Anda di halaman 1dari 55

PENTINGNYA TRANSFORMASI 19 Maret 2021

EKONOMI SUMATERA BARAT


GLOBAL PRODUCTIVITY, TRENDS, DRIVERS AND POLICIES
Pandemi Covid-19 telah mengakibatkan ekonomi
global mengalami resesi terdalam sejak Perang
Dunia II. Pendapatan perkapita turun pada tahun
2020 di lebih dari 90% negara. Pandemi
berpotensi meninggalkan bekas yang lama
terhadap perekonomian melalui berbagai cara
termasuk penurunan investasi.
Yang cukup mengkhawatirkan, pandemi terjadi
ketika pertumbuhan produktivitas global
mengalami perlambatan yang tajam setelah krisis
finansial 2008. Perlambatan pertumbuhan pasca
krisis 2008 bersifat merata yang dialami oleh 70%
negara maju dan negara berkembang dan dialami
oleh lebih dari 80% negara berpendapatan rendah.
Perlambatan pertumbuhan produktivitas menjadi
perhatian karena pertumbuhan produktivitas
adalah sumber utama pertumbuhan pendapatan
perkapita dalam jangka panjang yang pada
gilirannya menjadi faktor pendorong utama
pengurangan kemiskinan.
STRUKTUR EKONOMI WILAYAH INDONESIA MASIH DIDOMINASI SEKTOR PRIMER 2019
Pangsa sektor pertanian nasional 12,7%
0,00
50.000,00
100.000,00
150.000,00
200.000,00
250.000,00
300.000,00
350.000,00

DKI JAKARTA 269.073,59


KALIMANTAN TIMUR 175.654,06
KALIMANTAN UTARA 131.302,20
KEP. RIAU 122.430,35
RIAU 109.757,07
PAPUA BARAT 87.897,25
JAMBI 60.065,40
JAWA TIMUR 59.257,09
BALI 58.243,48
SULAWESI SELATAN 57.025,55
PAPUA 56.140,70
KALIMANTAN TENGAH 55.355,80

PDB Per kapita (Rupiah)


SUMATERA UTARA 55.054,46
SULAWESI TENGAH 54.486,38
SUMATERA SELATAN 53.742,16
SULAWESI UTARA 51.935,52
BANTEN 51.438,63
KEP. BANGKA BELITUNG 50.933,46
SULAWESI TENGGARA 47.790,28
SUMATERA BARAT 45.288,33
JAWA BARAT 43.092,05
LAMPUNG 42.693,52
KALIMANTAN SELATAN 42.585,74
KALIMANTAN BARAT 41.884,61
JAWA TENGAH 39.243,31
DI YOGYAKARTA 36.794,87
BENGKULU 36.219,50
PDRB Per kapita Indonesia (Rupiah)

GORONTALO 34.217,14
SULAWESI BARAT 33.588,26
MALUKU UTARA 31.626,76
ACEH 30.570,54
NUSA TENGGARA BARAT 26.166,48
MALUKU 25.657,52
NUSA TENGGARA TIMUR 19.591,07
PDRB PER KAPITA PROVINSI (Rupiah) 2019

juta.

• Secara umum terlihat


bahwa provinsi dengan
disparitas produktivitas

pangsa sektor pertanian


dan Jatim (Rp 59,2 juta).
269 juta), Kaltim (Rp 175
per kapita diatas Rp 59,1
juta yaitu DKI Jakarta (Rp
pada tahun 2019 Rp 59,1

PDRB per kapita nasional,


109 juta), Papua Barat (Rp

yang tinggi memiliki PDRB


antar wilayah di Indonesia
• PDRB Per kapita Indonesia

• Disparitas PDRB per kapita


juta), Kaltara (Rp 131 juta),

88 juta), Jambi (Rp 60 juta),


Kepri (Rp 122 juta), Riau (Rp
• Ada 8 provinsi dengan PDRB

provinsi ini menggambarkan

per kapita dibawah rata-rata


0,0
5.000,0
10.000,0
15.000,0
20.000,0
25.000,0
DKI JAKARTA 19.018,9
KALIMANTAN TIMUR 12.415,7
KALIMANTAN UTARA 9.280,8
KEP. RIAU 8.653,7
RIAU 7.757,9
PAPUA BARAT 6.212,8
JAMBI 4.245,6

PDB Per kapita (USD)


JAWA TIMUR 4.188,5
BALI 4.116,8
SULAWESI SELATAN 4.030,7

Batas Lower Middle Income (USD)


PAPUA 3.968,2
KALIMANTAN TENGAH 3.912,7
SUMATERA UTARA 3.891,4
SULAWESI TENGAH 3.851,2
SUMATERA SELATAN 3.798,6
SULAWESI UTARA 3.670,9
BANTEN 3.635,8
KEP. BANGKA BELITUNG 3.600,1
SULAWESI TENGGARA 3.377,9
SUMATERA BARAT 3.201,1
PDRB Per kapita Indonesia (USD)
Batas Upper Middle Income (USD)
JAWA BARAT 3.045,9
LAMPUNG 3.017,7
KALIMANTAN SELATAN 3.010,1
KALIMANTAN BARAT 2.960,5
JAWA TENGAH 2.773,8
DI YOGYAKARTA 2.600,8
BENGKULU 2.560,1
GORONTALO 2.418,6
Batas Lower Income (USD)

SULAWESI BARAT 2.374,1


MALUKU UTARA 2.235,5
ACEH 2.160,8
NUSA TENGGARA BARAT 1.849,5
MALUKU 1.813,5
NUSA TENGGARA TIMUR 1.384,8
PDRB PER KAPITA PROVINSI DI INDONESIA (USD) 2019

2019.
• Data ini
income.
income.

Papua Barat

transformasi
kategori high

ekonomi yang
Jakarta masuk

lower middlde
kategori upper

Kepri, Riau dan


Kaltim, Kaltara,

masuk kategori

ke upper middle

menggambarkan
• 5 provinsi masuk

• 28 provinsi masih

dihadapi Indonesia
income pada tahun
• 1 provinsi yaitu DKI

• Indonesia baru naik

tantangan geografis
middle income yaitu
30,00
80,00

10,00
20,00
40,00
50,00
60,00
70,00
90,00

0,00
100,00
2010 25,97 4,55 11,69 7,88 16,15 15,90 5,38 12,26
2011 25,55 4,50 11,51 7,99 16,08 16,27 5,41 12,48
2012 24,67 4,48 11,53 8,27 16,40 16,70 5,47 12,28
2013 24,12 4,54 11,42 8,60 16,43 17,11 5,46 12,12
2014 24,11 4,44 11,35 8,64 16,39 17,44 5,43 11,99
2015 23,84 4,3710,96 8,75 16,38 18,01 5,37 12,13
2016 23,10 4,2310,92 8,86 16,44 18,52 5,45 12,26
2017 22,69 4,0610,60 9,02 16,65 18,95 5,34 12,46
2018 22,33 4,0910,03 9,19 16,96 19,33 5,22 12,65
2019 21,81 4,149,36 9,49 17,33 19,55 5,18 12,94
2020 22,43 4,159,46 9,36 17,24 18,61 5,29 13,26
Restoran
Jasa-Jasa

Pertanian
Bangunan

Penggalian
Pangsa Lapangan Usaha Terhadap PDRB (%)

Komunikasi
Jasa Perusahaan
Pengangkutan &

Pertambangan &
Industri Pengolahan
Perdagangan Hotel &
Keuangan Persewaan &

Listrik Gas dan Air Bersih


100%

10%
20%
40%
50%
60%
70%
90%

0%
30%
80%

2010 44,10 6,785,11 19,90 4,98 16,63


2011 40,73 7,57 6,08 20,76 5,10 16,05
2012 40,70 7,74 5,55 21,29 4,97 15,88
2013 39,68 6,424,90 22,94 4,79 17,19
2014 37,55 6,865,28 22,34 4,43 19,22
2015 39,20 7,145,23 24,21 4,38 15,99
2016 36,44 9,24 4,91 23,24 4,43 15,92
2017 35,17 9,02 5,87 25,60 4,20 16,10
2018 34,69 8,71 6,09 26,44 4,19 15,39
2019 34,30 9,45 5,52 26,05 4,28 16,23
2020 36,22 9,46 5,08 26,43 3,53 16,00
Restoran
Jasa-Jasa

Pertanian
Bangunan

Penggalian
Komunikasi
Prosentase Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha

Jasa Perusahaan
Pengangkutan &

Pertambangan &
Industri Pengolahan
Perdagangan Hotel &
Keuangan Persewaan &

Listrik Gas dan Air Bersih


PANGSA DAN PROSENTASE TENAGA KERJA SUMBAR MENURUT LAPANGAN USAHA
PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA SUMBAR MENURUT LAPANGAN USAHA
Produktivitas Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha (Harga 2010 Rp/tahun) Lapangan usaha dengan
produktivitas tenaga
350.000.000 kerja dibawah rata-rata:
• Pertanian
300.000.000
• Listrik,gas & air
250.000.000
bersih
• Perdagangan,hotel &
200.000.000 restoran
• Jasa-jasa
150.000.000

100.000.000
Pangsa atau kontribusi
lapangan usaha dengan
produktivitas dibawah
50.000.000 rata-rata terhadap PDRB
sekitar 53%.
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Prosentase tenaga kerja
Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan
pada lapangan usaha
Listrik Gas dan Air Bersih Bangunan Perdagangan Hotel & Restoran dengan produktivitas
dibawah rata-rata
Pengangkutan & Komunikasi Keuangan Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-Jasa
sekitar 78%.
Produktivitas Rata-Rata (Rp/tahun)
TREND PERTUMBUHAN PRODUKTIVITAS LAPANGAN USAHA
Pertumbuhan Produktivitas Pertanian (%) Pertumbuhan Produktivitas Pertambangan (%)
14,00 80,00
12,00 60,00
10,00
40,00
8,00 Pertambangan &
Pertanian 20,00 Penggalian
6,00
Linear (Pertanian ) 0,00 Linear (Pertambangan &
4,00 Penggalian)

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2,00 -20,00
0,00 -40,00
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
-2,00
-60,00

Pertumbuhan Produktivitas Industri Pengolahan Pertumbuhan Produktivitas Listrik, Gas & Air
(%) Bersih (%)
40,00 100,00
30,00 75,00
20,00 Industri Pengolahan 50,00 Listrik Gas dan Air
10,00 Bersih
25,00
0,00 Linear (Industri Linear (Listrik Gas dan
Pengolahan) 0,00 Air Bersih)
2013
2011
2012

2014
2015
2016
2017
2018
2019

-10,00

2013
2011
2012

2014
2015
2016
2017
2018
2019
-20,00 -25,00
-30,00 -50,00
TREND PERTUMBUHAN PRODUKTIVITAS LAPANGAN USAHA
Pertumbuhan Produktivitas Bangunan (%) Pertumbuhan Produktivitas Perdagangan Hotel &
30,00 Restoran (%)
8,00
20,00
6,00
10,00 Bangunan 4,00 Perdagangan Hotel &
Restoran
0,00
Linear (Bangunan) 2,00
Linear (Perdagangan
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
0,00 Hotel & Restoran)
-10,00

2016
2011
2012
2013
2014
2015

2017
2018
2019
-2,00
-20,00 -4,00

Pertumbuhan Produktivitas Pengangkutan & Pertumbuhan Produktivitas Keuangan


Komunikasi (%) Persewaan & Jasa Perusahaan (%)
15,00 40,00

10,00 20,00 Keuangan Persewaan &


Pengangkutan & Jasa Perusahaan
Komunikasi
5,00 0,00
Linear (Pengangkutan & Linear (Keuangan

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
Komunikasi) Persewaan & Jasa
0,00 -20,00 Perusahaan)
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019

-5,00 -40,00
TREND PERTUMBUHAN PRODUKTIVITAS & PANGSA LAPANGAN USAHA
Pertumbuhan Produktivitas Jasa-Jasa (%) • Produktivitas tenaga kerja dengan trend
30,00 menurun terjadi pada lapangan usaha:
25,00
20,00
a)Pertanian
15,00 b)Industri Pengolahan
10,00 Jasa-Jasa
5,00 Linear (Jasa-Jasa)
c)Listrik, Gas & Air bersih
0,00 d)Bangunan
2011

2015

2019
2012

2013

2014

2016

2017

2018
-5,00
-10,00 e)Pengangkutan dan komunikasi
-15,00
f) Jasa-jasa
• Lapangan usaha dengan trend
produktivitas menurun adalah lapangan
pekerjaan bagi sekitar 73% tenaga kerja.
• Kontribusi atau pangsa lapangan usaha
dengan trend pertumbuhan
produktivitas menurun terhadap PDRB
sekitar 66%.
DAMPAK PENURUNAN PRODUKTIVITAS TERHADAP KEMISKINAN DAN PDRB PERKAPITA
Pertumbuhan Produktivitas Riil Tenaga Kerja Sumbar (%) Angka Kemiskinan Sumbar (%)
8,00 10

8,99
7,00
6,00
5,00 9

8,00
4,00

7,56
3,00 8

7,14
6,89
2,00

6,75
6,71

6,56
6,55
1,00

6,29
0,00 7
-1,00 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
-2,00 6
-3,00
Pertumbuhan Produktivitas Tenaga Kerja Sumbar 5
Linear (Pertumbuhan Produktivitas Tenaga Kerja Sumbar) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Pertumbuhan PDRB perkapita Sumbar (%) • Penurunan produktivitas tenaga kerja


5,50
berdampak terhadap penurunan
pertumbuhan PDRB perkapita dan
5,00 perlambatan penurunan angka kemiskinan.
4,50 • Grafik Angka Kemiskinan dan Pertumbuhan
4,00
PDRB perkapita menggambarkan trend
penurunan yang persistent. Jika ini berlanjut
3,50 maka akan jadi kendala dalam mencapai
target SDGs pada 2030.
3,00
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN PRODUKTIVITAS
Y = ALβKα
Y: Output total
• A: Total Factor Productivity (TFP) peran teknologi dalam produksi sebagai faktor utama
mendorong pertumbuhan;
• L: Labor, tenaga kerja; dan
• K: kapital;
• α dan β adalah elastisitas output dari kapital dan tenaga kerja. (α+ β) = 1 untuk constant
return.
• Determinan dari TFP: R&D, inovasi, pendidikan/pelatihan, efisiensi pasar, infrastruktur,
dan institusi/kelembagaan.
• Determinan dari Labor productivity: Akumulasi pencapaian pengetahuan dan kemampuan
(skills) serta keahlian (expertise) yang diperoleh dari pendidikan/pelatihan dan pengalaman
kerja.
• Determinan dari capital productivity: Nilai (value) dari physical capital (bangunan, mesin
produksi, peralatan, ICT, dan material).
• Trend pertumbuhan produktivitas tenaga kerja, kapital dan TFP di Indonesia cenderung
menurun secara persistent setelah krisis 2008. Bahkan kontribusi TFP terhadap
pertumbuhan negatif.
DIAGRAM EKOSISTEM LABOR, CAPITAL DAN TOTAL FACTOR PRODUCTIVITY (TFP)
Determinant dari Total Factor Productivity (TFP) adalah education,
R&D/INNOVATION R&D/Innovation, infrastructure, market efficiency dan institution.
• Pendidikan/pelatihan yang berkualitas memungkinkan terjadinya
pengembangan, transfer, difusi dan diseminasi teknologi serta
meningkatkan pengetahuan dan keahlian tenaga kerja.
• R&D/Inovasi adalah pengembangan dan pemanfaatan atau adopsi
teknologi baru untuk mengembangkan proses maupun produk baru.
PRODUCTION
SYSTEM • Infrastruktur publik di sektor transportasi, telekomunikasi (ICT), energi, air
bersih dan sanitasi memiliki peran penting dalam menyediakan akses
terhadap pasar (input/output), akses ke tempat kerja, dan akses terhadap
HUMAN pengetahuan dan informasi yang pada gilirannya mendukung aktivitas
ekonomi.
PRODUCTION
CAPITAL
• Market efficiency memungkin alokasi sumberdaya (labor, capital, material)
(LABOR) secara efisien lintas perusahaan dan sektor serta meningkatkan TFP
dengan membuka peluang kehadiran perusahan baru, mendorong
perusahaan produktif terus tumbuh dan mendorong perusahaan tidak
BUSINESS produktif untuk exit.
MODEL • Institusi dengan tata kelola yang baik dalam hal regulasi, penegakan
hukum, pembuatan kebijakan, dan sistem politik menciptakan stabilitas
sosial dan ekonomi, menyediakan lingkungan tempat tinggal dan kerja yang
aman & nyaman, menghargai HKI dan melindungi hak-hak dasar warga.
Physical capital terdiri dari land, building, machinery, ICT dan material.
Produktivitas berlangsung didalam lingkungan production system dan
business model yang dikembangkan.
TFP TFP dan kapital didalam lingkungan yang memungkinkan berkembangnya
Physical Capital production system dan business model berkontribusi terhadap produktivitas
tenaga kerja (human capital/labor).
Human Capital (Labor) Production environment
KESIMPULAN
Pada periode 2010-2019:
• Perekonomian Sumatera Barat didominasi oleh sektor primer dengan PDRB perkapita pada tahun
2019 sebesar Rp 45,3 juta dibawah rata-rata PDRB perkapita nasional sebesar Rp 59,1 juta.
• Terdapat 4 lapangan usaha dengan produktivitas tenaga kerja dibawah rata-rata produktivitas
tenaga kerja Provinsi Sumbar, yaitu: (1) Pertanian; (2) Listrik,Gas & Air bersih; (3) Perdagangan,
Hotel & Restoran; dan (4) Jasa-jasa. Keempat lapangan usaha ini memberikan kontribusi sebesar
53% terhadap PDRB dan mempekerjakan 78% tenaga kerja.
• Terdapat 6 lapangan usaha dengan trend pertumbuhan produktivitas menurun yaitu: (1)
Pertanian; (2) Industri Pengolahan; (3) Listrik, Gas & Air bersih; (4) Bangunan; (5) Pengangkutan
dan komunikasi; (6) Jasa-jasa. Keenam lapangan usaha ini memberikan kontribusi 66% terhadap
PDRB dan mempekerjakan 73% tenaga kerja.
• Secara keseluruhan pertumbuhan produktivitas tenaga kerja Provinsi Sumbar memiliki trend
terus menurun. Kondisi ini mengakibatkan penurunan pertumbuhan PDRB perkapita dan
perlambatan penurunan angka kemiskinan. Pandemi covid-19 mengakibatkan pertumbuhan
produktivitas tenaga kerja turun lebih dalam.
• Jika trend penurunan pertumbuhan produktivitas tenaga kerja ini terus berlanjut pasca pandemi
covid-19, maka target SDGs di Provinsi Sumatera Barat berpotensi tidak tercapai. Untuk itu perlu
dilakukan upaya untuk meningkatkan produktivitas melalui transformasi ekonomi.
APA YANG DAPAT DAN PERLU DILAKUKAN
Melakukan transformasi ekonomi dari sektor atau lapangan usaha dengan produktivitas rendah
ke sektor atau lapangan usaha dengan produktivitas tinggi seperti dari sektor pertanian ke sektor
industri pengolahan, bangunan (konstruksi), pengangkutan & komunikasi serta keuangan dan
persewaan. Atau melakukan peningkatan produktivitas di masing-masing sektor melalui perbaikan
sistem produksi dan model bisnis dengan input teknologi/inovasi, mekanisasi dan otomasi
berbasis teknologi digital.
Meningkatkan produktivitas tenaga kerja melalui peningkatan kualitas pendidikan dan program
magang (internships), dan apprenticeship (on the job training). Menyiapkan tenaga kerja untuk
bidang-bidang bisnis/industri baru yang berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi
berbasis IT dan AI serta sejalan dengan tuntutan untuk pengembangan green/blue economy.
Meningkatkan produktivitas melalui peningkatan Total Factor Productivity (TFP) karena hasil dari
beberapa penelitian membuktikan bahwa Total Factor Productivity (TFP) memberikan dampak
yang lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi dibanding faktor Labor (L) dan Capital (K). TFP
tercipta dari sinergi berbagai faktor yang membutuhkan keberadaan sumberdaya manusia yang
unggul (talents), kegiatan R&D/inovasi dan dukungan infrastruktur serta investasi pada sektor
yang lebih produktif, kebijakan ekonomi yang lebih terbuka yang mendorong kompetisi yang sehat
serta tata kelola pemerintahan yang baik.
Meningkatkan produktivitas melalui transformasi digital di semua sektor (Industri 4.0) Untuk itu
perlu dilakukan peningkatan penguasaan pengetahuan dan teknologi digital serta kesiapan
menghadapi tantangan transformasi digital ke depan termasuk peningkatan investasi di bidang IT-
Capital.
Meningkatkan aliran FDI terutama FDI yang memungkinkan berlangsungnya transfer, difusi dan
diseminasi teknologi. Fakta membuktikan bahwa FDI yang tepat akan memberikan dampak positif
yang signifikan terhadap pertumbuhan TFP selain dari sumberdaya manusia (human capital) dan
institusi (kelembagaan).
USULAN KEBIJAKAN & PROGRAM TRANSFORMASI EKONOMI
Peningkatan kualitas pendidikan/pelatihan untuk meningkatkan keahlian (skill) tenaga kerja
melalui program reskilling & upskilling termasuk peluang bagi siswa SMK untuk mendapatkan
pelatihan melalui internship dan peluang untuk melakukan apprenticeship (on the job
training) bagi lulusan SMK di industri. Untuk itu perlu peningkatan infrastruktur pengetahuan
(ruang belajar, komputer, laboratorium, perpustakaan dan fasilitas ICT)
Peningkatan pemanfaatan R&D/inovasi melalui pengembangan, transfer, difusi, dan
diseminasi teknologi bagi pengembangan proses dan produk baru di semua lapangan usaha.
Untuk merealisasikan ini perlu ditumbuhkan semangat kewirausahaan dan kemudahan
mendirikan perusahaan pemula (startup).
Peningkatan sarana dan prasarana (infrastruktur) transportasi jalan, jembatan, pelabuhan
dan bandara, listrik, air bersih dan sanitasi, irigasi dan drainase, infrastruktur sosial, budaya
dan keagamaan, serta infrastruktur ICT termasuk infrastruktur untuk mendukung
transformasi digital bagi peningkatan akses terhadap pasar, akses ke tempat kerja, dan akses
terhadap pengetahuan dan teknologi serta informasi yang pada gilirannya berkontribusi
terhadap peningkatan produktivitas.
Peningkatan efisiensi pasar sehingga memungkin alokasi sumberdaya (labor, capital,
material) secara efisien bagi seluruh lapangan usaha/sektor serta meningkatkan TFP dengan
membuka peluang kehadiran perusahan baru, mendorong perusahaan produktif terus
tumbuh dan memberi kemudahan bagi perusahaan yang tidak produktif untuk melakukan
exit.
Penguatan kelembagaan melalui peningkatan tata kelola yang baik dalam hal regulasi,
penegakan hukum, pembuatan kebijakan, dan tatanan politik sehingga tercipta stabilitas
sosial dan ekonomi, menyediakan lingkungan tempat tinggal dan kerja yang aman & nyaman,
menghargai HKI dan melindungi hak-hak dasar warga.
Arah Kebijakan
Pembangunan Wilayah Sumatera
dalam RPJMN 2020-2024
Arah Pengembangan Wilayah Sumatera 2020-2024
TARGET PEMBANGUNAN WILAYAH PULAU SUMATERA TAHUN 2024
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
Rata-rata Pertumbuhan Ekonomi 6,0
Share Ekonomi Regional (% per PDRB 2024) 20,9 o Memperluas investasi, perdagangan, serta
Kebutuhan Investasi (Rp triliun) 251,1 diversifikasi pasar regional dan global melalui
Tingkat Kemiskinan (%) 7,1
kerjasama internasional, seperti: Segitiga
Pertumbuhan Indonesia–Malaysia–Thailand
Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 3,6
(Indonesia Malaysia Thailand Growth Triangle),
integrasi kawasan (belt and road initiatives), dan
masyarakat ekonomi ASEAN
o Menjadi lumbung energi nasional dan lumbung
pangan nasional.
o Mempercepat transformasi ekonomi melalui:
• Hilirisasi industri berbasis pertanian, perikanan
dan tambang untuk menciptakan nilai tambah
• Mengoptimalkan manfaat pembangunan jalan
tol Trans Sumatera, bandara dan pelabuhan.
• Pengembangan kawasan ekonomi di
sepanjang koridor pesisir timur Sumatera
untuk hilirisasi komoditas unggulan dan pusat
pertumbuhan yang berorientasi ekspor (hub
internasional di Kuala Tanjung).
18
Arah Kebijakan Penanggulangan Bencana
Wilayah Pulau Sumatera dalam RPJMN 2020-2024
Jenis bencana: banjir, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, letusan gunung api dan kebakaran
hutan dan lahan
PRIORITAS PEMBANGUNAN WILAYAH SUMATERA

Pembangunan wilayah Sumatera tahun 2020-2024 diarahkan untuk menjadi


salah satu lumbung pangan nasional dan komoditas pertanian bernilai
ekonomis tinggi, dan sekaligus memantapkan hilirisasi pertanian,
perkebunan, perikanan, dan peternakan dengan industri pengolahan
berbasis sumber daya lokal. Prioritas pembangunan Wilayah Sumatera
tahun 2020-2024 akan mengutamakan pemerataan, pertumbuhan,
pelaksanaan otonomi daerah, penguatan konektivitas, serta mitigasi dan
pengurangan risiko bencana
PENGARUSUTAMAAN PENANGGULANGAN BENCANA DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM YANG DILAKUKAN
MELALUI:
a. Peningkatan ketahanan wilayah pantai barat Pulau Sumatera;
b. Peningkatan penanganan abrasi pantai di pesisir dan daerah kepulauan;
c. Peningkatan konservasi hutan; dan
d. Dukungan pemulihan pascabencana di Kawasan Selat Sunda dan sekitarnya.
Sumber: RPJMN, 2020-2024 19
Major Project RPJMN 2020-2024 di Provinsi Sumatera Barat
1. Pembangunan jalan Lintas Barat Sumatera
2. Pembangunan jalan Trans Pulau Mentawai
(APBN/DAK)
3. Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (BUMN)
• Tol Pekanbaru – Bukittinggi (186 Km)
• Tol Bukittinggi – Sicincin (47 Km)
• Tol Sicincin – Padang (30 Km)
4. Penambahan kapasitas pembangkit listrik
• Pembangkit Listrik 161,27 MW
• Gardu Induk 610 MVA
• Transmisi 262 kms
5. Penyediaan air baku KSPN Padang – Bukittinggi
(SPAM Regional Agam-Bukittinggi masih dalam tahap FS)
6. Peningkatan Akses Air Minum Perpipaan
(600.000 Sambungan Rumah)
7. SPALD terpusat skala regional/ kota/ permukiman
(25.000 sambungan rumah di Kota Padang)
8. Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
(18 unit di 15 Kab/Kota)
9. Sistem Informasi Gempa Bumi dan Tsunami
dengan pemasangan seismograf (7 unit) 20
Arahan Pengembangan Provinsi Sumatera Barat
dalam RPJMN 2020-2024
KAWASAN STRATEGIS PRIORITAS DI SUMATERA BARAT KORIDOR PERTUMBUHAN DAN KORIDOR
PEMERATAAN DI SUMATERA BARAT
1. Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) Baru Padang-
Bukittinggi Koridor Pertumbuhan:
a. Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) 1. Kab. Lima Puluh Koto
Bukittinggi, Singkarak, Maninjau 2. Kota Payakumbuh
b. Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional 3. Kab. Agam
(KPPN) Padang Kota, Pesisir Selatan, Sawahlunto 4. Kota Bukittinggi
2. Geopark Silokek, Ngarai Sianok Maninjau, Sawahlunto 5. Kota Padang Panjang
3. Taman Nasional Siberut dan Kerinci Seblat 6. Kab. Padang Pariaman
4. World Heritage Sawahlunto-Kota Tua
7. Kota Padang
5. Daerah Tertinggal Kabupaten Kepulauan Mentawai
Koridor Pemerataan:
KAWASAN PERDESAAN PRIORITAS DI SUMATERA BARAT
1. Kabupaten Kepulauan Mentawai
Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional Agam (Status Mandiri): 2. Kabupaten Pesisir Selatan
a. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu 3. Kabupaten Solok
Hasil Tanaman Pangan (Perkebunan Tebu) 4. Kota Solok
b. Program Pembangunan Kawasan Perdesaan 5. Kabupaten Tanah Datar
c. Program Ketenagalistrikan
21
Isu Strategis & Rancangan RKP 2022
Pembangunan Provinsi Sumatera Barat
Isu Strategis Provinsi Sumatera Barat
1. Belum meratanya infrastruktur pelayanan dasar khususnya daerah
tertinggal di Provinsi Sumatera Barat,
2. Keterbatasan konektivitas antar wilayah khususnya daerah tertinggal di
Provinsi Sumatera Barat ,
3. Masih rendahnya kualitas SDM karena belum meratanya pelayanan
pendidikan sesuai dengan standar nasional,
4. Masih rendahnya kualitas SDM karena belum meratanya pelayanan
kesehatan yang berkualitas dan sesuai dengan standar nasional,
5. Masih terhambatnya ekosistem UMKM disekitar kawasan pariwisata
unggulan daerah,
6. Belum optimalnya pengembangan kawasan pariwisata unggulan daerah
yang berbasis SDA dan ekowisata lokal.
Sumber: Berdasarkan Hasil Kesepakatan dalam Pembahasan Pra Rakorgub
23
2021
Perkembangan Indikator Makro
Provinsi Sumatera Barat
Aspek Perkembangan 7 Indikator
2016 2017 2018
Makro Pembangunan Wilayah

LPE (%) 5,27 5,30 5,14

Tingkat Kemiskinan (%) 7,09 6,87 6,65

Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 5,09 5,58 5,55

IPM (%) 70,73 71,24 71,73

PDRB Per Kapita ADHB ( 37.284.560 40.193.610 42.832.690


Rp/Jiwa/Tahun)
Gini Rasio Kota dan Desa (Maret) 0,33 0,32 0,32

Indeks Wiliamson PDRB Per Kapita 0,26 0,26 0,26


(ADHB)
Sumber: Analisis Prada, Bappenas
24
Isu Makro Sumatera Barat

25
Statistik Kebencanaan Provinsi Sumatera Barat
KONDISI KEBENCANAAN
Grafik Jumlah Kejadian Bencana
95
PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2015-2019
100
90
80
70
Kabupaten/Kota yang paling sering dilanda
60
45
bencana adalah:
50 41
40
37
32 1. Padang Pariaman : 95 kejadian
30
20
22 19 17 16 16 16 15 12
2. Kota Sawah Lunto : 45 kejadian
10 9 8
10 2 2 1 3. Lima Puluh Kota : 41 kejadian
0
4. Kota Padang : 37 kejadian
5. Agam : 32 kejadian

Jenis bencana hidrometeorologi yang paling


Grafik Jenis Kejadian Bencana sering terjadi di Provinsi Sumatera Barat
180
1. Banjir : 159 Kejadian
159
160
140
2. Gelombang pasang/Abrasi : 7 Kejadian
140 3. Putting Beliung : 2 Kejadia
120
100 89
80 Jenis bencana non-hidrometeorologi yang paling
60 sering terjadi di Provinsi Sumatera Barat:
40
11
1. Tanah longsor : 140 Kejadian
20 7 7 2 1
0
0 0
2. Tsunami : 89 Kejadian (Cek BMKG)
Banjir Tanah Tsunami Gempa bumi Gelombang Gempa bumi Puting beliung Kekeringan Kebakaran Letusan 3. Gempa Bumi & Tsunami : 11 Kejadian
Longsor dan Tsunami Pasang/Abrasi Hutan dan Gunung Api
Lahan
Sumber: dibi.bnpb.go.id, diolah 26
Kondisi Umum Kebencanaan di Provinsi Sumatera Barat
Kondisi Topografi Sumatera Barat
1. Dataran : 73 %
2. Lereng/Puncak : 18 %
3. Lembah : 7 %

Kondisi Fasilitas Kebencanaan Provinsi Sumatera Barat


1. Ketersediaan Sistem Peringatan Dini (EWS) : 18%
2. Ketersediaan Rambu Evakuasi : 22 %
3. Daerah yang telah mendapat Intervensi Destana: 11
Kab/Kota dari 19 Kab/Kota di Prov. Sumatera Barat
(Kota Padang, Agam, Pasaman Barat, Kepulauan
Mentawai, Padang Pariaman, Pesisir Selatan, Pasaman,
Sumber: Podes, 2018; RKP, 2021; RPJMN, 2020-2024;, diolah
Kota Pariaman, Solok, Solok Selatan, Tanah Datar)
Indeks Risiko Bencana
250 209,2 209,2 203,2 197,2 196,8 189,6 178 171,2
200 143,2 137,2 137,2 130 125,2 125,2 119,2 113,2 113,2 107,2 104,8
150
100
50
0

(Sumber: BNPB, 2020) 27


TEMA DAN PRIORITAS NASIONAL RANWAL RKP TAHUN 2022

Tema RKP 2022:


Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural

PRIORITAS NASIONAL

PN 1 PN 2 PN 3 PN 4 PN 5 PN 6 PN 7
Memperkuat Mengembangkan Meningkatkan Revolusi Memperkuat Membangun Memperkuat
Ketahanan Wilayah untuk Sumber Mental Infrastruktur untuk Lingkungan Hidup, Stabilitas
Ekonomi untuk Mengurangi Daya Manusia dan Mendukung Meningkatkan Polhukhankam
Pertumbuhan Kesenjangan dan Berkualitas Pembangunan Pengembangan Ketahanan Bencana, dan Transformasi
Berkualitas dan Menjamin dan Berdaya Kebudayaan Ekonomi dan dan Perubahan Iklim Pelayanan
Berkeadilan Pemerataan Saing Pelayanan Dasar Publik

28
KERANGKA PIKIR 7 AGENDA PEMBANGUNAN TAHUN 2022
Didukung oleh: 3 SDM Berkualitas dan Berdaya Saing
4 Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan

5
Pembangunan Infrastruktur

Dilaksanakan melalui:
Memperhatikan/
1 2
mempertimbangkan kondisi:
Transformasi ekonomi: Wilayah sebagai 6
Rata-rata Pertumbuhan Lingkungan Hidup dan
Basis Pembangunan Kerentanan Bencana
6% per tahun

Sebagai Prasyarat:
7
Kondisi Polhuhankam yang kondusif:
• Penyederhanaan regulasi
• Penyederhanaan birokrasi
• Stabilitas politik dan pertahanan
keamanan
29
Rancangan Awal Target RKP Tahun 2022
Provinsi Sumatera Barat

30

30
Arah Kebijakan Pengembangan Wilayah Sumatera Tahun 2022

Mempercepat pemulihan industri, pariwisata, dan investasi pasca


Pandemi Covid-19.
Mewujudkan wilayah Sumatera menjadi pintu gerbang Indonesia dalam
perdagangan internasional serta menjadi lumbung energi nasional dan
lumbung pangan nasional.

Mengoptimalkan pengembangan industri hilir berbasis komoditas


unggulan, khususnya di wilayah Pesisir Timur Sumatera.

Meningkatkan pemerataan pembangunan wilayah Pesisir Barat


Sumatera.

Menguatkan kapasitas mitigasi dan penanganan bencana.


31
STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH SUMATERA 2022
A. Pemantapan Pertumbuhan Investasi Ekonomi Skala Nasional dan
Global pada Koridor Pertumbuhan
1. Mendorong operasionalisasi dan peningkatan investasi dengan memantapkan pasokan energi dan mengoptimalkan
paket-paket insentif fiskal dan nonfiskal sesuai dengan potensi/tema pengembangan kawasan.

2. Meningkatkan kemudahan perizinan investasi dan perluasan kerja sama antardaerah dalam peningkatan daya saing
daerah antara lain melalui forum kerja sama regional Wilayah Sumatera dan kerja sama regional antarnegara (IMT-
GT)

3. Meningkatkan konektivitas antar kawasan pengembangan, kota-kota utama, dan pusat pelayanan untuk
meningkatkan jangkauan layanan dan distribusi melalui :
• Pengembangan koridor tol trans sumatera di pesisir timur
• Penyediaan transportasi massal perkotaan sesuai dengan kebutuhan distribusi layanan
• Pengembangan sistem transportasi wilayah multimoda di Wilayah Metropolitan Medan dan Wilayah
Metropolitan Palembang

4. Meningkatkan upaya pemulihan ekonomi nasional dan pembentukan budaya hidup sehat menanggapi pandemik
covid-19, melalui:
• Peningkatan produktivitas budidaya pertanian, perkebunan, dan perikanan khususnya usaha rakyat
• Penataan kawasan permukiman dan peningkatan layanan dasar perumahan (air minum, sanitasi, drainase, dan
persampahan)

32
STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH SUMATERA 2022
B. Percepatan Pertumbuhan Investasi Ekonomi Skala Lokal dan Regional
pada Koridor Pemerataan
1. Mendorong percepatan pembangunan pada kawasan daerah tertinggal, perbatasan, dan pulau-pulau
terluar dengan menerapkan Standar Pelayanan Minimum dan perluasan jaringan listrik,
telekomunikasi, serta infrastruktur dasar lainnya.
2. Mempercepat penuntasan jaringan transportasi pengumpan (feeder) yang menghubungkan kawasan
tengah dan barat dengan jaringan infrastruktur utama Tol Trans Sumatera di pesisir timur dan
penuntasan jalan lingkar di daerah gugus-gugus pulau.
3. Meningkatkan akses dan mutu layanan pendidikan (difokuskan pada pendidikan menengah,
kejuruan/vokasional, dan tinggi) dan kesehatan (difokuskan pada puskesmas dan klinik yang
menjangkau langsung masyarakat).
4. Meningkatkan tata kelola dan kapasitas pemerintah daerah dan desa (aparatur, kelembagaan dan
keuangan) dalam rangka peningkatan daya saing daerah.
5. Mengoptimalkan pelaksanaan otonomi khusus Aceh dan pembangunan alternatif bagi peningkatan
kesejahteraan rakyat dan kemajuan daerah.
6. Meningkatkan ekonomi lokal melalui pengembangan industri kecil dan menengah berbasis sumber
daya alam dan pariwisata.
33
STRATEGI PENGUATAN PENANGGULANGAN BENCANA
Provinsi Sumatera Barat berdasarkan Kajian Risiko Bencana
1. Penguatan Kerangka Hukum Penanggulangan Bencana
a. Menyusun aturan daerah tentang penanggulangan bencana yang melingkupi fase sebelum bencana, saat bencana dan sesudah
bencana terjadi
b. Memperkuat ketersediaan cadangan anggaran (Dana BTT melalui APBD) untuk pelaksanaan penanganan darurat bencana daerah
2. Peningkatan Kemitraan Multi Pihak dalam Penanggulangan Bencana
a. Membentuk media publikasi pembangunan kesadaran masyarkat dalam melakukan praktik pengurangan risiko
b. Memperkuat Forum PRB untuk meningkatkan kapasitas pemerintah dan masyarakat tentang pengurangan risiko bencana.
c. Menerapkan kurikulum muatan lokal pengurangan risiko bencana yang telah disahka sebagai mata pelajaran di setiap level
pendidikan.
d. Membangun desa tangguh/siaga dalam menggalang praktik budaya pengurangan risiko bencana yang didukung serta diperkuat
oleh para pemangku kepentingan baik akademisi, praktisi maupun pemerintah.
e. Menyusun prosedur standar penilaian dalam mengevaluasi terbangunnya budaya pengurangan risiko bencana berbasis
komunitas yang berorientasi pada aspek sosial seperti jaringan pangan, kesehatan umum, perekonomian, asuransi infrastruktur.
3. Peningkatan Efektivitas Pencegahan dan Mitigasi Bencana
a. Memperbaharui hasil pengkajian risiko bencana secara berkala berdasarkan data terbaru.
4. Peningkatan Kesiapsiagaan dan Penanganan Darurat Bencana
a. Membangun sistem peringatan dini untuk bencana-bencana yang prioritas (yangkecenderungan sering terjadi) di daerah.
b. Memperkuat pelaksanaan review berkala prosedur-prosedur terkait kedaruratan bencana berdasarkan hasil evaluasi terhadap
operasi kedaruratan yang telah terjadi.
5. Peningkatan Kapasitas Pemulihan Bencana
a. Membentuk lembaga penjamin stabilitas kegiatan ekonomi masyarakat melaluipendampingan pemerintah dengan dunia usaha.
b. Mengimplementasikan rancangan pemulihan yang mempertimbangkan prinsip-prinsip risiko bencana pada masa pasca bencana.
34
Sumber: BNPB, 2020
Indikasi Proyek Prioritas
Provinsi Sumatera Barat
Tahun 2021-2024
7 AGENDA PEMBANGUNAN RPJMN 2020-2024
SEBAGAI PENERJEMAHAN VISI MISI DAN ARAHAN PRESIDEN
VISI-MISI PRESIDEN ARAHAN 7 AGENDA PEMBANGUNAN
PRESIDEN
Peningkatan Kualitas Manusia Pembangunan Ketahanan Ekonomi untuk
1 Indonesia 1 SDM 1 Pertumbuhan Berkualitas dan
Struktur Ekonomi yang Produktif,
Berkeadilan
2 Mandiri, dan Berdaya Saing
Pengembangan Wilayah untuk
2
Pembangunan
3
Pembangunan yang Merata dan
Berkeadilan 2 Infrastruktur
Mengurangi Kesenjangan

Mencapai Lingkungan Hidup yang SDM Berkualitas dan Berdaya


4 3 Saing
Berkelanjutan
Penyederhanaan
5
Kemajuan Budaya yang Mencerminkan
Kepribadian Bangsa
3 Regulasi Revolusi Mental dan
4 Pembangunan
Penegakan Sistem Hukum yang Bebas Kebudayaan
6 Korupsi, Bermartabat, dan Terpercaya
Penyederhanaan Infrastruktur untuk Ekonomi dan
Perlindungan bagi Segenap Bangsa dan 4 Birokrasi
5 Pelayanan Dasar
7 Memberikan Rasa Aman pada Seluruh
Warga
Lingkungan Hidup, Ketahanan
6
Pengelolaan Pemerintahan yang Bersih, Bencana, dan Perubahan Iklim
Transformasi
8 Efektif, dan Terpercaya 5 Ekonomi
Stabilitas Polhukhankam dan
9
Sinergi Pemerintah Daerah dalam 7 Transformasi Pelayanan Publik
Kerangka Negara Kesatuan
36
PROYEK PROVINSI SUMATERA BARAT BERDASARKAN RKP 2021
No. Proyek Povinsi Sumatera Tahun 2021 Indikasi Target Lokasi Instansi Pelaksana Dukungan Terhadap
Arahan Presiden

1 Pembangunan Destinasi Pariwisata Pengembangan Padang-Bukittinggi >1 Prov. Sumatera Barat Kemenhub dan Kemenparekraf 5

2 Pengembangan komoditas unggulan Kakao - Prov. Sumatera Barat Kementan 5

3 Pengembangan komoditas unggulan Kopi - Prov. Sumatera Barat Kementan 5

4 Pengembangan komoditas unggulan Karet - Prov. Sumatera Barat Kementan 5

5 Pengembangan komoditas unggulan Kelapa sawit - Prov. Sumatera Barat Kementan 5

6 Pengembangan komoditas unggulan lada, pala, cengkeh - Prov. Sumatera Barat Kementan 5

7 Pengembangan komoditas unggulan perikanan tangkap - Prov. Sumatera Barat Kemen KP 5

8. Pengembangan komoditas unggulan perikanan budidaya - Prov. Sumatera Barat Kemen KP 5

Kemenhub, Kemen ESDM, dan


9. Pengembangan Kota Besar, Kota Sedang, Kota Kecil 3 Prov. Sumatera Barat 5
KemenPUPR

10. Pembangunan Desa Terpadu 65,37 % Prov. Sumatera Barat Kemendesa PDTT, Kemendagri 2

11. Pembangunan Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional Agam 53,62 Kab. Agam Kemendesa PDTT 5

12. Revitalisasi Kawasan Transmigrasi Lunang Silaut 64,05 Lunang Silaut Kemendesa PDTT, Kemen ATR/BPN 5

13. Peningkatan kapasitas pemerintahan daerah dan hubungan pusat-daerah 8 Prov. Sumatera Barat Kemendagri 4

14. Pengelolaan dan pelayanan pertanahan - Prov. Sumatera Barat Kemen ATR/BPN 5

15. Penyelenggaraan Penataan Ruang - Prov. Sumatera Barat Kemen ATR/BPN 2

37
Grafik Statistik Usulan Provinsi Sumatera Barat
3% 3%
7% 3%
20% 7%
7% 37% 37%
43% 3%
3%
57% 47% 3%
20% 7% 63%
7%
3% 17% 3%

Infrastruktur dan
MP dan Non-MP PN dan Non-PN Jenis K/L yang terlibat
Non-Infrastruktur

Deskripsi Deskripsi Deskripsi Deskripsi


S U M AT E R A

❑ 13 usulan MP (43%) ❑ 6 usulan PN1 (20%) ❑ 11 usulan PUPR (37%)


❑ 1 usulan PN2 (3%) ❑ 19 usulan Infrastruktur (63%)
❑ 17 usulan Non-MP ❑ 2 usulan Pertanian (7%)
❑ 6 usulan PN3 (20%) ❑ 1 usulan KUKM (3%) ❑ 11 usulan Non-Infrastruktur
(57%)
Your Text Here
❑ 1 usulan PN4 (3%) Your Text❑ Here
5 usulan Kesehatan (17%) Your Text Here Your Text Here
(37%)
❑ 2 usulan Perhubungan (7%)
❑ 14 usulan PN5 (47%) Get a modern
Get a modern ❑ 1 usulan Kelautan dan PerikananGet
(3%) a modern Get a modern
❑ 2 usulan PN6 (7%) ❑ 1 usulan Energi dan Sumber Daya Mineral (3%)
PowerPoint Presentation PowerPoint Presentation PowerPoint Presentation
❑ 2 usulan LH dan Kehutanan (7%)
PowerPoint Presentation
❑ 0 usulan PN7 (0%)
that is beautifully that is beautifully
❑ 2 usulan BNPB (7%) that is beautifully
that is beautifully
❑ 1 usulan Dalam Negeri (3%)
designed. designed. designed.
❑ 1 usulan Perpustakaan Nasional RI (3%)
designed.
❑ 1 usulan Kominfo (3%)
Sumber : Laporan Pelaksanaan Rakortekrenbang, 2021
38
Grafik Statistik Pembahasan Usulan Provinsi Sumatera Barat
JUMLAH MP DAN NON-MP

18%

44%
100% 56% 100%

82%

Terbahas Tidak Terbahas MP Non-MP MP Non-MP MP Non-MP

Diakomodir Dibahas Lebih Lanjut Ditolak


Total Proyek Terbahas (11 usulan) (18 usulan) (1 usulan)
dan Tidak Terbahas
JUMLAH PN DAN NON-PN
3% 3% 3% 9% 5%
7% 17%
37%
27%
7%
3%
3% 37% 22%
7% 9% 56%
7%
9%
17% 3%
9% 100%
PUPR Pertanian KUKM Kesehatan

Perhubungan Kelautan ESDM LH

BNPB Dagri Perpustakaan Kominfo PN1 PN2 PN3 PN4 PN5 PN6 PN1 PN2 PN3 PN4 PN5 PN6 PN3

Diakomodir Dibahas Lebih Lanjut Ditolak


Jenis K/L Pembahas (11 usulan) (18 usulan) (1 usulan)
Sumber : Laporan Pelaksanaan Rakortekrenbang, 2021 39
Peta Sebaran
SEBARAN
SEBARAN Usulan
USULAN
USULAN Prioritas
PRIORITAS
PRIORITAS Rakorgub
RAKORGUB
RAKORGUB 2021 Tahun 2021
2021
Provinsi
PROVINSI
PROVINSI Sumatera
SUMATERA
SUMATERA BARAT Barat
BARAT

Kab.
Pasaman Kab. Lima
Puluh Kota
Keterangan : Kab. Tanah
Kab. Pasaman
Datar
Jalan Nasional Kota Besar Barat
Kota Bukittinggi
Pelabuhan Kab. Agam
Kota Sedang
Kab. Padang Pariaman Kota Sawah Lunto
Bandara
Kota Kecil Kota Pariaman
Sentra Kelautan dan Perikanan Bukittinggi
Terpadu (SKPT) Koridor Pembangunan Kab. Sijunjung
Koridor Pertumbuhan
Koridor Pemerataan
Kab. Solok Kab. Dharmasraya
Padang
Keterangan : Font hijau = diakomodir; Font Biru = dibahas lebih Kab. Kepulauan Kota Padang
lanjut; Font merah = Ditolak
Mentawai
Solok
Kab. Solok Selatan
SKPT Mentawai
RINCIAN OUTPUT RAKORGUB Kab. Pesisir Selatan
Pembangunan Jalan Trans Mentawai Ruas
Sigapokna-Labuhan Bajau* Pembangunan Ruas Jalan Bunga Tanjung-Teluk
Tapang
Penyediaan Infrastruktur Air Baku di Daerah
3T* Pembangunan Jalan Pasar Baru Alahan
Kab. Kepulauan
Penyediaan Infrastruktur Air Baku DPP Pembangunan Fly Over Panorama I Sitinjau
Mentawai
Padang dan Bukittinggi* Lauik

Peningkatan Gizi Ibu Hamil dan Baduta melalui Penyusunan DED Akses Jalan Teluk Tapang ke
Pendekatan 1000 HPK Perbatasan Provinsi Sumatera Utara Kab. Kepulauan
Pembangunan Jalan SP.Padang Aro-Lubuk Malako- Mentawai
Pembangunan Kapal Penyeberangan Perintis
Kepulauan Mentawai Type Ro-Ro (300-500 GT, Abai Sangir-Sei Dareh
150-200 Seat)

Sumber : Laporan Evaluasi Pelaksanaan Rakorgub, 2021


Proyek Prioritas Tahun 2022-2024
PROYEK PRIORITAS
NO. MP/PN RPJMN 2020-2024
Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024
MP Trans pada 18 Pulau
Pembangunan Jalan Trans Mentawai Ruas Sigapokna – Jalan Trans Mentawai Jalan Trans Mentawai Tertinggal, Terluar, dan Terdepan
1
Labuhan Bajau / PN 5
Jalan

Akses air minum perpipaan (10


2 Penyediaan Infrastruktur Air Baku di Daerah 3T Penyediaan air baku di daerah 3 T Penyediaan air baku di daerah 3 T Juta sambungan rumah) /PN 5

Penyediaan Infrastruktur Air Baku DPP Padang dan Penyediaan air baku di Kawasan Strategis DPP Akses air minum perpipaan (10
Penyediaan air baku di Kawasan Strategis DPP Padang-
3 Bukittinggi Padang- Buktitinggi Juta sambungan rumah) /PN 5
Buktitinggi

Peningkatan Gizi Ibu Hamil dan Baduta melalui


Percepatan Penurunan Kematian
4 Pendekatan 1000 HPK Penyediaan vaksin imunisasi dasar lengkap Penyediaan vaksin imunisasi dasar lengkap Ibu dan Stunting/ PN 3

Pembangunan Kapal Penyeberangan Perintis Kepulauan


5 Mentawai Berupa Pengadaan Kapal Antar Pulau Type RO- Jalan Akses Pelabuhan Teluk Tapang Jalan Akses Pelabuhan Teluk Tapang PN 5
RO (300-500 GT, 150-200 Seat)

Pembangunan kapal penyeberangan perintis Kep. Pembangunan kapal penyeberangan perintis


6 Pembangunan Ruas Jalan Bunga Tanjung – Teluk Tapang PN 5
Mentawai Kep. Mentawai

Peningkatan Jalur KA di Sumatera Barat (Padang - Peningkatan Jalur KA di Sumatera Barat (Padang
7 Pembangunan Jalan Pasar Baru Alahan Panjang Pariaman; Padang- Bukit Putus; Kayu Tanam - Batu - Pariaman; Padang- Bukit Putus; Kayu Tanam - PN 5
Tabal) Batu Tabal)

Pembangunan Rumah Susun termasuk untuk buruh, Pembangunan Rumah Susun termasuk untuk
8. Pembangunan Fly Over Panorama Sitinjau Lauik PN 5
pekerja dan ASN buruh, pekerja dan ASN

Penyusunan DED akses Jalan Teluk Tapang ke Perbatasan Tenaga Kerja yang Mendapat Pelatihan Berbasis Tenaga Kerja yang Mendapat Pelatihan Berbasis
9. PN 5
Sumatera Utara Kompetensi Kompetensi

Pembangunan Jalan Sp. Padang Aro- Lubuk Malako-Abai Guru yang memperoleh peningkatan Kompetensi dan Guru yang memperoleh peningkatan
10. PN 5
Sangir-Sei Dareh Pembinaan Kompetensi dan Pembinaan
Prima Barata Pulau 41
Sumber: Kesepakatan Rakorgub Tahun 2021 Sumber: Exercise dari RPJMN 2020-2024 & Prima Barata 2020-2024 Sumatera 2020-2024
TERIMA KASIH
LAMPIRAN
LAMPIRAN A:
Indikasi Proyek Prioritas
Provinsi Sumatera Barat
PROYEK PROVINSI SUMATERA BARAT BERDASARKAN RKP 2021
No. Proyek Povinsi Sumatera Tahun 2021 Indikasi Target Lokasi Instansi Pelaksana Dukungan Terhadap
Arahan Presiden

1 Pembangunan Destinasi Pariwisata Pengembangan Padang-Bukittinggi >1 Prov. Sumatera Barat Kemenhub dan Kemenparekraf 5

2 Pengembangan komoditas unggulan Kakao - Prov. Sumatera Barat Kementan 5

3 Pengembangan komoditas unggulan Kopi - Prov. Sumatera Barat Kementan 5

4 Pengembangan komoditas unggulan Karet - Prov. Sumatera Barat Kementan 5

5 Pengembangan komoditas unggulan Kelapa sawit - Prov. Sumatera Barat Kementan 5

6 Pengembangan komoditas unggulan lada, pala, cengkeh - Prov. Sumatera Barat Kementan 5

7 Pengembangan komoditas unggulan perikanan tangkap - Prov. Sumatera Barat Kemen KP 5

8. Pengembangan komoditas unggulan perikanan budidaya - Prov. Sumatera Barat Kemen KP 5

Kemenhub, Kemen ESDM, dan


9. Pengembangan Kota Besar, Kota Sedang, Kota Kecil 3 Prov. Sumatera Barat 5
KemenPUPR

10. Pembangunan Desa Terpadu 65,37 % Prov. Sumatera Barat Kemendesa PDTT, Kemendagri 2

11. Pembangunan Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional Agam 53,62 Kab. Agam Kemendesa PDTT 5

12. Revitalisasi Kawasan Transmigrasi Lunang Silaut 64,05 Lunang Silaut Kemendesa PDTT, Kemen ATR/BPN 5

13. Peningkatan kapasitas pemerintahan daerah dan hubungan pusat-daerah 8 Prov. Sumatera Barat Kemendagri 4

14. Pengelolaan dan pelayanan pertanahan - Prov. Sumatera Barat Kemen ATR/BPN 5

15. Penyelenggaraan Penataan Ruang - Prov. Sumatera Barat Kemen ATR/BPN 2

45
Indikasi Proyek Prioritas Tahun 2022 Berdasarkan Hasil Pembahasan Rakorgub 2021
No. Proyek Prioritas 2022 Indikasi Target Lokasi Instansi Pelaksana MP/PN RPJMN 2020- Kesimpulan Rakortek Alokasi Pendanaan
2024 2021 (Rp. Miliar)

MP Trans pada 18 Pulau


Pembangunan Jalan Trans Mentawai Ruas Sigapokna –Labuhan Pulau Siberut Barat , Tertinggal, Terluar, dan
1 17,95 Km Kemen PUPR Dibahas lebih lanjut 154,60
Bajau Mentawai Terdepan / PN 5
Jalan
Akses air minum
Pulau Sipora Mentawai, perpipaan (10 Juta
2 Penyediaan Infrastruktur Air Baku di Daerah 3T 3 unit dan Paraman Ampalu Kemen PUPR sambungan rumah) /PN Dibahas lebih lanjut 1341,3
(Kab. Pasaman Barat) 5

Akses air minum


Penyediaan Infrastruktur Air Baku DPP Padang dan 6 lokasi perpipaan (10 Juta
Kota Padang dan
3 Bukittinggi dan 1 Kemen PUPR sambungan rumah) /PN Dibahas lebih lanjut 207,9
Bukittinggi
DED 5

Peningkatan Gizi Ibu Hamil dan Baduta melalui Pendekatan Percepatan Penurunan
Kab. Lima Puluh Kota, dan
4 1000 HPK 6500 Kemenkes Kematian Ibu dan Dibahas lebih lanjut 1.205,4
Kab. Pasaman Barat
Stunting/ PN 3
Pembangunan Kapal Penyeberangan Perintis Kepulauan
Kab. Solok Selatan, Kab.
5 Mentawai Berupa Pengadaan Kapal Antar Pulau Type RO-RO 4 Unit Kemenhub PN 5 Dibahas lebih lanjut 30
Dharmasraya
(300-500 GT, 150-200 Seat)
31,4 Km dan 5 Kab. Solok dan Pesisir
6 Pembangunan Ruas Jalan Bunga Tanjung – Teluk Tapang Kemen PUPR PN 5 Diakomodir 200
Jembatan Selatan

Kab. Solok, Kab. Pesisir


7 Pembangunan Jalan Pasar Baru Alahan Panjang 7,46 Km Kemen PUPR PN 5 Diakomodir -
Selatan

8. Pembangunan Fly Over Panorama Sitinjau Lauik 2,6 Km Kota Padang Kemen PUPR PN 5 Dibahas lebih lanjut -

Penyusunan DED akses Jalan Teluk Tapang ke Perbatasan


9. 1 Unit Kab. Pasaman Barat Kemen PUPR PN 5 Dibahas lebih lanjut -
Sumatera Utara
Pembangunan Jalan Sp. Padang Aro- Lubuk Malako-Abai Sangir- 115 Km dan 5 Kab. Solok Selatan, Kab, Dibahas lebih lanjut
10. Kemen PUPR PN 5 351
Sei Dareh Jembatan Dharmasraya
Prima Barata Pulau Sumatera 2020-2024 46
Indikasi Proyek Prioritas Tahun 2023
Berdasarkan RPJMN 2020-2024
No. Proyek Prioritas 2023 Indikasi Target Lokasi Instansi Pelaksana MP/PN RPJMN 2020-2024 Alokasi Pendanaan (Rp.
Miliar)

Akses air minum perpipaan


1 Penyediaan air baku di daerah 3 T 4,1 m3/detik Sumatera Barat Kementrian PUPR (10 Juta sambungan rumah) 1341,3
/ PN 5

Jalan Trans pada 18 Pulau


2 Jalan Trans Mentawai 12 Km Sumatera Barat Kementrian PUPR Tertinggal, Terluar, dan 150,03
Terdepan / PN 5

Akses air minum perpipaan


3 Penyediaan air baku di Kawasan Strategis DPP Padang- Buktitinggi 0,70 m3/detik Sumatera Barat Kementrian PUPR (10 Juta sambungan rumah / 1649,6
PN 5

Percepatan Penurunan
Kementerian
4 Penyediaan vaksin imunisasi dasar lengkap 94% 34 Provinsi Kematian Ibu dan Stunting / 1,338
Kesehatan
PN 3

5 Jalan Akses Pelabuhan Teluk Tapang 8 Km Sumatera Barat Kementrian PUPR PN 5 200

Kementerian
6 Pembangunan kapal penyeberangan perintis Kep. Mentawai 1 unit Kepulauan Mentawai PN 5 15
Perhubungan
Peningkatan Jalur KA di Sumatera Barat (Padang - Pariaman; Kementerian
7 20 Km Sumatera Barat PN 2 200
Padang- Bukit Putus; Kayu Tanam - Batu Tabal) Perhubungan
Pembangunan Rumah Susun termasuk untuk buruh, pekerja dan
8. 303 Unit Sumatera Barat Kementrian PUPR PN 2 197
ASN
Kementerian
9. Tenaga Kerja yang Mendapat Pelatihan Berbasis Kompetensi 260.000 orang 34 Provinsi PN 3 2168, 275
Ketenagakerjaan
Kementerian
10. 10.000 orang Pusat dan Daerah Pendidikan dan PN 3 93,3
Guru yang memperoleh peningkatan Kompetensi dan Pembinaan Kebudayaan
Prima Barata Pulau Sumatera 2020-2024 47
Indikasi Proyek Prioritas Tahun 2024
Berdasarkan RPJMN 2020-2024
No. Proyek Prioritas 2022 Indikasi Target Lokasi Instansi Pelaksana MP/PN RPJMN 2020- Indikasi Pendanaan
2024 (Milyar)
Akses air minum
1 Penyediaan air baku di daerah 3 T 3,7 m3/detik Sumatera Barat Kementrian PUPR perpipaan (10 Juta 1.217,9
sambungan rumah) / PN 5
Jalan Trans pada 18 Pulau
2 Jalan Trans Mentawai 11, 28 km Sumatera Barat Kementrian PUPR Tertinggal, Terluar, dan 141,5
Terdepan / PN 5
Akses air minum
Penyediaan air baku di Kawasan Strategis DPP Padang-
3 0,71 m3/detik Sumatera Barat Kementrian PUPR perpipaan (10 Juta 233,6
Buktitinggi
sambungan rumah / PN 5
Percepatan Penurunan
4 Penyediaan vaksin imunisasi dasar lengkap 95% 34 Provinsi Kementerian Kesehatan Kematian Ibu dan Stunting 1.485,2
/ PN 3

5 Jalan Akses Pelabuhan Teluk Tapang 8 km Sumatera Barat Kementrian PUPR PN 5 200

Kementerian
6 Pembangunan kapal penyeberangan perintis Kep. Mentawai 1 unit Kepulauan Mentawai PN 5 15
Perhubungan
Peningkatan Jalur KA di Sumatera Barat (Padang - Pariaman; Sumatera Barat Kementerian
7 10 km PN 2 100
Padang- Bukit Putus; Kayu Tanam - Batu Tabal) Perhubungan
Pembangunan Rumah Susun termasuk untuk buruh, pekerja Kementrian PUPR
8 651 unit Sumatera Barat PN 2 424,1
dan ASN
Kementerian
9 Tenaga Kerja yang Mendapat Pelatihan Berbasis Kompetensi 275.000 orang 34 Provinsi PN 3 2349,3
Ketenagakerjaan
Guru yang memperoleh peningkatan Kompetensi dan Kementerian Pendidikan
10 11.000 orang Pusat dan Daerah PN 3 110,9
Pembinaan dan Kebudayaan

Prima Barata Pulau Sumatera 2020-2024 48


LAMPIRAN B:
Poin Penting Rakor Tingkat Menteri untuk
Pengembangan Wilayah dan Percepatan
Infrastruktur di Provinsi Sumatera Barat
50
Poin Penting dalam Agenda Rakor Kemenkomarinvest :
Pengembangan Wilayah dan Percepatan Infrastruktur di Sumatera Barat
1. Agenda Rakor ini dihadiri oleh Para Menteri terkait dan para Eselon 1 & 2 yang mewakili
2. Provinsi Sumatera Barat mengajukan beberapa permohonan pembangunan infrastruktur
yang diusulkan menggunakan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Padat Karya
3. Terdapat beberapa usulan yang diajukan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, usulan
tersebut mencakup :
• Peningkatan Daerah Irigasi Batang Batahan Kab. Pasaman Barat
• Normalisasi dan Perkuatan Tebing Sungai Batang Sikabau Kab. Pasaman Barat
• Rehabilitasi Daerah Irigasi Banda Laweh Sirukam
• Normalisasi dan Perkuatan Tebing Batang Tapan Kab. Pesisir Selatan
• Pengadaan Kapal Antar Pulau Type Ro-Ro (390-500 GT, 150-200 Seat)
• Pembangunan KEK Mentawai
• Pengembangan Kawasan Food Estate di Kab. Pasaman Barat
• Pengembangan Kawasan Food Estate di Kab. Pasaman
• Pengembangan Kawasan Food Estate di Kab. Padang Pariaman
• Pengembangan Kawasan Food Estate di Kab. Solok Selatan
3. Kemenkomarinvest meminta dukungan ke Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, dalam
beberapa hal:
• Selalu melakukan pengecekan terhadap usulan yang disampaikan melalui Bupati di
Kabupaten terkait
• Penggunaan Produk Dalam Negeri
• Penggunaan Aspal Buton dalam pembangunan dan preservasi jalan dan Jembatan
• Penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai, baik sebagai kendaraan
angkutan umum maupun kendaraan operasional
4. Meminta K/L yang terkait untuk selalu mengawal proyek yang diusulkan oleh Pemerintah
Provinsi Sumatera Barat.
5. Akan dilaksanakan rakor sebulan kemudian untuk rapat tindak lanjut dalam rangka
pengembangan wilayah dan percepatan infrastruktur di Provinsi Sumatera Barat. 51
TERIMA KASIH
LAMPIRAN
PDRB DAN PERTUMBUHAN PDRB SUMBAR (Harga Konstan 2010)
PDRB 2010-2020 (juta Rupiah) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Pertanian 27.277.724 28.535.020 29.284.905 30.372.991 32.151.490 33.546.757 34.222.562 35.387.635 36.612.273 37.557.645 38.004.669
Pertambangan & Penggalian 4.782.074 5.028.188 5.321.007 5.722.821 5.923.565 6.144.577 6.267.607 6.338.267 6.705.049 7.121.860 7.028.908
Industri Pengolahan 12.277.028 12.859.180 13.690.474 14.388.523 15.140.072 15.418.540 16.174.097 16.540.005 16.445.056 16.118.678 16.031.856
Listrik Gas dan Air Bersih 216.509 226.344 239.501 249.524 273.709 287.394 312.400 324.933 335.321 352.454 337.864
Bangunan 8.279.103 8.925.027 9.814.012 10.825.242 11.523.580 12.315.040 13.126.837 14.075.896 15.066.990 16.336.312 15.858.628
Perdagangan Hotel & Restoran 16.964.760 17.957.339 19.467.445 20.690.934 21.852.543 23.047.020 24.354.035 25.972.755 27.818.750 29.851.484 29.218.356
Pengangkutan & Komunikasi 16.701.894 18.167.746 19.829.444 21.554.182 23.252.822 25.339.849 27.441.250 29.564.839 31.703.734 33.665.166 31.541.575
Keuangan Persewaan & Jasa
Perusahaan 5.646.797 6.038.693 6.495.221 6.876.789 7.237.225 7.556.934 8.071.229 8.330.484 8.554.694 8.920.685 8.961.538
Jasa-Jasa 12.871.850 13.941.958 14.582.416 15.259.627 15.985.830 17.063.361 18.164.228 19.441.678 20.753.402 22.289.508 22.474.720
PDRB 105.017.739 111.679.493 118.724.425 125.940.634 133.340.836 140.719.474 148.134.244 155.976.492 163.995.268 172.213.791 169.458.114

Pertumbuhan Lapangan Usaha (%) 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Pertanian 4,61 2,63 3,72 5,86 4,34 2,01 3,40 3,46 2,58 1,19
Pertambangan & Penggalian 5,15 5,82 7,55 3,51 3,73 2,00 1,13 5,79 6,22 -1,31
Industri Pengolahan 4,74 6,46 5,10 5,22 1,84 4,90 2,26 -0,57 -1,98 -0,54
Listrik Gas dan Air Bersih 4,54 5,81 4,19 9,69 5,00 8,70 4,01 3,20 5,11 -4,14
Bangunan 7,80 9,96 10,30 6,45 6,87 6,59 7,23 7,04 8,42 -2,92
Perdagangan Hotel & Restoran 5,85 8,41 6,28 5,61 5,47 5,67 6,65 7,11 7,31 -2,12
Pengangkutan & Komunikasi 8,78 9,15 8,70 7,88 8,98 8,29 7,74 7,23 6,19 -6,31
Keuangan Persewaan & Jasa Perusahaan 6,94 7,56 5,87 5,24 4,42 6,81 3,21 2,69 4,28 0,46
Jasa-Jasa 8,31 4,59 4,64 4,76 6,74 6,45 7,03 6,75 7,40 0,83
Pertumbuhan PDRB (%) 6,34 6,31 6,08 5,88 5,53 5,27 5,29 5,14 5,01 -1,60
JUMLAH & PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA SUMBAR (Harga Konstan 2010)
TENAGA KERJA 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Pertanian 900.306 835.587 848.835 817.903 818.714 856.437 855.583 824.649 836.071 844.064 935.130
Pertambangan & Penggalian 24.738 29.918 32.634 36.004 40.899 31.254 63.930 37.611 39.617 28.634 32.560
Industri Pengolahan 138.312 155.272 161.519 132.286 149.483 155.953 217.000 211.516 210.052 232.639 244.090
Listrik Gas dan Air Bersih 3.662 8.692 5.032 4.837 6.530 7.947 12.286 11.314 14.154 14.305 9.110
Bangunan 104.218 124.684 115.647 100.933 115.213 114.354 115.233 137.608 146.766 135.930 131.270
Perdagangan Hotel & Restoran 406.197 425.962 443.992 472.804 487.056 528.916 545.622 600.393 637.272 640.945 682.370
Pengangkutan & Komunikasi 101.674 104.637 103.568 98.796 96.540 95.744 104.091 98.483 101.111 105.230 91.040
Keuangan Persewaan & Jasa
22.918 37.709 42.989 43.177 46.915 44.608 60.438 45.812 54.525 59.534 42.810
Perusahaan
Jasa-Jasa 339.429 329.235 331.267 354.369 418.986 349.386 373.728 377.586 370.882 399.273 413.170
Jumlah Tenaga Kerja 2.041.454 2.051.696 2.085.483 2.061.109 2.180.336 2.184.599 2.347.911 2.344.972 2.410.450 2.460.554 2.581.550

Produktivitas Tenaga Kerja (Rp) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Pertanian 30.298.281 34.149.669 34.500.114 37.135.199 39.270.722 39.170.140 39.999.114 42.912.360 43.790.865 44.496.205 40.641.054
Pertambangan & Penggalian 193.308.856 168.065.641 163.051.022 158.949.597 144.833.986 196.601.313 98.038.585 168.521.634 169.246.774 248.720.411 215.875.541
Industri Pengolahan 88.763.288 82.817.120 84.760.765 108.768.300 101.282.901 98.866.583 74.535.009 78.197.417 78.290.404 69.286.224 65.680.102
Listrik Gas dan Air Bersih 59.123.045 26.040.446 47.595.543 51.586.543 41.915.559 36.163.830 25.427.319 28.719.531 23.690.899 24.638.506 37.087.158
Bangunan 79.440.241 71.581.175 84.861.796 107.251.765 100.019.789 107.692.256 113.915.605 102.289.806 102.659.946 120.181.797 120.809.229
Perdagangan Hotel & Restoran 41.764.858 42.157.138 43.846.387 43.762.180 44.866.593 43.574.065 44.635.361 43.259.590 43.652.868 46.574.174 42.818.935
Pengangkutan & Komunikasi 164.269.073 173.626.400 191.463.042 218.168.569 240.862.049 264.662.532 263.627.496 300.202.466 313.553.754 319.919.853 346.458.427
Keuangan Persewaan & Jasa
Perusahaan 246.391.364 160.139.300 151.090.295 159.269.733 154.262.504 169.407.603 133.545.594 181.840.658 156.894.895 149.841.858 209.332.829
Jasa-Jasa 37.922.070 42.346.523 44.020.128 43.061.405 38.153.615 48.838.137 48.602.803 51.489.403 55.956.886 55.825.232 54.395.817
Produktivitas Rata-Rata (Rp) 51.442.619 54.432.768 56.928.982 61.103.335 61.156.095 64.414.327 63.091.933 66.515.290 68.035.126 69.989.844 65.642.004

Anda mungkin juga menyukai