Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA SISTEM DISGETIVA

Disusun oleh : Maria Rezti Lelo Susilo (108114056) (108114058)

Bonifasius Prasetya (108114077) Caroline Lidya (108114080)

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011

SISTEM DIGESTIVA
Digestiva adalah serangkaian proses baik secara mekanik maupun kimiawi yang dilakukan untuk mengubah suatu bentuk produk ke bentuk lain, mengubah makanan menjadi substansi kimia sehingga dapat diabsorpsi dan dicerna oleh tubuh (Anonim, 2009). Pencernaan dibagi menjadi dua yaitu : 1. Pencernaan mekanik Adalah proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi ukuran yang lebih kecil dengan bantuan alat-alat pencernaan. Pada pencernaan mekanik umumnya tidak mengubah susunan molekul bahan makanan yang dicerna. 2. Pencernaan Kimiawi Adalah proses pencernaan dengan bantuan enzim. Enzim pencernaan merupakan zat kimia yang berfungsi memecahkan molekul bahan makanan yang besar dan kompleks menjadi lebih sederhana (Praseyto, 2010). Secara umum fungsi sistem pencernaan yaitu : 1. Menerima makanan 2. Memecah makanan menjadi zat-zat gizi 3. Menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah 4. Membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna tubuh (Anonim, 2010).

Berikut adalah gambaran secara garis besar sistem pencernaan pada manusia,

Rongga mulut

Faring Duodenum Alat Pencernaan Kerongkongan Intestinal Tenue Ventriculus Ileum Digestiva Intestinal Colon Kelenjar Ludah Kelenjar Pencernaan Kelenjar Pankreas Hati Intestinal Crassum Jejunum

Rectum

Anus

(Pearce, 2002). 1. Mulut Mulut adalah permulaan saluran pencernaan. Di sini terdapat alat-alat pencernaan yaitu : Lidah adalah organ yang berguna dalam pelumatan makanan, membolak balik makanan, membantu dalam menelan makanan, dan merupakan indra yang dapat merasakan rasa makanan (Syaifudin, 1997).

Gambar Penampang Lidah

Gigi memiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan menjadi bentuk yang lebih kecil. Terdapat tiga jenis gigi yaitu gigi seri (untuk memotong makanan menjadi bentuk yang lebih kecil), gigi taring (untuk mengyak makanan), dan gigi geraham (berfungsi untuk melulumat makanan sehingga makanan yang mulanya berbentuk kasar menjadi halus) (Syaifudin, 1997). Kelenjar ludah (kelenjar saliva) adalah kelenjar yang menghasilkan air ludah. Dimana pada air ludah ini mengandung enzim amilase yang berfungsi memecah amilum menjadi gula sederhana, membantu proses pelumasan sehingga makanan mudah ditelan. Kelenjar saliva terdiri dari kelenjar parotis (terletak di bawah telinga, keluar menuju mulut melalui saluran stensen), kelenjar submaksilaris (terletak pada bawah rongga mulut bagian belakang, bermuara di rongga mulut bagian bawah tengah lidah), kelenjar sublingualis (terletak di dasar rongga mulut, bermuara di dasar rongga mulut) (Syaifudin, 1997).

2. Kerongkongan Merupakan saluran yang menghubungkan antara rongga mulut dengan lambung. Pada ujung saluran kerongkongan setelah mulut terdapat daerah yang disebut faring. Pada faring terdapat klep, yaitu epiglotis yang mengatur makanan agar tidak masuk ke trakea (tenggorokan). Fungsi esofagus adalah menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan dapat berjalan sepanjang esofagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan dapat didorong berjalan menuju lambung (Syaifudin, 1997).

Gambar Proses Gerakan Peristaltik

3. Lambung Lambung dibagi menjadi tiga bagian yaitu Fundus, Corpus, dan Pilorus. Fundus adalah bagian membesar pada arah kiri dan atas pintu penghubung Corpus adalah esophagus bagian dan yang

lambung.

menyempit pada tepi kanan. Pintu lambung dibentuk oleh otot Sphincter Cardia yaitu pintu penghubung esophagus dan lambung. Pintu yang lain dibentuk oleh otot Sphincter Pilorus yang menghubungkan lambung dengan duodenum. Dinding lambung disusun oleh otot-otot polos yang berfungsi menggerus makanan secara mekanik melalui kontraksi otot-otot tersebut. Ada 3 jenis otot polos yang menyusun lambung, yaitu otot memanjang, otot melingkar, dan otot menyerong. Selain pencernaan mekanik, pada lambung terjadi pencernaan kimiawi dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan lambung. Senyawa kimiawi yang dihasilkan lambung adalah : a. Asam HCl : Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin, sebagai disinfektan. b. Lipase : Memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol c. Renin : Mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi. d. Mukus : Melindungi dinding lambung dari kerusakan akibat asam yaitu HCl (Basoeki, 1988). Getah pencernaan pada lambung disekresikan oleh kelenjar gastric yang berada pada dinding lambung. Sekresi ini terjadi saat dinding lambung berkontak dengan bagian makanan (Guyton, 2008).

4. Usus Halus Usus halus adalah tempat terjadi pencernaan secara kimiawi saja dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan oleh usus halus serta senyawa kimia dari kelenjar pankreas yang dilepaskan ke usus halus (Pearce, 2002).

Duodenum disebut juga usus 12 jari adalah bagian antara lambung dan jejunum. Pada dinding duodenum terdapat ampulla hepatopancreatic yang merupakan tempat bergabung antara Duktus biliaris komunis (saluran untuk empedu dari hepar dan kandung empedu) dan duktus pankreatikus (saluran untuk keluarnya sekret dari kelenjar pankreas) (Syaifuddin, 1997).

Jejunum adalah bagian kedua usus halus, dimana tempat ini merupakan tempat proses penyerapan nutrien yang utama. Permukaan dalam jejunum berupa membrane mucus yang terdapat jonjot usus (Vili) yang memperluas permukaan usus sehingga makanan dapat terserap secara optimal (Syaifuddin, 1997).

Ileum merupakan bagian terakhir dari usus halus. Ileum memiliki pH 7-8 dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu (Syaifuddin, 1997).

6. Usus Besar Usus besar atau kolon yang kira-kira satu setengah meter panjangnya. Reflex gastrokolik terjadi ketika makanan masuk lambung dan menimbulkan peristaltic di dalam usus besar. Reflex ini menyebabkan defekasi atau pembuangan air besar (Pearce, 2002). Kolon mulai sebagai kantong yang mekar dan padanya terdapat appendix veriformis atau umbai cacing. Lapisan submukosa pada apendix berisi sejumlah besar jaringan limfe, yang dianggap mempunyai fungsi mirip dengan tonsil. Sebagian terletak di bawah sekum dan sebagian di belakang sekum atau disebut retrosekum (Pearce, 2002). Pertemuan antara usus halus dan usus besar terdapat usus buntu dan umbai cacing (appendiks). Belum diketahui fungsi utama appendiks. Usus besar meiliki ukuran yang lebih pendek daripada usus halus, tetapi memiliki diameter lebih besar sampi 3x usus halus (mencapai 7 cm). Pada usus besar terjadi penyerapan garam garam mineral dari sisa makanan serta penyerapan air (reabsorpsi) dalam jumlah tertentu. Didalam usus besar terdapat banyak mikroorganisme yang membantu mebusukkan sisa makanan, seperti

Escherichia coli. Sisa makanan yang membusuk ini disebut faeces. Colon terdiri dari colon ascendens (naik), colon transcendens (mendatar) dan colon menurun (David, 2006). Kolon naik (ascending colon) merambat ke atas di samping kanan rongga perut sampai ke hati (right hepatix flexure). Kemudian, kolon berlanjut dengan melintasi rongga perut yang disebut kolon melintang (transverse colon). Dan berlanjut lagi menuju area limfa yang kemudin dilanjutkan dengan belok ke kanan menjadi kolon turun (descending colon). Kolon turun (descending colon) berubah bentuk menjadi bentuk S kolon sigmoid (sigmoid colon). Akhir dari bentuk S tadi kemudian menuju ke pertengahan tubuh untuk membentuk rectum. Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum (David, 2006).

Kolon Transverse

Kolon asenden Usus halus Sekum Rektum Kolon

Kolon desende n

sigmoid

Gambar Colon beserta Bagiannya

Rektum terletak sepuluh sentimeter terbawah dari usus besar, dimulai pada kolon sigmodeus dan berakhir pada saluran anal yang kira kira 3 cm panjangnya. Saluran ini berakhir ke dalam anus yang dijaga oleh otot internal dan eksternal. Sfinkter eksterna menjaga saluran anus dan orifisium supaya tertutup (Pearce, 2002). Selama perjalanan di dalam kolon makanan akan semakin padat karena air diabsorpsi. Dan ketika rectum dicapai maka feses bersifat padat lunak. Peristalltik didalam kolon sangat lambat. Diperlukan waktu kira kira enam belas sampai dua puluh jam bagi isinya untuk mencapai rectum. Fungsi kolon dapat diringkas sebagai berikut: 1. Absorpsi air, garam dan glukosa 2. Sekresi musin oleh kelenjar didalam lapisan dalam 3. Penyiapan selulosa yang berupa hidrat karbon didalam tumbuh tumbuhan, buah buahan dan sayuran hijau dan penyiapan sisa protein yang belum dicernakan oleh kerja bakteri gun ekskresi. 4. Defekasi (pembuangan air besar) 5. Pembentukan vitamin K (Pearce, 2002).

Selain itu masih terdapat organ lain yang mendukung organ pencernaan dimana berguna dalam mengeluarkan berbagai getah pencernaan. Organ tersebut adalah hati, pancreas, dan empedu.

1. Pancreas Pankreas terhubung dengan usus halus. Sel pancreas dapat memproduksi getah pancreas, yang disebut sel sel pankreatik asinar yang membuat bulk pada pancreas. Sel sel ini mengelompok mengelilingi pembuluh yang kecil bersatu untuk membentuk pembuluh besar, dimana dalam proses tersebut pembuluh pankreatif menjadi lebih panjang dari pancreas. Pembuluh pankreatik biasanya terhubung dengan duodenum di tempat yang sama dimana saluran air empedu dari hati dan kantung empedu bergabung dengan duodenum, meskipun kemungkinan terdapat koneksi lain. Sebuah

hepatopankreatik sphineter mengontrol pergerakan getah pancreas ke dalam duodenum (David, 2006). Setiap hari pancreas menghasilkan 1200 1500 cairan pancreas, suatu cairan yang jernih dan tidak berwarna yang tersusun dari air, beberapa garam, sodium bikarbonat dan enzim. Sodium bikarbonat memberikan sedikit alkali (pH 7,1 8,2) pada cairan pancreas yang akan menghentikan kerja pepsin dari

lambung dan menciptakan lingkungan yang sesuai bagi enzim dalam usus kecil (Basoeki, 1988). Getah pancreas mengandung enzim yang mencerna karbohidrat, lemak, asam nukleat dan protein. Pankreatik amylase, enzim yang mencerna karbohidrat, memecah molekul dari amilum atau glikogen menjadi disakarida. Pankreatik lipase, enzim yang mencerna lemak, memecah molekul trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol. Kemudian terdapat Tripsin yang mengubah pepton menjadi dipeptida (David, 2006).

2. Hati dan Empedu Setiap sel hati mensekresikan 800 1000 ml cairan empedu, suatu cairan berwarna kuning kecoklatan pHnya 7,6 8,6 cairan empedu. Sebagian besar terdiri dari air dan garam empedu, kolesterol, suatu fofolipid yang disebut lechitin, pigmen empedu dan beberapa ion. Cairan empedu merupakan sebagian hasil ekskretori dan sebagian ekskresi pencernaan. Garam empedu menunjukkan suatu peran dalam emulsifikasi, pemecahan gumpalan lemak menjadi suspense tetes lemak. Kolesterol dibuat larut dalam cairan empedu oleh garam empedu dan lechitin. Pigmen utama empedu adalah billirubin. Bila sel darah merah dipecah, besi globin dan billirubin dilepas. Besi dan globin diresiklus tetapi beberapa billirubin diekskresi ke saluran empedu. Billirubin akhirnya dipecah dalam intestine dan suatu hasil pemecahan ini memberi warna pada feses kita (Basoeki, 1988). Empedu yang telah disintesis oleh sel hati akan disimpan dalam gallbladder dan diekskresi melalui duodenum. Empedu mengandung sebagian besar air dengan sedikit ion. (Syaifuddin, 1997). Billirubin (pigmen empedu) secara fisiologis tidak mempunyai peranan aktif, walaupun demikian ia penting sebagai indicator penyakit hati dan saluran empedu, karena billirubin cenderung mewarnai jaringan dan cairan yang bersentuhan dengan billirubin (Pearce, 1984).

Empedu memiliki peran : a. Menghasilkan bilirubin dan biliverdin yg memberi warna coklat pada feses b. Mengandung garam empedu, pigmen empedu, air, kolesterol, lesitin c. Memecah lemak menjadi butiran-butiran lebih kecil (Anonim, 2009). Kandungan empedu (Gallbladder) merupakan kantong otot kecil yang berbentuk bulat dibawah lobus kanan hati dan berwarna kuning kehijauan. Kandungan empedu memiliki panjang 7 10 cm dan merupakan membrane berotot. Terletak didalam fossa dari permukaan visceral hati (Anonim, 2009). Fungsi kandungan empedu (Gallbladder) adalah : a. Tempat menyimpan cairan empedu dan memekatkan cairan empedu yang ada didalamnya dengan mengabsorbsi air dan elektrolit. Kandungan empedu mampu menahan sekitar 45 ml empedu. Cairan empedu ini adalah cairan cairan elektrolit yang dihasilkan oleh sel hati. Untuk membuang limbah tubuh tertentu (terutama pigmen hasil pemecahan sel darah merah dan kelebihan kolesterol) serta membantu pencernaan dan penyerapan lemak. b. Garam empedu menyebabkan meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak, sehingga membantu penyerapannya dari usus. Hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah diubah menjadi bilirubin (pigmen utama dalam empedu) (Anonim, 2009).

Daftar Pustaka Anonym, 2009, Biologi Sistem Pencernaan, http://medicarstore.com/penyakit /9/Biologi Sistem Pencernaan html, diakses tanggal 12 september 2011 Anonym, 2010, Sistem Pencernaan, http://melianti.multiply.com/journal

/item/2/SISTEM_PENCERNAAN, diakses tanggal 12 September 2011 Basoeki, S., 1988, Anatomi dan Fisiologi Manusia, 344 378, Depdikbud, Jakarta Guyton, 2008, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11, 816 858, EGC, Jakarta Pearce, E., 2002, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, 176 197, PT. Gramedia, Jakarta Prasetyo, 2010, Macam macam Enzim pad Tubuh,

http://praset.ohlog.com/macam-macam-enzim-pada-tubuh.oh86785.html, diakses 12 September 2011 David, S., 2006, Holes Essentials of Human Anatomy and Physiology, 9th edition, 397 399, 404 408, Mc Graw-Hill International ed., NY, USA Syaifuddin, 1997, Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat, Edisi 2, 75 85, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai