Anda di halaman 1dari 33

BAB I PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh semua orang dari sepanjang daur kehidupan yang akan dijalaninya. Hal ini dibutuhkan untuk memungkinkan bagi semua orang agar dapat hidup produktif secara sosial maupun secara ekonomi, maka dari itu setiap warga negara berhak unutk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi tingginya dan hal ini juga tidak terlepas dari hak anak anak. Dimana anak dengan segala aktifitasnya dalam masa proses pertumbuhan dan perkembangannya yang sangat kompleks mengundang perhatian yang lebih, karena kesehatan anak ini sedikitnya akan memberikan pengaruh terhadap produktifitasnya kelak setelah mereka dewasa. Dalam dekade ini kesehatan anak diberikan perhatian khusus yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan anak. Dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya anak sangat rentan untuk mengalami kelainan atau gangguan yang bermacam macam dan sangat kompleks sifatnya, diantaranya adalah adanya suatu gangguan / kerusakan pada otak dimana hal ini terjadi pada saat perkembangan otak anak belum cukup matang, akan tetapi kerusakan tersebut tidak progresif. Gangguan / kerusakan seperti ini sering disebut dengan cerebral palsy. Dimana kerusakan otak ini akan menimbulkan manifestasi gejala pada tubuh dan lebih jelas terlihat pada anggota gerak tubuh dan perkembangan motorik yang terganggu. Cerebral palsy merupakan sekelompok gangguan yang mempengaruhi gerak, keseimbangan dan postur tubuh yang disebabkan oleh kerusakan atau cedera otak yang bersifat non progresif yang terjadi pada saat prenatal, natal, dan post natal dimana otak masih berkembang, sehingga mengakibatkan perkembangan abnormal pada kendali otot dan gerakan.

Cerebral palsy spastik diplegi merupakan suatu gangguan yang dimana anggota gerak atas dan bawah mengalami peningkatan tonus otot dan peningkatan spastiksitas otot yang di katakan diplegi karena terjadi lebih berat pada anggota gerak bawah di banding anggota gerak atas.

2. IDENTIFIKASI MASALAH
Pada kondisi Cerebral palsy dengan spastik diplegi masalah yang timbul berupa: 1. Adanya tingkat spastisitas 2. Adanya gangguan koordinasi dan keseimbangan 3. Adanya tonus otot yang meningkat
4. Adanya gangguan aktifitas fungsional

3. PEMBATASAN MASALAH
Karena begitu terbatasnya waktu saya di YPAC untuk memeriksa pasien dengan kondisi CP spastik diplegi, maka dengan mengingat keterbatasan pengetahuan dan merupakan pengalaman pertama saya menangangani pasien anak dengan kasus CP spastik diplegi secara langsung, maka dalam laporan kasus ini saya membatasi masalahnya pada PROSES FISIOTERAPI PADA KASUS CEREBRAL PALSY SPASTIK DIPLEGI.

4. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang ada di atas, maka saya merumuskan judul laporan kasus ini yaitu PROSES FISIOTERAPI PADA KASUS CEREBRAL PALSY SPASTIK DIPLEGI

5. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum Untuk mengetahui proses fisioterapi pada pasien dengan kasus CP spastik diplegi 2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui anatomi dari Otak. 2. Untuk mengetahui apa itu CP (Cerebral Palsy) 3. Untuk mengetahui penyebab terjadinya CP (cerebral palsy) 4. Untuk mengetahui proses fisioterapi pada pasien dengan kasus cerebral palsy spastik diplegi.

6. MANFAAT PENULISAN
1. Manfaat bagi penulis

1. Untuk mengetahui dan memahami mekanisme penyakit cerebral palsy. 2. Memberikan wawasan dan pemahaman pada penulis dalam memberikan dan menyusun proses terapi latihan pada pasien dengan kondisi cerebrl palsy. 2. Manfaat bagi Pembaca

1. Pembaca mampu menyamakan pemahaman mengenai cerebral palsy spastik diplegi sehingga di masa yang akan datang mampu melakukan penelitian dan penulisan yang jauh lebih baik sebagai acuan dalam dunia fisioterapi memahami fungsi dan gerak.

2. Memberikan informasi berupa pendidikan dan pengetahuan kepada masyarakat tentang memilihara dan memberikan terapi pada kondisi Cerebral palsy dengan spastic diplegi.

BAB II KAJIAN TEORI


A. CEREBRAL PALSY 1. Anatomi Otak

Otak merupakan alat untuk memproses data tentang lingkungan internal dan eksternal tubuh yang diterima reseptor pada alat indera (seperti mata, telinga, kulit, dan lain-lain). Data tersebut dikirimkan oleh urat saraf yang dikenal dengan system saraf keseluruhan. Sistem saraf ini memungkinkan seluruh urat saraf mengubah rangsangan dalam bentuk implus listrik. Kemudian implus listrik dikirim ke sistem saraf pusat, yang berada di otak dan medulla spinalis. Disinilah data diproses dan direspon dengan rangsangan yang cocok. Biasanya dalam tahap ini timbul

saraf efektor, yang berfungsi untuk mengirim implus saraf ke otot sehingga otot berkontraksi atau rileks. Berat otak manusia 1400 gram dan tersusun dari 100 triliun neuron, otak merupakan jaringan yang konsistensinya kenyal menyerupai agar-agar dan terletak di dalam ruangan yang tertutup oleh tulang tengkorak. Jaringan otak dilindungi oleh beberapa pelindung, mulai dari permukaan luar yaitu : Kulit kepala yang memiliki rambut, lemak, dan jaringan lainnya Tulang tengkorak Meningens (selaput) yang terdiri dari : 1. Duramater 2. arakhnoid 3. piameter

Seperti terlihat pada gambar di atas, otak dibagi menjadi empat bagian, yaitu: 1. Cerebrum (Otak Besar) 2. Cerebellum (Otak Kecil) 3. Brainstem (Batang Otak) 4. Limbic System (Sistem Limbik)

1. Cerebrum (Otak Besar) Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan nama Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum merupakan bagian otak yang membedakan manusia dengan binatang. Cerebrum membuat manusia memiliki kemampuan berpikir, analisa, logika, bahasa, kesadaran, perencanaan, memori dan kemampuan visual. Kecerdasan intelektual atau IQ Anda juga ditentukan oleh kualitas bagian ini. Cerebrum terbagi menjadi 4 (empat) bagian yang disebut Lobus. Bagian lobus yang menonjol disebut gyrus dan bagian lekukan yang 7

menyerupai parit disebut sulcus. Keempat Lobus tersebut masing-masing adalah: Lobus Frontal, Lobus Parietal, Lobus Occipital dan Lobus Temporal.

Lobus Frontal merupakan bagian lobus yang ada dipaling depan dari Otak Besar. Lobus ini berhubungan dengan kemampuan membuat alasan, kemampuan gerak, kognisi, perencanaan, penyelesaian masalah, memberi penilaian, kreativitas, kontrol perasaan, kontrol perilaku seksual dan kemampuan bahasa secara umum.

Lobus Parietal berada di tengah, berhubungan dengan proses sensor perasaan seperti tekanan, sentuhan dan rasa sakit.

Lobus Temporal berada di bagian bawah berhubungan dengan kemampuan pendengaran, pemaknaan informasi dan bahasa dalam bentuk suara.

Lobus Occipital ada di bagian paling belakang, berhubungan dengan rangsangan visual yang memungkinkan manusia mampu melakukan interpretasi terhadap objek yang ditangkap oleh retina mata. Apabila diuraikan lebih detail, setiap lobus masih bisa dibagi

menjadi beberapa area yang punya fungsi masing-masing, seperti terlihat pada gambar di bawah ini:

Selain dibagi menjadi 4 lobus, cerebrum (otak besar) juga bisa dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Kedua belahan itu terhubung oleh kabel-kabel saraf di bagian bawahnya. Secara umum, belahan otak kanan mengontrol sisi kiri tubuh, dan belahan otak kiri mengontrol sisi kanan tubuh. Otak kanan terlibat dalam kreativitas dan kemampuan artistik. Sedangkan otak kiri untuk logika dan berpikir rasional. 2. Cerebellum (Otak Kecil) Otak Kecil atau Cerebellum terletak di bagian belakang kepala, dekat dengan ujung leher bagian atas. Cerebellum mengontrol banyak fungsi otomatis otak, diantaranya: mengatur sikap atau posisi tubuh, mengkontrol keseimbangan, koordinasi otot dan gerakan tubuh. Otak Kecil juga menyimpan dan melaksanakan serangkaian gerakan otomatis yang dipelajari

seperti gerakan mengendarai mobil, gerakan tangan saat menulis, gerakan mengunci pintu dan sebagainya. Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak terkoordinasi, misalnya orang tersebut tidak mampu memasukkan makanan ke dalam mulutnya atau tidak mampu mengancingkan baju.

3. Brainstem (Batang Otak) Batang otak (brainstem) berada di dalam tulang tengkorak atau rongga kepala bagian dasar dan memanjang sampai ke tulang punggung atau sumsum tulang belakang. Bagian otak ini mengatur fungsi dasar manusia termasuk pernapasan, denyut jantung, mengatur suhu tubuh, mengatur proses pencernaan, dan merupakan sumber insting dasar manusia yaitu fight or flight (lawan atau lari) saat datangnya bahaya.. Batang Otak terdiri dari tiga bagian, yaitu:

Mesencephalon atau Otak Tengah (disebut juga Mid Brain) adalah bagian teratas dari batang otak yang menghubungkan Otak Besar dan Otak Kecil. Otak tengah berfungsi dalam hal mengontrol respon penglihatan, gerakan mata, pembesaran pupil mata, mengatur gerakan tubuh dan pendengaran.

Medulla oblongata adalah titik awal saraf tulang belakang dari sebelah kiri badan menuju bagian kanan badan, begitu juga sebaliknya. Medulla

10

mengontrol fungsi otomatis otak, seperti detak jantung, sirkulasi darah, pernafasan, dan pencernaan.

Pons merupakan stasiun pemancar yang mengirimkan data ke pusat otak bersama dengan formasi reticular. Pons yang menentukan apakah kita terjaga atau tertidur.

4. Limbic System (Sistem Limbik) Sistem limbik terletak di bagian tengah otak, membungkus batang otak ibarat kerah baju. Limbik berasal dari bahasa latin yang berarti kerah. Bagian otak ini sama dimiliki juga oleh hewan mamalia sehingga sering disebut dengan otak mamalia. Komponen limbik antara lain hipotalamus, thalamus, amigdala, hipocampus dan korteks limbik. Sistem limbik berfungsi menghasilkan perasaan, mengatur produksi hormon, memelihara homeostasis, rasa haus, rasa lapar, dorongan seks, pusat rasa senang, metabolisme dan juga memori jangka panjang. Bagian terpenting dari Limbik Sistem adalah Hipotalamus yang salah satu fungsinya adalah bagian memutuskan mana yang perlu mendapat perhatian dan mana yang tidak. Sistem limbik menyimpan banyak informasi yang tak tersentuh oleh indera. Dialah yang lazim disebut sebagai otak emosi atau tempat bersemayamnya rasa cinta dan kejujuran.

2.

Definisi Cerebral palsy

11

Cerebral

palsy

merupakan

sekelompok

gangguan

yang

mempengaruhi gerak, keseimbangan dan postur tubuh yang disebabkan oleh kerusakan atau cedera otak yang bersifat non progresif yang terjadi pada saat prenatal, natal, dan post natal dimana otak masih berkembang, sehingga mengakibatkan perkembangan abnormal pada kendali otot dan gerakan. Kelainan pada sistim gerak ini adalah akibat dari luka-luka otak yang tidak progresif. Sistim gerak tubuh menyediakan kemampuan untuk bergerak dan mengontrol gerakan-gerakan. Luka otak adalah segala kelainan dari struktur atau fungsi otak. "Tidak progresif" berarti bahwa luka tidak menghasilkan degenerasi otak yang terus menerus (berkelanjutan). Ia juga menyiratkan bahwa luka otak adalah akibat dari luka otak satu kali, yang tidak akan terjadi lagi. Apapun kerusakan otak yang terjadi pada saat luka adalah tingkat kerusakan untuk sisa kehidupan anak . Cerebral palsy mempengaruhi kira-kira satu sampai tiga dari setiap seribu anak-anak yang dilahirkan. Bagaimanapun, ia adalah lebih tinggi pada bayi-bayi yang dilahirkan dengan berat badan yang sangat rendah dan bayi-bayi prematur. Dengan menarik, metode-metode perawatan yang baru yang berakibat pada angka kelangsungan hidup yang meningkat dari bayi-bayi dengan berat badan waktu lahir yang rendah dan prematur sebenarnya berakibat pada jumlah keseluruhan yang meningkat dari anak-anak dengan cerebral palsy. Teknologi-teknologi baru, bagaimanapun, tidak merubah

12

angka dari cerebral palsy pada anak-anak yang dilahirkan dengan masa penuh dan berat badan yang normal. 3. Penyebab Cerebral palsy Cerebral Palsy bisa disebabkan oleh cedera otak yang terjadi pada saat : - Prenatal - Natal - Post Natal. Tetapi kebanyakkan penyebabnya tidak diketahui. 10-15% kasus terjadi akibat cedera lahir dan berkurangnya aliran darah ke otak sebelum, selama dan segera setelah bayi lahir. Bayi prematur juga sangat rentan terhadap Cerebral Palsy, kemungkinan karena pembuluh darah ke otak belum berkembang secara sempurna dan mudah mengalami perdarahan atau karena tidak dapat mengalirkan oksigen dalam jumlah yang memadai ke otak. Cedera otak bisa disebabkan oleh: 1. Kadar bilirubin yang tinggi di dalam darah (sering ditemukan pada bayi baru lahir), bisa menyebabkan kernikterus dan kerusakan otak 2. Penyakit berat pada tahun pertama kehidupan bayi (misalnya ensefalitis, meningitis, sepsis, trauma dan dehidrasi berat) 3. Cedera kepala karena Hematom subdural 4. Cedera pembuluh darah. 4. Tanda & gejala CP Dilihat dari pergerakan otot :

13

1. spastik (kekakuan) otot-otot menjadi kaku dan lemah yang terjadi karena tonus otot yang meningkat yang disebabkan oleh emosi, sensivitas anak terhadap lingkungan baru yang akan menyebabkan memburuk spastisitas 2. Athetoid Tonus otot naik turun (fluktuatif) Gerakan pada otot lengan, tungkai dan badan secara spontan bergerak perlahan, bergerak dan tak terkendali, tetapi bisa juga timbul gerakan yang kasar dan mengejang. Luapan emosi menyebabkan keadaan semakin memburuk, gerakan akan menghilang jika anak tidur 3. ataxia gangguan gerakan ataxia lebih ke gangguan koordinasi dan gerakan abnormal, tidak bisa mengontrol gerakannya sendiri. 4. flacid/flopi tonus postural rendah dan terjadi abnormal respirasi. 5. campuran merupakan gabungan dari 2 jenis diatas, yang sering ditemukan adalah gabungan dari tipe spastik dan athetoid. Dilihat dari jumlah badan yang terkena : 1. Diplegi

14

Anggota tubuh yang terkena yaitu ekstermitas bawah & atas, namun ekstermitas bawah lebih berat dibandingkan bagian atas. 2. Hemiplegi Anggota tubuh yang terkena yaitu lengan dan tungkai pada satu sisi tubuh saja. 3. Tetraplegi/quadriplegi Anggota tubuh yang terkena kedua lengan dan kedua tungkai, keduanya sama-sama berat/ lumpuh total. 4. Triplegi Anggota tubuh yang terkena biasanya 3 bagian, biasanya terkena pada kedua bagian bawah dan satu anggota atas. Dilihat dari kemampuan fungsional

1. Ringan : dapat hidup bersama-sama dengan anak lain, kelainannya tidak mengganggu kegiatan sehari-hari dan pendidikan. Bantuan sedikit sekali kadang tidak perlu bantuan khusus. 2. Sedang : Kemampuan fisik terbatas memerlukan bantuan, dapat bicara dan bergerak, memerlukan bantuan khusus untuk memperbaiki pola gerak. 3. Berat : sulit melakukan kegiatan fifik, tidak mungkin hidup tanpa bantuan, perlu perawatan khusus.

15

5. Komplikasi CP Kontraktur Scoliosis Deformitas Decubitus Gangguan mental

B. CEREBRAL PALSY SPASTIK DIPLEGI Cerebral palsy spastik merupakan kondisi dimana terjadi peningkatan tonus otot , menyebabkan postur menjadi spastik atau kaku pada satu atau lebih anggotaanggota tubuh lengan-lengan atau tungkai-tungkai. selain tonus otot yang meningkat ada juga refleks-refleks tendon yang meningkat, koordinasi motor yang halus dan kasar yang terganggu. Pada kasus ini anak mengalami gangguan cerebral palsy dengan pola spastik diplegi yang gejalanya kakunya otot pada anggota tubuh bagian atas dan bawah, dan bagian bawahnya lebih berat.

16

17

C. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CEREBRAL PALSY SPASTIK DIPLEGI 1. Assesment Fisioterapi Menurut WCPT Assessmen fisioterapi termasuk pemeriksaan pada perorangan atau kelompok, nyata atau yang berpotensi untuk terjadi kelemahan, keterbatasan fungsi, ketidak mampuan atau kondisi kesehatan lain dengan cara pengambilan perjalanan penyakit (history taking), screening, test khusus, pengukuran dan evaluasi dari hasil pemeriksaan melalui analisa dan sintesa dalam sebuah proses pertimbangan klinis. Assessment meliputi : Pemeriksaan adalah langkah awal yang dilakukan sebelum dilakukan suatu pelaksanaan intervensi dan dilakukan pada semua pasien atau klien, yang terdiri dari : a. Anamnesa yang meliputi : Nama, tempat tanggal lahir, umur, jenis kelamin, ras atau suku, pendidikan, budaya dan adat istiadat, pendidikan, pekerjaan, alamat, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat keluarga. b. Pemeriksaan a. Inspeksi Fisioterapi mengamati pola jalan atau adanya keterbatsan gerak pasien pada saat pertama kali datang ke fisioterapi.

18

b. Pemeriksaan vital sign

Meliputi : Tekanan Darah (TD), Hate Rate (HR), Respiratory Rate (RR), Suhu Tubuh c. Pemeriksaan fungsi gerak dasar d. Pemeriksaan keseimbangan dan kognitif pasien e. Test khusus f. Pemeriksaan penunjang seperti untuk mengetahui hasil lab, rongten dll c. Sistem review Adalah salah satu metode pemeriksaan yang terbatas pada status anatomi dan fisiologi pada sistem (cardiovascular pulomanary, integument, musculoskletal dan neuromuscular), untuk mengetahui komunikasi pasien, cognitive, affectif, bahasa pasien, dan gaya belajar pasien. d. Tes dan pengukuran Adalah suatu proses pengumpulan data tentang pasien dan klien,

berdasarkan hasil identifikasi menyeluruh dan proses bertanya pada saat pengambilan data riwayat penyakit pasien/klien. Tes pengukuran yang dapat dipakai dalam proses assessmen untuk menegakkan diagnosa sebagai berikut : pengukuran kapasitas aerobik atau endurance, antropometri, alat bantu dan alat adaptasi, sirkulasi (vena,arteri,limfe),

19

ergonomic dan body mekanik, gait lokomosi dan balance, integritas integumentary, integritas mobilitas sendi, motor function (motor control dan motor learning), kekuatan otot, nyeri, postur, Range Of Motion, integritas refleks, kemampuan ADL dan IADL

2. Problem Fisioterapi Asuhan pelayanan fisioterapi yang diberikan pada penderita cerebral palsy dilakukan secara bertahap sesuai dengan problem yang di temukan pada saat dilakukan assesment. - Adanya spastiksitas yang tinggi - Adanya keterbatasan Rom pada ekstensi knee, ekstensi elbow - Adanya gangguan koordinasi visual - adanya gangguan aktivitas fungsional

3. Diagnosa Fisioterapi Diagnosa fisioterapi di tegakan dari pemeriksaan dan evaluasi yang menyatakan hasil dari proses pemikiran klinis yang dapat menunjukan adanya problem problem fisioterapi misalnya tonus otot yang meningkat, keterbatasan gerak, dan gangguan aktivitas sehari-hari.

4. Perencanaan Fisioterapi

20

Menurut WCPT perencanaan adalah pertimbangan kebutuhan intervensi dan biasanya menuntun kepada pengembangan rencana intervensi termasuk hasil terukur sesuai dengan tujuan dan disetujui pasien/klien, family atau pelayanan kesehatan lainnya. Perencanaan juga dapat menjadi pemikiran tentang perencanaan alternative untuk dirujuk kepihak lain bila dipandang kasus tidak tepat untuk fisioterapi. Langkah-langkan perencanaan :

Menentukan tingkat kesembuhan yang optimal Waktu yang tepat untuk mencapai tujuan Tingkat-tingkat kesembuhan dan rencana tahapan Jenis intervensi setiap tahapan Rencana evaluasi Evaluasi akhir Planning dan program a). Jangka pendek - keadaan yang mengancam - menunjang jangka panjang b). Jangkah panjang

21

- Hasil - End Goal 5. Intervensi Fisioterapi Menurut KEPMENKES 1363 intervensi adalah untuk mencapai tujuan yang disepakati dapat termasuk penangan secara manual, peningkatan gerakan, peralatan fisis, peralatan elektroterapuetis dan peralatan mekanis, pelatihan fungsioanl, peralatan bantu, instruksi dan konseling, koordinasi dan keseimbangan. Prosedur intervensi terdiri dari : Berdasarkan hasil assessmet serta diagnosa Pelaksanaan fisioterapi, misalnya: intensitas, frekuensi durasi Mempertimbangkan komplesitas dan berat-ringannya kondisi klinis Mempertimbangkan kemampuan pasien Harapan pasien/klien, family

Adapun berbagai intervensi fisioterapi yang dapat dilakukan pada penderita cerebral palsy spastik diplegi : 1. Stretching

22

Adalah bentuk dari penguluran atau peregangan dari otot-otot di setiap anggota badan. 2. 3. 4. Latihan koordinasi dan keseimbangan Latihan berdiri stabil Latihan berjalan

6. Home Program Home program yang dapat di sarankan pada keluarga pasien cerebral palsy : 1. Memberikan edukasi kepada orang tua anak untuk selalu memperhatikan pola gerak anak di rumah misalnya : posisi anak saat duduk menonton tv, posisi duduk anak di rumah. 2. Melatih anak melakukan ADL secara mandiri dengan pola yang benar.

7. Evaluasi Evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah pasien mengalami peningkatan setelah diberikan terapi atau terapi yang diberikan berguna bagi penyembuhan pasien ataukah harus di ubah. Meliputi analisa dan sintesa

23

BAB III LAPORAN KASUS


A. Assesment

Nama fisioterapi

: Rafindra Mazuar & Lenny Wilda Hardianti

Tanggal pemeriksaan : 11 oktober 2011

I.

IDENTITAS PASIEN

Nama Lengkap Tempat & Tanggal Lahir Usia Alamat

: An.Z : Jakarta, 27 Maret 2001 : 10 Tahun 3 Bulan : Jl.Brawijaya III No.16 Kebayoran Baru , Jakarta Selatan

Agama Jenis kelamin Diagnosa Medis

: Islam : Laki-Laki : Cerebral Palsy

II.

KELUHAN UTAMA

Keluhan utama

: Anak belum bisa berdiri dan berjalan

24

III .

RIWAYAT KEHAMILAN

Prenatal

Hamil 33 minggu , saat usia 5 minggu terdapat flek , 12 minggu kontraksihwbat tapi masih bisa dipertahankan , placenta previa sebagian

Natal

Lahir Spontan , di tolong oleh dokter. BBL : 2kg TBL : 45 cm , lingkar kepala 30 cm , langsung menangis.

Postnatal

Masuk incubator 3 hari , hari ke 3 anak merintih-rintih saja, di NICu 28 hari . Saat umur 5 bulan mulai disadari ada keterlambatan perkembangan. Pernah di MRI , terdapat hasil atropi pada otak , epilepsi .

IV.

RIWAYAT KELUARGA

Anak pertama dari 2 bersaudara . Tidak ada anggota keluarga lain yang cacat

V.

RIWAYAT TUMBUH KEMBANG

- Usia 6 bulan , tengkurap - Usia <5 tahun , duduk - Usia 4 tahun anak bisa bicara kata kata pendek sedikit 25

- Usia 5 tahun , merangkak

b. General Impression
a) Inspeksi :

Anak datang dengan kursi roda bersama pengasuhnya. Saat duduk di kursi roda , pasien tampak membungkuk

b) Abilities

Berguling , duduk , merangkak , berlutut dengan bantuan

c) Disabilities : Tidak mampu berjalan

C. Pemeriksaan
a. Motorik kasar 1. Terlentang Lengan dan kaki bergerak aktif , elbow fleksi , hip sedikit fleksi dan knee fleksi 2.Terlungkup Head dan neck control kurang baik , forearm support baik , knee sedikit fleksi , ankle inversi 3.Berguling Berguling dengan rotasi trunk

26

4.Duduk Keposisi duduk dari terlungkup dengan posisi duduk diantara dua lutut. Posisi fleksi hip dan knee , adduksi dan internal rotasi (duduk besila) , head control kurang baik , trunk control baik , posisi duduknya backward 5.Merangkak Menggunakan hand support , mampu menggerakan kaki dan lengan dengan baik dalam waktu yang singkat 6. Berlutut Bisa melakukannya , tetapi dengan bantuan box 7.Berdiri Diberdirikan dengan standing table 8. Berjalan Tidak bisa

b. Postural Tone Spastic : Ekstrimitas bawah lebih berat dibanding ekstrimitas atas c. Postural Pattern Head control kurang baik , trunk cenderung membungkuk , shoulder protraksi , masih sulit bertumpu dengan kakinya d. Deformitas Tightness ( Hamtring dan Achiless)

27

D. Problem Fisioterapi
1. Terdapat spastisitas 2. Terdapat tightness pada otot hamstring dan tendon achilles 3. Kelemahan oto abdominal 4. Tak mampu berdiri dan berjalan mandiri

E. Diagnosa Fisioterapi
Gangguan gerak dan fungsi berjalan karena adanya tonus otot yang tinggi pada ekstrimitas bawah karena Cerebral Plasy spastic diplegi.

F. Perencanaan Fisioterapi
a) Tujuan Jangka Pendek : 1. Menurunkan Spastisitas 2.Mengurangi tightness agar tidak kontraktur 3.Penguatan abdominal muscle 4. Mengajarkan fungsi tungkai

b)

Tujuan Jangka Panjang : 1. Mengoptimalkan gerak dan fungsi tungkai agar dapat berdiri dan berjalan secara mandiri

28

G. Intervensi
Massage Tujuan : Relaksasi jaringan , agar otot lebih mudah digerakan ketika sedang latihan. Pasif Exercise Tujuan : Menjaga lingkup ROM dan mencegah kontraktur. Pelaksanaan : Pasien terlentang atau tengkurap , lalu gerkan secara pasif anggota gerak atas dan bawah . Selain itu , tujuan pasif exercise sebagai pemanasan sebelum latihan 3. Strectching Tujuan :

Pelaksanaan : Hamstring : Achilles 4.Inhibiai tonus postural Pelaksanaan : a. Pasien posisikan terlentang diatas bola , kemudian pegang pada keduan tungkai pasien , kemudian gerkan bola dengan arah ke depan dan belakang. b.Pasien tengkurap di bola , pegang pada sisi hip , kemudian bola di goyanggoyangkan

29

c. Latihan berlutut , pasien di posisikan berlutut (kneeling) di depan box , lalu gerakan box ke depan dan belakang . Latihan ini bertujuan untuk berlatih berlutut sebagai persiapan untuk berdiri d. Latihan berdiri Pasien didirikan pada standing table

5. Koreksi Posisi tungkai Koreksi postur pada tungkai diberikan dengan memberikan anak leg brace ataupun dengan menggunakan KAFO ( Knee Ankle foot Orthosis )

H. Evaluasi

30

VII.

HOME PROGRAM 1. Memberikan edukasi kepada orang tua anak untuk selalu memperhatikan pola gerak anak di rumah misalnya : posisi anak saat duduk menonton tv, posisi duduk anak di rumah. 2. Melatih anak melakukan ADL secara mandiri dengan pola yang benar.

VIII.

EVALUASI

31

BAB IV PEMBAHASAN
Cerebral palsy spastik merupakan kondisi dimana terjadi peningkatan tonus otot , menyebabkan postur menjadi spastik atau kaku pada satu atau lebih anggota-anggota tubuh lengan-lengan atau tungkai-tungkai. selain tonus otot yang meningkat ada juga refleksrefleks tendon yang meningkat, koordinasi motor yang halus dan kasar yang terganggu. Pada kasus an . Zhafran anak menderita cerebral palsy dngan gejala tonus otot meningkat, adanya spastiksitas yang tinggi pada anggota gerak atas dan bawah, srta gangguan koordinasi dan keseimbangan, yang membuat anak belum dapat melakukan ADL dengan baik. Sehingga intervensi di berikan massage, streching, latihan koordinasi dan keseimbangan , latihan berdiri stabil dan latihan berjalan. Setelah di lakukan treatment tersebut maka hasil yang di harapkan anak dapat lebih baik dari sebelumnya, mencegah terjadinya hal yang lebih buruk seperti terjadi tighness atau kontraktur., dan kondisi tubuh mengalami peningkatan.

32

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


1. kesimpulan
Cerebral palsy merupakan sekelompok gangguan yang mempengaruhi gerak, keseimbangan dan postur tubuh yang disebabkan oleh kerusakan atau cedera otak yang bersifat non progresif yang terjadi pada saat prenatal, natal, dan post natal dimana otak masih berkembang, sehingga mengakibatkan perkembangan abnormal pada kendali otot dan gerakan. Cedera otak bisa disebabkan oleh: 1. Kadar bilirubin yang tinggi di dalam darah (sering ditemukan pada bayi baru lahir), bisa menyebabkan kernikterus dan kerusakan otak 2. Penyakit berat pada tahun pertama kehidupan bayi (misalnya ensefalitis, meningitis, sepsis, trauma dan dehidrasi berat) 3. Cedera kepala karena Hematom subdural 4. Cedera pembuluh darah. Pengaruh pemberian treatment massage terhadap rileksasi otot anak, streching terhadap pemendekan otot dan latihan koordinasi agar anak bisa focus.

2. Saran
Orang tua dapat membantu mengontrol atau memperhatikan pola gerak anak di rumah, atau aktivitas fungsional anak agar menjadi lebih baik misalnya posisi duduk anak saat menonton Tv, atau saat makan dan yang lainnya.

33

Anda mungkin juga menyukai