KEPANITERAAN KLINIK PULMONOLOGI RSUP FATMAWATI PERIODE 24 JUNI 2013-06 JULI 2013
I. IDENTITAS PASIEN
Nama :Ny. ZD Tanggal Lahir :26 Februari 1949 Jenis Kelamin :Perempuan Usia :64 tahun Agama :Islam Alamat :Depok Status :Menikah Masuk IGD RSF : 29 Juni 2013 Masuk IRNA Teratai IV Selatan : 30 Juni 2013
II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan pada tanggal 30 Juni 2013 pukul 03.30 WIB secara autoanamnesis. Keluhan Utama Pasien mengeluh sesak napas yang semakin memberat sejak 2 minggu SMRS
- Merokok,
disangkal
mengkonsumsi
alkohol,
memakai
narkoba
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik di ruangan tanggal 30 Juni 2013. Keadaan umum : Tampak sakit sedang Kesadaran : Compos mentis Tanda vital
Tekanan Darah Nadi FN Suhu : 160/100 mmHg : 88x/menit : 32x/menit : 37c
PEMERIKSAAN FISIK
Kulit : Warna sawo matang, tidak ikterik, tidak sianosis, turgor baik, keringat + Kepala :Normosefal, rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut, tidak ada alopesia Wajah : Ekspresi wajah simetris, tidak ada parese, tidak ada nyeri tekan sinus Mata : Konjungtiva anemis -/- , sklera ikterik -/- , pupil bulat isokor +/+, refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya tak langsung +/+
PEMERIKSAAN FISIK
Telinga : Normotia +/+, nyeri tekan tragus dan anti tragus -/- , serumen +/+ minimal Hidung : Deviasi septum -/-, sekret -/-, konka hiperemis -/Mulut : Bibir tidak kering, lidah tidak kotor, tidak ada gigi karies, tidak ada stomatitis abtosa Tenggorok :Faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1 Leher :Bentuk simetris, trakea lurus ditengah, tidak teraba pembesaran tiroid, JVP 5+0 cmH2O, KGB tidak teraba membesar
PEMERIKSAAN FISIK
Jantung I: Ictus cordis tidak terlihat P: Ictus cordis tidak teraba
PEMERIKSAAN FISIK
Paru depan
Paru belakang I: Pergerakan dada simetris P: Vokal fremitus simetris P: sonor di kedua lapang paru A: Suara napas vesikuler, ronkhi basah halus +/+ pada lapang atas paru kanan dan lapang atas paru kiri.
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen
Inspeksi : Datar Palpasi : Supel, nyeri tekan pada epigastrium (+), hepar dan lien tidak teraba membesar Perkusi : Timpani, shifting dullness (-) Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ekstrimitas atas : akral hangat, tidak ada edema dan tidak ada clubbing finger Ekstrimitas bawah : akral hangat, tidak ada edema dan tidak ada clubbing finger
Pemeriksaan Laboratorium
PEMERIKSAAN HEMATOLOGI Hemoglobin Leukosit Hematokrit Trombosit Eritrosit 14.6 g/dL 10.000 /ul 47 % 285.000/ul 4.75 juta/ul 13-16 gr/dL 5000 10.000/ul 40-48 150.000 450.000/ul 4,5 5,5 juta/ul HASIL NILAI NORMAL
VER HER KHER RDW FUNGSI HATI SGOT SGPT Protein total Albumin Globulin
Pemeriksaan Laboratorium
PEMERIKSAAN FUNGSI GINJAL Ureum darah Kreatinin darah GDS JANTUNG CK CK-MB Troponin T Analisa Gas Darah pH PCO2 PO2 BP HCO3 O2 saturasi BE Total CO2 Elektrolit darah Natrium Kalium Klorida 145 2.96 87 135-145 3.10-5.10 95-108 7.350 69.7 mmHg 78.2 mmHg 752.0 mmHg 37.6 mmol/L 94.5 % 9.0 mmol/L 39.8 mmol/L 7.370 7.440 35.0 45.0 83.0 108.0 21.0 28.0 95-99 -2.5 2.5 19.0 24.0 58 31 <50 <140 7-25 <50 24 0.8 122 20-40 0.6-1.0 70-140 HASIL NILAI NORMAL
Prognosis
Ad vitam Ad fungsionam Ad sanationam : dubia : dubia ad malam : dubia ad malam
TINJAUAN PUSTAKA
Etiologi
Mikroskop elektron
Pewarnaan asam
Epidemiologi
Indonesia sekarang berada pada ranking kelima negara dengan beban TB tertinggi di dunia. Estimasi prevalensi TB semua kasus adalah sebesar 660,000 (WHO, 2010) dan estimasi insidensi berjumlah 430,000 kasus baru per tahun. Jumlah kematian akibat TB diperkirakan 61,000 kematian per tahunnya.
CARA PENULARAN
DROPLET INFECTION
batuk, bersin atau bicara keluar percikan dahak yang mengandung kuman TBC ke udara bebas terhisap (terinhalasi) kuman TBC masuk ke saluran napas.
PATOGENESIS
Gejala Klinis
Gejala respiratorius: Batuk >2 minggu, batuk berdarah, nyeri dada, sesak Gejala Sistemik: Demam, malaise, anorexia, penurunan berat badan, keringat di malam hari Gejala ekstra paru: tergantung organ yang terkena
Tuberkulosis Paru : Tuberkulosis menyerang jaringan / parenkim paru, tdk termasuk pleura, kelenjar, hilus. Tuberkulosis Ekstra Paru : Tuberkulosis menyerang organ lain selain paru misalnya pleura, perikardium, selaput otak, kelenjar limfe, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin, dll
Klasifikasi TB Paru
Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak :
Kasus Baru
Relaps
Default
Failure
Transfer Inn
MENEGAKKAN DIAGNOSIS :
Anamnesis Pemeriksaan fisik Lab : Hb Normal/ hitung jenis : Limfosit Leukosit Normal / LED BTA : - langsung (M) : 3x bturut - turut - biakan (B) : 2 bulan Rontgen (Toraks PA/ Toplordotik) Infiltrat & / Fibrosis Kavitas Atelektasis Pneumonia Efusi Pleura Pneumotoraks, dll
ALUR DIAGNOSIS
Tahap Pengobatan
Tahap Awal (Intensif) Tahap Lanjutan
Komplikasi
EFUSI PLEURA EMPIEMA TUBERKULOSIS KAVITASI EMFISEMA OBSTRUKTIF ATELEKTASIS BRONKIEKTASIS TB MILIER DESTROYED LUNG DLL Ekstrapulmoner
1. Amin Z, Bahar A. Tuberkulosis Paru. Dalam: Sudoyo et.al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. 4th ed. Jakarta: Interna Publishing; 2006. p. 988-1000. 2. Broekmans, JF. Success is possible it best has to be fought for, World Health Forum An International Journal of Health Development. WHO, Geneva, 1997 ; 18 : 243 47. 3. Republik Indonesia . Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta, 2006 4. Behrman, Kliegman, Arvin Ilmu Kesehatan Anak, Nelson, Vol.2, 1028-1042, 1996. 5. Robbins, Cotran, Kumar. Buku Ajar Patologi. 7th ed. Jakarta: EGC 2007 ; 544-551 6. Harrisons., Principle of Internal Medicine, 16th edition, editors Kasper, D.L., et. al., McGarw-Hills Companies, New York, 2005.
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
7. PDPI. Tuberkulosis Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia, Jakarta. 2002. 8. Mukhtar Ikhsan. Dep. Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI SMF Paru RS Persahabatan Jakarta 9. Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia dari sel ke sistem edisi 2. Jakarta: EGC; 1996. Hal. 410-415
Terima Kasih