Permendagri 62 THN 2015 (Statuta Ipdn)
Permendagri 62 THN 2015 (Statuta Ipdn)
MEMUTUSKAN:
MUKADIMAH
Atas berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan didorong oleh keinginan
luhur untuk menciptakan kader Pamong Praja yang professional, maka
dibentuk Lembaga Pendidikan Tinggi Kepamongprajaan di lingkungan
Kementeriaan Dalam Negeri. Pendidikan Tinggi Kepamongprajaan memiliki
sejarah panjang, mulai masa pemerintahan Hindia Belanda sampai masa
Kemerdekaan Republik Indonesia. Pada masa kemerdekaan, nama Lembaga
Pendidikan Tinggi Kepamongprajaan berubah-ubah namun esensinya sama,
yakni mendidik calon-calon birokrat pemerintahan yang mempunyai
kemampuan intelektual tinggi, terampil dalam melaksanakan tugas dan
berperilaku sebagai seorang pamong pemerintahan.
Pamong Praja adalah aparatur pusat yang bertugas di lingkungan
pemerintahan daerah. Sebutan ini menunjukkan bahwa sejak awal istilah
pamong praja menunjukkan suatu profesi dalam birokrasi pemerintahan di
daerah. Kepamongprajaan merupakan istilah yang digunakan dalam
lingkungan Kementerian Dalam Negeri yang menggambarkan suatu karakter
dan profesi khusus yang diemban oleh Korps Pamong Praja. Korps Pamong
Praja berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1956 tentang
Pembentukan Koordinasi Pemerintahan Sipil, Pamong Praja mencakup
Gubernur, Residen, Bupati, Walikota, Wedana dan Asisten Wedana, dengan
3
Selain nilai keutamaan pegangan moral bagi Korps Pamong Praja dalam
melaksanakan peran dan fungsinya, Korps Pamong Praja dalam bertindak
senantiasa dilandasi pada 12 (dua belas) nilai pemerintahan sebagai spirit
kepamongprajaan yaitu :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Rektor adalah Pimpinan Institut Pemerintahan Dalam Negeri.
2. Gubernur adalah sebutan lain untuk Rektor.
3. Institut Pemerintahan Dalam Negeri disingkat IPDN adalah Pendidikan
Tinggi Kepamongprajaan di lingkungan Kementerian Dalam Negeri.
4. Statuta IPDN sebagai pedoman dasar bagi Institut Pemerintahan Dalam
Negeri dalam melaksanakan Tridhama Perguruan Tinggi.
5. Tridharma Perguruan Tinggi adalah kewajiban perguruan tinggi untuk
menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat;
6. Pendidikan Berikatan Dinas adalah penyelenggaraan pendidikan yang
peserta didiknya dipersiapkan untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil.
7. Pendidikan Akademik adalah pendidikan tinggi program studi Sarjana,
program studi Magister, dan program studi Doktor dalam pengembangan
ilmu pengetahuan pemerintahan.
8. Pendidikan Vokasi adalah program studi Diploma yang menyiapkan
peserta didik untuk pekerjaan dan keahlian terapan pemerintahan.
9. Pendidikan Profesi Kepamongprajaan adalah pendidikan keahlian khusus
bagi lulusan sarjana atau sederajat non ilmu pemerintahan dan untuk
mengembangkan bakat dan kemampuan memperoleh kecakapan bidang
keterampilan teknis pemerintahan.
8
BAB II
VISI, MISI DAN RENCANA STRATEGIS
Pasal 2
Visi IPDN adalah menjadi Pendidikan Tinggi Kepamongprajaan terpercaya
dalam menghasilkan kader pemerintahan yang berkompetensi, berkarakter
dan berkepribadian.
Pasal 3
Untuk mencapai visi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Misi Institut
Pemerintahan Dalam Negeri sebagai berikut :
1. melaksanakan Tridharma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan
pengabdian masyarakat;
2. mengembangkan pendidikan akademik, vokasi dan profesi berbasis teoritis,
legalitas dan empiris;
3. membangun kerjasama dengan berbagai unsur di dalam maupun luar
negeri;
4. mengembangkan kurikulum pendidikan kepamongprajaan berbasis
kompetensi;
5. meningkatkan kapabilitas tenaga pendidik dan kependidikan sesuai
tuntutan kebutuhan;
6. mengembangkan infrastruktur dan sarana pendidikan yang memungkinkan
terselenggaranya proses pembelajaran secara optimal;
7. mengembangkan kepribadian dan karakter pendidik, tenaga kependidikan
dan peserta didik;dan
8. meningkatkan mutu dan kinerja penyelenggaraan pendidikan yang
mengarah pada pemenuhan standar mutu pendidikan tinggi nasional
berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
Pasal 4
Tujuan IPDN sebagai berikut:
a. menghasilkan kader pemerintahan yang profesional, berkepribadian dan
berkarakter;
b. terpenuhinya kebutuhan sumber daya aparatur yang profesional,
berkepribadian dan berkarakter;dan
c. memberikan kontribusi pemikiran kepada penyelenggaraan pemerintahan
dalam hal perumusan kebijakan pemerintah.
Pasal 5
(1) Rencana Pengembangan Jangka Panjang IPDN memuat rencana dan
pengembangan 25 tahun (dua puluh lima) tahun.
(2) Rencana Strategis IPDN memuat rencana dan program pengembangan 5
(lima) tahun.
(3) Rencana Operasional IPDN merupakan penjabaran dari Rencana Strategis
yang memuat program dan kegiatan selama 1 (satu) tahun;dan
(4) Rencana Pengembangan Jangka Panjang, Rencana Strategis dan Rencana
Operasional dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Rektor
dan/atau Gubernur.
Pasal 6
(1) Untuk mencapai visi, misi, tujuan dan rencana strategis, IPDN mempunyai
kewenangan sebagai berikut :
a. melakukan seleksi penerimaan calon praja;
b. melakukan seleksi penerimaan calon dosen sesuai formasi Calon
Pegawai Negeri Sipil (CPNS) bagi tenaga pendidik;
10
BAB III
IDENTITAS
Pasal 7
Pasal 8
Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
merupakan landasan penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Kepamongprajaan di
IPDN.
Pasal 9
Pasal 11
(1) IPDN memiliki bendera berbentuk persegi empat panjang dengan ukuran
lebar 2:3 berwarna kuning, ditengahnya terdapat lambang IPDN.
(2) Bendera sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:
Pasal 12
(1) IPDN mempunyai Hymne, Mars, dan Kode Kehormatan Praja.
(2) Hymne IPDN sebagai berikut:
Demi Tuhan Yang maha Esa
Nusa dan Bangsa
Aku Bersumpah Setia
Untuk Mengabdi Dan Melindungi
Serta mengayomi Bangsaku, Negeriku Tanah Airku
Indonesia, Kuserahkan Seluruh Jiwa Ragaku
Kukerahkan Seluruh Dayaku
Untuk Pertiwi
12
Terimalah Baktiku
Terimalah Pengabdianku
Abdi Praja
Dharma Satia Nagara Bhakti
Abdi Praja
Dharma Satya Nagara Bhakti
(3) Mars IPDN sebagai berikut:
Kami Putra Putri Indonesia
Siap Mengabdi
Bagi Negara, Nusa Dan Bangsa
Jaya Abadi
Bekal Ilmu Untuk Beramal
Bagi bangsaku
Dengan Dasar Ambeg Paramarta
Kami Bekerja
Sikap Tegas Dan Tegar
Siap Sedia
Menyebar Keseluruh Nusantara
Angkatan Muda Tunas Pamong Praja
Insan Tauladan Bangsa
Institut Pemerintahan Dalam Negeri
Menyebar Keseluruh Nusantara
Pancasila Dasar Jiwa Raga Kami
Kubangun Nusa Bangsa.
(4) Kode Kehormatan Praja sebagai berikut:
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Setia kepada Pancasila, Undang Undang Dasar Republik Indonesia
Tahun 1945, Negara dan Pemerintah Republik Indonesia;
c. Rela berkorban dan bekerja keras untuk kepentingan rakyat, bangsa
dan Negara;
d. Melaksanakan pengabdian berdasarkan kaidah keilmuan, etika dan
estetika;dan
e. Kejujuran, kearifan, keadilan, keterbukaan, taat asas dan professional
dalam pelayanan kepada masyarakat.
(5) Hymne IPDN dan Mars IPDN sebagaimana dimaksud pada (2) dan ayat (3)
sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 13
(1) IPDN memiliki Pakaian Dinas Akademik dan Jas Almamater.
(2) Pakaian Dinas Akademik dan Jas Almamater sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri.
(3) Pakaian upacara kebesaran bagi Presiden, Menteri Dalam Negeri, Rektor
dan/atau Gubernur dan Wakil Rektor dan/atau Wakil Gubernur diatur
dengan Peraturan Menteri.
Pasal 14
(1) Karakteristik khusus lulusan IPDN adalah:
a. memiliki idealisme, kepedulian, keahlian dan ketarampilan teknis
penyelenggaraan pemerintahan;
b. memiliki kepribadian, integritas, loyalitas, dedikasi, dan keahlian
kepemimpinan kepamongprajaan;
c. berwawasan nusantara dan global, berkode etik, serta berlandaskan
pada Bhinneka Tinggal Ika.
(2) Untuk menghasilkan lulusan yang memiliki karakteristik khusus
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), metode pendidikan pada IPDN
13
BAB IV
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
Pasal 15
(1) IPDN menyelenggarakan pendidikan akademik, vokasi, dan profesi.
(2) Penyelenggaraan pendidikan akademik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi program Sarjana, Magister dan Doktor.
(3) Penyelenggaraan pendidikan vokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah program diploma I, II, III dan IV untuk menyiapkan tenaga yang
memiliki keterampilan di bidang pemerintahan dalam negeri.
(4) Penyelenggaraan pendidikan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah program profesi kepamongprajaan.
(5) Kualifikasi pendidikan akademik, vokasi, dan profesi kepamongprajaan
diselenggarakan atas dasar Kualifikasi Kompetensi Nasional Indonesia.
Pasal 16
(1) Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan di Kampus IPDN Pusat di
Jatinangor, Kampus IPDN di Jakarta dan Kampus IPDN di Daerah yang
merupakan satu kesatuan Organisasi IPDN.
(2) Kampus IPDN di Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlokasi di
Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Riau, Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi
Sulawesi Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Provinsi Kalimantan
Barat, dan Provinsi Papua.
(3) Pengembangan kampus IPDN di daerah selain sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri.
(4) Kampus IPDN di daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
melaksanakan program studi tertentu.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan program studi tertentu
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan dengan Peraturan Rektor
dan/atau Gubernur.
Pasal 17
(1) Penyelenggaraan pendidikan di IPDN dibagi dalam 2 (dua) semester yaitu
semester gasal dan semester genap.
(2) Setiap semester terdiri atas 14 (empat belas) sampai dengan 16 (enam
belas) tatap muka perkuliahan, termasuk 1 (satu) kali ujian tengah
semester dan 1 (satu) kali ujian akhir semester.
(3) IPDN dapat menyelenggarakan remediasi, di antara semester gasal dan
semester genap.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan pendidikan semester
gasal dan semester genap diatur dengan Peraturan Rektor dan/atau
Gubernur setelah mendapat persetujuan Senat.
Pasal 18
(1) Tahun akademik dimulai pada minggu pertama bulan September dan
berakhir pada minggu terakhir bulan Agustus tahun berikutnya.
(2) Semester gasal dimulai pada minggu pertama bulan September dan
berakhir pada minggu terakhir bulan Februari tahun berikutnya.
(3) Semester genap dimulai pada minggu pertama bulan Maret tahun
berikutnya dan berakhir pada minggu terakhir bulan Agustus.
14
Pasal 19
(1) Bahasa pengantar yang digunakan dalam penyelenggaraan pendidikan di
IPDN adalah Bahasa Indonesia.
(2) Bahasa asing dan bahasa daerah dapat digunakan sebagai bahasa
pendukung, baik dalam penyelenggaraan pendidikan maupun dalam
penyampaian pengetahuan dan keterampilan tertentu untuk
meningkatkan daya guna dan hasil guna proses pembelajaran.
Pasal 20
(1) Administrasi akademik diselenggarakan dengan menerapkan Sistem
Kredit Semester (SKS).
(2) SKS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan satuan sistem
penyelenggaraan pendidikan dengan menggunakan Satuan Kredit
Semester (SKS) untuk menyatakan beban studi Praja dan Mahasiswa,
beban kerja Dosen, dan beban penyelenggara program studi.
(3) Ketentuan mengenai administrasi akademik sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur dengan Peraturan Rektor dan/atau Gubernur setelah
mendapat persetujuan Senat.
Pasal 21
(1) Pendidikan Diploma I, II, III dan IV serta Sarjana Strata Satu (S1)
diselenggarakan melalui pendekatan pengajaran, pelatihan dan
pengasuhan (JARLATSUH) dengan menggunakan Sistem Kredit Semester
(SKS).
(2) Pendidikan Program Magister dan Doktor diselenggarakan melalui Sistem
Kredit Semester secara reguler dan berbasis akademik dan riset ilmu
pemerintahan.
(3) Pendidikan Program Profesi Kepamongprajaan diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Rektor dan/atau Gubernur.
Pasal 22
(1) Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan.
(2) Kurikulum terdiri atas bahan mata kuliah, pelatihan dan pengasuhan
yang disusun berdasarkan program studi.
(3) Kurikulum disusun dan dikembangkan oleh setiap program studi sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengacu
pada Standar Nasional Pendidikan Perguruan Tinggi.
(4) Kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Rektor
dan/atau Gubernur setelah mendapat persetujuan Senat.
Pasal 23
(1) Penilaian kegiatan dan kemajuan hasil belajar Praja dan Mahasiswa
dilakukan secara berkala dalam bentuk ujian, pelaksanaan tugas, dan
bentuk–bentuk penilaian lainnya.
(2) Ujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi ujian harian, ujian
tengah semester, ujian akhir semester dan ujian akhir (ujian
komprehensif Laporan Akhir dan Skripsi, ujian Tesis dan ujian Disertasi).
(3) Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
melalui tugas terstruktur, mandiri dan/atau kelompok.
15
Pasal 24
(1) Praja dan Mahasiswa dinyatakan lulus pada suatu jenjang pendidikan
setelah menempuh mata kuliah yang dipersyaratkan dan berhasil
mempertahankan karya akhir studi yang berupa Laporan Akhir, Skripsi,
Tesis dan Disertasi.
(2) Karya akhir studi yang menjadi syarat kelulusan pendidikan Diploma dan
pendidikan Profesi adalah Laporan Akhir.
(3) Karya akhir studi yang menjadi syarat kelulusan pendidikan Sarjana
adalah Skripsi.
(4) Karya akhir studi yang menjadi syarat kelulusan pendidikan Magister
adalah Tesis.
(5) Karya akhir studi yang menjadi syarat kelulusan pendidikan Doktor
adalah Disertasi.
(6) Karya akhir studi berupa Laporan Akhir, Skripsi, Tesis dan Disertasi
diatur dalam Peraturan Rektor dan/atau Gubernur.
Pasal 25
(1) Penerimaan calon peserta didik IPDN terdiri atas:
a. Praja; dan
b. Mahasiswa.
(2) Penerimaan calon peserta didik Praja sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a dilakukan melalui seleksi penerimaan Calon Pegawai Negeri
Sipil (CPNS) bagi Praja IPDN oleh:
a. Kementerian Dalam Negeri cq IPDN;
b. Kementeriaan Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi;
c. Badan Kepegawaian Negara; dan
d. Instansi terkait lain.
(3) Penerimaan calon peserta didik Mahasiswa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b dilakukan melalui seleksi penerimaan yang
diselenggarakan oleh IPDN.
(4) Penerimaan calon peserta didik Praja dan Mahasiswa sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dilakukan melalui seleksi.
(5) Penerimaan calon peserta didik praja dan mahasiswa tidak membedakan
jenis kelamin, agama, suku, ras, status sosial dan tingkat kemampuan
ekonomi.
(6) Warga Negara Asing dapat menjadi praja dan mahasiswa IPDN sepanjang
memenuhi persyaratan dan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(7) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Rektor dan/atau Gubernur.
16
Pasal 26
(1) Kegiatan penelitian di IPDN merupakan kegiatan terpadu untuk
menunjang kegiatan pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan,
pengembangan kebijakan publik serta pengabdian pada masyarakat.
(2) Kegiatan penelitian yang diselenggarakan di IPDN mencakup penelitian
dasar, penelitian terapan dan penelitian pengembangan dilakukan oleh
Lembaga Penelitian.
(3) Penelitian dasar dimaksudkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
(4) Penelitian terapan dimaksudkan untuk menunjang pendidikan,
pengembangan institusi dan pengembangan ilmu pengetahuan.
(5) Penelitian pengembangan dimaksudkan untuk meningkatkan
penyelenggaraan pemerintahan umum dan otonomi daerah dengan
kerjasama dengan pemerintah, pemerintah daerah dan institusi lain.
Pasal 27
(1) Penelitian dilakukan dengan mengikuti norma, kaidah dan etika keilmuan
pada ruang lingkup bidang keilmuan pemerintahan.
(2) Penyelenggaraan penelitian melalui kegiatan perencanaan, pelaksanaan,
laporan dan evaluasi hasil penelitian serta publikasi ilmiah.
(3) Hasil penelitian yang merupakan Hak Atas Karya Intelektual (HKI) wajib
dilindungi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Publikasi hasil penelitian dilakukan dalam terbitan jurnal ilmiah secara
berkala bagi kepentingan dalam dan luar negeri.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan kegiatan penelitian
diatur dalam Peraturan Rektor dan/atau Gubernur.
Pasal 28
(1) Pengabdian kepada masyarakat dilakukan dalam rangka pemanfaatan,
pendayagunaan, dan pengembangan ilmu pemerintahan bagi kepentingan
pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat.
(2) Pengabdian kepada masyarakat melibatkan Dosen, Praja, Mahasiswa dan
Tenaga Fungsional maupun tanaga kependidikan lainnya baik secara
perorangan maupun kelompok.
(3) Penyelenggaraan pengabdian kepada masyarakat dikoordinasikan oleh
Lembaga Pengabdian Masyarakat.
(4) Pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan untuk memberikan
kontribusi penyelenggaraan pemerintahan daerah, pembangunan daerah,
pengembangan wilayah dan pemberdayaan masyarakat melalui kerjasama
dengan institusi lain.
(5) Penyelenggaraan pengabdian kepada masyarakat meliputi kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi.
Pasal 29
(1) Hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat didokumentasikan dan
dipublikasikan dalam media yang mudah diakses oleh masyarakat.
(2) Pemanfaatan hasil pengabdian kepada masyarakat diarahkan untuk
pemberdayaan masyarakat.
(3) Hasil pengabdian kepada masyarakat dapat dimanfaatkan sebagai dasar
pengembangan pelatihan dan penelitian lanjutan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat diatur dalam Peraturan Rektor dan/atau Gubernur.
17
BAB V
KEBEBASAN AKADEMIK DAN OTONOMI KEILMUAN
Pasal 30
(1) IPDN menjunjung tinggi kebebasan akademik, mimbar akademik dan
otonomi keilmuan.
(2) Kebebasan akademik dilaksanakan dalam upaya mendalami, menerapkan
dan mengembangkan ilmu pengetahuan melalui kegiatan pendidikan,
penelitian, pelatihan dan pengabdian kepada masyarakat secara
bertanggung jawab.
(3) Kebebasan mimbar akademik sebagai kebebasan setiap anggota sivitas
akademika dalam menyebarluaskan hasil penelitian dan menyampaikan
pandangan akademik melalui kegiatan perkuliahan, ceramah, seminar,
symposium, diskusi panel, ujian, dan kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya
sesuai dengan kaidah keilmuan.
(4) Otonomi keilmuan sebagai kemandirian dan kebebasan sivitas akademika
dalam menemukan, mengembangkan, mengungkapkan dan
mempertahankan kebenaran menurut kaidah keilmuannya untuk
menjamin keberlanjutan perkembangan ilmu pemerintahan.
(5) Kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik dan otonomi
keilmuan merupakan kebebasan yang dimiliki sivitas akademika untuk
melaksanakan kegiatan yang terkait (sinergi) dengan pendidikan dan
pengembangan ilmu pengetahuan secara mandiri dan bertanggung jawab.
(6) Rektor dan/atau Gubernur mendukung dan menjamin setiap anggota
sivitas akademika untuk melaksanakan kebebasan akademik, kebebasan
mimbar akademik, dan otonomi keilmuan dalam rangka pelaksanaan
tugas dan fungsinya secara mandiri sesuai dengan aspirasi pribadi yang
dilandasi dengan norma dan kaidah keilmuan serta prestasi akdemik.
(7) Dalam melaksanakan kebebasan akademik, kebebasan mimbar
akademik, dan otonomi keilmuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
setiap sivitas akademika mengupayakan agar kegiatan serta hasilnya
meningkatkan pelaksanaan kegiatan akademik.
(8) Dalam melaksanakan kebebasan akademik, kebebasan mimbar
akademik, dan otonomi keilmuan setiap anggota sivitas akademika
bertangung jawab secara pribadi atas pelaksanaan, hasil, manfaat, dan
dampak sesuai dengan norma, moral dan keilmuan.
(9) Dalam melaksanakan kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik
dan otonomi kelimuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sivitas
akademika dapat menggunakan sumber daya IPDN secara bertanggung
jawab.
BAB VI
GELAR DAN PENGHARGAAN
Pasal 31
(1) IPDN memberikan gelar kepada Praja dan Mahasiswa yang telah lulus.
(2) Gelar sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas gelar akademik,
gelar vokasi, dan gelar profesi.
(3) Pemberian dan penggunaan gelar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
18
Pasal 32
(1) IPDN memberikan ijazah dan atau sertifikat kompetensi kepada Praja dan
Mahasiswa yang telah lulus.
(2) Pemberian ijazah dan atau sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.
Pasal 33
Syarat pemberian gelar, ijazah dan/atau sertifikat kompetensi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 30 dan Pasal 31 meliputi:
a. Penyelesaian semua kewajiban pendidikan akademik, vokasi dan/atau
pendidikan profesi yang harus dipenuhi dalam mengikuti suatu program
studi.
b. Penyelesaian semua kewajiban administrasi dan keuangan berkenaan
dengan program studi yang diikuti.
Pasal 34
(1) IPDN dapat memberikan penghargaan kepada seseorang, kelompok
dan/atau lembaga.
(2) Penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada
seseorang atau kelompok yang mempunyai prestasi dibidang
pemerintahan dan/atau berjasa terhadap pendidikan di IPDN.
(3) Penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada
lembaga yang berjasa terhadap pendidikan di IPDN.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria dan prosedur pemberian
penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur
dengan Peraturan Rektor dan/atau Gubernur.
BAB VII
SUSUNAN ORGANISASI
Bagian Kesatu
Organisasi
Pasal 35
Organisasi IPDN terdiri atas:
a. Dewan Penyantun;
b. Pimpinan;
c. Senat Institut;
d. Unsur Pelaksana Akademik;
e. Unsur Pelaksana Administrasi;
f. Unsur Penunjang; dan
g. Unsur lain.
Bagian Kedua
Dewan Penyantun
Pasal 36
(1) Dewan Penyantun merupakan forum yang terdiri atas tokoh-tokoh
pemerintahan dan pemerintah daerah serta tokoh masyarakat yang
menaruh perhatian terhadap pengembangan IPDN.
19
Bagian Ketiga
Pimpinan
Pasal 37
Pimpinan IPDN terdiri atas:
a. Rektor dan/atau Gubernur;
b. Wakil Rektor dan/atau Wakil Gubernur; dan
c. Pembantu Rektor dan/atau Deputi Gubernur.
Pasal 38
(1) Rektor dan/atau Gubernur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf
a, mempunyai fungsi memimpin penyelenggaraan satuan pendidikan
tinggi kepamongprajaan pada IPDN.
(2) Untuk menjalankan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Rektor
dan/atau Gubernur mempunyai tugas dan wewenang :
a. menyusun statuta untuk diusulkan kepada Menteri;
b. menyusun dan menetapkan kebijakan akademik;
c. menyusun norma akademik untuk diusulkan kepada Senat;
d. menyusun kode etik sivitas akademika untuk diusulkan kepada
Senat;
e. menyusun dan atau mengubah rencana pengembangan jangka
panjang 25 (dua puluh lima) tahun IPDN;
f. menyusun dan/atau mengubah rencana strategi 5 (lima) tahun IPDN;
g. menyusun dan atau mengubah rencana kerja dan anggaran tahunan
(rencana operasional) IPDN;
h. mengelola pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
sesuai dengan rencana kerja dan anggaran tahunan IPDN;
i. mengusulkan calon Wakil Rektor dan/atau Wakil Gubernur dan
Pembantu Rektor dan/atau Deputi Gubernur kepada Menteri;
j. menjatuhkan sanksi kepada sivitas akademika yang melakukan
pelanggaran terhadap norma, etika, dan peraturan akademik
berdasarkan rekomendasi Senat;
k. membina dan mengembangkan pendidik dan tenaga kependidikan;
l. menerima, membina, mengembangkan dan memberhentikan Praja
dan Mahasiswa;
m. mengelola anggaran IPDN sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
n. menyelenggarakan sistem manajemen informasi pendidikan berbasis
teknologi komunikasi yang handal untuk mendukung pengelolan
Tridharma Perguruan Tinggi, akuntasi keuangan, kepegawaian, Praja
dan Mahasiswa serta Alumni;
o. menyusun dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban
penyelenggaraan IPDN kepada Menteri;
p. mengusulkan pengangkatan Profesor kepada Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan melalui Menteri;
20
Pasal 39
(1) Wakil Rektor dan/atau Wakil Gubernur sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 37 huruf b, merupakan unsur pimpinan yang membantu Rektor
dan/atau Gubernur untuk kelancaran penyelenggaraan pendidikan.
(2) Wakil Rektor dan/atau Wakil Gubernur sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 37 huruf b, dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan
bertanggungjawab langsung kepada Rektor dan/atau Gubernur.
(3) Wakil Rektor mempunyai tugas:
a. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas pada bidang
akademik, administrasi, dan kemahasiswaan/keprajaan, dan
b. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Rektor dan/atau
Gubernur.
(4) Wakil Rektor dan/atau Wakil Gubernur menjalankan tugas untuk masa
jabatan selama 4 (empat) tahun.
Pasal 40
(1) Pembantu Rektor dan/atau Deputi Gubernur sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 37 huruf c, merupakan unsur pembantu pimpinan yang
dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggungjawab
kepada Rektor dan/atau Gubernur melalui Wakil Rektor dan/atau Wakil
Gubernur.
(2) Pembantu Rektor dan/atau Deputi Gubernur terdiri dari:
a. Pembantu Rektor dan/atau Deputi Gubernur Bidang Akademik;
b. Pembantu Rektor dan/atau Deputi Gubernur Bidang Administrasi
Umum;
c. Pembantu Rektor dan/atau Deputi Gubernur Bidang Keprajaan dan
Kemahasiswaan; dan
d. Pembantu Rektor dan/atau Deputi Gubernur Bidang Kerjasama.
Pasal 41
(1) Pembantu Rektor dan/atau Deputi Gubernur Bidang Akademik
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (2) huruf a, mempunyai
tugas:
a. memimpin dan mengordinasikan atas nama Rektor dan/atau
Gubernur dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan
pengendalian kegiatan dibidang akademik program diploma, sarjana,
pascasarjana, dan profesi kepamongprajaan, perencanaan, penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat; dan
b. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Rektor dan/atau
Gubernur.
21
Pasal 44
(1) Anggota Senat terdiri atas:
a. Profesor;
b. Pimpinan IPDN;
c. Dekan Fakultas;
d. Direktur Akademik Program Pasca Sarjana;
e. Kepala Lembaga;dan
f. Perwakilan Dosen dari setiap fakultas sebanyak 5 (lima) orang dengan
jabatan akademik minimal Lektor Kepala.
(2) Anggota Senat yang berasal dari perwakilan dosen sebagaimana
dimaksud ayat (1) huruf f dipilih oleh Senat Fakultas berdasarkan suara
terbanyak dan diusulkan kepada Rektor dan/atau Gubernur oleh Dekan
untuk ditetapkan sebagai anggota Senat.
(3) Tatacara pemilihan Anggota Senat yang berasal dari perwakilan dosen
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Rektor
dan/atau Gubernur.
(4) Senat terdiri atas :
a. Ketua eks oficio Rektor dan/atau Gubernur IPDN;
b. Sekretaris;
c. Komisi; dan
d. Anggota.
(5) Senat dalam melaksanakan tugasnya dapat membentuk panitia.
(6) Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dibentuk sesuai kebutuhan
dan ditetapkan oleh Ketua Senat.
23
Bagian Kelima
Unsur Pelaksana Akademik
Paragraf 1
Fakultas
Pasal 45
(1) Fakultas merupakan unsur pelaksana akademik IPDN.
(2) Pembentukan fakultas disesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan kebutuhan praktek penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang ditetapkan dengan Peraturan Rektor dan/atau
Gubernur.
Pasal 46
(1) Fakultas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 menyelenggarakan
Program Diploma dan Program Sarjana.
(2) Fakultas dipimpin oleh Dekan dan dibantu oleh Pembantu Dekan.
(3) Pembantu Dekan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri dari:
a. Pembantu Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama;
b. Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum dan Keuangan; dan
c. Pembantu Dekan Bidang Keprajaan.
(4) Dekan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memimpin penyelenggaraan
kegiatan:
a. Bidang pengajaran, pelatihan dan Penelitian;
b. Bidang administrasi dan keuangan; dan
c. Bidang pengabdian kepada masyarakat.
(5) Dekan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mempunyai tugas dan
wewenang:
a. memimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat;
b. membina tenaga pendidik, kependidikan dan Praja;
c. melaksanakan administrasi pendidikan dan manajemen fakultas;
d. menyusun administrasi kelulusan praja di bidang pengajaran,
pelatihan dan keprajaan;
e. menjaga keselamatan praja selama kegiatan pengajaran, pelatihan dan
penelitian; dan
f. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Rektor dan/atau
Gubernur.
(6) Dekan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam melaksanakan tugas
berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Rektor dan/atau
Gubernur melalui Pembantu Rektor dan/atau Deputi Gubernur sesuai
bidang urusan.
Pasal 47
Organisasi dari Fakultas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 terdiri dari :
a. Unsur pimpinan yang terdiri dari Dekan dan Pembantu Dekan;
b. Senat Fakultas;
c. Unsur Pelaksana akademik terdiri dari Ketua dan Sekretaris Program
Studi;
d. Unsur Pelaksana administrasi yang terdiri dari Bagian dan Sub Bagian;
e. Unsur Gugus Kendali Mutu;
f. Unsur Penunjang yang terdiri dari Perpustakaan dan Laboratorium; dan
g. Kelompok Pendidik terdiri dari Tenaga Dosen dan Pelatih.
24
Pasal 48
(1) Senat Fakultas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 huruf b
merupakan badan normatif dan perwakilan tertinggi di Fakultas yang
mempunyai kewenangan untuk menjabarkan kebijakan dan Peraturan
Rektor dan/atau Gubernur untuk fakultas yang bersangkutan.
(2) Senat Fakultas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas
pokok yaitu:
a. merumuskan kebijakan akademik dan pengembangan fakultas;
b. merumuskan kebijakan penilaian prestasi akademik, kecakapan serta
kepribadian praja, mahasiswa, dosen dan pelatih;
c. merumuskan norma dan tolok ukur penyelenggaraan manajemen
fakultas;
d. menilai pertanggungjawaban pimpinan fakultas atas pelaksanaan
kebijakan akademik yang telah ditetapkan;
e. memberikan pertimbangan kepada Rektor dan/atau Gubernur
terhadap calon dekan; dan
f. memberikan pertimbangan berkenaan dengan dosen yang diusulkan
untuk memangku jabatan akademik Rektor dan/atau Gubernur ke
bawah untuk diajukan pada Senat Institut.
Pasal 49
Pasal 50
(1) Fakultas melaksanakan program studi pada jenis pendidikan vokasi dan
akademik.
(2) Fakultas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan satu
atau lebih program studi.
(3) Pembentukan program studi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur
dengan Keputusan Rektor dan/atau Gubernur.
(4) Program studi diselenggarakan pada IPDN kampus pusat dan IPDN
kampus di Daerah.
(5) Penyelenggara program studi di IPDN kampus pusat sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dilaksanakan oleh Ketua Program Studi dan
dibantu oleh Sekretaris Program Studi.
Pasal 51
Paragraf 2
Program Pascasarjana
Pasal 52
(1) Program Pascasarjana merupakan unsur pelaksana akademik yang
berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Rektor dan/atau
Gubernur.
(2) Program Pascasarjana sebagaimana dimaksud dengan ayat (1) terdiri dari:
a. Program Magister; dan
b. Program Doktor.
(3) Program Pascasarjana menyelenggarakan kegiatan:
a. Pendidikan dan pengajaran;
b. Penelitian;
c. Pengabdian kepada masyarakat; dan
d. Pembinaan civitas akademika.
(4) Program Pascasarjana dipimpin oleh Direktur Akademik yang
bertanggungjawab kepada Rektor dan/atau Gubernur melalui Pembantu
Rektor dan/atau Deputi Gubernur bidang akademik.
(5) Direktur Akademik Program Pasacasarjana mempunyai tugas:
a. mengkoordinasikan perumusan kebijakan program studi magister dan
doktor;
b. memimpin penyelenggaraan pendidikan, tenaga pendidik, tenaga
administrasi, kemahasiswaan dan hubungan dengan lingkungan
program Pascasarjana dan IPDN; dan
c. melaksanakan tugas lain yang diberikan Rektor dan/atau Gubernur.
(6) Penyelenggara Program Pascasarjana sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dilaksanakan oleh:
a. Direktur Akademik;
b. Asisten Direktur Akademik;
d. Ketua Program Studi;
e. Kepala Bagian dan Kasubag;
f. Gugus Kendali Mutu; dan
g. Kelompok Fungsional Dosen.
Pasal 53
Ketentuan mengenai uraian tugas dan tata kerja penyelenggara Program
Pascasarjana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (6) diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Rektor dan/atau Gubernur.
26
Paragraf 3
Program Profesi Kepamongprajaan
Pasal 54
(1) Program Profesi Kepamongprajaan merupakan unsur pelaksana akademik
yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Rektor
dan/atau Gubernur .
(2) Program Profesi Kepamongprajaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menyelenggarakan kegiatan program studi profesi kepamongprajaan.
(3) Program Profesi Kepamongprajaan menyelenggarakan:
a. Pendidikan dan pengajaran;
b. Penelitian;
c. Pengabdian kepada masyarakat; dan
d. Pembinaan civitas akademika.
(4) Program Profesi Kempangprajaan dipimpin oleh Direktur Akademik yang
bertanggungjawab kepada Rektor dan/atau Gubernur melalui Pembantu
Rektor dan/atau Deputi Gubernur bidang akademik.
(5) Direktur Akademik Program Profesi Kepamongprajaan mempunyai tugas :
a. mengkoordinasikan perumusan kebijakan program studi;
b. memimpin penyelenggaraan pendidikan, tenaga pendidik dan
widyaiswara, tenaga administrasi, kemahasiswaan dan hubungan
dengan lingkungan dalam pelaksanaan program Profesi
Kepamongprajaan IPDN; dan
c. melaksanakan tugas lain yang diberikan Reektor.
(6) Penyelenggaraan Program Profesi Kepamongprajaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan oleh:
a. Direktur Akademik;
b. Asisten Direktur Akademik;
c. Kepala Bagian dan Kasubag;
d. Gugus Kendali Mutu; dan
e. Kelompok Fungsional Dosen dan Pelatih.
Pasal 55
Ketentuan mengenai uraian tugas dan tata kerja penyelenggara Program
Profesi Kepamongprajaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (6)
diatur dengan Peraturan Rektor dan/atau Gubernur.
Paragraf 4
Lembaga
Pasal 56
(1) Lembaga merupakan unsur pelaksana akademik IPDN, dipimpin oleh
seorang Kepala Lembaga yang dalam melaksanakan tugasnya
bertanggungjawab kepada Rektor dan/atau Gubernur melalui Pembantu
Rektor dan/atau Deputi Gubernur Bidang Akademik.
(2) Lembaga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. Lembaga Penelitian dan Kajian;
b. Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat;
c. Lembaga Penjaminan Mutu Internal;
d. Lembaga Pengembangan SDM Praja dan Pegawai; dan
e. Lembaga Laboratorium Pemerintahan dan Museum.
(3) Lembaga Penelitian dan Kajian merupakan unsur pelaksana di
lingkungan IPDN yang menyelenggarakan dan mengkoordinasikan
kegiatan penelitian dan kajian.
27
Pasal 57
Ketentuan mengenai susunan organisasi, uraian tugas dan tata kerja lembaga
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 ditetapkan dengan Peraturan Rektor
dan/atau Gubernur.
Bagian Keenam
Unsur Pelaksana Administrasi
Pasal 58
(1) Biro merupakan unsur pelaksana administrasi dipimpin oleh seorang
Kepala Biro yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab
kepada Rektor dan/atau Gubernur.
(2) Biro sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :
a. Biro Administrasi Akademik dan Perencanaan;
b. Biro Administrasi Umum dan Keuangan;
c. Biro Administrasi Keprajaan dan Kemahasiswaan; dan
d. Biro Administrasi Kerjasama.
(3) Biro Administrasi Akademik dan Perencanaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf a menyelenggarakan fungsi administrasi akademik,
perencanaan, pelatihan dan pelaporan.
(4) Biro Administrasi Umum dan Keuangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf b menyelenggarakan fungsi administrasi keuangan,
kepegawaian dan umum.
(5) Biro Administrasi Keprajaan dan kemahasiswaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf c menyelenggarakan fungsi administrasi keprajaan,
kemahasiswaan, dan ekstrakurikuler.
(6) Biro Administrasi kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d
menyelenggarakan fungsi administrasi kerjasama dalam negeri,
kerjasamaa luar negeri dan hubungan masyarakat dan protokol.
Pasal 59
Ketentuan mengenai susunan organisasi, uraian tugas biro sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 58 ditetapkan dengan Peraturan Rektor dan/atau
Gubernur.
Bagian Ketujuh
Unsur Penunjang
Pasal 60
(1) Unsur penunjang IPDN sebagai pelaksana teknis berupa Pusat, Unit dan
Komisi Pelaksana Teknis, masing-masing dipimpin oleh Kepala Unit
28
dan/atau Kepala Pusat dan/atau Ketua Komisi yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Rektor dan/atau Gubernur melalui Wakil
Rektor dan/atau Wakil Gubernur.
(2) Pusat, Unit dan Komisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :
a. Pusat Perpustakaan;
b. Pusat Teknologi, Informasi dan Komputer;
c. Pusat Laboratorium Bahasa;
d. Pusat Konsultasi dan Bantuan Hukum;
e. Pusat Poliklinik;
f. Unit Budi daya;
g. Komisi Disiplin; dan
h. Pusat, Unit dan Komisi lainnya dibentuk sesuai dengan kebutuhan.
Pasal 61
Ketentuan mengenai susunan organisasi, uraian tugas dan tata kerja dari
Pusat, Unit dan Komisi dimaksud dalam Pasal 60 ayat (2) ditetapkan dengan
Peraturan Rektor dan/atau Gubernur.
BAB VIII
TATA CARA PENGANGKATAN PIMPINAN, SENAT INSTITUT, PELAKSANA
AKADEMIK, PELAKSANA ADMINISTRASI, DAN DEWAN PENYANTUN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 62
(1) Dosen IPDN dapat diberi tugas tambahan sebagai pimpinan IPDN,
anggota Senat, pimpinan fakultas, pimpinan lembaga, pimpinan program,
kepala pusat, pimpinan program studi, dan pimpinan unit.
(2) Penambahan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
apabila terdapat:
a. rotasi organisasi; dan
b. perubahan organisasi.
(3) Rotasi organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a,
disebabkan:
a. pensiun;
b. masa jabatan berakhir;
c. diangkat dalam jabatan lain; dan/atau
d. meninggal dunia.
(4) Perubahan organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b,
meliputi :
a. penambahan satuan unit organisasi baru; dan
b. perubahan bentuk organisasi.
(5) Untuk dapat diangkat sebagai pimpinan institut, pimpinan fakultas,
pimpinan lembaga, pimpinan program, kepala pusat, pimpinan program
studi dan pimpinan unit seorang dosen harus memenuhi persyaratan
tertentu.
(6) Persyaratan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (5), meliputi :
a. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. berusia paling tinggi 63 (enam puluh tiga) tahun pada saat diusulkan
kepada pejabat yang berwenang dan/atau diangkat oleh pejabat yang
berwenang;
c. berpendidikan paling rendah doktor (S3) bagi pimpinan institut,
Dekan, Kepala Lembaga, Direktur Akademik Program Pascasarjana,
Direktur Akademik Program Profesi Kepamongprajaan dan magister
29
Pasal 65
(1) Wakil Rektor dan/atau Wakil Gubernur dan Pembantu Rektor dan/atau
Deputi Gubernur adalah dosen yang diberi tugas tambahan sebagai
pimpinan IPDN.
(2) Masa jabatan Wakil Rektor dan/atau Wakil Gubernur dan Pembantu
Rektor dan/atau Deputi Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
selama 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali
masa jabatan.
30
(3) Rektor dan/atau Gubernur memilih 2 (dua) nama calon dari peserta
seleksi calon Wakil Rektor dan/atau Wakil Gubernur dan Pembantu
Rektor dan/atau Deputi Gubernur hasil seleksi dan mengajukan kepada
Senat untuk mendapat pertimbangan.
(4) Rektor dan/atau Gubernur memilih 1 (satu) dari 2 (dua) nama calon
Wakil Rektor dan/atau Wakil Gubernur dan Pembantu Rektor dan/atau
Deputi Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan mengusulkan
pengangkatannya sebagai Wakil Rektor dan/atau Wakil Gubernur dan
Pembantu Rektor dan/atau Deputi Gubernur kepada Menteri.
(5) Dengan pertimbangan kepentingan IPDN, Rektor dan/atau Gubernur
dapat mengusulkan penggantian Wakil Rektor dan/atau Wakil Gubernur
dan Pembantu Rektor dan/atau Deputi Gubernur kepada Menteri
sebelum berakhir masa jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
Bagian Ketiga
Tata Cara Pengangkatan Senat Institut
Pasal 66
(1) Senat Institut diangkat dan ditetapkan dengan Keputusan Rektor
dan/atau Gubernur dari unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44
ayat (1).
(2) Pemberhentian keanggotaan Senat Institut karena:
a. meninggal dunia;
b. mengundurkan diri atas permintaan sendiri secara tertulis;
c. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan
tetap;dan
d. dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindakan pidana
dengan ancaman hukuman serendah-rendahnya 5 tahun penjara.
Bagian Keempat
Tata Cara Pengangkatan Pelaksana Akademik
Pasal 67
(1) Dekan diangkat oleh Rektor dan/atau Gubernur setelah mendapat
pertimbangan dari senat fakultas yang bersangkutan.
(2) Pembantu Dekan diangkat oleh Rektor dan/atau Gubernur atas usul
Dekan fakultas yang bersangkutan.
(3) Dekan dan Pembantu Dekan adalah pendidik yang memiliki jabatan
fungsional dosen yang memiliki keahlian dan bidang ilmu sesuai dengan
fakultas yang dipimpinnya.
(4) Masa jabatan Dekan dan Pembantu Dekan selama 4 (empat) tahun dan
dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
(5) Dengan pertimbangan kepentingan IPDN, Dekan dan Pembantu Dekan
dapat diganti oleh Rektor dan/atau Gubernur sebelum berakhir masa
jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4).
Pasal 68
(1) Jabatan Struktural Akademik selain Wakil Rektor dan/atau Wakil
Gubernur dan Pembantu Rektor dan/atau Deputi Gubernur diangkat oleh
Rektor dan/atau Gubernur setelah dibahas bersama dalam rapat
pimpinan (Rektor dan/atau Gubernur, Wakil Rektor dan/atau Wakil
Gubernur dan Pembantu Rektor dan/atau Deputi Gubernur).
31
(2) Masa jabatan struktural akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah selama 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1
(satu) kali masa jabatan.
(3) Dengan pertimbangan tertentu, setelah dibahas dalam rapat pimpinan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Rektor dan/atau Gubernur dapat
mengganti pejabat struktural akademik sebelum berakhir masa jabatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
Bagian Kelima
Tata Cara Pengangkatan Pelaksana Administrasi
Pasal 69
(1) Pelaksana administrasi diangkat oleh Menteri atas usul Rektor dan/atau
Gubernur.
(2) Tata cara pengangkatan dan pemberhentian pelaksana administrasi
dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan di bidang
Aparatur Sipil Negara.
Bagian Keenam
Tata Cara Pengangkatan Dewan Penyantun
Pasal 70
(1) Dewan Penyantun diangkat oleh Menteri atas usul Rektor dan/atau
Gubernur.
(2) Rektor dan/atau Gubernur menjaring calon anggota Dewan Penyantun
dari pejabat pemerintahan baik di pusat dan daerah, serta tokoh-tokoh
masyarakat yang menaruh perhatian terhadap pengembangan IPDN
untuk selanjutnya diusulkan kepada Menteri.
BAB IX
TENAGA PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Pasal 71
(1) Penyelenggaraan Pendidikan Kepamongprajaan dilaksanakan oleh :
a. Tenaga Pendidik;
b. Tenaga Kependidikan; dan
c. Pendukung.
(2) Tenaga Pendidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri
dari:
a. Dosen;
b. Pelatih; dan
c. Pengasuh.
(3) Tenaga Kependidikan sebagimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri
dari:
a. Pejabat struktural;
b. Tenaga administrasi;dan
c. Tenaga fungsional khusus.
Pasal 72
Dosen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat (2) huruf a terdiri dari:
a. Dosen tetap;
b. Dosen tidak tetap; dan
c. Dosen tamu.
Pasal 73
(1) Dosen tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 huruf a, diangkat
dari Pegawai Negeri Sipil organik IPDN yang berkualifikasi pendidikan
paling rendah lulusan strata 2 (dua).
32
Pasal 74
Pelatih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat (2) huruf b, terdiri dari :
a. Pelatih tetap; dan
b. Pelatih tidak tetap.
Pasal 75
(1) Pelatih tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74 huruf a, diangkat
dari pegawai organik IPDN yang memiliki keahlian tertentu untuk
dilatihkan kepada Praja dan Mahasiswa.
(2) Pelatih tidak tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74 huruf b,
diangkat dari Pegawai Negeri Sipil atau yang disamakan dengan itu bukan
organik IPDN.
Pasal 76
Pengasuh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat (2) huruf c, terdiri dari :
a. Pengasuh langsung; dan
b. Pengasuh tidak langsung.
Pasal 77
(1) Pengasuh langsung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 huruf a,
diangkat dari pegawai organik IPDN atau Pegawai Negeri lainnya yang
memenuhi syarat kompetensi dan kualifikasi Pengasuh serta diangkat
oleh Rektor dan/atau Gubernur.
(2) Pengasuh tidak langsung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 huruf b,
dapat terdiri dari tenaga pendidik dan kependidikan yang berkewajiban
secara tidak langsung mengasuh praja.
Pasal 78
(1) Tata cara pengangkatan dan pemberhentian dosen tetap, dosen tidak
tetap dan dosen tamu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Rektor dan/atau Gubernur berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
(2) Tata cara pengangkatan dan pemberhentian pelatih tetap dan pelatih
tidak tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74 diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Rektor dan/atau Gubernur berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
(3) Tata cara pengangkatan dan pemberhentian pengasuh langsung dan
pengasuh tidak langsung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Rektor dan/atau Gubernur berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
BAB X
PESERTA DIDIK DAN ALUMNI
Pasal 79
(1) Peserta didik terdiri atas Praja Program Diploma dan Program Sarjana,
serta Mahasiswa Program Pascasarjana dan Program Profesi
Kepamongprajaan.
(2) Untuk menjadi Praja dan Mahasiswa IPDN, seseorang harus memenuhi
persyaratan.
33
(3) Tata cara penerimaan dan persyaratan menjadi Praja dan Mahasiswa
Institut diatur dalam Peraturan Menteri.
Pasal 80
(1) Setiap Praja dan Mahasiswa berhak:
a. Memperoleh pendidikan dan pengajaran pada program sesuai dengan
persyaratan dan ketentuan yang berlaku di IPDN;
b. Mengemukakan pendapat secara rasional, sejauh tidak mengganggu
hak-hak orang lain dan ketertiban IPDN;
c. Memperoleh informasi tentang prestasi belajarnya;
d. Mendapatkan beasiswa untuk menunjang kemajuan belajarnya
apabila memenuhi persyaratan yang ditentukan;
e. Memperoleh pembimbingan dan pembinaan dosen;
f. Memperoleh perlindungan sesuai hukum yang berlaku;
g. Mengikuti kegiatan dan organisasi kemahasiswaan sesuai dengan
minat dan kegemarannya; dan
h. Menggunakan peralatan dan/atau fasilitas IPDN untuk kepentingan
akademik atau kepentingan lain yang dapat dipertanggungjawabkan
kepatutannya.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan hak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Rektor dan/atau
Gubernur.
Pasal 81
(1) Setiap Praja dan Mahasiswa berkewajiban:
a. Mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan peraturan IPDN dengan
menjunjung tinggi norma dan etika akademik;
b. Menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya dan
menghormati pelaksanaan ibadah peserta didik lain;
c. Menghormati dosen dan tenaga kependidikan;
d. Memelihara kerukunan dan kedamaian untuk mewujudkan harmoni
sosial;
e. Mencintai keluarga, masyarakat, bangsa dan negara serta menyayangi
sesama;
f. Mencintai dan melestarikan lingkungan;
g. Ikut menjaga dan memelihara sarana dan prasarana, kebersihan,
keamanan, dan ketertiban IPDN;
h. Ikut menjaga dan memelihara sarana dan prasarana, kebersihan,
keamanan, dan ketertiban umum;
i. Menanggung biaya pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan,
kecuali yang dibebaskan dari kewajiban;
j. Menjaga kewibawaan dan nama baik IPDN;
k. Mematuhi semua peraturan yang berlaku;
l. Belajar dengan tekun dan rajin agar dapat memperoleh prestasi tinggi;
m. Menyelesaikan tugas-tugas akademik yang dibebankan oleh dosen;
n. Memelihara suasana akademik;
o. Berbusana sesuai dengan norma dan etika yang berlaku; dan
p. Menjaga nama baik almamater.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai sanksi atas pelanggaran kewajiban
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Rektor
dan/atau Gubernur.
Pasal 82
34
Pasal 83
(1) Kegiatan keprajaan dan kemahasiswaan diarahkan untuk
mengembangkan dan meningkatkan potensi kepemimpinan, penalaran,
minat dan kegemaran, kerohanian dan kesejahteraan serta pengabdian
kepada masyarakat.
(2) Kegiatan keprajaan dan kemahasiswaan diselenggarakan dengan prinsip
kemandirian, etis, edukatif, religius dan humanis serta berwawasan
lingkungan.
Pasal 84
(1) Alumni adalah sesorang yang telah lulus pendidikan dari IPDN.
(2) Alumni dapat membentuk ikatan alumni.
(3) Ikatan alumni sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah organisasi
kemasyarakatan yang mandiri serta menjunjung tinggi nama dan
kehormatan almamater.
(4) Ikatan alumni IPDN merupakan satu-satunya organisasi yang mewadahi
alumni IPDN.
(5) Ikatan Alumni IPDN dapat dibentuk di tingkat kabupaten/kota, provinsi,
nasional, dan internasional.
(6) Struktur organisasi dan tata kerja ikatan alumni IPDN diatur dengan
Anggaran Dasar dan Rumah Tangga.
BAB XI
KERJASAMA
Pasal 85
(1) Dalam pelaksanaan kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi, IPDN menjalin
kerjasama dengan perguruan tinggi dan/atau lembaga lain di dalam dan
luar negeri.
(2) Kerjasama sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah kegiatan yang
dilakukan secara bersama-sama antara IPDN dan mitra, berdasarkan
prinsip saling memberi manfaat.
(3) Pelaksanaan kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 86
35
Pasal 87
(1) Penyelenggaraan kerjasama dikoordinasikan oleh Pembantu Rektor
dan/atau Deputi Gubernur Bidang Akademik dan Pembantu Rektor
dan/atau Deputi Gubernur Bidang Administrasi.
(2) Dosen, Tenaga Kependidikan, Praja, Mahasiswa dan kelompok atau unit
kerja dapat menginisiasi kerjasama dengan mitra.
(3) Rencana kerjasama yang diinisiasi oleh perorangan, kelompok, atau unit
kerja di lingkungan IPDN berdasarkan dipayungi oleh Naskah
Kesepahaman Kerjasama atau Naskah Perjanjian Pelaksanaan Kerjasama.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme kerjasama diatur dengan
Peraturan Rektor dan/atau Gubernur.
BAB XII
SARANA DAN PRASARANA
Pasal 88
(1) Sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki IPDN didayagunakan
untuk kepentingan penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi,
pelayanan sosial dan bisnis institusi.
(2) Pemanfaatan lahan di kampus IPDN harus memperhatikan ekosistem
bagi kelestarian lingkungan dan konservasi alam.
(3) Bangunan di lingkungan IPDN harus memenuhi persyaratan
keselamatan, keamanan, kesehatan dan kenyamanan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 89
(1) Pengelolaan sarana dan prasarana IPDN dilaksanakan berdasarkan
ketentuan perundang-undangan mengenai pengelolaan kekayaan barang
milik negara.
(2) Tata cara pendayagunaan sarana dan prasarana untuk memperoleh dana
dalam rangka pengembangan usaha guna menunjang pelaksanaan tugas
dan fungsi IPDN diatur dengan Peraturan Rektor dan/atau Gubernur.
BAB XIII
36
PEMBIAYAAN
Pasal 90
(1) Sumber pembiayaan IPDN dapat diperoleh dari pemerintah, masyarakat,
dan pihak luar negeri serta sumber pendapatan lain yang sah dan tidak
mengikat.
(2) Dana yang diperoleh dari masyarakat adalah perolehan dana perguruan
tinggi yang berasal dari sumber-sumber berikut:
a. Hasil kontrak kerja;
b. Sumbangan dan hibah lainnya.
(3) Penggunaan dana yang berasal dari pemerintah diatur sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan dana yang berasal dari
masyarakat diatur dalam Peraturan Rektor dan/atau Gubernur.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan dana yang berasal dari
lembaga pemberi sumbangan (hibah) diatur sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan oleh lembaga pemberi sumbangan.
Pasal 91
(1) Sistem perencanaan penganggaran IPDN disusun berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) Rencana anggaran IPDN diusulkan oleh Rektor dan/atau Gubernur IPDN
kepada Menteri.
(3) Pengelolaan keuangan dilaksanakan berdasarkan prinsip efisiensi,
efektivitas, transparansi dan akuntabel.
(4) IPDN menyusun laporan pertanggungjawaban pengelolaan anggaran
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(5) Laporan pertanggungjawaban pengelolaan anggaran IPDN diaudit oleh
auditor internal dan eksternal sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan disampaikan kepada Menteri.
BAB XIV
PENGAWASAN DAN AKREDITASI
Pasal 92
(1) Pengawasan dilakukan untuk mengendalikan penyelenggaraan Tridharma
Perguruan Tinggi dan pengelolaan sumber daya manusia,
keuangan/dana, dan sarana dan prasarana agar efektif dan efisien.
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan secara
internal dan eksternal.
(3) Pengawasan internal dilakukan oleh Senat, Badan Pengawas Internal dan
Lembaga Penjamin Mutu Internal.
(4) Pengawasan eksternal dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian
Dalam Negeri, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Badan Pengawas
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan pihak lain yang berwenang.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengawasan internal sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Rektor dan/atau
Gubernur.
Pasal 93
(1) Akreditasi dilaksanakan untuk menentukan kelayakan program studi,
fakultas, program pascasarjana, program profesi kepamongprajaan dan
institut.
(2) Ketua Program Studi, Sekretaris Program Studi, Bagian, Dekan, dan
Direktur Akademik memfasilitasi pelaksanaan akreditasi.
(3) Lembaga Penjamin Mutu Internal memberikan bantuan dan bimbingan
teknis pelaksanaan akreditasi program studi, fakultas, program
37
Pasal 94
(1) Praja dapat ditetapkan sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) setelah
lulus dari IPDN.
(2) Dalam proses penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), IPDN
melakukan persiapan administrasi persiapan usulan pengangkatan
menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dari Wasana Praja yang
selanjutnya diusulkan kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal.
(3) Proses pengangkatan Praja menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) diselenggarakan berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 95
(1) Penempatan awal lulusan program diploma dan program sarjana
ditetapkan oleh Menteri.
(2) Pembinaan karier lulusan IPDN diatur tersendiri dengan Peraturan
Menteri.
Pasal 96
Pembentukan Peraturan Rektor dan/atau Gubernur sebagaimana
diamanatkan oleh Peraturan Menteri ini harus sudah selesai paling lambat 3
(tiga) tahun setelah tanggal penetapan Peraturan Menteri ini.
Pasal 97
(1) Metode pengajaran, pelatihan dan pengasuhan diselenggarakan oleh
fakultas paling lambat 3 (tiga) tahun setelah tanggal penetapan statuta
ini.
(2) Sebelum metode pengajaran, pelatihan dan pengasuhan diselenggarakan
oleh fakultas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), segala dokumen
administrasi pelatihan tetap diselenggarakan oleh bagian pelatihan dan
dokumen administrasi pengasuhan tetap diselenggarakan oleh bagian
pengasuhan.
BAB XV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 98
BAB XVI
KETENTUAN PENUTUP
38
Pasal 99
(1) Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 36 Tahun 2009 tentang Statuta Institut Pemerintahan
Dalam Negeri dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
(2) Semua ketentuan pelaksanaan dan operasionalisasi pendidikan, lembaga,
pusat dan unit kerja pada lingkungan IPDN agar disesuaikan dengan
Peraturan Menteri ini.
Pasal 100
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 24 Agustus 2015.
MENTERI DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
TJAHJO KUMOLO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 28 Agustus 2015.
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
YASONNA H. LAOLY
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 1286.
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BIRO HUKUM,
W. SIGIT PUDJIANTO
NIP. 19590203 198903 1 001.