Anda di halaman 1dari 32

medi

GANGGUAN PANIK
ETIOLOGI
Biologik
Abnormalitas struktur dan fungsi otak
Gangguan fungsi serotonin, GABA,
dan norepinefrin
Peningkatan tonus simpatetik dalam
sistem otonomik
Respon terhadap rasa takut yg
ditampilkan dari amigdala, korteks
prefrontal dan hippokampus.

Genetik
Psikososial
Pola ansietas akan sosialisasi masa
kanak, hub. Dengan orang tua tidak
mendukung, perasaan tertangkap
atau terjebak
Ada kesulitan mengendalikan rasa
marah
Teori kelekatan (attachment) =
perpisahan dan kelekatan merupakan
sesuatu yang mutually exclusive
kehilangan rasa aman dan kehilangan
kebebasan.

PERJALANAN PENYAKIT
Umumnya mulai pada akhir
masa remaja, awal masa dewasa
atau usia pertengahan
Tidak ditemukan stresor saat
awitan
Kronis dan bervariasi
Serangan pertama atau kedua
sering diabaikan dan baru
disadari setelah frekuensi dan
intensitas bertambah
Dapat dipacu oleh konsumsi
kafein dan nikotin yang
berlebihan
Sering disertai depresi,
perubahan perilaku, perubahan
interaksi keluarga, hasil
akademis dan pekerjaan
memburuk.

TANDA DAN GEJALA


Serangan panik berulang,
spontan, tidak terduga, disertai
gejala otonomik yang kuat (kv
dan respi)
Sering dimulai selama 10 menit
dan gejala meningkat cepat
mirip gangguan jantung = rasa
nyeri dada, berdebar, keringat
dingin, tercekik
Kondisi berulang buat penderita
jadi sangat khawatir bahwa dia
akan mengalami lagi keadaan
tersebut = anticipatory anxiety
berusaha cari pertolongan ke
rumah2 sakit
Pernafasan cepat dan pendek =
suffocation false alarm
Gejala mental = rasa takut
yang hebat dan ancaman
kematian atau bencana
Pemeriksaan status mental =
ruminasi, kesulitan biccara

DIAGNOSIS PPDGJ III

Terjadi serangan berat


ansietas otonomik
selama periode 1 bulan
Pada keadaan yg
sebenarnya secara
objektif tidak berbahaya
Tidak terbatas hanya
pada situasi yang telah
diketahui atau dapat
diduga sebelumnya
Keadaan relatif bebas
gejala ansietas dalam
peroiode antara serangn
panik.

GANGGUAN PANIK

GANGGUAN PANIK
DIAGNOSIS BANDING

TATALAKSANA

Bagian dari gangguan fobik


Serangan panik sekunder
dari gangguan depresi

Farmakoterapi

PREVENSI

Primer = waspada apabila


di keluarga ada yang
mengalami
Sekunder (pernah
mengalami serangan
panik) = latihan relaksasi
secara teratur dan terus
menerus, datang konsultasi
sampai dinyatakan sembuh
oleh dokter.

SSRI (serotonine selective


reuptake inhibitors)
Sertralin, fluoksetiin,
fluvoksamin, escitalopram.

Alpazolam = awitan kerja


cepat.

Psikoterapi
Terapi relaksasi = melatih
pernafasan, mengendurkan
seluruh otot tubuh, dan
mensugesti pikiran ke arah
konstruktif atau diinginkan
akan dicapai
Terapi kognitif perilaku =
bentuk kembali pola perilaku
(daftar pengalaman)
Psikoterapi dinamik = diajak
untuk lebih ,memahami diri
dan pribadinya

FOBIA
Ketakutan irasional yg jelas,
menetap, dan berlebihan terhadap
suatu objek spesifik, keadaan atau
situasi.
Dibedakan jadi 3 jenis berdasarkan
jenis objek atau situasi ketakutan =
agorafobia, fobia spesifik, dan
fobia sosial

ETIOLOGI
Biologis = disfungsi
dopaminergik pada fobia sosial
Genetik
Psikososial = stresor
lingkungan

TANDA DAN GEJALA


AGORAFOBIA
Hindari situasi pada saat sulit
mendapatkan bantuan
Suka ditemani
Ketakutan akan jadi gila

FOBIA SPESIFIK
Ketakutan yg jelas dan menetap
dan tak beralasan pada objek atau
situasi spesifik dan terbagi dalam
tipe:
Hewan, lingkungan, darah, injeksi,
luka, situasional

FOBIA SOSIAL
Ketakutan terhadap situasi sosial
atau tampil didepan orang yg
belum dikenal/ situasi yg
memungkinkan dia dinilai oleh
orang lain/ menjadi pusat perhatian
Fobia sosial terbatas (performance
anxiety) dan fobia sosial
menyeluruh

PPDGJ III
FOBIA
AGORAFOBIA
Semua kriteria harus dipenuhi:
Gejala psikologis, perilaku
atau otonomik yg timbul
harus merupakan manifestasi
primer dari anxietasnya dan
bukan sekunder dari gejala
lain seperti waham atau
pikiran obsesif
Anxietas yg timbul terbatas
pada setidaknya dua dari
situasi berikut:
Banyak orang/ keramaian,
tempat umum, berpergian keluar
rumah, dan berpergian sendiri

Menghindari situasi fobik


harus atau sudah merupakan
gejala yang menonjol (house
bound)

FOBIA SOSIAL

Semua kriteria harus dipenuhi:


Gejala psikologis, perilaku
atau otonomik yg timbul
harus merupakan
manifestasi primer dari
anxietasnya dan bukan
sekunder dari gejala lain
seperti waham atau pikiran
obsesif
Anxietas harus mendominasi
atau terbatas pada situsasi
sosial tertentu (outside
family circle)
Menghindari situasi fobik
harus atau sudah merupakan
gejala yang muncul

PPDGJ III
FOBIA
FOBIA SPESIFIK

Semua kriteria harus dipenuhi:


Gejala psikologis, perilaku
atau otonomik yg timbul
harus merupakan
manifestasi primer dari
anxietasnya dan bukan
sekunder dari gejala lain
seperti waham atau pikiran
obsesif
Anxietas harus terbatas
pada adanya objek atau
situasi fobik tertentu (highly
spesific situations)
Situasi fobik tersebut
sedapat mungkin
dihindarinya

TATALAKSANA

Psikologik:
Terapi pemaparan
(exposure), imaginal
exposure, participennt
modelling
Psikoterapi berorientasi
tilikan
Hypnotherapy, psikoterapi
suportif, terapi keluarga

Farmakoterapi:
SSRi = terutama untuk
fobia sosial umum
Benzodiazepine,
venlafaxine, buspirone,
MAOI, antagonis badrenergik reseptor = dpt
diberikan 1 jam sebelum
terpapar dengan stimulus
fobia

GANGGUAN CEMAS
Kecemasan sebagai struktur kognitif-afektif yang melibatkan
emosi negatif tinggi yang tidak terkontrol, fokus diri dan
keasyikan diri.
Gangguan cemas menyeluruh merupakan salah satu jenis
gangguan kecemasan dengan karakteristik kekhawatiran yang
tidak dapat dikuasai dan menetap, biasanya terhadap hal-hal
yang sepele/ tidak utama.
GEJALA-GEJALA GANGGUAN CEMAS :

Ketegangan motorik : kedutan otot/gemetar, otot tegang/kaku, tidak


bisa diam, mudah lelah.
Hiperaktivitas otonomik : nafas pendek/berat, jantung berdebar-debar,
telapak tangan basah/dingin, mulut kering, kepala pusing/melayang,
mual,mencret, muka panas & badan menggigil, BAK sering.
Kewaspadaan berlebihan dan penangkapan berkurang : perasaan peka,
mudah kaget, sulit konsentrasi, sukar tidur, mudah tersinggung.

ETIOLOGI & PSIKOPATOLOGI


Respon terhadap stimuli lingkungan keluarga
Teori biologis : stimulus sistem saraf otonom, neurotransmitter
(NE,serotonin, dan gamma-aminobutyric acid)
Neurosis gangguan kejiwaan yang muncul akibat dari
ketidakmampuan ego menahan dorongan ide dalam dirinya.
fenomena gunung es
Hal ini mengakibatkan pasien mengembangkan mekanisme
pertahanan diri, seperti :
Represi : upaya ego menekan pengalaman yang tidak menyenangkan dan
dirasakan mengancam, masuk ke dalam alam ketidaksadaran agar tidak
mengganggu ego lagi, namun pengalaman itu masih punya pengaruh tidak
langsung terhadap tingkah laku si individu.
Rasionalisasi : upaya ego untuk melakukan penalaran terhadap dorongan ide
yang dilarang tampil oleh superego, shg perbuatannya dapat diterima.
Kompensasi : upaya ego menutupi kelemahan yang ada, dgn membuat prestasi

Menurut pandangan humanis eksternal pusat kecemasan adalah


konsep diri, yang terjadi sehubungan dengan adanya gap antara
konsep diri sesungguhnya dan diri yang diinginkan.
Individu neurotis/ yang mengalami gangguan kecemasan adalah
individu yang gagal menjadi diri sendiri krn mengembangkan konsep
diri yang palsu.

GANGGUAN CEMAS
MENYELURUH
Diagnostik (PPDGJ III):
Penderita menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang
berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai
bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan
situasi khusus tertentu saja (sifatnya free floating atau
mengambang)
Gejala mencakup unsur-unsur berikut :

Kecemasan khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk,


sulit konsentrasi,dsb)
Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai)
Overaktivitas otonomik(kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebardebar, sesak napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dsb)

Adanya gejala lain yang sifatnya sementara (beberapa


khususnya depresi, x batalkan diagnosis utama, selama
memenuhi kriteria lengkap diagnosis depresi, ggn anxietas
gangguan panik, gangguan obsesif-kompulsif.
Pada anak perlu ditenangkan berlebihan + keluhan somatik
menonjol.

hari),
tidak
fobik,
yang

GANGGUAN CEMAS
MENYELURUH
Penanganan :
Terapi psikologis
(psikoterapi) hubungan
pasien dokter yang baik,
sehingga dapat membantu
mengurangi farmakoterapi
yang tidak dibutuhkan.
Farmakoterapi
Venlafaksin XR
Benzodiazepin sebelum tidur
Pasien dgn gejala otonomik
akan membaik dengan beta
bloker (propanolol 80-160
mg/hari)

Prognosis :
Sukar diperkirakan
Hal negatif
meningkatkan
kemungkinan
terjadinya
gangguan

GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS


DAN DEPRESI
DIAGNOSTIK :

Terdapat gejala anxietas maupun depresi, dimana masingmasing menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk
menegakkan diagnosis tersendiri. Untuk anxietas, beberapa
gejala otonomik harus ditemukan walaupun tidak terusmenerus, disamping rasa cemas atau kekhawatiran berlebihan.
Bila ditemukan anxietas berat + depresi ringan, dipertimbangkan
kategori anxietas lain atau gangguan anxietas fobik.
Bila ditemukan sindrom depresi dan anxietas cukup berat untuk
menegakkan masing-masing diagnosis, maka kedua diagnosis
harus dikemukakan, dan diagnosis gangguan campuran tidak
dapat digunakan. Jika karena suatu hal hanya dapat dikemukakan
1 diagnosis, maka gangguan depresif harus diutamakan.
Bila gejala berkaitan dengan stres kehidupan yang jelas, maka
dikategorikan sebagai gangguan penyesuaian.

GANGGUAN OBSESIFKOMPULSIF
Gejala obsesif dan atau kompulsif, harus ada hampir
setiap hari selama sedikitnya dua minggu berturutturut sumber penderitaan / mengganggu aktifitas
penderita.
Gejala gejala obsesif :
Harus disadari sebagai pikiran / impuls diri sendiri.
Sedikitnya ada satu pikiran / tindakan yang tidak berhasil
dilawan.
Pikiran untuk melakukan tindakan tersebut bukan hal yang
memberikan kepuasan / kesenangan. Hal itu dilakukan agar
timbul perasaan lega dari ketegangan atau anxietas.
Gagasan, bayangan pikiran, atau impuls harus mengalami
pengulangan yang tidak menyenangkan.

GANGGUAN OBSESIFKOMPULSIF
Penderita obsesif- kompulsif juga
sering menunjukkan gejala depresif.
Diagnosis ditegakkan apabila tidak
ada gangguan depresif pada saat
gejala obsesif-kompulsif timbul.
Bila kedua gejala tidak ada yang
menonjol, lebih baik mengganggap
depresi sebagai diagnosis primer.

GANGGUAN OBSESIFKOMPULSIF
Predominan pikiran obsesif atau pengulangan
Berupa : gagasan , bayangan pikiran, atau impuls (dorongan
perbuatan) bersifat mengganggu.
Isi pikiran bisa berbeda-beda tetapi semua menyebabkan penderitaan.

Predominan tindakan kompulsif


Berkaitan dengan : kebersihan (mencuci tangan), memeriksa berulang
untuk meyakinkan bahwa suatu situasi yang berpotensi bahaya tidak
terjadi, masalah kerapihan dan keteraturan. dilatar belakangi
perasaan takut terhadap bahaya yang mengancam dirinya dan
tindakan ritual merupakan ikhtiar simbolik dan tidak efektif untuk
menghindari bahaya.
Tindakan ritual kompulsif menyita banyak waktu (jam-hari) dan
kadang berkaitan dengan ketidakmampuan mengambil keputusan dan
kelambanan.

Campuran pikiran dan tindakan obsesif


Digunakan apabila kedua keluhan obsesif-kompulsif sama-sama
menonjol

REAKSI TERHADAP STRESS BERAT &


GANGGUAN PENYESUAIAN
Gangguan ini merupakan konsekuensi
langsung dari stres akut yang
berat/trauma berkelanjutan dan dianggap
sebagai respon maladaptif, dimana
mekanisme penyesuaian tidak berhasil
mengatasinya timbul masalah sosial.
Faktor pencetus :
Stres kehidupan luarbiasa reaksi stres akut
Perubahan penting dalam kehidupan situasi
tidak nyaman gangguan penyesuaian

REAKSI TERHADAP STRESS BERAT &


GANGGUAN PENYESUAIAN
1. Reaksi stress akut
Ada kaitan waktu kejadian / stressor dengan onset dari gejala,
biasa setelah beberapa menit / segera setelah kejadian.
Ada gejala :
Gejala campuran berubah-ubah; selain gejala permulaan berupa
keadaan terpaku, semua hal berikut dapat terlihat : depresi, anxietas,
kemarahan, kecewa, overaktivitas dan penarikan diri. (tidak
mendominasi dalam waktu lama)
Pada kasus yang stresor nya dapat dihilangkan gejala dapat
menghilang dengan cepat (bbrp jam); dalam hal dimana stress
menjadi berkelanjutan / tidak dapat dialihkan, gejala biasanya mereda
setelah 24-48 jam dan menghilang setelah 3 hari.
Diagnosis tidak boleh dipakai untuk keadaan kekambuhan mendadak
dari gejala pada individu yang sudah menunjukkan gangguan psikiatrik
lainnya.

REAKSI TERHADAP STRESS BERAT &


GANGGUAN PENYESUAIAN
2. Gangguan stress pasca trauma
Ditegakkan apabila gangguan timbul dalam kurun waktu 6 bulan setelah kejadian
traumatik berat
Bayang-bayang / mimpi dari kejadian traumatik secara berulang-ulang kembali.
Gangguan otonomik, afek dan kelainan tingkah laku semuanya dapat mewarnai
diagnosis tetapi tidak khas
3. Gangguan penyesuaian
Diagnosis tergantung pada evaluasi terhadap lingkungan antara
Bentuk, isi, dan beratnya gejala;
Riwayat sebelumnya dan corak kepribadian
Kejadian, situasi yang stressful / krisis kehidupan

Faktor ketiga harus jelas dan bukti kuat bahwa gangguan tsb tidak akan terjadi
seandainya tidak mengalami hal tersebut.
Manifestasi dari gangguan bervariasi, dan mencakup afek, depresif, anxietas,
campuran anxietas-depresif, gangguan tingkah laku, disertai adanya disabilitas
dalam kegiatan rutin sehari-hari
Onset dalam 1 bulan setelah terjadinya kejadian yang stressfull dan gejala
biasanya tidak bertahan melebihi 6 bulan , kecuali depresif berkepanjangan.

GANGGUAN SOMATOFORM
Keluhan gejala fisik yg berulang-ulang disertai
pemeriksaan medik yg tidak mendapatkan
kelainan yg mendasari keluhan.
Dapat ditemukan gejala-gejala anxietas dan
depresi
Terbagi:
Ggg somatisasi
Ggg somatoform tak terinci
Ggg hipokondrik
Disfungsi otonomik somatoform
Ggg nyeri somatoform menetap

Gangguan Somatisasi
Kelainan keluhan fisik bermacammacam paling sedikit 2 tahun
Tidak mau menerima penjelasan dari
beberapa dokter
Disabilitas dalam fungsinya di
masyarakat dan keluarga

Gangguan Somatoform Tak


Terinci
Keluhan-keluhan fisik multipel,
bervariasi dan menetap tetapi tidak
khas dan tidak lengkap
Penyebab psikologis belum jelas

Gangguan Hipokondrik
Sekurangnya 1 keyakinan penyakit
fisik yang serius yang mendasari
keluhan ataupun ada preokupasi
yang menetap tentang deformitas
atau perubahan bentuk badan (tidak
sampai waham)
Tidak mau menerima nasehat dari
beberapa dokter bahwa tidak
ditemukan penyakit atau
abnormalitas fisik

Disfungsi Otonomik
Ada gejala bangkittan otonomik seperti palpitasi,
berkeringat, tremor, muka panas/flushing, yang
menetap dan mengganggu
Gejala subjektif tambahan pada sistem atau
organ tertentu (khas)
Preokupasi mengenai kemungkinan adanya
gangguan yang serius dari sistem atau organ
tertentu
Tidak terbukti adanya gangguan yang cukup
berarti pada struktur/fungsi dari sistem atau
organ tertentu

Gangguan Nyeri Somatoform


Menetap
Keluhan nyeri berat, menyiksa dan
menetap dan tidak dapat dijelaskan
Nyeri timbul dengan adanya konflik
emosional atau masalah psikososial
Dampaknya meningkatkan perhatian
dan dukungan medis maupun
personal kepada yang bersangkutan

GANGGUAN DISOSIATIF (KONVERSI)


Gejala utamanya: kehilangan sebagian atau
seluruh integrasi normal (dibawah kendali
kesadaran)
Ingatan masa lalu
Kesadaran indentitas atau penginderaan segera
Kontrol terhadap gerakan tubuh

Dapat berlangsung jam sampai hari


Diagnosis (harus ada):
Gambaran klinis tiap jenis gangguan
Tidak ada gangguan fisik
Ada bukti gangguan psikologis seperti kejadian
stressful atau hub. Interpersonal yang terganggu

Amnesia Disosiatif
Hilangnya daya ingat, biasanya kejadian
penting yang baru terjadi (selektif)
Diagnosis pasti:
Amesia total atau parsial mengenai kejadian
stressful yang baru terjadi
Tidak ada gangguan metal organik, intoksikasi,
kelelahan berlebihan

Harus bedakan dengan amnesia buatan yang


biasanya berhubungan dengan keuangan,
bahaya kematian dalam peperangan,
hukuman penjara/mati

Fugue Disosiatif
Diagnosis pasti:
Ada ciri amnesia disosiatif
Melakukan perjalanan tertentu diluar
kebiasaan
Mampu mengurus diri yang dasar dan
dapat berinteraksi sosial sederhana
dengan orang baru

Harus dibedakan dengan postictal


fugue yang terjadi setelah epilepsi
lobus temporalis

Stupor Disosiatif
Diagnosis pasti:
Stupor berkurangnya atau hilangnya
gerakan volunter dan respon normal
terhadap rangsangan dari luar
Tidak ada gangguan fisik atau gangguan
jiwa yang dapat menjelaskan stupor
Adanya kejadian baru yang stressful

Harus dibedakan dengan stupor


katatonik dan stupor depresif/manik

Gangguan Motorik Disosiatif


Bentuk umum tidak mampu
menggerakkan seluruh atau
sebagian dari anggota gerak
Sering digambarkan gangguan fisik
yang berbeda dengan prinsip
fisiologis atau anatomi

Konvulsi Disosiatif
Nama lain pseudo seizure
Sangat mirip dengan kejang epileptik
Jarang disertai dengan lidah tergigit,
luka serius karena jatuh saat
serangan, ngompol
Tidak dijumpai kehilangan kesadaran
(stupor/trans)

GANGGUAN STRES PASCA


TRAUMA
Timbul kurung waktu 6 bulan setelah
kejadian traumatik
Ada bayang-bayang atau mimpi dari
kejadian traumatik secara berulangulang kembali (flashback)
Gangguan afek, otonomik, dan
kelainan tingkah laku

TRIKOTILOMANIA
Kerontokan rambut kepala yang tampak jelas
(noticeable) karena kegagalan menahan diri
terhadap impuls dalam mencabut rambut
Biasanya didahului dengan ketegangan yang
meningkat dan diikuti kelegaan/kepuasan
setelah mencabut
Tidak boleh ada peradangan kulit kepala
sebelumnya atau mencabut rambut karena
halusinasi/waham. Tidak termasuk pada
gangguan gerakan stereotipi dalam mencabut
rambut

Anda mungkin juga menyukai