Korupsi Dalam Pandangan Pancasila
Korupsi Dalam Pandangan Pancasila
Anggota Kelompok:
Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Jendral Soedirman
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya tugas karya
tulis ini. Karya tulis ini saya buat karena untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah pancasila
yang bertemakan pemberantasan korupsi. Makalah ini berisi tentang korupsi sebagai
penyimpangan terhadap nilai-nilai Pancasila, pemberantasan korupsi, serta pentingnya akan
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dengan demikian kita dapat merenungkan apa
yang seharusnya kita lakukan untuk mensejahterakan Negara Indonesia.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sumiyem selaku
dosen pengampu mata kuliah Pancasila, yang telah mengajarkan tentang nilai-nilai
kehidupan, serta makna pancasila untuk kehidupan sehari-hari.
Akhir kata, kami menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari kata sempurna, maka dari
itu kami memohon kritik dan saran yang membangun agar dapat menyempurnakan tugas
berikutnya.
Penyusun
A. Pengertian Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere: busuk, rusak,
menggoyahkan, memutar balik, menyogok, menurut Transparency International adalah
perilaku pejabat publik, baik politikus atau politisi maupun pegawai negeri, yang secara tidak
wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya,
dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka, ini adalah
salah satu tindak korupsi.
Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar mencakup unsur-unsur
sebagai berikut:
perbuatan melawan hukum;
Selain itu terdapat beberapa jenis tindak pidana korupsi yang lain, di antaranya:
memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan);
Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan
resmi untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintahan rentan korupsi dalam
prakteknya. Beratnya korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk
penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan, sampai
dengan korupsi berat yang diresmikan, dan sebagainya. Titik ujung korupsi adalah
kleptokrasi, yang arti harafiahnya pemerintahan oleh para pencuri, di mana pura-pura
bertindak jujur pun tidak ada sama sekali.
B. Korupsi di Indonesia
Masalah korupsi di Indonesia sudah ada bertahun-tahun yang lalu, namun, akhir-akhir
ini, korupsi kembali ramai sejak kasus Gayus Tambunan. Korupsi di Indonesia kebanyakan
dilakukan oleh para pejabat tinggi, seperti anggota DPR, Bupati, Gubernur. Namun, ada juga
dari kalangan pelajar.
Di Indonesia sendiri, korupsi sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pejabat
tinggi. Tidak tanggung tanggung, mereka memakai uang rakyat hingga milyaran rupiah. Para
pejabat ini seakan tidak takut untuk korupsi, walaupun sudah tertangkap, namun hukuman
untuk para koruptor termasuk ringan dibandingkan hukuman untuk para koruptor di luar
negeri yang kebanyakan adalah hukuman mati.
Korupsi di Indonesia adalah penyakit lama yang tidak pernah sembuh. Segala cara
telah ditempuh, dari pengamat, kritikus, aktivis semuanya telah angkat bicara, bahkan
lantang. Namun sayang, Cyindrome korupsi telah berurat akar dalam sistim pemerintahan.
Satau-satu cara adalah mengurangi titik potensi dan resikonya, dengan bermacam pola dan
strategi. Diantaranya adalah menicptakan transparansi birokrasi pemerintahan dengan
langkah nyata dan konkrit. Agar penyakit yang berbahaya bagi ketahanan negara itu bisa
terpantau dan ditanggulangi dengan langka-langka preventif. Dan hal ini bisa terwujud,
manakalah karakter aparat pemerintahan sudah terbebas dari mental suka menggaruk dan
menilap yang bukan haknya. Pada titik ini, tindakan penyadaran moral, adalah kata kunci
yang tepat untuk mengurangi aurah buruk wajah pemerintahan.
C. Korupsi Dalam Pandangan Pancasila
Korupsi merupakan masalah serius yang harus dihadapi oleh bangsa Indonesia. Masih
banyak orang yang sadar bahwa korupsi itu merupakan tindakan menyimpang. Oleh karena
itu, orang-orang tersebut harus dibekali dengan ilmu dan nilai-nilai yang baik agar terhindar
dari tindakan menyimpang. Sebagai bangsa Indonesia, nilai-nilai yang baik tersebut berasal
dari 5 sila Pancasila.
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang menjadi panutan setiap bangsa
Indonesia. Bangsa Indonesia yang sebenarnya adalah bangsa Indonesia yang tidak hanya
memahami nilai-nilai dari Pancasila, namun dapat mengimplementasikannya ke dalam
kehidupan sehari-hari. Sebesar apapun masalah yang menimpa tanah ibu pertiwi ini, haruslah
dihadapi dengan rasa kesatuan dan persatuan agar bangsa ini tidak terpecah belah dan
menjadi bangsa yang satu.
Nilai-nilai Pancasila haruslah dipegang teguh oleh setiap bangsa Indonesia. Layaknya
kitab suci, nilai-nilai tersebut jika dimaknai dengan baik akan menuntun kita ke dalam hal-hal
yang baik, ke dalam kemajuan bangsa Indonesia. Benar adanya bahwa korupsi terjadi karena
pemahaman kita mengenai Pancasila masih kurang. Kebanyakan dari kita hanya mengetahui
sila-sila dari Pancasila. Namun dalam memaknainya masih kurang sehingga masih banyak
pelanggaran-pelanggaran dan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di negeri ini.
Pancasila merupakan sumber nilai anti korupsi. Korupsi itu terjadi ketika ada niat dan
kesempatan. Kunci terwujudnya Indonesia sebagai Negara hukum adalah menjadikan nilai-
nilai Pancasila dan norma-norma agama. Serta peraturan perundang-undangan sebagai acuan
dasar untuk seluruh masyarakat Indonesia. Suatu pemerintah dengan pelayanan publik yang
baik merupakan pemerintahan yang bersih (termasuk dari korupsi) dan berwibawa. Korupsi
adalah perbuatan pelanggaran hukum, sebuah tindak pidana. Hubungannya dengan Pancasila
adalah melanggar sila ke lima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Karena korupsi
itu menggerogoti kekayaan Negara yang ujung-ujungnya adalah memiskinkan Negara dan
juga rakyat.
Jika kita amati perbuatan korupsi menyimpang dari setiap point Pancasila, yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Korupsi itu adalah perbuatan yang mengambil hak orang lain lalu menggunakannya
untuk kepentingan pribadi. Perbuatan korupsi dilakukan karena kurangnya pendidikan agama
pada sesorang yang telah melakukan perbuatan tersebut karna telah jelas dalam agama
diajarkan atau diperintahkan untuk tidak mengambil hak milik orang lain dan tidak
diperbolehkan untuk bertindak serakah dan sebaliknya Maka korupsi dikategorikan
perbuatan yang melanggar norma agama dan bukan hanya itu saja, korupsi juga sangat
merugikan orang lain sedangkan yang melakukan korupsi mendapatan keuntungan untuk
mensejahterakan dirinya sendiri tanpa memperdulikan orang-orang yang ada disekitarnya.
Bagaimana sebuah Negara menjadi maju kalau masih ada orang-orang yang melakukan hal
yang menguntungkan dirinya sendiri sedangkan Negara dirugiakn olehnya. Kita hidup
disuatu Negara yang hidup berkelompok atau disebut makhluk sosial yang sifatnya tidak bisa
hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Maka dari itu tidak sepantasnya kita merebut hak
orang lain seingga merugikan banyak pihak, kita ingin Negara Indonesia itu maju menjadi
Negara yang berjiwakan pancasila, walaupun kita memiliki dasar Negara yang lengkap
mencakup seluruh aspek kehidupan akan tetapi kalau manusia yang hidup didalamnya tidak
mengamalkan pancasila dengan benar maka Negara ini juga tidak akan maju seperti Negara
yang lainnya hanya karna tidak memahami apa itu ketuhanan Yang Maha Esa.
3. Persatuan Indonesia
Bangsa Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki beragam suku, budaya,
serta adat yang berbeda-beda sehingga bangsa Indonesia harus memiliki rasa persatuan yang
tinggi untuk menyatukan ikatan persaudaraan antar bangsa. Nilai pancasila yang mengajarkan
adanya persatuan bangsa jika tidak di amalkan dengan baik maka terjadilah tindakan yang
merugikan antar bangsa Indonesia, yaitu dengan tidak tersalurnya bantuan-bantuan dari
pemerintah sehingga mengakibatkan pembangunan tidak merata, menghambat berjalannya
pembangunan Negara karna dana tersebut digunakan sendiri oleh pihak yang tidak
bertanggung jawab, itu disebabkan rasa persatuan tidak tercipta dalam masyarakat Indonesia.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan
Perwakilan
Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat, tidak memaksakan kehendak
kepada orang lain, mengutamakan budaya musyawarah dalam mengambil keputusan
bersama, bermusyawarah sampai mencapai konsensus atau kata mufakat diliputi dengan
semangat kekeluargaan. Pancasila juga menerapkan konsep rasa kekeluargaan antar rakyat
Indonesia dengan mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi, karna
kepentingan umum adalah kepentingan untuk kebaikan seluruh warga Negara Indonesia,
dengan tidak merugikan pihak lain. Jika semua sistem yang telah di terapkan belum tercapai
dengan sempurna dan masih ada pihak-pihak yang memimpin secara tidak profesional maka
timbul banyak kendala yang akan muncul, seperti aspirasi masyarakat kurang tersalurkan
sehingga antar wakil rakyat dengan rakyat itu sendiri terjadi perseteruan, dan karna
komunikasi yang tidak berjalan dengan baik pihak yang tidak bertanggung jawab akan
memanfaatkan situasi untuk mengambil keuntungan sendiri.
Pancasila yang memuat nilai-nilai moral dan etis seakan menjadi pepesan kosong yang
tak bermakna dan cenderung dilupakan. Karena itu, kini waktunya menjadikan Pancasila
sebagai rumah bagi mentalitas semua komponen masyarakat. Pancasila harus kembali
dijadikan sebagai ‘kompas’ atau ‘rambu-rambu’ untuk bertindak dan berperilaku agar tak
melenceng dari nilai-nilai yang telah dijadikan sebagai kontrak sosial bersama sejak
Indonesia merdeka.
Pada aras lain, Pancasila harus kembali dijadikan acuan hukum bahkan sumber dari
segala sumber hukum. Karena, dengan cara itu, Indonesia benar-benar menjadi negara
hukum, tidak lagi menjadikan nafsu atau ketamakan harta di balik kepentingan setiap
perundang-undangan atau konstitusi. Sistem warisan rezim Orde Baru yang kental ketamakan
akan kekuasaan dan harta tampaknya tetap menyelimuti di antara komponen warga bangsa.
Tak pelak, cara-cara lama penyusunan konstitusi yang kerap ditengarai hanya untuk
mencari celah pembenaran atas kehendak kelompok, golongan, atau pribadi tertentu, tetap
saja marak. Tak sedikit perundang-undangan dibuat dengan mencederai prinsip sila keempat
Pancasila, yang lebih mengedepankan musyawarah-mufakat. Fakta bahwa banyak di antara
elite politik dan pejabat negeri ini ramai-ramai korupsi, tak dapat disangkal, tidak sesuai
acuan nilai-nilai luhur universal Pancasila. Perilaku demikian jelas merupakan pelanggaran
terhadap Pancasila.
D. Dampak Korupsi
1. Merugikan Negara maupun kelompok
2. Menghabiskan atau memakan uang atau harta Negara atau kelompok untuk kepentingan
pribadi
H. PENUTUP
Negara Indonesia akan menjadi Negara yang bebas dari korupsi apabila seluruh warga
Negara Indonesia mengamalkan pancasila kedalam kehidupan sehari-hari dengan baik.
Pengamalan sila pertama hingga ke lima sangatlah penting, karena semuanya mencangkup
kehidupan moral yang baik. Dengan memahami dan mengamalkan Pancasila bisa menjadi
landasan untuk membangun negara yang jujur dan bertanggung jawab.