Anda di halaman 1dari 30

SOSIALISASI

PP NOMOR 88 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN


PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN
PERMUKIMAN
(Dalam Rangka Dekonsentrasi Perencanaan Bidang Perumahan Tahun 2015)

DIREKTORAT JENDERAL PENYEDIAAN PERUMAHAN


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KONDISI SAAT INI...[1]

BACKLOG 15 JT UNIT RUMAH

Masyarakat tinggal
di rumah tidak layak huni
2

KONDISI SAAT INI...[2]


Banyak rumah susun yang
telah menjadi kumuh kembali
perlu ditingkatkan kualitasnya

KONDISI SAAT INI...[3]

BANYAK TANAH WAKAF


YANG TIDUR

KONDISI SAAT INI...[4]

Banyak aset tanah BMN/BMD


yang tidur

KONDISI SAAT INI...[5]


Dapat
dipergunakan
untuk rumah MBR

KONDISI SAAT INI...[6]

DIPERLUKAN :

Optimalisasi Peran Serta Pemerintah


Provinsi dan Kabupaten / Kota dalam
memenuhi
kebutuhan
rumah bagi MBR

Melalui Pembinaan

OPTIMALISASI PEMBINAAN
BACKLOG
15
JT
UNIT
RUMAH

Pasal 28H UUD


1945, setiap orang
berhak hidup
sejahtera lahir dan
batin, bertempat
tinggal, dan
mendapatkan
lingkungan hidup
yang baik dan sehat.
Amanat
UU 1/ 2011 Pasal
11 dan
UU 20/2011 Pasal
12

PEMBINAAN
Negara bertanggung jawab atas
penyelenggaraan
perumahan
dan kawasan permukiman yang
pembinaannya dilaksanakan
oleh pemerintah.
DI TINGKAT PUSAT OLEH
MENTERI
DI TINGKAT PROVINSI OLEH
GUBERNUR
DI TINGKAT KABUPATEN KOTA
OLEH BUPATI/WALIKOTA
Pelaksanaannya secara
berjenjang

Meliputi aspek
Perencanaan;
Pengaturan;
Pengendalian; dan
Pengawasan

Pembinaan
dilaksanakan
dengan cara:
koordinasi;
sosialisasi
peraturan
perundangundangan;
pemberian
bimbingan,
supervisi dan
konsultasi;
pendidikan dan
pelatihan;
penelitian dan
pengembangan;
pendampingan
dan
pemberdayaan;
dan/atau
pengembangan
sistem layanan
informasi dan
komunikasi.

PASAL-PASAL AMANAT UU 11/2011 KEPADA PEMDA...[1]


Pasal 21
Rumah umum mendapatkan kemudahan dan/atau bantuan dari Pemerintah dan/atau
pemerintah daerah.
Rumah swadaya dapat memperoleh bantuan dan kemudahan dari Pemerintah
dan/atau pemerintah daerah.
Rumah khusus dan rumah negara disediakan oleh Pemerintah dan/atau pemerintah
daerah.
Pasal 28
(2) Perencanaan prasarana, sarana, dan utilitas umum yang telah memenuhi
persyaratan wajib mendapat pengesahan dari pemerintah daerah.

Pasal 36
(2) Pembangunan rumah umum harus mempunyai akses menuju pusat pelayanan
atau tempat kerja.
(3) Kemudahan akses diatur dengan peraturan daerah.
Pasal 38
(3) Pembangunan rumah (tunggal, deret, dan susun) dapat dilakukan oleh setiap
orang, Pemerintah, dan/atau pemerintah daerah.
Pasal 39
(2) Pembangunan rumah khusus dan rumah negara dibiayai melalui anggaran
pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja
daerah.

PASAL-PASAL AMANAT UU 11/2011 KEPADA PEMDA...[2]


Pasal 47
(1) Pembangunan prasarana, sarana,dan utilitas umum perumahan dilakukan oleh Pemerintah,
pemerintah daerah, dan/atau setiap orang.
Pasal 49
(3) Ketentuan mengenai pemanfaatan rumah diatur dengan peraturan daerah.
Pasal 60
(2) Penyelenggaraan pengembangan lingkungan hunian perkotaan, pembangunan lingkungan
hunian baru perkotaan, dan pembangunan kembali lingkungan hunian perkotaan dilakukan oleh
pemerintah daerah.
(3) dalam penyelenggaraan pengembangan hunian perkotaan Pemerintah daerah dapat
membentuk atau menunjuk badan hukum.
(4) Pembentukan atau penunjukan badan hukum ditetapkan oleh bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya.
(5) Khusus untuk wilayah DKI Jakarta, pembentukan atau penunjukan badan hukum ditetapkan oleh
gubernur.
Pasal 66
Lokasi pembangunan lingkungan hunian baru ditetapkan dengan keputusan bupati/walikota.
Pasal 102
Pemukiman kembali wajib dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah provinsi, dan/atau pemerintah
kabupaten/kota.
Lokasi yang akan ditentukan sebagai tempat untuk pemukiman kembali ditetapkan oleh pemerintah
daerah dengan melibatkan peran masyarakat.
10

PASAL-PASAL AMANAT UU 11/2011 KEPADA PEMDA...[3]


Pasal 105 (Penyediaan Tanah)
Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya bertanggung jawab
atas ketersediaan tanah untuk pembangunan perumahan dan kawasan permukiman.
Ketersediaan tanah tersebut termasuk penetapannya di dalam rencana tata ruang
wilayah merupakan tanggung jawab pemerintahan daerah.

Pasal 109 (Konsolidasi Tanah)


Konsolidasi tanah dapat dilaksanakan bagi pembangunan rumah tunggal, rumah deret,
atau rumah susun.
Penetapan lokasi konsolidasi tanah dilakukan oleh bupati/walikota.
Khusus untuk DKI Jakarta, penetapan lokasi konsolidasi tanah ditetapkan oleh
gubernur.

Pasal 141 (Larangan)


Setiap pejabat dilarang mengeluarkan izin pembangunan rumah, perumahan,
dan/atau permukiman yang tidak sesuai dengan fungsi dan pemanfaatan ruang.
Pasal 158 (Ketentuan Pidana)
Setiap pejabat yang dengan sengaja mengeluarkan izin pembangunan rumah,
perumahan, dan/atau permukiman yang tidak sesuai dengan fungsi dan
pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 141 dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak
11
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

PASAL 13 UU PKP: TUGAS PEMERINTAH DALAM MELAKSANAKAN


PEMBINAAN
a. merumuskan dan menetapkan kebijakan dan strategi nasional di bidang
b.

c.
d.
e.

f.
g.
h.
i.
j.

perumahan dan kawasan permukiman;


merumuskan dan menetapkan kebijakan nasional tentang pendayagunaan
dan pemanfaatan hasil rekayasa teknologi di bidang perumahan dan
kawasan permukiman;
merumuskan dan menetapkan kebijakan nasional tentang penyediaan
Kasiba dan Lisiba;
mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional di bidang
perumahan dan kawasan permukiman;
menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi pelaksanaan
kebijakan nasional penyediaan rumah dan pengembangan lingkungan
hunian dan kawasan permukiman;
mengalokasikan dana dan/atau biaya pembangunan untuk mendukung
terwujudnya perumahan bagi MBR;
memfasilitasi penyediaan perumahan dan permukiman bagi masyarakat,
terutama bagi MBR;
memfasilitasi pelaksanaan kebijakan dan strategi pada tingkat nasional;
melakukan dan mendorong penelitian dan pengembangan penyelenggaraan
perumahan dan kawasan permukiman;
melakukan sertifikasi, kualifikasi, klasifikasi, dan registrasi keahlian kepada
orang atau badan yang menyelenggarakan pembangunan perumahan dan
kawasan permukiman; dan
12

PASAL 14 UU PKP: TUGAS PEMPROV DALAM MELAKSANAKAN


PEMBINAAN
a. merumuskan dan menetapkan kebijakan dan strategi pada tingkat provinsi di

b.

c.
d.
e.

f.
g.
h.
i.
j.

bidang perumahan dan kawasan permukiman dengan berpedoman pada


kebijakan nasional;
merumuskan dan menetapkan kebijakan provinsi tentang pendayagunaan dan
pemanfaatan hasil rekayasa teknologi di bidang perumahan dan kawasan
permukiman dengan berpedoman pada kebijakan nasional;
merumuskan dan menetapkan kebijakan penyediaan Kasiba dan Lisiba lintas
kabupaten/kota;
mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional pada tingkat provinsi
di bidang perumahan dan kawasan permukiman;
menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi pelaksanaan
kebijakan provinsi penyediaan rumah, perumahan, permukiman, lingkungan
hunian, dan kawasan permukiman;
menyusun rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan
kawasan permukiman lintas kabupaten/kota;
memfasilitasi pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan
dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi;
mengalokasikan dana dan/atau biaya pembangunan untuk mendukung
terwujudnya perumahan bagi MBR;
memfasilitasi penyediaan perumahan dan kawasan permukiman bagi
masyarakat, terutama bagi MBR; dan
13
memfasilitasi pelaksanaan kebijakan dan strategi pada tingkat provinsi.

PASAL 15 UU PKP: TUGAS PEMKAB/KOTA DALAM MELAKSANAKAN


PEMBINAAN
a.menyusun dan melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat kabupaten/kota di bidang perumahan dan

kawasan permukiman dengan berpedoman pada kebijakan dan strategi nasional dan provinsi;
b.
menyusun dan melaksanakan kebijakan daerah dengan berpedoman pada strategi nasional dan provinsi tentang
pendayagunaan dan pemanfaatan hasil rekayasa teknologi di bidang perumahan dan kawasan permukiman;
c.menyusun rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat
kabupaten/kota;
d.
menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi terhadap pelaksanaan kebijakan kabupaten/kota dalam
penyediaan rumah, perumahan, permukiman, lingkungan hunian, dan kawasan permukiman;
e.melaksanakan pemanfaatan teknologi dan rancang bangun yang ramah lingkungan serta pemanfaatan industri
bahan bangunan yang mengutamakan sumber daya dalam negeri dan kearifan lokal yang aman bagi kesehatan;
f.melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan, kebijakan,
strategi, serta program di bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota;
g.
melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat kabupaten/kota;
h.
melaksanakan peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan
kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota;
i.melaksanakan peningkatan kualitas perumahan dan permukiman;
j.melaksanakan kebijakan dan strategi daerah provinsi dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan;
k.permukiman dengan berpedoman pada kebijakan nasional; melaksanakan pengelolaan prasarana, sarana, dan
utilitas umum perumahan dan kawasan permukiman;
l.mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional dan provinsi di bidang perumahan dan kawasan
permukiman pada tingkat kabupaten/kota;
m.
mengalokasikan dana dan/atau biaya pembangunan untuk mendukung terwujudnya perumahan bagi MBR;
n.
memfasilitasi penyediaan perumahan dan permukiman bagi masyarakat, terutama bagi MBR;
o.menetapkan lokasi Kasiba dan Lisiba; dan
p.
memberikan pendampingan bagi orang perseorangan yang melakukan pembangunan rumah swadaya.

14

SISTEMATIKA PP TENTANG PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PKP

Ketentuan umum (Bab I);


Pembinaan (Bab II);
Tata Cara Pembinaan (Bab III);
dan
Ketentuan Penutup (Bab IV)

4 Bab 19 Pasal

15

PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN


PERMUKIMAN...[1]

PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN


KAWASAN PERMUKIMAN

adalah upaya yang dilakukan oleh


Menteri, gubernur, dan bupati/walikota,
sesuai dengan kewenangannya;

untuk mewujudkan tercapainya


tujuan penyelenggaraan perumahan
dan kawasan permukiman (PKP).

Pasal 3

16

PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN


PERMUKIMAN...[2]

TUJUAN
a.memberikan kepastian hukum;
b.
mendukung penataan dan pengembangan wilayah serta penyebaran penduduk

yang proporsional melalui pertumbuhan lingkungan hunian dan kawasan permukiman


sesuai dengan tata ruang untuk mewujudkan keseimbangan kepentingan, terutama
bagi MBR;
c.
meningkatkan

daya guna dan hasil guna sumber daya alam bagi


pembangunan perumahan dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi
lingkungan, baik di kawasan perkotaan maupun kawasan perdesaan;

d.
memberdayakan para pemangku kepentingan bidang pembangunan perumahan

dan kawasan permukiman;


e.
menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial, dan budaya; dan
f.menjamin

terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau dalam


lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur, terencana, terpadu, dan berkelanjutan.

17

KEWENANGAN
Pemerintah (Pasal 16)
Pemerintah Provinsi (Pasal 17)
Pemerintah Kabupaten/Kota (Pasal 18)

terhadap aspek
Penyusunan NSPK, Basis Data, PUU
Pemberdayaan pemangku kepentingan
Koordinasi, sosialisasi, sinkronisasi PUU
Pemanfaatan teknologi
Evaluasi PUU
Pengendalian
Peningkatan kualitas
Penetapan kebijakan dan strategi
Memfasilitasi pengelolaan PSU
Memfasilitasi kerjasama di bidang PKP
18

PEMBINAAN...[1]
Pembinaan Perencanaan dilakukan
terhadap
penyusunan:
perencanaan program
dan kegiatan bidang PKP
pada tingkat nasional,
provinsi, atau
kabupaten/kota yang
ditetapkan dalam rencana
pembangunan jangka
panjang, jangka menengah,
dan tahunan
dilakukan
oleh
Menteri
kepada
gubernur
dan
bupati/walikota
dalam
rangka
penyusunan
program dan kegiatan

Pasal 4

penyusunan:
perencanaan
pembangunan dan
pengembangan PKP
tingkat nasional,
provinsi, dan
kabupaten/kota.

di daerah merupakan bagian


yang tidak terpisahkan dari
program dan kegiatan di
bidang PKP tingkat provinsi
atau kabupaten/kota.

19

Pasal 5

PEMBINAAN...[2]
Pembinaan Pengaturan dilakukan dalam
penyusunan peraturan perundang-undangan.

Pembinaan pengaturan
di bidang perumahan
dan kawasan
permukiman selain
rumah susun dilakukan
terhadap aspek:
penyediaan tanah;
pembangunan;
pemanfaatan;
pemeliharaan; dan
pendanaan dan
pembiayaan.

Pembinaan pengaturan
di bidang rumah susun
dilakukan terhadap
aspek:
pembangunan;
penguasaan, pemilikan,
dan pemanfaatan;
pengelolaan;
peningkatan kualitas;

20

Pasal 6

PEMBINAAN...[3]

Pembinaan Pengendalian

dilakukan terhadap
rumah, perumahan,
permukiman, lingkungan
hunian, dan kawasan
permukiman

Pada kegiatan :
perizinan, penertiban, dan
penataan
Sesuai ketentuan PUU
21

Pasal 7

PEMBINAAN...[4]
Pembinaan Pengawasan
PKP

Pembinaan
pengawasan
dilakukan melalui
kegiatan
pemantauan,
evaluasi, dan koreksi

pemantauan
merupakan kegiatan
untuk melakukan
pengamatan dan
pencatatan
evaluasi merupakan
kegiatan untuk menilai dan
mengukur hasil
penyelenggaraan PKP
koreksi merupakan kegiatan
untuk memberikan rekomendasi
perbaikan terhadap hasil
evaluasi
22

Pasal 9

PEMBINAAN...[5]
Pembinaan melalui
Koordinasi

Koordinasi
merupakan
kegiatan
sinkronisasi dan
evaluasi antarpemerintahan
dalam
penyelenggaraan
PKP
Untuk .

1. merumuskan dan
menetapkan kebijakan
dan strategi nasional

2. mengawasi dan
mengendalikan kebijakan
di bidang PKP dan/atau
3. pemanfaatan teknologi dan rancang

bangun yang ramah lingkungan serta


pemanfaatan industri bahan
bangunan yang mengutamakan
sumber daya dalam negeri dan
kearifan lokal.

23

Pasal 10

PEMBINAAN...[6]
Pembinaan melalui
Sosialisasi Peraturan PerundangUndangan

Sosialisasi peraturan
perundang-undangan serta
kebijakan dan strategi
penyelenggaraan PKP

dilakukan oleh
Menteri kepada
gubernur dan/atau
bupati/walikota.

Sosialisasi standar
pelayanan minimal di
bidang PKP

sinkronisasi kebijakan tentang


pendayagunaan dan
pemanfaatan hasil rekayasa
teknologi di bidang PKP .

24

PEMBINAAN...[7]
Pembinaan melalui
Bimbingan, Supervisi, dan
Konsultasi
menyusun norma, standar,
prosedur, dan kriteria

Pemberian
bimbingan,
supervisi, dan
konsultasi
dilakukan
terhadap
kebijakan di
bidang PKP dalam
rangka

Pasal 11

memfasilitasi kerjasama
antara Pemerintah dan
badan hukum di bidang PKP

menyusun dan
menyempurnakan peraturan
perundang-undangan
melakukan peningkatan kualitas
terhadap perumahan kumuh dan
permukiman kumuh;

mengelola prasarana,
sarana, dan utilitas
umum;
mengelola bagian bersama
dan benda bersama rumah
susun;
25

PEMBINAAN...[8]
Pembinaan melalui
Pendidikan dan Pelatihan
teknis manajerial;
penyelenggaraan PKP ;
dan/atau

dilakukan untuk
meningkatkan
kapasitas dan
kompetensi
pemangku
kepentingan
dalam
penyelenggaraan
PKP .

Pasal 12

keahlian perencanaan dan


perancangan rumah serta

Keahlian perencanaan prasarana,


sarana, dan utilitas umum
Keahlian diberikan sertifikat keahlian,
kualifikasi, klasifikasi, dan registrasi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

dilakukan melalui kerjasama dengan Pemerintah Daerah,


perguruan tinggi dan/atau lembaga pendidikan dan
pelatihan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

26

PEMBINAAN...[9]

Pembinaan melalui
Penelitian dan
Pengembangan

dilaksanakan sesuai
kebutuhan.
Melalui bekerjasama
dengan perguruan tinggi
atau lembaga lainnya
sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan.

Pasal 13

menganalisis
pelaksanaan
kebijakan di bidang
PKP

menghasilkan teknologi
perumahan dan kawasan
permukiman yang bermanfaat,
aplikatif, inovatif,dan
kompetitif serta berwawasan
lingkungan;

memberikan acuan terhadap


substansi penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria
27

PEMBINAAN...[10]
Pembinaan melalui
Pendampingan dan
Pemberdayaan
dilakukan dalam rangka
peningkatan kemampuan
dalam pelaksanaan kebijakan
tingkat nasional dan/atau
tingkat daerah.

Pemberdayaan dilakukan untuk


peningkatan kapasitas dan
kompetensi Pemerintah, Pemerintah
Daerah, dan pemangku kepentingan.

Pemberdayaan pemangku
kepentingan dilakukan melalui:
fasilitasi forum pengembangan PKP

Pendampingan dilakukan melalui


penyusunan petunjuk pelaksanaan
atau petunjuk teknis pelaksanaan
kebijakan di bidang PKP

Pasal 13

mengakomodasi partisipasi
masyarakat dalam
penyelenggaraan PKP; dan
meningkatkan pengawasan
terhadap penyelenggaraan PKP
28

PEMBINAAN...[11]
Pembinaan melalui
Pengembangan Sistem
Layanan Informasi dan
Komunikasi dilakukan dalam
rangka memberikan informasi di
bidang PKP kepada pemangku
kepentingan.

melalui menyusun dan


menyediakan basis
data, pemutakhiran
data, jaringan,
perangkat keras, dan
perangkat lunak.

Meliputi teknologi rancang


bangun;
bahan bangunan;
produk hukum;

Serta program dan kegiatan;


pengaduan masyarakat; dan
informasi publik lainnya.

didukung oleh sumber


daya manusia serta
prasarana dan sarana
kerja.

Pasal 17 & 18

29

TERIMA KASIH ATAS


PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai