Anda di halaman 1dari 40

CARA MENCARI HARI BAIK UNTUK KEPERLUAN MANTU ,

KHITAN DAN LAIN-LAIN BERDASARKAN KITAB PRIMBON


BETALJEMUR ADDAMAKNA

KITAB PRIMBON BETAL JEMUR ADAMMAKNA bagi orang Jawa saat ini
masih dijadikan dasar penghitungan berbagai macan keperluan. Utamanya
dalam hal pernikahan primbon ini masih dijadikan acuan dalam menentukan
berbagai hal .

Diantara yang sering ditanyakan adalah hari dan weton si calon pengantin.
Hari dan weton ini adalah berkaitan dengan watak, dan juga peruntungan .
Sehingga sering kali perjodohan gagal dikarenakan tidak ada kecocokan dan
hari dan weton.

Memang dalam buku kitab KITAB PRIMBON BETAL JEMUR


ADAMMAKNA ini ada bab khusus yang menerangkan tentang hari dan
weton . Dalam bab itu juga diterangkan prediksi si calon pengantin jika
dijodohkan ke depan. Hitungan itulah yang masih dijadikan patokan dalam
hal perjodohan di kalangan orang jawa .

Salah satu yang terpenting lagi adalah menentukan hari ijab Kabul . Orang
jawa juga tidak sembarang menentukan kapan akan dilaksanakan. Mereka
juga akan mencari referensi dalam menentukan hari baik itu.

Kebanyakan mereka yang tidak mempunyai pedoman sering meminta tolong


pada orang pintar atau orang yang dituakan. Dengan mencari hari baik
tersebut mereka berharap kelak perjodohan mereka akan langgeng ,beroleh
anak dan rejeki yang banyak.

Memang hari untuk gawe semua nya baik , namun dari 365 hari dalam satu
tahun tentunya ada yang lebih baik. Kadang-kadang ini menjadi salah
kaprah katanya semua hari baik . Namun pada kenyataannya ada
bulan-bulan yang jarang punya gawe. Tetapi ada juga bulan-bulan yang
penuh dengan orang punya gawe.

Intinya kita masih mempergunakan perhitungan leluhur kita yang tertera


dalam buku primbon. Ada banyak buku primbon yang beredar saat ini .
Namun salah satu primbon yang menjadi dasar perhitungan orang jawa
adalah “ SERIAL KITAB PRIMBON ADDAMMAKNA” .

Kitab primbon yang saat ini berjumlah 7 jilid berisikan bermacam-macam


ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kehidupan manusia dari lahir
sampai dengan meninggal dunia. Salah satunya adalah menghitung hari
baik untuk orang punya hajat ,gawe atau berbagai macam keperluan. Sering
orang harus ke sana kemari untuk mencari referensi.

Dalam satu serial Primbon Adammakna ini ada primbon yang berjudul “
Kitab Primbon Betaljemur Adammakna. Nah di dalam kitab inilah kita bisa
menghitung hari baik tersebut. Hari baik itu ditentukan berdasarkan tanggal ,
bulan , serta tahunnya.
Dalam menentukan hari baik dalam satu tahun itu harus dihindari hal seperti ,
dina ala, dina tali wangke , dina sampar wangke,. Untuk menentukan bulan
kita harus menghindari laranganing sasi , sangaring sasi, patining sasi.
Tahun juga begitu kita harus menghindari kunarpaning warsa , sangaring
warsa.

Di dalam BUKU KITAB PRIMBON BETAL JEMUR ADDAMKANAini telah


dibedah bab mengenai hari baik untuk punya gawe dan lain sebagainya .
Tepatnya mulai halaman 8 sampai dengan 21. Dalam halaman-halaman itu
kita bisa menentukan tanggal serta bulan yang baik .

Namun demikian tidak semua orang bisa memahami perhitungan primbon


secara cepat. Oleh karena itu kami pengelola BLOG PUSAT INFORMASI
MASYARAKAT PESISIR / www.for-mass.blogspot.com .

Yang salah satu programnya adalah melestarikan warisan leluhur kita


berupa kita “ Kitab Primbon “ dan juga Kamus Jawa. Memberikan
pengetahuan tentang bagaimana menghitung hari baik berdasarkanKITAB
PRIMBON BETAL JEMUR ADAMMAKNA .

Setelah kami pelajari secara seksama maka perhitungan hari baik itu diawali
dalam menentukan bulan terlebih dahulu . Bulan ini hitungannya bukan bulan
Masehi ( januari – Desember ) namun bulan Hijriyah ( Muharam atau Suro
– Ddulhijjah atau Besar ). Adapun perhitungan bulan-bulan untuk keprluan
ijabing pengantin adalah sebagai berikut:

NO BULAN URAIAN REKOMENDASI


1 Suro Tukar padu , nemu kerusakan X
2 Sa p a r K e kura ng a n , ba nya k huta ng V
3 M ulud M a ti sa la h sa tu X
4 B a kda Se rin g d ig unjing ka n o ra ng V
m ulud
5 Jum a d il Se rin g te rtipu, kehila ng a n , ba n ya k V
Aw al m usuh
6 Jumadil Kaya akan harta benda V
Akhir
7 Rejeb Selamat serta banyak anak V
8 Ruwah Selamat dan selalu damai V
9 Poso Akan mendapat kecelakaan X
10 Syawal Kekurangan dan banyak hutang V
11 Apit Sering sakit,bertengkar dengan X
tetangga
12 Besar Kaya dan akan mendapat kebahagiaan V

Keterangan:
1. V =Baikuntukdilaksanakan
2. V=kurangbaikuntukdilaksanakan
3. X=tidakbaikuntukdilaksanakan

Nah setelah kita ketemu bulannya kita akan menghitung tanggal berapa
yang akan direkomendasikan untuk orang yang akan melaksanakan acara
ijab Kabul. Dalam perhitungan ini kita harus menghindari hari dan tanggal
yang termasuk dalam pantangan .

Dari hasil penghitungan yang dilakukan mengacu pada KITAB PRIMBON


BETAL JEMUR ADAMMAKNA tersebut diatas maka diperoleh pasaran , hari
dan tanggal pantangan . Maksudnya pada hari pasaran , hari serta tanggal di
bawah ini TIDAK DIREKOMENDASIKAN untuk pelaksanaan akad nikah atau
ijab Kabul . Adapun kesimpulannya adalah sebagai berikut :

HARI,TANGGAL YANG TIDAKDIREKOMNDASIKAN


UNTUKIJABKABUL/AKADNIKAH

NO BULAN TIDAK DIREKOMENDASIKAN


Hari :SENIN, SELASA, SABTU,AHAD
1 Suro Tanggal : 6, 13,11,18
Rabu Pahing
2 Sapar Hari :SENIN, SELASA, SABTU,AHAD
Tanggal : 1,10,20
KAMIS PON
Hari :SENIN, SELASA,RABU, KAMIS
3 Mulud Tanggal : 1,3,8,10,15,20
JUM’ AT WAGE
Hari :SENIN, SELASA, RABU, KAMIS
4 Bakda mulud Tanggal : 10 ,16,20,28
SABTU KLIWON
Hari :SENIN, SELASA, RABU, KAMIS
5 Jumadil Awal Tanggal : 1,5,10,11,28
SENIN KLIWON
Hari : RABU, KAMIS , JUM’ AT
6 Jumadil Akhir Tanggal : 10, 14,18
SELASA LEGI
Hari : RABU, KAMIS , JUM’ AT
7 Rejeb Tanggal : 2 , 13 , 14, 18, 27
RABU PAHING
Hari : RABU, KAMIS , JUM’ AT
8 Ruwah Tanggal : 4, 12, 13, 26, 28
KAMIS PON
Hari : JUM’ AT , SABTU, AHAD
9 Poso Tanggal : 7, 9, 12, 20, 21, 24
JUM’ AT WAGE
Hari : JUM’ AT, SABTU,AHAD
10 Syawal Tanggal : 2, 10, 20
SABTU KLIWON
Hari : JUM’ AT , SABTU,AHAD
11 Apit Tanggal : 2,9,13, 22, 24, 28
SENIN KLIWON
Hari : SABTU , AHAD, SENIN, SELASA
12 Besar Tanggal : 6, 10, 12, 20,25
SELASA LEGI

LALU BAGAIMANA CARA MENERAPKANNYA DI KALENDER ??????


Kita ambil contoh salah satu bulan di tahun 2014 misal JUNI BERTEPATAN
DENGAN BULAN RUWAH 1435 setelah dihitung ketemu gambar seperti di
bawah ini :
BULAN JUNI 2014 / RUWAH 1435

SENIN 4 PAHING 11 WAGE 18 LEGI 25 PON

SELASA 5 PON 12 KLIWON 19 PAHING 26 WAGE

RABU 6 WAGE 13 LEGI 20 PON 27 KLIWON

KAMIS 7 KLIWON 14 PAHING 21 WAGE 28 LEGI

JUM'AT 8 LEGI 15 PON 22 KLIWON 29 PAHING

SABTU 9 PAHING 16 WAGE 23 LEGI 30 PON


Keterangan :
1. Yang berwarna Merah tidak direkomendasikan untuk ijab Kabul
2. Yang berwarna hijau di rekomendasikan untuk ijab Kabul atau akad nikah
Ini mengacu pada data dibawah ini :

Hari : RABU, KAMIS ,


JUM’ AT
8 Ruwah Tanggal : 4, 12, 13, 26, 28
KAMIS PON

Untuk bulan-bulan berikutnya dari SYAWAL – REJEB Penghitungannya juga


sama mengacu pada data HARI,TANGGAL YANG TIDAKDIREKOMNDASIKAN
UNTUKIJABKABUL/AKADNIKAH diatas .

Dari hasil penghitungan di bab hari baik untuk boyongan atau pindah rumah
dan juga membuat atau memindah rumah admin telah menghasilkan hari
yang direkomendasikan seperti di bawah ini :

Hari baik untuk pindahan atau boyongan:


1. Jum’ at legi , Jum’ at Pahing
2. Sabtu Kliwon , Sabtu Legi
3. Selasa Pon , Selasa Wage
4. Rabu pon , Rabu Pon
5. Kamis Legi , Kamis Pahing

Hari baik untuk memindah atau mendirikan rumah :

1. Ahad Kliwon, Ahad Pon, Ahad Wage


2. Senin Legi , Senin Pahing
3. Selasa Pon
4. Rabo Kliwon , Rabo Poan , Rabo Wage
5. Kamis Kliwon, Kamis Legi, Kamis Pahing
6. Jum’ at Pon
7. Sabtu Legi , Sabtu Pahing

Selain itu saya juga akan memberi bonus lagi yaitu perhitungan begja
cilaka ( Peruntungan) berdasarkan neptu dan hari kelahirannya
seseorang seperti di bawah ini . Hasil ini berdasarkan kesimpulan yang
diambil dari kitab KITAB PRIMBON BETAL JEMUR ADAMMAKNA :

DINA KELAIRAN
SERTA KABEGJAN LAN KACILAKANE

NO D in a + N ep tu B eg ja lan c ila k a
1 7 S an d h a n g , A k eh R ije k ine J em b a r B ud in e
R ejek i, A k e h R ije k in e , S ug ih , D a d i P a n g a u b a n in g
2 8 W o n g A k eh
La ra , K a n g ela n P a ng u p a S a n d h a n g P a n g a n ,D a d i
3 9 W ong K uat
4 10 Pa ti , A la K a ru s a k a n G ed h e, B is a D a d i M u lya
5 11 La ir ,K u w a t Sa b a ran g G a w e
6 12 S an d h a n g , A k eh R ije k ine J em b a r B ud in e
R ejek i, A k e h R ije k in e , S ug ih , D a d i P a n g a u b a n in g
7 13 W o n g A k eh
La ra , K a n g ela n P a ng u p a S a n d h a n g P a n g a n ,D a d i
8 14 W ong K uat
9 15 Pa ti , A la K a ru s a k a n G ed h e
10 16 La ir , K u w a t S a b a ra n g G a w e
11 17 S an d h a n g , A k eh R ije k ine J em b a r B ud in e
R ejek i, A k e h R ije k in e , S ug ih , D a d i P a n g a u b a n in g
12 18 W o n g A k eh

1. Anda lahir pada tanggal 17 Agustus 1982 maka harus dicari neptu dan hari lahirnya .
Setelah dicari ketemu : SELASA KLIWON , SELASA : 3 DAN KLIWON 8 = 11 jadi orang
yang lahir pada tanggal itu mempunyai watak lair yang artinya akan memiliki kekuatan di
seluruh pekerjaannya

2. Pacar anda misalnya lahir pada tanggal 12 Maret 1985 kemudian dicari neptu dan hari
lahirnya ketemu SELASA PON , SELASA = 3 PON = 7 jumlah jadi 10 jadi watak pacar anda
jatuh pada Pati yaitu kerusakan yang besar jadi harus banyak hati-hatinya begitu
seterusnya

PETUNG SALAKI RABI


Untuk petung salaki rabi inilah perhitungan untuk perjodohan dua anak
manusia yang didasarkan atas weton masing-masing yang dijadikan satu
kemudian ketemu berapa . Dan jumlah hasil perhitungan mengacu pada
table di bawah ini yang telah disarikan dari KITAB PRIMBON BETAL JEMUR
ADAMMAKNA

NEPTU Pria +
NO Wanita TIBA
1 17 7 Leb u K atiu p A n g in
2 18 4 Su m u r S in a b a
3 19 5 Sa triya W ira n g
4 20 6 B u m i K a p eth a k
5 21 1 W a s es a S eg a ra
6 22 2 Tu n g g a k S em i
7 23 3 Sa triya W ib a w a
8 24 4 Su m u r S in a b a
9 25 5 Sa triya W ira n g
10 26 6 B u m i K a p eth a k
11 27 7 Leb u K atiu p A n g in
12 28 7 Leb u K atiu p A n g in
13 29 1 W a s es a S eg a ra
14 30 2 Tu n g g a k S em i
15 31 1 W a s es a S eg a ra
16 32 2 Tu n g g a k S em i
17 33 3 Sa triya W ib a w a
18 34 4 Su m u r S in a b a
19 35 5 Sa triya W ira n g
20 36 6 B u m i K a p eth a k

Keterangan : 1. Wasesa segara, kamot,


jembar budine,sugih pangapura , gedhe prebawane
2. Tunggak semi, cepak rijekine
3. Satriya Wibawa , Oleh kamulyan lan Kaluhuran
4. Sumur sinaba , Dadi pangungseng kepinteran
5. Satriya Wirang, Nandhang duka cita, kawirangan,
6. Bumi Kapethak , Petengan aten , nanging taberi ing gawe, kuat nandang
7. Lebu Katiup angina, nandang papa cintraka,kabeh karepe ora dadi ,
kerep ngalih omah
Adapun cara menghitungnya adalah sebagai berikut :
1. Anda lahir pada tanggal 17 Agustus 2014 wetonnya : SELASA KLIWON = 11
2. Pacar anda lahir 12 Maret 1985 wetonnya : SELASA PON = 10
Penghitunggannya : Anda = 11
Pacar Anda = 10
Jumlah = 21

Maka kesimpulannya perjodohan jatuh pada : WASESA SEGARA


( Kamot, jembar budhine , sugih pangapura lan gedhe prebawane)
Begitu seterusnya … … … … … … … … … … … … … … …

Disarikan dari : Buku Betal Jemur Addammakna


Untuk Keterangan lebih lanjut Hubungi :

FATKHUL MUIN
PUSAT INFORMASI MASYARAKAT PESISIR
www.for-mass.blogspot.com
Ds. Kedungmutih RT: 02/02Wedung
Demak Jateng 59554
HP: 085641629350 )
pakardans@gmail.com

Diposkan oleh falikhatul Ibriza di 21.57


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: BETALJEMUR ADAMMAKNA

1 komentar:

1.
winarto Ngalam8 Januari 2015 16.05

KejawenMantap Gan.. Terimakasih sudah share artikel ini...


Balas

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda

RAMALAN NASIB MENURUT TANGGAL LAHIR HARI PASARAN

RAMALAN NASIB MENURUT TANGGAL LAHIR - di ambil dari kitab primbon bekti jamal dengan judul asli "
DINA KELAIRAN SARTA KABEGJANE LAN KACILAKANE" . Berikut ini adalah hitungan hari kelahiran yang
bisa memprediksi beruntung atau celakanya nasib seseorang, di ambil dari neptunya hari dan pasaran lalu
di jumlahkan , dan hasil penjumlahan di cocokan dengan prediksi di bawah ini :

11 atau 16 : Jatuh pada hitungan : Lahir , wataknya kuat dalam segala hal

7,12 atau 17 : Itu jatuh pada : Sandhang , watakanya adalah banyak rejeki dan murah hati

8,13 atau 18 : Itu jatuh pada hitungan : Rejeki , watak banya rejeki, kaya dan jadi pengayom orang banyak

9,14 : Jatuh pada hitungan , Sakit , wataknya serba kesusahan sandang pangan , tapi pribadinya jadi
orang yang wegig ( penulis belum tahu artinya wegig )

10,15 : Jatuh pada hitungan Pati , Wataknya buruk kerusakan besar seperti halnya orang mati ,Tapi
jika sudah tiba saatnya dapat kemulyaan sebab usaha dan jerih payahnya , dia akan mendapatkan
kemulyaan yang besar .

Cara mengetahui jatuh di angka berapa hari kelahiran kita , silahkan lihat gambar di bawah ini :

Keterangan lebih lanjut tentang Jumlah hari dan pasaran bisa di baca di sini Gabungan Neptunya Hari Dan
Pasaran
Tweet
0
in Shar e

RELATED POSTS :

Dalam melakukan hajat perkawinan, mendirikan rumah, bepergian dan sebagainya. Kebanyakan orang
jawa dahulu, mendasarkan atas hari yang berjumlah 7(senin-minggu) dan pasaran yang jumlahnya ada
5, tiap hari tentu ada rangkapannya pasaran, jelasnya : tiap hari tentu jatuh pada pasaran tertentu.

Menurut peritungan Jawa pada umumnya dikenal 7 hari yang masing-masing mempunyai jumlah
berlainan;

• Akad (Minggu) jumlah neptu 5


• Senen (Senin) jumlah neptu 4
• Selasa (selasa)jumlah neptu 3
• Rebo (Rabu) jumlah neptu 7
• Kemis (Kamis) jumlah neptu 8
• Jumuah (Jum’ at)jumlah neptu 6
• Setu (Sabtu) jumlah neptu 9

Selain hari, orang Jawa juga sangat percaya adanya watak yang diakibatkan dari pengaruh Dasaran.
dikenal adanya 5 pasaran yaitu

• Kliwon jumlah neptunya 8


• Legi jumlah neptunya 5
• Pahing jumlah neptunya 9
• Pon jumlah neptunya 7
• Wage jumlah neptunya 4

Neptu hari atau pasaran kelahiran untuk perkawinan

Hari dan pasaran dari kelahiran dua calon temanten yaitu anak perempuan dan anak lelaki
masing-masing dijumlahkan dahulu, kemudian masing masing dibuang (dikurangi) sembilan.

Misalnya :
Kelahiran anak perempuan adalah hari Jumat (neptu 6) wage (neptu 4) jumlah 10, dibuang 9 sisa 1
Sedangkan kelahiran anak laki-laki ahad (neptu 5) legi (neptu 5) jumlah 10 dikurangi 9 sisa 1.
Menurut perhitungan dan berdasarkan sisa diatas maka perhitungan seperti dibawah ini:
Apabila sisa:

1 dan 4 : banyak celakanya


1 dan 5 :bisa
1 dan 6 : jauh sandang pangannya
1 dan 7 : banyak musuh
1 dan 8 : sengsara
1 dan 9 : menjadi perlindungan
2 dan 2 : selamat, banyak rejekinya
2 dan 3 : salah seorang cepat wafat
2 dan 4 : banyak godanya
2 dan 5 : banyak celakanya
2 dan 6 : cepat kaya
2 dan 7 : anaknya banyak yang mati
2 dan 8 : dekat rejekinya
2 dan 9 : banyak rejekinya
3 dan 3 : melarat
3 dan 4 : banyak celakanya
3 dan 5 : cepat berpisah
3 dan 6 : mandapat kebahagiaan
3 dan 7 : banyak celakanya
3 dan 8 : salah seorang cepat wafat
3 dan 9 : banyak rejeki
4 dan 4 : sering sakit
4 dan 5 : banyak godanya
4 dan 6 : banyak rejekinya
4 dan 7 : melarat
4 dan 8 : banyak halangannya
4 dan 9 : salah seorang kalah
5 dan 5 : tulus kebahagiaannya
5 dan 6 : dekat rejekinya
5 dan 7 : tulus sandang pangannya
5 dan 8 : banyak bahayanya
5 dan 9 : dekat sandang pangannya
6 dan 6 : besar celakanya
6 dan 7 : rukun
6 dan 8 : banyak musuh
6 dan 9 : sengsara
7 dan 7 : dihukum oleh istrinya
7 dan 8 : celaka karena diri sendiri
7 dan 9 : tulus perkawinannya
8 dan 8 : dikasihi orang
8 dan 9 : banyak celakanya
9 dan 9 : liar rejekinya

Neptu hari dan pasaran dari kelahiran calon mempelai laki-laki dan perempuan, ditambah neptu
pasaran hari perkawinan dan tanggal (bulan Jawa) semuanya dijumlahkan kemudian dikurangi/
dibuang masing tiga, apabila masih sisa :

1 = berarti tidak baik, lekas berpisah hidup atau mati


2 = berarti baik, hidup rukun, sentosa dan dihormati
3 = berarti tidak baik, rumah tangganya hancur berantakan dan kedua-duanya bisa mati.

Neptu hari dan pasaran dari kelahiran calon mempelai laki-laki dan perempuan, dijumlah kemudian
dikurangi / dibuang empat-empat apabila sisanya :

1 = Getho, jarang anaknya,


2 = Gembi, banyak anak,
3 = Sri banyak rejeki,
4 = Punggel, salah satu akan mati

Hari kelahiran mempelai laki-laki dan mempelai wanita, apabila :

Ahad dan Ahad, sering sakit


Ahad dan Senin, banyak sakit
Ahad dan Selasa, miskin
Ahad dan Rebo, selamat
Ahad dan Kamis, cekcok
Ahad dan Jumat, selamat
Ahad dan Sabtu, miskin
Senen dan Senen, tidak baik
Senen dan Selasa, selamat
Senen dan Rebo, anaknya perempuan
Senen dan Kamis, disayangi
Senen dan Jumat, selamat
Senen dan Sabtu, direstui
Selasa dan Selasa, tidak baik
Selasa dan Rebo, kaya
Selasa dan Kamis, kaya
Selasa dan Jumat, bercerai
Selasa dan Sabtu, sering sakit
Rebo dan Rebo, tidak baik
Rebo dan Kamis, selamat
Rebo dan Jumat, selamat
Rebo dan Sabtu, baik
Kamis dan Kamis, selamat
Kamis dan Jumat, selamat
Kamis dan Sabtu, celaka
Jumat dan Jumat, miskin
Jumat dan Sabtu celaka
Sabtu dan Sabtu, tidak baik

HARI-HARI UNTUK MANTU DAN IJAB PENGANTIN

(baik buruknya bulan untuk mantu):

1. Bulan Suro : Bertengkar dan menemui kerusakan (jangan dipakai)


2. Bulan Sapar : kekurangan, banyak hutang (boleh dipakai)
3. Bulan Mulud : lemah, mati salah seorang (jangan dipakai)
4. Bulan Bakdamulud : diomongkan jelek (boleh dipakai)
5. Bulan Bakdajumadilawal : sering kehilangan, banyak musuh (boleh dipakai)
6. Bulan Jumadilakhir : kaya akan mas dan perak
7. Bulan Rejeb : banyak kawan selamat
8. Bulan Ruwah : selamat
9. Bulan puasa : banyak bencananya (jangan dipakai)
10. Bulan Syawal : sedikit rejekinya, banyak hutang (boleh dipakai)
11. Bulan Dulkaidah : kekurangan, sakit-sakitan, bertengkar dengan teman (jangan dipakai)
12. Bulan Besar : senang dan selamat

BULAN TANPA ANGGARA KASIH

Hari anggara kasih adalah selasa kliwon, disebut hari angker sebab hari itu adalah permulaan masa
wuku. Menurut adat Jawa malamnya (senin malam menghadap) anggara kasih orang bersemedi,
mengumpulkna kekuatan batin untuk kesaktian dan kejayaan. Siang harinya (selasa kliwon)
memelihara, membersihkan pusaka wesi aji, empu mulai membikin keris dalam majemur wayang.
Bulan – bulan anggoro kasih tidak digunakan untuk mati, hajat-hajat lainnya dan apa saja yang
diangggap penting.

Adapun bulan-bulan tanpa anggara kasih adalah:

1. dalam tahun Alib bulan 2 : Jumadilakhir dan besar


2. dalam tahun ehe bulanl 2 dan : jumadilakhir
3. dalam tahun jimawal bulan 2 : Suro dan rejeb
4. dalam tahun Je bulan 2 : Sapar
5. dalam tahun Dal bulan 2 : yaitu sapar dan puasa
6. dalam tahun Be bulan 2 : mulud dan syawan
7. dalam tahun wawu bulan 2 : Bakdomulud/syawal
8. dalam tahuin Jimakir bulan 2 : Jumadilawal dan Dulkaidkah

SAAT TATAL

Saat tatal dibawah ini untuk memilih waktu yang baik untuk mantu juga untuk pindah rumah,
berpergian jauh dan memulai apa saja yang dianggap penting.
Ketentuan saat itu jatuh pada pasaran (tidak pada harinya ) :

1. pasaran legi : mulai jam 06.00 nasehet.mulai jam 08.24 Rejeki : mulai jam 25.36 rejeki mulai dri jam
10 48 selamat, mulai jam 13.12 pangkalan atau (halangan) mulai jam 15.36 pacak wesi

2. pasaran pahing : mulai jam 06.00 rejeki, jam 08.24 selamat, jam 10.48 pangkalan, jam 13.12 pacak
wesi, jam 15.36 nasehat.

3. pasaran pon : mulai jam 06.00 selamat, jam 08.24 pangkalan, jam 10.48 pacak wesi, jam 13.12
nasehat, jam 15.36 rejeki

4. pasaran wage mulai jam 06.00 pangkalan, jam 08.24 pacak wesi, jam 13.12 nasehat jam 15.36
selamat.

5. pasaran kliwon, mulai jam 06.00 pacak wesi, jam 08.24 nasehat, jam 10.48 rejeki, jam 13-12
selamat jam 13.36 pangkalan.

HARI PASARAN UNTUK PERKAWINAN

Neptu dan hari pasaran dijumlah kemudian dikurangi/dibuang enam-enam apabila tersisa:
1 jatuh, mati, (tidak baik) asalnya bumi
2 jatuh, jodoh (baik) asalnya jodoh dengan langit
3 jatuh , selamat atau baik asalnya barat
4 jatuh, cerai atau tidak baik asalnya timur
5 jatuh, prihatin (tidak baik) asalnya selatan
6 jatuh, mati besan (tidak baik) asalnya utara

Dalam berdagang orang jawa mempunyai petungan (prediksi) khusus untuk mencapai sukses atau
mendapatkan angsar (pengaruh nasib) yang baik, sehingga menjadikan rezekinya mudah.

Diantaranya petungan tersebut sebagai berikut :

Dalam “ kitab primbon” (pustaka kejawen) terdapat berbagai cara dan keyakinan turun-temurun
yang harus dilakukan orang yang akan melakukan kegiatan usaha perdagangan. Untuk memulai suatu
usaha perdagangan orang jawa perlu memilih hari baik, diyakini bahwa berawal dari hari baik
perjalanan usahapun akan membuahkan hasil maksimal, terhindar dari kegagalan.

Menurut pakar ilmu kejawen abdi dalem Karaton Kasunanan Surakarta, Ki KRM TB Djoko MP
Hamidjoyo BA bahwa berdasarkan realita supranatural, menyiasati kegagalan manusia dalam usaha
perlu diperhatikan. Prediksi menurut primbon perlu diperhatikan meski tidak sepenuhnya diyakini.
Menurut Kitab Tafsir Jawi, dina pitu pasaran lima masing-masing hari dan pasaran karakter baik. Jika
hari dan pasaran tersebut menyatu, tidak secara otomatis menghasilkan karakter baik. Demikian juga
dengan bulan suku, mangsa, tahun dan windu, masing-masing memiliki karakter baik kalau bertepatan
dengan hari atau pasaran tertentu.

Golek dina becik (mencari hari yang baik) untuk memulai usaha dagang pada hakekatnya adalah
mencari perpaduan hari, pasaran, tahun, windu dan mangsa yang menghasilkan penyatuan karakter
baik. Misalnya pada hari rebo legi mangsa kasanga tahun jimakir windu adi merupakan penyatuan
anasir waktu yang menghasilkan karakter baik.

Setiap karya akan berhasil sesuai dengan kodrat, jika dilakukan dalam kondisi waktu yang netral dari
pencemaran, sengkala maupun sukerta. Manusia diberi kesempatan oleh Tuhan untuk beriktiar
menanggulangi sukerta dan sengkala dengan melakukan wiradat. Misalnya dengan ruwatan atau
dengan ajian rajah kalacakra, sehingga kejadian buruk tidak menjadi kenyataan.

Orang yang akan membuka usaha pun dapat melakukan upaya sendiri pada malam hari sebelum
memulai usaha, yaitu berdoa mendasari doa kepada Tuhan sambil mengucapkan mantera rajah
kalacakra Salam, salam, salam Yamaraja jaramaya, yamarani niramaya, yasilapa palasiya, yamidora
radomiya, yamidasa sadamiya, yadayuda dayudaya, yasilaca silacaya, yasihama mahasiya. Kemudian
menutup dengan mantera Allah Ya Suci Ya Salam sebanyak 11 kali.
Untuk usaha perdagangan orang jawa yang masih percaya pada petung, akan menggunakannya baik
untuk menentukan jenis barang maupun tempat berdagang dan sebagainya. Petung tersebut
didasarkan weton (kelahiran dari yang bersangkutan)
Peluang merupakan filsafat kosmosentris bahwa manusia dan alam tidak dapat dipisahkan. Manusia
merupakan bagian dari alam semesta sehingga geraknya tidak dapat lepas dari gerak alam,
sebagaimana waktu dan arah mata angin.

Orang jawa mempunyai keyakinan bahwa saat dilahirkan manusia tidak sendirian karena disertai
dengan segala perlengkapannya. Perlengkapan itu merupakan sarana untuk bekal hidup dikemudian
hari, yaitu bakat dan jenis pekerjaan yang cocok. Di dalam ilmu kejawen kelengkapan itu dapat dicari
dengan petung hari lahir, pasaran, jam, wuku tahun dan windu.

Menurut Usman petung sekedar klenik atau gugon tuhon melainkan merupakan hasil analisa dari
orang-orang jawa pada masanya. Hasil analisa itu ditulis dalam bentuk primbon. Dengan petungan
jawa, orang dapat membuat suatu analisa tentang anak yang baru lahir berdasarkan waktu
kelahirannya. Misalnya anak akan berhasil jika menjadi wartawan, atau sukses jika menjadi pedagang.

Petung yang demikian itu juga digunakan di dalam dunia perdagangan. Orang jawa masih
mempercayainya, akan menggunakan petung dengan cermat. Dari menentukan jenis dagangan waktu
mulai berdagang diperhitungkan. Semua sudah ada ketentuannya berdasar waktu kelahiran yang
bersangkutan.

Penerapan petung untuk usaha perdagangan akan menambah kemungkinan dan percaya diri untuk
meraih sukses. Kepercayaan diri akan membuat lebih tepat dalam mengambil keputusan. Prediksi
menurut petung di dalam perdagangan bukan hanya ada pada budaya orang jawa saja. Dalam budaya
Cina misalnya, hingga kini perhitungan itu masih berperan besar, sekali pun pengusaha Cina itu sudah
menjadi konglomerat.

Di Cina petung itu ada dalam Kitab Pek Ji atau Pak Che (delapan angka) yang juga berdasarkan
kelahiran seseorang, yaitu tahun kelahiran memiliki nilai 2, bulan nilai 2, hari memiliki nilai 2 dan jam
kelahiran nilai 2.

Meskipun orang lahir bersamaan waktu, rezeki yang diperoleh tidak sama karena yang satu
menggunakan petung sedangkan yang lainnya tidak.

Banyak pula orang yang tidak mempercayai petung. Mereka menganggapnya klenik atau tahayul.
Mereka berpendapat dengan rasionya dapat manipulasi alam. Anggapan demikian belum pas,
meskipun manusia dapat merekayasa, alam ternyata akan berjalan sesuai dengan mekanismenya
sendiri
Untuk perhitungan mendirikan / pindahan rumah

A. Pertama-tama yg diperhitungakan adalah Bulan Jawa, yaitu :

1. Bulan Sura = tidak baik


2. Bulan Sapar = tidak baik
3. Bulan Mulud (Rabingulawal) = tidak baik
4. Bulan Bakdamulud (Rabingulakir) = baik
5. Bulan Jumadilawal = tidak baik
6. Bulan Jumadilakir = kurang baik
7. Bulan Rejeb = tidak baik
8. Bulan Ruwah (Sakban) = baik
9. Bulan Pasa (Ramelan) = tidak baik
10. Bulan Sawal = sangat tidak baik
11. Bulan Dulkaidah = cukup baik
12. Besar = sangat baik

Berdasarkan perhitungan diatas, bulan yg baik adalah : Bakdamulud, Ruwah, Dulkaidah, dan Besar.

B. Langkah kedua yaitu menghitung jumlah hari dan pasaran dari suami serta istri.

1. Suami = 29 Agustus 1973


- Rabu = 7
- Kliwon = 8
- Neptu (Total) = 15

2. Istri = 21 Desember 1976


- Selasa = 3
- Kliwon = 8
- Neptu (Total) = 11
Jumlah Neptu Suami + Istri = 15 + 11 = 36

C. Langkah ketiga, menghitung Pancasuda.

Jumlah ((Neptu suami + Neptu Istri + Hari Pindahan/Pendirian Rumah) : 5). Bila selisihnya 3, 2, atau 1
itu sangat baik. Cara ini disebut PANCASUDA.

PANCASUDA :
1. Sri = Rejeki Melimpah
2. Lungguh = Mendapat Derajat
3. Gedhong = Kaya Harta Benda
4. Lara = Sakit-Sakitan Primbon Jawa Lengkap
5. Pati = Mati dalam arti Luas

Lalu mengurutkan angka hari pasaran mulai dari jumlah yang paling kecil yaitu (selasa (3) + wage (4)
= 7), hingga sampai jumlah yang paling besar yaitu (Sabtu (9) + Pahing (9) = 18.

7 + 36 = 43 : 5 sisa 3 = Cukup Baik


8 + 36 = 44 : 5 sisa 4 = Tidak Baik
9 + 36 = 45 : 5 sisa 5 (yg habis dibagi 5 dianggap sisa 5) = Jelek Sekali
10 + 36 = 46 : 5 sisa 1 = Baik Sekali
11 + 36 = 47 : 5 sisa 2 = Baik
12 + 36 = 48 : 5 sisa 3 = Cukup Baik
13 + 36 = 49 : 5 sisa 4 = Tidak Baik
14 + 36 = 50 : 5 sisa 5 = Jelek Sekali
15 + 36 = 51 : 5 sisa 1 = Baik Sekali
16 + 36 = 52 : 5 sisa 2 = Baik
17 + 36 = 53 : 5 sisa 3 = Cukup Baik
18 + 36 = 54 : 5 sisa 4 = Tidak Baik

Dari paparan tersebut diketahui hari baik untuk mendirikan rumah tinggal, khusus bagi pasangan
suami– istri yang hari-pasaran-lahir keduanya berjumlah 36 adalah :

Terbaik 1 :
a. hari-pasaran berjumlah 10 ( Selasa Pon, Jumat Wage dan Minggu Legi)
b. hari-pasaran berjumlah 15 (Rabu Kliwon, Kamis Pon dan Jumat Pahing)

Terbaik 2 :
a. hari-pasaran berjumlah 11 (Senin Pon, Selasa Kliwon, Rabu Wage dan Jumat legi)
b. hari-pasaran berjumlah 16 (Rabu Pahing, Kamis Kliwon dan Sabtu Pon)

Terbaik 3 :
a. hari-pasaran berjumlah 7 (Selasa Wage)
b. hari-pasaran berjumlah 12 (Senin Kliwon, Selasa Pahing, Rabu Legi, Kamis Wage dan Minggu Pon)
c. hari-pasaran berjumlah 17 (Kamis Pahing dan Sabtu Kliwon)

D. Selanjutnya pilih salah satu dari 21 hari baik yang berada dalam bulan Bulan Bakdamulud, Bulan
Ruwah, Bulan Dulkaidah dan Bulan Besar,yaitu:

1. Bulan Bakdamulud (Rabingulakir)


Bulan baik untuk mendirikan sesuatu termasuk rumah tinggal. Keluarga yang bersangkutan mendapat
wahyu keberuntungan, apa yang diinginkan terlaksana, cita-citanya tercapai, selalu menang dalam
menghadapi perkara, berhasil dalam bercocok-tanam, berkelimpahan emas dan uang, mendapat doa
restu Nabi, dan lindungan dari Allah.

2. Bulan Ruwah (Sakban)


Bulan baik untuk mendirikan rumah tinggal. Rejeki melimpah dan halal, disegani, dihormati dan
disenangi orang banyak, mendapat doa Rasul.

3. Bulan Dulkaidah
Cukup baik, dicintai anak istri, para orang tua, saudara, dan handaitaulan. Dalam hal bercocok-tanam
lumayan hasilnya. Banyak rejeki dan cukup uang. Keadaan keluarga harmonis, tentram, damai dan
mendapatkan doa dari Rasul.

4. Bulan Besar.
Baik, banyak mendapat rejeki, berkelimpahan harta-benda dan uang. Anggota keluarga yang berdiam
di areal rumah-tinggalnya yang dibangun pada bulan Besar merasakan ketentraman lair batin, serta
dihormati.

Terbaik 1 :
1. Selasa Pon,
2. Jumat Wage,
3. Minggu Legi,
4. Rabu Kliwon,
5. Kamis Pon,
6. Jumat Pahing,

Terbaik 2 :
7. Senin Pon,
8. Selasa Kliwon,
9. Rabu Wage,
10. Jumat legi,
11. Rabu Pahing,
12. Kamis Kliwon,
13. Sabtu Pon,
Terbaik 3 :
14. Selasa Wage,
15. Senin Kliwon,
16. Selasa Pahing,
17. Rabu Legi,
18. Kamis Wage,
19. Minggu Pon,
20. Kamis Pahing,
21. Sabtu Kliwon,

Contoh : Jum’ at Pahing


- 20 April 2007
- 07 September 2007
- 21 Desember 2007

Dalam astrologi Jawa juga dikenal adanya bintang, yang biasa disebut Wuku; ada 30 wuku yang
masing-masing mempunyai Dewa (Betara) pelindung (yang kemudian sering dijadikan simbol dari
wuku tersebut, seperti misalnya dalam zodiak Sagitarius disimbolkan manusia dengan badan kuda
sedang memanah), hari baik, hari sial, dan watak serta bakat sendiri-sendiri. Ke 30 wuku tersebut
adalah sebagai berikut:

1 . Sinta dewa pelindung Dewa Betara Jamadipati


2. Landep dewa pelindung Dewa Betara Mahadewa
3. Wukir dewa pelindung Dewa Betara Mahajekti
4. Kurantil dewa pelindung Dewa Betara Langsur
5. Tolu dewa pelindung Dewa Betara Baju
6. Gumbreg dewa pelindung Dewa Betara Tjandra
7. Warigalit dewa.pelindung Dewa Betara Asmara
8. Warigagung dewa pelindung Dewa Betara Maharesi
9. Djulungwangi dewa pelindung Dewa Betara Sambu
10. Sungsang dewa pelindung Dewa Betara Gana
11. Galungan dewa pelindung Dewa Betara Kamadjaja
12. Kuningan dewa pelindung Dewa Betara Indera
13. Langkir dewa pelindung Dewa Betara Kala
14. Mandasija dewa pelindung Dewa Betara Brama
15. Djulungpudjud dewa pelindung Dewa Betara Guritna
16. Pahang dewa pelindung Dewa Betara Tantra
17. Kuruwelut dewa pelindung Dewa Betara Wisnu
18. Marakeh dewa pelindung Dewa Betara Surenggana
19. Tambir dewa pelindung Dewa Betara Siwah
20. Medangkungan dewa pelindung Dewa Betara Basuki
21. Maktal dewa pelindung Dewa Betara Sakri
22. Wuje dewa pelindung Dewa Betara Kuwera
23. Manahil dewa pelindung Dewa Betara Tjitragotra
24. Prangbakat dewa pelindung Dewa Betara Bisma
25. Bala dewa pelindung Dewa Betari Durga
26. Wugu dewa pelindung Dewa Betara Singdjalma
27. Wajang dewa pelindung Dewa Betari Sri
28. Kuwalu dewa pelindung Dewa Betara Sadana
29. Dukut dewa pelindung Dewa Betara Sakri
30. Watugunung dewa pelindung Dewa Betara Anantaboga

Dalam memperhitungkan perjodohan seorang harus menghitung jumlah naptu dari hari pasaran kedua
calon pengantin tersebut.

Menurut kepercayaan di jawa, apabila naptu dari dua orang yang akan dijodohkan berjumlah 25 maka
hubungan kedua belah tersebut tidak bisa dilanjutkan. Hal ini disebabkan 25 apabila dikurangi 24
tinggal satu (1) angka I ini tidak bisa dibagi dua (perkawinan melibatkan dua orang). Angka 24 ini
diambil dari angka 3 dikalikan 8, jadi pada pokoknya angka yang paling dihindari adalah tiga (3).
Angka tiga dianggap angka sial, karena angka ini adalah angka pati, tali yang mengikat orang mati
(Jawa=Pocongan) berjumlah tiga, jumlah tali itulah yang kemudian dianggap sebagai jumlah angka
yang membawa sial. Dan nampaknya orang Jawa pada umumnya masih sangat mempercayai
perhitungan ini.

Selain perhitungan jumlah hari pasaran, perkawinan pada masa lalu juga mempunyai pantangan
tertentu, seseorang tidak boleh menikah dengan orang yang RUBUH KARANG yaitu:

Orang yang tinggal saling berhadapan


Orang yang tinggal saling membelakangi (ketemu punggung)
Orang yang tinggal tepat bersebelahan di kanan kiri (Ilmu Warisan Leluhur)

RAHASIA PERHITUNGAN HARI JAWA

Sebagaimana kita ketahui, bahwa dalam peradaban "JAWA" banyak kita jumpai aturan-aturan yang bersifat mengikat. Hal ini
karena aturan-aturan tersebut merupakan wawasan dari nenek moyang kita yang sudah turun temurun diyakini dan
disosialisasikan dalam kehidupan bermasyarakat khususnya dilingkungan masyarakat suku Jawa. Wawasan nenek moyang
tersebut dalam kehidupan bermasyarakat disebut dalam istilah " ILMU TITEN". Mengapa disebut demikian ? Hal ini karena
aturan-aturan tersebut berdasarkan pengalaman dan pengamatan terhadap hal-hal yang terjadi pada perubahan alam yang
dikaitkan dengan kejadian yang berlaku dalam kehidupan mereka saat itu.
Salah satunya adalah perhitungan hari dalam menentukan perjodohan, membangun rumah atau neptu/ weton dari kelahiran
seseorang. Saya mengajak para generasi muda, khususnya generasi-generasi suku jawa untuk mengingat kembali sekaligus
melestarikanbudaya Jawa agar pengetahuan terhadap budaya tersebut tidak hilang begitu saja terlindas olehkemajuanteknologi
yang berkembang dengan pesat saat ini. Jangansampai kita sebagai generasi muda dikatakan tidak pecus atau apatis untuk tidak
dapat melestarikan budaya kita sendiri, terlebih kita hidup di pulau Jawa.

Pada kesempatan ini saya mencoba mengulas kembali bagaimana orang tua kita menghitung Neptu/ Weton hari lahir sebagai
acuan untuk menentukan baik buruknya suatu rencana yang akan kita laksanakan. Sebagaimana kita ketahui, bahwa hari lahir (
weton )adalahmerupakanawal dari manusia dalamkehidupannya di dunia ini,sangatdiperlukan sekali bagi kita untuk mengetahui
"Hari Lahir (Weton) " kita masing-masing. Sebagian besar suku Jawa menyakini bahwa merahasiakan hari lahir ( weton ) itu sangat
penting, karena dengan diketahuinya hari lahir/ weton seseorang akan mudah bagi orang lain untuk berbuat hal-hal yang bersifat
negatif, salah satunya santet atau teluh. Terlepas dari itu semua, tergantung pada keyakinan kita masing-masing.

Untuk menghitung Neptu hari lahir ( weton ) berikut Pasarannya ada pedoman/ patokan angka yang digunakan oleh masyarakat
orang jawa, berikut table hari, pasaran dan neptu seperti dibawah ini :

Dari pedoman/ patokanneptu hari danpasaran di atas,dapat disusunsuatumatrik/tabel yangmana kita dapat mengetahui jumlah
neptuhari lahirkita. Tabel perhitunganhari danpasaransebagai berikut:

Cara penggunaantabel adalah sebagai berikut : Misalnya kita


lahirpada hari Minggu Kliwon, untukmengethui berapa jumlahneptukita maka kita lihat pada hari Mingguyangneptunya 5,
kemudiankita tari ke arahpasaranKliwonyang neptunya 8.Langkahberikutnya kita jumlahkankedua neptunya sebagi berikut : 5+
8 =13,jadi jumlah neptu untukMingguKliwonadalah13.

Bagi rekan-rekanyang tidak mengetahui hari lahirnya dapat dicari denganmenggunakantabel berikut :
Penggunaan kedua tabel diatas adalahsebagai berikut:

· Misal hari kemerdekaanbangsa Indonesia jatuhpada tanggaal 17 Agustus1945. Tanggal tersebut jatuhpada hari apa ?Cara
mencarinya adalahkita cari angka 45pada tabel tahun,kita tarik gurus luruske kanansampai bulanAgustusdankita dapatkan
angka 3.
· Kemudianangka 3 dijumlahkandenganangka 17 (tanggal) hasilnya adalah20.
· Kita cari angka 20di tabel "Pencarianhari berdasarkanangka ",kita dapatkanangka 20terletak pada baris"Jum'at".
· Dari perhitungantersebutdiatasmenunjukkan bahwa tanggal 17Agustus 1945 jatuh pada hari JUM'AT.Tentunya kita ingin
mengetahui Neptuataupasarandari tanggal 17 Agustus 1945jatuhpada hari Jum'at denganNeptuapa? Berikut tabel untuk
mengetahui Neptu/ Pasaran:
Cara mengetahui Neptu/ PasaransuatuTanggal kelahiran denganmenggunakantabel di atasadalah sebagai berikut:
· Kita gunakanContoh diatas yaitutanggal 17 Agustus 1945 yang mana kita sudah mengetahui bahwa tanggal tersebut jatuh pada
hari Jum'at. Disini kita tinggal mencari Neptu/ pasarandari tanggal tersebut.
· Kita cari angka 45 pada tabel "Tahun" kemudian kita tarik garis lurus ke kanan sampai pada bulan Agustus yang didapatkan
angka "1".
· Kemudiankita jumlahkanangka "1"dengan17 (tanggal ) hasilnya adalah"18".
· Kemudian kita cari angka "18" pada tabel "Pasaran berdasarkan angka" yang mana kita dapatkan angka tersebut terletak pada
baris "LEGI".
· Dari hasil diatas menunjukkan bahwa tanggal 17 Agustus 1945 jatuh pada hari "JUM'AT LEGI" dengan jumlah neptunya adalah
"11" ( perhitungan Neptu lihat pada Tabel perhitungan Hari dan Pasaran " )
Demikian cara-cara mengetahui perhitungan hari lahir yang merupakanmoment penting bagi kita. Semoga bermanfaat khususnya
bagi generasi muda sebagai wujud peduli kita untuk melestarikan bu
Dalam melakukan hajat perkawinan, mendirikan rumah, bepergian dan sebagainya. Kebanyakan orang
jawa dahulu, mendasarkan atas hari yang berjumlah 7(senin-minggu) dan pasaran yang jumlahnya ada
5, tiap hari tentu ada rangkapannya pasaran, jelasnya : tiap hari tentu jatuh pada pasaran tertentu.

Menurut peritungan Jawa pada umumnya dikenal 7 hari yang masing-masing mempunyai jumlah
berlainan;

• Akad (Minggu) jumlah neptu 5


• Senen (Senin) jumlah neptu 4
• Selasa (selasa)jumlah neptu 3
• Rebo (Rabu) jumlah neptu 7
• Kemis (Kamis) jumlah neptu 8
• Jumuah (Jum’ at)jumlah neptu 6
• Setu (Sabtu) jumlah neptu 9

Selain hari, orang Jawa juga sangat percaya adanya watak yang diakibatkan dari pengaruh Dasaran.
dikenal adanya 5 pasaran yaitu

• Kliwon jumlah neptunya 8


• Legi jumlah neptunya 5
• Pahing jumlah neptunya 9
• Pon jumlah neptunya 7
• Wage jumlah neptunya 4

Neptu hari atau pasaran kelahiran untuk perkawinan

Hari dan pasaran dari kelahiran dua calon temanten yaitu anak perempuan dan anak lelaki
masing-masing dijumlahkan dahulu, kemudian masing masing dibuang (dikurangi) sembilan.

Misalnya :
Kelahiran anak perempuan adalah hari Jumat (neptu 6) wage (neptu 4) jumlah 10, dibuang 9 sisa 1
Sedangkan kelahiran anak laki-laki ahad (neptu 5) legi (neptu 5) jumlah 10 dikurangi 9 sisa 1.
Menurut perhitungan dan berdasarkan sisa diatas maka perhitungan seperti dibawah ini:
Apabila sisa:

1 dan 4 : banyak celakanya


1 dan 5 :bisa
1 dan 6 : jauh sandang pangannya
1 dan 7 : banyak musuh
1 dan 8 : sengsara
1 dan 9 : menjadi perlindungan
2 dan 2 : selamat, banyak rejekinya
2 dan 3 : salah seorang cepat wafat
2 dan 4 : banyak godanya
2 dan 5 : banyak celakanya
2 dan 6 : cepat kaya
2 dan 7 : anaknya banyak yang mati
2 dan 8 : dekat rejekinya
2 dan 9 : banyak rejekinya
3 dan 3 : melarat
3 dan 4 : banyak celakanya
3 dan 5 : cepat berpisah
3 dan 6 : mandapat kebahagiaan
3 dan 7 : banyak celakanya
3 dan 8 : salah seorang cepat wafat
3 dan 9 : banyak rejeki
4 dan 4 : sering sakit
4 dan 5 : banyak godanya
4 dan 6 : banyak rejekinya
4 dan 7 : melarat
4 dan 8 : banyak halangannya
4 dan 9 : salah seorang kalah
5 dan 5 : tulus kebahagiaannya
5 dan 6 : dekat rejekinya
5 dan 7 : tulus sandang pangannya
5 dan 8 : banyak bahayanya
5 dan 9 : dekat sandang pangannya
6 dan 6 : besar celakanya
6 dan 7 : rukun
6 dan 8 : banyak musuh
6 dan 9 : sengsara
7 dan 7 : dihukum oleh istrinya
7 dan 8 : celaka karena diri sendiri
7 dan 9 : tulus perkawinannya
8 dan 8 : dikasihi orang
8 dan 9 : banyak celakanya
9 dan 9 : liar rejekinya

Neptu hari dan pasaran dari kelahiran calon mempelai laki-laki dan perempuan, ditambah neptu
pasaran hari perkawinan dan tanggal (bulan Jawa) semuanya dijumlahkan kemudian dikurangi/
dibuang masing tiga, apabila masih sisa :

1 = berarti tidak baik, lekas berpisah hidup atau mati


2 = berarti baik, hidup rukun, sentosa dan dihormati
3 = berarti tidak baik, rumah tangganya hancur berantakan dan kedua-duanya bisa mati.

Neptu hari dan pasaran dari kelahiran calon mempelai laki-laki dan perempuan, dijumlah kemudian
dikurangi / dibuang empat-empat apabila sisanya :

1 = Getho, jarang anaknya,


2 = Gembi, banyak anak,
3 = Sri banyak rejeki,
4 = Punggel, salah satu akan mati

Hari kelahiran mempelai laki-laki dan mempelai wanita, apabila :

Ahad dan Ahad, sering sakit


Ahad dan Senin, banyak sakit
Ahad dan Selasa, miskin
Ahad dan Rebo, selamat
Ahad dan Kamis, cekcok
Ahad dan Jumat, selamat
Ahad dan Sabtu, miskin
Senen dan Senen, tidak baik
Senen dan Selasa, selamat
Senen dan Rebo, anaknya perempuan
Senen dan Kamis, disayangi
Senen dan Jumat, selamat
Senen dan Sabtu, direstui
Selasa dan Selasa, tidak baik
Selasa dan Rebo, kaya
Selasa dan Kamis, kaya
Selasa dan Jumat, bercerai
Selasa dan Sabtu, sering sakit
Rebo dan Rebo, tidak baik
Rebo dan Kamis, selamat
Rebo dan Jumat, selamat
Rebo dan Sabtu, baik
Kamis dan Kamis, selamat
Kamis dan Jumat, selamat
Kamis dan Sabtu, celaka
Jumat dan Jumat, miskin
Jumat dan Sabtu celaka
Sabtu dan Sabtu, tidak baik

HARI-HARI UNTUK MANTU DAN IJAB PENGANTIN

(baik buruknya bulan untuk mantu):

1. Bulan Suro : Bertengkar dan menemui kerusakan (jangan dipakai)


2. Bulan Sapar : kekurangan, banyak hutang (boleh dipakai)
3. Bulan Mulud : lemah, mati salah seorang (jangan dipakai)
4. Bulan Bakdamulud : diomongkan jelek (boleh dipakai)
5. Bulan Bakdajumadilawal : sering kehilangan, banyak musuh (boleh dipakai)
6. Bulan Jumadilakhir : kaya akan mas dan perak
7. Bulan Rejeb : banyak kawan selamat
8. Bulan Ruwah : selamat
9. Bulan puasa : banyak bencananya (jangan dipakai)
10. Bulan Syawal : sedikit rejekinya, banyak hutang (boleh dipakai)
11. Bulan Dulkaidah : kekurangan, sakit-sakitan, bertengkar dengan teman (jangan dipakai)
12. Bulan Besar : senang dan selamat

BULAN TANPA ANGGARA KASIH

Hari anggara kasih adalah selasa kliwon, disebut hari angker sebab hari itu adalah permulaan masa
wuku. Menurut adat Jawa malamnya (senin malam menghadap) anggara kasih orang bersemedi,
mengumpulkna kekuatan batin untuk kesaktian dan kejayaan. Siang harinya (selasa kliwon)
memelihara, membersihkan pusaka wesi aji, empu mulai membikin keris dalam majemur wayang.
Bulan – bulan anggoro kasih tidak digunakan untuk mati, hajat-hajat lainnya dan apa saja yang
diangggap penting.

Adapun bulan-bulan tanpa anggara kasih adalah:

1. dalam tahun Alib bulan 2 : Jumadilakhir dan besar


2. dalam tahun ehe bulanl 2 dan : jumadilakhir
3. dalam tahun jimawal bulan 2 : Suro dan rejeb
4. dalam tahun Je bulan 2 : Sapar
5. dalam tahun Dal bulan 2 : yaitu sapar dan puasa
6. dalam tahun Be bulan 2 : mulud dan syawan
7. dalam tahun wawu bulan 2 : Bakdomulud/syawal
8. dalam tahuin Jimakir bulan 2 : Jumadilawal dan Dulkaidkah

SAAT TATAL

Saat tatal dibawah ini untuk memilih waktu yang baik untuk mantu juga untuk pindah rumah,
berpergian jauh dan memulai apa saja yang dianggap penting.
Ketentuan saat itu jatuh pada pasaran (tidak pada harinya ) :

1. pasaran legi : mulai jam 06.00 nasehet.mulai jam 08.24 Rejeki : mulai jam 25.36 rejeki mulai dri jam
10 48 selamat, mulai jam 13.12 pangkalan atau (halangan) mulai jam 15.36 pacak wesi

2. pasaran pahing : mulai jam 06.00 rejeki, jam 08.24 selamat, jam 10.48 pangkalan, jam 13.12 pacak
wesi, jam 15.36 nasehat.

3. pasaran pon : mulai jam 06.00 selamat, jam 08.24 pangkalan, jam 10.48 pacak wesi, jam 13.12
nasehat, jam 15.36 rejeki

4. pasaran wage mulai jam 06.00 pangkalan, jam 08.24 pacak wesi, jam 13.12 nasehat jam 15.36
selamat.
5. pasaran kliwon, mulai jam 06.00 pacak wesi, jam 08.24 nasehat, jam 10.48 rejeki, jam 13-12
selamat jam 13.36 pangkalan.

HARI PASARAN UNTUK PERKAWINAN

Neptu dan hari pasaran dijumlah kemudian dikurangi/dibuang enam-enam apabila tersisa:
1 jatuh, mati, (tidak baik) asalnya bumi
2 jatuh, jodoh (baik) asalnya jodoh dengan langit
3 jatuh , selamat atau baik asalnya barat
4 jatuh, cerai atau tidak baik asalnya timur
5 jatuh, prihatin (tidak baik) asalnya selatan
6 jatuh, mati besan (tidak baik) asalnya utara

Dalam berdagang orang jawa mempunyai petungan (prediksi) khusus untuk mencapai sukses atau
mendapatkan angsar (pengaruh nasib) yang baik, sehingga menjadikan rezekinya mudah.

Diantaranya petungan tersebut sebagai berikut :

Dalam “ kitab primbon” (pustaka kejawen) terdapat berbagai cara dan keyakinan turun-temurun
yang harus dilakukan orang yang akan melakukan kegiatan usaha perdagangan. Untuk memulai suatu
usaha perdagangan orang jawa perlu memilih hari baik, diyakini bahwa berawal dari hari baik
perjalanan usahapun akan membuahkan hasil maksimal, terhindar dari kegagalan.

Menurut pakar ilmu kejawen abdi dalem Karaton Kasunanan Surakarta, Ki KRM TB Djoko MP
Hamidjoyo BA bahwa berdasarkan realita supranatural, menyiasati kegagalan manusia dalam usaha
perlu diperhatikan. Prediksi menurut primbon perlu diperhatikan meski tidak sepenuhnya diyakini.
Menurut Kitab Tafsir Jawi, dina pitu pasaran lima masing-masing hari dan pasaran karakter baik. Jika
hari dan pasaran tersebut menyatu, tidak secara otomatis menghasilkan karakter baik. Demikian juga
dengan bulan suku, mangsa, tahun dan windu, masing-masing memiliki karakter baik kalau bertepatan
dengan hari atau pasaran tertentu.

Golek dina becik (mencari hari yang baik) untuk memulai usaha dagang pada hakekatnya adalah
mencari perpaduan hari, pasaran, tahun, windu dan mangsa yang menghasilkan penyatuan karakter
baik. Misalnya pada hari rebo legi mangsa kasanga tahun jimakir windu adi merupakan penyatuan
anasir waktu yang menghasilkan karakter baik.

Setiap karya akan berhasil sesuai dengan kodrat, jika dilakukan dalam kondisi waktu yang netral dari
pencemaran, sengkala maupun sukerta. Manusia diberi kesempatan oleh Tuhan untuk beriktiar
menanggulangi sukerta dan sengkala dengan melakukan wiradat. Misalnya dengan ruwatan atau
dengan ajian rajah kalacakra, sehingga kejadian buruk tidak menjadi kenyataan.

Orang yang akan membuka usaha pun dapat melakukan upaya sendiri pada malam hari sebelum
memulai usaha, yaitu berdoa mendasari doa kepada Tuhan sambil mengucapkan mantera rajah
kalacakra Salam, salam, salam Yamaraja jaramaya, yamarani niramaya, yasilapa palasiya, yamidora
radomiya, yamidasa sadamiya, yadayuda dayudaya, yasilaca silacaya, yasihama mahasiya. Kemudian
menutup dengan mantera Allah Ya Suci Ya Salam sebanyak 11 kali.

Untuk usaha perdagangan orang jawa yang masih percaya pada petung, akan menggunakannya baik
untuk menentukan jenis barang maupun tempat berdagang dan sebagainya. Petung tersebut
didasarkan weton (kelahiran dari yang bersangkutan)
Peluang merupakan filsafat kosmosentris bahwa manusia dan alam tidak dapat dipisahkan. Manusia
merupakan bagian dari alam semesta sehingga geraknya tidak dapat lepas dari gerak alam,
sebagaimana waktu dan arah mata angin.

Orang jawa mempunyai keyakinan bahwa saat dilahirkan manusia tidak sendirian karena disertai
dengan segala perlengkapannya. Perlengkapan itu merupakan sarana untuk bekal hidup dikemudian
hari, yaitu bakat dan jenis pekerjaan yang cocok. Di dalam ilmu kejawen kelengkapan itu dapat dicari
dengan petung hari lahir, pasaran, jam, wuku tahun dan windu.

Menurut Usman petung sekedar klenik atau gugon tuhon melainkan merupakan hasil analisa dari
orang-orang jawa pada masanya. Hasil analisa itu ditulis dalam bentuk primbon. Dengan petungan
jawa, orang dapat membuat suatu analisa tentang anak yang baru lahir berdasarkan waktu
kelahirannya. Misalnya anak akan berhasil jika menjadi wartawan, atau sukses jika menjadi pedagang.

Petung yang demikian itu juga digunakan di dalam dunia perdagangan. Orang jawa masih
mempercayainya, akan menggunakan petung dengan cermat. Dari menentukan jenis dagangan waktu
mulai berdagang diperhitungkan. Semua sudah ada ketentuannya berdasar waktu kelahiran yang
bersangkutan.

Penerapan petung untuk usaha perdagangan akan menambah kemungkinan dan percaya diri untuk
meraih sukses. Kepercayaan diri akan membuat lebih tepat dalam mengambil keputusan. Prediksi
menurut petung di dalam perdagangan bukan hanya ada pada budaya orang jawa saja. Dalam budaya
Cina misalnya, hingga kini perhitungan itu masih berperan besar, sekali pun pengusaha Cina itu sudah
menjadi konglomerat.

Di Cina petung itu ada dalam Kitab Pek Ji atau Pak Che (delapan angka) yang juga berdasarkan
kelahiran seseorang, yaitu tahun kelahiran memiliki nilai 2, bulan nilai 2, hari memiliki nilai 2 dan jam
kelahiran nilai 2.

Meskipun orang lahir bersamaan waktu, rezeki yang diperoleh tidak sama karena yang satu
menggunakan petung sedangkan yang lainnya tidak.

Banyak pula orang yang tidak mempercayai petung. Mereka menganggapnya klenik atau tahayul.
Mereka berpendapat dengan rasionya dapat manipulasi alam. Anggapan demikian belum pas,
meskipun manusia dapat merekayasa, alam ternyata akan berjalan sesuai dengan mekanismenya
sendiri

Untuk perhitungan mendirikan / pindahan rumah

A. Pertama-tama yg diperhitungakan adalah Bulan Jawa, yaitu :


1. Bulan Sura = tidak baik
2. Bulan Sapar = tidak baik
3. Bulan Mulud (Rabingulawal) = tidak baik
4. Bulan Bakdamulud (Rabingulakir) = baik
5. Bulan Jumadilawal = tidak baik
6. Bulan Jumadilakir = kurang baik
7. Bulan Rejeb = tidak baik
8. Bulan Ruwah (Sakban) = baik
9. Bulan Pasa (Ramelan) = tidak baik
10. Bulan Sawal = sangat tidak baik
11. Bulan Dulkaidah = cukup baik
12. Besar = sangat baik

Berdasarkan perhitungan diatas, bulan yg baik adalah : Bakdamulud, Ruwah, Dulkaidah, dan Besar.

B. Langkah kedua yaitu menghitung jumlah hari dan pasaran dari suami serta istri.

1. Suami = 29 Agustus 1973


- Rabu = 7
- Kliwon = 8
- Neptu (Total) = 15

2. Istri = 21 Desember 1976


- Selasa = 3
- Kliwon = 8
- Neptu (Total) = 11
Jumlah Neptu Suami + Istri = 15 + 11 = 36

C. Langkah ketiga, menghitung Pancasuda.

Jumlah ((Neptu suami + Neptu Istri + Hari Pindahan/Pendirian Rumah) : 5). Bila selisihnya 3, 2, atau 1
itu sangat baik. Cara ini disebut PANCASUDA.

PANCASUDA :
1. Sri = Rejeki Melimpah
2. Lungguh = Mendapat Derajat
3. Gedhong = Kaya Harta Benda
4. Lara = Sakit-Sakitan Primbon Jawa Lengkap
5. Pati = Mati dalam arti Luas

Lalu mengurutkan angka hari pasaran mulai dari jumlah yang paling kecil yaitu (selasa (3) + wage (4)
= 7), hingga sampai jumlah yang paling besar yaitu (Sabtu (9) + Pahing (9) = 18.

7 + 36 = 43 : 5 sisa 3 = Cukup Baik


8 + 36 = 44 : 5 sisa 4 = Tidak Baik
9 + 36 = 45 : 5 sisa 5 (yg habis dibagi 5 dianggap sisa 5) = Jelek Sekali
10 + 36 = 46 : 5 sisa 1 = Baik Sekali
11 + 36 = 47 : 5 sisa 2 = Baik
12 + 36 = 48 : 5 sisa 3 = Cukup Baik
13 + 36 = 49 : 5 sisa 4 = Tidak Baik
14 + 36 = 50 : 5 sisa 5 = Jelek Sekali
15 + 36 = 51 : 5 sisa 1 = Baik Sekali
16 + 36 = 52 : 5 sisa 2 = Baik
17 + 36 = 53 : 5 sisa 3 = Cukup Baik
18 + 36 = 54 : 5 sisa 4 = Tidak Baik

Dari paparan tersebut diketahui hari baik untuk mendirikan rumah tinggal, khusus bagi pasangan
suami– istri yang hari-pasaran-lahir keduanya berjumlah 36 adalah :

Terbaik 1 :
a. hari-pasaran berjumlah 10 ( Selasa Pon, Jumat Wage dan Minggu Legi)
b. hari-pasaran berjumlah 15 (Rabu Kliwon, Kamis Pon dan Jumat Pahing)

Terbaik 2 :
a. hari-pasaran berjumlah 11 (Senin Pon, Selasa Kliwon, Rabu Wage dan Jumat legi)
b. hari-pasaran berjumlah 16 (Rabu Pahing, Kamis Kliwon dan Sabtu Pon)

Terbaik 3 :
a. hari-pasaran berjumlah 7 (Selasa Wage)
b. hari-pasaran berjumlah 12 (Senin Kliwon, Selasa Pahing, Rabu Legi, Kamis Wage dan Minggu Pon)
c. hari-pasaran berjumlah 17 (Kamis Pahing dan Sabtu Kliwon)

D. Selanjutnya pilih salah satu dari 21 hari baik yang berada dalam bulan Bulan Bakdamulud, Bulan
Ruwah, Bulan Dulkaidah dan Bulan Besar,yaitu:

1. Bulan Bakdamulud (Rabingulakir)


Bulan baik untuk mendirikan sesuatu termasuk rumah tinggal. Keluarga yang bersangkutan mendapat
wahyu keberuntungan, apa yang diinginkan terlaksana, cita-citanya tercapai, selalu menang dalam
menghadapi perkara, berhasil dalam bercocok-tanam, berkelimpahan emas dan uang, mendapat doa
restu Nabi, dan lindungan dari Allah.

2. Bulan Ruwah (Sakban)


Bulan baik untuk mendirikan rumah tinggal. Rejeki melimpah dan halal, disegani, dihormati dan
disenangi orang banyak, mendapat doa Rasul.

3. Bulan Dulkaidah
Cukup baik, dicintai anak istri, para orang tua, saudara, dan handaitaulan. Dalam hal bercocok-tanam
lumayan hasilnya. Banyak rejeki dan cukup uang. Keadaan keluarga harmonis, tentram, damai dan
mendapatkan doa dari Rasul.
4. Bulan Besar.
Baik, banyak mendapat rejeki, berkelimpahan harta-benda dan uang. Anggota keluarga yang berdiam
di areal rumah-tinggalnya yang dibangun pada bulan Besar merasakan ketentraman lair batin, serta
dihormati.

Terbaik 1 :
1. Selasa Pon,
2. Jumat Wage,
3. Minggu Legi,
4. Rabu Kliwon,
5. Kamis Pon,
6. Jumat Pahing,

Terbaik 2 :
7. Senin Pon,
8. Selasa Kliwon,
9. Rabu Wage,
10. Jumat legi,
11. Rabu Pahing,
12. Kamis Kliwon,
13. Sabtu Pon,

Terbaik 3 :
14. Selasa Wage,
15. Senin Kliwon,
16. Selasa Pahing,
17. Rabu Legi,
18. Kamis Wage,
19. Minggu Pon,
20. Kamis Pahing,
21. Sabtu Kliwon,

Contoh : Jum’ at Pahing


- 20 April 2007
- 07 September 2007
- 21 Desember 2007

Dalam astrologi Jawa juga dikenal adanya bintang, yang biasa disebut Wuku; ada 30 wuku yang
masing-masing mempunyai Dewa (Betara) pelindung (yang kemudian sering dijadikan simbol dari
wuku tersebut, seperti misalnya dalam zodiak Sagitarius disimbolkan manusia dengan badan kuda
sedang memanah), hari baik, hari sial, dan watak serta bakat sendiri-sendiri. Ke 30 wuku tersebut
adalah sebagai berikut:

1 . Sinta dewa pelindung Dewa Betara Jamadipati


2. Landep dewa pelindung Dewa Betara Mahadewa
3. Wukir dewa pelindung Dewa Betara Mahajekti
4. Kurantil dewa pelindung Dewa Betara Langsur
5. Tolu dewa pelindung Dewa Betara Baju
6. Gumbreg dewa pelindung Dewa Betara Tjandra
7. Warigalit dewa.pelindung Dewa Betara Asmara
8. Warigagung dewa pelindung Dewa Betara Maharesi
9. Djulungwangi dewa pelindung Dewa Betara Sambu
10. Sungsang dewa pelindung Dewa Betara Gana
11. Galungan dewa pelindung Dewa Betara Kamadjaja
12. Kuningan dewa pelindung Dewa Betara Indera
13. Langkir dewa pelindung Dewa Betara Kala
14. Mandasija dewa pelindung Dewa Betara Brama
15. Djulungpudjud dewa pelindung Dewa Betara Guritna
16. Pahang dewa pelindung Dewa Betara Tantra
17. Kuruwelut dewa pelindung Dewa Betara Wisnu
18. Marakeh dewa pelindung Dewa Betara Surenggana
19. Tambir dewa pelindung Dewa Betara Siwah
20. Medangkungan dewa pelindung Dewa Betara Basuki
21. Maktal dewa pelindung Dewa Betara Sakri
22. Wuje dewa pelindung Dewa Betara Kuwera
23. Manahil dewa pelindung Dewa Betara Tjitragotra
24. Prangbakat dewa pelindung Dewa Betara Bisma
25. Bala dewa pelindung Dewa Betari Durga
26. Wugu dewa pelindung Dewa Betara Singdjalma
27. Wajang dewa pelindung Dewa Betari Sri
28. Kuwalu dewa pelindung Dewa Betara Sadana
29. Dukut dewa pelindung Dewa Betara Sakri
30. Watugunung dewa pelindung Dewa Betara Anantaboga

Dalam memperhitungkan perjodohan seorang harus menghitung jumlah naptu dari hari pasaran kedua
calon pengantin tersebut.

Menurut kepercayaan di jawa, apabila naptu dari dua orang yang akan dijodohkan berjumlah 25 maka
hubungan kedua belah tersebut tidak bisa dilanjutkan. Hal ini disebabkan 25 apabila dikurangi 24
tinggal satu (1) angka I ini tidak bisa dibagi dua (perkawinan melibatkan dua orang). Angka 24 ini
diambil dari angka 3 dikalikan 8, jadi pada pokoknya angka yang paling dihindari adalah tiga (3).
Angka tiga dianggap angka sial, karena angka ini adalah angka pati, tali yang mengikat orang mati
(Jawa=Pocongan) berjumlah tiga, jumlah tali itulah yang kemudian dianggap sebagai jumlah angka
yang membawa sial. Dan nampaknya orang Jawa pada umumnya masih sangat mempercayai
perhitungan ini.

Selain perhitungan jumlah hari pasaran, perkawinan pada masa lalu juga mempunyai pantangan
tertentu, seseorang tidak boleh menikah dengan orang yang RUBUH KARANG yaitu:
Orang yang tinggal saling berhadapan
Orang yang tinggal saling membelakangi (ketemu punggung)
Orang yang tinggal tepat bersebelahan di kanan kiri (Ilmu Warisan Leluhur)

Anda mungkin juga menyukai