Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KESLING BIOMARKER

(PESTISIDA)

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK III

1. DINDA NIM: 2216.13251.482

2. MEILANI A NOVISTA NIM: 2216.13251.456

3. NITA MELINA WATI NIM: 2216.13251.474

4. THESA ANGGELA NIM: 2216.13251.457

5. WINDI OKTARINI NIM: 2216.13251.484

ALIH JENJANG S1 KESEHATAN LINGKUNGAN

STIKKES WIDYAGAMA HUSADA

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena segala

nikmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik. Tak

lupa kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan,

baik ide maupun materi.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan bisa

menjadi referensi bagi para pembaca. Selain itu, besar harapan kami agar makalah ini

dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami, tentu masih banyak

kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami

mengharapkan kritik dan saran yang benar-benar membangun dari para pembaca untuk

menyempurnakan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ...................................................................................i

DAFTAR ISI ..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .....................................................................................1


B. Rumusan Masalah ................................................................................2
C. Tujuan Penelitian .................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pestisida..............................................................................3
B. Formulasi Pestisida...............................................................................4
C. Toksisitas Pestisida...............................................................................5
D. Dampak Senyawa Kimia Pestisida.......................................................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pestisida secara umum diartikan sebagai bahan kimia beracun yang

digunakan untuk mengendalikan jasad penganggu yang merugikan kepentingan

manusia. Dalam sejarah peradaban manusia, pestisida telah cukup lama digunakan

terutama dalam bidang kesehatan dan bidang pertanian. Di bidang kesehatan,

pestisida merupakan sarana yang penting. Terutama digunakan dalam melindungi

manusia dari gangguan secara langsung oleh jasad tertentu maupun tidak langsung

oleh berbagagai vektor penyakit menular.

Di Indonesia, disamping perusahaan perkebunan, petani yang paling

banyak menggunakan berbagai jenis pestisida ialah petani sayuran, petani

tanaman pangan dan petani tanaman hortikultura buah-buahan. Khusus petani

sayuran, kelihatannya sulit melepaskan diri dari ketergantungan penggunaan

pestisida. Bertanam sayuran tanpa pestisida dianggap tidak aman, dan sering kali

pestisida dijadikan sebagai garansi keberhasilan berproduksi vektor penyakit menular.

Semua bahan kimia pestisida secara umum menghambat proses metabolisme penting

suatu organisme, oleh karena itu pestisida dianggap sebagai senyawa yang bersifat toksik.

Pestisida yang digunakan pada lahan pertanian, sebagian atau bahkan seluruhnya akan masuk

ke dalam air sehingga mencemari perairan.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pestisida?

2. Apa saja formulasi dari pestisida?

3. Apa yang dimaksud dengan toksisitas pestisida?

4. Apa saja dampak yang ditimbulkan dari senyawa kimia pestisida?

C. Tujuan

1. Mengetahui yang dimaksud dengan pestisida

2. Mengetahui formulasi yang terkandung dalam pestisida

3. Mengetahui yang dimaksud dengan toksisitas pestisida

4. Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari senyawa kimia pestisida

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pestisida

Pestisida merupakan senyawa larut lemak yang dapat menembus kulit dan mencapai

sirkulasi serta dideposisi di jaringan tubuh, terutama jaringan lemak. Penelitian menunjukkan

bahwa polutan organik persisten seperti pestisida berhubungan dengan timbulnya penyakit

kronis seperti penyakit kardiovaskuler (Berg et al, 2019).

Menurut peraturan menteri pertanian Nomor : 07 /Permentan /SR. 140 /2 /2007

mendefinisikan bahwa pestisida adalah zat kimia atau bahan lain dan jasad renik

serta virus yang digunakan untuk:

1. Memberantas atau mencegah hama-hama tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-

hasil pertanian.

2. Memberantas rerumputan.

3. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan tanaman yang tidak diinginkan.

4. Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman, tidak

termasuk pupuk.

5. Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan piaraan dan ternak.

6. Memberantas dan mencegah hama-hama air.

7. Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah

tangga, bangunan dan alat-alat pengangkutan.

3
8. Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit

pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman,

tanah atau air.

Pestisida merupakan bahan kimia yang digunakan untuk membunuh hama,

baik insekta, jamur maupun gulma. Pestisida telah secara luas digunakan untuk

tujuan memberantas hama dan penyakit tanaman dalam bidang pertanian.

Pestisida juga digunakan dirumah tangga untuk memberantas nyamuk, kecoa dan

berbagai serangga penganggu lainnya. Dilain pihak pestisida ini secara nyata

banyak menimbulkan keracunan pada orang (Kementan, 2007).

B. Formulasi Pestisida

Bahan terpenting yang bekerja aktif dalam pestisida terhadap hama sasaran

dinamakan bahan aktif (Active ingridient atau bahan tehnis). Dalam pembuatan

pestisida di pabrik (manufacturing plant), bahan aktif tersebut tidak dibuat secara

murni, tetapi dicampur sedikit dengan bahan-bahan pembawa lainnya. Bahan aktif

dengan kadar bahan aktif yang tinggi tersebut tidak dapatdigunakan sebelum

diubah bentuk dan sifat fisiknya dan dicampur dengan bahan lainnya (Kemenkes,

2012). Pencampuran ini dilakukan agar bahan aktif tersebut mudah disimpan,

diangkut dan dapat digunakan dengan aman, efektif dan ekonomis. Produk jadi

yang merupakan campuran fisik antara bahan aktif dan bahan tambahan yang

tidak aktif (inert ingridient) dinamakan formulasi (formulated product).

Formulasi sangat menentukan bagaimana pestisida dengan bentuk dan komposisi

tertentu harus dipergunakan, berapa dosis atau takaran yang harus dipakai, berapa

frekuensi dan interfal penggunaan, serta terhadap sasaran apa pestisida dengan

4
formulasi tersebut dapat digunakan dengan efektif. Untuk keamanan distribusi dan

penggunaannya pestisida diedarkan dalam beberapa macam formulasi, yaitu

sebagai berikut :

1. Fomulasi cair.

2. Pekatan yang larut dalam air.

3. Pekatan dalam air.

4. Pekatan dalam minyak.

5. Aerosol.

6. Gas yang dicairkan.

7. Padat

C. Toksisitas Pestisida

Toksisitas merupakan istilah dalam toksikologi yang didefinisikan sebagai

kemampuan bahan kimia untuk menyebabkan kerusakan/injuri. Istilah toksisitas merupakan

istilah kualitatif, terjadi atau tidak terjadinya kerusakan tergantung pada jumlah unsur kimia

yang terabsorpsi. Sedangkan istilah bahaya (hazard) adalah kemungkinan kejadian kerusakan

pada suatu situasi atau tempat tertentu; kondisi penggunaan dan kondisi paparan menjadi

pertimbangan utama. Untuk menentukan bahaya, perlu diketahui dengan baik sifat bawaan

toksisitas unsur dan besar paparan yang diterima individu.

Manusia dapat dengan aman menggunakan unsur berpotensi toksik jika mentaati

aturan yang dibuat guna meminimalkan absopsi unsur tersebut. Risiko didefinisikan sebagai

frekwensi kejadian yang diprediksi dari suatu efek yang tidak diinginkan akibat paparan

berbagai bahan kimia atau fisik.

5
D. Dampak Senyawa Kimia Pestisida

Pestisida yang seharusnya digunakan untuk membasmi hama ternyata

berdampak pada pencemaran lingkungan baik itu air, udara maupun tanah.

Pestisida organoklorin merupakan bahan kimia yang masuk dalam kategori

Persisten Organic Pollutants (POPs) yang berbahaya bagi kesehatan.

Organoklorin Secara kimia tergolong insektisida yang toksisitas relatif rendah

akan tetapi mampu bertahan lama dalam lingkungan. Racun ini bersifat

mengganggu susunan syaraf dan larut dalam lemak Hal ini dapat membahayakan

kesehatan manusia dan lingkungan karena bahan kimia ini dapat menyebabkan

kanker, alergi dan merusak susunan saraf (baik sentral ataupun peripheral serta

dapat juga mengganggu sistem endokrin yang menyebabkan kerusakan pada

sistem reproduksi dan sistem kekebalan yang terjadi pada mahluk hidup, termasuk

janin.

Karakteristik pestisida organoklorin yang dapat memberikan efek negatif menurut

Gorman & Tynan (Dalam Warlina, 2009) adalah:

a. Terurai sangat lambat dalam tanah, udara, air dan mahluk hidup serta

menetap dalam lingkungan untuk waktu yang lama.

b. Masuk dalam rantai makanan dan dapat terakumulasi pada jaringan

lemak, sehingga sukar larut dalam air.

c. Dapat terbawa jauh melalui udara dan air.

Pestisida dapat masuk ke dalam tubuh manusia secara langsung dan tidak langsung.

Proses masuknya pestisida secara langsung yaitu secara oral melalui mulut dan sistem

pencernaan, secara dermal melalui kulit, melalui pernafasan (hidung dan sistem pernafasan)

6
dan melalui mata. Sedangkan masuknya pestisida ke dalam tubuh manusia secara tidak

langsung yaitu masuk melalui makanan atau minuman yang dikonsumsi manusia.

Keracunan akibat pestisida pada manusia biasanya terjadi karena minimnya

pengetahuan manusia tentang pestisida serta anggapan bahwa pestisida hanya akan

mematikan hama tanaman, tidak manusia. Selain itu kondisi kesehatan yang tidak baik pada

saat mengaplikasikan pestisida juga dapat menjadi penyebab keracunan. Kondisi kesehatan

yang kurang baik berdampak pada penurunan konsentrasi dan hal ini sangat berbahaya ketika

harus bersinggungan dengan bahan-bahan beracun. Yang sering terjadi adalah keracunan

pestisida akibat kecerobahan dalam aplikasi pestisida, merasa tidak pernah terjadi apa-apa

ketika mengaplikasikan pestisida sehingga pelaku tidak mengenakan kelengkapan yang

dianjurkan dan tidak mengikuti petunjuk aplikasi.

Ketika pestisida organofosfat memasuki tubuh manusia atau hewan,pestisida

menempel pada enzim kholinesterase. Karena kholinesterase tidak dapat memecahkan

asetilkholin, impuls syaraf mengalir terus (konstan) menyebabkan suatu twiching yang cepat

dari otot-otot dan akhirnya mengarah kepada kelumpuhan. Pada saat otot-otot pada sistem

pernafasan tidak berfungsi terjadilah kematian, dapat juga menyebabkan seperti mual,

bronkokonstriksi, sialorrhoea, hipertensi, dan tremor yang mempengaruhi sistem saraf pusat.

Dampak negatif dari pestisida dapat terjadi secara akut maupun kronik akibat

kontaminasi melalui tiga jalur, yaitu kulit (epidermis), pernafasan (inhalation), dan saluran

pencernaan (ingestion)4. Profesi yang erat kaitannya dengan penggunaan pestisida adalah

petani tanaman hortikultura.Tenaga kerja petani tanaman hortikultura adalah salah satu

populasi yang berisiko untuk mengalami keracunan pestisida dengan dampak negatif jangka

panjang.

7
Efek negatif dari pajanan pestisida pada cukup besar karena dapat menimbulkan

berbagai gangguan. Hal ini berkaitan dengan keterlibatan mereka dalam kegiatan dibidang

pertanian, seperti menyemprot, menyiapkan perlengkapan untuk menyemprot, termasuk

mencampur pestisida, mencuci peralatan/pakaian yang dipakai saat menyemprot, membuang

rumput dari tanaman, mencari hama, menyiram tanaman dan memanen. Pestisida yang

digunakan diharapkan dapat membantu petani dalam mendapatkan keuntungan yang

maksimal. Namun penggunaan pestisida secara berlebihan dan tidak terkendali seringkali

memberikan risiko keracunan pestisida bagi petani.

Pestisida dapat berikatan dengan enzim kolinesterase.Pemeriksaan kadar

cholinesterase pada petani dapat dilakukan untuk mengetahui keracunan atau paparan

pestisida dalam tubuh. Ada dua biomarker yang biasanya digunakan untuk menentukan

tingkat depresi cholinesterase seseorang. Aktivitas AChE dari eritrosit darah lengkap dapat

diukur sebagai proksi untuk AChE kolinergik yang ditemukan dalam sistem saraf, dan

butyrylcholinesterase (BChE) yang diukur dalam plasma. Baik penghambatan AChE dan

BChE darah digunakan sebagai pengukuranproksi untuk penghambatan AChE kolinergik.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pestisida adalah bahan-bahan kimia yang tidak terlepas dari penggunaanya untuk

mengendalikan hama dan jasad renik pengganggu lainnya. Pestisida tidak saja memberi

dampak yang positif terhadap peningkatan produk pertanian, tapi juga memberi dampak

negatif terhadap lingkungan disekitarnya. Pengarahan dan penggunaan yang lebih tepat

kepada para penggunaan dalam hal pemberian dosis, waktu aplikasi, cara kerja yang aman,

akan mengurangi ketidak efisienan penggunaan pestisida pada lingkungan dan mengurangi

sekecil mungkin pencemaran yang terjadi.

Efek negatif dari pajanan pestisida cukup besar karena dapat menimbulkan berbagai

gangguan. Hal ini berkaitan dengan keterlibatan mereka dalam kegiatan dibidang pertanian,

seperti menyemprot, menyiapkan perlengkapan untuk menyemprot, termasuk mencampur

pestisida, mencuci peralatan/pakaian yang dipakai saat menyemprot, membuang rumput dari

tanaman, mencari hama, menyiram tanaman dan memanen. Pestisida yang digunakan

diharapkan dapat membantu petani dalam mendapatkan keuntungan yang maksimal. Namun

penggunaan pestisida secara berlebihan dan tidak terkendali seringkali memberikan risiko

keracunan pestisida bagi petani.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/

85b4ff189dadfdaa360ee6200603c0ad.pdf

https://dpkp.jogjaprov.go.id/baca/WASPADAI+RESIDU+PESTISIDA+PADA+PANGAN/

020222/

b87a0ff8ec068c058f44dfce11934de2f0d619e019f304e30cd3afd648482adb479

Berg ZK, Rodriguez B, Davis J, Katz AR, Cooney RV, Masaki K. 2019. Association

between occupational exposure to pesticides and cardiovascular disease incidence:

The Kuakini Honolulu Heart Program. Journal of the American Heart Association,

doi:10.1161/JAHA.119.012569.

Anda mungkin juga menyukai