
w
w
w
s ://
tp
ht

558
Nilai Tambah (Value Added) Perusahaan Air Bersih

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Nilai tambah adalah besanya nilai output dikurangi besarnya biaya
intermediate input (biaya antara).

Manfaat Mengetahui proses penciptaan nilai tambah yang terjadi dari


kegiatan proses produksi air bersih yang diukur dengan satuan
rupiah.

id
Interpretasi Variabel ini digunakan sebagai salah satu komponen untuk

o.
penghitungan PDB.

Level Estimasi Nasional .g


ps
.b

Publikasi Keberadaan Statistik Air Bersih


w

Indikator
w
w
s ://
tp
ht

559
Nilai Tambah (Value Added) Perusahaan Air Bersih

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Nilai tambah adalah besanya nilai output dikurangi besarnya biaya
intermediate input (biaya antara).

Manfaat Mengetahui proses penciptaan nilai tambah yang terjadi dari


kegiatan proses produksi air bersih yang diukur dengan satuan
rupiah.

Interpretasi Variabel ini digunakan sebagai salah satu komponen untuk

id
penghitungan PDB.

o.
Level Estimasi Nasional
.g
ps
Publikasi Keberadaan Statistik Air Bersih
.b

Indikator
w
w

Input/Variabel pembentuk indikator


w
://

Nama Variabel Sumber data


s

Nilai Output Survei Perusahaan Air Bersih


tp

Nilai Input Survei Perusahaan Air Bersih


ht

560
Nilai Tambah (Value Added) Perusahaan Distribusi Gas
Bumi

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Nilai tambah adalah besanya nilai output dikurangi besarnya biaya
intermediate input (biaya antara).

Manfaat Mengetahui proses penciptaan nilai tambah yang terjadi dari


kegiatan proses pendistribusian gas bumi yang diukur dengan
satuan rupiah.

id
o.
Interpretasi Variabel ini digunakan sebagai salah satu komponen penghitungan
PDB.
.g
ps
Level Estimasi Nasional
.b
w

Publikasi Keberadaan Statistik Gas


w

Indikator
w
s ://
tp
ht

561
Nilai Tambah (Value Added) Perusahaan Distribusi Gas
Bumi

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Nilai tambah adalah besanya nilai output dikurangi besarnya biaya
intermediate input (biaya antara).

Manfaat Mengetahui proses penciptaan nilai tambah yang terjadi dari


kegiatan proses pendistribusian gas bumi yang diukur dengan
satuan rupiah.

id
Interpretasi Variabel ini digunakan sebagai salah satu komponen penghitungan

o.
PDB.

.g
ps
Level Estimasi Nasional
.b

Publikasi Keberadaan Statistik Gas


w

Indikator
w
w

Input/Variabel pembentuk indikator


s ://
tp

Nama Variabel Sumber data


ht

Nilai Output Survei Gas


Nilai Output Survei Gas

562
Nilai Tambah (Value Added) Perusahaan Listrik

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Nilai tambah adalah besanya nilai output dikurangi besarnya biaya
intermediate input (biaya antara).

Manfaat Mengetahui proses penciptaan nilai tambah yang terjadi dari


kegiatan proses produksi listrik gas yang diukur dengan satuan
rupiah.

id
Interpretasi Variabel ini digunakan sebagai salah satu komponen untuk

o.
penghitungan PDB.

Level Estimasi Nasional .g


ps
.b

Publikasi Keberadaan Statistik LIstrik


w

Indikator
w
w

Input/Variabel pembentuk indikator


s ://

Nama Variabel Sumber data


tp

Nilai Input Survei Perusahaan Listrik


ht

Nilai Output Survei Perusahaan Listrik

563
Nilai Tambah (Value Added) Perusahaan Listrik

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Nilai tambah adalah besanya nilai output dikurangi besarnya biaya
intermediate input (biaya antara).

Manfaat Mengetahui proses penciptaan nilai tambah yang terjadi dari


kegiatan proses produksi listrik gas yang diukur dengan satuan
rupiah.

Interpretasi Variabel ini digunakan sebagai salah satu komponen untuk

id
penghitungan PDB.

o.
Level Estimasi nasional
.g
ps
Publikasi Keberadaan Statistik LIstrik
.b

Indikator
w
w
w
s ://
tp
ht

564
Nilai Tambah (Value Added) Perusahaan Migas

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Nilai tambah adalah besanya nilai output dikurangi besarnya biaya
intermediate input (biaya antara).

Manfaat Mengetahui proses penciptaan nilai tambah yang terjadi dari


kegiatan proses pertambangan migas yang diukur dengan satuan
rupiah.

id
Interpretasi Variabel ini digunakan untuk penghitungan PDB subsektor migas.

o.
.g
Level Estimasi nasional
ps
Publikasi Keberadaan Statistik Pertambangan Migas
.b

Indikator
w
w
w
s ://
tp
ht

565
Nilai Tambah (Value Added) Perusahaan Migas

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Nilai tambah adalah besanya nilai output dikurangi besarnya biaya
intermediate input (biaya antara).

Manfaat Mengetahui proses penciptaan nilai tambah yang terjadi dari


kegiatan proses pertambangan migas yang diukur dengan satuan
rupiah.

Interpretasi Variabel ini digunakan untuk penghitungan PDB subsektor migas.

id
o.
Level Estimasi nasional

Publikasi Keberadaan Statistik Pertambangan Migas .g


ps
Indikator
.b
w

Input/Variabel pembentuk indikator


w
w

Nama Variabel Sumber data


://

Nilai Output Survei Perusahaan Migas


s

Nilai Input Survei Perusahaan Migas


tp
ht

566
Nilai Tambah (Value Added) Perusahaan Non Migas

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Nilai tambah adalah besanya nilai output dikurangi besarnya biaya
intermediate input (biaya antara).

Manfaat Mengetahui proses penciptaan nilai tambah yang terjadi dari


kegiatan proses pertambangan migas yang diukur dengan satuan
rupiah.

id
Interpretasi Variabel ini digunakan untuk penghitungan PDB subsektor migas.

o.
.g
Level Estimasi nasional
ps
Publikasi Keberadaan Statistik Pertambangan Non Migas
.b

Indikator
w
w
w
s ://
tp
ht

567
Nilai Tambah (Value Added) Perusahaan Non Migas

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Nilai tambah adalah besanya nilai output dikurangi besarnya biaya
intermediate input (biaya antara).

Manfaat Mengetahui proses penciptaan nilai tambah yang terjadi dari


kegiatan proses pertambangan migas yang diukur dengan satuan
rupiah.

Interpretasi Variabel ini digunakan untuk penghitungan PDB subsektor migas.

id
o.
Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan .g
Statistik Pertambangan Non Migas
ps
Indikator
.b
w

Input/Variabel pembentuk indikator


w
w

Nama Variabel Sumber data


://

Nilai Output Survei Perusahaan Migas


s

Nilai Input Survei Perusahaan Non Migas


tp
ht

568
Nilai Tambah (Value Added) Perusahaan Pengilangan Migas

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Nilai tambah adalah besanya nilai output dikurangi besarnya biaya
intermediate input (biaya antara).

Manfaat Mengetahui proses penciptaan nilai tambah yang terjadi dari


kegiatan proses pertambangan migas yang diukur dengan satuan
rupiah.

id
Interpretasi Variabel ini digunakan untuk penghitungan PDB subsektor migas.

o.
.g
Level Estimasi nasional
ps
Publikasi Keberadaan Statistik Pertambangan Migas
.b

Indikator
w
w

Input/Variabel pembentuk indikator


w
://

Nama Variabel Sumber data


s

Nilai Output Survei Perusahaan Migas


tp

Nilai Input Survei Perusahaan Migas


ht

569
Nilai Tambah (Value Added) Perusahaan Pengilangan Migas

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Nilai tambah adalah besanya nilai output dikurangi besarnya biaya
intermediate input (biaya antara).

Manfaat Mengetahui proses penciptaan nilai tambah yang terjadi dari


kegiatan proses pertambangan migas yang diukur dengan satuan
rupiah.

Interpretasi Variabel ini digunakan untuk penghitungan PDB subsektor migas.

id
o.
Level Estimasi nasional

Publikasi Keberadaan Statistik Pertambangan Migas.g


ps
Indikator
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

570
Nilai Tukar Petani (NTP)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga


Subdit. Stat. Harga Pedesaan

Definisi Merupakan perbandingan antara indeks harga yang diterima (It)


dengan indeks yang dibayar petani (Ib). Indeks Harga yang
Diterima oleh Petani (It) dan Indeks Harga yang Dibayar oleh
Petani (Ib) dihitung dengan menggunakan formula Modified
Laspeyres Index. Penghitungan NTP dilandasi pemikiran bahwa
sebagai agen ekonomi yang memproduksi hasil pertanian yang
kemudian hasilnya dijual, petani juga merupakan konsumen yang
membeli barang dan jasa untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari
dan juga mengeluarkan biaya produksi dalam usahanya untuk
memproduksi hasil pertanian.

id
o.
Manfaat Dengan membandingkan Indeks Harga yang Diterima oleh petani

.g
(It) dan Indeks Harga yang Dibayar oleh petani (Ib) dalam satu
ps
parameter/ukuran yaitu NTP, maka dapat diketahui apakah
peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani dapat
.b

dikompensasi dengan pertambahan pendapatan petani dari hasil


w

produksinya atau sebaliknya apakah kenaikan harga panen dapat


w

menambah pendapatan petani. Dengan perkataan lain. NTP


w

menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian


dengan biaya produksi dan barang dan jasa yang dikonsumsi.
s ://
tp

Rumus Perhitungan
ht

Interpretasi 1. NTP > 100: petani mengalami kenaikan dalam hal


perdagangan ketika rata-rata tingkat harga yang mereka terima
mengalami kenaikan yang lebih cepat daripada tingkat rata-
rata harga yang dibayarkan terhadap tahun dasar atau ketika
rata-rata tingkat harga yang mereka terima mengalami
penurunan yang lebih lambat daripada tingkat rata-rata harga
yang dibayarkan terhadap tahun dasar.
2. NTP = 100: petani tidak mengalami perubahan dalam hal
perdagangan karena perubahan harga yang diterima ole h
petani sama dengan perubahan harga yang dibayar oleh petani
terhadap tahun dasar.
3. NTP < 100: petani tidak mengalami perubahan dalam hal
perdagangan karena perubahan harga yang diterima oleh
petani sama dengan perubahan harga yang dibayar oleh petani
terhadap tahun dasar.

571
Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura (NTPH)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga


Subdit. Stat. Harga Pedesaan

Definisi 1. Merupakan perbandingan antara indeks harga yang diterima


petani (ItHT) dengan indeks yang dibayar petani (IbHT) pada
subsektor hortikultura;
2. Masih-masing indeks dihitung dengan menggunakan formula
Modified Laspeyres Index.

Manfaat Dengan membandingkan Indeks Harga yang Diterima oleh petani


subsektor hortikultura (Itht) dan Indeks Harga yang Dibayar oleh
petani subsektor hortikultura (Ibht) dalam satu parameter/ukuran
yaitu NTPH, maka dapat diketahui apakah peningkatan
pengeluaran untuk kebutuhan petani subsektor hortikultura dapat
dikompensasi dengan pertambahan pendapatan petani dari hasil

id
produksinya atau sebaliknya apakah kenaikan harga panen dapat

o.
menambah pendapatan petani. Dengan perkataan lain, NTPH

.g
menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian
subsektor hortikultura dengan biaya produksi dan barang dan jasa
ps
yang dikonsumsi.
.b
w

Rumus Perhitungan
w
w
s ://
tp

Interpretasi 1. NTPH>100: petani subsektor hortikultura mengalami


kenaikan dalam hal perdagangan ketika rata-rata tingkat harga
ht

yang mereka terima mengalami kenaikan yang lebih cepat


daripada tingkat rata-rata harga yang dibayarkan terhadap
tahun dasar atau ketika rata-rata tingkat harga yang mereka
terima mengalami penurunan yang lebih lambat daripada
tingkat rata-rata harga yang dibayarkan terhadap tahun dasar;
2. NTPH=100: petani subsektor hortikultura tidak mengalami
perubahan dalam hal perdagangan karena perubahan harga
yang diterima ole h petani sama dengan perubahan harga yang
dibayar oleh petani terhadap tahun dasar;
3. NTPH<100: petani subsektor hortikultura mengalami
penurunan dalam hal perdagangan ketika harga yang mereka
bayar mengalami kenaikan yang lebih cepat daripada harga
yang mereka terima terhadap tahun dasar atau ketika harga
yang mereka bayar mengalami penurunan yang lebih lambat
daripada harga yang mereka terima terhadap tahun dasar.

Level Estimasi Nasional dan Provinsi

Publikasi Keberadaan Statistik Nilai Tukar Petani (NTP)


Indikator

572
Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan (NTN)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga


Subdit. Stat. Harga Pedesaan

Definisi 1. Merupakan perbandingan antara indeks harga yang diterima


petani (ItIK) dengan indeks yang dibayar petani (IbIK) pada
subsektor perikanan; 2. Masih-masing indeks dihitung dengan
menggunakan formula Modified Laspeyres Index.

Manfaat Dengan membandingkan Indeks Harga yang Diterima oleh petani


subsektor perikanan (Itik) dan Indeks Harga yang Dibayar oleh
petani subsektor perikanan (Ibik) dalam satu parameter/ukuran
yaitu NTPN, maka dapat diketahui apakah peningkatan

id
pengeluaran untuk kebutuhan petani subsektor perikanan dapat

o.
dikompensasi dengan pertambahan pendapatan petani dari hasil
produksinya atau sebaliknya apakah kenaikan harga panen dapat
.g
menambah pendapatan petani. Dengan perkataan lain, NTPN
ps
menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian
subsektor perikanan dengan biaya produksi dan barang dan jasa
.b

yang dikonsumsi.
w
w

Rumus Perhitungan
w
s ://
tp

Interpretasi 1. NTN>100 : petani subsektor perikanan mengalami kenaikan


ht

dalam hal perdagangan ketika rata-rata tingkat harga yang


mereka terima mengalami kenaikan yang lebih cepat daripada
tingkat rata-rata harga yang dibayarkan terhadap tahun dasar
atau ketika rata-rata tingkat harga yang mereka terima
mengalami penurunan yang lebih lambat daripada tingkat rata-
rata harga yang dibayarkan terhadap tahun dasar;
2. NTN=100 : petani subsektor perikanan tidak mengalami
perubahan dalam hal perdagangan karena perubahan harga
yang diterima oleh petani sama dengan perubahan harga yang
dibayar oleh petani terhadap tahun dasar;
3. NTN<100 : petani subsektor perikanan mengalami penurunan
dalam hal perdagangan ketika harga yang mereka bayar
mengalami kenaikan yang lebih cepat daripada harga yang
mereka terima terhadap tahun dasar atau ketika harga yang
mereka bayar mengalami penurunan yang lebih lambat
daripada harga yang mereka terima terhadap tahun dasar.

Level Estimasi Nasional dan Provinsi

Publikasi Keberadaan Statistik Nilai Tukar Petani (NTP)


Indikator

573
Nilai Tukar Petani Subsektor Peternakan (NTPT)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga


Subdit. Stat. Harga Pedesaan

Definisi 1. Merupakan perbandingan antara indeks harga yang diterima petani


(ItTRK) dengan indeks yang dibayar petani (IbTRK) pada subsektor
peternakan; 2. Masih-masing indeks dihitung dengan menggunakan
formula Modified Laspeyres Index.

Manfaat Dengan membandingkan Indeks Harga yang Diterima oleh petani


subsektor peternakan (Ittrk) dan Indeks Harga yang Dibayar oleh
petani subsektor peternakan (Ibtrk) dalam satu parameter/ukuran
yaitu NTPT, maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran
untuk kebutuhan petani subsektor peternakan dapat dikompensasi
dengan pertambahan pendapatan petani dari hasil produksinya atau

id
sebaliknya apakah kenaikan harga panen dapat menambah pendapatan

o.
petani. Dengan perkataan lain, NTPT menunjukkan daya tukar (terms
of trade) dari produk pertanian subsektor peternakan dengan biaya
.g
produksi dan barang dan jasa yang dikonsumsi.
ps
.b

Rumus Perhitungan
w
w
w
s ://

Interpretasi 1. NTPT>100 : petani subsektor peternakan mengalami kenaikan


tp

dalam hal perdagangan ketika rata-rata tingkat harga yang mereka


ht

terima mengalami kenaikan yang lebih cepat daripada tingkat rata-


rata harga yang dibayarkan terhadap tahun dasar atau ketika rata-
rata tingkat harga yang mereka terima mengalami penurunan yang
lebih lambat daripada tingkat rata-rata harga yang dibayarkan
terhadap tahun dasar;
2. NTPT=100 : petani subsektor peternakan tidak mengalami
perubahan dalam hal perdagangan karena perubahan harga yang
diterima oleh petani sama dengan perubahan harga yang dibayar
oleh petani terhadap tahun dasar;
3. NTPT<100 : petani subsektor peternakan mengalami penurunan
dalam hal perdagangan ketika harga yang mereka bayar mengalami
kenaikan yang lebih cepat daripada harga yang mereka terima
terhadap tahun dasar atau ketika harga yang mereka bayar
mengalami penurunan yang lebih lambat daripada harga yang
mereka terima terhadap tahun dasar.

Level Estimasi Nasional dan Provinsi

Publikasi Keberadaan Statistik Nilai Tukar Petani (NTP)


Indikator

574
Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Pangan (NTPP)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga


Subdit. Stat. Harga Pedesaan

Definisi 1. Merupakan perbandingan antara indeks harga yang diterima petani


(ItTP) dengan indeks yang dibayar petani (IbTP) pada subsektor
tanaman pangan; 2. Masih-masing indeks dihitung dengan
menggunakan formula Modified Laspeyres Index.

Manfaat Dengan membandingkan Indeks Harga yang Diterima oleh petani


subsektor tanaman pangan (Ittp) dan Indeks Harga yang Dibayar oleh
petani subsektor tanaman pangan (Ibtp) dalam satu parameter/ukuran
yaitu NTPP, maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran
untuk kebutuhan petani subsektor tanaman pangan dapat

id
dikompensasi dengan pertambahan pendapatan petani dari hasil
produksinya atau sebaliknya apakah kenaikan harga panen dapat

o.
menambah pendapatan petani. Dengan perkataan lain, NTPP

.g
menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian
ps
subsektor tanaman pangan dengan biaya produksi dan barang dan jasa
yang dikonsumsi.
.b
w

Rumus Perhitungan
w
w
s ://
tp
ht

Interpretasi 1. NTPP>100 : petani subsektor tanaman pangan mengalami


kenaikan dalam hal perdagangan ketika rata-rata tingkat harga
yang mereka terima mengalami kenaikan yang lebih cepat daripada
tingkat rata-rata harga yang dibayarkan terhadap tahun dasar atau
ketika rata-rata tingkat harga yang mereka terima mengalami
penurunan yang lebih lambat daripada tingkat rata-rata harga yang
dibayarkan terhadap tahun dasar;
2. NTPP=100 : petani subsektor tanaman pangan tidak mengalami
perubahan dalam hal perdagangan karena perubahan harga yang
diterima ole h petani sama dengan perubahan harga yang dibayar
oleh petani terhadap tahun dasar;
3. NTPP<100 : petani subsektor tanaman pangan mengalami
penurunan dalam hal perdagangan ketika harga yang mereka bayar
mengalami kenaikan yang lebih cepat daripada harga yang mereka
terima terhadap tahun dasar atau ketika harga yang mereka bayar
mengalami penurunan yang lebih lambat daripada harga yang
mereka terima terhadap tahun dasar.

Level Estimasi Nasional dan Provinsi

Publikasi Keberadaan Statistik Nilai Tukar Petani (NTP)


Indikator

575
Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat
(NTPR)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga


Subdit. Stat. Harga Pedesaan

Definisi 1. Merupakan perbandingan antara indeks harga yang diterima petani


(ItTPR) dengan indeks yang dibayar petani (IbTPR) pada subsektor
tanaman perkebunan rakyat;
2. Masih-masing indeks dihitung dengan menggunakan formula
Modified Laspeyres Index.

Manfaat Dengan membandingkan Indeks Harga yang Diterima oleh petani


subsektor tanaman perkebunan rakyat (Ittpr) dan Indeks Harga yang
Dibayar oleh petani subsektor tanaman perkebunan rakyat (Ibtpr)
dalam satu parameter/ukuran yaitu NTPR, maka dapat diketahui

id
apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani subsektor

o.
tanaman perkebunan rakyat dapat dikompensasi dengan pertambahan
pendapatan petani dari hasil produksinya atau sebaliknya apakah
.g
kenaikan harga panen dapat menambah pendapatan petani. Dengan
ps
perkataan lain, NTPR menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari
produk pertanian subsektor tanaman perkebunan rakyat dengan biaya
.b

produksi dan barang dan jasa yang dikonsumsi.


w
w

Rumus Perhitungan
w
s ://
tp

Interpretasi 1. NTPR>100 : petani subsektor tanaman perkebunan rakyat


ht

mengalami kenaikan dalam hal perdagangan ketika rata-rata


tingkat harga yang mereka terima mengalami kenaikan yang lebih
cepat daripada tingkat rata-rata harga yang dibayarkan terhadap
tahun dasar atau ketika rata-rata tingkat harga yang mereka terima
mengalami penurunan yang lebih lambat daripada tingkat rata-rata
harga yang dibayarkan terhadap tahun dasar;
2. NTPR=100 : petani subsektor tanaman perkebunan rakyat tidak
mengalami perubahan dalam hal perdagangan karena perubahan
harga yang diterima oleh petani sama dengan perubahan harga
yang dibayar oleh petani terhadap tahun dasar;
3. NTPR<100 : petani subsektor tanaman perkebunan rakyat
mengalami penurunan dalam hal perdagangan ketika harga yang
mereka bayar mengalami kenaikan yang lebih cepat daripada harga
yang mereka terima terhadap tahun dasar atau ketika harga yang
mereka bayar mengalami penurunan yang lebih lambat daripada
harga yang mereka terima terhadap tahun dasar.

Level Estimasi Nasional dan Provinsi

Publikasi Keberadaan Statistik Nilai Tukar Petani (NTP)


Indikator

576
Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga


Subdit. Stat. Harga Pedesaan

Definisi 1. Merupakan perbandingan antara indeks harga yang diterima petani


(It) dengan indeks yang dibayar petani untuk produksi dan penambahan
barang modal (IbBPPBM);
2. Indeks Harga yang Diterima oleh Petani (It) dan Indeks Harga yang
Dibayar oleh Petani untuk produksi dan penambahan barang modal
(IbBPPBM) dihitung dengan menggunakan formula Modified Laspeyres
Index.

Manfaat Dengan membandingkan Indeks Harga yang Diterima oleh petani (It) dan
Indeks Harga yang Dibayar oleh petani untuk produksi pertaniannya
(Ibup) dalam satu parameter/ukuran yaitu NTUP, maka dapat diketahui

id
apakah peningkatan pengeluaran untuk produksi dapat dikompensasi

o.
dengan pertambahan pendapatan petani dari hasil produksinya atau

.g
sebaliknya apakah kenaikan harga panen dapat menambah pendapatan
ps
petani. Dengan perkataan lain, NTUP menunjukkan daya tukar (terms of
trade) dari produk pertanian dengan biaya produksi (profitabilitas).
.b
w

Rumus Perhitungan
w
w
s ://
tp

Interpretasi
1. NTUP>100 : petani mengalami kenaikan dalam hal perdagangan
ht

ketika rata-rata tingkat harga yang mereka terima mengalami


kenaikan yang lebih cepat daripada tingkat rata-rata harga yang
dibayarkan untuk biaya produksinya terhadap tahun dasar atau
ketika rata-rata tingkat harga yang mereka terima mengalami
penurunan yang lebih lambat daripada tingkat rata-rata harga yang
dibayarkan untuk produksinya terhadap tahun dasar;
2. NTUP=100 : petani tidak mengalami perubahan dalam hal
perdagangan karena perubahan harga yang diterima oleh petani
sama dengan perubahan harga yang dibayar oleh petani untuk
produksinya terhadap tahun dasar;
3. NTUP<100 : petani mengalami penurunan dalam hal perdagangan
ketika harga yang mereka bayar untuk produksinya mengalami
kenaikan yang lebih cepat daripada harga yang mereka terima
terhadap tahun dasar atau ketika harga yang mereka bayar untuk
produksinya mengalami penurunan yang lebih lambat daripada
harga yang mereka terima terhadap tahun dasar.

577
Level Estimasi Nasional dan Provinsi

Publikasi Keberadaan Hanya BRS (Belum tercantum di publikasi)


Indikator

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

578
Penerimaan Perusahaan Budidaya Ikan yang Berbadan
Hukum

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Perikanan

Definisi Seluruh penerimaan yang diterima perusahaan budidaya ikan


meliputi penerimaan dari produksi, jasa perikanan, keuntungan
penjualan barang dan penerimaan lain dari produksi, jasa
perikanan, keuntungan penjualan barang dan penerimaan lain.

Manfaat Mengetahui besar penerimaan yang diterima perusahaan budidaya

id
ikan

o.
Rumus Perhitungan
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Perikanan


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Penyusunan Laporan Tahunan
Jasa Perikanan
Perusahaan Budidaya Ikan (LTB)
Keuntungan penjualan barang dalam bentuk yang Penyusunan Laporan Tahunan
sama Perusahaan Budidaya Ikan (LTB)
Penyusunan Laporan Tahunan
Penerimaan lain
Perusahaan Budidaya Ikan (LTB)

579
Penerimaan Perusahaan Penangkapan Ikan yang Berbadan
Hukum

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan


Subdit. Stat. Perikanan

Definisi Seluruh penerimaan yang diterima perusahaan penangkapan ikan


meliputi penerimaan dari produksi, jasa perikanan, keuntungan
penjualan barang dan penerimaan lain

Manfaat Mengetahui besar penerimaan yang diterima perusahaan


penangkapan ikan

Rumus Perhitungan

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp

Interpretasi Besarnya penerimaan yang diterima perusahaan penangkapan ikan


ht

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Perikanan


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Keuntungan penjualan barang dalam bentuk Penyusunan Laporan Tahunan Perusahaan
yang sama Penangkapan Ikan (LTP)
Penyusunan Laporan Tahunan Perusahaan
Penerimaan lain
Penangkapan Ikan (LTP)
Nilai produksi perusahaan penangkapan ikan Penyusunan Laporan Tahunan Perusahaan
yang berbadan hukum Penangkapan Ikan (LTP)
Penyusunan Laporan Tahunan Perusahaan
Jasa Perikanan
Penangkapan Ikan (LTP)

580
Pengeluaran Perusahaan Budidaya Ikan yang Berbadan
Hukum

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan


Subdit. Stat. Perikanan

Definisi Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan budidaya ikan yang


meliputi pengeluaran untuk pekerja, pengeluaran untuk sarana
produksi, pengeluaran untuk bahan bakar, listrik, air dan gas,
pengeluaran untuk bahan-bahan, jasa dan lainnya.

Manfaat Mengetahui besar biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan


budidaya ikan.

id
o.
Rumus Perhitungan

.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

Interpretasi Banyaknya pengeluaran perusahaan budidaya ikan.

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Perikanan


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Penyusunan Laporan Tahunan
Pengeluaran untuk Pekerja
Perusahaan Budidaya Ikan (LTB)
Penyusunan Laporan Tahunan
Pengeluaran untuk Sarana Produksi
Perusahaan Budidaya Ikan (LTB)
Pengeluaran untuk Bahan Bakar, Listrik, Air dan Penyusunan Laporan Tahunan
Gas Perusahaan Budidaya Ikan (LTB)
Penyusunan Laporan Tahunan
Pengeluaran untuk Bahan-bahan, Jasa dan lainnya
Perusahaan Budidaya Ikan (LTB)

581
Pengeluaran Perusahaan Penangkapan Ikan yang Berbadan
Hukum

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Perikanan

Definisi Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan penangkapan ikan yang


meliputi pengeluaran untuk pekerja, pengeluaran bahan bakar,
listrik, air dan gas, serta pengeluaran bahan-bahan, jasa dan
lainnya.

Manfaat Mengetahui besar pengeluaran yang dikeluarkan oleh perusahaan


penangkapan ikan.

id
o.
Rumus Perhitungan

.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

Interpretasi Banyaknya pengeluaran perusahaan penangkapan ikan.

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Perikanan


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Pengeluaran untuk Bahan Bakar, Listrik, Air dan Penyusunan Laporan Tahunan
Gas Perusahaan Penangkapan Ikan (LTP)
Penyusunan Laporan Tahunan
Pengeluaran untuk Pekerja
Perusahaan Penangkapan Ikan (LTP)
Pengeluaran untuk Bahan-bahan, Jasa, dan Penyusunan Laporan Tahunan
Lainnya Perusahaan Penangkapan Ikan (LTP)

582
Penggunaan Lahan yang Dikuasai Perusahaan HTI, Perum
Perhutani, dan Perusahaan Lainnya

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Penggunaan lahan yang dikuasai perusahaan budidaya tanaman


kehutanan menurut provinsi dan status lahan.

Manfaat Untuk mengetahui jenis penggunaan lahan kehutanan.

id
Interpretasi Menunjukkan penggunaan lahan yang dikuasai perusahaan
budidaya tanaman kehutanan menurut provinsi dan status lahan

o.
Level Estimasi Nasional .g
ps
.b

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Pembudidaya Tanaman Kehutanan 2018


Indikator
w
w
w

Input/Variabel pembentuk indikator


s ://

Nama Variabel Sumber data


tp

Survei Perusahaan Pemegang Ijin


Penggunaan Lahan Yang dikuasai Perum Perhutani
ht

Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan


dan Perusahaan lainnya
Kayu pada Hutan Tanaman

583
Persentase Jumlah Observasi Harga Gabah di Bawah Harga
Pembelian Pemerintah (HPP)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga


Subdit. Stat. Harga Produsen

Definisi Gambaran banyaknya observasi harga gabah di bawah HPP

Manfaat Menggambarkan seberapa banyak hasil observasi harga gabah di


bawah HPP

Rumus Perhitungan

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://

Interpretasi Semakin tinggi nilainya, maka semakin banyak jumlah observasi


tp

harga gabah di bawah HPP


ht

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Evaluasi Statistik Harga Produsen Gabah


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


HPP (z) Survei Harga Produsen Gabah
Harga Gabah di Bawah (yi) Survei Harga Produsen Gabah
Jumlah observasi harga gabah dibawah HPP(q) Survei Harga Produsen Gabah
Jumlah Observasi Survei Harga Produsen Gabah

584
Persentase Rumah Tangga Usaha Budidaya Pertanian
Menurut Provinsi dan Penggunaan Teknologi Pertanian

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Penggunaan teknologi dibedakan menjadi 4 kelompok yaitu


menggunakan mekanisasi, menggunakan teknologi selain
mekanisasi (non-mekanisasi), menggunakan keduanya atau
menggunakan mekanisasi dan non-mekanisasi, serta tidak
menggunakan mekanisasi dan teknologi selain mekanisasi.

id
Manfaat Mengetahui persentase rumah tangga usaha budidaya pertanian

o.
yang dikelompokkan berdasarkan provinsi dan penggunaan
teknologi.
.g
ps
Rumus Perhitungan
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

Keterangan:
i : Provinsi di Indonesia
𝑅𝑇𝐵𝑈𝑃𝑖 : Jumlah rumah tangga usaha budidaya pertanian
provinsi ke-i
𝑅𝑇𝐵𝑈𝑃𝑖 (𝑀): RTBUP Provinsi ke-i yang menggunakan mekanisasi
𝑅𝑇𝐵𝑈𝑃𝑖 (𝑁𝑀): RTBUP Provinsi ke-i yang menggunakan
nonmekanisasi
𝑅𝑇𝐵𝑈𝑃𝑖 (𝑀. 𝑁𝑀): RTBUP Provinsi ke-i yang menggunakan
mekanisasi dan nonmekanisasi.
𝑅𝑇𝐵𝑈𝑃𝑖 (𝑇𝑀): RTBUP Provinsi ke-i yang tidak menggunakan
mekanisasi dan nonmekanisasi

Interpretasi Persentase rumah tangga usaha budidaya pertanian yang

585
dikelompokkan berdasarkan provinsi dan penggunaan teknologi.

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri-A2
Indikator Sampling Error Estimasi Hasil Survei Pertanian Antar Sensus
(SUTAS) 2018 Seri-A3

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


subsektor yang diusahakan rumah tangga usaha
Daftar SUTAS2018-L2
pertanian
penggunaan teknologi dalam usaha pertanian pada
Daftar SUTAS2018-L2
masing-masing subsektor

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

586
Persentase Rumah Tangga Usaha Pertanian Yang Mengolah
Hasil Usaha Sendiri Menurut Provinsi

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan


Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Persentase rumah tangga usaha pertanian yang mengolah hasil usaha
sendiri dengan dikelompokkan menurut provinsi dan subsektor yang
diusahakan.

Manfaat Mengetahui persentase rumah tangga usaha pertanian yang mengolah


hasil usaha sendiri dengan dikelompokkan menurut provinsi dan
subsektor yang diusahakan.

id
Rumus Perhitungan

o.
.g
ps
.b

Keterangan:
w

i : Provinsi di Indonesia
w

j : Subsektor meliputi tanaman pangan (padi, palawija),


w

hortikultura, perkebunan, peternakan, budidaya


://

perikanan, penangkapan ikan dan kehutanan.


s

𝑅𝑇𝑈𝑃𝑖𝑗 : Jumlah rumah tangga usaha pertanian provinsi ke-I


tp

dan mengusahakan susektor ke-j.


ht

𝑅𝑇𝑈𝑃𝑜𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖 : Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang mengolah


hasil usaha sendiripada provinsi dan subsector ke-j

Interpretasi Persentase rumah tangga usaha pertanian yang mengolah hasil usaha
sendiri dengan dikelompokkan menurut provinsi dan subsektor yang
diusahakan.

Level Estimasi Nasional

Publikasi Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri-A2 Sampling
Keberadaan Error Estimasi Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri-A3
Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


pengolahan hasil usaha dilakukan sendiri pada tiap-tiap
Daftar SUTAS2018-L2
subsektor
subsektor yang diusahakan rumah tangga usaha pertanian Daftar SUTAS2018-L2

587
Pertumbuhan Produksi IMK Quarter to Quarter

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Industri Kecil dan Rumah Tangga

Definisi Pertumbuhan produksi IMK Q to Q adalah angka yang


menunjukkan besarnya perubahan produksi IMK pada triwulan ke i
dibandingkan dengan produksi pada triwulan ke i-1.

Manfaat Melihat besarnya pertumbuhan/penurunan produksi usaha IMK


pada triwulan berjalan dibandingkan produksi pada triwulan
sebelumnya.

id
Rumus Perhitungan

o.
.g
ps
.b
w
w
w
://

Interpretasi 1. Angka pertumbuhan produksi positif: terjadi peningkatan


s
tp

produksi usaha IMK sebanyak x persen dibanding produksi


pada triwulan sebelumnya;
ht

2. Angka pertumbuhan produksi negatif: terjadi penurunan


produksi usaha IMK sebanyak x persen dibanding produksi
pada triwulan sebelumnya.

Level Estimasi Nasional, Provinsi

Publikasi Keberadaan BRS; Publikasi Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan IMK


Indikator

588
Pertumbuhan Produksi IMK Year on Year

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Industri Kecil dan Rumah Tangga

Definisi Pertumbuhan produksi IMK Y on Y adalah angka yang


menunjukkan besarnya perubahan produksi IMK pada triwulan ke i
tahun t (2017), dibandingkan dengan produksi pada triwulan ke i
tahun t-1 (2016).

Manfaat Melihat besarnya pertumbuhan/penurunan produksi usaha IMK


pada triwulan berjalan tahun berjalan dibandingkan produksi pada

id
triwulan yang sama pada tahun sebelumnya.

o.
Rumus Perhitungan
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

Interpretasi 1. Angka pertumbuhan produksi positif: terjadi peningkatan


produksi usaha IMK sebanyak x persen dibanding produksi
pada triwulan yang sama tahun sebelumnya;
2. Angka pertumbuhan produksi negatif: terjadi penurunan
produksi usaha IMK sebanyak x persen dibanding produksi
pada triwulan yang sama tahun sebelumnya.

Level Estimasi Nasional, Provinsi

Publikasi Keberadaan BRS; Publikasi Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan IMK


Indikator

589
Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri


Subdit. Stat. Industri Besar dan Sedang

Definisi Suatu angka yang menunjukkan persentase kenaikan/penurunan


nilai produksi industri manufaktur pada periode berjalan/periode
bersangkutan terhadap nilai produksi industri manufaktur pada
periode sebelumnya. Angka ini juga disajikan dalam bulanan,
triwulanan dan tahunan serta disajikan pertumbuhan produksi
industri dalam KBLI 2 (dua) digit.

Manfaat Untuk mengetahui apakah terjadi kenaikan/penurunan nilai


produksi industri dan seberapa besar kenaikan/penurunan nilai
produksi industri manufaktur pada periode bersangkutan
dibandingkan dengan periode sebelumnya (bulanan, triwulanan,

id
atau tahunan).

o.
.g
Rumus Perhitungan
ps
.b
w
w
w
s ://
tp

Interpretasi Jika angka ini bernilai nol (0) maka produksi industri pada periode
ht

yang bersangkutan sama dengan sebelumnya.

Jika angka ini bernilai positif, maka produksi industri pada periode
yang bersangkutan lebih besar atau mengalami peningkatan
dibanding produksi industri pada periode sebelumnya.

Jika angka ini bernilai negatif (-), maka produksi industri pada
periode yang bersangkutan lebih kecil atau mengalami penurunan
dibanding produksi industri pada periode sebelumnya Besarnya
kenaikan/penurunan yang ditunjukkan oleh angka ini adalah dalam
bentuk persentase.

Level Estimasi Provinsi, Nasional

Publikasi Keberadaan Perkembangan Indeks Produksi Industri Manufaktur


Indikator

590
Pertumbuhan Produksi Jenis Tanaman Buah-buahan dan
Sayuran Tahunan (BST)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan

Subdit. Stat. Hortikultura

Definisi Persentase perubahan produksi tanaman buah-buahan dan


sayuran tahunan pada tahun tertentu

Manfaat Mengetahui perubahan produksi apakah mengalami kenaikan atau


penurunan pada periode berjalan untuk jenis tanaman buah-
buahan dan sayuran tahunan tertentu

id
o.
Rumus Perhitungan
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp

Interpretasi Misalkan pertumbuhan melinjo tahun 2019 sebesar 7,78% berarti


ht

terjadi kenaikan produksi sebanyak 7,78 % produksi melinjo tahun


2019 terhadap tahun 2018.

Level Estimasi Nasional menurut jenis tanaman BST tertentu

Publikasi Keberadaan Statistik Tanaman Buah-buahan dan Sayuran Tahunan Indonesia


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Produksi Survei Pertanian Hortikultura

591
Produk Domestik Neto 1 (PDN 1)

Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Produksi

Subdit. Konsolidasi Neraca Produksi Regional

Definisi Nilai produk domestik neto dikurangi dengan biaya deplesi sumber
daya alam di suatu wilayah pada periode waktu tertentu

Manfaat Sebagai indikator pembangunan ekonomi yang memperhitungkan


kesinambungan lingkungan

Rumus Perhitungan 𝑃𝐷𝑁𝑖 = 𝑃𝐷𝐵 − 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 − 𝑑𝑒𝑝𝑙𝑒𝑠𝑖 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑎𝑙𝑎𝑚

id
Interpretasi Rasio antara PDN1 dan PDB yang lebih rendah daripada rasio

o.
antara PDN dan PDB mengindikasikan eksploitasi SDA yang relatif
tinggi
.g
ps
Level Estimasi Nasional
.b
w

Publikasi Keberadaan Sistem Terintegrasi Neraca Lingkungan dan Ekonomi


w

Indikator
w
://

Input/Variabel pembentuk indikator


s
tp

Nama Variabel Sumber data


ht

Produk Domestik Bruto (PDB) Direktorat Neraca Produksi, BPS


Konsumsi modal tetap bruto Direktorat Neraca Pengeluaran, BPS
Kementerian ESDM dan
Deplesi sumber daya alam Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan

592
Produksi Daging

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Peternakan

Definisi Produksi dari pemotongan ternak yang di potong di rumah potong


hewan berupa daging.

Manfaat Mengetahui besarnya produksi daging yang berasal dari RPH/TPH.

Rumus Perhitungan 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑔𝑖𝑛𝑔 = ∑ 𝐷𝑎𝑔𝑖𝑛𝑔𝑖

id
Dimana:
i : Ternak Sapi, Kerbau, Kuda, Kambing, Domba, Babi

o.
Interpretasi
.g
Semakin tinggi produksi daging dari pemotongan ternak RPH/TPH
ps
maka semakin tinggi konsumsi daging merah di Indonesia.
.b

Level Estimasi Nasional


w
w

Publikasi Keberadaan Statistik Pemotongan Ternak 2017


w

Indikator
s ://

Input/Variabel pembentuk indikator


tp
ht

Nama Variabel Sumber data


Laporan Triwulanan Pemotongan
Rata-rata produksi daging
Ternak (RPH dan TPH)

593
Produksi Daging

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Peternakan

Definisi Produksi dari pemotongan ternak yang di potong di rumah potong


hewan berupa daging.

Manfaat Mengetahui besarnya produksi daging yang berasal dari RPH/TPH.

Rumus Perhitungan 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑔𝑖𝑛𝑔 = ∑ 𝐷𝑎𝑔𝑖𝑛𝑔𝑖


Dimana:
i : Ternak Sapi, Kerbau, Kuda, Kambing, Domba, Babi

id
o.
Interpretasi Semakin tinggi produksi daging dari pemotongan ternak RPH/TPH
.g
maka semakin tinggi konsumsi daging merah di Indonesia.
ps
Level Estimasi Nasional
.b
w

Publikasi Keberadaan Statistik Pemotongan Ternak 2018


w

Indikator
w
://

Input/Variabel pembentuk indikator


s
tp
ht

Nama Variabel Sumber data


Laporan Triwulanan Pemotongan
Rata-rata produksi daging
Ternak (RPH dan TPH)

594
Produksi dan Nilai Satwa dan Tumbuhan Liar

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Jumlah dan nilai satwa dan tumbuhan liar di Indonesia yang dijual

Manfaat Mengetahui perkembangan dan kontribusi satwa dan tumbuhan


liar yang dijual oleh perusahaan setiap tahunnya terhadap sektor
ekonomi.

Rumus Perhitungan 𝑛

id
𝑌 = ∑ 𝑌𝑖

o.
𝑖=1

.g
Dimana:
i : Produksi/nilai STL
ps
𝑌𝑖 : Produksi/nilai STL Provinsi ke-i
.b
w

Interpretasi Semakin tinggi nilai produksinya, maka semakin tinggi pula


w

kontribusinya terhadap sektor ekonomi.


w
://

Level Estimasi Nasional


s
tp

Publikasi Keberadaan Laporan Statistik Perusahaan Penangkaran Tumbuhan dan Satwa


ht

Indikator Liar

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Survei Perusahaan Penangkaran
Nilai produksi
Tumbuhan dan Satwa Liar
Survei Perusahaan Penangkaran
Banyaknya produksi
Tumbuhan dan Satwa Liar

595
Produksi Hasil Hutan Non Kayu

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Hasil hutan non kayu adalah semua material biologi selain kayu
yang diambil dari kawasan hutan untuk dimanfaatkan dalam
berbagai hal, seperti untuk bahan makanan, obat-obatan, bumbu,
minyak alami, resin, latek, tanin, pewarna, tanaman hias, bahan
kerajinan, rotan, bambu, dan produk non kayu lainnya.

Manfaat Mengetahui jumlah produksi total hasil hutan non kayu Indonesia
dan per provinsi beserta perkembangannya dari tahun ke tahun.

id
Rumus Perhitungan

o.
𝑚 𝑛

.g
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑁𝑜𝑛 𝐾𝑎𝑦𝑢 = ∑ ∑ 𝑋𝑖𝑗
ps
𝑖=1 𝑗=1
.b
w
w
w
://
s
tp

Interpretasi Jumlah produksi hasil hutan non kayumenurut pulau-pulau di


ht

Indonesia

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Statistik Produksi Kehutanan Tahun 2018


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Pengumpulan Data Kehutanan
Produksi hasil hutan non kayu
Triwulanan

596
Produksi Kayu Bulat

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Kayu bulat adalah semua kayu bulat (gelondongan) yang ditebang
atau dipanen yang bisa dijadikan sebagai bahan baku produksi
pengolahan kayu hulu (IPKH).

Manfaat Mengetahui jumlah produksi total kayu bulat Indonesia dan per
pulau beserta perkembangannya dari tahun ke tahun.

id
Rumus Perhitungan 𝑚 𝑛

o.
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝐾𝑎𝑦𝑢 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑡 = ∑ ∑ 𝑋𝑖𝑗

.g 𝑖=1 𝑗=1
ps
.b
w
w
w
s ://
tp

Interpretasi Jumlah produksi kayu bulat menurut pulau-pulau di Indonesia


ht

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Statistik Produksi Kehutanan Tahun 2018


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Pengumpulan Data Kehutanan
Produksi Kayu Kehutanan
Triwulanan

597
Produksi Kayu Bulat Perusahaan Pembudidaya Tanaman
Kehutanan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Banyaknya kayu bulat yang dihasilkan oleh perusahaan budidaya


tanaman kehutanan.

Manfaat Untuk mengetahui perkembangan jumlah produksi kayu bulat


antar tahun.

𝑚 𝑛

id
Rumus Perhitungan
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝐾𝑎𝑦𝑢 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑡 = ∑ ∑ 𝑋𝑖𝑗

o.
.g
𝑖=1 𝑗=1
ps
.b
w
w
w
s ://

Interpretasi Semakin tinggi angka produksi kayu bulat pada tahun tertentu
tp

dibandingkan tahun sebelumnya, menunjukkan semakin tinggi pula


ht

jumlah kayu bulat yang dihasilkan pada tahun itu.

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Pembudidaya Tanaman Kehutanan 2018


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Survei Perusahaan Pemegang Ijin
produksi kayu bulat perusahaan pembudidaya
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
tanaman kehutanan
Kayu pada Hutan Tanaman

598
Produksi Kayu Bulat Perusahaan Pengelola Hutan Alam

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Realisasi Produksi kayu bulat yang ditebang sesuai jatah tebang
pada Rencana Karya Tahunan yang terdapat di areal yang tertera di
SK.

Manfaat Mengetahui rencana dan realisasi produksi kayu bulat di Indonesia.

Rumus Perhitungan 𝑚 𝑛

id
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝐾𝑎𝑦𝑢 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑡 = ∑ ∑ 𝑋𝑖𝑗

o.
𝑖=1 𝑗=1

.g
ps
.b
w
w
w
://

Interpretasi Realisasi Produksi kayu bulat yang ditebang sesuai jatah tebang
s
tp

pada Rencana Karya Tahunan yang terdapat di areal yang tertera di


SK.
ht

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Hak Pengusahaan Hutan 2018


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Survei Perusahaan Pemegang Ijin
produksi kayu bulat perusahaan pengelola hutan alam Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu pada Hutan Alam

599
Produksi Kayu Olahan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Kayu olahan adalah kayu dalam bentuk olahan dari kayu bulat yang
berasal dari pohon yang tumbuh di kawasan hutan. Beberapa jenis
kayu olahan antara lain berupa kayu gergajian (sawn timber), kayu
lapis (plywood), veneer, particle board, chipwood, pulp, dan olahan
kayu lainnya.

Manfaat Mengetahui jumlah produksi total kayu olahan Indonesia dan per
pulau beserta perkembangannya dari tahun ke tahun.

id
Rumus Perhitungan 𝑚 𝑛

o.
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝐾𝑎𝑦𝑢 𝑂𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = ∑ ∑ 𝑋𝑖𝑗
.g 𝑖=1 𝑗=1
ps
.b
w
w
w
s ://

Interpretasi Jumlah produksi kayu olahan menurut pulau-pulau di Indonesia


tp
ht

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Statistik Produksi Kehutanan Tahun 2018


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Pengumpulan Data Kehutanan
Produksi kayu olahan
Triwulanan

600
Produksi pemotongan ternak

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Peternakan

Definisi Produksi dari pemotongan ternak yang di potong di rumah potong


hewan. Meliputi karkas, jeroan, kulit basah, dan lainnya.

Manfaat Mengetahui besarnya produksi daging yang berasal dari RPH/TPH.

Rumus Perhitungan

id
o.
Dimana:

.g
P : Produksi
i : Ternak Sapi, Kerbau, Kuda, Kambing, Domba, babi
ps
.b

Interpretasi Semakin tinggi produksi dari pemotongan ternak RPH/TPH maka


w

semakin tinggi konsumsi daging bukan unggas di Indonesia.


w
w

Level Estimasi Nasional


://

Publikasi Statistik Pemotongan Ternak 2017


s
tp

Keberadaan
Indikator
ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Laporan Triwulanan Pemotongan
Produksi kulit basah
Ternak (RPH dan TPH)
Laporan Triwulanan Pemotongan
Produksi Lainnya
Ternak (RPH dan TPH)
Laporan Triwulanan Pemotongan
Produksi jeroan
Ternak (RPH dan TPH)
Laporan Triwulanan Pemotongan
Produksi karkas
Ternak (RPH dan TPH)

601
Produksi pemotongan ternak

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Peternakan

Definisi Produksi dari pemotongan ternak yang di potong di rumah potong


hewan. Meliputi karkas, jeroan, kulit basah, dan lainnya.

Manfaat Mengetahui besarnya produksi daging yang berasal dari RPH/TPH.

Rumus Perhitungan

id
Dimana:

o.
P : Produksi
i : Ternak Sapi, Kerbau, Kuda, Kambing, Domba, babi
.g
ps
Interpretasi Semakin tinggi produksi dari pemotongan ternak RPH/TPH maka
.b

semakin tinggi konsumsi daging bukan unggas di Indonesia.


w
w

Level Estimasi Nasional


w
://

Publikasi Statistik Pemotongan Ternak 2018


Keberadaan
s
tp

Indikator
ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Laporan Triwulanan Pemotongan
Produksi kulit basah
Ternak (RPH dan TPH)
Laporan Triwulanan Pemotongan
Produksi Lainnya
Ternak (RPH dan TPH)
Laporan Triwulanan Pemotongan
Produksi jeroan
Ternak (RPH dan TPH)
Laporan Triwulanan Pemotongan
Produksi karkas
Ternak (RPH dan TPH)

602
Produksi Perusahaan HTI, Perum Perhutani, dan
Perusahaan Lainnya Menurut Jenis Tanaman dan Jenis
Produksi

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Banyaknya kayu bulat yang dihasilkan oleh perusahaan budidaya


tanaman kehutanan menurut jenis tanaman dan jenis produksi.

Manfaat Untuk mengetahui perkembangan jumlah produksi kayu bulat

id
antar tahun.

o.
.g
Rumus Perhitungan 𝑚 𝑛
ps
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝐾𝑎𝑦𝑢 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑡 = ∑ ∑ 𝑋𝑖𝑗
.b

𝑖=1 𝑗=1
w
w
w
s ://
tp
ht

Interpretasi Menunjukkan banyaknya kayu bulat yang dihasilkan oleh


perusahaan budidaya tanaman kehutanan.

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Pembudidaya Tanaman Kehutanan 2018


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Produksi perusahaan HTI, Perum Perhutani, dan Survei Perusahaan Pemegang Ijin
Perusahaan Lainnya Menurut Jenis Tanaman dan Jenis Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Produksi Kayu pada Hutan Tanaman

603
Produktivitas

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan

Subdit. Stat. Tanaman Perkebunan

Definisi Tingkat kemampuan tanaman kakao dalam menghasilkan produksi


per hektar

Manfaat Memberikan gambaran tentang tingkat kemampuan tanaman


kakao dalam menghasilkan produksi.

Rumus Perhitungan 𝑃
𝑃𝑣 =
𝐿𝑃

id
o.
Dimana:
𝑃𝑣 : Rata-rata produksi (Kg/hektar)
P : Produksi (Kg) .g
ps
LP : Luas panen (Hektar)
.b

Interpretasi Nilai produktivitas menunjukkan besarnya produksi per hektar


w

dari tanaman Kakao.


w
w

Level Estimasi Nasional


s ://

Publikasi Keberadaan Laporan Kegiatan Survei Komoditas Strategis Perkebunan


tp

Indikator (Komstrat Kakao) untuk Implementasi Pengumpulan Data


ht

Komoditas Pertanian Strategis melalui rumah tangga

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Survei Komoditas Strategis Perkebunan
Jumlah pohon menurut kondisi tanaman (Komstrat Kakao) Untuk Implementasi
menghasilkan Pengumpulan Data Komoditas Pertanian
Strategis Melalui Rumah Tangga
Survei Komoditas Strategis Perkebunan
(Komstrat Kakao) Untuk Implementasi
Produksi Kakao
Pengumpulan Data Komoditas Pertanian
Strategis Melalui Rumah Tangga

604
Produktivitas

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan

Subdit. Stat. Tanaman Perkebunan

Definisi Tingkat kemampuan tanaman kakao dalam menghasilkan produksi


per hektar

Manfaat Memberikan gambaran tentang tingkat kemampuan tanaman


kakao dalam menghasilkan produksi.

Rumus Perhitungan 𝑃

id
𝑃𝑣 =
𝐿𝑃

o.
.g
Dimana:
𝑃𝑣 : Rata-rata produksi (Kg/hektar)
ps
P : Produksi (Kg)
.b

LP : Luas panen (Hektar)


w

Interpretasi Nilai produktivitas menunjukkan besarnya produksi per hektar


w

dari tanaman Kakao.


w
://

Level Estimasi Kabupaten


s
tp

Publikasi Keberadaan Laporan Kegiatan Survei Komoditas Strategis Perkebunan


ht

Indikator (Komstrat Kakao) untuk Implementasi Pengumpulan Data


Komoditas Pertanian Strategis melalui rumah tangga

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Survei Komoditas Strategis Perkebunan
(Komstrat Kakao) Untuk Implementasi
Produksi Kakao
Pengumpulan Data Komoditas Pertanian
Strategis Melalui Rumah Tangga
Survei Komoditas Strategis Perkebunan
(Komstrat Kakao) Untuk Implementasi
Luas Panen Kakao
Pengumpulan Data Komoditas Pertanian
Strategis Melalui Rumah Tangga

605
Produktivitas Sapi perah

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Peternakan

Definisi Rata-rata susu yang dihasilkan oleh seekor sapi perah betina yang
sedang berproduksi/laktasi dalam sehari.

Manfaat Memperkirakan produksi susu.

Rumus Perhitungan 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝑋̅

Dimana:

id
X : Produksi susu per ekor per hari (liter)

o.
Interpretasi Semakin tinggi produktivitas sapi perah, maka dapat diperkirakan
.g
produksi susu juga semakin tinggi/banyak.
ps
.b

Level Estimasi Nasional


w
w

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Peternakan Sapi Perah 2018


Indikator
w
://

Input/Variabel pembentuk indikator


s
tp
ht

Nama Variabel Sumber data


Laporan Tahunan Perusahaan
Rata-rata produksi susu per ekor/hari
Peternakan Ternak Sapi Perah

606
Produktivitas Sapi perah

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Peternakan

Definisi Rata-rata susu yang dihasilkan oleh seekor sapi perah betina yang
sedang berproduksi/laktasi dalam sehari.

Manfaat Memperkirakan produksi susu.

Rumus Perhitungan 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝑋̅

id
Dimana:

o.
X : Produksi susu per ekor per hari (liter)

Interpretasi .g
Semakin tinggi produktivitas sapi perah, maka dapat diperkirakan
ps
produksi susu juga semakin tinggi/banyak.
.b
w

Level Estimasi Nasional


w
w

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Peternakan Sapi Perah 2017


Indikator
s ://
tp

Input/Variabel pembentuk indikator


ht

Nama Variabel Sumber data


Laporan Tahunan Perusahaan
Rata-rata produksi susu per ekor/hari
Peternakan Ternak Sapi Perah

607
Produktivitas Tanaman Biofarmaka

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan


Subdit. Stat. Hortikultura

Definisi Jumlah produksi tanaman biofarmaka per satuan luas (produksi


per luasan).

Manfaat Mengetahui produktivitas dari tanaman biofarmaka pada bulan


tertentu di provinsi tertentu.

Rumus Perhitungan

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
://

Interpretasi Misalkan produktivitas temulawak adalah 10 kg/m2, berarti satu


s

m2 tanaman temulawak rata-rata menghasilkan produksi sebanyak


tp

10 kg.
ht

Level Estimasi Provinsi

Publikasi Keberadaan Statistik Tanaman Biofarmaka Indonesia


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Produksi Dipanen Habis/ Dibongkar Survei Pertanian Hortikultura
Produksi Belum Habis Survei Pertanian Hortikultura
Luas Panen Habis/ Dibongkar Survei Pertanian Hortikultura
Luas Panen Belum Habis Survei Pertanian Hortikultura

608
Produktivitas Tanaman Hias

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan

Subdit. Stat. Hortikultura

Definisi Jumlah produksi tanaman hias per satuan luas (produksi per
luasan).

Manfaat Mengetahui produktivitas dari tanaman hias pada bulan tertentu di


provinsi tertentu.

Rumus Perhitungan

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

Interpretasi Misalkan produktivitas melati adalah 20 kg/m2, berarti satu m2


tanaman bunga melati akan menghasilkan produksi sebanyak 20
kg.

Level Estimasi Provinsi

Publikasi Keberadaan Statistik Tanaman Hias


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Produksi Dipanen Habis/ Dibongkar Survei Pertanian Hortikultura
Produksi Belum Habis Survei Pertanian Hortikultura
Luas Panen Habis/ Dibongkar Survei Pertanian Hortikultura
Luas Panen Belum Habis Survei Pertanian Hortikultura

609
Produktivitas Tanaman Perkebunan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan

Subdit. Stat. Tanaman Perkebunan

Definisi Tingkat kemampuan tanaman dalam menghasilkan produksi per


hektar

Manfaat Memberikan gambaran tentang tingkat kemampuan tanaman


dalam menghasilkan produksi.

Rumus Perhitungan 𝑃
𝑃𝑣 =
𝐿𝑃

id
o.
Dimana:
𝑃𝑣 : Produktifitas tanaman perkebunan (Kg/hektar)
P : Produksi (Kg) .g
ps
LP : Luas panen (Hektar)
.b

Interpretasi Nilai produktivitas menunjukkan besarnya produksi per hektar


w

dari tanaman menghasilkan


w
w

Level Estimasi Nasional


s ://

Publikasi Keberadaan - Indikator Ekonomi - Statistik Teh Indonesia.


tp

Indikator - Statistik Kelapa Sawit Indonesia.


ht

- Statistik Karet Indonesia.


- Statistik Tebu Indonesia.
- Direktori Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit.
- Direktori Perusahaan Perkebunan Karet.

610
Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Survei Perusahaan Perkebunan
Produksi Bulan Laporan Kakao
Triwulanan
Survei Perusahaan Perkebunan
Luas Tanaman sedang menghasilkan Kakao
Triwulanan
Survei Perusahaan Perkebunan
Produksi Bulan Laporan Karet
Triwulanan
Survei Perusahaan Perkebunan
Luas Tanaman sedang menghasilkan Karet
Triwulanan
Survei Perusahaan Perkebunan
Produksi Bulan Laporan Kelapa Sawit
Triwulanan
Survei Perusahaan Perkebunan
Luas Tanaman sedang menghasilkan Kelapa sawit
Triwulanan

id
Survei Perusahaan Perkebunan
Produksi Bulan Laporan Kopi
Triwulanan

o.
Survei Perusahaan Perkebunan
Luas Tanaman sedang menghasilkan Kopi
.g
Triwulanan
ps
Survei Perusahaan Perkebunan
Produksi Bulan Laporan Tebu
.b

Triwulanan
w

Survei Perusahaan Perkebunan


Luas lahan panen Tebu
Triwulanan
w
w

Survei Perusahaan Perkebunan


Produksi Bulan Laporan Teh
Triwulanan
://

Survei Perusahaan Perkebunan


s

Luas Tanaman sedang menghasilkan Teh


tp

Triwulanan
Survei Perusahaan Perkebunan
ht

Produksi Bulan Laporan Tembakau


Triwulanan
Survei Perusahaan Perkebunan
Luas lahan panen Tembakau
Triwulanan

611
Produktivitas Tanaman Perkebunan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan


Subdit. Stat. Tanaman Perkebunan

Definisi Tingkat kemampuan tanaman dalam menghasilkan produksi per


hektar

Manfaat Memberikan gambaran tentang tingkat kemampuan tanaman


dalam menghasilkan produksi.

Rumus Perhitungan 𝑃
𝑃𝑣 =
𝐿𝑃

id
Dimana:
𝑃𝑣 : Produktifitas tanaman perkebunan (Kg/hektar)

o.
P : Produksi (Kg)
LP : Luas panen (Hektar)
.g
ps
Interpretasi Nilai produktivitas menunjukkan besarnya produksi per hektar
.b

dari tanaman menghasilkan.


w
w

Level Estimasi Nasional


w
://

Publikasi Keberadaan - Statistik Teh Indonesia.


s

Indikator - Statistik Kelapa Sawit Indonesia.


tp

- Statistik Karet Indonesia.


ht

- Statistik Tebu Indonesia.


- Direktori Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit.
- Direktori Perusahaan Perkebunan Karet.

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Luas tanaman perkebunan tahunan yang Survei Perusahaan Perkebunan
menghasilkan Tahunan
Survei Perusahaan Perkebunan
Produksi primer tanaman perkebunan tahunan
Tahunan
Survei Perusahaan Perkebunan
Luas panen tanaman perkebunan semusim
Tahunan
Survei Perusahaan Perkebunan
Produksi primer tanaman perkebunan semusim
Tahunan

612
Produktivitas Tanaman Sayuran dan Buah-buahan
Semusim

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan


Subdit. Stat. Hortikultura

Definisi Jumlah produksi tanaman sayuran dan buah-buahan semusim per


satuan luas (produksi per luasan).

Manfaat Mengetahui produktivitas dari tanaman cabai besar, cabai rawit,


bawang merah dan bawang putih per satuan luas

Rumus Perhitungan

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp

Interpretasi Misalkan produktivitas tanaman cabai besar adalah 20 kw/ha,


ht

berarti satu hektar tanaman cabai besar akan menghasilkan


produksi sebanyak 20 kuintal.

Level Estimasi Tingkat Kabupaten per Komoditas terpilih

Publikasi Keberadaan Laporan Hasil Survei Hortikultura Potensi dengan Menggunakan


Indikator Teknologi Pengumpulan Data Berbasis Computer Assisted Personal
Interviewing Tahun 2019

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Luas Panen Habis/ Dibongkar Survei Hortikultura Potensi
Luas Panen Belum Habis Survei Hortikultura Potensi
Produksi Survei Hortikultura Potensi

613
Produktivitas Tanaman Sayuran dan Buah-buahan
Semusim

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan

Subdit. Stat. Hortikultura

Definisi Jumlah produksi tanaman sayuran dan buah-buahan semusim per


satuan luas (produksi per luasan).

Manfaat Mengetahui produktivitas dari tanaman sayuran dan buah-buahan


semusim pada bulan tertentu di provinsi tertentu.

id
Rumus Perhitungan

o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp

Interpretasi Misalkan produktivitas bawang merah adalah 20 kw/ha, berarti


ht

satu hektar tanaman bawang merah akan menghasilkan produksi


sebanyak 20 kuintal.

Level Estimasi Provinsi

Publikasi Keberadaan Statistik Tanaman Sayuran dan Buah-buahan semusim Indonesia


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Luas Panen Habis/ Dibongkar Survei Pertanian Hortikultura
Luas Panen Belum Habis Survei Pertanian Hortikultura
Produksi Dipanen Habis/Dibongkar Survei Pertanian Hortikultura
Produksi Belum Habis Survei Pertanian Hortikultura

614
Produktivitas Tanaman Tebu

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan


Subdit. Stat. Tanaman Perkebunan

Definisi TIngkat kemampuan tanaman tebu dalam menghasilkan produksi


per hektar

Manfaat Memberikan gambaran tentang tingkat kemampuan tanaman tebu


dalam menghasilkan produksi

Rumus Perhitungan 𝑃
𝑃𝑣 =
𝐿𝑃

id
o.
Dimana:
𝑃𝑣 : Produktifitas tanaman tebu (Kg/hektar)
P : Produksi (Kg) .g
ps
LP : Luas panen (Hektar)
.b

Interpretasi Nilai produktivitas menunjukkan besarnya produksi per hektar


w

dari tanaman tebu


w
w

Level Estimasi Nasional


s ://

Publikasi Keberadaan Laporan Kegiatan Survei Komoditas Strategis Perkebunan untuk


tp

Indikator Implementasi Pengumpulan Data Komoditas Pertanian Strategis


ht

melalui Rumah Tangga Tahun 2019 (VTEBU2019)

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Survei Komoditas Strategis Perkebunan
(Komstrat Tebu) Untuk Implementasi
Luas Panen Tanaman Tebu
Pengumpulan Data Komoditas Pertanian
Strategis Melalui Rumah Tangga
Survei Komoditas Strategis Perkebunan
(Komstrat Tebu) Untuk Implementasi
Produksi Tebu
Pengumpulan Data Komoditas Pertanian
Strategis Melalui Rumah Tangga

615
Proporsi Tutupan Hutan

Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Produksi

Subdit. Konsolidasi Neraca Produksi Regional

Definisi Proporsi luas tutupan hutan terhadap luas daratan

Manfaat Untuk melihat pencapaian tujuan ke-15 SDGs

Rumus Perhitungan

id
Interpretasi Proporsi tutupan hutan yang menurun menunjukkan berkurangnya

o.
area kawasan hutan
.g
ps
Level Estimasi Nasional
.b

Publikasi Keberadaan Sistem Terintegrasi Neraca Lingkungan dan Ekonomi


w

Indikator
w
w

Input/Variabel pembentuk indikator


s ://
tp

Nama Variabel Sumber data


ht

Kementerian Lingkungan Hidup dan


Luas tutupan hutan dan luas daratan
Kehutanan

616
Rasio Konstruksi

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Konstruksi

Definisi Perhitungan rasio pekerja tetap, hari orang, balas jasa dan upah
serta nilai konstruksi yang diselesaikan triwulanan.

Manfaat Perhitungan rasio pekerja tetap, hari orang, balas jasa dan upah
serta nilai konstruksi yang diselesaikan triwulanan.

Rumus Perhitungan ∑𝑛𝑖=1 𝑉𝑡𝑖

id
𝑅𝑡 = 𝑛

o.
∑𝑖=1 𝑉(𝑡−1)
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

Interpretasi Semakin tinggi nilai rasio berarti semakin maju/berkembang bisnis


konstruksi.

617
Rata-rata Broken per Jenis Beras

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Produsen

Definisi Rata-rata butir beras patah.

Manfaat Menentukan kualitas beras premium, medium, rendah.

Rumus Perhitungan

id
Interpretasi Semakin kecil broken beras maka semakin bagus kualitas beras.

o.
Level Estimasi Nasional
.g
ps
Publikasi Keberadaan Statistik Harga Produsen Beras di Penggilingan
.b

Indikator
w
w

Input/Variabel pembentuk indikator


w
://

Nama Variabel Sumber data


s
tp

Survei Harga Produsen Beras


Broken Beras
ht

Penggilingan

618
Rata-rata Broken per Jenis Beras

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Produsen

Definisi Rata-rata butir beras patah.

Manfaat Menentukan kualitas beras premium, medium, rendah.

Rumus Perhitungan

id
o.
Interpretasi Semakin kecil broken beras maka semakin bagus kualitas beras.
.g
ps
Level Estimasi Nasional
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

619
Rata-Rata Harga Beras Penggilingan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Produsen

Definisi Rata-rata harga beras di tingkat penggilingan.

Manfaat Referensi patokan harga maksimal pembelian beras BULOG.

Rumus Perhitungan
𝑃𝑖
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = ∑
𝑛
Dimana:

id
𝑃𝑖 : harga beras kualitas ke-i

o.
n : Jumlah observasi

Interpretasi .g
Rata-rata harga beras di penggilingan menurut kualitas beras.
ps
.b

Level Estimasi Nasional


w
w

Publikasi Keberadaan Statistik Harga Produsen Beras di Penggilingan


w

Indikator
://

Input/Variabel pembentuk indikator


s
tp
ht

Nama Variabel Sumber data


Survei Harga Produsen Beras
Harga Beras
Penggilingan

620
Rata-Rata Harga Beras Penggilingan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Produsen

Definisi Rata-rata harga beras di tingkat penggilingan.

Manfaat Referensi patokan harga maksimal pembelian beras BULOG.

Rumus Perhitungan 𝑃𝑖
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = ∑
𝑛
Dimana:

id
𝑃𝑖 : harga beras kualitas ke-i

o.
n : Jumlah observasi

Interpretasi .g
Rata-rata harga beras di penggilingan menurut kualitas beras.
ps
.b

Level Estimasi Nasional; Provinsi


w
w
w
s ://
tp
ht

621
Rata-rata Harga Gabah

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Produsen

Definisi Rata-rata harga gabah di tingkat petani dan di penggilingan


menurut kualitas

Manfaat Sebagai referensi patokan pembelian gabah oleh Perum BULOG


dalam rangka pengamanan cadangan beras

Rumus Perhitungan ∑ 𝑝𝑖𝑗


𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑔𝑎𝑏𝑎ℎ =
𝑛𝑖𝑗

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w

Interpretasi Rata-rata harga gabah menurut kualitas gabah di tingkat tertentu


s ://

Level Estimasi Nasional dan Provinsi


tp
ht

Publikasi Keberadaan Statistik Harga Produsen Gabah di Indonesia


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Harga Gabah Survei Harga Produsen Gabah
Jumlah observasi menurut kualitas (GKP, GKG, rendah) Survei Harga Produsen Gabah

622
Rata-rata Lama Produksi

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Peternakan

Definisi Rata-rata lama berproduksi seekor Sapi perah betina yang sedang
produksi/laktasi selama setahun.

Manfaat Memperkirakan produksi susu.

Rumus Perhitungan 𝑌 = 𝑇̅

id
Dimana:

o.
Y : Rata-rataLama Produksi

.g
T : Lama berproduksi per ekor selama setahun (hari)
ps
Interpretasi Semakin tinggi produktivitas dan semakin lama sapi perah
.b

berproduksi maka produksi susu semakin tinggi/banyak.


w
w

Level Estimasi Nasional


w
://

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Peternakan Sapi Perah 2018


s

Indikator
tp
ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Laporan Tahunan Perusahaan
Rata-rata lama ber produksi per ekor dalam setahun
Peternakan Ternak Sapi Perah

623
Rata-Rata Listrik yang Dibangkitkan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Rata-rata daya listrik yang dibangkitkan adalah besarnya rata-rata


daya listrik yang dihasilkan oleh mesin pembangkit yang dimiliki
sendiri.

Manfaat Mengetahui rata-rata daya listrik yang dibangkitkan sendiri,


sehingga dapat diketahui kebutuhan listrik yang tidak dapat
dipenuhi oleh PLN.

id
Interpretasi Semakin rendah listrik yang dibangkitkan sendiri, maka kebutuhan
listrik oleh perusahaan semakin terpenuhi oleh PLN.

o.
Level Estimasi Provinsi .g
ps
.b

Publikasi Keberadaan Statistik Captive Power


Indikator
w
w

Input/Variabel pembentuk indikator


w
s ://

Nama Variabel Sumber data


tp

Pemakaian bahan bakar Survei Captive Power


ht

624
Rata-Rata Luas Lahan yang Dikuasai Rumah Tangga Usaha
Pertanian Menurut Provinsi dan Jenis Lahan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Rata-rata luas lahan yang dikuasai rumah tangga usaha pertanian
dikelompokkan berdasarkan provinsi dan jenis lahan sehingga
angka tersebut dihitung untuk setiap jenis lahan. Adapun jenis
lahan dibedakan menjadi lahan pertanian dan lahan bukan
pertanian, dimana lahan pertanian terdiri dari lahan sawah (irigasi
dan non irigasi) dan lahan bukan sawah

id
o.
Manfaat Mengetahui rata-rata luas lahan yang dikuasai rumah tangga usaha

.g
pertanian yang dikelompokkan berdasarkan provinsi dan jenis
ps
lahan.
.b

Interpretasi Rata-Rata Luas Lahan yang Dikuasai Rumah Tangga Usaha


w

Pertanian Menurut Provinsi dan Jenis Lahan


w
w

Level Estimasi Nasional


s ://

Publikasi Keberadaan Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri-A2
tp

Indikator Sampling Error Estimasi Hasil Survei Pertanian Antar Sensus


ht

(SUTAS) 2018 Seri-A3

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


penguasaan lahan Daftar SUTAS2018-L2
subsektor yang diusahakan rumah tangga usaha
Daftar SUTAS2018-L2
pertanian

625
Rata-Rata Luas Lahan yang Dikuasai Rumah Tangga Usaha
Pertanian Menurut Provinsi dan Jenis Lahan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Rata-rata luas lahan yang dikuasai rumah tangga usaha pertanian
dikelompokkan berdasarkan provinsi dan jenis lahan sehingga
angka tersebut dihitung untuk setiap jenis lahan. Adapun jenis
lahan dibedakan menjadi lahan pertanian dan lahan bukan
pertanian, dimana lahan pertanian terdiri dari lahan sawah (irigasi
dan non irigasi) dan lahan bukan sawah.

id
Manfaat Mengetahui rata-rata luas lahan yang dikuasai rumah tangga usaha

o.
pertanian yang dikelompokkan berdasarkan provinsi dan jenis

.g
lahan.
ps
Rumus Perhitungan
.b
w

Interpretasi Mengetahui rata-rata luas lahan yang dikuasai rumah tangga usaha
w

pertanian yang dikelompokkan berdasarkan provinsi dan jenis


w

lahan.
s ://

Level Estimasi Nasional


tp
ht

Publikasi Keberadaan Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri-A1
Indikator

626
Rata-Rata Pengeluaran Pemakaian Bahan Bakar Untuk
Pembangkit Listrik

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Rata-rata pengeluaran pemakaian bahan bakar untuk pembangkit


listrik adalah rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
untuk pembelian bahan bakar yang digunakan untuk
membangkitkan listrik.

Manfaat Mengetahui beban pengeluaran perusahaan yang dikeluarkan

id
apabila pasokan listrik dari PLN tidak mencukupi kebutuhan listrik

o.
perusahaan tersebut.

.g
ps
Interpretasi Semakin besar rata-rata pengeluaran untuk pemakaian bahan
bakar untuk pembangkit listrik, semakin besar biaya operasional
.b

perusahaan yang harus dikeluarkan.


w
w

Level Estimasi Provinsi


w
://

Publikasi Keberadaan Statistik Captive Power


s

Indikator
tp
ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Penggunaan Listrik Survei Captive Power

627
Rata-rata Sisa Hasil Usaha (SHU)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata

Subdit. Stat. Keuangan

Definisi Pendapatan Koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku


dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya
termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.

Manfaat Sisa Hasil Usaha setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan


kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh
masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk
keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan lain dari
koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.

id
o.
Rumus Perhitungan ∑𝑛𝑖=1(𝑆𝐻𝑈)𝐼
𝑌=
𝑛 .g
ps
.b

Dimana:
Y : Rata-rata SHU
w
w

Interpretasi Semakin besar Rata-rata Sisa Hasil Usaha (SHU), semakin besar
w

keuntungan yang dihasilkan.


s ://

Level Estimasi Nasional


tp
ht

Publikasi Keberadaan Statistik Koperasi Simpan Pinjam 2017


Indikator

628
Relatif Standard Error (RSE)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi RSE merupakan ukuran presisi suatu estimasi relatif terhadap


estimasinya.

Manfaat RSE digunakan untuk membandingkan standard error estimasi


antarkarakteristik karena sifatnya yang lebih stabil.

Rumus Perhitungan

id
o.
Keterangan:
.g
ps
θ : nilai Statistikc atau estimasi karakteristik pada suatu
domain
.b

SE(θ) : ukuran presisi jarak estimasi yang dihasilkan terhadap


w

rata-rata estimasi dari seluruh kemungkinan sampel yang


w

berbeda dan disurvei dengan kondisi yang sama


w
://

Interpretasi Ukuran presisi suatu estimasi relatif terhadap estimasinya.


s
tp

Level Estimasi nasional


ht

Publikasi Keberadaan Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri-A2
Indikator Sampling Error Estimasi Hasil Survei Pertanian Antar Sensus
(SUTAS) 2018 Seri-A3

629
Return On Asset (ROA) BUMD

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata

Subdit. Stat. Keuangan

Definisi Perbandingan antara laba bersih dengan aktiva, dalam persen

Manfaat Mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba


dengan menggunakan total aktiva yang ada.

Rumus Perhitungan

id
Interpretasi ROA yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang
dipergunakan untuk operasi perusahaan mampu memberikan laba

o.
bagi perusahaan. Sebaliknya jika ROA negatif menunjukkan total

.g
aktiva yang dipergunakan memberikan kerugian.
ps
Level Estimasi Nasional
.b
w

Publikasi Keberadaan Statistik Keuangan Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha
w

Indikator Milik Daerah 2018


w
://

Input/Variabel pembentuk indikator


s
tp

Nama Variabel Sumber data


ht

Laba (Rugi) Tahun Berjalan Survei Statistik Keuangan BUMD


Aset atau Aktiva Survei Statistik Keuangan BUMD

630
Return On Equity (ROE) BUMD

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata

Subdit. Stat. Keuangan

Definisi Perbandingan antara laba bersih dengan modal, dalam persen.

Manfaat Sering digunakan oleh investor untuk menilai tingkat profitabilitas


perusahaan sebelum melakukan investasi. Peningkatan
profitabilitas perusahaan menjadi cerminan dari efisiensi yang
tinggi di perusahaan.

id
Rumus Perhitungan

o.
Interpretasi
.g
ROE yang baik setinggi mungkin. Perusahaan yang sehat memiliki
ps
ROE jauh di atas bunga bank. ROE yang lebih kecil dari bunga bank
menunjukkan perusahaan sedang bermasalah. Perusahaan dengan
.b

ROE yang sedikit di atas bunga bank juga bisa dianggap kurang
w

sehat. Investor saham fundamental akan menghindari perusahaan


w

dengan ROE kecil karena terlalu berisiko.


w
://

Level Estimasi Nasional


s
tp

Publikasi Keberadaan Statistik Keuangan Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha
ht

Indikator Milik Daerah 2018

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Laba (Rugi) Tahun Berjalan Survei Statistik Keuangan BUMD
Ekuitas atau Modal Survei Statistik Keuangan BUMD

631
ROA (Return on Asset) Pembiayaan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata

Subdit. Stat. Keuangan

Definisi Besaran rasio ROA diperoleh dengan membagi antara Laba


Sebelum Pajak dengan Rata-Rata Total Aset

Manfaat Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen


perusahaan dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan

Rumus Perhitungan

id
Interpretasi Semakin besar rasio ROA suatu perusahaan, semakin besar pula

o.
tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan tersebut dan semakin

.g
baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan aset.
ps
Level Estimasi Nasional
.b
w

Publikasi Keberadaan Statistik Lembaga Keuangan 2018


w

Indikator
w
://

Input/Variabel pembentuk indikator


s
tp

Nama Variabel Sumber data


ht

Rata-rata Total Aset Survei Statistik Lembaga Keuangan


Laba Sebelum Pajak Survei Statistik Lembaga Keuangan

632
ROE (Return on Equity) Pembiayaan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata

Subdit. Stat. Keuangan

Definisi Besaran rasio ROE diperoleh dengan membagi Laba Setelah Pajak
(Earning After Tax) dengan Total Ekuitas (Total Equity)

Manfaat Rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja manajemen


perusahaan dalam mengelola modal yang tersedia untuk
menghasilkan laba setelah pajak

id
Rumus Perhitungan

o.
Interpretasi
.g
Semakin tinggi rasio ini berarti semakin baik produktivitas modal
ps
sendiri dalam memperoleh laba. Hal tersebut juga berarti bahwa
tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan semakin besar
.b

sehingga kemungkinan suatu perusahaan dalam kondisi


w

bermasalah semakin kecil.


w
w

Level Estimasi Nasional


s ://

Publikasi Keberadaan Statistik Koperasi Simpan Pinjam 2018


tp

Indikator
ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Laba Setelah Pajak Survei Statistik Lembaga Keuangan
Total Ekuitas Survei Statistik Lembaga Keuangan

633
Selang Kepercayaan/ Confidence Interval (CI)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Selang kepercayaan merupakan perkiraan rentang nilai yang


mencakup nilai parameter populasi sebenarnya.

Manfaat Mengetahui perkiraan rentang nilai yang mencakup nilai parameter


populasi sebenarnya.

Rumus Perhitungan

id
o.
.g
Dengan nilai α dapat ditentukan sebesar 5% sehingga 𝑧𝛼/2 = 1.96
ps
Interpretasi Perkiraan rentang nilai (batas atas dan batas bawah) yang
.b

mencakup nilai parameter populasi sebenarnya.


w
w

Level Estimasi Nasional


w
://

Publikasi Keberadaan Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 Seri-A2
s

Indikator Sampling Error Estimasi Hasil Survei Pertanian Antar Sensus


tp

(SUTAS) 2018 Seri-A3


ht

634
Share/andil

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga

Subdit. Stat. Harga Perdagangan Besar

Definisi Sumbangan/andil inflasi/deflasi komoditi pada bulan tertentu.

Manfaat Mengetahui penyumbang andil dominan pada perubahan IHPB.

Rumus Perhitungan

id
o.
.g
ps
.b
w
w

Interpretasi Besarnya sumbangan inflasi komoditi.


w
://

Level Estimasi Nasional


s
tp

Publikasi Indeks Harga Perdagangan Besar


ht

Keberadaan
Indikator

635
Solvabilitas/Total Debt to Total Assets BUMD

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata

Subdit. Stat. Keuangan

Definisi Perbandingan antara hutang dengan aktiva, dalam persen.

Manfaat Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh


utang yang ada dengan menggunakan seluruh aset yang
dimilikinya.

Rumus Perhitungan

id
Interpretasi Semakin rendah solvabilitas maka semakin baik karena solvabilitas

o.
mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh

.g
hutang. Menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi
ps
pinjaman (Bank).
.b

Level Estimasi Nasional


w
w

Publikasi Keberadaan Statistik Keuangan Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha
w

Indikator Milik Daerah 2018


s ://

Input/Variabel pembentuk indikator


tp
ht

Nama Variabel Sumber data


Kewajiban atau Hutang Survei Statistik Keuangan BUMD
Aset atau Aktiva Survei Statistik Keuangan BUMD

636
Struktur Permodalan Perusahaan Satwa dan Tumbuhan
Liar (STL) di Indonesia

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Proporsi jumlah perusahaan satwa dan tumbuhan liar di Indonesia


yang mempunyai izin/SK dari KLHK menurut sumber modalnya.

Manfaat Melihat perusahaan mana yang paling berperan besar terhadap


perkembangan sektor ekonomi.

id
Rumus Perhitungan 𝑛

o.
𝑃 = ∑ 𝑃𝑖
.g
ps
𝑖=1
.b

Dimana:
P : Jumlah perusahaan STL di Indonesia
w

𝑃𝑖 : Jumlah perusahaan STL dengan jenis modal ke-i


w
w
://

Interpretasi Menunjukkan perusahaan mana yang paling berperan besar


terhadap perkembangan sektor ekonomi.
s
tp

Level Estimasi Nasional


ht

Publikasi Keberadaan Laporan Statistik Perusahaan Penangkaran Tumbuhan dan Satwa


Indikator Liar

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Survei Perusahaan Penangkaran
Status permodalan/pemilikan
Tumbuhan dan Satwa Liar

637
Tenaga Listrik yang Dibangkitkan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Tenaga listrik yang dibangkitkan adalah produksi listrik yang


dihasilkan dari mesin pembangkit listrik.

Manfaat Mengetahui besarnya produksi listrik, sehingga dapat digunakan


untuk perencanaan pembangunan dan kegiatan di sektor ekonomi.

Interpretasi Semakin besar tenaga listrik yang dihasilkan, maka kebutuhan


listrik secara nasional dapat terpenuhi.

id
o.
Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Statistik LIstrik .g


ps
Indikator
.b
w

Input/Variabel pembentuk indikator


w
w

Nama Variabel Sumber data


://

Tenaga listrik yang dibangkitkan Survei Perusahaan Listrik


s
tp
ht

638
Tenaga Listrik yang Dibangkitkan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Tenaga listrik yang dibangkitkan adalah produksi listrik yang


dihasilkan dari mesin pembangkit listrik.

Manfaat Mengetahui besarnya produksi listrik, sehingga dapat digunakan


untuk perencanaan pembangunan dan kegiatan di sektor ekonomi.

Rumus Perhitungan 𝑛 34

id
∑𝑌∑𝑃

o.
1 1

Dimana: .g
ps
Y : Jenis pembangkit listrik
.b

P : Provinsi
w
w

Interpretasi Semakin besar tenaga listrik yang dihasilkan, maka kebutuhan


listrik secara nasional dapat terpenuhi.
w
://

Level Estimasi Nasional


s
tp

Publikasi Keberadaan Statistik LIstrik


ht

Indikator

639
Tingkat Kemandirian Kabupaten/Kota

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata


Subdit. Stat. Keuangan

Definisi PAD merupakan salah satu sumber pendapatan yang penting bagi
daerah. Daerah yang berhasil meningkatkan PAD-nya secara nyata,
mengindikasikan bahwa daerah tersebut telah dapat
memanfaatkan potensi yang ada secara optimal. PAD merupakan
hal penting dalam mengukur kemandirian keuangan daerah.
Semakin besar peranan PAD dalam APBD, maka dapat disimpulkan
bahwa peranan pemerintah pusat, dalam hal ini transfer dana ke
daerah semakin kecil.

Manfaat Mengukur tingkat kemandirian suatu daerah.

id
Rumus Perhitungan

o.
.g
ps
Dimana:
.b

Y : Tingkay kemandirian
w
w

Interpretasi Jika tingkat kemandirian suatu daerah “rendah sekali” (0-25 %),
w

dapat dikatakan bahwa pemerintah pusat memiliki peranan yang


://

dominan dari pada pemerintah daerah itu sendiri. Sedangkan jika


s

suatu daerah memiliki tingkat kemandirian “rendah” (>25-50 %),


tp

campur tangan pemerintah pusat sudah mulai berkurang, karena


ht

daerah dianggap sedikit lebih mampu melaksanakan otonomi


daerah. Kategori “sedang” (>50-75 %), menggambarkan daerah
yang sudah mendekati mampu melaksanakan otonomi daerah,
sedangkan kategori “tinggi” (>75%), bisa diartikan bahwa
pemerintah daerah telah mampu dan mandiri dalam melaksanakan
urusan otonomi daerahnya.

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Statistik Keuangan Pemerintah Kabupaten/Kota 2018-2019


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Survei Statistik Keuangan
PAD
Pemerintah Kabupaten/Kota
Survei Statistik Keuangan
APBD
Pemerintah Kabupaten/Kota

640
Tingkat Kemandirian Pemerintah Desa

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata


Subdit. Stat. Keuangan

Definisi PAD merupakan salah satu sumber pendapatan yang penting bagi
daerah. Daerah yang berhasil meningkatkan PAD-nya secara nyata,
mengindikasikan bahwa daerah tersebut telah dapat
memanfaatkan potensi yang ada secara optimal. PAD merupakan
hal penting dalam mengukur kemandirian keuangan daerah.
Semakin besar peranan PAD dalam APBD, maka dapat disimpulkan
bahwa peranan pemerintah pusat, dalam hal ini transfer dana ke
daerah semakin kecil.

id
Manfaat Mengukur tingkat kemandirian suatu daerah.

o.
Rumus Perhitungan
.g
ps
.b
w

Dimana:
w

Y : Tingkay kemandirian
w
://

Interpretasi Jika tingkat kemandirian suatu daerah “rendah sekali” (0-25 %),
s

dapat dikatakan bahwa pemerintah pusat memiliki peranan yang


tp

dominan dari pada pemerintah daerah itu sendiri. Sedangkan jika


suatu daerah memiliki tingkat kemandirian “rendah” (>25-50 %),
ht

campur tangan pemerintah pusat sudah mulai berkurang, karena


daerah dianggap sedikit lebih mampu melaksanakan otonomi
daerah. Kategori “sedang” (>50-75 %), menggambarkan daerah
yang sudah mendekati mampu melaksanakan otonomi daerah,
sedangkan kategori “tinggi” (>75%), bisa diartikan bahwa
pemerintah daerah telah mampu dan mandiri dalam melaksanakan
urusan otonomi daerahnya.

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Statistik Keuangan Pemerintah Desa 2019


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


PAD Survei Statistik Keuangan Pemerintah Desa
APBD Survei Statistik Keuangan Pemerintah Desa

641
Tingkat Kemandirian Pemerintah Provinsi

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata


Subdit. Stat. Keuangan

Definisi PAD merupakan salah satu sumber pendapatan yang penting bagi
daerah. Daerah yang berhasil meningkatkan PAD-nya secara nyata,
mengindikasikan bahwa daerah tersebut telah dapat
memanfaatkan potensi yang ada secara optimal. PAD merupakan
hal penting dalam mengukur kemandirian keuangan daerah.
Semakin besar peranan PAD dalam APBD, maka dapat disimpulkan
bahwa peranan pemerintah pusat, dalam hal ini transfer dana ke
daerah semakin kecil.

Manfaat Mengukur tingkat kemandirian suatu daerah.

id
Rumus Perhitungan

o.
.g
ps
Dimana:
.b

Y : Tingkay kemandirian
w
w

Interpretasi Jika tingkat kemandirian suatu daerah “rendah sekali” (0-25 %),
w

dapat dikatakan bahwa pemerintah pusat memiliki peranan yang


://

dominan dari pada pemerintah daerah itu sendiri. Sedangkan jika


suatu daerah memiliki tingkat kemandirian “rendah” (>25-50 %),
s
tp

campur tangan pemerintah pusat sudah mulai berkurang, karena


daerah dianggap sedikit lebih mampu melaksanakan otonomi
ht

daerah. Kategori “sedang” (>50-75 %), menggambarkan daerah


yang sudah mendekati mampu melaksanakan otonomi daerah,
sedangkan kategori “tinggi” (>75%), bisa diartikan bahwa
pemerintah daerah telah mampu dan mandiri dalam melaksanakan
urusan otonomi daerahnya.

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Statistik Keuangan Pemerintah Provinsi 2016-2019


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


PAD Survei Statistik Keuangan Pemerintah Provinsi
APBD Survei Statistik Keuangan Pemerintah Provinsi

642
Total Debt to Equity Ratio (DER) BUMD

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata

Subdit. Stat. Keuangan

Definisi Perbandingan antara hutang dengan modal, dalam persen.

Manfaat Menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk


memenuhi seluruh kewajibannya.

Rumus Perhitungan

id
o.
Interpretasi Semakin tinggi DER maka semakin besar risiko yang dihadapi dan
investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi.
.g
Kreditur dapat saja memberikan bunga yang cukup besar sehingga
ps
kemampuan perusahaan untuk mendapatkan uang dari sumber-
sumber luar terbatas.
.b
w

Level Estimasi Nasional


w
w

Publikasi Keberadaan Statistik Keuangan Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha
://

Indikator Milik Daerah 2018


s
tp

Input/Variabel pembentuk indikator


ht

Nama Variabel Sumber data


Kewajiban atau Hutang Survei Statistik Keuangan BUMD
Ekuitas atau Modal Survei Statistik Keuangan BUMD

643
Upah/Gaji Pekerja Tetap

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Upah/gaji pekerja tetap adalah upah yang dibayarkan kepada


pekerja tetap sebelum dipotong pajak upah/pendapatan, baik
dalam bentuk uang maupun barang kepada pekerja tetap.

Manfaat Menyajikan data upah/gaji pekerja tetap.

Rumus Perhitungan 𝑛

𝑋 = ∑ 𝑋𝑖

id
𝑖=1

o.
.g
ps
.b
w
w

Interpretasi Upah/gaji pekerja tetap adalah upah yang dibayarkan kepada


w

pekerja tetap sebelum dipotong pajak upah/pendapatan, baik


://

dalam bentuk uang maupun barang kepada pekerja tetap.


s
tp

Level Estimasi Nasional


ht

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Hak Pengusahaan Hutan 2018


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Survei Perusahaan Pemegang Ijin
Upah/gaji pekerja tetap Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu pada Hutan Alam

644
Volume Air Bersih yang Disalurkan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Realisasi produksi air bersih di Indonesia.

Manfaat Mengetahui perkembangan volume produksi air bersih antar tahun.

Rumus Perhitungan

id
o.
Interpretasi Semakin besar volume air bersih yang disalurkan maka akan

.g
semakin terpenuhi kebutuhan konsumen akan air bersih.
ps
Level Estimasi nasional
.b
w

Publikasi Keberadaan Statistik Air Bersih


w

Indikator
w
://

Input/Variabel pembentuk indikator


s
tp

Nama Variabel Sumber data


ht

Volume air bersih yang disalurkan Survei Perusahaan Air Bersih

645
Volume Penggunaan Produksi Kayu Bulat

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Kehutanan

Definisi Jumlah perkiraan kayu bulat yang digunakan untuk bahan baku
sendiri dan yang dijual ke instansi terkait.

Manfaat Menyajikan data volume penggunaan produksi kayu bulat.

Rumus Perhitungan 𝑛

𝑋 = ∑ 𝑋𝑖
𝑖=1

id
o.
.g
ps
.b
w
w

Interpretasi Jumlah perkiraan kayu bulat yang digunakan untuk bahan baku
w

sendiri dan yang dijual ke instansi terkait.


s ://

Level Estimasi Nasional


tp
ht

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Hak Pengusahaan Hutan 2018


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Survei Perusahaan Pemegang Ijin
Volume Penggunaan Produksi Kayu Bulat Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu pada Hutan Alam

646
Volume Penjualan Gas Bumi

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Realisasi penjualan gas bumi yang didistribusikan.

Manfaat Mengetahui volume gas bumi yang didistribusikan kepada


konsumen setiap tahun.

Rumus Perhitungan

id
o.
Interpretasi .g
Semakin tinggi volume gas bumi yang didistribusikan, maka
ps
semakin terjamin kebutuhan konsumen akan gas bumi.
.b
w

Level Estimasi Nasional


w
w

Publikasi Keberadaan Statistik Gas


://

Indikator
s
tp

Input/Variabel pembentuk indikator


ht

Nama Variabel Sumber data


Volume gas yang didistribusikan Survei Gas

647
Volume Produksi ikan di Pendaratan Ikan Tradisional (PIT)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Perikanan

Definisi Volume ikan yang dijual di PIT baik secara lelang maupun tidak
lelang setiap bulan pada tahun laporan

Manfaat Mengetahui perkembangan Volume produksi ikan di Pendaratan


ikan Tradisional

Rumus Perhitungan
𝑉 = ∑ 𝑉𝑖

id
o.
.g
ps
.b

Interpretasi Semakin tinggi volume produksi ikan di pendaratan ikan


w

tradisional maka semakin tinggi kontribusinya ke sektor ekonomi


w
w

Level Estimasi Nasional


s ://

Publikasi Keberadaan Statistik Pendaratan Ikan Tradisional


tp

Indikator
ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Laporan Triwulanan Tempat
Volume Produksi
Pendaratan Ikan Tradisional(PIT)

648
Volume Produksi Pertambangan Bahan Galian Usaha
Rumah Tangga (URT)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Realisasi produksi pertambangan bahan galian usaha rumah tangga


di Indonesia.

Manfaat Mengetahui perkembangan volume produksi bahan galian usaha


rumah tangga antar tahun.

id
Rumus Perhitungan

o.
.g
ps
.b

Interpretasi Semakin tinggi volume produksi akan membawa dampak positif


w

terhadap pertumbuhan ekonomi suatu daerah.


w
w

Level Estimasi Provinsi


s ://

Publikasi Keberadaan Statistik Pertambangan Bahan Galian


tp

Indikator
ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Survei Pertambangan Bahan Galian
Volume Produksi
URT

649
Volume Produksi Perusahaan Budidaya Ikan yang Berbadan
Hukum

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Perikanan

Definisi Volume produksi perusahaan budidaya ikan yang berbadan hukum


mencakup semua hasil budidaya ikan/binatang air
lainnya/tanaman air yang dipanen dari tempat pemeliharaan yang
diusahakan perusahaan budidaya ikan berbadan hukum.

Manfaat Mengetahui perkembangan volume produksi ikan di perusahaan


budidaya ikan yang berbadan hukum.

id
o.
Rumus Perhitungan
𝑉 = ∑ 𝑉𝑖
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp

Interpretasi Semakin tinggi volume produksi ikan di perusahaan budidaya ikan


ht

yang berbadan hukum maka semakin tinggi kontribusinya ke


sektor ekonomi.

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Perikanan


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Volume produksi perusahaan budidaya Ikan yang Penyusunan Laporan Tahunan
berbadan hukum Perusahaan Budidaya Ikan (LTB)

650
Volume Produksi Perusahaan Penangkapan Ikan yang
Berbadan Hukum

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Perikanan

Definisi Semua hasil penangkapan ikan/binatang air lainnya/tanaman air


yang ditangkap oleh perusahaan penangkapan ikan yang berbadan
hukum dari sumber perikanan alami dilaut atau perairan umum
secara bebas dan bukan milik perorangan.

Manfaat Mengetahui perkembangan volume produksi ikan di perusahaan

id
penangkapan ikan yang berbadan hukum.

o.
Rumus Perhitungan
𝑉 = ∑ 𝑉𝑖 .g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

Interpretasi Semakin tinggi volume produksi ikan di perusahaan penangkapan


ikan yang berbadan hukum maka semakin tinggi kontribusinya ke
sektor ekonomi.

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Statistik Perusahaan Perikanan


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Penyusunan Laporan Tahunan
Volume produksi perusahaan penangkapan ikan yang
Perusahaan Penangkapan Ikan
berbadan hukum
(LTP)

651
Volume Produksi Tempat Pelelangan Ikan (TPI)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Subdit. Stat. Perikanan

Definisi Volume produksi TPI mencakup seluruh jumlah ikan yang


dijual/dilelang di TPI pada bulan yang bersangkutan selama
triwulan laporan

Manfaat Mengetahui perkembangan volume produksi ikan di Tempat


Pelelangan Ikan (TPI)

Rumus Perhitungan
𝑉 = ∑ 𝑉𝑖

id
o.
.g
ps
.b
w

Interpretasi Semakin tinggi volume produksi ikan di TPI maka semakin tinggi
w

kontribusinya ke sektor ekonomi


w
://

Level Estimasi Nasional


s
tp

Publikasi Keberadaan Statistik Pelabuhan Perikanan 2018.


ht

Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Laporan Triwulanan Pelabuhan
Volume Produksi Perikanan (PPS/PPN/PPP/PPI) &
Tempat Pelelangan Ikan (TPI)

652
KOMPILASI
PRODUK ADMINISTRASI

id
o.
BIDANG SOSIAL
.g
ps
.b
w
w
w
s://
tp
ht

653
654
ht
tp
s ://
w
w
w
.b
ps
.g
o.
id
Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH)

Unit kerja penghasil Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik

Subdit. Analisis Statistik

Definisi Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH) didefinisikan sebagai rata-
rata perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang
sejak lahir.

Manfaat AHH mencerminkan derajat kesehatan suatu masyarakat.

Interpretasi AHH Indonesia pada tahun 2016 sebesar 70,90 tahun. Artinya,

id
secara rata-rata bayi yang baru lahir pada tahun 2016 memiliki

o.
peluang untuk bertahan hidup sampai dengan 70,90 tahun.

Level Estimasi .g
Provinsi, Kabupaten/Kota
ps
.b

Publikasi Keberadaan Indeks Pembangunan Manusia 2016


w

Indikator
w
w
s ://
tp
ht

655
Angkatan Kerja

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan


Subdit. Stat. Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja

Definisi Penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang bekerja, atau punya
pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran.

Manfaat Indikator ini bermanfaat untuk mengetahui jumlah penduduk yang


berpotensi untuk bekerja.

Rumus Perhitungan

id
o.
.g
ps
.b
w

Interpretasi Semakin tinggi jumlah angkatan kerja, berarti semakin banyak


w

jumlah penduduk yang berpotensi untuk bekerja.


w
://

Level Estimasi Provinsi, Nasional


s
tp

Publikasi Keberadaan Analisis Mobilitas Tenaga Kerja


ht

Indikator

656
Harapan Lama Sekolah (HLS)

Unit kerja penghasil Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik

Subdit. Analisis Statistik

Definisi Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya


sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak
pada umur tertentu di masa mendatang.

Manfaat HLS dapat digunakan untuk mengetahui kondisi pembangunan


sistem pendidikan di berbagai jenjang.

id
Rumus Perhitungan

o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

Interpretasi HLS Indonesia pada tahun 2016 sebesar 12,72 tahun. Artinya,
secara rata-rata anak usia 7 tahun yang masuk jenjang pendidikan
formal pada tahun 2016 memiliki peluang untuk bersekolah selama
12,72 tahun atau setara dengan Diploma I.

Level Estimasi Provinsi, Kabupaten/Kota

Publikasi Keberadaan Indeks Pembangunan Manusia 2016


Indikator

657
Migrasi Neto Risen

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Subdit. Stat. Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja

Definisi Selisih antara jumlah penduduk yang masuk dan keluar dari suatu
wilayah menurut tempat tinggal lima tahun yang lalu.

Manfaat Memberikan penjelasan apakah suatu wilayah merupakan


pengirim migran atau penerima migran, apakah suatu wilayah
memiliki data tarik atau tidak untuk ditingggali.

Rumus Perhitungan

id
o.
.g
ps
Interpretasi Migrasi risen neto yang positif berarti jumlah penduduk yang
keluar. Sebaliknya, migrasi risen neto yang negatif menunjukkan
.b

jumlah penduduk yang keluar lebih banyak daripada jumlah


w

penduduk yang masuk. Wilayah dengan migrasi neto yang positif


w

merupakan wilayah yang mempunyai daya tarik untuk dijadikan


tempat tinggal.
w
://

Level Estimasi Nasional, Provinsi


s
tp

Publikasi Keberadaan Statistik Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja


ht

Indikator

658
Migrasi Neto Seumur Hidup

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Subdit. Stat. Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja

Definisi Selisih antara jumlah penduduk yang masuk dan keluar dari suatu
wilayah menurut tempat kelahirannya.

Manfaat Memberikan penjelasan apakah suatu wilayah merupakan


pengirim migran atau penerima migran.

Rumus Perhitungan

id
o.
.g
ps
Interpretasi Migrasi neto seumur hidup yang positif berarti jumlah penduduk
.b

yang masuk lebih banyak daripada jumlah penduduk yang keluar.


w

Sebaliknya, migrasi neto seumur hidup yang negatif menunjukkan


w

jumlah penduduk yang keluar lebih banyak daripada jumlah


w

penduduk yang masuk. Wilayah dengan migrasi neto yang postif


merupakan wilayah yang disenangi untuk dijadikan tempat tinggal.
s ://
tp

Level Estimasi Nasional, Provinsi


ht

Publikasi Keberadaan Statistik Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja 2019


Indikator

659
Penduduk Perdesaan yang Mengakses Internet (Usia 5
Tahun ke Atas)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata

Subdit. Stat. Komunikasi dan Teknologi Informasi

Definisi Persentase penduduk yang tinggal di wilayah perdesaan berusia


lima tahun ke atas yang pernah mengakses internet tiga bulan yang
lalu.

Manfaat Mengetahui penetrasi internet berdasarkan klasifikasi wilayah di


Indonesia.

id
Rumus Perhitungan

o.
.g
ps
.b
w
w
w

Interpretasi Menunjukkan penetrasi internet di perdesaan di Indonesia.


Semakin besar persentase berarti semakin tinggi penetrasi internet
://

di perdesaan di Indonesia.
s
tp

Level Estimasi Nasional dan provinsi


ht

Publikasi Keberadaan Statistik Telekomunikasi Indonesia 2018


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Jumlah penduduk yang pernah mengakses internet
Statistik Telekomunikasi Indonesia
tiga bulan yang lalu
Klasifikasi desa/kelurahan Statistik Telekomunikasi Indonesia

660
Penduduk Perkotaan yang Mengakses Internet (Usia 5
Tahun ke Atas)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata

Subdit. Stat. Komunikasi dan Teknologi Informasi

Definisi Persentase penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan berusia


lima tahun ke atas yang pernah mengakses internet tiga bulan yang
lalu.

Manfaat Mengetahui penetrasi internet berdasarkan klasifikasi wilayah di


Indonesia.

id
o.
Rumus Perhitungan
.g
ps
.b
w
w
w
://

Interpretasi Menunjukkan penetrasi internet di perkotaan di Indonesia.


s

Semakin besar persentase berarti semakin tinggi penetrasi internet


tp

di perkotaan di Indonesia.
ht

Level Estimasi Nasional dan provinsi

Publikasi Keberadaan Statistik Telekomunikasi Indonesia 2018


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Jumlah penduduk yang pernah mengakses internet
Statistik Telekomunikasi Indonesia
tiga bulan yang lalu
Klasifikasi desa/kelurahan Statistik Telekomunikasi Indonesia

661
Pengeluaran per Kapita

Unit kerja penghasil Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik

Subdit. Analisis Statistik

Definisi Pengeluaran per kapita adalah biaya yang dikeluarkan untuk


konsumsi semua anggota rumah tangga selama sebulan dibagi
dengan banyaknya anggota rumah tangga.

Manfaat Data pengeluaran dapat mengungkap tentang pola konsumsi


rumaht angga secara umum menggunakan indikator proporsi
pengeluaran untuk makanan dan non makanan. Komposisi
pengeluaran rumah tangga dapat dijadikan ukuran untuk menilai
tingkat kesejahteraan ekonomi penduduk, makin rendah

id
persentase pengeluaran untuk makanan terhadap total

o.
pengeluaran makin membaik tingkat kesejahteraan.

.g
ps
Rumus Perhitungan
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

Interpretasi Pengeluaran per kapita Indonesia pada tahun 2016 sebesar


Rp10.150.000. Artinya, secara rata-rata pengeluaran penduduk
Indonesia selama setahun adalah Rp10.150.000.

Level Estimasi Provinsi, Kabupaten/Kota

Publikasi Keberadaan Indeks Pembangunan Manusia 2016


Indikator

662
Persentase Laki-laki yang Mengakses Internet (Usia 5
Tahun ke Atas)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata

Subdit. Stat. Komunikasi dan Teknologi Informasi

Definisi Persentase penduduk berjenis kelamin laki-laki berusia lima tahun


ke atas yang pernah mengakses internet tiga bulan yang lalu.

Manfaat Mengetahui penetrasi internet berdasarkan jenis kelamin di


Indonesia.

id
Rumus Perhitungan

o.
.g
ps
.b
w
w
w

Interpretasi Menunjukkan penetrasi internet laki-laki di Indonesia. Semakin


://

besar persentase berarti semakin tinggi penetrasi internet laki-laki


s

di Indonesia.
tp
ht

Level Estimasi Nasional dan provinsi

Publikasi Keberadaan Statistik Telekomunikasi Indonesia 2018


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Jumlah penduduk yang pernah mengakses internet
Statistik Telekomunikasi Indonesia
tiga bulan yang lalu
Jenis kelamin Statistik Telekomunikasi Indonesia

663
Persentase Pekerja Anak terhadap Penduduk

Unit kerja penghasil Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik

Subdit. Indikator Statistik

Definisi Pekerja anak adalah penduduk usia 10-17 tahun bekerja, atau
punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja

Manfaat Memberikan gambaran jumlah anak yang bekerja

Rumus Perhitungan

id
o.
Interpretasi Ada sekian persen penduduk anak usia 10-17 tahun yang bekerja

.g
ps
Level Estimasi Daerah Tempat Tinggal, Jenis Kelamin, dan Lapangan Usaha
.b

Publikasi Keberadaan Indikator Kesejahteraan Rakyat


w

Indikator
w
w

Input/Variabel pembentuk indikator


s ://
tp

Nama Variabel Sumber data


ht

Kompilasi Data Statistik Indikator


Umur dan Status Pekerjaan
Kesejahteraan Rakyat

664
Persentase Pekerja Komuter

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Subdit. Stat. Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja

Definisi Persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja di


luar kabupaten/kota tempat tinggalnya serta pergi atau pulang
dari/ke tempat kerja pada hari yang sama.

Manfaat Melihat besarnya pekerja yang melakukan ulang-alik di suatu


wilayah. Indikator ini bermanfaat untuk mengetahui fenomena
mobilitas sirkuler.

id
𝑎

o.
Rumus Perhitungan
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑘𝑜𝑚𝑢𝑡𝑒𝑟 =
𝑏
.g
ps
.b
w
w
w
s ://

Interpretasi Angka persentase pekerja ulang-alik yang tinggi di suatu daerah


tp

menunjukkan bahwa setiap hari banyak orang yang melakukan


pergerakan ke luar daerah tersebut untuk bekerja.
ht

Level Estimasi Provinsi, Nasional

Publikasi Keberadaan Analisis Mobilitas Tenaga Kerja Hasil Sakernas 2018, Statistik
Indikator Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Survei Angkatan Kerja Nasional
Bekerja
(SAKERNAS)
Penyusunan Publikasi Statistik Mobilitas
Tempat kerja
Penduduk dan Tenaga Kerja
Penyusunan Publikasi Statistik Mobilitas
Frekuensi pulang pergi dari/ke tempat kerja
Penduduk dan Tenaga Kerja
Survei Angkatan Kerja Nasional
Umur
(SAKERNAS)

665
Persentase Pekerja Migran Risen

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Subdit. Stat. Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja

Definisi Persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja dan


tempat tinggalnya saat pencacahan berbeda dengan tempat
tinggalnya lima tahun yang lalu.

Manfaat Indikator ini bermanfaat untuk mengetahui fenomena pekerja yang


melakukan mobilitas permanen khususnya migrasi risen.

Rumus Perhitungan 𝑎
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑚𝑖𝑔𝑟𝑎𝑛 𝑟𝑖𝑠𝑒𝑛 =

id
𝑏

o.
.g
ps
.b
w
w

Interpretasi Semakin tinggi persentase pekerja migran risen mengindikasikan


w

tingginya pergerakan penduduk yang melakukan mobilitas secara


://

permanen.
s
tp

Level Estimasi Provinsi, Nasional


ht

Publikasi Keberadaan Analisis Mobilitas Tenaga Kerja Hasil Sakernas 2018


Indikator

666
Persentase Pekerja Sirkuler

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Subdit. Stat. Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja

Definisi Persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja di


luar kabupaten/kota tempat tinggalnya serta pergi atau pulang
dari/ke tempat kerja rutin setiap minggu atau setiap bulan (kurang
dari enam bulan).

Manfaat Indikator ini bermanfaat untuk mengetahui fenomena mobilitas


sirkuler.

id
𝑎

o.
Rumus Perhitungan
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑠𝑖𝑘𝑢𝑙𝑒𝑟 =
𝑏
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp

Interpretasi Semakin tinggi persentase pekerja sirkuler mengindikasikan


tingginya pergerakan penduduk yang melakukan mobilitas sirkuler.
ht

Level Estimasi Provinsi, Nasional

Publikasi Keberadaan Analisis Mobilitas Tenaga Kerja


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Survei Angkatan Kerja Nasional
Bekerja
(SAKERNAS)
Survei Angkatan Kerja Nasional
Umur
(SAKERNAS)

667
Persentase Pekerja Sirkuler

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Subdit. Stat. Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja

Definisi Persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja di


luar kabupaten/kota tempat tinggalnya serta pergi atau pulang
dari/ke tempat kerja rutin setiap minggu atau setiap bulan (kurang
dari enam bulan).

Manfaat Melihat besarnya pekerja yang melakukan mobilitas sirkuler di


suatu wilayah.

id
Rumus Perhitungan
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑠𝑖𝑘𝑢𝑙𝑒𝑟 =

o.
𝑏

.g
ps
.b
w
w
w
://

Interpretasi Angka persentase pekerja sirkuler yang tinggi di suatu daerah


s

menunjukkan bahwa setiap minggu atau setiap bulan (kurang dari


tp

enam bulan) banyak orang yang melakukan pergerakan ke luar


daerah tersebut untuk bekerja.
ht

Level Estimasi Nasional, Provinsi

Publikasi Keberadaan Statistik Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja


Indikator

668
Persentase Pekerja yang Pindah Pekerjaan

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Subdit. Stat. Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja

Definisi Persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas yang pindah


pekerjaan adalah apabila ia pindah lapangan pekerjaan dan atau
status pekerjaan sehingga tidak lagi mempunyai ikatan dengan
usaha (pekerjaan) atau organisasi tempat bekerja sebelumnya.

Manfaat Mengetahui fenomena mobilitas pekerjaan.

id
Rumus Perhitungan 𝑎
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛 =

o.
𝑏

.g
ps
.b
w
w
w

Interpretasi Semakin tinggi persentase pekerja yang pindah pekerjaan


://

mengindikasikan tingginya mobilitas pekerjaan.


s
tp

Level Estimasi Provinsi, Nasional


ht

Publikasi Keberadaan Analisis Mobilitas Tenaga Kerja


Indikator

669
Persentase Perempuan yang Mengakses Internet (Usia 5
Tahun ke Atas)

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata

Subdit. Stat. Komunikasi dan Teknologi Informasi

Definisi Persentase penduduk berjenis kelamin perempuan berusia lima


tahun ke atas yang pernah mengakses internet tiga bulan yang lalu.

Manfaat Mengetahui penetrasi internet berdasarkan jenis kelamin di


Indonesia.

id
Rumus Perhitungan

o.
.g
ps
.b
w
w

Interpretasi Menunjukkan penetrasi internet perempuan di Indonesia. Semakin


w

besar persentase berarti semakin tinggi penetrasi internet


://

perempuan di Indonesia.
s
tp

Level Estimasi Nasional dan provinsi


ht

Publikasi Keberadaan Statistik Telekomunikasi Indonesia 2018


Indikator

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Jumlah penduduk yang pernah mengakses internet
Statistik Telekomunikasi Indonesia
tiga bulan yang lalu
Jenis Kelamin Statistik Telekomunikasi Indonesia

670
Rata-rata Lama Sekolah (RLS)

Unit kerja penghasil Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik

Subdit. Analisis Statistik

Definisi Rata-rata Lama Sekolah (RLS)/ Mean Years School (MYS)


didefinisikan sebagai jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk
dalam menjalani pendidikan formal.

Manfaat RLS dapat digunakan untuk mengetahui kualitas pedididikan


masyarakat dalam suatu wilayah.

id
Rumus Perhitungan 𝑛
1

o.
𝑅𝐿𝑆 = ∑ 𝑥𝑖
𝑛
𝑖=1
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp

Interpretasi RLS Indonesia pada tahun 2016 sebesar 7,95 tahun. Artinya, secara
ht

rata-rata penduduk Indonesia yang berusia 25 tahun ke atas telah


menempuh pendidikan selama 7,95 tahun atau hampir
menamatkan kelas VIII.

Level Estimasi Provinsi, Kabupaten/Kota

Publikasi Keberadaan Indeks Pembangunan Manusia 2016


Indikator

671
KOMPILASI
PRODUK
ADMINISTRASI

id
o.
BIDANG EKONOMI
.g
ps
.b
w
w
w
s://
tp
ht

672
ht
tp
s ://
w
w
w
.b
ps
.g
o.
id

673
Average Propensity to Consume & Average Propensity to
Save

Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran

Subdit. Konsolidasi Neraca Pengeluaran

Definisi Indikator ini menjelaskan kecenderungan atas keinginan untuk


mengkonsumsi (Average Propensity to Consume/APC) dan
keinginan untuk menabung (Average Propensity to Save/APS),
yang dinyatakan dalam satuan rasio.

Manfaat Melihat kecenderungan rata-rata konsumsi dan rata-rata


menabung masyarakat di suatu negara, dari pendapatan disposable

id
yang diterima. Karena secara umum pendapatan disposable yang

o.
diterima rumah tangga sebagian besar digunakan untuk konsumsi,

.g
sedangkan sisanya untuk ditabung.
ps
Rumus Perhitungan 𝑆
.b

𝐴𝑃𝑆 =
𝑌𝑑
w
w

𝐶
𝐴𝑃𝐶 =
w

𝑌𝑑
s ://

Interpretasi Apabila pendapatan meningkat, tetapi APC menurun, maka APS


tp

akan meningkat. Sebaliknya apabila pendapatan meningkat dan


APC meningkat, maka APS akan menurun.
ht

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan -
Indikator

674
Derajat Keterbukaan

Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran

Subdit. Neraca Modal dan Luar Negeri

Definisi Proporsi volume perdagangan terhadap PDB.

Manfaat Mengetahui derajat keterbukaan.

Rumus Perhitungan

id
o.
Interpretasi Semakin besar derajat keterbukaan menunjukkan semakin

.g
terbukanya perekonomian suatu wilayah.
ps
Level Estimasi Nasional
.b
w

Publikasi Keberadaan -
w

Indikator
w
s ://
tp
ht

675
Distribusi PDRB terhadap Jumlah PDRB 34 Provinsi
menurut Lapangan Usaha

Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Produksi

Subdit. Konsolidasi Neraca Produksi Regional

Definisi Persentase besaran PDRB suatu provinsi terhadap jumlah PDRB 34


provinsi

Manfaat Menunjukkan struktur perekonomian atau peranan wilayah dalam


perekonomian negara.

𝐼𝑖

id
Rumus Perhitungan
𝐷𝑖𝑠𝑡𝑖 = 𝑥100%
∑34

o.
𝑖=1 𝐼𝑖

.g
ps
.b
w
w
w
://

Interpretasi Semakin besar distribusi PDRB provinsi, semakin besar


peranan provinsi tersebut dalam perekonomian nasional
s
tp

Level Estimasi Provinsi


ht

Publikasi Keberadaan Produk Domestik Regional Bruto Provinsi-Provinsi di Indonesia


Indikator Menurut Lapangan Usaha, 2014-2018

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahunan menurut 52
BPS Provinsi
Lapangan Usaha
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Triwulanan menurut
BPS Provinsi
17 Lapangan Usaha

676
Distribusi Persentase PDB Tahunan

Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Produksi

Subdit. Konsolidasi Neraca Produksi Nasional

Definisi Sumbangan per lapangan usaha.

Manfaat Mengetahui struktur ekonomi.

Rumus Perhitungan

id
o.
.g
ps
.b

Interpretasi Distribusi persentase PDB memperlihatkan struktur ekonomi suatu


w

wilayah menurut lapangan usaha.


w
w

Level Estimasi Nasional


s ://

Publikasi Keberadaan Pendapatan Nasional Indonesia Tahunan


tp

Indikator
ht

677
Distribusi Persentase PDB Triwulanan

Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Produksi

Subdit. Konsolidasi Neraca Produksi Nasional

Definisi Sumbangan per lapangan usaha.

Manfaat Mengetahui struktur ekonomi.

Rumus Perhitungan

id
o.
.g
ps
Interpretasi Distribusi persentase PDB memperlihatkan struktur ekonomi suatu
.b

wilayah menurut lapangan usaha.


w
w

Level Estimasi Nasional


w
://

Publikasi Keberadaan PDB Triwulanan


s

Indikator
tp
ht

678
Ekspor Energi

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Ekspor energi adalah pengiriman energi ke negara lain.

Manfaat Mengetahui besaran energi yang diekspor.

Rumus Perhitungan 𝐸𝑘𝑠𝑝𝑜𝑟 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 = 𝑎𝑥𝑏

Dimana:

id
a : Volume ekspor sumber energi

o.
b : Faktor konversi masing-masing jenis energi

Interpretasi .g
Bila volume ekspor sumber-sumber energi naik maka ekspor
ps
energi akan naik.
.b
w

Level Estimasi Nasional


w
w

Publikasi Keberadaan Neraca Energi Indonesia


Indikator
s ://
tp
ht

679
Energi per Kapita

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Jumlah total energi primer dibagi dengan jumlah penduduk.

Manfaat Mengetahui besaran energi yang digunakan oleh setiap orang.

Rumus Perhitungan ∑ 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑃𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟


𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑃𝑒𝑟𝑘𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎 =
∑ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘

Interpretasi Energi perkapita menunjukkan banyaknya energi yang dikonsumsi

id
oleh setiap penduduk.

o.
Level Estimasi Nasional
.g
ps
Publikasi Keberadaan Neraca Energi Indonesia
.b

Indikator
w
w

Input/Variabel pembentuk indikator


w
://

Nama Variabel Sumber data


s
tp

Penyusunan Data Statistik Neraca


Produksi Energi Primer
Energi
ht

680
Energi yang dikonsumsi

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Energi yang dikonsumsi adalah banyaknya energi yang habis


dikonsumsi dalam satu tahun.

Manfaat Mengetahui banyaknya konsumsi energi nasional.

Rumus Perhitungan 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 = ∑ 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛

id
Interpretasi Energi yang dikonsumsi menunjukkan jumlah energi yang

o.
dikonsumsi oleh semua sektor.

.g
ps
Level Estimasi Nasional
.b

Publikasi Keberadaan Neraca Energi Indonesia


w

Indikator
w
w
s ://
tp
ht

681
Impor Energi

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Impor energi adalah memasukkan energi ke dalam negeri.

Manfaat Mengetahui besaran energi yang diimpor untuk memenuhi


kebutuhan nasional.

Rumus Perhitungan 𝐼𝑚𝑝𝑜𝑟 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 = 𝑎𝑥𝑏

Dimana:

id
a : Volume impor sumber energi
b : Faktor konveksi masing-masing jenis energi

o.
Interpretasi .g
Bila volume impor sumber-sumber energi naik maka impor energi
ps
akan naik.
.b

Level Estimasi Nasional


w
w

Publikasi Keberadaan Neraca Energi Indonesia


w

Indikator
s ://
tp
ht

682
Incremental Capital Output Ratio (ICOR)

Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran

Subdit. Konsolidasi Neraca Pengeluaran

Definisi Parameter ekonomi makro yang menggambarkan rasio investasi


kapital/modal terhadap hasil yang diperoleh (output), dengan
menggunakan investasi tersebut. ICOR juga bisa diartikan sebagai
dampak penambahan kapital terhadap penambahan sejumlah
output (keluaran).

Manfaat ICOR mampu menjelaskan perbandingan antara penambahan

id
kapital terhadap output.

o.
Rumus Perhitungan
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

Interpretasi Setiap pertambahan satu unit nilai output (keluaran) akan


membutuhkan penambahan kapital sebanyak “K” unit.

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan -
Indikator

683
Indeks Berantai Produksi Subsektor Pertanian

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan

Subdit. Stat. Hortikultura

Definisi Angka yang menunjukkan perbandingan produksi suatu komoditas


pertanian tertentu pada tahun t terhadap periode tahun
sebelumnya (t -1). Subsektor pertanian meliputi tanaman pangan
(tanaman padi dan tanaman palawija), tanaman hortikultura
(dicakup hanya tanaman sayuran dan buah-buahan), tanaman
perkebunan (meliputi perkebunan rakyat, besar negara, dan besar
swasta), tanaman kehutanan, perikanan (perikanan tangkap dan
budidaya), dan perternakan.

id
Manfaat Indeks ini dapat memberikan informasi tentang perkembangan

o.
produksi subsektor pertanian tertentu setiap tahun berjalan

.g
dibandingakan dengan tahun sebelumnya.
ps
Rumus Perhitungan ∑ 𝑞𝑖𝑡
.b

𝐼𝐵𝑖𝑡 =
∑ 𝑞𝑖(𝑡−1)
w
w
w
s ://
tp
ht

Interpretasi 1. Jika angka indeks yang dihasilkan = 100, berarti tidak ada
perkembangan produksi antara tahun berjalan dengan tahun
sebelumnya;
2. Jika angka indeks yang dihasilkan > 100, berarti ada
perkembangan produksi antara tahun berjalan dengan tahun
sebelumnya;
3. Jika angka indeks yang dihasilkan < 100, berarti ada
penurunan produksi antara tahun berjalan dengan tahun
sebelumnya.

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Produksi Tanaman Pangan; Statistik Tanaman Sayuran dan Buah-
Indikator buahan semusim Indonesia; Statistik Tanaman Buah-buahan dan
sayuran tahunan Indonesia; Statistik Teh Indonesia; Statistik Tebu
Indonesia; Statistik Kelapa Sawit Indonesia; Statistik Karet
Indonesia

684
Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Produksi Tanaman Padi Indikator Pertanian
Produksi Tanaman Palawija Indikator Pertanian
Produksi Tanaman Sayuran Indikator Pertanian
Produksi Tanaman Buah-buahan Indikator Pertanian
Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat Indikator Pertanian
Produksi Tanaman Perkebunan Besar Negara Indikator Pertanian
Produksi Tanaman Perkebunan Besar Swasta Indikator Pertanian
Produksi Tanaman Kehutanan Indikator Pertanian
Produksi Perikanan Budidaya Indikator Pertanian
Produksi Perikanan Tangkap Indikator Pertanian

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

685
Indeks Harga Implisit menurut Lapangan Usaha

Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Produksi

Subdit. Konsolidasi Neraca Produksi Regional

Definisi Perbandingan antara PDRB atas dasar harga berlaku dengan PDRB
atas dasar harga konstan.

Manfaat Mencerminkan kenaikan pada periode tertentu terhadap periode


tahun dasar.

Rumus Perhitungan

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
://

Interpretasi Nilai indeks implisit yang lebih dari 100 menunjukkan bahwa telah
terjadi kenaikan harga dibandingkan dengan periode tahun dasar.
s
tp

Level Estimasi Provinsi


ht

Publikasi Keberadaan Produk Domestik Bruto Provinsi - Provinsi di Indonesia Menurut


Indikator Lapangan Usaha, 2014-2018

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Triwulanan menurut
BPS Provinsi
17 Lapangan Usaha
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahunan menurut 52
BPS Provinsi
Lapangan Usaha

686
Indeks Implisit PDRB

Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran

Subdit. Konsolidasi Neraca Pengeluaran

Definisi Perbandingan antara PDRB atas dasar harga berlaku dengan PDRB
atas dasar harga konstan pada periode tertentu.

Manfaat Mencerminkan kenaikan harga pada periode tertentu terhadap


periode tahun dasar.

Interpretasi Nilai indeks implisit lebih dari 100 menunjukkan bahwa telah

id
terjadi kenaikan harga dibandingkan dengan periode tahun dasar.

o.
.g
Level Estimasi Nasional
ps
Publikasi Keberadaan -
.b

Indikator
w
w
w
s ://
tp
ht

687
Indeks Produksi Subsektor Pertanian

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan


Subdit. Stat. Hortikultura

Definisi Angka yang menunjukkan perbandingan nilai produksi subsektor


tertentu dalam dua waktu yang berbeda dan telah ditentukan
waktunya. Subsektor pertanian meliputi tanaman pangan (tanaman
padi dan tanaman palawija), tanaman hortikultura (dicakup hanya
tanaman sayuran dan buah-buahan), tanaman perkebunan
(meliputi perkebunan rakyat, besar negara, dan besar swasta),
tanaman kehutanan, perikanan (perikanan tangkap dan budidaya),
dan perternakan.

Manfaat Mengukur kenaikan dan penurunan hasil produksi subsektor


pertanian tertentu.

id
o.
Rumus Perhitungan ∑ 𝑝𝑖𝑡 𝑞𝑖𝑡
𝐼𝑃𝑖𝑡 = 𝑥100
∑ 𝑝𝑖𝑡 𝑞𝑖𝑜
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

Interpretasi 1. Jika angka indeks yang dihasilkan = 100 berarti tidak ada
perkembangan produksi antara tahun berjalan dengan tahun
dasar;
2. Jika angka indeks yang dihasilkan > 100 berarti ada
perkembangan produksi padi antara tahun berjalan dengan
tahun dasar;
3. Jika angka indeks yang dihasilkan < 100 berarti ada penurunan
produksi padi antara tahun berjalan dengan tahun dasar.

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Statistik Harga Produsen Pertanian Subsektor Tanaman Pangan,


Indikator Hortikultura dan Tanaman Perkebunan Rakyat; Statistik Harga
Produsen Perikanan dan Peternakan; Produksi Tanaman Pangan;
Statistik Tanaman Sayuran dan Buah-buahan semusim Indonesia;
Statistik Tanaman Buah-buahan dan sayuran tahunan Indonesia;
Statistik Teh Indonesia; Statistik Tebu Indonesia; Statistik Kelapa
Sawit Indonesia; Statistik Karet Indonesia

688
Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Harga Produsen Indikator Pertanian
Produksi Tanaman Padi Indikator Pertanian
Produksi Tanaman Palawija Indikator Pertanian
Produksi Tanaman Sayuran Indikator Pertanian
Produksi Tanaman Buah-buahan Indikator Pertanian
Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat Indikator Pertanian
Produksi Tanaman Perkebunan Besar Negara Indikator Pertanian
Produksi Tanaman Perkebunan Besar Swasta Indikator Pertanian
Produksi Tanaman Kehutanan Indikator Pertanian
Produksi Perikanan Budidaya Indikator Pertanian
Produksi Perikanan Tangkap Indikator Pertanian

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

689
Kebutuhan Energi

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Kebtuhan energi adalah banyaknya energi yang dibutuhkan dalam


satu tahun.

Manfaat Mengetahui kebutuhan energi di Indoensia dari berbagai sektor.

Rumus Perhitungan 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 = ∑ 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟

id
Interpretasi Kebutuhan energi menunjukkan banyaknya energi yang
dibutuhkan oleh semua sektor.

o.
Level Estimasi Nasional .g
ps
.b

Publikasi Keberadaan Neraca Energi Indonesia


Indikator
w
w
w
s ://
tp
ht

690
Keseimbangan Total Penyediaan dan Total Permintaan

Unit kerja Direktorat Neraca Pengeluaran


penghasil
Subdit. Konsolidasi Neraca Pengeluaran

Definisi Rasio yang menunjukkan seberapa jauh ketergantungan ekonomi suatu daerah
oleh produk yang berasal dari impor. Ketergantungan (ketidakseimbangan)
tersebut dapat dilihat melalui keseimbangan antara total penyediaan (supply)
dengan total permintaan akhir (demand).

Manfaat Melihat ketergantungan ekonomi terhadap produk dari luar negeri.

id
Rumus

o.
Perhitungan

.g
ps
.b

Interpretasi Bahwa untuk memenuhi permintaan akhir domestik, sebagian produk masih
w

harus didatangkan dari luar negeri.


w
w

Level Estimasi Nasional


s ://

Publikasi -
tp

Keberadaan
Indikator
ht

691
Kontribusi terhadap Jumlah PDRB Seluruh Kabupaten/
Kota menurut Lapangan Usaha

Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Produksi

Subdit. Konsolidasi Neraca Produksi Regional

Definisi Persentase besaran PDRB suatu kabupaten/kota terhadap jumlah


PDRB seluruh kabupaten/kota

Manfaat Menunjukkan struktur perekonomian atau peranan


kabupaten/kota dalam perekonomian provinsi

𝐼𝑡

id
Rumus Perhitungan
𝐶𝑜𝑛𝑡𝑡 = 𝑥100%
∑𝑛𝑖=1 𝐼𝑖

o.
.g
ps
.b
w
w

Interpretasi Semakin besar kontribusi PDRB kabupaten/kota, semakin besar


w

peranan kabupaten/kota tersebut dalam perekonomian provinsi


s ://

Level Estimasi Kabupaten/kota


tp
ht

Publikasi Keberadaan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota di Indonesia


Indikator 2014-2018

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


PDRB atas dasar harga berlaku menurut lapangan
BPS Kabupaten/Kota
usaha

692
Laju Pertumbuhan PDB Tahunan

Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Produksi

Subdit. Konsolidasi Neraca Produksi Nasional

Definisi Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dari tahun t-1 ke tahun t.

Manfaat Mengetahui perkembangan ekonomi.

Rumus Perhitungan

id
o.
.g
ps
.b

Interpretasi Laju pertumbuhan memperlihatkan tingkat pertumbuhan ekonomi


w

suatu wilayah pada waktu tertentu.


w
w

Level Estimasi Nasional


s ://

Publikasi Keberadaan Pendapatan Nasional Indonesia Tahunan


tp

Indikator
ht

693
Laju Pertumbuhan PDB Triwulanan

Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Produksi

Subdit. Konsolidasi Neraca Produksi Nasional

Definisi Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dari triwulan t-1 ke


triwulan t.

Manfaat Mengetahui perkembangan ekonomi.

Rumus Perhitungan

id
o.
.g
ps
.b

Interpretasi Laju pertumbuhan memperlihatkan tingkat pertumbuhan ekonomi


w

suatu wilayah pada waktu tertentu.


w
w

Level Estimasi Nasional


s ://

Publikasi Keberadaan PDB Triwulanan


tp

Indikator
ht

694
Laju Pertumbuhan PDRB menurut Lapangan Usaha

Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Produksi

Subdit. Konsolidasi Neraca Produksi Regional

Definisi Pertumbuhan ekonomi wilayah dari tahun t-1 ke tahun t

Manfaat Memperlihatkan tingkat keberhasilan pembangunan suatu daerah


dalam periode waktu tertentu

Rumus Perhitungan

id
o.
.g
ps
.b
w

Interpretasi Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya kenaikan produksi


w

barang dan jasa


w
://

Level Estimasi Provinsi


s
tp

Publikasi Keberadaan Produk Domestik Regional Bruto Provinsi-Provinsi di Indonesia


ht

Indikator menurut Lapangan Usaha, 2014-2018

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun ke t BPS Provinsi
PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun ke t-1 BPS Provinsi

695
Laju Pertumbuhan PDRB menurut Lapangan Usaha

Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Produksi

Subdit. Konsolidasi Neraca Produksi Regional

Definisi Pertumbuhan ekonomi wilayah dari tahun t-1 ke tahun t

Manfaat Memperlihatkan tingkat keberhasilan pembangunan suatu daerah


dalam periode waktu tertentu

Rumus Perhitungan

id
o.
.g
ps
.b

Interpretasi Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya kenaikan produksi


w

barang dan jasa


w
w

Level Estimasi Kabupaten/kota


s ://

Publikasi Keberadaan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota di Indonesia


tp

Indikator 2014-2018
ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun ke t BPS Kabupaten/Kota
PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun ke t-1 BPS Kabupaten/Kota

696
Neraca Arus Dana (NAD) Penggunaan dan Sumber

Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran

Subdit. Neraca Modal dan Luar Negeri

Definisi Data NAD biasanya disajikan dalam bentuk matriks. Kolomnya


menggambarkan sektor dan barisnya menggambarkan berbagai
jenis instrumen finansial. Setiap sektor mempunyai dua kolom,
yang pertama menunjukkan perubahan harta (penggunaan dana)
dan yang kedua menyatakan perubahan kewajiban (sumber dana).
Kenaikan jumlah harta maupun kewajiban suatu sektor
dicerminkan oleh arus finansial positif, sebaliknya penurunan harta
atau kewajiban ditunjukkan oleh arus finansial negatif.

id
o.
Manfaat 1. Penggunaan (Perubahan Harta/Aset): untuk mencatat semua

.g
perubahan (arus) aset (harta) finansial;
ps
2. Sumber (Perubahan Kewajiban): untuk mencatat perubahan
(arus) kewajiban finansial dan ekuitas.
.b
w

Rumus Perhitungan Penyusunan Arus Transaksi Finansial


w
w

Interpretasi -
s ://

Level Estimasi Nasional


tp
ht

Publikasi Keberadaan Neraca Arus Dana Indonesia Tahunan dan Publikasi Neraca Arus
Indikator Dana Indonesia Triwulanan

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Hak Pensiunan Penyusunan Neraca Arus Dana
Transaksi Derivatives Penyusunan Neraca Arus Dana
Kredit dagang dan pembayaran di muka Penyusunan Neraca Arus Dana
Hutang/Piutang lainnya Penyusunan Neraca Arus Dana
Tabungan Bruto Penyusunan Neraca Arus Dana
Investasi Non finansial Penyusunan Neraca Arus Dana
Pinjaman Neto Penyusunan Neraca Arus Dana
Selisih Statistik Penyusunan Neraca Arus Dana
Perubahan Neto Investasi Finansial Penyusunan Neraca Arus Dana
Perolehan Neto Aset Finansial Penyusunan Neraca Arus Dana
Perolehan Neto Kewajiban Finansial Penyusunan Neraca Arus Dana

697
Emas moneter Penyusunan Neraca Arus Dana
Hak Tarik Khusus Penyusunan Neraca Arus Dana
Uang Penyusunan Neraca Arus Dana
Transferable deposits Penyusunan Neraca Arus Dana
Simpanan Lainnya Penyusunan Neraca Arus Dana
Surat Berharga Jangka Pendek Penyusunan Neraca Arus Dana
Surat Berharga Jangka Panjang Penyusunan Neraca Arus Dana
Pinjaman Jangka Pendek Penyusunan Neraca Arus Dana
Pinjaman Jangka Panjang Penyusunan Neraca Arus Dana
Ekuitas Penyusunan Neraca Arus Dana
Unit Penyertaan Investasi Kolektif Penyusunan Neraca Arus Dana
Cadangan teknis asuransi non-jiwa Penyusunan Neraca Arus Dana
Hak anuitas dan asuransi jiwa Penyusunan Neraca Arus Dana

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

698
Neraca Perdagangan

Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran

Subdit. Neraca Modal dan Luar Negeri

Definisi Selisih antara nilai ekspor dan impor suatu negara pada periode
tertentu.

Manfaat Mengetahui gambaran neraca perdagangan (surplus atau defisit).

Rumus Perhitungan

id
o.
Interpretasi
.g
Apabila nilai ekspor lebih besar daripada nilai impor, maka terjadi
ps
surplus, sebaliknya apabila nilai ekspor lebih kecil daripada nilai
impor maka terjadi defisit.
.b
w

Level Estimasi Nasional


w
w

Publikasi Keberadaan -
://

Indikator
s
tp
ht

699
Neraca Perdagangan (Trade Balance)

Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran

Subdit. Konsolidasi Neraca Pengeluaran

Definisi Transaksi devisa yang berasal dari perdagangan barang dan jasa
dengan pihak luar negeri (non-residen) dapat dilihat melalui
neraca perdagangan.

Manfaat Gambaran posisi neraca perdagangan perbandingan (rasio) antara


nilai ekspor terhadap impor, meskipun hanya berlaku secara total.

Rumus Perhitungan

id
o.
.g
ps
Interpretasi Apabila rasio lebih besar dari 1 (satu) maka nilai ekspor lebih
tinggi daripada nilai impor, sebaliknya apabila rasio kurang dari 1
.b

(satu) berarti nilai impor lebih tinggi dari pada nilai ekspor.
w
w

Level Estimasi Nasional


w
://

Publikasi Keberadaan -
s

Indikator
tp
ht

700
Nilai Tukar Perdagangan Luar Negeri

Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran

Subdit. Konsolidasi Neraca Pengeluaran

Definisi Nilai tukar perdagangan luar negeri (Term of Trade) sangat


dipengaruhi oleh perkembangan harga barang ekspor maupun
harga barang impor. Ada dua parameter yang dibahas yaitu Indeks
Nilai Tukar (INT) dan Kapasitas Impor (KM).

Manfaat Menjelaskan tentang daya beli dan kemampuan mengimpor


berdasarkan nilai ekspor.

id
o.
Rumus Perhitungan

.g
ps
.b
w
w
w

Interpretasi Nilai tukar perdagangan luar negeri didefinisikan sebagai rasio


://

antara ekspor dengan impor. Semakin tinggi nilai ekspor suatu


s

barang atau jasa maka rasio tersebut akan semakin besar, dan
tp

semakin rendah nilai ekspor maka rasio semakin kecil. Rasio


tersebut penting dipedomani oleh pemerintah untuk mengeluarkan
ht

kebijakan yang tepat dalam mengatasi defisit neraca perdagangan,


antara lain mengendalikan konsumsi masyarat terhadap barang
impor, dan menarik Foreign Direct Investment.

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan -
Indikator

701
Produk Domestik Bruto (Nominal)

Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran

Subdit. Konsolidasi Neraca Pengeluaran

Definisi Nilai produk atau barang dan jasa (output) yang dihasilkan di
dalam wilayah domestik untuk digunakan sebagai konsumsi
(akhir) masyarakat.

Manfaat Mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode


tertemtu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas harga
konstan.

id
Rumus Perhitungan

o.
.g
ps
Interpretasi PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan jumlah nilai tambah
barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga yang
.b

berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDB atas dasar harga


w

konstan menunjukkan jumlah nilai tambah barang dan jasa yang


dihitung dengan menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun
w

tertentu sebagai dasar. PDB atas dasar harga berlaku dapat


w

digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedang


://

harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi


s

dari tahun ke tahun.


tp
ht

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan -
Indikator

702
Produk Domestik Regional Bruto (Nominal)

Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran

Subdit. Konsolidasi Neraca Pengeluaran

Definisi Nilai produk atau barang dan jasa (output) yang dihasilkan di
dalam wilayah domestik untuk digunakan sebagai konsumsi
(akhir) masyarakat

Manfaat -

Rumus Perhitungan

id
o.
Interpretasi -
.g
ps
Level Estimasi Provinsi
.b
w

Publikasi Keberadaan -
w

Indikator
w
s ://
tp
ht

703
Produk Domestik Regional Bruto per Kapita

Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Produksi

Subdit. Konsolidasi Neraca Produksi Regional

Definisi Nilai PDRB dibagi jumlah penduduk dalam suatu wilayah pada
periode tertentu

Manfaat Mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat suatu daerah secara


umum

Rumus Perhitungan

id
o.
.g
ps
.b
w

Interpretasi Semakin besar angka PDRB perkapita, semakin sejahtera penduduk


w

suatu wilayah
w
://

Level Estimasi Kabupaten/kota


s
tp

Publikasi Keberadaan Produk Domestik Regional Bruto KabupatenKota di Indonesia


ht

Indikator 2014-2018

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


PDRB atas dasar harga berlaku menurut lapangan
BPS Kabupaten/Kota
usaha
Jumlah penduduk Subdit Statistik Demografi, BPS

704
Produk Domestik Regional Bruto per Kapita

Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Produksi

Subdit. Konsolidasi Neraca Produksi Regional

Definisi Nilai PDRB dibagi jumlah penduduk dalam suatu wilayah pada
periode tertentu.

Manfaat Mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat suatu daerah secara


umum.

Rumus Perhitungan

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
://

Interpretasi Semakin besar angka PDRB per kapita, semakin sejahtera


penduduk suatu wilayah.
s
tp

Level Estimasi Provinsi


ht

Publikasi Keberadaan Produk Domestik Regional Bruto Provinsi-Provinsi di Indonesia


Indikator Menurut Lapangan Usaha, 2014-2018

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahunan menurut 52
BPS Provinsi
Lapangan Usaha
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Triwulanan menurut
BPS Provinsi
17 Lapangan Usaha
PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahunan menurut 52
BPS Provinsi
Lapangan Usaha
PDRB Atas Dasar Harga Konstan Triwulanan menurut
BPS Provinsi
17 Lapangan Usaha
Jumlah penduduk Subdit Statistik Demografi BPS

705
Pendapatan Nasional dan Pendapatan Disposabel Nasional

Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran

Subdit. Konsolidasi Neraca Pengeluaran

Definisi Pendapatan yang diterima oleh masyarakat (residen) dari seluruh


balas jasa faktor produksi yang diterima, baik yang berasal dari
aktivitas ekonomi domestik maupun dari luar negeri dikurangi oleh
pembayaran atas pendapatan masyarakat non residen.

Manfaat Pendapatan Nasional merupakan indikator yang digunakan untuk


mengukur tingkat kemakmuran masyarakat dalam suatu negara.

id
Rumus Perhitungan

o.
.g
ps
.b
w

Interpretasi Semakin tinggi pendapatan nasional suatu negara, berarti bahwa


w

produktivitas masyarakat semakin baik dan pertumbuhan ekonomi


w

di negara tersebut semakin baik pula.


s ://

Level Estimasi Nasional


tp
ht

Publikasi Keberadaan -
Indikator

706
Peran Perubahan Inventori

Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran

Subdit. Neraca Modal dan Luar Negeri

Definisi Besarnya distribusi perubahan inventori terhadap PDB.

Manfaat Melihat peran perubahan inventori terhadap PDB.

Rumus Perhitungan

id
o.
.g
Interpretasi Distribusi perubahan inventori terhadap PDB adalah sebesar Zt
persen.
ps
.b

Level Estimasi Nasional


w
w

Publikasi Keberadaan -
w

Indikator
s ://
tp
ht

707
Peran Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)

Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran

Subdit. Neraca Modal dan Luar Negeri

Definisi Besarnya distribusi PMTB terhadap PDB.

Manfaat Melihat peran PMTB terhadap PDB.

Rumus Perhitungan

id
o.
Interpretasi Distribusi PMTB terhadap PDB adalah sebesar Xt persen.

.g
ps
Level Estimasi Nasional
.b

Publikasi Keberadaan -
w

Indikator
w
w
s ://
tp
ht

708
Perbandingan Ekspor Barang dan Jasa terhadap PMTB

Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran

Subdit. Konsolidasi Neraca Pengeluaran

Definisi Rasio ekspor barang dan jasa terhadap PMTB dimaksudkan untuk
menunjukkan perbandingan antara nilai produk ekspor barang dan
jasa dengan nilai produk yang menjadi kapital (PMTB).

Manfaat Mendapatkan rasio antara ekspor barang dan jasa dengan investasi
fisik pada rumah tangga.

id
Rumus Perhitungan

o.
.g
ps
Interpretasi Semakin tinggi nilai ekspor barang dan jasa dengan investasi fisik
.b

tetap, maka rasio konsumsi terhadap PMTB semakin besar.


w
w

Level Estimasi Nasional


w
://

Publikasi Keberadaan -
s

Indikator
tp
ht

709
Perbandingan Konsumsi Rumah Tangga terhadap
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)

Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran

Subdit. Konsolidasi Neraca Pengeluaran

Definisi Perbandingan antara produk yang digunakan untuk konsumsi akhir


rumah tangga dengan yang digunakan untuk investasi fisik
(pembentukan modal tetap).

Manfaat Mendapatkan rasio antara pengeluaran rumah tangga dengan


investasi fisik pada rumah tangga.

id
Rumus Perhitungan

o.
.g
ps
.b

Interpretasi Semakin tinggi nilai konsumsi rumah tangga dengan investasi fisik
w

tetap, maka rasio konsumsi terhadap PMTB semakin besar.


w
w

Level Estimasi Nasional


s ://

Publikasi Keberadaan -
tp

Indikator
ht

710
Perbandingan PDB terhadap Impor Barang dan Jasa

Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran

Subdit. Konsolidasi Neraca Pengeluaran

Definisi Perbandingan antara produk yang dihasilkan di wilayah ekonomi


domestik (PDB) dengan produk yang berasal dari impor.

Manfaat Memberikan gambaran tentang perbandingan antara produk yang


dihasilkan di wilayah ekonomi domestik (PDB) dengan produk
yang berasal dari impor.

id
Rumus Perhitungan

o.
.g
ps
.b

Interpretasi Apabila rasionya kecil berarti ketergantungan semakin tinggi,


w

sebaliknya apabila rasionya besar berarti ketergantungan terhadap


w

produk impor tidak terlalu tinggi.


w
://

Level Estimasi Nasional


s
tp

Publikasi Keberadaan -
Indikator
ht

711
Perbandingan Pengeluaran PDB untuk Konsumsi Akhir
Rumah Tangga terhadap Ekspor

Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran

Subdit. Konsolidasi Neraca Pengeluaran

Definisi Indikator ini menunjukkan perbandingan antara produk yang


dikonsumsi RT di wilayah domestik dengan produk yang diekspor.

Manfaat Melihat proporsi penggunaan besaran PDB antara nilai konsumsi


rumah tangga dengan nilai ekspor barang/jasa yang dihasilkan di
suatu negara.

id
Rumus Perhitungan

o.
.g
ps
.b

Interpretasi Semakin tinggi nilai konsumsi rumah tangga, maka semakin besar
w

rasio pengeluaran PDB konsumsi rumah tangga terhadap ekspor.


w
w

Level Estimasi Nasional


s ://

Publikasi Keberadaan -
tp

Indikator
ht

712
Pertumbuhan Ekspor/Impor

Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran

Subdit. Neraca Modal dan Luar Negeri

Definisi Menunjukkan pertumbuhan ekspor/impor barang dan jasa di suatu


wilayah perekonomian dalam selang waktu tertentu.

Manfaat 1. Mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil pembangunan


nasional;
2. Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan
penerimaan negara untuk perencanaan pembangunan

id
nasional atau sektoral dan regional;
3. Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis.

o.
.g
ps
Rumus Perhitungan
.b
w
w

Dimana:
w

Y = ekspor/Impor Atas Harga Konstan


s ://

Interpretasi Pertumbuhan ekspor/impor periode t dibanding periode t-1 adalah


tp

sebesar X persen.
ht

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan -
Indikator

713
Pertumbuhan Pengeluaran Konsumsi Akhir Pemerintah

Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran

Subdit. Neraca Pemerintah dan Badan Usaha

Definisi Persentase perubahan konsumsi akhir pemerintah antar triwulan.

Manfaat Menunjukkan pertumbuhan konsumsi akhir pemerintah di suatu


wilayah perekonomian dalam selang waktu tertentu.

Rumus Perhitungan

id
o.
Interpretasi Pertumbuhan konsumsi akhir pemerintah periode t dibanding t-1
adalah sebesar G persen.
.g
ps
Level Estimasi Nasional
.b
w

Publikasi Keberadaan Laporan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulanan


w

Indikator
w
://

Input/Variabel pembentuk indikator


s
tp

Nama Variabel Sumber data


ht

Penyusunan Konsumsi Pemerintah


Pengeluaran konsumsi akhir pemerintah Triwulanan/Tahunan Tahun Dasar
2010

714
Pertumbuhan PMTB

Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran

Subdit. Neraca Modal dan Luar Negeri

Definisi Kenaikan atau penurunan investasi pada suatu periode.

Manfaat Melihat perkembangan investasi antar periode.

Rumus Perhitungan

id
o.
Interpretasi
.g
Pertumbuhan investasi periode t dibanding periode t-1 adalah
ps
sebesar yt persen.
.b

Level Estimasi Nasional


w
w

Publikasi Keberadaan -
w

Indikator
s ://
tp
ht

715
Produksi Energi

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri

Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi

Definisi Produksi energi didasarkan pada jumlah energi yang diekstrasi.

Manfaat Mengetahui besaran energi yang dapat dihasilkan.

Rumus Perhitungan 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 = ∑ 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟

Interpretasi Produksi energi adalah besaran energi yang dihitung dalam satuan
terajoule dari masing-masing komoditas penghasil energi.

id
o.
Level Estimasi nasional
.g
ps
Publikasi Keberadaan Neraca Energi Indonesia
.b

Indikator
w
w
w
s ://
tp
ht

716
Produktivitas Tanaman

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan

Subdit. Stat. Hortikultura

Definisi Rata-rata hasil produksi per satuan luas komoditas tanaman


tertentu pada periode tertentu.

Manfaat Melihat kemampuan areal lahan dalam menghasilkan output


komoditas tanaman tertentu.

Rumus Perhitungan

id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
://

Interpretasi Misalkan produktivitas bawang merah adalah 20 kw/ha, berarti


s

luas satu hektar tanaman bawang merah rata-rata menghasilkan


tp

produksi sebanyak 20 kuintal.


ht

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan Produksi Tanaman Pangan; Statistik Tanaman Sayuran dan Buah-
Indikator buahan semusim Indonesia; Statistik Tanaman Buah-buahan dan
sayuran tahunan Indonesia; Statistik Teh Indonesia; Statistik Tebu
Indonesia; Statistik Kelapa Sawit Indonesia; Statistik Karet
Indonesia

717
Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Produksi Tanaman Padi Indikator Pertanian
Produksi Tanaman Palawija Indikator Pertanian
Produksi Tanaman Sayuran Indikator Pertanian
Produksi Tanaman Buah-buahan Indikator Pertanian
Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat Indikator Pertanian
Produksi Tanaman Perkebunan Besar Negara Indikator Pertanian
Produksi Tanaman Perkebunan Besar Swasta Indikator Pertanian
Produksi Tanaman Kehutanan Indikator Pertanian
Luas Areal Tanaman Kehutanan Indikator Pertanian
Luas Areal Tanaman Perkebunan Besar Swasta Indikator Pertanian
Luas Areal Tanaman Perkebunan Besar Negara Indikator Pertanian
Luas Areal Tanaman Perkebunan Rakyat Indikator Pertanian

id
Luas Areal Tanaman Buah-buahan Indikator Pertanian

o.
Luas Areal Tanaman Sayuran Indikator Pertanian
Luas Areal Tanaman Palawija
.g
Indikator Pertanian
ps
Luas Areal Tanaman Padi Indikator Pertanian
.b
w
w
w
s ://
tp
ht

718
Proporsi Konsumsi Akhir terhadap PDB

Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran

Subdit. Konsolidasi Neraca Pengeluaran

Definisi Pengeluaran konsumsi akhir meliputi: 1. Pengeluaran konsumsi


rumah tangga (PKRT); 2. Lembaga nonprofit yang melayani rumah
tangga (PKLNRT); dan 3. Pengeluaran konsumsi pemerintah (PK).

Manfaat Melihat proporsi pengeluaran konsumsi akhir dari total PDB yang
diperoleh. Dimana nilai PDB selain dari penghitungan konsumsi
akhir, juga terdiri atas PMTB, perubahan inventori, dan ekspor

id
neto.

o.
Rumus Perhitungan
.g
ps
.b
w

Interpretasi Apabila nilai proporsi konsumsi akhir semakin besar, ditandai oleh
w

semakin besar nilai agregat dari nilai konsumsi akhir dari rumah
w

tangga, lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga, dan


://

pengeluaran konsumsi pemerintah.


s
tp

Level Estimasi Nasional


ht

Publikasi Keberadaan -
Indikator

719
Rasio Pendapatan Nasional (PN) terhadap PDB dan
Pendapatan Disposable terhadap PDB

Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran

Subdit. Konsolidasi Neraca Pengeluaran

Definisi Perbandingan antara Pendapatan Nasional dan pendapatan


disposable yang dihasilkan terhadap Nilai Tambah Bruto (PDB
pendekatan lapangan usaha) sebagai sumber terciptanya
pendapatan bagi masyarakat.

Manfaat Mendapatkan gambaran pendapatan yang secara potensial akan


diterima masyarakat mendapatkan pendapatan yang benar-benar

id
diterima (atau siap dibelanjakan).

o.
Rumus Perhitungan Rasio:
.g
ps
𝑃𝑁
𝑃𝐷𝐵
.b
w

𝑃𝐷
w

𝑃𝐷𝐵
w
://

Interpretasi Semakin tinggi pendapatan nasional atau pendapatan disposable


dari PDB yang dihasilkan maka rasionya semakin baik. Artinya nilai
s
tp

tambah (Value Added) dari seluruh proses produksi pada seluruh


kegiatan ekonomi semakin baik.
ht

Level Estimasi Nasional

Publikasi Keberadaan -
Indikator

720
Rasio Perdagangan International (RPI)

Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran

Subdit. Konsolidasi Neraca Pengeluaran

Definisi Rasio ini menunjukkan perbandingan aktivitas perdagangan


internasional, apakah didominasi oleh ekspor atau impor.

Manfaat Jika RPI berkisar antara minus 1, maka perdagangan internasional


didominasi oleh impor, sedangkan apabila berkisar antara positif 1,
maka perdagangan internasional didominasi oleh transaksi ekspor.

id
Rumus Perhitungan 𝑒𝑠𝑘𝑝𝑜𝑟 − 𝑖𝑚𝑝𝑜𝑟
𝑅𝑃𝐼 =

o.
𝑒𝑘𝑠𝑝𝑜𝑟 + 𝑖𝑚𝑝𝑜𝑟
.g
ps
Interpretasi Jika RPI berkisar antara minus 1, maka perdagangan internasional
didominasi oleh impor, sedangkan apabila berkisar antara positif 1,
.b

maka perdagangan internasional didominasi oleh transaksi ekspor.


w
w

Level Estimasi Nasional


w
://

Publikasi Keberadaan -
s

Indikator
tp
ht

721
Sumbangan Subsektor Pertanian

Unit kerja penghasil Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan

Subdit. Stat. Hortikultura

Definisi Proporsi PDB subsektor pertanian tertentu terhadap PDB


pertanian.

Manfaat Melihat sumbangan/ share/ andil subsektor tertentu terhadap PDB


pertanian.

Rumus Perhitungan 𝑁𝑖
𝑆𝑖 = 𝑥100
𝑁

id
Dimana:

o.
𝑆𝑖 : Sumbangan/andil/share subsektor pertanian ke-i

.g
𝑁𝑖 : PDB subsektor pertanian ke-i
ps
𝑁 : PDB sektor pertanian
.b

Interpretasi Subsektor yang memiliki sumbangan terbesar menunjukkan


w

pengaruh yang paling besar terhadap pembentukan PDB pertanian.


w
w

Level Estimasi Nasional


s ://

Publikasi Keberadaan Tabel Web BPS


tp

Indikator
ht

Input/Variabel pembentuk indikator

Nama Variabel Sumber data


Produk Domestik Bruto (PDB) Subsektor Pertanian Indikator Pertanian
Produk Domestik Bruto (PDB) Sektor Pertanian Indikator Pertanian

722
Sumber Pertumbuhan Ekonomi

Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran

Subdit. Neraca Modal dan Luar Negeri

Definisi Seberapa besar bagian dari komponen ekspor impor dalam


penciptaan laju pertumbuhan ekonomi.

Manfaat Mengetahui peran ekspor/impor barang dan jasa dalam penciptaan


laju pertumbuhan ekonomi.

Rumus Perhitungan

id
o.
.g
ps
.b

Interpretasi Peran ekspor/impor terhadap penciptaan pertumbuhan ekonomi


adalah sebesar x persen.
w
w

Level Estimasi Nasional


w
://

Publikasi Keberadaan -
s

Indikator
tp
ht

723
Tingkat Prevalensi Kontrasepsi (CPR)

Unit kerja Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik


penghasil
Subdit. Indikator Statistik

Definisi Angka pemakaian kontrasepsi (CPR) adalah perbandingan antara PUS yang
menjadi peserta KB aktif (peserta KB yang saat ini menggunakan salah satu
alat kontrasepsi) dengan jumlah PUS, dinyatakan dalam persentase.

Rumus ∑ 𝑃𝑈𝑆𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓
Perhitungan 𝐶𝑃𝑅 = 𝑥100
∑ 𝑃𝑈𝑆

id
o.
.g
ps
.b
w
w

Level Estimasi Nasional


w
://

Publikasi Kajian Indikator Sustainable Development Goals (SDGs)


s

Keberadaan
tp

Indikator
ht

724
Volume Perdagangan

Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran

Subdit. Neraca Modal dan Luar Negeri

Definisi Total ekspor ditambah impor.

Manfaat Mengetahui volume perdagangan, sebagai indikasi perkembangan


perekonomian suatu wilayah.

Rumus Perhitungan

id
o.
Interpretasi
.g
Semakin besar volume perdagangan menunjukkan semakin
ps
terbuka serta berkembang perekonomian suatu wilayah.
.b

Level Estimasi Nasional


w
w

Publikasi Keberadaan -
w

Indikator
s ://
tp
ht

725
ht
tp
s:
//w
w
w
.b
ps
.g
o.id

Anda mungkin juga menyukai