Anda di halaman 1dari 13

PERIKONDRITIS

Disusun Oleh:

KRISNA YOGA ERLANGGA

16700108/2016 D

Fakultas Kedokteran
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Tahun Akademik 2019/2020
Latar Belakang

Infeksi yang terjadi pada jaringan mesenkim pada aurikula akibat tindikan, luka
bakar, pembedahan, trauma tumpul atau tajam yang menyebabkan vascular compromise.
Perikondritis versus kondritis hanya terjadi saat pembedahan dengan adanya nekrotik
kartilago yang menunjukkan kondritis. Akumulasi darah atau serum dapat menjadi
infeksi sekunder. Deposisi kartilago mulai 2-4 minggu dari sisa perikondrium. Tidak
terbentuknya matriks menyebabkan deformitas telinga menjadi cauliflower. Gejala dan
tanda dapat akut atau kronis yang terjadi setelah beberapa minggu sejak terjadinya
trauma. Setalah trauma, bengkak yang fluktuatif dari suatu hematom atau secara kronis
terjadi eritema, nyeri dan kekeringan telinga. Patogen penyebab tersering adalah P.
aeruginosa, S. aureus, Enterobacter, P. mirabilis dan bakteri gram negatif lain. Diagnosis
ditegakkan dengan kultur dan sensitivitas serta biopsi. Penatalaksanaan bertujuan untuk
eradikasi infeksi dan optimalisasi kosmetik telinga. Standar prosedur pascatrauma
adalah perawatan luka, evakuasi hematom atau seroma, ganjalan telinga dan profilaktik
topikal (pada luka bakar) serta antibiotik sistemik, yaitu anti-pseudomonal
aminopenisilin atau fluoroquinolon selama 2-4 minggu. Antibiotik intravena biasanya
direkomendasikan sampai terjadi perbaikan klinis. Pembedahan dilakukan untuk
eliminasi nekrotik kartilago dan minimalisasi deformitas.
Gambar 1. Perikondritis Auricula

Definisi

Perikondritis adalah suatu infeksi pada tulang rawan (kartilago) telinga luar.
Perikondritis bisa terjadi akibat:
1. Cedera
2. Gigitan serangga
3. Pemecahan bisul dengan sengaja.

Nanah akan terkumpul diantara kartilago dan lapisan jaringan ikat di sekitarnya
(perikondrium). Kadang nanah menyebabkan terputusnya aliran darah ke kartilago,
menyebabkan kerusakan pada kartilago dan pada akhirnya menyebabkan kelainan
bentuk telinga. Meskipun bersifat merusak dan menahun, tetapi perikondritis cenderung
hanya menyebabkan gejala-gejala yang ringan. Untuk membuang nanahnya, dibuat
sayatan sehingga darah bisa kembali mengalir ke kartilago. Untuk infeksi yang lebih
ringan diberikan antibiotik per-oral, sedangkan untuk infeksi yang lebih berat diberikan
dalam bentuk suntikan. Pemilihan antibiotik berdasarkan beratnya infeksi dan bakteri
penyebabnya. (medicastore).
Ada banyak lagi gangguan yang terjadi pada alat pendengaran kita ini,
misalnya tumor, cedera, eksim, otitis dan lain-lain. Perikondritis adalah radang pada
tulang rawan daun telinga yang terjadi apabila suatu trauma atau radang menyebabkan
efusi serum atau pus di antara lapisan perikondrium dan kartilago telinga luar.
Umumnya trauma berupa laserasi atau akibat kerusakan yang tidak disengajakan pada
pembedahan telinga. Adakalanya perikondritis terjadi setelah suatu memar tanpa adanya
hematoma. Dalam stage awal infeksi, pinna dapat menjadi merah dan kenyal. Ini diikuti
oleh pembengkakan yang general dan membentuk abses subperikondrial dengan pus
terkumpul di antara perikondrium dan tulang rawan dibawahnya.
Anantomi Telinga

Telinga tersusun atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.

a. Telinga luar

Telinga luar terdiri dari daun telinga, saluran luar, dan membran timpani
(gendang telinga). Daun telinga manusia mempunyai bentuk yang khas, tetapi bentuk
ini kurang mendukung fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul getaran suara.
Bentuk daun telinga yang sangat sesuai dengan fungsinya adalah daun telinga pada
anjing dan kucing, yaitu tegak dan membentuk saluran menuju gendang telinga.
Saluran luar yang dekat dengan lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus
yang menjaga agar benda asing tidak masuk, dan kelenjar lilin yang menjaga agar
permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering.

b. Telinga tengah

Bagian ini merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan udara
agar seimbang. Di dalamnya terdapat saluran Eustachio yang menghubungkan telinga
tengah dengan faring. Rongga telinga tengah berhubungan dengan telinga luar melalui
membran timpani. Hubungan telinga tengah dengan bagian telinga dalam melalui
jendela oval dan jendela bundar yang keduanya dilapisi dengan membran yang
transparan.

Selain itu terdapat pula tiga tulang pendengaran yang tersusun seperti rantai
yang menghubungkan gendang telinga dengan jendela oval. Ketiga tulang tersebut
adalah tulang martil (maleus) menempel pada gendang telinga dan tulang landasan
(inkus). Kedua tulang ini terikat erat oleh ligamentum sehingga mereka bergerak
sebagai satu tulang. Tulang yang ketiga adalah tulang sanggurdi (stapes) yang
berhubungan dengan jendela oval. Antara tulang landasan dan tulang sanggurdi
terdapat sendi yang memungkinkan gerakan bebas.
Fungsi rangkaian tulang dengar adalah untuk mengirimkan getaran suara dari
gendang telinga (membran timpani) menyeberangi rongga telinga tengah ke jendela
oval.

c. Telinga dalam

Bagian ini mempunyai susunan yang rumit, terdiri dari labirin tulang dan
labirin membran. 5 bagian utama dari labirin membran, yaitu sebagai berikut.

1. Tiga saluran setengah lingkaran


2. Ampula
3. Utrikulus
4. Sakulus
5. Koklea atau rumah siput

Sakulus berhubungan dengan utrikulus melalui saluran sempit. Tiga saluran


setengah lingkaran, ampula, utrikulus dan sakulus merupakan organ keseimbangan,
dan keempatnya terdapat di dalam rongga vestibulum dari labirin tulang.

Koklea mengandung organ Korti untuk pendengaran. Koklea terdiri dari tiga
saluran yang sejajar, yaitu: saluran vestibulum yang berhubungan dengan jendela oval,
saluran tengah dan saluran timpani yang berhubungan dengan jendela bundar, dan
saluran (kanal) yang dipisahkan satu dengan lainnya oleh membran. Di antara saluran
vestibulum dengan saluran tengah terdapat membran Reissner, sedangkan di antara
saluran tengah dengan saluran timpani terdapat membran basiler. Dalam saluran
tengah terdapat suatu tonjolan yang dikenal sebagai membran tektorial yang paralel
dengan membran basiler dan ada di sepanjang koklea. Sel sensori untuk mendengar
tersebar di permukaan membran basiler dan ujungnya berhadapan dengan membran
tektorial. Dasar dari sel pendengar terletak pada membran basiler dan berhubungan
dengan serabut saraf yang bergabung membentuk saraf pendengar. Bagian yang peka
terhadap rangsang bunyi ini disebut organ Korti.
Gambar 2. Anatomi Telinga

Fisiologi Pendengaran

Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga
dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea,12 Proses
mendengar melalui tiga tahapan yaitu tahap pemindahan energi fisik berupa stimulus
bunyi ke organ pendengaran, tahap konversi atau tranduksi yaitu pengubahan energi
fisik stimulasi tersebut ke organ penerima dan tahap penghantaran impuls saraf ke
kortek pendengaran.
Patofisiologis

Infeksi superfisial dari liang telinga luar atau dari daun telinga menyebarlebih ke
dalam ke perikondrium. Pada keadaan ini disebut stadium dini,daun telinga (pinna)
merah dan nyeri kemudian mulai terbentuk absessubperikondrial. Hal ini
menyebabkan tulang rawan kekurangan bloodsupply, lama kelamaan terjadi nekrose
tulang rawan sehingga dapatterjadi deformitas pada daun telinga yang disebut dengan
cauliflower ear.

Gambar 3. Patogenesis Perikondritis


Etiologi

Perikondritis atau kondritis dapat disebabkan oleh trauma berupa laserasiatau


kerusakan yang tidak disengaja pada pembedahan telinga. Dapat jugaterjadi setelah
suatu memar tanpa ada hematoma. Agen penyebab suatu furunkel yang inadekuat
pengobatannya, seperti Stafilokokus,Streptokokus. Luka akibat terbakar aurikel adalah
faktor predisposisi yang paling sering, sehingga 25% dapat terjadi infeksi. Baru-baru ini
juga didapatkan peningkatan infeksi yang disebabkan oleh tindik telinga. Karena
menindik telinga sekarang sebagian dilakukan di pinna, suatu daerah yang melibatkan
porsi kartilago dari aurikel, dapat memberi resiko yang besar untuk terjadinya
perikondritis. Infeksi dari Pseudomonas dapat menyebabkan deformitas kosmetik yang
berat. Suatu furunkel yang tidak memadai pengobatannya merupakan sumber agen
penyebab yang potensial, seperti mikrokokus jenis virulen (Stafilokokus), Streptokokus,
atau Pseudomonas aeruginosa. Infeksi juga dapat dapat terjadi pada saat aspirasi dan
insisi hematoma auris. Cedera pada kartilago juga dapat disebabkan oleh frostbite.
Perikondritis juga dapat terjadi sebagai komplikasi dari pembedahan seperti
mastoidectomi atau komplikasi dari hematoma atau otitis eksterna yang disebabkan oleh
berenang di air yang terkontaminasi

Pendekatan DIagnosis

1. Gambaran Klinis

Penderita dengan perikondrititis pada umumnya datang ke dokter dengankeluhan


daun telinga terasa sakit, warna merah, dan tegang. Selain ituakan terlihat adanya pinna
yang bengkak dan timbul abses pada dauntelinga. Gejala utama dari perikondritis dapat
dilihat pada daun telinga. Daun telinga yang terkena akan terlihat merah, bengkak, dan
nyeri. Pada kondisi infeksi yang berat, tampak nanah mengalir keluar dari daun telinga,
disertai dengan adanya demam tinggi. Bila perikondritis tak segera diobati, maka lama
kelamaan akan terjadi perubahan struktur daun telinga yang permanen. Daun telinga
akan terlihat mengerut seperti bunga kol (cauliflower ear).

Pada penderita diabetes melitus yang gula darahnya tidak terkontrol (gula darah sewaktu
di atas 200 mg/dl) atau orang yang mengalami penyakit yang menyebabkan daya tahan
tubuhnya turun, infeksi berat sangat rentan terjadi.

Jika perikondritis terjadi berulang, dapat terjadi komplikasi ke dalam telinga.


Komplikasi tersebut bisa berupa:

Floppy ear (daun telinga terlihat lunglai)

Penurunan pendengaran secara mendadak

Vertigo

Gangguan keseimbangan

Pusing atau kepala terasa melayang

Keluar cairan dari telinga

Pecahnya gendang telinga akibat infeksi pada telinga tengah


Gambar 4. Mekanisme Diagnosa Perikondritis
2. Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium

Pada keadaan perikondritis dapat ditemukan pinna merah dan tender,kemudian


bengkak (generalized swelling of the pinna), serta terdapatabses pada daun
telinga.Tampak daun telinga membengkak, merah, panas, dirasakan nyeri, dannyeri
tekan. Pembengkakan ini dapat menjalar ke bagian belakang dauntelinga, sehingga
sangat menonjol. Terdapat demam, pembesarankelenjar limfe regional, dan leukositosis.
Serum yang terkumpul dilapisan subperikondrial menjadi purulen, sehingga terdapat
fluktuasidifus atau terlokalisasi.

Pada pemeriksaan laboratorium, dapat diambil sampel dari abses dauntelinga


untuk dikultur, mengetahui jenis bakteri penyebab sehingga dapatdiberikan terapi yang
tepat.

3. Penatalaksanaan

Antibiotik parenteral dan pengobatan topikal untuk infeksi kanalis penyerta.


Pilihan obat sesuai dengan hasil biakan. Jika ada abses, lakukaninsisi. Pengobatan
perikondritis dilakukan oleh dokter umum atau dokter spesialis telinga hidung
tenggorokan, tergantung beratnya infeksi yang dialami.

Jika terdapat kumpulan nanah pada daun telinga (abses), umumnya dokter akan
melakukan tindakan insisi dengan cara membuat sayatan kecil pada daun telinga.
Sayatan ini bertujuan untuk mengeluarkan nanah di dalamnya. Setelah itu, daerah yang
disayat akan ‘disumpal’ dengan kain yang diolesi dengan antibiotik. Setelah semua
nanah keluar, pada kunjungan berikutnya barulah daerah sayatan tersebut dijahit.

Selain itu, penderita perikondritis juga akan mendapatkan antibiotik untuk membunuh
bakteri penyebabnya. Antibiotik dapat diberikan dengan cara diminum, atau dapat juga
menggunakan krim antibiotik yang dioleskan ke daerah daun telinga yang mengalami
infeksi.
Jika perikondritis disebabkan karena penyakit autoimun, maka pengobatan dengan
kortikosteroid akan diberikan untuk menekan gangguan imun yang terjadi.

Apabila perikondritis telah menyebabkan daun telinga menjadi bunga kol, pengobatan
yang dilakukan lebih bertujuan untuk memperbaiki kosmetik telinga. Penderitanya harus
berkonsultasi dengan dokter bedah plastik terkait hal ini.

4. Pencegahan Perikondritis

Tidak semua kasus perikondritis bisa dicegah, misalnya jika perikondritis terjadi
setelah kecelakaan. Salah satu pencetus perikondritis yang dapat dicegah adalah
menghindari melakukan tindik pada daun telinga. Jika hendak menindik telinga,
lakukanlah pada cuping telinga saja.
Daftar Pustaka

1. Puguh Setyo Nugroho, Hms Wiyadi,(2009), Anatomi dan fisiologi pendengaran


perifer dep/smf ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok bedah kepala dan leher
fakultas kedokteran universitas airlangga/rsud dr. Soetomo surabaya

2. Mukhlis Imanto¸( 2015 ), Radang telinga luar bagian ilmu penyakit telinga
hidung tenggorok bedah kepala leher (tht-kl) fakultas kedokteran, universitas lampung

3. Seftia Varera Nanda, ( 2017 ), Referatotitis eksterna, fistula preaurikula, dan


perikondritis, bagian ilmu kesehatan telinga, hidung,tenggorok, bedah kepala dan
leherfakultas kedokteran universitas lampungrumah sakit umum daerah dr. H. Abdul
moeloekbandar lampung

4. Rosenfeld m, brown l, cannon r. ( 2006 ),Clinical practise guideline: acute otitis


external. Journal otolaryngology head and neck surgery.

5. HEMATOMA AURIKULA Sari Indah, Eka PS Bagian/ SMF THT-KL Fakultas


Kedokteran Universitas Udayana/ Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar

6. Chang C. Cauliflower and Auricular Hematoma. Fauquier Ear Nose and Throat
Consultant of Virginia 2010 (diakses 31 Oktober 2019). Diunduh dari: URL: http://
www. fauquierent.net/ cauliflowerear.html.

7. Dhirngra PC. ( 2001 ), Diseases Of Ear, Nose and Throat. Elsevier.

8. Sosialisman, Helmi. Kelainan Telinga Luar. In : Soepardi E.A., Iskandar N.


Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga-Hidung-Tenggorok Kepala Leher. Edisi 5. Jakarta.
Balai Penerbit FKUI; 2004. P.45.

Anda mungkin juga menyukai