F. Peserta Kegiatan
Peserta kegiatan Pesantren Ramadhan Tahun 1445 H/2024 M di MAN 2 Banjar adalah
seluruh siswa kelas X dan XI (Terlampir).
G. Waktu dan Tempat
Hari : Senin s.d Rabu
Tanggal : 18 s.d 20 Maret 2024 (3 Hari)
Waktu : 09.00 – 13.00 WITA
Tempat : Aula MAN 2 Banjar
H. Susunan Kepanitian
(Terlampir)
I. Materi
No. Hari/Tanggal Materi
1. Senin, 18 Maret 2024 Aqidah Sebagai Perisai Remaja dalam Menghadapi
Era Digitalisasi dan Disrupsi (Terlampir)
2. Selasa, 19 Maret 2024 Puasa di Tinjau dari Aspek Kesehatan (Terlampir)
3. Rabu, 20 Maret 2024 Problematika Remaja dan Solusinya (Terlampir)
J. Jadwal Kegiatan
(Terlampir)
K. Hasil Kegiatan
Kegiatan yang telah dilaksanakan meliputi:
1. Persiapan
a. Membuat rancangan/proposal pelaksanaan kegiatan Pesantren Ramadhan 1445
H/2024 M MAN 2 Banjar Tahun Pelajaran 2023-2024.
b. Melaksankan koordinasi dan persiapan dengan semua pihak terkait.
c. Mempersiapkan/melengkapi sarana, prasarana dan fasilitas pendukung kegiatan
(spanduk, LCD, layar monitor, microphone, dll).
2. Pelaksanaan
Siswa mengikuti kegiatan Pesantren Ramadhan 1445 H/2024 M MAN 2 Banjar di
Aula dengan tatap muka yang dilaksakan selama 3 hari, yaitu hari senin, selasa, dan
rabu.
L. Kendala dan Solusi
1. Kendala
Selama kegiatan berlangsung, kendala yang dihadapi berupa ketidaksesuaian dalam
waktu pelaksanaan dengan jadwal yang telah ditetapkan, serta masih ada beberapa
siswa yang belum tepat waktu pada kehadiran.
Lampiran
JADWAL KEGIATAN
PESANTREN RAMADHAN 1445 H/2024 M
Jam Materi Pemateri Ket
Hari Waktu
ke
1 09.00-09.30 Pembukaan Kepala Madrasah
2 09.30–10.00 Sholat dhuha berjama’ah Panlak
3 10.00–10.30 Tadarus Al-Qur’an Panlak
Senin,
4 10.30–11.00 Istirahat
18
Maret 5 Aqidah Sebagai Perisai Ust. Ahyani, S.Pd.I
2024 Remaja dalam
11.00–12.30
Menghadapi Era
Digitalisasi dan Disrupsi
6 Persiapan dan shalat Panlak
12.30-13.00
zuhur berjama’ah
d. Tadarus Al-Qur’an
e. Materi tentang “Aqidah Sebagai Perisai Remaja dalam Menghadapi Era
Digitalisasi dan Disrupsi” oleh ustadz Ahyani, S.Pd.I
f. Shalat Zuhur Berjama’ah yang diimami oleh bapak Darmansyah, S.Ag, S.Pd.I,
M.M
2. Selasa, 19 Maret 2024
a. Shalat Dhuha berjama’ah yang diimami oleh bapak Rusman, S.Ag
b. Tadarus Al-Qur’an
c. Materi tentang “Puasa di Tinjau dari Aspek Kesehatan” oleh ustadz H.
Muhammad Khairudin, S.Ag, M.Pd
b. Tadarus Al-Qur’an
c. Materi tentang “Problematika Remaja dan Solusinya” oleh ustdaz H. M. Sholeh
d. Shalat zuhur berjama’ah yang diimami oleh bapak H. Basyuni, S.Ag
e. Penutupan kegiatan pesantren ramadhan 1445 H/2024 M oleh bapak kepala
madrasah sekaligus penyerahan sertifikat kepada perwakilan siswa/siswi MAN 2
Banjar
Lampiran Materi
1. Aqidah Sebagai Perisai Remaja dalam Menghadapi Era Digitalisasi dan Disrupsi
Dalam konteks pendidikan anak, Al-Ghazali menyoroti peran orang tua sebagai
agen pendidikan yang penting. Pendidikan akhlak kepada anak melibatkan aspek
keimanan, akhlak terhadap Allah, sesama, dan diri sendiri. Konsepkonsep pemikiran
Al-Ghazali, seperti peran orang tua, pendidikan akhlak, keimanan, ilmu 'aqliyah,
pendidikan sejak dini, dan metode pendidikan khusus, merupakan landasan untuk
membentuk anak menjadi individu yang memiliki akhlak baik dan mendekatkan diri
kepada Allah SWT.
Beberapa faktor yang Al-Ghazali sebutkan sebagai penyebab penyelewengan
aqidah dan akhlak pada anak muda antara lain: 1. Kegagalan dalam pendidikan agama:
Al-Ghazali menekankan pentingnya pendidikan agama yang baik dan benar sejak dini.
Kurangnya pendidikan yang memadai dalam aqidah (keyakinan) dan akhlak (etika)
dapat membuat anak muda rentan terhadap pemahaman yang salah atau
penyelewengan. 2. Pengaruh lingkungan dan teman sebaya: Anak muda sering
terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya, termasuk teman sebaya. Jika lingkungan
tersebut tidak mendukung nilai-nilai agama dan moral yang benar, maka mereka dapat
terpengaruh negatif. 3.Kecanduan dunia dan kesenangan duniawi: Al-Ghazali
menyebutkan bahwa cinta terhadap dunia dan kesenangan duniawi yang berlebihan
dapat mengalihkan perhatian dari aqidah dan akhlak yang baik. Anak muda yang terlalu
terpaku pada kesenangan dunia seringkali mengabaikan nilai-nilai spiritual dan moral.
4. Ketidakmatangan emosional dan intelektual: Al-Ghazali juga menyadari bahwa anak
muda cenderung mengalami ketidakmatangan emosional dan intelektual. Hal ini bisa
membuat mereka lebih rentan terhadap pengaruh negatif dan kesulitan untuk
memahami konsep-konsep agama dengan mendalam.