Anda di halaman 1dari 12

DAKTILITAS BETON

Abstrak
Tiap material, khususnya material bangunan
setidaknya punya karakteristik yang berbeda jika
diberi gaya (beban).
Ada yang kuat jika ditekan tapi hancur jika ditarik
(misalnya beton).
Ada yang kuat jika ditarik, tapi tidak ada apa-
apanya jika
ditekan (misalnya kabel, rantai, tali, dll),
Ada juga yang kuat jika ditarik dan ditekan
(misalnya
profil baja struktural).
Dan.. Tentu saja ada yang tidak kuat jika ditarik
maupun
ditekan, misalnya kerupuk
Elastis dan Plastis
Konsep ini mutlak harus dipahami dulu
1. Misalnya ada sebuah benda (material), jika diberi
gaya (ditarik, ditekan, atau dilenturkan), benda
tersebut memanjang, memendek, atau bengkok
(berdeformasi). Kemudian gaya tersebut
dihilangkan, dan benda tersebut kembali persis
ke bentuk dan ukuran semula. Kondisi ini
dinamakan kondisi ELASTIS.
2. Tapi, ada suatu kondisi jika gaya tersebut
ditambah besarnya, benda tersebut sudah tidak
bisa kembali ke bentuk semula. Benda itu sudah
dalam kondisi INELASTIS atau disebut PLASTIS.
Grafik hubungan
Dari hasil pengujian beban (P) dan pencatatan lendutan
() pada sebuah material, maka akan diperoleh suatu
hubungan interaksi P
Dalam pembahasan selanjutnya digunakan parameter
Tegangan (F=P/A) untuk mewakili gaya (P) dan
Regangan untuk mewakili penambahan panjang (= L /
L)
Daktilitas
Titik waktu pertama kali material tersebut memasuki kondisi plastis
disebut Titik Leleh (Yield Stress)
Jika gaya tersebut ditambah, maka material tersebut bisa putus. Titik ini
disebut titik putus, atau titik fraktur (Ultimate Stress).
Daktilitas adalah kemampuan material mengembangkan regangannya
dari pertama kali leleh hingga akhirnya putus
Ductile vs Brittle
Macam Daktilitas
Modulus Elastisitas
Modulus Elastisitas dirumuskan sebagai:
E = F /
F adalah tegangan, dan adalah regangan.
Pada grafik hubungan tegangan-regangan, kemiringan kurva elastis
menunjukkan besarnya Modulus Elastisitas (E).
E
E Berapa Material
BAJA
Di antara tiga material utama konstruksi (baja, beton, kayu), baja adalah material yang
paling daktail. Tegangan lelehnya tinggi, regangan maksimumnya besar. Modulus
Elastisitasnya juga tinggi.

BETON
Beton kebalikan dengan baja. Beton justru sangat tidak daktail. Beton malah sangat
getas ketika mengalami tegangan tarik.
Sedangkan ketika mengalami tekan, perilaku elastisnya hanya terlihat sekitar 0 30%
dari kuat tekan beton. Setelah itu tidak elastis lagi. Hal ini konon diakibatkan karena
munculnya retak-retak pada saat tegangan sudah mulai tinggi.

KARET
Karet adalah contoh material yang sangat fleksibel (modulus Elastisitas kecil) tapi juga
getas. Artinya, begitu mencapai titik leleh
seketika itu juga karet itu putus.

Regangan karet bisa mencapai lebih dari 100%, artinya karet dapat memanjang 2 kali
(bahkan lebih) dari panjang semula.
Regangan beton (tekan) maksimal sekitar 0.3-0.4 persen.
Regangan leleh baja sekitar 0.2 persen, dan regangan putusnya mencapai 15%.
Grafik hubungan
Beberapa material
E
Pengujian Laboratorium
Metode Pengujian Kuat Lentur

Metode pengujian menggunakan standar SNI 03-4154-1996 (Metode
Pengujian Kuat Lentur Beton dengan Balok Uji Sederhana yang Dibebani
Terpusat Langsung) .
Benda uji diletakkan pada dua buah tumpuan silinder dengan alas plat baja,
kemudian dibebani pada tengah bentang. Dari proses pengujian ini,
kemudian dicatat berapa lendutan () yang terjadi akibat pembebanan (P)
yang diberikan.
Gambar selengkapnya disajikan sebagai berikut;

Nilai Daktilitas
P (kg) (cm)
0 0
0.5 0.204
1 0.432
1.5 0.867
2 1.765
2.5 2.987
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Hubungan P - (cm)
P-delta
Daktilitas perpindahan:
= u / y = 2,987 /0.43 = 6,91

> 5 bersifat daktail

Anda mungkin juga menyukai