Anda di halaman 1dari 4

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN

MODUL 1.2. NILAI-NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK

PENERAPAN 4F

(FACT, FEELING, FINDING, FUTURE)

Oleh:
Muh. Amrin, S.Pd
SMP Negeri 2 Pajo
CGP Angkatan 6 Kabupaten Dompu

 FACT
1. Pembelajaran modul 1.2 dimulai dengan alur aktivitas pada tanggal 8 dan 9
November yaitu eksplorasi konsep saya mempelajari konsep dasar dari modul 1.2
Kemudian pada tanggal 11 November Tahun 2022 di ruang kolaborasi mengadakan
diskusi kelompok secara virtual. Diskusi kelompok secara virtual dilanjutkan dengan
mengunggah hasil diskusi pada forum ruang kolaborasi sesi presentasi pada tanggal
14 November 2022 tahap akhir dari diskusi kelompok adalah unggah tugas diskusi
kelompok di LMS. Kemudian pada tanggal 15 dan 16 November 2022 saya
mengerjakan alur demonstrasi kontekstual.Alur elaborasi dan koneksi antar materi
dilaksanakan pada tanggal 17 dan 18 November Tahun 2022. Pada hari ini tanggal
Sabtu, 19 November 2022 saya menulis jurnal refleksi dwi mingguan.
2. Momen yang paling mencerahkan bagi saya pada saat saya mempelajari modul 1.1
hingga modul 1.2 adalah ketika pada modul 1.1 Saya menyadari dan mulai
mengetahui bahwa menurut Filosofi pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara
bahwasanya mendidik adalah menuntun yaitu menuntun segala kodrat anak untuk
mencapai keselamatan baik untuk dirinya sendiri maupun di dalam masyarakat.
3. Kemudian di dalam Modul 1.2 ini saya mempelajari tentang bagaimana proses
berpikir manusia, yaitu proses berpikir cepat dan proses berpikir lambat. Proses
berpikir cepat diibaratkan sebagai sebuah eskalator naik yang kita berada di atasnya
sehingga kita tidak memerlukan banyak energi untuk melakukannya, sementara
berpikir secara lambat adalah proses di mana eskalator turun kemudian kita berata di
atasnya untuk naik ke atas sehingga membutuhkan banyak energi di sana.
4. Selanjutnya saya juga mempelajari cara kerja otak tri-une yang pertama adalah otak
reptil otak reptil adalah batang otak manusia yang mengelola refleks demi
kelangsungan hidup bertahan dan melindungi diri dari bahaya, yang kedua adalah
otak mamalia atau otak limbik yang berkaitan dengan emosi, otak limbik letaknya
berada di dalam jika otak mamalia pengelola emosi dibiarkan mengambil alih maka
menggambarkan otak yang tidak dapat bekerja dengan baik. Yang ketiga adalah otak
primata (berpikir , otak luhur) atau yaitu otak yang mengatur gerak kompleks,
rekayasa penggunaan alat yang berada dalam satu kesatuan dan bersifat logis.
5. Di dalam Modul 1.2 ini saya juga mempelajari kebutuhan dasar manusia yang terdiri
dari lima dasar yaitu kebutuhan bertahan hidup, kebutuhan untuk diterima, kebutuhan
untuk kebebasan, kebutuhan akan kesenangan, dan kebutuhan terhadap kekuasaan,
kekuatan untuk mencapai sesuatu.
6. Selanjutnya tentang tahapan perkembangan manusia. Menurut tahapan tumbuh
kembang Ki Hajar Dewantoro terkenal dengan tahapan tumbuh kembang wiraga dan
wirama. Wiraga adalah usia 0 sampai 8 tahun di mana jasmani dan indra anak atau
manusia berkembang dengan pesat implikasinya adalah guru harus menyediakan
akses dan menyediakan pengalaman agar anak merdeka atau bebas mengeksplorasi
dunianya. Yang kedua adalah wiraga wirama yaitu usia 9 sampai 16 tahun di mana
pikiran mulai berkembang implikasi yang harus dilakukan oleh guru adalah harus
menuntun agar anak menyadari mengapa mereka melakukan kebiasaan baik bukan
sekedar menuruti atau mengikuti perintah atau hanya karena sebuah kebiasaan yang
selanjutnya adalah wirama usia 17 sampai 24 tahun yaitu anak mulai menata masa
depan implikasinya adalah guru harus menonton anak agar mereka mampu membawa
diri sebagai manusia yang merdeka sedangkan menurut teori psikososial Erik Erikson
tahapan yang pertama usia 0 sampai 1,5 tahun anak membutuhkan kasih sayang
kelembutan kepedulian hal ini Jika tidak terpenuhi maka akan timbul ketidak
kepercayaan terhadap lingkungan tahap yang kedua usia 1 setengah sampai 3 tahun
itu terjadi tumbuhnya kemauan jika diberi kesempatan oleh orang tua hal ini Jika
tidak diberi ruang untuk berkembang maka akan tumbuh kurang percaya diri pada
diri anak tahap ketiga usia 3 sampai 5 tahun yaitu adalah kebutuhan untuk ruang ber
inisiatif jika tidak terpenuhi maka akibatnya akan timbul rasa bersalah pada diri
seorang anak tahap yang keempat yaitu usia 5 sampai dengan 12 tahun itu kebutuhan
untuk merasa berkompeten jika hal ini tidak dipenuhi maka akan timbul perasaan
inferior atau tidak berarti tahap yang kelima usia 12 sampai 18 tahun yaitu usia
remaja yang artinya anak mencari jati diri perlu penguatan agar tidak mengalami
kebingungan peran pada tahap yang keenam yaitu usia 18 sampai 40 tahun seorang
manusia memerlukan ruang untuk membuat relasi pribadi maupun sosial jika tidak
terpenuhi maka akan timbul lemahnya dukungan sosial dan terisolasi
7. Selanjutnya tentang manusia merdeka yaitu manusia berdaya dalam memilih atau
teori pilihan manusia merdeka atau Mandiri dalam berpikir mengelola dirinya sendiri
dan tertib ketika berhubungan dengan orang lain teori pilihan adalah bahwa perilaku
manusia adalah hasil dari pilihan manusia itu sendiri caranya fokus pada saat ini
berhenti mengkritik menyalahkan mengeluh menjengkelkan atau menghukum dan
mengendalikan orang lain yang kedua menjalankan kebiasaan untuk mendukung
orang lain dan menghindari membuat banyak alas an, serta bersifat sabar.
8. Aksioma terkait pilihan yang bisa kita kendalikan adalah diri sendiri, yang bisa kita
berikan pada orang lain adalah informas, i saat ini selalu ada hubungannya dengan
masa lalu masalah psikologi yang bertahan biasanya berupa masalah relasi, kita bisa
memuaskan diri jika kita merasa puas, yang bisa dilakukan adalah berperilaku dalam
artian tindakan pemikiran perasaan dan fisiologis setiap perilaku ada dalam kendali
diri kita.
9. Pengertian pendidikan menurut undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 adalah
menuntun segala kodrat anak implikasinya adalah pendidik perlu menyediakan
suasana belajar dan proses pembelajaran yang dapat menguatkan dan
menumbuhkembangkan motivasi intrinsiknya anak harus merasa kompeten mandiri
dan memiliki relasi untuk menuju determinasi itu.
10. Nilai-nilai yang ada pada guru penggerak antara lain mandiri, reflektif, kolaboratif,
inovatif, dan berpihak pada murid. Mandiri adalah kesiapan seseorang untuk
bergerak atau melakukan sesuatu atas dasar keinginan sendiri. Reflektif adalah
kemampuan untuk menilai diri sendiri menggabungkan pengetahuan baru dengan
pengetahuan yang telah dimiliki. Kolaboratif adalah kemampuan untuk bekerja sama,
yang disertai dengan tanggung jawab individu dan kemampuan berkomunikasi antar
individu. Inovatif adalah kemampuan untuk membuat atau memodifikasi hal hal baru
yang bermanfaat. Berpihak pada murid adalah nilai guru penggerak yang
menempatkan murid sebagai subyek guru sebagai pamong.
11. Peran guru penggerak antara lain menjadi pemimpin pembelajaran, menjadi coach
bagi guru lain, mendorong kolaborasi, mewujudkan kepemimpinan murid dan
menggerakan komunitas praktisi
12. Kaitan antara Modul 1.1 dan 1.2 yang saya fahami adalah dalam mewujudkan nilai
dan peran guru penggerak, filosofi pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara menjadi
pijakan dalam mewujudkannya. Antara lain dalam pembelajaran yang berpihak pada
siswa, guru sebagai pemimpin pembelajaran dan mewujudkan kepemimpinan murid.
Hal tersebut sangat relevan dengan filosofi Ki hajar dewantara mengingat bahwa
pendidikan merupakan sebuah tuntunan yaitu tuntunan yang menuntun kodrat anak
agar mencampai keselamatan baik secara pribadi maupun sebagai anggota
masyarakat. Dalam hal menuntun guru memberikan ruang kepada siswa untuk
mencoba, bereksplorasi. Peran guru penggerak dalam mewujudkan kepemimpinan
murid berawal dari dasar manusia merdeka sesuai filosofi Ki Hajar Dewantara bahwa
manusia merdeka secara lahiriah bebas secara batiniah adalah mandiri. Kemamdirian
bisa diartikan sebagi sebuah kepemimpinan. Manusia mandiri adalah manusia yang
bisa memimpin dirinya sendiri.

 FEELING
Yang saya rasakan ketika saya mempelajari modul ini pada saat eksplorasi
konsep dipikiran saya materi yang begitu banyak membuat saya sulit memahami. Perlu
beberapa kali saya membaca untuk mendapatkan pemahaman yang saya inginkan.
Apalagi minggu ini bersamaan dengan tugas saya mengikuti workshop persiapan sekolah
adhiwiyata dan pembuatan soal untuk sumatif semester 1, jadi saya harus betul betul
membagi waktu antara tugas sekolah dan tugas di program pendidikan guru penggerak.
Sampai pada tahap kolaborasi Alhamdulillah saya mulai bisa memahami modul ini
tentang nilai dan peran guru penggerak.
 FINDING
Sebelum mempelajari modul 1.2 ini saya berpikir bahwa peran guru penggerak
adalah harus mampu menggerakkan teman sejawat saja dalam melaksanakan tugas sehari
hari. Sekarang setelah saya mempelajari modul ini nilai peran guru penggerak tidak
hanya itu saja.ada banyak nilai dan peran yang sebetulnya sudah pernah saya laksanakan
hanya saja belum maksimal.

 FUTURE
Pengembangan diri yang sederhana, konkret dan rutin yang dapat saya lakukan
sendiri dari sekarang, untuk membantu memperkuat nilai-nilai dan peran saya sebagai
Guru Penggerak antara lain adalah saya ingin memaksimalkan peran saya dalam
melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada siswa, melakukan ivovasi, dalam
melaksanakan inovasi ini saya mengadopsi cara Ambil Tiru dan Modifikasi (ATM). Saya
ingin membuat media untuk memudahkanpeserta didik dalam mempelajari materi di
sekolah. Kemudian untuk mendorong kepemimpinan siswa saya akan mencoba
menerapkan beberapa ide agar peserta didik memiliki kepercayaan diri yang lebih baik
dengan memberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil kerja, berperan pada
kelompok dan menjadi tutor sebaya. Untuk menerapakan kedisiplinan akan saya
terapakan siapa yang datang paling awal akan memimpin doa dan baris di depan kelas
pada hari itu. Saya juga memiliki rencana untuk membagi pengetahuan saya
menggunakan aplikasi Canva kepada teman saya sebagi wujud peran coach kepada
teman sejawat saya.

Anda mungkin juga menyukai