Anda di halaman 1dari 5

Nama : Rabiatul Adawiyah

Kelas :E
NIM : 2308016272
Mata Kuliah : Hukum Administrasi Negara
Dosen Pengampu : Dr. Siti Kotijah S.H., M.H.

“PEMPROV KEMBALI PECAT ENAM PNS”


Gubernur Maluku Utara (Malut), Abdul Gani Kasuba (AGK), kembali mengeluarkan Surat
Keputusan (SK) Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH), terhadap enam Pegawai Negeri Sipil
(PNS), di lingkup Pemerintah Provinsi (Pemprov) Malut.
Sebanyak 6 PNS yang di PTDH berdasarkan SK Gubernur itu, salah satunya anak mantan
Gubernur Malut, Thaib Armain, Vaya Amelia yang juga mantan Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda) Malut. PTDH terhadap PNS Pemprov Malut ini tercatat sudah tiga
kali dilakukan, pertama di tahun 2020 sebanyak 18 ASN, tahun 2022 sebanyak dan menyusul 6 PNS
di bulan ini, sehingga totalnya sudah 35 ASN yang di PTDH karena terbukti terlibat kasus
korupsi."PTDH 6 PNS Pemprov Malut ditetapkan dengan keputusan Gubernur Maluku Utara. PTDH
terhadap PNS yang tersangkut tindak pidana korupsi, telah memiliki kekuatan hukum tetap
berdasarkan data yang disampaikan oleh Panitera Pengadilan Negeri Ternate,"ungkap Kepala Badan
Kepegawaian Daerah (BKD), Idrus Assagaf, kepada Malut Post, Selasa (29/03).
Idrus menjelaskan, pengambilan keputusan PTDH PNS berdasarkan atas ketentuan yang
berlaku dalam Undang-undang (UU) nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan
Peraturan Pemerintah nomor 11 tahun 2017 tentang Manajemen Aparatur Sipil Negara. Selain itu,
Keputusan bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi dan Kepala Badan Kepegawaian Negara nomor 182/6597/SJ, nomor 15 tahun 2018 dan
nomor 153/KEP/2018 tanggal 13 September 2018 tentang Penegakan Hukum terhadap Pegawai
Negeri Sipil yang telah dijatuhi hukuman berdasarkan Putusan Pengadilan yang berkekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak pidana kejahatan yang ada
hubungannya dengan jabatan."Prinsipnya, ASN dipecat sudah sesuai ketentuan yang
berlaku,"jelasnya.
Mantan Pejabat Bupati Wali Kota Ternate ini menambahkan, pemberhentian ASN di
pemprov malut juga berdasarkan, Surat Menteri Dalam Negeri nomor 180/6867/SJ tanggal 10
September 2018 tentang Penegakan Hukum terhadap ASN yang melakukan tindak pidana korupsi,
Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor :
B/50/M.SM.00.00/2019 tanggal 28 Februari 2019, Surat Kepala BKN Nomor K 26-30/V 55-5/99
tanggal 17 April 2018 tentang Koordinasi bersama terkait pengawasan dan pengendalian
kepegawaian, Surat Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor B-1213/KSP.00/10-16/03/2018 tanggal
01 Maret 2018 tentang Koordinasi bersama terkait pengawasan dan pengendalian kepegawaian dan
Surat Kepala Kantor Reginal XI BKN Manado Nomor : 14K/KR.XI/KK/I/2018 tanggal 15 Januari 2018
tentang PNS yang dipenjara karena melakukan Tindak Pidana Korupsi."Selain itu, keputusan PTD
terhadap ASN juga berdasarkan Peraturan Kepala BKN nomor 3 tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil,"pungkasnya. Enam ASN Korupsi Yang Dipecat :
Nama Instansi Nomor SK
DR. Vaya Amelia Sekretariat Daerah 880/01/KPTS/MU/III/2022
Sitna SP Dinas Pertanian 880/02/KPTS/MU/III/2022
Ramdani SE Bappeda 880/03/KPTS/MU/III/2022
Iswan Suaib BPKAD 880/04/KPTS/MU/III/2022
Aisah Alkatiri RSUD Chb Ternate 880/05/KPTS/MU/III/2022
Drs. Mashab Amir Sekretariat Daerah 880/06/KPTS/MU/III/2022
Artikel ini telah tayang di bkd.malutprov.go.id dengan judul “PEMPROV KEMBALI PECAT ENAM
PNS”, Klik untuk baca: https://bkd.malutprov.go.id/arsip/105/pemprov-kembali-pecat-enam-pns
Berdasarkan kasus di atas, dapat diidentifikasi beberapa elemen hukum sebagai berikut:

1. Subyek hukum :

- Gubernur Maluku Utara (Malut), Abdul Gani Kasuba (AGK)


- Mantan Gubernur Malut, Thaib Armain,
- Vaya Amelia, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Malut.
- Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD), Idrus Assagaf
- Enam Pegawai Negeri Sipil (PNS).

2. Obyek Hukum

- DR. Vaya Amelia Sekretariat Daerah 880/01/KPTS/MU/III/2022


- Sitna SP Dinas Pertanian 880/02/KPTS/MU/III/2022
- Ramdani SE Bappeda 880/03/KPTS/MU/III/2022
- Iswan Suaib BPKAD 880/04/KPTS/MU/III/2022
- Aisah Alkatiri RSUD Chb Ternate 880/05/KPTS/MU/III/2022
- Drs. Mashab Amir Sekretariat Daerah 880/06/KPTS/MU/III/2022

3. Jenis KTUN:
- Dalam Bidang Kepegawaian

4. Locus (tempat) :
- Provinsi Maluku Utara (Malut)

5. Tempos (waktu):
- Maret 2024

6. Unsur kerugian:
- Pelanggaran terhadap hukum dan kode etik yang mengakibatkan kerugian bagi negara dan
masyarakat.

7. Aturan yang dilanggar :


- Undang-undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,
- Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2017 tentang Manajemen Aparatur Sipil Negara,
- serta beberapa surat dan peraturan terkait penegakan hukum terhadap PNS yang melakukan
tindak pidana korupsi.

8. Dasar hukum:
- Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
- Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Aparatur Sipil Negara.
- Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi, serta Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 182/6597/SJ, Nomor 15
Tahun 2018, dan Nomor 153/KEP/2018 tanggal 13 September 2018 tentang Penegakan Hukum
terhadap Pegawai Negeri Sipil yang telah dijatuhi hukuman berdasarkan Putusan Pengadilan
yang berkekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan.
- Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 180/6867/SJ tanggal 10 September 2018 tentang
Penegakan Hukum terhadap ASN yang melakukan tindak pidana korupsi.
- Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
B/50/M.SM.00.00/2019 tanggal 28 Februari 2019.
- Surat Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor K 26-30/V 55-5/99 tanggal 17 April 2018
tentang Koordinasi bersama terkait pengawasan dan pengendalian kepegawaian.
- Surat Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor B-1213/KSP.00/10-16/03/2018 tanggal 01 Maret
2018 tentang Koordinasi bersama terkait pengawasan dan pengendalian kepegawaian.
- Surat Kepala Kantor Regional XI Badan Kepegawaian Negara Manado Nomor
14K/KR.XI/KK/I/2018 tanggal 15 Januari 2018 tentang PNS yang dipenjara karena melakukan
Tindak Pidana Korupsi.
- Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 3 Tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil.

9. Dasar hukum pejabat/ badan:


- Kewenangan Gubernur Maluku Utara (Malut) berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
- Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Aparatur Sipil Negara.
- Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi, serta Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 182/6597/SJ, Nomor 15
Tahun 2018, dan Nomor 153/KEP/2018 tanggal 13 September 2018 tentang Penegakan Hukum
terhadap Pegawai Negeri Sipil yang telah dijatuhi hukuman berdasarkan Putusan Pengadilan
yang berkekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan.
- Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 180/6867/SJ tanggal 10 September 2018 tentang
Penegakan Hukum terhadap ASN yang melakukan tindak pidana korupsi.
- Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
B/50/M.SM.00.00/2019 tanggal 28 Februari 2019.
- Surat Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor K 26-30/V 55-5/99 tanggal 17 April 2018
tentang Koordinasi bersama terkait pengawasan dan pengendalian kepegawaian.
- Surat Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor B-1213/KSP.00/10-16/03/2018 tanggal 01 Maret
2018 tentang Koordinasi bersama terkait pengawasan dan pengendalian kepegawaian.
- Surat Kepala Kantor Regional XI Badan Kepegawaian Negara Manado Nomor
14K/KR.XI/KK/I/2018 tanggal 15 Januari 2018 tentang PNS yang dipenjara karena melakukan
Tindak Pidana Korupsi.
- Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 3 Tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil.
10. Asas AAUPB yang sesuai:
- Asas Keterbukaan dan Akuntabilitas dalam Pengelolaan Birokrasi" (AAUPB)

11. Apakah kasus ini masuk keputusan / tindakan pemerintah:


- Tindakan pemerintah

12. Asas apa yang melekat pada keputusan kontrarioatus:


- “Asas Keadilan dan Kepastian Hukum". Hal ini karena keputusan pemberhentian tidak dengan
hormat terhadap enam Pegawai Negeri Sipil (PNS) tersebut didasarkan pada bukti-bukti dan
proses hukum yang telah dilakukan, sehingga keputusan tersebut merupakan bentuk
penegakan hukum yang adil dan memberikan kepastian hukum bagi semua pihak terkait.
13. Apa ini kasus hukum:
- Kasus ini termasuk dalam ranah hukum karena melibatkan tindakan penegakan hukum
terhadap Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang terlibat dalam tindak pidana korupsi.

14. Bentuk kerugian dalam kasus ini:


- Kerugian finansial bagi negara dan masyarakat akibat dari tindakan korupsi yang dilakukan oleh
enam Pegawai Negeri Sipil (PNS). Korupsi dapat mengakibatkan pemborosan anggaran negara,
penyalahgunaan kekuasaan, serta pengurangan atau penghambatan pelayanan publik yang
seharusnya diberikan kepada masyarakat. Kerugian juga dapat berupa hilangnya kepercayaan
masyarakat terhadap institusi pemerintah dan merusak integritas dan reputasi
pemerintah daerah.

15. Dasar membuat KTUN:


- Undang-undang dan Peraturan: Mengacu pada ketentuan hukum yang tercantum dalam
undang-undang, peraturan, atau peraturan daerah yang relevan dengan kasus yang sedang
dianalisis.
- Kebijakan Organisasi: Mengacu pada kebijakan, prosedur, atau peraturan internal organisasi
yang mengatur tata kelola dan perilaku pegawai.
- Etika Profesional: Mengacu pada kode etik atau standar perilaku yang harus diikuti oleh para
pegawai dalam menjalankan tugasnya.
- Prinsip-prinsip Tata Kelola: Mengacu pada prinsip-prinsip tata kelola yang baik, termasuk
keterbukaan, akuntabilitas, transparansi, dan keadilan.

Anda mungkin juga menyukai