Anda di halaman 1dari 20

Kearifan Lokal Lahan

Rawa Gambut:
Banjarese System Pertanian Lahan
Rawa

Lahan Gambut di Indonesia


Lahan

gambut merupakan
ekosistem lahan basah yang unik
(karakteristik berbeda dengan tipe
ekosistem lainnya) namun rentan.
Lahan
gambut
adalah
lahan rawa
dengan
ketebalan

Lahan Gambut di Indonesia


Substrat terbentuk
dari timbunan bahan
organik, selalu
tergenang, dan
memiliki pH rendah
vegetasi endemik.

Rumah bagi
berbagai jenis
margasatwa yang
telah terancam
keberadaannya,

Ancaman Kerusakan Lahan Rawa Gambut

Pembakaran

Pembalakan

Ancaman Kerusakan Lahan Rawa Gambut

Pengalihan menjadi lahan pertanian


Menjadi lahan perkebunan
kelapa sawit emisi
karbondioksida (CO2) yang
sangat besar memusnahkan
habitat binatang-binatang
langka
yang terancam punah.
Proyek Pengembangan
Lahan
Gambut (PPLG) Satu Juta
Hektar mengkonversi
hutan tropis seluas 638.000
ha menjadi persawahan dan
362 ribu hektar menjadi
areal pertanian, perumahan,

Strategi Pengelolaan
Strategi

pengelolaan yang terbaik adalah


menghindarkan lahan ber-gambut
dari gangguan dan kerusakan.
Salah satu upaya LIPI sebagi
implementasi hasil COP12 Konvensi
Ramsar 2015 untuk triennium 2016-2018
Mengadopsi pengetahuan
tradisional masyarakat adat dan
masyarakat lokal sebagai salah satu
dasar pengetahuan.

Kearifan Lokal = Indigenous Knowledge =


Local Wisdom

Pengetahuan yang khas milik suatu


masyarakat atau budaya tertentu yang
telah berkembang lama sebagai hasil dari
proses hubungan timbal-balik antara
masyarakat dengan lingkungannya
(Marzali, dalam Mumfangati, dkk., 2004)

Konsep Sistem Kearifan


Lokal
Konsep sistem kearifan lokal berakar dari sistem
pengetahuan dan pengelolaan lokal atau
tradisional.
Karena hubungan yang dekat dengan lingkungan
dan sumber daya alam, masyarakat lokal/
tradisional/ asli, melalui uji coba telah
mengembangkan pemahaman terhadap
sistem ekologi dimana mereka tinggal yang
telah dianggap mempertahankan sumber daya
alam, serta meninggalkan kegiatan-kegiatan
yang dianggap merusak lingkungan.
(Mitchell, 2003)

Contoh Kearifan Lokal:


Banjarese System Pertanian Lahan Rawa
Sistem

pertanian ini dipraktekkan


oleh petani Banjar di lahan rawa
Kalimantan bagian selatan
terutama di kawasan Delta Pulau
Petak.
Petani Banjar menggunakan ilmu
pengetahuan teknologi dan
kearifan tradisional dalam
pembukaan (reklamasi),
pengelolaan, dan pengembangan
pertanian lahan rawa.

Ciri Pemanfaatan Lahan Rawa


untuk Pertanian secara
tradisional orang banjar:
Pemanfaatan

berganda (multiple use)


lahan, vegetasi, dan hewan. Di lahan
rawa, masyarakat tidak hanya
menanam dan memanen padi, sayuran,
dan kelapa, tetapi juga menangkap
ikan, memungut hasil hutan, dan
berburu hewan liar.
Penerapan teknik budidaya dan
varietas tanaman yang secara khusus
disesuaikan dengan kondisi lingkungan
lahan rawa tersebut.

Peramalan Iklim Orang Banjar:


Fenomena alam yang menjadi pertanda
musim kering
Apabila

ikan-ikan mulai meninggalkan kawasan lahan


rawa lebak (turun) menuju sungai merupakan pertanda
akan datangnya musim kering. Gejala alam ini biasanya
terjadi pada bulan April atau Mei. Pada saat ini suhu air di
lahan lebak sudah meningkat dan ikan turun untuk mencari
daerah yang berair dalam. Kegiatan usaha tani yang
dilakukan adalah persiapan semaian.

Apabila

ketinggian air semakin menyusut tetapi masih ada


ikan saluang yang bertahan maka menunjukkan bahwa
lahan rawa lebak masih tidak akan kekeringan. Biasanya
masih akan ada air sehingga kedalaman air di lahan rawa
lebak kembali meningkat, baik sebagai akibat turunnya
hujan di lahan rawa lebak atau kiriman air di dataran tinggi
yang mengalir melalui beberapa anak sungai. Kegiatan
usaha tani yang dilakukan adalah persiapan semaian.

Peramalan Iklim Orang Banjar:


Fenomena alam yang menjadi pertanda
musim kering
Bintang

karantika muncul di ufuk barat pada senja


hari hingga sesudah waktu maghrib menandakan air
di lahan rawa lebak akan mulai kering. Bintang
karantika merupakan gugusan bintang yang
susunannya bergerombol (bagumpal) membentuk
segi enam. Kemunculan bintang ini di ufuk barat
merupakan peringatan kepada petani untuk segera
melakukan penyemaian benih tanaman padi
(manaradak). Saat kemunculan bintang ini hingga 20
hari kemudian dianggap merupakan waktu yang ideal
untuk melakukan penyemaian benih padi. Apabila
telah lewat dari waktu tersebut maka petani akan
terlambat memulai usahatani padinya dan
diperkirakan padi di pertanaman tidak akan sempat
memperoleh waktu yang cukup untuk memperoleh air.

Peramalan Iklim Orang Banjar:


Fenomena alam yang menjadi pertanda
musim kering
Bintang

baur bilah yang muncul 20 hari


kemudian juga dijadikan pertanda bagi
datangnya musim kering dan dijadikan patokan
dalam memperkirakan lama tidaknya musim
kering. Bintang ini muncul di ufuk barat
berderet tiga membentuk garis lurus. Apabila
bintang paling atas terlihat terang, terjadi
musim kemarau panjang. Sebaliknya, jika
bintang paling bawah terlihat terang, kemarau
hanya sebentar. Juga bila bintang paling kiri
paling terang, terjadi panas terik pada awal
musim, sebaliknya jika paling kanan terang,
maka terik di akhir musim.

Peramalan Iklim Orang Banjar:


Fenomena alam yang menjadi pertanda
musim kering
Tingginya

air pasang yang datang secara bertahap


juga menjadi ciri yang menentukan lamanya
musim kering. Apabila dalam tiga kali kedatangan
air pasang (pasang-surut, pasang-surut, dan
pasang kembali), ketinggian air pasang pada
tahapan pasang surut yang ketiga lebih tinggi
dari dua pasang sebelumnya biasanya akan
terjadi musim kering yang panjang.

Ada

juga yang melihat posisi antara matahari


dan bintang karantika. Apabila matahari terbit
agak ke sebelah timur laut dibandingkan posisi
karantika berarti akan terjadi musim kemarau
panjang (landang).

Peramalan Iklim Orang Banjar:


Fenomena alam yang menjadi pertanda
musim kering
Apabila

burung putuh (kuntul = sejenis


bangau) mulai meletakkan telurnya di semak
padang parupuk merupakan tanda air akan
menyurut (rintak). Burung putih mengharapkan
setelah telurnya menetas air akan surut
sehingga anaknya mudah mencari mangsa
(ikan).

Ada

pula petani yang meramalkan kemarau


dengan melihat gerakan asap (mamanduk).
Apabila asap terlihat agak tegak (cagat) agak
lama berarti kemarau panjang dan sebaliknya

Peramalan Iklim Orang Banjar:


Fenomena alam yang menjadi pertanda akan
datangnya air
Munculnya

fenomena alam yang disebut kapat, yaitu


saat suhu udara mencapai derajat tinggi. Diceritakan,
orang yang mengetahui waktu terjadinya kapat dapat
menunjukkan bahwa air yang diletakkan dalam suatu
tempat akan memuai. Kapat ini biasanya mengikuti
kalender syamsiah dan terjadi pada awal bulan Oktober.
Empat puluh hari setelah terjadinya kapat maka biasanya
air di lahan rawa lebak akan dalam kembali (layap).
Beterbangannya suatu benda yang oleh masyarakat
disebut benang-benang. Munculnya benda putih
menyerupai benang-benang yang sangat lembut,
beterbangan di udara dan menyangkut di pepohonan dan
tiang-tiang tinggi ini disebutkan sebagai pertanda
datangnya musim barat, yaitu tanda akan dalam
kembali air di lahan rawa (layap). Fenomena alam ini
biasanya terjadi pada bulan Oktober sampai Nopember.

Peramalan Iklim Orang Banjar:


Fenomena alam yang menjadi pertanda akan
datangnya air

Apabila kumpai payung (papayungan) yang tumbuh di


tanah yang agak tinggi mulai menguning dan rebah
maka pertanda air akan dalam (basurung). Ada pula
tumbuhan yang disebut pacar halang yang berbuah
kecil seperti butir jagung. Apabila buahnya memerah
(masak) dan mulai berjatuhan maka air sudah mulai
menggenangi lahan rawa lebak
Untuk menentukan lama tidaknya musim basah, petani
menjadikan keladi lumbu (gatal) sebagai indikator.
Bila tanaman ini mulai berbunga berarti itulah saat
pertengahan musim air dalam. Apabila rumput
pipisangan daunnya bercahaya agak kuning maka
pertanda air akan lambat turun (batarik).
Apabila ikan-ikan yang masih bisa ditemukan di
lahan lebak mulai bertelur maka pertanda air
akan datang (layap). Fenomena ini biasanya terlebih
dahulu ditandai dengan hujan deras, lalu ikan betok

Kearifan lokal mengenai kesesuaian


tanah dengan tanaman
Masyarakat petani banjar
meyesuaikan tanaman yang akan
ditanam dengan tanah yang akan
ditanami baik ditinjau dari
ketinggiannya maupun kandungan
humus dan teksturnya.
Tanaman untuk tanah yang
tinggi: semangka, jagung,
kacang, dan ubi negara
Tanaman untuk taanah yang

Thank you for


reading

Anda mungkin juga menyukai