Oleh :
Retnosari A.
Josa Anggi Pratama
Abdul Ismu N.
Pembimbing:
dr. Tri Riyanto, Sp.THT
Fisiologi Hidung
1. Fungsi respirasi
Untuk mengatur kondisi udara, humidikasi, penyeimbang
dalam pertukaran tekanan dan mekanisme imunologik
local.
2. Fungsi penghidu
Terdapatnya mukosa olfaktorius dan reservoir udara untuk
menampung stimulus penghidu.
3. Fungsi fonetik
Yang berguna untuk resonanasi suara, membantu proses
bicara dan mencegah hantaran suara sendiri melalui
konduksi tulang.
Anatomi hidung
MUKOSA HIDUNG
HIDUNG LUAR
Radiks
Dorsum
Tip
Alar
Kolumela
HIDUNG DALAM
1. Vestibulum
2. Septum nasi
Septum dibentuk oleh tulang dan tulang
rawan.
Bagian tulang terdiri dari :
- lamina perpendikularis os etmoid
- vomer
- krista nasalis os maksila
- krista nasalis os palatina
PERSARAFAN HIDUNG
Persyarafan
PERDARAHAN HIDUNG
Pendahuluan
mukosa hidung
Berdasarrkan penyebabnya
ada dua golongan rhinitis:
1.
2.
Rhinitis alergi
18
Rhinitis alergi
oDefinisi
DEFINISI
Rinitis Alergi
penyakit inflamasi disebabkan reaksi alergi pada
pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitisasi
dengan alergen yang sama serta dilepaskannya suatu
mediator kimia ketika terjadi paparan ulang dengan
alergen spesifik tersebut
oKelainan
20
ETIOLOGI
Berdasarkan cara masuknya allergen dibagi atas:
udara pernafasan
Alergen Ingestan; yang masuk ke saluran cerna
Alergen Injektan; yang masuk melalui suntikan
atau tusukan.
Alergen Kontaktan; yang masuk melalui kontak
dengan kulit atau jaringan mukosa
21
Etiologi
Klasifikasi
oBerdasarkan waktunya :
1. Seasonal allergic rhinitis (SAR) terjadi
2.
3.
PATOFISIOLOGI
o
o
25
Patogenesis
Reaksi Alergi
o2 tahap:
Berikatan
dengan
makrofag
dan
monosit
berikatan
denganlim
fosit B
Membent
uk
fragmen
pendek
peptida
Proliferas
i T helper
oleh
Interleuki
n1
Aktifas
i
Limfosi
tB
Pelepas
an
Sitokin
Produk
si IgE
Fragmen
pendek
peptida +
HLA kelas II
= MHC
kelas II
Berikata
n
dengan
T helper
IgE 0
diikat
sel
mastosi
t
Sel
Mastosit
aktif
Rantai
IgE
Alerge
n
Histamin
Degranula
si sel
mastosit
Bradikini
n
Pelepasa
n
mediator
mediator
kimia
Platelet
Activing
Factor
(PAF)
Prostagland
in
Leukotrien
Mekanisme Gejala
Mediator
kimia
Histami
n
Rangsan
g
reseptor
H1
Rangsang
kelenjar
mukosa dan
sel goblet
- Leukotrien
- Prostaglandin
- bradikinin
Plasma
keluar dan
dilatasi
pembuluh
darah
Terkumpulnya
darah pada
kavernosus
sinusoid
Rasa
gatal dan
bersinbersin
Hiperseksre
si dan
permebialit
as
Edem
a
Hidung
tersumb
at
Rinor
e
GEJALA KLINIS
Bersin berulang
Rinorea yang encer dan
banyak
Hidung tersumbat
Mata dan hidung terasa
gatal; mata berair
Kehilangan nafsu makan
redness
swelling
32
33
PEMERIKSAAN PENUNJANG
IN
VITRO
Hitung eosinofil, Ig E
total, RAST, ELISA,
pemeriksaan sitologi
IN VIVO
34
1.
Antihistamin
35
2.
DEKONGEST
AN
golongan
simpatomimetik beraksi
pada reseptor adrenergik
pada mukosa hidung
untuk menyebabkan
vasokonstriksi,
menciutkan mukosa yang
membengkak,dan
memperbaiki pernafasan
Penggunaan agen topikal
yang lama (lebih dari 3-5
hari) dapat menyebabkan
rinitis medikamentosa,
dimana hidung kembali
tersumbat akibat
vasodilatasi perifer
36
3. KORTIKOSTEROID
Menghambat respon alergi fase awal
1.
2.
3.
37
Imunoterapi desensitisasi
oImunoterapi merupakan proses yang lambat dan
bertahap dengan menginjeksikan alergen yang
diketahui memicu reaksi alergi pada pasien
dengan dosis yang semakin meningkat.
Tujuannya adalah agar pasien mencapai
peningkatan toleransi terhadap alergen, sampai
dia tidak lagi menunjukkan reaksi alergi jika
terpapar oleh senyawa tersebut.
38
OPERATIF
39
Diagnosis Banding
orhinitis vasomotor
osinusitis
40
Diagnosis
oAnamnesis (riwayat pengobatan,
Skin test
o.Imunoterapi : desentisasi
Sasaran terapi
oMencegah kejadian Rhinitis
oMengurangi Gejala rhinitis
oMenghilangkan penyebab rhinitis
alergi
46
Definisi
Suatu peradangan pada
mukosa hidung tanpa latar
belakang alergi.
ogejala-gejala mirip
o
o
o Paparan iritasi
o Lebih tua dari usia 20
o Penggunaan jangka panjang dari
o
o
o
Patofisiolog
i
R. Vasomotor
Rangsangan saraf
parasimpatis
melepaskan asetilkolin,
terjadi dilatasi
pembuluh darah konka
serta meningkatkan
permiabilitas kapiler
sekresi kelenjar
R.dan
Medikamentosa
Pemakaian Topikal
vasokonstriktor dalam
waktu yang lama dan
berlebihan yang
menyebabkan
penyumbtan
R. Atrofi
Alergen berdifusi ke
dalam epitel, memulai
produksi
imunoglobulin lokal
(Ig ) E. Pelepasan
mediator sel mast
yang baru, dan
selanjutnya,
penarikan neutrofil,
eosinofil, basofil, serta
limfosit terjadinya
reaksi awal
menghasilkan mukus,
Pemeriksaan Fisik
R. Vasomotor
R.
Medikamento
sa
R. Atrofi
R. Difteri
Pemeriksaan kuman
Demam, toksemia, limfadenitis,
pseudomembran putih berdarah, krusta
coklat
R. Jamur
R. Tuberkulosa
R. Sifilis
Pemeriksaan
Penunjang
R. Vasomotor
R. Medikamentosa
R. Atrofi
R. Difteri
R. Jamur
Pem. Histopatologi
Pem. Sediaan langsung
Kultur jamur
R. Tuberkulosa
R. Sifilis
Tatalaksan
a
Berdasarkan penyebabnya:
Menghindari stimulus
Pengobatan simtomatik
Obat tetes hidung corticosteroid (untuk mengurangi
peradangan)
Cuci hidung
Dekongestan oral
Kauterisasi konka
Operasi (konkotomi parsial konka inferior)
Neurektomi n. Vidianus
Hentikan pemakaian obat vasokonstriktor hidung
Infeksi
Virus biasanya akan membaik dengan sendirinya dalam
waktu 7-10 hari;
Bakteri memerlukan terapi antibiotik.
Kehamilan biasanya akan berakhir pada saat persalinan
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
Komplikasi
oPolip hidung
oSinusitis kronis
Rhinitis Vasomotor
Definisi
Terdapatnya gangguan fisiologik
lapisan mukosa hidung yang
disebabkan oleh bertambahnya
aktivitas parasimfatis.
Vasomotor
instability
Sinonim
Vasomotor
catarrh
Non
spesific
allergic
rhinitis
Definisi
Rhinitis vasomotor merupakan suatu istilah
yang tidak pasti yang menggambarkan reaksi
berlebihan dari mukosa hidung akibat
rangsangan yang tidak jelas, tanpa adanya
penyebab allergen yang spesifik,Kemungkinan
lain ialah adanya fungsi sel T yang abnormal.
Epidemiologi
Factor
psikis
Factor
endokri
n
Etiologi
Obatobatan
Factor
fisik
Patofisiologi
System saraf otonom
mengontrol aliran darah
ke mukosa hidung dan
sekresi dari kelenjar
Diameter resistensi
pembuluh darah
dihidung
saraf parasimpatis mengontrol sekresi
kelenjar
Rhinitis
vasomotor
transudasi
transudasi cairan,
cairan,
edema,
dan
kongesti.
edema, dan kongesti.
Gejala
Klinis
DIAGNOSIS
Anamne
sis
Rinoskopi
anterior
Gejala klinis
oHidung tersumbat
oRinore
oGatal di mata
oJarang disertai bersin
Diagnosis
oAnamnesis: dicari faktor yang
mempengaruhi keseimbangan
vasomotor
Pemeriksaan: Rinoskopi anterior
(edema mukosa hidung, konka
merah gelap atau merah tua, konka
dapat licin atau berbenjol)
foto rontgen
Penatalaksanaan
Menghindari
penyebab /
pencetus
konservatif
operatif
TERIMA KASIH