Sari Pustaka Santi
Sari Pustaka Santi
Pembimbing
dr. H. Amir Rahman, Sp.B
Oleh :
Santi Nurfitriani
NPM : H1AP011004
PENDAHULUAN
ETIOLOGI
Clostridium tetani
gram positif dan
anaerob murni
berbentuk
batang yang
langsing
panjang 25 um
dan lebar 0,3
0,5 um
Spora seperti
raket squash
dan vegetatif.
PATOGENESIS
c. tetani
Masuk melalui
luka
Pelepasan
tetanolisin dan
tetanospasmin
Toksin masuk ke
badan sel
Toksin di
transportasikan
dalam axon dan
secara retrograd
ke dalam badan
sel di batang
otak dan saraf
spinal
terikat pada
ujung-ujung saraf
di seluruh tubuh
berdifusi keluar
dan akan masuk
dan
mempengaruhi
neuron di
dekatnya
Interneuron
inhibitor spinal
terpengaruh
gejala-gejala
tetanus
Tetanoplasmin terikat
dengan gangliosida GD1b
dan GT1b
Toksin masuk ke
aliran darah
MANIFESTASI KLINIS
Tetanus
lokal
Tetanus
sefalik
Tetanus
neonatoru
m
Tetanus
general
MANIFESTASI KLINIS
Masa inkubasi 3 hari sampai 4 minggu atau
lebih lama, rata-rata 8 hari.
Tetanus lokal
Jarang ditemukan.
Spasme dan peningkatan tonus otot
terbatas pada otot-otot di sekitar tempat
infeksi tanpa tanda-tanda sistemik.
Kontraksi dapat bertahan selama beberapa
minggu sebelum perlahan-lahan
menghilang.
Tetanus sefalik
Insiden sekitar (6%)
Bentuk khusus tetanus lokal yang
mempengaruhi otot-otot nervus
kranialis terutama di daerah wajah.
Dapat timbul setelah otitis media
kronik maupun cidera kepala (kulit
kepala, mata dan konjungtiva, wajah,
telinga, atau leher).
Tetanus general
Sekitar 80% kasus tetanus merupakan
tetanus general.
Trismus
Risus sardonikus
Opistotonus
Kejang otot akut
Overaktivitas saraf simpatis dan
otonom
Kesadaran tidak terganggu
Tetanus neonatorum
Disebabkan
proses
pertolongan
persalinan yang tidak steril seperti
perawatan bekas potongan tali pusat
yang tidak steril.
Rigiditas,
mulut mencucu seperti
mulut
ikan
(karpermond),
sulit
menelan ASI, iritabilitas dan spasme
merupakan gambaran khas tetanus
neonatoum.
DIAGNOSIS
Grade I
Trismus ringan hingga sedang, spastisitas general,
tidak ada distres pernapasan, tidak ada spasme
dan disfagia
Grade II
Trismus sedang, rigiditas yang tampak, spasme
ringan hingga sedang dengan durasi pendek,
takipnea 30 kali/menit, disfagia ringan.
Grade III
Trismus berat, spastisitas menyeluruh, spasme
spontan yang memanjang, distres pernapasan
dengan takipnea 40 kali/menit, apneic spell,
disfagia berat, takikardia 120 kali/menit.
Grade IV
Trismus berat, spastisitas menyeluruh, spasme
spontan yang memanjang, distres pernapasan
dengan takipnea 40 kali/menit, apneic spell,
disfagia berat, takikardia 120 kali/menit.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan umum terhadap
tetanus:
kontrol jalan napas dan
mempertahankan ventilasi yang
adekuat.
Ruang perawatan khusus yang sunyi
dan gelap.
Pasien harus diistirahatkan dengan
tenang
KOMPLIKASI
PENCEGAHAN
Ada 2 cara mencegah tetanus yaitu dengan
perawatan luka yang adekuat dan imunisasi aktif
dan pasif.
PROGNOSIS
Faktor yang mempengaruhi
mortalitas pasien tetanus adalah
masa inkubasi, periode awal
pengobatan, imunisasi, lokasi
fokus infeksi, penyakit lain yang
menyertai, beratnya penyakit dan
penyulit yang timbul
TINJAUAN PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
TERIMA KASIH