Kistoma Ovarii
Lisa IskandarClick to edit Master subtitle style G1A106044 Pembimbing Dr. Hanif M. Noor, SpOG KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI RSUD RADEN MATTAHER PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS JAMBI 2012 3/26/13
: Nn. D : 31 tahun : Islam : SMA : RT.2 Simp. III Sipin : 15 Februari 2012, Jam 13.00 WIB
3/26/13
3/26/13
Riwayat Obstetrikus
G2P0A1 A1 : Tahun 2011, usia kehamilan 12 minggu HPHT TP UK
: 24-2-2012
Riwayat Perkawinan
Os menikah satu kali, lama perkawinan 2 tahun
3/26/13
Pemeriksaan Fisik
TD Nadi RR
: 154 cm : 370C : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-) : dbn : vesikuler, wheezing (-), rhonki (-) 3/26/13
xyphoideuslunak (bokong).
perut
Leopold III: Teraba bagian keras, bulat (kepala). Leopold IV: Teraba Konvergen
Tinggi Fundus Uteri (TFU) : 34 cm, Taksir Berat janin 3/26/13 (TBJ) : 3410 gr.
: 12,9 gr/dl
Diagnosis G2P0A1 hamil 38-39 minggu belum inpartu + kistoma ovarium JTH intrauterine preskep Penatalaksanaan
Rencana Operasi tanggal 16 Februari 2012 Persiapan operasi Observasi keadaan umum dan tanda- tanda vital
3/26/13
Tanggal 16 Februari 2012 S: cemas dengan keadaannya O: KU = baik TD = 120/80 mmHg S/N = 36 C/80 x/menit RR = 22 x/menit A: G2P0A1 hamil 38-39 minggu belum inpartu + kistoma ovarium JTH intrauterine preskep P: Rencana operasi hari ini jam 08.00 WIB
3/26/13
LAPORAN OPERASI
Diagnosa pre operatif
: G2P0A1 hamil 38-39 minggu belum inpartu + kistoma ovarium, JTH intrauterine preskep
3/26/13
Follow Up 16 Februari 2012 O : KU : Sedang, TD = 120/70 mmHg, nadi = 80 x/menit, RR = 20x/menit, T = 36,50C A : P1A1 post SC+SOS hari I P : Th/ : IVFD = Dex 5% : RL 20 gtt/menit Inj. Ampicillin 3x1 gr Inj. Kanamicyn 1x1 gr Inj. Alinamin F 2x1 amp 3/26/13 (pukul 11.00 WIB) S : masih dalam pengaruh anastesi, lemah
17 Februari 2012 S: nyeri luka operasi O: KU : sedang, TD : 110/70 mmHg, N : 80 x/i, RR : 20x/i, S: 360C A: P1A1 post SC+SOS hari II P: lanjutkan terapi, obs KU, TTV, asuhan sayang ibu
18 Februari 2012 S: nyeri luka operasi O: KU : sedang, TD : 120/80 mmHg, N : 82 x/i, RR : 20x/i, S: 360C 3/26/13
19 Februari 2012 S: nyeri luka operasi O: KU : sedang, TD : 120/80 mmHg, N : 82 x/i, RR : 20x/i, S: 360C A: P1A1 post SC+SOS hari IV P: Os boleh pulang Therapi oral: Ciprofloxacin tab 500 mg 3x1 Metronidazol tab 250 mg 3x1
3/26/13
berisi cairan. Kista ovarium (atau kista indung telur) berarti kantung berisi cairan, normalnya berukuran kecil, yang terletak di indung telur (ovarium). terbentuk kapan saja, pada masa pubertas sampai menopause, juga selama masa kehamilan.
Etiologi (Penyebab)
Sampai sekarang ini penyebab
dari Kista Ovarium belum sepenuhnya dimengerti, tetapi beberapa teori menyebutkan adanya gangguan dalam pembentukan estrogen dan dalam mekanisme umpan balik ovarium-hipotalamus. gangguan (pembentukan) hormon pada hipotalamus, hipofisis, dan ovarium. untuk berovulasi.
akan pecah pada masa subur, untuk melepaskan sel telur yang pada waktunya siap dibuahi oleh sperma. Setelah pecah, kista fungsional akan menjadi kista folikuler dan akan hilang saat menstruasi. kista korpus luteum. Keduanya tidak mengganggu, tidak menimbulkan gejala dan dapat menghilang sendiri dalam waktu 6-8 minggu.
3/26/13
3/26/13
3/26/13
3/26/13
(kanker). Biasanya kista yang berukuran kecil bersifat jinak. Kista ovarium sering ditemukan secara tidak sengaja pada pemeriksaan rutin.
3/26/13
3/26/13
3/26/13
Penegakan Diagnosis
Diagnosis kista ovarium ditegakkan melalui pemeriksaan dengan ultrasonografi atau USG (abdomen atau transvaginal), kolposkopi screening, dan pemeriksaan darah (tumor marker atau petanda tumor).
3/26/13
yang bulat (kadang-kadang oval) dan terlihat sangat echolucent dengan dinding dinding yang tipis/tegas/licin, dan di tepi belakang kista nampak bayangan echo yang lebih putih dari dinding depannya. (tidak bersepta) atau multilokuler (bersepta-septa).
echo yang halus-halus (internal echoes) di dalam kista yang berasal dari elemen-elemen darah di dalam kista.
Pemeriksaan Laboratorium
pemeriksaan sekret (yang meliputi: Trichomonas,
Candida/jamur, bakteri batang, bakteri kokus, epitel, lekosit, eritrosit, epitel, dan pH) dan hematologi, misalnya: Hb (Hemoglobin).
3/26/13
Penatalaksanaan
1.
Observasi Jika kista tidak menimbulkan gejala, maka cukup dimonitor (dipantau) selama 1-2 bulan, karena kista fungsional akan menghilang dengan sendirinya setelah satu atau dua siklus haid. Tindakan ini diambil jika tidak curiga ganas (kanker). Operasi Jika kista membesar, maka dilakukan tindakan pembedahan, yakni dilakukan pengambilan kista dengan tindakan laparoskopi atau laparotomi. Biasanya untuk laparoskopi Anda diperbolehkan pulang pada hari ke-3 atau ke-4, sedangkan untuk laparotomi Anda diperbolehkan pulang pada hari ke-8 atau ke-9.
2.
3/26/13
ANALISA KASUS
Penegakan diagnosis kistoma ovarii pada kasus ini
ditemukan secara kebetulan pada saat USG usia kehamilan 17-18 minggu dengan ukuran 7,5 cm. Sebelum di USG, os mengaku tidak merasakan keanehan sebelumnya. Os tidak merasa ada benjolan pada perutnya, tidak ada rasa nyeri, dan siklus menstruasi os teratur, hanya saja os merasakan frekuensi berkemihnya bertambah sering
3/26/13
berdasarkan hasil USG yang menunjukan ukuran kista sudah lebih dari 5 cm. Selain itu pembedahan dilakukan untuk menentukan jenis kista itu sendiri dengan pemeriksaan patologi anatomi. Apakah kista tersebut jinak ataupun ganas. sudah dapat dilakukan pada pemeriksaan awal, karena sudah didapatkan ukuran kista sebesar 7,5 cm dan umur kehamilan sudah melebihi 16 minggu. Tetapi dokter tersebut masih mengambil tindakan pendekatan wait and see dan menyarankan kepada pasien untuk terus memeriksakan kandungannya secara rutin untuk mengetahui perkembangan janin sekaligus memantau pembesaran kista tersebut. Dan 3/26/13 baik hasilnya, janin tetap berkembang dengan
TERIMA KASIH
3/26/13