HIV masuk kedalam tubuh manusia RNA virus berubah menjadi DNA intermedier/DNA pro virus dengan bantuan enzim transkripaminase, dan kemudian bergabung dengan DNA sel yang diserang HIV berkembang biak dilimfosit T (CD4) maka sistem immun tubuh sedikit demi sedikit dihancurkan Setelah terinfeksi pada sebagian orang timbul infeksi primer Masa tanpa gejala pada HIV lamanya 3-10 tahun Masa tanpa gejala akan memendek bila viral load pada titik keseimbangan (set point) tinggi Setelah masa tanpa gejala akan timbul gejala pendahuluan yang kemudian diikuti oleh Infeksi oportunistik (IO) IO adalah infeksi yang mengikuti perjalanan penyakit HIV Dengan adanya IO maka perjalanan penyakit HIV telah memasuki stadium AIDS
Infeksi oportunistik
Sebaiknya berdasarkan hasil lab dan klinik Tidak semua tempat memiliki sarana lab Diagnosis berdasarkan gejala dapat mengikuti pedoman Nasional atau WHO
10
Berat badan menurun <10% dari BB semula Infeksi saluran napas berulang (sinusitis, tonsilitis, otitis media, faringitis) Herpes zoster Cheilitis angularis Ulkus oral yang berulang Papular pruritic eruption Dermatitis seboroika Infeksi jamur kuku
11
Dermatitis seboroika
12
14
15
Terapi
Steroid topikal Antihistamin Prednison jangka pendek UVB, UVA
16
Perawatan lesi dengan gentyian violet atau larutan klorheksidin Asiklovir 5x800mg selama 7 hari diberikan dalam 72 jam sejak timbulnya lesi Famsiklovir dan valasiklovir sebagai alternatif
17
1. 2. 3. 4. 5.
18
Terapi Itraconazol 200mg/hari selama 6-12 minggu Terbinafin 250mg/hari selama 6-12 minggu
19
Moluscum contagiosum
20
Cheilitis angularis
21
22
Ulkus aftosa
Ulkus persisten, nonspesifik
Biopsi dan pemeriksaan histologi perlu untuk menyingkirkan penyebab lain Terapi sistemik dan topikal kortikosteroid cukup berhasil
24
Berat badan menurun >10% dari BB semula Diare kronis yg tdk diketahui penyebabnya berlangsung > 1 bulan Demam persisten tanpa sebab yang jelas yang (intermiten atau konstan > 37,5oC) > 1 bulan Kandidiasis Oral persisten (thrush) Oral Hairy Leukoplakia TB paru Infeksi bakteri berat (pnemonia, empiema, pyomiositis, infeksi tulang atau sendi, meningitis atau bakteremia) Stomatitis ulseratif nekrotizing akut, gingivitis atau periodontitis
Anemi (< 8g/dL), netropeni (< 0,5x109/L) dan/atau trombositopeni kronis yg tdk dpt diterangkan sebabnya
25
Kandidiasis oral
Bercak putih diselaput mukosa disertai eritema dirongga mulut
Memiliki tampilan khas pada pemeriksaan fisik
26
Candida albicans
Oral (thrush) Koloni atau kelompok pseudomembran berwarna putih/kuning, yang terdapat dimana saja dalam rongga mulut Dapat terlokalisir maupun meluas
Dapat dgn mudah diangkat dgn menggosoknya Eritematus: tampak sebagai bercak kemerahan pada mukosa Hiperplastik serupa dgn pseudomembran tetapi biasanya melekat dengan jaringan Cheilitis angularis: fissura pd sudut mulut dgn atau tanpa kolonisasi
27
Kandidiasis Pseudomembran
28
Kandidiasis Eritematus
29
Kandidiasis Hiperplastik
30
31
Tablet Nistatin 100.000IU, dihisap setaip 4 jam selama 7 hari Suspensi nistatin 3-5 cc dikumur 3 kali sehari selama 7 hari Kasus berat flukonazole 150-200mg/hari selama 14 hari
33
34
Necrotising Gingivitis
Inflamasi gusi dapat menjadi ekstensif dan
35
Necrotizing Stomatitis
Nekrosis jaringan lunak yang luas di atas tulang; sering tidak ditemukan penyebabnya
Bandingkan dengan ulkus aftosa di sebelah kanan
36
38
500 CD4
HIV awal
Typical Tuberculosis Atypical PTB
HIV lanjut
EPTB
Perbandingan gambaran klinis TB pada penderita terinfeksi HIV dan tidak terinfeksi HIV
Gambaran HIV (+) HIV (-)
Keluhan respirasi Penyakit ekstra paru Kavitas Foto toraks atipikal PPD neg Efek samping obat Angka mortalitas Relaps
+++ + +++ + + + + +
Ada CD4
OAT diberikan sampai selesai, Jika CD4 > 350: baru dilanjutkan dengan ART Mulai dan selesaikan OAT, lalu mulai ART kecuali jika timbul tanda2 Stad 4 non-TB (mulai lebih dini, tergantung penilaian klinis) Jika CD4 200-350: Mulai OAT. Mulai ART setelah fase TB paru disertai tanda2 Stad Mulai OAT intensif (mulai lebih cepat jika 3 atau 4 lainnya Waktu pemberian ART tergantung penilaian klinis yg toleransi baik) Jika CD4 < 200 berkaitan dgn tanda2 lain Mulai OAT. Mulai ART segera jika imuno defisiensi OAT dapat ditoleransi (2 minggu 2 bulan)
TB ekstra paru Mulai terapi TB Mulai ART segera jika OAT dapat ditoleransi (2 minggu 2 bulan) tanpa melihat jumlah CD4
Menjamin terapi yang lengkap (penting) Terapi TB-HIV sama seperti HIV (-), kecuali:
Jangan gunakan pengobatan rifampin atau rifabutin 2 x seminggu jika jumlah sel CD4 < 100 sel/L
3.
OAT direkomendasikan bagi Odha dengan TB INH profilaksis Terapi OAT terintergrasi dalam program ARV di Indonesia Dibutuhkan Adherence ketika Odha memulai OAT
Stadium Klinis 4
HIV wasting syndrome (BB turun 10% + diare kronik > 1 bln atau demam >1 bln yg tdk disebabkan peny lain) Pneumonia Pneumocystis (PCP) Pneumonia bakteri berat yg berulang Infeksi herpes simpleks kronis (orolabial, genital atau anorektal > 1 bulan atau viseral) Kandidiasis esofagus (atau trakea, bronkus, paru) TB ekstra paru Sarkoma Kaposi Infeksi Cytomegalovirus (CMV) (retinitis atau organ lain) Toksoplasmosis SSP Ensefalopati HIV Kriptokokus ektra pulmoner termasuk meningitis DLL
Kandidiasis esofagus
Infeksi jamur seperti kandidiasis pada mulut merupakan salah satu penyebab yang sering terjadi. Kandidiasis dapat meluas sampai ke esofagus pada pasien AIDS. Menyebabkan gangguan dan sakit menelan. Diagnosis berdasarkan pada gejala klinis, rasa sakit di dada sewaktu menelan. Endoskopi tidak dibutuhkan kecuali pasien tidak memberi respon pengobatan.
46
Managemen dan terapi Flukonazole 200mg/hari selama 14 hari atau Itrakonazole 400mg/hari selama 14 hari atau Ketoconazole 200mg/hari selama 14 hari
47
Terapi sistemik (diberikan jika tidak ada perbaikan setelah 7 hari terapi topikal dan untuk semua kasus kandidiasis esofageal)
Pilihan pertama Fluconazole (200 mg loading dose, selanjutnya 100 mg/hari sampai gejala hilang. Jika tidak ada fluconazole, gunakan Ketoconazole (200-400 mg /hari) Pilihan kedua Itraconazole (100 mg 2 x sehari, dosis dapat dinaikkan sampai maksimum 400 mg sehari selama 10 -14 hari) Pilihan ketiga Amphotericin B (I.V.) (0.5-1.5 mg/kg per hari)
Gunakan terapi intermiten selama mungkin, untuk memperlambat timbulnya kandida yang resisten
48
> 50% ODHA paling sedikit menderita 1 x episode dalam perjalanan klinisnya
Protozoa fungus (1988)
Angka kematian 10 30%. Adanya profilaksis menurunkan insidensi PCP Gejala klinis: Trias: demam, batuk non-produktif dan dyspnea Dpt timbul nyeri dada pleuritik, efusi pleura Dapat terjadi pneumotoraks spontan (jarang) yg berulang dan sulit ditangani
Pneumonia bakteri
> Sering pada HIV (+) terutama NAPZA suntik Kuman penyebab tersering: Streptococcus pneumoniae Gejala klinis: demam, batuk, produksi sputum purulen, dyspnea, dan nyeri dada pleuritik (gejalanya mungkin hampir tidak kentara) Pemeriksaan penunjang: Foto toraks, biakan darah, DL, hapusan sputum Gram, biakan sputum dan uji sensitifitas Penemuan yg sering: Foto toraks : konsolidasi, infiltrat, atau efusi pleura; lekositosis; biakan darah dapat positif
PCP
Pneumonia bakterial
51
Cefotaxime 2 gm IV tiap 6 jam Ceftriaxone 2 gm/hari IV Amoxicillin 750 mg (oral) 3 x sehari Fluoroquinolones: - Levofloxacin 500 mg po/IV 1 x sehari; - Gatifloxacin 400 mg po/IV 1 x sehari; - Moxifloxacin 400 mg po/hari Jika Streptokokus tidak resisten terhadap penisilin, berikan 4 6 juta U Penisilin Prokain G dalam 2 - 4 x suntikan IM Pilihan lain: Makrolid, Vancomycin
Catatan: Amoksisilin adalah obat yang paling sering dipergunakan di negara dgn sumber daya terbatas
Kotrimoksasol (TMP 15mg+SMX 75mg/kg/hari ) dibagi dalam 4 dosis atau Kotrimosasol 480mg, 2 tab.4 x sehari untuk BB< 40kg selama 21 hari Kotrimoksasol 480mg 3 tab. 4x sehati untuk BB> 40kg selama 21 hari
Terapi Alternatif :Klindamicin 600mg IV atau 450mg oral 3x/hari +primaquin 15mg oral sekali sehari selama 21 hari bila pasien alergi terhadap sulfa Untuk pasien yang parah dianjurkan pemberian prednisolon 40mg 2x sehari dengan penurunan dosis secara bertahap selama 7 -10 hari tergantung respon terhadap terapi
Azitromisin 1x500mg atau Klaritromisin 2x500mg + etambutol 15mg/kg/hr Bila infeksi berat dapat ditambah obat ketiga Levofloxacin 1x500mg atau ciprofloxacin 2x500mg Keadaan akan membaik dengan terapi ARV
Manifestasi okuler tersering, 50%-70%. Perdarahan retina, mikroaneurisma, cotton-wool spots. Sepanjang cabang pembuluh darah Iskemia nerve fiber layer Akibat mikrovaskulopati + kelainan hematologi (peningkatan aktivitas & rigiditas lekosit)
Diagnosis
Berdasar gambaran klinis khas Pemeriksaan serologis & kultur tidak penting Pasien dg imunosupresi berat, sbg chronic carrier, shg kultur CMV (+) tidak selalu menggambarkan infeksi aktif Pemeriksaan oftalmologi penting PCR, terutama untuk research
Infeksi oportunistik paling sering Kadang merupakan manifestasi awal AIDS CMV, virus DNA termasuk family herpesviridae Berbagai organ bisa terinfeksi CMV, tersering di retina 15 40%
Obat yang dipakai : ganciclovir, foscarnet, cidofovir, fomivirsen, valganciclovir. Initial respons thd ganciclovir & foscarnet 80100% Tx retinitis CMV dapat memperpanjang hidup pasien AIDS
Kriptokokosis
58
Nyeri Kepala
Biasanya disebabkan oleh: Toksoplasmosis Defisit neurologis dan kejang Toksoplasmosis dapat dicegah bila pasien minum kotrimoksazol Meningitis akibat Kriptokokus Kaku kuduk dan meningismus
59
60
Anamnesis/PF/Penanganan cairan
Diare kronis
Ya Tx Spesifik
Pemeriksaan feses
Penyebab ?
tdk
Tx empiris [kotrimoksazole atau kuinolon]
Perbaikan ?
Ya
Selesaikan Tx
tdk
Periksa kembali [berikan metronidazole]
Perbaikan ?
Ya
Selesaikan Tx
tdk
X-ray GI atau endoskopi
Penyebab ?
Ya
tdk
Tx empiris utk microsporidium
Efektif untuk mencegah: - PCP - Toksoplasmosis - Salmonela non-typhoid - Pneumococcus spp - Isospora belli - Cyclospora - Nocardia - Plasmodim falciparum
1
2 3
4
(1) Pilihan ini diberikan jika prevalensi HIV tinggi dan struktur kesehatan sangat terbatas.
(2)
(3)
Pada keadaan dimana pencegahan PCP dan toksoplasmosis merupakan sasaran utama.
Pada keadaan dimana infeksi bakteri dan malaria sangat tinggi.
Situasi
Bayi dan anak terpajan HIV
Merupakan indikasi, mulai 4-6 minggu sampai risiko transmisi HIV terhenti
Pilihan Universal: Profilaksis utk semua bayi dan anak yang dilahirkan dari ibu terinfeksi HIV; dapat dipertimbangkan pd prevalensi HIV tinggi dan infrastruktur kesehatan terbatas.
Dosis per hari yg dianjurkan < 6 bulan 100mg SMX/ 20mg TMP 6 bulan5 tahun 200mg/40mg 6-14 tahun 400mg/80mg > 14 tahun 800mg/160mg
Suspensi Tablet Dewasa Tablet pediatrik Tablet Dewasa kekuatan ganda 5 ml mengandung (100mg/20mg) (400mg/80mg) 200mg/40mg (800mg/160mg) 2,5 ml 1 tablet tablet
5 ml
2 tablet
tablet
10 ml
-
4 tablet
-
1 tablet
2 tablet
tablet
1 tablet
Pertahankan profilaksis KTX dgn mengabaikan respon klinis dan imunologis [A-IV]. Anak > 5 tahun dapat dinilai kembali dan ditangani sesuai dgn rekomendasi utk orang dewasa dan remaja [C-IV]. Hentikan profilaksis KTX haya setelah infeksi HIV dapat disingkirkan [A-I].
1 Some experts suggest that discontinuation may be safe if CD4 remains above the threshold adopted for starting CTX prophylaxis.
Gambaran Klinis
Eritem
Diffuse maculopapular rash, Deskwamasi kering
Anjuran
Lanjutkan profilaksis KTX dgn hati2 dan ulangi observasi dan follow-up. Berikan terapi simtomatis, seperti antihistamin Lanjutkan profilaksis KTX dgn hati2 dan ulangi observasi dan follow-up. Berikan terapi simtomatis, seperti antihistamin KTX harus dihentikan sampai efek samping teratasi sepenuhnya (biasanya 2 minggu), lalu dapat dipertimbangkan utk memberikan kembali atau melakukan desensitisasi KTX harus dihentikan permanen
Grade 2
Grade 3
Grade 4
Langkah
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 dan selanjutnya
a
Dosis
80 mg SMX + 16 mg TMP (2 ml suspensi orala) 160 mg SMX + 32 mg TMP (4 ml suspensi oral) 240 mg SMX + 48 mg TMP (6 ml suspensi oral) 320 mg SMX + 64 mg TMP (8 m suspensi oral) Satu tablet dewasa (400 mg SMX + 80 mg TMP) Dua tablet dewasa SMX-TMP atau satu kekuatan ganda (800 mg SMX + 160 mg TMP)
Desensitisasi KTX tidak boleh dilakukan pd orang dgn riwayat reaksi grade 4 terhadap obat sulfa