Anda di halaman 1dari 20

Derry Wendians Suhanto

(1261050264)
ilmu mengenai racun termasuk
mendeteksi, mengisolasi, memisahkan
dan menganalisis secara kualitatif dan
kuantitatif, cara kerja racun dalam tubuh
dan bahan yang digunakan utk
menetralkan.
TOKSIKOLOGI KERACUNAN
INTOKSIKASI
Keracunan adalah masuknya zat ke dalam tubuh yang
dapat mengakibatkan gangguan kesehatan bahkan
dapat menyebabkan kematian.
Klasifikasi Keracunan
Self Poisoning Meracuni diri sendiri
Attempted Suicide Usaha bunuh
diri
Accidental Poisoning Tidak disengaja
Homicidal Poisoning Akibat pembunuhan
1. menurut cara terjadinya keracunan
Keracunan Akut
Keracunan Kronis
2. menurut mula terjadinya keracunan
Neurotoksik
Kardiotoksik
Nefrotoksik
Hepatotoksik

3. menurut organ terkena keracunan
1. Bahan Kimia Umum
2. Racun yang dihasilkan oleh hewan
3. Racun yang dihasilkan oleh jenis Bakteri
4. Racun yang dihasilkan oleh tumbuhan
1. Melalui kulit
2. Melalui jalan napas (inhalasi)
3. Melalui saluran pencernaan (mulut)
4. Melalui suntikan
5. Melalui mata (kontaminasi mata)

Kimia
1. Penyebab keracunan
2. Dosis
3. Lama paparan
4. Rute paparan
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Derajat kesehatan
tubuh
4. Daya ahan tubuh
5. Kebiasaan
6. Nutrisi
7. Genetik
Individu
1. Sistem sirkulasi darah
2. Sistem saraf pusat
3. Alat pencernaan
4. Alat perkemihan
5. Kerusakan pada hati
6. Pengaruh keseimbangan air dalam elektrolit dalam
tubuh
7. Luka bakar pada kulit

1. Kesadaran
2. Respirasi
3. Tekanan darah
4. Kejang
5. Pupil mata
6. Jantung
7. Bising usus
8. Dll

Yang perlu diperhatikan pada
permulaan keracunan
1. Kesadaran

Penurunan kesadaran merupakan petunjuk penting
tentang beratnya keracunan. Makin dalam koma
,makin berat keracunan dan persentase kematian
juga akan bertambah
Secara toksikologi penurunan kesadaran dibagi atas 4 tingkat

Tingkat I : Penderita mengantuk ,tapi masih bisa diajak bicara.

Tingkat II : Penderita sopor,bereaksi dengan rangsangan minimal

Tingkat III : Penderita sopor-komatus,bereaksi dengan rangsangan maks

Tingkat IV : penderita koma, tidak ada reaksi sama sekali

2. Respirasi.

Salah satu penyebab kematian pada keracunan adalah
terhambatnya aliran nafas oleh sekresi mukus seperti
pada keracunan organo pospat
Depresi pernafasan sering penyebab kematian pada
keracunan obat-obat ssp.

3.Tekanan darah

Penurunan tekanan darah sering sering terjadi pada
keracunan dan dapat pula timbul syok tapi tidak begitu
berat, bisa diatasi dengan tindakan sederhana.Syok
berat umumnya berhubungan dengan kerusakan pusat
vasomotor dan prognosa yang jelek.
ER-10
13
4. Kejang.
Kejang merupakan tanda adanya stimulansia pada ssp
(mis,amfetamin) ,medula spinalis (striknin), hubungan
saraf otot (insektisida organo pospat)

5.Pupil dan refleks ekstramitas

6. Bising usus
Perubahan bising usus menyertai perubahan derajat
kesadaran.Pada derajat kesadaran tingkat III ,biasanya
bising usus negatif,dan tingkat IV selalu negatif.
dapat dipakai untuk pasien yang pura-pura pingsan.

7. Lain-lain
Gejala lain seperti gangguan keseimbangan asam basa,air,
tanda kerusakan hati dan ginjal,retensi urin ,muntah dan
diare dll.
Hilangkan gejala-gejala keracunan
Pertahankan fungsi vital
Bila perlu beri antidotum tertentu bila sudah diketahui
jenis racunnya
Mempercepat ekskresi obat.

Saliva dan sekret bronkus yang berlebihan sering
menyumbat saluran nafas (terutama obat kolinergik).
Tindakan pertama :

Lakukan pembersihan mulut dan jalan nafas, pasien
dibaringkan dengan posisi miring bergantian kanan dan
kiri.Bila perlu berikan bantuan pernafasan dengan
respirator mekanik (ABCD){D:larutan dekstrosa
sebanyak 25 g (50 mL larutan dekstrosa 50% secara
intravena. }
A. Terapi simptomatik
B. Pencegahan absorbsi racun
1. Keracunan melalui kulit :
lakukan pencucian dengan sabun dan
air (jangan gunakan pelarut organik)

2. Keracunan melalui inhalasi :
segera pindahkan pasien ke tempat
yang segar dan udaranya bersih

3. Keracunan peroral :
Menimbulkan muntah (korek dinding farings
belakang dengan spatel, atau memberikan
apomorfin 5-8 mg secara s.c.)

Bilas lambung dengan pipa karet berdiameter
besar (mengeluarkan tablet yang belum hancur)

Pemberian pencahar (meningkatkan peristaltik
usus shg penyerapan lebih lama)

Pemberian bubur karbon aktif (untuk menyerap
obat/racun)
C. Mempercepat pengeluaran racun
Transfusi
pengganti
Dialisis
peritoneal
(dialisat)
Diuresis
paksa
(diuretik)
Hemodialisis
Hemoperfusi
(adsorben)

Anda mungkin juga menyukai