Anda di halaman 1dari 45

1.

INDONESIA
2. AMERIKA SERIKAT 3. INGGRIS 4. CHINA 5. PERANCIS

Sistem berarti suatu keseluruhan yang terdiri atas beberapa bagian yang mempunyai hubungan fungsional. Pemerintahan dalam arti luas adalah pemerintah/ lembaga-lembaga Negara yang menjalankan segala tugas pemerintah baik sebagai lembaga eksekutif, legislative maupun yudikatif.

1. SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIL


2. SISTEM PEMERINTAHAN PERLEMENTER 3. SISTEM PEMERINTAHAN CAMPURAN

merupakan

sistem

pemerintahan

di

mana

kepala

pemerintahan dipegang oleh presiden dan pemerintah tidak bertanggung jawab kepada parlemen (legislative). Menteri bertanggung jawab kepada presiden karena presiden

berkedudukan sebagai kepala Negara sekaligus kepala


pemerintahan. Contoh Negara: AS, Pakistan, Argentina, Filiphina,

Indonesia.

merupakan suatu sistem pemerintahan di mana pemerintah (eksekutif) bertanggung jawab kepada parlemen. Dalam sistem

pemerintahan ini, parlemen mempunyai kekuasaan yang besar dan


mempunyai kewenangan untuk melakukan pengawasan terhadap

eksekutif. Menteri dan perdana menteri bertanggung jawab kepada


parlemen. Contoh : Kerajaan Inggris, Belanda, India, Australia, Malaysia.

dalam sistem pemerintahan ini diambil hal-hal yang terbaik dari system pemerintahan Presidensial dan sistem pemerintahan Parlemen. Selain memiliki presiden sebagai kepala Negara, juga memiliki perdana menteri sebagai kepala pemerintahan.

Contoh Negara: Perancis.

1. Tahun 1945-1949

Terjadi penyimpangan dari ketentuan UUD 45 antara lain:


a. Berubah fungsi komite nasional Indonesia pusat dari pembantu presiden menjadi badan yang diserahi kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan GBHN yang merupakan wewenang MPR.

b. Terjadinya perubahan sistem kabinet presidensial menjadi kabinet parlementer berdasarkan usul BP KNIP.

2. Tahun 1949 1950 Didasarkan pada konstitusi RIS. Pemerintahan yang

diterapkan saat itu adalah system parlementer cabinet semu (Quasy Parlementary). Sistem Pemerintahan yang dianut pada masa konstitusi RIS bukan cabinet parlementer murni

karena

dalam

system

parlementer

murni,

parlemen

mempunyai kedudukan yang sangat menentukan terhadap kekuasaan pemerintah.

3. Tahun 1950 1959 Landasannya adalah UUD 50 pengganti konstitusi RIS 49. Sistem Pemerintahan yang dianut adalah parlementer cabinet dengan demokrasi liberal yang masih bersifat semu. Ciri-ciri: 1.presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat.

2.Menteri bertanggung jawab atas kebijakan pemerintahan.


3.Presiden berhak membubarkan DPR. 4.Perdana Menteri diangkat oleh Presiden.

4. Tahun 1959 1966 (Demokrasi Terpimpin) Presiden mempunyai kekuasaan mutlak dan dijadikannya alat untuk

melenyapkan kekuasaan-kekuasaan yang menghalanginya sehingga


nasib parpol ditentukan oleh presiden (10 parpol yang diakui). Tidak ada kebebasan mengeluarkan pendapat. 5. Tahun 1966 1998 Orde baru pimpinan Soeharto lahir dengan tekad untuk melakukan koreksi terpimpin pada era orde lama. Namun lama kelamaan banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan. Soeharto mundur pada 21 Mei 98.

6. Tahun 1998 Sekarang (Reformasi) Pelaksanaan demokrasi pancasila pada era reformasi telah banyak memberikan ruang gerak pada parpol maupun DPR untuk mengawasi pemerintah secara kritis dan dibenarkan untuk unjuk rasa.

1.Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat). 2.Sistem Konstitusional. 3.Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat. 4.Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi dibawah Majelis Permusyawaratan Rakyat. 5.Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat. 6.Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggungjawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat. 7.Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.

1. MPR bukan lembaga tertinggi lagi. 2. Komposisi MPR terdiri atas seluruh anggota DPR ditambah DPD yang dipilih oleh rakyat.

3. Presiden dan wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat.


4. Presiden tidak dapat membubarkan DPR. 5. Kekuasaan Legislatif lebih dominan.

Berdasarkan penjelasan UUD 45, Indonesia menganut sistem Presidensia. Tapi dalam praktiknya banyak

elemen-elemen Sistem Pemerintahan Parlementer. Jadi


dapat dikatakan Sistem Pemerintahan Indonesia adalah

perpaduan

antara

Presidensial

dan

Parlementer.

1.

Presiden dan menteri selama masa jabatannya tidak

dapat dijatuhkan DPR.


2. Pemerintah punya waktu untuk menjalankan programnya dengan tidak dibayangi krisis kabinet. 3. Presiden tidak dapat memberlakukan dan atau membubarkan DPR.

1. Ada kecenderungan terlalu kuatnya otoritas dan konsentrasi

kekuasaan di tangan Presiden.


2. Sering terjadinya pergantian para pejabat karena adanya hak perogatif presiden. 3. Pengawasan rakyat terhadap pemerintah kurang berpengaruh. 4. Pengaruh rakyat terhadap kebijaksanaan politik kurang mendapat

perhatian.

Sistem pemerintahan Amerika Serikat didasarkan

atas Konstitusi 1787, yang telah mengalami


beberapa kali amandemen. Amerika dengan tradisi

demokrasinya
benteng

seringkali

dianggap
dan

sebagai

demokrasi

kebebasan.

Pokok-pokok sistem pemerintahan Amerika Serikat :


1.Seperti namanya, bentuk negara Amerika Serikat adalah federasi/serikat, dengan bentuk pemerintahan republik. Sistem pemerintahan yang dianut adalah Presidensial. 2.Adaya pemisahan kekuasaan yang tegas antara eksekutif, legislatif dan yudikatif. Dioantara ketiga badan tersebut terjadi check and balance sehingga tidak ada yang terlalu dominan. 3.Kekuasaan eksekutif dipegang oleh Presiden. Presiden berkedudukan sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Presiden dan wapres dipilih melalui Pemilu, sehingga tidak bertanggung jawab pada Kongres.

4. Kekuasaan legislatif berada pada parlemen yang disebut Kongres. Kongres terdiri dari 2 kamar, yakni Senat dan Hose of Representatif. Anggota Senat terdiri perwakilan tiap tiap negara bagian (masingmasing 2). jadi ada 100 senator. Sedangkan House of Representatif ditentukan berdasarkan jumlah penduduk. 5. Kekuasaan yudikatif berada pada Mahkamah Agung (Supreme of Court) yang bebas dab merdeka. 6. Sistem kepartaian menganut sistem dwipartai. Ada dua partai yang dominan di Amerika Serikat, yakni Partai Demokrat dan Republik. 7. Sistem Pemilu menggunakan sistem distrik. 8. Sistem pemerintahan negara bagian menganut prinsip yang hampir sama dengan pemerintah federal. Negara bagian dipimpin oleh Gubernur dengan mempunyai parlemen yang sebagian besar berupa bikameral.

Negara Inggris dikenal sebagai induk dan pelopor sistem parlementer (the mother of parliaments), karena Inggrislah yang pertama kali menciptakan sistem parlemen yang mampu bekerja. Melalui pemilihan yang demokratis dan prosedur parlementaria, Inggris dapat mengatasi masalah sosial sehingga menciptakan kesejahteraan sosial. Sistem pemerintahannya didasarkan pada konstitusi tidak tertulis (KONVENSI) . Konstitusi Inggris tidak terkodifikasikan dalam satu

naskah tertulis, tetapi tersebar dalam berbagai peraturan, hukum, dan


konvensi.

Pokok-pokok sistem pemerintahan Inggris adalah : 1.Inggris adalah negara Kesatuan,dengan sistem desentralisasi, dengan bentuk pemerintahan monarki.

2.Kekuasaan pemerintah terdapat pada kabinet (perdana menteri+menteri). Sedangkan ratu


sebagai kepala negara, yang merupakan simbol keagungan, kedaulatan dan persatuan negara, tetapi tidak memeiliki kekuasaan politik. 3.Parlemen terdiri dari 2 kamar bikameral 4.Kabinet yang dipimpin perdana menteri memegang kekuasaan pemerintahan. Anggota kabinet umumnya berasal dari House of Common dan berasal dari partai mayoritas badan ini. Parlemen dapat membubarkan kabinet dengan mosi tidak percaya.

5.Adanya oposisi. Oposisi dilakukan oleh partai yang kalah dalam pemilu. Oposisi membentuk
kabinet tandingan. 6.Sistem dwipartai. Di Inggris terdapat 2 partai yang saling bersaing, yakni Partai Konservatif dan Partai Buruh. 7.Badan peradilan ditunjuk oleh kabinet, meskipun begitu, mereka menjalankan peradilan yang bebas dan tidak memihak.

Pokok-pokok sistem pemerintahan di Cina adalah :

a. Bentuk negara adalah kesatuan yang terdiri atas 23 provinsi


b. Bentuk pemerintahan adalah republik dengan sistem demokrasi komunis c. Kepala negara adalah presiden, sedangkan kepala pemerintahan adalah

perdana menteri.
Presiden dipilih oleh Kongres Rakyat Nasional untuk masa jabatan 5 tahun (biasanya merangkap sebagai Ketua Partai). Sedangkan untuk jabatan

Perdana menteri (Sekretaris Jenderal Partai) diusulkan oleh presiden dengan


persetujuan Kongres Rakyat Nasional

d. Menggunakan sistem unikameral, yaitu Kongres Rakyat Nasional (National Peoples Congress or Quanguo Renmin Daibiao Dahui) dengan jumlah 2.979 orang. Anggotanya merupakan perwakilan dari wilayah, daerah, kota dan provinsi untuk masa jabatan 5 tahun. Badan ini memiliki kekuasaan penting di Cina dengan anggotanya dari orang-orang partai komunis.

e. Lembaga negara tertinggi adalah Konggres Rakyat Nasional yang bertindak sebagai badan legislatif (biasanya didominasi oleh Partai Komunis Cina).

f. Kekuasaan yudikatif (Badan kehakiman) terdiri atas Supreme Peoples Court,

Local Peoples Courts dan Special Peoples Courts. Kekuasaan yudikatif dijalankan
secara bertingkat kaku oleh Pengadilan Rakyat di bawah pimpinan Mahkamah Agung Cina

Republik Perancis adalah sebuah republik semi-presidensial uniter dengan tradisi demokratis yang kuat. Konstitusi Republik Kelima disetujui melalui referendum tanggal 28 September 1958. Sehingga memperkuat kewenangan eksekutif dengan parlemen. Cabang eksekutif itu sendiri memiliki dua pemimpin: Presiden Republik, yang merupakan Kepala Negara dan dipilih langsung oleh hak pilih universal orang dewasa untuk jabatan selama 5 tahun (sebelumnya 7 tahun), dan Pemerintah, dipimpin oleh Perdana Menteri yang ditunjuk presiden. Parlemen Perancis adalah sebuah badan legislatif bikameral yang terdiri dari Majelis Nasional (Assemble Nationale) dan Senat. Deputi Majelis Nasional mewakili konstituensi lokal dan terpilih langsung selama 5 tahun. Majelis memiliki kekuasaan untuk membubarkan kabinet, dan mayoritas anggota Majelis menetapkan pilihan pemerintah. Senator dipilih oleh dewan pemilih untuk jabatan 6 tahun (sebenarnya 9 tahun), dan setengah kursi dimasukkan dalam pemilihan setiap 3 tahun yang dimulai pada September 2008. Kekuasaan legislatif Senat terbatas; dalam penentangan antara kedua pihak, Majelis Nasional memiliki perkataan terakhir, kecuali untuk hukum konstitusional dan lois organiques (hukum yang disediakan langsung oleh konstitusi) dalam beberapa hal. Pemerintah memiliki pengaruh kuat dalam pembentukan agenda Parlemen

1. Sistem Pemerintahan Parlementer 2. Sistem Pemerintahan Presidensial

3. Sistem Pemerintahan Referendum


4. Sistem Parlemen Satu Kamar dan Dua Kamar

a. Dalam sistem banyak partai, formatur kabinet harus membentuk kabinet secara koalisi, karena kabinet harus mendapat dukungan kepercayaan dari parlemen.

b. Apabila terjadi perselisihan antara kabinet dan parlemen dan kepala negara beranggapan kabinet berada dalam pihak yang benar, maka kepala negara akan membubarkan parlemen. Dan menjadi tanggung jawab kabinet untuk melaksanakan pemilu dalam tempo 30 hari setelah pembubaran itu. Sebagai akibatnya, apabila partai politik yang menguasai parlemen menang dalam pemilu tersebut, maka kabinet akan terus memerintah. Sebaliknya, apabila partai oposisi yang memenangkan pemilu, maka dengan sendirinya kabinet mengembalikan mandatnya dan partai politik yang menang akan membentuk kabinet baru.

MENURUT ROD HAGUE, SISTEM INI MEMPUNYAI CIRI POKOK, SEBAGAI BERIKUT :
a. Partai-partai yang menjalankan pemerintahan muncul dari majelis. Menterimenteri pemerintah biasanya diambil dari anggota legislatif dan tetap menjadi

anggota legislatif
b. Kepala pemerintahan (yang disebut perdan menteri, premier atau kanselir) dan dewan menteri (yang disebut kabinet) dapat diberhentikan dari jabatannya

melalui mosi tidak percaya oleh parlemen. Pos perdana menteri biasanya terpisah
dari kepala negara c. Eksekutif adalah kolegiat, berbentuk kabinet di mana perdana menteri secara

tradisional adalah orang pertama di antara sejumlah orang yang sederajat dalam
kabinetnya. Eksekutif pluralistik ini berbeda dengan fokus dalam pemerintahan presidensial yang bertumpu pada seorang kepala eksekutif

a. Penyelenggara negara berada di tangan presiden. Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Presiden tak dipilih oleh parlemen, tetapi dipilih langsung oleh rakyat atau suatu dewan/majelis b. Kabinet (dewan menteri) dibentuk oleh presiden. Kabinet bertanggung jawab kepada presiden dan tidak bertanggung jawab kepada parlemen/legislatif c. Presiden tidak bertanggung jawab kepada parlemen karena ia tidak dipilih oleh parlemen d. Presiden tak dapat membubarkan parlemen seperti dalam sistem parlementer e. Parlemen memiliki kekuasaan legislatif dan menjabat sebagai lembaga perwakilan. Anggotanya pun dipilih oleh rakyat f. Presiden tidak berada di bawah pengawasan langsung parlemen

Timbulnya pemikiran terhadap parelemen sistem satu kamar, didasarkan pada pemikiran bahwa apabila majelis tingginya demokratis, hal itu semata-mata mencerminkan majelis rendah yang juga demokratis dan karenanya hanya merupakan duplikasi saja. Teori yang mendukung pandangan ini

berpendapat bahwa fungsi kamar kedua, misalnya meninjau atau merevisi undang-undang, dapat
dilakukan oleh komisi parlementer, sementara upaya menjaga konstitusi selanjutnya dapat dilakukan melalui konstitusi yang tertulis. Banyak negara yang kini mempunyai parlemen dengan sistem satu kamar dulunya menganut sistem

dua kamar dan belakangan menghapuskan majelis tingginya. Salah satu alasannya ialah karena
majelis tinggi yang dipilih hanya bertumpang tindih dengan majelis rendah dan menghalangi disetujuinya undang-undang. Contohnya adalah kasus Landsting di Denmark (dihapuskan tahun1953). Alasan lainnya adalah karena majelis yang diangkat terbukti tidak efektif. Contohnya

adalah kasus Dewan Legislatif di Selandia Baru (dihapuskan tahun 1951).

Sistem parlemen dua kamar, adalah praktek pemerintahan yang menggunakan dua kamar legislatif atau parlemen. Jadi, parlemen dua kamar (bikameral) adalah parlemen atau lembaga legislatif yang terdiri atas dua kamar. Di Britania Raya, sistem dua kamar ini dipraktekkan dengan menggunakan Majelis Tinggi (House of Lords) dan Mejelis Rendah (House of Commons). Dan di Amerika Serikat sistem ini diterapkan melalui kehadiran Senat dan Dewan Perwakilan.

Indonesia juga menggunakan sistem yang agak mendekati sistem dua kamar melalui
kehadiran Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), meskipun dalam prakteknya sistem ini tidak sepenuhnya diberlakukan karena

persidangan MPR tidak berlangsung sesering persidangan DPR.

1. Bentuk Pemerintahan Klasik

2. Bentuk Pemerintahan Monarki (kerajaan)

3. Bentuk Pemerintahan Republik

1. Monarki Suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh satu orang demi kepentingan umum 2. Tirani Suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh satu orang demi kepentingan pribadi 3. Aristokrasi Suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh sekelompok cendekiawan demi kepentingan umum 4. Oligarki Suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh sekelompok cendekiawan demi kepentingan kelompoknya

5. Politeia
Suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh seluruh rakyat demi kepentingan umum 6. Demokrasi Suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh rakyat dan dijalankan demi kepentingan seluruh rakyat

1. Aristokrasi Suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh kaum cendekiawan yang dilaksanakan sesuai dengan pikiran keadilan

2. Oligarki
Suatu bentu pemerintahan yang dipegang oleh golongan hartawan 3. Temokrasi Suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh orang-orang yang ingin mencapai kemasyhuran dan kehormatan 4. Tirani Suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh seorang tiran (sewenangwenang) sehingga jauh dari cita-cita keadilan

5. Demokrasi
Suatu bentuk pemerintahan yan dipegang oleh rakyat jelata

Pemerintahan klasik umumnya masih menggabungkan

bentuk negara dan bentuk pemerintahan. Dalam teori


klasik, bentuk pemerintahannya dapat dibedakan

berdasarkan jumlah orang yang memerintah dan sifat pemerintahannya.

Menurut Leon Duguit, bentuk pemerintahan dibagi menjadi pemerintah Monarki dan Republik. Perbedaan antar keduanya adalah pada kepala negaranya. Dikatakan Monarki jika kepala negaranya berdasarkan turun-

temurun. Dan Republik jika kepala negaranya dipilih, bukan berdasarkan


keturunan. Berkaitan dengan bentuk pemerintahan, Prof. Padmo Wahyono, S.H, berpendapat bahwa aristokrasi dan monarki merupakan bentuk

pemerintahan klasik, sedangkan monarki dan republik merupakan bentuk


pemerintahan modern.

MORARKI TERBAGI 2 :
a. Monarki Absolut Monarki absolut adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang dikepalai oleh seorang (raja, ratu, syah, atau kaisar) yang kekuasaan dan wewenangnya tidak terbatas. Perintah raja merupakan hukun dan undang-undang yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh rakyatnya. Pada diri raja terdapat kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif yang menyatu dalam ucapan dan perbuatannya. Contoh: Perancis semasa Louis XIV dengan semboyannya yang terkenal Letat Cest Moi.

b. Monarki Konstitutional
Monarki konstitusional adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang dikepalai oleh seorang raja yang kekuasaannya dibatasi oleh undang-undang

dasar (konstitusi). Proses monarki konstitusional adalah sebagai berikut :


1. Adakalanya proses monarki konstitusional itu datang dari inisiatif raja itu sendiri karena ia takut kekuasaannya akan runtuh / dikudeta.

Contoh: negara Jepang dengan hak octrooi.


2. Adakalanya proses monarki konstitusional itu terjadi karena adanya revolusi rakyat terhadap raja. Contoh: Inggris yang melahirkan Bill of

RightsI tahun 1689, Yordania, Denmark, Arab Saudi, dan Brunei


Darussalam.

c. Monarki Parlementer Monarki parlementer adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang dikepalai oleh seorang raja dengan menempatkan parlemen (DPR) sebagai pemegang kekuasaan tertinggi. Jatuh tegaknya pemerintah bergantung pada kepercayaan parlemen kepada para menteri. Dalam monarki parlementer, kekuasaan eksekutif dipegang oleh kabinet (perdana menteri) dan bertanggung jawab kepada parlemen. Fungsi raja hanya sebagai kepala negara (simbol

kekuasaan) yang kedudukannya tidak dapat diganggu gugat. Raja tidak


memegang pemerintahan secara nyata, tetapi para menteri yang bertanggung jawab atas nama dewan maupun sendiri-sendiri, sesuai tugas masing-masing.

Bentuk monarki parlementer sampai sekarang masih tetap dilaksanakan di


Inggris, Belanda, dan Malaysia.

Dalam

pelaksaannya

bentuk

pemerintahan

republik

dapat

dibedakan menjadi republik absolut, republik konstitusional, dan republik parlementer.

1. Republik Absolut
2. Republik konstitusional 3. Republik Parlementer

Dalam sistem republik absolut, pemerintahan bersifat diktator tanpa ada pembatasan kekuasaan. Penguasa mengabaikan konstitusi dan untuk melegitimasi

kekuasaannya

digunakanlah

partai

politik.

Dalam

pemerintahan ini, parlemen memang ada, namun tidka berfungsi.

Dalam

sistem

republik

konstitusional,

presiden

memegang

kekuasaan

kepala

negara

dan

kepala

pemerintahan. Namun, kekuasaan presiden dibatasi oleh

konstitusi. Di samping itu, pengawasan yang efektif


dilakukan oleh parlemen.

Dalam sistem republik parlementer, presiden hanya sebagai kepala

negara. Namun, presiden tidak dapat diganggu-gugat. Sedangkan


kepala pemerintahan berada di tangan perdana menteri yang bertanggungjawab kepada parlementer. Alam sistem ini, kekuasaan legislatif lebih tinggi daripada kekuasaan eksekutif.

a. melakukan pembahasan, diskusi, dan pemilihan kebijakan-kebijakan b. sarana untuk membuat sikap-sikap populer dan nilai yang berdampak kepada pemerintahan dan politik secara umum atau dikenal dengan sosialisasi politik c. Rekrutmen pemimpin-pemimpin politik d. Memformulasikan dan menegakkan legislasi e. Mewakili berbagai kepentingan masyarakat f. Ajudikasi

Wewenang : a. Diplomatik : mengadakan hubungan dengan negara lain, mengangkat duta

besar, ikut serta dalam organisasi kerjasama regional atau internasional, dsb.
b. Administratif : menjalankan UU serta peraturan-peraturan dan menyelenggarakan administrasi. c. Militer : mengatur angkatan bersenjata, menyelenggarakan pertahanan negara, menyatakan perang, dsb. d. Yudikatif : hak prerogratif untuk memberikan grasi, amnesti, abolisi, dan rehabilitasi. e. Legislatif : mengajukan RUU

Kekuasaan kehakiman pasal 24 UUD 1945 menyebutkan bahwa kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna

menegakkan hukum dan keadilan

Anda mungkin juga menyukai