PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Syariah UIN Saifuddin Zuhri Purwokerto untuk Memenuhi
Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)
Oleh
MEDIANA RESTA ARUM
NIM. 1617301074
Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini berpedoman
pada Surat Keputusan Bersama antara Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI. Nomor: 158/1987 dan Nomor: 0543b/U/1987.
A. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama
ا Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan
ب Ba’ B Be
ت Ta T Te
ج Jim J Je
د Dal D De
ذ Z|al Z| Zet (dengan titik di atas)
ر Ra’ R Er
ز Zai Z Zet
س Sin S Es
غ Gain G Ge
ف Fa’ F Ef
ق Qaf Q Qi
ك Kaf K Ka
ل Lam L El
م Mim M Em
ن Nun N En
و Waw W We
ه Ha’ H Ha
ء Hamzah ‘ Apostrof
ي Ya’ Y Ye
Vokal Pendek
Tanda Nama Huruf Latin Nama
َ Fath{ah Fath{ah A
ِ Kasrah Kasrah I
ِ D{amah D{amah U
Vokal Panjang
2
BAB I
PENDAHULUAN
Selain membayar zakat, kita juga dibebani wajib pajak. Sebagai warga
negara Indonesia, kita diwajibkan untuk turut serta menyumbangkan harta kita
melaluiwajib pajak dengan tujuan untuk pembangunan nasional. Pajak adalah
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.4 Dari sinilah, permasalahan
mengenai dualisme terhadap kewajiban pembayaran zakat dan pajak ini
1
Aden Rosadi, Zakat dan Wakaf: Konsepsi, Regulasi, dan Implementasi (Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2019), hlm.13.
2
Aden Rosadi, Zakat, hlm. 21.
3
Ugi Suharto, Keuangan Publik Islam: Reintepretasi Zakat dan Pajak (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 197.
4
Mardiasmo, Perpajakan (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2019), hlm. 3.
1
2
timbul dan menjadi masalah yang patut untuk mendapat perhatian lebih dari
pemerintah. Masyarakat, kususnya umat islam di Indonesia, saat ini
menyikapi hal tersebut dengan 3 penilaian, yaitu:
5
Arief Mufraini, Akuntansi dan Manajemen Zakat: Mengkomunikasikan Kesadaran dan
Membangun Jaringan (Jakarata: Kencana Prenada Media Group, 2006), hlm. 42.
6
Arief Mufraini, Akuntansi, hlm. 44.
3
Tabel 1.1
7
Abdul Aziz dan Mariyah Ulfah, Kapita Selekta Ekonomi Islam Kontemporer (Bandung:
Alfabeta, 2010), hlm. 79.
8
Aden Rosadi, Zakat, hlm. 156.
4
9
` Viva Budy Kusnandar, “Prosentasi Pemeluk Agama Islam di Indonesia”, kemendagri.go.id,
diakses 30 Mei 2022, pukul 14.32.
10
Pusat Kajian Strategis BAZNAS, Outlook Zakat di Indonesia (Jakarta, Puskaz
BAZNAS,2021), hlm. 36.
11
Clarashinta Canggih, et.al, “Potensi dan Realisasi Dana Zakat Indonesia”, Al Uqud, vol.1
no.1, hlm.17.
12
Clarashinta Canggih, Potensi, hlm. 21.
5
13
Fahreza Rizky, “Implementasi Zakat Perlu ditingkatkan”, idxchannel.com, diakses 30 Mei
2022, pukul 15.07.
6
Sebagai solusi agar wajib zakat tidak terkena beban ganda yang
berlebihan, pemerintah mencoba mengeluarkan peraturan terkait hal tersebut,
dalam hal ini adalah Undang-Undang No. 23 tahun 2011 tentang pengelolaan
zakat (sebagai perubahan atas Undang-Undang No. 38 tahun 1999) pasal 22
yang menyebutkan “zakat yang dibayar muzakki kepada BAZNAS atau LAZ
dapat dikurangkan sebagai penghasilan kena pajak”. Maksud dari hal ini
adalah mengenai wajib pajak penghasilan. Pada pasal 23 ayat (1) disebutkan
bahwa “BAZNAS atau LAZ wajib memberikan bukti setoran zakat pada
setiap muzakki” sedangkan pada ayat (2) disebutkan pula “bukti setoran zakat
sebagai mana disebutkan pada ayat (1) digunakan sebagai pengurang wajib
pajak penghasilan”. Melalui peraturan tersebut, pemerintah mencoba
memberikan solusi untuk mengurangi beban ganda yang ditanggung oleh
masyarakat, khususnya umat muslim di Indonesia.
15
Badan Pemeriksa Keuangan Negara Indonesia “Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2010”, peraturabpk.go.id, diakses 30 Mei 2022, pukul 13.09.
8
B. Definisi Operasional
1. Implementasi
16
M. Audi Ghafari, “Respon Wajib Pajak Terhadap Zakat Sebagai Pengurang Penghasilan
Kena Pajak”, 2017, hlm. 16.
9
pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan
terperinci. Implemntasi biasanya dilaksanakan setelah perencanaan
dianggap sempurna. Menurut Nurdin Usman, implementasi adalah
bermuara pada aktifitas, aksi, tindakan atau adanya mekanisme suatu
sistem, implemntasi bukan sekedar aktifitas, tapi suatu kegiatan yang
terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan. 17 Dalam hal ini adalah
tindakan atau pelaksanaan dari penerapan UU No. 23 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan Zakat sebagai pengurang wajib pajak penghasilan, khususnya
di BAZNAS Kabupaten Banyumas.
2. Undang-Undang
3. Zakat
Zakat berasal dari kata zaka yang berarti suci atau mensucikan, baik,
berkah, berkembang, dan memperbaiki. Menurut istilah, zakat adalah
nama bagi sejumlah harta tertentu yang telah mencapai syariat tertentu
yang diwajibkan oleh Allah SWT untuk dikeluarkan sebagiannya dan
17
Purwanto dan Sulistyastuti, Analisis Kebijakan dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan
(Jakarta: Bumi Aksara, 1991) hlm. 21.
18
KKP Negara Indonesia “Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011”, kkp.go.id, diakses 30
Mei 2022, pukul 13.13.
10
4. Pajak
5. Pajak Penghasilan
6. Wajib Pajak
19
Abdul Aziz dan Mariyah Ulfah, Kapita, hlm. 80.
20
Mardiasmo, Perpajakan, hlm. 80.
21
Gustian Djuanda dan Irwansyah Lubis, Pelaporan Pajak Penghasilan (Jakarata: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2006), hlm. 3.
11
C. Rumusan Masalah
Indoensia memiliki potensi yang besar dalam hal sumber pendapatan, baik
itu dari pajak yang diberikan kepada negara, mauapun dari zakat yang juga
diberikan kepada pemerintah untuk dikelola dan digunakan untuk kepentingan
tertentu sesuai dengan aturan yang berlaku. Apabila pemungutan dan
pengelolaan pajak dan zakat dapat terlaksana dengan baik maka akan
terwujud tatanan masyarakat sejahtera di negara ini. Tidak semua negara
muslim dapat mewajibkan pembayaran zakat, karena menganut definisi dalam
islam yang menyebutkan bahwa zakat adalah suatu hal yang sukarela tanpa
ada paksaaan dari pihak manapun. Namun permasalahan dualisme beban
ganda terhadap pembayaran wajib pajak serta zakat menjadi hal yang patut
untuk diperhatikan. Atas dasar uraian diatas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
22
Siti Resmi, Perpajakan: Teori dan Kasus (Jakarta: Salemba Empat, 2019), hlm. 18.
12
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
b. Bagi masyarakat
E. Kajian Pustaka
Skripsi Siti Nurul Azizah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN
Walisongo Semarang pada tahun 2018 dengan judul skripsi “Analisis Praktik
Zakat sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak (Studi Kasus BAZNAS
Kota Semarang)”. Dalam skripsi ini, Siti melakukan penelitiannya di
BAZNAS Kota Semarang mengenai praktik zakat sebagai pengurang
penghasilan kena pajak. Hasil penelitian Siti, dari data yang diolah
menyimpulkan bahwa masih banyak yang masyarakat yang memiliki
kesadaran rendah dalam meunaikan kewajiban zakat dan pajaknya.
Masyarakat juga cenderung kurang mempercayai lembaga pengelola zakat
dikarenakan minimnya sosialisasi dan pengetahuan mengenai manfaat apa
saja yang akan diperoleh jika masyarakat membayarkan zakatnya secara
langsung di BAZ atau LAZ. Siti juga menyimpulkan bahwasannya praktik
zakat sebagai pengurang penghasilan kena pajak di BAZNAS Kota semarang
14
masih rendah dan perlu diadakan penegasan kembali terkait dengan hukum
yang berlaku bagi individu atau badan yang tidak membayarkan zakatnya. 23
Skripsi Andi Nurul Hafsah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN
Alauddin Makasar pada tahun 2018 dengan judul skripsi “Regulasi Zakat
Sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak pada WP Sebuah Pendekatan
Kritis”. Dalam skripsi ini, Andi melakukan penelitian di BAZNAS Kota
Sulawesi Selatan mengenai regulasi atau hukum yang menegaskan
pelaksanaan zakat sebagai pengurang penghasilan kena pajak. Dalam
penelitiannya, Andi menyimpulkan bahwa sudah ada regulasi yang tegas
mengatur mengenai hal tersebut, yaitu Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2011 tentang Pengelolaan Zakat. Dalam Undang-Undang tersebut disebutkan
bahwa setiap individu muslim atau badan yang pemiliknya beragama islam,
maka wajib menyetorkan atau membayarkan zakatnya melalui lembaga yang
telah resmi dibentuk Pemerintah, sehingga mereka akan emndaptakn bukti
pembayaran guna menjadi syarat pembayaran penghasilan kena pajak
nantinya. Namun kesadaran masyarakat yang masih rendah terhadap peraturan
dan hukum yang mengikat hal tersebut menjadikan potensi zakat di Kota
Sulawesi Selatan juga rendah. 24
Jurnal Nanda Suryadi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Sultan
Syarif Kasim Riau pada tahun 2021 dengan judul jurnal “Zakat Sebagai
Pengurang Penghasilan Kena Pajak”. Dalam studi ini, Nanda menyebutkan
bahwa penerapan zakat sebagai pengurang penghasilan kena pajak memnag
sedikit membantu dalam pemungutan zakat dan pajak secara langsung. Nanda
juga menyebutkan bahwa atauran ini dianggap sudah berhasil apabila telah
merubah setidaknya dari yang menerima menjadi salah satu yang dapat
memberdayakan hartanya bagi yang kurang mampu. Hal ini dapat terlaksana
23
Siti Nurul Azizah, “Analisis Praktik Zakat sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak Studi
Kasus di BAZNAS Kota Semarang”, eprints.walisongo.ac.id, diakses 31 Mei 2022, pukul 07.23.
24
Andi Nurul Hafsah, “Regulasi Zakat Sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak pada WP
Sebuah Pendekatan Kritis”, repositori.uin-alauddin.ac.id, diakses 31 Mei 2022, pukul 07.29.
15
F. Kerangka Teori
25
Nanda Suryadi, “Zakat Sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak”, journal.uir.ac.id,
diakses 31 Mei 2022, pukul 07.56.
26
Ai Nur Bayinah, “Implementasi Zakat sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak”,
journal.sebi.ac.id, diakses 31 Mei 2022, pukul 08.03.
27
Yunida Een Fryanti, Akuntansi Lembaga Zakat dan Wakaf (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2017), hlm. 1.
16
28
Gustian Djuanda dan Irwansyah Lubis, Pelaporan, hlm. 82.
29
Abdul Aziz dan Mariyah Ulfah, Kapita, hlm. 89.
17
tersebut.
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
2. Sumber Data
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama atau
asli yaitu langsung dari informan. Data ini merupakan data mentah
yang nantinya akan digunakan dan diproses untuk tujuan tertentu
30
Mariah, “Zakat Sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak di Kabupaten Bekasi”,
repository.uinjkt.ac.id, diakses 31 Mei 2022, pukul 10.31.
18
sesuai dengan kebutuhan.31 Dalam hal ini adalah untuk bahan skripsi
yang sedang disusun oleh peneliti. Peneliti mendapatkan data primer
tersebut dari wawancara yang dilakukan terhadap amil atau pengurus
BAZSNAS Kabupaten Banyumas dengan topik pembahasan zakat
sebagai pengurang penghasilan kena pajak. Peneliti juga melakukan
wawancara kepada pengurus KPP Pratama kota Purwokerto.
a. Observasi
b. Wawancara
31
Abdul Aziz dan Mariyah Ulfah, Kapita, hlm. 94.
32
Abdul Aziz dan Mariyah Ulfah, Kapita, hlm. 94.
19
c. Dokumentasi
a. Metode Deduktif
b. Metode induktif
Metode ini berbalik dengan metode deduktif, jika metode deduktif dari
awal sudah emnegaskan toeri sebagai landasan utamanya, metode
34
Nanda Suryadi, Zakat, hlm. 45-46
20
H. Sistematika Pembahasan
Bab II: Pada bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum tentang
zakat, pajak, wajib pajak, pajak penghasilan, serta zakat sebgai pemngurang
penghasilan kena pajak.
Bab III: Pada bab ini berisi mengenai gambaran umum BAZNAS
Kabupaten Banyumas dan KPP Pratama Purwokerto.
Bab IV: Pada bab ini akan dibahas mengenai inti permasalahan atau
hasil penelitian yang sudah peneiliti peroleh selama beberapa waktu. Bab ini
akan membahasa bagaimana gambaran implemtasi Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat serta bagaiamana hambatan yang
terjadi selama menjalankan implemtasi tersebut.
35
Nanda Suryadi, Zakat, hlm. 60.
21
Bab V: pada bab ini berisi penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan
saran. Peneliti akan memberikan kseimpulan dan saran bagi lembaga terkait.
22
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Abdul, dan Mariyah Ulfah. Kapita Selekta Ekonomi Islam Kontemporer.
Bandung: Alfabeta, 2010.
Azizah, Siti Nurul. “Analisis Praktik Zakat Sebagai Pengurang Penghasilan
Kena Pajak di BAZNAS Kota Semarang”. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN Walisongo Semarang, 2018.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN KEASLIAN
PENGESAHAN
NOTA DINAS PEMBIMBING
ABSTRAK
PEDOMAN TRANSLITERASI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR SINGKATAN
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Definisi Operasional
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan dan Mnfaat Penelitian
E. Kajian Pustaka
F. Kerangka Teori
G. Metode Penelitian
H. Sistematika Pembahasan
BAB II : GAMBARAN UMUM MENGENAI TOPIK PEMBAHASAN
A. Definisi
B. Dasar Hukum
BAB III : GAMBARAN UMUM MENGENAI OBJEK PENELITIAN
A. BAZNAS
B. KPP PRATAMA
BAB IV : HASIL PENELITIAN
A. Zakat sebagai pengurang penghasilan kena pajak
B. Kendala yang dihadapi BAZNAS Kabupaten Banyumas dan KPP
Pratama Kota Purwokerto
C. Solusi dualisme beban ganda wajib zakat dan pajak
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
24