Kelompo
k
15 C
MODUL 1
Skenario
Setelah dilakukan konsultasi ke bagian Neurologi, dilakukan pemeriksaan Brain CT Scan dengan hasil adanya lesi hiperdens di ganglia basalis kiri, kemudian pasien segera dirawat di ruang emergensi Neurologi dan mendapatkan berbagai jenis obat-obatan. Pemandangan di ruang emergensi ini sungguh membuat hati menjadi pilu. Pada bed 1, terbaring pasien muda usia yang mengalami koma setelah kecelakaan lalu lintas, pada bed 5, terbaring seorang pasien dengan meningitis, juga dengan kesadaran menurun. Menurut kepala ruangan, semua pasien diruang emergensi ini, walaupun dalam keadaan koma, tetap dilakukan fisioterapi pasif, untuk mencegah kontraktur. Sebagai seorang mahasiswa kedokteran, bagaimanakah anda menjelaskan kondisi Tn Bahrun?
6.
Laseque : pemeriksaan neurologis yang merupakan salah satu tanda rangsangan meningel dimana akan dikatakan positif pada kelainan seperti rangsang selaput otak, isialgia, dan iritasi pleksus lumbosakral. Dikatakan positif bila didapat nyeri dan tahanan sebelum tungkai mencapai sudut 70 derajat terhadap persendian panggul 7. Paresis : berkurangnya kekuatan otot 8. Refleks Babinski : refleks patologis yang mengindikasikan adanya gangguan pada saraf motorik. Namun, pada anak bayi refleks fisiologis 9. Hiperdens : daerah yang menyerap sinar lebih banyak sehingga terlihat lebih terang 10. Meningitis : peradangan pada meningeal atau selaput otak yang disebabkan oleh bakteri, virus, dll 11. Fisioterapi pasif : fisioterapi yang dilakukan dengan bantuan orang lain ataupun tenaga medis. 12. Kontraktur : keterbatasan mobilitas sendi sebagai akibat dari perubahan patologis pada permukaan sendi, otot, tendon, atau jaringan lunak lainnya yang secara fungsional berhubungan dengan sendi
1. 2.
Bagaimana hubungan antara keluhan Tn. Bahrun dengan rapat yang menegangkan? Mengapa pak bahrun mengeluh sakit kepala, muntah, dan tidak sadar, serta ketika dalam perjalanan, terjadi kejang seluruh tubuh yang dimulai dari sebelah kanan? Berapa lama kira-kira sejak mulai keluhan sakit kepala, muntah, dan tidak sadar? Apa interpretasi dari GCS, TD, Nadi, Suhu, Kaku kuduk, laseque, kenig dan paresis N. VII kanan? Bagaimana munculan dari paresis N. VII kanan? Bagaimana hubungan riwayat hipertensi yang diderita Tn. Bahrun dengan keluhan yang dialaminya sekarang? Apa interpretasi dari pemeriksaan refleks babinski? Apa interpretasi dari hasil pemeriksaan Brain CT scan? Apa indikasi dari pemeriksaan Brain CT scan?
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
10. Mengapa pasien segera dirawat di ruang emergensi? Dan apa kirakira obat-obatan yang bisa diberikan?
11.Mengapa bisa terjadi koma setelah kecelakaan lalu lintas 12.Apa saja faktor resiko dari meningitis? 13.Bagaimana cara mencegah kontraktur dengan fisioterapi pasif? 14.Mengapa pasien meningitis juga mengalami penurunan kesadaran? 15.Bagaimana hubungan umur dengan penyakit yang diderita
tn. Bahrun?
1. Bagaimana hubungan antara keluhan tn. Bahrun dengan rapat yang menegangkan? Rapat yang menegangkan (dengan kondisi emosi yang meningkat) dapat memicu hipertensi yang memang sudah diderita oleh tn bahrun timbul keluhan keluhan
2. Mengapa pak bahrun mengeluh sakit kepala, muntah, dan tidak sadar, serta ketika dalam perjalanan, terjadi kejang seluruh tubuh yang dimulai dari sebelah kanan?
- hipertensi tekanan vaskular meningkat kompensasi : mempersempit pembuluh darah oksigen yang menurun aliran darah keotak juga menurun sakit kepala - tekanan intrakranial yang meningkat merangsang pusat muntah - kejang disebabkan oleh saraf saraf yang mengalami iskemik sebagai akibat ketidakseimbangan ion ion pada lesi di bagi. kejang yang mulai dari sebelah kanan : disebabkan oleh karena adanya persilangan di inti saraf
3. Berapa lama kira-kira sejak mulai keluhan sakit kepala, muntah, dan tidak sadar? mulai dari gejala awal tidak sadar kira-kira 1 jam
4. Apa interpretasi dari GCS, TD, Nadi, Suhu, Kaku kuduk, laseque, kernig?
GCS : 8 koma dimana E = 2 mata membuka setelah diberi rangsangan nyeri (menekan kuku) V = 2 pasien lebih banyak mengerang (mengeluarkan suara tanpa arti) M = 4 menghindar dari rangsangan yang diberikan dengan cara menarik ekstremitas / tubuh Tekanan Darah 200/100 : Hipertensi maligna Nadi 92x/menit : Normal (60-100 x / menit) suhu 37.9 C : sedikit meningkat (N: 36.5-37.5 C) kaku kuduk + : terdapat tanda rangsang meningeal Laseque +/+ : terdapat nyeri dan tahanan sebelum tungkai mencapai sudut 70 derajat terhadap persendian panggul (positif pada kedua ekstremitas bawah) Kernig +/+ : ditemukan tahanan dan rasa nyeri sebelum sudut 135 derajat pada persendian lutut terhadap paha (positif pada kedua ekstremitas bawah)
Bagian wajah yang mengalami paresis wajah kanan otot wajah kanan menjadi lebih lemah dibanding otot wajah kiri
6. Bagaimana hubungan riwayat hipertensi yang diderita Tn. Bahrun dengan keluhan yang dialaminya sekarang?
Pada orang dengan hipertensi kronik terjadi proses degeneratif pada otot dan dinding pembuluh darah ttu, spt pembuluh darah intraserebral oleh karena adanya penambahan tekanan (hipertensi) yang dimilikinya timbul aneurisma kecil-kecil apabila suatu waktu terjadi lonjakan tekanan darah yang lebih tinggi lagi (ex: marah) aneurisma tersebut pecah perdarahan intra serebral timbul hematom yang dapat meningkatkan tekanan intrakranial timbul keluhan-keluhan lainnya koma terjadi bila terjadi penekanan pada rostral batang otak.
7. Apa interpretasi dari pemeriksaan refleks babinski? Terjadi dorsofleksi jempol kaki pada stimulasi dari permukaan plantar (sol/ space occupaying lesion), terjadi pada lesi saluran piramidal SOL pada sisi kiri. 8. Apa interpretasi dari hasil pemeriksaan Brain CT scan? lesi HIPODENS, yg menandakan bagian jaringan otak yg telah mati stroke iskemik lesi HIPERDENS, yang menandakan bagian jaringan yg terdapat bekuan darah stroke hemoragik Jadi, yang terjadi pada Tn. Bahrun : STROKE
9. Apa indikasi dari pemeriksaan Brain CT scan? Pada kasus tn. Bahrun, terdapat keluhan-keluhan seperti sakit kepala, tidak sadar indikasi dari Brain CT Scan (curiga ada perdarahan intrakranial, neoplasma, dll) 10.Mengapa pasien segera dirawat di ruang emergensi? Dan apa kira-kira obat-obatan yang bisa diberikan? Karena perdarahan intrakranial merupakan kasus kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan yang cepat dan tepat, jika tidak fatal Obat yang bisa diberikan : - Anti hipertensi untuk mengontrol hipertensi - Neuroproteksi
11.Mengapa bisa terjadi koma setelah kecelakaan lalu lintas? Kecelakaan dapat menyebabkan trauma pada susunan saraf pusat, misal trauma kapitis. Pada trauma kapitis, banyak yang bisa terjadi misalnya fraktur, hipovolemi, perdarahan intrakranial peningkatan tekanan intrakranial kompresi pada berbagai bagian otak, dan bila mengompresi rostral batang otak koma
12.Apa saja faktor resiko dari meningitis? Faktor resiko terjadinya meningitis : Infeksi sistemik yang didapat dari infeksi di organ tubuh lain yang sampai ke selaput otak, misalnya otitis media kronis, mastoiditis, pneumonia, TBC, perikarditis, dll. 13.Bagaimana cara mencegah kontraktur dengan fisioterapi pasif ? Dengan fisioterapi pasif, sendi pasien diberikan gerak pasif oleh orang lain ataupun tenaga medis agar tidak terjadi atrofi pada otot dan jaringan sekitar sehingga mobilitas dapat terjaga
14. Mengapa pasien meningitis juga mengalami penurunan kesadaran? meningitis merupakan suatu proses peradangan infiltrasi sel sel leukosit PMN ke sekitar mengenai korteks yang merupakan pengemban kewaspadaan kesadaran menurun 15.Bagaimana hubungan umur dengan penyakit yang diderita tn. Bahrun? resiko stroke hemoragik meningkat pada lanjut usia, tu pada usia > 65 tahun. Namun, apabila disertai dengan hipertensi, dapat terjadi pada usia yang lebih muda.
Tn. Bahrun (48 th) Rapat Emosi meningk at Hiperten si Kronik Sakit kepala, muntah, tidak sadar Paresis N. VII Kejan g Ganggua n vaskuler Kesadaran menurun Perdarahan di otak pemeriksaa n kernig Kaku kuduk Ruang Emergensi Stroke Pemeriksa an Brain CT scan
Koma
Lasequ e komplikas i
prognosis
tatalaksan a
medikamento sa
bedah
Patofisiologi, etiologi dan tingkattingkat kesadaran Anamnesa dan pemeriksaan fisik neurologis pada gangguan kesadaran Trauma pada sistem saraf pusat Infeksi SSP Gangguan vaskular
GANGGUAN KESADARAN
KESADARAN : Kondisi waspada dengan kesiagaan yang terus menerus terhadap keadaan lingkungan Mampu memberikan respon penuh terhadap rangsang
PROSES KESADARAN
Interaksi yang sangat kompleks dan terusmenerus secara efektif antara hemisfer otak, formatio retikularis serta semua rangsang sensorik yang masuk Jaras kesadaran berlangsung secara multi sinaptik menggalakkan inti (neuron di formatio retikularis) mengirimkan impuls seluruh korteks secara difus dan bilateral
ARAS
cerebellum
pons
Medula spinalis
TINGKAT KESADARAN
1. Sadar(compos mentis): respon yang baik/penuh terhadap rangsangan dari dalam maupun dari luar 2. Somnolen: keadaan mengantuk, kesadaran dapat pulih penuh bila dirangsang 3. Stupor(sopor):kantuk yang dalam, dapat dibangunkan dengan rangsang yang kuat, namun kesadarannya segera menurun lagi 4. Coma: tidak sadar sepenuhnya dan tidak berreaksi terhadap rangsang internal maupun external
GANGGUAN KESADARAN
Dapat dibagi menjadi 2, yaitu: 1.Gangguan pada ARAS dan kedua hemisfer cerebri (somnolen, stupor, coma) 2.Gangguan pada pusat kognitif (korteks serebri), dimana gangguan ini lebih mempengaruhi fungsi mental, ekspresi, psikologis, melibatkan sensasi, emosi dan proses berpikir (confusion, delirium, ilusi, halusinasi)
PATOFISIOLOGI Disfungsi otak difus : merupakan proses metabolik atau submikroskopik yang menekan aktivitas neuronal (ggn metabolik, toksik, kejang, meningitis, viral encephalitis, hipoksia dll) Efek langsung pada batang otak : stroke batang otak, trauma Efek kompresi pada batang otak : tumor, abses, perdarahan intraserebral, subdural maupun epidural
PENYEBAB KOMA
Intrakranial
1.
2.
3. 4.
PENYEBAB KOMA
Metabolik
1.
2. 3. 4. 5. 6. 7.
Gangguan asam-basa dan elektrolit: hyper/hyponatremia, hyper/hypokalemia, hypermagnesia, hyperkalsemia Penyakit endokrin: DM, hyperosmolar ninketotik, chusings syndrome Koma hepatikum Koma uremikum Ensefalopati anoksia: obstruksi jalan nafas, cardiac arrest, pulmonary disfunction Defisiensi vitamin: thiamine, niasin Racun dan Intoksikasi: alkohol, heroin, barbiturat, organic solvent
2. 3. 4. 5. 6.
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
1. 2. Derajat kesadaran: secara kuantitatif dinilai dengan GCS Pemeriksaan brainstem reflex: perhatikan posisi bola mata, refleks pupil, refleks kornea, refleks gerak bola mata. Bila ditemukan refleks cahaya pupil anisokor besar kemungkinan etiologi struktural Pemeriksaan refleks motoriknya: adakah kelumpuhan sesisi/ hemiparesis, refleks patologis, refleks fisiologis, refleks movement spt deserebrasi / dekortikasi
3.
Corneal reflex
POLA NAFAS
Respon motorik terhadap rangsangan nyeri (penekanan daerah supraorbital) A. B. C. Hemisfer kanan Diensefalon Midbrain/ Pons
PENATALAKSANAAN Setiap pasien koma dikelola menurut pedoman: Airways : bebaskan jalan nafas cek saturasi oksigen Breathing : beri bantuan nafas Circulation : menjaga tekanan darah Hentikan kejang jika terjadi kejang Periksa keseimbangan cairan pasang kateter Pemasangan pipa NGT (nasogastric tube)
4 3 2 1
5 4 3 2 1 6 5 4 3 2 1
Verbal
Motorik
Kelainan Pemb. Darah Otak Atherosclerosis Pecahnya Pemb. Darah Otak Stroke Hemoragik Penyempitan Pemb. Darah Otak
Penyakit Jantung
Melepas gumpalan darah / sel / jar. mati DM Penebalan dinding pemb. darah otak Hambatan sumbatan aliran darah ke otak
Merokok
ETIOLOGI
Perdarahan / Stroke Hemoragik (15-20%) Perdarahan Intraserebral Perdarahan Sub Arachnoid Bukan Perdarahan / Stroke Iskemik (8085%) Trombosis Serebri Emboli Serebri
TROMBOSIS SEREBRI
Bekuan disebabkan oleh bekuan (trombus) yang terbentuk di pemb. darah otak Stroke saat sedang tidur Gejala : defisit neurologik bergantung pada lokasi infark Hemiparesis, disartri, refleks babinski + Diagnosis : CT scan kepala (hipodens) Tatalaksana : Hemodilusi, Antikoagulan, Kontrol terhadap edema otak, antagonis kalsium
EMBOLI SEREBRI Bekuan (trombus) yang terlepas : emboli menyumbat pemb darah otak Serangan stroke saat sedang beraktivitas Gejala klinis gangguan motorik dan sensorik sesuai lokasi lesi dan gejala lain spt pada trombosis serebri Diagnosis : CT scan ditemukan infark multipel dan disekitarnya tampak ptechie Tatalaksana : angiografi emboli, antikoagulan dengan dosis terkontrol
Embolus yang lepas (daerah tsb mnjadi lemah), shg mudah ruptur.
Pemakaian antikoagulan yg tidak terkontrol
Tatalaksana
turunkan
TD,
hentikan
pemakaian
CEDERA KEPALA (TRAUMA KAPITIS) Cedera kepala adalah cedera yang meliputi trauma kulit kepala, tengkorak dan otak. Cedera kepala didefinisikan dengan suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang disertai atau tanpa disertai pendarahan interstistial dalam substansi otak tanpa diikuti terputusnya kontinuitas otak. Resiko utama pasien yang mengalami cidera kepala adalah kerusakan otak akibat atau pembekakan otak sebagai respons terhadap cedera dan menyebabkan peningkatan tekanan intakranial.
KLASIFIKASI: Jika dilihat dari ringan sampai berat, maka dapat kita lihat sebagai berikut:
4. Kontusio cerebral
Merupakan cedera kepala berat dimana otak mengalami memar, dengan kemungkinan adanya daerah hemoragi pada subtansi otak. Dapat menimbulkan edema cerebral 2-3 hari post truma. Akibatnya dapat menimbulkan peningkatan TIK dan meningkatkan mortalitas (45%).
5. Hematoma Ekstradura ( Hematoma Epidural )
Setelah cedera kepala, darah berkumpul di dalam ruang epidural (ekstradural). Keadaan ini sering diakibatkan dari fraktur tengkorak yang menyebabkan arteri meningeal tengah putus atau rusak (laserasi), arteri ini berada di antara duramater dan tengkorak daerah inferior menuju bagian tipis tulang temporal. Perdarahan karena arteri ini dapat menyebabkan penekanan pada otak.
6. Hematoma Subdural
Adalah pengumpulan darah diantara duramater dan arachnoidmater. Paling sering disebabkan oleh trauma tetapi dapat juga terjadi kecenderungan pendarahan akibat aneurisma. Perdarahan subdural lebih sering terjadi pada vena dan merupakan akibat putusnya pembuluh darah kecil yang menjembatani ruang subdural (Bridging Vein).
7. Hematoma Subarachnoid Pendarahan yang terjadi pada ruang arachnoid yakni antara lapisan arachnoidmater dengan piameter. Seringkali terjadi karena adanya vena yang ada di daerah tersebut terluka. Sering kali bersifat kronik. 8. Perdarah Intracerebral Adalah pendarahan ke dalam subtansi otak, pengumpulan darah 25ml atau lebih pada parenkim otak. Penyebabnya
Manifestasi Klinis - Nyeri yang menetap atau setempat. - Bengkak pada sekitar fraktur sampai pada fraktur kubah cranial. - Fraktur dasar tengkorak: Darah keluar dari hidung, faring atau telinga dan darah terlihat di bawah konjungtiva. Otorea serebrospinal (LCS keluar dari telinga ), minorea serebrospinal (LCS keluar dari hidung). - Laserasi atau kontusio otak ditandai oleh cairan spinal berdarah.
- Penurunan kesadaran.
- Pusing / berkunang-kunang. - Peningkatan TIK - Dilatasi dan fiksasi pupil atau paralisis ekstremitas
Penatalaksanaan Menilai jalan nafas : Jika cedera orofasial mengganggu jalan nafas, maka pasien harus diintubasi. Menilai pernafasan Menilai sirkulasi. Otak yang rusak tidak mentolerir hipotensi. Hentikan semua perdarahan. Pasang jalur intravena. Berikan larutan koloid sedangkan larutan kristaloid menimbulkan eksaserbasi edema. Obati kejang ; Kejang konvulsif dpt terjadi stlh cedera kepala & harus diobati mula-mula diberikan diazepam 10mg intravena perlahan-lahan & dpt diulangi 2x jika masih kejang. Bila tidak berhasil diberikan fenitoin 15mg/kgBB Menilai tingkat keparahan : CKR,CKS,CKB Pada semua pasien dengan cedera kepala dan/atau leher, lakukan foto tulang belakang servikal
TERIMA KASIH