Anda di halaman 1dari 25

HUKUM PERDATA

Disusun oleh:
Kelompok 3
Abibah (115010069)
Vera Anggriyani (115010077)
M. Fahri Husaeni (115010178)
Julian SP (115010180)

HUKUM PERDATA
A. PERNGERTIAN HUKUM
PERDATA

Hukum Perdata adalah hukum yang


mengatur hubungan hukum antara orang
yang satu dengan orang yang lain di dalam
masyarakat yang menitikberatkan kepada
kepentingan perseorangan/pribadi.
Hukum Perdata
1. Hukum perdata tertulis KUHPdt
2. Hukum perdata tidak tertulis Hukum adat

B. HUKUM PERDATA DI
INDONESIA
Hukum perdata di indonesia dibedakan:
1. Hukum Pedata Materiil
Peraturan-peraturan hukum yang mengatur
hak-hak dan keajiban dalam bidang hukum
perdata. { Hukum pedata materiil inilah yang
lazim disebut hukum perdata saja}
2. Hukum Perdata Formil
Peaturan hukum yang mengatur tentang
bagaimana cara mempertahankan hukum
perdata materiil tersebut. {Hukum perdata
formil merupakan materi hukum acara
perdata}

H.Perdata di Indonesia masih bersifat Plural/


beraneka ragam.
Keanekaragaman ini berlangsung sejak kedatangan
orang belanda di indonesia.
Keanekaragaman hukum ini bersumber pada
ketentuan dalam pasal 163 IS (Indische
Staatsregeling) yang membagi penduduk hindia
belanda berdasarkan asalnya atas 3 golongan yaitu
golongan eropa, bumi putera, timur asing.
Hukum Perdata yang berlaku di Indonesia masih
menggunakan dasar hukum Pasal II Aturan Peralihan
UUD 1945.

C. HUKUM PERDATA DAN SISTEMATIKANYA

Menuut ilmu pengetahuan hukum, h. perdata materiil yang


ketentuannya mengatur tentang kepentingan peseorangan terdiri
dari :
1. Hukum Pribadi (Personenrecht)
Ketentuan hukum yang mengatur tentang hak dan kewajiban dan
kedudukannya dalam hukum.
2. Hukum Keluarga (Familierecht)
Hukum yang mengatur hubungan hukum yang timbul karena
hubungan keluarga seperti perkawinan,perceraian, hubungan orang
tua dan anak, perwalian, pengampunan (curatele).
3. Hukum Kekayaan ( Vermogensrecht)
Ketentuan hukum yang mengatur tentang hak-hak perolehan
seseorang dalam hubungannya dengan orang lain yang mempunyai
nilai uang.
4. Hukum Waris (Erfrecht)
Ketentuan hukum yang mengatur tentang cara pemindahan hak
milik seseorang yang meninggal dunia kepada yang berhak memiliki
selanjutnya.

SISTEMATIKA
H.PERDATA
Sistematika Hukum Perdata
terdiri dari 4 buku:
1. Buku I : mengatur
perihal orang (Van
Personen)
2. Buku II : mengatur
Perihal Benda (Van
Zaken)
3. Buku III : mengatur
Perihal Perikatan (Van
Verbintenissen)
4. Buku IV : mengatur
Perihal Bukti dan
Kadaluwarsa ( Van
Bewijsen Verjaring)

PENENPATAN KETENTUAN
H.PERDATA MATERIIL DI
DALAM KUHPdt

Hukum Pribadi dalam


buku 1 bab 1-3 dan
Buku III bab 9.
Hukum Keluarga di
dalam Buku I Bab 418.
Hukum Kekayaan
dalam Buku II Bab 1-2,
Bab 19-21 dan Buku III
Hukum Waris dalam
Buku II Bab 12-18

A. HUKUM PRIBADI (PERSONENRECHT)


Hukum Pribadi mengatur hak-hak dan kewajibankewajiban pribadi sebagai subjek hukum.
Pribadi yang diakui sebagai subjek hukum adalah
yang menurut hukum memiliki hak dan
kewajiban yang secara kodrati dimulai sejak
dilahirkan sampai meninggal dunia.
Setiap manusia sebagai subjek hukum dapat
melakukan perbuatan hukum yang dilakukan
oleh dirinya sendiri
Perbuatan hukum adalah perbuatan subjek hkum
yang akibatnya di atur oleh hukum.

Tidak semua setiap pribadi dianggap mampu/cakap


melaksanakan perbuatan hukum, maka akan
dilakukan oleh wali/pengampunya.
Menurut Pasal 1330 KUH Perdata golongan yang
tidak cakap hukum yakni
1. Orang yang belum dewasa
2. Pemabuk
3. Orang yang sakit ingatan,gila dan keborosan

Pribadi hukum ditimbulkan sebagai akibat:


1.Adanya suatu kebutuhan untuk
memenuhi kepentingan tertentu,atas
dasar kegiatan yang dilakukan bersama
2.Adanya tujuan ideal yang perlu dicapai
tanpa selalu tergantung kepada pribadi
secara perseorangan

B. HUKUM KELUARGA
1. KETURUNAN
Masalah keturunan menurut UU No.1 Thn 1974
Pasal 55 bahwa asal-usul seorang anak hanya
dapat dibuktikan dengan akta kelahiran yang
otentik, yang dikeluarkan oleh pejabat yang
berwenang.
Apabila akta kelahiran tidak ada, maka
pengadilan yang dapat mengeluarkan penetapan
tentang asal-usul anak.
Pasal 42 bahwa anak yang sah adalah anak
yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat
perkawinan yang sah. Seorang anak yang
dilahirkan di luar perkawinan hanya mempunyai
hubungan perdata dengan ibunya serta keluarga
ibunya. Ketentuan ini sebagai ketetapan untuk

2. KEKUASAAN
ORANG TUA

Masalah kekuasaan ortu ttg hak dan kewajiban yakni


Pasal 45 UU No.1 Thn 1974 bahwa kedua orang tua wajib
untuk memelihara dan mendidik anak-anak mereka
dengan sebaik-baiknya. Kewajiban itu berlaku sampai
anaknya menikah/dpt berdiri sendiri walaupun hubungan
h.perkawinan antara kedua ortunya telah putus.
Pasal 46, seorang anak yang belum mencapai usia 18
thn/blm pernah menikah, dirinya berada di kekuasaan ortu.
Ortu mewakili perbuatan hukum yg dilakukan,kecuali
perbuatan hukum yg memerlukan penyelesaian di
pengadilan.
Pasal 48, ortu tidak diperbolehkan/menggadaikan barangbarang tetap yang dimiliki anaknya yg belum berumur 18
thn/belum pernah melangsungkan perkawinan, kecuali
kepentingan anak itu menghendakinya

Salah seorang/kedua ortu dpt dicabut kekuasaannya


terhadap anak atas permintaan:
1. Orang tua yang lain (dalam perceraian)
2. Keluarga anak dalam garis lurus ke atas
3. saudara kandung yang telah dewasa
4. Pejabat yang berwenang dengan keputusan
pengadilan, karena:
a. sangat melalaikan kewajiban terhadap anak
b. berkelakuan buruk sekali
. Pasal 49, walaupun telah dicabut kekuasaannya,
maka ortu masih tetap berkewajiban untuk
memberi biaya pemeliharaan kepada anakanaknya.

3. PERWALIAN
Masalah perwalian diatur dlm Pasal 50-54 UU No.1 Thn
1974 bahwa seorang anak yg belum mencapai usia 18
thn/belm pernah menikah,yang tidak berada dibawah
kekuasaan ortu, berada dibawah kekuasaan wali.

Pasal 51 menyatakan :
a. Wali dpt ditunjuk oleh satu ortu sebelum ia meninggal
dunia dengan surat wasiat/lisan dihadapan dua orang
saksi.
b. Wali diambil dari keluarga anak/orang lain yang sudah
dewasa, berpikir sehat,adil,jujur dan berkelakuan baik.
c. Wali wajib mengurus anak yg dibawah penguasaannya
dan harta bendanya dengan menghormati agama dan
kepercayaan anak itu.
d. Wali wajib membuat daftar harta benda anak dibawah
kekuasaannya pada waktu memulai jabatannya dan
mencatat semua perubahan harta benda anakitu.
e. Wali bertanggung jawab atas harta benda serta

Kekuasaan wali dapat dicabut dengan keputusan


pengadilan,karena:
1. Sangat melalaikan kewajibannya
2. Berkelakuan buruk sekali

4. PENDEWASAAN/
(handlicting)

Suatu pernyataan bahwa seseorang yang


belum mencapai usia dewasa/untuk beberapa
hal tertentu dipersamakan kedudukan
hukumnya dengan seorang yang telah dewasa.
Misalnya dalam hal mengurus perusahaan.
Pendewasaan dapat diberikan atas keputusan
pengadilan bagi yang telah berusia 18 tahn

5. PENGAMPUAN
(CURATELE)
Yang termasuk dalam pengampuan adalah
1. Seseorang yg belum dewasa
2. Sakit ingatan /gila
3. Seseorang yang terlalu mengabaikan harta bendanya,
sebab kurang mampu mengurus kepentingan dirinya
Yang berhak meminta seseorang dibawah pengampuan
karena gila:
1. Setiap anggota keluaga
2. Suami atau istri
3. Jaksa, kalau orang itu dapat membahayakan umum

Yang berhak meminta pengampuan bagi


orang yang keborosan:
1. Anggota keluarga yang sangat dekat
2. Suami atau istri

Permintaan harus diajukan kepada pengadilan


Kedudukan seseorang dibawah pengampuan= seorang
yang belum dewasa
Seorang karena keborosan masih dapat membuat surat
wasiat serta menikah.

5. PERKAWINAN
Masalah perkawinan diatur dalam UU No.1 Thn 1974
dilaksanakan dgn Peraturan Pemerintah NO.9 Thn
1975.
Perkawinan dikatakan sah apabila memenuhi syarat
Pasal 2:
1. Ayat 1 : Perkawinan adalah sah apabila dilakukan
menurut hukum masing-masing agamanya dan
kepercayaannya itu
2. Ayat 2 : Tiap perkawinan dicatat menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Asas perkawinan di Indonesia adalah Monogami yaitu


seorang pria hanya boleh mempunyai seorang istri dan
seorang wanita hanya boleh mempunyai seorang suami.
Pria yang akan menikah lagi, maka pernikahan harus
mempunyai alasan yang kuat dan mendapat izin dari
istrinya. Hal ini tidak berlaku bagi pegawai negeri
dengan adanya Peraturan Pemerintah No. 10 Thn 1983.

Syarat usia perkawinan menurut pasal 7 UU No.1 Thn


1974:
1. Pihak pria sudah mencapai usia 19 thn dan wanita
sudah mencapai usia 16 thn.
2. Penyimpangan dari ketentuan itu harus mendapat
dispensasi pengadilan/pejabat lain yang ditunjuk
oleh kedua ortu para pihak.
3. Kalau ortunya telah meninggal, keluarga trdekat dari
garis keturunan ke atas yg meminta dispensasnya.

Pasal 1 UU No.1 Thn 1974 bahwa perkawinan merupakan suatu


ikatan lahir batin antara pria dan wanita dalam membentuk suatu
rumah tangga.
Perkawinan dapat putus, karena:
1. Kematian ( suatu proses terakhir dalam melakukan kodrat
manusia)
2. Perceraian (Putus karna perceraian dan keputusan pengadilan
merupakan suatu sebab yang dicari-cari).

Pasal 57 UU NO.1 Thn 1974 menyatakan


tentang perkawinan campuran. Dalam pasal ini
membedakan adanya hukum yang berbeda
karena berbeda kewarganegaraan.
Syarat perkawinan campuran sama dengan
perkawinan biasa. Hanya saja, kedudukan
kewarganegaraannya akan dapat berubah
seperti yang ditetapkan dalam UU
Kewarganegaraan Nomor 62 Tahun 1958.

C. HUKUM KEKAYAAN
Merupakan ketentuan-ketentuan yang mengatur mengenai
hubungan antara subjek hukum dan objek hukm dalam suatu
peristiwa hukum.
Objek hukum yaitu benda (zaak) ialah segala sesuatu yang
menjadi bagian dari keadaan yang dapat di kuasai dan
mempunyai nilai uang.
Ruang lingkup hukum kekayaan terdiri dari hukum benda dan
hukum perikatan
1. HUKUM
BENDA

Ketentuan yang mengatur mengenai


hal yang diartikan dengan benda.
Hukum perdata Eropa, perbedaan
benda dalam beberapa macam yakni:

a. Benda yang dapat diganti dan benda yang tidak dapat diganti.
b. Benda yang dapat diperdagangkan dan benda yang tidak
dapat diperdagangkan.
c. Benda yang dapat dibagi dan benda yang tidak dapat dibagi.
d. Benda bergerak dan benda tidak bergerak (tetap).

Yang dimaksud dengan benda meliputi:


a.
benda berwujud yang tidak bergerak (misalnya
tanah, bangunan dan kapal dengan berat tertentu);
b. benda berwujud yang bergerak, yaitu benda
berwujud lainnya selain yang dianggap sebagai
benda berwujud tidak bergerak; dan
c. benda tidak berwujud (misalnya hak tagih atau
piutang).
Khusus untuk bagian tanah, sebagian ketentuanketentuannya telah dinyatakan tidak berlaku dengan di
undangkannya UU nomor 5 tahun 1960 tentang agraria.
Begitu pula bagian mengenai penjaminan dengan

2. HUKUM
PERIKATAN

Ketentuan yang mengatur hak dan kewajiban


subjek hukum dalam tindakan hukum kekayaan.
Hukum perdata Eropa mengenal adanya perikatan
yang ditimbulkan karena undang-undang dan
perikatan yang ditimbulkan karena perjanjian.
Setiap orang dapat mengadakan perjanjian, asalkan
memenuhi syarat yang ditetapkan dalam Pasal 1320
KUH Perdata. Syarat-syarat itu antara lain:

a. Kata sepakat antara mereka yang mengikatkan


dirinya
b. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan
c. Suatu hal tertentu
d. Suatu sebab yang halal

D. HUKUM WARIS
Merupakan ketentuan yang mengatur nasib
kekayaan orang setelah pemiliknya
meninggal dunia.
Orang yang meninggal dunia dan
meninggalkan harta warisan dinamakan
pewaris.
Orang yang berhak menerima harta
peninggalan dinamakan ahli waris. Orang
1. Keluarga sedarah yang beragama islam
yg berhak itu terdiri dari:
2. Perkawinan yang sah menurut hukum islam
3. Ada hubungan kesamaan agama islam
(kalau 1 dan 2 tidak ada)

Hukum waris eropa mengenal adanya dua


macam waris, yaitu:
1. Hukum waris tanpa
wasiat (abintestato)

Mengatur tentang
penerimaan warisan
dari seseorang yang
meninggal dunia yang
tidak mengadakan
ketentuan-ketentuan
mengenai kekayaan.

2. Hukum waris wasiat


(testamen)

Mengatur
bagaimana cara
membuat wasiat
bagi seseorang
sebelum
meninggal dunia
dan akibat-akibat
hukum dari
pembuatan
wasiat itu.

Ada empat jenis wasiat:


1. Wasiat umum ialah surat wasiat yang dibuat
dihadapan seorang notaris dan dihadiri oleh dua
orang sanksi. Wasiat umum ini sifatnya autentik
dan sejak selesainya dibuat sampai pembuat
meninggal dunia wasiat itu disimpan di kantor
notaris.
2. Wasiat olographie ialah surat wasiat yang ditulis
sendiri kemudian disimpan di kantor notaris
sampai pembuatnya meninggal dunia.
3. Wasiat rahasia ialah surat wasiat yang dibuat
sendiri atau orang lain dan disegel, kemudian
disimpan di kantor notaris sampai pembuatnya
meninggal dunia.
4. Codisil ialah suatu akta di bawah tangan yang
isinya kurang penting dan merupakan pesan

Garis kekeluargaan untuk menetapkan


warisan dapat dibedakan menjadi:

a. Garis menegak (line), ialah garis


kekeluargaan langsung satu sama lain
misalnya bapak, kakek-kakek bapak
anak cucu dihitung menurun, kalau
sebaliknya dihitung menanjak.
b. Garis mendatar (zijlinie), ialah garis
kekeluargaan tak langsung satu sama
lain, misalnya paman, bapak paman
keponakan dan seterusnya.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai