Anda di halaman 1dari 119

DIKLAT RENCANA PENGEMBANGAN

INFRASTRUKTUR TERPADU PADA


KAWASAN STRATEGIS

MATA DIKLAT
RTRW SEBAGAI BASIS PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR TERPADU PADA
KAWASAN STRATEGIS
Semarang, 18 29 Juli
2016
Disampaikan oleh:
Ir. Toeti Ariati, MPM
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

Outline
2

I. Pendahuluan
II. Pengembangan Wilayah
1.Teori Pengembangan Wilayah
2.Analisa Potensi dan Masalah Kawasan
III.Rencana Tata Ruang
1.Pengertian dan Ruang Lingkup Perencanaan Tata Ruang
2.Tujuan dan Sasaran Perencanaan Tata Ruang
3.Peran, Fungsi, dan Muatan Perencanaan Tata Ruang
IV.Wilayah Pengembangan Strategis
1.Konsep Wilayah Pengembangan Strategis
2.Konsep Kawasan Strategis
3.RPJMN dan Renstra PUPR
4.Keterkaitan RTRW dengan Pengembangan Infrastruktur
Terpadu Kawasan Strategis

I.

PENDAHULUAN

MAKSUD
4

Meningkatkan pemahaman, kemampuan,


keterampilan, dan sikap SDM dalam
menjabarkan program infrastruktur ke-PU Peraan berbasis rencana pengembangan
wilayah/kawasan, bagi aparat pemerintah pusat,
pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota
yang menangani bidang infrastruktur, dan/atau
pengembangan wilayah.

TUJUAN
5

untuk meningkatkan kemampuan peserta


dalam menjabarkan program infrastruktur
dan mempraktekkan integrasi program
sektoral berbasis pengembangan
wilayah pada kawasan strategis

SASARAN
6

Aparat pemerintah
di bidang penyusunan program dan
bidang infrastruktur ke-PU Pera-an, di
tingkat pusat dan daerah
(provinsi, kabupaten, dan kota)

Pemahaman

Rencana Tata Ruang sebagai Basis


Penyusunan Rencana Infrastruktur, sebagai penggerak
kegiatan ekonomi dan sosial, sangat penting agar dalam
pelaksanaan pembangunannya diperoleh keterpaduan
program antar sektor.

Pembangunan infrastruktur di Indonesia saat ini


menghadapi tantangan yang cukup berat. Tidak
memadainya infrastruktur yang diperlukan diiringi
dengan rendahnya kualitas infrastruktur menjadi
keprihatinan kita semua.

Didalam mewujudkan pencapaian sasaran strategis


Kementerian PUPR, dilakukan pendekatan
pengembangan wilayah yang dituangkan dalam 35
Wilayah Pengembangan Strategis (WPS).

II. PENGEMBANGAN WILAYAH

1. Teori Pengembangan Wilayah


9

a. Teori W.W Rostow


Proses pembangunan ekonomi menurut W.W
Rostow bisa dibedakan dalam 5 tahap, yaitu:
a. Masyarakat tradisional
b. Pra-kondisi tinggal landas
c. Tinggal landas (Lepas Landas)
d. Menuju Kedewasaan
e. Era konsumsi tinggi

a. Masyarakat tradisional
10

dominasi pertanian, dengan cara-cara bertani


yang tradisional.
produktivitas kerja rendah
ilmu pengetahuan belum begitu banyak dikuasai
kepercayaan pada kekuatan diluar kekuasaan
manusia atau hal gaib
tunduk kepada alam dan belum bisa menguasai
alam
produksi dipakai untuk konsumsi sendiri, tidak
ada di investasi.

b. Pra-kondisi tinggal landas


11

peningkatan penggunaan modal dalam pertanian


(perkembangan di sektor pertanian)
perlunya pendanaan asing
tabungan dan investasi meningkat
mulainya pembangunan yang dinamis
model perkembangan hasil revolusi industri sebagai
prasyarat untuk pra-kondisi tinggal landas
perubahan keadaan sistem politik, struktur sosial,
system nilai dalam masyarakat dan struktur
ekonominya.
mencapai pertumbuhan atas kekuatan sendiri (selfsustainable growth).

c. Tinggal landas (Lepas Landas)


12

Industrialisasi meningkat
Tabungan dan investasi semakin meningkat
Peningkatan pertumbuhan regional
Tenaga kerja di sektor pertanian menurun
Stimulus ekonomi berupa revolusi politik,
Inovasi teknologi,
Perubahan ekonomi internasional,
Laju investasi dan tabungan meningkat 5 10 persen
dari Pendapatan nasional
Sektor usaha pengolahan (manufaktur)
Pengaturan kelembagaan (misalnya sistem perbankan)

d. Menuju Kedewasaan
13

Pertumbuhan ekonomi berkelanjutan


Diversifikasi industri
Penggunaan teknologi secara meluas
Pembangunan di sektor-sektor baru
Investasi dan tabungan meningkat 10
20 persen dari pendapatan nasional.

e. Era konsumsi tinggi


14

Proporsi ketenagakerjaan yang tinggi di


bidang jasa
Meluasnya konsumsi atas barang-barang
yang tahan lama dan jasa
Peningkatan atas belanja jasa-jasa
kemakmuran

Penerapan Teori W.W Rostow


15

Di Indonesia, teori Rostow dilaksanakan


sebagai landasan pembangunan jangka
panjang Indonesia yang ditetapkan
secara berkala untuk waktu 5 tahunan,
yang dikenal dengan rencana
pembangunan 5 tahun Prioritas PELITA
Implementasi teori Rostow berdasarkan 5
tahap agar pembangunan merata

Perubahan yang dilakukan


16

Perubahan orientasi organisasi ekonomi, politik, dan


sosial: berorientasi kepada suatu daerah menjadi
berorientasi ke luar.
Perubahan pandangan masyarakat mengenai jumlah
anak dalam keluarga: banyak anak menjadi keluarga
kecil.
Perubahan dalam kegiatan investasi masyarakat:
investasi yang tidak produktif (seperti halnya
menumpuk emas, membeli rumah, dan sebagainya)
menjadi investasi yang produktif.
Perubahan sikap hidup dan adat istiadat yang terjadi
kurang merangsang pembangunan ekonomi (misalnya
penghargaan terhadap waktu, penghargaan terhadap
prestasi perorangan, dan sebagainya)

Keunggulan Teori Rostow


17

Memberikan

kejelasan
tahapan-tahapan
pencapaian
kemajuan. Tahapan ini memberikan tawaran secara
terperinci pada pengambil kebijakan di sebuah Negara
tentang tahapan dan prasyarat dari pencapaian tahapan
yang harus dilalui untuk menjadikan sebuah Negara lebih
maju.

Petunjuk

jelas yang disampaikan oleh Rostow tentang cara


praktis dalam memperoleh sumberdaya modal untuk
mencapai tingkat investasi produktif yang tinggi.
Cara tersebut disajikan dalam berbagai alternatif yaitu:
Dana investasi dari pajak yang tinggi
Dana investasi dari pasar uang atau pasar modal
Melalui perdagangan internasional
Investasi langsung modal asing

Kelemahan Teori Rostow


18

Sering

terjadi pertumbuhan ekonomi yang semu


tidak seperti yang diharapkan oleh teori ekonomi ini.
Seringkali Negara harus melakukan mobilisasi
seluruh kemampuan modal dan sumber daya
alamnya sehingga mencapai tingkat investasi
produktif sebesar 10% dari pendapatan nasionalnya.
Negara yang menerapkan teori ini seringkali
memperoleh sumberdaya modal dari investasi
langsung.Biasanya dalam bentuk pinjaman
Tahap tinggal landas merupakan tahap yang sangat
kritis. Namun tidak memberikan penekanan pada
bagaimana mengatasi problematika yang kritis

19

Menurut W.W. Rostow, proses


pembangunan dikatakan berhasil apabila
masyarakat telah:
berhasil

memproduksi kebutuhannya

sendiri
memasuki tahapan lepas landas
memiliki tingkat konsumsi tinggi
memasuki tahap kedewasaan ekonomi
melakukan perdagangan lintas Negara

b. Teori Pertumbuhan
20

Pertumbuhan

ekonomi regional adalah peningkatan


volume variabel ekonomi dari satu sub sistem spasial
suatu bangsa atau negara. Istilah lain pertumbuhan
ekonomi yaitu pembangunan ekonomi atau
pengembangan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi juga dapat dinyatakan sebagai
peningkatan dalam sejumlah komoditas yang dapat
digunakan atau diperoleh di suatu daerah.
Pertumbuhan ekonomi wilayah menjadi faktor yang
paling penting dalam keberhasilan perekonomian suatu
wilayah untuk jangka panjang.
Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah sangat tergantung
pada sumber alamnya, sumberdaya manusia, kapital,
usaha, teknologi dan sebagainya.

Lima macam teori pertumbuhan ekonomi


wilayah (Adisasmita-2010)
21

a.
b.
c.
d.
e.
f.

Teori
Teori
Teori
Teori
Teori
Teori

Ekonomi Klasik
Neo Klasik
Keynes dan Pasca Keynes
Basis Ekspor
Sektor
Lokasi

2. Analisa Potensi dan Masalah Kawasan


22

Analisa

potensi wilayah adalah mengkaji secara ilmiah


rincian semua kekayaan atau sumber daya fisik maupun non
fisik pada area atau wilayah tertentu sehingga dapat
dikembangkan lebih lanjut menjadi kekuatan tertentu.
Analisa potensi wilayah dilihat dari 3 perspektif:
Analisis Potensi Wilayah Merupakan Perwujudan Amanat
Konstitusi Negara, Berdasarkan Perspektif Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
Penggalian potensi yang ada dari masing-masing wilayah
yang kemudian dikelola dan dimanfaatkan sebagai modal
pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat
Analisis potensi wilayah peningkatan daya saing suatu
daerah dalam menghadapi tantangan perekonomian
global.

Manfaat dari Analisa Potensi Wilayah


23

tersedianya data dan informasi yang memberikan


gambaran akurat mengenai potensi wilayah
tersedianya data dan informasi yang kelak
diperlukan dalam proses pengambilan keputusan
baik bagi pengembangan usaha maupun
perancangan kegiatan lainnya di waktu yang akan
datang.
Dengan informasi yang lengkap maka kegagalan
dalam pengelolaan potensi yang ada dapat
diminimalisir atau bahkan dihindari, termasuk
kegiatan eksploitasi yang berlebihan yang dapat
mengganggu keseimbangan lingkungan.

Manfaat Analisa Potensi Wilayah


24

Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang

Fisik
Ekonomi
Sosial Budaya
Pertahanan dan Keamanan
Kelembagaan

Manfaat Analisa Potensi Wilayah Bidang Fisik


25

Menciptakan Efisiensi dan produktivitas sesuai dengan


kemampuan dan kesesuaian daerah karena penentuan
kawasan/ lahan dilakukan pada lokasi yang tepat (teori
lokasi) dan sesuai dengan kemampuan dan kesesuaian fisik
lahan yang cukup (pertanian).

Menjadi pedoman pemerintah dalam menentukan kebijakan


dalam perencanaan tata ruang serta pembangunan
prasarana fisik agar dapat produk yang diciptakan dapat
bermanfaat secara tepat guna dan berdaya guna.

Menjaga keberlanjutan (sustainability) terutama sumber


daya yang tidak dapat diperbaharui (contoh: bahan
tambang), karena alokasi sumber daya fisik dilakukan
dengan cara bijaksana sesuai dengan prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan. Unsur fisik penataan ruang
disesuaikan dengan daya dukung dan daya tampung serta
potensi wilayah.

Manfaat Analisa Potensi Wilayah Bidang


Ekonomi
26

Perencanaan

dan pengembangan wilayah aspek


ekonomi dapat mengalokasikan sumber daya
secara lebih efisien dan efektif baik dalam
perspektif jangka panjang maupun jangka pendek.
Struktur ekonomi menjadi indikator daya saing.
Daya saing yang tinggi dijadikan dasar para
investor untuk meningkatkan pendapatan daerah.
dapat memajukan sector perekonomia daerah
yang ditunjukkan melalui: bertambahnya lapangan
usaha, PDRB, sumber pendapatan, sektor
produktif di daerah tersebut, perbankan, dunia
usaha, dan berkembangnya ekonomi SDA

Manfaat Analisa Potensi Wilayah Bidang


Sos-Bud
27

Aspek

kependudukan, dapat diketahui IPM


daerah yaitu: Tingkat kesehatan (umur
panjang dan harapan hidup), pendidikan
(Pengetahuan dan keterampilan), dan
kemampuan daya beli masyarakat; yang
dapat digunakan untuk mencapai tujuan
pembangunan daerah.
Aspek agama, adat istiadat, hukum yang
berlaku, politik, teknologi, informasi
(efektivitas dan efisiensi), kamtib, dll

Manfaat Analisa Potensi Wilayah Bidang


HanKam
28

Upaya

untuk memberikan rasa aman bagi


upayanya dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Makna keamanan bagi manusia meliputi:
keamanan ekonomi, keamanan pangan, keamanan
kesehatan, keamanan lingkungan, keamanan
individu, keamanan komunitas, dan keamanan
politik.
Pemerintah dapat menetapkan garis batas laut
darat untuk menghindari adanya eksploitasi SDA
secara illegal, hasil hutan dan kekayaan laut yang
dimiliki dan menetapkan peraturan yang memuat
sanksi yang jelas terhadap perbuatan tersebut.

Manfaat Analisa Potensi Wilayah Bidang


Kelembagaan
29

Kelembagaan

(institution) sebagai aturan main (rule of


game) dan organisasi, berperan penting dalam
mengatur penggunaan atau alokasi sumber daya secara
efisien, sumber daya merata, dan berkelanjutan.
Penguasaan dan pengeolaan sumber daya sangat
ditentukan oleh sistem kelembagaan yang berlaku
dalam suatu kelompok masyarakat. Sistem nilai yang
berlaku dalam suatu kelompok masyarakat, dapat
mentukan pembagian tanah atau lahan bagi anggota
masyarakat.
Dengan anpotwil, fungsi-fungsi kelembagaan dapat
ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan daerah sehingga
pengaturan penggunaan sumber daya dapat
dilaksanakan secara efisien, merata dan berkelanjutan.

Alat Analisis
30

a. Analisis Location Quotient


. Tujuan metode LQ ini untuk mengidentifikasi
sektor unggulan (basis) dalam suatu wilayah.
Membandingkan porsi lapangan kerja/jumlah
produksi/nilai tambah untuk sektor tertentu di
suatu wilayah dibandingkan dengan porsi
lapangan kerja/jumlah produksi/nilai tambah
untuk sektor yang sama secara nasional.
. Merupakan cara permulaan untuk mengetahui
kemampuan suatu daerah dalam sektor
kegiatan tertentu.
LQ = (Vik/Vk) / (Vip/Vp)

b. Analisis Growth Share


31

. untuk melihat tingkat pertumbuhan


produktivitas dari tahun ke tahun.
. Tanda positif (+) dinyatakan bahwa produksi
tersebut berpotensi dan tanda (-) dianggap
bahwa produksi tersebut kurang berpotensi.
Growth = [Tn (Tn-1)/Tn-1] X 100 %
Tn: jumlah produksi tahun ke-n

Share/pangsa membantu mengkarakteristikkan


struktur ekonomi berbagai wilayah,
Share = [NP1/NP2] X 100%
NP1: Nilai produksi komoditi a di suatu kawasan
NP2: Nilai produksi komoditi a di seluruh wilayah perencanaan

c. Analisis Linkage System


32

analisis

yang mempelajari adanya


hubungan/keterkaitan antara forward linkage dan
backward linkage ekonomi kerakyatan. Keterkaitan
tersebut meliputi:
Keterkaitan ke belakang (backward linkage), yaitu
keterkaitan ekonomi kerakyatan dengan penyedia
input produksi (keterkaitan penyerapan tenaga kerja
dan keterkaitan dengan penyediaan bahan baku dan
peralatan produksi) beserta sektor pendukung
ekonomi kerakyatan.
Keterkaitan ke depan (forward linkage), yaitu
keterkaitan masyarakat dengan pengguna output
produksi (keterkaitan pemasaran produk ekonomi
kerakyatan) beserta wilayah tujuan pemasaran

d. Produk Domestik Bruto (PDB)


33

PDB

diyakini sebagai indikator ekonomi terbaik dalam menilai


perkembangan ekonomi suatu negara.
Bank Dunia: untuk menentukan apakah suatu negara berada
dalam kelompok negara maju atau berkembang melalui
pengelompokkan besarnya PDB. Dan PDB suatu negara sama
dengan total pengeluaran atas barang dan jasa dalam
perekonomian (Herlambang, 2001
PDB adalah jumlah output total yang dihasilkan dalam batas
wilayah suatu negara dalam satu tahun. (Samuelson (2002)
PDB juga didefinisikan sebagai nilai barang dan jasa dalam suatu
negara yang diproduksi oleh faktor-faktor produksi milik warga
negara tersebut dan warga negara asing.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB): Salah satu indikator
penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam
suatu periode tertentu

e. Analisis SWOT dan Telaah IFAS EFAS


34

35

III. Rencana Tata Ruang

1. Pengertian dan Ruang Lingkup Perencanaan


Tata Ruang
36

Ruang

adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang
udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah,
tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan
memelihara kelangsungan hidupnya (Ps 1 angka 1 UU No. 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang, yang dimaksud dengan .
D.A.Tisnaamidjaja memaknai ruang sebagai wujud fisik wilayah dalam
dimensi geografis dan geometris yang merupakan wadah bagi manusia
dalam melaksanakan kegiatan kehidupannya dalam suatu kualitas hidup
yang layak.
Tata ruang adalah wujud dari struktur ruang dan pola ruang.
Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan
prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial
ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.
Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang
meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang
untuk fungsi budi daya

37

Gambar .1 Visualisasi Ruang (Umum)

38

Gambar 2. Visualisasi Ruang (Rinci)


Sumber: Ditjen Penataan Ruang, Kementerian
PU, 2012

2. Tujuan dan Sasaran Perencanaan Tata Ruang


39

Perencanaan

Tata Ruang adalah suatu proses untuk


menentukan struktur ruang dan pola ruang yang meliputi
penyusunan dan penetapan rencana tata ruang
Tujuan penyelenggaraan penataan ruang (UU No. 26/2007)
adalah mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman,
nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan
Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional dengan
terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan
lingkungan buatan,
terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber
daya alam dan sumber daya buatan dengan
memperhatikan sumber daya manusia; dan
terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan
dampak negatif terhadap lingkungan akibat
pemanfaatan ruang.

Tujuan Perencanaan Tata Ruang


40

a) menggapai visi masa depan dari sebuah


wilayah atau lokasi berdasar kondisi saat ini,
kearifan lokal, dan keinginan masyarakat;
b) menerjemahkan visi menjadi seperangkat
kebijakan, prioritas, program dan alokasi lahan
dengan memanfaatkan sumberdaya sektor
publik untuk mewujudkannya;
c) menciptakan kerangka kerja investasi swasta
yang meningkatkan perekonomian,
lingkungan, dan kesejahteraan sosial dari
suatu daerah.

41

Tujuan perencanaan tata ruang di negara Eropa


yang terutama dikaitkan dengan upaya
meningkatkan kualitas hidup yang
berkelanjutan, yaitu:
1. meningkatkan sistem kepemerintahan yang
demokratis dan bermakna yang menjawab
kebutuhan masyarakat;
2. memperbaiki kinerja lingkungan perkotaan;
3. memfasilitasi kohesi soisal dan keamanan;
4. meningkatkan reformasi pasar perumahan dan
perkotaan;
5. memperbaiki pasar lahan dan real estate dan
menjamin hak privat terhadap kepemilikan tanah
(UNECE, 2008).

Sasaran Perencanaan Tata Ruang


(wilayah provinsi)
42

Terkendalinya pembangunan di wilayah provinsi baik


yang
dilakukan
oleh
pemerintah
maupun
oleh
masyarakat

Terciptanya keserasian antara kawasan lindung dan


kawasan budidaya

Tersusunnya arahan pengembangan sistem pusat-pusat


permukiman perkotaan dan perdesaan

Tersusunnya arahan pengembangan sistem prasarana


wilayah provinsi

Terkoordinasinya pembangunan antar wilayah dan antar


sektor pembangunan

3. Peran, Fungsi, dan Muatan Perencanaan


Tata Ruang
43

Beragam peran dari perencanaan tata


ruang, yaitu:

menghasilkan kondisi pencapaian kualitas


kehidupan dan penghidupan yang lebih baik;
memenuhi tujuan efisiensi dan demokrasi melalui
partisipasi masyarakat;
memenuhi tantangan pembangunan berkelanjutan

Fungsi rencana tata ruang wilayah


diantaranya
44

acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka


Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD);
acuan dalam pemanfaatan/ pengembangan wilayah;
acuan untuk mewuudkan keseimbangan pembangunan
dalam wilayah;
acuan lokasi investasi dalam wilayah yang dilakukan
pemerintah, masyarakat dan swasta;
pedoman penyusunan rencana rinci tata ruang di
wilayah;
dasar pengendalian pemanfaatan ruang yang meliputi
penetapan peraturan zonasi, perizinan, pemberian
insentif dan disinsentif, pengenaan sanksi;
acuan dalam administrasi pertanahan.

45

Muatan Rencana Tata Ruang

Muatan RTRWN (PP No. 26 tahun 2008)


46

1. KETENTUAN UMUM
2. TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH NASIONAL
3. RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH NASIONAL
A. Sistem Perkotaan Nasional
B. Sistem Jaringan Transportasi nasional
C. Sistem Jaringan Energi Nasional
D. Sistem Jaringan Telekomunikasi Nasional
E. Sistem Jaringan Sumber daya Air
4. RENCANA POLA RUANG WILAYAH NASIONAL, MELIPUTI:
A. Kawasan Lindung Nasional: Jenis dan sebaran, kriteria.
B. Kawasan Budi Daya yang memiliki Nilai Strategis Nasional
5. PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS NASIONAL
6. ARAHAN PEMANFAATAN RUANG WILAYAH NASIONAL
7. ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG WILAYAH NASIONAL
8. KETENTUAN LAIN-LAIN
9. KETENTUAN PERALIHAN
10. KETENTUAN PENUTUP

LAMPIRAN
47

Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional


Sistem Perkotaan Nasional
Jalan Bebas Hambatan
Pelabuhan Sebagai Simpul Transportasi Laut Nasional
Bandar Udara Sebagai Simpul Transportasi Udara
Nasional
VI. Wilayah Sungai (WS)
VII.Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional
VIII.Kawasan Lindung Nasional
IX. Kawasan Andalan
X. Penetapan Kawasan Strategis Nasional
I.
II.
III.
IV.
V.

Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional


48

STRUKTUR RUANG adalah susunan pusatpusat permukiman dan sistem jaringan


prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai
pendukung kegiatan sosial ekonomi
masyarakat yang secara hirarkis memiliki
hubungan fungsional.

Rencana struktur ruang wilayah nasional


meliputi:
1. Sistem PERKOTAAN Nasional
2. Sistem Jaringan TRANSPORTASI Nasional
3. Sistem Jaringan ENERGI Nasional
4. Sistem Jaringan TELEKOMUNIKASI Nasional

Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional


49

Pola ruang adalah distribusi peruntukan


ruang dalam suatu wilayah yang
meliputi peruntukan ruang untuk fungsi
lindung dan peruntukan ruang untuk
fungsi budi daya.

Rencana pola ruang wilayah nasional


yang meliputi kawasan lindung nasional
dan kawasan budi daya yang memiliki
nilai strategis nasional

50

Pengertian Kawasan
Strategis
Kawasan

strategis nasional adalah wilayah yang


penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai
pengaruh sangat penting secara nasional terhadap
kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara,
ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk
wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia.

Kawasan

strategis provinsi adalah wilayah yang


penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai
pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap
ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.

Kawasan

strategis kabupaten/kota adalah wilayah


yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai
pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota
terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.

RTRWN

Keterkaitan dan Keterpaduan


Rencana Tata Ruang
RTRW KAB.
RTRWP

RDTR

RTRW KOTA
Secara komplementer dan berjenjang, sistem NASIONAL yang termuat dalam RTRWN serta
rencana rincinya (RTR Pulau/Kepulauan dan RTR Kawasan Strategis Nasional) harus
tercantum dalam Rencana Tata Ruang lainnya yang ada di bawahnya yaitu RTRWP, RTRW
Kabupaten dan RTRW Kota hingga ke RDTR.

PP NO. 26 TAHUN 2008 tentang PENETAPAN KAWASAN


STRATEGIS NASIONAL (Lamp X)
52

Provinsi Jawa Tengah:


1.

Kawasan Pangandaran Kalipuncang Segara Anakan


Nusakambangan (Pacangsanak) (Provinsi Jawa Barat dan
Jawa Tengah) (I/B/1)

2.

Kawasan Perkotaan Kendal Demak Ungaran Salatiga


Semarang - Purwodadi (Kedung Sepur) (Provinsi Jawa
Tengah) (I/A/1)

3.

Kawasan Borobudur dan Sekitarnya (Provinsi Jawa Tengah)


(I/B/2)

4.

Kawasan Candi Prambanan (Provinsi Jawa Tengah) (I/B/2)

5. Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi (Provinsi


Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta) (I/B/1)

Muatan RTRW Kabupaten


53

Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan


Ruang Wilayah Kabupaten
Rencana Struktur Ruang Wilayah
Kabupaten
Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten
Penetapan Kawasan Strategis Wilayah
Kabupaten
Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah
Kabupaten
Sumber: Permen PU No. 16-2009 ttg
Ketentuan Pengendalian
Pemanfaatan
Pedoman Penyusunan
RTRW Kabupaten

54

IV. Wilayah Pengembangan Strategis

1. Konsep Wilayah Pengembangan Strategis


(WPS)
55

a. Pengertian Wilayah Pengembangan


Stategis
Suatu kawasan strategis adalah suatu kawasan
ekonomi yang secara potensial memiliki efek ganda
(multiplier effect) yang signifikan secara lintas sektoral,
lintas spasial (lintas wilayah) dan lintas pelaku.
. Perkembangan wilayah strategis memiliki efek
sentrifugal karena dapat menggerakkan secara efektif
perkembangan ekonomi sektor-sektor lainnya,
perkembangan wilayah di sekitarnya serta kemampuan
menggerakkan ekonomi masyarakat secara luas, dalam
arti tidak terbatas ekonomi masyarakat kelas-kelas
tertentu saja.
.

Pengertian Wilayah Pengembangan Stategis.. lanjutan


56

Ke depan (foreward) pengembangan kawasan diharapkan


berpotensi memicu berkembangnya aktivitas-aktivitas
pengolahan dan pemanfaatan produk output kawasan.
Dalam dimensi spasial, keterkaitan ke belakang maupun ke
depan yang tumbuh terutama dengan aktivitas ekonomi
wilayah yang secara geografis berlokasi di sekeliling
kawasan produksi sehingga pengembangan kawasan pada
dasarnya adalah suatu bentuk pengembangan wilayah yang
menjadi sasaran, dimana salah satu komoditi unggulan
merupakan salah satu prime mover yang signifikan.

Diidentifikasi adanya 35 WPS di seluruh Indonesia, yang


akan dijadikan basis perencanaan terpadu infrastruktur
berdasarkan pendekatan wilayah

Prinsip Pengembangan Wilayah


57

Competitive (not only job creation) : mendorong


pertumbuhan wilayah yang kompetitif baik secara
nasional terutama global dengan memacu
peningkatan produksi kawasan dan peningkatan nilai
tambah hasil produksinya.
Cluster base : memfokuskan pembangunan pada
kluster-kluster potensial dan strategis untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi sehingga dapat
menarik perkembangan kawasan disekitarnya.
Build on existing and potential strength (bukan
hanya reducing weakness) : pembangunan berbasis
kekayaan alam yang dimiliki dengan memperkaya
rantai produksi untuk menaikan nilai tambah.
Membangun overall strategy (bukan hanya daftar

Prinsip Pengembangan Wilayah . lanjutan


58

Prioritas : memberikan prioritas dan tahapan


penanganan berdasarkan kapasitas yg tersedia
untuk efektifitas dan efisiensi pembangunan.
Data driven-fact base : Perencanaan,
pemrograman, dan perancangan berdasarkan data
dan fakta yang benar, terkini, dan akurat.
Konsisten : pengembangan dilakukan secara
konsisten dan menerus sesuai perencanaan.
Visi, strategy, plan, implementation : yang
berkesinambungan, terstruktur, dan sistematik, serta
masif.
Entrepreunership : Menciptakan peluang
kewirausahaan sektor formal dan informal dengan
mendorong tumbuhnya inovasi dan kreatifitas.

Esensi
yah Pengembangan Strategis
Kawasa
n
Perkotaa
n
Klaster
Industri

Jalur
Infrastruktur
(Jalan/Kereta)

Pelabuha
n/Kawasa
n
Klaster
Industri
Kawasan
Perkotaa
n
Klaster
Industri

Pelabuha
n/Kawasa
n
Arus Perdagangan
Ekspor &
Antarwilayah

Arus
Perdaganga
n
Ekspor &
Antarwilaya
h

Untuk mewujudkan pencapaian


sasaran strategis PUPR dilakukan
Pendekatan Wilayah yang
dituangkan dalam 35 Wilayah
Pengembangan Strategis
Pembangunan berbasis WPS
merupakan suatu pendekatan
pembangunan yang memadukan
antara pengembangan wilayah
dengan market driven
mempertimbangkan daya dukung
dan daya tampung lingkungan
serta memfokuskan
pengembangan infrastruktur
pada suatu wilayah strategis
dalam rangka mendukung
percepatan pertumbuhan
kawasan strategis dan
mengurangi disparitas antar
kawasan di dalam WPS.
Untuk itu diperlukan
Keterpaduan Perencanaan
antara Infrastruktur dengan
pengembangan kawasan strategis
dalam WPS, seperti
perkotaan,
59
industri, dan maritim/ pelabuhan

Pengembangan WPS, dibagi berdasarkan 3


kelompok pertumbuhan terpadu
60

1. Kawasan yang sudah terbangun terdiri dari


10 WPS
2. Kawasan yang sedang berkembang terdiri
dari 16 WPS
3. Kawasan pertumbuhan baru sebanyak 9
WPS
"Untuk WPS baru seperti Pulau Lombok dan
Pulau Sumbawa perlu dibuatkan infratruktur
pendukung perkotaan, untuk mendukung
pembangunan kota baru sebagai pusat
pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut.

Distribusi WPS berdasarkan wilayah


61

No
1.
2.
3.
4.
5.

Pulau/Kepulauan
Pulau Sumatera
Pulau Jawa
Pulau Kalimantan
Pulau Sulawesi
Pulau Bali Nusa
Tenggara
6. Kepulauan Maluku
7. Pulau Papua

WPS
6 WPS
9 WPS
4 WPS
5 WPS
5 WPS
2 WPS
4 WPS

Wilayah Pengembangan Strategis (WPS)


62

63

b. WPS Terkait Wilayah Semarang dsk

Pelabuhan
Tanjung
Priok
Kelas :
Pelabuhan
Utama
Kapasitas :
5,8 juta
TEUs
Bandara
Soetta
Kelas:
Pengumpul
Primer
Kapasitas:
420,000
penerbangan
KI Tanjung
Priok

8. WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu


Jakarta-Bandung-Cirebon-Semarang
Kota Bekasi: PKN

Luas : 210.49 km2


Penduduk: 2.74 Juta jiwa
(2012)
IPM :77.17
PDRB Perkapita :6.635 Juta
DKI Jakarta : PKN
Luas : 660.7 km
Penduduk : 9.9 Juta jiwa (2012)
IPM : 78.33 PDRB
Perkapita:48.028 Juta
KI Karawang
Luas : 2459 ha
Elektronik, Bahan
Bangunan, otomotif

KI
Marund
a
KI

P
KI
Tangerang
Cilamaya/Karawa
DKI
KIng
Tanggeran
Jakarta
g
KI Bekasi Jababek
P
a
KI
Cibinong
Depok
KI
Jatiluhur
Subang
Purwakart
Bogor
sukamahi
a T
Saguling

Purwakarta (PKW)
Luas :990 km
Penduduk : 898.001 jiwa
(2013)
IPM:72.21 (2012)
PDRB Perkapita :9.799.544
Cimahi
Luas : 40.25 km
Penduduk : 561.386 jiwa
(2012)
IPM:76.28
PDRB Perkapita: 12.089.142
Bandung Barat
Luas: 1.311,31 Km2
Penduduk: 1.624.000jiwa
PDRB: 7.392.200,94
IPM: 74.03 (2012)

Cimahi
P

Bandung

Cirebon: PKN
Luas : 40 km
Penduduk : 301.728 jiwa
(2013)
IPM: 76.01 (2012)
PDRB Perkapita: 20.375.967

Pemalang
Luas : 1012km2
Penduduk : 1.279. 596
jiwa (2013)
IPM: 70.66 (2012)
PDRB perkapita:
3.141.616

Indramayu: PKW
Luas : 2.092,9 km
Penduduk :1.672.183 (2013)
IPM:68.89 (2012)
PDRB Perkapita: 9.769.932
KI Subang
Luas : 1000
ha
Aneka
Industri

Pro
fil

Pelabuhan Tanjung Emas


Kelas : Pelabuhan Utama
Kapasitas : 1,4 juta TEUs

KI Candi
Luas : 450 ha

Brebes
Luas : 1.658 km2
Penduduk :1.764.648
jiwa (2013)
IPM: 69.3 (2012)
PDRB perkapita:
3.621.118
Pelabuhan
Cirebon
Kelas:
Pelabuhan
Pengumpul

KI Kendal
Luas :
795,6
ha

KI
Wijayakusum
a
PLTU
Luas : 250 ha
Indramayu
Pekalongan
:
PKW
Indramay
u
Luas : 45,25 Km
Penduduk :
290.870jiwa
(2010)
PLTG Sunyaragi
KI
IPM: 75.24 (2012)
Cirebon
Majalengk
Sumedang
PDRB Perkapita:
Jatigede
a
Brebes Tegal Pemalang 8.460.824

KI
Gedebage
KI
Rancaeke
k

KI
Gedebage
Luas : 20 ha
Bandung: PKN
Luas : 167.7 km
Penduduk : 2.693.500jiwa
(2013)
IPM: 76.86 (2012)

Kuningan
b
w

Tegal : PKW
Luas : 39,467 km2
Penduduk : 243.860 jiwa
(2013)
IPM:69.12 (2012)
PDRB
Simpul Padi
perkapita:17.362.421

KI Rancaekek
Luas : 200 ha

P
T
b

Simpul Teh
Simpul Bawang

KI
Kendal

Kendal
Luas :1.002,23
km2
Penduduk :
926.812 jiwa
(2013)
PDRB:
6.293.012,80
IPM: 71.48
(2012)
Semarang :
PKN
Luas : 373,7
km
Penduduk:
1.644.800 jiwa
(2013)
IPM: 77.98
(2012)
PDRB
Perkapita:
KI Demak
15.623.176

Pekalonga
KI
Semarang
n
Wijayakusu
KI
ma
KI
Candi
BSB

KI BSB
Luas : 115
ha

KI Demak
Luas : 115 ha

Bandara Ahmad Yani


Kelas: Pengumpul Sekunder
Kapasitas penerbangan 2000
penumpang

Kota Semarang: PKN


Luas: 373,7 km
Penduduk: 1,556 juta jiwa
(2010)
PDRB: 6.410.000.000
(2011)
IPM:
KI
Wijayakusuma
77.98 (2012)
Penjualan kapling industri
dan persewaan gudang
Luas: 250 Ha

10. WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu


Yogyakarta-Solo-Semarang
KI Terboyo
Luas: 300 Ha

KI Candi
Luas: 500 Ha

Kota Magelang
Luas: 18,12 km
Penduduk: 118.227 jiwa
(2010)
PDRB: 5.480.000.000
(2011)
IPM:
(2012)
Kab.77.26
Sleman:
PKW
Luas: 574,82 km
Penduduk: 1.125.369 jiwa

KI Pringapus
Luas: Ha
Kab. Boyolali
Luas: 1.015,10 km
Penduduk: 950.531 jiwa (2010)

Salatiga

Kota Yogyakarta: PKN


Luas: 32,5 km
Penduduk: 394.012 jiwa
(2012)
PDRB: 5.817.000.000

Bendungan
Klego

Boyolali
G. Merbabu
3.142 m dpl
G. Sumbing
3.371 m dpl
G. Seblat
2.383 m dpl

(2011)

KSPN Borobudur dsk.


Daya Tarik : Keagamaan,
Budaya

Pelabuhan Tanjung Emas


Kelas : Pelabuhan
Internasional (IA)
Kapasitas : 1,4 juta TEUs
KI Boyolali
Luas: 300 Ha

Semara
ng

Kota Salatiga: PKW


Luas: 17,87 km
Penduduk: 186.421 jiwa
(2013)
PDRB: 5.260.000.000
(2011)
IPM: 77.3 (2012)
Bandara
Ahmad Yani
Kelas : Pusat Penyebaran
Skala Sekunder
Kapasitas : 867.000/tahun

Pro
fil

Sleman

G. Merapi
2.912 m dpl

Bendungan
Cengklik

Bandara Adi Sumarmo


Kelas : Pusat Penyebaran
Skala Sekunder
Kapasitas : 119.000/tahun
KSPN Sangiran dsk.
Daya Tarik : Bentang Alam,
Budaya
Surakarta: PKN
Luas: 44,03 km
Penduduk: 503.421 jiwa (2010)

Surakar PDRB: 6.040.000.000 (2011)


IPM: 78.6 (2012)
ta

KSPN Merapi-Merbabu
dsk.
Daya Tarik : Bentang Alam,
KSPN
BudayaPrambanan-Kalasan
dsk.
Daya Tarik : Keagamaan,
Bandara Adi Sucipto
Budaya
Kelas : Pusat Penyebaran
Skala Sekunder
Kapasitas : 1,2 juta/tahun

Profil

11. WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu


Semarang-Surabaya
Kab. Lamongan
Pelabuhan Tanjung Emas
Kelas : Pelabuhan Internasional
(IA)
Kapasitas : 1,4 juta TEU

Semarang
Industrial
Estate
Luas : 300 Ha

: PKN
Luas : 1.812 km2
Penduduk : jiwa
PDRB:
5.250.797,46
IPM: 71.05
(2012)

Gresik : PKN
Luas : 1.137 km2
Penduduk : 1.196.124 jiwa
(2012)
PDRB: 14.506.704,09
IPM: 75.97 (2012)

Bandara Ahmad Yani


Kelas : Pusat Penyebaran
Sekunder
Kapasitas : 867 penumpang

Kawasan Industri
Wijayakusuma
Penjualan kapling industri dan
persewaan gudang
Kota Semarang : PKN
Luas : 373,67 km2
Penduduk : 1.572.105 jiwa (2013)
PDRB: 6.220.059,17
IPM: 77.98 (2012)
Kota Salatiga : PKN
Luas : 5,678 km2
Penduduk : 186.421 jiwa (2013)
PDRB: 5.567.315,44
IPM: 77.13 (2012)

Demak
Semara
ng

Kota Surabaya :
PKN
Luas : 374,8 km2
Penduduk : 3.110.187
jiwa
PDRB: 31.921.694,82
IPM: 78.33 (2012)

KI
Lamongan:
Luas: 4.000
ha
Industri
Maritim
KI Gresik:
Luas: 135
ha
Aneka
Industri

Gresik
Jomban
g

Surakar
ta

Kota Boyolali : PKW


Luas : km2
Penduduk : jiwa (2013)
PDRB: 4.773.817,22
IPM: 71.5 (2012)
Kota Surakarta : PKW
Luas : 44,03 km2
Penduduk : 557.251 jiwa (2013)
PDRB: 10.788.223,50
IPM: 78.6 (2012)

KI Maspion:
Industri makanan
dan minuman,
Manufaktur

Lamong
Surabay
an
a

Salatig
a
Boyolali

Bandara Juanda
Kelas : Pusat
Penyebaran Primer
Kapasitas : 17,2
juta/tahun

Kawasan Industri
Ngoro:
Luas: 450 ha
Industri Makanan,
chemical, furnitur,
tembakau
Kab. Jombang
: PKW
Luas : 1.115,09 km2
Penduduk : 1.427.749 jiwa
(2012)
PDRB: 5.261.945,41
IPM: 73.86 (2012)

Mojoker
to

Kota Mojokerto : PKN


Luas : 16,465 km2
Penduduk : 121.645 jiwa
(2012)
PDRB: 7.701.061,88
IPM: 78.01 (2012)
Mojokerto Industrial
Park
Luas : 300 Ha

Kawasan Industri
Rungkut:
Luas: 245 ha
Industri makanan dan
minuman
Kawasan Industri
Brebek:
Luas: 87 ha

5. WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu1


Kemaritiman
Jambi-Palembang-Bangka Belitung
KSPN Muaro Jambi
dsk
Daya tarik: Bentang
alam,
situs
67
bersejarah/tempat
ibadah

Pelabuhan
Carat/Tanjung
Api-Api
Kelas : Pelabuhan
Regional

Kota Jambi: PKN


Luas 205,38 km
Penduduk: 569.331
Jiwa (2013)
PDRB:
22.182.674.000
IPM: 77,52
KEK Tanjung Apiapi: Industri
Pengolahan Karet,
industri pengolahan
sawit, industri
petrokimia
Pangkalanbala:
PKL
Luas : 651,07 km
Penduduk: 786,887
Jiwa
PDRB: 5.361.021.000
IPM: 70,70

Kawasan
Industri
Bangka: Tema :
Industri Timah
Luas & Occupansi:
263,26 Ha

Bandar Udara Depati


Amir
Kelas: Pengumpul Skala
Sekunder
Skala: Domestik
Kapasitas: -

Pro
fil

Pangkalpinang:
PKW
Luas : 118,40 km
Penduduk: 327.167
Jiwa
PDRB : 1.462.116
IPM : 98,18
Pelabuhan Pangkal Balam
Kelas : Pelabuhan
Pengumpul
Tanjung Pandan: PKW
Luas : 378,448 km
Penduduk: 95.136 Jiwa
(2014)
PDRB: 1.396.508.000
IPM:95,61

Manggar: PKW
Luas : 25,07 km
Penduduk 33.366 Jiwa
(2010)
PDRB: 996.543.000
IPM:96,69
Bendungan Pice Besar
Debit: 294 m3/detik

Kota Palembang: PKN


Luas : 400,61 km
Penduduk: 1.703.740 Jiwa
(2013)
PDRB: 19.820.351.000

Pelabuhan Tanjung
Kalian

Pertamban
gan Timah

Pelabuhan Tanjung
Pandan
Kelas : Pelabuhan
Pengumpul

Bandara H.A.S.
Hanandjoeddin
Kelas: Pengumpul Skala
Tersier

Pelabuhan Belangbelang
Kelas : Pelabuhan
Pengumpul
Mamuju : PKW
Luas : 8.406,03 km
Penduduk: 231.384 jiwa
(2010)
PDRB : Rp 4.083.413
/kapita
IPM : 71,38
Mamasa
Luas : 250,7 km
Penduduk: 22.917 jiwa
(2011)
PDRB : Rp 4.368.869
/kapita
IPM : 72,56
Makale
Luas : 39,75 km
Penduduk: 231.384 jiwa
(2011)
PDRB : Rp 2.994.377
/kapita
IPM : 73,76
Rantepao
Luas : 10,29 km
Penduduk: 25.806 jiwa
(2011)
PDRB : Rp 3.169.360 /kapita
IPM : 71,69

27. WPS Pertumbuhan Baru


Mamuju Mamasa Toraja - Kendari
KSPN Toraja
dsk.
Daya Tarik :
Bentang Alam,
Adat Tradisi

Masamba
Luas : 1.068,5 km
Penduduk: 31.988 jiwa
(2012)
PDRB : Rp 5.332.692 /kapita
IPM : 75,36

Malili
Luas : 92,12 km
Penduduk: 37.656 jiwa
(2012)
PDRB : Rp 20.311.305
/kapita
IPM : 73,96

Danau Matano
Luas : 164,1 km

Bendungan Larona
Kapasitas : 10 juta m

k
N
Nk

Danau Towuti
Luas : 561,1 km

K
K
p
p

Pelabuhan Kendari
Kelas : Pelabuhan Pengumpul
Kapasitas : 150.000 TEUs

N
Nk
k
C
C
k
k

Bau-bau: PKW
Luas : 306 km
Penduduk: 137.118 jiwa
(2010)
PDRB : Rp 5,57 juta
/kapita
IPM : 74,58 (2012)
KSPN Wakatobi
dsk.
Daya Tarik:
Wisata Pantai
Bahari, Bentang
Alam,

Palopo : PKW
Luas : 247,5 km
Penduduk: 152.703 jiwa
(2010)
PDRB : Rp 6.252.872 /kapita
IPM : 77,7
Lasusua
Luas : 287,67 km
Penduduk: 24.476 jiwa
(2013)
PDRB : Rp 7.123.669
/kapita
IPM : 70,65
Unaaha : PKW
Luas : 33,75 km
Penduduk: 23.833 jiwa
(2010)
PDRB : Rp 3.784.389
/kapita
IPM : 71,67

Profil

KI Kolaka
Kegiatan : Industri Nikel
Kolaka: PKW
Luas : 6.918,38 km
Penduduk: 315.232 jiwa (2010)
PDRB : Rp 9.302.229 /kapita
IPM : 72,39

Kendari: PKN
Luas : 295,89 km
Penduduk: 289.966 jiwa (2010)
PDRB : Rp 6.923.287 /kapita
IPM : 77,02
Bandara Haluoleo
Kelas: Bandar Udara
Pengumpul Skala
Tersier
KI Kendari
Kegiatan : Industri
Rotan

KSPN Wakatobi
dsk

31. WPS Pertumbuhan Baru


Sorong - Manokwari
Bendungan Klasmesen
(Kota Sorong)

FEF (Kab. Tembraw):


Luas Distrik : 591,05 km2
Jumlah Penduduk: 432 jiwa (2013)

Pro
fil
Bendungan Prafi
(Manokwari)

Jalan Nasional Papua


Barat
(Sorong Manokwari)
Kondisi: Mantap

M = Simpul
Migas

Kota Sorong (PKN)


Luas: 656,4 km2
Jumlah Penduduk:
211,840 jiwa (2013)
PDRB: 9,35 juta per kapita
(2013)

Manokwari (PKW)
Luas: 4.650,32 km
Jumlah Penduduk:
150.179 jiwa (2013)

Pelabuhan Manokwari:
Kelas:
Pelabuhan Pengumpul

KI Sorong
Luas: 300 Ha
Jenis Industri: Kayu dan
Ikan Laut
Pelabuhan Sorong:
Kelas: Pelabuhan Utama
Luas: 128.236 m2
Kapasitas Kargo: 500.000
TEUS (2014)

Bandara Rendani
Manokwari
Kelas Bandara:
Luas: 90.000 m2

Ransiki (Kab. Manokwari


Selatan):
Luas Distrik: 4.721 km
Jumlah Penduduk: 8.817 jiwa
(2013)

Bandara Sorong:
Kelas Bandara: Kelas 2
Luas: 57.790 m2
Kapasitas Bandara: 3.393
orang
Simpul Kegiatan Minyak
dan Gas Bumi (M)

32.
Kota
Manokwari:
Luas : 237,24
km2
Jml penduduk:
85.700 Jiwa
IPM: 68,07
PDRB:
Kota
Ransiki:
1.314.000.000
Jml penduduk:
7.084 Jiwa
IPM: PDRB:
175.000.000

WPS Pusat Pertumbuhan Sedang Berkembang


Biak-Manokwari-Bintuni

Pro
fil

Biak
Luas :
14.250,94
km2
Jml
penduduk:
238.133 Jiwa
IPM: 71,03
PDRB:
1.046.000.00
B
0 andar
Udara Frans
Kaisepo
Kelas:
Pengumpul
Skala:
Internasional
Kapasitas: -

Kota Bintuni:
Luas
kabupaten:
421,75 km2
Jml
penduduk:
18.552 jiwa
IPM: 67,58
PDRB:
6.796.000.000
Simpul

Pelabuhan
Biak
Kelas:
pelabuhan
pengumpul
Luas :
127.530 m2
Kapasitas: Pelabuhan
Korido
Kelas:
Pelabuhan
Pengumpul

Kegiatan
Migas
Kegiatan
Utama: LNG
Pelabuhan
Bintuni
Kelas:
pelabuhan
pengumpul
Luas
Kapasitas
dermaga:
KI Teluk
Bintuni
Jenis industri:

Bandar Udara
Rendani
Kelas: Pengumpul
Skala: Domestik

Pelabuhan Manokwari
Kelas : pelabuhan
pengumpul
Luas :

KPSN Teluk
Bintuni
Daya Tarik: wisata
pantai/bahari,
taman nasional,

KPSN Biak
Daya Tarik: Bentang
Alam, Wisata Bahari,
flora Fauna, situs
bersejarah, adat

Pelabuhan
Saribi
Kelas:
Pelabuhan
Lokal

Pro
fil

33. WPS Pusat Pertumbuhan Baru


NABIRE ENAROTALI WAMENA

Pelabuhan
Nabire
Kelas:
Pelabuhan
Pengumpul
Kapasitas:
Kota Nabire
(PKW)
Penduduk:
82.437 jiwa
(2013)
Luas: 127 km2
IPM: 68,02
PDRB:
Kota
Kigamani
1.089.000.000
(PKL)
Penduduk:
11.326 jiwa
(2013)
Luas: 115,92
km2
Kota Tigi (PKL)
Penduduk:
17.997 jiwa
(2013)
Luas: 14,49
km2
Kota Enarotali
(PKL)
Penduduk:
5.278 jiwa
(2013)
Luas Kec. Paniai
Timur:
588.8km2

Kota Sugapa
(PKL)
Penduduk Kab.
Intan Jaya:
43.405 jiwa
Luas Kab. Intan
Jaya: 2.325 km2

Pelabuhan
Pomako Timika
Kelas:
Pelabuhan
Internasional
Kapasitas:

Bandar Udara
Mozez Kilangin
Timika
Kelas: Bandara
Pengumpul Skala
Tersier
Kapasitas: Kategori:

Kota Timika
(PKN)
Penduduk :
127.278 jiwa
(2013)
Luas: 2.216 km2
IPM: 70,02
PDRB:

Kota Ilaga
(PKL)
Penduduk:
14.233 jiwa
(2010)
Luas: 886 km2

Kota Mulia
(PKL)
Penduduk:
87.248 jiwa
(2013)
Luas: 575.16
Kota
km2
Karubaga
(PKL)
Penduduk:
15.582 jiwa
Luas: 312
km2
Kota
Kobakma
(PKL)
Penduduk:
jiwa
Luas:
Kota 328
km2
Wamena
(PKW)
Penduduk:
48.640 jiwa
(2012)
Luas: 249,31
km2
IPM: 57,22
PDRB:
Bandara
660.000.000
Wamena
Kelas:
Bandara
Perintis
Kapasitas:
Kategori:
Domestik
Airport
Kota Tiom (PKL)
Penduduk Kab.
Lanny Jaya:
161.077 jiwa
Luas Kab. Lanny
Jaya: 3.440 km2

34. WPS Perbatasan Negara


Jayapura - Merauke
Danau Sentani
SKOW (PLBN)
Arso: PKW, PKSN
Luas kabupaten: km
Jumlah Penduduk:
21.572 jiwa (2014)
IPM: 69,94
PDRB: 451.000.000
KSPN Sentani dsk
Jenis objek wisata:
Danau Setani &
Perkampungan
Tradisional Ase, Wisata
Pantai/ Bahari, Bentang
Alam
Merauke: PKW, PKSN
Luas kabupaten: 44.071
km
Jumlah Penduduk:
115.359 jiwa (2011)
IPM: 66,52
PDRB: 1.902.000
Pelabuhan Merauke
Kelas: Pelabuhan Utama
Internasional (Kelas III)
Luas: 64.957 m (6,5 ha)
Kapasitas Dermaga: 2x3
T/M/Mr
SOTA (PLBN)

Pro
fil

Pelabuhan Jayapura
Kelas: Pelabuhan Utama
Internasional (Kelas II)
Luas: 5 ha
Kapasitas Dermaga: 100
ribu TEUs/tahun

Waris (Kab. Keerom):


PKL
Luas Distrik: 911,94 km
Jumlah Penduduk: 3.263
jiwa (2013)
Oksibil: PKL
Luas Distrik: 248 km
Jumlah Penduduk: 7.454
jiwa (2013)
IPM: 49,83
PDRB: 328.000.000

Kawasan Rencana
Pengembangan Kotabaru
Tanah Merah: PKSN
Luas kabupaten: 27.108
km
Jumlah Penduduk: 30.147
jiwa (2011)
IPM: 51,42
PDRB: 584.000.000
KSPN Wazur-Merauke
dsk
Jenis objek wisata:
Musamus, Tugu Perbatasan,
Suaka Margasatwa Wazur

b. Kriteria Kawasan Strategis


73

Penetapan kawasan strategis nasional


dilakukan berdasarkan kepentingan:
a. pertumbuhan ekonomi;
b. fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup;
c. sosial dan budaya;
d. pendayagunaan sumber daya alam
dan/atau teknologi tinggi; dan/atau
e. pertahanan dan keamanan

2. Konsep Kawasan Strategis


74

1)

Pengertian Kawasan Strategis


Suatu kawasan strategis adalah suatu kawasan
ekonomi yang secara potensial memiliki efek ganda
(multiplier effect) yang signifikan secara lintas
sektoral, lintas spasial (lintas wilayah) dan lintas
pelaku. Dengan demikian, perkembangan wilayah
strategis memiliki efek sentrifugal karena dapat
menggerakkan secara efektif perkembangan ekonomi
sektor-sektor lainnya, perkembangan wilayah di
sekitarnya serta kemampuan menggerakkan ekonomi
masyarakat secara luas, dalam arti tidak terbatas
ekonomi masyarakat kelas-kelas tertentu saja.

2) Kriteria Kawasan Strategis Nasional


75

Penetapan kawasan strategis nasional


dilakukan berdasarkan kepentingan:
a. pertumbuhan ekonomi;
b. fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup;
c. sosial dan budaya;
d. pendayagunaan sumber daya alam
dan/atau teknologi tinggi; dan/atau
e. pertahanan dan keamanan

a. Kriteria Kawasan strategis nasional dari sudut


kepentingan pertumbuhan ekonomi
76

memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh;

memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan


pertumbuhan ekonomi nasional;

memiliki potensi ekspor;

didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang


kegiatan ekonomi;

memiliki kegiatan
teknologi tinggi;

berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi


pangan
nasional
dalam
rangka
mewujudkan
ketahanan pangan nasional;
berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi
sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan

ekonomi

yang

memanfaatkan

77

b. Kriteria Kawasan strategis nasional dari


sudut kepentingan fungsi dan daya
dukung lingkungan hidup

merupakan tempat perlindungan keanekaragaman


hayati;

merupakan aset nasional berupa kawasan lindung


yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora
dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan
akan punah yang harus dilindungi dan/atau
dilestarikan;

memberikan perlindungan keseimbangan tata guna


air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan
kerugian negara;
memberikan perlindungan terhadap keseimbangan
iklim makro;

menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas


lingkungan hidup;

c. Kriteria Kawasan strategis nasional dari


sudut kepentingan sosial dan budaya
78

merupakan tempat pelestarian dan pengembangan


adat istiadat atau budaya nasional;
merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan
budaya serta jati diri bangsa;
merupakan aset nasional atau internasional yang
harus dilindungi dan dilestarikan;
merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya
nasional;
memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman
budaya; atau
memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial
skala nasional.

79

d. Kriteria Kawasan strategis nasional


dari sudut kepentingan
pendayagunaan sumber daya alam
dan/atau teknologi tinggi

diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu


pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi
sumber daya alam strategis nasional, pengembangan
antariksa, serta tenaga atom dan nuklir;
memiliki sumber daya alam strategis nasional;
berfungsi sebagai pusat pengendalian dan
pengembangan antariksa;
berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom
dan nuklir; atau
berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi
strategis.

e. Kriteria Kawasan strategis nasional dari sudut


kepentingan pertahanan dan keamanan
80

diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan


keamanan dan pertahanan negara berdasarkan
geostrategi nasional;
diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan
militer, daerah pembuangan amunisi dan peralatan
pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji
coba sistem persenjataan, dan/atau kawasan
industri sistem pertahanan; atau
merupakan wilayah kedaulatan negara termasuk
pulau-pulau kecil terluar yang berbatasan langsung
dengan negara tetangga dan/atau laut lepas.

3) Kawasan Strategis Provinsi


81

Berfungsi:

untuk mewadahi penataan ruang kawasan yang tidak bisa


terakomodasi dalam rencana struktur ruang dan rencana pola ruang;
sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi
masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah
provinsi yang dinilai mempunyai pengaruh sangat penting terhadap
wilayah provinsi bersangkutan; dan
sebagai dasar penyusunan rencana tata ruang kawasan strategis
provinsi.
kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah provinsi;
nilai strategis dari aspek-aspek eksternalitas, akuntabilitas, dan
efisiensi penanganan kawasan;
kesepakatan para pemangku kepentingan berdasarkan kebijakan yang
ditetapkan;
daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup lingkungan hidup
wilayah provinsi; dan
ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.

4) Kawasan Strategis Kabupaten


82

Berfungsi:

mengembangkan, melestarikan, melindungi, dan/atau


mengkoordinasikan keterpaduan pembangunan nilai strategis
kawasan yang bersangkutan dalam mendukung penataan ruang
wilayah kabupaten;
sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi
masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah
kabupaten yang dinilai mempunyai pengaruh sangat penting
terhadap wilayah kabupaten bersangkutan;
untuk mewadahi penataan ruang kawasan yang tidak bisa
terakomodasi di dalam rencana struktur ruang dan rencana pola
ruang;
sebagai pertimbangan dalam penyusunan indikasi program
utama RTRW kabupaten; dan
sebagai dasar penyusunan rencana rinci tata ruang wilayah
kabupaten.

Penetapan Kawasan strategis wilayah kabupaten


83

kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah


kabupaten;
nilai strategis dari aspek-aspek eksternalitas,
akuntabilitas, dan efisiensi penanganan kawasan;
kesepakatan para pemangku kepentingan dan
kebijakan yang ditetapkan terhadap tingkat
kestrategisan nilai ekonomi, sosial budaya, dan
lingkungan pada kawasan yang akan ditetapkan;
daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
wilayah kabupaten; dan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

84

Kawasan strategis wilayah kabupaten


ditetapkan dengan kriteria:

Memperhatikan faktor-faktor di dalam


tatanan ruang wilayah kabupaten yang
memiliki kekhususan;
Memperhatikan kawasan strategis nasional
dan kawasan strategis wilayah provinsi
yang ada di wilayah kabupaten;
Dapat berhimpitan dengan kawasan
strategis nasional dan/atau provinsi, namun
harus memiliki kepentingan/kekhususan
yang berbeda serta harus ada

pembagian kewenangan antara pemerintah pusat, pemerintah


daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota yang jelas;
Dapat merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut
kepentingan ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi kabupaten yaitu merupakan aglomerasi berbagai kegiatan
ekonomi yang memiliki:

potensi ekonomi cepat tumbuh;

sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan


ekonomi;

potensi ekspor;

dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan


ekonomi;

kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi;

fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan dalam


rangka mewujudkan ketahanan pangan;

fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi


dalam rangka mewujudkan ketahanan energi; atau

kawasan yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan


tertinggal di dalam wilayah kabupaten;

85

Dapat merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut


kepentingan sosial budaya, antara lain kawasan yang merupakan:

tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya;


prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya;
aset yang harus dilindungi dan dilestarikan;
tempat perlindungan peninggalan budaya;
tempat yang memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman
budaya; atau
tempat yang memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial.

86

Merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis pendayagunaan


sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi di wilayah kabupaten,
antara lain:
fungsi bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi berdasarkan posisi geografis sumber daya alam strategi,
pengembangan teknologi kedirgantaraan, serta tenaga atom dan nuklir;
sumber daya alam strategis;
fungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan teknologi
kedirgantaraan;
fungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir; atau
fungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.

87

Merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut


kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup seperti:
tempat perlindungan keanekaragaman hayati;
kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem,
flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan
punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan;
kawasan yang memberikan perlindungan keseimbangan tata guna
air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian;
kawasan yang memberikan perlindungan terhadap keseimbangan
iklim makro;
kawasan yang menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas
lingkungan hidup;
kawasan rawan bencana alam; atau
kawasan yang sangat menentukan dalam perubahan rona alam
dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.
Merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis lainnya yang
sesuai dengan kepentingan pembangunan wilayah kabupaten;
Untuk mewadahi penataan ruang kawasan yang tidak bisa
terakomodasi dalam rencana struktur ruang dan rencana pola ruang.

88

Gambar 4 Dasar Pemikiran Penyusunan RTR KSN

89

Contoh: RTRW Provinsi Jawa Tengah

90

91

92

3. RPJMN dan Renstra PUPR


93

Arahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional


(RPJPN)
Tujuan yang ingin dicapai dengan ditetapkannya UndangUndang tentang RPJP Nasional Tahun 2005 2025 adalah
untuk:
mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan dalam
pencapaian tujuan nasional,
menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dansinergi
baik antardaerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi
pemerintah maupun antaraPusat dan Daerah,
menjamin keterkaitan dan konsistensi antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan
pengawasan,
menjamin tercapainya penggunaansumber daya secara
efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan, dan
Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.

Visi Pembangunan 2015 - 2019


94

TERWUJUDNYA INDONESIA YANG


BERDAULAT, MANDIRI, DAN
BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN
GOTONG-ROYONG
Sumber: RPJMN 2015-2019

MISI PEMBANGUNAN
95

1. Mewujudkan KEAMANAN NASIONAL yang


mampu menjaga kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dgn
mengamankan sumber daya maritim, dan
mencerminkan kepribadian Indonesia sbg
negara kepulauan.
2. Mewujudkan MASYARAKAT MAJU,
berkeseimbangan, dan demokratis
berlandaskan negara hukum.
3. Mewujudkan POLITIK LUAR NEGERI BEBASAKTIF dan memperkuat jati diri sebagai
negara maritim.

Misi Pembangunan

..lanjutan

96

4. Mewujudkan KUALITAS HIDUP MANUSIA


Indonesia yang TINGGI, maju, dan sejahtera.
5. Mewujudkan BANGSA yang BERDAYA SAING.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi NEGARA
MARITIM YANG MANDIRI, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional.
7. Mewujudkan MASYARAKAT yang
BERKEPRIBADIAN dalam kebudayaan.

97

NAWA CITA: MEWUJUDKAN SEMBILAN CITA-CITA MELALUI PENGEMBANGAN KSN


PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS NASIONAL (KSN)

4. Meningkatkan kualitas hidup


manusia Indonesia melalui program
Indonesia Pintar Indonesia Kerja
dan Indonesia Pintar

5. MENINGKATKAN

PRODUKTIVITAS RAKYAT DAN DAYA


SAING DI PASAR INTERNASIONAL

6. MEWUJUDKAN

KEMANDIRIAN EKONOMI

7. Melakukan revolusi
karakter bangsa

3. MEMBANGUN INDONESIA

DARI PINGGIRAN DENGAN


MEMPERKUAT DAERAH-DAERAH
DAN DESA
8. Memperteguh
kebhinekaan dan
memperkuat restorasi sosial
Indonesia

2. Memastikan kehadiran
pelayanan pemerintahan

1. Menghadirkan kembali negara,


melindungi segenap bangsa dan
rasa aman

98

INDONESIA
BERDAULAT,
MANDIRI DAN
BERKEPRIBADIAN
BERLANDASKAN
GOTONG ROYONG

9. MENGEMBALIKAN
INDONESIA SEBAGAI
NEGARA MARITIM

Kebijakan Pengembangan KSN


BIDANG EKONOMI
99

Upaya untuk memacu pusat-pusat pertumbuhan dalam


rangka meningkatkan nilai tambah produk komoditas
unggulan yang berasal dari desa-desa, wilayah-wilayah
tertinggal, dan kawasan perbatasan; serta Melancarkan
distribusi pemasaran baik nasional maupun global.
Pusat-pusat pertumbuhan, meliputi :
Kawasan Ekonomi Khusus,
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas,
Kawasan Industri, dan
Pusat-pusat pertumbuhan penggerak ekonomi
daerah pinggiran lainnya.

Isu Strategis Pembangunan KSN


Bidang Ekonomi
100

1. Nilai tambah potensi unggulan daerah


Minimnya permodalan dan pelatihan terkait upaya
peningkatan mutu kualitas komoditas daerah
maupun peningkatan kapasitas produksi unggulan
di daerah.
2. Konektivitas antara pusat-pusat pertumbuhan
dengan kawasan penyangga
Keterbatasan infrastruktur kawasan menyebabkan :
.minimnya investasi industri;
.sulitnya masyarakat petani, nelayan, peternak,
pengrajin memasarkan produknya; serta
.rendahnya kuantitas produk yang dihasilkan.
Sumber: RPJM Bab 8, hal. 8-16/18

Isu Strategis lanjutan


101

3. Kapasitas Sumber Daya Manusia dan Ilmu Pengetahuan dan


Teknologi.
.Sumber daya manusia pelaku usaha pertanian, nelayan, peternak,
industri di kawasan strategis masih rendah kapasitasnya,
.Lemahnya peran dan fungsi kelembagaan pengelola kawasan, kualitas
tenaga kerja yang belum sesuai dengan kebutuhan kawasan, serta
.pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna yang masih
belum optimal.
4. Debottlenecking regulasi untuk peningkatan iklim investasi dan
iklim usaha
.Belum harmonisnya hubungan industrial secara tripartit,
.Belum dilaksanakannya pelimpahan kewenangan pusat dan daerah
kepada pengelola kawasan sebagaimana diatur oleh peraturan
perundangan, serta
.masih terkendalanya status lahan dan hutan.

Sumber: RPJM Bab 8, hal. 8-16/18

Sasaran Pembangunan di Bidang Kawasan Strategis

102

1. Kawasan Ekonomi Khusus


Terwujudnya ketersediaan sarana dan prasarana kawasan
penunjang kegiatan di dalam Kawasan Ekonomi Khusus
maupun distribusi barang ke luar Kawasan Ekonomi Khusus.
2. Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas
3. Pusat-Pusat Pertumbuhan Penggerak Ekonomi Daerah
Pinggiran Lainnya
.Meningkatnya produktivitas komoditas unggulan di dalam
kawasan;
.Meningkatnya konektivitas dengan wilayah-wilayah sentra
produksi bahan baku;
.Tersedianya sarana dan prasarana jalan, energi,
telekomunikasi, dan air bersih penunjang kegiatan
Sumber:
RPJM Bab
8, hal. 8-48
pengelolaan komoditas
unggulan
di dalam
kawasan;

Arah Kebijakan Pengembangan


KAWASAN EKONOMI KHUSUS
103

1) mempercepat pembangunan
infrastruktur transportasi, energi, air
bersih penunjang kegiatan industri;
2) menyediakan perencanaan matang
melalui dokumen perencanaan yang baik;
3) meningkatkan kemampuan koordinasi,
fasilitasi, dan mediasi Dewan Kawasan
dan Badan Usaha Pengelola Kawasan
Ekonomi Khusus;
4) meningkatkan daya saing dan kualitas
tenaga kerja;
Sumber: RPJM Bab 8, hal. 8-66
5) percepatan investasi industri.

Sasaran Percepatan Pengembangan


KAWASAN EKONOMI KHUSUS
104

Antara lain:

percepatan pembangunan infrastruktur


ekonomi yang terintegrasi dengan
Kawasan Ekonomi Khusus;

percepatan penyediaan sarana dan


prasarana penunjang kawasan;

ARAH KEBIJAKAN pengembangan pusat pertumbuhan


penggerak ekonomi daerah pinggiran lainnya
105

1. meningkatkan produktivitas dan hilirasi


komoditas unggulan yang terintegrasi dengan
kawasan di sekitarnya;
2. memberikan fasilitasi pengembangan industriindustri pengolahan komoditas unggulan di
kawasan;
3. meningkatkan konektivitas antarwilayah
sekitarnya (desa, daerah tertinggal, dan perbatasan)
menuju pusat-pusat pertumbuhan lainnya;
4. mempercepat penyediaan infrastruktur yang
mendukung pengembangan kawasan; serta
Sumber: RPJM Bab 8, hal. 8-67

5. meningkatkan kemampuan pengelolaan kawasan

106

STRATEGI MEMPERCEPAT
Pengembangan Pusat-pusat
Pertumbuhan Penggerak Ekonomi
Daerah Pinggiran Lainnya

Antara lain:

mempercepat penyediaan sarana dan


prasarana transportasi, energi,
telekomunikasi, dan air bersih di dalam
kawasan;
mendorong distribusi barang/jasa
penyediaan akses transportasi dalam
kawasan;
membuka jaringan logistik yang

ARAH KEBIJAKAN
Pengembangan Kawasan Strategis
Percepatan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan
ekonomi wilayah, terutama di Luar Jawa (Sumatera, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi, dan Papua) dengan:
1) memaksimalkan keuntungan aglomerasi,
2) menggali potensi dan keunggulan daerah, dan
3) peningkatan efisiensi dalam penyediaan infrastruktur.
Dicapai melalui strategi :
1) pengembangan potensi ekonomi wilayah;
2) percepatan pembangunan konektivitas;
3) peningkatan kemampuan SDM dan IPTEK;
4) regulasi dan kebijakan; serta
5) peningkatan iklim investasi dan iklim usaha.

107

Sumber: Renstra Kementerian PUPR 2015-2019

Arahan Rencana Strategis PUPR


108

Kebijakan operasional Keemnterian PUPR 20152019

Melaksanakan pembangunan infrastruktur pekerjaan


umum dan perumahan rakyat untuk mendukung
produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional.
Melaksanakan pembangunan infrastruktur pekerjaan
umum dan perumahan rakyat untuk mendukung
pertumbuhan ekonomi nasional.
Melaksanakan pembangunan infrastruktur pekerjaan
umum dan perumahan rakyat yang merata dan
berkeadilan dalam rangka mendukung pengembangan
kawasan perbatasan, daerah tertinggal, kota dan desa,
serta kawasan timur Indonesia.

Sasaran output utama Kementerian


PUPR 2015-2019
109

4. Keterkaitan RTRW Dengan Pengembangan


Infrastruktur Terpadu Kawasan Strategis
110

a.

Dasar Hukum

b. Rencana Pembangunan

111

RP disusun secara mandiri oleh pemerintah daerah dengan


memperhatikan sasaran nasional mengikuti skema yang
disusun berdasarkan UU No 25 Tahun 2004 dan UU No 32
Tahun 2004. Secara skematis seperti Gambar berikut:

c. Rencana Tata Ruang

112

d. Fokus

dan

Strategis)

Lokus

113
(Kawasan

Periode Perencanaan
114

Keterkaitan Muatan
115

Contoh Analisis Integrasi


Rencana
116

Analisis Keterkaitan Antara Arahan Pengembangan


Infrastruktur Jalan Berdasarkan Kebijakan Sektor
Dan Arahan RTRWN
117

118

119

SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai