Anda di halaman 1dari 62

2006 Sulistyono

Airway Management
2006 Sulistyono
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan pembelajaran umum :
Setelah pembelajaran Peserta mampu melakukan
pengelolaan jalan nafas
Tujuan pembelajaran khusus :
Setelah mengikuti sesi ini, peserta mampu :
Mendiagnosa sumbatan jalan nafas
Membebaskan sumbatan jalan nafas ( Menggunakan
alat bantu & tanpa alat )
2006 Sulistyono
CARA MEMERIKSA ADA /
TIDAKNYA SUMBATAN
Lihat ada gerak nafas
Dengar ada suara nafas jernih
Raba ada hawa ekshalasi

Kesimpulan :
Jalan nafas bebas tanpa sumbatan
Jalan nafas tersumbat ringan / sedang / berat
Jalan nafas tersumbat total

Khusus : Chocking
2006 Sulistyono
Lihat, Raba, Dengar
2006 Sulistyono
Kesimpulan Kondisi Jalan Nafas
Jalan nafas bebas
Jalan nafas tersumbat
Partial ringan
Jalan nafas tersumbat
Partial berat
Jalan nafas
Tersumbat total
Gerakan +++ ++ + -
nafas
Suara +++ ++ + -
nafas
Hawa +++ ++ + -
nafas
Bersih
Suara tambahan
kendor
Suara tambahan
melengking
2006 Sulistyono
PENGELOLAAN JALAN NAFAS PERLU :
CEPAT, TEPAT, CERMAT
Sumbatan Total :

FRC (Functional Residual Capacity) : 2500 ml

Kadar O
2
15% x 2500 ml : 375 ml

Kebutuhan O
2
permenit : 250 ml

Bila ada sumbatan total O
2
dalam paru habis dalam
: 375 / 250 : 1,5 menit
2006 Sulistyono
2006 Sulistyono
Sumbatan pada jalan nafas bagian
atas oleh karena tersedak (choking)
Dewasa
Tanda-tanda :
Kesulitan nafas dan bicara sering berkaitan dengan
makan
Korban menunjukkan sikap tercekik memegangi leher
dan berusaha bicara.
Muka dan leher sembab
Panik, distress
Kulit terlihat abu-abu - biru.
2006 Sulistyono
Tindakan
Berikan 5 x pukulan mendadak pada punggung
(back blow/ back slaps).
Anjurkan batuk akan tetapi jangan buang-buang
waktu
Tahan korban dari belakang. Posisi korban sedikit
condong ke depan. Segera berikan hentakan pukulan
5 kali pada titik silang garis imajinasi tulang belakang
dengan garis antar belikat
2006 Sulistyono
Kasus Chocking Dewasa
2006 Sulistyono
Tindakan
Bila kondisi belum membaik, lakukan
pertolongan sebagai berikut :
Segera penolong berdiri dibelakang korban satu kaki
penolong letakkan diantara kedua kaki korban.
Rangkul korban dari belakang. Sering dalam kondisi
itu korban sempoyongan.
Letakkan genggaman (kedua telapak penolong saling
menggenggam) pada titik hentak yaitu titik yang
terletak ditengah-tengah antara pusar dan ulu hati
korban.
2006 Sulistyono
Tindakan
Lakukan hentakan 5 kali dengan cara menarik
mendadak lengan penolong yang merangkul
pinggang korban, ke arah titik hentak (abdominal
thrust.)
Lakukan bergantian back blow dan abdominal thrust
hingga berhasil atau tidak berhasil dan korban jatuh
tidak sadar.

2006 Sulistyono
Kasus Chocking Dewasa
2006 Sulistyono
Tindakan
Lakukan pertolongan dengan posisi korban
terlentang
Korban terlentang
Penolong disamping atau di atas korban (seolah-olah
menunggang punggung kuda).
Lakukan abdominal thrust 5 kali dengan cara
memberikan hentakan mendadak pada titik hentak.
2006 Sulistyono
Kasus Chocking Dewasa
2006 Sulistyono
Tindakan
Segera penolong pindah ke samping korban :
periksa apakah jalan nafas telah bebas
lakukan head tilt dan chin lift, lihat dalam mulut
tiupkan nafas mulut ke mulut
bila dada korban mengembang artinya jalan naf telah
terbuka.
sebaliknya bila dada korban tidak mengembang artinya
jalan na-fas masih tersumbat total, segera lakukan
abdominal thrust.
dst.
sementara ada yang berusaha memanggil
bantuan/ambulan
2006 Sulistyono
Perhatian :
Bila korban jatuh tidak sadar, pikirkan, siapkan,
laksanakan resusitasi.
Korban gemuk atau wanita hamil tidak
dilakukan abdominal thrust melainkan chest
thrust. Dalam hal ini titik hentak terletak pada
pertengahan tulang dada.
2006 Sulistyono
Heimlich Manouvre pada bayi & anak
Kasus Chocking
Bayi Anak
2006 Sulistyono
Anak
Tanda-tanda :
Kesulitan nafas dan bicara, sering berkaitan
dengan makan.
Korban menunjukkan sikap tercekik memegangi
leher dan berusaha bicara.
Muka, leher sembab.
Kulit terlihat abu-abu - biru.
2006 Sulistyono
Tindakan :
1. Berikan 5 kali pukulan mendadak pada
punggung (black blow/ back slaps).
Posisi korban sedikit condong ke depan
Berikan hentakan pukulan 5 kali pada titik silang
garis imajinasi tulang belakang dan garis antar
belikat
Cek dalam mulut. Bila ada benda asing
bersihkan/ambil
dengan cara dibawah penglihatan langsung (jangan
mem-buta)
2006 Sulistyono
Tindakan :
2. Bila back blow / back slaps gagal, segera berdiri
dibelakang atau jongkok di belakang korban
Lakukan chest thrust 5 kali
Hentakkan pada titik hentak pada pertengahan tulang dada
korban
Lakukan hentakan tiap tiga detik
3. Cek dalam mulut korban
Bila sumbatan tetap, lakukan back blow/back slaps atau
chest thrust lagi 5 kali
2006 Sulistyono
Tindakan :
4. Cek ulang dalam mulut korban.
Bila sumbatan tetap, lakukan back blow /back slaps atau
chest thrust lagi 5 kali dst.
5. Sementara panggil bantuan, ambulans

Perhatian :
Mengambil benda asing dari dalam mulut korban
tidak boleh membuta, harus dibawah penglihatan
langsung.
Bila korban tidak sadar pikirkan, siapkan,
laksanakan resusitasi.
2006 Sulistyono
Kasus Chocking Bayi
2006 Sulistyono
Bayi
Tanda-tanda :
Kesulitan bernafas
Memerah (flushing) di muka leher
Tidak dapat menangis, tidak dapat bersuara
Ada suara-suara aneh, merintih
2006 Sulistyono
Tindakan :
1. Lakukan back blow/back slaps 5 kali
Telungkupkan korban pada lengan penolong.
Kepala korban lebih rendah.
Back slaps keras 5 kali
Terlentangkan di atas lengan penolong.
2. Cek dalam mulut bayi.
Lihat dan ambil benda asing, jangan sampai
menyentuh tenggorokan.
2006 Sulistyono
Tindakan :
3. Bila sumbatan tetap, lakukan chest thrust
Letakkan ujung jari tengah dan telunjuk di atas
tulang dada 1jari di bawah garis imajinasi antar
puting susu.
Lakukan chest thrust 5 kali
4. Cek lagi dalam mulut.
5. Ulangi tindak pertolongan seperti di atas.
Bila sumbatan tetap, sambil melakukan
pertolongan memanggil bantuan / ambulans.
2006 Sulistyono
Perhatian :
Mengambil benda asing dari dalam mulut bayi
harus dibawah penglihatan langsung jangan
membuta.

Pada bayi tidak dilakukan abdominal thrust
melainak back blow dan chest thrust.

Bila sumbatan tetap pikirkan, siapkan,
laksanakan resusitasi.
2006 Sulistyono
CARA MELAKUKAN PERTOLONGAN
MEMBEBASKAN SUMBATAN JALAN
NAFAS
Tanpa alat :
Head Tilt (hati-hati) / Chin Lift / Jaw thrust
Dengan alat :
Penghisap
Orofaring / nasofaring / LMA / ETT intubasi
Krikotiroidotomi / tracheostomi
Bidai leher + bantal pasir
2006 Sulistyono
Head Tilt
Chin Lift
Jaw Thrust
2006 Sulistyono
2006 Sulistyono
PENANGANAN AIRWAY TANPA
ALAT
HEAD TILT
Pasien terlentang
Letakkan telapak tangan pada dahi, tekan dan
pertahankan
Pertahankan posisi muka pasien menghadap ke
depan, netral
Cek apakah jalan nafas sudah bebas
2006 Sulistyono
PENANGANAN AIRWAY TANPA
ALAT
CHIN LIFT
Pasien terlentang
Gunakan jari telunjuk dan tengah menahan
tulang dagu pasien, tahan dan sedikit angkat ke
depan
Pertahankan posisi muka pasien menghadap ke
depan netral
Cek apakan jalan nafas sudah bebas
2006 Sulistyono
JAW THRUST
Pasien terlentang
Dorong ramus ventikalis mandibula ke depan
sehingga barisan gigi bawah di depan barisan gigi
atas, dengan demikian otot-otot penyangga lidah
terangkat
Cek apakah jalan nafas telah bebas
2006 Sulistyono
Finger Sweep
2006 Sulistyono
FINGER SWEEP
Miringkan kepala pasien (untuk pasien bukan
trauma) atau lakukan log roll kemudian
dengan jaw thrust dan tekan dagu ke bawah (bila
otot rahang lemas) sehingga mulut terbuka.

Gunakan 2 jari telunjuk dan jari tengah bungkus
dengan kassa/kain/sarungtangan untuk
mengorek/mengait/menyapu semua benda
asing dalam mulut dan keluarkan.
2006 Sulistyono
PENANGANAN AIRWAY
MENGGUNAKAN ALAT
Penghisap
Orofaring / nasofaring / LMA / ETT intubasi
Krikotiroidotomi / tracheostomi
Bidai leher + bantal pasir (untuk pasien trauma,
in line position)
2006 Sulistyono
Membersihkan jalan nafas
Dengan suction portable / manual.

Suctioning,
menghisap dengan alat penghisap ditujukan
untuk benda benda cair,
antara lain muntahan, lendir, darah

2006 Sulistyono
2006 Sulistyono
Jangan dipasang jika reflex muntah masih (+)
(Derajat A dan V dari AVPU atau GCS > 10)
Oro-pharyngeal tube
2006 Sulistyono
Pasang Pipa Orofaring
2006 Sulistyono
MEMASANG PIPA OROFARING
Pasien terlentang
Pilih ukuran pipa yang tepat (ukuran antara
sudut mulut hingga glotis telinga pada sisi yang
sama) beri pelicin atau cukup dibasahi
2006 Sulistyono
Pasien dewasa
Buka mulut
Masukkan ujung pipa oro faring kedalam rongga mulut
dengan lengkung menghadap langit-langit
Segera putar arah lengkungan pipa sehingga lengkungan
pipa sekarang searah dan menyusur langit-langit
Dorong pelan-pelan dan hati-hati hingga berada dalam
rongga mulut, menopang lidah dan bagian keras pipa di
bagian pangkal (life block) berada diantara kedua
barisan gigi atas dan bawah
Cek kondisi kondisi jalan nafas sudah lebar ?

2006 Sulistyono
Pasien anak / bayi
Memasukkan pipa oro faring dengan bantuan
sendok lidah sehingga secara jelas dapat dilihat
laryng.
Posisi pipa sudah diatur dengan arah lengkungan
pipa searah dan menyusur langit-langit
2006 Sulistyono
Naso-pharyngeal tube
Tidak merangsang muntah
Hati-hati pasien dengan fraktura basis cranii
U/ dewasa 7 mm atau jari kelingking kanan
2006 Sulistyono
Pasang Pipa Nasofaring
2006 Sulistyono
MEMASANG PIPA NASOFARING
Pasien terlentang
Pilih ukuran yang tepat (sebesar jari kelingking pasien panjang
dapat diukur antara lubang hidung hingga trachus telinga), beri
pelicin
Masukkan tegak lurus melalui salah satu lubang hidung dengan
arah irisan ujung pipa menghadap ke sehut hidung
Dorong pelan-pelan sehingga seluruh pipa telah ke dalam rongga
hidung
Cek kondisi jalan nafas sudah bebas ?
Perhatikan pada kasus-kasus maksilo fasial adanya trauma kepala
perlu dikaji ulang atau dilakukan dengan sangat hati-hati !
2006 Sulistyono
Laryngeal Mask Airway
dipasang tanpa laringoskopi
2006 Sulistyono
MEMASANG SUNGKUP LARING
Pasien terlentang
Pilih ukuran yang tepat
Kosongkan balonnya hingga kempis dan permukaan rata; tidak
berkerut, berikan pelicin pada bagian ini yang nantinya bagian ini
yang akan menyusur permukaan langit-langit pasien
Pegang sungkup laring ini pada lengkungan (pipanya) seolah
memegang pensil dengan ujung telunjuk pemegang tepat pada
sudut sungkup dan tangkainya
Buka mulut pasien
Masukkan sungkup laring dengan bagian punggung sungkup
yang telah diberi pelicin menyusur langit-langit mulut pasien serta
indikator garis hitam pada pipa/tangkai tepat antara kedua gigi
seri atas
2006 Sulistyono
MEMASANG SUNGKUP LARING
Dorong pelan-pelan hingga seluruh sungkup
masuk rongga mulut dan ujung sungkup mentok
terhenti
Tahan pipa yang di luar mulut pasien. Tarik
pelan-pelan jari telunjuk yang di dalam rongga
mulut keluar. Tiup balon dengan semprit sesuai
volumenya
2006 Sulistyono
MEMASANG SUNGKUP LARING
Perhatikan saat balon tertiup maka pipa /
tangkai sungkup akan bergerak pelan muncul
keluar mulut sehingga pipa muncul 2 cm keluar.
Lakukan fiksasi
Cek kondisi jalan nafas sudah bebas ?
Hubungkan dengan sumber oksigen
2006 Sulistyono
2006 Sulistyono
Laringoskopi u/ intubasi trachea
2006 Sulistyono
INTUBASI ENDOTRACHEA
Pasien terlentang (Bila dimungkinkan ditidurkan dengan
obat pelumpuh otot yang sesuai)
Buka blade pegang tangkai laryngoskop dengan tenang
Buka mulut pasien
Masukkan blade pelan-pelan menyusur dasar lidah
ujung blade sudah sampai di pangkal lidah geser lidah
pelan-pelan ke arah kiri
Angkat tangkai laryngoskop ke depan sehingga
menyangkut seluruh lidah ke depan sehingga runa glotis
terlihat
2006 Sulistyono
INTUBASI ENDOTRACHEA
Ambil pipa ETT
Masukkan dari sudut mulut kanan pasien arahkan ujung
ETT menyusur ke runa glotis masuk di celah pita suara
Dorong pelan sehingga seluruh balon ETT dan
dibawah pita suara
Cabut stylet
Tiup balon ETT sesuai volumenya
Cek adakah suara keluar dari pipa ETT dengan
menhentak dada pasien fiksasi dengan plester
Hubungkan ETT dengan konektor sumber oksigen
2006 Sulistyono
Alat intubasi
Penghisap + konektor yang sesuai
Dingklik (kursi pendek)
Masker, berbalon, sumber oksigen
Laryngoskop dengan blade (blade / yang sesuai lampu menyala terang dan
putih
Pipa ETT yang sesuai 1 nomor diatas dan 1 nomor dibawah ukuran yang
dipilih
Stylet yang sesuai
Semprit peniup balon
Tang magil
Pipa oro faring
Plester , gunting
Bantal bagi pasien tidak ada kecurigaan cedera tulang leher
Bidai leher atau petugas yang mempertahankan kondisi leher in-line
stabilisation
2006 Sulistyono
2006 Sulistyono
MELAKUKAN KRIKOTIROTOMI
Alat dan obat
Jarum infus nomer 14 16
Pisau kecil
Klem arteri
Konektor
Alat dan obat desinfeksi
Pasien terlentang
Tentukan celah krikotiroid
Tusukkan jarum infus menembus membrane krikotiroid ke arah
distal
Cabut mandrin jarum
Berikan oksigen
2006 Sulistyono
Atau dengan cara
Pasien terlentang
Tentukan celah krikotiroid
Tusukkan ujung pisau kecil irisan kecil
Perlebar irisan , masukkan pipa
Berikan oksigen
Segera siapkan trakeostomi
2006 Sulistyono
2006 Sulistyono
In-line immobilisation
to prevent further injury
2006 Sulistyono
Immobilisasi leher sejak tempat kejadian
in-line immobilisation dan collar brace
In-line immobilisation
to prevent further injury
2006 Sulistyono

Anda mungkin juga menyukai