Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH PENULISAN KARYA ILMIAH

TENTANG

PENDIDIKAN

DI SUSUN OLEH :

EGA AZIZAH LUBIS

DOSEN PENGAMPUN :

Aldo Eko Syaputra, S.Kom,M.Kom.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS ADZKIA PADANG

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ucapkan atas kehadirat Allah swt ,karena berkat rahmat dan
karunianya lah kami dapat menyelesaikan makalah karya ilmiah tentang
pendidikan .

Makalah ini kami buat melengkapi tugas kuliah karya ilmiah .

Saya mengucapkan terimakasih kepada dosen yang telah membimbing


saya ,sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Penyusunan menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna ,oleh
karena itu saya mengharapkan kritik dan saran dari dosen dan teman-
teman untuk mensempurnakan makalah ini.

Semoga makalah ini memberi manfaat untuk mayarakat dan untuk kita
bersama.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar
belakang……………………………………………………………………
…i
b. Rumus
masalah………………………………………………………………………
ii
c. Tujuan ………………………………………………………………………
….................iii

BAB II PEMBAHASAN

a. Pengaruh globalisasi terhadap dunia


pendidikan.................................1
b. Keadaan buruk pendidikan di
Indonesia........................................................2
c. Penyesuaian pendidikan Indonesia di era
globalisasi.................................3

BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan
b. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar belakang

Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang


mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada
hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan,
kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya
sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman
bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia (Edison A. Jamli,
2005). Proses globalisasi berlangsung melalui dua dimensi, yaitu
dimensi ruang dan waktu. Globalisasi berlangsung di semua bidang
kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, dan terutama
pada bidang pendidikan. Teknologi informasi dan komunikasi adalah
faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, teknologi
informasi dan komunikasi berkembang pesat dengan berbagai
bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia. Oleh

karena itu globalisasi tidak dapat dihindari kehadirannya, terutama


dalam bidang pendidikan.globalisasi pendidikan dilakukan untuk
menjawab kebutuhan pasar akan tenaga kerja berkualitas yang
semakin ketat. Dengan globalisasi pendidikan diharapkan tenaga
kerja Indonesia dapat bersaing di pasar dunia. Apalagi dengan akan
diterapkannya perdagangan bebas, misalnya dalam lingkup negara-
negara ASEAN, mau tidak mau dunia pendidikan di Indonesia.

b. Rumus masalah

Secara umum, rumusan masalah pada makalah ‘’dampak


globalisasi terhadap pendidikan ‘’ ini dapat di rumuskan seperti pada
pertanyaan berikut.

a. Apa dampak dari globalisasi untuk dunia pendidikan?


b. Penyebab buruknya pendidikan di era globalisasi?
c. Cara penyesuaian pendidikan di Indonesia pada era globalisasi?

C. Tujuan

1. Bagi penulisan
Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen
dalam mata kuliah karya ilmiah yang berjudul pendidikan .selain itu,
bagi diri kami pribadi makalah ini juga diharapkan bias di gunakan
untuk menambah pengtahuan yang lebih baik bagi mahasiswa.

2. Bagi pembaca
Makalah ini dimaksudkan untuk membahas dampak globalisasi
te rhadap dunia pendidikan dan menambah ilmu pengetahuan
mengenai globalisasi para pembaca yang dominan dari kuala
mahasiswa bias digunakan untuk langkah menuju kepengetahuan
yang lebih luas.

3. Bagi masyarakat
Masyarakat bisa lebih memahami tentang arti penting
globalisasi sehingga dampak negatif yang berimbas bisa lebih
diperkecil. Dan juga diharapkan agar realisasi kegiatan positif
te rhadap adanya pendidikan semakin lebih baik.

BAB II

PEMBAHASAN

a. Pengaruh globalisasi terhadap dunia pendidikan


Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia tidak dapat
dilepaskan dari pengaruh perkembangan globalisasi, di mana ilmu
pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Era pasar bebas juga
merupakan tantangan bagi dunia pendidikan Indonesia, karena te rbuka
peluang lembaga pendidikan dan tenaga pendidik dari mancanegara
masuk ke Indonesia. Untuk menghadapi pasar global maka kebijakan
pendidikan nasional harus dapat meningkatkan mutu pendidikan, baik
akademik maupun non-akademik, dan memperbaiki manajemen
pendidikan agar lebih produktif dan efis ien serta memberikan akses
seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan.

Globalisasi menimbulkan dampak positif dan negatif dari dari


pengaruh globalisasi dalam pendidikan dijelaskan dalam poin-poin berikut:

1. Dampak Positif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia


Pengajaran Interaktif Multimedia
Kemajuan teknologi akibat pesatnya arus globalisasi, merubah
pola pengajaran pada dunia pendidikan. Pengajaran yang bersifat
klasikal berubah menjadi pengajaran yang berbasis teknologi baru
seperti internet dan computer. Apabila dulu, guru menulis dengan
sebatang kapur, sesekali membuat gambar sederhana atau
menggunakan suara-suara dan sarana sederhana lainnya untuk
mengkomunikasikan pengetahuan dan informasi. Sekarang sudah
ada computer. Sehingga tulisan, film, suara, music, gambar hidup,
dapat digabungkan menjadi suatu proses komunikasi.

2. Dampak negatif globalisasi terhadap dunia pendidikan Indonesia

Komersialisasi pendidikan
Era globalisasi mengancam kemurnian dalam pendidikan.
Banyak didirikan sekolah-sekolah dengan tujuan utama sebagai
media bisnis. John Micklethwait menggambarkan sebuah kisah
tentang pesaingan bisnis yang mulai merambah
dunia pendidikan dalam bukunya ‘’Masa Depan sempurna’’ bahwa
tibanya perusahaan pendidikan menandai pendekatan kembali ke
masa depan. Salah satu ciri utamanya ialah semangat menguji murid
ala Victoria yang bisa menyenangkan Mr. Gradgrind dalam karya
Dickens. Perusahaan-perusahaan ini harus membuktikan bahwa
mereka memberikan hasil, bukan hanya bagi murid, tapi juga
pemegang saham.(John Micklethwait, 2007:166).

Mesin-mesin penggerak globalisasi seperti computer dan


internet dapat menyebabkan kecanduan pada diri siswa ataupun
guru. Sehingga guru ataupun siswa terkesan tak bersemangat dalam
proses belajar mengajar tanpa bantuan alat-alat tersebut.

b. Keadaan buruk pendidikan di Indonesia


1. Paradigma pendidikan nasionalyang sakular –materialistik
Diakui atau tidak, sistem pendidikan yang berjalan di Indonesia
saat ini adalah sistem pendidikan yang sekular-materialstik. Hal ini
dapat terlihat antara lain pada UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Bab
VI tentang jalur, jenjang, dan jenis pendidikan bagian kesatu (umum)
pasal 15 yang berbunyi : Jenis pendidikan mencakup pendidikan
umum, kejuruan, akademik, profesi, advokasi, kagamaan, dan
khusus dari pasal ini tampak jelas adanya dikotomi pendidikan, yaitu
pendidikan agama dan pendidikan umum. Sistem pendidikan
dikotomis semacam ini terbukti telah gagal melahirkan manusia yang
sholeh yang berkepribadian sekaligus mampu

menjawab tantangan perkembangan melalui penguasaan sains dan


teknologi. Secara kelembagaan, sekularisasi pendidikan tampak
pada pendidikan agama melalui madrasah, institusi agama, dan
pesantren yang dikelola oleh Departemen Agama; sementara
pendidikan umum melalui sekolah dasar, sekolah menengah,
kejurusan serta perguruan tinggi umum dikelola oleh Departemen
Pendidikan Nasional.

2. Mahalnya biaya pendidikan


Pendidikan bermutu itu mahal, itulah kalimat yang sering terlontar
di kalangan masyarakat. Mereka menganggap begitu mahalnya biaya
untuk mengenyam pendidikan yang bermutu. Mahalnya biaya
pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) sampai Perguruan Tinggi
membuat masyarakat miskin memiliki pilihan lain kecuali tidak
bersekolah. Makin mahalnya biaya pendidikan sekarang ini tidak
lepas dari kebijakan pemerintah yang menerapkan MBS (Manajemen
Berbasis Sekolah), dimana di Indonesia dimaknai sebagai upaya
untuk melakukan mobilisasi dana. Karena itu, komite sekolah yang
merupakan organ MBS selalu disyaratkan adanya unsur pengusaha.
Asumsinya, pengusaha memiliki akses atas modal yang lebih luas.
Hasilnya, setelah komite sekolah terbentuk, segala pungutan
disodorkan kepada wali murid sesuai keputusan komite sekolah.
Namun dalam penggunaan dana, tidak transparan. Karena komite
sekolah adalah orang-orang dekat kepada sekolah.

3. Kualitas SDM yang rendah


Akibat paradigma pendidikan nasional yang sekular-materialistik,
kualitas kepribadian anak didik di Indonesia semakin memprihatinkan.
Dari sisi keahlian pun sangat jauh jika dibandingkan dengan Negara
lain. Jika dibandingkan dengan India, sebuah Negara dengan
segudang masalah (kemiskinan, kurang gizi, pendidikan yang
rendah), ternyata kualitas SDM Indonesia sangat jauh tertinggal.
India dapat menghasilkan kualitas SDM yang mencengangkan.

C. Penyesuaian pendidikan Indonesia di era globalisasi

Dari beberapa takaran dan ukuran dunia pendidikan kita belum siap
menghadapi globalisasi. Belum siap tidak berarti bangsa kita akan hanyut
begitu saja dalam arus global tersebut. Kita harus menyadari bahwa
Indonesia masih dalam masa transisi dan memiliki potensi yang sangat
besar untuk memainkan peran dalam globalisasi khususnya pada konteks
regional. Inilah salah satu tantangan dunia pendidikan kita yaitu
menghasilkan SDM yang kompetitif dan tangguh. Kedua, dunia pendidikan
kita menghadapi banyak kendala dan tantangan. Namun dari uraian di atas,
kita optimis bahwa masih ada peluang. Ketiga, alternatif yang ditawarkan di
sini adalah penguatan fungsi keluarga dalam pendidikan anak dengan
penekanan pada pendidikan informal sebagai bagian dari pendidikan
formal anak di sekolah. Kesadaran yang tumbuh bahwa keluarga
memainkan peranan yang sangat penting dalam pendidikan anak akan
membuat kita lebih hati-hati untuk tidak mudah melemparkan kesalahan
dunia pendidikan nasional kepada otoritas dan sektor-sektor lain dalam
masyarakat, karena mendidik itu ternyata tidak mudah dan harus lintas
sektoral. Semakin besar kuantitas individu dan keluarga yang menyadari
urgensi peranan keluarga ini, kemudian mereka membentuk jaringan yang
lebih luas untuk membangun sinergi, maka semakin cepat tumbuhnya
kesadaran kompetitif di tengah-tengah bangsa kita sehingga mampu
bersaing di atas gelombang globalisasi ini.

Yang dibutuhkan Indonesia sekarang ini adalah visioning (pandangan),


repositioning strategy (strategi) , dan leadership (kepemimpinan). Tanpa itu
semua, kita tidak akan pernah beranjak dari transformasi yang terus
berputar-putar. Dengan visi jelas, tahapan-tahapan yang juga jelas, dan
komitmen semua pihak serta kepemimpinan yang kuat untuk mencapai
itu,tahun 2020 bukan tidak mungkin Indonesia juga bisa bangkit kembali
menjadi bangsa yang lebih bermartabat dan jaya sebagai pemenang dalam
globalisasi.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang


mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada
hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan,
kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya
sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman
bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia.

B. Saran
Penulis memberikan saran yang ditujukan untuk

a. Masyarakat
Agar para orang tua memperhatikan kepentingan anaknya dalam
hal pendidikan sehingga pendidikan berjalan dengan lancar.
b. Pemerintah
Pemerintah harus menggarkan dana yang cukup untuk
keperluan pendidikan dan menambah beasiswa bagi guru untuk
training.

DAFTAR PUSAKA

Asri B. 2008. Pembelajaran Moral. Jakarta: PT Rineka Cipta

Faizah, F. 2009. Dampak Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan, (Online),

(http://www.blogger.com/profile/14458280955885383127),

diakses 18 Oktober 2011.

Munir. 2010. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Maqdani, Anggota


IKPI.

Surya, M. 2002. Dasar-dasar Kependidikan di SD. Pusat penerbitan Universitas Terbuka.

Suryabrata, S. 2010. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Rajawali Pers.

Januar, I. 2006. Globalisasi pendidikan dI indonesia, (Online),

(www.friendster.com/group/tabmain.php?statpos=mygroup&gid=340151),

diakses 18 Oktober 2011.

Wardoyo, C. 2007. Urgensi Pendidikan Moral (Online), (http://www.nu.or.i)


diakses 18 oktober 2011.

Posted in: Pendidikan


Homonimo adalah kata yang memiliki lafal dan esaan yang sama namun artinya berbeda satu sama lain.
contohnya: Bulan ini terishal buial Penuh malam ini Setiap karyawan mendapatkan gaoi setiap bulan.

Homofon adalah kata yang memiliki ejaan dan makna yang berbeda namun lafat sama. Contohnya: - Anton
menabung uangnya di bank secara rutin

- Bang anton bekersa di Perusahaan Pembiayaan

Homograf adalah kata yang memiliki lafai dan arti berbeda, namun esaanya sama.

Contohnya: - Makanan favorit wanita itu adalah tahu goreng

- wanita itu tidak tahu kalau hari ini libur

Polisemi adalah kata yang memiliki lebih dan satu artı.

contohnya: - Para nasabah yang menabung di bank akan mendapat bunga setiap bulan

- Andini adalah salah satu bunga desa yang Paling cantik.

Hipernim dan HiPonim adalah kata yang dapat mewatin banyak talo lainnya. Sedangkan hiponim adalah kata
yang dapat terwatın oleh kata hipernim.

Contohnya: - Di kebun binatang itu terdapal banyak binatang liar. misainya. gasah. singa. buaya, rusa, kuda
dan lain-lain. Binatang lain merupakan hipernim. Sedangkan kalo hiponim gajah, singa, buaya. rusa, kuda
dan lain-lain.

1. Berdasarkan makna

• denotatif denotatif dalam EBBI adalah berkaitan dengan denloas denotasi adalah makna yang ditambahkan
Pada makna denotasi.

Contohnya: - Duduklah dengan parin yang benar agar tulang Punggung tidak menjadi rusak karena bengkok.

- Mehal Pembantunya sedang mengeper lantai. Ibu hamil mengangkal ke atas kursi.

• Lonotatif konotatif adalah mempunyai kata atau makna mengandung konotasi. Biasannya ditemukan
Pada karya sastra. seperti Pantun, Puii. cerpen, dan lain-lain
contohnya: - Banyak Pahlawan yang lelah gugur dalam keadaan medan Perang. gugur bermakna meninggal
dunia karena besar kepala, reno dijauhi teman-temanya 'besar kepala' bermakna sombong.

2. Berdasarkan leksikal .

• Sinonim merupakan dua rata atau lebih yang memiliki Persamaan makna bertujuan untuk membuat apa
yang dituliskan menjadi lebih sesuai ekspresi yang ingin diungkapkan.

contohnya: - Bahagia = senang

- Lezal = enak

- Pintar = pandai

• Antonim adalah kata yang memiliki arti berlawanan dengan kata lain.

Contohnya: - naik X turun

- Besar X tecli
Kutipan Langsung

Kutipan langsung merupakan jenis kutipan yang dilakukan dengan cara mengambil sama persis dari sumber
aslinya.

Kutipan langsung dapat dibagi lagi menjadi beberapa jenis, yakni kutipan langsung kurang dari empat baris
dan lebih dari empat baris.

a. Cara menulis kutipan langsung kurang dari empat baris

1. Kalimat kutipan harus diintegrasikan dengan teks

2. Jarak antar baris kutipan adalah dua spasi

3. Kutipan diapit dengan tanda kutip/petik dua ("")

4. Setelah kutipan, jangan lupa menuliskan sumber berupa nama pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman
di dalam tanda kurung.

Contoh kutipan langsung kurang dari empat baris:

"Dalam membuat sebuah karya ilmiah jenis penelitian, eksplorasi pustaka merupakan sesuatu yang harus
dilakukan untuk mendapatkan kebenaran data yang ingin diteliti" (Agung Hermanto, 2009, 15-16).

Selain itu, bisa juga dengan memberikan sumber kutipan di depan sebelum kutipan seperti berikut ini:

Siswanto (1990:20) menegaskan, "keputusan ilmiah merupakan sebuah kemungkinan atau probabilitas,
sehingga bukan suatu kebenaran yang mutlak

b. Cara menulis kutipan langsung lebih empat baris

1. Penulisan kutipan dipisahkan dengan jarak tiga spasi dari teks

2. Jarak antar baris kutipan adalah 1 spasi

3. Kutipan boleh diapit dengan tanda kutip/petik dua ("...") atau tidak

4. Setelah kutipan, jangan lupa memberi keterangan sumber aslinya.

Contoh kutipan lebih dari empat baris:

Terjemahan karya ilmiah dalam bahasa Indonesia banyak yang tidak memuaskan karena para penerjemah
tidak terlatih dalam ilmu penerjemahan. Misalnya terjemahan berikut ini.

"Suatu pikiran yang telah tersebar dengan luas sekali orang banyak menggambarkan buku-buku sebagai
benda tak berjiwa, tidak effektif (sic?), serba damai yang pada tempatnya sekali berada dalam kelindungan-
kelindungan sejuk dan ketenangan akademis dari universitas-universitas dan tempat..." (Sani, 1959: 7).

Kutipan Tidak Langsung

Kutipan tidak langsung merupakan jenis kutipan yang mengambil inti sarinya saja, tanpa mengurangi makna
sebenarnya dari kalimat yang ada.

Jadi, untuk menulis kutipan jenis ini bisa dengan cara meringkas/menyimpulkan suatu pendapat atau menulis
inti sarinya dengan gaya bahasa sendiri.

Cara menulis kutipan tidak langsung

1. Kutipan diintegrasikan dengan teks

2. Jarak antar baris kutipan adalah spasi gands

3. Kutipan tidak diapit dengan tanda kutip/petik dux ("..."

4. Setelah kutipan, jangan lupa untuk menuliskan sumber kutipan

5. Contoh

6. Kecerdasan buatan merupakan suatu sistem yang di dalamnya terdapat entitas ilmiah yang berfungsi
untuk memproses data eksternal secara cepat dan akurat (Michelle Doe, 2016: 27)

7. Dalam menulis kutipan tidak langsung bisa juga dengan menyebutkan sumber di depan kutipan
seperti berikut ini:

8. Michelle Doe (2016: 27) berpendapat bahwa kecerdasan buatan merupakan suatu sistem yang di dalamnya
terdapat entitas ilmiah yang berfungsi untuk memproses data eksternal secara cepat dan akurat.

Teknik Dasar Penulisan Kutipan

Terdapat beberapa ketentuan dasar yang sifatnya sama dan berbeda antara kutipan langsung dan tidak
langsung. Berikut ini adalah cara menulis kutipan langsung

Penulisan Sumber

Penulisan kutipan umumnya berasal dari jurnal, buku, tulisan, sampai pernyataan dari para ahli. Ukuran
mengenai siapa atau apa saja yang bisa dijadikan sumber adalah harus mampu menyajikan fakta dan valid.

Setelah dikutip, selanjutnya sumber harus dicantumkan ke dalam tulisan. Cara penulisan sumber pun juga ada
ketentuannya. Di antaranya adalah:
Teknik penulisan nama sumber

Penulisan nama sumber kutipan menggunakan nama terakhir dari penulis. Cara penulisannya pun ada 4 cara.
Berikut adalah contoh sumber yang dituliskan berasal dari buku yang ditulis oleh Sugiyono, diterbitkan pada
tahun 2004, serta sumber kutipan terletak di halaman 19.

1. Sugiyono (2004)

2. Sugiyono (2004:19)

3. (Sugiyono, 2004)

4. (Sugiyono, 2004: 19)

Peletakkan nama sumber

Penulisan nama sumber diletakkan di depan maupun di akhir kalimat. Misalnya adalah: Arikunto (2006)
menjelaskan bahwa "responden adalah subjek penelitian atau orang yang diminta untuk memberikan jawaban
mengenai persepsi dan fakta terhadap topik tertentu "

atau

"Responden adalah subjek penelitian atau orang yang diminta untuk memberikan jawaban mengenai persepsi
dan fakta terhadap topik tertentu," Arikunto (2006)

Penulisan Lebih dari Satu Sumber

Jika terdapat dua sumber penulis dan akan dituliskan dalam satu tulisan maka teknik penulisannya adalah
menggunakan tanda penghubung dan (&).

Contoh: (Sugiyono & Arikunto, 2004) atau Sugiyono & Arikunto (2004)

Jika lebih dari dua sumber, maka nama yang dituliskan adalah sumber pertama dan diikuti dengan kata et al

Contoh: Sugiyono et al.

Selain itu, ketika akan menuliskan sumber yang berasal dari buku yang terbitannya berbeda dan penulisnya
juga berbeda dapat dituliskan dengan cara memisahkan dengan tanda titik koma dan diurutkan sesuai abjad.

Contoh: (Sugiyono, 2004; Arikunto, 2007)

Mengutip Kutipan
Mengutip kutipan maksudnya adalah penulis ingin mengutip kutipan yang ada dicantumkan di bukan sumber
aslinya. Penulisannya dapat dilakukan dengan cara berikut ini "Responden adalah subjek penelitian atau orang
yang diminta untuk memberikan jawaban mengenai persepsi dan terhadap topik tertentu." (Arikunto, dikutip
dalam Sugiyono, 2006)

Penulisan Kutipan Langsung Panjang

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa kutipan langsung panjang adalah kutipan di atas 40 kata.
Cara menulis kutipan langsung panjang antara lain:

1. Spasi tunggal

2. Kutipan ditulis secara terpisah

3. Kutipan tidak menggunakan tanda petik,

4. Penulisan sumber mencantumkan nama penulis, tahun penerbitan sumber, dan halaman jika ada.

5. Penulisan teks menjorok ke dalam. Penulisan Kutipan Langsung Pendek Kutipan langsung pendek adalah
kutipan yang ditulis di bawah 40 kata. Jadi cara menulis kutipan

langsung pendek antara lain:

1. Sumber kutipan bergabung dengan teks atau sejajar.

2. Wajib menggunakan tanda petik

3. Penulisan sumber dapat diletakkan di awal atau di akhir tulisan, dengan ketentuan apabila di

awal maka nama penulis diletakkan di luar tanda kurung, sedangkan jika di akhir nama penulis berada di
dalam tanda kurung.

Contoh kutipan langsung pendek:

"Responden merupakan suatu subjek penelitian yang berguna untuk menjadi sumber lewat tanggapannya
melalui pertanyaan yang telah ditentukan oleh peneliti," (Amirin, 1989)

Cara Menulis Kutipan Tidak Langsung

Parafrase
Parafrase adalah salah satu jenis kutipan tidak langsung. Jadi, parafrase ini pada dasarnya. dilakukan
dengan cara mengganti kata-kata yang ada di dalam suatu pernyataan atau tulisan, tetapi tidak mengubah
makna dari pernyataan itu. Elemen yang diganti hanyalah struktur dan juga pemilihan kata di dalamnya.

Contoh penulisan parafrase

Kutipan asli:

"Orang dewasa adalah seseorang yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima
kedudukannya di dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya." (Elizabeth Hurlock 1991)

Versi parafrase

Menurut Elizabeth Hurlock (1991), seseorang yang sudah dewasa berarti orang yang sudah mengakhiri
proses pertumbuhannya dan juga siap hidup bersama dengan orang dewasa lainnya di dalam lingkungan
masyarakat.

Merangkum

Cara kedua dalam menuliskan kutipan tidak langsung adalah merangkum. Merangkum pada dasarnya adalah
mengambil poin-poin penting dalam suatu pernyataan untuk ditulis ulang secars ringkas, tentunya tanpa
menghilangkan makna dari suatu pernyataan.

Contoh rangkuman singkat antara lain:

Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama

lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi
juga dalam hal ekspresi muka lukisan, sent dan teknologi." (Shannon & Weaver. 1949)

Versi rangkuman

" Shannon & Weaver (1949) menyatakan halwa komunikasi merupakan interaksi antar-manusia yang
dilakukan dengan berbagai cara.

Salah satu bagian penting dalam sebuah proses penelitian adalah studi literatur (membaca dari berbagai
sumber) sesuai dengan topik yang diteliti untuk menghasilkan ide'analisis baru yang dipresentasikan dalam
sebuah hasil penelitian. Ide atau hasil penelitian orang lain itu harus dituliskan sebagai kutipan. Informasi
lengkap tentang sumber kutipan dituliskan dalam sebuah daftar yang disebut Daftar Referensi atau Daftar
Pustaka, Format penulisan kutipan harus sama dengan format yang dipakai pada penulisan daftar
referensi. Sebagai contoh, jika penulisan kutipan menggunakan format American Psychological Association (APA),
penulisan daftar referensi juga harus menggunakan format APA.
Penulisan Kutipan dengan Format American Psychological Association (APA)

1. Penulisan Kutipan Tidak Langsung Pada format APA, kutipan tidak langsung dituliskan dalam kalimat/teks
dengan mencantumkan nama pengarang dan tahun penerbitan, tanpa menuliskan halaman karya yang
dikutip.

Nama penulis disebutkan dalam kalimat

Jones (1998) compared student performance... In 1998,

Jones compared student performance...

Nama penulis tidak disebutkan dalam kalimat

In a recent study of student performance (Jones, 1998)....

ISO 690 merupakan sebuah standar internasional ISO untuk pengutipan kepustakaan dalam berbagai macam
dokumen, di antaranya dokumen elektronik, dan menentukan elemen yang dapat dimasukkan dalam referensi
bagi dokumen yang diterbitkan, dan susunan di mana elemen referensi harus dinyatakan. Tanda baca dan
gaya bukan bagian dari standar ini, standar ini lebih menekankan pada isi daripada tampilannya. Sehingga ia
akan mempengaruhi XML dan XSL seorang pengguna, walaupun tidak memerlukan CSS.

ISO 690 mencakup referensi untuk materi yang dipublikasikan dalam bentuk cetak maupun bukan cetak. la
tidak mencakup referensi untuk manuskrip atau materi yang tidak diterbitkan.

Versi terbaru diterbitkan pada tahun 2010 dan mencakupi seluruh jenis sumber informas seperti monograf,
serial, andil, paten, materi kartografis, sumber informasi elektronik (perangkat lunak komputer dan basis data),
musik, rekaman suara, cetakan, foto, karya grafis dan audiovisual, dan gambar bergerak.

CONTOH PENULISAN KUTIPAN (FORMAT MLA)

Lebih dari satu karya dengan pengarang yang sama Jika mengutip dari 2 karya dengan pengarang sama,
maka sebutkan I kata dari judul karya diikuti dengan nomor halaman. Jika karya berupa buku, penulisan judul
dalam cetak miring, jika karya berupa artikel, penulisan judul dalam tanda kutip

When calculating the number of homeless animals in the United States, the author comically stated that "Maybe
man would not overrun the planet, but his pet poodles and Siamese cats might" (Westin, Pethood 6). She then
further stated that there are 50 million homeless animals in the country (Westin, "Planning" 10).

Pengarang dengan nama belakang sama Jika mengutip dari karya dengan nama belakang pengarang
yang sama dengan kutipan sebelumnya, maka nama depan pengarang perlu dicantumkan pada kutipan
berikutnya.
At least 66,665 lions were killed between 1907 and 1978 in Canada and the United States (Kevin Hansen 58).
DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (2017). Pendidikan Karkter. Surakarta: Solopos.


Arends, R. I. (2013). Belajar untuk Mengajar : Learning to Teach.
Jakarta: Salemba
Humanika.
Askar. (2006). Potensi dan Kekuatan Kecerdasan pada Manusia (IQ,
EQ, SQ) dan
Kaitannya dengan Wahyu. Hunafa, 3, 218.
Asmara, A. (2016). Pengembangan Tes Minat dan Bakat dengan
Metode Jaringan
Syaraf Triuan (JST) untuk Memprediksi Potensi Siswa Bidang
Robotika.
Pendidikan Vokasi, 5, 276.
Az-Zuhri, D. N. (2017, Agustus 11). Pro dan Kontra Full Day School.
Retrieved
Agustus 16, 2017, from NU Online: www.nu.or.id
Ball, D. L., & Forzani, F. (2010). The Work of Teaching and
the Challenge. Journal
of Teacher Education, 497.
Creswell, J. (2015). Penelitian Kualitatif & Desain Riset : Memilih
antara Lima
Pendekatan. (A. Lintang, Trans.) Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dhian K, A. (2016). Identifikasi Kesulitan Belajar Siswa Kelas V SD
Negeri
Sosrowijayan Kota Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, 174
- 179.
Djaelani, A. R. (2013, Maret). Teknik Pengumpulan Data
dalam Penelitian Kuaitatif.
Majalah Ilmiah Pawiyatan, 20, 86-87.
Djamarah, S. B. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai