Anda di halaman 1dari 29

PENGELOLAAN DM PADA

PASIEN PUASA
Sinta Tri Ciptarini (H2A011042)

Diabetes Melitus
Diabetes

melitus merupakan
suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja
insulin, atau kedua-duanya.

Tujuan Penatalaksanaan DM
TUJUAN

Jangka pendek :
Hilangkan gejala
Rasa sehat/nyaman

Jangka panjang :
Cegah komplikasi
Kurangi angka kesakitan
dan kematian

Pilar penatalaksanaan DM :
Edukasi
Terapi gizi medis
Latihan jasmani
Intervensi farmakologis

Cara Mencapai Tujuan


Mengatur makan

Penyuluhan

Gerak badan

Obat-obatan

DM DAN PUASA

EFEK PUASA PADA INDIVIDU


NORMAL
Pada

orang normal dan diabetisi


yang gula darahnya tidak terlalu
tinggi :
Selama berpuasa, sumber energi
diperoleh dari cadangan gula dari
hati, cukup untuk puasa 12-16
jam. Kemudian bila puasa lebih
lama, baru digunakan cadangan
gula dari lemak dan otot.

Efek Puasa Pasien Diabetes


Pada

diabetisi yang gula


darahnya masih tinggi (>250 mg
%) : sumber energi dari hati tidak
mencukupi, sehingga lebih cepat
dipergunakan cadangan energi
dari lemak dan otot.

RISIKO PUASA PADA PASIEN DM


Hipoglikemia
Hiperglikemia
Ketoasidosis

diabetikum
Dehidrasi dan Trombosis

Penilaian Sebelum
Puasa

Penilaian kondisi fisik


Penilaian kontrol metabolik;
penyesuaian prosedur diet untuk
berpuasa dibulan Ramadhan;
penyesuaian regimen insulin dan dosis
obat;
anjuran untuk terus melakukan
aktivitas fisik yang baik, dan
identifikasi gejala dan tanda dehidrasi,
hipoglikemia, dan komplikasi lain yang
mungkin timbul.

Diabetisi aman berpuasa apabila


:
1.

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Kadar gula darah terkontrol ( GD puasa 80126 mg/dl, 2 jam setelah makan 80-180
mg/dl)
Tidak menggunakan suntikan insulin >2x
sehari
Faal hati/liver baik
Faal ginjal baik
Tak ada gangguan pembuluh darah otak
yang berat
Tak ada kelainan pembuluh darah jantung
Cadangan lemak tubuh cukup
Tak ada kelainan hormonal lain
Tidak demam tinggi

Diabetisi yg sebaiknya tidak


berpuasa :
Diabetisi

tipe 1 yang sulit terkendali


Diabetisi yg menggunakan suntikan
insulin >2x sehari
Diabetisi tipe 1 atau 2 yg GD nya tidak
terkendali
Diabetisi

yg pernah mengalami koma


ketoasidosis
Diabetisi yg sedang hamil
Diabetisi usia lanjut yg diperkirakan sulit
memahami komplikasi yg mungkin timbul

Diabetisi

yg pernah mengalami
>2x episode hipoglikemia/
hiperglikemia selama ramadhan
Diabetisi dg penyakit lain yg
berat (jantung, ginjal, lever,
darah tinggi )
Bila gula darah masih tinggi
tidak disarankan berpuasa

Yang perlu diperhatikan dalam


pengelolaan pasien diabetes yang
menjalankan puasa :
1. Tata laksana bersifat individual
2. Pemantauan teratur kadar glukosa
darah
3. Nutrisi tidak boleh berbeda dari
kebutuhan nutrisi harian
4. Olahraga tidak boleh berlebihan
5. Membatalkan puasa

Pengaturan Makan
Jumlah

energi (kalori) dari


makanan yg dibutuhkan pada
waktu puasa sama seperti bila
tidak puasa
Perlu pengaturan dan distribusi
makanan serta obat-obatan

Perencanaan makan :
Buka puasa : 50% kebutuhan
energi sehari
Sebelum sholat Maghrib :
Makanan ringan (10%)
Sesudah sholat Maghrib :
Makanan utama (40%)
Sesudah sholat Tarawih : Makanan
ringan (10%)
Sahur : Makanan utama (40%)

Makan

sahur sebaiknya
dilambatkan.
Melakukan aktivitas fisik seharihari dengan wajar seperti biasa.
Dianjurkan beristirahat setelah
sholat dzuhur (siang hari)

Pasien Terkendali dengan


Diet
Asupan

kalori dalam beberapa


porsi kecil daripada hanya satu
porsi besar
Kebutuhan cairan dicukupi untuk
mencegah risiko dehidrasi dan
risiko trombosis.

Pasien dalam Terapi Obat


Hipoglikemik Oral
Metformin
mengubah waktu mengonsumsi
obat dengan : 1/3 dosis diberikan
saat sahur dan 2/3 dosis saat
berbuka
Tiazolidinedion
Tidak diperlukan penyesuaian
dosis selama berpuasa Ramadhan

Sulfonilurea
1x sehari, sebelum sarapan
- Obat diminum 1x sehari pada
saat
berbuka puasa
- Dosis obat dikurangi

2x

sehari, sebelum sarapan & makan


petang
- Obat pertama yg biasa diminum
pagi
hari, dipindahkan diminum saat
berbuka puasa
- Obat ke-2 yg biasa diminum petang
dialihkan ke saat makan sahur dg
dosis
yg dikurangi

sehari, sebelum makan


- Obat pertama yg biasa diminum pagi
hari, dipindahkan diminum saat
berbuka
puasa
- Obat ke-2 yg biasa diminum petang
dialihkan ke saat makan sahur
- Obat ke-3 yg biasa diminum malam
hari
tidak diminum

3x

DPP-IV inhibitor
tidak

dikaitkan dengan kejadian


hipoglikemia sehingga aman
digunakan selama puasa
Ramadhan.
Tidak dibutuhkan penyesuaian
dosis namun risiko hipoglikemia
akan tinggi bila dikombinasikan
dengan sulfonilurea.

Glinid
Dapat digunakan dua kali sehari yaitu
pada saat sahur dan saat berbuka
puasa
Penghambat alfa glukosidase
Aman digunakan selama puasa
Ramadhan
Digunakan pada saat sahur dan pada
saat berbuka puasa.

Pasien dalam Terapi


Insulin
insulin

kerja panjang (misalnya, glargin dan


detemir)
mengurangi dosis sebesar 20% untuk
mengurangi risiko hipoglikemia
Diberikan saat makan besar saat berbuka puasa.
Insulin

kerja cepat preprandial tetap dapat


diberikan selama berpuasa, tanpa dosis siang
hari.
Insulin kerja campuran (premix), dosis pagi hari
diberikan pada saat berbuka dan setengah dosis
malam hari diberikan pada saat sahur.

Diabetisi tidak dianjurkan


berpuasa bila :
Dosis insulin yg digunakan cukup
besar
Menyuntik insulin 3-4 x sehari
Diabetisi dg suntikan insulin 1x
sehari, pagi
hari (Lantus, Levemir, Insulatard,
Humulin N)
Insulin disuntikkan sore hari
menjelang berbuka puasa

Diabetisi dg suntikan insulin 1x


sehari,
malam hari (Lantus, Levemir,
Insulatard, Humulin N)
Insulin tetap disuntikkan malam
hari seperti biasa

Diabetisi dg suntikan insulin 2x


sehari,
sebelum sarapan & sebelum
makan malam
(Mixtard 30/70,
Humulin 30/70 Novomix Humalog
Mix 25)
Insulin pagi disuntikkan sore hari
menjelang berbuka puasa, dosis
mungkin dikurangi 1/3 nya.
Insulin sore disuntikkan sebelum

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai