Anda di halaman 1dari 11

/una/Hukum RespublcaNo.

4 V d 2 ;rahun2003:131 - 141

ASPEK HUKUM KEWAJIBAN MENYIMPAN RAHASIA KEDOKTERAN

Oleh: Ahdiana Yuni Lestari


Abstrak
Kewajiban menyimpan rahasia kedokteran ini sesungguhnya berlaku bagi setiap dokter yang menjalankan tugas dan profesinya. Seorang dokter yang melanggarkewajiban menyimpan rahasia kedokteran tanpa alasan-alasan yang dibenarkan dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana dan juga kan mendapatkan sanksi administrasi. Kewajiban dokter unufk menympan rahasia kedokteran dapat gugur dan dokter tidak dikenai sanksi hukum apabila, ada ijin dari pasien, dokter berada dalam keadaaan terpaksa, dokter menjalankan peraturan perundang-undangan, dokter melakukan perinfah jabatan, demi kepentingan umum dan adanya presumed consent dari pasien. Kafa kunci :Rahasia kedokteran, pasien, sumpah hippocrates

Pendahuluan Dokter tidak boleh mengungkap rahasia kedokteran tanpa persetujuan pasien. Adanya kewajiban rnemegang teguh rahasia kedokteran adalah rnerupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalarn transaksi terapeutik, sehingga tercipta suasana saling mempercayai antara dokter dengan pasien. Hal tersebut dirnaksudkan untuk melindungi penyakit pasien sehingga tetap terpelihara kepercayaan pasien kepada dokternya. Kewajiban dokter untuk merahasiakan hal-ha1 yang diketahui adalah berdasarkan pada norrna kesusilaan dan norrna hukurn. Adapun norrna

Sejak permulaan sejarah kehidupan urnat manusia telah diketahui adanya hubungan kepercayaan diantara sesamanya. Dunia kedokteran juga mengenal hubungan kepercayaan antara dokter dengan pasien yang diwujudkan dalarn bentuk transaksi terapeutik. Pasien dalarn transaksi terapeutik ini mempunyai hak atas rahasia kedokteran, yaitu segala sesuatu yang oleh pasien secara sadar atau tidak sadar disarnpaikan kepada dokter yang rnerawat dirinya. Selanjutnya dokter diwajibkan berdasarkan profesinya untuk menyirnpan rahasia yang dipercayakan kepadanya.

Aspek HukurnKewajibn ......(Ahdiana Yuni Lestari)

dalam beberapa literatur, ialah "segala rahasia yang oleh pasien secara disadari atau tidak disadari disampaikan kepada dokter dan sega& sesuatu yang oleh dokter telah diketahuinya sewaktu mengobati dan merawat pasien."= Berdasarkan rumusan-rumusan tentang rahasia kedokteran tersebut di atas, maka yang dimaksud dengan hak atas rahasia kedokteran adalah suatu hak yang dimiliki oleh pasien tentang semua faktalkeadaan pasien yang telah disampaikan dan diketahui dokter atau tenaga kesehatan lainnya termasuk para pembantunya atas dasar kepercayaan. Rahasia kedokteran tersebut kemudian dituangkan dalam sebuah berkas yang disebut dengan Rekam MedikIKesehatan. Dengan demikian pemilik rahasia kedokteran dan isi rekam mediklkesehatan adalah pasien, sedangkan dokter mempunyai kewajiban untuk merahasiakan isi rekam medis tersebut terhadap pihak-pihak lain selain pasien. Hak atas rahasia kedokteran ini bertujuan untuk melindungi hubungan baik antara dokter dengan pasiennya,

sebab rahasia rnerupakan hak dasar manusia. D. Kewajiban Dokter untuk Menyimpan Rahasia Kedokteran

Salah satu di antara beberapa kewajiban dokter adalah menyimpan rahasia kedokteran. Kewajiban menyimpan rahasia kedokteran tersebut adalah merupakan rahasia jabatan yang harus dipegang teguh oleh dokter dan merupakan syarat yang senantiasa harus dipenuhi untuk menciptakan suasana saling mempercayai yang mutlak dibutuhkan dalam hubungan dokter dengan pasien. Rahasia jabatan dokter dimaksudkan untuk rnelindungi rahasia penyakit pasien sehingga tetap terpelihara kepercayaan pasien terhadap dokternya. Kewajiban para dokter untuk merahasiakan hal-ha1 yang diketahui karena jabatannya atau pekerjaannya adalah berpijak pada norma-norma kesusilaan, yang pada hakekatnya merupakan suatu kewajiban moral, dan norma hukum. Norma-norma kesusilaan tersebut tidak mencukupi karena banyak

ZFredArneln, Kapita Selekta Hukum Kedokteran, (Jakarta: Grafikatarna. 1991), hlrn.42. Bacajuga dalam: Soerjono Soekanto, Aspek Hukum Kesehatan (Suatu Kumpulan Catatan), (Jakarta: Ind-Hill Co, 1989) hlrn. 12, Soerjono Soekanto, Segi-Segi Hukum Hakdan KewajibanPasien dalam Kerangka Hukum Kesehatan, (Bandung: Mandar Maju, 1991) hlrn. 156, Husein Kerbala. Segi-segiEtis dan Yuridis Informed Consent, (Jakarta: Sinar Harapan, 1993),hlm. 43, Chrisdiono M. Achadiat. Pernik-PernikHukumKedokteran (MelindungiPasien dan DokterJ,(Jakarta: Didya Medika, 1996),hlrn. 6.

Anda mungkin juga menyukai