Makalah Model Pembelajaran Role Playing
Makalah Model Pembelajaran Role Playing
PENDAHULUAN
1
Kelebihan atau keunggulan menggunakan metode bermain peran,
diantaranya yaitu dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan
siswa, di samping menjadi pengalamam yang menyenangkan juga memberi
pengetahuan yang melekat dalam memoriotak. Sangat menarik bagi siswa,
sehingga memungkinkan membuat kelas menjadi dinamisdan antusias.
Kelemahan atau kekurangan metode bermain peran, diantaranya yaitu Role
Playing membutuhkan waktu yang relatif lama atau banyak dan kebanyakan
siswa yangsebagai pemeran merasa malu untuk memerankan suatu adegan
tertentu. Dari latar belakang diatas maka kami tertarik untuk belajar
tentang role playlebih lanjut yang bertujuan untuk membahas apa dan
bagaimana metode pembelajaran role playing atau bermain peran. Agar
lebih memahami tentang bermain peran, maka pemberian judul makalah ini
adalah “Metode Pembelajaran Role Playing”.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran role playing
2. Untuk mengetahui tujuan model pembelajaran role playing
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip model pembelajaran role playing
4. Untuk mengetahui langkah-langkah model pembelajaran role playing
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran role
playing
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
mengandung suatu problem, agar peserta didik dapat memecahkan suatu
masalah yang muncul dari suatu situasi sosial. Dalam buku Dasar-Dasar
proses belajar mengajar (1987: 84) sosiodrama dan role playing dapat
dikatakan sama artinya dan dalam proses pemakaiannya sering disilih
gantikan. Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku dalam
hubungannya dengan masalah sosial.
Model pembelajaran role playing atau bermain peran ini merupakan
pembelajaran yang lebih permainan gerak dan siswa biasanya ingin
memahami, memperagakan setiap peran-peran yang di perankannya untuk
selanjutnya biasanya siswa di tugaskan untuk memberikan penilaian baik
kekurangan atau kelebihan dari peran yang dimainkan ataupun juga jalan
cerita yang diperankannya. Selain penilaian terhadap penilaian terhadap
jalan cerita dalam role playing tersebut biasanya dijadikan bahan refleksi
dalam model pembelajaran role playing misalnya menentukan apa isi dari
cerita tersebut, hikmah yang didapat dalam ceritanya dan lain-lain.
Menurut Zaini (2008), ada tiga aspek bermain peran yaitu : (1)
peran (Role Playing), tekanan ekspektasi sosial terhadap pemeran peran.
Contohnya aadalah pada hubungan keluarga (apa yang harus dikerjakan
anak perempuan) atau berdasarkan tugas (bagaimana seseorang agen
bertindak bertindak dalam situasi sosial); (2) Membuat peran (Role
Marking) yaitu kemampuan pemegang peran untuk berubah secara dramatis
dari satu peran keperan yang lain dan menciptakan serta memodifikasi peran
sewaktu-waktu diperlukan; (3) Tawar-menawar peran (Peran Negosiasi),
yaitu tingkat dimana peran negosiasikan dengan pemegang peran lain dalan
parameter dan pengaruh interaksi sosial.
Dalam teknik pengajaran berbahasa (1986:122) teknik bermain peran
sangat baik untuk mendidik siswa dalam menggunakan ragam-ragam
bahasa. Cara berbicara orang tua tentu berbeda dengan cara berbicara anak-
anak. Cara berbicara penjual berbeda pula dengan cara berbicara pembeli.
Fungsi dan peranan seseorang menuntut cara berbicara dan berbahasa
tertentu pula. Dalam bermain peran, siswa bertindak, berlaku, dan berbahasa
4
sesuai dengan peranan orang yang diperankannya. Misalnya sebagai guru,
orang tua, polisi, hakim, dan sebagainya. Setiap tokoh yang di perankan
menuntut karakteristik tertentu pula
Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan metode pembelajaran
role playing adalah sebagian dari simulasi atau pertunjukan yang diarahkan
untuk mengkreasikan peristiwa yang terjadi secara aktual dengan
memerankan tokoh-tokoh tertentu baik yang terjadi pada masa lalu ataupun
yang terjadi pada masa mendatang.
5
dapat dihayati oleh anak; (b) melatih anak-anak agar mereka mampu
menyelesaikan masalah-masalah sosial-psikologis; dan (c) melatih anak-
anak agar mereka dapat bergaul dan memberi kemungkinan bagi
pemahaman terhadap orang lain beserta masalahnya.
6
d. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai dalam
materi tersebut.
e. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan elative
yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
f. Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing sambil
memperhatikan mengamati elative yang sedang diperagakan.
g. Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas
sebagai lembar kerja untuk membahas elative tersebut. Misalnya
menilai peran yang dilakonkan, mencari kelemahan dan kelebihan dari
peran tersebut atau pun alur/ jalan ceritanya.
h. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil dan kesimpulannya.
i. Guru memberikan kesimpulan secara umum atau menjgevalusi seluruh
kegiatan.
j. Evaluasi/ refleksi.
k. Penutup
7
5) Guru dapat mengevaluasi pengalaman siswa melalui pengamatan
pada waktu melakukan permainan.
6) Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa.
Disamping merupakan pengaman yang menyenangkan yang saling
untuk dilupakan.
7) Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi
dinamis dan penuh antusias.
8) Membangkitkan gairah dan semangat elative dalam diri siswa serta
menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang
tinggi.
9) Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah, dan
dapat memetik butir-butir hikmah yang terkandung di dalamnya
dengan penghayatan siswa sendiri.
10) Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan elativenal siswa,
dan dapat menumbuhkan / membuka kesempatan bagi lapangan
kerja.
Selain itu menurut Miftahul A’la (2011:93) metode pembelajaran Role
playing selain memiliki kelebihan yaitu melibatkan seluruh siswa
dapat berpartisipasi dan mempunyai kesempatan untuk memajukan
kemampuannya dalam kerja sama, kelebihan lainnya yaitu guru
dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan
pada waktu melakukan permainan. Permainan merupakan
pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.
8
4) Apabila pelaksanaan sosiodrama dan bermain pemeran mengalami
kegagalan, bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi
sekaligus berarti tujuan pengajaran tidak tercapai.
5) Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini.
6) Sebagian besar anak yang tidak ikut drama mereka menjadi kurang
aktif.
7) Memerlukan tempat yag cukup luas, jika tempat bermain sempit
menyebabkan gerak para pemain kurang bebas.
8) Kelas lain sering terganggu oleh suara pemain dan penonton yang
kadang-kadang bertepuk tangan.
Menurut Syaiful (2011:214) ada beberapa cara untuk mengatasi
kelemahan-kelemahan pada metode pembelajaran sosio drama atau role
playing ini diantaranya:
1) Guru harus menerangkan kepada siswa, untuk dapat memecahkan
masalah hubungan sosialyang aktual ada di masyarakat.
2) Guru harus dapat memilih masalah yang urgent sehingga menarik
minat anak. Ia dapat menjelaskan dengan baik dan menarik,
sehingga menarik minat anak.
3) Agar siswa memahami peristiwanya maka guru harus bisa
menceritakansambil mengatur adegan pertama
4) Bobot atau luasnya bahan pelajaran yang akan di dramakan harus
sesuai dengan waktu yang tersedia.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Model pembelajaran role playing ini merupakan model pembelajaran
yang melibatkan siswa untuk aktif dan siswa ikut berperan penting dalam
pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran role playing ini dapat
membuat suasana belajar menjadi lebih menyenangkan sehingga
memotivasi siswa dan siswa menjadi antusias saat pembelajaran.
Setiap metode tentu memiliki kelemahan dan kelebihannya asing-
masing begitupun dengan metode pembelajaran role playing ini, oleh karena
itu seorang guru atau pendidik perlu memadukan pembelajaran role playing
ini dengan metode-metode lain sesuai dengan materi atau standar
kompetensi yang hendak dicapai siswa. Dengan demikia selain dari siswa
yang termotivasi untuk belajar, proses pembelajaran berlangsung sesuai
dengan yang di harapkan guru pun akan terbantu dengan hasil pembelajaran
yang memang sesuai.
3.2 Saran
Pemaparan mengenai model pembelajaran role playing dalam
makalah ini tentu jauh dari sempurna, dan masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan makalah
selanjutnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
11