Anda di halaman 1dari 32

YAYASAN NURROHMAH BINA INSANI

MI NURROHMAH BINA INSANI


Alamat: Kompleks Masjid Nurrohmah, Ngrame RT.02 DK.IV
Tamantirto, Kasihan, Bantul.

KEPUTUSAN KEPALA MI NURROHMAH BINA INSANI


Nomor: 003/A/MI-NBI/SK-SRA/VII/2022

TENTANG
TIM PELAKSANA SEKOLAH RAMAH ANAK MI NURROHMAH BINA INSANI
TAHUN PELAJARAN 2022-2023

KEPALA MI NURROHMAH BINA INSANI

Menimbang :1. Bahwa dalam rangka mewujudkan sekolah ramah anak di MI Nurrohmah Bina
Insani maka perlu ditetapkan tim pelaksana sekolah ramah anak MI Nurrohmah
Bina Insani.
2. Bahwa sehubungan dengan butir 1 perlu ditetapkan surat keputusan.

Menging :1.Undang-undang Nomor 23 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup;
2. Peraturan Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik
Indonesia Nomor 8 Tahun 2014 tentang Kebijakan Sekolah Ramah Anak;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan;
4. Keputusan Menteri Pendayagunaan dan Aparatur Negara Nomor 81 Tahun
1993;
5. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 2 Tahun 2009 tentang
Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiya Menteri Negara Lingkungan Hidup.
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang
Penumbuhan Budi Pekerti;
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Pengenalan Lingkungan Sekolah;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2015 tentang
Kawasan Tanpa Rokok di Lingkungan Sekolah;
9. Program Kerja MI Nurrohmah Bina Insani Tahun Pelajaran 2022-2023.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Pertama :Bahwa dipandang perlu untuk pembentukan tim pelaksana Sekolah Ramah
Anak.
Kedua :Perlu ditetapkan deskripsi tugas tim pelaksana Sekolah Ramah Anak.
Ketiga :Segala biaya yang timbul sebagai akibat dari keputusan ini dibebankan pada
anggaran yang sesuai.
Keempat :Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Bantul
Pada Tanggal : 10 Juli 2022
Kepala Madrasah
MI Nurrohmah Bina Insani

Ulfa Nurul Wakhidah, S.Pd

Tembusan Kepada Yth:


1. Kepala UPT/Korwil Kasihan
2. Pengawas MI Nurrohmah Bina Insani;
3. Yang Bersangkutan,-
Lampiran : Keputusan Kepala MI Nurrohmah Bina Insani
Nomor : 001/A/MI-NBI/SK-SRA/VII/2022
Tanggal : 1 Juli 2022
Tentang : Susunan Tim Pelaksanaan Sekolah Ramah Anak (SRA)

JABATAN DALAM
NO NAMA JABATAN DALAM TIM
DINAS
H Herianda Dwiputra Siregar,
1 Pembina
Lc.M.Si
1. Ulfa Nurul Wakhidah, S.Pd Kepala Madrasah Penanggungjawab
2. Sudaryanti, S.pd Guru Ketua Tim Pelaksana
3. Yeni Paraswati, S.Pd Guru Sekretaris
4. Fitri Aulia Nur Wijayanti, S.Pd Guru Bendahara
Bidang Pengawas Pelaksanaan
5. Renai Asa Desamya, S.Pd Guru
Kurikulum yang Ramah Anak
Bidang Pengawasan Kesehatan
6. Santo, S.Pd Guru
dan Lingkungan
Bidang Koordinasi dan
7. Miftahul Huda, S.Pd Guru
Sosialisasi
Bidang Koordinasi dan
8. Siti Rodhiatun Faizah, M.Pd Guru
Sosialisasi
Bidang Tim Monitoring dan
9. Nur Rohmah, SE Guru
Evaluasi
10. Irzaqun Nafi’in, S.Pd Guru Anggota Pelaksana

11. Karyono, S.Pd Guru Anggota Pelaksana

12 Wuri Nugrahadi Wali Murid Anggota Pelaksana

13 Moh. Idri, S.H,. MH Wali Murid Anggota Pelaksana

14 Suko Nugroho, S.Pd Wali Murid Anggota Pelaksana

15 Raafi Fishabilillah Praditya Siswa Kelas 5 Anggota Pelaksana

16 Dharma Ragaa Teduh Siswa Kelas 5 Anggota Pelaksana

17 Zerlinda Noviana Wulaningrum Siswa Kelas 5 Anggota Pelaksana

18 Aqlan Abdurrahmah Tirta Siswa Kelas 4 Anggota Pelaksana

19 Raihan Fadhil Khaizuran Siswa Kelas 4 Anggota Pelaksana

20 Fathiya Mirzaini Rahma Siswa Kelas 4 Anggota Pelaksana

21 Aulia Cahaya Tazkyah Siswa Kelas 4 Anggota Pelaksana

Ditetapkan di : Bantul
Pada Tanggal : 1 Juli 2022
Kepala Madrasah
MI Nurrohmah Bina Insani

Ulfa Nurul Wakhidah, S.Pd


Instrumen Pemantauan dan Pengawasan

Sekolah : MI Nurromah Bina Insani


Alamat : Ngrame, Rt 02, Dk. IV, Tamantirto, Kasihan, Bantul
NPSN : 70031935

Jumlah Siswa :
Kelas 1 Laki-laki : 12 Perempuan : 10
Kelas 2 Laki-laki : 10 Perempuan :8
Kelas 3 Laki-laki : 10 Perempuan :8
Kelas 4 Laki-laki : 17 Perempuan :8
Kelas 5 Laki-laki : 3 Perempuan :2

DAFTAR PERIKSA
PEMANTAUAN DAN EVALUASI INDIKATOR PENERAPAN SRA PADA SATUAN
PENDIDIKAN

1. Nama Sekolah :
2. Desa/Kelurahan :
3. Kecamatan :
4. Kabupaten/Kota :
5. Provinsi :
6. Peran Pemangku Kepentingan Utama :
NO INDIKATOR JAWABAN JUMLAH VERIFIKASI
PARTISIPAN

a. Anak Ya Tidak P L
a. Peserta didik melembagakan ragam
aktivitas penerapan SRA sesuai
minat, bakat, dan kemampuannnya di
sekolah/madrasah masing-masing
b. Peserta didik menjadi tutor sebaya
untuk menerapkan SRA di rumah,
komunitas, sekolah/madrasah
terdekat.
c. Peserta didik dapat berpartisipasi aktif
dalam penerapan Sekolah Ramah
Anak melalui koordinasi Organisasi
Siswa Intra Sekolah (OSIS) untuk
SMP/SMPLB/MTs/SMA/MA/SMK
atau melalui komunitas anak untuk
usia SD/MI/SDLB di Forum Anak.
b Keluarga
a. Prinsip-prinsip dan nilai-nilai SRA
diterapkan oleh orangtua/wali dan
anggota keluarga dalam pendidikan,
perawatan dan pengasuhan anak sejak
usia dini untuk menjamin
kelangsungan hidup dan tumbuh
kembang anak;
b. Keluarga terutama orangtua/wali
mendukung peningkatan partisipasi
anak dalam upaya penerapan SRA
mulai dengan menggiatkan Obrolan
Pendidikan Ramah Anak di rumah
kemudian dalam pertemuan orangtua
murid dan guru di kelas dan dalam
pertemuan komite sekolah/madrasah ;
c. Keluarga terutama orangtua/wali
bersama-sama dengan warga
sekolah/madrasah termasuk anak
perempuan dan anak laki-laki,
menyusun Rencana Aksi Menuju
SRA dalam pertemuan komite
sekolah/madrasah; dan
d. Keluarga dapat bergabung dalam
komunitas yang mendukung anak-
anak mereka dalam mempelajari,
memantau dan menyebarluaskan
penerapan SRA.
C Satuan Pendidikan
a. Menyusun dan mengintegrasikan
Rencana Aksi Menuju SRA kedalam
kebijakan satuan pendidikan;
b. Koordinasi dengan para pemangku
kepentingan termasuk anak
perempuan dan laki-laki melalui
pertemuan Komite sekolah/madrasah;
c. Menerapkan SRA; dan

d. Menyusun pelaporan penerapanSRA.

8. Pemeriksaan Capaian Indikator SRA untuk setiap ruang lingkup

NO INDIKATOR JAWABAN VERIFIKASI

1 2 3 4
a. PENGEMBANGAN KURIKULUM YA TIDAK
i. Tersedianya kesempatan belajar dan
tempat belajar yang sama dalam jarak
yang terjangkau oleh anak perempuan
dan anak laki-laki termasuk anak yang
memerlukan pendidikan khusus yaitu
setara dengan berjalan kaki maksimal 3
km untuk SD/MI/SDLB dan 6 km untuk
SMP/MTs/SMPLB dan
SMA/MA/SMK/MAK/SMLB dari
kelompok permukiman permanen di
daerah terpencil
ii. Satuan pendidikan menyelenggarakan
proses pembelajaran dengan kegiatan
tatap muka sesuai standar pelayanan
minimal (SPM) yaitu SD dengan SPM
pendidikan dasar, SMA sesuai dengan
SPM Pendidikan Menengah, SMK/sesuai
dengan SPM Pendidikan Menengah
Kejuruan, MI/MTs/MA/MAK sesuai
dengan SPM Madrasah.
iii. Tersedianya sistem pembelajaran yang
inklusif dalam kegiatan ekstrakurikuler
yang membuka kesempatan bagi anak
yang memerlukan pendidikan khusus
dan/atau pendidikan layanan khusus
untuk belajar, memanfaatkan waktu
luang dan berkegiatan budaya bersama
teman sebaya.
iv. Adanya kepastian/keterjaminan tidak ada
anak yang sampai menderita karena
perlakuan diskriminasi didalam kelas
maupun diluar kelas dalam
pengembangan kurikulum di
sekolah/madrasah.
v. Adanya pengembangan kurikulum yang
bermutu dengan menggunakan materi dan
bahan ajar yang relevan dengan keseharian
peserta didik termasuk dalam keadaan
darurat.
vi. Adanya ragam model penilaian dan
evaluasi perkembangan belajar peserta
didik yang menjadikan kepentingan
terbaik anak perempuan dan laki-laki
termasuk anak yang memerlukan
pendidikan khusus dan/atau pendidikan
layanan khusus sebagai pertimbangan
utama.
vii. Tersedianya ragam bahan ajar yang
memenuhi kebutuhan belajar anak
perempuan dan laki-laki termasuk anak
yang memerlukan pendidikan khusus
dan/atau pendidikan layanan khusus
sesuai minat, bakat dan tingkat
kemampuannya dengan kualitas/mutu
dan relevan dengan nilai-nilai luhur dan
lingkungan yang layak anak.
viii. Tersedia ragam metoda pembelajaran
yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan dan tanggap terhadap
perubahan kebutuhan dan cara belajar
anak perempuan dan laki-laki termasuk
anak yang memerlukan pendidikan
khusus dan/atau pendidikan layanan
khusus.
ix. Tersedianya wahana pengembangan
komunitas anak sesuai dengan minat dan
tumbuh kembang anak perempuan dan
laki-laki termasuk anak yang
memerlukan pendidikan khusus dan/atau
pendidikan layanan khusus.
x. Adanya lingkungan yang mendukung
anak perempuan dan laki-laki termasuk
anak yang memerlukan pendidikan
khusus dan/atau pendidikan layanan
khusus didengar pendapatnya dan
ditanggapi dengan sungguh-sungguh
selama proses pembelajaran, penilaian
dan saat evaluasi hasil belajar.
xi. Memfasilitasi anak perempuan dan laki-
laki termasuk anak yang memerlukan
pendidikan khusus dan/atau pendidikan
layanan khusus untuk mengekspresikan
diri melalui seni – musik, gambar, drama
dan dalam bentuk lainnya sesuai minat,
bakat dan kemampuan anak secara
individu maupun dalam komunitas

b. SARANA DAN PRASARANA


i. Bangunan
a) Tersedia 1 (satu) ruang kelas untuk
setiap rombongan belajar yang
dilengkapi dengan meja dan kursi yang
memenuhi persyaratan untuk peserta
didik perempuan dan laki-laki, guru serta
papan tulis.

b) Di setiap SMP/MTs/SMPLB dan


SMA/MA/SMK/MAK/SMLB tersedia
ruang laboratorium IPA yang dilengkapi
dengan meja dan kursi yang memenuhi
persyaratan untuk 36 peserta didik
perempuan dan laki-laki dan minimal 1
set peralatan praktek IPA untuk
demonstrasi dan eksperiment peserta
didik.

c) Di setiap SD/MI/SDLB,
SMP/MTs/SMPLB dan
SMA/MA/SMK/MAK/SMLB tersedia
satu ruang guru yang dilengkapi dengan
meja dan kursi untuk satu orang guru,
kepala sekolah, dan tenaga kependidikan
lainnya.

d) Setiap SMP/MTs/SMPLB dan


SMA/MA/SMK/MAK/SMLB
menyediakan ruang kepala sekolah yang
terpisah dari ruang guru.

e) Bagunan mampu meredam getaran dan


kebisingan yang mengganggu kegiatan
pembelajaran.

f) Ukuran pengait jendela mudah diakses


oleh orang dewasa sesuai dengan ukuran
ruang dan ketinggian anak;

g) Untuk ruang kelas tidak dianjurkan


menggunakan jendela yang gampang
dipanjat oleh anak-anak;

h) Bangunan bertingkat dilengkapi tangga


dan sarana yang memenuhi persyaratan
keselamatan, kemudahan termasuk
kelayakan bagi anak perempuan dan
laki-laki termasuk anak yang
memerlukan pendidikan khusus,
kenyamanan dan keamanan;

i) Obyek-obyek dan zona yang berbahaya


di sekitar sekolah/madrasah dikenali dan
dipahami oleh peserta didik;

j) Bangunan memenuhi persyaratan


kesehatan sesuai dengan indikator
sekolah sehat;

k) Bahan bangunan yang aman bagi


kesehatan pengguna bangunan dan tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan;

l) Tersedia ruang konseling khusus;

m) Tersedianya ruang terbuka hijau;

n) Tersedianya titik kumpul yang aman jika


terjadi bencana;

o) Tersedia sumber air dan energi yang


aman, sehat dan bersih dalam jumlah
yang memadai termasuk bagi anak;

p) Risiko-risiko yang ditimbulkan pembawa


penyakit telah diminimalkan misalnya:
genangan air, lubang, bangunan kosong
dan kotor, galian yang dapat menjadi
tempat pembiakan bagi binatang
penyebar penyakit;

q) Harus dipastikan bersama instansi terkait


dan masyarakat bahwa kawasan sekitar
sekolah terbebas dari ancaman asap
rokok, narkoba, pornografi dan pengaruh
lingkungan yang buruk bagi
kelangsungan hidup dan tumbuh
kembang anak;

r) Letak sekolah jauh dari keramaian, tidak


berdekatan dengan pusat perbelanjaan,
terminal dan pusat keramaian lainnya;

s) Tersedianya kamar mandi (WC) yang


terpisah untuk anak perempuan dan anak
laki-laki yang aman, sehat dan bersih
serta tersedia dengan jumlah kamar
mandi/WC untuk anak perempuan lebih
banyak dari anak laki-laki, dalam rasio
yang memadai (1:40 untuk WC laki-laki
dan 1:25 untuk WC perempuan);

t) Tersedianya kantin sehat dan makanan


yang sehat, halal dan baik sesuai
peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia.

u) Tersedia ruang untuk perpustakaan;

ii. Halaman
a) Tersedia fasilitas bermain yang memenuhi
persyaratan keselamatan, kesehatan,
kemudahan, kenyamanan dan keamanan
bagi kelangsungan hidup dan tumbuh
kembang anak perempuan dan laki-laki
termasuk anak yang memerlukan
pendidikan khusus dan/atau pendidikan
layanan khusus.
b) Saluran air hujan di halaman mampu
menyerap air hujan dengan cepat dan tidak
membahayakan bagi anak-anak yang
melintas di dekatnya.
iii. Perabot
a) Perabot kuat, stabil, aman, dan mudah
dipindahkan oleh peserta didik;

b) Desain sesuai dengan kelompok usia


peserta didik dan tinggi badan anak
perempuan dan anak laki-laki;

c) Desain meja memiliki penutup


pandangan agar peserta didik
perempuan duduk dengan nyaman;

d) Meja dan kursi cukup kuat untuk


tempat berlindung sementara ketika
terjadi bencana;

e) Meja dan kursi bersudut tumpul;

f) Perletakan meja dan kursi kelas harus


memperhatikan ruang gerak yang
nyaman bagi pemakai kursi roda dan
kondisi darurat;

g) Mengatur tempat duduk yang


menjamin kenyamanan anak untuk
berinteraksi dengan teman sebaya dan
guru;

h) Papan tulis ditempatkan pada posisi


yang memungkinkan seluruh peserta
didik menjangkau dan melihat tulisan
dengan jelas;

i) Stop kontak tinggi lebih kurang 1,5


meter, tidak terjangkau oleh anak dan
bisa ditutup;

j) Tiang teras bersudut tumpul;

k) Khusus untuk sekolah/madrasah di area


pantai dan daerah banjir tersedia perahu
karet/pelampung;

l) Tersedia Alat Pemadam Api Ringan


(APAR) seperti karung goni, ember, air
atau pasir;

m) Perletakan lemari dan hiasan dinding di


dalam ruang kelas harus kuat
menempel di dinding agar tidak mudah
lepas jika terjadi goncangan;

n) Hal-hal yang terkait dengan kelistrikan


harus tertata rapi, terletak di luar
jangkauan anak-anak dan mudah
diawasi dan dirawat;

o) Tersedia sarana bagi anak untuk


memajang hasil karya masing-masing
seperti papan buletin, sudut khusus
yang dirancang bersama anak
perempuan dan laki-laki termasuk
anak-anak yang memerlukan
pendidikan khusus dan/atau pendidikan
layanan khusus;

p) Tersedia sarana untuk menjaga


kebersihan secara teratur; dan

q) Tersedia fasilitas dan perlengkapan


untuk menumbuhkan minat, bakat dan
kemampuan anak di bidang akademik,
seni, keterampilan dan olahraga.

iv. Buku dan Sumber Belajar


a) Buku-buku tidak mengandung materi-
materi yang mendiskriminasikan
perempuan dan/atau laki-laki (bias
gender) termasuk anak-anak yang
memerlukan pendidikan khusus
dan/atau pendidikan layanan khusus;

b) Tidak mengandung unsur-unsur


kekerasan, pornografi dan pelecehan;

c) Setiap sekolah dan madrasah


menyediakan buku teks yang sudah
ditetapkan kelayakannya oleh
pemerintah untuk setiap mata pelajaran
dengan perbandingan 1 set untuk setiap
peserta didik perempuan dan laki-laki
termasuk anak-anak yang memerlukan
pendidikan khusus dan/atau pendidikan
layanan khusus di sekolah/madrasah.
d) Setiap SD/MI/SDLB memiliki 100
judul buku pengayaan dan 10 buku
referensi serta setiap
SMP/MTs/SMPLB dan
SMA/MA/SMK/MAK/SMLB memiliki
200 judul buku pengayaan dan 20 judul
buku referensi sebagai sumber belajar
yang menunjang gerakan aman, sehat,
hijau, inklusi dan ramah anak dengan
dukungan keluarga dalam rasio yang
memadai, menambah wawasan dan
disukai anak-anak.

e) Setiap sekolah dan madrasah


menyediakan alat peraga dan bahan ajar
dengan rasio yang memadai untuk
setiap rumpun mata pelajaran.

v. Fasilitas dan Perlengkapan Untuk


Bermain dan Olah Raga
a) Tersedia dalam rasio yang memadai dan
terjangkau oleh setiap anak perempuan dan
laki-laki termasuk anak yang memerlukan
pendidikan khusus dan/atau pendidikan
layanan khusus.
b) Tidak mengandung unsur-unsur yang
membahayakan kesehatan dan keselamatan.
c. PENDIDIK DAN TENAGA PENDIDIK
i. Di setiap SD/MI tersedia 1 (satu) orang
guru untuk setiap 32 peserta didik dan 6
(enam) orang guru untuk setiap satuan
pendidikan dan untuk daerah khusus 4
(empat) orang guru setiap satuan
pendidikan;

ii. Di setiap SMP/MTs dan


SMA/MA/SMK/MAK tersedia 1 (satu)
orang guru untuk setiap mata pelajaran
dan untuk daerah khusus tersedia satu
orang guru untuk setiap rumpun mata
pelajaran;

iii. Di setiap SD/MI/SDLB tersedia 2 (dua)


orang guru yang memenuhi kualifikasi
akademi S-1 atau D – lV dan 2(dua)
orang guru yang telah memiliki sertifikat
pendidik,
iv. Di setiap SMP/MTs/SMPLB dan
SMA/MA/SMK/MAK /SMLB tersedia
guru dengan kualifikasi akademik S-
1atau D – lV sebanyak 70 % dan separuh
diantaranya (35 % dari keseluruhan
guru) telah memiliki sertifikat pendidik
untuk daerah khusus masing-masing
sebanyak 40% dan 2 0 %.

v. Disetiap SMP/MT/SMPLB dan


SMA/MA/SMK/MAK/SMLB tersedia
guru dengan kualifikasi akademik S-1
atau D-IV dan telah memiliki sertfifikat
pendidik masing-masing untuk mata
pelajaran Matematika, IPA, Bahasa
Indonesia, dan Bahasa Inggris.

vi. Semua kepala SD/MI/SDLB,


SMP/MTs/SMPLB, dan
SMA/MA/SMK/MAK/SMLB
berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV
dan telah memiliki sertfifikat pendidik.

vii. Semua pengawas sekolah dan madrasah


berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV
dan telah memiliki sertfifikat pendidik.

viii. Setiap guru tetap bekerja 37, 5 jam


perminggu disatuan pendidikan,
termasuk melaksanakan pembelajaran,
menilai hasil pembelajaran, membimbing
atau melatih peserta didik dan
melaksanakan tugas tambahan.

ix. . Setiap guru menerapkan rencana


pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
peduli anak dan berwawasan gender
serta disusun berdasarkan silabus untuk
setiap mata pelajaran yang diampunya
termasuk untuk pendidikan khusus dan
pendidikan layanan khusus.

x. Ada guru yang mengikuti pelatihan


penerapan sekolah/madrasah aman,
sehat, hijau, inklusi dan ramah anak di
sekolah/madrasah dengan dukungan
keluarga.

xi. Ada perlindungan dan bantuan hukum


bagi guru dan tenaga kependidikan
sebagai pekerja profesi.

xii. Kepala sekolah/madrasah memberikan


dukungan dan melakukan supervisi kelas
bagi guru untuk mengembangkan model-
model PAIKEM bagi anak serta
memberikan umpan balik kepada guru 2
kali dalam setiap semester.

xiii. Guru mengembangkan materi dan bahan


ajar yang bermutu dan relevan dengan
nilai-nilai luhur dan lingkungan yang
layak anak.

xiv. Guru mengembangkan suasana belajar


dan proses pembelajaran di
sekolah/madrasah kepada anak
perempuan dan laki-laki termasuk anak
yang memerlukan pendidikan khusus
dan/atau pendidikan layanan khusus
sesuai dengan tumbuh kembang minat,
bakat dan kemampuan masing-masing.

xv. Tersedianya Guru Bimbingan dan


Konseling yang peduli anak perempuan
dan laki-laki termasuk anak yang
memerlukan pendidikan khusus dan
pendidikan layanan khusus dengan rasio
yang memadai.

xvi. Setiap guru mengembangkan dan


menerapkan program penilaian untuk
membantu meningkatkan kemampuan
belajar peserta didik perempuan dan laki-
laki termasuk anak yang memerlukan
pendidikan khusus dan atau pendidikan
layanan khusus berdasarkan prinsip
kepentingan terbaik anak.

xvii. Setiap guru menyampaikan laporan hasil


evaluasi mata pelajaran serta hasil
penilaian setiap peserta didik kepada
kepala sekolah pada akhir semester
dalam bentuk laporan hasil prestasi
belajar peserta didik.

xviii. Tersedianya tenaga kependidikan yang


mendukung penerapan gerakan aman,
sehat, hijau, inklusi dan ramah anak
dengan dukungan keluarga

d. PENGELOLAAN
i. Pemerintah Kota/Kabupaten memiliki
rencana dan melaksanakan kegiatan untuk
membantu satuan pendidikan dalam
mengembangkan kurikulum dan proses
pembelajaran yang efektif.

ii. Kunjungan pengawas ke satuan


pendidikan dilakukan 1 kali setiap bulan
dan setiap kunjungan selama 3 jam untuk
melakukan supervisi dan pembinaan.

iii. Kepala sekolah/madrasah menyampaikan


laporan hasil ulangan kepada orang tua
peserta didik dan menyampaikan
rekapitulasinya kepada dinas pendidikan
Kabupaten/Kota atau kantor kementerian
agama di Kabupaten/Kota pada setiap
akhir semester.

iv. Setiap satuan pendidikan menerapkan


prinsip-prinsip sekolah ramah anak dalam
manajemen berbasis sekolah.

v. Jumlah peserta didik dalam setiap


rombongan belajar untuk SD/MI tidak
melebihi 32 orang, dan untuk SMP/MTs
dan SMA/MA/SMK/MAK tidak melebihi
36 orang.

vi. Adanya partisipasi anak perempuan dan


laki-laki termasuk anak yang memerlukan
pendidikan khusus dan/atau pendidikan
layanan khusus dalam penyusunan rencana
program/kegiatan sekolah/madrasah.

vii. Tersedianya pengelolaan UKS yang


mendukung upaya penerapan gerakan
sekolah/madrasah aman dari bencana,
adiwiyata, bersih dan sehat, sekolah hijau,
sekolah hebat, lingkungan inklusif dan
ramah pembelajaran dan model-model
pendidikan ramah anak lainnya.

viii. Adanya sistem pengelolaan kantin


sekolah/madrasah yang menyediakan
makanan yang sehat, halal, baik dan
bergizi.

ix. Adanya manajemen berbasis


sekolah/madrasah yang peduli anak.

x. Adanya koordinasi sekolah/madrasah


secara teratur dengan komite
sekolah/madrasah dan/atau dewan
pendidikan setempat untuk
mengidentifikasi anak-anak usia sekolah
yang tidak menikmati hak atas pendidikan.

xi. Komite sekolah/madrasah mendukung


program wajib belajar.

xii. Tersedianya sistem yang dapat memeriksa


kehadiran peserta didik dan mengatasi
masalah yang terkait dengan
ketidakhadiran mereka.

xiii. Komite sekolah/madrasah memfasilitasi


kerjasama para pemangku kepentingan.

xiv. Tersedia standar operasional prosedur


dan/atau atau kode etik yang disusun,
disepakati dan dipahami oleh semua
peserta didik perempuan dan anak laki-
laki termasuk anak yang memerlukan
pendidikan khusus dan/atau pendidikan
layanan khusus mengenai: tata tertib, anti
kekerasan, anti pelanggaran hak (bullying,
perpeloncoan, pelecehan,
penggunaan/pembawaan senjata dan
praktik pelanggaran hak anak lainnya) dan
gerakan aman, sehat, hijau, inklusi dan
ramah anak dengan dukungan keluarga.

xv. Adanya gerakan peduli terhadap


keselamatan dan keamanan anak
perempuan dan laki-laki termasuk anak
yang memerlukan pendidikan khusus
dan/atau pendidikan layanan khusus tidak
hanya di dalam lingkungan
sekolah/madrasah tetapi juga selama
dalam perjalanan menuju
sekolah/madrasah.

xvi. Melaksanakan latihan simulasi prosedur


evakuasi dan tanggap darurat yang
dilaksanakan secara periodik.

xvii. Komite sekolah/madrasah membentuk


Tim Pengembang SRA yang melibatkan
anak perempuan dan laki-laki termasuk
anak yang memerlukan pendidikan khusus
dan/atau pendidikan layanan khusus dan
pendamping mereka.

xviii. Peraturan penerimaan peserta didik di


sekolah/madrasah mengutamakan
kepentingan terbaik anak.

xix. Adanya kriteria penerima beasiswa yang


disusun secara partisipatif dengan
dukungan akuntabilitas dan
kepastian/keterjaminan terutama untuk
mencegah anak putus sekolah.

xx. Mengembangkan mekanisme pemantauan


dan evaluasi penerapan SRA yang
melibatkan para pemangku kepentingan
termasuk anak yang memberikan perhatian
mengenai kecukupan gizi anak, kondisi
kesehatan anak, kelangsungan hidup,
tumbuh kembang dan partisipasi anak
termasuk dalam keadaan darurat.

e. PEMBIAYAAN
i. Pemerintah dan pemerintah kabupaten/kota
mengalokasikan sekurang-kurangnya 20
(duapuluh) persen dari anggaran
pembangunan dalam menjamin
keberlanjutan dan kesetaraan bagi semua
anak perempuan dan laki-laki termasuk
anak yang memerlukan pendidikan khusus
dan/atau pendidikan layanan khusus dapat
menikmati hak atas pendidikan.
ii. Adanya partisipasi para pemangku
kepentingan termasuk anak perempuan dan
laki-laki termasuk anak yang memerlukan
pendidikan khusus dan/atau pendidikan
layanan khusus dalam perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan dan laporan
pembiayaan yang transparan untuk
kegiatan-kegiatan yang didanai APBN,
APBD, dan sumber dana lainnya di
sekolah/madrasah.
iii. Kegiatan penyusunan, penetapan,
pelaporan, monitoring dan evaluasi,
pembinaan dan pengawasan, pembangunan
sistem informasi manajemen serta
pengembangan kapasitas untuk mendukung
sekolah ramah anak merupakan tugas dan
tanggung jawab pemerintah.
iv. Kegiatan penerapan, pencapaian
kinerja/target, pelaporan, monitoring dan
evaluasi, pembinaan dan pengawasan,
pembangunan dan sistem informasi
manajemen serta pengembangan kapasitas
merupakan tanggung jawab pemerintah
daerah dibebankan kepada APBD.

Catatan tindakan penanganan kekerasan terhadap peserta didik

1. Sejauh ini belum ada kekerasan yang sangat dari peserta didik mapupun tenaga pendidikan
Laporan Hasil pemantauan dan Pengawasan

DAFTAR PERIKSA
PEMANTAUAN DAN EVALUASI INDIKATOR PENERAPAN SRA PADA SATUAN
PENDIDIKAN

7. Nama Sekolah : Mi Nurrohmah Bina Insani


8. Desa/Kelurahan : Tamantirto
9. Kecamatan : Kasihan
10. Kabupaten/Kota : Bantul
11. Provinsi : DIY
12. Peran Pemangku Kepentingan Utama : Kepala Madrasah
NO INDIKATOR JAWABAN JUMLAH VERIFIKASI
PARTISIPAN

a. Anak Ya Tidak P L
d. Peserta didik melembagakan ragam √ 20 27
aktivitas penerapan SRA sesuai
minat, bakat, dan kemampuannnya di
sekolah/madrasah masing-masing
e. Peserta didik menjadi tutor sebaya √ 10 5
untuk menerapkan SRA di rumah,
komunitas, sekolah/madrasah
terdekat.
f. Peserta didik dapat berpartisipasi aktif √ 10 5
dalam penerapan Sekolah Ramah
Anak melalui koordinasi Organisasi
Siswa Intra Sekolah (OSIS) untuk
SMP/SMPLB/MTs/SMA/MA/SMK
atau melalui komunitas anak untuk
usia SD/MI/SDLB di Forum Anak.
b Keluarga
e. Prinsip-prinsip dan nilai-nilai SRA √ 30 15
diterapkan oleh orangtua/wali dan
anggota keluarga dalam pendidikan,
perawatan dan pengasuhan anak sejak
usia dini untuk menjamin
kelangsungan hidup dan tumbuh
kembang anak;
f. Keluarga terutama orangtua/wali √ 30 15
mendukung peningkatan partisipasi
anak dalam upaya penerapan SRA
mulai dengan menggiatkan Obrolan
Pendidikan Ramah Anak di rumah
kemudian dalam pertemuan orangtua
murid dan guru di kelas dan dalam
pertemuan komite sekolah/madrasah ;
g. Keluarga terutama orangtua/wali √
bersama-sama dengan warga
sekolah/madrasah termasuk anak
perempuan dan anak laki-laki,
menyusun Rencana Aksi Menuju
SRA dalam pertemuan komite
sekolah/madrasah; dan
h. Keluarga dapat bergabung dalam √ 30 15
komunitas yang mendukung anak-
anak mereka dalam mempelajari,
memantau dan menyebarluaskan
penerapan SRA.
C Satuan Pendidikan
e. Menyusun dan mengintegrasikan √ 50 30
Rencana Aksi Menuju SRA kedalam
kebijakan satuan pendidikan;
f. Koordinasi dengan para pemangku √ 50 30
kepentingan termasuk anak
perempuan dan laki-laki melalui
pertemuan Komite sekolah/madrasah;
g. Menerapkan SRA; dan √ 50 30
h. Menyusun pelaporan penerapanSRA. √

8. Pemeriksaan Capaian Indikator SRA untuk setiap ruang lingkup

NO INDIKATOR JAWABAN VERIFIKASI


1 2 3 4
a. PENGEMBANGAN KURIKULUM YA TIDAK
xii. Tersedianya kesempatan belajar dan √
tempat belajar yang sama dalam jarak
yang terjangkau oleh anak perempuan
dan anak laki-laki termasuk anak yang
memerlukan pendidikan khusus yaitu
setara dengan berjalan kaki maksimal 3
km untuk SD/MI/SDLB dan 6 km untuk
SMP/MTs/SMPLB dan
SMA/MA/SMK/MAK/SMLB dari
kelompok permukiman permanen di
daerah terpencil
xiii. Satuan pendidikan menyelenggarakan √
proses pembelajaran dengan kegiatan
tatap muka sesuai standar pelayanan
minimal (SPM) yaitu SD dengan SPM
pendidikan dasar, SMA sesuai dengan
SPM Pendidikan Menengah, SMK/sesuai
dengan SPM Pendidikan Menengah
Kejuruan, MI/MTs/MA/MAK sesuai
dengan SPM Madrasah.
xiv. Tersedianya sistem pembelajaran yang √
inklusif dalam kegiatan ekstrakurikuler
yang membuka kesempatan bagi anak
yang memerlukan pendidikan khusus
dan/atau pendidikan layanan khusus
untuk belajar, memanfaatkan waktu
luang dan berkegiatan budaya bersama
teman sebaya.
xv. Adanya kepastian/keterjaminan tidak ada √
anak yang sampai menderita karena
perlakuan diskriminasi didalam kelas
maupun diluar kelas dalam
pengembangan kurikulum di
sekolah/madrasah.
xvi. Adanya pengembangan kurikulum yang √
bermutu dengan menggunakan materi dan
bahan ajar yang relevan dengan keseharian
peserta didik termasuk dalam keadaan
darurat.
xvii. Adanya ragam model penilaian dan

evaluasi perkembangan belajar peserta
didik yang menjadikan kepentingan
terbaik anak perempuan dan laki-laki
termasuk anak yang memerlukan
pendidikan khusus dan/atau pendidikan
layanan khusus sebagai pertimbangan
utama.
xviii. Tersedianya ragam bahan ajar yang

memenuhi kebutuhan belajar anak
perempuan dan laki-laki termasuk anak
yang memerlukan pendidikan khusus
dan/atau pendidikan layanan khusus
sesuai minat, bakat dan tingkat
kemampuannya dengan kualitas/mutu
dan relevan dengan nilai-nilai luhur dan
lingkungan yang layak anak.
xix. Tersedia ragam metoda pembelajaran

yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan dan tanggap terhadap
perubahan kebutuhan dan cara belajar
anak perempuan dan laki-laki termasuk
anak yang memerlukan pendidikan
khusus dan/atau pendidikan layanan
khusus.
xx. Tersedianya wahana pengembangan

komunitas anak sesuai dengan minat dan
tumbuh kembang anak perempuan dan
laki-laki termasuk anak yang
memerlukan pendidikan khusus dan/atau
pendidikan layanan khusus.
xxi. Adanya lingkungan yang mendukung √
anak perempuan dan laki-laki termasuk
anak yang memerlukan pendidikan
khusus dan/atau pendidikan layanan
khusus didengar pendapatnya dan
ditanggapi dengan sungguh-sungguh
selama proses pembelajaran, penilaian
dan saat evaluasi hasil belajar.
xxii. Memfasilitasi anak perempuan dan laki- √
laki termasuk anak yang memerlukan
pendidikan khusus dan/atau pendidikan
layanan khusus untuk mengekspresikan
diri melalui seni – musik, gambar, drama
dan dalam bentuk lainnya sesuai minat,
bakat dan kemampuan anak secara
individu maupun dalam komunitas

b. SARANA DAN PRASARANA


vi. Bangunan
v) Tersedia 1 (satu) ruang kelas untuk √
setiap rombongan belajar yang
dilengkapi dengan meja dan kursi yang
memenuhi persyaratan untuk peserta
didik perempuan dan laki-laki, guru serta
papan tulis.

w) Di setiap SMP/MTs/SMPLB dan √


SMA/MA/SMK/MAK/SMLB tersedia
ruang laboratorium IPA yang dilengkapi
dengan meja dan kursi yang memenuhi
persyaratan untuk 36 peserta didik
perempuan dan laki-laki dan minimal 1
set peralatan praktek IPA untuk
demonstrasi dan eksperiment peserta
didik.

x) Di setiap SD/MI/SDLB, √
SMP/MTs/SMPLB dan
SMA/MA/SMK/MAK/SMLB tersedia
satu ruang guru yang dilengkapi dengan
meja dan kursi untuk satu orang guru,
kepala sekolah, dan tenaga kependidikan
lainnya.
y) Setiap SMP/MTs/SMPLB dan √
SMA/MA/SMK/MAK/SMLB
menyediakan ruang kepala sekolah yang
terpisah dari ruang guru.

z) Bagunan mampu meredam getaran dan √


kebisingan yang mengganggu kegiatan
pembelajaran.

aa) Ukuran pengait jendela mudah diakses √


oleh orang dewasa sesuai dengan ukuran
ruang dan ketinggian anak;

bb) Untuk ruang kelas tidak dianjurkan √


menggunakan jendela yang gampang
dipanjat oleh anak-anak;

cc) Bangunan bertingkat dilengkapi tangga √


dan sarana yang memenuhi persyaratan
keselamatan, kemudahan termasuk
kelayakan bagi anak perempuan dan
laki-laki termasuk anak yang
memerlukan pendidikan khusus,
kenyamanan dan keamanan;

dd) Obyek-obyek dan zona yang berbahaya √


di sekitar sekolah/madrasah dikenali dan
dipahami oleh peserta didik;

ee) Bangunan memenuhi persyaratan √


kesehatan sesuai dengan indikator
sekolah sehat;

ff) Bahan bangunan yang aman bagi √


kesehatan pengguna bangunan dan tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan;

gg) Tersedia ruang konseling khusus; √

hh) Tersedianya ruang terbuka hijau; √

ii) Tersedianya titik kumpul yang aman jika √


terjadi bencana;

jj) Tersedia sumber air dan energi yang √


aman, sehat dan bersih dalam jumlah
yang memadai termasuk bagi anak;

kk) Risiko-risiko yang ditimbulkan pembawa √


penyakit telah diminimalkan misalnya:
genangan air, lubang, bangunan kosong
dan kotor, galian yang dapat menjadi
tempat pembiakan bagi binatang
penyebar penyakit;

ll) Harus dipastikan bersama instansi terkait √


dan masyarakat bahwa kawasan sekitar
sekolah terbebas dari ancaman asap
rokok, narkoba, pornografi dan pengaruh
lingkungan yang buruk bagi
kelangsungan hidup dan tumbuh
kembang anak;

mm) Letak sekolah jauh dari √


keramaian, tidak berdekatan dengan
pusat perbelanjaan, terminal dan pusat
keramaian lainnya;

nn) Tersedianya kamar mandi (WC) yang √


terpisah untuk anak perempuan dan anak
laki-laki yang aman, sehat dan bersih
serta tersedia dengan jumlah kamar
mandi/WC untuk anak perempuan lebih
banyak dari anak laki-laki, dalam rasio
yang memadai (1:40 untuk WC laki-laki
dan 1:25 untuk WC perempuan);

oo) Tersedianya kantin sehat dan makanan √


yang sehat, halal dan baik sesuai
peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia.

pp) Tersedia ruang untuk perpustakaan; √

vii. Halaman
c) Tersedia fasilitas bermain yang memenuhi √
persyaratan keselamatan, kesehatan,
kemudahan, kenyamanan dan keamanan
bagi kelangsungan hidup dan tumbuh
kembang anak perempuan dan laki-laki
termasuk anak yang memerlukan
pendidikan khusus dan/atau pendidikan
layanan khusus.
d) Saluran air hujan di halaman mampu √
menyerap air hujan dengan cepat dan tidak
membahayakan bagi anak-anak yang
melintas di dekatnya.
viii. Perabot
r) Perabot kuat, stabil, aman, dan mudah √
dipindahkan oleh peserta didik;

s) Desain sesuai dengan kelompok usia √


peserta didik dan tinggi badan anak
perempuan dan anak laki-laki;

t) Desain meja memiliki penutup √


pandangan agar peserta didik
perempuan duduk dengan nyaman;

u) Meja dan kursi cukup kuat untuk √


tempat berlindung sementara ketika
terjadi bencana;

v) Meja dan kursi bersudut tumpul; √

w) Perletakan meja dan kursi kelas harus √


memperhatikan ruang gerak yang
nyaman bagi pemakai kursi roda dan
kondisi darurat;

x) Mengatur tempat duduk yang √


menjamin kenyamanan anak untuk
berinteraksi dengan teman sebaya dan
guru;

y) Papan tulis ditempatkan pada posisi √


yang memungkinkan seluruh peserta
didik menjangkau dan melihat tulisan
dengan jelas;

z) Stop kontak tinggi lebih kurang 1,5 √


meter, tidak terjangkau oleh anak dan
bisa ditutup;

aa) Tiang teras bersudut tumpul; √

bb) Khusus untuk sekolah/madrasah di area √


pantai dan daerah banjir tersedia perahu
karet/pelampung;

cc) Tersedia Alat Pemadam Api Ringan √


(APAR) seperti karung goni, ember, air
atau pasir;

dd) Perletakan lemari dan hiasan dinding di √


dalam ruang kelas harus kuat
menempel di dinding agar tidak mudah
lepas jika terjadi goncangan;

ee) Hal-hal yang terkait dengan kelistrikan √


harus tertata rapi, terletak di luar
jangkauan anak-anak dan mudah
diawasi dan dirawat;

ff) Tersedia sarana bagi anak untuk √


memajang hasil karya masing-masing
seperti papan buletin, sudut khusus
yang dirancang bersama anak
perempuan dan laki-laki termasuk
anak-anak yang memerlukan
pendidikan khusus dan/atau pendidikan
layanan khusus;

gg) Tersedia sarana untuk menjaga √


kebersihan secara teratur; dan

hh) Tersedia fasilitas dan perlengkapan √


untuk menumbuhkan minat, bakat dan
kemampuan anak di bidang akademik,
seni, keterampilan dan olahraga.

ix. Buku dan Sumber Belajar


f) Buku-buku tidak mengandung materi- √
materi yang mendiskriminasikan
perempuan dan/atau laki-laki (bias
gender) termasuk anak-anak yang
memerlukan pendidikan khusus
dan/atau pendidikan layanan khusus;

g) Tidak mengandung unsur-unsur √


kekerasan, pornografi dan pelecehan;

h) Setiap sekolah dan madrasah √


menyediakan buku teks yang sudah
ditetapkan kelayakannya oleh
pemerintah untuk setiap mata pelajaran
dengan perbandingan 1 set untuk setiap
peserta didik perempuan dan laki-laki
termasuk anak-anak yang memerlukan
pendidikan khusus dan/atau pendidikan
layanan khusus di sekolah/madrasah.

i) Setiap SD/MI/SDLB memiliki 100 √


judul buku pengayaan dan 10 buku
referensi serta setiap
SMP/MTs/SMPLB dan
SMA/MA/SMK/MAK/SMLB memiliki
200 judul buku pengayaan dan 20 judul
buku referensi sebagai sumber belajar
yang menunjang gerakan aman, sehat,
hijau, inklusi dan ramah anak dengan
dukungan keluarga dalam rasio yang
memadai, menambah wawasan dan
disukai anak-anak.

j) Setiap sekolah dan madrasah √


menyediakan alat peraga dan bahan ajar
dengan rasio yang memadai untuk
setiap rumpun mata pelajaran.

x. Fasilitas dan Perlengkapan Untuk


Bermain dan Olah Raga
c) Tersedia dalam rasio yang memadai dan √
terjangkau oleh setiap anak perempuan dan
laki-laki termasuk anak yang memerlukan
pendidikan khusus dan/atau pendidikan
layanan khusus.
d) Tidak mengandung unsur-unsur yang √
membahayakan kesehatan dan keselamatan.
c. PENDIDIK DAN TENAGA PENDIDIK
xix. Di setiap SD/MI tersedia 1 (satu) orang √
guru untuk setiap 32 peserta didik dan 6
(enam) orang guru untuk setiap satuan
pendidikan dan untuk daerah khusus 4
(empat) orang guru setiap satuan
pendidikan;

xx. Di setiap SMP/MTs dan √


SMA/MA/SMK/MAK tersedia 1 (satu)
orang guru untuk setiap mata pelajaran
dan untuk daerah khusus tersedia satu
orang guru untuk setiap rumpun mata
pelajaran;

xxi. Di setiap SD/MI/SDLB tersedia 2 (dua) √


orang guru yang memenuhi kualifikasi
akademi S-1 atau D – lV dan 2(dua)
orang guru yang telah memiliki sertifikat
pendidik,
xxii. Di setiap SMP/MTs/SMPLB dan √
SMA/MA/SMK/MAK /SMLB tersedia
guru dengan kualifikasi akademik S-
1atau D – lV sebanyak 70 % dan separuh
diantaranya (35 % dari keseluruhan
guru) telah memiliki sertifikat pendidik
untuk daerah khusus masing-masing
sebanyak 40% dan 2 0 %.

xxiii. Disetiap SMP/MT/SMPLB dan √


SMA/MA/SMK/MAK/SMLB tersedia
guru dengan kualifikasi akademik S-1
atau D-IV dan telah memiliki sertfifikat
pendidik masing-masing untuk mata
pelajaran Matematika, IPA, Bahasa
Indonesia, dan Bahasa Inggris.

xxiv. Semua kepala SD/MI/SDLB, √


SMP/MTs/SMPLB, dan
SMA/MA/SMK/MAK/SMLB
berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV
dan telah memiliki sertfifikat pendidik.

xxv. Semua pengawas sekolah dan madrasah √


berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV
dan telah memiliki sertfifikat pendidik.

xxvi. Setiap guru tetap bekerja 37, 5 jam √


perminggu disatuan pendidikan,
termasuk melaksanakan pembelajaran,
menilai hasil pembelajaran, membimbing
atau melatih peserta didik dan
melaksanakan tugas tambahan.

xxvii. . Setiap guru menerapkan rencana √


pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
peduli anak dan berwawasan gender
serta disusun berdasarkan silabus untuk
setiap mata pelajaran yang diampunya
termasuk untuk pendidikan khusus dan
pendidikan layanan khusus.

xxviii. Ada guru yang mengikuti pelatihan √


penerapan sekolah/madrasah aman,
sehat, hijau, inklusi dan ramah anak di
sekolah/madrasah dengan dukungan
keluarga.

xxix. Ada perlindungan dan bantuan hukum √


bagi guru dan tenaga kependidikan
sebagai pekerja profesi.

xxx. Kepala sekolah/madrasah memberikan √


dukungan dan melakukan supervisi kelas
bagi guru untuk mengembangkan model-
model PAIKEM bagi anak serta
memberikan umpan balik kepada guru 2
kali dalam setiap semester.

xxxi. Guru mengembangkan materi dan bahan √


ajar yang bermutu dan relevan dengan
nilai-nilai luhur dan lingkungan yang
layak anak.

xxxii. Guru mengembangkan suasana belajar √


dan proses pembelajaran di
sekolah/madrasah kepada anak
perempuan dan laki-laki termasuk anak
yang memerlukan pendidikan khusus
dan/atau pendidikan layanan khusus
sesuai dengan tumbuh kembang minat,
bakat dan kemampuan masing-masing.

xxxiii. Tersedianya Guru Bimbingan dan √


Konseling yang peduli anak perempuan
dan laki-laki termasuk anak yang
memerlukan pendidikan khusus dan
pendidikan layanan khusus dengan rasio
yang memadai.

xxxiv. Setiap guru mengembangkan dan √


menerapkan program penilaian untuk
membantu meningkatkan kemampuan
belajar peserta didik perempuan dan laki-
laki termasuk anak yang memerlukan
pendidikan khusus dan atau pendidikan
layanan khusus berdasarkan prinsip
kepentingan terbaik anak.

xxxv. Setiap guru menyampaikan laporan hasil √


evaluasi mata pelajaran serta hasil
penilaian setiap peserta didik kepada
kepala sekolah pada akhir semester
dalam bentuk laporan hasil prestasi
belajar peserta didik.

xxxvi. Tersedianya tenaga kependidikan yang √


mendukung penerapan gerakan aman,
sehat, hijau, inklusi dan ramah anak
dengan dukungan keluarga

d. PENGELOLAAN
xxi. Pemerintah Kota/Kabupaten memiliki √
rencana dan melaksanakan kegiatan untuk
membantu satuan pendidikan dalam
mengembangkan kurikulum dan proses
pembelajaran yang efektif.

xxii. Kunjungan pengawas ke satuan √


pendidikan dilakukan 1 kali setiap bulan
dan setiap kunjungan selama 3 jam untuk
melakukan supervisi dan pembinaan.

xxiii. Kepala sekolah/madrasah menyampaikan √


laporan hasil ulangan kepada orang tua
peserta didik dan menyampaikan
rekapitulasinya kepada dinas pendidikan
Kabupaten/Kota atau kantor kementerian
agama di Kabupaten/Kota pada setiap
akhir semester.

xxiv. Setiap satuan pendidikan menerapkan √


prinsip-prinsip sekolah ramah anak dalam
manajemen berbasis sekolah.

xxv. Jumlah peserta didik dalam setiap √


rombongan belajar untuk SD/MI tidak
melebihi 32 orang, dan untuk SMP/MTs
dan SMA/MA/SMK/MAK tidak melebihi
36 orang.

xxvi. Adanya partisipasi anak perempuan dan √


laki-laki termasuk anak yang memerlukan
pendidikan khusus dan/atau pendidikan
layanan khusus dalam penyusunan rencana
program/kegiatan sekolah/madrasah.

xxvii. Tersedianya pengelolaan UKS yang


mendukung upaya penerapan gerakan
sekolah/madrasah aman dari bencana,
adiwiyata, bersih dan sehat, sekolah hijau,
sekolah hebat, lingkungan inklusif dan
ramah pembelajaran dan model-model
pendidikan ramah anak lainnya.

xxviii. Adanya sistem pengelolaan kantin √


sekolah/madrasah yang menyediakan
makanan yang sehat, halal, baik dan
bergizi.

xxix. Adanya manajemen berbasis √


sekolah/madrasah yang peduli anak.

xxx. Adanya koordinasi sekolah/madrasah √


secara teratur dengan komite
sekolah/madrasah dan/atau dewan
pendidikan setempat untuk
mengidentifikasi anak-anak usia sekolah
yang tidak menikmati hak atas pendidikan.

xxxi. Komite sekolah/madrasah mendukung √


program wajib belajar.

xxxii. Tersedianya sistem yang dapat memeriksa √


kehadiran peserta didik dan mengatasi
masalah yang terkait dengan
ketidakhadiran mereka.

xxxiii. Komite sekolah/madrasah memfasilitasi √


kerjasama para pemangku kepentingan.

xxxiv. Tersedia standar operasional prosedur √


dan/atau atau kode etik yang disusun,
disepakati dan dipahami oleh semua
peserta didik perempuan dan anak laki-
laki termasuk anak yang memerlukan
pendidikan khusus dan/atau pendidikan
layanan khusus mengenai: tata tertib, anti
kekerasan, anti pelanggaran hak (bullying,
perpeloncoan, pelecehan,
penggunaan/pembawaan senjata dan
praktik pelanggaran hak anak lainnya) dan
gerakan aman, sehat, hijau, inklusi dan
ramah anak dengan dukungan keluarga.

xxxv. Adanya gerakan peduli terhadap √


keselamatan dan keamanan anak
perempuan dan laki-laki termasuk anak
yang memerlukan pendidikan khusus
dan/atau pendidikan layanan khusus tidak
hanya di dalam lingkungan
sekolah/madrasah tetapi juga selama
dalam perjalanan menuju
sekolah/madrasah.

xxxvi. Melaksanakan latihan simulasi prosedur √


evakuasi dan tanggap darurat yang
dilaksanakan secara periodik.

xxxvii. Komite sekolah/madrasah membentuk √


Tim Pengembang SRA yang melibatkan
anak perempuan dan laki-laki termasuk
anak yang memerlukan pendidikan khusus
dan/atau pendidikan layanan khusus dan
pendamping mereka.

xxxviii. Peraturan penerimaan peserta didik di √


sekolah/madrasah mengutamakan
kepentingan terbaik anak.

xxxix. Adanya kriteria penerima beasiswa yang √


disusun secara partisipatif dengan
dukungan akuntabilitas dan
kepastian/keterjaminan terutama untuk
mencegah anak putus sekolah.

xl. Mengembangkan mekanisme pemantauan √


dan evaluasi penerapan SRA yang
melibatkan para pemangku kepentingan
termasuk anak yang memberikan perhatian
mengenai kecukupan gizi anak, kondisi
kesehatan anak, kelangsungan hidup,
tumbuh kembang dan partisipasi anak
termasuk dalam keadaan darurat.

e. PEMBIAYAAN
v. Pemerintah dan pemerintah kabupaten/kota √
mengalokasikan sekurang-kurangnya 20
(duapuluh) persen dari anggaran
pembangunan dalam menjamin
keberlanjutan dan kesetaraan bagi semua
anak perempuan dan laki-laki termasuk
anak yang memerlukan pendidikan khusus
dan/atau pendidikan layanan khusus dapat
menikmati hak atas pendidikan.
vi. Adanya partisipasi para pemangku √
kepentingan termasuk anak perempuan dan
laki-laki termasuk anak yang memerlukan
pendidikan khusus dan/atau pendidikan
layanan khusus dalam perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan dan laporan
pembiayaan yang transparan untuk
kegiatan-kegiatan yang didanai APBN,
APBD, dan sumber dana lainnya di
sekolah/madrasah.
vii. Kegiatan penyusunan, penetapan, √
pelaporan, monitoring dan evaluasi,
pembinaan dan pengawasan, pembangunan
sistem informasi manajemen serta
pengembangan kapasitas untuk mendukung
sekolah ramah anak merupakan tugas dan
tanggung jawab pemerintah.
viii. Kegiatan penerapan, pencapaian √
kinerja/target, pelaporan, monitoring dan
evaluasi, pembinaan dan pengawasan,
pembangunan dan sistem informasi
manajemen serta pengembangan kapasitas
merupakan tanggung jawab pemerintah
daerah dibebankan kepada APBD.

Anda mungkin juga menyukai