Riva Arira
Epidemiologi
Insidens SN pada anak dalam kepustakaan di Amerika
Serikat 2-4 kasus baru per 100.000 anak per tahun.
Di Indonesia dilaporkan 6 kasus/th tiap 100.000 < 14th
Perbandingan anak laki-laki dan perempuan 2:1.
Sebagian besar SN pada anak (85%) memberikan
respon terhadap pengobatan steroid
Etiologi
SN bawaan
Diturunkan sebagai resesif autosomal atau karena reaksi
maternofetal. Gejalanya adalah edema pada masa
neonatus. Sindrom nefrotik jenis ini resisten terhadap
semua pengobatan.
Salah satu cara yg bisa dilakukan adalah pencangkokan ginjal
pd masa neonatus namun tdk berhasil. Prognosis buruk &
biasanya penderita meninggal dlm bulan-bulan pertama
kehidupannya
SN primer (80%-90%)
Menunjukkan bahwa penyakit terbatas pada
ginjal dan umumnya penyebabnya tidak
diketahui dengan pasti (idiopatik),paling sering
terjadi pada anak-anak.
SN sekunder
Terjadi apabila terdapat manifestasi penyakit
sistemik di luar ginjal atau terdapat penyebab
yang spesifik
Penyebab Primer
Berdasarkan gambaran dari histopatologinya:
1. Sindroma nefrotik kelainan minimal
2. Sindroma nefrotik kelainan non-minimal
Glumeruloskerosis fokal segmental
Glumeruloskerosis Proliferatif mesangial
Glumeruloskerosis Membrano proliferatif
Glomerulopati membranosa
Penyebab sekunder
A. Infeksi : malaria, hepatitis B dan C, HIV, sifilis, TB,
lepra, skistosoma
b. Keganasan : leukemia, Hodgkins disease,
adenokarsinoma paru, payudara, colon, myeloma
multiple, karsinoma ginjal
c. Jaringan penghubung : SLE, artritis rheumatoid,
MCTD (mixed connective tissue disease)
d. Metabolik : Diabetes militus, amylodosis
e. Efek obat dan toksin : OAINS, penisilinami,
probenesid, kaptopril, heroin1
Patofisiologi
Manifestasi klinis
Edema :
Wajah sembab khususnya disekitar mata, timbul pada pagi saat
bangun pagi dan berkurang di siang hari.
Pembengkakan abdomen (asites)
Kesulitan pernafasan ( efusi pleura)
Pembengkakan labial (scrotal)
Edema mukosa usus yang menyebabkan : diare,anoreksia,
absorbsi usus buruk
atau
3. Edema
biasanya lunak dan cekung bila ditekan (pitting), dan umumnya
pada awal ditemukan di sekitar mata (periorbital) dan berlanjut ke
abdomen daerah genitalia bawah
4. Hiperkolesterolemia
Kolesterol total darah meningkat ( >200mg/dL).
Pemeriksaan penunjang
1. Urinalisis dan bila perlu biakan urin
2. Protein urin kuantitatif, dapat berupa urin 24 jam atau rasio
protein/kreatinin pada urin pertama pagi hari
3. Pemeriksaan darah
3.1 darah tepi lengkap (Hemoglobin, leukosit, hitung jenis, trombosit,
hematokrit, LED)
3.2 kadar albumin dan kolesterol plasma
3.3 kadar ureum, kreatinin
Prinsip terapi
Diitetik
Diit protein normal sesuai dengan RDA (recommended daily
allowances) yaitu 1,5-2 g/kgbb/hari. Diit rendah garam (1-2 g/hari)
hanya diperlukan selama anak menderita edema.
Diuretik
loop diuretic seperti furosemid 1-3 mg/kgbb/hari, bila perlu
dikombinasikan dengan spironolakton (antagonis aldosteron, diuretik
hemat kalium) 2-4 mg/kgbb/hari
Imunisasi
Semua anak dengan SN sangat dianjurkan untuk mendapat imunisasi
terhadap infeksi pneumokokus dan varisela
Kortikoseroid
Pada SN idiopatik, kortikosteroid merupakan pengobatan awal, kecuali
bila ada kontraindikasi. Jenis steroid yang diberikan adalah prednison
atau prednisolon
Tatalaksana SN dg kortikosteroid
BATASAN
Remisi. : proteinuria negatif atau trace (proteinuria < 4 mg/m2
LPB/jam) 3 hari berturut-turut dalam 1 minggu
Relaps. : proteinuria 2+ (proteinuria >40 mg/m2 LPB/jam) 3 hari
berturut-turut dalam 6bulan pertama.
Relaps jarang. : relaps kurang dari 2 x dalam 6 bulan pertama
setelah respons awal atau kurang dari 4 x per tahun pengamatan
Relaps sering. (frequent relaps): relaps 2 x dalam 6 bulan pertama
setelah respons awal atau 4 x dalam periode 1 tahun
Dependen steroid. : relaps 2 x berurutan pada saat dosis steroid
diturunkan (alternating) atau dalam 14 hari setelah pengobatan
dihentikan
Resisten steroid. : tidak terjadi remisi pada pengobatan prednison
dosis penuh (full dose) 2 mg/kgbb/hari selama 4 minggu.
Sensitif steroid. : remisi terjadi pada pemberian prednison dosis
penuh selama 4 minggu
Komplikasi
Syok hipovolemik karena penurunan volume
intravaskular
Perburukan pernafasan
(Trombosis vena) kemampuan koagulasi yang
berlebihan
Infeksi sekunder karena kadar immunoglobulin yang
rendah akibat hipoalbuminemia
Hipokalsemia
penggunaan steroid jangka panjang yang
menimbulkan osteoporosis dan osteopenia
kebocoran metabolit vitamin D
Terima kasih