Anda di halaman 1dari 12

Journal Reading

Hubungan gangguan
pendengaran dengan penyakit
ginjal kronis: suatu studi potong
lintang populasi umum Korea
Supervisor Pembimbing :
Dr. dr. O. I. Palandeng, Sp. THT-KL (K)
Oleh :

Rilano Umboh
14014101244

Pendahuluan

Hubungan

antara penyakit ginjal kronis (CKD) dengan


gangguan pendengaran pertama kali dilaporkan lebih
dari 80 tahun yang lalu oleh Alport [1], yaitu satu kasus
penyakit ginjal familial yang berhubungan dengan
gangguan pendengaran.

CKD

telah menjadi masalah utama kesehatan masyarakat


dengan adanya peningkatan prevalensi pada dewasa.

Ginjal

dan stria vascularis pada koklea memiliki


persamaan fisiologi, ultrastruktural, dan antigen yang
dapat menjelaskan hubungan antara CKD dan gangguan
pendengaran

Persamaan

antara stria vascularis dan tubulus renal


dapat menjelaskan mengapa kebanyakan obat
nefrotoksik juga bersifat ototoksik [2].

Tujuan

penelitian ini adalah :

Mengkonfirmasi apakah CKD


merupakan faktor pendukung
independen untuk terjadinya
gangguan pendengaran.

Metode
Populasi

studi : survei representatif nasional dan


potong lintang yang terdiri atas survei kuesioner
kesehatan, pemeriksaan kesehatan, dan survei nutrisi.

Data

yang di kumpulkan dari 2010 hingga 2012


menggunakan desain sampel probabilitas stratified
multistage.

Data

yang digunakan adalah data pada tahun 2012


dengan julah partisipan sebanyak 10.069 individu

Kriteria
1.

2.
3.
4.
5.

eksklusi sebagai berikut:


riwayat terapi gagal ginjal atau sindroma yang
berhubungan dengan disfungsi ginjal (sindroma
Alport, sindroma nefrotik, dll.);
riwayat otitis media kronis;
masalah pada telinga luar atau tengah pada
pemeriksaan fisik;
riwayat gangguan pendengaran karena bising;
atau
hasil evaluasi pendengaran yang tidak lengkap.

Jumlah

total partisipan yang menjalani


pemeriksaan audiometri dan
dimasukkan dalam analisis potong
lintang ini sebanyak 5226 orang
Analisis statistik dilakukan dengan SPSS
versi 18.0 (SPSS, Inc.).

Characteristics

Hasil

Age (years),
Sex (male)a
BMI (kg/m2)
Smoking (current)a
Alcohol (30 g/day)a
Residence (rural)a
Education (>college)a
Occupationa

Services and others

Industry

Agriculture and fishery


Hypertension (yes)a
Diabetes (yes)a
Dyslipidemia (yes)a
Thyroid dysfunction (yes)a
HbA1C

No hearing impairment (n = 4673)


65 49.6 15.7
1914 (41.0)
23.8 3.4
1845 (38.5)
481 (10.3)
2397 (51.3)
1505 (32.2)
518 (11.1)
411 (8.8)
313 (6.7)
682 (14.6)
439 (9.4)
715 (15.3)
78 (1.6)
5.8 0.8

Hearing impairment (n = 515)


70.2 9.9
253 (49.1)
23.6 3.2
253 (47.5 )
52 (10.1)
241 (46.7)
52 (10.1)
31 (6.0)
28 (5.5)
63 (12.4)
156 (30.2)
108 (21.0)
190 (19.2)
17 (3.4)
6.01 0.9

p-value
<0.001
<0.001
0.239
<0.001
0.491
0.442
<0.001
0.411

<0.001
<0.001
0.046
0.081
<0.001

Blood lipid profile


Total cholesterol

HDL cholesterol

LDL cholesterol

Triglyceride
Urine albumin (ug/ml)
Urine creatinine (mg/dL)
ACR
Microalbuminuriaa
Serum creatinine
BUN
eGFR (mL/min/1.73 m2)
eGFR < 60a
SBP (mmHg)
DBP (mmHg)
Mean hearing level (dB)

190.3 36.0
52.0 12.6
121.1 34.9
130.2 98.4
230.2 116.1
153.5 86.8
2.0 1.4
61 (1.3)
0.83 0.23
14.3 4.3
91.9 26.4
472 (10.1)
118.8 16.6
75.9 10.4
13.8 9.7

189.0 37.5
48.6 11.9
112.8 38.0
141.3 123.6
392.1 119.8
122.1 66.3
4.1 1.5
15 (2.9)
0.89 0.27
16.7 5.2
63.6 19.7
243 (47.1)
128.6 17.4
74.2 10.2
54.6 14.3

0.465
<0.001
0.076
0.062
<0.001
<0.001
<0.001
0.008
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001

Diskusi
Pada studi ini, kami menggunakan data KNHANES
untuk mengevaluasi hubungan potensial antara CKD
dan gangguan pendengaran pada dewasa Korea.
eGFR <60 mL/min/1.73 m2 memiliki pengaruh
independen yang signifikan terhadap ambang
pendengaran dewasa dengan CKD nonsindromal..
.OR dari gangguan pendengaran (yang didefinisikan
dengan ambang 40 dB) 1.25 kali lebih tinggi pada
partisipan dengan eGFR <60 mL/min/1.73 m 2
daripada mereka dengan eGFR 60 mL/min/1.73 m2.

Kami

menemukan pada studi ini bahwa CKD dapat


mempengaruhi gangguan pendengaran secara
independen.
Tekanan darah dan kreatinin serum ditemukan
berhubungan positif dengan gangguan pendengaran
diantara seluruh parameter resiko terkait disfungsi ginjal.
Pengobatan ototoksik, termasuk furosemid, dapat
mempengaruhi gradien ion antara endolimfe dan
perilimfe, yang mengakibatkan edema pada epitel stria
vaskularis
Furosemid mempengaruhi fungsi koklea dengan
menganggu potensi endokoklea

Secara keseluruhan, observasi ini mendukung


hipotesis adanya korelasi antara disfungsi ginjal dan
gangguan koklea. Koklea tampaknya yang paling
dipengaruhi CKD secara independen, yang dapat
diartikan gangguan pendengaran pada dewasa.
Kami merekomendasikan skrining fungsi
pendengaran pada pasien dengan CKD untuk
memberikan identifikasi dan intervensi dini
gangguan pendengaran, sehingga mencegah
progresivitas gangguan pendengaran dan
memberikan strategi pengobatan terbaik.

Kesimpulan
Kecenderungan

terjadinya gangguan
pendengaran lebih
besar pada LFG rendah
dari pada LFG normal.

Anda mungkin juga menyukai