Terdapat banyak pendekatan berbeda (atau paradigma)
untuk penelitian kualitatif. Prasad (2005: iv) mengidentifikasi empat tradisi berbeda yang mendasari pelaksanaan penelitian kualitatif: 1. Tradisi interpretif atau penafsiran 2. Tradisi kedalaman 3. Tradisi kritikal 4. Tradisi Post
What is a paradigm ? ( apa itu
paradigma ?) Paradigma adalah model atau kerangka kerja pengamatan dan pemahaman yang bentuknya seperti apa yang kita lihat dan bagaimana kita memahaminya (Babbie, 2007: 32). Dengan kata lain, paradigma adalah perspektif atau cara melihat realitas, dan menjadi kerangka acuan yang kita gunakan untuk mengatur pengamatan dan penalaran kita (Babbie, 2007:31).
Paradigma interpretif umumnya digambarkan
muncul selama tahun 1970 sebagai reaksi terhadap positivisme, yang merupakan paradigma dominan dalam ilmu sosial pada saat itu. Positivisme sering dikritik karena asumsinya tentang pengukuran yang objektif yang pada dasarnya memisahkan peneliti dari penelitian dan gagal untuk mengakui sifat interaktif dan konstruktif pengumpulan data dengan manusia secara bersama.
Meskipun paradigma interpretif dan positivis benar-benar
berlawanan, perbedaan antara dua paradigma tidak selalu berbeda karena dapat muncul. Sebagai contoh, beberapa pendekatan untuk penelitian kualitatif memiliki pengaruh positivis, seperti grounded theory atau analisis isi klasik; sementara beberapa metode kuantitatif juga mencakup unsur-unsur penafsiran, seperti pertanyaan terbuka dalam survei.