ATIKA AMELIA
H1AP09008
Pembimbing:
dr. Julian Famil, Sp.B
PENDAHULUAN
Kata
ANATOMI
Rektum panjangnya 15 20 cm
dan berbentuk huruf S.
Kanalis analis berasal dari
proktoderm yang merupakan
invaginasi ektoderm, sedangkan
rectum berasal dari entoderm.
perbedaan asal anus dan rektum
ini, maka pendarahan, persarafan,
serta aliran vena dan limfe
berbeda,
Rektum dilapisi oleh mukosa
glanduler usus, sedangkan kanalis
analis dilapisi oleh lanjutan epitel
berlapis gepeng kulit luar.
Kanalis
Vaskularisasi
1.
2.
3.
terdiri dari:
Arteri rectalis superior
memperdarahi mukosa
valvula anal
Arteri rectalis media
memperdarahi lapisan otot
rectum bagian bawah dan
canalis analis.
Arteri rectalis inferior
memperdarahi m.
sphincter ani, canalis
analis bagian bawah dan
kulit sekitar anus.
Vena
hemoroidalis superior
berasal
dari
pleksus
hemoroidalis internus dan
berjalan ke arah kranial ke
dalam
vena
mesenterika
inferior dan seterusnya melalui
vena lienalis ke vena porta.
Vena
hemoroidalis inferior
mengalirkan darah ke dalam
vena pudenda interna dan ke
dalam vena iliaka interna dan
sistem cava.
Pembesaran vena hemoroidalis
dapat menimbulkan keluhan
hemoroid.
DEFINISI
Pelebaran vena di dalam pleksus
hemoroidalis yang tidak
merupakan kelainan patologik.
Hanya apabila hemoroid
menyebabkan keluhan atau
penyulit, diperlukan tindakan.
ETIOLOGI
Konstipasi
Hemoroid
KLASIFIKASI
Eksterna
Hemoroid eksterna yang merupakan pelebaran dan
penonjolan pleksus hemoroid inferior yang terdapat
di sebelah distal linea dentata/garis mukokutan di
dalam jaringan di bawah epitel anus.
Hemoroid interna
pelebaran
pleksus vena
hemoroidalis superior di atas
linea
dentata/garis
mukokutan dan ditutupi oleh
mukosa.
Hemoroid
interna
ini
merupakan bantalan vaskuler
di dalam jaringan submukosa
pada rektum sebelah bawah.
Hemoroid interna terdapat
pada tiga posisi primer, yaitu
kanan depan (jam 7), kanan
belakang (jam 11), dan kiri
lateral (jam 3).
Derajat I
Tonjolan masih di lumen rektum, biasanya keluhan penderita
adalah perdarahan.
Derajat II
Tonjolan keluar dari anus waktu defekasi dan masuk sendiri
setelah selesai defekasi.
Derajat III
Tonjolan keluar waktu defekasi, harus didorong masuk setelah
defekasi selesai karena tidak dapat masuk sendiri.
Derajat IV
Tonjolan tidak dapat didorong masuk/inkarserasi.
Hemoroid Interna
Derajat
Berdarah
Menonjol
Reposisi
II
Spontan
III
Manual
IV
tetap
Tidak tetap
PATOFISIOLOGI
OBSTRUKSI VENA HEMOROIDALIS
TEKANAN INTRA ABDOMEN
ALIRAN BALIK VENA TERGANGGU
TEKANAN DI VENA
PELEBARAN VENA (HEMOROID)
ALIRAN DARAH BERUBAH
TROMBUS
MANIFESTASI KLINIS
Perdarahan
Anemia
Prolaps saat defekasi
Nyeri dan tidak nyaman
Pruritus ani
DIAGNOSIS
Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
.Inspeksi
Dilihat kulit di sekitar perineum dan dilihat adakah
tonjolan yang muncul.
.Palpasi dan rectal touche
- Pada pemeriksaan rectal touche, hemoroid interna
stadium awal tidak dapat diraba sebab tekanan vena di
dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak nyeri.
Hemoroid dapat diraba apabila sangat besar. Apabila
hemoroid sering prolaps, selaput lendir akan menebal.
- Pada sarung tangan dilihat apakah ada darah, lendir.
1.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Anoskopi
untuk melihat hemoroid interna yang tidak menonjol
keluar.
2. Pemeriksaan proktosigmoidoskopi
Proktosigmoidoskopi
perlu
dikerjakan
untuk
memastikan keluhan bukan disebabkan oleh proses
radang atau proses keganasan.
DIAGNOSIS BANDING
Karsinoma kolorektum
Penyakit divertikel
Polip
Kolitis ulserosa
TATALAKSANA
1.
a.
b.
c.
d.
e.
2. Terapi bedah
a.
Bedah konvensional
b.
Bedah laser
c.
Bedah stapler
REFERENSI
TERIMA KASIH