Anda di halaman 1dari 34

JAMBAN SEHAT

Tinja (kotoran manusia)


Penelitian : tinja rata-rata sehari orang normal = 330 gr. Limbah tinja (kotoran manusia):

a. berbau b. tidak sedap dipandang mata c. mengandung bermacam-macam zat organik yang berbahaya bagi kesehatan manusia

Pengelolaan limbah tinja


Agar limbah tersebut tidak membahayakan, perlu

adanya pengolahan dengan baik. Maksudnya pembuangan kotoran limbah tinja harus dilakukan di tempat tertentu atau jamban yang sehat Jamban merupakan tempat penampung kotoran manusia yang sengaja dibuat untuk mengamankannya

Tipus / Demam Tifoid

Diare, Disentri

Kolera

Cacingan (gelang, kremi, tambang, pita)

Alur penyebaran penyakit melalui Kotoran

SAKIT PERUT DAN DIARE


Diare merupakan suatu gejala yaitu sering BAB (berak, kotoran (tinja) cair atau lembek (semiliquid) dalam waktu 24 jam Sakit perut Kotoran mencair dan sering buang air besar Lemah Mual dan muntah

GEJALA

PENYEBAB

TIDAK MENCUCI TANGAN SETELAH BERAKTIFITAS MAKAN DAN MINUM YANG KOTOR

KERUGIAN

TIDAK DAPAT BERAKTIFITAS MENGELUARKAN UANG UNTUK OBAT LEMAS HINGGA MASUK RUMAH SAKIT JIKA TIDAK DIOBATI DAPAT MENYEBABKAN KEMATIAN

BACK

KECACINGAN

GEJALA

Perut besar Badan kurus

PENYEBAB

Telur cacing yang ada dalam air Telur cacing masuk melalui kotoran manusia atau hewan kedalam makanan maupun minuman

KERUGIAN

Akan terjadi kekurangan gizi

BAC K

1. Mencegah terjadinya penyebaran langsung bahan-bahan yang berbahaya bagi manusia akibat pembuangan kotoran manusia. 2. Mencegah vektor pembawa untuk menyebarkan penyakit pada pemakai dan lingkungan sekitarnya

TUJUAN JAMBAN SEHAT

7 SYARAT JAMBAN SEHAT


1. Tidak mencemari air 2. Tidak mencemari tanah permukaan

3. Bebas dari serangga


4. Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan

5. Aman digunakan oleh pemakainya


6. Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan bagi pemakainya 7. Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan

1. Tidak mencemari air


Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahakan agar dasar lubang kotoran tidak mencapai permukaan air tanah maksimum. Jika keadaan terpaksa, dinding dan dasar lubang kotoran harus dipadatkan dengan tanah liat atau diplester.

Jarak lubang kotoran ke sumur sekurang-kurangnya 10 meter

Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak sumur agar air kotor dari lubang kotoran tidak merembes dan mencemari sumur.

Tidak membuang air kotor dan buangan air besar ke dalam selokan, empang, danau, sungai, dan laut

2. Tidak mencemari tanah permukaan

Tidak buang besar di sembarang tempat, seperti kebun, pekarangan, dekat sungai, dekat mata air, atau pinggir jalan. Jamban yang sudah penuh agar segera disedot untuk dikuras kotorannya, atau dikuras, kemudian kotoran ditimbun di lubang galian.

3. Bebas dari serangga


Jika menggunakan bak air atau penampungan air, sebaiknya dikuras setiap minggu. Hal ini penting untuk mencegah bersarangnya nyamuk demam berdarah Ruangan dalam jamban harus terang. Bangunan yang gelap dapat menjadi sarang nyamuk. Lantai jamban diplester rapat agar tidak terdapat celah-celah yang bisa menjadi sarang kecoa atau serangga lainnya Lantai jamban harus selalu bersih dan kering Lubang jamban, khususnya jamban cemplung, harus tertutup

4. Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan

Jika menggunakan jamban cemplung, lubang jamban harus ditutup setiap selesai digunakan

Jika menggunakan jamban leher angsa, permukaan leher angsa harus tertutup rapat oleh air
Lubang buangan kotoran sebaiknya dilengkapi dengan pipa ventilasi untuk membuang bau dari dalam lubang kotoran

Lantai jamban harus kedap air dan permukaan bowl licin. Pembersihan harus dilakukan secara periodic

5. Aman digunakan oleh pemakainya


Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada dinding lubang kotoran dengan pasangan batau atau selongsong anyaman bambu atau bahan penguat lain yang terdapat di daerah setempat

6. Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan bagi pemakainya


Lantai jamban rata dan miring kearah saluran lubang kotoran

Jangan membuang plastic, puntung rokok, atau benda lain ke saluran kotoran karena dapat menyumbat saluran Jangan mengalirkan air cucian ke saluran atau lubang kotoran karena jamban akan cepat penuh Hindarkan cara penyambungan aliran dengan sudut mati. Gunakan pipa berdiameter minimal 4 inci. Letakkan pipa dengan kemiringan minimal 2:100

7. Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan


Jamban harus berdinding dan berpintu

Dianjurkan agar bangunan jamban beratap sehingga pemakainya terhindar dari kehujanan dan kepanasan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan

Sebaiknya jamban tersebut tertutup

Penggunaan jamban harus memiliki lantai yang kuat

Penggunaan jamban sedapat mungkin ditempatkan pada tempat yang tidak mengganggu pandangan

Sedapat mungkin sediakan alat pembersih

Bangunan jamban dibagi menjadi 3 bagian utama:


bangunan bagian atas (Rumah Jamban) 2. bangunan bagian tengah (slab/dudukan jamban) 3. bangunan bagian bawah (penampung tinja).
1.

Rumah Jamban (Bangunan bagian atas)


Bangunan terdiri dari atap, rangka dan dinding.

Syarat:

- Sirkulasi udara yang cukup - Bangunan mampu menghindarkan pengguna terlihat dari luar - Bangunan dapat meminimalkan gangguan cuaca (baik musim panas maupun musim hujan) - Kemudahan akses di malam hari - Disarankan untuk menggunakan bahan lokal - Ketersediaan fasilitas penampungan air dan tempat sabun untuk cuci tangan

Bangunan bagian tengah (slab/dudukan jamban)

fungsi sebagai penutup sumur tinja (pit) dan dilengkapi dengan tempat berpijak. Pada jamban cemplung slab dilengkapi dengan penutup pada jamban leher angsa fungsi penutup ini digantikan oleh keberadaan air yang secara otomatis tertinggal di didalamnya. Pertimbangan untuk bangunan bagian tengah.
1.
2. 3. 4.

Terdapat penutup pada lubang sebagi pelindung terhadap gangguan serangga atau binatang lain. Dudukan jamban dibuat harus mempertimbangkan faktor keamanan (menghindari licin, runtuh, atau terperosok). Bangunan dapat menghindarkan/melindungi dari kemungkinan timbulnya bau. Mudah dibersihkan dan tersedia ventilasi udara yang cukup.

Penampung Tinja (Bangunan bagian bawah)

Penampung tinja adalah lubang di bawah tanah dapat berbentuk persegi, lingkaran, bundar atau yang lainnya. Kedalaman tergantung pada kondisi tanah dan permukaan air tanah di

musim hujan. Pada tanah yang kurang stabil, penampung tinja harus dilapisi seluruhnya atau sebagian dengan bahan penguatseperti anyaman bambu, batu bata, ring beton, dan lain lain. Pertimbangan untuk bangunan bagian bawah antara lain :
1. 2. 3. 4.
5. 6. 7.

Daya resap tanah (jenis tanah) Kepadatan penduduk (ketersediaan lahan) Ketinggian muka air tanah Jenis bangunan, jarak bangunan dan kemiringan letak bangunan terhadap sumber air minum (lebih baik diatas 10 m) Umur pakai (kemungkinan pengurasan, kedalaman lubang/kapasitas) Diutamakan dapat menggunakan bahan lokal Bangunan yang permanen dilengkapi dengan manhole

jamban leher angsa


tinja tidak langsung jatuh

ke lubang penampungan kotoran Lubang pembuangan kotoran dilengkapi dengan mangkokan seprti leher angsa. Bila pada mangkokan tersebut dituangi air, pada bagian leher angsa akan tertinggal air yang menggenang yang berfungsi sebagai penutup lubang.

Kontruksi kakus sistem leher angsa ada 3 macam : 1. Bak penampungan kotoran langsung di bawah lubang pembuangan. 2. Bak penampungan kotoran di samping bawah lubang pembuangan dengan penghubung pipa saluran dan bak resapan. 3. Seperti 2 dimana bak resapan sebagai penyaring. Bentuk kloset yang dipakai dapat dipilih sistem jongkok atau sistem duduk.

Pilih satu model bak penampung


Tentukan jarak dari sumber air menurut kondisi tanah

(>10m) Bangunlah konstruksi Isilah sekeliling bak dengan bahan porous (kerikil, ijuk, batu, dll) Buat penutup bak dan letakkan di atas bak Jamban siap dipakai, apabila sudah penuh arah pembuangan kotoran diubah melalui bak kontrol

3 1 2

PENGGUNAAN 1. Siramkan air pada mangkokan leher angsa supaya tidak lengket 2. Jongkok atau duduk diatas kloset untuk melaksanakan hajat. 3. Setelah selesai guyur dengan air secukupnya sampai kotoran bersih

PEMELIHARAAN

1. Pakailah karbol pada saat membersihkan lantai agar bebas penyakit. 2. Hindarkan menyiram air sabun ke dalam bak pembuangan/atau ke dalam kloset agar bakteri pembusuk tetap berperan aktif. 3. Lantai, kloset jamban harus selalu dalam keadaan bersih. 4. Jangan membuang kotoran yang tidak mudah larut ke dalam air misal : kertas, kain bekas, dll

KEUNTUNGAN 1. Lebih sehat, bersih dan punya nilai keleluasaan pribadi yang tinggi. 2. Karena proses pembusukan dan sistem resapan, bak tidak cepat penuh. 3. Timbulnya bau dapat dicegah oleh genangan air dalam leher angsa. 4. Dapat dipasang di luar atau di dalam rumah 5. Dapat dipakai secara aman bagi anak-anak. 6. Bila penuh dapat dikuras/dikosongkan

KERUGIAN

Selalu menguras bila bak penampung penuh lumpur. Biayanya cukup mahal dan perlu keahlian teknis. Bagi masyarakat yang belum biasa menggunakan perlu bimbingan.

Matur Nuwun...

Anda mungkin juga menyukai