Anda di halaman 1dari 211

ANALISIS FI’IL MUDHORI’ DALAM AL-QUR’AN

SURAH YU>SUF DAN KONSEP PEMBELAJARANNYA


DALAM MATERI NAHWU DI MADRASAH TSANAWIYAH

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan


UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto untuk
Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd.)

Oleh:
ROIKHATUL JANAH
NIM.1817403084

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


JURUSAN PENDIDIKAN MADRASAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
PROFESOR KIAI HAJI SAIFUDDIN ZUHRI PURWOKERTO
2023
i
ii
iii
ANALISIS FI’IL MUDHORI’ DALAM AL-QUR’AN SURAH YU>SUF DAN
KONSEP PEMBELAJARANNYA DALAM MATERI NAHWU DI
MADRASAH TSANAWIYAH

ROIKHATUL JANAH
NIM.1817403084

Program Studi S1 Pendidikan Bahasa Arab


Jurusan Pendidikan Madrasah
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto

ABSTRAK

Al-Qur’an adalah kitab suci berbahasa arab yang mengandung hikmah. Al-
Qur'an terdiri atas 114 bagian yang dikenal dengan nama surah (surat). Setiap surah
akan terdiri atas beberapa ayat. Total jumlah ayat dalam Al-Qur'an mencapai 6236
ayat. Membaca Al-Qur’an merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Kebanyakan
orang dapat membaca Al-Qur’an namun sedikit dari mereka yang dapat membaca
Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah Ilmu Nahwu. Salah
satu kaidah yang sering dijumpai adalah Fi’il Mudhori'. Fi’il Mudhori merupakan
Kata (Kalimat) yang menunjukan makna pekerjaan yang sedang dikerjakan atau
yang akan dikerjakan.

Rumusan masalah penelitian adalah bagaimana analisis fi’il mudhori’


dalam Al-Qur’an surat yusuf dan bagaimana konsep pembelajaran dalam materi
nahwu di madrasah tsanawiyah setelah mengetahui kata yang mengandung fi’il
mudhori’ dalam ayat surah yu>suf. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
analisis fi’il mudhori’ dalam al-qur’an surat yusuf dan mengetahui konsep
pembelajaran nahwu di madrasah tsanawiyah.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research)


dan pendekatan deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah
sumber data primer dan sumber data sekunder. Untuk data primer yaitu ayat al-
qur’an surah yu>suf yang berjumlah 111 ayat. Teknik analisis data dalam penelitian
ini yaitu dengan menggunakan teknik analisis isi (analysis content).

Dari hasil penelitian ini, peneliti menemukan bahwa ada 164 Lafadh yang
berbentuk fi’il mudhori dalam surah yu>suf. Peneliti mengelompokan fi’il mudhori’
tersebut ke dalam tabel pembagian fi’il mudhori’ berdasarkan wazan dan jenis fi’il
nya. Kemudian Peneliti menganalisis setiap fi’il mudhori’ tersebut dari segi nahwu
dan shorofnya.
Kata Kunci: Fi’il Mudhori’, Surah Yu>suf, Pembelajaran Nahwu

iv
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN
Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini
berpedoman pada Surat Keputusan Bersama antara Menteri Agama dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan R.I Nomor: 158/1987 dan Nomor: 0543b/U/1987.

Transliterasi dimaksudkan sebagai pengalih-hurufan dari abjad yang satu ke


abjad yang lain. Transliterasi Arab-Latin di sini ialah penyalinan huruf-huruf Arab
dengan huruf-huruf Latin beserta perangkatnya.

A. Konsonan
Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab
dilambangkan dengan huruf. Dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan
dengan huruf dan sebagian dilambangkan dengan tanda, dan sebagian lagi
dilambangkan dengan huruf dan tanda sekaligus.
Berikut ini daftar huruf Arab yang dimaksud dan transliterasinya dengan
huruf latin:

Tabel 0.1: Tabel Transliterasi Konsonan


Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

‫أ‬ Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan

‫ب‬ Ba B Be

‫ت‬ Ta T Te

‫ث‬ Ṡa ṡ es (dengan titik di atas)

‫ج‬ Jim J Je

‫ح‬ Ḥa ḥ ha (dengan titik di


bawah)

‫خ‬ Kha Kh ka dan ha

v
‫د‬ Dal D De

‫ذ‬ Żal Ż Zet (dengan titik di atas)

‫ر‬ Ra R er

‫ز‬ Zai Z zet

‫س‬ Sin S es

‫ش‬ Syin Sy es dan ye

‫ص‬ Ṣad ṣ es (dengan titik di bawah)

‫ض‬ Ḍad ḍ de (dengan titik di


bawah)

‫ط‬ Ṭa ṭ te (dengan titik di bawah)

‫ظ‬ Ẓa ẓ zet (dengan titik di


bawah)

‫ع‬ `ain ` koma terbalik (di atas)

‫غ‬ Gain G ge

‫ف‬ Fa F ef

‫ق‬ Qaf Q ki

‫ك‬ Kaf K ka

‫ل‬ Lam L el

‫م‬ Mim M em

‫ن‬ Nun N en

vi
‫و‬ Wau W we

‫ﮬ‬ Ha H ha

‫ء‬ Hamzah ‘ apostrof

‫ي‬ Ya Y ye

B. Vokal
Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal
tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.
1. Vokal Tunggal

Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat,
transliterasinya sebagai berikut:

Tabel 0.2: Tabel Transliterasi Vokal Tunggal


Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

‫ﹷ‬ Fathah A a

‫ﹻ‬ Kasrah I i

‫ﹹ‬ Dammah U u

2. Vokal Rangkap

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan


antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf sebagai
berikut:

Tabel 0.3: Tabel Transliterasi Vokal Rangkap


Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

...َ‫ْي‬ Fathah dan ya Ai a dan u

vii
...َ‫ْو‬ Fathah dan wau Au a dan u

Contoh:

- ‫ب‬
َ َ‫َكت‬ kataba

- ‫فَ َع َل‬ fa`ala

- ‫ُسئِ َل‬ suila

- ‫ف‬
َ ‫َكْي‬ kaifa

- ‫َح ْوَل‬ haula

C. Maddah
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf,
transliterasinya berupa huruf dan tanda sebagai berikut:

Tabel 0.4: Tabel Transliterasi Maddah


Huruf Arab Nama Huruf Nama
Latin

...‫ى‬..
َ .‫َا‬ Fathah dan alif atau Ā a dan garis di atas
ya

...‫ى‬
ِ Kasrah dan ya Ī i dan garis di atas

...‫ُو‬ Dammah dan wau Ū u dan garis di atas

Contoh:

- ‫ال‬َ َ‫ق‬ qāla


- ‫َرَمى‬ ramā
- ‫قِْي َل‬ qīla

- ‫يَ ُق ْو ُل‬ yaqūlu

viii
D. Ta’ Marbutah
Transliterasi untuk ta’ marbutah ada dua, yaitu:
1. Ta’ marbutah hidup

Ta’ marbutah hidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah, dan dammah,
transliterasinya adalah “t”.

2. Ta’ marbutah mati


Ta’ marbutah mati atau yang mendapat harakat sukun, transliterasinya adalah
“h”.
3. Kalau pada kata terakhir dengan ta’ marbutah diikuti oleh kata yang
menggunakan kata sandang al serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta’
marbutah itu ditransliterasikan dengan “h”.
Contoh:

- ‫ضةُ الَطْ َف ِال‬


َ ‫َرْؤ‬ raudah al-atfāl/raudahtul atfāl

- ُ‫الْ َم ِديْنَةُ الْ ُمنَ َّوَرة‬ al-madīnah al-munawwarah/

al-madīnatul munawwarah

- ‫طَلْ َح ْة‬ talhah

E. Syaddah (Tasydid)
Syaddah atau tasydid yang dalam tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah
tanda, tanda syaddah atau tanda tasydid, ditransliterasikan dengan huruf, yaitu
huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah itu.

Contoh:

- ‫نََّزَل‬ nazzala
- ِ
‫البر‬ al-birr
F. Kata Sandang
Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu
‫ال‬, namun dalam transliterasi ini kata sandang itu dibedakan atas:

ix
1. Kata sandang yang diikuti huruf syamsiyah
Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah ditransliterasikan
sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf “l” diganti dengan huruf yang langsung
mengikuti kata sandang itu.
2. Kata sandang yang diikuti huruf qamariyah
Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah ditransliterasikan
dengan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan
bunyinya.
Baik diikuti oleh huruf syamsiyah maupun qamariyah, kata sandang
ditulis terpisah dari kata yang mengikuti dan dihubungkan dengan tanpa
sempang.

Contoh:

- ‫الر ُج ُل‬ َّ ar-rajulu


- ‫الْ َقلَ ُم‬ al-qalamu

- ‫س‬ُ ‫َّم‬
ْ ‫الش‬ asy-syamsu
- ‫ا ْْلَلَ ُل‬ al-jalālu
G. Hamzah

Hamzah ditransliterasikan sebagai apostrof. Namun hal itu hanya berlaku

bagi hamzah yang terletak di tengah dan di akhir kata. Sementara hamzah yang

terletak di awal kata dilambangkan, karena dalam tulisan Arab berupa alif.

Contoh:

- ‫ََتْ ُخ ُذ‬ ta’khużu


- ‫َشيئ‬ syai’un
- ُ‫الن َّْوء‬ an-nau’u
- ‫إِ َّن‬ inna

x
H. Penulisan Kata

Pada dasarnya setiap kata, baik fail, isim maupun huruf ditulis terpisah.
Hanya kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab sudah lazim
dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harkat yang dihilangkan,
maka penulisan kata tersebut dirangkaikan juga dengan kata lain yang
mengikutinya.

Contoh:

ِ َّ ‫و إِ َّن هللا فَهو خْي‬


- َ ْ ‫الرا ِزق‬
‫ي‬ ُْ َ َ ُ َ َ Wa innallāha lahuwa khair ar-rāziqīn/

Wa innallāha lahuwa khairurrāziqīn

ِ
- َ ‫بِ ْس ِم هللا ََْمَر َاها َو ُم ْر َس‬
‫اها‬ Bismillāhi majrehā wa mursāhā

I. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam

transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan huruf kapital

seperti apa yang berlaku dalam EYD, di antaranya: huruf kapital digunakan

untuk menuliskan huruf awal nama diri dan permulaan kalimat. Bilamana nama

diri itu didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital

tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya.

Contoh:

‫ي‬ ِ ِ ‫ا ْْلم ُد هللِ ر‬


َ ْ ‫ب الْ َعالَم‬ Alhamdu lillāhi rabbi al-`ālamīn/
- َ َْ
Alhamdu lillāhi rabbil `ālamīn
- ‫الرِحْي ِم‬
َّ ‫الر ْْح ِن‬
َّ Ar-rahmānir rahīm/Ar-rahmān ar-rahīm

Penggunaan huruf awal kapital untuk Allah hanya berlaku bila dalam
tulisan Arabnya memang lengkap demikian dan kalau penulisan itu disatukan
dengan kata lain sehingga ada huruf atau harakat yang dihilangkan, huruf
kapital tidak dipergunakan.

xi
Contoh:

- ‫هللاُ َغ ُف ْور َرِحْيم‬ Allaāhu gafūrun rahīm


َِ ‫ِلِلِ الُمور‬
‫َجْي ًعا‬ Lillāhi al-amru jamī`an/Lillāhil-amru jamī`an
- ُُْ
J. Tajwid
Bagi mereka yang menginginkan kefasihan dalam bacaan, pedoman
transliterasi ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan Ilmu
Tajwid. Karena itu peresmian pedoman transliterasi ini perlu disertai
dengan pedoman tajwid.

xii
MOTTO
Maka Sesungguhnya Bersama Kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya
bersama bersama kesulitan itu ada kemudahan
(QS. Al-Insyirah: 5-6)1

1
Departemen Agama RI, “Al-Qur’an dan Terjemahannya”, (Jakarta,2019), Hlm. 900.

xiii
PERSEMBAHAN
Alhamdullilahirabil’alamin, Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT
atas berkah dan rahmat Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Dengan
rasa syukur, skripsi ini saya persembahkan kepada :

1. Kedua orang tua penulis, Bapak Sidiq dan Ibu Istiqomah tercinta yang
senantiasa mendukung dan mengupayakan segala yang terbaik demi masa
depan saya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kesehatan, rezeki
yang melimpah dan umur yang bermanfaat.
2. Keempat adikku tersayang. Shobakhatun Ni’mah, Novia Salsabila,
Muhammad Yasykur Rijal, Abizar Arfan Raqilla terima kasih dukungan
dan semangatnya.
3. Keluarga besar Mbah H.Sya’roni dan Mbah Said yang selalu mendoakan
dan memberikan dukungan kepada penulis.

xiv
KATA PENGANTAR

‫الر ِحي ِْم‬


‫الرحْ َم ِن ه‬
‫لَّلا ه‬
ِ ‫س ِم ه‬
ْ ‫ِب‬

Alhamdulillah puji dan syukur kita selalu panjatkan kehadirat Allah SWT.
yang senantiasa tak henti-hentinya memberikan kepada kita semua nikmat sehat,
nikmat iman, nikmat Islam, rahmat, dan anugrah-Nya sehingga kita selalu dalam
lindungan-Nya. Sholawat serta salam semoga akan tetap terlimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. yang telah menuntun manusia menuju jalan kebahagiaan baik
dunia maupun akhirat, beserta para keluarga, sahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in, dan
penerus risalahnya hingga yaumul qiyamah nanti. Aamiiin.

Beribu ucapan hamdallah penulis ucapkan sebagai rasa syukur karena telah
menyelesaikan tugas akhir dengan perjuangan yang penuh semangat yaitu skripsi
yang berjudul “Analisis Fi’il Mudhori’ Dalam Al-Qur’an Surah Yu>suf dan
Penerapannya Pada Konsep Pembelajaran Nahwu di Madrasah Tsanawiyah”.
Sebagai syarat untuk memperoleh gelar S.Pd pada Program Studi Pendidikan
Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri
Purwokerto. Dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan
dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, ucapan terimakasih dengan setulus
hati penulis sampaikan kepada pihak yang telah banyak membantu atas
terselesaikannya skripsi ini. Penyusun mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. K.H. Moh. Roqib, M. Ag., Rektor Universitas Islam Negeri
(UIN) Prof. K. H. Saifuddin Zuhri Purwokerto.
2. Prof. Dr. Suwito, M. Ag., Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Prof. K. H. Saifuddin Zuhri Purwokerto.
3. Dr. Suparjo, M. Ag., Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Universitas Islam Islam (UIN) Prof. K. H. Saifuddin Zuhri
Purwokerto.
4. Prof. Dr. Subur, M. Ag, Wakil Dekan II Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Universitas Islam Islam (UIN) Prof. K. H. Saifuddin Zuhri
Purwokerto.

xv
5. Dr. Hj. Sumiarti, M. Ag., selaku wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan Universitas Islam Islam (UIN) Prof. K. H. Saifuddin
Zuhri Purwokerto.
6. Dr. Ali Muhdi S,Pd.I., M.S.I., Selaku ketua jurusan Pendidikan
Madrasah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam
Islam (UIN) Prof. K. H. Saifuddin Zuhri Purwokerto.
7. Dr. Enjang Burhanudin Yusuf, S.S, M. P.d, selaku Koordinator Prodi
Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Universitas Islam Islam (UIN) Prof. K. H. Saifuddin Zuhri Purwokerto.
8. Dr. H. Mukhroji, S. Ag., M.S.I penasehat Akademik PBA B angkatan
tahun 2018 Universitas Islam Negeri (UIN) Prof. K. H. Saifuddin Zuhri
Purwokerto dan selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
mengarahkan dan membimbing dalam penyusunan skripsi ini.
9. Segenap Dosen Universitas Islam Islam (UIN) Prof. K. H. Saifuddin
Zuhri Purwokerto yang telah membekali ilmu pengetahuan sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
10. Seluruh Civitas Akademika Universitas Islam Islam (UIN) Prof. K. H.
Saifuddin Zuhri Purwokerto
11. Kedua Orang Tuaku, Bapak Sidik dan Ibu Istiqomah. Beliau yang Selalu
Mendoakan yang terbaik untuk Anaknya
12. Sahabat Seperjuangan, Alfin Nurul Fitri, Azah Fatimatul Zahroh, Rizki
Amalia Lukmani,dan Siska Ameliana S.Pd, serta kakak dan adik tingkat
yang telah memberikan semangat dan menjadi sahabat baik untuk
bertukar pikiran selama di kampus.
13. Teman-teman seperjuangan di kelas PBA B angkatan 2018 Universitas
Islam Negeri (UIN) Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto
14. Semua pihak yang turut serta membantu demi kelancaran penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.

Hanya ucapan terimakasih yang dapat peneliti berikan, semoga segala


bantuan dalam bentuk apapun menjadi amal jariyah dan tentunya mendapat berkah

xvi
dari Allah SWT. Sebagai manusia, penulis tentu tak pernah luput dari kesalahan.
Karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun.
Peneliti berharap adanya skripsi ini memberikan manfaat yang besar bagi pembaca,
Aamiin.

Purwokerto, 01 Januari 2023

Penulis

Roikhatul Janah
NIM.1817403084

xvii
DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................ i


PENGESAHAN ..................................................................................... ii
NOTA DINAS PEMBIMBING...........................................................iii
ABSTRAK ............................................................................................ iv
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA ...................... v
MOTTO ..............................................................................................viii
PERSEMBAHAN................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ........................................................................... x
DAFTAR ISI .......................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xv
DAFTAR TABEL .............................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................... 1
B. Definisi Konseptual............................................................ 3
C. Rumusan Masalah .............................................................. 4
D. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran .................................... 5
E. Kajian Pustaka.................................................................... 6
F. Metode Penelitian .............................................................. 9
G. Sistematika Pembahasan .................................................. 10
BAB II LANDASAN TEORI
A. Fi’il Mudhori’ .................................................................. 13
1. Pengertian Fi’il.......................................................... 13
2. Tanda-tanda Fi’il ....................................................... 13
3. Macam-macam Fi’il ................................................. 15
4. Macam-macam Fi’il Mudhori’ ................................. 17
B. Konsep Pembelajaran Nahwu di Madrasah
1. Pengertian Pembelajaran ........................................... 22
2. Pengertian Ilmu Nahwu ............................................ 23
3. Tujuan Pembelajaran Nahwu .................................... 23

xviii
4. Metode dan Teknik Pembelajaran Nahwu ................ 25
5. Strategi Pembelajaran Nahwu ................................... 26
BAB III TELAAH SURAH YU>SUF DAN FI’IL MUDHORI’
DALAM SURAH YU>>SUF
A. Surah Yu>suf...................................................................... 29
1. Sejarah Lahirnya Nabi Yu>suf As. ............................. 29
2. Sejarah Turunnya Surah Yu>suf ................................. 32
3. Isi Pokok Kandungan Surah Yu>suf ........................... 33
4. Hikmah Surah Yu>suf................................................. 34
5. Fadhilah Surah Yusuf ............................................... 37
B. Fi’il Mudhori’ Dalam Surah Yu>suf .................................. 39
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisis Data .................................................................... 44
B. Pembahasan .................................................................... 137
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................... 152
B. Saran............................................................................... 153
C. Penutup........................................................................... 153
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 154
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Rekomendasi Seminar Proposal


Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Seminar Proposal
Lampiran 3 Surat Keterangan Lulus Ujian Komprehensif
Lampiran 4 Blangko Bimbingan Skripsi
Lampiran 5 Rekomendasi Ujian Munaqosyah
Lampiran 6 Surat Keterangan Wakaf Buku Perpustakaan
Lampiran 7 Sertifikat Aplikom
Lampiran 8 Sertifikat BTA/PPI
Lampiran 9 Sertifikat Kuliah Kerja Nyata
Lampiran 10 Sertifikat Praktik Pengalaman Lapangan
Lampiran 11 Sertifikat Pengembangan Bahasa Arab
Lampiran 12 Sertifikat Pengembangan Bahasa Inggris
Lampiran 13 Riwayat Hidup Penulis

xx
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Fi’il Mudhori’ Dalam Al-Qur’an Surah Yusuf
Tabel 2. Pembagian Fi’il Mudhori’ Berdasarkan Wazannya
Tabel 3. Pengelompokan Fi’il Mudhori’ Berdasarkan Jenis Fi’ilnya

xxi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bahasa adalah sistem bunyi yang bersifat arbitrer yang digunakan
sekelompok orang sebagai sarana untuk menyampaikan pikiran dan
perasaan mereka. Sebagaimana definisi bahasa ini bahwa ia merupakan
sarana yang berfungsi sebagai alat komunikasi. Sementara itu, bahasa Arab
dalam pandangan sebagian besar umat Islam memiliki dua sisi yang tidak
terpisahkan yaitu sebagai bahasa agama dan bahasa ilmu pengetahuan
(bahasa asing). Jika dikatakan bahwa bahasa Arab adalah bahasa agama
Islam, maka konsekuensinya adalah untuk memahami ilmu-ilmu agama
Islam dipersyaratkan menguasai bahasa Arab. Sebab sumber ilmu-ilmu
agama Islam ditulis dengan bahasa Arab. Bahasa Arab mempunyai
kedudukan tinggi dan memiliki peranan penting yang sepatutnya dipelajari
dengan sungguh-sungguh serta dikembangkan metode dan model-model
pembelajarannya.2
Al-Qur’an adalah kitab suci berbahasa arab yang mengandung
hikmah.3Al-Qur'an terdiri atas 114 bagian yang dikenal dengan nama surah
(surat). Setiap surah akan terdiri atas beberapa ayat. Total jumlah ayat dalam
Al-Qur'an mencapai 6236 ayat. Surat-surat yang panjang terbagi lagi atas
sub bagian lagi yang disebut ruku' dimana jumlahnya ada 554 yang
membahas tema atau topik tertentu. Pembagian umum lainnya adalah
bahwa Alqur’an terbagi menjadi 30 juz dimana masing-masing juz
mempunyai jumlah ayat yang sama. Jika kita lakukan pencarian satu kata di
Al-Quran maka kata tersebut akan terdapat di beberapa surat atau beberapa
ruku’ yang tidak selalu urut.4 Membaca Al-Qur’an merupakan kewajiban

2
Ahmad Muradi, “Pembelajaran Menulis Bahasa Arab Dalam Perspektif
Komunikatif”,(Jakarta:Kencana, 2015), Hlm. 2
3
Choirudhin Hadhiri, “Klasifikasi Kandungan Al-Qur’an”, (Jakarta: Gema Insani Press,
2005), Hlm. 172.
4
Muh Arif Rahman, “Pengelompokan Ayat Al-Qur’an” : Jurnal Pointer Vol 2, No 2
(2011). Hlm.12

1
2

bagi setiap muslim. Kebanyakan orang dapat membaca Al-Qur’an namun


sedikit dari mereka yang dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar
sesuai dengan kaidah-kaidah Ilmu Nahwu. Salah satu kaidah yang sering
dijumpai adalah Fi’il Mudhori'. Fi’il Mudhori’ merupakan Kata (Kalimat)
yang menunjukan makna pekerjaan yang sedang dikerjakan atau yang akan
dikerjakan.
Ilmu nahwu adalah salah satu cabang ilmu bahasa Arab yang
mempelajari kaidah-kaidah yang berhubungan dengan susunan kata-kata
dalam kalimat bahasa Arab. Ilmu ini juga disebut dengan Ilmu Qawaid
(ilmu tata bahasa Arab ). Ilmu nahwu sering dikaitkan dengan ilmu nahwu
saraf. Suatu cabang ilmu bahasa Arab yang mempelajari perubahan-
perubahan bentuk kata bahasa Arab.5
Surah Yusuf adalah surat ke- 12 dan terdiri atas 111 ayat. Surah ini
termasuk golongan surah Makkiyah karena turun sebelum Rasulullah SAW
hijrah. Surah ini dinamakan surah Yu>suf karena titik berat dari isinya
mengenai kisah atau riwayat Nabi Yu>suf.6
Dalam dunia Pendidikan khususnya pada pembelajaran Bahasa arab
tingkat Madrasah Tsanawiyah sering dihadapkan dengan permasalahan
tentang Pembelajaran Ilmu Nahwu. Sebab, Ilmu Nahwu merupakan bagian
terpenting dari seluruh pilar linguistik Bahasa arab. Sarana pemahaman
materi Ilmu Nahwu dalam pembelajaran Bahasa arab dapat diaplikasikan
sesuai konteks nyata seperti dalam Al-Qur'an, sehingga tidak hanya sekedar
materi belaka. Sehingga dengan adanya permasalahan tersebut, penulis
ingin meneliti tentang Analisis Fi’il Mudhori’ Dalam Surah Yusuf dan
Konsep Pembelajarannya Dalam Materi Nahwu di Madrasah Tsanawiyah.
Alasan Peneliti memilih Fi’il Mudhori’ adalah karena Fi’il Mudhori’
adalah Fi’il yang sering muncul dalam ayat Al-Qur’an. Surah Yusuf dipilih
karena peneliti sering melihat Banyak potongan ayat Surah Yusuf yang

5
Ali As-Sahbuny, “Kamus Al-Qur’an:Quranic Explorer”t.k. t.p, 2016. Hlm.24.
6
Hannah Dewi Latifah, “Selalu Ada Keajaiban”, (Yogyakarta: Sabil, 2015), Hlm.70.
3

menjadi salah satu contoh dalam kalimat Fi’il Mudhori’ dalam Buku tentang
Bahasa Arab.

Contoh : 7‫به‬ ‫إين ليحزنين أن تذهبوا‬

Dengan adanya penelitian tersebut, diharapkan dapat memudahkan


para siswa Madrasah Tsanawiyah dalam belajar Bahasa arab terutama
tentang ayat ayat Surah Yusuf yang berbentuk Fi’il Mudhori’ yang dapat
memudahkan mereka belajar materi Ilmu Nahwu.

B. Definisi Konseptual
Agar tidak terjadi kekeliruan dalam memahami istilah-istilah yang
terdapat pada judul skripsi ini, maka peneliti akan menjelaskan beberapa
istilah yaitu sebagai berikut:
1. Fi’il Mudhori’

ٍ ‫مقرتن‬
،‫ واإلستقبال‬،‫بزمان حيتمل اْلال‬ ٍ ‫دل على معىن يف نفسه‬
َّ ‫ ما‬: ُ‫واملضارع‬

8 َِ :‫مثل‬
))‫ َويَتَ َعلَّ ُم‬، ‫ َوََْيتَ ِه ُد‬، ‫((َي ُئ‬

Fi’il Mudhori’ yaitu setiap Fi’il yang menunjukan kepada hasilnya


pekerjaan di dalam waktu sekarang atau yang akan datang.9
Jadi, fi’il ini berfungsi untuk jenis dua kala waktu, akan dikerjakan
atau sedang dikerjakan. Kedua zaman tersebut juga tidak memiliki
perbeda’an dari segi tulisannya.10

.‫ ص‬،)2008 ،‫ مكتبة االداب‬: ‫ (الوبرا‬،‫ قواعد الغة العربية‬،‫ اخل‬،‫عبد الرْحن اْلري‬7
10
8
33 .‫) ص‬، ‫ منثورات املكتبة العصرية‬:‫وس العَربيَِّة "(بْيوت‬
ِ ُ‫ "جَ ِامع الدر‬،‫الشيخ مصط َفى الغلييين‬
9
Ilmi, “Bahasa Arab Dasar Kelas Mufrod Level 1” (Tasikmalaya : Edu Publisher, 2020),
Hlm. 15
10
Miftah Fauzi, “Dasar-Dasar Ilmu Nahwu”, (Guepedia, 2022), Hlm. 21-22
4

2. Surah Yu>suf
Surah Yu>suf adalah surah ke-12 dalam Al-Qur’an. Surah ini terdiri
atas 111 ayat, termasuk golongan surat makkiyah. Surat ini dinamakan
surah Yu>suf karena titik berat dari isinya mengenai riwayat Nabi
Yu>suf.11
3. Konsep Pembelajaran Nahwu
Pembelajaran adalah suatu proses untuk membantu peserta didik
agar dapat belajar dengan baik. Melalui pembelajaran maka akan terjadi
proses pengembangan moral keagamaan, aktivitas, dan kreativitas
peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar.
Pembelajaran menekankan pada aktivitas peserta didik.

Sedangkan konsep pembelajaran adalah suatu sistem atau proses


perencanaan belajar yang ditujukan kepada pembelajar, supaya
mencapai hasil yang maksimal.12
Jadi, dapat disimpulkan konsep pembelajaran nahwu adalah suatu
proses perencanaan belajar agar mencapai hasil belajar nahwu yang
maksmal. Dengan ini konsep pembelajaran menekankan pada aspek
ilmu nahwu untuk meningkatkan dan menarik perhatian para siswa.
C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti


merumuskan masalah yaitu:

1. Bagaimana Analisis Fi’il Mudhori’ dalam Surah Yu>suf?


2. Bagaimana Konsep Pembelajaran Nahwu bagi murid madrasah
tsanawiyah setelah mengetahui potongan ayat yang mengandung Fi’il
Mudhori’ pada surah Yu>suf?

11
Hannah Dewi Latifah, “Selalu Ada Keajaiban”, (Yogyakarta: Sabil, 2015), Hlm.70.
12
Moh Suardi, “Belajar dan Pembelajaran”, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), hlm.7
5

D. Tujuan dan Manfa’at Penelitian


Adapun tujuan dan manfaat dari penelitian ini dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka
tujuan dari penelitian ini yaitu:
a. Untuk mengetahui dan menganalisa ayat-ayat yang mengandung
Fi’il Mudhori’ pada surah Yu>suf.
b. Untuk mengetahui dan merencanakan bagaimana konsep
pembelajaran yang sesuai bagi murid Madrasah Tsanawiyah setelah
mengetahui beberapa potongan ayat dari surah Yu>suf yang telah
diaplikasikan dengan cara menganalisis Fi’il Mudhori’ dalam surah
Yu>suf dan menerapkannya pada konsep pembelajaran materi
Nahwu.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memperoleh
wawasan keilmuan dan pengetahuan khususnya dalam konteks
mengenai Konsep Pembelajaran Materi Nahwu di Madrasah
Tsanawiyah dan Analisis Fi’il Mudhori’ dalam Surah Yu>suf. Selain
itu juga dapat dijadikan sumber atau bahan bagi peneliti lain untuk
melakukan penelitian yang sejenisnya atau melanjutkan penelitian
tersebut secara luas dan optimal.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi Siswa
Dengan hasil penelitian ini diharapkan siswa dapat menjadi
aktif, semangat, dan tertarik dalam proses pembelajaran Bahasa
Arab khususnya pada Pembelajaran Materi Nahwu.
6

2) Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan


sebagai referensi khususnya dalam pembelajaran nahwu.

3) Bagi Madrasah

Sebagai masukan untuk menambah referensi dalam


penggunaan konsep pembelajaran Nahwu bagi siswa madrsah
Tsanawiyah

4) Bagi Penulis

Penelitian ini dapat menambah wawasan, pengetahuan


serta keterampilan dalam diri penulis khususnya dalam konsep
pembelajaran Nahwu bagi siswa madrasah tsanawiyah dari
Analisis Fi’il Mudhori’ dalam Al-Qur’an Surah Yusuf.

5) Bagi Peneliti Lain


Penelitian ini dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi
siapapun yang akan melakukan penelitian yang serupa atau
melakukan kelanjutan dari penelitian ini, sehingga menjadi tolak
ukur bagi peneliti selanjutnya.
E. Kajian Pustaka
Penelitian yang akan dilakukan perlu diulas kembali melalui kajian
pustaka. Dalam kajian pustaka, peneliti membuat deskripsi secara sistematis
tentang hasil penelitian oleh peneliti sebelumnya, yang sesuai atau mirip
dengan topik penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Dengan kata lain,
topik penelitian dibandingkan kajian-kajian yang sama dari hasil penelitian
terdahulu,13 dan memiliki keterkaitan dengan penelitian yang dilakukan.
Tinjauan pustaka berisi uraian tentang penelitian- penelitian
sebelumnya, tentang permasalahan yang sama atau yang serupa. Sebagai

13
Muhammad, “Metode Penelitian Bahasa”. (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm.
108
7

bahan referensi awal dalam penelitian ini, penulis telah melakukan telaah
pustaka dari jurnal dan skripsi-skripsi sebelumnya yang terkait dengan
konsentrasi penelitian, diantaranya sebagai berikut:
Pertama, Skripsi yang ditulis oleh Hamim Ahmad Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia Tahun 2018 yang berjudul Analisis
Jumlah Mu’rabah Dalam Al-Qur’an Surat Yusuf dan Implikasinya Bagi
Pembelajaran Ilmu Nahwu. Dalam skripsi ini memfokuskan pada Ayat
surah Yusuf yang berbentuk Jumlah Mu’rabah. Persamaan dari penelitian
ini yaitu sama-sama mengkaji surah yusuf dan menerapkan
pembelajarannya pada konsep Ilmu Nahwu. Untuk perbedaannya terletak
pada ayat yang diteliti. Untuk penulis sendiri yaitu mengkaji ayat yang
berbentuk Fi’il Mudhori’.14
Kedua, Skripsi yang ditulis oleh Muhammad Amin, Mahasiswa
Universitas Jambi Tahun 2021 yang berjudul “Analisis Fi’il Madhi,
Mudhori’ dan ‘Amr Dalam Al-Qur’an Surat Al-Jumu’ah”. Pada Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui perubahan Fi’il Madhi, Fi’il Mudhori’ dan
‘Amr dalam surah Al-Jumu’ah baik dari segi sighah maupun
gramatikalnya.15 Persamaa’an penelitian ini dengan penulis yaitu sama-
sama menggunakan metode kualitatif deskriptif yaitu mengambil data dari
sumber-sumber pokok seperti Al-Qur’an dan kitab yang berhubungan
dengan tema atau judul skripsi ini. Untuk Perbedaan Penelitian ini dengan
penulis yang buat yaitu pada ayat Al-Qur’an yang diteliti. Penelitian ini
menganalisis semua Bentuk-bentuk Fi’il sedangkan penulis hanya
memfokuskan pada satu Fi’il saja yaitu Fi’il Mudhori’. Dan untuk surat
yang dikaji juga berbeda. Untuk Penelitian ini yaitu mengkaji surat Al-
Jumu’ah sedangkan Penulis mengkaji surah Yusuf.
Ketiga, Skripsi yang ditulis oleh Riyan Nurdiana. Mahasiswa
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Purwokerto 2020 Yang

14
Hamim Ahmad, Skripsi, “Analisis Jumlah Mu’rabah Dalam Al-Qur’an Surat Yusuf dan
Implikasinya Bagi Pembelajaran Ilmu Nahwu”, (Universitas Pendidikan Indonesia, 2018).
15
Muhammad Amin, Skripsi, “Analisis Fi’il Madhi, Mudhori’ dan ‘Amr Dalam Al-Qur’an
Surat Al-Jumu’ah”, (Universitas Jambi, 2021)
8

Berjudul " ‫املرسلت‬ ‫ " احملسنات اللفظية يف سورة‬Dalam skripsi ini membahas
Tentang Salah satu surat dalam Al-qur'an yaitu surat Al-Mursalat.16 Fokus
pembahasannya yaitu pada Kalimat Verbalnya. Sedangkan untuk skripsi
penulis ajukan yaitu tentang pembelajaran Nahwu dalam Al-Qur'an.
Persamaan dari penulis ajukan yaitu sama sama menggunakan penelitian
literasi dan sama-sama mengkaji surat dalam Al-Qur'an. Hanya beda dalam
surah saja.
Keempat, Jurnal yang ditulis Heni Zumaroh Mahasiswa Prodi
Pendidikan Bahasa Arab, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri
Semarang yang berjudul “Fi’il Mudhori’ Mansub dalam Buku Riyadhus
Sholihin Jilid I” yang dimuat dalam Journal of Arabic Learning and
Teaching. Dalam penelitian ini menggunakan desain peneliti Library
Research atau yang disebut dengan Penelitian Pustaka. Karena data yang
diperoleh berbentuk dokumen yang berasal dari Buku. Dalam jurnal ini
menjelaskan Faktor-faktor yang menyebabkan Fi’il Mudhori’ menjadi
Manshub, Kedudukan Fi’il Mudhori’ dalam buku “Riyadhus Sholihin” Jilid
1 dan klasifikasi Fi’il Mudhori’ manshub dalam buku “Riyadhus Sholihin”
Jilid 1.17 Persamaan dari penelitian ini yaitu sama-sama meneliti Fi’il
Mudhori’ dan menggunakan Penelitian Pustaka Library Research dan
penelitian Kualitatif. Perbedaanya yaitu pada Lafal Fi’il Mudhori’ yang
diteliti. Jurnal tersebut meneliti sebuah kitab sedangkan yang penulis teliti
adalah Al-Qur’an.
Kelima, Jurnal yang ditulis oleh Anshar Zuhelmi yang berjudul
“Bahasa Al-Qur’an di dalam Surat Yusuf Mengatasi Kemerosotan Akhlak
Pemuda di Zaman Modern” yang dimuat dalam Jurnal Procedings of
International Conference on Islamic Studies. Jurnal ini menjelaskan
bagaimana sikap yang ada pada kisah Nabi Yusuf yang bisa diteladani untuk

16
Riyan Nurdiana, Skripsi, “‫”االمحسنات اللفظية في سورة المرسالت‬, (IAIN Purwokerto, 2020).
17
Heni Zumaroh, “Fi’il Mudhori’ Mansub dalam Buku Riyadhus Sholihin Jilid I”, Journal
of Arabic Learning and Teaching, (Semarang: UNNES, 2012).
9

mengatasi merosotnya akhlak pada pemuda di zaman sekarang. Artinya


dalam Surah Yusuf banyak sekali Hikmah yang dapat diambil untuk bisa
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Persamaan dari penelitian ini yaitu
sama-sama mengkaji Surah Yusuf dan perbedaannya yaitu terletak pada apa
yang diteliti.
F. Metode Penelitian
Secara umum metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah
18
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam
upaya pengumpulan data terkait penelitian ini, maka penulis menggunakan
beberapa metode antara lain:
1. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan peneliti merupakan jenis penelitian
kepustakaan (library research). Penelitian kepustakaan adalah kegiatan
penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi dan data
dengan bantuan berbagai macam material yang ada di perpustakaan
seperti buku referensi, hasil penelitian sebelumnya yang sejenis, artikel,
catatan, serta berbagai jurnal yang berkaitan dengan masalah yang ingin
dipecahkan.19
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, maka disebut
penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif ini
meneliti tentang makna yang diperoleh dari pemahamannya.20
2. Sumber Data
a. Data Primer
Sumber primer yang diambil oleh Peneliti adalah Al-Qur'an
Surah Yusuf yang Berjumlah 111 Ayat. Merupakan Surah yang
diturunkan di kota Makkah. dan diambil tidak semuanya hanya ayat-
ayat yang mengandung Fi’il Mudhori’.

18
Sugiyono, “Metode Penelitian Pendidikan (Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D”,
(Bandung: Alfabeta, 2017), hlm.3.
19
Milya sari, Penelitian Kepustaka’an “Library Research) Dalam Penelitian Pendidikan
IPA”, (Jurnal Penelitian Bidang IPA Dan Pendidikan IPA), hlm.43.
20
،2008 ،‫ دار اليازوي العلمية للنشر والتوزيع‬: ‫(األردان‬، ‫ البحث العامي الكمى والنوع‬،‫عامر قنديلجي وايمان السامر اني‬
61.‫ص‬
10

b. Data Sekunder
Data yang diperoleh secara tidak langsung oleh peneliti atau
sebagai data pelengkap dan pendukung penelitian, data ini berupa
kajian pustaka yang berkaitan dengan obyek penelitian yang
mendukung seperti buku-buku penerjemahan, kamus bahasa Arab,
Ensklopedia, dan lain-lain.
3. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh
para peneliti untuk mengungkapkan atau menjaring berbagai fenomena,
informasi maupun kondisi lokasi penelitian berdasarkan lingkup
penelitian yang dilaksanakan.21 Teknik pengumpulan data yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi yaitu peneliti
mendokumentasikan fi’il mudhori’ yang terdapat pada Al-Qur’an Surah
Yu>suf kemudian mencatatnya ke dalam sebuah tabel yang
dikelompokan menjadi pembagian fi’il mudhori’ berdasarkan wazan
dan jenis fi’ilnya.
4. Teknik analisis data
Analisis data adalah langkah-langkah yang dilakukan untuk
mengolah data primer dan data sekunder. Bodgan menyatakan bahwa
“Data analysis is the process of systematically searching and
arranging the interview transcripts, fieldnotes, and other materials
that you accumulate to increase your own understanding of them
and to anable you to present what you have discovered to others”.22

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis


data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-
bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat
diinformasikan kepada orang lain. Dikarenakan jenis penelitian yang
dilakukan adalah penelitian kepustakaan, maka data yang diperoleh

21
Maulida, “Teknik Pengumpulan Data Metodologi Penelitian”, Jurnal Darussalam, Vol.21, No.
02, 2020. Hlm.1
22
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002),
Hlm. 10.
11

adalah data textular dan pola analisis yang digunakan adalah analisis
non-statistik. Data textular sering hanya dianalisis menurut isinya,
analisis semacam ini dinamakan analisis isi (content analysis). Analisis
isi adalah suatu teknik untuk mengamati isi informasi dalam tulisan
simbol. Isi informasi dalam bentuk tulisan atau simbol ini, diantaranya
buku, tulisan, dan gambar yang erat kaitannya dengan subjek atau objek
yang diteliti.23

Menurut Afifudin dan Sabani, Analisis isi adalah penelitian yang


bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis.
Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk
komunikasi, baik surat kabar, berita radio, iklan televisi maupun semua
bahan dokumen yang lainnya. Alasan peneliti mengambil analisis data
dengan analisis isi karena peneliti menganalisis sumber yang berbentuk
teks yaitu isi Al-Qur’an Surah Yu>suf.

Analisis isi ini digunakan peneliti untuk mendeskripsikan konsep


pembelajaran nahwu dalam Al-Qur’an surah Yu>suf. Dalam
menganalisis data, penulis menganalisis melalui beberapa langkah,
antara lain sebagai berikut:

a. Mengumpulkan referensi (buku-buku) yang berkaitan dengan


penelitian.
b. Membaca dan memahami tentang fi’il mudhori’ dari buku-buku
referensi.
c. Mengumpulkan data yang diperoleh dari Al-Qur’an Surah Yu>suf
d. Mengklasifikasikan data yang diperoleh dari Al-Qur’an Surah
Yu>suf.
e. Menganalisis data dengan menguraikan dan menjelaskannya
menjadi sebuah laporan ilmiah berupa skripsi.

23
Sukardi, Metode Penelitian Tindakan Kelas Implementasi dan Pengembangannya, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2013), Hlm. 190.
12

G. Sistematika Pembahasan
Secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian yaitu, bagian awal,
bagian utama, dan bagian akhir. Bagian awal meliputi halaman judul,
halaman pernyataan keaslian, lembar pengesahan, halaman nota dinas
pembimbing, halaman motto, halaman persembahan, abstrak, pedoman
transliterasi Arab-Latin, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, dan daftar
lampiran.
Bagian utama memuat pokok-pokok permasalahan yang terdiri dari
dari V BAB. Dimana antara BAB satu dengan yang lain saling berkaitan.
Untuk lebih jelasnya uraian sistematika pembahasan yang terkandung
masing-masing BAB disusun sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan, yang berfungsi sebagai pengantar informasi
penelitian. Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, definisi
konseptual, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian
pustaka, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

BAB II Landasan Teori. Pada bab ini diuraikan tentang kerangka


teoritik yang terdiri dari dua sub bab, yaitu sub bab pertama membicarakan
tentang Fi’il Mudori’ yang meliputi pengertian Fi’il Mudhori’, tanda-tanda
Fi’il Mudhori’ Macam-macam Fi’il, dan Macam-macam Fi’il Mudhori’.
Sub bab kedua membicarakan tentang Konsep pembelajaran nahwu di
madrasah yang meliputi pengertian pembelajaran, pengertian Ilmu Nahwu,
konsep pembelajaran Nahwu, tujuan pembelajaran Nahwu, metode dan
teknik pembelajaran Nahwu, dan strategi pembelajaran Nahwu.

BAB III Telaah Surah Yusuf dan Fi’il Mudhori’ Surah Yu>suf. Pada
bab ini diuraikan menjadi dua sub bab. Sub bab pertama yaitu meliputi
Sejarah Lahirnya Nabi Yu>suf As, Sejarah Turunnya Surah Yusuf, Isi
Kandungan Surah Yu>suf, Hikmah Surah Yu>suf dan Fadhilah surah Yu>suf.
dan Sub bab kedua menjelaskan tentang Fi’il Mudhori’ dalam surah Yu>suf.

BAB IV Pembahasan Hasil Penelitian. Pada bab ini diuraikan


menjaid dua sub bab. Sub bab pertama membicarakan tentang analisis data
13

dari Fi’il Mudhori’ dalam surah Yu>suf. Sedangkan sub bab kedua
membicarakan tentang pembahasan yaitu hasil dari analisis data tersebut
dan berisi RPP yang digunakan untuk konsep pembelajaran Nahwu.

BAB V Penutup. Dalam bab ini terdiri dari tiga sub bab, yaitu sub
bab pertama membicarakan tentang simpulan terkait seluruh bab. Sub bab
kedua yaitu saran yang berisi saran-saran untuk UIN Saizu Purwokerto dan
para mahasiswa PBA. Sedangkan sub bab ketiga yaitu penutup yang berisi
ungkapan syukur dan terimakasih serta permohonan maaf penulis. Dan
didalamnya disertakan bagian akhir yang merupakan tahap akhir dari
skripsi ini, terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran yang mendukung,
dan daftar riwayat hidup.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Fi’il Mudhori’
1. Pengertian Fi’il
24 ٍ ٍ ‫اَلْ ِفعل هو ُك رل َكلِم ٍة تَ ُذ رل علَى حصوِل ح َد ٍث ِِف َزم‬
‫ان َخاص‬ َ َ ُْ ُ َ َ َُ ُ ْ
Fi’il secara Bahasa berarti kejadian atau pekerjaan. Padanannya
dalam Bahasa Indonesia adalah kata kerja atau verbal. Sedangkan dalam
istilah Nahwu, Fi’il adalah kata atas suatu makna tersendiri dan terikat
dengan salah satu dari tiga bentuk waktu. Masa lampau, masa sekarang
dan masa akan datang. 25

Contoh kata ‫ب‬


َ َ‫ َكت‬adalah kata yang menunjukan makna menulis
yang terikat dengan masa yang telah lalu, ‫ب‬
ُ ُ‫يَكْت‬ adalah kata yang

menunjukan makna menulis yang terikat dengan masa sekarang atau

akan datang, dan


ْ ُ‫أَ ْكت‬
‫ب‬ juga adalah kata yang menunjukan makna

penulisan dan terikat dengan masa yang akan datang.


2. Tanda-tanda Fi’il Mudhori’

‫الساكِنَ ِة‬
َّ ‫ث‬ ِ ‫ف والت‬
ِ ‫َّاء التَّاءنِي‬ ِ ِ ِ ُ ‫فَاالْ ِف ْعل ي ْعر‬
ْْ َ َ ‫ف ب َق ْد َوالس ْي َو َس ْو‬َُُ
Fi’il dapat diketahui dengan adanya qad, sin, saufa dan ta’ ta’nits
sakinah. Yang artinya jika ada salah satu tanda tersebut, maka
dipastikan bahwa kalimat tersebut adalah kalimat Fi’il. Tetapi jika tidak
ada, maka kita harus memasang salah satu tanda itu. 26

24
Muhamad Rizka Saomi, “Pengajaran Qowaid Bahasa Arab”. (tk: Goresan Pena.). 2020.
Hlm. 8
25
Saidina Zulfiqar, “Cara Praktis Belajar Bahasa Arab”. (Jakarta: Qalam Media Pustaka).
Hlm.
26
Abu An’im, “Sang Pangeran Nahwu”, (Kediri: Mu’jizat Group: 2007). Hlm. 84-85.

14
15

‫س‬ ِ ‫( ِس‬Yaitu Sin yang keberadaannya khusus masuk pada fi’il


a.
ْ ‫ي تَ ْنفْي‬
ْْ
mudhori, guna menjadikan fi’il mudhori’ tertentu menunjukan
zaman Istiqbal)

Contoh : ‫ ( َس َ ْْيِج ُع َزيْد‬Zaid akan pulang )

“Lafadh ‫يَْرِج ُع‬ sebelum kemasukan sin artinya mungkin sedang

pulang atau akan pulang, setelah dimasuki sin artinya tertentu akan
pulang.

b. ْ ْ‫ف تَ ْس ِوي‬
‫ف‬ َ ‫( َس ْو‬Yaitu saufa yang keberadaannya khusus masuk pada
fi’il mudhori’ untuk menjadikan fi’il fi’il mudhori’ tertentu
menunjukan zaman istiqbal )

Contoh : ‫َزيْد‬ ‫ف يَ ْق ِد ُم‬


َ ‫( َس ْو‬Zaed akan datang)

Lafadh ‫يَ ْق ِد ُم‬ sebelum kemasukan saufa artinya mungkin sedang

datang atau akan datang, setelah dimasuki sin artinya tertentu akan
datang.

c. Masuknya ْ‫( َل‬amil yang menjazemkan fi’il mudhori’, dan berfungsi


mengganti zaman fi’il mudhori’ (hal atau istiqbal ) menjadi zaman
madhi.

Contoh : ‫َزيْد‬ ْ ‫ض ِر‬


‫ب‬ ْ َ‫( َلْ ي‬Zaed sudah tidak memukul)
“Sudah tidak memukul, berarti menghilangkan arti sedang memukul
atau akan memukul”.

d. Masuknya ‫قَ ْد‬

‫ قَ ْد‬yang masuk pada fi’il mudhori’ memiliki empat makna:


16

1) ‫َّح ِقْي ِق‬ ِ


ْ ‫( للت‬memperkuat makna fi’il Mudhori’). Contoh :

ُ‫الِل‬
َّ ‫( قَ ْد يَ ْعلَ َم‬Sungguh Allah Mengetahui)

2) ‫( لِلتَّكْثِ ِْْي‬Memperbanyak makna fi’il mudhori’). Contoh:

‫اب‬
ُ ‫اْلََو‬
ْ ‫َّق‬
َ ‫صد‬
َ َ‫( قَ ْد يَت‬Orang dermawan banyak/sering sedekah)
3) ‫( للتَّ ْقلِْي ِل‬Mempersedikit terjadinya fi’Il mudhori’). Contoh:

‫ص ِد ُق‬
ْ َ‫ب قَ ْد ي‬
ُ ‫( اَلْ َك ُذ ْو‬pembohong terkadang benar/jujur)
4) ‫( تَ َوقر ْع‬mengharap-harap terjadinya pekerjaan fa’il). Contoh:

‫السافُِر الْيَ ْوِم‬


َّ ‫قَ ْد يَ ْق ِد ُم‬ (mudah-mudahan/semoga musafir

datang hari ini)


3. Macam-macam Fi’il
Dalam Ilmu Nahwu, pembagian Fi’il terbagi atas tiga macam, yaitu
kata kerja yang menunjukan kejadian dimasa lalu (Fi’il Madhi),
sekarang/akan datang (Fi’il Mudhori’), dan kata kerja perintah. (Fi’il
‘Amr).
a. Fi’il Madhi

Yaitu kata kerja yang menunjukan suatu pekerjaan atau


kejadian yang berlangsung pada masa sebelum waktu penuturan.

Contoh:‫خطَب‬
َ َ ،‫ ََِس َع‬،‫ اِنْطَلَ َق‬،‫اِ ْستَ ْع َم َل‬ Ada beberapa tanda untuk

menyirikan bentuk kata ini. Dari, segi arti dapat dilihat dari bentuk
katanya yang menunjukan suatu pekerjaan atau kejadian yang
erlangsung pada masa sebelum waktu penuturan. Sedangkan, tanda
secara Lafdzi dapat berupa: Pertama, kata tersebut dapat dimasuki
17

oleh Qad.‫د‬
ْ َ‫ ق‬Kedua, kata tersebut dapat dimasuki oleh Ta Al-Faail,
ِ ‫سافَرت سافَرت سافَر‬. Ketiga, kata tersebut dapat dimasuki
Seperti ‫ت‬
َْ َ َ ُ َْ ْ
‫ت‬ ِ
oleh Ta’ Ta’nits Sakinah, Seperti: ْ ‫ َجلَ َس‬،‫ت‬
ْ ‫ َسافَ َر‬،‫ت‬
ْ ‫مع‬
َ َ‫ا ْست‬.
Hukum fi’il madhi dalam I’rab adalah Mabni (tidak berubah harakat
huruf akhirnya).

b. Fi’il Mudhari’

Yaitu kata kerja yang menunjukan pekerjaan atau peristiwa


yang terjadi pada saat dituturkan (sekarang) atau sesudahnya (akan

datang). Contoh: ‫صلَح‬


ْ َ‫ي‬
ُ

Tanda-tanda Mudhari’ adalah dapat dimasuki oleh sin dan


saufa. Juga dapat dimasuki oleh huruf jazm dan nashab Hukum I’rab
bagi Fi’il Mudhari’ adalah mu’rab (dapat berubah harakat huruf
akhirnya) selama tidak dimasuki oleh Nun Taukid dan Nun Niswah.

c. Fi’il ‘Amr

Yaitu kata yang menunjukan makna perintah. Contoh: ،‫تَ َعلَّم‬


ْ
(belajarlah!), atau ْ‫( إِقْ رأ‬bacalah!), atau ‫ق‬
َ َ‫( إِنْطَل‬pergilah).
Tanda-tanda fi’il ‘Amr dapat berupa dimasuki oleh Nun

Taukid ‫( نُون التَّوكِْي ْد‬huruf nun pada akhir kata yang berfungsi untuk
ْ ْ
menunjukan kesungguhan dan ketegasan makna pekerjaan). Nun
Taukid ada dua macam yaitu khofifah (ringan) dan Tsaqilah (berat).
Perbedaan keduanya dari segi bentuk adalah Nun Taukid Khofifah
18

berbaris sukun ‫ىن‬


ْ , sedangkan NunTaukid Tsaqilah bertasydid dan
berharakat fathah ‫ىن‬
َّ .
4. Macam-macam Fi’il Mudhori’
Macam-macam Fi’il Mudhori’ ada 3 macam Yaitu:
a. Fi’il Mudhori’ Marfu’
Fi’il Mudhori’ menjadi Marfu’ apabila tidak didahului oleh
huruf nashab atau huruf jazm, dan alamat Rofa’nya Yaitu:27

1) Dhammah, Contoh : ‫ ُه َو‬،‫ْتب‬ َ ْ‫ أَن‬،‫ْتب‬


ُ ‫ت تَك‬ ُ َ‫أ َََن أَ ْكت‬
ُ ‫ ََْن ُن نَك‬،‫ب‬
‫ْتب‬ ِ
ُ ‫ ه َي تَك‬،‫ْتب‬
ُ ‫يَك‬
2) Mengganti Dhammah dengan tetapnya nun )‫النون‬ ‫(ثبوت‬, Apabila

Fi’ilnya berbentuk Af’alul Khomsah )‫اخلمسة‬ ‫(افعال‬.


Af’alul Khomsah adalah Fi’il Mudhori’ yang bertemu dengan
Alif Tasniyah, Wawu Jama’ dan Ya’ Mu’anats Mukhotobah.

)‫تفعلي‬-‫تفعلون‬-‫يفعلون‬-‫تفعلن‬-‫(يفعلن‬

Contoh: ِ ،‫ هم يكتبون‬،‫ أنتم تكتبون‬،‫ مها يكتبان‬،‫أنتما تكتبان‬


‫أنت‬

.‫تكتبي‬
b. Fi’il Mudhori’ Mansub
Fi’il Mudhori’ Mansub yaitu Fi’il Mudhori’ yang
kemasukan salah satu huruf Nashob. Alamat Nashobnya Yaitu:28

27
.138 .‫ ص‬،)‫ دمشق‬:‫(منشورات دار اْلكمة‬،"‫ "قواعد اللغة العربية‬،‫فؤاد نعمة‬
28
.139 .‫ ص‬،)‫ دمشق‬:‫(منشورات دار اْلكمة‬،"‫ "قواعد اللغة العربية‬،‫فؤاد نعمة‬
19

1) Fathah. Contoh: ‫يَكْتب‬


َ ‫ لَ ْن‬،‫ْتب‬
َ ‫ لَ ْن نَك‬،‫ْتب‬ َ ‫لَ ْن أَ ْك‬
َ ‫ لَ ْن تَك‬،‫تب‬
2) Mengganti Fathah dengan Membuang Nun )‫(حذف النون‬

apabila Fi’ilnya berbentuk Af’alul Khomsah )‫اخلمسة‬ ‫(أفعال‬.

Contoh: ،‫ لن تكتيب‬،‫ لن يكتبوا‬،‫ لن تكتبوا‬،‫ لن يكتبا‬،‫لن تكتبا‬

3) Huruf Nashob, Yaitu: ،‫ الم اْلحود‬،‫ الم التعليل‬،‫ إذن‬،‫ كي‬،‫ لن‬،‫أن‬

.‫ حىت‬،‫ فاء السببية‬Penjelasannya sebagai berikut:

• ‫أن‬ (bahwa) ‫أ ْن‬ termasuk huruf Masdhariyah, yaitu huruf

yang menjadikan kata / kalimat setelahnya menjadi takwil


mashdar.

Contoh: ‫تتقدم‬
َ ‫يسرىن أن‬

Lafadh ‫تتقدم‬
َ merupakan fi’il Mudhori’ mansub dengan

fathah. Fa’ilnya yaitu menggunakan kata pengganti berupa

‫أنت‬,
َ dan mashdar mu’awwal dari ‫أ ْن‬ berupa fi’il yang

mendahului fai’ilnya.

• ‫( لَ ْن‬tidak akan), apabila ada Fi’il didahului huruf ‫لَ ْن‬ maka

harus dibaca nashob.

Contoh: ‫املنتصب‬ ‫اْلق‬ ِ ‫لَن‬


ْ ‫يضْي َع‬ ْ
Lafadh ِ
‫يضْي َع‬ merupakan Fi’il Mudhori’ mansub dengan

Fathah.
20

• ‫( َك ْي‬supaya), Huruf ini berfungsi untuk menyatakan sebuah


tujuan.

Contoh: ‫ادرساكى تنجحا‬

Lafadh ‫تنجحا‬ merupakan fi’il mudhori’ mansub dengan

membuang nun.

• ‫( إِ َذ ْن‬kalau begitu), huruf ini berfungsi untuk menyimpulkan


sesuatu yang sebelumnya belum dibahas.

Contoh : ‫جح‬
َ ‫تَ ْن‬
َ ‫إِ َذ ْن‬

Lafadh ‫تَ ْن َج َح‬ merupakan fi’il mudhori’ mansub dengan

fathah.

• ‫الم التعليل‬ (supaya, untuk). Memiliki makna sama dengan

‫َك ْي‬

Contoh: ‫اسعداء‬ ‫إعملوا لتعيشوا‬

Lafadh ‫تعيشوا‬ merupakan fi’il mudhori’ mansub dengan

membuang nun.

• ‫الم اْلحود‬ huruf ini berfungsi untuk menyangkal suatu

pernyataan.

Contoh: ‫جد‬ ‫ل اكن لهلوا والمر‬


21

• ‫فاء السببية‬ (sebab, akibat) huruf ini berfungsi untuk

menjadikan kalimat sebelum fa’ menjadi penyebab untuk


kalimat setelahnya.

Contoh: ‫فَيَموتُوا‬ ِ
ْ ْ ُ ‫ضى َعلَْيه ْم‬
َ ‫َال يُ ْق‬

• ‫( حىت‬Hingga), huruf ini berfungsi untuk menghubungkan


dua kata.

Contoh: ‫إليه‬ ‫تصل إىل ماتصبو‬


َ ‫جاهد حىت‬
c. Fi’il Mudhori’ Majzum
Fi’il Mudhori’ Majzum adalah fi’il mudhori’ yang ber i’rab
jazm dikarenakan ada amil jawazim yang masuk pada fi’il tersebut.
Alamat jazem nya yaitu:29

1) Sukun, Contoh: ‫يكتب‬ ‫ ل‬،‫ ل نكتب‬،‫تكتب‬


ْ ْ ‫ ل‬،‫أكتب‬
ْ ‫ل‬
2) Mengganti sukun dengan:
• Membuang Nun, apabila fi’ilnya berupa Af’alul Khomsah

Contoh: ‫ ل تكتيب‬،‫ ل يكتبوا‬،‫ ل تكتبوا‬،‫ ل يكتبا‬،‫ل تكتبا‬


• Membuang Huruf ‘Illat, apabila berupa fi’il mu’tal akhir.
ِ ‫ ل‬،‫ ل يشك‬،‫َل يرض‬
Contoh: ‫يَرم‬
ْ ُ َْ َ َْ
d. Cara Menjazemkan Fi’il Mudhori’ ada dua yaitu dengan satu Fi’il
dan dua Fi’il.
1) Menjazemkan dengan satu Fi’il, yaitu:

29
.141.‫ ص‬،)‫ دمشق‬:‫(منشورات دار اْلكمة‬،"‫ "قواعد اللغة العربية‬،‫فؤاد نعمة‬
22

• ْ‫( َل‬tidak), digunakan untuk menafikan sesuatu yang telah lalu


dan bisa sampai zaman yang akan datang.

Contoh: ‫ض ْر حممد‬
ُ ‫َلْ َْحي‬
• ‫( لَ َما‬belum). Digunakan untuk menafikan suatu keadaan dari
dahulu sampai dikatakan pernyataan tersebut.

Contoh: ‫اإلمتحان‬ ‫جاء موعد‬

• ‫الم المر‬, Contoh: ‫لينفق صاحب الغىن من غناه‬


ْ
• ‫ال الناهية‬, Contoh: ‫ال تنسى املعروف‬
2) Menjazemkan dengan dua fi’il yaitu:

• ‫إِ ْن‬, Contoh: ‫إن تعمل تنجح‬

• ‫م ْن‬,
َ Contoh: ‫ص ْد‬
ُ ‫من ْيزَر ْع َْحي‬
• ‫ما َم ْه َما‬,
َ Contoh: ‫يزدك معرفة‬
ْ ‫مهما تقرأ‬

• ِ ‫مىت‬
‫ َم َىت و َّأَّي َن‬,Contoh:‫أيت الصيف يسافر الناس إىل املصايف‬

• ‫أين و أينما وأىن وحيثما‬, Contoh: ‫أينما يسد المن تعم الطمانينة‬

• ‫كيفما‬, Contoh:‫كيفما تعامل الناس يعاملوك‬

• ‫أي‬, Contoh: ‫أي امرأة‬


23

B. Konsep Pembelajaran Nahwu di Madrasah


1. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran secara sederhana diartikan sebagai sebuah usaha
untuk mempengaruhi usaha, intelektual, dan spriritual seseorang agar
mau belajar dengan kehendaknya sendiri.30
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan oleh pendidik agar
dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan
kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada
peserta didik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang
manusia serta dapat berlaku dimanapun dan kapanpun.
Pembelajaran akan berhasil dan berjalan secara efektif apabila
dalam perancangan dan pengembangan bertitik tolak pada karakteristik
pembelajar, mata pelajaran dan pedoman pada kompetensi dasar, tujuan
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan atau indikator keberhasilan
pembelajar.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20,
“Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.31 Oleh karena itu, ada
lima jenis interaksi yang dapat berlangsung dalam proses belajar dan
pembelajaran, Yaitu:
a. Interaksi antara pendidik dan siswa
b. Interaksi antara sesama siswa atau antar sejawat
c. Interaksi siswa dengan narasumber
d. Interaksi siswa bersama pendidik dengan sumber belajar yang
sengaja dikembangkan

30
Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana,
2009), hlm. 85
31
Depdiknas, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional, (Jakarta, 2005)
24

e. Interaksi siswa Bersama pendidik dengan lingkungan sosial dan


alam.32
2. Pengertian Ilmu Nahwu
Bahasa Arab memiliki kekayaan gramatikal. Untuk dapat
memahami dan menguasai Bahasa arab, Nahwu dan shorof merupakan
dua hal yang harus dikuasai oleh orang yang belajar Bahasa arab. Hal
ini dikarenakan ilmu shorof merupakan ibu dari ilmu Bahasa arab dan
ilmu nahwu sebagai bapak dari ilmu Bahasa arab.
Ilmu Nahwu merupakan ilmu yang membahas perubahan akhir
kalimah yang berkaitan dengan I’rob, sturuktur kalimat serta bentuk
kalimat. Mempelajari ilmu nahwu sangat penting dalam pembelajaran
Bahasa arab karena ilmu nahwu merupakan ilmu yang mempelajari
kaidah-kaidah dalam Bahasa arab.
Didalamnya kita mengetahui apa saja yang wajib terjadi pada
harakat akhir dari suatu kata, dari rofa’ atau nashab, atau jar atau jazm,
atau tetap saja pada suatu keadaan setelah kata tersebut tersusun di
dalam satu kalimat. Mengetahui Ilmu Nahwu adalah suatu kepastian
bagi setiap orang yang ingin betul dalam menulis, berpidato dan
mempelajari sejarah kesusastraan.33
3. Tujuan Pembelajaran Nahwu
Boleh disepakati bahwa pembelajaran ilmu nahwu ini adalah bukan
sasaran yang menjadi tujuan pembelajaran, tapi ilmu nahwu itu adalah
salah satu sarana untuk membantu kita berbicara dan menulis dengan
benar serta meluruskan dan menjaga lidah kita dari kesalahan, juga
membantu dalam memaparkan ajaran dengan cermat, mahir dan lancar.
34
Beberapa tujuan mengajarkan ilmu nahwu adalalah:

32
Shilphy A Octavia, “Model model pembelajaran”, (Yogyakarta: Deepublish 2020),
hlm.7
33
Tony Fransisca, “Konsep I’rob Dalam Ilmu Nahwu”, Al-Mahara, Vol. 1, No.1, Desember
2015, h. 66-68.
34
Moh Irmawan Jauhari, Moh Yusuf dkk, “Bunga Rampai Pergulatan Pemikiran
Akademisi”, (Lamongan: Academia Publication 2021), hlm. 58.
25

a. Menjaga dan menghindarkan lisan serta tulisan dari kesalahan


berbahasa, disamping menciptakan kebiasaan berbahasa yang fasih.
Itulah sebabnya, ulama Arab dan Islam zaman dahulu berupaya
untuk merumuskan ilmu nahwu di samping untuk menjaga bahasa
Alquran dan Hadis Nabi Muhammad saw.
b. Membiasakan para pelajar bahasa Arab untuk selalu melakukan
pengamatan, berpikir logis dan teratur serta kegunaan lain yang
dapat membantu mereka untuk melakukan pengkajian terhadap tata
bahasa Arab secara kritis.
c. Membantu para pelajar untuk memahami ungkapan-ungkapan
bahasa Arab sehingga mempercepat pemahaman terhadap maksud
pembicaraan dalam bahasa Arab.
d. Mengasah otak, mencerahkan perasaan serta mengembangkan
khazanah kebahasaan para pelajar.
e. Memberikan kemampuan pada pelajar untuk menggunakan kaidah
bahasa Arab dalam berbagai suasana kebahasaan. Oleh karena itu,
hasil yang sangat diharapkan dari pengajaran ilmu nahwu adalah
kecakapan para pelajar dalam menerapkan kaidah tersebut dalam
gaya-gaya ekspresi bahasa Arab yang digunakan oleh para pelajar
bahasa Arab dalam kehidupnya, di samping bermanfaat untuk
memahami Bahasa klasik yang diwarisi oleh para ulama dari zaman
dahulu.
f. Qawaid dapat memberikan kontrol yang cermat kepada pelajar saat
mengarang sebuah karangan.35

35
A. Mualif, “Metodologi Pembelajaran Ilmu Nahwu dalam Pendidikan Bahasa Arab”,
Jurnal Al-HikmahVol 1, No 1 (2019), Hlm. 29
26

4. Metode dan Teknik Pembelajaran Nahwu


Metode pembelajaran pada hakikatnya adalah teknik-teknik dalam
menyampaikan materi pelajaran pada siswa yang jenisnya beragam dan
pemanfaatannya disesuaikan dengan kebutuhan. Berikut adalah macam-
macam metode pembelajaran nahwu.36

a. Metode ‫( القياسية‬Analogi)

Metode ini disebut juga dengan metode kaidah. Merupakan


metode yang tertua yang diterapkan dalam pengajaran Ilmu Nahwu.
Dalam metode ini, pengajaran dititikberatkan pada penyajian
kaidah, pembebanan hafalan kaidah, kemudian pemberian contoh-
contoh untuk memperjelas maksud dari kaidah tersebut. Ini berarti
bahwa proses pembelajaran berlangsung dari yang bersifat umum
kepada yang bersifat khusus.

b. Metode ‫( استقرانية‬Induksi)

Metode ini kadang diberi nama ‫استنتاجية‬،‫استباطية‬ atau

metode Herbart Karen mengikuti lima langkah yang harus


dilakukan dalam mengajar sebaaimana yang ditetapkan oleh Johan
Priedrich Herbart. Pengajaran dalam metode ini adalah kebalikan

dari metode ‫قياسية‬, karena metode ini didasarkan pada penyajian


contoh-contoh terlebih dahulu lalu contoh-contoh itu didiskusikan
dengan para pelajar, dibanding-dibandingkan, dan dirumuskan
kaidahnya kemudian diberikan latihan kepada para pelajar. Metode
ini dimulai dari yang khusus untuk mencapai kaidah yang bersifat

umum, sementara ‫ قياسية‬dari yang umum kepada yang khusus.

36
Ahmad Sehri, “Metode Pengajaran Nahwu Dalam Pembelajaran Bahasa Arab”, Jurnal
Hunafia, Vol. 7, No. 1, April 2010. Hlm.47-60.
27

c. Metode ‫( أمثلة‬Contoh)

Metode ini disebut juga dengan metode contoh buatan,


mandiri, terserak atau terpotong. Metode ini memberikan peluang
bagi seorang guru untuk memilih contoh-contoh secara leluasa, juga
dapat membantu guru beserta para pelajar untuk mempercepat
jalannya pembelajaran. Metode ini mudah digunakan sehingga
sangat membantu pembelajaran Ilmu Nahwu.
d. Metode Teks Utuh
Metode ini sering disebut metode konteks bersambung. Teks
sempurna atau metode resafel, karena metode ini adalah hasil dari
perubahan metode pengajaran sebelumnya. Metode ini
berkonsentrasi pada penyajian sebuah teks atau karangan utuh yang
diambil dari buku-buku bacaan, teks-teks sastra, materi sejarah dan
lain-lain. Kewajiban guru dalam menerapkan metode ini adalah

menjalankan teks bacaan lalu membahas topik bacaan )‫(قرأة‬,

kemudian mengambil contoh teks itu yang dapat dijadikan dasar


sebagai materi pelajaran lalu meneruskan langkah-langkah yang

harus diambil sesuai metode ‫ إستقرانية‬.

5. Strategi Pembelajaran Nahwu


Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang dipilih oleh guru dalam
proses pembelajaran yang dapat memberikan kemudahan atau fasilitas
bagi siswa menuju tercapainya tujuan pembelajaran.37Strategi
pembelajaran tidak lain merupakan rencana yang cermat mengenai
kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.38 Oleh karena itu, diperlukan

37
Suprihadi Saputro dkk, “Strategi Pembelajaran, Bahan Sajian Program Pendidikan
Akta Mengajar”, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2002), hlm. 21
38
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, Jakarta: Balai Pustaka 1990, 859
28

strategi yang tepat untuk diterapkan di kelas nantinya. Berikut ini adalah
strategi yang dapat digunakan untuk pembelajaran Nahwu:

a. Tahap persiapan (pendahuluan)

Pada langkah persiapan, guru harus mempersiapkan


secara matang terhadap materi pelajaran yang akan disajikan,
selanjutnya guru memulai dengan pertanyaan-pertanyaan
pendahuluan mengenai teks atau contoh-contoh dalam bagian
qawaid yang telah dipelajari sebelumnya yang berhubungan
dengan topik pelajaran yang akan diajarkan sekarang, artinya guru
harus mengadakan apersepsi terhadap pelajaran yang lalu dengan
pelajaran yang akan diberikan, apa lagi hubungan antara materi
pelajaran qawaid dengan yang lainnya saling berhubungan.

b. Tahap penyajian contoh atau teks sempurna

Setelah diadakan apersepsi, langkah berikutnya guru


mulai memberikan materi pelajaran dengan diawali dari hal-hal
yang mudah menuju ke materi yang sulit dan dari kongkrit kepada
yang abstrak. Oleh karena itu, dalam metode contoh ini, guru
menulis contoh-contoh itu di papan tulis, baik contoh yang dibuat
oleh guru sendiri maupun para pelajar setelah mereka menerima
beberapa pertanyaan dari gurunya.

c. Tahap menimbang dan mempertemukan

Pada tahap ini, guru harus mengadakan asosiasi dan


menggabungkan pelajaran lalu dengan pelajaran baru, sehingga
pelajaran mempunyai hubungan erat. Dalam hal ini, guru
berupaya mempertemukan antara bagian-bagian dari teks atau
contoh-contoh yang telah disajikan, supaya peserta didik
mengetahui titik persamaan dan perbedaan antara bagian atau
contoh yang telah dipelajari.
29

d. Tahap perumusan kaidah (pengorganisasian bahan)

Jika seorang guru telah berhasil menjalankan langkah-


langkah yang sebelumnya maka akan mudah bagi para pelajar
untuk menyusun dan mengorganisir pengetahuan dan pengalaman
yang diperoleh dari beberapa proses di atas dalam bentuk
perumusan kaidah, dan jika ada istilah nahwu yang siswa belum
ketahui, maka guru harus mengajarkannya dengan singkat setelah
itu guru harus menulis kaidah yang telah dirancang oleh para
pelajar di atas papan tulis dihadapkan pada contohnya.

e. Tahap aplikasi

Dalam langkah akhir ini, guru memberikan soal-soal


berupa latihan dan mempraktekkan hasil pelajaran yang telah
diberikan. Hal ini untuk memantapkan rumusan kaidah yang telah
dibuat, guru harus memberikan latihan kepada para pelajar. Hal
ini dimaksudkan untuk mengukur sisi kelemahan para pelajar
untuk diperbaiki, mungkin itulah sebabnya sehingga buku-buku
pelajaran nahwu yang banyak disusun pada setiap akhir
pemberian materi pelajaran harus diikuti dengan latihan-latihan
yang disusun secara bervariasi, baik dalam bentuk soal maupun
materi pertanyaan sehingga penguasaan para pelajar terhadap
kaidah ilmu nahwu semakin mendalam.
BAB III
TELAAH SURAH YU>SUF DAN FI’IL MUDHORI’ DALAM SURAT
YU>SUF

A. Surah Yu>suf
1. Sejarah Lahirnya Nabi Yu>suf As
Nabi Yusuf as lahir di sebuah daerah bernama Faddan yang berada
di bawah kekuasaan Babilonia. Penduduk daerah ini menyembah
berhala atau dewa yang disebut Ashtar yang agung. Upaya Nabi Ya’qub
as untuk menyadarkan para penduduknya selalu mendapat tantangan
terutama dari pendeta Agung Kuil Ashtar.
Bahkan hampir saja Nabi Ya’qub as dilemparkan ke dalam api.
Namun berkat pertolongan Allah SWT, Panglima Laban, penguasa
keamanan daerah Faddan yang juga mertua dari Nabi Ya’qub as masih
melindungi dengan keberaniannya beradu pendapat dengan pendeta
Kuil Ashtar mengenai tindakan Nabi Ya’qub as yang menentang
berhala.
Kurang lebih pada tahun 1.300 SM Nabi Ya’qub as tinggal di desa
Faddan, beliau berdakwah mengajak penduduk menyembah Allah SWT
dan meninggalkan penyembahan pada Dewa Ashtar. Menjelang
kelahiran Nabi Yu>suf as, daerah ini mengalami kemarau yang dialami
penduduk Faddan mencapai puncaknya. Menjelang kelahiran Nabi
Yu>suf as, Ibunda beliau yang bernama Rahil menderita sakit yang
diduga oleh penduduk setempat merupakan dari perbuatan menentang
Dewa Ashtar.39
Ketka Rahil istri Nabi Ya’qub as tengah berjuang melahirkan anak
mereka yaitu Nabi Yu>suf as setelah menunggu selama 11 tahun, Ishtar
penyihir dari kuil ashtar melakukan ritual do’a mengelilingi cawan api

39
Sulistyowati Khairu, Hikayat Sang Rupawan Sejarah Lengkap Nabi Yusuf Alaihi Salam,
(Jakarta: Vicosta Publishing, 2014), Hlm. 13-14

30
31

meminta Dewa Ashtar menyihir keluarga Nabi Ya’qub as dengan


mengambil nyawa Rahil dan anak dalam kandungannya.
Akhirnya, Nabi Ya’qub as pun menyepi dan berdo’a memohon
kepada Allah SWT untuk keselamatan Rahil serta bayinya, agar
penduduk percaya akan kebesaran Allah SWT dan mau meninggalkan
Dewa Ashtar. Allah SWT pun mengabulkan do’a Nabi Ya’qub as.
Proses persalinan berjalan dengan lancar, ibu dan bayinya selamat.
Kelahiran Nabi Yu>suf as diterangi oleh cahaya yang menyadarkan
ibundanya dan membawa berkah bagi daerah Faddan yaitu turunnya
hujan dengan sangat derasnya setelah mengalami kekeringan yang
Panjang. Nabi Ya’qub as dan penduduk pun percaya bahwa hujan ini
adalah pertanda keberkahan yang dibawa Nabi Yu>suf as.
Di sisi lain, pendeta agung ishtar yang sedang melakukan ritual
akhirnya terbakar di saat menyihir Rahildan mendo’akan kematiannya
serta bayinya ia pun tertimpa reruntuhan di kuil. Kuil Ashtar pun habis
terbakar bersamanya.
Penduduk akhirnya percaya dan menyatakan keimanan kepada
Allah SWT, setelah menyadari bahwa Tuhan yang mereka sembah
selama ini tidak dapat berbuat apa-apa, akhirnya para penduduk dengan
dipimpin oleh panglima Laban menyatakan keimanan kepada Tuhan
yang disembah oleh Nabi Ya’qub as dan mengakui bahwa beliau
sebagai utusan-Nya. Akhirya desa Faddan sejahtera, aman dan tenteram
setelahnya, penuh dengan keberkahan Allah SWT.
Nabi Yu>suf as lahir pada tahun 1745 SM, Belau adalah salah seorang
Nabi Allah SWT. Ia merupakan putera ke tujuh dari dua belas putera
Nabi Ya’qub as dan merupakan cucu dari Nabi Ibrahim as.40 Kata Yu>suf
berasal dari bahasa Arab, yakni asif (menyedihkan) atau al-huzn
(kesedihan), sedangkan aswaf dalam lisan Arab diartikan sari al-Huzn
(cepat merasa sedih). Nama Yu>suf cocok dengan kehidupan yang

40
Sulistyowati Khairu, Hikayat Sang Rupawan Sejarah Lengkap Nabi Yusuf Alaihi Salam,
(Jakarta: Vicosta Publishing, 2014), Hlm. 15
32

dijalaninya, yakni masa kecil yang menyedihkan.41 Silsilah lengkapnya


adalah Yu>suf bin Ya’qu>b bin Isha>q bin Ibrahim bin Azar bin Nahur bin
Suruj bin Ra’u bin Falij bin ‘Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Syam bin
Nu>h.
Nabi Yu>suf as dengan adiknya yang bernama Bunyamin adalah anak
dari istri Nabi Ya’qub as yang bernama Rahil. Ia dikaruniai Allah SWT
rupa yang bagus, paras tampan dan tubuh yang tegap menjadi idaman
bagi setiap wanita. Ketika Nabi Yu>suf as masih kecil, Nabi Ya’qub as
harus pindah ke Kan’an menggantikan Nabi Ishaq as yang baru
meninggal dunia. Di tengah perjalanan mereka, Rahil isteri Nabi Ya’qub
as yang sedang hamil merasa perutnya sakit. Dan ia pun melahirkan bayi
laki-laki yang diberi nama Bunyamin. Akan tetapi setelah melahirkan,
Rahil meninggal dunia. Nabi Yusuf as pun menjadi piatu. Sebelum
meninggal Rahil berpesan kepada Nabi Ya’qub as, untuk menjaga Nabi
Yusuf as dan Bunyamin.
Nabi Ya’qub as pun menjaga amanah yang diberikan kepadanya dan
sangat menyayangi Nabi Yu>suf as dan Bunyamin. Karena akhlaknya
yang sangat baik, Nabi Yu>suf as pun menarik hati banyak orang,
termasuk bibinya, adik dari Nabi Ya’qub as. Bibinya ini sangat ingin
memelihara Nabi Yu>suf as namun Nabi Ya’qub as tidak mengizinkan
karena ingat akan amanah yang diberikan Rahil Kepadanya.
Akhirnya adik dari Nabi Ya’qub as ini memakaikan ikat pinggang
kenabian peninggalan Nabi Ishaq as di pinggang Nabi Yu>suf as dan
menuduh Nabi Yu>suf as mencurinya, sebagai trik agar Nabi Yu>suf as
dapat tinggal di rumahnya. Menurut adat Kan’an seorang pencuri harus
mengabdi di rumah orang yang dicuri barangnya sebagai budak. Nabi
Yu>suf as pun tinggal di rumah bibinya, tidak sebagai seorang budak
akan tetapi ia merawatnya seperti anak sendiri.

41
Rizem Aizid, Sejarah Terlengkap 25 Nabi, (Yogyakarta: Noktah, 2018), Hlm. 229
33

2. Sejarah Turunnya Surah Yu>suf


Surah Yu>suf merupakan surat ke-12 dalam Al-Qur’an. Surah ini
terdiri atas 111 ayat dan termasuk golongan surat makkiyah. Surah
makkiyah merupakan surah yang turun sebelum hijrah di kota mekkah.42
Isi dari pada surah Yu>suf adalah kisah perjalanan Nabi Yu>suf as. Kisah
Nabi Yu>suf as telah mengalami beberapa perubahan pada sebagian dan
terdapat beberapa penambahan. Kemudian Allah SWT menurunkan satu
surat penuh yang secara terperinci menceritakan kisah Nabi Yu>suf as.
Sebab turunnya surah Yu>suf ini,43 dapat diketahui melalui sebuah
hadist yang diriwayatkan oleh Abdullah Ibnu Mas’ud, “Pada suatu hari,
sahabat Rasulullah SAW dihantui perasaan bosan, kemudian mereka
berkata, “Wahai Rasulullah, ceritakanlah sesuatu kepada kami,”
Kemudian Allah SWT menurunkan ayat, “Allah telah menurunkan
firman yang terbaik.” Kemudian para sahabat itu kembali merasakan
bosan, lalu mereka berkata kepada Rasulullah SAW, “Wahai
Rasulullah, sampaikanlah kepada kami sebuah sabda di atas sabda-
sabda lainnya, selain Al-Qur’an. Maksud mereka adalah sebuah Kisah.”
Kemudian Allah menurunkan ayat.
ۧ
)2( ‫آَن َعَربِيًّا لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْع ِقلُ ْو َن‬
‫ر‬ ‫ق‬ ‫اه‬
ً ُْ ُ َ َْ ‫ن‬ْ‫ل‬
‫ز‬ ‫َن‬
‫أ‬ َّ
‫َن‬ ِ
‫إ‬ ) 1 ( ‫ي‬ِ ِ‫ب‬
ُْ‫م‬ ‫ل‬
ْ ‫ا‬ ِ
‫اب‬ ‫ت‬ ِ
‫ك‬ ‫ل‬
ْ ‫ا‬
َ ُ َ َ ‫ت‬ ‫اَّي‬ ‫ك‬ ‫ل‬
ْ ِ
‫ت‬ ‫ر‬‫ال‬
‫ت ِم ْن‬
َ ‫ك ََٰه َذا الْ ُق ْرآ َن َوإِ ْن ُكْن‬ َ ‫ص ِِبَا أ َْو َحْي نَا إِلَْي‬ِ ‫ص‬َ ‫َح َس َن الْ َق‬
ْ‫كأ‬ َ ‫ص َعلَْي‬ ‫ََْن ُن نَ ُق ر‬
)3( ‫ي‬ ِِ ِ ِِ
َ ‫قَ ْبله لَم َن الْغَافل‬
Artinya: “Alif, laam, raa. Ini adalah ayat-ayat Kitab (Al Quran) yang
nyata (dari Allah). Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al
Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. Kami
menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al
Quran ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami

42
Jonni syatri, Reflita, dkk. Makkiy dan Maddaniy, (Jakarta: Lajnah pentashihan mushaf
al-qur’an, 2017), Hlm. 15
43
Yasir Burhami, Renungan Iman Dalam Surat Yusuf, (Jakarta: Al-kautsar, 2017), Hlm.
20
34

mewahyukan)nya adalah termasuk orang-orang yang belum


mengetahui).” (QS. Yusuf: 1-3)44

Para ulama berbeda pendapat dalam hal kisah mengapa kisah ini
disebut dengan kisah yang terbaik. Ada yang mengatakan bahwa kisah
ini memiliki keistimewaan dibandingkan dengan kisah-kisah Al-Qur’an
yang lain dilihat dari sisi kandungannya yang memuat berbagai ungkapan
dan hikmah. Ada yang mengatakan karena Nabi Yu>suf as mengampuni
saudara-saudaranya dan bersikap sabar atas tindakan mereka. Ada yang
mengatakan lagi bahwa karena di dalamnya terdapat kisah para nabi dan
orang-orang sholeh, terdapat juga pelajaran mengenai kehormatan diri
dan adanya godaan, kehidupan para raja, lelaki dan wanita, tipu daya
kaum wanita, di dalamnya juga disebut mengenai aspek tauhid dan fiqih,
pengungkapan mimpi dan penakwilannya.

Disamping itu, surah Yu>suf ini adalah surat yang penuh dengan
peristiwa-peristiwa dan petualangan emosi (perasaan atau cinta). Ada
yang mengatakan bahwa surah ini disebut sebagai kisah yang terbaik
karena semua orang-orang yang disebut di dalamnya pada akhirnya
mendapat kebahagiaan. Alhasil, kita percaya bahwa terdapat sebab
penting di balik keistimewaan kisah dalam surht ini. Kisah dalam surah
tersebut bermuara dari awal sampai akhir pada suatu bentuk di mana kita
akan merasakan adanya kekuasaan Allah SWT dan terlaksanakan
perintahnya meskipun banyak manusia berusaha menentangnya.

3. Isi Pokok Kandungan Surah Yu>suf


Kisah Nabi Yu>suf yang penuh dengan cerita-cerita getir dipaparkan
dalam surat ini. Kisah yang terjadi pada Yu>suf itu termasuk salah satu
cerita gaib. Sebelum surat Yu>suf ini turun, Nabi Muhammad tidak
mengetahuinya, sehingga Allah menganugerahkan sebuah pemahaman
kepada-Nya itu sebagai salah satu mukjizat.

44
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahannya, 2019. Hlm.325.
35

Adapun kandungan surah Yu>suf ini sangat beragam. Secara umum,


ada tiga pokok kandungan yang penting kita ketahui. Pertama, tentang
keimanan. Hal ini menjelaskan tentang kenabian Yu>suf dan mukjizat-
mukjizatnya, ketentuan yang berhubungan dengan keagamaan, qadha
Allah tidak dapat diubah. Dan penjelasan bahwa semua rasul adalah
laki-laki. Kedua, tentang hukum. Hal ini menjelaskan keharusan
merahasiakan sesuatu untuk menghindari fitnah. Ketiga, tentang kisah-
kisah, yang berisi riwayat Nabi Yu>suf bersaudara serta orang tua
mereka, Yakni Nabi Ya’qub as.
Ada hal yang dapat kita ketahui tentang keistimewaaan surah Yu>suf
dibanding surat-surat lainnya dalam Al-Qur’an. Di antara
keistimewaan-keistimewaan tersebut, pertama surah Yu>suf disebut
ahsanul qashasih (kisah yang paling baik). Kisah yang termuat di
dalamnya penuh dengan keteladanan yang memberikan cahaya
keberkahan bagi yang membacanya. Meskipun kisah nabi adalah kisah
yang baik, namun kisah dalam surat Yusuf disebut oleh Allah dalam
ayat ketiga sebagai kisah yang paling baik. Kedua, keistimewaan surah
Yu>suf karena surah ini menjelaskan kisah Nabi Yu>suf dalam satu surat
(berbeda dengan kisah nabi-nabi yang lain). Ketiga, keistimewaan lain
dari surah Yu>suf ini adalah adanya perasaan tenteram dan damai ketika
dibacakan, persis seperti menatap indah wajah Yu>suf. Dengan membaca
surat Yu>suf, kita yang membacanya juga akan merasakan hal
demikian.45
4. Hikmah Surah Yu>suf
Mengambil kisah dari Nabi Yu>suf As tidak akan pernah ada
habisnya karena kisah ini sangat menarik. Merenungi kisah dalam surat
ini akan mendapatkan hikmah yang sangat banyak. Dibalik kisah Nabi
Yu>suf As, kita mendapatkan hikmah bahwa kesabaran Nabi Yusuf As
dalam menghadapi ujian-ujian yang dihadapinya telah

45
Hannah Dewi Latifah, Selalu Ada Keajaiban. (Yogyakarta: Sabil, 2015), Hlm. 72-73.
36

mengantarkannya kepada kemuliaan yang tinggi baginya di dunia. Kita


tidak dapat melewati ujian ketika tidak mampu bersabar, dan kita harus
bersabar atas ketidakmampuan kita menghadapi ujian. Tidak mampu
bersabar atas belajar, maka kita harus bersabar untuk tetap bisa. Tidak
mampu sabar untuk berusaha, maka kita harus bersabar atas kegagalan
kita.46
Dalam Kisah Nabi Yu>suf As, Allah SWT menurunkan ayat yang
menyatakan bahwasanya kisah Nabi Yusuf merupakan kisah paling
baik. Allah SWT menurunkan ayat yang menceritakan tentang tanda-
tanda kenabian Nabi Yu>suf As yang tercantum dalam ayat 4 yang
artinya: “(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: “Wahai
ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari
dan bulan, kulihat semuanya sujud kepadaku”.
Nabi Ya’qub as berusaha menakwilkan mimpi yang terjadi pada
anaknya. Atas mukjizat dari Allah SWT, akhirnya Nabi Ya’qub As
menemukan jawabannya. Ini semua adalah tanda bahwasanya kelak
Nabi Yu>suf As akan menjadi orang yang besar.
Nabi Ya’qub As merupakan orang yang sangat berhati-hati. Setelah
mengetahui apa arti dari mimpi yang dialami oleh anaknya. Ayahnya
(Ya’qub) berkata: “Hai Anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu
kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk
membinasakan) mu. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata
bagi manusia.” (Q.S Yusuf : 5)47
Dari percakapan di atas, kita dapat melihat tiga hikmah yang dapat
kita ambil.
Hikmah Pertama terkait sikap kita dalam menyikapi sebuah kejadian
yang kita alami. Sikap pertama yang seharusnya dilakukan adalah
menceritakan kejadian yang kita alami kepada orang lain. Nabi Yu>suf

46
Lili Nur Aulia, Negarawan Penggugah Jiwa, terj. Izzur Rozabi (Malang: Universitas
Brawijaya, 2014), Hlm.12
47
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, 2019. Hlm. 326
37

memberikan contoh dengan cara menceritakan nikmatnya mimpi yang


ia alami kepada ayahnya dikarenakan dia tidak tahu apa maksud dari
mimpi yang ia alami. Ada kalanya ketika mempunyai sebuah rahasia,
permasalahan. Pengalaman atas sebuah kejadian dan sebagainya, ada
hal yang mesti diceritakan kepada orang lain agar tidak muncul
prasangka buruk, ada pula permasalahan yang harus disembunyikan dari
orang lain agar tidak muncul permasalahan dari orang yang dengki.
Sikap Kedua adalah tidak menceritakan kejadian yang kita alami
kepada orang lain. Allah SWT memberikan contoh kepada kita semua
untuk selalu berhati-hati dalam menceritakan sebuah permasalahan.
Walaupun itu kepada saudara terdekat, kecuali sudah ada rasa
kepercayaan kepadanya. Ketika kejadian yang diceritakan
menimbulkan kemudharatan yang lebih besar, diperbolehkan untuk
menyembunyikannya.
Hikmah Kedua terkait mimpi, Ayahnya faham bahwa Yu>suf adalah
putranya yang yang akan menjadi orang besar, akan menjadi Nabi Allah,
mempunyai kemampuan dalam takwil mimpi, Sebagaimana yang
diberikan kepada Nabi Ibrahim as dan Nabi Ishaq as selaku nenek
moyang mereka.
Kemampuan mentakwilkan yang dimiliki oleh keluarga Nabi
Ya’qub as ternyata benar-benar terbukti. Di dalam Al-Qur’an, salah
seorang putranya mampu mentakwilkan mimpi, yaitu Nabi Yu>suf As.
Kemampuan Nabi Yu>suf As dalam menakwilkan mimpi terbukti ketika
menakwilkan mimpi dua orang sahabatnya di dalam penjara dan terbukti
benar, setelah itu menakwilkan mimpi raja dan terbukti benar pula.
Hikmah Ketiga, ketsiqohan, atau rasa percaya. Terlihat jelas pada
kisah ini ketsiqohan seorag anak pada ayahnya. Ini adalah bukti rasa
sayang yang seharusnya terjadi saat ini. Bisa jadi sekarang ketika orang
38

tua melarang kita sesuatu, bahkan kita tidak menyukainya, akan tetapi
Allah SWT memberikan itu yang terbaik untuk kita.48
5. Fadhilah Surah Yu>suf
Surah ini dinamakan surah Yu>suf karena kandungan dalam surat ini
berisi tentang kisah Nabi Yu>suf as. Umar ibn Khaththab ra termasuk
salah seorang sahabat yang suka membaca surah Yu>suf ini karena
keutamaan surah Yu>suf seperti kitab Zabur.49 Hal ini disandarkan pada
atsar sahabat yang berbunyi, “Aku tidak menghafal surat yu>suf dan al-
Hajj kecuali dari Umar karena ia sering sekali membacanmya dalam
shalat subuh. Ia sering membaca keduanya dengan bacaan yang
pelan.”
Surah Yu>suf juga diyakini memiliki keutamaan sebagai washilah
(sarana) untuk mendapatkan keturunan yang memiliki paras dan akhlak
yang indah sebagaimana Nabi Yu>suf. Pendapat ini dikuatkan dengan
salah satu manfaat membaca al-Qur’an yang akan berpengaruh terhadap
gen dan tubuh manusia. Adapun fadhilah atau keutamaan yang berada
dalam surah Yu>suf antara lain sebagai berikut:50
a. Bernilai pahala apabila dibaca dan dihayati oleh kaum muslim
b. Diberi kemudahan dalam mencari rezeki Allah SWT. Caranya
adalah membiasakan membaca surah Yu>suf ini pada siang dan
malam hari, atau pada waktu-waktu yang senggang.
c. Terhindar dari kesusahan dan kesukaran hidup. Caranya adalah
membaca ayat ke-64 secara istiqamah setiap selesai menunaikan
ibadah shalat wajib. Ayat yang dimaksud adalah sebagai berikut:

48
Lili Nur Aulia, Negarawan Penggugah Jiwa, terj. Izzur Rozabi (Malang: Universitas
Brawijaya, 2014), Hlm.16
49
Amirullah Syarbini, Sumantri Jamhari, Kedahsyatan Membaca Al-Qur’an, (tk: Ruang
kata, 2012), Hlm. 103.
50
Ali Hisyam Ibnu Hasyim, Sejuta Berkah dan Fadhilah 114 Surat Al-Qur’an,
(Yogyakarta: Sabil, 2016), Hlm. 70-73
39

ۖ ‫الِلُ َخ ْْي َحافِظًا‬


َّ َ‫َخ ِيه ِم ْن قَ ْب ُل ۖ ف‬
ِ ‫ال هل آمنُ ُكم علَي ِه إَِّال َكما أ َِمْن تُ ُكم علَى أ‬
َٰ َ ْ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ َ‫ق‬
)64( ‫ي‬ ِِ َّ ‫وهو أَرحم‬
َ ‫الراْح‬ ُ َ ْ ََُ
Artinya:“Berkata Ya'qub: "Bagaimana aku akan
mempercayakannya (Bunyamin) kepadamu, kecuali seperti aku
telah mempercayakan saudaranya (Yusuf) kepada kamu dahulu?".
Maka Allah adalah sebaik-baik Penjaga dan Dia adalah Maha
Penyanyang diantara para penyayang .(QS.Yusuf:64).

d. Allah SWT akan menganugerahkan anak-anak yang shalih dah


shalihah. Caranya adalah membiasakan membaca ayat ke-68 dengan
tulus dan ikhlas pada setiap waktu selesai menunaikan ibadah shalat.
Ayat yang dimaksud adalah sebagai berikut:

‫الِلِ ِم ْن َش ْي ٍء‬
َّ ‫وه ْم َما َكا َن يُ ْغ ِين َعْن ُه ْم ِم َن‬ ُ ‫َولَ َّما َد َخلُوا ِم ْن َحْي‬
ُ ُ‫ث أ ََمَرُه ْم أَب‬
‫اها ۚ َوإِنَّهُ لَ ُذو ِع ْل ٍم لِ َما َعلَّ ْمنَاهُ َوَٰلَ ِك َّن أَ ْكثَ َر‬
َ‫ض‬ َ َ‫وب ق‬
َ ‫س يَ ْع ُق‬ َ ‫إَِّال َح‬
ِ ‫اجةً ِيف نَ ْف‬

ِ ‫الن‬
)68( ‫َّاس َال يَ ْعلَ ُمو َن‬

artinya: “Dan tatkala mereka masuk menurut yang diperintahkan


ayah mereka, maka (cara yang mereka lakukan itu) tiadalah
melepaskan mereka sedikitpun dari takdir Allah, akan tetapi itu
hanya suatu keinginan pada diri Ya'qub yang telah ditetapkannya.
Dan sesungguhnya dia mempunyai pengetahuan, karena Kami telah
mengajarkan kepadanya. Akan tetapi kebanyakan manusia tiada
mengetahui. (QS.Yusuf: 68).

e. Dapat mendatangkan kecintaan dan kasih sayang. Caranya yaitu


dengan membaca ayat ke-4 pada orang yang dikehendaki atau orang
yang dimaksud. Maka dengan izin Allah SWT, orang tersebut bisa
40

cinta dan sayang kepada anda. Harap dibaca 3 kali atau 11 kali
sebelum anda bertemu dengan orang dituju dan usahakan ayat ini
dijadikan wiridan pada shalat dan pada waktu tengah malam. Ayat
yang dimaksud adalah sebagai berikut:

ِ ‫ال يوسف ِلَبِ ِيه َّي أَب‬


ِِ‫ت إ‬
‫س َوالْ َق َمَر‬
َ ‫َّم‬
ْ ‫الش‬
‫و‬ َ ‫ا‬ً‫ب‬ ‫ك‬
َ‫و‬ْ ‫ك‬
َ ‫ر‬
َ ‫ش‬
َ ‫ع‬
َ ‫د‬
َ ‫َح‬
َ ‫أ‬ ‫ت‬
ُ ‫َي‬
ْ ‫أ‬
‫ر‬َ ‫ين‬ َ َ ُ ُ ُ َ َ‫إِ ْذ ق‬
ِِ
َ ‫َرأَيْتُ ُه ْم ِِل َساجد‬
) 4 ( ‫ين‬

Artinya: (Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai


ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang,
matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku". (QS.Yusuf:
4)

B. Fi’il Mudhori’ Dalam Surah Yu>suf


Tabel. 1

‫الرقم الفعل املضارع الرقم الفعل املضارع الرقم الفعل املضارع‬

‫ ََْن ِزي‬111 ‫تَ ْعبُ ُدوا‬ 56 ‫تَ ْع ِقلُو َن‬ 1

‫ لِيَأْ ُخ َذ‬112 ُ‫فَأَنْ َساه‬ 57 ‫ص‬


‫نَ ُق ر‬ 2

‫ نَْرفَ ُع‬113 ‫فَيَ ْس ِقي‬ 58 ‫ص‬


ْ ‫ص‬
ُ ‫َال تَ ْق‬ 3

ُ‫ نَشاء‬114 ‫ب‬
ُ َ‫صل‬
ْ ُ‫فَي‬ 59 ُ ‫فَيَ ِك‬
‫يدوا‬ 4

‫ يَ ْس ِر ْق‬115 ‫فَتَأْ ُك ُل‬ 60 َ ِ‫ََْيتَب‬


‫يك‬ 5

‫َسَّرَها‬ ِ ‫تَستَ ْفتِي‬ ِ


َ ‫ فَأ‬116 ‫ان‬َ ْ 61 ‫ك‬
َ ‫يُ َعل ُم‬ 6
‫‪41‬‬

‫‪ 117‬يُْب ِد َها‬ ‫فَأَنْ َساهُ‬ ‫‪62‬‬ ‫تَ ُكونُوا‬ ‫‪7‬‬

‫‪ 118‬أ َْعلَ ُم‬ ‫َأيْ ُكلُ ُه َّن‬ ‫‪63‬‬ ‫تَ ْقتُلُوا‬ ‫‪8‬‬

‫‪ 119‬تَ ِ‬
‫ص ُفو َن‬ ‫تَ ْع ُبُو َن‬ ‫‪64‬‬ ‫أَلْ ُقوهُ‬ ‫‪9‬‬

‫‪ 120‬نََر َاك‬ ‫أُنَبِئُ ُك ْم‬ ‫‪65‬‬ ‫ِ‬


‫يَْلتَقطْهُ‬ ‫‪10‬‬

‫‪ََ 121‬نْ ُخ َذ‬ ‫فَأ َْرِسلُ ْو ِن‬ ‫‪66‬‬ ‫ِ‬


‫أ َْرس ْلهُ‬ ‫‪11‬‬

‫‪ 122‬تَ ْعلَ ُموا‬ ‫َأيْ ُكلُ ُه َّن‬ ‫‪67‬‬ ‫يَْرتَ ْع‬ ‫‪12‬‬

‫‪ 123‬أَبْ َر َح‬ ‫أ َْرِج ُع‬ ‫‪68‬‬ ‫ب‬


‫يَْل َع ْ‬ ‫‪13‬‬

‫‪َ 124‬أيْ َذ َن‬ ‫يَ ْعلَ ُمو َن‬ ‫‪69‬‬ ‫لَيَ ْح ُزنُِين‬ ‫‪14‬‬

‫‪َْ 125‬حي ُك َم‬ ‫تَ ْزَرعُو َن‬ ‫‪70‬‬ ‫تَ ْذ َهبُوا‬ ‫‪15‬‬

‫‪َ 126‬أيْتِيَِين‬ ‫ََتْ ُكلُو َن‬ ‫‪71‬‬ ‫اف‬


‫َخ ُ‬
‫أَ‬ ‫‪16‬‬

‫‪ 127‬تَ ْفتَ ُؤا‬ ‫َأيِْت‬ ‫‪72‬‬ ‫َأيْ ُكلَهُ‬ ‫‪17‬‬

‫‪ 128‬تَ ْذ ُك ُر‬ ‫َأيْ ُك ْل َن‬ ‫‪73‬‬ ‫ََْي َعلُوهُ‬ ‫‪18‬‬

‫ُُْت ِ‬
‫‪ 129‬تَ ُكو َن‬ ‫صنُو َن‬ ‫‪74‬‬ ‫لَتُنَ بِئَ ن ُ‬
‫َّه ْم‬ ‫‪19‬‬

‫‪ 130‬تَ ُكو َن‬ ‫َأيِْت‬ ‫‪75‬‬ ‫يَ ْشعُُرو َن‬ ‫‪20‬‬

‫‪ 131‬أَ ْش ُكو‬ ‫اث‬


‫يُغَ ُ‬ ‫‪76‬‬ ‫يَْب ُكو َن‬ ‫‪21‬‬
‫‪42‬‬

‫‪ 132‬أ َْعلَ ُم‬ ‫يع ِ‬


‫ص ُرو َن‬ ‫‪77‬‬ ‫نَ ْستَبِ ُق‬ ‫‪22‬‬
‫َْ‬
‫‪ 133‬تَ ْعلَ ُمو َن‬ ‫لِيَ ْعلَ َم‬ ‫‪78‬‬ ‫تَ َرْكنَا‬ ‫‪23‬‬

‫َس ْوا‬ ‫تَ ِ‬


‫‪ 134‬تَ ْيأ ُ‬ ‫َخْنهُ‬
‫أُ‬ ‫‪79‬‬ ‫ص ُفو َن‬ ‫‪24‬‬

‫َس‬
‫‪ 135‬الَ يَْيأ ُ‬ ‫يَ ْه ِد ْي‬ ‫‪80‬‬ ‫يَ ْع َملُو َن‬ ‫‪25‬‬

‫‪ََْ 136‬ي ِز ْي‬ ‫أُبَ ِر ُ‬


‫ئ‬ ‫‪81‬‬ ‫يَْن َف َعنَا‬ ‫‪26‬‬

‫‪ 137‬يَت َِّق‬ ‫أ ِ‬ ‫ِ‬


‫صهُ‬
‫َستَ ْخل ْ‬
‫ْ‬ ‫‪82‬‬ ‫نَتَّخ َذهُ‬ ‫‪27‬‬

‫صِ ْب‬ ‫يَتَ بَ َّوأُ‬ ‫ِ ِ‬


‫‪ 138‬يَ ْ‬ ‫‪83‬‬ ‫لنُ َعل َمهُ‬ ‫‪28‬‬

‫يع‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬


‫‪ 139‬يُض ُ‬ ‫ب‬
‫نُصْي ُ‬ ‫‪84‬‬ ‫يَ ْعلَ ُمو َن‬ ‫‪29‬‬

‫ِ‬
‫‪ 140‬تَثْ ِر َ‬
‫يب‬ ‫يع‬
‫نُض ُ‬ ‫‪85‬‬ ‫ََْن ِزي‬ ‫‪30‬‬

‫‪ 141‬يَ ْغ ِف ُر‬ ‫يَتَّ ُقو َن‬ ‫‪86‬‬ ‫يُ ْفلِ ُح‬ ‫‪31‬‬

‫‪َ 142‬أيْ ِت‬ ‫تَ َرْو َن‬ ‫‪87‬‬ ‫ص ِر َ‬


‫ف‬ ‫ِ‬
‫لنَ ْ‬ ‫‪32‬‬

‫‪َ 143‬ل َِج ُد‬ ‫ِ‬


‫ََتْتُ ْ‬
‫وين‬ ‫‪88‬‬ ‫يُ ْس َج َن‬ ‫‪33‬‬

‫‪ 144‬تُ َفنِ ُد ِ‬
‫ون‬ ‫تَ ْقرب ِ‬
‫ون‬ ‫‪89‬‬ ‫تَُرا ِوُد‬ ‫‪34‬‬
‫َُ‬
‫‪ 145‬أَقُ ْل‬ ‫َسنُ َرا ِوُد‬ ‫‪90‬‬ ‫لَنَ َر َاها‬ ‫‪35‬‬

‫‪ 146‬تَ ْعلَ ُم ْو َن‬ ‫يَ ْع ِرفُ َ‬


‫وَنَا‬ ‫‪91‬‬ ‫َلْ يَ ْف َع ْل‬ ‫‪36‬‬
‫‪43‬‬

‫َستَ ْغ ِفر‬
‫فأْ‬‫‪َ 147‬س ْو َ‬ ‫يَْرِجعُو َن‬ ‫‪92‬‬ ‫لَيُ ْس َجنَ َّن‬ ‫‪37‬‬

‫‪ 148‬يَ َشاءُ‬ ‫نَكْتَ ْل‬ ‫‪93‬‬ ‫وَن‬


‫لَيَ ُك ً‬ ‫‪38‬‬

‫‪َ 149‬يَْ ُك ُرْو َن‬ ‫نَْبغِي‬ ‫‪94‬‬ ‫يَ ْدعُونَِين‬ ‫‪39‬‬

‫‪ 150‬تَ ْسأَ ُهلُْم‬ ‫ِ‬ ‫ص ِر ْ‬


‫ََن ْْيُ‬ ‫‪95‬‬ ‫ف‬ ‫تَ ْ‬ ‫‪40‬‬

‫‪َ 151‬يَُرو َن‬ ‫ظ‬


‫ََْن َف ُ‬ ‫‪96‬‬ ‫ب‬
‫َص ُ‬
‫أْ‬ ‫‪41‬‬

‫‪ 152‬يُ ْؤِم ُن‬ ‫ِ‬


‫أ ُْرسلَهُ‬ ‫‪97‬‬ ‫أَ ُك ْن‬ ‫‪42‬‬

‫‪ََ 153‬تْتِيَ ُه ْم‬ ‫تُ ْؤتُ ِ‬


‫ون‬ ‫‪98‬‬ ‫لَيَ ْس ُجنُنَّهُ‬ ‫‪43‬‬

‫‪ 154‬يَ ْشعُُرو َن‬ ‫لَتَأْتُن َِّين‬ ‫‪99‬‬ ‫أ َْع ِ‬


‫ص ُر‬ ‫‪44‬‬

‫‪ 155‬أ َْدعُ ْوآ‬ ‫‪ُ 100‬حيَا َط‬ ‫أ ِْ‬


‫َْح ُل‬ ‫‪45‬‬

‫‪ 156‬نُ ِ‬
‫وحي‬ ‫ول‬
‫‪ 101‬نَ ُق ُ‬ ‫ََتْ ُك ُل‬ ‫‪46‬‬

‫‪ 157‬يَ ِسْيُوا‬ ‫‪ 102‬تَ ْد ُخلُ ْوا‬ ‫نََر َاك‬ ‫‪47‬‬

‫‪ 158‬فَيَ ْنظُُروا‬ ‫‪ 103‬أُ ْغ ِين‬ ‫َال َأيْتِي ُك َما‬ ‫‪48‬‬

‫‪ 159‬تَ ْع ِقلُو َن‬ ‫‪ 104‬يُ ْغ ِ ْين‬ ‫تُ ْرَزقَانِِه‬ ‫‪49‬‬

‫‪ 160‬فَنُ ِج َي‬ ‫‪ 105‬يَ ْعلَ ُمو َن‬ ‫نَبَّأْتُ ُك َما‬ ‫‪50‬‬

‫‪ 161‬نَ َشاءُ‬ ‫س‬


‫‪ 106‬تَ ْب تَ ِٕى ْ‬ ‫َأيْتِيَ ُك َما‬ ‫‪51‬‬
‫‪44‬‬

‫‪ 162‬يَُررد‬ ‫‪ 107‬يَ ْع َملُ ْو َن‬ ‫يُ ْؤِمنُو َن‬ ‫‪52‬‬

‫‪ 163‬يُ ْف ََرتى‬ ‫‪ 108‬تَ ْف ِق ُدو َن‬ ‫نُ ْش ِرَك‬ ‫‪53‬‬

‫‪ 164‬يُ ْؤِمنُو َن‬ ‫‪ 109‬نَ ْف ِق ُد‬ ‫يَ ْش ُك ُرو َن‬ ‫‪54‬‬

‫‪ 110‬لِنُ ْف ِس َد‬ ‫تَ ْعبُ ُدو َن‬ ‫‪55‬‬

‫‪Pembagian Fi’il Mudhori’ Berdasarkan Wazannya‬‬


‫‪Tabel. 2‬‬

‫فَ َعل‪-‬يَ ْفعُل ‪1. Mengikuti Wazan‬‬


‫ُ‬ ‫َ‬
‫تَ ْد ُخلُوا‬ ‫فَأَنْ َساهُ‬ ‫لَيُ ْس َجنَ َّن‬ ‫ص‬‫نَ ُق ر‬
‫لِيَأْ ُخ َذ‬ ‫َأيْ ُكلُ ُه َّن‬ ‫وَن‬
‫لَيَ ُك ً‬ ‫ص‬‫ص ْ‬ ‫تَ ْق ُ‬
‫تَ ْذ ُك ُر‬ ‫تَ ْع ُبُو َن‬ ‫يَ ْدعُونَِين‬ ‫فَيَ ِك ُ‬
‫يد ْوا‬
‫تَ ُكو َن‬ ‫َأيْ ُكلُ ُه َّن‬ ‫أَ ُك ْن‬ ‫ك‬ ‫ََْيتَبِْي َ‬
‫أَ ْش ُكو‬ ‫ََتْ ُكلُو َن‬ ‫لَيَ ْس ُجنُنَّهُ‬ ‫تَ ُكونُوا‬
‫أَقُ ْل‬ ‫َخْنهُ‬
‫أُ‬ ‫ََتْ ُك ُل‬ ‫تَ ْقتُلُ ْوا‬
‫َيَْ ُك ُرو َن‬ ‫تَ َرْو َن‬ ‫نََر َاك‬ ‫أَلْ ُق ْوهُ‬
‫َيَُرو َن‬ ‫ََتْتُ ِوين‬ ‫تُ ْرَزقَانِِه‬ ‫لَيَ ْح ُزنُِين‬
‫يَ ْشعُُرو َن‬ ‫تُ ْؤتُ ِ‬
‫ون‬ ‫يَ ْش ُك ُرون‬ ‫يَ ْشعُُرو َن‬
‫فَيَ ْنظُُروا‬ ‫لَتَأْتُن َِّين‬ ‫ب‬‫صلَ ُ‬ ‫فَيُ ْ‬ ‫يُ ْس َج َن‬
‫يَُررد‬ ‫ول‬
‫نَ ُق ُ‬ ‫فَتَأْ ُك ُل‬ ‫لَنَ َر َاها‬
‫‪45‬‬

‫فَ َعل‪-‬يَ ْف ِعل ‪2. Mengikuti Wazan‬‬


‫ُ‬ ‫َ‬
‫يُ ْؤِم ُن‬ ‫يَ ْس ِر ْق‬ ‫َأيِْت‬ ‫تَ ْع ِقلُو َن‬
‫ََتْتِيَ ُه ْم‬ ‫َسَّرَها‬
‫فَأ َ‬ ‫َأيِْت‬ ‫يَْب ُكو َن‬
‫وحي‬ ‫نُ ِ‬ ‫ص ُفو َن‬ ‫تَ ِ‬ ‫ص ُرو َن‬ ‫يع ِ‬ ‫ص ُفو َن‬‫تَ ِ‬
‫َْ‬
‫يَ ِسْيُوا‬ ‫َأيْتِيَِين‬ ‫يَ ْه ِدي‬ ‫ََْن ِزي‬
‫تَ ْع ِقلُو َن‬ ‫ََْي ِزي‬ ‫يَْرِجعُو َن‬ ‫ص ِر َ‬
‫ف‬ ‫ِ‬
‫لنَ ْ‬
‫فَنُ ِج َي‬ ‫صِ ْب‬ ‫يَ ْ‬ ‫نَْبغِي‬ ‫ف‬‫ص ِر ْ‬‫تَ ْ‬
‫يل‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫تَ ْفص َ‬ ‫يع‬
‫يُض ُ‬ ‫ََن ْْيُ‬ ‫ب‬ ‫َص ُ‬‫أْ‬
‫تَثْ ِريْ َ‬
‫ب‬ ‫تَ ْف ِق ُدو َن‬ ‫َأيْتِي ُك َما‬
‫يَ ْغ ِف ُر‬ ‫نَ ْف ِق ُد‬ ‫فَيَ ْس ِقي‬
‫َأيْ ِت‬ ‫ََْن ِزي‬ ‫أ َْرِج ُع‬

‫فَ َعل‪-‬يَ ْف َعل ‪3. Mengikuti Wazan‬‬


‫ُ‬ ‫َ‬
‫تَ ْسأَ ُهلُْم‬ ‫نَْرفَ ُع‬ ‫يَْن َف َعنَا‬ ‫يَْرتَ ْع‬
‫أ َْدعُ ْوآ‬ ‫نَشاءُ‬ ‫يَ ْف َع ْل‬ ‫ب‬
‫يَْل َع ْ‬
‫نَشاءُ‬ ‫نََر َاك‬ ‫تَ ْزَرعُو َن‬ ‫تَ ْذ َهبُوا‬
‫تَ ْفتَ ُؤا‬ ‫نَكْتَ ْل‬ ‫ََْي َعلُوهُ‬
‫يَ َشاءُ‬ ‫يَ َشاءَ‬ ‫َترْكنَا‬

‫فَ ِعل‪-‬يَ ْف َعل ‪4. Mengikuti Wazan‬‬


‫ُ‬ ‫َ‬
‫َس‬ ‫تَ ْقرب ِ‬
‫يَْيأ ُ‬ ‫تَ ْعلَ ُموا‬ ‫ون‬ ‫َُ‬ ‫يَ ْع َملُو َن‬
‫أ َْعلَ ُم‬ ‫َأيْ َذ َن‬ ‫يَ ْع ِرفُ َ‬
‫وَنَا‬ ‫يَ ْعلَ ُمو َن‬
‫تَ ْعلَ ُمو َن‬ ‫أ َْعلَ ُم‬ ‫ظ‬‫ََْن َف ُ‬ ‫نُ ْش ِرَك‬
‫‪46‬‬

‫تَ ْعلَ ُمو َن‬ ‫يَ ْعلَ ُمو َن‬ ‫يَ ْعلَ ُمو َن‬
‫َسوا‬
‫تَ ْيأ ُ‬ ‫يَ ْع َملُ ْو َن‬ ‫يَ ْعلَ ُمو َن‬

‫فَ عُل‪-‬يَ ْفعُل ‪5. Mengikuti Wazan‬‬


‫ُ‬ ‫َ‬

‫ََنْ ُخ َذ‬ ‫تَ ْعبُ ُدو َن‬


‫َْحي ُك َم‬ ‫تَ ْعبُ ُدوا‬

‫فَ ِعل‪-‬يَ ْف ِعل ‪6. Mengikuti Wazan‬‬


‫ُ‬ ‫َ‬

‫َل َِج ُد‬

‫فَ َّعل‪-‬يُ َف ِعل ‪7. Mengikuti Wazan‬‬


‫ُ‬ ‫َ‬
‫تُ َفنِ ُد ِ‬
‫ون‬ ‫أُنَبِئُ ُك ْم‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫لنُ َعل َمهُ‬ ‫ك‬‫يُ َعل ُم َ‬
‫أُبَ ِر ُ‬
‫ئ‬ ‫نَبَّأْتُ ُك َما‬ ‫لَتُنَ بِئَ ن ُ‬
‫َّه ْم‬

‫اعل‪-‬ي َف ِ‬
‫اع ُل‬
‫‪8. Mengikuti Wazan‬‬ ‫فَ َ َ ُ‬
‫َسنُ َرا ِوُد‬ ‫تَُرا ِوُد‬

‫أَفْ ِعل‪-‬يُ ْف ِعل ‪9. Mengikuti Wazan‬‬


‫ُ‬ ‫َ‬
‫لِنُ ْف ِس َد‬ ‫يع‬
‫نُض ُ‬
‫ِ‬ ‫فَأَرِسلُ ِ‬
‫ون‬ ‫ْ‬
‫ِ‬
‫أ َْرس ْلهُ‬
‫يُْب ِد َها‬ ‫ِ‬
‫أ ُْرسلَهُ‬ ‫صنُو َن‬‫ُُْت ِ‬ ‫يُ ْفلِ ُح‬
‫أ َْعلَ ُم‬ ‫ُحيَا َط‬ ‫اث‬
‫يُغَ ُ‬ ‫ص ُر‬‫أ َْع ِ‬
‫أَبْ َر َح‬ ‫أُ ْغ ِين‬ ‫لِيَ ْعلَم‬ ‫أ ِْ‬
‫َْح ُل‬
‫‪47‬‬

‫يُ ْؤِمنُو َن‬ ‫يُ ْغ ِ ْين‬ ‫يب‬ ‫ِ‬


‫نُص ُ‬ ‫يُ ْؤِمنُو َن‬

‫‪10. Mengikuti Wazan‬‬ ‫تَ َف َّع َل‪-‬يَتَ َف َّع ُل‬

‫يَتَ بَ َّوأُ‬

‫‪11. Mengikuti Wazan‬‬ ‫إِفْ تَ َع َل‪-‬يَ ْفتَ ِع ُل‬

‫يَت َِّق‬ ‫يَتَّ ُقو َن‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬


‫نَتَّخ َذهُ‬ ‫يَْلتَقطْهُ‬
‫يُ ْف ََرت َٰى‬ ‫س‬ ‫تَستَ ْفتِي ِ‬ ‫نَ ْستَبِ ُق‬
‫تَ ْب تَ ِٕى ْ‬ ‫ان‬ ‫ْ َ‬

‫‪12. Mengikuti Wazan‬‬ ‫إِ ْستَ ْف َع َل‪-‬يَ ْستَ ْف ِع ُل‬


‫أ ِ‬
‫صهُ‬‫َستَ ْخل ْ‬ ‫ْ‬
‫َستَ ْغ ِف ُر‬
‫أْ‬

‫‪PENGELOMPOKAN FI’IL MUDHORI’ BERDASARKAN JENIS‬‬


‫‪FI’ILNYA‬‬
‫‪Tabel. 3‬‬

‫فعل سداسي‬ ‫فعل مخاسي‬ ‫فعل رابعي‬ ‫فعل ثالثي‬ ‫فعل مضارع‬

‫إِ ْعتَ َق َل‪-‬يَ ْعتَ ِق ُل‬ ‫أ َْع ِق َل‪-‬يُ ْع ِق ُل‬ ‫َع َق َل‪-‬يَ ْع ِق ُل‬ ‫تَ ْع ِقلُو َن‬

‫ص‪-‬يَ ْستَ ِق ر‬
‫ص‬ ‫إِ ْستَ َق َّ‬ ‫ص‬ ‫إِقْ تَ َّ‬
‫ص‪-‬يَ ْقتَ ر‬ ‫ص‪-‬يُِق ر‬
‫ص‬ ‫أَقَ َّ‬ ‫ص‬
‫ص‪-‬يَ ُق ر‬
‫قَ َّ‬ ‫ص‬
‫نَ ُق ر‬

‫ص‪-‬يَ ْستَ ِق ر‬
‫ص‬ ‫إِ ْستَ َق َّ‬ ‫ص‬ ‫إِقْ تَ َّ‬
‫ص‪-‬يَ ْقتَ ر‬ ‫ص‪-‬يُِق ر‬
‫ص‬ ‫أَقَ َّ‬ ‫ص‬
‫ص‪-‬يَ ُق ر‬
‫قَ َّ‬ ‫ص‬
‫ص ْ‬
‫تَ ْق ُ‬
‫‪48‬‬

‫تَ َكدَّى‪-‬يَتَ َكدَّى‬ ‫ْدو‬


‫َك َدا‪-‬يَك ُ‬ ‫فَيَ ِك ُ‬
‫يد ْوا‬

‫َجبَا‪ََْ -‬يبُو‬ ‫ََْيتَبِْي َ‬


‫ك‬

‫إِ ْستَ ْعلَ َم‪-‬يَ ْستَ ْعلِ ُم‬ ‫تَ َعلَّ َم‪-‬يَتَ َعل ُم‬ ‫َعلَّ َم‪-‬يُ َعلِ ُم‬ ‫َعلَ َم‪-‬يَ ْعلِ ُم‬ ‫ك‬ ‫ِ‬
‫يُ َعل ُم َ‬
‫ِ‬
‫إِ ْستَ َكا َن‪-‬يَ ْستَك ْ ُ‬
‫ي‬ ‫تَ َك َاو َن‪-‬يَتَ َك َاو ُن‬ ‫َك َّو َن‪-‬يُ َك ِو ُن‬ ‫َكا َن‪-‬يَ ُك ْو ُن‬ ‫تَ ُكونُوا‬

‫إِ ْستَ ْقتَ َل‪-‬يَ ْستَ ْقتِ ُل‬ ‫تَ َقاتَ َل‪-‬يَتَ َقاتَ ُل‬ ‫قَاتَ َل‪-‬يُ َقاتِ ُل‬ ‫قَتَ َل‪-‬يَ ْقتُ ُل‬ ‫تَ ْقتُلُ ْوا‬

‫لََقا‪-‬يَْل ُق ْو‬ ‫أَلْ ُق ْوهُ‬

‫ط‪-‬يَْلتَ ِق ُ‬
‫ط‬ ‫إِلْتَ َق َ‬ ‫ط‪-‬يُلَقِ ُ‬
‫ط‬ ‫الَقَ َ‬ ‫ط‬
‫ط‪-‬يَْل ُق ُ‬
‫لََق َ‬ ‫ِ‬
‫يَْلتَقطْهُ‬
‫إِ ْس َ ْرت َس َل‪-‬يَ ْس َ ْرت ِس ُل‬ ‫اس ُل‬
‫اس َل‪-‬يَََرت َ‬
‫تَ َر َ‬ ‫أ َْر َس َل‪-‬يُْرِس ُل‬ ‫َرِس َل‪-‬يَْر َس ُل‬ ‫ِ‬
‫أ َْرس ْلهُ‬
‫أ َْرتَ َع‪-‬يُْرتِ ُع‬ ‫َرتَ َع‪-‬يَْرتَ ُع‬ ‫يَْرتَ ْع‬

‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬


‫ب‬
‫ب‪-‬يَ ْستَ ْلع ُ‬
‫إ ْستَ ْل َع َ‬ ‫ب‬
‫ب يَتَلَ َع ُ‬
‫تَلَ َع َ‬ ‫ب‬ ‫أَلْ َع َ‬
‫ب‪-‬يُْلع ُ‬ ‫ب‬
‫ب‪-‬يَْل َع ُ‬
‫لَ َع َ‬ ‫ب‬
‫يَْل َع ْ‬
‫إِ ْحتَ َز َن‪َْ -‬حيتَ ِز ُن‬ ‫َحَز َن‪ُْ -‬حي ِز ُن‬
‫أْ‬ ‫َحَز َن‪َْ -‬حي ُز ُن‬ ‫لَيَ ْح ُزنُِين‬
‫ِ‬
‫ب‬ ‫أَ ْذ َه َ‬
‫ب‪-‬يُ ْذه ُ‬ ‫ب‬
‫ب‪-‬يَ ْذ َه ُ‬
‫ذَ َه َ‬ ‫تَ ْذ َهبُوا‬

‫ف‬
‫ف‪-‬يَتَ َّخ َو ُ‬
‫ََتََّو َ‬ ‫ف‬ ‫أَخ َ ِ‬
‫اف‪ُُ -‬يْي ُ‬ ‫َ‬ ‫اف‬
‫اف‪َُ -‬يَ ُ‬
‫َخ َ‬ ‫اف‬
‫َخ ُ‬
‫أَ‬
‫استَأْ َك َل‪-‬يَ ْستَأْكِ ُل‬
‫ْ‬ ‫ائْ تَ َك َل‪َ -‬أيْتَ ِك ُل‬ ‫آ َك َل‪-‬يُ ْؤكِ ُل‬ ‫أَ َك َل‪َ -‬أيْ ُك ُل‬ ‫َأيْ ُكلَهُ‬
‫إِ ْستَ ْج َع َل‪-‬يَ ْستَ ْجعِ ُل‬ ‫إِ ْجتَ َع َل‪ََْ -‬يتَعِ ُل‬ ‫َج َع َل‪َُْ -‬يعِ ُل‬
‫أْ‬ ‫َج َع َل‪ََْ -‬ي َع ُل‬ ‫ََْي َعلُوهُ‬
‫‪49‬‬

‫إِ ْستَ ْن بَأَ‪-‬يَ ْستَ ْنبِ ُئ‬ ‫تَنَ بَّأَ‪-‬يَتَ نَ بَّأُ‬ ‫نَبَّأَ‪-‬يُنَ بِ ُئ‬ ‫نَبَأَ‪-‬يَْن بَأُ‬ ‫لَتُنَ بِئَ ن ُ‬
‫َّه ْم‬

‫إِ ْستَ ْش َعَر‪-‬يَ ْستَ ْشعُِر‬ ‫اع ُر‬


‫اعَر‪-‬يَتَ َش َ‬
‫تَ َش َ‬ ‫أَ ْش َعَر‪-‬يُ ْسعُِر‬ ‫َش َعَر–يَ ْشعُُر‬ ‫يَ ْشعُُرو َن‬

‫إِ ْستَ ْب َكى‪-‬يَ ْستَ ْب ِك ْي‬ ‫تَبَا َكى‪-‬يَتَ بَا َكى‬ ‫أَبْ َكى‪-‬يُْب ِكى‬ ‫بَ َكى‪-‬يَْب ِكى‬ ‫يَْب ُكو َن‬

‫إِ ْستَ بَ َق‪-‬يَ ْستَبِ ُق‬ ‫َسبَ َق‪-‬يُ ْسبِ ُق‬


‫أْ‬ ‫َسبَ َق‪-‬يَ ْسبِ ُق‬ ‫نَ ْستَبِ ُق‬

‫تَتَ َارَك‪-‬يَتَ تَ َارُك‬ ‫ََت َرَك‪-‬يُتَا ِرُك‬ ‫تَ َرَك‪-‬يَْرتُ ُك‬ ‫تَ َرْكنَا‬
‫ِ‬
‫إِ ْستَ ْو َ‬
‫ِ‬ ‫ف‬ ‫ِ‬ ‫تَ ِ‬
‫ف‬
‫ف‪-‬يَ ْستَ ْوص ُ‬
‫ص َ‬ ‫ف‬
‫اص ُ‬
‫ف‪-‬يَتَ َو َ‬
‫اص َ‬
‫تَ َو َ‬ ‫ف‬
‫ف‪-‬يُ ْوص ُ‬
‫ص َ‬
‫أ َْو َ‬ ‫ف‪-‬يَص ُ‬
‫ص َ‬
‫َو َ‬ ‫ص ُفو َن‬

‫إِ ْستَ ْع َم َل‪-‬يَ ْستَ ْع ِم ُل‬ ‫إِ ْعتَ َم َل‪-‬يَ ْعتَ ِم ُل‬ ‫أ َْع َم َل‪-‬يُ ْع ِم ُل‬ ‫َع ِم َل‪-‬يَ ْع َم ُل‬ ‫يَ ْع َملُو َن‬

‫إِ ْستَ ْن َف َع‪-‬يَ ْستَ ْن ِف ُع‬ ‫إِنْتَ َف َع‪-‬يَْن تَ ِف ُع‬ ‫أَنْ َف َع‪-‬يُْن ِف ُع‬ ‫نَ َف َع‪-‬يَْن َف ُع‬ ‫يَْن َف َعنَا‬

‫إِ ْستَ ْت َخ َذ‪-‬يَ ْستَ ْت ِخ ُذ‬ ‫إَِت َذ‪-‬ي ت ِ‬


‫َّخ ُذ‬ ‫َ‬ ‫ََِت َذ‪-‬يَْت َخ ُذ‬ ‫ِ‬
‫نَتَّخ َذهُ‬
‫إِ ْستَ ْعلَ َم‪-‬يَ ْستَ ْعلِ ُم‬ ‫تَ َعلَّ َم‪-‬يَتَ َعل ُم‬ ‫َعلَّ َم‪-‬يُ َعلِ ُم‬ ‫َعلَ َم‪-‬يَ ْعلِ ُم‬ ‫ِ ِ‬
‫لنُ َعل َمهُ‬
‫إِ ْستَ ْعلَ َم‪-‬يَ ْستَ ْعلِ ُم‬ ‫إِ ْعتَ لَ َم‪-‬يَ ْعتَلِ ُم‬ ‫أ َْعلَ َم‪-‬يُ ْعلِ ُم‬ ‫َعلِ َم‪-‬يَ ْعلَ ُم‬ ‫يَ ْعلَ ُمو َن‬

‫إِ ْجتَ َزى‪ََْ -‬يتَ ِز ْي‬ ‫َجَزى‪َُْ -‬ي ِز ْي‬


‫أْ‬ ‫َجَزى‪ََْ -‬ي ِز ْي‬ ‫ََْن ِزي‬

‫إِ ْستَ ْفلَ َح‪-‬يَ ْستَ ْفلِ ُح‬ ‫إِنْ َفلَ َح‪-‬يَْن َفلِ ُح‬ ‫أَفْ لَ َح‪-‬يُ ْفلِ ُح‬ ‫فَلَ َح‪-‬يَ ْفلَ ُح‬ ‫يُ ْفلِ ُح‬
‫ِ‬
‫ص ِر ُ‬
‫ف‬ ‫ف‪-‬يَ ْستَ ْ‬ ‫إِ ْستَ ْ‬
‫صَر َ‬ ‫ص ِر ُ‬
‫ف‬ ‫ف‪-‬يَنْ َ‬ ‫إِنْ َ‬
‫صَر َ‬ ‫ص ِر ُ‬
‫ف‬ ‫ف‪-‬يُ ْ‬
‫َصَر َ‬
‫أْ‬ ‫ص ِر ُ‬
‫ف‬ ‫ف‪-‬يَ ْ‬
‫صَر َ‬
‫َ‬ ‫ص ِر َ‬
‫ف‬ ‫لنَ ْ‬

‫َس َج َن‪-‬يُ ْس ِج ُن‬


‫أْ‬ ‫َس َج َن‪-‬يَ ْس ُج ُن‬ ‫يُ ْس َج َن‬
‫‪50‬‬

‫إِ ْس ََرت َاد‪-‬يَ ْس َِرتيْ ُد‬ ‫إِ ْرََت َد‪-‬يَْرََت ُد‬ ‫َر َاوَد‪-‬يَُرا ِوُد‬ ‫َر َاد‪-‬يَُرْوُد‬ ‫تَُرا ِوُد‬

‫ْإرََتَى‪-‬يَْرََتِ ْي‬ ‫َر َاهى‪-‬يَُر ِاه ْي‬ ‫َر َاها‪-‬يَْرُهو‬ ‫لَنَ َر َاها‬

‫إنْ َف َع َل‪-‬يَْن َفعِ ُل‬ ‫فَ َع َل‪-‬يَ ْف َع ُل‬ ‫َلْ يَ ْف َع ْل‬

‫َس َج َن‪-‬يُ ْس ِج ُن‬


‫أْ‬ ‫َس َج َن‪-‬يَ ْس ُج ُن‬ ‫لَيُ ْس َجنَ َّن‬

‫ِ‬
‫إِ ْستَ َكا َن‪-‬يَ ْستَك ْ ُ‬
‫ي‬ ‫تَ َك َاو َن‪-‬يَتَ َك َاو ُن‬ ‫َك َّو َن‪-‬يُ َك ِو ُن‬ ‫َكا َن‪-‬يَ ُك ْو ُن‬ ‫وَن‬
‫لَيَ ُك ً‬

‫إستَ ْد َعى‪-‬يَ ْستَ ْد ِع ْي‬


‫ْ‬
‫َّإدعى‪-‬يد ِ‬
‫َّعي‬ ‫َ َ‬ ‫أ َْد َعى‪-‬يُ ْد ِعي‬ ‫َد َعا‪-‬يَ ْدعُو‬ ‫يَ ْدعُونَِين‬

‫ص ِر ُ‬
‫ف‬ ‫ف‪-‬يَ ْستَ ْ‬ ‫إِ ْستَ ْ‬
‫صَر َ‬ ‫ص ِر ُ‬
‫ف‬ ‫ف‪-‬يَْن َ‬ ‫إِنْ َ‬
‫صَر َ‬ ‫ص ِر ُ‬
‫ف‬ ‫ف‪-‬يُ ْ‬
‫َصَر َ‬
‫أْ‬ ‫ص ِر ُ‬
‫ف‬ ‫ف‪-‬يَ ْ‬
‫صَر َ‬
‫َ‬ ‫ص ِر ْ‬
‫ف‬ ‫تَ ْ‬
‫ب‬ ‫ِ‬
‫ب‪-‬يَص ُ‬
‫صَ‬‫َو َ‬ ‫ب‬
‫َص ُ‬
‫أْ‬
‫ِ‬
‫إِ ْستَ َكا َن‪-‬يَ ْستَك ْ ُ‬
‫ي‬ ‫تَ َك َاو َن‪-‬يَتَ َك َاو ُن‬ ‫َك َّو َن‪-‬يُ َك ِو ُن‬ ‫َكا َن‪-‬يَ ُك ْو ُن‬ ‫أَ ُك ْن‬

‫َس َج َن‪-‬يُ ْس ِج ُن‬


‫أْ‬ ‫َس َج َن‪-‬يَ ْس ُج ُن‬ ‫لَيَ ْس ُجنُنَّهُ‬
‫إعتَصر‪-‬ي عتَ ِ‬
‫ص ُر‬ ‫أ َْعصر‪-‬ي ع ِ‬
‫ص ُر‬ ‫عصر‪-‬ي ع ِ‬
‫ص ُر‬ ‫أ َْع ِ‬
‫ص ُر‬
‫ْ ََ َ ْ‬ ‫ََ ُ ْ‬ ‫َ ََ َ ْ‬
‫إِ ْستَ ْح َم َل يَ ْستَ ْح ِم ُل‬ ‫إِ ْحتَ َم َل‪َْ -‬حيتَ ِم ُل‬ ‫َْحَ َل‪َْ -‬حي ِم ُل‬
‫أْ‬ ‫َْحَ َل‪َْ -‬حي ِم ُل‬ ‫أ ِْ‬
‫َْح ُل‬

‫استَأْ َك َل‪-‬يَ ْستَأْكِ ُل‬


‫ْ‬ ‫ائْ تَ َك َل‪َ -‬أيْتَ ِك ُل‬ ‫آ َك َل‪-‬يُ ْؤكِ ُل‬ ‫أَ َك َل‪َ -‬أيْ ُك ُل‬ ‫ََتْ ُك ُل‬

‫ْارتَ َكى‪-‬يَْرتَ ِك ْي‬ ‫أ َْرَكى‪-‬يُْركِ ْي‬ ‫َرَكا‪-‬يَْرُك ْو‬ ‫نََر َاك‬

‫ت‬ ‫ِ‬
‫استَأْتَى‪-‬يَ ْستَأْ ْ‬
‫ْ‬ ‫ََتَتَّى‪-‬يَتَأَتَّى‬ ‫ت‬ ‫ِ‬
‫آتَى‪-‬يُ ْؤ ْ‬ ‫ت‬ ‫ِ‬
‫أَتَى‪َ -‬أيْ ْ‬ ‫َال َأيْتِي ُك َما‬
‫‪51‬‬

‫اس َ ْرتَز َق‪-‬يَ ْس َ ْرت ِز ُق‬


‫ْ‬ ‫ْارتَ َز َق‪-‬يَْرتَ ِز ُق‬ ‫َرَز َق‪-‬يَْرُز ُق‬ ‫تُ ْرَزقَانِِه‬

‫إِ ْستَ ْن بَأَ‪-‬يَ ْستَ ْنبِ ُئ‬ ‫تَنَ بَّأَ‪-‬يَتَ نَ بَّأُ‬ ‫نَبَّأَ‪-‬يُنَ بِ ُئ‬ ‫نَبَأَ‪-‬يَْن بَأُ‬ ‫نَبَّأْتُ ُك َما‬

‫ت‬ ‫ِ‬
‫استَأْتَى‪-‬يَ ْستَأْ ْ‬
‫ْ‬ ‫ََتَتَّى‪-‬يَتَأَتَّى‬ ‫ت‬ ‫ِ‬
‫آتَى‪-‬يُ ْؤ ْ‬ ‫ت‬ ‫ِ‬
‫أَتَى‪َ -‬أيْ ْ‬ ‫َأيْتِيَ ُك َما‬

‫استَأْ َم َن‪-‬يَ ْستَأِْم ُن‬


‫ْ‬ ‫ائْ تَ َم َن‪َ -‬أيََْتِ ُن‬ ‫َآم َن‪-‬يُ ْؤِم ُن‬ ‫أ َِم َن‪َ -‬أيَْم ُن‬ ‫يُ ْؤِمنُو َن‬

‫ا ْش ََرت َك‪-‬يَ ْش َِرت ُك‬ ‫أَ ْشَرَك‪-‬يُ ْش ِرُك‬ ‫َش ِرَك‪-‬يَ ْشَرُك‬ ‫نُ ْش ِرَك‬

‫ا ْشتَ َكَر‪-‬يَ ْشتَ ِك ُر‬ ‫أَ ْش َكَر‪-‬يُ ْش ِك ُر‬ ‫َش َكَر‪-‬يَ ْش ُك ُر‬ ‫يَ ْش ُك ُرو َن‬

‫استَ ْعبَ َد‪-‬يَ ْستَ ْعبِ ُد‬


‫ْ‬ ‫ْاعتَ بَ َد‪-‬يَ ْعتَبِ ُد‬ ‫أ َْعبَ َد‪-‬يُ ْعبِ ُد‬ ‫َعبُ َد‪-‬يَ ْعبُ ُد‬ ‫تَ ْعبُ ُدو َن‬

‫استَ ْعبَ َد‪-‬يَ ْستَ ْعبِ ُد‬


‫ْ‬ ‫ْاعتَ بَ َد‪-‬يَ ْعتَبِ ُد‬ ‫أ َْعبَ َد‪-‬يُ ْعبِ ُد‬ ‫َعبُ َد‪-‬يَ ْعبُ ُد‬ ‫تَ ْعبُ ُدوا‬

‫إِ ْستَ ْعلَ َم‪-‬يَ ْستَ ْعلِ ُم‬ ‫ْاعتَ لَ َم‪-‬يَ ْعتَلِ ُم‬ ‫أ َْعلَ َم‪-‬يُ ْعلِ ُم‬ ‫َعلِ َم‪-‬يَ ْعلَ ُم‬ ‫يَ ْعلَ ُمو َن‬

‫إِ ْستَ ْس َقى‪-‬يَ ْستَ ْس ِق ْي‬ ‫إِ ْستَ َقى‪-‬يَ ْستَ ِق ْي‬ ‫َس َقى‪-‬يُ ْس ِق ْي‬
‫أْ‬ ‫َس َقى‪-‬يَ ْس ِقى‬ ‫فَيَ ْس ِقي‬
‫إِستصلَب‪-‬يست ِ‬ ‫إِصطَلَب ي ِ‬ ‫أَصلَب‪-‬ي ِ‬ ‫ب‬
‫ب‬
‫صل ُ‬
‫َْ ْ َ َ َْ ْ‬ ‫ب‬
‫صطَل ُ‬
‫ْ َ َْ‬ ‫ب‬
‫صل ُ‬
‫ْ َ ُْ‬ ‫ب‬
‫صلُ ُ‬
‫ب‪-‬يَ ْ‬
‫صلَ َ‬
‫َ‬ ‫صلَ ُ‬
‫فَيُ ْ‬
‫استَأْ َك َل‪-‬يَ ْستَأْكِ ُل‬
‫ْ‬ ‫ائْ تَ َك َل‪َ -‬أيْتَ ِك ُل‬ ‫آ َك َل‪-‬يُ ْؤكِ ُل‬ ‫أَ َك َل‪َ -‬أيْ ُك ُل‬ ‫فَتَأْ ُك ُل‬
‫ِ‬
‫إِ ْستَ َف َ‬ ‫ت‬ ‫ِ‬ ‫تَستَ ْفتِي ِ‬
‫ت‬
‫ت‪-‬يَ ْستَف ُ‬ ‫ت‪-‬يَ ْس َف ُ‬
‫َسف َ‬ ‫ان‬‫ْ َ‬
‫ساهى‪-‬يس ِ‬
‫اه ْي‬ ‫َ َ َُ‬ ‫َس َها‪-‬يَ ْس ُهو‬ ‫فَأَنْ َساهُ‬
‫استَأْ َك َل‪-‬يَ ْستَأْكِ ُل‬
‫ْ‬ ‫ائْ تَ َك َل‪َ -‬أيْتَ ِك ُل‬ ‫آ َك َل‪-‬يُ ْؤكِ ُل‬ ‫أَ َك َل‪َ -‬أيْ ُك ُل‬ ‫َأيْ ُكلُ ُه َّن‬
‫‪52‬‬

‫إِ ْستَ ْع ََب‪-‬يَ ْستَ ْعِ ُب‬ ‫إِ ْعتَََب‪-‬يَ ْعتَِ ُب‬ ‫أ َْع ََب‪-‬يُ ْعِ ُب‬ ‫َع ََب‪-‬يَ ْع ُُب‬ ‫تَ ْع ُبُو َن‬

‫إِ ْستَ ْن بَأَ‪-‬يَ ْستَ ْنبِ ُئ‬ ‫تَنَ بَّأَ‪-‬يَتَ نَ بَّأُ‬ ‫نَبَّأَ‪-‬يُنَ بِ ُئ‬ ‫نَبَأَ‪-‬يَْن بَأُ‬ ‫أُنَبِئُ ُك ْم‬

‫إِ ْس َ ْرت َس َل‪-‬يَ ْس َ ْرت ِس ُل‬ ‫اس ُل‬


‫اس َل‪-‬يَََرت َ‬
‫تَ َر َ‬ ‫أَْر َس َل‪-‬يُْرِس ُل‬ ‫َرِس َل‪-‬يَْر َس ُل‬ ‫فَأ َْرِسلُ ْو ِن‬

‫استَأْ َك َل‪-‬يَ ْستَأْكِ ُل‬


‫ْ‬ ‫ائْ تَ َك َل‪َ -‬أيْتَ ِك ُل‬ ‫آ َك َل‪-‬يُ ْؤكِ ُل‬ ‫أَ َك َل‪َ -‬أيْ ُك ُل‬ ‫َأيْ ُكلُ ُه َّن‬

‫إِ ْس َ ْرت َج َع‪-‬يَ ْس َ ْرتِج ُع‬ ‫إِ ْرََتَ َع‪-‬يَْرََِت ُع‬ ‫أ َْر َج َع‪-‬يُْرِج ُع‬ ‫َر َج َع‪-‬يَْرِج ُع‬ ‫أ َْرِج ُع‬

‫إِ ْستَ ْعلَ َم‪-‬يَ ْستَ ْعلِ ُم‬ ‫أِ ْعتَ لَ َم‪-‬يَ ْعتَلِ ُم‬ ‫أ َْعلَ َم‪-‬يُ ْعلِ ُم‬ ‫َعلِ َم‪-‬يَ ْعلَ ُم‬ ‫يَ ْعلَ ُمو َن‬

‫إِ ْستَ ْزَر َ‬


‫ع‪-‬يَ ْس َ ْرتِزعُ‬ ‫إِ ْزَد َر َ‬
‫ع‪-‬يَْزَد َرعُ‬ ‫ع‪-‬يُْزِرعُ‬
‫أ َْزَر َ‬ ‫ع‪-‬يَْزَرعُ‬
‫َزَر َ‬ ‫تَ ْزَرعُو َن‬

‫استَأْ َك َل‪-‬يَ ْستَأْكِ ُل‬


‫ْ‬ ‫ائْ تَ َك َل‪َ -‬أيْتَ ِك ُل‬ ‫آ َك َل‪-‬يُ ْؤكِ ُل‬ ‫أَ َك َل‪َ -‬أيْ ُك ُل‬ ‫ََتْ ُكلُو َن‬

‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫َأيِْت‬


‫استَأْتَى‪-‬يَ ْستَأْ ْ‬
‫ت‬ ‫ْ‬ ‫ََتَتَّى‪-‬يَتَأَتَّى‬ ‫ت‬
‫آتَى‪-‬يُ ْؤ ْ‬ ‫أَتَى‪َ -‬أيْ ْ‬
‫ت‬

‫استَأْ َك َل‪-‬يَ ْستَأْكِ ُل‬


‫ْ‬ ‫ائْ تَ َك َل‪َ -‬أيْتَ ِك ُل‬ ‫آ َك َل‪-‬يُ ْؤكِ ُل‬ ‫أَ َك َل‪َ -‬أيْ ُك ُل‬ ‫َأيْ ُك ْل َن‬

‫ص ُن‬
‫ص َن‪-‬يَتَ َح َّ‬
‫َُتَ َّ‬ ‫أَحصن‪ُ -‬حي ِ‬
‫ص ُن‬ ‫ص ُن‬ ‫ُُْت ِ‬
‫ْ ََ ْ‬ ‫ص َن‪َْ -‬حي ُ‬
‫َح َ‬ ‫صنُو َن‬

‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫َأيِْت‬


‫استَأْتَى‪-‬يَ ْستَأْ ْ‬
‫ت‬ ‫ْ‬ ‫ََتَتَّى‪-‬يَتَأَتَّى‬ ‫ت‬
‫آتَى‪-‬يُ ْؤ ْ‬ ‫أَتَى‪َ -‬أيْ ْ‬
‫ت‬

‫اث‪-‬يَ ْستَغِْي ُ‬
‫ث‬ ‫إِ ْستَ غَ َ‬ ‫اث‪-‬يُغِْي ُ‬
‫ث‬ ‫أَ َغ َ‬ ‫ث‬
‫اث‪-‬يَغُ ْو ُ‬
‫َغ َ‬ ‫اث‬
‫يُغَ ُ‬
‫إِ ْعتَصر‪-‬ي عتَ ِ‬
‫ص ُر‬ ‫أ َْعصر‪-‬ي ع ِ‬
‫ص ُر‬ ‫عصر‪-‬ي ع ِ‬
‫ص ُر‬ ‫يع ِ‬
‫ص ُرو َن‬
‫ََ َ ْ‬ ‫ََ ُ ْ‬ ‫َ ََ َ ْ‬ ‫َْ‬
‫إِ ْستَ ْعلَ َم‪-‬يَ ْستَ ْعلِ ُم‬ ‫ْاعتَ لَ َم‪-‬يَ ْعتَلِ ُم‬ ‫أ َْعلَ َم‪-‬يُ ْعلِ ُم‬ ‫َعلِ َم‪-‬يَ ْعلَ ُم‬ ‫لِيَ ْعلَ َم‬
‫‪53‬‬

‫ِ‬
‫إِ ْستَ َخا َن‪-‬يَ ْستَخ ْ ُ‬
‫ي‬ ‫إِ ْختَا َن‪َُ -‬يْتَا ُن‬ ‫َخ َّو َن‪ُُ -‬يَ ِو ُن‬ ‫َخا َن‪َُ -‬يُْو ُن‬ ‫َخْنهُ‬
‫أُ‬
‫إِ ْستَ ْه َدى‪-‬يَ ْستَ ْه ِد ْي‬ ‫إِ ْهتَ َدى‪-‬يَ ْهتَ ِد ْي‬ ‫أ َْه َدى‪-‬يُ ْه ِد ْي‬ ‫َه َدى‪-‬يَ ْه ِد ْي‬ ‫يَ ْه ِد ْي‬

‫إِ ْستَ ْ َبأَ‪-‬يَ ْستَ ِْب ُ‬


‫ئ‬ ‫تََبَّأَ‪-‬يَتََبَّأُ‬ ‫ئ‪-‬يَُِب ُ‬
‫ئ‬ ‫بََّر َ‬ ‫بََرأَ‪-‬يَْ َبأُ‬ ‫أُبَ ِر ُ‬
‫ئ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ص‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫أ ِ‬
‫ص‬
‫ص‪-‬يَ ْستَ ْخل ُ‬
‫إ ْستَ ْخلَ َ‬ ‫ص‬
‫ص‪-‬يَتَ َخالَ ُ‬
‫ََتَالَ َ‬ ‫ص‪ُُ -‬يْل ُ‬
‫َخلَ َ‬
‫أْ‬ ‫ص‬
‫ص‪َُ -‬يْلَ ُ‬
‫َخل َ‬ ‫صهُ‬
‫َستَ ْخل ْ‬
‫ْ‬
‫ِ‬ ‫بَ َّوأَ‪-‬يُبَ ِو ُ‬
‫إ ْستَ بَاءَ‪-‬يَ ْستَِ ْيبءُ‬ ‫تَبَ َّوأَ‪-‬يَتَ بَ َّوأُ‬ ‫ئ‬ ‫ََبءَ‪-‬يَبُوءُ‬ ‫يَتَ بَ َّوأُ‬

‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬


‫ب‬
‫اب‪-‬يَ ْستَصْي ُ‬
‫ص َ‬‫إِ ْستَ َ‬ ‫اب‬
‫ص ُ‬‫اب‪-‬يَْن َ‬
‫ص َ‬‫إِنْ َ‬ ‫ب‬
‫اب‪-‬يُصْي ُ‬
‫َص َ‬
‫أَ‬ ‫ب‬
‫ص ْو ُ‬
‫اب‪-‬يَ ُ‬
‫ص َ‬‫َ‬ ‫ب‬
‫نُصْي ُ‬
‫ضيَّ ُع‬
‫ضيَّ َع‪-‬يَتَ َ‬
‫تَ َ‬ ‫َضاع‪-‬ي ِ‬
‫ضْي ُع‬ ‫ضاع‪-‬ي ِ‬ ‫ِ‬
‫أَ َ ُ‬ ‫ضْي ُع‬ ‫َ َ َ‬ ‫يع‬
‫نُض ُ‬
‫إِتَّ َقى‪-‬يَت َِّق ْي‬ ‫َوقَّى‪-‬يُ َوقِ ْي‬ ‫َوقَى‪-‬يَِق ْي‬ ‫يَتَّ ُقو َن‬

‫َرا َن‪-‬يَُرْو ُن‬ ‫تَ َرْو َن‬

‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬


‫استَأْتَى‪-‬يَ ْستَأْ ْ‬
‫ت‬ ‫ْ‬ ‫ََتَتَّى‪-‬يَتَأَتَّى‬ ‫ت‬
‫آتَى‪-‬يُ ْؤ ْ‬ ‫أَتَى‪َ -‬أيْ ْ‬
‫ت‬ ‫ََتْتُ ْ‬
‫وين‬

‫تَ ْقرب ِ‬
‫إِ ْستَ ْقَر َ‬
‫ب‪-‬يَ ْستَ ْق ِر ُ‬
‫ب‬ ‫ب‬ ‫إِقََْرت َ‬
‫ب‪-‬يَ ْق َِرت ُ‬ ‫ب‪-‬يُ ْق ِر ُ‬
‫ب‬ ‫أَقْ َر َ‬ ‫ب‬ ‫قَ ِر َ‬
‫ب‪-‬يَ ْقَر ُ‬ ‫ون‬‫َُ‬
‫أِ ْس ََرت َاد‪-‬يَ ْس َِرتيْ ُد‬ ‫إِ ْرََت َد‪-‬يَْرََت ُد‬ ‫َر َاوَد‪-‬يَُرا ِوُد‬ ‫َر َاد‪-‬يَُرْوُد‬ ‫َسنُ َرا ِوُد‬

‫ف‬ ‫إِ ْستَ ْعَر َ‬


‫ف‪-‬يَ ْستَ ْع ِر ُ‬ ‫ف‬ ‫إِ ْع ََرت َ‬
‫ف‪-‬يَ ْع َِرت ُ‬ ‫ف‪-‬يُ ْع ِر ُ‬
‫ف‬ ‫أ َْعَر َ‬ ‫ف‪-‬يَ ْع ِر ُ‬
‫ف‬ ‫َعَر َ‬ ‫يَ ْع ِرفُ َ‬
‫وَنَا‬

‫إِ ْرََتَ َع‪-‬يَْرََِت ُع‬ ‫أ َْر َج َع‪-‬يُْرِج ُع‬ ‫َر َج َع‪-‬يَْرِج ُع‬ ‫يَْرِجعُو َن‬

‫إِنْ َكتَ َل‪-‬يَْن َكتِ ُل‬ ‫َكاتَ َل‪-‬يُ َكاتِ ُل‬ ‫َكتِ َل‪-‬يَكْتَ ُل‬ ‫نَكْتَ ْل‬
‫‪54‬‬

‫إِ ْستَ ْب غَى‪-‬يَ ْستَ ْبغِ ْي‬ ‫إِنْبَ غَى‪-‬يَْن بَغِ ْي‬ ‫أَبْغَى‪-‬يُْبغِ ْي‬ ‫بَغَى‪-‬يَْبغِ ْي‬ ‫نَْبغِي‬

‫إِ ْمتَ َار‪َ-‬يَْتَ ُار‬ ‫أ ََمَر‪َُ-‬يِْ ُْي‬ ‫َم َار‪ََ-‬يِْ ُْي‬ ‫ِ‬
‫ََن ْْيُ‬
‫إِ ْستَ ْح َف َظ‪-‬يَ ْستَ ْح ِف ُ‬
‫ظ‬ ‫ظ‪َْ -‬حيتَ ِف ُ‬
‫ظ‬ ‫إِ ْحتَ َف َ‬ ‫ظ‪ُْ -‬حي ِف ُ‬
‫ظ‬ ‫َح َف َ‬
‫أْ‬ ‫ظ‬ ‫َح ِف َ‬
‫ظ‪َْ -‬حي َف ُ‬ ‫ظ‬
‫ََْن َف ُ‬

‫إِ ْس َ ْرت َس َل‪-‬يَ ْس َ ْرت ِس ُل‬ ‫اس ُل‬


‫اس َل‪-‬يَََرت َ‬
‫تَ َر َ‬ ‫أَْر َس َل‪-‬يُْرِس ُل‬ ‫َرِس َل‪-‬يَْر َس ُل‬ ‫ِ‬
‫أ ُْرسلَهُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫تُ ْؤتُ ِ‬
‫استَأْتَى‪-‬يَ ْستَأْ ْ‬
‫ت‬ ‫ْ‬ ‫ََتَتَّى‪-‬يَتَأَتَّى‬ ‫ت‬
‫آتَى‪-‬يُ ْؤ ْ‬ ‫أَتَى‪َ -‬أيْ ْ‬
‫ت‬ ‫ون‬

‫ت‬ ‫ِ‬ ‫أ َََت‪َ -‬أيْتُ ْو‬ ‫لَتَأْتُن َِّين‬


‫آتَى‪-‬يُ ْؤ ْ‬
‫إِ ْستَ َحا َط‪-‬يَ ْستَ ِحْي ُ‬
‫ط‬ ‫إِ ْحتَا َط‪َْ -‬حيتَا ُ‬
‫ط‬ ‫اَ َحا َط‪ُِ -‬حيْي ُ‬
‫ط‬ ‫ط‬
‫َحا َط‪َ -‬حيُ ْو ُ‬ ‫ُحيَا َط‬

‫ال‬ ‫إِقْ تَ َ‬
‫ال‪-‬يَ ْقتَ ُ‬ ‫ال‪-‬يُِقْي ُل‬
‫أَقَ َ‬ ‫ال‪-‬يَ ُق ْو ُل‬
‫قَ َ‬ ‫ول‬
‫نَ ُق ُ‬
‫إِ َّدخل‪-‬يد ِ‬
‫َّخ ُل‬ ‫أ َْد َخ َل‪-‬يُ ْد ِخ ُل‬ ‫َد َخ َل‪-‬يَ ْد ُخ ُل‬ ‫تَ ْد ُخلُ ْوا‬
‫ََ َ‬
‫إِ ْستَ ْغ َىن‪-‬يَ ْستَ ْغ ِ ْين‬ ‫إِ ْغتَ َىن‪-‬يَ ْغتَِ ْين‬ ‫أَ ْغ َىن‪-‬يُ ْغ ِ ْين‬ ‫ِ‬
‫ين‪-‬يَ ْغ َىن‬
‫َغ َ‬ ‫أُ ْغ ِين‬

‫إِ ْستَ ْغ َىن‪-‬يَ ْستَ ْغ ِ ْين‬ ‫إِ ْغتَ َىن‪-‬يَ ْغتَِ ْين‬ ‫أَ ْغ َىن‪-‬يُ ْغ ِ ْين‬ ‫ِ‬
‫ين‪-‬يَ ْغ َىن‬
‫َغ َ‬ ‫يُ ْغ ِ ْين‬

‫إِ ْستَ ْعلَ َم‪-‬يَ ْستَ ْعلِ ُم‬ ‫ْاعتَ لَ َم‪-‬يَ ْعتَلِ ُم‬ ‫أ َْعلَ َم‪-‬يُ ْعلِ ُم‬ ‫َعلِ َم‪-‬يَ ْعلَ ُم‬ ‫يَ ْعلَ ُمو َن‬

‫س‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬


‫َس‪-‬يَ ْستَ ْبئ ُ‬
‫إ ْستَ ْبأ َ‬ ‫س‬
‫َس‪-‬يَْب تَئ ُ‬
‫إبْتَأ َ‬ ‫س‬
‫َس‪-‬يُْبئ ُ‬
‫أ َْْب َ‬ ‫س‬
‫س‪-‬يَْب ئَ ُ‬
‫بَئ َ‬ ‫س‬
‫تَ ْب تَ ِٕى ْ‬
‫إِ ْستَ ْع َم َل‪-‬يَ ْستَ ْع ِم ُل‬ ‫إِ ْعتَ َم َل‪-‬يَ ْعتَ ِم ُل‬ ‫أ َْع َم َل‪-‬يُ ْع ِم ُل‬ ‫َع َم َل‪-‬يَ ْع َم ُل‬ ‫يَ ْع َملُ ْو َن‬

‫إِ ْستَ ْف َق َد‪-‬يَ ْستَ ْف ِق ُد‬ ‫إِفْ تَ َق َد‪-‬يَ ْفتَ ِق ُد‬ ‫أَفْ َق َد‪-‬يُ ْف ِق ُد‬ ‫فَ َق َد‪-‬يَ ْف ِق ُد‬ ‫تَ ْف ِق ُدو َن‬
‫‪55‬‬

‫إِ ْستَ ْف َق َد‪-‬يَ ْستَ ْف ِق ُد‬ ‫إِفْ تَ َق َد‪-‬يَ ْفتَ ِق ُد‬ ‫أَفْ َق َد‪-‬يُ ْف ِق ُد‬ ‫فَ َق َد‪-‬يَ ْف ِق ُد‬ ‫نَ ْف ِق ُد‬

‫إِ ْستَ ْف َس َد‪-‬يَ ْستَ ْف ِس ُد‬ ‫إِنْ َف َس َد‪-‬يَْن َف ِس ُد‬ ‫أَفْ َس َد‪-‬يُ ْف ِس ُد‬ ‫فَ َس َد‪-‬يَ ْف ُس ُد‬ ‫لِنُ ْف ِس َد‬

‫إِ ْجتَ َزى‪ََْ -‬يتَ ِز ْي‬ ‫َجَزى‪َُْ -‬ي ِز ْي‬


‫أْ‬ ‫َجَزى‪ََْ -‬ي ِز ْي‬ ‫ََْن ِزي‬

‫إِ ْستَأْ َخ َذ‪-‬يَ ْستَأْ ِخ ُذ‬ ‫إِئْ تَ َخ َذ‪َ -‬أيْ ََِت ُذ‬ ‫آخ َذ‪-‬ي ؤ ِ‬
‫اخ ُذ‬‫َ َُ‬ ‫َخ َذ‪َ -‬أيْ ُخ ُذ‬
‫أَ‬ ‫لِيَأْ ُخ َذ‬

‫تَ َشيَّأَ‬ ‫أَ ِ‬


‫َشاءَ‪-‬يُش ْيءُ‬ ‫َشاءَ‪-‬يَ َشاءُ‬ ‫يَ َشاءَ‬
‫إِ ْس َ ْرتفَ َع‪-‬يَ ْس َ ْرتفِ ُع‬ ‫إِ ْرتَ َف َع‪-‬يَْرتَِف ُع‬ ‫َرافَ َع‪-‬يَُرافِ ُع‬ ‫َرفَ َع‪-‬يَْرفَ ُع‬ ‫نَْرفَ ُع‬

‫تَ َشيَّأَ‬ ‫أَ ِ‬


‫َشاءَ‪-‬يُش ْيءُ‬ ‫َشاءَ‪-‬يَ َشاءُ‬ ‫نَ َشاءُ‬
‫إِ ْس ََرت َق‪-‬يَ ْس َِرت ُق‬ ‫َس َار َق‪-‬يُ َسا ِر ُق‬ ‫َسَر َق‪-‬يَ ْس ِر ُق‬ ‫يَ ْس ِر ْق‬

‫إِ ْستَ َسَّر‪-‬يَ ْستَ ِسُرء‬ ‫تَ َّس َار‪-‬يَتَ َّس ُار‬ ‫َسَّر‪-‬يُ ِسر‬
‫أَ‬ ‫َسَّر‪-‬يَ َسر‬ ‫َسَّرَها‬
‫فَأ َ‬
‫إِبْتَ َدى‪-‬يَْب تَ ِد ْي‬ ‫أَبْ َدى‪-‬يُْب ِد ْي‬ ‫بَ َدا‪-‬يَْب ُد ْو‬ ‫يُْب ِد َها‬

‫إِ ْستَ ْعلَ َم‪-‬يَ ْستَ ْعلِ ُم‬ ‫ْاعتَ لَ َم‪-‬يَ ْعتَلِ ُم‬ ‫أ َْعلَ َم‪-‬يُ ْعلِ ُم‬ ‫َعلِ َم‪-‬يَ ْعلَ ُم‬ ‫أ َْعلَ ُم‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫تَ ِ‬
‫ف‬
‫ف‪-‬يَ ْستَ ْوص ُ‬ ‫إِ ْستَ ْو َ‬
‫ص َ‬ ‫ف‬
‫ف‪-‬يَتَّص ُ‬ ‫إِت َ‬
‫َّص َ‬ ‫ف‬
‫ف‪-‬يُ ْوص ُ‬
‫ص َ‬
‫أ َْو َ‬ ‫ف‬
‫ف‪-‬يَص ُ‬
‫ص َ‬
‫َو َ‬ ‫ص ُفو َن‬

‫إِ ْس َ ْرتأَى‪-‬يَ ْس َ ْرتئِ ْي‬ ‫َى‪-‬يَْرتَئِ ْي‬ ‫ِ‬


‫إ ْر ََت َ‬ ‫َراءَ‪-‬يَُرائِ ْي‬ ‫َرأَى‪-‬يََرى‬ ‫نََر َاك‬

‫إِ ْستَأْ َخ َذ‪-‬يَ ْستَأْ ِخ ُذ‬ ‫إِئْ تَ َخ َذ‪َ -‬أيْ ََِت ُذ‬ ‫آخ َذ‪-‬ي ؤ ِ‬
‫اخ ُذ‬‫َ َُ‬ ‫َخ َذ‪َ -‬أيْ ُخ ُذ‬
‫أَ‬ ‫ََنْ ُخ َذ‬

‫إِ ْستَ ْعلَ َم‪-‬يَ ْستَ ْعلِ ُم‬ ‫ْاعتَ لَ َم‪-‬يَ ْعتَلِ ُم‬ ‫أ َْعلَ َم‪-‬يُ ْعلِ ُم‬ ‫َعلِ َم‪-‬يَ ْعلَ ُم‬ ‫تَ ْعلَ ُموا‬
‫‪56‬‬

‫تََبَّ َح‪-‬يَتََبَّ ُح‬ ‫أَبْ َر َح‪-‬يُِْب ُح‬ ‫بَر َِح‪-‬يَْ َب ُح‬ ‫أَبْ َر َح‬

‫إِ ْستَأْذَ َن‪-‬يَ ْستَأْ ِذ ُن‬ ‫ََتَذَّ َن‪-‬يَتَأَذَّ ُن‬ ‫آذَ َن‪-‬يُ ْؤِذ ُن‬ ‫أ َِذ َن‪َ -‬أيْذَ ُن‬ ‫َأيْذَ َن‬

‫إِ ْستَ ْح َك َم‪-‬يَ ْستَ ْحكِ ُم‬ ‫إِ ْحتَ َك َم‪َْ -‬حيتَ ِك ُم‬ ‫َح َك َم‪ُْ -‬حي ِك ُم‬
‫أْ‬ ‫َح ُك َم‪َْ -‬حي ُك ُم‬ ‫َْحي ُك َم‬

‫ت‬ ‫ِ‬
‫استَأْتَى‪-‬يَ ْستَأْ ْ‬
‫ْ‬ ‫ََتَتَّى‪-‬يَتَأَتَّى‬ ‫ت‬ ‫ِ‬
‫آتَى‪-‬يُ ْؤ ْ‬ ‫ت‬ ‫ِ‬
‫أَتَى‪َ -‬أيْ ْ‬ ‫َأيْتِيَِين‬

‫فَتَأَ‪-‬يَ ْفتَأُ‬ ‫تَ ْفتَ ُؤا‬

‫إِ ْستَ ْذ َكَر‪-‬يَ ْستَ ْذكُِر‬ ‫تَ َذا َكَر‪-‬يَتَ َذا َك ُر‬ ‫أَذْ َكَر‪-‬يُ ْذكِ ُر‬ ‫ذَ َكَر‪-‬يَ ْذ ُك ُر‬ ‫تَ ْذ ُك ُر‬

‫ِ‬
‫إِ ْستَ َكا َن‪-‬يَ ْستَك ْ ُ‬
‫ي‬ ‫تَ َك َاو َن‪-‬يَتَ َك َاو ُن‬ ‫َك َّو َن‪-‬يُ َك ِو ُن‬ ‫َكا َن‪-‬يَ ُك ْو ُن‬ ‫تَ ُكو َن‬

‫ِ‬
‫إِ ْستَ َكا َن‪-‬يَ ْستَك ْ ُ‬
‫ي‬ ‫تَ َك َاو َن‪-‬يَتَ َك َاو ُن‬ ‫َك َّو َن‪-‬يُ َك ِو ُن‬ ‫َكا َن‪-‬يَ ُك ْو ُن‬ ‫تَ ُكو َن‬

‫إِ ْشتَ َكى‪-‬يَ ْشتَ ِك ْي‬ ‫أَ ْش َكى‪-‬يُ ْش ِك ْي‬ ‫َش َكا‪-‬يَ ْش ُك ْو‬ ‫أَ ْش ُكو‬

‫إِ ْستَ ْعلَ َم‪-‬يَ ْستَ ْعلِ ُم‬ ‫ْاعتَ لَ َم‪-‬يَ ْعتَلِ ُم‬ ‫أ َْعلَ َم‪-‬يُ ْعلِ ُم‬ ‫َعلِ َم‪-‬يَ ْعلَ ُم‬ ‫أ َْعلَ ُم‬

‫إِ ْستَ ْعلَ َم‪-‬يَ ْستَ ْعلِ ُم‬ ‫ْاعتَ لَ َم‪-‬يَ ْعتَلِ ُم‬ ‫أ َْعلَ َم‪-‬يُ ْعلِ ُم‬ ‫َعلِ َم‪-‬يَ ْعلَ ُم‬ ‫تَ ْعلَ ُمو َن‬

‫س‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬


‫س‪-‬يَ ْستَ ْيئ ُ‬
‫إ ْستَ ْي ئَ َ‬ ‫س‬
‫ََّس‪-‬يَتَّئ ُ‬
‫إَت َ‬ ‫س‬
‫س‪-‬يُ ْوئ ُ‬
‫أَيْئَ َ‬ ‫س‬
‫س‪-‬يَْي ئَ ُ‬
‫يَئ َ‬ ‫َس ْوا‬
‫تَ ْيأ ُ‬
‫س‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫س‪-‬يَ ْستَ ْيئ ُ‬
‫إ ْستَ ْي ئَ َ‬ ‫س‬
‫ََّس‪-‬يَتَّئ ُ‬
‫إَت َ‬ ‫س‬
‫س‪-‬يُ ْوئ ُ‬
‫أَيْئَ َ‬ ‫س‬
‫س‪-‬يَْي ئَ ُ‬
‫يَئ َ‬ ‫َس‬
‫يَْيأ ُ‬
‫إِ ْجتَ َزى‪ََْ -‬يتَ ِز ْي‬ ‫َجَزى‪َُْ -‬ي ِز ْي‬
‫أْ‬ ‫َجَزى‪ََْ -‬ي ِز ْي‬ ‫ََْي ِز ْي‬

‫إِتَّ َقى‪-‬يَت َِّق ْي‬ ‫َوقَّى‪-‬يُ َوقِ ْي‬ ‫َوقَى‪-‬يَِق ْي‬ ‫يَت َِّق‬
‫‪57‬‬

‫صِ ُب‬ ‫إِ ْستَ ْ‬


‫ص ََب‪-‬يَ ْستَ ْ‬ ‫صطَِ ُب‬ ‫إِ ْ‬
‫صطَََب‪-‬يَ ْ‬ ‫صِ ُب‬
‫َص ََب‪-‬يُ ْ‬
‫أْ‬ ‫صِ ُب‬
‫ص ََب‪-‬يَ ْ‬
‫َ‬ ‫صِ ْب‬
‫يَ ْ‬
‫ضيَّ ُع‬
‫ضيَّ َع‪-‬يَتَ َ‬
‫تَ َ‬ ‫َضاع‪-‬ي ِ‬
‫ضْي ُع‬ ‫ضاع‪-‬ي ِ‬ ‫ِ‬
‫أَ َ ُ‬ ‫ضْي ُع‬ ‫َ َ َ‬ ‫يع‬
‫يُض ُ‬

‫ب‪-‬يُثْ ِر ُ‬
‫ب‬ ‫أَثْ َر َ‬ ‫ب‪-‬يَثْ ِر ُ‬
‫ب‬ ‫ثََر َ‬ ‫تَثْ ِر َ‬
‫يب‬

‫إِ ْستَ ْغ َفَر‪-‬يَ ْستَ ْغ ِف ُر‬ ‫إِ ْغتَ َفَر‪-‬يَ ْغتَ ِف ُر‬ ‫أَ ْغ َفَر‪-‬يُ ْغ ِف ُر‬ ‫َغ َفَر‪-‬يَ ْغ ِف ُر‬ ‫يَ ْغ ِف ُر‬

‫ت‬ ‫ِ‬
‫استَأْتَى‪-‬يَ ْستَأْ ْ‬
‫ْ‬ ‫ََتَتَّى‪-‬يَتَأَتَّى‬ ‫ت‬ ‫ِ‬
‫آتَى‪-‬يُ ْؤ ْ‬ ‫ت‬ ‫ِ‬
‫أَتَى‪َ -‬أيْ ْ‬ ‫َأيْ ِت‬

‫اج ُد‬
‫اج َد‪-‬يَتَ َو َ‬
‫تَ َو َ‬ ‫أ َْو َج َد‪-‬يُ ْوِج ُد‬ ‫َوِج َد‪ََِ -‬ي ُد‬ ‫َل َِج ُد‬

‫َّد‬
‫تَ َفن ََّد‪-‬يَتَ فن ُ‬ ‫فَن ََّد‪-‬يُفَّنِ ُد‬ ‫فَنِ َد‪-‬يَ ْفنَ ُد‬ ‫تُ َفنِ ُد ْو ِن‬

‫ال‬ ‫إِقْ تَ َ‬
‫ال‪-‬يَ ْقتَ ُ‬ ‫ال‪-‬يُِقْي ُل‬
‫أَقَ َ‬ ‫ال‪-‬يَ ُق ْو ُل‬
‫قَ َ‬ ‫أَقُ ْل‬

‫إِ ْستَ ْعلَ َم‪-‬يَ ْستَ ْعلِ ُم‬ ‫ْاعتَ لَ َم‪-‬يَ ْعتَلِ ُم‬ ‫أ َْعلَ َم‪-‬يُ ْعلِ ُم‬ ‫َعلِ َم‪-‬يَ ْعلَ ُم‬ ‫تَ ْعلَ ُم ْو َن‬

‫إِ ْستَ ْغ َفَر‪-‬يَ ْستَ ْغ ِف ُر‬ ‫إِ ْغتَ َفَر‪-‬يَ ْغتَ ِف ُر‬ ‫أَ ْغ َفَر‪-‬يُ ْغ ِف ُر‬ ‫َغ َفَر‪-‬يَ ْغ ِف ُر‬ ‫َستَ ْغ ِفر‬
‫أْ‬
‫تَ َشيَّأَ‬ ‫أَ ِ‬
‫َشاءَ‪-‬يُش ْيءُ‬ ‫َشاءَ‪-‬يَ َشاءُ‬ ‫يَ َشاءُ‬
‫إِ ْمتَ َكَر‪َ-‬يَْتَ ِك ُر‬ ‫أ َْم َكَر‪َ-‬يُْ ِك ُر‬ ‫َم َكَر‪َ-‬يَْ ُك ُر‬ ‫َيَْ ُك ُرْو َن‬

‫تَ َساءَ َل‪-‬يَتَ َساءَ ُل‬ ‫َسأ ََل‪-‬يُ ْسئِ ُل‬


‫أْ‬ ‫َسأ ََل‪-‬يَ ْسأ َُل‬ ‫تَ ْسأَ ُهلُْم‬

‫إِ ْم َرتَّ‪َ-‬يََْررت‬ ‫أ ََمَّر‪َُ-‬يِر‬ ‫َمَّر‪َ-‬يَُر‬ ‫َيَُرو َن‬

‫استَأْ َم َن‪-‬يَ ْستَأِْم ُن‬


‫ْ‬ ‫ائْ تَ َم َن‪َ -‬أيََْتِ ُن‬ ‫َآم َن‪-‬يُ ْؤِم ُن‬ ‫أ َِم َن‪َ -‬أيَْم ُن‬ ‫يُ ْؤِم ُن‬
‫‪58‬‬

‫ت‬ ‫ِ‬
‫استَأْتَى‪-‬يَ ْستَأْ ْ‬
‫ْ‬ ‫ََتَتَّى‪-‬يَتَأَتَّى‬ ‫ت‬ ‫ِ‬
‫آتَى‪-‬يُ ْؤ ْ‬ ‫ت‬ ‫ِ‬
‫أَتَى‪َ -‬أيْ ْ‬ ‫ََتْتِيَ ُه ْم‬

‫إِ ْستَ ْش َعَر‪-‬يَ ْستَ ْشعُِر‬ ‫اع ُر‬


‫اعَر‪-‬يَتَ َش َ‬
‫تَ َش َ‬ ‫أَ ْش َعَر‪-‬يُ ْشعُِر‬ ‫ش َعَر‪-‬يَ ْشعُُر‬ ‫يَ ْشعُُرو َن‬

‫إستَ ْد َعى‪-‬يَ ْستَ ْد ِع ْي‬


‫ْ‬
‫َّإدعى‪-‬يد ِ‬
‫َّعي‬ ‫َ َ‬ ‫أ َْد َعى‪-‬يُ ْد ِعي‬ ‫َد َعا‪-‬يَ ْدعُو‬ ‫أ َْدعُ ْوآ‬

‫إِ ْستَ ْو َحى‪-‬يَ ْستَ ْو ِح ْي‬ ‫احى‬


‫احى‪-‬يَتَ َو َ‬
‫تَ َو َ‬ ‫أ َْو َحى‪-‬يُ ْو ِح ْي‬ ‫َو َحى‪َِ -‬حي ْي‬ ‫نُ ِ‬
‫وحي‬

‫إِ ْستَ َار‪-‬يَ ْستَ ُار‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫يَ ِسْيُوا‬


‫َس َار‪-‬يُس ْْيُ‬
‫أَ‬ ‫َس َار‪-‬يَس ْْيُ‬
‫إِ ْستَ ْنظََر‪-‬يَ ْستَ ْن ِظ ُر‬ ‫إِنْتَظََر‪-‬يَْن تَ ِظ ُر‬ ‫أَنْظََر‪-‬يُْن ِظ ُر‬ ‫نَظََر‪-‬يَْنظُُر‬ ‫فَيَ ْنظُُروا‬

‫إِ ْعتَ َق َل‪-‬يَ ْعتَ ِق ُل‬ ‫أ َْع ِق َل‪-‬يُ ْع ِق ُل‬ ‫َع َق َل‪-‬يَ ْع ِق ُل‬ ‫تَ ْع ِقلُو َن‬

‫تَ َو َّجى‪-‬يَتَ َو َّجى‬ ‫أ َْو َجى‪-‬يُ ْوِج ْي‬ ‫َو َجى‪ََِ -‬ي ْي‬ ‫فَنُ ِج َي‬

‫تَ َشيَّأَ‬ ‫أَ ِ‬


‫َشاءَ‪-‬يُش ْيءُ‬ ‫َشاءَ‪-‬يَ َشاءُ‬ ‫نَ َشاءُ‬
‫إِ ْس ََرتَّد‪-‬يَ ْس َِرترد‬ ‫إِ ْرتَ َّد‪-‬يَْرتَ رد‬ ‫َر َّاد‪-‬يَُرا رد‬ ‫َرَّد‪-‬يَُررد‬ ‫يَُررد‬

‫إِفََْرتى‪-‬يَ ْف َِرت ْي‬ ‫أَفْ َرى‪-‬يُ ْف ِر ْي‬ ‫فَ َرى‪-‬يَ ْف ِر ْي‬ ‫يُ ْف ََرتى‬

‫استَأْ َم َن‪-‬يَ ْستَأِْم ُن‬


‫ْ‬ ‫ائْ تَ َم َن‪َ -‬أيََْتِ ُن‬ ‫َآم َن‪-‬يُ ْؤِم ُن‬ ‫أ َِم َن‪َ -‬أيَْم ُن‬ ‫يُ ْؤِمنُو َن‬
BAB IV
ANALISIS DATA

A. Analisis Data
Berikut ini adalah analisis fi’il mudhori’ dalam Al-Qur’an Surah
Yu>suf:

‫الرِح ْي ِم‬
َّ ‫الر ْْح ِن‬ َِّ ‫ بِس ِم‬. ‫الرِجي ِم‬
َّ ‫اَّلل‬ ْ ْ َّ ‫ان‬ َّ ‫َّلل ِم َن‬
ِ َ‫الش ْيط‬ َِّ ‫أَعُوذُ ِاب‬
ْ
ِ ِ‫اب ال ُْمب‬
) 1( ‫ني‬ ِ ‫ت ال‬
ِ َ‫ْكت‬ ُ ‫آَي‬ َ ‫آلر تِل‬
َ ‫ْك‬
)2 ( ‫آَّن َع َربِيًّا ل ََعلَّ ُك ْم تَ ْع ِقلُو َن‬
‫إِ ََّّن أَنْ َزلْنَاهُ قُ ْر ا‬

" ‫" تَ ْع ِقلُو َن‬

Analisis Nahwu : Yaitu Fi’il Mudhori’ ber I’rab rofa’, tanda rofa’nya yaitu
dengan tetapnya nun (tsubutunnun) karena fi’ilnya berbentuk af’alul

khomsah dan diawali dengan huruf mudhoroah ta. Lafadh ‫ تَ ْع ِقلُو َن‬berasal

dari kata ‫يَ ْع ِقل‬-‫ع َقل‬ ِ


َ mengikuti wazan ‫يَ ْفعل‬-‫فَ َعل‬. Adapun tashrif istilahnya
ُ َ ُ َ
yaitu:

- ‫َع َق َل –يَ ْع ِق ُل– َع ْق ًل – َوَم ْع َق ًل – فهو – َعاقِل – وذاك – َم ْع ُق ْول – أ َْع ِق ْل‬

‫ ِم ْع َقل‬- 2‫َالتَ ْع ِق ْل – َم ْع ِقل‬

‫ت ِم ْن‬ َ ‫ص ِِبَا أ َْو َح ْي نَا إِل َْي‬


َ ‫ك َه َذا الْ ُق ْرآ َن َوإِ ْن ُك ْن‬ ِ ‫ص‬
َ ‫َح َس َن الْ َق‬
ْ‫كأ‬َ ‫ََْن ُن نَ ُقص َعلَْي‬
ِِ ِِ
َ ‫قَ ْبله ل َِم َن الْغَافل‬
) 3 ( ‫ني‬

59
60

“ ‫“ نَ ُقص‬

Analisis Nahwu : Yaitu Fi’il Mudhori’ ber I’rab rofa’, dengan tanda
rofa’nya berupa harakat dhammah. Dan diawali dengan huruf mudhoro’ah

nun. Lafadh ‫ص‬


‫نَ ُق ر‬ berasal dari kata ‫ص‬
َّ َ‫ ق‬mengikuti wazan ‫يَ ْفعُ ُل‬-‫فَ َع َل‬.
Adapun tashrif istilahnya yaitu:

‫ص‬
َّ ُ‫ص ْوص – ق‬
ُ ‫صا – فهو – قَاص – وذاك – َم ْق‬
ًّ ‫صا – َوَم َق‬
ًّ َ‫ص – ق‬
‫ص – يَ ُق ر‬
َّ َ‫ق‬

‫ ِم َقص‬- 2‫ص – َم َقص‬


َّ ‫– َالتَ ُق‬

‫س َوالْ َق َم َر َرأَيْتُ ُه ْم‬ َّ ‫َح َد َع َش َر َك ْوَكباا َو‬ ِ ‫ف ِِلَبِ ِيه َي أَب‬


ُ ْ‫ت إِِّن َرأَي‬ َ َ‫إِ ْذ ق‬
َ ‫الش ْم‬ َ‫تأ‬ َ َ ُ ‫وس‬
ُ ُ‫ال ي‬
ِِ
َ ‫ِ ْل َساجد‬
) 4 ( ‫ين‬

َ ‫ك فَ يَ ِكي ُد ْوا ل‬
َّ ‫َك َك ْي ادا ۖ إِ َّن‬
‫الش ْيطَا َن‬ َ ِ‫ص ُرْؤََي َك َعلَى إِ ْخ َوت‬
ْ ‫ص‬
ُ ‫َن ََل تَ ْق‬
ََّ ُ‫ال ََي ب‬
َ َ‫ق‬

ِ ‫لِ ِْْلنْس‬
ٌ ِ‫ان َع ُد ٌّو ُمب‬
) 5 ( ‫ني‬ َ

"‫ص‬
ْ ‫ص‬
ُ ‫" تَ ْق‬

Analisis Nahwu: Yaitu Fi’il mudhori’ majzum dengan kemasukan amil

jawazim La Nahiyah. Tanda Jazm nya yaitu dengan sukun. Lafad ‫ص‬
‫نَ ُق ر‬

berasal dari kata ‫ص‬


َّ َ‫ق‬ mengikuti wazan ‫يَ ْف ُع ُل‬-‫فَ َع َل‬. Adapun tashrif

istilahnya yaitu:
‫‪61‬‬

‫ص‬
‫ص ْوص – قُ َّ‬
‫صا – فهو – قَاص – وذاك – َم ْق ُ‬
‫صا – َوَم َق ًّ‬
‫ص – قَ ًّ‬
‫ص – يَ ُق ر‬
‫قَ َّ‬

‫ص – َم َقص‪ِ - 2‬م َقص‬


‫– َالتَ ُق َّ‬

‫" فَيَ ِكي ُد ْوا "‬

‫‪Analisis Nahwu: Yaitu Fi’il Mudhori’ ber I’rab Rofa’. Tanda rofa’nya yaitu‬‬
‫‪dengan membuang nun (hadzfunnun) Dan diawali huruf mudhoroah berupa‬‬

‫‪ya. Lafadh‬‬ ‫فَيَ ِك ُ‬


‫يد ْوا‬ ‫‪berasal dari kata‬‬ ‫ْد ْوا‬
‫فَ َع َل‪َ mengikuti wazan -‬ك َدا‪-‬يَك ُ‬

‫‪adapun tashrif istilahnya yaitu:‬يَ ْفعُ ُل‬

‫ْدى – فهو – َك ٍاد – وذاك – َمك ُ‬


‫ْد رو – أُ ْك ُد –‬ ‫ْد ْوا – َك ْد ًوا – َوَمك ً‬
‫َك َدا – يَك ُ‬

‫ْدى‪ِ – 2‬مك ً‬
‫ْدى‬ ‫ْد – َمك ً‬
‫َالتَك ُ‬

‫‪Adapun tashrif lughowinya yaitu:‬‬

‫أَ ْك ُدو‬ ‫تَك ِ‬


‫ْديْ َن‬ ‫ْد ْوا‬
‫تَك ُ‬ ‫ْد ْوا‬
‫تَك ُ‬ ‫ْد ْوا‬
‫يَك ُ‬

‫ْدو‬
‫نَك ُ‬ ‫ْد َو ِان‬
‫تَك ُ‬ ‫ْد َو ِان‬
‫تَك ُ‬ ‫ْد َو ِان‬
‫تَك ُ‬ ‫ْد ِو ِان‬
‫يَك ُ‬

‫ْد ْو َن‬
‫تَك ُ‬ ‫ْد ْو َن‬
‫تَك ُ‬ ‫ْد ْو َن‬
‫يَك ُ‬ ‫ْد ْو َن‬
‫يَك ُ‬

‫ث َويُتِم نِ ْع َمتَهُ َعلَْي َ‬ ‫يل ْاِلَح ِ‬


‫اديْ ِ‬ ‫ك وي علِم َ ِ‬ ‫َوَك َذلِ َ‬
‫ك ََْيتَبِْي َ‬
‫ك َو َعلَى‬ ‫ك م ْن ََتْ ِو ِ َ‬ ‫ك َرب َ َ ُ َ ُ‬
‫اق ۚ إِ َّن ربَّ َ ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫آل ي ع ُقوب َكما أَََتَّها َعلَى أَب وي َ ِ‬
‫يم‬
‫ك َعل ٌ‬ ‫َ‬ ‫يم َوإِ ْس َح َ‬
‫ك م ْن قَ ْب ُل إبْ َراه َ‬ ‫ََ ْ‬ ‫ِ َْ َ َ َ‬

‫يم ( ‪) 6‬‬ ‫ِ‬


‫َحك ٌ‬
62

َ ‫" ََْيتَبِْي‬
"‫ك‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ ber I’rab nashab, dengan tanda

nashabnya fathah. Diawali dengan huruf mudhoroah ya. Lafadh َ ‫ََْيتَبِْي‬


‫ك‬

Berasal dari kata ‫ ََْيبُ ْوا‬-‫َجبَا‬ mengikuti wazan ‫يَ ْف ُع ُل‬-‫فَ َع َل‬. Adapun tashrif

istilahnya yaitu:

–‫ب‬ ٍ ‫جبا – ََْيب وا – جْب وا – وََْمًب – فهو – ج‬


ُ ‫ُج‬
ْ ‫اب – وذاك – ََْمبُو – أ‬ َ ً َ ًَ ُْ ََ
‫ – ِ َْم ًًب‬2‫ب – ََْم ًًب‬
ُ ‫َال ََْت‬
Adapun tashrif lughowinya yaitu:

‫َجبُو‬
ْ‫أ‬ َ ْ ِ‫ََْتب‬
‫ي‬ ‫ََْتبُ ْوا‬ ‫ََْتبُ ْوا‬ ‫ََْيبُ ْوا‬

‫ََْنبُو‬ ‫ََْتبُ َو ِان‬ ‫ََْتبُ َو ِان‬ ‫ََْتبُ َو ِان‬ ‫ََْيبُ َو ِان‬

‫ََْتبُ ْو َن‬ ‫ََْتبُ ْو َن‬ ‫ََْيبُ ْو َن‬ ‫ََْيبُ ْو َن‬

َ ‫" يُ َعلِ ُم‬


"‫ك‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ marfu’. Tanda rofa’nya yaitu

dengan dhammah dan diawali dengan huruf mudhoro’ah ya. Lafadh ‫ك‬ ِ
َ ‫يُ َعلم‬ ُ
berasal dari kata ‫َعلَّ َم–يُ َعلِ ُم‬ mengikuti wazan ‫يُ َفعِ ُل‬-‫فَ َّع َل‬. Adapun tashrif

istilahinya yaitu:
‫‪63‬‬

‫َعلَّ َم – يُ َعلِ ُم – تَ ْعلِْي ًما – تَ ْعلِ َمةً – تَ ْع َل ًما – تِ ْع َل ًما – ُم َعلَّ ًما – فهو – ُم َعلِم –‬

‫وذاك – ُم َعلَّم – َعلِ ْم – َالتُ َعلِ ْم – ُم َعلَّم‪2‬‬

‫ت لِ َّ ِ‬ ‫ِِ‬
‫لسائِل َ‬
‫ني ( ‪) 7‬‬ ‫ف َوإِ ْخ َوته َ‬
‫آَي ٌ‬ ‫لََق ْد َكا َن ِِف يُ ُ‬
‫وس َ‬

‫صبَةٌ إِ َّن أ ََاب ََّن ل َِفي َ‬


‫ض َال ٍل‬ ‫ِ‬
‫َحب إِ ََل أَبِينَا منَّا َوََْن ُن عُ ْ‬
‫ف َوأَ ُخوهُ أ َ‬ ‫إِ ْذ قَال ُْوا لَيُ ُ‬
‫وس ُ‬
‫ُمبِ ٍ‬
‫ني ( ‪) 8‬‬

‫ضا ََيْ ُل لَ ُك ْم َو ْجهُ أَبِي ُك ْم َوتَ ُكونُوا ِم ْن بَ ْع ِدهِ قَ ْواما‬


‫ف أَ ِواط َْر ُحوهُ أ َْر ا‬
‫وس َ‬
‫اقْتُ لُوا يُ ُ‬

‫صاِلِِ َ‬
‫ني (‪)9‬‬ ‫َ‬

‫"تَ ُكونُوا"‬

‫‪Analisis nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori ber I’rab rofa’ dengan membuang‬‬
‫‪nun (tsubutunnun). Tanda rofa’nya yait dengan dhammah dan diawali‬‬

‫‪dengan huruf mudhoroah ta.Lafadh‬‬ ‫تَ ُكونُوا‬ ‫‪berasal dari kata‬‬ ‫َكا َن‪-‬يَ ُك ْو ُن‬

‫‪. Adapun tashrif istilahinya yaitu:‬فَ َعل‪-‬يَ ْفعُل ‪mengikuti wazan‬‬


‫ُ‬ ‫َ‬

‫اَن – فهو – َكائِن – وذاك – َم ُك ْون – ُك ْن –‬


‫َكا َن – يَ ُك ْو ُن – َك ْوًَن – َوَم َك ً‬

‫ْون‬ ‫ِ‬
‫َالتَ ُك ْن – َم َكان‪ – 2‬مك َ‬
64

Adapun tashrif lughowinya yaitu:

‫أَ ُك ْو ُن‬ ‫ي‬ ِ


َ ْ ‫تَ ُك ْون‬ ‫تَ ُك ْو ُن‬ ‫تَ ُك ْو ُن‬ ‫يَ ُك ْو ُن‬

‫نَ ُك ْو ُن‬ ‫تَ ُك ْو ََن ِن‬ ‫تَ ُك ْو ََن ِن‬ ‫تَ ُك ْوََن ِن‬ ‫يَ ُك ْو ََن ِن‬

‫تَ ُك َّن‬ ‫تَ ُك ْونُ ْو َن‬ ‫يَ ُك َّن‬ ‫يَ ُك ْونُ ْو َن‬

ِ‫السيَّارة‬
َ َّ ‫ض‬
ِ ِ ‫ت ا ْْل‬
ُ ‫ب يَلْتَقطْهُ بَ ْع‬ ِ َ ‫ال قَائِ ٌل ِم ْن ُه ْم ََل تَ ْقتُ لُ ْوا يُ ْو ُس‬
ُ َ‫ف َوأَلْ ُق ْوهُ ِِف غَيَاب‬ َ َ‫ق‬
ِِ
َ ‫إِ ْن ُك ْن تُ ْم فَاعل‬
) 10 ( ‫ني‬

" ‫" تَ ْقتُ لُ ْوا‬

Analisis Nahwu: Yaitu fi’il Mudhori’ ber I’rab mansub dengan la nahiyah.
Tanda nashabnya yaitu dengan membuang nun. Karena fi’ilnya berbentuk

af’alul khomsah. Dan diawali huruf mudhoroah ta.Lafadh ‫ تَ ْقتُ لُوا‬berasal dari
ْ
kata ‫يَ ْقتُ ُل‬-‫قَتَ َل‬ mengikuti wazan ‫يَ ْف ُع ُل‬-‫فَ َع َل‬. Adapun tashrif istilahnya

yaitu:

– ‫قَتَ َل – يَ ْقتُ ُل – قَ ْت ًل – َوَم ْقتَلً – فهو – قَاتِل – وذاك – َم ْقتُ ْول – أُقْ تُ ْل‬

‫ – ِم ْقتَل‬2‫َالتَ ْقتُ ْل – َم ْقتَل‬

Dan tashrif lughowinya yaitu:

‫أَقْ تُ ُل‬ ‫ي‬ ِ


َ ْ ‫تَ ْقتُل‬ ‫تَ ْقتُ ُل‬ ‫تَ ْقتُ ُل‬ ‫يَ ْقتُ ُل‬
65

‫نَ ْقتُ ُل‬ ‫تَ ْقتُ َل ِن‬ ‫تَ ْقتُ َل ِن‬ ‫تَ ْقتُ َل ِن‬ ‫يَ ْقتُ َل ِن‬

‫تَ ْقتُ ْل َن‬ ‫تَ ْقتُلُ ْو َن‬ ‫يَ ْقتُ ْل َن‬ ‫يَ ْقتُلُ ْو َن‬

" ُ‫" أَلْ ُق ْوه‬

Analisis Nahwu: Yaitu fi’il Mudhori’ ber I’rab Rofa’. Tanda rofa’nya yaitu

dengan dhammah. Dan diawali dengan huruf mudhoroah alif. Lafadh ُ‫أَلْ ُقوه‬
ْ
berasal dari kata ‫يَ ْل ُق ْو‬-‫لََقا‬ mengikuti wazan ‫يفعل‬
ُ -‫فعل‬
َ. Adapun tashrif

istilahnya yaitu:

– ‫لََقا – يَْل ُق ْو – لَ ْق ًوا – َوَم ْل ًقى – فهو – الَ ٍق – وذاك – َم ْل ُقو – أُلْ ُق – الَتَ ْل ُق‬

‫ ِم ْل ًقى‬- 2‫َم ْل ًقى‬

" ُ‫" يَْلتَ ِقطْه‬

Analisis Nahwu: Yaitu fi’il Mudhori’ ber I’rab Rofa’. Tanda rofa’nya yaitu
ِ
dengan dhammah. Dan diawali dengan huruf mudhoroah ya. Lafadh ُ‫يَْلتَقطْه‬
berasal dari kata ُ ‫يَ ْلتَ ِق‬-‫ط‬
‫ط‬ َ ‫إِلْتَ َق‬ mengikuti wazan ‫يَ ْفتَعِ ُل‬-‫إِفْ تَ َع َل‬. Adapun

tashrif istilahnya yaitu:

– ‫ط – إِلْتِ َقا ًط – َوُم ْلتَ َقطًا – فهو – ُم ْلتَ ِقط – وذاك – ُم ْلتَ َقط‬
ُ ‫ط – يَْلتَ ِق‬
َ ‫إِلْتَ َق‬

2‫إِلْتَ ِق ْط – الَتَ ْلتَ ِق ْط – ُم ْلتَ َقط‬


66

ِ َ‫ف وإِ ََّّن لَهُ لَن‬


) 11 ( ‫اص ُحو َن‬ َ َ ‫وس‬
ُ ُ‫َك ََل ََت َْمنَّا َعلَى ي‬
َ ‫قَالُوا ََي أ ََاب ََّن َما ل‬

) 12 ( ‫ب َوإِ ََّّن لَهُ َِلَافِظُو َن‬ ِ


ْ ‫أ َْرسلْهُ َم َعنَا غَ ادا يَ ْرتَ ْع َويَل َْع‬

" ُ‫" أ َْر ِسلْه‬

Analisis Nahwu: Yaitu fi’il Mudhori’ ber I’rab Rofa’. Tanda rofa’nya
ِ‫أَر‬
menggunakan dhammah. Dan diawali huruf mudhoroah alif. Lafadh ُ‫س ْله‬ْ
berasal dari kata ‫ أ َْر َس َل – يُْرِس ُل‬mengikuti wazan ‫يُ ْفعِ ُل‬-‫ أفْ َعل‬Adapun tashrif
istilahnya yaitu:

‫أ َْر َس َل – يُْرِس ُل – إِ ْر َساالً – َوُم ْر َسلً – فهو – ُم ْرِسل – وذاك – ُم ْر َسل – أ َْرِس ْل‬

‫ ُم ْر َسل‬- ‫– الَتُ ْرِس ْل – ُم ْر َسل‬

" ‫" يَ ْرتَ ْع‬

Analisis Nahwu: yaitu jenis fi’il mudhori’ ber i’rab rofa’. Tanda rofa’nya
yaitu dengan dhammah, dan diawali dengan huruf muhoro’ah ya. Lafadh

‫ يَْرتَ ْع‬berasal dari kata ‫ َرتَ َع – يَْرتَ ُع‬mengikuti wazan ‫فَ َع َل – يَ ْف َع ُل‬. Adapun
tashrif istilahnya yaitu:

‫َرتَ َع – يَْرتَ ُع – َرتْ ًعا – َوَم ْرتَ ًعا – فهو – َراتِع – وذاك – َم ْرتُ ْوع – أ َْرتَ ْع – َالتَ ْرتَ ْع‬

‫ ِم ْرََتع‬- 2‫– َم ْرتَع‬

"‫ب‬
ْ ‫"َ يَل َْع‬
67

Analisis Nahwu: yaitu jenis fi’il mudhori’ ber i’rab brofa’. Tanda rofa’nya
yaitu dengan dhammah, dan diawali dengan huruf muhoro’ah ya. Lafadh

‫ب‬
ْ ‫ يَْل َع‬berasal dari kata ‫ب‬
ُ ‫ب–يَْل َع‬
َ ‫ لَ َع‬mengikuti wazan ‫فَ َع َل–يَ ْف َع ُل‬. Adapun
tashrif istilahnya yaitu:

ِ
ْ ‫ب – وذاك – َم ْلعُ ْوب –أَلْ َع‬
–‫ب‬ ُ ‫ب –لَ ْعبًا– َوَم ْل َعبًا – فهو – َالع‬
ُ ‫ب – يَْل َع‬
َ ‫لَ َع‬
‫ ِم ْلعاَب‬- 2‫ب – َم ْل َعب‬
ْ ‫َالتَ ْل َع‬

‫ب َوأَنْ تُ ْم َع ْنهُ غَافِلُو َن‬ ِ ُ ‫ال إِِّن لَيَ ْح ُزنَُِن أَ ْن تَ ْذ َهبُوا بِ ِه َوأَ َخ‬
ُ ْ‫اف أَ ْن ََيْ ُكلَهُ الذئ‬ َ َ‫ق‬

)13(

" ‫" لَيَ ْح ُزنَُِن‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis Fi’il mudhori’ marfu’. Tanda rofa’nya yaitu

dengan dhammah dan huruf mudhori’nya yaitu ya. Lafadh ‫ لَيَ ْح ُزنُِين‬berasal

dari kata ‫ن‬


ُ ‫ َحَز َن– َْحي ُز‬mengikuti wazan ‫يَ ْفعُل‬-‫ فَ َعل‬Adapun Tashrif Istilahinya
ُ َ
Yaitu:

ْ ‫َحَز َن – َْحي ُز ُن – َح ْزًَن – َوَْحمَزًَن – فهو – َحا ِزن – وذاك – َْحم ُزْون – أ‬
– ‫ُح ُز ْن‬

‫ – ِ ْحمَزن‬2‫َال َُْت ُز ْن – َْحمَزن‬

Dan untuk tashrif lughowinya yaitu:

‫َح ُز ُن‬ ِ
ْ‫أ‬ ‫ي‬
َ ْ ‫َُْت ُزن‬ ‫َُْت ُز ُن‬ ‫َُْت ُز ُن‬ ‫َْحي ُز ُن‬
68

‫ََْن ُز ُن‬ ‫َُْت ُزََن ِن‬ ‫َُْت ُزََن ِن‬ ‫َُْت ُزََن ِن‬ ‫َْحي ُزََن ِن‬

‫َُْت ُز َّن‬ ‫َُْت ُزنُ ْو َن‬ ‫َْحي ُزنْ َن‬ ‫َْحي ُزنُ ْو َن‬

" ‫" تَ ْذ َهبُوا‬

Analisis Nahwu: Yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab Nashab dengan an, tanda
nashabnya yaitu dengan membuang nun (Hadzfu nun). Karena fi’ilnya

berbentuk af’alul khomsah. Lafadh ‫تَ ْذ َهبُوا‬ berasal dari kata ‫ب‬
ُ ‫ب–يَ ْذ َه‬
َ ‫َذ َه‬
mengikuti wazan ‫فَ َع َل–يَ ْف َع ُل‬. Adapun tashrif Istilahnya yaitu:

– ‫ب – َذ ْهبًا – َوَم ْذ َهبًا – فهو – َذ ِاهب – وذاك – َم ْذ ُه ْوب‬


ُ ‫ب – يَ ْذ َه‬
َ ‫َذ َه‬
‫ ِم ْذ َهاب‬- ‫ َم ْذ َهب‬- ‫ب‬ ْ ‫أَ ْذ َه‬
ْ ‫ َالتَ ْذ َه‬- ‫ب‬

ِ َ‫صبةٌ إِ ََّّن إِذاا ََل‬ ِ ِ


)14( ‫اس ُرو َن‬ ُ ْ‫قَالُوا لَئ ْن أَ َكلَهُ الذئ‬
َ ْ ُ‫ب َوََْن ُن ع‬

ِ ْ ‫فَ لَ َّما ذَ َهبُوا بِ ِه َوأ‬


ِ ‫َْجَعُوا أَ ْن ََْي َعلُوهُ ِِف غَياب‬
ُ ‫ب ۚ َوأ َْو َح ْي نَا إِل َْيه لَتُ نَ بِئَ ن‬
‫َّه ْم‬ ِ ُ‫ت ا ْْل‬ ََ

)15( ‫ِِب َْم ِرِه ْم َه َذا َو ُه ْم ََل يَ ْشعُ ُرو َن‬

" ُ‫" ََْي َعلُوه‬

Analisis Nahwu: Yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab rofa’. Dengan tanda rofa’nya

dhammah. Dan diawali dengan huruf mudhoroah ya. Lafadh ُ‫َي َعلُوه‬
َْ berasal
69

dari kata ‫َج َع َل– ََْي َع ُل‬ mengikuti wazan ‫فَ َع َل–يَ ْف َع ُل‬. Adapun tashrif

Istilahnya yaitu:

‫َج َع ْل‬ ِ
ْ ‫َج َع َل – ََْي َع ُل – َج ْعلً – َوََْم َعلً – فهو – َجاعل – وذاك – ََْمعُ ْول – أ‬
‫ ِ َْم َعال‬- 2‫– َال ََْت َع ْل – ََْم َعل‬

ُ ‫" لَتُ نَ بِئَ ن‬


" ‫َّه ْم‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis Fi-il Mudhori’ ber I’rob Mansub dengan Nun
taukid tsaqilah. Tanda Nashabnya yaitu dengan fathah. dan diawali dengan

huruf mudhoroah nun. Lafadh ُ ‫لَتُنَ بِئَ ن‬


‫َّه ْم‬ berasal dari kata ‫نَبَّ َئ–يُنَ بِ ُئ‬

mengikuti wazan ‫يفعل‬-‫ فعَّل‬Adapun tashrif istilahnya yaitu:

‫نَبَّأَ – يُنَ بِ ُئ – تَ ْنبِْي ئًا – تَْنبِْي ئَةً – تَْن بَ ئًا – تِْن بَئًا – ُمنَبَّئًا – فَ ُه َو – ُمنَ بِئ – وذاك‬

‫ ُمنَ بَّئ‬- ‫– ُمنَ بَّئ – نَبِ ْئ – َالتُنَبِ ْئ‬

" ‫" يَ ْشعُ ُرو َن‬

Analisis Nahwu: Yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab rofa, tanda rofa’ nya yaitu
dengan tetapnya nun (tsubutunun), karena bentuk fi’ilnya berupa af’alul

khomsah. Dan diawali dengan huruf mudhoroah ya. Lafadh ‫ن‬


َ ‫ يَ ْشعُرو‬berasal ُ
dari kata ‫شعُر‬
ْ َ‫ َش َعر–ي‬mengikuti wazan ‫يَ ْف ُعل‬-‫فعل‬
َ . Adapun tashrif istilahnya
ُ َ ُ
yaitu:
70

ِ ‫َشعر – ي ْشعر – َشعرا – وم ْشعرا – فهو – َش‬


‫اعر – وذاك – َم ْشعُ ْور – أُ ْش ُع ْر‬ ًَ َ َ ً ْ ُُ َ ََ
‫ – ِم ْش َعر‬2‫– َالتَ ْشعُْر – َم ْش َعر‬

Dan untuk tashrif lughowinya yaitu:

‫أَ ْشعُُر‬ ‫تَ ْشعُ ِريْ َن‬ ‫تَ ْشعُُر‬ ‫تَ ْشعُُر‬ ‫يَ ْشعُُر‬

‫نَ ْشعُُر‬ ‫تَ ْشعَُر ِان‬ ‫تَ ْشعَُر ِان‬ ‫تَ ْشعَُر ِان‬ ‫يَ ْشعَُر ِان‬

‫تَ ْشعُْر َن‬ ‫تَ ْشعُُرْو َن‬ ‫يَ ْشعُْر َن‬ ‫يَ ْشعُُرْو َن‬

)16( ‫َو َجاءُوا أ ََاب ُه ْم ِع َشاءا يَ ْب ُكو َن‬

" ‫" يَ ْب ُكو َن‬

Analisis Nahwu: Yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab rofa’, tanda I’rab rofa’nya
yaitu dengan tetapnya nun (tsubutunun), karena bentuk fi’ilnya berupa

af’alul khomsah. Dan diawali dengan huruf mudhoroah ya. Lafadh ‫يَْب ُكو َن‬

berasal dari kata ‫يَْب ِكى‬-‫ بَ َكى‬mengikuti wazan ‫يفعِل‬-‫فعل‬


َ . Adapun tashrif
istilahnya yaitu:

ِ ‫ب َكى – ي ب ِكى – بِ َكايةً – ومب ًكى – فهو – َب ٍك – وذاك – مب ِكي – أَب‬


–‫ك‬ ْ َْ َ َْ َ َ َْ َ
‫ ِمْب ًكى‬- 2 ‫ك – َمْب ًكى‬
ِ ‫َالتَب‬
ْ
71

َ ْ‫ب ۖ َوَما أَن‬


‫ت‬ ِ ِ ِ َ ‫قَالُوا َي أَاب ََّن إِ ََّّن َذهب نَا نَستبِ ُق وتَرْكنَا يوس‬
ُ ْ‫ف ع ْن َد َمتَاعنَا فَأَ َكلَهُ الذئ‬ ُ ُ َ َ َْ َْ َ َ
)17( ‫ني‬ِ ِ ‫ِِبُْؤِم ٍن لَنَا ولَو ُكنَّا ص‬
َ ‫ادق‬ َ َْ

" ‫" نَ ْستَبِ ُق‬

Analisis nahwu: yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab rofa’. Tanda I’rab rofa’nya
dengan dhammah. Dan dengan diawali huruf mudhoroah nun. Lafadh

‫نَ ْستَبِ ُق‬ berasal dari kata ‫يَ ْستَبِ ُق‬-‫اِ ْستَ بَ َق‬ mengikuti wazan ‫يَ ْفتَعِ ُل‬-‫إِفْ تَ َع َل‬.
Adapun tashrif istilahnya yaitu:

– ‫إِ ْستَ بَ َق – يَ ْستَبِ ُق – إِ ْستِبَاقًا – َوُم ْستَ بَ ًقا – فهو – ُم ْستَبِق – وذاك – ُم ْستَ بَق‬

2‫ الَتَ ْستَبِ ْق – ُم ْستَ بَق‬- ‫إِ ْستَبِ ْق‬

" ‫" َترْكنَا‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ mansub dengan tanda nashabnya

menggunakan fathah dan diawali dengan huruf mudhoro’ah ta. Lafadh ‫َترْكنَا‬

berasal dari kata ‫يَْ َرت ُك‬-‫ تَ َرَك‬mengikuti wazan ‫يَ ْف َع ُل‬-‫فَ َع َل‬. Adapun tashrif
istilahnya yaitu:

‫ الَتَْ َرت ْك‬-‫تَ َرَك – يَْ َرت ُك – تَ ْرًكا – َوَم ْ َرتًكا – فهو – ََت ِرك – وذاك – َم ْرتُْوك –أتْ َرْك‬

‫ ِم ْ َرتاك‬- 2‫– َم ْ َرتك‬


72

‫ْب‬
ٌْ ‫ص‬
َ َ‫س ُك ْم أ َْم ارا ۖ ف‬ ٍ ‫يص ِه بِ َدٍم َك ِذ‬
ِ ‫وجاءوا َعلَى قَ ِم‬
ُ ‫َت لَ ُك ْم أَنْ ُف‬
ْ ‫ال بَ ْل َس َّول‬
َ َ‫ب ۚ ق‬ ُ ََ
ِ َ‫اَّلل الْمستَ عا ُن َعلَى ما ت‬ ِ
)18( ‫ص ُفو َن‬ َ َ ْ ُ َُّ ‫يل ۖ َو‬
ٌ ‫َْج‬

ِ َ‫" ت‬
" ‫ص ُفو َن‬

Analisis Nahwu: Yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab rofa’. Tanda rofa’nya yaitu
dengan tetapnya nun (tsubutunun). Karena fi’ilnya berbentuk af’alul

khomsah. Dan dengan diawali huruf mudhoro’ah ta. Lafadh ‫ن‬ ِ َ‫ ت‬berasal
َ ‫ص ُفو‬

dari kata ‫ف‬ ِ


ُ ‫ف–يَص‬
َ ‫ص‬
َ ‫َو‬ mengikuti wazan ‫يفعِل‬-‫فعل‬
َ. Adapun tashrif

istilahnya yaitu:

– ‫ص ْوف‬ ِ ِ ِ ِ
ُ ‫ف – ص َفةً – َوَم ْوص ًفا – فهو – َواصف – وذاك – َم ْو‬
ُ ‫ف – يَص‬
َ ‫ص‬
َ ‫َو‬
‫صاف‬ ِ ِ ِ َ‫ف – َالت‬
ْ ‫ِص‬
َ ‫ مْي‬- 2‫ف – َم ْوصف‬
ْ ‫ص‬

ُ‫َسروه‬ َ َ‫ارةٌ فَأ َْر َسلُوا َوا ِر َد ُه ْم فَأَ ْد ََل َدل َْوهُ ۖ ق‬
َ ‫ال ََي بُ ْش َرى َه َذا غُ َال ٌم ۚ َوأ‬ َ َّ‫ت َسي‬
ْ َ‫َو َجاء‬

)19( ‫يم ِِبَا يَ ْع َملُو َن‬ِ َّ ‫اعةا ۚ و‬ َ ِ‫ب‬


ٌ ‫اَّللُ َعل‬ َ َ‫ض‬

" ‫" يَ ْع َملُو َن‬

Analisis Nahwu: Yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab rofa’. Tanda rofa’ nya yaitu
dengan tetapnya nun (tsubutunun), karena fi’ilnya berbentuk af’alul

khomsah. Dan dengan diawali huruf mudhoro’ah ya. Lafadh ‫ن‬


َ ‫ يَ ْعملُو‬berasal َ
‫‪73‬‬

‫ع ِمل‪-‬يَ ْعمل ‪dari kata‬‬ ‫ِ‬


‫َُ‬ ‫يفعل ‪َ mengikuti wazan‬‬
‫َ‬ ‫‪. Adapun tashrif istilahnya‬فَعل‪َ -‬‬
‫ُ‬ ‫َ‬
‫‪yaitu:‬‬

‫َع ِم َل – يَ ْع َم ُل – َع ْملً – َوَم ْع َملً ‪ -‬فهو – َع ِامل – وذاك – َم ْع ُم ْول – أ َْع َم ْل‬

‫– َالتَ ْع َم ْل – َم ْع َمل‪ِ – 2‬م ْع َمال‬

‫ين (‪)20‬‬ ‫ودةٍ وَكانُوا فِ ِيه ِمن َّ ِ ِ‬ ‫و َشروهُ بِثَم ٍن ََبْ ٍ ِ‬


‫الزاهد َ‬ ‫َ‬ ‫س َد َراه َم َم ْع ُد َ َ‬ ‫َ َْ َ‬

‫صر َِلمرأَتِِه أَ ْك ِرِمي مثْ واهُ َعسى أَ ْن ي ْن َفعنَا أَو نَت ِ‬


‫َّخ َذهُ‬ ‫ال الَّ ِذي ا ْش َ ِ ِ‬
‫َ َ ْ‬ ‫ََ َ‬ ‫َتاهُ م ْن م ْ َ ْ َ‬
‫َ‬ ‫َوقَ َ‬

‫يل ْاِلَح ِ‬
‫اد ِ‬ ‫ف ِِف ْاِلَر ِ ِ ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫َولَ ادا ۚ َوَك َذلِ َ‬
‫يث ۚ َو َّ‬
‫اَّللُ‬ ‫ض َولنُ َعل َمهُ م ْن ََتْ ِو ِ َ‬‫ْ‬ ‫ك َم َّكنَّا ليُ ُ‬
‫وس َ‬

‫ب َعلَى أ َْم ِرهِ َولَ ِك َّن أَ ْكثَ َر الن ِ‬


‫َّاس ََل يَ ْعلَ ُمو َن (‪)21‬‬ ‫ِ‬
‫غَال ٌ‬

‫" يَ ْن َف َعنَا "‬

‫‪Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ ber I’rab nashab dengan an,‬‬
‫‪tanda I’rab nashabnya yaitu dengan fathah. dan huruf mudhori’nya berupa‬‬

‫‪Ya’.. Lafadh‬‬ ‫يفعل ‪ mengikuti wazan‬نَ َف َع–يَْن َف ُع ‪ berasal dari kata‬يَْن َف َعنَا‬
‫فعل‪َ -‬‬
‫َ‬
‫‪Adapun tashrif istilahnya yaitu:‬‬

‫نَ َف َع – يَْن َف ُع – نَ ْف ًعا – َوَمْن َف ًعا – فهو – ََنفِع – وذاك – َمْن ُف ْوع – أَنْ َف ْع – َال‬

‫تَ ْن َف ْع – َمْن َفع‪ِ – 2‬مْن َفاع‬

‫" نَت ِ‬
‫َّخ َذهُ "‬
74

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ Mansub tanda i’rab nashabnya
yaitu dengan fathah. Dan diawali dengan huruf mudhoro’ah nun. Lafadh
ِ ِ ِ
ُ‫ نَتَّخ َذه‬berasal dari kata ‫يَتَّخ ُذ‬-‫ إِ ََّتَ َذ‬mengikuti wazan ‫يَ ْفتَع ُل‬-‫ إِفْ تَ َع َل‬Adapun
tashrif istilahnya yaitu:

– ‫إَت ْذ‬ ِ ‫َّخ ُذ – إَِِتَا ًذا – ومتَّخ ًذا – فهو – مت‬


َِّ – ‫َّخذ – وذاك – متَّخذ‬ ِ ‫إِ ََّتَ َذ – ي ت‬
َ ُ ُ َُ َ
2‫َّخذ‬ ِ
َ ‫الَتتَّخ ْذ – ُمت‬

" ُ‫" لِنُ َعلِ َمه‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ dengan i’rab nashab. Tanda i’rab
nashab nya yaitu dengan kemasukan lam ta’lil dan huruf mudhoro’ahnya

yaitu nun. Lafadh ُ‫ لِنُ َعلِمه‬berasal dari kata ‫يُ َعلِم‬-‫علَّم‬


َ mengikuti wazan -‫فعَّل‬
َ ُ َ
‫ يفعِل‬Adapun tashrif istilahnya yaitu:

– ‫ فهو – ُم َعلِم‬- ‫َعلَّ َم – يُ َعلِ ُم – تَ ْعلِْي ًما – تَ ْعلِ َمةً – تَ ْع َل ًما – تِ ْع َل ًما – ُم َعلَّ ًما‬

‫ ُم َعلَّم‬- ‫وذاك – ُم َعلَّم – َعلِ ْم – َالتُ َعلِ ْم‬

" ‫" يَ ْعلَ ُمو َن‬

Analisis Nahwu: Yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab rofa’. Tanda rofa’ nya yaitu
dengan tetapnya nun (tsubutunun), karena fi’ilnya berbentuk af’alul

khomsah. Dan dengan diawali huruf mudhoro’ah ya. Lafadh ‫ن‬


َ ‫ يَ ْعلَمو‬berasal ُ
75

dari kata ‫ َعلِ َم–يَ ْعلَ ُم‬mengikuti wazan ‫يَقغَل‬-‫ فَعِ َل‬Adapun tashrif istilahnya
yaitu:

‫َعلِ َم – يَ ْعلَ ُم – ِع ْل ًما – َوَم ْعلَ ًما – فهو – َع ِال – وذاك – َم ْعلُ ْوم – أ َْعلَ ْم – َالتَ ْعلَ ْم‬

2‫– َم ْعلَم‬

ِ َ ِ‫َول ََّما بَلَ َغ أَ ُش َّدهُ آتَ ْي نَاهُ ُح ْك اما َو ِعل اْما ۚ َوَك َذل‬
َ ِ‫ك ََْن ِزي ال ُْم ْحسن‬
)22( ‫ني‬

" ‫" ََْن ِزي‬

Analisis Nahwu: Yaitu fi’il mudhori’ dengan i’rab rofa’. Dan tanda rofa’-
nya yaitu dengan dhammah. Dan diawali dengan huruf mudhoroah nun.

Lafadh ‫ََْن ِزي‬ berasal dari kata ‫َجَزى– ََْي ِز ْي‬ mengikuti wazan ‫يفعِل‬-‫فعل‬
َ
Adapun tashrif istilahnya yaitu:

ِ
ْ ‫َجَزى – ََْي ِز ْي – جَزايَةً – َوََْمًزى – فهو – َجا ٍز – وذاك – ََْم ِزي – أ‬
– ‫َج ِز‬

‫ ِ َْمًزى‬- ‫َال ََْت ِز – ََْمًزى‬

‫ال‬
َ َ‫َك ۚ ق‬
َ‫تل‬َ ‫َت َه ْي‬
ْ ‫اب َوقَال‬ ِ ‫وراو َدتْهُ الَِِّت ُهو ِِف ب ْيتِ َها َعن نَ ْف ِس ِه وغَلَّ َق‬
َ ‫ت ْاِلَبْ َو‬ َ ْ َ َ َ ََ
)23( ‫اي ۖ إِنَّهُ ََل يُ ْفلِ ُح الظَّالِ ُمو َن‬ َِّ َ‫معاذ‬
ْ ‫اَّلل ۖ إِنَّهُ َرِّب أ‬
َ ‫َح َس َن َمثْ َو‬ ََ

" ‫" يُ ْفلِ ُح‬

Analisis Nahwu: Yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab rofa’. Tanda rofa’nya
mengguunakan harakat dhammah. Dan diawali dengan uruf mudhoroah
‫‪76‬‬

‫‪ mengikuti wazan‬أَفْ لَح–يُ ْفلِح ‪ berasal dari kata‬يُ ْفلِح ‪berupa ya. Lafadh‬‬ ‫أَفْ َع َل‬
‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬
‫‪- Adapun tashrif istilahnya yaitu:‬يُ ْفعِ ُل‬

‫أَفْ لَ َح – يُ ْفلِ ُح – إِفْ َل ًحا – َوُم ْفلَ ًحا – فهو – ُم ْفلِح – وذاك – ُم ْفلَح – أَفْلِ ْح –‬

‫َالتُ ْفلِ ْح – ُم ْفلَح ‪ُ -‬م ْفلَح‬

‫ص ِر َ‬ ‫َّت بِ ِه ۖ وه َّم ِِبا لَوََل أَ ْن رأَى ب رها َن ربِ ِه ۚ َك َذلِ َ ِ‬


‫ف َع ْنهُ السوءَ‬ ‫ك لنَ ْ‬ ‫َ ُْ َ َ‬ ‫ََ َ ْ‬ ‫َولََق ْد ََه ْ‬

‫ني (‪)24‬‬ ‫والْ َف ْح َشاء ۚ إِنَّهُ ِمن ِعب ِ‬


‫اد ََّن الْم ْخلَ ِ‬
‫صَ‬ ‫ُ‬ ‫ْ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬

‫ص ِر َ‬
‫ف"‬ ‫ِ‬
‫" لنَ ْ‬

‫‪Analisis Nahwu: Yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab nashab dengan lam ta’lil.‬‬
‫‪Tanda I’rab nashabnya berupa harakat fatkhah. Huruf mudhoroahnya‬‬

‫ص ِر َ‬
‫ف‬ ‫ِ‬ ‫ص ِر ُ‬
‫‪berupa nun. Lafadh‬‬ ‫لنَ ْ‬ ‫‪berasal dari kata‬‬ ‫ف‬ ‫ف‪-‬يَ ْ‬
‫صَر َ‬
‫َ‬ ‫‪mengikuti‬‬

‫‪wazan‬‬ ‫فعل‪-‬ي ْفعِل‬


‫َ‬ ‫‪Adapun tashrif istilahnya yaitu:‬‬

‫صا ِرف – وذاك – َم ْ‬


‫ص ُرْوف –‬ ‫صَرفًا – فهو – َ‬
‫ص ْرفًا – َوَم ْ‬ ‫ص ِر ُ‬
‫ف– َ‬ ‫ف – يَ ْ‬
‫صَر َ‬
‫َ‬
‫صَرف‬ ‫ِ‬ ‫ص ِر ْ‬ ‫َص ِر ْ‬
‫صَرف‪ - 2‬م ْ‬
‫ف – َم ْ‬ ‫ف – َالتَ ْ‬ ‫أْ‬

‫َت َما‬ ‫يصهُ ِم ْن ُدبُ ٍر َوأَلْ َفيَا َسيِ َد َها لَ َدى الْبَ ِ‬
‫اب ۚ قَال ْ‬ ‫ت قَ ِم َ‬
‫اب َوقَ َّد ْ‬
‫استَ بَ َقا الْبَ َ‬
‫َو ْ‬
‫ك سوءا إََِّل أَ ْن يسجن أَو َع َذ ِ‬ ‫جزاء من أَر َ ِ‬
‫يم (‪)25‬‬
‫اب أَل ٌ‬
‫ٌ‬ ‫ُْ ََ ْ‬ ‫اد ِِب َْهل َ ُ ا‬‫ََ ُ َ ْ َ‬
‫‪77‬‬

‫" أَ ْن يُ ْس َج َن "‬

‫‪Analisis Nahwu: Yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab nashab dengan an. Tanda‬‬
‫‪I’rab nashab nya yaitu dengan fathah. Huruf mudhoroahnya berupa ya.‬‬

‫‪Lafadh‬‬ ‫فعل‪-‬ي ْف ُعل ‪َ mengikuti wazan‬س َج َن‪-‬يَ ْس ُج ُن ‪ berasal dari kata‬يُ ْس َج َن‬
‫َ‬
‫‪Adapun tashrif istilahnya yaitu:‬‬

‫سجن – يسجن – سجنًا – ومسجنًا – فهو – س ِ‬


‫اجن – وذاك – َم ْس ُج ْون –‬ ‫َ‬ ‫ََ ْ َ‬ ‫َ ََ َْ ُُ َ ْ‬
‫ُس ُج ْن – الَتَ ْس ُج ْن – َم ْس َجن‪ِ – 2‬م ْس َجن‬
‫أْ‬

‫‪Dan untuk tashrif lughowinya yaitu:‬‬

‫َس ُج ُن‬ ‫ِ‬


‫أْ‬ ‫ي‬
‫تَ ْس ُجن ْ َ‬ ‫تَ ْس ُج ُن‬ ‫تَ ْس ُج ُن‬ ‫يَ ْس ُج ُن‬

‫نَ ْس ُج ُن‬ ‫تَسجنَ ِ‬


‫ان‬ ‫تَسجنَ ِ‬
‫ان‬ ‫تَسجنَ ِ‬
‫ان‬ ‫يسجنَ ِ‬
‫ان‬
‫ُْ‬ ‫ُْ‬ ‫ُْ‬ ‫َْ ُ‬

‫تَ ْس ُجْن َّن‬ ‫تَ ْس ُجنُ ْو َن‬ ‫يَ ْس ُجْن َن‬ ‫يَ ْس ُجنُ ْو َن‬

‫يصهُ قُ َّد ِم ْن‬ ‫ِ ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫قَ َ ِ‬


‫ال ه َي َر َاو َدتْ َِن َع ْن نَ ْفسي ۚ َو َش ِه َد َشاه ٌد م ْن أَ ْهل َها إِ ْن َكا َن قَ ِم ُ‬
‫ت و ُهو ِمن الْ َك ِ‬
‫اذبِ َ‬
‫ني (‪)26‬‬ ‫قُبُ ٍل فَ َ‬
‫ص َدقَ ْ َ َ َ‬

‫ني (‪)27‬‬
‫ادق َ‬ ‫ت َو ُه َو ِم َن َّ‬
‫الص ِ ِ‬ ‫يصهُ قُ َّد ِم ْن ُدبُ ٍر فَ َك َذبَ ْ‬
‫َوإِ ْن َكا َن قَ ِم ُ‬

‫ِ‬ ‫فَ لَ َّما رأَى قَ ِميصهُ قُ َّد ِمن ُدب ٍر قَ َ ِ ِ‬


‫ال إِنَّهُ م ْن َك ْيد ُك َّن ۖ إِ َّن َك ْي َد ُك َّن َعظ ٌ‬
‫يم (‪)28‬‬ ‫ْ ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬

‫ت ِمن ْ ِ‬‫ض َعن َه َذا ۚ و ْ ِ ِ ِ ِ ِ ِ‬


‫اَلَاطئِ َ‬
‫ني (‪)29‬‬ ‫استَ غْف ِري ل َذنْبك ۖ إِنَّك ُك ْن َ‬ ‫َ‬ ‫ف أَ ْع ِر ْ ْ‬
‫وس ُ‬
‫يُ ُ‬
78

ۖ ‫اها َع ْن نَ ْف ِس ِه ۖ قَ ْد َشغََف َها ُحبًّا‬ ُ ‫ال نِ ْس َوةٌ ِِف ال َْم ِدينَ ِة ْام َرأ‬
َ َ‫َت ال َْع ِزي ِز تُ َرا ِو ُد فَ ت‬ َ َ‫َوق‬

ٍ ِ‫ض َال ٍل ُمب‬


)30( ‫ني‬ َ ‫إِ ََّّن لَنَ َر َاها ِِف‬

" ‫" تُ َرا ِو ُد‬

Analisis Nahwu: Yaitu Fi’il mudhori’ ber i’rab rofa’ dengan tanda rofa’ nya
yaitu dengan dhammah. Dan diawali dengan huruf mudhoro’ah ta. Lafadh
ِ ‫ي َف‬-‫فَاعل‬. Adapun
‫ تَُرا ِوُد‬berasal dari kata ‫ َر َاوَد–يَُرا ِوُد‬mengikuti wazan ‫اع ُل‬ ُ ََ
tashrif istilahnya yaitu:

– ‫َر َاوَد – يَُرا ِوُد – ُمَر َاوَدةً – َوِرَو ًادا – َوِريْ َو ًادا – فهو – ُمَرا ِود – وذاك – ُمَر َاود‬

‫ ُم َو َارد‬- ‫َوا ِرْد – َالتُ َوا ِرْد – ُم َو َارد‬

" ‫" لَنَ َر َاها‬

Analisis Nahwu: Yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab nashab. Tanda I’rab nashab

nya dengan fathah. Dan huruf mudhoroahnya berupa nun. Lafadh ‫لَنَ َر َاها‬

berasal dari kata ُ‫يَُرْوه‬-َ‫َراه‬ mengikuti wazan ‫يفعُل‬-‫فعل‬


َ Adapun tashrif

istilahnya yaitu:

– ‫َراهَ – يَُرْوهُ – َرْوًها – َوَمَر ًاها – فهو – َرائِه – وذاك – َم ُرْوه – ُرْه – َالتَ ُرْه‬

‫ ِم ْرَوه‬-2‫َمَراه‬

Dan untuk tashrif lughowinya yaitu:


‫‪79‬‬

‫ِ‬
‫أ َُرْوهُ‬ ‫ي‬
‫تَ ُرْوه ْ َ‬ ‫تَ ُرْوهُ‬ ‫تَ ُرْوهُ‬ ‫يَُرْوهُ‬

‫تَروه ِ‬ ‫تَروه ِ‬ ‫تَروه ِ‬ ‫ي روه ِ‬


‫نَُرْوهُ‬ ‫ان‬ ‫ُْ َ‬ ‫ان‬ ‫ُْ َ‬ ‫ان‬ ‫ُْ َ‬ ‫ان‬ ‫َُ ْ َ‬

‫تَ ُرْه َن‬ ‫تَ ُرْوُه ْو َن‬ ‫يَُرْه َن‬ ‫يَُرْوُه ْو َن‬

‫اح َدةٍ ِم ْن ُه َّن‬


‫ت ُك َّل و ِ‬ ‫ت ِِبَ ْك ِرِه َّن أ َْر َسلَ ْ‬
‫ت إِل َْي ِه َّن َوأَ ْعتَ َد ْ‬
‫ت ََلُ َّن ُمتَّ َكأا َوآتَ ْ َ‬ ‫فَ لَ َّما ََِس َع ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫اش‬ ‫سكيناا َوقَالَت ا ْخ ُر ْج َعلَْي ِه َّن ۖ فَ لَ َّما َرأَيْ نَهُ أَ ْك َ ْْبنَهُ َوقَطَّ ْع َن أَيْديَ ُه َّن َوقُل َ‬
‫ْن َح َ‬
‫َِِّ‬
‫َّلل َما َه َذا بَ َش ارا إِ ْن َه َذا إََِّل َملَ ٌ‬
‫ك َك ِرميٌ (‪)31‬‬

‫ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬ ‫قَال ْ ِ‬


‫ص َم ۖ َولَئ ْن ََلْ‬ ‫َت فَ َذل ُك َّن الَّذي ل ُْمتُ ن ََِّن فيه ۖ َولََق ْد َر َاو ْدتُهُ َع ْن نَ ْفسه فَ ْ‬
‫استَ ْع َ‬
‫ي ْفعل ما آمرهُ لَيسجنَ َّن ولَي ُكواَّن ِمن َّ ِ‬
‫الصاغ ِر َ‬
‫ين (‪)32‬‬ ‫َ‬ ‫َ َ ْ َ ُُ ُ ْ َ َ َ‬

‫" ََلْ يَ ْف َع ْل "‬

‫‪Analisis Nahwu: Yaitu Fi’il mudhori’ ber I’rab jazm dengan kemasukan‬‬
‫‪amil jawzim lam, tanda jazm nya yaitu dengan dibaca sukun huruf akhirnya,‬‬

‫‪dan Huruf mudhoroah nya berupa ya. Lafadh‬‬ ‫فعل‪ berasal dari kata -‬يَ ْف َع ْل‬
‫َ‬
‫فع ُل‬
‫يفع ُل ‪mengikuti wazan‬ي َ‬
‫فعل‪َ -‬‬
‫‪َ Adapun tashrif istilahnya yaitu:‬‬

‫أَفْ عل– فَعل – ي ْفعل – فَع ًل – وم ْفع ًل – فهو – فَ ِ‬


‫اعل – وذاك – َم ْفعُ ْول –‬ ‫ََ َ‬ ‫َْ ََ َ َُ ْ‬
‫َالتَ ْف َع ْل – َم ْف َعل‪ِ – 2‬م ْف َعال‬
80

" ‫" لَيُ ْس َجنَ َّن‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ mabni fathah karena kemasukan
nun taukid tsaqilah dalam mahal nashab. Huruf mudhoroahnya dengan ya.

Lafadh ‫ن‬
َّ َ‫ لَيُس َجن‬berasal dari kata ‫يَس ُجن‬-‫ س َجن‬mengikuti wazan ‫ي ْف ُعل‬-‫فعل‬
َ
ْ ُ ْ َ َ
Adapun tashrif istilahnya yaitu:

ِ ‫سجن – يسجن – سجنًا – ومسجنًا – فهو – س‬


‫اجن – وذاك – َم ْس ُج ْون‬ َ َ ْ ََ ْ َ ُُ َْ ََ َ
‫ – ِم ْس َجن‬2‫ُس ُج ْن – َالتَ ْس ُج ْن – َم ْس َجن‬
ْ‫–أ‬

Dan untuk tashrif lughowinya yaitu:

‫َس ُج ُن‬ ِ
ْ‫أ‬ ‫ي‬
َ ْ ‫تَ ْس ُجن‬ ‫تَ ْس ُج ُن‬ ‫تَ ْس ُج ُن‬ ‫يَ ْس ُج ُن‬

‫يَ ْس ُج ُن‬ ِ َ‫تَسجن‬


‫ان‬ ِ َ‫تَسجن‬
‫ان‬ ِ َ‫تَسجن‬
‫ان‬ ِ َ‫يسجن‬
‫ان‬
ُْ ُْ ُْ ُ َْ

‫تَ ْس ُج َّن‬ ‫تَ ْس ُجنُ ْو َن‬ ‫يَ ْس ُج َّن‬ ‫يَ ْس ُجنُ ْو َن‬

" ‫" لَيَ ُكواَّن‬

Analisis nahwu: yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab nashab dengan lam ta’lil.
Tanda I’rab nashab nya dengan fathah. Dan huruf mudhoroahnya berupa

ً ‫ لَيَ ُك‬berasal dari kata ‫يَ ُكو ُن‬-‫ َكا َن‬mengikuti wazan ‫ي ْف ُعل‬-‫فعل‬
ya. Lafadh ‫وَن‬
ْ َ
Adapun tashrif istilahnya yaitu:
‫‪81‬‬

‫اَن – فهو – َكائِن – وذاك – َم ُك ْون – ُك ْن –‬


‫َكا َن – يَ ُك ْو ُن – َك ْو ًَن – َوَم َك ً‬

‫ْون‬ ‫ِ‬
‫َالتَ ُك ْن – َم َكان‪ – 2‬مك َ‬
‫‪Dan untuk tashrif lughowinya yaitu:‬‬

‫أَ ُك ْو ُن‬ ‫ي‬ ‫ِ‬


‫تَ ُك ْون ْ َ‬ ‫تَ ُك ْو ُن‬ ‫تَ ُك ْو ُن‬ ‫يَ ُك ْو ُن‬

‫نَ ُك ْو ُن‬ ‫تَ ُك ْو ََن ِن‬ ‫تَ ُك ْو ََن ِن‬ ‫تَ ُك ْوََن ِن‬ ‫يَ ُك ْو ََن ِن‬

‫تَ ُك َّن‬ ‫تَ ُك ْونُ ْو َن‬ ‫يَ ُكْن َن‬ ‫يَ ُك ْونُ ْو َن‬

‫السجن أَحب إِ ََّ ِ‬


‫ب‬ ‫ف َع َِن َك ْي َد ُه َّن أ ْ‬
‫َص ُ‬ ‫ل ِمَّا يَ ْدعُونََِن إِل َْي ِه ۖ َوإََِّل تَ ْ‬
‫ص ِر ْ‬ ‫ُْ َ‬
‫ب ِ‬ ‫ال َر ِ‬
‫قَ َ‬
‫ِِ‬ ‫ِ‬
‫إِل َْي ِه َّن َوأَ ُك ْن م َن ا ْْلَاهل َ‬
‫ني (‪)33‬‬

‫"َ يَ ْدعُونََِن "‬

‫‪Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ marfu’. Tanda rofa’ nya yaitu‬‬

‫يَ ْدعُونَِين ‪dengan dhammah dan diawali dengan huruf mudhoro’ah ya. Lafad‬‬

‫‪berasal dari kata‬‬ ‫َد َعا–يَ ْدعُ ْو‬ ‫‪mengikuti wazan‬‬ ‫فع َل‪-‬يَ ْفعُ ُل‬
‫َ‬ ‫‪Adapun tashrif‬‬

‫‪istilahnya yaitu:‬‬

‫َد َعا – يَ ْدعُ ْو – َد ْع ًوا – َوَم ْد ًعى – فهو – َد ٍاع – وذَ َاك – َم ْدعُو – أ ُْدعُ – َالتَ ْدعُ‬
‫– َم ْد ًعى‪ِ – 2‬م ْد ًعى‬

‫‪Dan Untuk tashrif Lughowinya yaitu:‬‬


82

‫أ َْدعُ ْو‬ ‫ي‬ ِ


َ ْ ‫تَ ْدع‬ ‫تَ ْدعُو‬ ‫تَ ْدعُو‬ ‫يَ ْدعُ ْو‬

‫نَ ْدعُ ْو‬ ‫تَ ْدعُ َو ِان‬ ‫تَ ْدعُ َو ِان‬ ‫تَ ْدعُ َو ِان‬ ‫يَ ْدعُ َو ِان‬

‫تَ ْدعُ ْو َن‬ ‫تَ ْدعُ ْو َن‬ ‫يَ ْدعُ ْو َن‬ ‫يَ ْدعُ ْو َن‬

ْ ‫ص ِر‬
"‫ف‬ ْ َ‫" ت‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis Fi’il mudhori’ dengan i’rab Rofa’. Tanda rofa’-
nya yaitu dengan menggunakan dhammah. Dan diawali dengan huruf

mudhoro’ah ta. Lafadh ْ ‫ص ِر‬


‫ف‬ ُ ‫ص ِر‬
ْ َ‫ ت‬berasal dari kata ‫ف‬ ْ َ‫ف–ي‬
َ ‫صَر‬
َ mengikuti
wazan ‫ي ْفعِل‬-‫فعل‬
َ Adapun tashrif istilahnya yaitu:

ْ ‫صا ِرف – وذاك – َم‬


– ‫ص ُرْوف‬ َ – ‫صَرفًا – فهو‬
ْ ‫ص ْرفًا – َوَم‬ ُ ‫ص ِر‬
َ –‫ف‬ ْ َ‫ف – ي‬
َ ‫صَر‬
َ
ِ
ْ ‫ م‬- 2‫ص ِرف‬
‫صَرف‬ ْ ‫ص ِر‬
ْ ‫ف – َم‬ ْ ‫أص ِر‬
ْ َ‫ف – الَت‬ ْ

"‫ب‬
ُ ‫َص‬
ْ ‫"أ‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’ilmudhori’ marfu’. Tanda rofa’ nya yaitu

‫ب‬ ِ
dengan dhammah. Lafadh
ُ ‫َص‬
ْ ‫ أ‬berasal dari kata ‫ب‬
ُ ‫يَص‬-‫ب‬
َ‫ص‬َ ‫ َو‬mengikuti
wazan‫يفعِل‬-‫فعل‬
َ Adapun Tashrif istilahnya yaitu:
َ

– ‫ص ْوب‬ ِ ِ ِ ِ
ُ ‫ب – صبَةً – َوَم ْوصبًا – فهو – َواصب – وذاك – َم ْو‬
ُ ‫ب – يَص‬
َ‫ص‬َ ‫َو‬
‫صاب‬ ِ ِ ِ ِ
َ ‫ – مْي‬2‫ب – َم ْوصب‬
ْ ‫ب – الَتَص‬
ْ‫ص‬
83

" ‫" أَ ُك ْن‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’ilmudhori’ marfu’. Tanda rofa’ nya yaitu

dengan dhammah. Lafadh ‫أَ ُك ْن‬ berasal dari kata ‫يَ ُك ْو ُن‬-‫َكا َن‬ mengikuti

wazan ‫يفعل‬
ُ -‫فعل‬
َ Adapun Tashrif istilahnya yaitu:

– ‫اَن – فهو – َكائِن – وذاك – َم ُك ْون – ُك ْن‬


ً ‫َكا َن – يَ ُك ْو ُن – َك ْو ًَن – َوَم َك‬

‫ْون‬ ِ
َ ‫ – مك‬2‫َالتَ ُك ْن – َم َكان‬

)34( ‫يم‬ِ ِ َّ ‫ف َع ْنهُ َك ْي َد ُه َّن ۚ إِنَّهُ ُهو‬


ُ ‫يع ال َْعل‬
ُ ‫السم‬ َ َ ‫ص َر‬
َ َ‫اب لَهُ َربهُ ف‬
َ ‫استَ َج‬
ْ َ‫ف‬

ٍ ‫ت لَيَ ْس ُجنُ نَّهُ َح ََّّت ِح‬


)35( ‫ني‬ ِ ‫ُُثَّ ب َدا ََلُم ِمن ب ْع ِد ما رأَوا ْاْلَي‬
َ َُ َ َ ْ ْ َ

" ُ‫" لَيَ ْس ُجنُ نَّه‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’marfu’. Tanda rofa’nya yaitu

dengan dhammah, Huruf mudhoro’ahnya berupa ya. Lafadh ُ‫جنُ نَّه‬


ُ ‫ لَيَس‬berasal ْ
dari kata ‫َس َج َن–يَ ْس ُج ُن‬ mengikuti wazan ‫يفعل‬
ُ -‫فعل‬
َ Adapun tashrif

istilahnya yaitu:

ِ ‫سجن – يسجن – سجنًا – ومسجنًا – فهو – س‬


– ‫اجن – وذاك – َم ْس ُج ْون‬ َ َ ْ ََ ْ َ ُُ َْ ََ َ
‫ – ِم ْس َجن‬2‫ُس ُج ْن – َالتَ ْس ُج ْن – َم ْس َجن‬
ْ‫أ‬

Dan tashrif Lughowinya yaitu:


84

‫َس ُج ُن‬ ِ
ْ‫أ‬ ‫ي‬
َ ْ ‫تَ ْس ُجن‬ ‫تَ ْس ُج ُن‬ ‫تَ ْس ُج ُن‬ ‫يَ ْس ُج ُن‬

‫يَ ْس ُج ُن‬ ِ َ‫تَسجن‬


‫ان‬ ِ َ‫تَسجن‬
‫ان‬ ِ َ‫تَسجن‬
‫ان‬ ِ َ‫يسجن‬
‫ان‬
ُْ ُْ ُْ ُ َْ

‫تَ ْس ُجْن َّن‬ ‫تَ ْس ُجنُ ْو َن‬ ‫يَ ْس ُجْن َن‬ ‫يَ ْس ُجنُ ْو َن‬

‫ال ْاْل َخ ُر إِِّن‬ ِ ‫ال أَح ُد َُهَا إِِّن أَر ِاّن أَ ْع‬
َ َ‫ص ُر َمخْ ارا ۖ َوق‬ ِ ِ
َ َ َ َ‫َو َد َخ َل َم َعهُ الس ْج َن فَ تَ يَان ۖ ق‬

‫اك ِم َن‬
َ ‫ْي ِم ْنهُ ۖ نَبِْئ نَا بِتَأْ ِويلِ ِه ۖ إِ ََّّن نَ َر‬ َّ ِ ِْ ‫أَر ِاّن أ‬
ُ ْ ‫َْح ُل فَ ْو َق َرأْسي ُخ ْب ازا ََتْ ُك ُل الط‬ َ
ِ
َ ِ‫ال ُْم ْحسن‬
)36( ‫ني‬

ِ ‫" أَ ْع‬
" ‫ص ُر‬

Analisis nahwu: yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab rofa’. Tanda rofa’nya yaitu
menggunakan dhammah. Dan diawali dengan huruf mudhoroah alif. Lafadh
ِ ‫ أ َْع‬berasal dari kata ‫صر‬
‫ص ُر‬ ِ ِ
ُ ‫صَر–يُ ْع‬
َ ‫ أ َْع‬mengikuti wazan ‫يُ ْفع ُل‬-‫ أَفْ َع َل‬Adapun
tashrif istilahnya yaitu:

ِ ِ
– ‫صر‬
َ ‫صًرا – فهو – ُم ْعصر – وذاك – ُم ْع‬ َ ‫صَر – يُ ْعص ُر – إِ ْع‬
َ ‫ص ًارا – َوُم ْع‬ َ ‫أ َْع‬
‫صر‬ ِ ِ
َ ‫صر – ُم ْع‬
َ ‫أ َْعص ْر – َالتُ ْعص ْر – ُم ْع‬

ِْ ‫" أ‬
" ‫َْح ُل‬

Analisis nahwu: yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab rofa’. Tanda rofa’nya yaitu
menggunakan dhammah. Dan diawali dengan huruf mudhoroah alif.
85

ِْ ‫ أ‬berasal dari kata ‫ ُحي ِمل‬-‫َْحل‬


‫َْح ُل‬ ِ
Lafadh
ُ ْ َ َ ْ ‫ أ‬mengikuti wazan ‫يُ ْفع ُل‬-‫أَفْ َع َل‬
Adapun tashrif istilahnya yaitu:

ِْ ‫َْحل – ُحي ِمل – إِ ْْح ًاال – وُْحمم ًل – فهو – ُْحم ِمل – وذاك – ُْحممل – أ‬
– ‫َْح ْل‬ َ َ َ َ ُ ْ َ َْ ‫أ‬
‫َال ُُْت ِم ْل – ُْحم َمل – ُْحم َمل‬

" ‫" ََتْ ُك ُل‬

Analisis Nahwu: Yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab rofa’,tanda rofa’nya yaitu
menggunakan dhammah. Dan diawali dengan huruf mudhoroah ta. Lafadh

‫ََتْ ُك ُل‬ berasal dari kata ‫ َأيْ ُك ُل‬-‫ أَ َك َل‬mengikuti wazan ‫يفعُل‬-‫فعل‬
َ Adapun
tashrif istilahnya yaitu:

– ‫أَ َك َل – َأيْ ُك ُل – أَ َك ًل – َوَمأْ َك ًل – فهو – أكِل – وذاك – َمأْ ُك ْول – أ ُْوُك ْل‬

‫ ِمْئ َكل‬-2‫َال ََتْ ُك ْل – َمأْ َكل‬

Dan untuk tashrif lughowinya yaitu:

ِ
‫أَ ُك ُل‬ َ ْ ‫ََتْ ُكل‬
‫ي‬ ‫ََتْ ُك ُل‬ ‫ََتْ ُك ُل‬ ‫َأيْ ُك ُل‬

‫ََنْ ُك ُل‬ ‫ََتْ ُك َل ِن‬ ‫ََتْ ُك َل ِن‬ ‫ََتْ ُك َل ِن‬ ‫َأيْ ُك َل ِن‬

‫ََتْ ُك ْل َن‬ ‫ََتْ ُكلُ ْو َن‬ ‫َأيْ ُك ْل َن‬ ‫َأيْ ُكلُ ْو َن‬
‫‪86‬‬

‫اك "‬
‫"َ نَ َر َ‬

‫‪Analisis Nahwu: yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab nashab. Tanda nashabnya‬‬

‫‪dengan fathah. Dan diawali dengan huruf mudhoroah nun. Lafadh‬‬ ‫نََر َاك‬

‫‪berasal dari kata‬‬ ‫َرَكا‪-‬يَْرُكو‬ ‫‪mengikuti wazan‬‬ ‫فعل‪-‬يفعُل‬


‫َ‬ ‫‪Adapun tashrif‬‬

‫‪istilahnya yaitu:‬‬

‫َرَكا – يَْرُكو – َرْك ًوا – َوَمْرًكى – فهو – َر ٍاك – وذاك – َم ْرُكو – أ ُْرُك – َالتَ ْرُك –‬

‫َم ْرًكى‪ِ – 2‬م ْرًكى‬

‫‪Dan untuk tashrif lughowinya yaitu:‬‬

‫أ َْرُكو‬ ‫ي‬ ‫ِ‬


‫تَ ْرك ْ َ‬ ‫تَ ْرُك ْو‬ ‫تَ ْرُك ْو‬ ‫يَْرُك ْو‬

‫نَْرُكو‬ ‫تَ ْرُك َو ِان‬ ‫تَ ْرُك َو ِان‬ ‫تَ ْرُك َو ِان‬ ‫يَْرُك َو ِان‬

‫تَ ْرُك ْو َن‬ ‫تَ ْرُك ْو َن‬ ‫يَْرُك ْو َن‬ ‫يَْرُك ْو َن‬

‫ام تُ ْرَزقَانِِه إََِّل نَبَّأْتُ ُك َما بِتَأْ ِويلِ ِه قَ ْب َل أَ ْن ََيْتِيَ ُك َما ۚ ذَلِ ُك َما ِِمَّا‬
‫ال ََل ََيْتِي ُك َما طَ َع ٌ‬
‫قَ َ‬

‫ت ِملَّةَ قَ وٍم ََل ي ْؤِمنُو َن ِاب َِّ‬


‫َّلل َو ُه ْم ِاب ْْل ِخ َرةِ ُه ْم َكافِ ُرو َن‬ ‫َعلَّ َم َِن َرِّب ۚ إِِّن تَ َرْك ُ‬
‫ُ‬ ‫ْ‬

‫(‪)37‬‬

‫" ََيْتِي ُك َما "‬


87

Analisis nahwu: Yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab nashab. tanda nashabnya

yaitu dengan fathah. Dan huruf mudhoro’ahnya berupa ya. Lafadh ‫َأيْتِي ُك َما‬

berasal dari kata ِ


ْ ْ‫ َأي‬-‫أَتَى‬
‫ت‬ mengikuti wazan ‫يفعِل‬-‫فعل‬
َ Adapun tashrif

istilahnya yaitu:

‫ َال ََتْ ِت‬-‫ائت – وذاك – َمْئ ِِت – أأئْ ِت‬


ٍ – ‫أَتَى – أيِْت – َإَتيةً – ومْئ تًا – فهو‬
ََ َ َ
‫– َمْئ ًىت – ِمْئ ًىت‬

" ‫" تُ ْرَزقَانِِه‬

Analisis Nahwu: Yaitu fi’il mudhori’ mabni majhul dengan dan diawali

dengan huruf mudhoro’ah ta. Lafadh ‫ تُ ْرَزقَانِِه‬berasal dari kata ‫َرَز َق – يَْرُز ُق‬

mengikuti wazan ‫يفعُل‬-‫فعل‬


َ adapun tashrif istilahnya yaitu:

– ‫َرَز َق – يَْرُز ُق – ِرْزقًا – َوَم ْرَزقًا – فهو – َرا ِزق – وذاك – َم ْرُزْوق – ْأرُز ْق‬

‫ ِم ْرَزق‬- 2‫الَتَ ْرُز ْق – َم ْرَزق‬

" ‫" نَبَّأْتُ ُك َما‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ marfu’. Tanda rofa’nya yaitu
dengan dhammah dan diawali dengan huruf mudhoro’ah nun. Lafadh

‫نَبَّأْتُ ُك َما‬ berasal dari kata ‫ نَبَّ َئ–يُنَ بِ ُئ‬mengikuti wazan ‫يُ َفعِ ُل‬-‫ فَ َّع َل‬Adapun
tashrif istilahnya yaitu:
88

‫نَبَّ َئ – يُنَ بِ ُئ – تَ ْنبِْي ئًا – تَْنبِْي ئَةً – تَ ْن بَ ئًا – تِْن بَ ئًا – ُمنَ بَّئًا – فَ ُه َو – ُمنَ بِئ – وذاك‬

‫– ُمنَ بَّئ – نَبِ ْئ – َالتُنَبِ ْئ – ُمنَ بَّئ‬

" ‫" أَ ْن ََيْتِيَ ُك َما‬

Analisis nahwu: Yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab nashab dengan an, tanda
nashabnya yaitu dengan fathah. Dan huruf mudhoro’ahnya dengan ya.

Lafadh ‫َأيْتِيَ ُك َما‬ berasal dari kata ‫ت‬ ِ


ْ ْ‫ َأي‬-‫أَتَى‬ mengikuti wazan ‫يفعِل‬-‫فعل‬
َ
Adapun tashrif istilahnya yaitu:

– ‫ َال ََتْ ِت‬-‫أت – وذاك – َمْئ ِِت – أأئْ ِت‬


ٍ – ‫أَتَى – أيِْت – َإَتيةً – ومْئ تًا – فهو‬
ََ َ َ
‫ ِمْئ ًىت‬- ‫َمْئ ًىت‬

" ‫" يُ ْؤِمنُو َن‬

Analisis Nahwu: Yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab rofa’. Tanda rofa’ nya yaitu
dengan tetapnya nun (tsubutunun), karena fi’ilnya berbentuk af’alul

khomsah. Dan dengan diawali huruf mudhoro’ah ya. Lafadh ‫ يُ ْؤِمنُو َن‬berasal

dari kata ‫ أ ََم َن–يُ ْؤِم ُن‬mengikuti wazan ‫يُ ْفعِ ُل‬-‫أَفْ َع َل‬ Adapun tashrif istilahnya

yaitu:

– ‫اَن – َوُم ْؤَمنًا – فهو – ُم ْؤِمن – وذاك – ُم ْؤَمن – ِأم ْن‬


ً َ‫أ ََم َن – يُ ْؤِم ُن – إَِْي‬

2‫َالتُ ْؤِم ْن – ُم ْؤَمن‬


89

‫َّلل ِم ْن‬
َِّ ‫اق وي ع ُقوب ۚ ما َكا َن لَنَا أَ ْن نُ ْش ِر َك ِاب‬
َ َ ْ َ َ َ ‫يم َوإِ ْس َح‬
ِ ِ ِ َ‫ت ِملَّة‬
َ ‫آابئي إبْ َراه‬
َ ُ ‫َواتَّبَ ْع‬

ِ ‫َّاس َولَ ِك َّن أَ ْكثَ َر الن‬


‫َّاس ََل يَ ْش ُك ُرو َن‬ ِ ‫اَّلل َعلَْي نَا َو َعلَى الن‬ َ ِ‫َش ْي ٍء ۚ ذَل‬
ْ َ‫ك ِم ْن ف‬
َِّ ‫ض ِل‬

)38(

" ‫" أَ ْن نُ ْش ِر َك‬

Analisis Nahwu: yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab nashab. Tanda nashabnya
yaitu kemasukan amil nawasib berupa an, Huruf mudhoroahnya berupa nun.

Lafadh ‫نُ ْش ِرَك‬ berasal dari kata ‫يَ ْشَرُك‬-‫َش ِرَك‬ mengikuti wazan ‫ي ْف َعل‬-‫فعِل‬
Adapun tashrif istilahnya yaitu:

‫َش ِرَك – يَ ْشَرُك – ِشْرًكا – َوَم ْشَرًكا – فهو – َشا ِرك – وذاك – َم ْشُرْوك – أ ْشَرْك‬

‫ ِم ْشَر ُاك‬- 2‫– الَتَ ْشَرْك – َم ْشَرك‬

" ‫" يَ ْش ُك ُرو َن‬

Analisis Nahwu: Yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab rofa’. Tanda rofa’ nya yaitu
dengan tetapnya nun (tsubutunun), karena fi’ilnya berbentuk af’alul

khomsah. Dan dengan diawali huruf mudhoro’ah ya. Lafadh َ‫يَ ْش ُك ُرون‬

berasal dari kata ‫يَ ْش ُك ُر‬-‫ َش َكَر‬mengikuti wazan ‫يفعُل‬-‫فعل‬


َ Adapun tashrif
istilahnya yaitu:
‫‪90‬‬

‫َش َكَر – يَ ْش ُك ُر – َشكًْرا – َوَم ْش َكًرا ‪ -‬فهو – َشاكِر – وذاك – َم ْش ُك ْور–‬

‫أُ ْش ُك ْر‪ -‬الَتَ ْش ُك ْر‪َ -‬م ْش َكر‪ِ – 2‬م ْش َكر‬

‫‪Dan untuk tashrif lughowinya yaitu:‬‬

‫أَ ْش ُك ُر‬ ‫تَ ْش ُك ِريْ َن‬ ‫تَ ْش ُك ُر‬ ‫تَ ْش ُك ُر‬ ‫يَ ْش ُك ُر‬

‫نَ ْش ُك ُر‬ ‫تَ ْش ُكَر ِان‬ ‫تَ ْش ُكَر ِان‬ ‫تَ ْش ُكَر ِان‬ ‫يَ ْش ُكَر ِان‬

‫تَ ْش ُك ْر َن‬ ‫تَ ْش ُك ُرْو َن‬ ‫يَ ْش ُك ْر َن‬ ‫يَ ْش ُك ُرْو َن‬

‫السج ِن أَأَرابب مت َف ِرقُو َن َخ ْْي أَِم َّ ِ‬ ‫َي ِ‬


‫َّار (‪)39‬‬
‫اَّللُ ال َْواح ُد الْ َقه ُ‬ ‫ٌ‬ ‫صاح ََِب ِ ْ ْ َ ٌ ُ َ‬
‫َ َ‬

‫اَّللُ ِِبَا ِم ْن‬


‫آاب ُؤُك ْم َما أَنْ َز َل َّ‬
‫وها أَنْ تُ ْم َو َ‬ ‫َما تَ ْعبُ ُدو َن ِم ْن ُدونِِه إََِّل أ ْ‬
‫ََسَاءا ََس َّْي تُ ُم َ‬

‫ين الْ َقيِ ُم َولَ ِك َّن‬ ‫َّلل ۚ أَمر أ َََّل تَ ْعب ُدوا إََِّل إِ ََّيهُ ۚ ذَلِ َ ِ‬
‫ِ ِِ‬ ‫ٍ ِِ‬
‫ك الد ُ‬ ‫ُ‬ ‫ُس ْلطَان ۚ إن ا ِْلُ ْك ُم إ ََّل َّ َ َ‬
‫أَ ْكثَ َر النَّ ِ‬
‫اس ََل يَ ْعلَ ُمو َن (‪)40‬‬

‫" تَ ْعبُ ُدو َن "‬

‫‪Analisis Nahwu: Yaitu fi’il mudhori’ ber i’rab rofa’. Tanda i’rab rofa’nya‬‬
‫‪yaitu dengan tetapnya nun (tsubutunnun) . karena fi’ilnya berbentuk af’alul‬‬
‫‪khomsah dan dengan wawu dhammir muttasil dengan mahal rofa’. Huruf‬‬

‫ن ‪mudhori’nya berupa ta. Lafadh‬‬


‫‪َ mengikuti‬عبُ َد‪-‬يَعبُ ُد ‪ berasal dari kata‬تَ ْعبُ ُدو َ‬

‫‪wazan‬‬ ‫‪. Adapun tashrif istilahnya yaitu:‬فَعُ َل‪-‬يَ ْف ُع ُل‬


91

– ‫عب ًدا – َوَم ْعبَ ًدا – فهو – َعابِد – وذاك – َم ْعبُ ْود – أ َْعبُ ْد‬
ْ – ‫َعبُ َد – يَ ْعبُ ُد‬
2‫الَتَ ْعبُ ْد – َم ْعبَد‬

Dan untuk tashrif lughowinya yaitu:

‫أ َْعبُ ُد‬ ‫تَ ْعبُ ِديْ َن‬ ‫تَ ْعبُ ُد‬ ‫تَ ْعبُ ُد‬ ‫يَ ْعبُ ُد‬

‫نَ ْعبُ ُد‬ ‫تَ ْعبُ َد ِان‬ ‫تَ ْعبُ َد ِان‬ ‫تَ ْعبُ َد ِان‬ ‫يَ ْعبُ َد ِان‬

‫تَ ْعبُ ْد َن‬ ‫تَ ْعبُ ُد ْو َن‬ ‫يَ ْعبُ ْد َن‬ ‫يَ ْعبُ ُد ْو َن‬

" ‫" تَ ْعبُ ُدوا‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ ber i’rab rofa’dengan


membuang nun (hadzfu nun). Karena fi’ilnya berbentuk af’alul khomsah.

Dan diawali dengan huruf mudhoro’ah ta. Lafadh ‫تَ ْعبُ ُدوا‬ berasal dari kata

‫َعبُ َد–يَ ْعبُ ُد‬ mengikuti wazan ‫يفعل‬


ُ -‫فعل‬
َ. Adapun untuk tashrif istilahnya

yaitu:

– ‫َعبَ َد – يَ ْعبُ ُد – َعْب ًدا – َوَم ْعبَ ًد – فهو – َعابِد – وذاك – َم ْعبُ ْود – أ ُْعبُ ْد‬

‫ – ِم ْعبَد‬2‫الَتَ ْعبُ ْد – َم ْعبَد‬

Dan untuk tashrif lughowinya yaitu:

‫أ َْعبُ ُد‬ ‫تَ ْعبُ ِديْ َن‬ ‫تَ ْعبُ ُد‬ ‫تَ ْعبُ ُد‬ ‫يَ ْعبُ ُد‬
92

‫نَ ْعبُ ُد‬ ‫تَ ْعبُ َد ِان‬ ‫تَ ْعبُ َد ِان‬ ‫تَ ْعبُ َد ِان‬ ‫يَ ْعبُ َد ِان‬

‫تَ ْعبُ ْد َن‬ ‫تَ ْعبُ ُد ْو َن‬ ‫يَ ْعبُ ْد َن‬ ‫يَ ْعبُ ُد ْو َن‬

" ‫" يَ ْعلَ ُمو َن‬

Analisis Nahwu: Yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab rofa’. Tanda rofa’ nya yaitu
dengan tetapnya nun (tsubutunun), karena fi’ilnya berbentuk af’alul
khomsah. dan dengan wawu dhammir muttasil dengan mahal rofa’. Dan

dengan diawali huruf mudhoro’ah ya. Lafadh ‫ن‬


َ ‫ يَ ْعلَمو‬berasal dari kata ُ ‫َعلِ َم‬

‫ –يَ ْعلَ ُم‬mengikuti wazan ‫يفعل‬ ِ


َ -‫ فَعل‬Adapun tashrif istilahnya yaitu:

ِ ِ
ْ – ‫َعل َم – يَ ْعلَ ُم – ِع ْل ًما – َوَم ْعلَ ًما – فهو – َعال – وذاك – َم ْعلُ ْوم‬
‫أعلَ ْم – َالتَ ْعلَ ْم‬

2‫– َم ْعلَم‬

ِ ‫َي‬
‫ب فَتَأْ ُك ُل‬ ْ ُ‫َح ُد ُك َما فَيَ ْس ِقي َربَّهُ َمخْ ارا ۖ َوأ ََّما ْاْل َخ ُر فَ ي‬
ُ َ‫صل‬
ِ
َ ‫صاح ََِب الس ْج ِن أ ََّما أ‬
َ َ
ِ ِ ِ ِ ْ َّ‫الط‬
ِ ‫ضي ْاِل َْمر الَّ ِذي فِ ِيه تَستَ ْفتِي‬
)41( ‫ان‬َ ْ ُ َ ُ‫ْي م ْن َرأْسه ۚ ق‬
ُ

" ‫" فَ يَ ْس ِقي‬

Analisis Nahwu: yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab nashab. Tanda nashabnya

kemasukan amil nawasib fa’. Huruf mudhoroahnya ya. Lafadh ‫فَيَ ْس ِقي‬

berasal dari kata ‫يَ ْس ِقى‬-‫َس َقى‬ mengikuti wazan ‫يفعِل‬-‫فعل‬


َ Adapun tashrif
istilahnya yaitu:
93

‫أس ِق‬ ِ ٍ ِ ِ
ْ – ‫َس َقى – يَ ْسقى – س َقايَةً – َوَم ْس ًقى – فهو – َساق – وذاك – َم ْسقى‬
‫ ِم ْس ًقى‬- 2‫– َالتَ ْس ِق – َم ْس ًقى‬

"‫ب‬
ُ َ‫صل‬
ْ ُ‫" فَ ي‬

Analisis Nahwu: yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab nashab. Tanda nashab nya
yaitu kemasukan amil nawasib fa’. Huruf mudhoroahnya berupa ya. Lafadh

‫ب‬
ُ َ‫صل‬
ْ ُ‫فَي‬ berasal dari kata ‫ب‬
ُ ُ‫صل‬
ْ َ‫ب–ي‬
َ َ‫صل‬
َ mengikuti wazan ‫يفعُل‬-‫فعل‬
َ
Adapun tashrif istilahnya yaitu:

– ‫صلُ ْوب‬ ِ – ‫صلَب – يصلُب – ص ْلبا – ومصلَبا – فهو‬


ْ ‫صالب – وذاك – َم‬
َ ً ْ ََ ً َ ُ ْ َ َ َ
‫صلَب‬ ِ
ْ ‫ م‬- ‫صلَب‬
ْ ‫ب – َم‬
ْ ُ‫صل‬
ْ َ‫ب – َالت‬
ْ ُ‫ُصل‬
ْ‫أ‬

" ‫" فَ تَأْ ُك ُل‬

Analisis Nahwu: yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab rofa’.Tanda rofa’nya yaitu

dengan dhammah, Huruf mudhoroahnya berupa ta. Lafadh ‫ فَتَأْ ُك ُل‬berasal

dari kata ‫ أَ َك َل– َأيْ ُك ُل‬mengikuti wazan ‫يفعُل‬-‫فعل‬


َ Adapun tashrif istilahnya
yaitu:

– ‫أَ َك َل – َأيْ ُك ُل – أَ َك ًل – َوَمأْ َك ًل – فهو – أكِل – وذاك – َمأْ ُك ْول – أ ُْوُك ْل‬

‫ ِمْئ َكل‬-2‫َال ََتْ ُك ْل – َمأْ َكل‬

Dan untuk tashrif lughowinya yaitu:


94

ِ
‫أَ ُك ُل‬ َ ْ ‫ََتْ ُكل‬
‫ي‬ ‫ََتْ ُك ُل‬ ‫ََتْ ُك ُل‬ ‫َأيْ ُك ُل‬

‫ََنْ ُك ُل‬ ‫ََتْ ُك َل ِن‬ ‫ََتْ ُك َل ِن‬ ‫ََتْ ُك َل ِن‬ ‫َأيْ ُك َل ِن‬

‫ََتْ ُك ْل َن‬ ‫ََتْ ُكلُ ْو َن‬ ‫َأيْ ُك ْل َن‬ ‫َأيْ ُكلُ ْو َن‬

ِ ‫" تَستَ ْفتِي‬


" ‫ان‬َ ْ

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ marfu’ dengan tetapnya nun
(tsubutunnun) karena fi’ilnya berbentuk af’alul khomsah. Dan diawali
ِ ‫ تَستَ ْفتِي‬berasal dari kata -‫إِستَ َفت‬
‫ان‬
dengan huruf mudhoro’ah ta. Lafadh َ ْ َ ْ
ِ ِ
ُ ‫ يَ ْستَف‬mengikuti wazan ‫يَ ْفتَع ُل‬-‫ إِفْ تَ َع َل‬Adapun tashrif istilahnya yaitu:
‫ت‬

‫اَت – َوُم ْستَ َفتًا – فهو – ُم ْستَ ِفت – وذاك – ُم ْستَ َفت‬
ً ‫ت – إِ ْستِ َف‬ ِ
َ ‫إِ ْستَ َف‬
ُ ‫ت – يَ ْستَف‬
2‫ت – ُم ْستَ َفت‬ ِ ِ –
ْ ‫ت – الَتَ ْستَف‬
ْ ‫إستَف‬
ْ

‫الش ْيطَا ُن ِذ ْك َر َربِ ِه‬ َ ِ‫ال لِلَّ ِذي ظَ َّن أَنَّهُ ََّن ٍج ِم ْن ُه َما اذْ ُك ْرِّن ِع ْن َد َرب‬
َّ ُ‫ك فَأَنْ َساه‬ َ َ‫َوق‬

ِ ْ ِ‫السج ِن ب‬
ِ
َ ِ‫ض َع سن‬
)42( ‫ني‬ َ ِ‫فَ لَب‬
ْ ‫ث ِِف‬

" ُ‫" فَأَنْ َساه‬

Analisis Nahwu: yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab nashab. Tanda nashab nya
yaitu kemasukan amil nawasib fa’. Huruf mudhoroahnya berupa alif.
95

Lafadh ُ‫ فَأَنْ َساه‬berasal dari kata ‫ َس َها –يَ ْس ُهو‬mengikuti wazan ‫يفعل‬
ُ -‫فعل‬
َ
Adapun tashrif istilahnya yaitu:

– ُ‫ُسه‬ ٍ
ْ ‫َس َها – يَ ْس ُهو – َس ْه ًوا – َوَم ْس ًهى – فهو – َساه – وذاك – َم ْس ُهو – أ‬
‫ – ِم ْس ًهى‬2‫َالتَ ْسهُ – َم ْس ًهى‬

Dan untuk tashrif lughowinya yaitu:

‫َس ُهو‬
ْ‫أ‬ َ ْ ‫تَ ْس ِه‬
‫ي‬ ‫تَ ْس ُهو‬ ‫تَ ْس ُهو‬ ‫يَ ْس ُهو‬

‫نَ ْس ُهو‬ ‫تَ ْس ُه َوان‬ ‫تَ ْس ُه َو ِان‬ ِ‫تَ ْس ُه َوان‬ ‫يَ ْس ُه َو ِان‬

‫تَ ْس ُه ْو َن‬ ‫تَ ْس ُه ْو َن‬ ‫يَ ْس ُه ْو َن‬ ‫يَ ْس ُه ْو َن‬

ٍ ‫اف وس ْبع س ْن ب َال‬ ِ ٍ ِ ٍ ُ ِ‫ال ال َْمل‬


‫ت‬ ُ ُ َ َ َ ٌ ‫ك إِِّن أ ََرى َس ْب َع بَ َق َرات َسَان ََيْ ُكلُ ُه َّن َس ْب ٌع ع َج‬ َ َ‫َوق‬

‫ي إِ ْن ُك ْن تُ ْم لِلرْؤََي تَ ْع ُْبُو َن‬ ٍ ِ


َ ‫ض ٍر َوأُ َخ َر ََيب َسات ۖ ََي أَي َها ال َْم ََلُ أَفْ تُ ِوّن ِِف ُرْؤََي‬
ْ ‫ُخ‬

)43(

" ‫" ََيْ ُكلُ ُه َّن‬

Analisis Nahwu: Yaiitu jenis fi’il mudhori’ marfu. Tanda rofa’nya yaitu
dengan dhammah. Dan diawali dengan huruf mudhoro’ah ya. Lafadh

‫ َأيْ ُكلُ ُه َّن‬berasal dari kata ‫ َأيْ ُك ُل‬-‫ أَ َك َل‬mengikuti wazan ‫يفعل‬
ُ -‫فعل‬
َ Adapun
tashrif istilahnya yaitu:
96

– ‫أَ َك َل – َأيْ ُك ُل – أَ َك ًل – َوَمأْ َك ًل – فهو – أكِل – وذاك – َمأْ ُك ْول – أ ُْوُك ْل‬

‫ ِمْئ َكل‬- 2‫َال ََتْ ُك ْل – َمأْ َكل‬

Dan untuk tashrif lughowinya yaitu:

ِ
‫أَ ُك ُل‬ َ ْ ‫ََتْ ُكل‬
‫ي‬ ‫ََتْ ُك ُل‬ ‫ََتْ ُك ُل‬ ‫َأيْ ُك ُل‬

‫ََنْ ُك ُل‬ ‫ََتْ ُك َل ِن‬ ‫ََتْ ُك َل ِن‬ ‫ََتْ ُك َل ِن‬ ‫َأيْ ُك َل ِن‬

‫ََتْ ُك ْل َن‬ ‫ََتْ ُكلُ ْو َن‬ ‫َأيْ ُك ْل َن‬ ‫َأيْ ُكلُ ْو َن‬

" ‫"َ تَ ْع ُْبُو َن‬

Analisis Nahwu: Yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab rofa’. Tanda rofa’ nya yaitu
dengan tetapnya nun (tsubutunun), karena fi’ilnya berbentuk af’alul

khomsah. Dan diawali huruf mudhoro’ah berupa ta. Lafadh ‫ تَ ْع ُبُو َن‬berasal

dari kata ‫يَ ْع ُب‬ – ‫ َع ََب‬mengikuti wazan ‫يفعل‬


ُ -‫فعل‬
َ . Adapun tashrif istilahnya
ُ
yaitu:

ْ – ‫َع ََب – يَ ْع ُبُ – َع ْ ًبا – َوَم ْع ًَبا – فهو – َعابِر – وذاك – َم ْعبُ ْور‬
‫أع ُْب – َالتَ ْع ُْب‬

‫ – ِم ْع َب‬2‫– َم ْع َب‬

Dan untuk tashrif lughowinya yaitu:

‫أ َْع ُُب‬ ‫تَ ْع ُِبيْ َن‬ ُ‫تَ ْع ُب‬ ُ‫تَ ْع ُب‬ ُ‫يَ ْع ُب‬
97

‫نَ ْع ُُب‬ ‫تَ ْع َُب ِان‬ ‫تَ ْع َُب ِان‬ ‫تَ ْع َُب ِان‬ ‫يَ ْع َُب ِان‬

‫تَ ْع ُْب َن‬ ‫تَ ْع ُبُْو َن‬ ‫يَ ْع ُْب َن‬ ‫يَ ْع ُبُْو َن‬

ِ
َ ‫َح َالِم بِ َعال ِم‬
)44( ‫ني‬ ِ ‫َح َالٍم ۖ َوَما ََْن ُن بِتَأْ ِو‬
ْ ‫يل ْاِل‬ ْ ‫اث أ‬ ْ َ‫قَالُوا أ‬
ُ َ‫ضغ‬

ِ ُ‫اد َكر ب ْع َد أ َُّم ٍة أَ ََّن أُنَبِئُ ُكم بِتَأْ ِويلِ ِه فَأَر ِسل‬ ِ ِ َ َ‫وق‬
)45( ‫ون‬ ْ ْ َ َ َّ ‫ال الَّذي ََنَا م ْن ُه َما َو‬ َ

" ‫" أُنَبِئُ ُك ْم‬

Analisis nahwu: Yaitu fi’il mudhori’ ber i’rab rofa’ dengan tanda rofa’nya
yaitu dengan dhammah. Dan diawali dengan huruf mudhoro’ah alif. Lafadh

‫أُنَبِئُ ُك ْم‬ berasal dari kata ‫ نَبَّ َئ–يُنَ بِ ُئ‬mengikuti wazan ‫يُ َفعِ ُل‬-‫ فَعَّ َل‬Adapun
tashrif istilahnya yaitu:

‫نَبَّ َئ – يُنَ بِ ُئ – تَ ْنبِْي ئًا – تَْنبِْي ئَةً – تَ ْن بَ ئًا – تِْن بَ ئًا – ُمنَ بَّئًا – فَ ُه َو – ُمنَ بِئ – وذاك‬

‫– ُمنَ بَّئ – نَبِ ْئ – َالتُنَبِ ْئ – ُمنَ بَّئ‬

ِ ُ‫"َ فَأَر ِسل‬


" ‫ون‬ ْ

Analisis Nahwu: Yaitu fi’il mudhori’ ber i’rab rofa’ dengan tanda rofa’nya
yaitu dengan dhammah. Dan diawali dengan huruf mudhoro’ah alif. Lafadh
ِ ُ‫فَأَرِسل‬
‫ون‬ ‫يُْرِس ُل‬-‫ أ َْر َس َل‬mengikuti wazan ‫أفْ َع َل – يُ ْفعِ ُل‬
ْ berasal dari kata

Adapun tashrif istilahnya yaitu:


‫‪98‬‬

‫أ َْر َس َل – يُْرِس ُل – إِ ْر َس ًاال – َوُم ْر َس ًل – فهو – ُم ْرِسل – وذاك – ُم ْر َسل – أ َْرِس ْل‬

‫– َالتُ ْرِس ْل – ُم ْر َسل ‪ُ -‬م ْر َسل‬

‫اف َو َس ْب ِع‬ ‫ات َِسَ ٍ‬


‫ان ََيْ ُكلُ ُه َّن َس ْب ٌع ِع َج ٌ‬ ‫الص ِد ُ‬
‫يق أَفْتِنَا ِِف س ْب ِع ب َقر ٍ‬ ‫ف أَي َها ِ‬
‫وس ُ‬
‫َ ََ‬ ‫يُ ُ‬
‫ات ل ََعلِي أ َْرِج ُع إِ ََل الن ِ‬
‫َّاس ل ََعلَّ ُه ْم يَ ْعلَ ُمو َن (‪)46‬‬ ‫ض ٍر وأُ َخر َيبِس ٍ‬ ‫ٍ‬
‫ُس ْن بُ َالت ُخ ْ َ َ َ َ‬

‫"َ ََيْ ُكلُ ُه َّن "‬

‫‪Analisis Nahwu: Yaitu fi’il mudhori’ ber i’rab rofa’ dengan nun taukid‬‬
‫‪tsaqilah dengan tanda rofa’nya dhammah dan diawali dengan buruf‬‬

‫‪mudhoro’ah ya. Lafadh‬‬ ‫َأيْ ُكلُ ُه َّن‬ ‫‪berasal dari kata‬‬ ‫أَ َك َل‪َ -‬أيْ ُك ُل‬ ‫‪mengikuti‬‬

‫يفعل ‪wazan‬‬
‫فعل‪ُ -‬‬
‫‪َ Adapun tashrif istilahnya yaitu:‬‬

‫أَ َك َل – َأيْ ُك ُل – أَ َك ًل – َوَمأْ َك ًل – فهو – أكِل – وذاك – َمأْ ُك ْول – أ ُْوُك ْل –‬

‫َال ََتْ ُك ْل – َمأْ َكل‪ِ -2‬مْئ َكل‬

‫‪Dan untuk tashrif lughowinya yaitu:‬‬

‫ِ‬
‫أَ ُك ُل‬ ‫ََتْ ُكل ْ َ‬
‫ي‬ ‫ََتْ ُك ُل‬ ‫ََتْ ُك ُل‬ ‫َأيْ ُك ُل‬

‫ََنْ ُك ُل‬ ‫ََتْ ُك َل ِن‬ ‫ََتْ ُك َل ِن‬ ‫ََتْ ُك َل ِن‬ ‫َأيْ ُك َل ِن‬

‫ََتْ ُك ْل َن‬ ‫ََتْ ُكلُ ْو َن‬ ‫َأيْ ُك ْل َن‬ ‫َأيْ ُكلُ ْو َن‬
99

" ‫" أ َْرِج ُع‬

Analisis Nahwu: yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab rofa’. Tanda rofa’nya yaitu

dengan dhammah. Dan diawali dengan huruf mudhoroah alif. Lafadh ‫أ َْرِج ُع‬

berasal dari kata ‫يَرِجع‬ mengikuti wazan ‫يفعِل‬-‫فعل‬


ُ ْ – ‫َر َج َع‬ َ Adapun tashrif
istilahnya yaitu:

‫َر َج َع – يَْرِج ُع – َر ْج ًعا – َوَم ْر َج ًعا – فهو – َر ِاجع – وذاك – َم ْر ُج ْوع – أ َْرِج ْع‬

‫ ِم ْر َجع‬- 2‫– َالتَ ْرِج ْع – َم ْرِجع‬

" ‫" يَ ْعلَ ُمو َن‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ ber i’rab rofa’, tanda rofa’nya
yaitu dengan tetapnya nun (tsubutunun), karena fi’ilnya berbentuk af’alul
khomsah. Dan diawali dengan Huruf mudhoro’ah berupa ya. Lafadh

‫ يَ ْعلَ ُمو َن‬berasal dari kata ‫ َعلِ َم – يَ ْعلَ ُم‬mengikuti wazan ‫يفعل‬ ِ
َ -‫ فعل‬Adapun
tashrif istilahnya yaitu:

ِ ِ
ْ – ‫َعل َم – يَ ْعلَ ُم – ِع ْل ًما – َوَم ْعلَ ًما – فهو – َعال – وذاك – َم ْعلُ ْوم‬
‫أعلَ ْم – َالتَ ْعلَ ْم‬

2‫– َم ْعلَم‬

‫ص ْد ُُْت فَ َذ ُروهُ ِِف ُس ْن بُلِ ِه إََِّل قَلِ ايال ِِمَّا ََتْ ُكلُو َن‬ ِ
َ ِ‫ال تَ ْزَرعُو َن َس ْب َع سن‬
َ ‫ني َدأ اَاب فَ َما َح‬ َ َ‫ق‬

)47(
100

" ‫" تَ ْزَرعُو َن‬

Analisis Nahwu: Yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab rofa’. Tanda rofa’ nya yaitu
dengan tetapnya nun (tsubutunun), karena fi’ilnya berbentuk af’alul

khomsah. Dan diawali dengan huruf mudhoro’ah ta. Lafadh ‫ن‬


َ ‫ تَ ْزرعُو‬berasal َ
dari kata ُ‫ع–يَْزَرع‬
َ ‫ َزَر‬mengikuti wazan ‫يَ ْف َع ُل‬-‫فَ َع َل‬ Adapun tashrif istilahnya

yaitu:

‫ع – يَْزَرعُ – َزْر ًعا – َوَم ْزَر ًعا – فهو – َزا ِرع – وذاك – َم ْزُرْوع – ْأزَر ْع – َالتَ ْزَر ْع‬
َ ‫َزَر‬
‫ ِم ْزَراع‬- 2‫– َم ْزَرع‬

" ‫" ََتْ ُكلُو َن‬

Analisis Nahwu: Yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab rofa’. Tanda rofa’ nya yaitu
dengan tetapnya nun (tsubutunun), karena fi’ilnya berbentuk af’alul

َ ‫ ََتْ ُكلُو‬berasal
khomsah. Dan dengan diawali huruf mudhoro’ah ta. Lafadh ‫ن‬

dari kata ‫ َأيْ ُك ُل‬-‫ أَ َك َل‬mengikuti wazan ‫يفعل‬


ُ -‫فعل‬
َ Adapun tashrif istilahnya
yaitu:

– ‫أَ َك َل – َأيْ ُك ُل – أَ َك ًل – َوَمأْ َك ًل – فهو – أكِل – وذاك – َمأْ ُك ْول – أ ُْوُك ْل‬

‫ ِمْئ َكل‬-2‫َال ََتْ ُك ْل – َمأْ َكل‬

Dan untuk tashrif lughowinya yaitu:

ِ
‫أَ ُك ُل‬ َ ْ ‫ََتْ ُكل‬
‫ي‬ ‫ََتْ ُك ُل‬ ‫ََتْ ُك ُل‬ ‫َأيْ ُك ُل‬
101

‫ََنْ ُك ُل‬ ‫ََتْ ُك َل ِن‬ ‫ََتْ ُك َل ِن‬ ‫ََتْ ُك َل ِن‬ ‫َأيْ ُك َل ِن‬

‫ََتْ ُك ْل َن‬ ‫ََتْ ُكلُ ْو َن‬ ‫َأيْ ُك ْل َن‬ ‫َأيْ ُكلُ ْو َن‬

ِ ْ‫ك س ْب ٌع ِش َدا ٌد َيْ ُكلْن ما قَ َّد ْمتُم ََلُ َّن إََِّل قَلِ ايال ِِمَّا ُُت‬ ِ ِ ِ
‫صنُو َن‬ ْ َ َ َ َ َ ‫ُُثَّ ََيِْت م ْن بَ ْعد َذل‬

)48(

" ‫" ََيِْت‬

Analisis nahwu: yaitu fi’il mudhari’ ber I’rab nashab. Tanda nashab nya

yaitu dengan ya. Dan diawali dengan huruf mudhoroah ya. Lafadh ‫َأيِْت‬

berasal dari kata ِ


ْ ْ‫ َأي‬-‫أَتَى‬
‫ت‬ mengikuti wazan ‫يفعِل‬-‫فعل‬
َ Adapun tashrif

istilahnya yaitu:

‫ َال ََتْ ِت‬-‫ائت – وذاك – َمْئ ِِت – أأئْ ِت‬


ٍ – ‫أَتَى – أيِْت – َإَتيةً – ومْئ تًا – فهو‬
ََ َ َ
‫ ِمْئ ًىت‬- ‫– َمْئ ًىت‬

ِ ْ‫” ُُت‬
" ‫صنُو َن‬

Analisis Nahwu: Yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab rofa’. Tanda rofa’ nya yaitu
dengan tetapnya nun (tsubutunun), karena nun salah satu tanda dari af’alul
khomsah. dan dengan wawu dhammir muttasil dengan mahal rofa’. Dan

dengan diawali huruf mudhoro’ah ya. Lafadh ِ ‫ُُْت‬


‫صنُو َن‬ berasal dari kata

ِ ‫ ُحي‬-‫ أحصن‬mengikuti wazan ‫ي ْفعِل‬-‫ أَفْ عل‬Adapun tashrif istilahnya yaitu:


‫ص ُن‬ ْ ََ ْ ُ ُ ََ
102

ِ ِ
– ‫صن‬
َ ‫صنًا – فهو – ُْحمصن – وذاك – ُْحم‬
َ ‫اَن – َوُْحم‬
ً‫ص‬ َ ‫ص َن – ُْحيص ُن – إِ ْح‬
َ ‫َح‬
ْ‫أ‬
‫صن‬ ِ ِ ‫أ‬
َ ‫ ُْحم‬- ‫صن‬
َ ‫َحص ْن – الَ ُُْتص ْن – ُْحم‬
ْ

ِ ‫اث النَّاس وفِ ِيه ي ْع‬


)49( ‫ص ُرو َن‬ َ َ ُ ُ َ‫ام فِ ِيه يُغ‬ َ ِ‫ُُثَّ ََيِْت ِم ْن بَ ْع ِد ذَل‬
ٌ ‫ك َع‬

" ‫" ََيِْت‬

Analisis nahwu: yaitu fi’il mudhari’ ber I’rab nashab. Tanda nashab nya

yaitu dengan ya. Dan diawali dengan huruf mudhoroah ya. Lafadh ‫َأيِْت‬

berasal dari kata ِ


ْ ْ‫ َأي‬-‫أَتَى‬
‫ت‬ mengikuti wazan ‫يفعِل‬-‫فعل‬
َ Adapun tashrif

istilahnya yaitu:

‫ َال ََتْ ِت‬-‫ائت – وذاك – َمْئ ِِت – أأئْ ِت‬


ٍ – ‫أَتَى – أيِْت – َإَتيةً – ومْئ تًا – فهو‬
ََ َ َ
‫ ِمْئ ًىت‬- ‫– َمْئ ًىت‬

" ‫اث‬
ُ َ‫" يُغ‬

Analisis nahwu: yaitu fi’il mudhari’ majhul marfu’. Tanda rofa’ nya dengan

dhammah. Dan diawali dengan huruf mudhoroah ya. Lafadh ‫اث‬


ُ َ‫ يُغ‬berasal

dari kata ُ ‫اث–يَغِْي‬


‫ث‬ َ ‫أَ َغ‬ mengikuti wazan ‫يفعِل‬-‫َفعل‬
َ‫أ‬ Adapun tashrif

istilahnya yaitu:
‫‪103‬‬

‫ث – إِ َغاثَةً – َوُمغَا ًًث – فهو – ُمغِْيث – وذاك – ُمغَاث – أ َِغ ْ‬


‫ث‬ ‫اث – يُغِْي ُ‬
‫أَ َغ َ‬

‫– الَتُغِ ْ‬
‫ث – ُمغَاث‪2‬‬

‫‪Dan untuk tashrif lughowinya yaitu:‬‬

‫أُ َغ ُ‬
‫اث‬ ‫ي‬ ‫ِ‬
‫تُغَاث ْ َ‬ ‫اث‬
‫تُغَ ُ‬ ‫اث‬
‫تُغَ ُ‬ ‫اث‬
‫يُغَ ُ‬

‫اث‬
‫نُغَ ُ‬ ‫تُغَا ًَث ِن‬ ‫تُغَا ًَث ِن‬ ‫تُغَا ًَث ِن‬ ‫يُغَا ًَث ِن‬

‫تُغَاثُ َّن‬ ‫تُغَاثُ ْو َن‬ ‫يُغَاثُ َّن‬ ‫يُغَاثُ ْو َن‬

‫"َ ي ْع ِ‬
‫ص ُرو َن "‬ ‫َ‬

‫‪Analisis Nahwu: Yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab rofa’. Tanda rofa’ nya yaitu‬‬
‫‪dengan tetapnya nun (tsubutunun), karena fi’ilnya berbentuk af’alul‬‬

‫ن ‪khomsah. Dan dengan diawali huruf mudhoro’ah ya. Lafadh‬‬ ‫‪ berasal‬ي ع ِ‬


‫صرو َ‬ ‫َْ‬ ‫ُ‬
‫‪ mengikuti wazan‬عصر–ي ع ِ‬
‫صر ‪dari kata‬‬ ‫َ َ َْ‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫فعل‪-‬ي ْفعِل‬
‫‪َ Adapun tashrif istilahnya‬‬
‫‪yaitu:‬‬

‫أع ِ‬
‫ص ْر‬ ‫ص ْور – ْ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫صًرا – فهو – َعاصر – وذاك – َم ْع ُ‬
‫صًرا – َوَم ْع َ‬
‫صَر – يَ ْعص ُر – َع ْ‬
‫َع َ‬
‫صر‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫–َالتَ ْعص ْر‪َ -‬م ْعصر‪ - 2‬م ْع َ‬

‫اسأَلْهُ َما َاب ُل‬ ‫ال ْارِج ْع إِ ََل َربِ َ‬


‫ك فَ ْ‬ ‫ول قَ َ‬
‫الر ُس ُ‬ ‫ال ال َْملِ ُ‬
‫ك ائْ تُ ِوّن بِ ِه ۖ فَلَ َّما َجاءَهُ َّ‬ ‫َوقَ َ‬

‫ِِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫النِ ْس َوةِ َّ‬


‫الالِت قَطَّ ْع َن أَيْديَ ُه َّن ۚ إِ َّن َرِّب بِ َك ْيده َّن َعل ٌ‬
‫يم (‪)50‬‬
104

‫َّلل َما َعلِ ْمنَا َعلَْي ِه ِم ْن‬


َِِّ ‫ف َعن نَ ْف ِس ِه ۚ قُلْن حاش‬
َ َ َ ْ َ ‫وس‬ُ ُ‫ال َما َخطْبُ ُك َّن إِ ْذ َر َاو ْدتُ َّن ي‬
َ َ‫ق‬

‫ص ا ِْلَق أَ ََّن َر َاو ْدتُهُ َع ْن نَ ْف ِس ِه َوإِنَّهُ ل َِم َن‬ ٍ‫س‬


ِ ‫وء ۚ قَال‬
ْ ‫َت ال َْع ِزي ِز ْاْل َن َح‬
َ ‫ص َح‬ ُ ‫َت ْام َرأ‬ ُ

)51( ‫ني‬ِ ِ ‫الص‬


َ ‫ادق‬ َّ

ْ ‫اَّللَ ََل يَ ْه ِدي َك ْي َد‬


َ ِ‫اَلَائِن‬
)52( ‫ني‬ َّ ‫َن‬ ِ ‫ك لِيَ ْعلَ َم أَِّن ََلْ أَ ُخ ْنهُ ِابلْغَْي‬
َّ ‫ب َوأ‬ َ ِ‫ذَل‬

" ‫" لِيَ ْعلَ َم‬

Analisis Nahwu: Yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab nashab dengan kemasukan
amil nawashib berupa lam ta’lil. Tanda nashabnya yaitu dengan fathah,

Huruf mudhori’nya berupa ya. Lafadh َ‫ لِيَ ْعلَم‬berasal dari kata ‫أ َْعلَ َم–يُ ْعلِ ُم‬

mengikuti wazan ‫يُ ْفعِ ُل‬-‫ أَفْ َع َل‬Adapun tashrif istilahnya yaitu:

– ‫أ َْعلَ َم – يُ ْعلِ ُم – إِ ْع َل ًما – َوُم ْعلَ ًما – فهو – ُمعلِم – وذاك – ُم ْعلَم – أ َْعلِ ْم‬

‫ ُم ْعلَم‬- ‫ ُم ْعلَم‬- ‫الَتُ ْعلِ ْم‬

" ُ‫"َ أَ ُخ ْنه‬

Analisis nahwu: yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab rofa’. Tanda I’rab rofa’ nya
yaitu dengan dhammah. Dan diawali dengan huruf mudhoroah alif. Lafadh

ُ‫َخْنه‬
ُ‫أ‬ berasal dari kata ‫َخا َن– َُيُْو ُن‬ mengikuti wazan ‫يفعل‬
ُ -‫فعل‬
َ Adapun
tashrif istilahnya yaitu:
‫‪105‬‬

‫اَن – فهو – َخائِن – وذاك – ََمُْون – ُخ ْن –‬


‫َخا َن – َُيُْو ُن – َخ ْو ًَن – َوََمَ ً‬

‫َال ََتُ ْن – ََمَان‪َِ – 2‬مْ َون‬

‫‪Dan untuk tashrif lughowinya yaitu:‬‬

‫َخ ْو ُن‬ ‫ِ‬


‫أُ‬ ‫ي‬
‫ََتُْون ْ َ‬ ‫ََتُْو ُن‬ ‫ََتُْو ُن‬ ‫َُيُْو ُن‬

‫ََنُْو ُن‬ ‫ََتُْو ََن ِن‬ ‫ََتُْو ََن ِن‬ ‫ََتُْو ََن ِن‬ ‫َُيُْو ََن ِن‬

‫ََتُ َّن‬ ‫ََتُْونُ ْو َن‬ ‫َُيُ َّن‬ ‫َُيُْونُ ْو َن‬

‫" يَ ْه ِدي "‬

‫‪Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ marfu’. Tanda rofa’nya yaitu‬‬
‫يه ِ‬
‫دي ‪dengan dhammah dan diawali dengan huruf mudhoro’ah ya. Lafadh‬‬ ‫َْ‬
‫‪berasal dari kata‬‬ ‫فعل‪-‬يفعِل ‪َ mengikuti wazan‬ه َدى–يَ ْه ِد ْي‬
‫‪َ Adapun tashrif‬‬
‫‪istilahnya yaitu:‬‬

‫َه َدى – يَ ْه ِد ْي – ِه َدايَةً – َوَم ْه ًدى – فهو – َه ٍاد – وذاك – َم ْه ِدي – أ َْه ِد‬

‫– َال ََتْ ِد – َم ْه ًدى‪ِ - 2‬م ْه ًدى‬

‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫َوَما أُبَ ِر ُ ِ ِ‬


‫ارةٌ ِابلسوء إََِّل َما َرح َم َرِّب ۚ إِ َّن َرِّب غَ ُف ٌ‬
‫ور‬ ‫ئ نَ ْفسي ۚ إ َّن النَّ ْف َ‬
‫س َِل ََّم َ‬
‫يم (‪)53‬‬ ‫ِ‬
‫َرح ٌ‬
106

ُ ‫" أُبَ ِر‬


"‫ئ‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ marfu’. Tanda rofa’nya yaitu

dengan dhammah dan diawali dengan huruf mudhoro’ah alif. Lafadh ُ ‫أُبَ ِر‬
‫ئ‬

berasal dari kata ُ ‫بََّرأَ–يَُِب‬


‫ئ‬ mengikuti wazan ‫يُ َفعِ ُل‬-‫فَ َّع َل‬ Adapun tashrif

istilahnya yaitu:

– ‫ئ – تَِْبيْئًا – تَِْبئَةً – تَْ َباءً – ُم َبًَّائ – فهو – ُم َِبء– وذاك – ُم َبَّء‬


ُ ‫بََّرأَ – يَُِب‬

2‫بَ ِر ْئ – الَتَُِب ْئ – ُم َبَّئ‬

‫ك الْيَ ْو َم لَ َديْ نَا‬ َ َ‫صهُ لِنَ ْف ِسي ۖ فَ لَ َّما َكلَّ َمهُ ق‬


َ َّ‫ال إِن‬ ِ ‫ك ائْ ت ِوّن بِ ِه أ‬
ْ ‫َستَ ْخل‬
ْ
ِ َ َ‫وق‬
ُ ُ ‫ال ال َْمل‬ َ

ٌ ‫ني أ َِم‬
)54( ‫ني‬ ٌ ‫َم ِك‬

" ُ‫صه‬ ِ ‫"أ‬


ْ ‫َستَ ْخل‬
ْ

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ marfu’. Tanda rofa’nya yaitu
dengan dhammah dan diawali dengan huruf mudhoro’ah alif. Lafadh
ِ ‫ أ‬berasal dari kata ‫ إِستخلَص–يستخلِص‬mengikuti wazan -‫إِست ْفعل‬
ُ‫صه‬
ْ ‫َستَ ْخل‬
ْ ُ ْ َْ َ َ ْ َْ َ َ َْ
‫ يَ ْستَ ْفعِ ُل‬Adapun tashrif istilahnya yaitu:

– ‫صا – فهو – ُم ْستَ ْخلِص‬


ً َ‫صا – َوُم ْستَ ْخل‬
ِ
ً َ‫ص – إِ ْست ْخل‬
ِ
ُ ‫ص – يَ ْستَ ْخل‬
ِ
َ َ‫إ ْستَ ْخل‬
ِ ِ
2‫ص – ُم ْستَ ْخلَص‬ ْ ‫وذاك – ُم ْستَ ْخلَص – إِ ْستَ ْخل‬
ْ ‫ص – الَتَ ْستَ ْخل‬
107

)55( ‫يم‬ِ ٌ ‫ض ۖ إِِّن ح ِفي‬


ِ ‫اج َعل َِْن َعلَى َخ َزائِ ِن ْاِل َْر‬
ٌ ‫ظ َعل‬ َ ْ ‫ال‬
َ َ‫ق‬

‫يب بَِر ْْحَتِنَا َم ْن‬ ِ ُ ‫ض يَتَ بَ َّوأُ ِم ْن َها َح ْي‬


ُ ‫ث يَ َشاءُ ۚ نُص‬ ِ ‫ف ِِف ْاِل َْر‬ ِ َ ِ‫َوَك َذل‬
ُ ُ‫ك َم َّكنَّا لي‬
َ ‫وس‬
ِ
َ ِ‫َج َر ال ُْم ْحسن‬
)56( ‫ني‬ ْ ‫يع أ‬ ِ
ُ ‫نَ َشاءُ ۖ َوََل نُض‬

" ُ‫" يَتَ بَ َّوأ‬

Analisis Nahwu: Yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab rofa’. Dengan tanda rofa’
nya yaitu dengan dhammah. Dan diawali dengan huruf mudhoroah ya.

Lafadh ُ‫ يَتَ بَ َّوأ‬berasal dari kata ُ‫يَتَ بَ َّوأ‬ – َ‫ تَبَ َّوأ‬mengikuti wazan ‫يَتَ َف َّع ُل‬-‫تَ َف َّع َل‬
Adapun tashrif istilahnya yaitu:

ُ ‫تَبَ َّوأَ – يَتَ بَ َّوأُ – تَبَ روأً – َوُمتَ بَ َّوأً – فهو – ُمتَ بَ ِو‬
ْ‫ئ– وذاك – ُمتَ بَ َّوأُ – تَبَ َّوأْ – َالتَتَ بَ َّوأ‬

2‫– ُمتَ بَ َّوأ‬

" ‫يب‬ ِ
ُ ‫"ُ نُص‬

Analisis Nahwu: Yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab rofa’. Dengan tanda rofa’
nya yaitu dengan dhammah. Dan diawali Huruf mudhoroah nun. Lafadh

‫يب‬ ِ
ُ ‫نُص‬ berasal dari kata ‫ب‬ ِ
ُ ‫اب–يُصْي‬
َ ‫َص‬
َ‫أ‬ mengikuti wazan ‫يُ ْفعِ ُل‬-‫أَفْ َع َل‬
Adapun tashrif istilahnya yaitu:

ِ ِ
– ‫صاب‬
َ ‫ص ًاَب – فهو – ُمصْيب – وذاك – ُم‬ َ ِ‫إ‬- ‫ب‬
َ ‫صابَةً – َوُم‬ ُ ‫اب – يُصْي‬
َ ‫َص‬
َ‫أ‬
2‫صاب‬ ِ ِ
َ ‫ب – ُم‬
ْ ‫ب – َالتُص‬
ْ ‫أَص‬
108

" ‫يع‬ ِ
ُ ‫" نُض‬

Analisis Nahwu: Yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab rofa’. Dengan tanda rofa’
nya yaitu dengan dhammah. Dan diawali Huruf mudhoroah nun. Lafadh

‫يع‬ ِ ِ mengikuti wazan ‫يُ ْفعِل‬-‫ أَفْ َعل‬Adapun


ُ ‫ نُض‬berasal dari kata ‫اع – يُضْي ُع‬
َ ‫َض‬
َ‫أ‬ ُ َ
tashrif istilahnya yaitu:

ِ ‫ضاع – أ‬
‫َض ْع‬ ِ ‫ضاعا – فهو – م‬
َ ‫ضْىع – وذاك – ُم‬ ِ ‫َضاع – ي‬
َ ِ‫ضْي ُع – إ‬
ُ ً َ ‫اعةً – َوُم‬
َ‫ض‬ ُ َ َ‫أ‬
2‫ضاع‬ ِ ُ‫– َالت‬
َ ‫ض ْع – ُم‬

ِ ِ ْ ‫وَِلَجر ْاْل ِخرةِ َخ‬


)57( ‫آمنُوا َوَكانُوا يَتَّ ُقو َن‬ َ ‫ْي للَّذ‬
َ ‫ين‬ ٌ َ ُْ َ

" ‫" يَتَّ ُقو َن‬

Analisis Nahwu: Yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab rofa’. Tanda rofa’ nya yaitu
dengan tetapnya nun (tsubutunun), karena fi’ilnya berbentuk af’alul

khomsah. Dan dengan diawali huruf mudhoro’ah ya. Lafad ‫ يَتَّ ُقو َن‬berasal

dari kata ‫إتَّ َقى–يَت َِّق ْي‬ mengikuti wazan ‫يَ ْفتَعِ ُل‬-‫إِفْ تَ َع َل‬ Adapun tashrif

istilahnya yaitu:

‫إتَّ َقى – يَت َِّق ْي – إِتَِقاءً – َوُمتَّ ًقى – فهو – ُمت ٍَّق – وذاك – ُمتَّ ًقى – إت َِّق – الَتَت َِّق‬

2‫– ُمتَّ ًقى‬

)58( ‫ف فَ َد َخلُوا َعلَْي ِه فَ َع َرفَ ُه ْم َو ُه ْم لَهُ ُم ْن ِك ُرو َن‬ ُ ُ‫َو َجاءَ إِ ْخ َوةُ ي‬
َ ‫وس‬
109

ِ ‫َخ لَ ُك ْم ِم ْن أَبِي ُك ْم ۚ أَ ََل تَ َرْو َن أَِّن أ‬


‫ُوِف الْ َك ْي َل‬ َ َ‫َّزُه ْم ِِبَ َها ِزِه ْم ق‬
ٍ ‫ال ائْ تُ ِوّن ِِب‬ َ ‫َول ََّما َجه‬
ِ
َ ‫ْي ال ُْم ْن ِزل‬
)59( ‫ني‬ ُ ْ ‫َوأَ ََّن َخ‬

" ‫" تَ َرْو َن‬

Analisis Nahwu: Yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab nashab. Tanda nashabnya

yatu dengan fathah. Dan diawali Huruf mudhoroah ta. Lafadh ‫ن‬
َ ‫ تَرْو‬berasal َ
dari kata ‫يَُرْو ُن‬-‫ َرا َن‬mengikuti wazan ‫يفعُل‬-‫فعل‬
َ Adapun tashrif istilahnya
yaitu:

– ‫َرا َن – يَُرْو ُن – َرْوًَن – َوَمَر ًاَن – فهو – َرائِن – وذاك – َم ُرْون – ُر ْن – الَتَ ُر ْن‬

‫ ِم ْرَوان‬- 2‫َمَران‬

ِ ‫فَِإ ْن ََل ََتْتُ ِوّن بِ ِه فَ َال َك ْيل لَ ُكم ِع ْن ِدي وََل تَ ْقرب‬
)60( ‫ون‬َُ َ ْ َ ْ

" ‫" ََتْتُ ِوّن‬

Analisis Nahwu: Yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab rofa’. Dengan tanda rofa’
nya yaitu dengan dhammah. Dan diawali Huruf mudhoroah ta. Lafadh

‫ ََتْتُ ِوين‬berasal dari kata ‫ أ َََت– َأيْتُو‬mengikut wazan ‫يفعُل‬-‫فعل‬


َ Adapun tashrif
istilahnya yaitu:

ٍ
–‫ت‬ ُ ْ‫أ َََت – َأيْتُو – أَتْ ًوا – َوَمْئ ًىت – فهو – آت – وذاك – َمْئ تُو – أُئ‬
ُ ‫ت – الَتَ ْئ‬
‫ ِمْئ ًىت‬- 2‫َمْئ ًىت‬
110

ِ ‫" تَ ْقرب‬
" ‫ون‬َُ

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ ber I’rab rofa’ tanda rofa’nya
dengan tetapnya nun (tsubutunnun). Karena fi’ilnya berbentuk af’alul
ِ ‫ تَ ْقرب‬berasal
‫ون‬
khomsah dan diawali dengan huruf mudhoro’ah ta. Lafadh َُ
dari kata ‫ب‬ َ ‫ قَ ِر‬mengikuti wazan
ُ ‫ب–يَ ْقر‬
َ ‫يَ ْف َع ُل‬-‫ فَعِ َل‬Adapun tashrif istilahnya
yaitu:

ْ ‫ب – قَ ْرًَب – َوَم ْقَرًَب – فهو – قَا ِرب – وذاك – َم ْق ُرْوب – أقْ َر‬
–‫ب‬ َ ‫قَ ِر‬
ُ ‫ب – يَ ْقَر‬
2‫ب – َم ْقَرب‬
ْ ‫َالتَ ْقَر‬

ِ ‫قَالُوا سنُ را ِو ُد َع ْنه أَابهُ وإِ ََّّن لََف‬


)61( ‫اعلُو َن‬ َ َ ُ ََ

" ‫" َسنُ َرا ِو ُد‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ yang kemasukan sin taswif.

Huruf mudhori’nya berupa nun. Lafadh ‫ َسنُ َرا ِوُد‬berasal dari kata ‫َرا َوَد – يَُرا ِوُد‬
ِ ‫ي َف‬-‫ فَاعل‬Adapun tashrif istilahnya yaitu:
‫اع ُل‬
mengikuti wazan ُ ََ

– ‫َرا َوَد – يَُرا ِوُد – ُمَر َاوَدةً – َوِرَو ًادا – َوِريْ َو ًادا – فهو – ُمَرا ِود – وذاك – ُمَر َاود‬

‫ ُمَر َاود‬- ‫َرا ِو ْد – َالتَُرا ِو ْد – ُمَر َاود‬


111

‫وَنَا إِ َذا انْ َقلَبُوا إِ ََل أ َْهلِ ِه ْم‬


َ ُ‫اعتَ ُه ْم ِِف ِر َحاَلِِ ْم ل ََعلَّ ُه ْم يَ ْع ِرف‬
َ‫ض‬ ِ ِِ َ َ‫وق‬
ْ ‫ال لف ْت يَانِه‬
َ ِ‫اج َعلُوا ب‬ َ
)62( ‫ل ََعلَّ ُه ْم يَ ْرِجعُو َن‬

َ ُ‫" يَ ْع ِرف‬
" ‫وَنَا‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ marfu’ dengan tanda rofa’ nya
menggunakam dhammah. Dan diawali dengan huruf mudhoro’ah ya.

َ ُ‫ يَ ْع ِرف‬berasal dari kata ‫ف‬


‫وَنَا‬ ُ ‫ف–يَ ْع ِر‬
َ ‫ َعَر‬mengikuti wazan ‫يفع ُل‬ ِ
Lafadh َ -‫فَع َل‬.
Adapun tashrif istilahnya yaitu:

ْ ‫ف – َع ْرفًا – َوَم ْعَرفًا – فهو – َعا ِرف – وذاك – َم ْع ُرْوف – أ َْع ِر‬
-‫ف‬ ُ ‫ف – يَ ْع ِر‬
َ ‫َعَر‬

‫ – ِم ْعَرف‬2‫ف – َم ْع ِرف‬
ْ ‫َالتَ ْع ِر‬

" ‫"َ يَ ْرِجعُو َن‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ marfu’ dengan tetapnya nun
(tsubutunun), karena fi’ilnya berbentuk af’alul khomsah. Huruf

mudhori’nya berupa ya. Lafadh ‫يَْرِجعُو َن‬ berasal dari kata ُ‫َر َج َع – يَْرِجع‬

mengikuti wazan ‫يفعِل‬-‫فعل‬


َ Adapun tashrif istilahnya yaitu:

– ‫َر َج َع – يَْرِج ُع – َر ْج ًعا – َوَم ْر َج ًعا – فهو – َر ِاجع – وذاك – َم ْر ُج ْوع – ْأرِج ْع‬

‫ ِم ْر َجع‬- 2‫َالتَ ْرِج ْع – َم ْرِجع‬


‫‪112‬‬

‫فَ لَ َّما َر َجعُوا إِ ََل أَبِي ِه ْم قَالُوا ََي أ ََاب ََّن ُمنِ َع ِمنَّا الْ َك ْي ُل فَأ َْر ِس ْل َم َعنَا أَ َخ َاَّن نَ ْكتَ ْل َوإِ ََّّن‬

‫لَهُ َِلَافِظُو َن (‪)63‬‬

‫" نَ ْكتَ ْل "‬

‫‪Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’marfu’. Tanda rofa’nya yaitu‬‬

‫‪ berasal‬نَكْتَل ‪dengan dhammah dan diawali huruf mudhoro’ah nun. Lafadh‬‬


‫ْ‬
‫كتِل‪-‬يَكْتَل ‪dari kata‬‬
‫‪ Adapun tashrif istilahnya‬فَعِل‪-‬يَ ْف َعل ‪َ mengikuti wazan‬‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬
‫‪yaitu:‬‬

‫َكتِ َل – يَكْتَ ُل – َكْتلً – َوَمكْتَلً – فهو – َكاتِل – وذاك – َمكْتُ ْول – أ ْكتَ ْل –‬

‫الَتَكْتَ ْل – َمكْتَل‪2‬‬

‫ْي َحافِظاا ۖ‬ ‫َخ ِيه ِم ْن قَ ْب ُل ۖ فَ َّ‬


‫اَّللُ َخ ٌْ‬
‫ال هل آمنُ ُكم َعلَي ِه إََِّل َكما أ َِم ْن ت ُكم َعلَى أ ِ‬
‫َ ُ ْ‬ ‫قَ َ َ ْ َ ْ ْ‬

‫ني (‪)64‬‬ ‫الر ِِ‬


‫اْح َ‬ ‫َو ُه َو أ َْر َح ُم َّ‬

‫َّت إِلَي ِهم ۖ قَالُوا َي أَاب ََّن ما نَب ِغي ۖ ه ِذهِ‬ ‫اع ُه ْم َو َج ُدوا بِ َ‬
‫َ َ َ ْ َ‬ ‫اعتَ ُه ْم ُرد ْ ْ ْ‬
‫ضَ‬ ‫َول ََّما فَ تَ ُحوا َمتَ َ‬

‫ْي‬ ‫ِ‬ ‫اد َك ْي َل بَِع ٍْي ۖ َذلِ َ‬


‫ك َك ْي ٌل يَس ٌ‬ ‫ظ أَ َخ َاَّن َونَ ْز َد ُ‬
‫ْي أ َْهلَنَا َوََْن َف ُ‬‫ِ‬ ‫اعتُ نَا ُرد ْ ِ‬
‫َّت إل َْي نَا ۖ َوَن ُ‬ ‫ضَ‬ ‫بِ َ‬

‫(‪)65‬‬

‫" نَ ْب ِغي "‬


113

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ marfu’ dengan tanda rofa’nya

menggunakan dhammah. Lafadh ‫نَْبغِي‬ berasal dari kata ‫بَغَى–يَْبغِ ْي‬

mengikuti wazan ‫يفعِل‬-‫فعل‬


َ Adapun tashrif istilahnya yaitu:

‫بَغَى – يَْبغِ ْي – بِغَايَةً – َوَمْب غًى – فهو – ََب ٍغ – وذاك – َمْبغِي – أَبْ ِغ – َالتَ ْب ِغ‬

‫ ِمْب غًى‬- 2‫– َمْب غًى‬

" ‫ْي‬ ِ
ُ ْ ‫" َن‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ marfu’. Tanda rofa’nya yaitu
ِ
dengan dhammah. Huruf mudhori’nya berupa nun. Lafadh
ُ‫ ََن ْْي‬berasal dari
kata ‫ََيِْْي‬ ‫يفعِل‬-‫فعل‬
ُ – ‫َم َار‬ mengikuti wazan َ Adapun tashrif istilahnya yaitu:

2‫َم َار – ََيِْْيُ – َم ْ ًْيا – َوََمِْ َْيةً – فهو – َمايِر – وذاك – ََمِْْي – ِم ْر – َالََتِْر – ََمِْْي‬

‫ َِمَْْي‬-

"‫ظ‬
ُ ‫" ََْن َف‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ marfu’dengan dhammah. Huruf

mudhori’nya berupa nun Lafadh ‫ظ‬


ُ ‫ََْن َف‬ berasal dari kata ‫ظ‬ َ ‫َح ِف‬
ُ ‫ظ – َْحي َف‬

‫يفعل‬ ِ
mengikuti wazan َ -‫ فعل‬Adapun tashrif istilahnya yaitu:
114

– ‫َح َف ْظ‬ ِ ِ ُ ‫ظ – َحي َف‬ ِ


ْ ‫ظ – ح ْفظًا – َوَْحم َفظًا – فهو – َحافظ – َْحم ُف ْوظ – أ‬ ْ َ ‫َحف‬
.2‫حم َفظ‬
َْ – ‫َال َُْت َف ْظ‬

ۖ ‫ط بِ ُك ْم‬ َِّ ‫ون موثِاقا ِمن‬


َ ‫اَّلل لَتَأْتُن ََِّن بِ ِه إََِّل أَ ْن ُُيَا‬ ِ ِ ‫ال ل‬
َ ْ َ ُ‫َن أ ُْرسلَهُ َم َع ُك ْم َح ََّّت تُ ْؤت‬
ْ َ َ‫ق‬
ِ ُ ‫اَّلل َعلَى ما نَ ُق‬ َ َ‫فَ لَ َّما آتَ ْوهُ َم ْوثَِق ُه ْم ق‬
)66( ‫يل‬
ٌ ‫ول َوك‬ َ َُّ ‫ال‬

" ُ‫" أ ُْر ِسلَه‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ mansub dengan kemasukan amil
nawasib berupa an. tanda nashabnya yaitu dengan fathah dan diawali
ِ‫ أُر‬berasal dari kata ‫أَرسل–ي رِسل‬
dengan huruf mudhoro’ah alif. . Lafadh ُ‫سلَه‬ْ ُ ْ ُ ْ ََ
mengikuti wazan ‫يُ ْفعِل‬-‫ أَفْ َعل‬Adapun tashrif istilahnya yaitu:
ُ َ

‫أ َْر َس َل – يُْرِس ُل – إِ ْر َس ًاال – َوُم ْر َس ًل – فهو – ُم ْرِسل – وذاك – ُم ْر َسل – أ َْرِس ْل‬

‫ ُم ْر َسل‬- ‫– َالتُ ْرِس ْل – ُم ْر َسل‬

ِ ُ‫" تُ ْؤت‬
" ‫ون‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ marfu’ dengan tetapnya nun
(tsubutunnun). Tanda rofa’nya yaitu dengan dhammah, dan diawali dengan
ِ ُ‫ تُ ْؤت‬berasal dari kata ‫ أ َََت–أيْتُو‬mengikuti
‫ون‬
huruf mudhoro’ah ta. Lafadh َ
wazan ‫يفعل‬
ُ -‫فعل‬
َ Adapun tashrif istilahinya yaitu:
115

ٍ
–‫ت‬ ُ ْ‫أ َََت – َأيْتُو – أَتْ ًوا – َوَمْئ ًىت – فهو – آت – وذاك – َمْئ تُو – أُئ‬
ُ ‫ت – الَتَ ْئ‬
‫ ِمْئ ًىت‬- 2‫َمْئ ًىت‬

" ‫"َ لَتَأْتُن ََِّن‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ mansub. Tanda manshub nya

yaitu dengan fathah. Dan huruf mudhoro’ahnya yaitu ta. Lafadh ‫لَتَأْتُن َِّين‬

berasal dari kata ‫أ َََت– َأيْتُو‬ mengikuti wazan ‫يفعُل‬-‫فعل‬


َ Adapun tashrif

istilahinya yaitu:

ٍ
–‫ت‬ ُ ْ‫أ َََت – َأيْتُو – أَتْ ًوا – َوَمْئ ًىت – فهو – آت – وذاك – َمْئ تُو – أُئ‬
ُ ‫ت – الَتَ ْئ‬
‫ ِمْئ ًىت‬- 2‫َمْئ ًىت‬

"‫ط‬
َ ‫" ُُيَا‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ mansub dengan kemasukam amil

nawasib berupa an. Huruf mudhori’nya berupa ya. Lafadh ‫ط‬


َ ‫ ُحيَا‬berasal dari

kata ُ ‫ ُِحيْي‬-‫َحا َط‬


‫ط‬ َ ‫ أ‬mengikuti wazan ‫يُ ْفعِ ُل‬-‫أَفْ َع َل‬ Adapun tashrif istilahnya

yaitu:

– ‫ط – إِ َحاطَةً – َوُحمَاطًا – فهو – ُِحمْيط – وذاك – ُحمَاط – أ َِح ْط‬


ُ ‫ ُِحيْي‬- ‫َحا َط‬
َ‫أ‬
2‫الَ ُُِت ْط – ُحمَاط‬
116

" ‫ول‬
ُ ‫"َ نَ ُق‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ marfu’. Tanda rofa’ nya yaitu

dengan dhammah. Huruf Mudhori’nya berupa nun. Lafadh ‫ول‬


ُ ‫ نَ ُق‬berasal dari

kata ‫ال–يَ ُق ْو ُل‬


َ َ‫ ق‬mengikuti wazan ‫يفعل‬
ُ -‫فعل‬
َ Adapun tashrif istilahnya yaitu:

‫ال – يَ ُق ْو ُل – قَ ْوًال – َوَم َق ًاال – فهو – قَائِل – وذاك – َم ُق ْول – قُ ْل – َالتَ ُق ْل‬
َ َ‫ق‬

‫– َم َقال – ِم ْق َول‬

Dan untuk tashrif lughowinya yaitu:

‫أَقُ ْو ُل‬ ‫ي‬ ِ


َ ْ ‫تَ ُق ْول‬ ‫تَ ُق ْو ُل‬ ‫تَ ُق ْو ُل‬ ‫يَ ُق ْو ُل‬

‫نَ ُق ْو ُل‬ ‫تَ ُق ْوَال ِن‬ ‫تَ ُق ْوَال ِن‬ ‫تَ ُق ْوَال ِن‬ ‫يَ ُق ْوَال ِن‬

‫تَ ُق ْل َن‬ ‫تَ ُق ْولُْو َن‬ ‫يَ ُق ْل َن‬ ‫يَ ُق ْولُْو َن‬

ٍ ‫اح ٍد َوا ْد ُخلُوا ِم ْن أَبْ َو‬


‫اب ُمتَ َف ِرقَ ٍة ۖ َوَما أُ ْغ َِن‬ ِ‫بو‬ ِ
َ ٍ ‫َن ََل تَ ْد ُخلُوا م ْن َاب‬
َّ َِ‫ال ََي ب‬
َ َ‫َوق‬

‫ْت ۖ َو َعلَْي ِه فَ لْيَ تَ َوَّك ِل‬ َِِّ ‫اَّلل ِمن َشي ٍء ۖ إِ ِن ا ِْل ْكم إََِّل‬
ُ ‫َّلل ۖ َعلَْي ِه تَ َوَّكل‬ ِ ِ
ُ ُ ْ ْ َّ ‫َع ْن ُك ْم م َن‬
)67( ‫ال ُْمتَ َوكِلُو َن‬

" ‫" تَ ْد ُخلُوا‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ mansub dengan kemasukan amil
nawasib la nahiyah. Tanda nashab nya yaitu dengan membuang nun
117

(hadzfunun) karena fi’ilnya berbentuk af’alul khomsah. Dan diawali dengan

huruf mudhoro’ah ta. Lafadh ‫تَ ْد ُخلُوا‬ berasal dari kata ‫َد َخ َل–يَ ْد ُخ ُل‬

mengikuti wazan ‫يَ ْفعُل‬-‫ فَ َعل‬Adapun tashrif istilahnya yaitu:


ُ َ

ِ ‫دخل – ي ْدخل – دخ ًل – وم ْدخ ًل – فهو – د‬


– ‫اخل – وذاك – َم ْد ُخ ْول‬ َ َ ََ َْ ُُ َ َََ
‫ – ِم ْد َخل‬2‫أ ُْد ُخ ْل – َالتَ ْد ُخ ْل – َم ْد َخل‬

Dan untuk tashrif lughowinya yaitu:

‫أ َْد ُخ ُل‬ ‫ي‬ ِ


َ ْ ‫تَ ْد ُخل‬ ‫تَ ْد ُخ ُل‬ ‫تَ ْد ُخ ُل‬ ‫يَ ْد ُخ ُل‬

‫نَ ْد ُخ ُل‬ ‫تَ ْد ُخ َل ِن‬ ‫تَ ْد ُخ َل ِن‬ ‫تَ ْد ُخ َل ِن‬ ‫يَ ْد ُخ َل ِن‬

‫تَ ْد ُخ ْل َن‬ ‫تَ ْد ُخلُ ْو َن‬ ‫يَ ْد ُخلُ ْو َن يَ ْد ُخ ْل َن‬

" ‫" أُ ْغ َِن‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori marfu’.tanda rofa’nya yaitu

dengan dhammah dan diawali dengan huruf mudhoro’ah alif. Lafadh ‫أُ ْغ ِين‬

berasal dari kata ‫ أَ ْغ َىن–يُ ْغ ِ ْين‬mengikuti wazan ‫يُ ْفعِ ُل‬-‫ أَفْ َع َل‬Adapun tashrif
istilahnya yaitu:

‫أَ ْغ َىن – يُ ْغ ِ ْين – إِ ْغنَاءً – َوُم ْغ ًىن – فهو – ُم ْغ ٍن – وذاك – ُم ْغ ًىن – أَ ْغ ِن – َالتُ ْغ ِىن‬

2‫– ُم ْغ ًىن‬
118

‫اَّلل ِم ْن َش ْي ٍء إََِّل‬
َِّ ‫ث أَمرهم أَبوهم ما َكا َن ي غْ َِن َع ْن هم ِمن‬
َ ُْ ُ
ِ
َ ْ ُ ُ ْ ُ َ َ ُ ‫َول ََّما َد َخلُوا م ْن َح ْي‬
ِ ‫اها ۚ َوإِنَّهُ لَ ُذو ِعل ٍْم لِ َما َعلَّ ْمنَاهُ َولَ ِك َّن أَ ْكثَ َر الن‬
‫َّاس ََل‬ َ‫ض‬ َ َ‫وب ق‬ ِ ‫اجةا ِِف نَ ْف‬
َ ‫س يَ ْع ُق‬ َ ‫َح‬

)68( ‫يَ ْعلَ ُمو َن‬

ْ ِ ْ‫" يُغ‬
" ‫َن‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori marfu’.tanda rofa’nya yaitu

dengan dhammah dan diawali dengan huruf mudhoro’ah ya. Lafadh ‫يُ ْغ ِ ْين‬

berasal dari kata ‫ أَ ْغ َىن–يُ ْغ ِ ْين‬mengikuti wazan ‫يُ ْفعِ ُل‬-‫ أَفْ َع َل‬Adapun tashrif
istilahnya yaitu:

– ‫أَ ْغ َىن – يُ ْغ ِ ْين – إِ ْغنَاءً – َوُم ْغ ًىن – فهو – ُم ْغ ٍن – وذاك – ُم ْغ ًىن – أَ ْغ ِن‬

2‫َالتُ ْغ ِىن – ُم ْغ ًىن‬

" ‫" يَ ْعلَ ُمو َن‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ marfu’. Tandanya rofa’nya yaitu
dengan tetapnya nun (tsubutunnun) karena fi’ilnya berbentuk af’alul

khomsah dan dengan diawali huruf mudhoro’ah ya. Lafadh ‫ن‬


َ ‫ يَ ْعلَمو‬berasal ُ
dari kata ‫َعلِ َم–يَ ْعلَ ُم‬ mengikuti wazan ‫يَ ْف َع ُل‬-‫ فَعِ َل‬Adapun tashrif istilahnya
yaitu:
119

‫ فهو – َعاِل – وذاك – َم ْعلُ ْوم –أ َْعلَ ْم – َالتَ ْعلَ ْم‬- ‫َعلِ َم – يَ ْعلَ ُم – ِع ْل ًما – َوَم ْعلَ ًما‬

2‫– َم ْعلَم‬

۠ ِِ
‫س ِِبَا َكانُ ْوا‬ ‫ى‬
ِٕ
ْ َْ ‫ت‬ ‫ب‬ ‫ت‬
َ ‫ال‬
َ ‫ف‬
َ ‫ك‬
َ ‫و‬ ‫خ‬‫ا‬
َ ‫َّن‬ َ َ‫ف اوٓى اِل َْي ِه اَ َخاهُ ق‬
ْ ُ َ َ‫ال اّنْٓ ا‬ َ ‫َول ََّما َد َخلُ ْوا َعلى يُ ْو ُس‬

)69( ‫يَ ْع َملُ ْو َن‬

"‫س‬
ْ ‫" تَ ْب تَ ِٕى‬
Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’majzum dengan kemasukan lam

amr. Dan diawali dengan huruf mudhoro’ah ta. Lafadh ‫س‬


ْ ‫ تَ ْب تَ ِٕى‬berasal dari
‫س‬ ِ ِ ‫يَ ْفتَعِ ُل‬-‫إِفْ تَ َع َل‬
kata
ُ ‫س–يَْب تَئ‬
َ ‫إبْتَ ئَا‬ mengikuti wazan Adapun tashrif

istilahnya yaitu:

– ‫َسا – فهو – ُمْب تَئِس – وذاك – ُمْب تَأَس‬


ً ‫اسا – َوُمْب تَأ‬
ِِ
ً َ‫س – إبْتئ‬
ِ
ُ ‫س – يَْب تَئ‬
ِ
َ َ‫إبْتَ ئ‬
2‫س – ُمْب تَ ئَس‬ ِ ِ ِ
ْ ‫س – َالتَ ْب تَئ‬
ْ ‫إبْتَئ‬

" ‫" يَ ْع َملُ ْو َن‬

Analisis Nahwu: Yaitu Jenis fi’il mudhori’ marfu’ dengan tetapnya nun
(tsubutunun), karena fi’ilnya berbentuk af’alul khomsah. Dan diawali huruf

mudhoro’ah ya. Lafadh ‫يَ ْع َملُ ْو َن‬ berasal dari kata ‫َع ِم َل–يَ ْع َم ُل‬ mengikuti

wazan ‫يفعل‬ ِ
َ -‫ فعل‬Adapun tashruf istilahnya yaitu:
‫‪120‬‬

‫َع ِم َل – يَ ْع َم ُل – َع ْم ًل – َوَم ْع َم ًل – فهو – َع ِامل – وذاك – َم ْع ُم ْول – أ َْع ِم ْل‬

‫– َالتَ ْع ِم ْل – َم ْع ِمل‪ِ - 2‬م ْع َمل‬

‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫َّزُه ْم ِِبَ َها ِزِه ْم‬


‫َج َع َل الس َقايَةَ ِِف َر ْح ِل أَخيه ُُثَّ أَذَّ َن ُم َؤذ ٌن أَيَّتُ َها الْع ُ‬
‫ْي‬ ‫فَ لَ َّما َجه َ‬

‫َسا ِرقُو َن (‪)70‬‬ ‫ِ‬


‫إنَّ ُك ْم ل َ‬

‫قَالُوا َوأَقْبَ لُوا َعلَْي ِه ْم َما َذا تَ ْف ِق ُدو َن (‪)71‬‬

‫" تَ ْف ِق ُدو َن "‬

‫‪Analisis Nahwu: yaitu jenis fi’il mudhori’ marfu’. Tanda rofa’nya yaitu‬‬
‫‪dengan tetapnya nun (tsubutunnun). Karena fi’ilnya berbentuk af’alul‬‬

‫‪ berasal‬تَ ْف ِق ُدو َ‬
‫ن ‪khomsah dan diawali dengan huruf mudhoro’ah ta. Lafadh‬‬

‫‪. Adapun tashrif istilahnya‬فَ َعل‪-‬يَ ْفعِل ‪ mengikuti wazan‬فَ َق َد–يَ ْف ِق ُ‬


‫د ‪dari kata‬‬
‫ُ‬ ‫َ‬
‫‪yaitu:‬‬

‫فَ َق َد – يَ ْف ِق ُد – فَ ْق ًدا – َوَم ْف َق ًدا – فهو – فَاقِد – وذاك – َم ْف ُق ْود – أَفْ ِق ْد –‬

‫َالتَ ْف ِق ْد – َم ْف ِقد‪ِ - 2‬م ْف َقد‬

‫ِ ِ‬ ‫ِِ ِ‬ ‫قَالُوا نَ ْف ِق ُد صو َ ِ ِ ِ‬
‫اع ال َْملك َول َم ْن َجاءَ بِه ْحْ ُل بَع ٍْي َوأَ ََّن بِه َزع ٌ‬
‫يم (‪)72‬‬ ‫َُ‬

‫" نَ ْف ِق ُد "‬
121

Analisis Nahwu: Yaitu jenis Fi’il mudhori’ marfu’. Tanda rofa’ nya yaitu

dengan dhammah. Dan diawali dengan huruf mudhoro’ah nun. Lafadh ‫نَ ْف ِق ُد‬

berasal dari kata ‫ فَ َق َد–يَ ْف ِق ُد‬mengikuti wazan ‫يَ ْفعِ ُل‬-‫فَ َع َل‬. Adapun tashrif
istilahnya yaitu:

– ‫فَ َق َد – يَ ْف ِق ُد – فَ ْق ًدا – َوَم ْف َق ًدا – فهو – فَاقِد – وذاك – َم ْف ُق ْود – أَفْ ِق ْد‬

‫ ِم ْف َقد‬- 2‫َالتَ ْف ِق ْد – َم ْف ِقد‬

ِ ِ ‫َّلل لََق ْد َعلِ ْمتُ ْم َما ِج ْئ نَا لِنُ ْف ِس َد ِِف ْاِل َْر‬
َ ‫ض َوَما ُكنَّا َسا ِرق‬
)73( ‫ني‬ َِّ ‫قَالُوا ََت‬

" ‫" لِنُ ْف ِس َد‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ mansub dengan kemasukan amil
nawasib lam ta’lil. Tanda nashabnya yaitu dengan fathah dan huruf

mudhoro’ahnya berupa nun. Lafadh ‫ لِنُ ْف ِس َد‬berasal dari kata ‫أَفْ َس َد–يُ ْف ِس ُد‬

mengikuti wazan ‫يُ ْفعِل‬-‫أَفْ َعل‬. Adapun tashrif istilahnya yaitu:


ُ َ

– ‫أَفْ َس َد – يُ ْف ِس ُد – إِفْ َس ًادا – َوُم ْف َس ًدا – فهو – ُم ْف ِسد – وذاك – ُم ْف َسد‬

‫ ُم ْف َسد‬- ‫أَفْ ِس ْد – َالتُ ْف ِس ْد – ُم ْف َسد‬

ِ ‫قَالُوا فَما جزا ُؤهُ إِ ْن ُكنْ تُم َك‬


َ ِ‫اذب‬
)74( ‫ني‬ ْ ََ َ

ِ َ ِ‫قَالُوا َج َزا ُؤهُ َم ْن ُو ِج َد ِِف َر ْحلِ ِه فَ ُه َو َج َزا ُؤهُ ۚ َك َذل‬


َ ‫ك ََْن ِزي الظَّال ِم‬
)75( ‫ني‬
122

" ‫" ََْن ِزي‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori marfu’.tanda rofa’nya yaitu

dengan dhammah dan diawali dengan huruf mudhoro’ah nun. Lafadh ‫ََْن ِزي‬

berasal dari kata ‫ َجَزى– ََْي ِز ْي‬mengikuti wazan ‫يَفعِل‬-‫فعل‬


َ Adapun tashrif
istilahnya yaitu:

ِ
ْ ‫َجَزى – ََْي ِز ْي – جَزايَةً – َوََْمًزى – فهو – َجا ٍز – وذاك – ََْم ِزي – أ‬
– ‫َج ِز‬

‫ ِ َْمًزى‬- ‫َال ََْت ِز – ََْمًزى‬

ِ ‫َخ ِيه ُُثَّ است ْخرجها ِمن ِو َع ِاء أ‬


َ ِ‫َخ ِيه ۚ َك َذل‬
‫ك كِ ْد ََّن‬ ِ ‫فَ ب َدأَ ِِبَو ِعيتِ ِهم قَ بل ِو َع ِاء أ‬
ْ َ َ َ َْ َْ ْ َ ْ َ
ٍ ‫اَّلل ۚ نَرفَع َدرج‬ ِِ ِ ِ ِ
‫ات َم ْن‬ َ َ ُ ْ َُّ َ‫ف ۖ َما َكا َن ليَأْ ُخ َذ أَ َخاهُ ِِف دي ِن ال َْملك إََِّل أَ ْن يَ َشاء‬
َ ‫وس‬
ُ ُ‫لي‬
ِ ِ ِ
ٌ ‫نَ َشاءُ َوفَ ْو َق ُك ِل ذي عل ٍْم َعل‬
)76( ‫يم‬

" ‫" لِيَأْ ُخ َذ‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ mansub dengan kemasukan amil
nawasib berupa lam ta’lil. Tanda nashabnya yaitu dengan dibaca fathah
ِ
ُ ْ‫ ليَأ‬berasal dari
huruf akhirnya. Huruf mudhoro’ahnya berupa ya. Lafadh ‫خ َذ‬

ُ ‫َخ َذ– َأيْ ُخ‬


kata ‫ذ‬ َ ‫ أ‬mengikuti wazan ‫يَ ْفعُل‬-‫ فَ َعل‬Adapun tashrif istilahnya yaitu:
ُ َ
123

– ‫ َخائِذ – وذاك – َمأْ ُخ ْوذ – أ ُْو ُخ ْذ‬- ‫َخ ًذ – َوَمأْ َخ ًذ – فهو‬


َ ‫َخ َذ – َأيْ ُخ ُذ – أ‬
َ‫أ‬
‫ – ِمْئ َخذ‬2‫ال ََتْ ُخ ْذ – َمأْ َخذ‬

Dan untuk tashrif lughowinya yaitu:

‫َخ ُذ‬
ُ‫أ‬ ‫ََتْ ُخ ِذيْ َن‬ ‫ََتْ ُخ ُذ‬ ‫ََتْ ُخ ُذ‬ ‫َأيْ ُخ ُذ‬

‫ََنْ ُخ ُذ‬ ‫ََتْ ُخ َذ ِان‬ ‫ََتْ ُخ َذ ِان‬ ‫ََتْ ُخ َذ ِان‬ ‫َأيْ ُخ َذ ِان‬

‫ََتْ ُخ ْذ َن‬ ‫ََتْ ُخ ُذ ْو َن‬ ‫َأيْ ُخ ْذ َن‬ ‫َأيْ ُخ ُذ ْو َن‬

" َ‫" يَ َشاء‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ mansub karena kemasukan amil
nawasib an. Tanda nashabnya yaitu dengan fathah dan diawali huruf

mudhoro’ah ya. Lafadh


َ‫ يَ َشاء‬berasal dari kata ُ‫ َشاءَ–يَ َشاء‬mengikuti wazan
‫فعل‬
َ َ‫ي‬-‫فعل‬
َ Adapun tashrif istilahnya yaitu:

َ‫َشاءَ – يَ َشاءُ – َشأْ ًَّي – َوَمْن َشأً – فهو – َش ٍاء – وذاك – َمْن ِشئ – أَ ْشأَ – َالتَ ْشأ‬

‫ ِم َشاء‬- 2‫– َم ْشأًى‬

" ‫” نَ ْرفَ ُع‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ marfu’. Tanda rofa’ nya yaitu

dengan dhammah dan diawali huruf mudhoro’ah nun. Lafadh ‫ نَْرفَ ُع‬berasal
124

dari kata ‫ َرفَ َع–يَْرفَ ُع‬mengikuti wazan ‫ي ْف َعل‬-‫فعل‬


َ Adapun tashrif istilahnya
yaitu:

‫َرفَ َع – يَْرفَ ُع – َرفْ ًعا – َرفْ ًعا – َوَم ْرفَ ًعا – فهو – َرافِع – وذاك – َم ْرفُ ْوع – أ َْرفَ ْع‬

‫ ِم ْرفَاع‬- 2‫– َالتَ ْرفَ ْع – َم ْرفَع‬

" ُ‫" نَشاء‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ marfu’.Tanda Rofa’nya yaitu

dengan dhammah. Dan diawali dengan huruf mudhori’ah nun. Lafadh


ُ‫نَشاء‬
berasal dari kata
ُ‫ َشاءَ–يَ َشاء‬mengikuti wazan ‫فعل‬
َ َ‫ي‬-‫فعل‬
َ Adapun tashrif

istilahnya yaitu:

َ‫َشاءَ – يَ َشاءُ – َشأْ ًَّي – َوَمْن َشأً – فهو – َش ٍاء – وذاك – َمْن ِشئ – أَ ْشأَ – َالتَ ْشأ‬

‫ ِم َشاء‬- 2‫– َم ْشأًى‬

‫ف ِِف نَ ْف ِس ِه َوََلْ يُ ْب ِد َها‬


ُ ‫وس‬ ِ ٌ َ‫قَالُوا إِ ْن يس ِر ْق فَ َق ْد سر َق أ‬
ُ ُ‫َس َّرَها ي‬
َ ‫خ لَهُ م ْن قَ ْب ُل ۚ فَأ‬ ََ َْ
ِ َ‫اَّلل أَ ْعلَم ِِبَا ت‬
)77( ‫ص ُفو َن‬ ُ َُّ ‫ال أَنْ تُ ْم َش ٌّر َم َك ااَّن ۖ َو‬
َ َ‫ََلُ ْم ۚ ق‬

" ‫" يَ ْس ِر ْق‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ majzum dengan kemasukan amil
jawazim in. Tanda jazm nya yaitu dengan sukun. Dan diawali huruf
125

ْ ‫ يَس ِر‬berasal dari kata ‫ سر َق–يَس ِر ُق‬mengikuti wazan


mudhro’ah ya. Lafadh ‫ق‬
ْ ْ ََ
‫يفعِل‬-‫فعل‬
َ Adapun tashrif istilahnya yaitu:

ْ ‫َسَر َق – يَ ْس ِر ُق – َس ْرقًا – َوَم ْسَرقًا – فهو – َسا ِرق – وذاك – َم ْسُرْوق – أ‬


‫َس ِر ْق‬

‫ ِم ْسَرق‬- 2‫– الَتَ ْس ِر ْق – َم ْس ِرق‬

" ‫َس َّرَها‬


َ ‫" فَأ‬

Analisis Nahwu: Yaitu fi’il mudhori’ mansub dengan kemasukan amil


nawashib fa sababiyah. Tanda nashabnya yaitu menggunakan fathah dan

huruf mudhoro’ahnya berupa alif. Lafadh ‫ فَأَس َّرَها‬berasal dari kata ‫َسَّر–يَ َسر‬
َ
mengikuti wazan ‫يَ ْف َعل‬-‫ فَ َعل‬Adapun tashrif istilahnya yaitu:
ُ َ

‫َسَّر – يَ َسر – َسًّرا – َوَم َّسًرا – فهو – َسار – وذاك – َم ْسُرْور – َس ِر – الَتَ َس ِر‬

2‫– َم َسر‬

" ‫" يُ ْب ِد َها‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ manshub. Tanda nashab nya

yaitu dengan fathah. Dan diawali huruf mudhoro’ah ya. Lafadh ‫يُْب ِد َها‬
ِ ‫ أَب َدى–ي ب‬mengikuti wazan ‫ي ْفعِل‬-‫ أَفْ عل‬Adapun tashrif
berasal dari kata ‫دي‬ ُْ ْ
ْ ُ َ ُ َ
istilahnya yaitu:
126

– ‫أَبْ َدى – يُْب ِد ْي – إِبْ َداءً – َوُمْب ًدى – فهو – ُمْب ٍد – وذاك – ُمْب ًدى – أَبْ ِد‬

2‫الَتُْب ِد – ُمْب ًدى‬

" ‫" أَ ْعلَ ُم‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ marfu’ dengan tanda rofa’nya

yaitu dhammah dan diawali huruf mudhoro’ah alif. Lafadh ‫َعلَم‬


ْ ‫ أ‬berasal dari ُ
kata ‫َعلَم–يُ ْعلِم‬
ْ ‫ أ‬mengikuti wazan ‫يُ ْفعِل‬-‫ أَفْ َعل‬Adapun tashrif istilahnya yaitu:
ُ َ ُ َ

– ‫أ َْعلَ َم – يُ ْعلِ ُم – إِ ْعلًَما – َوُم ْعلَ ًما – فهو – ُم ْعلِم – وذاك – ُم ْعلَم – أ َْعلِ ْم‬

‫ ُم ْعلَم‬- ‫َالتُ ْعلِ ْم – ُم ْعلَم‬

ِ َ‫" ت‬
" ‫ص ُفو َن‬

Analisis nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ marfu’ dengan tetapnya nun
(tsubutunnun), tanda rofa’nya yaitu dengan dhammah karena fi’ilnya
berbentuk af’alul khomsah. Dan diawali dengan huruf mudhoro’ah ta.
ِ َ‫ ت‬berasal dari kata ‫صف‬
‫ص ُفو َن‬ ِ ِ
Lafadh ُ َ‫ف–ي‬
َ ‫ص‬
َ ‫ َو‬mengikuti wazan ‫يفعل‬-‫فعل‬
َ
Adapun tashrif istilahnya yaitu:

– ‫ص ْوف‬ ِ ِ ِ ِ
ُ ‫ف – ص َفةً – َوَم ْوص ًفا – فهو – َواصف – وذاك – َم ْو‬
ُ ‫ف – يَص‬
َ ‫ص‬
َ ‫َو‬
‫صاف‬ ِ ِ ِ َ‫ف – الَت‬
ْ ‫ِص‬
َ ‫ مْي‬- 2‫ف – َم ْوصف‬
ْ ‫ص‬
127

‫اك ِم َن‬
َ ‫َح َد ََّن َم َكانَهُ ۖ إِ ََّّن نَ َر‬ ِ ِ
‫قَالُوا ََي أَي َها ال َْع ِز ُيز إ َّن لَهُ أ اَاب َش ْي اخا َكب ا‬
َ ‫ْيا فَ ُخ ْذ أ‬
ِ
َ ِ‫ال ُْم ْحسن‬
)78( ‫ني‬

" ‫اك‬
َ ‫" نَ َر‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ mansub, dengan alamat

nashabnya fathah. Huruf mudhori’nya nun .Lafadh ‫نََر َاك‬ berasal dari

kata ‫يَرى‬-‫ رأَى‬mengikuti wazan ‫ي ْف َعل‬-‫فعل‬


َ Adapun tashrif istilahnya yaitu:
َ َ ُ
ٍ ‫رأَى – ي رى – رْؤيةً – ومرأًى – فهو – ر‬
– ‫آء – وذاك – َم ْرئِي – َر – الَتَ َر‬َ َْ َ َ ُ ََ َ
‫ ِم ْرآة‬- ‫َم ْرأًى‬

)79( ‫اعنَا ِع ْن َدهُ إِ ََّّن إِذاا لَظَالِ ُمو َن‬ َِّ َ‫ال معاذ‬
َ َ‫اَّلل أَ ْن ََنْ ُخ َذ إََِّل َم ْن َو َج ْد ََّن َمت‬ َ َ َ َ‫ق‬

" ‫" ََنْ ُخ َذ‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ mansub dengan kemasukan amil
nawasib an. Tanda nashab nya yaitu dengan fathah. Dan diawali dengan

ُ ْ‫ ََن‬berasal dari kata ‫َخ َذ– َأيْ ُخ ُذ‬


huruf mudhoro’ah nun. Lafadh ‫خ َذ‬ ُ ‫ أ‬mengikuti
wazan ‫يَ ْف ُعل‬-‫فَ ُعل‬. Adapun tashrif istilahnya yaitu:
ُ َ

ِ ‫ أ‬- ‫أَخ َذ – أيْخ ُذ – أَخ ًذا – ومأْخ ًذا – فهو‬


‫َخْيذ – وذاك – أ َْو ُخ ْذ – الَََتْ ُخ ْذ‬ َ ََ َ َُ ُ
2‫– َمأْ َخذ‬
128

َّ ‫ال َكبِْيُُه ْم أَََلْ تَ ْعلَ ُموا أ‬


‫َن أ ََاب ُك ْم قَ ْد أَ َخ َذ‬ َ َ‫صوا ََِنيًّا ۖ ق‬ ِ ‫فَ لَ َّما است يأ‬
ُ َ‫َسوا م ْنهُ َخل‬
ُ َْْ
ِ َِّ ‫َعلَي ُكم موثِاقا ِمن‬
‫ض َح ََّّت‬
َ ‫ح ْاِل َْر‬
َ ‫ف ۖ فَلَ ْن أَبْ َر‬ ُ ُ‫اَّلل َوم ْن قَ ْب ُل َما فَ َّرطْتُ ْم ِِف ي‬
َ ‫وس‬ َ َْ ْ ْ
ِ
َ ‫ْي ا ِْلَاك ِم‬
)80( ‫ني‬ ُ ْ ‫اَّللُ ِل ۖ َو ُه َو َخ‬
َّ ‫ََيْ َذ َن ِل أَِّب أ َْو َُْي ُك َم‬

" ‫" تَ ْعلَ ُموا‬

Analisis nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ majzum dengan kemasukan amil
jawazim berupa alam. Tanda jazm nya yaitu dengan membuang nun (hadzfu

nun) karena fi’ilnya berbentuk af’alul khomsah. Lafadh ‫ تَ ْعلَ ُموا‬berasal dari

kata ‫علِم–يَ ْعلَم‬


َ mengikuti wazan ‫يفعل‬
ِ
َ -‫فَعل‬. Adapun tashrif istilahnya yaitu:
ُ َ ُ َ

‫َعلِ َم – يَ ْعلَ ُم – ِع ْل ًما – َوَم ْعلَ ًما – فهو – َع ِال – وذاك – َم ْعلُ ْوم – أ َْعلَ ْم – َالتَ ْعلَ ْم‬

2‫– َم ْعلَم‬

"‫ح‬
َ ‫" أَبْ َر‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ mansub dengan kemasukan amil
nawasib lan. Tanda nashab nya yaitu dengan fathah dan diawali dengan

huruf mudhoro’ah alif. Lafadh ‫ أَبْ َر َح‬berasal dari kata ‫ أَبْ َر َح–يُِْب ُح‬mengikuti

wazan ‫يُ ْفعِل‬-‫ أَفْ َعل‬Adapun tashrif istilahnya yaitu:


ُ َ
129

ً ‫أَبْ َر َح – يُِْب ُح – إِبْ َر‬


– ‫احا – َوُم ْ َب ًحا – فهو – ُم ِْبح – وذاك – ُم ْ َبح – أَبْر ِْح‬

‫ ُم ْ َبح‬- ‫الَتُِْب ْح – ُم ْ َبح‬

" ‫" ََيْذَ َن‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ mansub dengan kemasukan amil
nawasib hatta. Tanda nashabnya yaitu dengan fathah. Dan diawali dengan

huruf mudhoro’ah ya. Lafadh ‫ َأيْ َذ َن‬berasal dari kata ‫ َأيْ َذ ُن‬-‫ أ َِذ َن‬mengikuti

wazan ‫يَ ْف َعل‬-‫ فَعِل‬Adapun tashrif istilahnya yaitu:


ُ َ
ِ - ‫أ َِذ َن – أيْ َذ ُن – إِ ْذ ًَن – ومأْ َذ ًَن – فهو‬
‫آذن – وذاك – َمأْذُ ْون – إِيْ َذ ْن – الَ ََتْ َذ ْن‬ ََ َ
2‫– َمأْ َذن‬

" ‫" َُْي ُك َم‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ mansub dengan kemasukan amil
nawasib aw. Tanda nashabnya yaitu dengan fathah dan diawali dengan

huruf mudhoro’ah ya. Lafadh ‫كم‬


ُ ‫ َْحي‬berasal dari kata ‫ َْحي ُكم‬-‫ َح ُكم‬mengikuti
َ ُ َ
wazan ‫يَ ْف ُعل‬-‫ فَ ُعل‬Adapun tashrif istilahnya yaitu:
ُ َ

– ‫أح ُك ْم – الَ َُْت ُك ْم‬


ْ – ‫ْما – َوَْحم َك ًما – فهو – َح َكم‬
ً ‫َح ُك َم – َْحي ُك ُم – ُحك‬
2‫َْحم َكم‬
‫‪130‬‬

‫ك َس َر َق َوَما َش ِه ْد ََّن إََِّل ِِبَا َعلِ ْمنَا َوَما ُكنَّا‬


‫ْارِجعُوا إِ ََل أَبِي ُك ْم فَ ُقولُوا ََي أ ََاب ََّن إِ َّن ابْنَ َ‬

‫ني (‪)81‬‬ ‫لِ ْلغَي ِ ِ ِ‬


‫ب َحافظ َ‬ ‫ْ‬

‫واسأ َِل الْ َقريةَ الَِِّت ُكنَّا فِ َيها وال ِْعْي الَِِّت أَقْب لْنَا فِ َيها ۖ وإِ ََّّن لَص ِ‬
‫ادقُو َن (‪)82‬‬ ‫َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬ ‫َْ‬ ‫َ ْ‬

‫اَّللُ أَ ْن َيْتِي َِن ِبِِم َِ‬ ‫صْ ِ‬


‫ْج ايعا ۚ‬ ‫يل ۖ َع َسى َّ َ َ ْ‬ ‫ْب َْج ٌ‬
‫س ُك ْم أ َْم ارا ۖ فَ َ ٌ‬
‫َت لَ ُك ْم أَنْ ُف ُ‬
‫ال بَ ْل َس َّول ْ‬
‫قَ َ‬

‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬


‫يم (‪)83‬‬ ‫إنَّهُ ُه َو ال َْعل ُ‬
‫يم ا ِْلَك ُ‬

‫" ََيْتِيَ َِن "‬

‫‪Analisis Nahwu: Yaitu fi’il mudhori’ mansub dengan kemasukaan amil‬‬


‫‪nawasib an. Tanda nashabnya yaitu dengan fathah dan diawali dengan huruf‬‬

‫‪mudhoro’ah ya. Lafadh‬‬ ‫َأيْتِيَِين‬ ‫‪berasal dari kata‬‬ ‫ت‬ ‫ِ‬


‫أَتَى‪َ -‬أيْ ْ‬ ‫‪mengikuti‬‬

‫فعل‪-‬يفعِل ‪wazan‬‬
‫‪َ Adapun tashrif istilahnya yaitu:‬‬

‫ائت – وذاك – َمْئ ِِت – أأئْ ِت‪َ -‬ال ََتْ ِت‬


‫أَتَى – أيِْت – إ ََتيةً – ومْئ تًا – فهو – ٍ‬
‫َ ََ‬ ‫َ‬
‫– َمْئ ًىت – ِمْئ ًىت‬

‫يم‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫َوتَ َو ََّل َع ْن ُه ْم َوقَ َ‬


‫َّت َع ْي نَاهُ م َن ا ِْلُْزن فَ ُه َو َكظ ٌ‬
‫ف َوابْ يَض ْ‬
‫وس َ‬
‫َس َفى َعلَى يُ ُ‬
‫ال ََي أ َ‬

‫(‪)84‬‬

‫ضا أ َْو تَ ُكو َن ِم َن ا َْلَالِ ِكني (‪)85‬‬


‫ف َح ََّّت تَ ُكو َن َح َر ا‬ ‫ِ‬
‫قَالُوا ََت ََّّلل تَ ْفتَ ُؤا تَ ْذ ُك ُر يُ ُ‬
‫وس َ‬
131

" ‫" تَ ْفتَ ُؤا‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ marfu’. Tanda rofa’nya yaitu

dengan dhammah dan diawali huruf mudhoro’ah ta. Lafadh ‫تَ ْفتَ ُؤا‬ berasal

dari kata ُ‫يَ ْفتَأ‬-َ‫فَتَأ‬ mengikuti wazan ‫يفعل‬


َ -‫فعل‬
َ Adapun tashrif istilahnya

yaitu:

ْ‫فَتَأَ – يَ ْفتَأُ – فَ ْتأَةً – َوَم ْفتَأً – فهو – فَاتِئ – وذاك – َم ْفتُوء – أفْ تَأْ – الَتَ ْفتَأ‬

‫ ِم ْفتآء‬- 2‫– َم ْفتأ‬

" ‫" تَ ْذ ُك ُر‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ marfu’ dengan tanda rofa’nya

dhammah dan diawali dengan huruf mudhoro’ah ta. Lafadh ‫ تَ ْذ ُك ُر‬berasal

dari kata ‫يَ ْذ ُك ُر‬-‫ ذَ َكَر‬mengikuti wazan ‫يَ ْفعُ ُل‬-‫ فَ َع َل‬Adapun tashrif istilahnya
yaitu:

– ‫ذَ َكَر – يَ ْذ ُك ُر – ذَ ْكًرا – َوَم ْذ َكًرا – فهو – َذاكِر – وذاك – َم ْذ ُك ْور – أُذْ ُك ْر‬

‫ – ِم ْذ َكر‬2‫الَتَ ْذ ُك ْر – َم ْذ َكر‬

Dan untuk tashrif lughowinya yaitu:

‫أَذْ ُك ُر‬ ‫تَ ْذ ُك ِريْ َن‬ ‫تَ ْذ ُك ُر‬ ‫تَ ْذ ُك ُر‬ ‫يَ ْذ ُك ُر‬

‫نَ ْذ ُك ُر‬ ‫تَ ْذ ُكَر ِان‬ ‫تَ ْذ ُكَر ِان‬ ‫تَ ْذ ُكَر ِان‬ ‫يَ ْذ ُكَر ِان‬
132

‫تَ ْذ ُك ْر َن‬ ‫تَ ْذ ُك ُرْو َن‬ ‫يَ ْذ ُك ْر َن‬ ‫يَ ْذ ُك ُرْو َن‬

" ‫" تَ ُكو َن‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ mansub dengan kemasukan amil
nawashib hatta dengan tanda nashabnya menggunakan fathah dan diawali

dengan huruf mudhoro’ah ta. Lafadh ‫ تَ ُكو َن‬berasal dari kata ‫يَ ُك ْو ُن‬-‫َكا َن‬

mengikuti wazan ‫يَ ْفعُل‬-‫فَ َعل‬. Adapun tashrif istilahnya yaitu:


ُ َ

– ‫اَن – فهو – َكائِن – وذاك – َم ُك ْون – ُك ْن‬


ً ‫َكا َن – يَ ُك ْو ُن – َك ْوًَن – َوَم َك‬

‫ْون‬ ِ
َ ‫ – مك‬2‫َالتَ ُك ْن – َم َكان‬

" ‫" تَ ُكو َن‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ mansub dengan kemasukan amil
nawashib aw dengan tanda nashabnya menggunakan fathah dan diawali

dengan huruf mudhoro’ah ta. Lafadh ‫ تَ ُكو َن‬berasal dari kata ‫يَ ُك ْو ُن‬-‫َكا َن‬

mengikuti wazan ‫يَ ْفعُل‬-‫فَ َعل‬. Adapun tashrif istilahnya yaitu:


ُ َ

– ‫اَن – فهو – َكائِن – وذاك – َم ُك ْون – ُك ْن‬


ً ‫َكا َن – يَ ُك ْو ُن – َك ْوًَن – َوَم َك‬

‫ْون‬ ِ
َ ‫ – مك‬2‫َالتَ ُك ْن – َم َكان‬

َِّ ‫اَّلل وأَ ْعلَم ِمن‬


ِ ِ
)86( ‫اَّلل َما ََل تَ ْعلَ ُمو َن‬ َ ُ َ َّ ‫ال إَِّنَا أَ ْش ُكو بَثي َو ُح ْزِّن إِ ََل‬
َ َ‫ق‬
133

" ‫" أَ ْش ُكو‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ marfu’. Tanda rofa’nya yaitu

dengan dhammah dan diawali dengan huruf mudhoro’ah alif. Lafadh ‫أَ ْش ُكو‬

berasal dari kata ‫يَ ْش ُك ْو‬-‫ َش َكا‬mengikuti wazan ‫يَفعُ ُل‬-‫فعل‬


َ Adapun tashrif
istilahnya yaitu:

ٍ ‫َش َكا – ي ْش ُكو – َشكْوا – وم ْش ًكى – فهو – َش‬


ُ ‫اك – وذاك – َم ْش ُكو – أُ ْش‬
‫ك‬ ََ ً َ
‫ ِم ْش ًكى‬- 2‫ك – َم ْش ًكى‬
ُ ‫– الَتَ ْش‬

" ‫" أَ ْعلَ ُم‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ marfu’. Tanda rofa’nya yaitu

dengan dhammah dan diawali dengan huruf mudhoro’ah alif. Lafadh ‫أ َْعلَ ُم‬

berasal dari kaa ‫َعلِ َم–يَ ْعلَ ُم‬ mengikuti wazan ‫يَقغَل‬-‫فَعِ َل‬ Adapun tashrif

istilahnya yaitu:

‫َعلِ َم – يَ ْعلَ ُم – ِع ْل ًما – َوَم ْعلَ ًما – فهو – َع ِال – وذاك – َم ْعلُ ْوم – أ َْعلَ ْم – َالتَ ْعلَ ْم‬

2‫– َم ْعلَم‬

" ‫" تَ ْعلَ ُمو َن‬

Analisis Nahwu: Yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab rofa’. Tanda rofa’ nya yaitu
dengan tetapnya nun (tsubutunun), karena fi’ilnya berbentuk af’alul
134

khomsah. Dan dengan diawali huruf mudhoro’ah ya. Lafadh ‫ تَ ْعلَ ُمو َن‬berasal

dari kata ‫ َعلِ َم–يَ ْعلَ ُم‬mengikuti wazan ‫يَقغَل‬-‫ فَعِ َل‬Adapun tashrif istilahnya
yaitu:

‫َعلِ َم – يَ ْعلَ ُم – ِع ْل ًما – َوَم ْعلَ ًما – فهو – َع ِال – وذاك – َم ْعلُ ْوم – أ َْعلَ ْم – َالتَ ْعلَ ْم‬

2‫– َم ْعلَم‬

َِّ ‫َخ ِيه وََل تَيأَسوا ِمن رو ِح‬


‫اَّلل ۖ إِنَّهُ ََل‬ ِ َ ‫سسوا ِمن يوس‬ َّ َِ‫ََي ب‬
ْ َ ْ ُ ْ َ ‫ف َوأ‬ ُ ُ ْ ُ َّ ‫َن ا ْذ َهبُوا فَ تَ َح‬
َِّ ‫ي يأَس ِمن رو ِح‬
)87( ‫اَّلل إََِّل الْ َق ْو ُم الْ َكافِ ُرو َن‬ َْ ْ ُ َْ

" ‫َسوا‬
ُ ‫" تَ ْيأ‬

Analisis Nahwu: : Yaitu jenis fi’il mudhori marfu’ dengan membuang nun
(hadzfunnun) karena fi’ilnya berbentuk af’alul khomsah. Dan diawali

‫َسوا‬ ِ
dengan Huruf mudhoro’ah ta. Lafadh
ُ ‫ تَ ْيأ‬berasal dari kata ‫س‬
ُ َ‫يَْي ئ‬-‫س‬
َ ‫يَئ‬
mengikuti wazan ‫يَ ْف َعل‬-‫فَعِل‬. Adapun tashrif istilahnya yaitu:
ُ َ

‫َس‬ ِ ِ ِ
ْ ‫س – يَْئ ًسا – َوَمْي ئَ ًسا – فهو – ََّيئس – وذاك – َمْي ئُ ْوس – إ ْأي‬
ُ َ‫س – يَْي ئ‬
َ ‫يَئ‬
‫ َمْيأَس‬- ‫َس‬
ْ ‫– الَتَ ْيأ‬

" ‫َس‬
ُ ‫" يَ ْيأ‬

Analisis Nahwu: : Yaitu jenis fi’il mudhori marfu’ dengan membuang nun
(hadzfunnun) karena fi’ilnya berbentuk af’alul khomsah. Dan diawali
‫‪135‬‬

‫َس‬ ‫ِ‬
‫‪dengan Huruf mudhoro’ah ta. Lafadh‬‬
‫يَْيأ ُ‬ ‫‪berasal dari kata‬‬ ‫س‬
‫س‪-‬يَْي ئَ ُ‬
‫يَئ َ‬
‫‪. Adapun tashrif istilahnya yaitu:‬فَعِل‪-‬يَ ْف َعل ‪mengikuti wazan‬‬
‫ُ‬ ‫َ‬

‫َس‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫يئِ‬


‫س – يَْئ ًسا – َوَمْي ئَ ًسا – فهو – ََّيئس – وذاك – َمْي ئُ ْوس – إ ْأي ْ‬
‫ُ‬ ‫ئ‬
‫َ‬ ‫ي‬
‫ْ‬ ‫ي‬
‫َ‬ ‫–‬ ‫س‬
‫َ َ‬
‫َس ‪َ -‬مْيأَس‬
‫– الَتَ ْيأ ْ‬

‫اع ٍة م ْزجاةٍ‬ ‫فَ لَ َّما َد َخلُوا َعلَْي ِه قَالُوا ََي أَي َها ال َْع ِز ُيز َم َّ‬
‫سنَا َوأ َْهلَنَا الضر َو ِج ْئ نَا بِبِ َ‬
‫ضَ ُ َ‬
‫اَّلل ََْي ِزي الْمتَ ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫ني (‪)88‬‬
‫صدق َ‬‫ُ َ‬ ‫ص َّد ْق َعلَْي نَا ۖ إِ َّن ََّ‬
‫فَأ َْوف لَنَا الْ َك ْي َل َوتَ َ‬

‫" ََْي ِزي "‬

‫‪Analisis Nahwu: Yaitui jenis fi’il mudhari’ marfu’. Tanda rofa’nya yaitu‬‬

‫َي ِزي ‪dengan dhammah dan diawali dengan huruf mudhoro’ah ya. Lafad‬‬
‫َْ‬
‫‪berasal dari kata‬‬ ‫َجَزى‪ََْ -‬ي ِز ْي‬ ‫‪mengikuti wazan‬‬ ‫‪ Adapun tashrif‬فَ َع َل‪-‬يَ ْفعِ ُل‬
‫‪istilahnya yaitu:‬‬

‫ِ‬
‫َجَزى – ََْي ِز ْي – ج ِزايَةً – َوََْمًزى – فهو – َجا ٍز – وذاك – ََْم ِزي – ْ‬
‫أج ِز –‬

‫الَ ََْت ِز – ََْمًزى‪َْ ِ - 2‬مًزى‬

‫ف وأ ِ‬
‫َخ ِيه إِ ْذ أَنْ تم ج ِ‬ ‫ِ‬
‫اهلُو َن (‪)89‬‬ ‫ُْ َ‬ ‫ال َه ْل َعل ْمتُ ْم َما فَ َعلْتُ ْم بِيُ ُ‬
‫وس َ َ‬ ‫قَ َ‬
136

ِ ‫ف وه َذا أ‬
ُ‫اَّللُ َعلَْي نَا ۖ إِنَّه‬
َّ ‫َخي ۖ قَ ْد َم َّن‬ ُ ُ‫ال أَ ََّن ي‬
َ َ ُ ‫وس‬ َ َ‫ف ۖ ق‬
ُ ‫وس‬
ُ ُ‫ت ي‬ َ َّ‫قَالُوا أَإِن‬
َ ْ‫ك َِلَن‬
ِ
َ ِ‫َج َر ال ُْم ْحسن‬
)90( ‫ني‬ ْ ‫يع أ‬ ِ َّ ‫صِ ْْب فَِإ َّن‬
ُ ‫اَّللَ ََل يُض‬ ْ َ‫َم ْن يَت َِّق َوي‬

" ‫" يَت َِّق‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ majzum dengan kemasukan amil

ِ ‫ يَت‬berasal
jawazim man. Dan diawali dengan huruf mudhoro’ah ya. Lafadh ‫َّق‬

dari kata ‫إتَّقَّى–يَت َِّقى‬ mengikuti wazan ‫يَ ْفتَعِ ُل‬-‫إِفْ تَ َع َل‬ Adapun tashrif

istilahnya yaitu:

‫إتَّقَّى – يَت َِّقى – إِتَِقاءً – َوُمتَّ ًقى – فهو – ُمت ٍَّق – وذاك – ُمتَّ ًقى – إت َِّق – الَتَت َِّق‬

2‫– ُمتَّ ًقى‬

" ‫صِ ْْب‬


ْ َ‫" ي‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ marfu’. Tanda rofa’-nya yaitu

dengan dhammah. Dan diawali huruf mudhoro’ah ya. Lafadh ‫صِ ْب‬
ْ َ‫ ي‬berasal
dari kata ‫صِب‬
ْ َ‫ي‬-‫ص َب‬
ُ َ mengikuti wazan
َ ‫يَ ْفعِ ُل‬-‫فَ َع َل‬. Adapun tashrif istilahnya
yaitu:

– ‫أصِ ْب‬ ْ ‫صابِر – وذاك – َم‬


ْ – ‫صبُ ْور‬ َ – ‫ص ًَبا – فهو‬ َ – ُ‫صِب‬
ْ ‫ص ْ ًبا – َوَم‬ ْ َ‫ص ََب – ي‬
َ
ِ
ْ ‫ م‬- 2‫صِب‬
‫ص َب‬ ْ ‫صِ ْب – َم‬
ْ َ‫الَت‬
137

" ‫يع‬ ِ
ُ ‫" يُض‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ marfu. Tanda rofa’nya yaitu
menggunakan dhammah dan diawali dengan huruf mudhoro’ah ya. Lafadh

‫يع‬ ِ ِ ‫ي‬-‫ضاع‬ ِ
ُ ‫يُض‬ berasal dari kata ‫ضْي ُع‬ ُ َ َ ‫ أ‬mengikuti wazan ‫يُ ْفع ُل‬-‫ أَفْ َع َل‬Adapun
tashrif istilahnya yaitu:

ِ ‫ضاع – أ‬
‫َض ْع‬ ِ ‫ضاعا – فهو – م‬
َ ‫ضْيع – وذاك – ُم‬ ِ ‫َضاع – ي‬
َ ِ‫ إ‬-‫ضْي ُع‬
ُ ً َ ‫اعةً – َوُم‬
َ‫ض‬ ُ َ َ‫أ‬
2‫ضاع‬ ِ ُ‫– الَت‬
َ ‫ض ْع – ُم‬

ِ َِّ ‫قَالُوا ََت‬


َ ِ‫اَّللُ َعلَْي نَا َوإِ ْن ُكنَّا ََلَاطئ‬
)91( ‫ني‬ َّ ‫َّلل لََق ْد آثَ َر َك‬

ِِ ‫الر‬ َّ ‫يب َعلَْي ُك ُم الْيَ ْو َم ۖ يَغْ ِف ُر‬


)92( ‫ني‬
َ ‫اْح‬ َّ ‫اَّللُ لَ ُك ْم ۖ َو ُه َو أ َْر َح ُم‬ َ ‫ال ََل تَثْ ِر‬
َ َ‫ق‬

َ ‫" تَثْ ِر‬


" ‫يب‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ mansub. Tanda nashab nya yaitu

dengan fathah. dan diawali dengan huruf mudhoro'ah ta. Lafadh


َ ْ‫تَثْ ِري‬
‫ب‬
ِ
berasal dari kata ُ ‫يَثْ ِر‬-‫ب‬
‫ب‬ َ ‫ ثََر‬mengikuti wazan ‫يَ ْفع ُل‬-‫ فَ َع َل‬Adapun tashrif
istilahnya yaitu:

ْ ‫ب – ثَْرًَب – َوَمثْ َرًَب – فهو – ًَث ِرب – وذاك – َمثْ ُرْوب – أثْ ِر‬
–‫ب‬ ُ ‫ب – يَثْ ِر‬
َ ‫ثََر‬
‫ – ِمثْ َرب‬2‫ب – َمثْ ِرب‬
ْ ‫الَتَثْ ِر‬

" ‫" يَغْ ِف ُر‬


138

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ marfu’, dengan tanda rofa’ nya
menggunakan dhammah dan diawali dengan huruf mudhoro’ah ya. Lafadh

‫ يَ ْغ ِف ُر‬berasal dari kata ‫يَ ْغ ِف ُر‬-‫ َغ َفَر‬mengikuti waza ‫يَ ْفعِ ُل‬-‫فَ َع َل‬. Adapun tashrif
istilahnya yaitu:

– ‫– غُ ْفًرا – َوَم ْغ َفًرا – فهو – َغافِر – وذاك – َم ْغ ُف ْور – إِ ْغ ِف ْر‬ ‫َغ َفَر – يَ ْغ ِف ُر‬

‫ ِم ْغ َفر‬- 2‫الَتَ ْغ ِف ْر – َم ْغ ِفر‬

‫ني‬ ْ ‫ْيا َوأْتُ ِوّن ِِب َْهلِ ُك ْم أ‬


َ ‫َْجَ ِع‬ ِ ِ ِ ِ ِِ
‫ا ْذ َهبُوا ب َقميصي َه َذا فَأَلْ ُقوهُ َعلَى َو ْجه أَِّب ََيْت بَص ا‬
)93(

ِ ‫" َي‬
" ‫ْت‬ َ

Analisis nahwu: Yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab nashab dengan tanda
nashabnya yaitu menggunakan fathah. Dan huruf mudhoro’ahnya dengan

ya. Lafadh ‫َأيْ ِت‬ berasal dari kata ‫ت‬ ِ


ْ ْ‫ َأي‬-‫أَتَى‬ mengikuti wazan ‫يفعِل‬-‫فعل‬
َ
Adapun tashrif istilahnya yaitu:

‫ َال ََتْ ِت‬-‫ائت – وذاك – َمْئ ِِت – أأئْ ِت‬


ٍ – ‫أَتَى – أيِْت – َإَتيةً – ومْئ تًا – فهو‬
ََ َ َ
‫– َمْئ ًىت – ِمْئ ًىت‬

ِ ‫ف ۖ لَوََل أَ ْن تُ َفنِ ُد‬ ِ ِ ِ َ‫ول ََّما ف‬


)94( ‫ون‬ ْ َ ‫وس‬ َ ‫وه ْم إِِّن َِلَج ُد ِر‬
ُ ُ‫يح ي‬ ُ ُ‫ال أَب‬
َ َ‫ْي ق‬
ُ ‫صلَت الْع‬
َ َ

ِ ‫" َِل‬
" ‫َج ُد‬
139

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ marfu’. Tanda rofa’nya yaitu

dengan dhammah dan diawali dengan huruf mudhoro’ah alif. Lafadh ‫َل َِج ُد‬

berasal dari kata ‫ ََِي ُد‬-‫َوِج َد‬ mengikuti wazan ‫يفعِل‬-‫فعِل‬ Adapun tashrif

istilahnya yaitu:

‫َوِج َد – ََِي ُد – ِج َدةً – َوَم ْوِج ًدا – فهو – َو ِاجد – وذاك – َم ْو ُج ْود – ِج ْد الَ ََِت ْد‬

2‫– َم ْوِجد‬

ِ ‫" تُ َفنِ ُد‬


" ‫ون‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis Fi’il mudhori’ marfu’ dengan tetapnya nun
(tsubutunnun). Tanda rofa’ nya yaitu dengan dhammah dan diawali dengan
ِ ‫ تُ َفنِ ُد‬berasal dari kata ‫ فَن ََّد–ي َفنِ ُد‬mengikuti
huruf mudhoro’ah ta. Lafadh ‫ون‬ ُ
wazan ‫يُ َفعِل‬-‫ فَ َّعل‬Adapun tashrif istilahnya yaitu:
ُ َ

– ‫فَن ََّد – يُ َفنِ ُد – تَ ْفنِْي ًدا – تَ ْفنِ َدةً – تَ ْفنَ ًادا – تِْفنَ ًادا – ُم َفن ََّدا – فهو – ُم َفنِد‬

2‫وذاك – ُم َفنَّد – فَنِ ْد – الَتُ َفنِ ْد – ُم َفنَّد‬

َ ِ‫ض َالل‬
)95( ‫ك الْ َق ِد ِمي‬ َ ‫ك ل َِفي‬ َِّ ‫قَالُوا ََت‬
َ َّ‫َّلل إِن‬

‫ال أَََلْ أَقُ ْل لَ ُك ْم إِِّن أَ ْعلَ ُم‬ ِ ِ ِ


‫ْي أَلْ َقاهُ َعلَى َو ْج ِهه فَ ْارتَ َّد بَص ا‬
َ َ‫ْيا ۖ ق‬ ُ ‫فَ لَ َّما أَ ْن َجاءَ الْبَش‬
َِّ ‫ِمن‬
)96( ‫اَّلل َما ََل تَ ْعلَ ُمو َن‬ َ
140

" ‫" أَقُ ْل‬

Analisis Nahwu: Yaitu Fi’il mudhori’ majzum dengan kemasukan amil


jawazim alam. Tanda jazm nya yaitu dengan sukun dan diawali huruf

mudhoro’ah alif. Lafadh ‫ أَقُ ْل‬berasal dari kata ‫يَ ُق ْو ُل‬-‫ال‬


َ َ‫ ق‬mengikuti wazan

‫يفعُل‬-‫ فَ َعل‬Adapun tashrif istilahnya yaitu:

‫ يَ ُق ْو ُل – قَ ْوالً – َوَم َقاالً – فهو – قَائِل – وذاك – َم ُق ْول – قُ ْل – الَتَق ْل‬-‫ال‬


َ َ‫ق‬

‫ ِم ْق َول‬- 2‫– َم َقال‬

" ‫" أَ ْعلَ ُم‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ marfu’. Tanda rofa’nya yaitu

dengan dhammah dan diawali dengan huruf mudhoro’ah alif. Lafadh ‫أ َْعلَ ُم‬

berasal dari kaa ‫َعلِ َم–يَ ْعلَ ُم‬ mengikuti wazan ‫يَقغَل‬-‫فَعِ َل‬ Adapun tashrif

istilahnya yaitu:

‫َعلِ َم – يَ ْعلَ ُم – ِع ْل ًما – َوَم ْعلَ ًما – فهو – َع ِال – وذاك – َم ْعلُ ْوم – أ َْعلَ ْم – َالتَ ْعلَ ْم‬

2‫– َم ْعلَم‬

" ‫" تَ ْعلَ ُمو َن‬

Analisis Nahwu: Yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab rofa’. Tanda rofa’ nya yaitu
dengan tetapnya nun (tsubutunun), karena nun salah satu tanda dari af’alul
khomsah. dan dengan wawu dhammir muttasil dengan mahal rofa’. Dan
‫‪141‬‬

‫ن ‪dengan diawali huruf mudhoro’ah ya. Lafadh‬‬


‫‪ berasal dari kata‬تَ ْعلَمو َ‬ ‫ُ‬ ‫َعلِ َم‬

‫يفعل ‪ – mengikuti wazan‬يَ ْعلَ ُم‬ ‫ِ‬


‫‪ Adapun tashrif istilahnya yaitu:‬فَعل‪َ -‬‬

‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َعل َم – يَ ْعلَ ُم – ِع ْل ًما – َوَم ْعلَ ًما – فهو – َعال – وذاك – َم ْعلُ ْوم – ْ‬
‫أعلَ ْم – َالتَ ْعلَ ْم‬

‫– َم ْعلَم‪2‬‬

‫ِ‬ ‫ِ‬
‫استَ غْف ْر لَنَا ذُنُوبَنَا إِ ََّّن ُكنَّا َخاطئِ َ‬
‫ني (‪)97‬‬ ‫قَالُوا ََي أ ََاب ََّن ْ‬

‫يم (‪)98‬‬ ‫ف أَست غْ ِفر لَ ُكم رِّب ۖ إِنَّه هو الْغَ ُفور َّ ِ‬


‫الرح ُ‬ ‫ُ‬ ‫ال َس ْو َ ْ َ ُ ْ َ ُ ُ َ‬ ‫قَ َ‬

‫َستَ غْ ِف ُر "‬
‫"أْ‬

‫‪Analisis Nahwu: Yaitu Jenis fi’il mudhori’ yang kemasukan saufa taswif‬‬
‫‪yang menjadikan fi’il mudhori’ tersebut mempunyai makna zaman istiqbal.‬‬

‫‪Lafadh‬‬ ‫َستَ ْغ ِف ُر‬ ‫ِ‬


‫إِ ْستَ ْف َع َل‪-‬يَ ْستَ ْفع ُل ‪ mengikuti wazan‬إِ ْستَ ْغ َفَر ‪ berasal dari kata‬أ ْ‬
‫‪Adapun tashrif istilahnya yaitu:‬‬

‫إِ ْستَ ْغ َفَر – يَ ْستَ ْغ ِف ُر – إِ ْستِ ْغ َف ًارا – َوُم ْستَ ْغ َفًرا – فهو – ُم ْستَ ْغ ِفر – وذاك –‬

‫ُم ْستَ ْغ َفر – إِ ْستَ ْغ ِف ْر – الَتَ ْستَ ْغ ِف ْر – ُم ْستَ ْغ َفر‪2‬‬

‫ال ا ْد ُخلُوا ِمصر إِ ْن َشاء َّ ِ‬


‫آوى إِل َْي ِه أَبَ َويْ ِه َوقَ َ‬
‫اَّللُ آمنِ َ‬
‫ني‬ ‫َ‬ ‫َْ‬ ‫ف َ‬‫وس َ‬
‫فَ لَ َّما َد َخلُوا َعلَى يُ ُ‬

‫(‪)99‬‬
‫‪142‬‬

‫ي ِم ْن‬ ‫ِ‬
‫ال ََي أَبَت َه َذا ََتْ ِو ُ‬
‫يل ُرْؤََي َ‬ ‫َوَرفَ َع أَبَ َويْ ِه َعلَى ال َْع ْر ِ‬
‫ش َو َخروا لَهُ ُس َّج ادا ۖ َوقَ َ‬

‫الس ْج ِن َو َجاءَ بِ ُك ْم ِم َن‬


‫قَ بل قَ ْد جعلَها رِّب ح ًّقا ۖ وقَ ْد أَحسن ِّب إِ ْذ أَ ْخرج َِن ِمن ِ‬
‫ََ َ‬ ‫ْ ُ ََ َ َ َ َ ْ َ َ‬
‫َط ٌ ِ‬
‫يف ل َما يَ َشاءُ ۚ إِنَّهُ‬
‫الشيطَا ُن ب ي َِن وب ْني إِ ْخوِت ۚ إِ َّن رِّب ل ِ‬
‫َ‬ ‫غ َّ ْ َ ْ َ َ َ َ‬ ‫الْبَ ْد ِو ِم ْن بَ ْع ِد أَ ْن نَ َز َ‬

‫يم (‪)100‬‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬


‫يم ا ِْلَك ُ‬
‫ُه َو ال َْعل ُ‬

‫" يَ َشاءُ "‬

‫‪Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ marfu’.Tanda Rofa’nya yaitu‬‬

‫‪dengan dhammah. Dan diawali dengan huruf mudhori’ah ya. Lafadh‬‬


‫يَ َشاءُ‬
‫‪berasal dari kata‬‬
‫فعل ‪َ mengikuti wazan‬شاءَ–يَ َشاءُ‬
‫فعل‪-‬يَ َ‬
‫َ‬ ‫‪Adapun tashrif‬‬

‫‪istilahnya yaitu:‬‬

‫َشاءَ – يَ َشاءُ – َشأْ ًَّي – َوَمْن َشأً – فهو – َش ٍاء – وذاك – َمْن ِشئ – أَ ْشأَ – َالتَ ْشأَ‬

‫– َم ْشأًى‪ِ - 2‬م َشاء‬

‫السماو ِ‬ ‫يل ْاِل ِ ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬


‫ات‬ ‫ب قَ ْد آتَ ْي تَ َِن م َن ال ُْملْك َو َعلَّ ْمتَ َِن م ْن ََتْ ِو ِ َ‬
‫َحاديث ۚ فَاط َر َّ َ َ‬ ‫َر ِ‬

‫ني‬ ‫ت َولِيِي ِِف الدنْ يَا َو ْاْل ِخ َرةِ ۖ تَ َوفََِّن ُم ْسلِ اما َوأَ ِْلِ ْق َِن ِاب َّ‬
‫لصاِلِِ َ‬ ‫َو ْاِل َْر ِ‬
‫ض أَنْ َ‬

‫(‪)101‬‬
143

ْ ‫ت لَ َديْ ِه ْم إِ ْذ أ‬
‫َْجَعُوا أ َْم َرُه ْم َو ُه ْم‬ َ ‫وح ِيه إِل َْي‬
َ ‫ك ۖ َوَما ُك ْن‬ ِ ‫ك ِم ْن أَنْ بَ ِاء الْغَْي‬
ِ ُ‫ب ن‬ َ ِ‫َذل‬

)102( ‫َيَْ ُك ُرو َن‬

" ‫" َيَْ ُك ُرو َن‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ marfu’ dengan tetapnya nun
(tsubutunnun) karena fi’ilnya berbentuk af’alul khomsah. Tanda rofa’nya
yaitu dengan dhammah dan diawali dengan huruf mudhoro’ah ya. Lafadh

‫َيَْ ُك ُرو َن‬ berasal dari kata ‫َيَْ ُك ُر‬-‫ َم َكَر‬mengikuti wazan ‫يَ ْف ُع ُل‬-‫ فَ َع َل‬Adapun
tashrif istilahnya yaitu:

– ‫َم َكَر – َيَْ ُك ُر – َمكًْرا – َوَمَْ َكًرا – فهو – َماكِر – وذاك – َمَْ ُك ْور – أ ُْم ُك ْر‬

‫ – َِمْ َكر‬2‫الََتَْ ُك ْر – َمَْ َكر‬

Dan untuk tashrif lughowinya yaitu:

‫أ َْم ُك ُر‬ ‫َتَْ ُك ِريْ َن‬ ‫َتَْ ُك ُر‬ ‫َتَْ ُك ُر‬ ‫َيَْ ُك ُر‬

‫َنَْ ُك ُر‬ ‫َتَْ ُكَر ِان‬ ‫َتَْ ُكَر ِان‬ ‫َتَْ ُكَر ِان‬ ‫َيَْ ُكَر ِان‬

‫َتَْ ُك ْر َن‬ ‫َتَْ ُك ُرْو َن‬ ‫َيَْ ُك ْر َن‬ ‫َيَْ ُك ُرْو َن‬

ِ َ ‫َّاس ولَو حرص‬


َ ِ‫ت ِِبُْؤمن‬
)103( ‫ني‬ ْ َ َ ْ َ ِ ‫َوَما أَ ْكثَ ُر الن‬

ِ ِِ
َ ‫َج ٍر ۚ إِ ْن ُه َو إََِّل ِذ ْك ٌر لل َْعال َِم‬
)104( ‫ني‬ ْ ‫َوَما تَ ْسأَ َُلُ ْم َعلَْيه م ْن أ‬
144

" ‫" تَ ْسأَ َُلُ ْم‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ Marfu’dengan tanda rofa’nya


menggunakan dhammah dan diawali dengan huruf mudhoro’ah ta. Lafadh

‫تَ ْسأَ ُهلُْم‬ berasal dari kata ‫يَ ْسأ َُل‬-‫ َسأ ََل‬mengikuti wazan ‫يَ ْف َع ُل‬-‫ فَ َع َل‬Adapun
tashrif istilahnya yaitu:

‫َسأ ََل – يَ ْسأ َُل – َسأَْالةً – َوَم ْسأَالً – فهو – َسائِل – وذاك – َم ْس ُؤْؤل – إِ ْسأ َْل‬

‫ ِم ْسأَل‬- 2‫– الَتَ ْسأ َْل – َم ْسأَل‬

ِ ‫السماو‬ ٍ ِ
ُ ‫ض ََيُرو َن َعلَْي َها َو ُه ْم َعنْ َها ُم ْع ِر‬
)105( ‫ضو َن‬ ِ ‫ات َو ْاِل َْر‬ َ َ َّ ‫َوَكأَيِ ْن م ْن آيَة ِِف‬

" ‫" ََيُرو َن‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ marfu’ dengan tetapnya nun
(tsubutunnun) karena fi’ilnya berbentuk af’alul khomsah. Tanda rofa’nya
yaitu dengan dhammah dan diawali dengan huruf mudhoro’ah ya. Lafadh

‫َيَُرو َن‬ berasal dari kata ‫َيَُر‬-‫ َمَّر‬mengikuti wazan ‫يَ ْف ُع ُل‬-‫ فَ َع َل‬Adapun tashrif
istilahnya yaitu:

– ‫َمَّر – َيَُر – َمًّرا – َوَمًََّرا – فهو – َمار – وذاك – َمَُْرْور – ُمَّر – الََتََُّر – َمََر‬

‫َِمَر‬

Dan untuk tashrif lughowinya yaitu:


145

‫أ َُمر‬ ‫َتَُِريْ َن‬ ‫َتَُر‬ ‫َتَُر‬ ‫َيَُر‬

‫ََنُر‬ ‫َتََُّر ِان‬ ‫َتََُّر ِان‬ ‫َتََُّر ِان‬ ‫َيََُّر ِان‬

‫َتَُْرْر َن‬ ‫َتَُرْو َن‬ ‫َيَُْرْر َن‬ ‫َيَُرْو َن‬

َِّ ‫وما ي ْؤِمن أَ ْكثَرهم ِاب‬


)106( ‫َّلل إََِّل َو ُه ْم ُم ْش ِرُكو َن‬ ْ ُُ ُ ُ ََ

" ‫" يُ ْؤِم ُن‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhari’ marfu. Tanda rofa’ nya yaitu

dengan dhammah dan diawali dengan huruf mudhoro’ah ya. Lafadh ‫يُ ْؤِم ُن‬

berasal dari kata ‫ َآم َن–يُ ْؤِم ُن‬mengikuti wazan ‫يَ ْفعِ ُل‬-‫ فَ َع َل‬Adapun tashrif
istilahnya yaitu:

– ‫َآم َن – يُ ْؤِم ُن – إَِْيَنًا – َوُم ْؤَمنًا – فهو – ُم ْؤِمن – وذاك – ُم ْؤَمن – ِآم ْن‬

2‫الَتُ ْؤِم ْن – ُم ْؤَمن‬

‫اعةُ بَغْتَةا َو ُه ْم ََل يَ ْشعُ ُرو َن‬ َِّ ‫اب‬


َّ ‫اَّلل أ َْو ََتْتِيَ ُه ُم‬
َ ‫الس‬ ِ ‫اشيَةٌ ِم ْن َع َذ‬
ِ َ‫أَفَأ َِمنُوا أَ ْن ََتْتِي هم غ‬
ْ َُ
)107(

" ‫" ََتْتِيَ ُه ْم‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ mansub dengan kemasukan amil
nawashib an. Tanda nashabnya yaitu dengan fathah dan diawali dengan
146

huruf mudhoro’ah ta. Lafadh ‫ ََتْتِيَ ُه ْم‬berasal dari kata ‫ أَتَى– َأيِْت‬mengikuti

wazan ‫يَ ْفعِل‬-‫ فَ َعل‬Adapun tashrif istilahnya yaitu:


ُ َ

– ‫ َال ََتْ ِت‬-‫أت – وذاك – َمْئ ِِت – أأئْ ِت‬


ٍ – ‫أَتَى – أيِْت – َإَتيةً – ومْئ تًا – فهو‬
ََ َ َ
‫ ِمْئ ًىت‬- ‫َمْئ ًىت‬

" ‫" يَ ْشعُ ُرو َن‬

Analisis Nahwu: Yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab rofa, tanda rofa’ nya yaitu
dengan tetapnya nun (tsubutunun), karena bentuk fi’ilnya berupa af’alul

khomsah. Dan diawali dengan huruf mudhoroah ya. Lafadh ‫ن‬


َ ‫ يَ ْشعُرو‬berasal ُ
dari kata ‫شعُر‬
ْ َ‫ َش َعر–ي‬mengikuti wazan ‫يَ ْفعُل‬-‫فعل‬
َ . Adapun tashrif istilahnya
ُ َ ُ
yaitu:

ِ ‫َشعر – ي ْشعر – َشعرا – وم ْشعرا – فهو – َش‬


‫اعر – وذاك – َم ْشعُ ْور – أُ ْشعُْر‬ ًَ َ َ ً ْ ُُ َ ََ
‫ – ِم ْش َعر‬2‫– َالتَ ْشعُْر – َم ْش َعر‬

Dan untuk tashrif lughowinya yaitu:

‫أَ ْشعُُر‬ ‫تَ ْشعُ ِريْ َن‬ ‫تَ ْشعُُر‬ ‫تَ ْشعُُر‬ ‫يَ ْشعُُر‬

‫نَ ْشعُُر‬ ‫تَ ْشعَُر ِان‬ ‫تَ ْشعَُر ِان‬ ‫تَ ْشعَُر ِان‬ ‫يَ ْشعَُر ِان‬

‫تَ ْشعُْر َن‬ ‫تَ ْشعُُرْو َن‬ ‫يَ ْشعُْر َن‬ ‫يَ ْشعُُرْو َن‬
147

َِّ ‫صْيةٍ أَ ََّن وم ِن اتَّب ع َِن ۖ وسبحا َن‬


‫اَّلل َوَما أَ ََّن‬ ِ َِّ ‫قُل ه ِذهِ سبِيلِي أَ ْدعُو إِ ََل‬
َ ْ ُ َ َ َ َ َ َ َ‫اَّلل ۚ َعلَى ب‬ َ َْ
ِ ِ
َ ‫م َن ال ُْم ْش ِرك‬
)108( ‫ني‬

" ‫" أَ ْدعُ ْوآ‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ marfu’ . tanda rofa’nya yaitu

dengan dhammah dan diaali huruf mudhoro’ah alif. Lafadh ‫ أ َْدعُ ْوآ‬berasal

dari kata ‫يَ ْدعُو‬-‫ َد َعا‬mengikuti wazan ‫يفعل‬


َ -‫فعل‬
َ Adapun tashrif istilahnya
yaitu:

– ُ‫َد َعا – يَ ْدعُ ْو – َد ْع ًوى – َوَم ْد ًعى – فهو – َد ٍاع – وذاك – َم ْدعُو – ْأدع‬

‫ ِم ْد ًعآ‬- 2‫الَتَ ْدعُ – َم ْد ًعى‬

‫وحي إِل َْي ِه ْم ِم ْن أ َْه ِل الْ ُق َرى أَفَ لَ ْم يَ ِسْيُوا ِِف‬


ِ ُ‫ك إََِّل ِرج ااَل ن‬
َ َ ِ‫َوَما أ َْر َسلْنَا ِم ْن قَ ْبل‬
ِ ِ ْ ‫ف َكا َن َعاقِبةُ الَّ ِذين ِمن قَ بلِ ِهم ولَ َدار ْاْل ِخرةِ َخ‬
َ ‫ْي للَّذ‬
‫ين‬ ٌ َ ُ َ ْ ْ ْ َ َ ِ ‫ْاِل َْر‬
َ ‫ض فَ يَ ْنظُُروا َك ْي‬

)109( ‫اتَّ َق ْوا أَفَ َال تَ ْع ِقلُو َن‬

ِ ُ‫" ن‬
" ‫وحي‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis Fi’il mudhori’ marfu’. Tanda rofa’nya yaitu
ِ ُ‫ ن‬berasal
dengan dhammah dan diawali huruf mudhoro’ah nun. Lafadh ‫وحي‬
148

dari kata mengikuti ‫ىُ ْو ِح ْي‬-‫أ َْو َحى‬ wazan ‫يُ ْفعِل‬-‫أَفْ َعل‬ Adapun tashrif

istilahnya yaitu:

– ‫أ َْو َح – يُ ْو ِح ْي – إِ ْحيَاءً – َوُم ْو ًحى – فهو – ُم ْو ٍح – وذاك – ُم ْو ًحى – أ َْو ِح‬

2‫الَتُ ْو ِح – ُم ْو ًحى‬

" ‫" يَ ِسْيُوا‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ Mansub dengan lam juhud.
Tanda nashab nya yaitu dengan membuang nun (hadzfunnun) dan diawali

dengan huruf mudhoro’ah ya. Lafadh ‫ يَ ِسْيُوا‬berasal dari kata ‫يَ ِس ْ ُْي‬-‫َس َار‬

mengikuti wazan ‫يَ ْفعِ ُل‬-‫ فَ َع َل‬Adapun tashrif istilahnya yaitu:

– ‫أس ِر‬ ِ ِ ِ
ْ – ‫ يَس ْْيُ – َس ْ ًْيا – َوَمس ْ َْيةً – فهو – َسائر – وذاك – َم ْس ِري‬- ‫َس َار‬
‫ ِم ْسًرى‬- 2‫الَتَ ْس ِر – َم ْسًرى‬

" ‫" فَ يَ ْنظُُروا‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ marfu’ dengan membuang nun
(tsubutunnun). Tanda Rofa’nya yaitu dengan dhammah. Dan huruf

mudhoro’ahnya ya. Lafadh ‫ فَيَ ْنظُُروا‬berasal dari kata ‫ نَظََر–يَْنظُُر‬mengikuti

wazan ‫يَ ْف ُع ُل‬-‫ فَ َع َل‬Adapun tashrif istilahnya yaitu:


149

– ‫نَظََر – يَْنظُُر – نَظًْرا – َوَمْنظًَرا – فهو – ََن ِظر – وذاك – َمْنظُْور – أُنْظُْر‬

‫ ِمْنظَر‬- 2‫الَتَ ْنظُْر – َمْنظَر‬

" ‫"َ تَ ْع ِقلُو َن‬

Analisis Nahwu : Yaitu Fi’il Mudhori’ ber I’rab rofa’, dengan tetapnya nun
(tsubutunnun) karena fi’ilnya berbentuk af’alul khomsah dan dan diawali

dengan huruf mudhoroah ta. Lafadh ‫ تَ ْع ِقلُو َن‬berasal dari kata ‫يَ ْع ِق ُل‬-‫َع َق َل‬

mengikuti wazan ‫يَ ْفعِل‬-‫فَ َعل‬. Adapun tashrif istilahnya yaitu:


ُ َ
- ‫َع َق َل – يَ ْع ِق ُل – َع ْق ًل – َوَم ْع َق ًل – فهو – َعاقِل – وذاك – َم ْع ُق ْول – أ َْع ِق ْل‬

‫ ِم ْع َقل‬- 2‫َالتَ ْع ِق ْل – َم ْع ِقل‬

ْ َ‫َس الر ُس ُل َوظَنوا أ َََّنُ ْم قَ ْد ُك ِذبُوا َجاءَ ُه ْم ن‬


ۖ ُ‫ص ُرََّن فَ نُ ِج َي َم ْن نَ َشاء‬ ْ ‫َح ََّّت إِذَا‬
َ ‫استَ ْيأ‬
ِ ِ
َ ‫ْسنَا َع ِن الْ َق ْوم ال ُْم ْج ِرم‬
)110( ‫ني‬ ُ ‫َوََل يُ َرد َِب‬

" ‫" فَ نُ ِج َي‬

Analisis Nahwu: Yaitu Jenis fi’il mudhori’ mansub. Tanda nashab nya yaitu

dengan fathah dan diawali dengan huruf mudhoro’ah nun. Lafadh ‫فَنُ ِج َي‬

berasal dari kata ‫ ََِيى‬-‫َو َجى‬ mengikuti wazan ‫يفعِل‬-‫فعل‬


َ Adpun tashrif

istilahnya yaitu:
150

‫َو َجى – ََِيى – ِو َجايَةً – َوَم ْو ًجى – فهو – َو ٍاج – وذاك – َم ْوِجي – ِج – الَتَ ِج‬

‫ ِمْي ًجى‬- 2‫– َم ْو ًجى‬

" ُ‫" نَ َشاء‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ marfu’.Tanda Rofa’nya yaitu

dengan dhammah. Dan diawali dengan huruf mudhori’ah nun. Lafadh


ُ‫نَشاء‬
berasal dari kata
ُ‫ َشاءَ–يَ َشاء‬mengikuti wazan ‫فعل‬
َ َ‫ي‬-‫فعل‬
َ. Adapun tashrif

istilahnya yaitu:

َ‫َشاءَ – يَ َشاءُ – َشأْ ًَّي – َوَمْن َشأً – فهو – َش ٍاء – وذاك – َمْن ِشئ – أَ ْشأَ – َالتَ ْشأ‬
‫ ِم َشاء‬- 2‫– َم ْشأًى‬

" ‫" يُ َرد‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ marfu’ tanda rofa’ nya yaitu

dengan dhammah dan diawali dengan huruf mudhoro’ah ya. Lafadh ‫يَُررد‬

berasal dari kata ‫يَُررد‬-‫َرَّد‬ mengikuti wazan ‫يَ ْفعُ ُل‬-‫فَ َع َل‬ Adapun tashrif

istilahnya yaitu:

2‫َرَّد – يَُررد – َرًّدا – َوَمَّرًدا – فهو – َراد – وذاك – َم ْرُد ْود – ُرَّد – الَتَ ُرَّد – َمَرد‬

‫ِمَرد‬

Dan untuk tashrif lughowinya yaitu:


151

‫أ َُررد‬ ‫تَ ُرِديْ َن‬ ‫تَ ُررد‬ ‫تَ ُررد‬ ‫يَُررد‬

‫نَُررد‬ ‫تَ ُرَّد ِان‬ ‫تَ ُرَّد ِان‬ ‫تَ ُرَّد ِان‬ ‫يَُرَّد ِان‬

‫تَ ْرُد ْد َن‬ ‫تَ ُررد ْو َن‬ ‫يَْرُد ْد َن‬ ‫يَُررد ْو َن‬

َ ‫ص ِد‬ ِ ِ َ‫لََق ْد َكا َن ِِف ق‬


‫يق‬ ْ َ‫َتى َولَ ِك ْن ت‬ ِ
ََ ‫اب َما َكا َن َحديثاا يُ ْف‬ ِ ‫ْبةٌ ِِل‬
ِ َ‫ُول ْاِلَلْب‬ َ ْ ‫صص ِه ْم ع‬
َ

)111( ‫يل ُك ِل َش ْي ٍء َو ُه ادى َوَر ْْحَةا لَِق ْوٍم يُ ْؤِمنُو َن‬ ِ ِ َ ْ ‫الَّ ِذي ب‬
َ ‫ني يَ َديْه َوتَ ْفص‬َ

" ‫َتى‬
ََ ‫" يُ ْف‬

Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhari’ marfu’. Tanda rofa’ nya yaitu

dengan dhammah dan diawali dengan huruf mudhoro’ah ya. Lafadh ‫يُ ْف ََرت َٰى‬

َِ ‫ إِفََْرتى–يَ ْف‬mengikuti wazan ‫يَ ْفتَعِل‬-‫ إِفْ تَ َعل‬Adapun tashrif


berasal dari kata ‫رتي‬
ْ ُ َ
istilahnya yaitu:

– ‫إِفََْرتى – يَ ْف َِرت ْي – إِفِْ َرتاءً – َوُم ْف ًَرتى – فهو – ُم ْف ٍَرت – وذاك – ُم ْف ًَرتى – إفَِْرت‬

2‫الَتَ ْف َِرت – ُم ْف ًَرتى‬

" ‫يل‬ ِ
َ ‫" تَ ْفص‬
Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ mansub. Tanda nashabnya yaitu

‫يل‬ ِ
dengan fathah dan diawali dengan huruf mudhoro’ah ta. Lafadh
َ ‫تَ ْفص‬
152

ِ ‫ي ْف‬-‫ فَصل‬mengikuti wazan ‫ي ْفعِل‬-‫ فَعل‬Adapun tashrif


‫ص ُل‬
berasal dari kata َ ََ ُ َ ََ
istilahnya yaitu :

– ‫ص ْول‬ ِ ِ
ُ ‫صلً – فهو – فَاصل – وذاك – َم ْف‬
َ ‫صلً – َوَم ْف‬
ْ َ‫ص َل – يَ ْفص ُل – ف‬
َ َ‫ف‬
‫صل‬ ِ ِ ِ ِ
َ ‫ م ْف‬- 2‫افْص ْل – الَتَ ْفص ْل – َم ْفصل‬

" ‫" يُ ْؤِمنُو َن‬

Analisis Nahwu: Yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab rofa’. Tanda rofa’ nya yaitu
dengan tetapnya nun (tsubutunun), karena nun salah satu tanda dari af’alul
khomsah. dan dengan wawu dhammir muttasil dengan mahal rofa’. Dan

dengan diawali huruf mudhoro’ah ya. Lafadh ‫يُ ْؤِمنُو َن‬ berasal dari kata ‫أ ََم َن‬

‫– يُ ْؤِم ُن‬mengikuti wazan ‫يُ ْفعِ ُل‬-‫أَفْ َع َل‬ Adapun tashrif istilahnya yaitu:

– ‫اَن – َوُم ْؤَمنًا – فهو – ُم ْؤِمن – وذاك – ُم ْؤَمن – ِأم ْن‬


ً َ‫أ ََم َن – يُ ْؤِم ُن – إَِْي‬

2‫َالتُ ْؤِم ْن – ُم ْؤَمن‬


153

B. Pembahasan
Pada penelitian ini, peneliti mencari ayat fi’il mudhori dalam surah
yu>suf dan mengelompokannya berdasarkan wazan dan jenis fi’ilnya.
Kemudian peneliti menganalisis ayat fi’il mudhori’ dengan analisis nahwu.
Setiap ayat dalam Surah Yu>suf yang terdapat lafadh dalam bentuk fi’il
Mudhori’, maka akan di analisis nahwunya kemudian dicari asal kata dari
setiap lafadh tersebut. Tidak semua setiap ayat dalam surah yu>suf terdapat
lafadh dalam bentuk fi’il mudhori. Ada yang setiap ayatnya berjumlah 3
lafadh bentuk fi’il mudhori’nya, ada yang 4 lafadh dan ada juga yang lafadh
bentuk fi’il mudhori’nya berjumlah 6. Kurang lebih dalam surat yusuf ada
164 ayat bentuk fi’il Mudhori’nya. Yang mana peneliti telah menganalisis
setiap lafadhnya dalam bentuk analisis Nahwu dan mencari setiap asal kata
dari setiap lafadh tersebut kemudian mentashrifkan dengan tashrif istilahi
maupun Lughowi.
Untuk konsep pembelajaran nahwu di Madrasah Tsanawiyah
dengan materi ayat Surah Yu>suf maka dapat dipaparan melalui RPP berikut:

RENCANA PELAKSANA’AN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : Madrasah Tsanawiyah


Mata Pelajaran : Bahasa Arab
Kelas / Semester : IX / 1

Materi Pokok : Fi’il Mudhori’ )‫املضارع‬ ‫(فعل‬


Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai)
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian
154

dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara


efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, tehnologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memcahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.2 Menganalisis gagasan teks 4.2 Menyajikan hasil analisis,
bahasa arab yang berkaitan gagasan teks bahasa arab yang
dengan topik kehidupan sehari- berkaitan dengan topik
hari dengan memperhatikan kehidupan sehari-hari dengan
bentuk, makna, dan fungsi dari memperhatikan bentuk, makna,
susunan gramatikal nahwu dan dan fungsi dari susunan
pembagian fi’il berdasarkan gramatikal nahwu dan pembagian
Muanats dan mudzakar nya. fi’il berdasarkan Muanats dan
mudzakar nya, Baik secara lisan
maupun tulisan.

C. Indikator
1. Memahami tentang penyusunan fi’il mudhori’ yang telah dijelaskan
oleh guru.
2. Menerapkan fi’il mudhori’ dalam bentuk tashrif istilahi dan
Lughowi dalam jumlah yang telah ditetapkan oleh guru
‫‪155‬‬

‫‪3. Menghafal Fi’il Mudhari’ Tashrif Istilahi dan tashrif lughawi secara‬‬
‫‪bergantian dengan teman kelas‬‬

‫‪D. Tujuan Pembelajaran‬‬


‫‪1. Siswa dapat memahami tentan penyusunan fi’il mudhari’ yang telah‬‬
‫‪ditetapkan oleh guru‬‬
‫‪2. Siswa dapat Menerapkan fi’il mudhori’ dalam bentuk tashrif istilahi‬‬
‫‪dan Lughowi dalam jumlah yang telah ditetapkan oleh guru‬‬
‫‪3. Siswa dapat Menghafal Fi’il Mudhari’ Tashrif Istilahi dan tashrif‬‬
‫‪lughawi secara bergantian dengan teman kelas‬‬
‫‪E. Materi Pembelajaran‬‬
‫‪Lafal Surat Yusuf Ayat 1-15:‬‬

‫آَن َعَربِيًّا لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْع ِقلُو َن (‪)2‬‬


‫ي (‪ )1‬إِ ََّن أَنْ َزلْنَاهُ قُ ْر ً‬ ‫ت الْ ِكتَ ِ‬
‫اب الْمبِ ِ‬
‫ُ‬ ‫آَّي ُ‬
‫ك َ‬ ‫آ َٰلر تِْل َ‬

‫ت ِم ْن‬ ‫ص ِِبَا أ َْو َحْي نَا إِلَْي َ‬


‫ك ََٰه َذا الْ ُق ْرآ َن َوإِ ْن ُكْن َ‬ ‫ص ِ‬
‫َح َس َن الْ َق َ‬
‫كأْ‬‫ص َعلَْي َ‬
‫ََْن ُن نَ ُق ر‬
‫ِ‬ ‫قَبلِ ِه لَ ِمن الْغَافِلِي (‪ )3‬إِ ْذ قَ َال يوس ِ ِ‬
‫َح َد َع َشَر َك ْوَكبًا‬
‫تأَ‬‫ف لَبِيه ََّي أَبَت إِِين َرأَيْ ُ‬
‫ُ ُ ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ َ‬
‫ِِ‬
‫ص ُرْؤََّي َك َعلَ َٰى‬
‫ص ْ‬
‫ين َال تَ ْق ُ‬
‫ال ََّي بََُّ‬ ‫س َوالْ َق َمَر َرأَيْتُ ُه ْم ِ ِْل َساجد َ‬
‫ين (‪ )4‬قَ َ‬ ‫َّم َ‬
‫َوالش ْ‬
‫ِ‬ ‫ك َكي ًدا ۖ إِ َّن الشَّيطَا َن لِ ِْْلنْس ِ‬ ‫ك فَيَ ِك ُ‬
‫ان َع ُدو ُمبِي (‪َ )5‬وَك ََٰذل َ‬
‫ك‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫يد ْوا لَ َ ْ‬ ‫إِ ْخ َوتِ َ‬
‫ك و َعلَ َٰى ِ‬ ‫ك ِمن ََتْ ِو ِيل ْال ِ ِ ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫آل‬ ‫َحاديْث َويُت رم ن ْع َمتَهُ َعلَْي َ َ‬
‫َ‬ ‫ك َويُ َعل ُم َ ْ‬ ‫ََْيتَبِْي َ‬
‫ك َربر َ‬

‫ك َعلِيم َح ِكيم‬ ‫ك ِم ْن قَ ْب ُل إِبْ َر ِاهي َم َوإِ ْس َح َ‬


‫اق ۚ إِ َّن َربَّ َ‬ ‫وب َك َما أَََتََّها َعلَ َٰى أَبَ َويْ َ‬
‫يَ ْع ُق َ‬
‫ِ‬ ‫(‪ )6‬لََق ْد َكا َن ِيف يوسف وإِخوتِِه آَّيت لِ َّ ِِ‬
‫َخوهُ‬
‫ف َوأ ُ‬
‫وس ُ‬
‫ي (‪ )7‬إ ْذ قَالُْوا لَيُ ُ‬
‫لسائل َ‬ ‫ُ ُ َ َ َْ َ‬
‫ض َل ٍل ُمبِ ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ف‬
‫وس َ‬
‫ي (‪ )8‬اقْ تُلُوا يُ ُ‬ ‫ب إِ َ َٰىل أَبِينَا منَّا َوََْن ُن ُع ْ‬
‫صبَة إِ َّن أ َََب ََن لَفي َ‬ ‫َح ر‬
‫أَ‬
‫ال‬
‫ي (‪ )9‬قَ َ‬ ‫أَ ِواطْرحوه أَرضا َُيْل لَ ُكم وجه أَبِي ُكم وتَ ُكونُوا ِمن ب ع ِدهِ قَوما ِِ‬
‫صاْل َ‬
‫ْ َْ ًْ َ‬ ‫َُ ُ ْ ً ُ ْ َ ُْ ْ َ‬
156

‫السيَّ َارةِ إِ ْن‬ ِ ِ ‫اْل‬ ِ ِ ِ


َّ ‫ض‬ُ ‫ب يَْلتَقطْهُ بَ ْع‬ُْ ‫ف َوأَلْ ُق ْوهُ ِيف َغيَابَت‬
َ ‫قَائل مْن ُه ْم َال تَ ْقتُلُ ْوا يُ ْو ُس‬
ِ َ‫ك َال ََتْمنَّا علَ َٰى يوسف وإِ ََّن لَه لَن‬
‫اص ُحو َن‬ ِِ
ُ َ َ ُ ُ َ َ َ َ‫) قَالُوا ََّي أ َََب ََن َما ل‬10( ‫ي‬
َ ‫ُكْن تُ ْم فَاعل‬

َ َ‫) ق‬12( ‫ب َوإِ ََّن لَهُ َْلَافِظُو َن‬


‫ال إِِين لَيَ ْح ُزنُِين‬ ِ
ْ ‫) أ َْرس ْلهُ َم َعنَا َغ ًدا يَْرتَ ْع َويَْل َع‬11(
ِ ِ ِ ِ
ُ ْ‫اف أَ ْن َأيْ ُكلَهُ الذئ‬
ُ‫) قَالُوا لَئ ْن أَ َكلَه‬13( ‫ب َوأَنْتُ ْم َعْنهُ َغافلُو َن‬ َ ‫أَ ْن تَ ْذ َهبُوا بِه َوأ‬
ُ ‫َخ‬

ْ ‫) فَلَ َّما ذَ َهبُوا بِِه َوأ‬14( ‫اس ُرو َن‬ ِ


ِ َ‫الذئْب وََْنن عصبة إِ ََّن إِذًا َخل‬
ُ‫ََجَعُوا أَ ْن ََْي َعلُوه‬ َْ ُ ُ َ ُ
)15( ‫َّه ْم ِْب َْم ِرِه ْم ََٰه َذا َوُه ْم َال يَ ْشعُُرو َن‬ ِ
ُ ‫ب ۚ َوأ َْو َحْي نَا إِلَْيه لَتُنَ بِئَ ن‬
ِ ُ‫اْل‬
ْ ‫ت‬ ِ ‫ِيف َغياب‬
ََ
F. Media Pembelajaran
1. Sumber: Buku Bahasa Arab, Kamus Bahasa Arab
2. Alat: Papan Tulis, Buku, Kertas
G. Metode Pembelajaran
1. Metode Qiyasiyah
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Guru mengucapkan salam, bertanya kabar siswa, dan mengajak siswa
membuka pembelajaran dengan membaca lafaz basmalah
2. Guru mengabsensi kehadiran siswa
3. Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan tujuan
pembelajaran
4. Guru menerangkan materi menggunakan metode analogi. (Dalam
metode ini, pengajaran dititik beratkan pada penyajian kaidah,
pembebanan hafalan kaidah, kemudian pemberian contoh-contoh untuk
memperjelas maksud dari kaidah tersebut). Kemudian guru
menjelaskan materi tentang perubahan fi’il mudhori’ dilihat secara
tashrif istilahi dan tashrif lughowi. Dengan disertai contoh surat dalam
Al-Qur’an yaitu surat Yusuf. Setelah itu siswa diminta untuk meniru
guru dalam perubahan kalimat pada setap fi’il.
157

5. Guru mengarahkan siswa untuk menghafal fi’il mudhori’ dalam bentuk


tashrif istilahi dan tashrif lughowi secara bergiliran dengan teman
sebelahnya agar memudahkan dan melatih siswa untuk berkonsentrasi
6. Guru bertanya kepada siswa tentang materi yang telah disampaikan
7. Guru mengoreksi dan memberikan refleksi sederhana terhadap kegiatan
yang dilakukan
8. Guru memberikan motivasi untuk selalu semangat dalam belajar bahasa
arab dan selalu mengulang pelajaran di rumah.
I. Penilaian
1. Jenis/Teknik
a. Penilaian Sikap: Observasi
b. Penilaian Pengetahuan: Tes tertulis dan tes lisan
c. Penilaian Keterampilan: Unjuk kerja/Praktek
2. Bentuk Instrumen
a. Sikap

Tanggung
NO Nama Religius Displin Percaya Diri
jawab

6
158

Keterangan

1) BT= (Belum Tampak) : Skor 1


2) MT= (Mulai Tampak) : Skor 2
3) MB= (Mulai Berkembang) : Skor 3
b. Pengetahuan
Soal: Tulislah Fi’il Mudhori’ dalam surat Yusuf kemudian
tentukan analisis Nahwu dan shorofnya
Jawaban:

1) " ‫" تَ ْع ِقلُو َن‬

Analisis Nahwu : Yaitu Fi’il Mudhori’ ber I’rab rofa’,


dengan tanda rofa’ nya yaitu dengan tetapnya nun
(tsubutunnun) karena fi’ilnya berbentuk Af’alul khomsah

dan diawali dengan huruf mudhoroah ta. Lafadh ‫تَ ْع ِقلُو َن‬

berasal dari kata ‫يَ ْع ِق ُل‬-‫َع َق َل‬ mengikuti wazan ‫يَ ْفعِ ُل‬-‫فَ َع َل‬.
Adapun tashrif istilahnya yaitu:

– ‫َع َق َل –يَ ْع ِق ُل– َع ْق ًل – َوَم ْع َق ًل – فهو – َعاقِل – وذاك‬

‫ – ِم ْع َقل‬2‫ َالتَ ْع ِق ْل – َم ْع ِقل‬- ‫َم ْع ُق ْول – أ َْع ِق ْل‬

2) " ‫" نَ ُقص‬


Analisis Nahwu : Yaitu Fi’il Mudhori’ ber I’rab rofa’,
dengan tanda rofa’nya berupa harakat dhammah. Dan

diawali dengan huruf mudhoro’ah nun. Lafadh ‫ص‬


‫نَ ُق ر‬
159

berasal dari kata ‫ص‬


َّ َ‫ ق‬mengikuti wazan ‫يَ ْفعُل‬-‫فَ َعل‬. Adapun
ُ َ
tashrif istilahnya yaitu:

– ‫صا – فهو – قَاص – وذاك‬


ًّ ‫صا – َوَم َق‬
ًّ َ‫ص – ق‬
‫ص – يَ ُق ر‬
َّ َ‫ق‬

‫ – ِم َقص‬2‫ص – َم َقص‬
َّ ‫ص – َالتَ ُق‬
َّ ُ‫ص ْوص – ق‬
ُ ‫َم ْق‬

3) "‫ص‬
ْ ‫ص‬
ُ ‫" تَ ْق‬
Analisis Nahwu: Yaitu Fi’il mudhori’ majzum dengan
kemasukan amil jawazim La Nahiyah. Tanda Jazm nya

yaitu dengan sukun. Lafa ‫ص‬


ْ ‫ص‬
ُ ‫تَ ْق‬ berasal dari kata

mengikuti wazan ‫يَ ْفعُ ُل‬-‫فَ َع َل‬. Adapun tashrif istilahnya

yaitu:

– ‫صا – فهو – قَاص – وذاك‬


ًّ ‫صا – َوَم َق‬
ًّ َ‫ص – ق‬
‫ص – يَ ُق ر‬
َّ َ‫ق‬

‫ ِم َقص‬- 2‫ص – َم َقص‬


َّ ‫ص – َالتَ ُق‬
َّ ُ‫ص ْوص – ق‬
ُ ‫َم ْق‬

4) " ‫" فَيَ ِكي ُد ْوا‬


Analisis Nahwu: Yaitu Fi’il Mudhori’ ber I’rab Rofa’.
Tanda rofa’nya yaitu dengan membuang nun (hadzfunnun)

Dan diawali huruf mudhoroah berupa ya. Lafadh ُ ‫فَيَ ِك‬


‫يد ْوا‬

berasal dari kata ‫ْد ْوا‬


ُ ‫يَك‬-‫ َك َدا‬mengikuti wazan ‫يَ ْف ُع ُل‬-‫فَ َع َل‬
adapun tashrif istilahnya yaitu:
160

– ‫ْدى – فهو – َك ٍاد – وذاك‬


ً ‫ْد ْوا – َك ْد ًوا – َوَمك‬
ُ ‫َك َدا – يَك‬

ً ‫ – ِمك‬2‫ْدى‬
‫ْدى‬ ُ ‫ْد رو – أُ ْك ُد – َالتَك‬
ً ‫ْد – َمك‬ ُ ‫َمك‬

5) َ ‫" ََْيتَبِْي‬
"‫ك‬
Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ ber I’rab nashab,
dengan tanda nashabnya fathah. Diawali dengan huruf

mudhoroah ya. Lafadh َ ‫ ََْيتَبِْي‬Berasal dari kata ‫ ََْيبُ ْوا‬-‫َجبَا‬


‫ك‬

mengikuti wazan ‫يَ ْفعُ ُل‬-‫فَ َع َل‬. Adapun tashrif istilahnya

yaitu:

ٍ ‫جبا – ََْيب وا – جْب وا – وََْمًب – فهو – ج‬


‫اب – وذاك – ََْمبُو‬ َ ً َ ً َ ُْ ََ
‫ – ِ َْم ًًب‬2‫ب – ََْم ًًب‬
ُ ‫ب – َال ََْت‬
ُ ‫ُج‬
ْ‫–أ‬

6) َ ‫" يُ َعلِ ُم‬


"‫ك‬
Analisis Nahwu: Yaitu jenis fi’il mudhori’ marfu’. Tanda
rofa’nya yaitu dengan dhammah dan diawali dengan huruf
ِ ِ
mudhoro’ah ya. Lafadh َ ‫ يُ َعل ُم‬berasal dari kata ‫َعلَّ َم–يُ َعل ُم‬
‫ك‬

mengikuti wazan ‫يُ َفعِ ُل‬-‫فَعَّ َل‬. Adapun tashrif istilahinya

yaitu:

– ‫َعلَّ َم – يُ َعلِ ُم – تَ ْعلِْي ًما – تَ ْعلِ َمةً – تَ ْع َل ًما – تِ ْع َل ًما – ُم َعلَّ ًما‬

2‫فهو – ُم َعلِم – وذاك – ُم َعلَّم – َعلِ ْم – َالتُ َعلِ ْم – ُم َعلَّم‬


161

7) "‫"تَ ُكونُوا‬
Analisis nahwu: yaitu fi’il mudhori ber I’rab rofa’. Dengan
tanda rofa’nya yaitu dengan dhammah. Dan diawali dengan

huruf mudhoroah ta.Lafadh ‫ تَ ُكونُوا‬berasal dari kata -‫َكا َن‬

‫يَ ُك ْو ُن‬ mengikuti wazan ‫يَ ْفعُ ُل‬-‫فَ َع َل‬. Adapun tashrif

istilahinya yaitu:

– ‫اَن – فهو – َكائِن – وذاك‬


ً ‫َكا َن – يَ ُك ْو ُن – َك ْو ًَن – َوَم َك‬

‫ْون‬ ِ
َ ‫ – مك‬2‫َم ُك ْون – ُك ْن – َالتَ ُك ْن – َم َكان‬

8) " ‫" تَ ْقتُ لُ ْوا‬


Analisis Nahwu: Yaitu fi’il Mudhori’ ber I’rab mansub dengan
la. Tanda nashabnya yaitu dengan membuang nun. Karena nun
salah satu tanda dari af’alul khomsah. Dan huruf

mudhoroahnya dengan ta. Lafadh ‫تَ ْقتُلُ ْوا‬ berasal dari kata

‫يَ ْقتُ ُل‬-‫قَتَ َل‬ mengikuti wazan ‫يَ ْفعُ ُل‬-‫فَ َع َل‬. Adapun tashrif

istilahnya yaitu:

‫قَتَ َل – يَ ْقتُ ُل – قَ ْت ًل – َوَم ْقتَلً – فهو – قَاتِل – وذاك – َم ْقتُ ْول‬

‫ – ِم ْقتَل‬2‫– أُقْ تُ ْل – َالتَ ْقتُ ْل – َم ْقتَل‬


162

9) " ُ‫" أَلْ ُق ْوه‬

Analisis Nahwu: Yaitu fi’il Mudhori’ ber I’rab Rofa’. Tanda


rofa’nya yaitu dengan dhammah. Dan diawali dengan huruf

mudhoroah alif. Lafadh ُ‫أَلْ ُق ْوه‬ berasal dari kata ‫يَ ْل ُقو‬-‫لَ َقا‬
ْ
mengikuti wazan ‫يفعُل‬-‫فعل‬
َ . Adapun tashrif istilahnya yaitu:

– ‫لََقا – يَْل ُق ْو – لَ ْق ًوا – َوَم ْل ًقى – فهو – الَ ٍق – وذاك – َم ْل ُقو‬

‫ ِم ْل ًقى‬- 2‫أُلْ ُق – الَتَ ْل ُق – َم ْل ًقى‬

10) " ُ‫" يَلْتَ ِقطْه‬


Analisis Nahwu: Yaitu fi’il Mudhori’ ber I’rab Rofa’. Tanda
rofa’nya yaitu dengan dhammah. Dan diawali dengan huruf
ِ ُ ‫يَْلتَ ِق‬-‫ط‬
َ ‫إِلْتَ َق‬
mudhoroah ya. Lafadh ُ‫ يَْلتَقطْه‬berasal dari kata ‫ط‬
mengikuti wazan ‫يَ ْفتَعِ ُل‬-‫إِفْ تَ َع َل‬. Adapun tashrif istilahnya yaitu:

– ‫ط – إِلْتِ َقا ًط – َوُم ْلتَ َقطًا – فهو – ُم ْلتَ ِقط – وذاك‬


ُ ‫ط – يَْلتَ ِق‬
َ ‫إِلْتَ َق‬

2‫ُم ْلتَ َقط – إِلْتَ ِق ْط – الَتَ ْلتَ ِق ْط – ُم ْلتَ َقط‬

11) " ُ‫" أ َْر ِسلْه‬


Analisis Nahwu: Yaitu fi’il Mudhori’ ber I’rab Rofa’. Tanda
rofa’nya menggunakan dhammah. Dan diawali huruf mudhoroah
163

ِ ‫أ َْر َس َل – يُْرِس ُل‬


alif. Lafadh ُ‫أ َْرس ْله‬ berasal dari kata mengikuti

wazan ‫يُ ْفعِل‬-‫ أفْ َعل‬Adapun tashrif istilahnya yaitu:


ُ

‫أ َْر َس َل – يُْرِس ُل – إِ ْر َساالً – َوُم ْر َسلً – فهو – ُم ْرِسل – وذاك – ُم ْر َسل‬

‫– أ َْرِس ْل – الَتُ ْرِس ْل – ُم ْر َسل – ُم ْر َسل‬

12) " ‫" يَ ْرتَ ْع‬


Analisis Nahwu: yaitu jenis fi’il mudhori’ ber i’rab jazm. Tanda
jazm nya yaitu dengan sukun, dan diawali dengan huruf

muhoro’ah ya. Lafadh ‫ يَرتَ ْع‬berasal dari kata ‫ رتَع – يَرتَع‬mengikuti


ْ ُْ ََ
wazan ‫فَ َع َل – يَ ْف َع ُل‬. Adapun tashrif istilahnya yaitu:

‫َرتَ َع – يَْرتَ ُع – َرتْ ًعا – َوَم ْرتَ ًعا – فهو – َراتِع – وذاك – َم ْرتُ ْوع – أ َْرتَ ْع‬

‫ ِم ْرََتع‬- 2‫– َالتَ ْرتَ ْع – َم ْرتَع‬

13) " ‫ب‬


ْ ‫"َ يَل َْع‬
Analisis Nahwu: yaitu jenis fi’il mudhori’ ber i’rab rofa’. Tanda
Rofa’nya yaitu dengan dhammah, dan diawali dengan huruf

muhoro’ah ya. Lafadh ‫ب‬


ْ ‫يَْل َع‬ berasal dari kata ‫ب‬
ُ ‫ب–يَْل َع‬
َ ‫لَ َع‬
mengikuti wazan ‫فَ َع َل–يَ ْفعُ ُل‬. Adapun tashrif istilahnya yaitu:
164

– ‫ب – وذاك – َم ْلعُ ْوب‬ ِ


ُ ‫ب –لَ ْعبًا– َوَم ْل َعبًا – فهو – َالع‬
ُ ‫ب – يَْل َع‬
َ ‫لَ َع‬
‫ – ِم ْلعاَب‬2‫ب – َم ْل َعب‬ ْ ‫أَلْ َع‬
ْ ‫ب – َالتَ ْل َع‬

14) " ‫" لَيَ ْح ُزنَُِن‬


Analisis Nahwu: Yaitu jenis Fi’il mudhori’ marfu’. Tanda
rofa’nya yaitu dengan dhammah dan huruf mudhori’nya yaitu ya.

Lafadh ‫ح ُزنُِين‬
ْ َ‫ لَي‬berasal dari kata ‫ َحَز َن– َْحي ُز ُن‬mengikuti wazan -‫فَ َعل‬َ
‫ يَ ْفعُ ُل‬Adapun Tashrif Istilahinya Yaitu:

– ‫َحَز َن – َْحي ُز ُن – َح ْزًَن – َوَْحمَزًَن – فهو – َحا ِزن – وذاك – َْحم ُزْون‬

‫ – ِ ْحمَزن‬2‫ُح ُز ْن – َال َُْت ُز ْن – َْحمَزن‬


ْ‫أ‬

15) " ‫" تَ ْذ َهبُوا‬


Analisis Nahwu: Yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab Nashab dengan an,
tanda nashabnya yaitu mengganti fathah dengan membuang nun
(Hadzfu nun). Karena fi’ilnya berbentuk af’alul khomsah. Lafadh

‫ تَ ْذ َهبُوا‬berasal dari kata ‫ب‬


ُ ‫ب–يَ ْذ َه‬
َ ‫ َذ َه‬mengikuti wazan ‫فَ َع َل–يَ ْف َع ُل‬.
Adapun tashrif Istilahnya yaitu:

‫ب – َذ ْهبًا – َوَم ْذ َهبًا – فهو – ذَ ِاهب – وذاك – َم ْذ ُه ْوب‬


ُ ‫ب – يَ ْذ َه‬
َ ‫ذَ َه‬
‫ َم ْذ َهب – ِم ْذ َهاب‬- ‫ب‬ ْ ‫– أَ ْذ َه‬
ْ ‫ َالتَ ْذ َه‬- ‫ب‬
165

16) " ُ‫" ََْي َعلُوه‬


Analisis Nahwu: Yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab rofa’. Dengan
tanda rofa’nya dhammah. Dan diawali dengan huruf mudhoroah
ya.

ِ ‫جعل – ََيعل – جعلً – وََْمعلً – فهو – ج‬


‫اعل – وذاك – ََْمعُ ْول‬ َ َ َ ْ َ ُ َْ َ َ َ
‫ ِ َْم َعال‬- 2‫َج َع ْل – َال ََْت َع ْل – ََْم َعل‬
ْ‫–أ‬

17) " ُ ‫" لَتُ نَ بِئَ ن‬


‫َّه ْم‬
Analisis Nahwu: Yaitu jenis Fi-il Mudhori’ ber I’rob Mansub
dengan Nun taukid tsaqilah. Tanda Nashabnya yaitu dengan
fathah. dan diawali dengan huruf mudhoroah nun. Lafadh

ُ ‫ لَتُنَ بِئَ ن‬berasal dari kata ‫ نَبَّ َئ–يُنَ بِ ُئ‬mengikuti wazan ‫يفعل‬-‫فعل‬
‫َّه ْم‬ َّ
Adapun tashrif istilahnya yaitu:

– ‫نَبَّ َئ – يُنَ بِ ُئ – تَ ْنبِْي ئًا – تَْنبِْي ئَةً – تَ ْن بَ ئًا – تِْن بَ ئًا – ُمنَ بَّئًا – فَ ُه َو‬

‫ ُمنَ بَّئ‬- ‫ُمنَ بِئ – وذاك – ُمنَ بَّئ – نَبِ ْئ – َالتُنَ بِ ْئ‬

18) " ‫" يَ ْشعُ ُرو َن‬


Analisis Nahwu: Yaitu fi’il mudhori’ ber I’rab rofa, tanda rofa’
nya yaitu dengan tetapnya nun (tsubutunun), karena bentuk
fi’ilnya berupa af’alul khomsah. Dan diawali dengan huruf
166

mudhoroah ya. Lafadh ‫يَ ْشعُُرو َن‬ berasal dari kata ‫َش َعَر–يَ ْشعُُر‬

mengikuti wazan ‫يَ ْفعُل‬-‫فعل‬


َ . Adapun tashrif istilahnya yaitu:
ُ

ِ ‫َشعر – ي ْشعر – َشعرا – وم ْشعرا – فهو – َش‬


‫اعر – وذاك – َم ْشعُ ْور‬ ًَ َ َ ً ْ ُُ َ ََ
‫ – ِم ْش َعر‬2‫– أُ ْشعُْر – َالتَ ْشعُْر – َم ْش َعر‬

Skor Masing-masing Nomor: 2

𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑷𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏
Nilai = 𝒙 𝟏𝟎𝟎, , ,,
𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍 (𝟑𝟔)

c. Keterampilan
ASPEK DAN RUBIK PENILAIAN

No Aspek yang dinilai Skor

1 Makhraj 1-3
2 Pelafalan 1-3
3 Performa 1-3
Skor Maksimal 9

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑷𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏


Nilai Akhir : 𝒙 𝟏𝟎𝟎
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍


= 𝟏𝟐 x 100 =.....
167

Purwokerto,4 April 2023


Kepala Madrasah Guru Bahasa Arab

Ahmad Baihaqi, M.Pd Roikhatul Janah


NIP. 87653472846783 1817403084
168

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan Penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa fi’il


mudhori’ adalah kata kerja yang menunjukan makna pekerjaan atau
peristiwa yang terjadi pada sekarang atau sesudahnya (akan datang).

Fi’il mudhori’ dalam surah Yu>suf ada 164. Diantaranya lafad ،‫تَ ْع ِقلُو َن‬

‫يك‬ ُ ‫ فَيَ ِك‬،‫ص‬


َ ِ‫ ََْيتَب‬،‫يدوا‬ ْ ‫ص‬ ‫ نَ ُق ر‬dan lain-lain. Contohya lafad ‫تَ ْع ِقلُو َن‬
ُ ‫ َال تَ ْق‬،‫ص‬
dengan analisis nahwunya yaitu Fi’il Mudhori’ ber I’rab rofa’, tanda
rofa’nya yaitu dengan tetapnya nun (tsubutunnun) karena fi’ilnya
berbentuk af’alul khomsah dan diawali dengan huruf mudhoroah ta.

Lafadh ‫ تَ ْع ِقلُو َن‬berasal dari kata ‫يَ ْع ِق ُل‬-‫َع َق َل‬ mengikuti wazan -‫فَ َع َل‬

‫يَ ْفعِ ُل‬. Adapun tashrif istilahnya yaitu:

‫َع َق َل –يَ ْع ِق ُل– َع ْق ًل – َوَم ْع َق ًل – فهو – َعاقِل – وذاك – َم ْع ُق ْول – أ َْع ِق ْل‬

‫ – ِم ْع َقل‬2‫ َالتَ ْع ِق ْل – َم ْع ِقل‬-


Pembelajaran fi’il mudhori’ dapat dilakukan dengan menggunakan
salah satu metode pembelajaran qiya>siyah. Metode ini disebut juga
dengan metode kaidah. Merupakan metode yang tertua yang diterapkan
dalam pengajaran Ilmu Nahwu. Dalam metode ini, pengajaran
dititikberatkan pada penyajian kaidah, pembebanan hafalan kaidah,
kemudian pemberian contoh-contoh untuk memperjelas maksud dari
kaidah tersebut.
169

B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti telah
merumuskan beberapa hal yang dapat menjadi saran mudah-mudahan
dapat bermanfaat. Berikut adalah saran yang telah peneliti rangkum:
1. Hasil penelitian ini dapat menambah literatur dalam penelitian
kualitatif program studi Pendidikan Bahasa Arab UIN Saizu
Purwokerto, khususnya analisis fi’il mudhori’ dalam al-qur’an surat
yusuf serta dapat memberikan kontribusi positif dalam penelitian-
penelitian selanjutnya untuk mengembangkan tentang bahasan ini
lebih lanjut.
2. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat membuka penelitian
baru yang dilakukan oleh peneliti berikutnya dan disarankan peneliti
untuk membaca dan mencari referensi lain yang lebih banyak lagi
sehingga hasil penelitian selanjutnya akan semakin baik serta
memperoleh ilmu pengetahuan yang baru dengan metode teknik
analisis yang lain.
3. Diharapkan penelitian ini dapat berguna untuk membuka pikiran
mahasiswa agar tidak pesimis dan rendah diri dalam mengerjakan
skripsi karena semua hal yang pasti mungkin dilakukan jika kita
percaya. Selain itu, kedepannya lagi Al-Qur’an bukan hanya kitab
yang hanya dibaca saja tetapi juga dapat dijadikan sebagai media
pembelajaran nahwu.
C. Penutup
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan nikmat sehat kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir skripsi ini dengan lancar. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi ini dengan baik.
Semoga kebaikan semua pihak yang telah membantu dapat dihitung
sebagai amal ibadah dan dibalas oleh Allah SWT berupa pahala kebaikan,
Aamiiin.
170

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan naskah tugas akhir


skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis
memohon maaf sebesar-besarnya bilamana dalam penulisan tugas akhir
skripsi ini masih terdapat banyak kesalahan. Dan penulis mengharapkan
masukan-masukan yang membangun demi kesempurnaan tugas akhir
skripsi ini, dan karya cipta selanjutnya. Penulis berharap semoga tugas
akhir skripsi yang telah disusun ini dapat memberikan manfaat bagi
banyak orang khususnya penulis sendiri dan bidang pembelajaran,
khususnya pembelajaran Nahwu.
DAFTAR PUSTAKA

‫ منثورات املكتبة‬:‫ بْيوت‬.‫وس العَربيَِّة‬


ِ ُ‫ جَ ِامع الدر‬.2003 ،‫الشيخ مصط َفى الغلييين‬

.‫العصرية‬

‫ مكتبة الشيخ‬:‫ جومباع‬.‫ المثلة التصريفية‬.1965 .‫الشيخ حممد معصوم بن على‬

.‫سال بن سعد‬

.‫ مكتبة االداب‬: ‫ الوبرا‬.‫ قواعد الغة العربية‬.2008 ،‫ اخل‬،‫عبد الرْحن اْلري‬

: ‫ الردان‬.‫ البحث العامي الكمى والنوع‬.2008 ،‫عامر قنديلجي واَيان السامراين‬

.‫دار اليازوي العلمية للنشر والتوزيع‬

.‫ دمشق‬:‫ منشورات دار اْلكمة‬.‫ " قواعد اللغة العربية‬،‫فؤاد نعمة‬


Ahmad, Hamim. 2018. “Analisis Jumlah Mu’rabah Dalam Al-Qur’an Surat Yusuf
dan Implikasinya Bagi Pembelajaran Ilmu Nahwu,” Skripsi. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Aizid, Rizem. 2018. Sejarah Terlengkap 25 Nabi. Yogyakarta: Noktah.
Amin, Muhammad. 2021. “Analisis Fi’il Madhi, Mudhori’ dan ‘Amr Dalam Al-
Qur’an Surat Al-Jumu’ah,” Skripsi. Jambi: Universitas Jambi.
An’im, Abu. 2007. Sang Pangeran Nahwu. Kediri: Mu’jizat Group.
As-Sahbuny, Ali. 2016. Kamus Al-Qur’an:Quranic Explorer. t.k. t.p.
Aulia, Nur. Lili. 2014. Negarawan Penggugah Jiwa. terj. Izzur Rozabi. Malang:
Universitas Brawijaya.
Burhami, Yasir. 2017. Renungan Iman Dalam Surat Yusuf. Jakarta: Al-kautsar.
Departemen Agama RI. 2019. Al-Qur’an dan terjemahannya.

171
Depdiknas. 2005. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: tp.

Fauzi, Miftah. 2022. Dasar-Dasar Ilmu Nahwu. Tk: Guepedia.

Fransisca, Tony. 2015 . “Konsep I’rob Dalam Ilmu Nahwu”. Jurnal Al-Mahara,
Vol. 1, No.1.
Hadhiri, Choirudhin. 2005. Klasifikasi Kandungan Al-Qur’an. Jakarta: Gema
Insani Press.
Hasyim, Ibnu, Hisyam. Ali. 2016. Sejuta Berkah dan Fadhilah 114 Surat Al-
Qur’an. Yogyakarta: Sabil.

Ilmi. 2020. Bahasa Arab Dasar Kelas Mufrod Level 1. Tasikmalaya: Edu Publisher.
Jauhari, Irmawan. Moh & Yusuf, Moh. 2021. Bunga Rampai Pergulatan Pemikiran
Akademisi. Lamongan: Academia Publication.
Khairu, Sulistyowati. 2014. Hikayat Sang Rupawan Sejarah Lengkap Nabi Yusuf
Alaihi Salam. Jakarta: Vicosta Publishing.
Latifah Dewi, Hannah. 2015. Selalu Ada Keajaiban. Yogyakarta: Sabil.
Lexy J, Moleong. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Maulida. 2020. “Teknik Pengumpulan Data Metodologi Penelitian”. Jurnal
Darussalam, Vol. 21, No. 02.
Mualif, A. 2019. “Metodologi Pembelajaran Ilmu Nahwu dalam Pendidikan
Bahasa Arab”. Jurnal Al-Hikmah Vol.1, No.1.
Muradi, Ahmad. 2015. Pembelajaran Menulis Bahasa Arab Dalam Perspektif
Komunikatif. Jakarta: Kencana.
Muhammad. 2011. Metode Penelitian Bahasa. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Nata, Abuddin. 2009. Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta:


Kencana.

Nurdiana, Riyan. 2020. "،‫املرسلت‬ ‫"ااحملسنات اللفظية يف سورة‬ Skripsi.

Purwokerto: IAIN Purwokerto.

172
Octavia, Shilphy A. 2020. Model model pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish.
Rahman, Arif M. 2011. “Pengelompokan Ayat Al-Qur’an”, Jurnal Pointer. Vol 2,
No. 2.
Reflita, & syatri, Jonni. 2017. Makkiy dan Maddaniy. Jakarta: Lajnah pentashihan
mushaf Al-qur’an.
Saomi, Rizka Muhammad. 2020. Pengajaran Qowaid Bahasa Arab. tk: Goresan
Pena.

Saputro, Suprihadi. 2002. Strategi Pembelajaran, Bahan Sajian Program


Pendidikan Akta Mengajar. Malang: Universitas Negeri Malang.

Sari, Milya. 2017. “Penelitian Kepustaka’an Library Research Dalam Penelitian


Pendidikan IPA”. Jurnal Penelitian Bidang IPA Dan Pendidikan IPA.
Sehri, Ahmad. 2010. “Metode Pengajaran Nahwu Dalam Pembelajaran Bahasa
Arab”. Jurnal Hunafia, Vol. 7, No. 1.Suardi, Moh. 2018. Belajar dan
Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan (Penelitian Kualitatif, Kuantitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukardi. 2013. Metode Penelitian Tindakan Kelas Implementasi dan
Pengembangannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Syarbini, Amirullah & Jamhari, Sumantri. 2012. Kedahsyatan Membaca Al-
Qur’an. tk: Ruang kata.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Zulfiqar, Saidina. 2017. Cara Praktis Belajar Bahasa Arab. Jakarta: Qalam Media
Pustaka.

173
LAMPIRAN-LAMPIRAN

174
Lampiran 1
Surat Rekomendasi Seminar Proposal

175
Lampiran 2
Surat Keterangan Telah Seminar Proposal

176
Lampiran 3
Surat Keterangan Lulus Ujian Komprehensif

177
Lampiran 4
Blangko Bimbingan Skripsi

178
179
180
Lampiran 5
Rekomendasi Ujian Munaqosyah

181
Lampiran 6
Surat Keterangan Wakaf Buku Perpustakaan

182
Lampiran 7
Sertifikat Aplikom

183
Lampiran 8
Sertifikat BTA/PPI

184
Lampiran 9
Serifikat Kuliah Kerja Nyata

185
Lampiran 10
Serifikat Praktik Pengalaman Lapangan

186
Lampiran 11
Sertifikat Pengembangan Bahasa Arab

187
Lampiran 12
Sertifikat Pengembangan Bahasa Inggris

188
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri
1. Nama : Roikhatul Janah
2. NIM : 1817403084
3. Tempat / Tanggal Lahir : Tegal, 31 Desember 2000
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Status : Belum Menikah
6. Agama : Islam
7. Alamat Rumah : Desa Bojong RT 02 / 02, Kec.
Bojong, Kab. Tegal
8. Orang Tua
a. Ayah : Sidik
b. Pekerjaan : Pedagang

a. Ibu : Istiqomah
b. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
a. MI Hidayatul Mubtadi’in Bojong (2012)
b. SMP Islam Al-Musyaffa Bojong (2015)
c. MAN 1 TEGAL (2018)
d. UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto
2. Pendidikan non formal
a. TK / TPQ Nurul Falah Bojong
b. MDA / MDW Hidayatul Mubtadiin Bojong
c. Madrasah Diniyah Takmiliyah Al-Banat Babakan Lebaksiu
Tegal
d. Pondok Pesantren Darul Abror Purwokerto

Anda mungkin juga menyukai